Post on 25-Jan-2017
ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN ROKOK
(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
NOVIYANTI CHOIRUN NISA
B 100 110 272
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:
“ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI
Periode 2010-2013)”.
Yang ditulis oleh :
Nama : Noviyanti Choirun Nisa
NIM : B100110272
Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi
syarat untuk diterima.
Surakarta, 7 Maret 2015
Pembimbing Utama
(Drs. Agus Muqorobin, MM)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Triyono, Msi.)
ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN ROKOK
(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)
Disusun Oleh :
Noviyanti Choirun Nisa
B100110272
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan
perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang meliputi
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk dan PT. Bentoel
Investama Tbk selama periode 2010 sampai 2013 yang ditinjau dari rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis rasio
keuangan yang terdiri dari dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas dan rasio aktivitas. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berasal dari PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk
dan PT. Bentoel Investama Tbk di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari rasio likuiditas yang
terdiri dari rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas
(cash ratio) PT HM Sampoerna, PT Gudang Garam Tbk dan PT Bentoel
Internasional Investaa Tbk memiliki hasil dibawah standar industri, yang artinya
kurang baik dalam kemampuan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya,
hal ini menunjukkan bahwa ketiga perusahaan kurang mampu menggunakan
modal kerjanya secara efektif selama tahun 2010 sampai 2013. Hasil analisis rasio
solvabilitas yang dilihat dari rasio utang atas modal (total debt to equity ratio) dan
rasio utang atas aktiva (debt to assets ratio) PT HM Sampoerna, dan PT Bentoel
Internasional Investaa Tbk baik dalam kemampuan memenuhi kewajiban (utang)
jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi
dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk. Rasio profitabilitas yang dilihat
dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin dan Return On Equity PT HM
Sampoerna Tbk lebih unggul dalam kemampuan untuk menghasilkan keuntungan.
dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk dan PT Bentoel Internasional
Investama Tbk. Sedangkan untuk rasio aktivitas yang dilihat dari Inventory
Turnover, Working Capital Turnover, Fixed Asset Turnover dan Total Assets
Turnover PT HM Sampoerna Tbk lebih unggul nilai efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan dibandingkan PT Bentoel
Internasional Investama Tbk dan PT Gudang Garam Tbk .
Kata kunci: kinerja keuangan, likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.
A. PENDAHULUAN Keuangan merupakan hal yang penting dalam perusahaan. Setiap
perusahaan memperhatikan kondisi keuangannya baik perusahaan bersekala
besar ataupun perusahaan yang bersekala kecil, hal tersebut dikarenakan
dengan perkembangan bidang usaha yang semakin maju dan ketatnya
persaingan antara perusahaan satu dan yang lainnya.
Salah satu industri yang mempunyai persaingan yang sangat ketat
dipasar adalah industri rokok. Yang menarik dari pasang surutnya
perusahaan.
PT. HM Sampoerna, Tbk, PT. Gudang Garam, Tbk, dan PT. Bentoel
Investama, Tbk, merupakan perusahaan industri rokok terkemuka di
Indonesia dan menjadi perusahaan go public yang telah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, serta memiliki kinerja perusahaan yang berfluktuasi
sehingga penulis menjadi tertarik untuk menganalisis laporan keuangan
ketiga perusahaan tersebut dengan judul “Analisis Rasio Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Rokok (Studi Pada Perusahaan
yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013)”.
B. Runusan Masalah
Studi ini diajukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan sebagai
berikut : Bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan rokok PT. HM
Sampoerna, Tbk, PT. Gudang Garam, Tbk, dan PT. Bentoel Investama,
Tbk selama 4 tahun terakhir (2010-2013) ?
C. Batasan Masalah Berkaitan dengan luasnya pembahasan kinerja keuangan, maka
penelitian ini hanya dibatasi pada :
1. Perusahaan –perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014.
2. Perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang
bergerak di bidang industri rokok yaitu PT. HM Sampoerna, Tbk, PT.
Gudang Garam, Tbk, dan PT. Bentoel Investama, Tbk.
3. Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara
periodik dan dalam kurun waktu tertentu.
4. Data analisis menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca
dan laporan laba rugi untuk periode 2010–2013.
5. Analisis kinerja keuangan menggunakan empat jenis rasio keuangan,
yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio
aktivitas.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. HM
Sampoerna, Tbk, PT. Gudang Garam, Tbk, dan PT. Bentoel Investama,
Tbk. dari tahun 2010-2013 yang ditinjau dengan rasio keuangan yaitu
meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio
aktivitas.
E. Landasan Teori
I. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Hery,
2012:3).
II. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu ukuran keberhasilan secara
finansial dalam menjalankan kegiatan usahanya yang ditunjukkan pada
laporan perusahaan dalam periode satu tahun.
Analisis terhadap kinerja perusahaan yang pada umumnya
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup
pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi
keuangan perusahaan sepanjang waktu (Moeljadi, 2006:67).
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Likuiditas Solvabilitas Profitabilitas Aktivitas
Kinerja Keuangan
Analisis Rasio
PT. HM Sampoerna, Tbk, PT. Gudang Garam, Tbk,
dan PT. Bentoel Investama, Tbk
Laporan Keuangan
Neraca Laporan Rugi-Laba
F. Penelitian Terdahulu
Anwar tahun 2011. Menganalisis kinerja keuangan pada PT Mega
Indah Sari Makasar. Berdasarkan hasil perhitungan kinerja keuangan secara
umum yaitu rasio aktivitas dan profitabilitas kedua rasio tersebut setelah
dianalisis mengalami peningkatan.
G. Metode Penelitian
I. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif,
yaitu penelitian dengan maksud memperoleh data yang berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan.
II. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang meliputi data kualitatif yang meliputi gambaran umum
perusahaan PT. HM Sampoerna, Tbk, PT. Gudang Garam, Tbk, dan
PT. Bentoel Investama, Tbk. Data kuantitatif yang meliputi data
laporan keuangan perusahaan PT. HM Sampoerna, Tbk, PT. Gudang
Garam, Tbk, dan PT. Bentoel Investama, Tbk periode 2010-2013.
III. Sumber data
Sumber data penelitian diperoleh peneliti secara tidak langsung
yang di peroleh dari Bursa Efek Indonesia dengan mendownload di
www.IDX.com yang berupa laporan keuangan serta gambaran umum
perusahaan industri rokok yang go public di BEI dari tahun 2010-
2013.
IV. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode studi pustaka dengan melakukan telaah,
eksplorasi, dan mengkaji berbagai literature pustaka yang relevan
dengan penelitian, dokumentasi dengan mencatat data dari dokumen
yang berkaitan dengan obyek penelitian di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Data yang dikumpulkan berupa laporan keuangan PT. HM
Sampoerna, Tbk, PT. Gudang Garam, Tbk, dan PT. Bentoel
Investama, Tbk dari tahun 2010-2013 serta data-data lain yang
dibutuhkan yang berkaitan dengan proses penelitian. serta mencari
informasi terkait dengan masalah yang diteliti, yaitu dengan
mendownload di Bursa Efek Indonesia www.idx.com.
V. Desain Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah Purposive Sampling di mana penelitian ini tidak dilakukan
pada seluruh populasi, tetapi terfokus pada target dengan
mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014.
2. Perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang
bergerak di bidang industri rokok yaitu PT. HM Sampoerna, Tbk,
PT. Gudang Garam, Tbk, dan PT. Bentoel Investama, Tbk.
3. Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara
periodik dan dalam kurun waktu tertentu.
4. Data analisis menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas
neraca dan laporan laba rugi untuk periode 2010–2014.
5. Analisis kinerja keuangan menggunakan empat jenis rasio
keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas
dan rasio profitabilitas.
VI. Metode Analisis Data
Adapun langkah-langkah metode analisis data dalam penelitian ini
yaitu :
a) Mengumpulkan data–data yang dibutuhkan seperti laporan
keuangan
b) Melakukan analisis rasio keuangan
1) Rasio Likuiditas
Menurut Riyanto (2001) rasio likuiditas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Likuiditas meliputi :
a. Rasio lancar (Current Ratio)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menutupi kewajiban lancar dengan aktiva lancar
perusahaan.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan yang
pling likuid.
c. Rasio Kas (Cash rasio)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan melihat pada rasio kas dan
setara kas dalam hal ini marketable securities yang dimiliki
perusahaan..
2) Rasio Solvabilitas
Menurut Harahap (2006) rasio solvabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi.
Rasio Solvabilitas meliputi :
a. Rasio Utang Atas Modal ( Debt to Equity Ratio)
Rasio yang menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
b. Rasio Utang atas Aktiva (Debt to Assets Ratio) Mennjukkan
sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar
rasionya lebih aman (solvable).
3) Rasio Profitabilitas
Menurut Muhardi (2013) rasio profitabilitas (profitability
ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan.
Rasio Profitabilitas meliputi :
a. Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Menggambarkan presentase laba kotor yang dihasilkan oleh
setiap pendapatan perusahaan.
b. Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba neto dari
setiap penjualannya.
c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)
Mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan bagi
pemegang saham atas setiap rupiah uang yang
ditanamkannya.
4) Rasio Aktivitas
Menurut Sawir (2005) rasio aktivitas mengukur seberapa
efektifitas perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang
ada pada penendaliannya.
Rasio Aktivitas meliputi :
a. Rasio Perputaran persediaan (Inventory Turnover)
Mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.
b. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar
atas kewajiban lancar.
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka
menghasilkan penjualn.
d. Rasio perputaran total aktiva (Total Assets TurnOver)
Menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau
menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang
dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan
dalam bentuk harta perusahaan.
c) Membandingkan dengan standar industri.
Standar industri
Rasio Keuangan Standar industri
Rasio Profitabilitas
Current Ratio
Quick Ratio
Cash Ratio
2 kali
1,5 kali
50 %
Rasio Solvabilitas
Debt to Equity Ratio
Debt to Assets Ratio
90 %
35 %
Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin
Net Profit Margin
Return on Equity
30 %
20 %
40 %
Rasio Aktivitas
Inventory Turn Over (ITO)
Working Capital Turn Over (WCTO)
Fixed Asset Turn Over (FATO)
Total Assets Turn Over (TATO)
20 kali
6 kali
5 kali
2 kali Sumber:Kasmir dalam Khairani dan Silvi Junita
H. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rasio Likuiditas
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Nilai Rasio Likuiditas
Perusahaan
Rasio Likuiditas
Current
Ratio
Quick
Ratio
Cash
Ratio
PT HM Sampoerna Tbk
2010 1,61 kali 0,61 kali 32,8 %
2011 1,74 kali 0,69 kali 24,3 %
2012 1,77 kali 0,45 kali 6,5 %
2013 1,75 kali 0,32 kali 5,4 %
PT Gudang Garam Tbk
2010 2,70 kali 0,32 kali 14,7 %
2011 2,24 kali 0,17 kali 8,0 %
2012 2,17 kali 0,23 kali 9,3 %
2013 1,72 kali 0,12 kali 6,9 %
PT Bentoel Investama Tbk
2010 2,49 kali 0,46 kali 7,2 %
2011 1,11 kali 0,19 kali 2,3 %
2012 1,64 kali 0,28 kali 6,6 %
2013 1,17 kali 0,23 kali 7,3 %
Standar Industri 2 kali 1,5 kali 50 % Sumber: Hasil perhitungan rasio keuangan
Rasio Solvabilitas
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Nilai Rasio Solvabilitas
Perusahaan
Rasio Solvabilitas
Debt to Equity
Ratio
Debt to Assets
Ratio
PT Sampoerna Tbk
2010 100 % 50 %
2011 89 % 98 %
2012 97 % 49 %
2013 93 % 48 %
PT Gudang Garam Tbk
2010 44 % 30 %
2011 59 % 37 %
2012 60 % 35 %
2013 72 % 42 %
PT Bentoel Investama Tbk
2010 30 % 56 %
2011 181 % 64 %
2012 260 % 72 %
2013 946 % 90 %
Standar Industri 90 % 35 % Sumber: Hasil perhitungan rasio keuangan
Rasio Profitabilitas
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Nilai Rasio Profitabilitas
Perusahaan
Rasio Profitabilitas
Gross
Profit
Margin
Net
Profit
Margin
Return
on
Equity
PT Sampoerna Tbk
2010 29 % 15 % 62 %
2011 29 % 15 % 79 %
2012 28 % 15 % 74 %
2013 27 % 14 % 76 %
PT Gudang Garam Tbk
2010 23 % 11 % 20 %
2011 24 % 12 % 27 %
2012 19 % 8 % 21 %
2013 20 % 8 % 20 %
PT Bentoel Investama
2010 22 % 4 % 17 %
2011 23 % 5 % 21 %
2012 17 % -4 % -22 %
2013 14 % -10 % -150 %
Standar Industri 30 % 20 % 40 % Sumber: Hasil perhitungan rasio keuangan
Rasio Aktivitas
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Nilai Aktivitas
Perusahaan/Tahun
Rasio Aktivitas
Inventory
Turn
Over
(ITO)
Working
Capital
Turn
Over
(WCTO)
Fixed
Asset Turn
Over
(FATO)
Total
Assets
Turn Over
(TATO)
PT HM Sampoerna
Tbk
2010 4 kali 3 kali 9 kali 2 kali
2011 6 kali 4 kali 12 kali 3 kali
2012 4 kali 3 kali 13 kali 2 kali
2013 4 kali 3 kali 12 kali 3 kali
PT Gudang Garam
Tbk
2010 2 kali 2 kali 5 kali 2 kali
2011 1 kali 1 kali 5 kali 1 kali
2012 2 kali 2 kali 4 kali 1 kali
2013 2 kali 2 kali 2 kali 1 kali
PT Bentoel
Investama Tbk
2010 4 kali 3 kali 5 kali 2 kali
2011 3 kali 2 kali 5 kali 2 kali
2012 3 kali 2 kali 4 kali 1 kali
2013 3 kali 2 kali 3 kali 1 kali
Standar Industri 20 kali 6 kali 5 kali 2 kali Sumber: Hasil perhitungan rasio keuangan
I. PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam bab sebelumnya
maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil rasio likuiditas, yang di lihat dari rasio lancar (current
ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas (kash ratio), PT HM
Sampoerna Tbk memiliki kinerja keuangan yang tidak baik karena
memiliki hasil yang lebih rendah dari standar yaitu kurang dari 2 kali
untuk rasio lancar (current ratio), 1,5 kali untuk rasio cepat (quick
ratio) dan 50% untuk rasio kas (cash ratio), PT Gudang Garam Tbk
memiliki kinerja keuangan yang baik untuk rasio lancar (current
ratio) pada tahun 2010-2112 karena diatas standar industri, sedangkan
hasil rasio cepat (quick ratio) dan rasio kas (cash ratio) tidak baik
karena dibawah standar industri, sedangkan PT Bentoel Internasional
Investaa Tbk memiliki kinerja keuangan yang tidak baik untuk rasio
lancar (current ratio) walaupun pada tahun 2010 lebih dari standar
industri kemudian pada tahun 2011-2013 menurun dibawah standar
industri, sedangkan hasil rasio cepat (quick ratio) dan rasio kas (cash
ratio) tidak baik karena dibawah standar industri 50%, yang artinya
PT HM Sampoerna, PT Gudang Garam Tbk dan PT Bentoel
Internasional Investaa Tbk kurang baik dalam kemampuan memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendeknya, hal ini menunjukkan bahwa
ketiga perusahaan kurang mampu menggunakan modal kerjanya
secara efektif.
2. Ditinjau dari rasio solvabilitas, yang dilihat dari rasio utang atas
modal (total debt to equity ratio) dan rasio utang atas aktiva (debt to
assets ratio) PT HM Sampoerna memiliki kinerja keuangan yang baik
karena memiliki hasil yang lebih tinggi dari standar yaitu lebih dari
90% untuk rasio utang atas modal (total debt to equity ratio) dan 35%
untuk dan rasio utang atas aktiva (debt to assets ratio), walaupun
terjadi penurunan total debt to equity ratio pada tahun 2012 sebesar
11%. PT Gudang Garam Tbk memiliki kinerja keuangan kurang baik
karena memiliki hasil yang lebih rendah dari standar yaitu kurang dari
90% untuk rasio utang atas modal (total debt to equity ratio),
sedangkan rasio utang atas aktiva (debt to assets ratio) memiliki
kinerja keuangan yang baik karena memiliki hasil yang lebih tinggi
dari standar yaitu lebih dari 35% walaupun pada tahun 2010 hanya
30%. PT Bentoel Internasional Investaa Tbk memiliki kinerja
keuangan yang baik karena memiliki hasil yang lebih tinggi dari
standar yaitu lebih dari 90% untuk rasio utang atas modal (total debt
to equity ratio) dan 35% untuk dan rasio utang atas aktiva (debt to
assets ratio), walaupun pada tahun 2010 total debt to equity ratio
hanya sebesar 30%, yang artinya PT HM Sampoerna, dan PT Bentoel
Internasional Investaa Tbk lebih baik dalam kemampuan memenuhi
kewajiban (utang) jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi dibandingkan dengan PT Gudang
Garam Tbk.
3. Ditinjau dari rasio Profitabilitas, yang dilihat dari Gross Profit
Margin, Net Profit Margin dan Return On Equity PT HM Sampoerna
Tbk memiliki return on Equity yang baik karena diatas standar
industri yaitu sebesar 40%, tetapi kurang baik pada Gross Profit
Margin dan Net Profit Margin yang dibawah standar industri yaitu
30% untuk Gross Profit dan 20 %. PT Gudang Garam Tbk dan PT PT
Bentoel Internasional memiliki kinerja keuangan yang tidak baik
karena memiliki hasil Gross Profit Margin, Net Profit Margin dan
Return On Equity dibawah standar jika dibandingkan dengan standar
industri, yang artinya PT HM Sampoerna Tbk lebih unggul dalam
kemampuan untuk menghasilkan keuntungan. dibandingkan dengan
PT Gudang Garam Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
4. Ditinjau dari rasio aktivitas, PT HM Sampoerna Tbk memiliki hasil
yang kurang baik karena dibawah standar industri 20 kali untuk
Inventory Turnover (ITO) dan 6 kali untuk Working Capital
Turnover(WCTO), dan hasil yang baik karena lebih tinggi dari standar
industri yaitu 5 kali untuk Fixed Asset Turnover (FATO) dan 2 kali
Total Assets Turnover (TATO). PT Gudang Garam Tbk memiliki
kinerja keuangan yang tidak baik karena dibawah standar industri
walaupun pada tahun 2010 dan 2011 FATO sebesar standar industri
yaitu 5 kali. PT Bentoel Internasional Investama Tbk memiliki kinerja
keuangan yang tidak baik karena dibawah standar industri walaupun
pada tahun 2010 dan 2011 FATO sebesar standar industri yaitu 5 kali.
Artinya PT HM Sampoerna Tbk lebih unggul nilai efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan
dibandingkan PT Bentoel Internasional Investama Tbk dan PT
Gudang Garam Tbk .
J. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang timbul
dari hasil analisa dan perhitungan rasio keuangan, keterbatasan-keterbatasan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Data yang digunakan hanya selama empat tahun periode dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2013.
2. Penelitian ini hanya menggunakan beberapa rasio keuangan untuk
mengetahui kinerja keuangannya.
K. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka diperlukan beberapa saran untuk
menambah masukan bagi perusahaan yang dapat dijadikan referensi yang
akan berguna bagi perusahaan, diantaranya :
1. Diharapkan perusahaan lebih baik dalam mengelola dana, karena dari
kesimpulan ketiga perusahaan masih mengalami pasang surut.
2. Sebaiknya ketiga perusahaan mencari tambahan dan yang leih besar dan
menekan biaya-biaya operasional dengan cara mencari peralatan dan
perlengkapan yang berkualitas dengan harga yang murah serta berupaya
untuk tidak memperoleh dana melalui kreditor dalam jumlah yang banyak
karena hal itu dapat menambah hutang yang dimiliki perusahaan dan
menambah biaya perusahaaan oleh beban bunganya.
3. PT Gudang Garam Tbk dan Untuk PT Bentoel Internasional Investama
Tbk cenderung mengalami kesulitan dalam memperoleh laba maka
sebaiknya lebih memaksimalkan pemasaran dan meningkatkan nilai
produk yang dihasilkan sehingga menarik konsumen lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Bandung : Alfabeta.
Hanafi, M. Abdul Halim, 2012, Analisis Laporan Keuangan.edisi keempat,
Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Harahap S. Sofyan. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuanga, Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Hasyim, A.B. (2010), “Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Bumi
Flora,” Jurnal Ilmiah Abadi Ilmu, Vol. 3, No. 2, .
Hery, S.E., M.Si.2012. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Bumi Aksara.
Junita, S, Siti Khairani, (2009), “Analisis Kinerja Perusahaan dengan
Menggunakan Analisa Rasio Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”Jahurnal Ilmiah Abadi Ilmu, Vol.
5, No. 2.
Margaretha, Farah. 2004. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Jakarta:
Grasindo.
Muhardi, R, Warner, 2013, Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Evaluasi
Saham, Jakarta, Salemba Empat.
Prastowo, D. dan Rifka Julianty, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta,
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Raharjaputra, S. Hendra. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Jakarta:
Salemba Empat.
Riyanto, Bambang. 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta,
BPFE.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan
KeuanganPerusahaan. Cetakan V, penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Walsh, Ciaran, 2004, Key Management Ratios, edisi ketiga
,Jakarta,Erlangga.