Post on 10-Jul-2016
description
Nama : Rifky Maulana ZainNIM : 145020301111054Mata Kuliah : Manajemen Investasi
1. Analisis Saham EBAY(Teknikal)
Dari candlestick chart di atas, saya menggunakan indicator Bolllinger Bands, SMA (2-
Line), RSI, dan MACD.
Bollinger Bands. Indikator ini memiliki 3 garis yang berbentuk sabuk (memagari
pergerakan harga), yaitu upper, midle, dan lower indicator. Tetapi dalam gambar di
atas hanya disajikan upper dan lower indicator. Yang terlihat di sini adalah jarak
antara upper dan lower bands di bulan April sangat jauh, ini artinya volatilitas
harga sangat tinggi. Namun bollinger bands bukan merupakan action chart untuk
kita buy or sell stock.
SMA (2-Line). Saya banyak menggunakan analisis SMA, karena SMA cocok
untuk bermain saham dengan aman. Dan trading ini, karena jangka waktunya juga
tidak lama, maka saya lebih senang menganalisis dengan bollinger bands.
RSI. Di lower indicator saya menggunakan RSI. RSI merupakan salah satu
indicator action yang tepat untuk memutuskan apakah kita harus buy or sell stock.
Di tanggal 26 April RSI bergerak ke atas (apabila terus bergerak ke atas melebihi
70 maka akan terjadi overbought). Namun karena di satu bulan terakhir trend
saham EBAY tidak pernah menembus ke angka 70-80 maka saya memutuskan
untuk menahan saham EBAY saya untuk mendapatkan keuntungan ketika RSI
mengalami kenaikan pada saat RSI menembus angka 70 sampai 80 atau hampir
mendekati resisten level pada saat itu saya akan menjual saham tersebut untuk
meminimalisasi risiko kerugian.
MACD. Saya menggunakan MACD ini sebagai pelengkap RSI. Karena saya telah
memperkirakan RSI akan turun, maka saya memutuskan menahan saham tersebut
(Fundamental)
Secara Praktis :
Dalam prakteknya ada 5 faktor utama yang paling penting untuk mengidentikfikasi
saham – saham yang memiliki fundamental yang baik dan berpeluang besar bagi
peningkatan harganya dimasa yang akan datang. Ini dilakukan dengan membedah isi
dari laporan keuangan, dan yang paling baik dengan membedah laporan keuangannya
selama minimal 3 tahun berturut – turut.
1. Pertumbuhan EPS
EPS = Earning per share / laba perlembar saham
Nilai EPS sendiri kurang penting, tetapi yang lebih penting adalah beberapa
kenaikan EPS dibandingkan periode sebelumnya, misalnnya pada saham IBM
yang saya miliki misalnnya pada tahun 2014 EPS = 0,04 dan tahun 2015 EPS =
1,43 maka pada tahun 2015 perusahan yang bersangkutan mencapai penurunan
EPS sebesar {(1,43-0,04)/0.04= 3.475%)
2. Pertumbuhan Pendapatan
Begitu juga dengan pendapatan tidak terlalu penting berapa pendapatannya, tetapi
lebih penting berapa kenaikan pendapatannya. Perhitungannya mirip EPS diatas
3. Pertumbuhan laba operasi
Pertumbuhan operasi ini perlu untuk mengetahui apakah EPS diatas memang
merupakan konstribusi dari operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan
lainnya. sebuah perusahaan bisa saja operasionalnya merugi, namun oleh karena
perusahaan yang bersangkutan juga menjual asetnya, maka EPSnya bisa naik. Dan
ini tidak baik karena besarnya EPS bukan didapat dari bisnis inti perusahaan
4. ROE
ROE = Return On Equity atau rasio tingkat laba dibandingkan dengan besarnya
modal
Meskipun terjadi kenaikan EPS yang fantastis, katakanlah EPSnya naik 1000%
tidak otomatif kinerja perusahaan tersebut bagus. Kita perlu menguji apakah
kenaikan EPS yang fantastis tersebut signifikan terhadap modal perusahaan.
ROE dari perusahaan yang berkinerja bagus harus diatas 20%
5. DER
DER = deb to equity rasio (rasio besarnya hutang terhadap modal)
Kita juga perlu mengetahui historys dari perusahaan . perusahaan untuk alasan –
alasan tertentu seperti ekspansi usaha tentu perlu mendapatkan modal tambahan.
Modal tambahan ini bisa dengan menerbitkan saham baru atau right issue atau
dengan berhutang. Jika menerbitkan saham baru, management tidak memiliki biaya
selain biaya fee untuk menerbitkan saham baru itu saja. Namun jika berhutang,
maka aka nada biaya rutin yang harus dibayar. Makin tinggi rasio besar hutang
terhadap modal akan membuat perusahaan semakin berat untuk membayar bunga
2. Analisis Saham IBM(Teknikal)
Dari candlestick chart di atas, saya menggunakan indicator Bolllinger Bands, SMA (2-
Line), RSI, dan MACD.
Bollinger Bands. Indikator ini memiliki 3 garis yang berbentuk sabuk (memagari
pergerakan harga), yaitu upper, midle, dan lower indicator. Tetapi dalam gambar di
atas hanya disajikan upper dan lower indicator. Yang terlihat di sini adalah jarak
antara upper dan lower bands di bulan April sangat jauh, ini artinya volatilitas
harga sangat tinggi. Namun bollinger bands bukan merupakan action chart untuk
kita buy or sell stock.
SMA (2-Line). Saya banyak menggunakan analisis SMA, karena SMA cocok
untuk bermain saham dengan aman. Dan trading ini, karena jangka waktunya juga
tidak lama, maka saya lebih senang menganalisis dengan bollinger bands.
RSI. Di lower indicator saya menggunakan RSI. RSI merupakan salah satu
indicator action yang tepat untuk memutuskan apakah kita harus buy or sell stock.
Di tanggal 26 April RSI bergerak ke atas (apabila terus bergerak ke atas melebihi
70 maka akan terjadi overbought). Namun karena di satu bulan terakhir trend
saham IBM tidak pernah menembus ke angka 70-80 maka saya memutuskan untuk
menahan saham IBM saya untuk mendapatkan keuntungan ketika RSI mengalami
kenaikan pada saat RSI menembus angka 70 sampai 80 atau hampir mendekati
resisten level pada saat itu saya akan menjual saham tersebut untuk meminimalisasi
risiko kerugian.
MACD. Saya menggunakan MACD ini sebagai pelengkap RSI. Karena saya telah
memperkirakan RSI akan turun, maka saya memutuskan menahan saham tersebut
(Fundamental)
Secara Praktis :
Dalam prakteknya ada 5 faktor utama yang paling penting untuk mengidentikfikasi
saham – saham yang memiliki fundamental yang baik dan berpeluang besar bagi
peningkatan harganya dimasa yang akan datang. Ini dilakukan dengan membedah isi
dari laporan keuangan, dan yang paling baik dengan membedah laporan keuangannya
selama minimal 3 tahun berturut – turut.
1. Pertumbuhan EPS
EPS = Earning per share / laba perlembar saham
Nilai EPS sendiri kurang penting, tetapi yang lebih penting adalah beberapa
kenaikan EPS dibandingkan periode sebelumnya, misalnnya pada saham IBM
yang saya miliki misalnnya pada tahun 2014 EPS = 16,67 dan tahun 2015 EPS
=13, 59 maka pada tahun 2015 perusahan yang bersangkutan mencapai penurunan
EPS sebesar {(13,59-16,67)/16,67= -0,18%)
2. Pertumbuhan Pendapatan
Begitu juga dengan pendapatan tidak terlalu penting berapa pendapatannya, tetapi
lebih penting berapa kenaikan pendapatannya. Perhitungannya mirip EPS diatas
3. Pertumbuhan laba operasi
Pertumbuhan operasi ini perlu untuk mengetahui apakah EPS diatas memang
merupakan konstribusi dari operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan
lainnya. sebuah perusahaan bisa saja operasionalnya merugi, namun oleh karena
perusahaan yang bersangkutan juga menjual asetnya, maka EPSnya bisa naik. Dan
ini tidak baik karena besarnya EPS bukan didapat dari bisnis inti perusahaan
4. ROE
ROE = Return On Equity atau rasio tingkat laba dibandingkan dengan besarnya
modal
Meskipun terjadi kenaikan EPS yang fantastis, katakanlah EPSnya naik 1000%
tidak otomatif kinerja perusahaan tersebut bagus. Kita perlu menguji apakah
kenaikan EPS yang fantastis tersebut signifikan terhadap modal perusahaan.
ROE dari perusahaan yang berkinerja bagus harus diatas 20%
5. DER
DER = deb to equity rasio (rasio besarnya hutang terhadap modal)
Kita juga perlu mengetahui historys dari perusahaan . perusahaan untuk alasan –
alasan tertentu seperti ekspansi usaha tentu perlu mendapatkan modal tambahan.
Modal tambahan ini bisa dengan menerbitkan saham baru atau right issue atau
dengan berhutang. Jika menerbitkan saham baru, management tidak memiliki biaya
selain biaya fee untuk menerbitkan saham baru itu saja. Namun jika berhutang,
maka aka nada biaya rutin yang harus dibayar. Makin tinggi rasio besar hutang
terhadap modal akan membuat perusahaan semakin berat untuk membayar bunga
3. Analisis Saham KO(Teknikal)
Dari candlestick chart di atas, saya menggunakan indicator Bolllinger Bands, SMA (2-
Line), RSI, dan MACD.
Bollinger Bands. Indikator ini memiliki 3 garis yang berbentuk sabuk (memagari
pergerakan harga), yaitu upper, midle, dan lower indicator. Tetapi dalam gambar di
atas hanya disajikan upper dan lower indicator. Yang terlihat di sini adalah jarak
antara upper dan lower bands di bulan April sangat jauh, ini artinya volatilitas
harga sangat tinggi. Namun bollinger bands bukan merupakan action chart untuk
kita buy or sell stock.
SMA (2-Line). Saya banyak menggunakan analisis SMA, karena SMA cocok
untuk bermain saham dengan aman. Dan trading ini, karena jangka waktunya juga
tidak lama, maka saya lebih senang menganalisis dengan bollinger bands.
RSI. Di lower indicator saya menggunakan RSI. RSI merupakan salah satu
indicator action yang tepat untuk memutuskan apakah kita harus buy or sell stock.
Di tanggal 26 April RSI bergerak ke atas (apabila terus bergerak ke atas melebihi
70 maka akan terjadi overbought). Namun karena di satu bulan terakhir trend
saham KO tidak pernah menembus ke angka 70-80 maka saya memutuskan untuk
menahan saham KO saya untuk mendapatkan keuntungan ketika RSI mengalami
kenaikan pada saat RSI menembus angka 70 sampai 80 atau hampir mendekati
resisten level pada saat itu saya akan menjual saham tersebut untuk meminimalisasi
risiko kerugian.
MACD. Saya menggunakan MACD ini sebagai pelengkap RSI. Karena saya telah
memperkirakan RSI akan turun, maka saya memutuskan menahan saham tersebut
(Fundamental)
Secara Praktis :
Dalam prakteknya ada 5 faktor utama yang paling penting untuk mengidentikfikasi
saham – saham yang memiliki fundamental yang baik dan berpeluang besar bagi
peningkatan harganya dimasa yang akan datang. Ini dilakukan dengan membedah isi
dari laporan keuangan, dan yang paling baik dengan membedah laporan keuangannya
selama minimal 3 tahun berturut – turut.
1. Pertumbuhan EPS
EPS = Earning per share / laba perlembar saham
Nilai EPS sendiri kurang penting, tetapi yang lebih penting adalah beberapa
kenaikan EPS dibandingkan periode sebelumnya, misalnnya pada saham IBM
yang saya miliki misalnnya pada tahun 2014 EPS = 1,62 dan tahun 2015 EPS =1,
69 maka pada tahun 2015 perusahan yang bersangkutan mencapai penurunan EPS
sebesar {(1,69-1,62)/1,62= 4,32%)
2. Pertumbuhan Pendapatan
Begitu juga dengan pendapatan tidak terlalu penting berapa pendapatannya, tetapi
lebih penting berapa kenaikan pendapatannya. Perhitungannya mirip EPS diatas
3. Pertumbuhan laba operasi
Pertumbuhan operasi ini perlu untuk mengetahui apakah EPS diatas memang
merupakan konstribusi dari operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan
lainnya. sebuah perusahaan bisa saja operasionalnya merugi, namun oleh karena
perusahaan yang bersangkutan juga menjual asetnya, maka EPSnya bisa naik. Dan
ini tidak baik karena besarnya EPS bukan didapat dari bisnis inti perusahaan
4. ROE
ROE = Return On Equity atau rasio tingkat laba dibandingkan dengan besarnya
modal
Meskipun terjadi kenaikan EPS yang fantastis, katakanlah EPSnya naik 1000%
tidak otomatif kinerja perusahaan tersebut bagus. Kita perlu menguji apakah
kenaikan EPS yang fantastis tersebut signifikan terhadap modal perusahaan.
ROE dari perusahaan yang berkinerja bagus harus diatas 20%
5. DER
DER = deb to equity rasio (rasio besarnya hutang terhadap modal)
Kita juga perlu mengetahui historys dari perusahaan . perusahaan untuk alasan –
alasan tertentu seperti ekspansi usaha tentu perlu mendapatkan modal tambahan.
Modal tambahan ini bisa dengan menerbitkan saham baru atau right issue atau
dengan berhutang. Jika menerbitkan saham baru, management tidak memiliki biaya
selain biaya fee untuk menerbitkan saham baru itu saja. Namun jika berhutang,
maka aka nada biaya rutin yang harus dibayar. Makin tinggi rasio besar hutang
terhadap modal akan membuat perusahaan semakin berat untuk membayar bunga
4. Analisis Saham PM(Teknikal)
Dari candlestick chart di atas, saya menggunakan indicator Bolllinger Bands, SMA (2-
Line), RSI, dan MACD.
Bollinger Bands. Indikator ini memiliki 3 garis yang berbentuk sabuk (memagari
pergerakan harga), yaitu upper, midle, dan lower indicator. Tetapi dalam gambar di
atas hanya disajikan upper dan lower indicator. Yang terlihat di sini adalah jarak
antara upper dan lower bands di bulan April sangat jauh, ini artinya volatilitas
harga sangat tinggi. Namun bollinger bands bukan merupakan action chart untuk
kita buy or sell stock.
SMA (2-Line). Saya banyak menggunakan analisis SMA, karena SMA cocok
untuk bermain saham dengan aman. Dan trading ini, karena jangka waktunya juga
tidak lama, maka saya lebih senang menganalisis dengan bollinger bands.
RSI. Di lower indicator saya menggunakan RSI. RSI merupakan salah satu
indicator action yang tepat untuk memutuskan apakah kita harus buy or sell stock.
Di tanggal 26 April RSI bergerak ke atas (apabila terus bergerak ke atas melebihi
70 maka akan terjadi overbought). Namun karena di satu bulan terakhir trend
saham PM tidak pernah menembus ke angka 70-80 maka saya memutuskan untuk
menahan saham PM saya untuk mendapatkan keuntungan ketika RSI mengalami
kenaikan pada saat RSI menembus angka 70 sampai 80 atau hampir mendekati
resisten level pada saat itu saya akan menjual saham tersebut untuk meminimalisasi
risiko kerugian.
MACD. Saya menggunakan MACD ini sebagai pelengkap RSI. Karena saya telah
memperkirakan RSI akan turun, maka saya memutuskan menahan saham tersebut
(Fundamental)
Secara Praktis :
Dalam prakteknya ada 5 faktor utama yang paling penting untuk mengidentikfikasi
saham – saham yang memiliki fundamental yang baik dan berpeluang besar bagi
peningkatan harganya dimasa yang akan datang. Ini dilakukan dengan membedah isi
dari laporan keuangan, dan yang paling baik dengan membedah laporan keuangannya
selama minimal 3 tahun berturut – turut.
1. Pertumbuhan EPS
EPS = Earning per share / laba perlembar saham
Nilai EPS sendiri kurang penting, tetapi yang lebih penting adalah beberapa
kenaikan EPS dibandingkan periode sebelumnya, misalnnya pada saham IBM
yang saya miliki misalnnya pada tahun 2014 EPS = 4,76 dan tahun 2015 EPS
=4,42 maka pada tahun 2015 perusahan yang bersangkutan mencapai penurunan
EPS sebesar {(4,42-4,76)/4,76= -7,14%}
2. Pertumbuhan Pendapatan
Begitu juga dengan pendapatan tidak terlalu penting berapa pendapatannya, tetapi
lebih penting berapa kenaikan pendapatannya. Perhitungannya mirip EPS diatas
3. Pertumbuhan laba operasi
Pertumbuhan operasi ini perlu untuk mengetahui apakah EPS diatas memang
merupakan konstribusi dari operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan
lainnya. sebuah perusahaan bisa saja operasionalnya merugi, namun oleh karena
perusahaan yang bersangkutan juga menjual asetnya, maka EPSnya bisa naik. Dan
ini tidak baik karena besarnya EPS bukan didapat dari bisnis inti perusahaan
4. ROE
ROE = Return On Equity atau rasio tingkat laba dibandingkan dengan besarnya
modal
Meskipun terjadi kenaikan EPS yang fantastis, katakanlah EPSnya naik 1000%
tidak otomatif kinerja perusahaan tersebut bagus. Kita perlu menguji apakah
kenaikan EPS yang fantastis tersebut signifikan terhadap modal perusahaan.
ROE dari perusahaan yang berkinerja bagus harus diatas 20%
5. DER
DER = deb to equity rasio (rasio besarnya hutang terhadap modal)
Kita juga perlu mengetahui historys dari perusahaan . perusahaan untuk alasan –
alasan tertentu seperti ekspansi usaha tentu perlu mendapatkan modal tambahan.
Modal tambahan ini bisa dengan menerbitkan saham baru atau right issue atau
dengan berhutang. Jika menerbitkan saham baru, management tidak memiliki biaya
selain biaya fee untuk menerbitkan saham baru itu saja. Namun jika berhutang,
maka aka nada biaya rutin yang harus dibayar. Makin tinggi rasio besar hutang
terhadap modal akan membuat perusahaan semakin berat untuk membayar bunga.
5. Analisis Saham AAPL(Teknikal)
Dari candlestick chart di atas, saya menggunakan indicator Bolllinger Bands, SMA (2-
Line), RSI, dan MACD.
Bollinger Bands. Indikator ini memiliki 3 garis yang berbentuk sabuk (memagari
pergerakan harga), yaitu upper, midle, dan lower indicator. Tetapi dalam gambar di
atas hanya disajikan upper dan lower indicator. Yang terlihat di sini adalah jarak
antara upper dan lower bands di bulan April sangat jauh, ini artinya volatilitas
harga sangat tinggi. Namun bollinger bands bukan merupakan action chart untuk
kita buy or sell stock.
SMA (2-Line). Saya banyak menggunakan analisis SMA, karena SMA cocok
untuk bermain saham dengan aman. Dan trading ini, karena jangka waktunya juga
tidak lama, maka saya lebih senang menganalisis dengan bollinger bands.
RSI. Di lower indicator saya menggunakan RSI. RSI merupakan salah satu
indicator action yang tepat untuk memutuskan apakah kita harus buy or sell stock.
Di tanggal 26 April RSI bergerak ke atas (apabila terus bergerak ke atas melebihi
70 maka akan terjadi overbought). Namun karena di satu bulan terakhir trend
saham AAPL tidak pernah menembus ke angka 70-80 maka saya memutuskan
untuk menahan saham AAPL saya untuk mendapatkan keuntungan ketika RSI
mengalami kenaikan pada saat RSI menembus angka 70 sampai 80 atau hampir
mendekati resisten level pada saat itu saya akan menjual saham tersebut untuk
meminimalisasi risiko kerugian.
MACD. Saya menggunakan MACD ini sebagai pelengkap RSI. Karena saya telah
memperkirakan RSI akan turun, maka saya memutuskan menahan saham tersebut
(Fundamental)
Secara Praktis :
Dalam prakteknya ada 5 faktor utama yang paling penting untuk mengidentikfikasi
saham – saham yang memiliki fundamental yang baik dan berpeluang besar bagi
peningkatan harganya dimasa yang akan datang. Ini dilakukan dengan membedah isi
dari laporan keuangan, dan yang paling baik dengan membedah laporan keuangannya
selama minimal 3 tahun berturut – turut.
1. Pertumbuhan EPS
EPS = Earning per share / laba perlembar saham
Nilai EPS sendiri kurang penting, tetapi yang lebih penting adalah beberapa
kenaikan EPS dibandingkan periode sebelumnya, misalnnya pada saham IBM
yang saya miliki misalnnya pada tahun 2014 EPS = 6,49 dan tahun 2015 EPS =
9,28 maka pada tahun 2015 perusahan yang bersangkutan mencapai penurunan
EPS sebesar {(9,28-6,49)/6,49= 44,99%}
2. Pertumbuhan Pendapatan
Begitu juga dengan pendapatan tidak terlalu penting berapa pendapatannya, tetapi
lebih penting berapa kenaikan pendapatannya. Perhitungannya mirip EPS diatas
3. Pertumbuhan laba operasi
Pertumbuhan operasi ini perlu untuk mengetahui apakah EPS diatas memang
merupakan konstribusi dari operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan
lainnya. sebuah perusahaan bisa saja operasionalnya merugi, namun oleh karena
perusahaan yang bersangkutan juga menjual asetnya, maka EPSnya bisa naik. Dan
ini tidak baik karena besarnya EPS bukan didapat dari bisnis inti perusahaan
4. ROE
ROE = Return On Equity atau rasio tingkat laba dibandingkan dengan besarnya
modal
Meskipun terjadi kenaikan EPS yang fantastis, katakanlah EPSnya naik 1000%
tidak otomatif kinerja perusahaan tersebut bagus. Kita perlu menguji apakah
kenaikan EPS yang fantastis tersebut signifikan terhadap modal perusahaan.
ROE dari perusahaan yang berkinerja bagus harus diatas 20%
5. DER
DER = deb to equity rasio (rasio besarnya hutang terhadap modal)
Kita juga perlu mengetahui historys dari perusahaan . perusahaan untuk alasan –
alasan tertentu seperti ekspansi usaha tentu perlu mendapatkan modal tambahan.
Modal tambahan ini bisa dengan menerbitkan saham baru atau right issue atau
dengan berhutang. Jika menerbitkan saham baru, management tidak memiliki biaya
selain biaya fee untuk menerbitkan saham baru itu saja. Namun jika berhutang,
maka aka nada biaya rutin yang harus dibayar. Makin tinggi rasio besar hutang
terhadap modal akan membuat perusahaan semakin berat untuk membayar bunga.