Post on 16-Mar-2020
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA
IB HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG
JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
oleh:
Firqi Fauzi Ariswan
NIM: 1112053000006
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYA{NKREDIT KEPE}IILIKAN RUMAH (KPR) PADA BANK
BNI SYARIAH CABANG JAXARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan unhrk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sariana Sosial (S.Sos)
oleh:
Firqi Fauzi Ariswan
NIM:1112053000006
Pembimbing
NrP. 1981 1009 201101 I 003
KONSENTRASI LEMBAGA MUANGAN SYARIAII
JURUSAN MANAJI,MEN DAKWAE
FAKULTAS ILMU DAI( AII DAN ILMU KOMUI\MGSI
UNI\'ERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF EIDAYATU LLAIIJAKARTA
2019
PENGESAHAN PANITL{ UJIAN
Skipsi berjudul ANALISIS MANAJEMEN RISIKO
PEMBIAYAAN GRTYA IB HASANAH PADA BANK BNI
SYARIAH CABANG JAKARTA BARAT telah diujikan dalam
sidatg munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Nege (ul}0 Syarif Hidayatullah Jakarta pada
hari Kamis tanggat I I Juli 20 1 9.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Saxjana Sosial (S.Sos) pada Jumsan Manajemen Dakwah,
Konsentrasi Lembaga Keuangan Islam.
Jakarta, ll Juli2019
Sidarg Munaqasyah
gkap Anggot4
. Sos
Mulkannasir S.Pd- M. M
NIP. 19550101 1983021001 NIP. 197405191998031004
Pembimbing,
hr ziLt<fi-yFt 1. lMuamar Aditva M. Ak
NIP. 1981 1009 201101 1 003
61996031001
Lili Bariadi, M. Si
PERNYATAAN
Yang bedanda tangan dibawah ini:
Nama : Firqi Fauzi Ariswan
NIM :1112053000006
Dengan ini menyatakatr bahwa skipsi yang berjudul ANALISIS
MANAJEMEN NSIKO PEMBIAYAAN GRIYA 1B
HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG
JAKARTA BARAT adalah benar merupakan karya saya sendiri
dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penlusunannya.
Adapun kutipan yang ada dalam penlusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia
mela.kukan proses yang semestinya sesuai dengan peratuan
perundangan yang berlaku jika temyata skipsi ini sebagian atau
keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pemyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Firqi Fauzi Ariswan
NIM. 1112053000006
i
ABSTRAK
Firqi Fauzi Ariswan (1112053000006) Analisis Manajemen
Risiko Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Bank Bni
Syariah Cabang Jakarta Barat, 2019
Pada saat ini memiliki sebuah rumah merupakan
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap individu,
namun sekarang ini tidak mudah untuk mendapatkan rumah
dengan membeli secara cash, banyak orang yang memanfaatkan
pihak ketiga untuk mewujudkan keinginannya. Dalam penelitian
penulis membahas Bank sebagai pihak ketiga yang membantu
individu untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut.
Pada kegiatan perbankan dalam hal ini Bank Syariah akan
selalu berurusan dengan banyak macam risiko yang memiliki
kompleksitas beragam dan akan terus berkaitan dengan kegiatan
bisnisnya. Maka dari itu peranan manajemen risiko dalam
kegiatan Perbankan syariah amat sangat dibutuhkan serta
diterapkan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengendalikan berbagai risiko yang akan dihadapi.
Penelitian ini membahas terkait manajemen risiko dalam
Pembiayaan Griya Ib Hasanah pada Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Jakarta Barat. Dengan pendekatan penelitian kualitatif
penelitian ini membahas bagaimana mengatasi risiko-risiko yang
terjadi dalam pembiayaan Griya Ib Hasanah pada Bank BNI
ii
Syariah Cabang Jakarta Barat dengan menggunakan prinsip
manajemen yang terdiri dari POAC (planning, Organizing,
Actuating, dan controlling) dalam pelaksanaan serta pengawasan
dalam kegiatan pembiayaan tersebut, yang digunakan untuk
mengantisipasi serta menanggulangi risiko yang terjadi
Kata Kunci : Manajemen Risiko, Pembiayaan, Kredit
Pemilikan Rumah (KPR).
iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Griya
Ib Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat”
Penulis dalam menyelesaikan penelitian ini yang
merupakan tugas akhir pada program studi Manajemen Dakwah
konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, mengucapkan banyak terima kasih kepada
kedua orang tua tercinta Ayahanda Ariswan dan Ibunda
Waheranny atas doa serta dukungan yang diberikan agar penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini. Serta pihak-pihak yang
berpengaruh dalam penelitian ini:
1. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta.
2. Drs. Sugiharto, M.A dan Amiruddin M. Si, selaku Ketua
dan Sekertaris jurusan Manajemen Dakwah.
3. Drs. Study Rizal LK. M.A selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Muamar Aditya, M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing serta memberikan masukan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
5. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu kepada
penulis, penulis mengucapkan mohon maaf atas sikap
penulis selama masa perkuliahan yang kurang berkenan
kepada Bapak/Ibu.
6. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta pengelola perpustakaan Fakultas dan
perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Segenap pihak Bank BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta
Barat, Bapak Afdal Selaku Head Generar Affair, yang
telah membantu penulis dalam penyajian data penelitian
ini.
8. Kakak serta Adik-Adik penulis, Firda Fauziah, Firdi
Fauzi, Firna Fauziah, dan Firgi Fauzi yang telah
memberikan doa serta semangat pada penulis.
9. Orang-orang yang sangat berpengaruh bagi penulis,
Nurjanah Febriyanti, dan sahabat-sahabat penulis, Gilang
Ramadhan S.Sos, Moch Gustaf Maulana, S.Sos, yang
telah membantu serta memotivasi penulis.
10. Semua teman-teman Pondok Pesantren Muhammadiyah
Darul Arqam, rekan-rekan tour guide di D’kandang
Amazing Farm serta teman-teman seangkatan Manajemen
Dakwah 2012 Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah
atas kebersamaannya.
v
11. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu
tanpa mengurangi rasa terima kasih penulis yang telah
membantu menyelesaikan penelitian ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan seluruh pihak
yang terkait dalam penelitian ini.
Tak ada gading yang tak retak, penulis memahami masih
banyak kekurang dalam penyusunan penelitian ini. Namun
dengan keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat dipergunakan
sebagai mana mestinya.
Jakarta, 27 Juni 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .............................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 2
C. Tujuan Penelitian................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................... 3
E. Metode Penelitian ................................................................ 4
F. Tinjauan Kajian Terdaulu .................................................... 8
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................. 11
A. Manajemen Risiko............................................................. 11
1. Pengertian Manajemen Risiko .................................... 11
2. Proses Manajemen Risiko ........................................... 13
3. Manfaat Manajemen Risiko ........................................ 15
B. Pembiayaan ....................................................................... 15
1. Pengertian Pembiayaan ............................................... 15
2. Tujuan Pembiayaan .................................................... 18
3. Fungsi Pembiayaan ..................................................... 22
C. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Syariah ...................... 22
1. Pengertian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Syariah
22
vii
2. Dasar Hukum Alquran dan Hadits Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) Syariah ................................................ 24
3. Rukun dan Syarat Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Syariah ........................................................................ 25
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ............................. 36
A. Sejarah Singkat Bank BNI Syariah Cabang Jakart Barat .. 36
B. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................ 39
C. Struktur Organisasi ............................................................ 40
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................. 41
A. Data Pengajuan Griya Ib Hasanah Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat ......................................................... 41
1. Pengajuan Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Tahun
2017 ............................................................................ 41
2. Pengajuan Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Tahun
2018 ............................................................................ 42
3. Pengajuan Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Bulan
Januari Sampai Bulan Juni 2019 ................................. 43
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 46
A. Mekanisme pembiayaan Griya Ib Hasanah di Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat ........................................... 46
B. Iplementasi Manajemen Risiko pada Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat ......................................................... 50
BAB VI PENUTUP ............................................................................. 54
A. Kesimpulan ....................................................................... 54
B. Saran .................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 57
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ........................................................................................ 42
Tabel 2 ........................................................................................ 43
Tabel 3 ........................................................................................ 44
Tabel 4 ........................................................................................ 49
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 .............................................................................................. 28
Gambar 2 .............................................................................................. 30
Gambar 3 .............................................................................................. 32
Gambar 4 .............................................................................................. 34
Gambar 5 .............................................................................................. 40
Gambar 6 .............................................................................................. 44
Gambar 7 .............................................................................................. 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
حل هللا ال
بواو عي بوا
م الر حر
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”. (Q.S Al-Baqarah: 275)1
Dalil diatas sudah dijadikan landasan hukum bagi
perbankan syariah. Sekarang ini peran perbankan dalam
memenuhi kebutuhan dana masyarakat semakin dibutuhkan.
Salah satunya untuk kredit investasi maupun konsumsi yang
menjadi kredit atau pembiayaan jangka panjang salah satunya
adalah KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Antusias permintaan
yang amat tinggi akan perumahan membuat pihak perbankan
serius untuk membuat produk yang benar-benar sesuai dengan
harapan masyarakat.
Masih banyak masyarakat yang berpendapat bahwa kredit
menggunakan jasa bank akan membebani mereka dengan bunga
yang sangat tinggi karena bunga bank dapat berubah-ubah,
melihat peluang ini maka munculah produk yang dikeluarkan
oleh perbankan syariah yaitu KPR Syariah. KPR Syariah ini
bertujuan agar masyarakat tidak merasa terbebani dengan biaya
bunga yang diberikan KPR konvensional. Produk pembiayaan
KPR Syariah mempunyai perbedaan dengan KPR Konvensional.
1 Alquran (Jakarta: PT Syaamil Cipta Media, 2005)
2
Perbedaan ini berdasarkan pada perbedaan prinsip yang
diterapkan perbankan syariah dan perbankan konvensional, yaitu
konsep bagi hasil dan kerugian (profit and loss sharing) sebagai
pengganti sistem bunga perbankan konvensional.
Dalam menjalankan produk pembiayaan KPR Syariah
perbankan syariah mempunyai peluang yang besar namun tidak
menutup kemungkinan mempunyai risiko yang besar pula,
pengendalian pada risiko kredit tentu dilakukan oleh setiap bank.
Pengendalian tersebut diantisipasi oleh kualitas suatu sistem
manajemen risiko kredit yang baik untuk meminimalkan risiko
kredit. Pengetahuan mengenai manajemen risiko kredit sangat
penting dan berguna sebagai salah satu input alternatif dalam
mempertahankan kondisi perbankan agar tetap stabil.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Manajemen
Risiko Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Bank Bni
Syariah Cabang Jakarta Barat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas penulis membatasi
masalah hanya pada mekanisme pembiayaan Griya Ib
Hasanah dan implementasi Manajemen Risiko kredit pada
pembiayaan Griya Ib Hasanah di Bank BNI Syariah cabang
Jakarta Barat.
3
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan permasalahan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Bagaimana mekanisme pembiayaan Griya Ib Hasanah
pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat?
b. Implementasi manajemen risiko pembiayaan Griya Ib
Hasanah pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat.
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian karya ilmiah ini, terdapat beberapa
tujuan mendasar dan manfaat atau kegunaan dari penelitian
tersebut. Adapun yang menjadi tujuannya, adalahsebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengajuan
Griya Ib Hasanah di Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi
manajemen resiko kredit pada pembiayaan Griya Ib
Hasanah di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat.
D. Manfaat Penelitian
Selanjutnya dengan tercapainya tujuan diatas, diharapkan
dari hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya
antara lain sebagai berikut:
4
1. Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menambah ilmu pengetahuan dan menambah referensi
bagi mahasiswa sebagai penunjang untuk penelitian
berikutnya.
2. Praktis
a. Perusahaan: sebagai bahan masukan serta evaluasi
untuk mengurangi tingkat kredit bermasalah yang
terjadi pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
b. Masyarakat: sebagai bahan bacaan yang diharapkan
menjadi tambahan ilmu dalam dunia perbankan
syariah.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitain
pendekatan penelitian yang digunakan penulis
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif,
untuk memaparkan tentang manajemen risiko pembiayaan
Griya Ib Hasanah pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat.
2. Subjek dan Objek Penelitian
5
Subjek yang dilakukan penulis dalam mencari sumber
informasi pada penelitian ini dilakukan di Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat.
Adapun objek penelitian yang mendalam tentang
manajemen risiko pada pembiayaan Griya Ib Hasanah.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting
untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan benar
atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis
menggunakan beberapa data, diantaranya adalah:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber
pertama baik dari individu atau perseorangan seperti dari
hasil wawancara atau hasil observasi yang biasa dilakukan
oleh peneliti.2 Dalam data primer, peneliti atau observer
melakukan sendiri observasi di lapangan, pelaksanaanya
dapat berupa survey langsung ke lembaga terkait.
b. Data Sekunder
2Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan
Tesis Bisnis, cet. 11 (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 42
6
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pegumpul data
primer atau oleh pihak lain. Misalnya yang menjadi data
sekunder dalam penelitian ini berbentuk dokumen yaitu
buku-buku, brosur, majalah dan sumber informasi lainnya
yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian
sebagai bahan penunjang penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian
lapangan atau survey, adapun alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.3 Penulis
melakukan pengamatan secara langsung terhadap
manajemen risiko pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat.
b. Wawancara
3Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hal.53
7
Wawancara (Interview) ialah tanya jawab lisan antara
dua orang atau lebih secara langsung.4 Wawancara
dilakukan untuk menyerap (saturate) (atau menemukan
informasi yang kontinu untuk menambah hingga tidak ada
lagi yang dapat ditemukan) kategori.5 Hal ini bertujuan
untuk memberikan kebebasan pada narasumber dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah
pada masalah yang diangkat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu proses pengumpulan data. Menurut
Winarto Surahmad, pengertian dokumentasi adalah
laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas
penjelasan dari pemikiran terhadap peristiwa dan oleh
dengan sengaja untuk disimpan atau meneruskan
keterangan mengenai peristiwa tersebut.6
4Husaini usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian SosiaL. hal.57 5Emzir, Metodologi Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif,cet. I
(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal.209 6Winarno Surahmad, Metodologi Riset, (Bandung: Tarsito,
1989) hal. 134
8
F. Tinjauan Kajian Terdaulu
Berdasarkan Penelusuran yang telah dilakukan terhadap
sumber kepustakaan dan awal dari penyusunan skripsi yang akan
penulis buat, agar terhindar dari kesamaan judul dengan skripsi-
skripsi sebelumnya. Adapun karya penelitian tersebut yaitu:
1. Lukmanul Hakim, Manajemen Risiko Pembiayaan
Murabahah Pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
Skripsi S1 Program Studi Manajemen Dakwah Konsentrasi
Manajemen Lembaga Keuangan Syariah, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015. Pokok masalah yang dibahas dalam skripsi ini
membahas manajemen risiko pada pembiayaan murabahaha.7
Sedangkan yang penulis kaji yaitu Manajemen risiko pada
pembiayaan KPR berbeda pula tempat penelitian yang
diambil.
2. Ahmad Syarifuddin, Strategi Manajemen Risiko Terhadap
Pembiayaan Mudharabah Untuk Mencegah Pembiayaan
Bermasalah (Studi Komparasi Bank Muamalat Indonesia
dan Bank Syariah Bukopin . Skripsi S1 Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam) Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah Dan Hukun UIN Syarif Hidayatulah Jakarta,
2010. Pokok masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah
tentang pembiayaan mudharabah yang lebih digunakan
ketimbang pembiayaan musyarakah dan juga tentang
7Lukmanul Hakim, Manajemen Risiko Pembiayaan murabahah
Pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati. (Skripsi S1Fakultas Ilmu
Dakwa dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah, 2015)
9
manajemen risiko yang dilakukan pada pembiayaan
mudharabah.8
Sedangkan yang penulis kaji adalah betapa dibutuhkannya
pembiayaan KPR ini dalam Masyarakat sekarang, serta
manajemen resiko yang nantinya akan dilakukan oleh pihak
Bank.
G. Sistematika Penulisan
Secara sistematik, teknik penulisan dibagi dalam beberapa
bab yang dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas
hal-hal menjadi permasalahan. Untuk itu penulis membagi ke
dalam lima bab yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai
landasan teori yang digunakan dalam pembahasan
penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori
tersebut.
8Ahmad Syarifuddin, Strategi Manajemen Risiko Terhadap
Pembiayaan Mudharabah Untuk Mencegah Pembiayaan Bermasalah
(Studi Komparasi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah
Bukopin. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat
(Ekonomi Islam), 2010)
10
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang tinjauan umum dari
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, seperti
sejarah singkat berdirinya, struktur organisasi, visi
dan misi serta pembiayaan Griya Ib Hasanah pada
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini berisikan data-data terkait
Pembiayan Griya Ib Hasanah pada Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat.
BAB V : PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang mekanisme pengajuan
dan implementasi manajemen risiko pembiayaan
Griya Ib Hasana pada Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat.
BAB VI : PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa
dan pembahasan yang telah dilakukan dan
berdasarkan kesimpulan tersebut akan diberikan
saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi
perusahaan yang diteliti.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Risiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Suatu usaha bisnis secara tetap menghadapi dua macam
risiko sebagai akibat dari ketidakpastian kejadian di masa depan.
Pertama adalah speculative risk (risiko spekulatif), seperti
investasi keuangan akan menyangkut kemungkinan keuntungan
dan kerugian. Kedua pure risk (risiko murni), yang hanya
menyangkut kemungkinan bagi bisnis untuk rugi atau tidak rugi.1
Adapun, ada banyak definisi tentang risiko (risk). Risiko
dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan saat
ini. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, risiko adalah
uncertainty about future events (ketidakpastian tentang peristiwa
masa depan). Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim
mendefinisikan risiko pada tiga hal;
a. Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada
sekumpulan hasil khusus, dimana hasilnya dapat
diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh
pengambilan keputusan.
1Wibowo, S.E., M. Phil., Manajemen Perubahan (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 40
12
b. Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan, atau
variabel keuangan lainnya
c. Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah
keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan
atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi,
ketidakpastian politik, dan masalah industri.
Lebih jauh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelasakan
pengertian dari analisis risiko adalah proses pengukuran dan
penganalisaan risiko disatukan dengan keputusan keuangan dan
investasi. Sementara itu David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill
dan Michael H. Moffett mengatakan bahwa risiko dasar adalah
the mismatching of interest rate bases for associated assets and
liabilities (ketidaksesuaian basis tingkat bunga untuk aset dan
liabilitas terkait).2
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia PBI No.
13/25/PBI/2011 tentang penerapan manajemen risiko bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, risiko didefinisikan
sebagai potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa
tertentu. Sedangkan risiko kerugian adalah kerugian yang terjadi
sebagai konsekuensi langsung dari kejadian risiko. Kerugian itu
bisa berbentuk financial maupun non-finansial.3
Risiko sistemik ialah suatu risiko dimana kegagalan
sebuah bank tidak hanya dapat menimbulkan dampak yang
mampu menghancurkan suatu perekonomian secara menyeluruh
2Irham Fahmi, S.E., M.Si., MANAJEMEN Teori, Kasus, dan
Solusi (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 279. 3M. Nur Rianto Al Arif dan Yuke Rahmawati, MA, Manajemen
Risiko Perbankan Syariah (Jakarta: UIN PRESS, 2015), hal. 19
13
dan berdampak besar, tetapi juga mampu memberikan kerugian
secara langsung kepada nasabah dan seluruh stalkholders. Risiko
sistemik ini dapat dipacu oleh berbagai hal, diantaranya oleh
faktor likuiditas, solvabilitas, gejolak ekonomi dan berbagai
macam hal lainnya.4
Kegagalan bank yang dipicu oleh risiko sistemik akan
mampu memberikan dampak kepada seluruh pihak yang terkait,
diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Dampak bagi pemegang saham
b. Dampak pada pegawai
c. Dampak pada nasabah.5
2. Proses Manajemen Risiko
Seluruh bank wajib melakukan proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko terhadap
seluruh faktor-faktor risiko yang bersifat material. Pelaksanaan
proses identifikasi, pengukuran, pemantuan, dan pengendalian
risiko wajib didukung oleh Sistem Informasi Manajemen risiko
yang tepat waktu, dan laporan yang akurat dan informatif
mengenai kondisi keuangan bank, kinerja aktivis fungsional, dan
eksposur risiko bank .6
4 Bambang Riyanto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan
Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 30 5 M. Nur Rianto Al Arif dan Yuke Rahmawati, MA,
Manajemen Risiko Perbankan Syariah, hal. 21 6M. Nur Rianto Al Arif dan Yuke Rahmawati, MA, Manajemen
Risiko Perbankan Syariah, hal. 21
14
Proses manajemen risiko biasanya mengikuti langkah
diantaranya:
a. Mengidentifikasi risiko dan potensi kerugian.
b. Mengukur frekuensi dan beratnya kerugian dan
dampaknya.
c. Mengevaluasi alternative dan memilih teknik yang paling
baik untuk menangani kerugian.
d. Mengimplementasikan program manajemen risiko
e. Memonitor hasilnya.
Untuk mengendalikan risiko, manajer mempunyai pilihan
untuk melakukan risk avoidance (penghindaran risiko), risk
control (pengendalian risiko), risk retention (retensi risiko), risk
transfer (transfer risiko). Risk avoidance dilakukan perusahaan
dengan mengurangi keikutsertaan atau berhenti berpatisipasi
dalam aktivitas yang berisiko.Risk control merupakan praktik
untuk memperkecil frekuensi atau beratnya kerugian dari
aktivitas yang berisiko. menutup kerugian dari aktivitas yang
berisiko.Risk retentionmerupakan pratik untuk menutup kerugian
perusahaan dengan sumber dana sendirinya. Sementara itu, risk
transfermerupakan usaha pemindahan risiko pada perusahaan
lain. Pemindahan risiko biasanya dilakukan apabila menyangkut
risiko besar yang tidak dapat dihindarkan. Pemindahan risiko
biasanya diserahkan pada perusahaan diserahkan pada perusahaan
asuransi, dan untuk itu perusahaan membayar premi asuransi.7
7Wibowo, S.E., M. Phil., Manajemen Perubahan, hal. 40.
15
3. Manfaat Manajemen Risiko
Dengan diterapkannya manajemen risiko di suatu
perusahaan ada beberapa manfaat yang diperoleh, yaitu:
a. Bank memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam
mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer
menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu
menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam
melihat pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul baik
secara jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan
untuk selalu menghindari dari pengaruh terjadinya
kerugian khususnya kerugian dari segi finansial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian
yang minimum.
e. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk
management concept) yang dirancang secara detail maka
artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme
secara sustainable (berkelanjutan).8
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan secara luas berarti financing atau
pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
8Irham Fahmi, S.E., M.Si., MANAJEMEN Teori, Kasus, dan
solusi, hal. 280.
16
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,
pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah
kepada nasabah.9
Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan dalam pasal 1 nomor 12:
“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyedian uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
atau bagi hasil” dan nomor 13:
“prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan dengan syariah,
antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau
pembiayaan brang modal berdasarkan prinsip sewa murni
9 Muhamad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP
AMP YKPN, 2002), hal. 260.
17
tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain.”
Sedangkan pembiayaan menurut pasal 1 angka 25
Undang-Undang Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau
sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,
salam dan isthisna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang
qardh.
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah
untuk transaksi multi jasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai dan/ atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.10
10
Trisadini P. Usanti, Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 97
18
2. Tujuan Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan
tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro dijelaskan
bahwa pembiayaan bertujuan:
a. Peningkatan eknomi umat
Masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan
adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses
ekonomi.
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha
Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan.
Dana tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas
pembiayaaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada
pihakyang kekurangan dana, sehingga dapat digulirkan
c. Meningkatkan produktivitas
Adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat
agar mampu meningkatkan daya produksinya.
d. Membuka lapangan kerja baru
Dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui
penmbahan dana pembiayaan, maka sektor usaha
tersebut akan menyerap tenaga kerja.
e. Terjadinya distribusi pendapatan
Masyarakat usaha produktif mampu melakukan
aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh
pendapatan dari hasil usahanya.11
Secara mikro, pembiayaan diberikan dengan tujuan:
11
Binti Nur Aisiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hal. 48
19
a. Dalam upaya memaksimalkan laba
Setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi,
yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha
berkeinginan untuk memperoleh laba maksimal.
Dalam usaha mewujudkan usaha tersebut, maka
mereka perludukungan dana yang cukup
b. Upaya meminimalkan resiko
Usaha yang dilakukan bisa menghasilkan laba yang
maksimal, maka salah satu unsurnya ialah dengan cara
meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Resiko
kekurangan modal usaha dapat diperoleh dengan cara
pembiayaan.
c. Pendayagunaan sumber ekonomi
Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan
melakukan mixing antara sumber daya alam dengan
sumber daya manusianya ada, namun sumber daya
modalnya tidak ada, maka dapat dipastikan diperlukan
penambahan modal yaitu dengan cara pembiayaan.
d. Penyaluran kelebihan dana
Dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang
memiliki kelebihan sementara dan ada piak yang
kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana,
maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi sarana
penghubung dalam penyeimbangan dan penyaluran
kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus)
kepada pihak yang kekurangan (deficit) dana.
20
e. Menghindari terjadinya dana menganggur
Dana yang masuk melalui berbagai rekening pada
passive bank syariah, harus segera disalurkan dalam
bentuk aktiva produktif. Sehingga terjadi
keseimbangan antara dana yang masuk dan dana
keluar.12
Tujuan pembiyaan yang lain terdiri dari dua fungsi yang
saling berkaitan dengan pembiayaan:
a. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi
hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama
nasabah
b. Safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang
diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan
profitability dapat benar-benar tercapai tanpa
hambatan yang berarti.13
Secara khusus, bank juga mempunyai tujuan tertentu
dalam proses pembiayaan. Tujun pembiayaan yang dilakukan
oleh bank adalah untuk memenuhi kebutuhan stakeholder, yaitu:
a. Pemilik
12
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 115-116.
13 Binti Nur Aisiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,
hal. 50
21
Pemilik dana mengharapkan akan mendapatkan
penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank
b. Pegawai
Pegawai berharap memperoleh kesejahteraa atas
pekerjaan dari bank yang dikelola
c. Masyarakat
1) Pemilik dana, Masyarakat pemilik dana
mengharapkan memperoleh bagi hasil atas dan
yang ditanamkan.
2) Debitur yang bersangkutan, Dalam menjalankan
usahanya, debitur terbantu denga adanya
pembiayaan. Debitur juga terbantu untuk
pengadaan barang yang diinginkannya.
3) Masyarakat konsumsi, Masyarakat konsumen
akan memperoleh barang yang mereka inginkan.
d. Pemerintah
Dengan adnya pembiayaan, pemerintah terbantu
dalam pembiayaan pembangunan. Disamping itu,
Negara juga akan memperoleh pajak penghasila atas
keuntungan yang diperoleh bank.
e. Bank
Bank dapat meneruskan dan mengembangkan
usahanya agar tetap bertahan dan semakin meluas
jaringan usahanya, sehingga semakin banyak
usahanya dan semakin banyak masyarakat yang dapat
dilayaninya.
22
3. Fungsi Pembiayaan
Fungsi pembiayaan secara umum meliputi:
a. Meningkatkan daya guna uang
b. Meningkatkan daya guna
c. Meningkatkan peredaran uang
d. Stabilitas ekonomi
e. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan
nasional.
f. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional14
C. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Syariah
1. Pengertian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Syariah
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang
berarti kepercayaan. Kredit yang diberikan harus dapat
dikembalikan oleh pemberi kredit sesuai waktu dan syarat yang
telah disepakaati bersama. Menurut Undang-Undang Perbankan
Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan bank lain yang
mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
14
Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syariah, (Yogyakarta:
Pustaka SM, 2003), hal. 76
23
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.15
KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu
jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para
nasabah yang menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi
kebutuhan dalam pembangunan rumah. KPR juga muncul karena
adanya berbagai kondisi penunjang yang strategis diantaranya
adalah pemenuhan kebutuhan perumahan yang semakin lama
semakin tinggi namun belum dapat mengimbangi kemampuan
daya beli kontan dari masyarakat. KPR (Kredit Pemilikan
Rumah) adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah atau
untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan jaminan/agunan
berupa rumah.16
KPR Syariah merupakan sala sastu produk pembiayaan
bank syariah yang membiayai kebutuhan nasabah dalam hal
pengadaan rumah tinggal (konsumtif), baik baru maupun bekas.
Nsabah dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran
yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.
KPR syariah memiliki beberapa alternatif pilihan akad
sesuai kebutuhan barang konsumsi nasabah diantaranya:
15
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009), hal. 96. 16
Puspita Sari, Perbandingan Kredit Pemilikan Rumah Pada
Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Kepemilikan Rumah Pada
Bank Syariah, (Semarang: Jurnal Akuntansi UNESA, Universitas
Negeri Surabaya, 2013). Vol 1, No 2. hal. 8.
24
a. Al-bai’tsaman ajil (salah satu bentuk Murabahah) atau
jual beli dengan angsuran dan Al-Istishna’ jual beli
dengan pemesanan.
b. Al-ijarah al-muntahiyah bit-tamlik atau sewa beli.
c. Al-musyarakah mutanaqhishah atau descreasing
perticipation, dimana secara bertahap bank menurunkan
jumlah partisipasinya.
Pembiayaan konsumsi tersebut diatas lazim digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan sekunder. Adapun kebutuhan primer
pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan pembiayaan
komersial.17
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kpr Syariah
merupakan produk kpr yang dikeluarkan oleh Bank-Bank
Syariah, dengan menggunakan kpr Syariah memungkinkan
nasabah dapat membayar angsuran secara tetap. Harga awal
ditentukan di awal ketika nasabah menandatangani perjanjian
pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh
tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran
bulanan yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai.
2. Dasar Hukum Alquran dan Hadits Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) Syariah
Hadist:
17
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke
Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet. Ke-1, h. 168.
25
راض اع عن ت ما البي
ن
“Sesungguhnya jual beli hanya sah jika suka sama
suka”. (HR Bukhari).
ما لم يتفرقا رواه الشيخانالبيعان بالخيار
“Dua orang jual beli boleh memilih akan
meneruskan jual beli mereka atau tidak, selama
keduamnya belum berpisah dari tempat akad”.
(HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila
seseorang melakukan jual beli dan tawar menawar dan tidak ada
kesesuaian harga antara penjual dan pembeli, si pembeli boleh
memilih akan meneruskan jual beli tersebut atau tidak. Apabila
akad (kesepakatan) jual beli telah dilaksanakan dan terjadi
pembayaran, kemudian salah satu dari mereka atau keduanya
telah meninggalkan tempat akad, keduanya tidak boleh
membatalkan jual beli yang telah disepakatinya. Bagi tiap-tiap
pihak dari kedua pihak ini mempunyai hak antara melanjutkan
atau membatalkan selama keduanya belum berpisah secara
fisik.18
3. Rukun dan Syarat Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Syariah
1. Rukun Kredit Pemilikan Rumah secara umum adalah:
18
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, (Bandung: PT Alma’arif,
1987), hal. 107.
26
a. Pihak yang berakad: Penjual dan Pembeli.
b. Objek yang diakadkan: Barang yang diperjualbelikan
dan harga jual/keuntungan.
c. Akad/Sighat: Serah (Ijab) dan Terima (Qabul).
2. Dengan mengacu pada murabahah mutanaqishah, ijarah
munttahiyah bittamlik dan istishna’ dapat disimpulkan
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam teransaksi
pembiayaan kredit pemilikan rumah syariah (KPR) adalah
sebagai berikut:
a. Pihak bank harus memberitahukan biaya pembelian
kepemilikan rumah syariah..
b. Kontrak transaksi kepemilikan rumah (KPR) haruslah
sah.
c. Kontrak tersebut harus terbebas riba.
d. Pihak bank syariah harus memberikan kejelasan
tentang pembiayaan kepemilikan rumah yang
dijadikan obyek teransaksi pembiayaan kredit
kepemilikan rumah syariah (KPR).
Penjual harus menjelaskan semua hal yang berkaitan
dengan proses perolehan barang tersebut.
4. Akad Perjanjian Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) Syariah
Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini harus
memenuhi akad atau perjanjian yang sesuai dengan aturan
syariah. Akad yang digunakan antara lain:
27
a. Jual beli: murabahah, istishna’.
1) Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah dengan Akad
Murabahah.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli.19
Sedangkan
dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional yang dimaksud
dengan murabahah adalah menjual suatu barang dengan
menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Jadi
singkatnya murabahah adalah akad jual beli barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.20
Murabahah sesuai jenisnya dapat dikategorikan
dalam:21
a) Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli
atau tidak, bank syariah menyediakan barang dan;
b) Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank
syariah baru akan melakukan teransaksi jual beli
apabila ada yang pesan.
Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai
atau cicilan. Dalam murabahah juga diperkenankan
19
Sofyan S. Harapan, Wiroso, Muhammad Yusuf, Akuntansi
Perbankan Syariah Edisi Revisi, (Jakarta: LPEE Usakti, 2004), h. 93. 20
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 113. 21
Sofyan S. Harapan, Wiroso, Muhammad Yusuf, Akuntansi
Perbankan Syariah Edisi Revisi, (Jakarta: LPEE Usakti, 2004), h. 93.
28
adanya perbedaann dalam harga barang untuk cara
pembayaran yang berbeda. Murabahah majjal dicirikan
dengan adanya penyerahan barang diawal akad dan
pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam
bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum
(sekaligus). Bank juga dapat memberikan potongan
apabila nasabah mempercepat pembayaran cicilan atau
melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.22
Gambar 1
Skema Pembiayaan Murabahah
Sumber: Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih
dan Keuangan, hal. 126.
Keterangan:
a) Developer perumahan menjual rumah kepada
pihak bank syariah secara tunai.
22
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 113
29
b) Bank syariah membeli kepada developer selaku
supplier secara tunai
c) Bank syariah menjual rumah sebesar harga
pokok/asal ditambah keuntungan yang disepakati
bersama, kepada nasabah KPR Syariah secara
tanggung/angsuran.
d) Nasabah membeli kepada bank syariah secara
amgsuran
2) Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah dengan Akad
Istishna’
Akad Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan
penjual.23
Akad Istishna’ ini merupakan akad jual-beli
yang berbeda dengan murabahah yang penyerahan
barangnya dilakukan diawal pada saat kontrak, sementara
pada akad istishna’, penyerahan barang dilakukan pada
akhir priode pembiayaan. Hal ini karena rumah yang
dipesan belum dibangun sehingga pada sat kontrak,
bentuk rumah beserta komponennya perlu disetujui
dengan sangat rinci agar dibangun sesuai dengan harga
yang disepakati.
Bank bertindak sebagai agen pemesa dan penjual.
Bank syariah memesan kepada developer, sebuah rumah
yang kriteria-kriterianya sudah ditentukan terlebih dahulu
23
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,
hal. 126.
30
oleh nasabah. Rumah yang dimaksudkan ini adalah rumah
yang memang belum wujud dan baru dimulai
pembangunannya setelah ada pemesanan dari pihak bank.
Pihak bank kemudian menjual rumah tersebut kepada
nasabah secara angsuran, tetapi penyerahannya adalah
pada waktu akhir periode pembayaran. Komponen harga
dalam akad ini adalah harga awal yang dibutuhkan untuk
membangun rumah, ditambah dengan biaya yang
dikeluarkan oleh bank, seta keuntungan yang telah
disepakati antara bank dan pemesan rumah diawal
pengajuan pembiayaan.
Gambar 2
Skema Pembiayaan Istishna’
Sumber: Muhammad, Manajemen Bank Syariah,
(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), hal. 93.
Keterangan:
31
a) Nasabah memesan rumah kepada bank syariah
dengan kriteria tertentu yang telah ditentukan.
b) Bank membeli rumah kepada developer
perumahan (selaku supplier) sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan.
c) Bank menjual barang kepada nasabah (tetapi
penyerahan barangnya pada akhir pembiayaan)
nasabah membayar dengan cara mengangsur.
b. Bagi hasil: musyarakah mutaqishah (MMQ),
1) Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah dengan Akad
Musyarakah Mutanaqishah (MMQ)
Musyarakah Mutanaqishah (MMQ) merupakan
produk turunan dari akad musyarakah dengan ketentuan
bagian dana salah satu mitra akan dialihkan bertahap
kepada mitra lainnya, sehingga bagian dananya akan
menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut
akan menjadi pemilik penuh usaha itu. Musyarakah
Mutanaqishah yang selanjutnya disebut MMQ adalah
musyarakah atau syirkah dalam rangka kepemilikan
properti antara bank dengan nasabah. Dimana penyertaan
kepemilikan properti oleh bank akan berkurang yang
disebabkan pembelian secara bertahap oleh nasabah.
Dengan demikian Musyarakah Mutanaqishah
(diminishing partnership) dapat diartikan sebagai bentuk
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan
suatu barang atau aset. Dimana kerjasama ini akan
32
mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak sementara
pihak lain bertambah kepemilikannya. Perpindahan
kepemilikan ini melalui mekanisme pembayaran atas hak
kepemilikanyang lain. Bentuk kerjasama ini berakhir
dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak lain.
Gambar 3
Skema Pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah
Sumber:
Keterangan:
a) Nasabah melakukan identifikasi serta memilih
rumah yang diinginkan.
33
b) Nasabah bersama-sama dengan bank melakukan
kerja sama kemitraan kepemilikan rumah sehingga
bank syariah dan nasabah sama-sama memiliki
rumah sesuai dengan proporsi investasi yang
dikeluarkan.
c) Nasabah membayar biaya sewa per bulan dan
dibayarkan ke bank syariah sesuai dengan proposi
kepemilikan.
d) Nasabah pun melakukan pembayaran kepada bank
atas kepemilikan rumah yang masih dimiliki oleh
bank. Pembayaran ini diambil dari keuntungan
sewa yang diperoleh nasabah.
c. Sewa: ijarah muntahiyyah bittamlik (IMBT)
1. Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan
akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)
Ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) adalah teransaksi
sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan
objek sewa diakhir periode sehingga transaksi ini diakhir
dengan alih kepemilikan objek sewa. Berbagai bentuk alih
kepemilikan IMBT antara lain:24
berdasarkan akad IMBT
ini, bank syariah menyewakan rumah, sebagai objek akad
kepada nasabah. Meskipun pada prinsipnya tidak terjadi
pemindahan kepemilikan (hanya pemanfaatan rumah),
24
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), Set. Ke-1, h. 103.
34
tetapi pada masa akhir sewa bank dapat menjual atau
menghibahkan rumah yang disewakan kepada nasabah.
Uang jaminan, yang selanjutnya disebut Deposit,
adalah uang yang harus diserahkan oleh nasabah kepada
Bank dalam rangka kepemilikan properti yang dilakukan
dengan akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT).
Gambar 4
Skema Pembiayaan IMBT
Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori
ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet. Ke-1,
hal. 119
Keterangan:
a) Nasabah mengajukan pembiayaan IMBT ke bank
syariah
b) Bank syariah membeli/menyewa barang yang
diinginkan oleh nasabah sebagai objek IMBT dari
supplier/penjual.
35
c) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah
dengan bank mengenai barang objek Ijarah, periode
ijarah dan pengalihan kepemilikan setelah priode
berakhir. Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan
yang dimilikinya.
d) Bank menyerahkan objek ijarah sesuai yang
disepakati.
e) Setelah periode berakhir, maka bank mengalihkan
kepemilikan dari pihak bank ke pihak nasabah.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Bank BNI Syariah Cabang Jakart Barat
Bergerak di Bidang Usaha Perbankan Syariah sesuai
dengan Anggaran Dasar BNI Syariah No. 160 tanggal 22 Maret
2010. Dengan dasar hukum pendirian: Surat Keputusan Menteri
Hukum & HAM Nomor : AHU-15574, AH.01.01.TAHUN 2010,
TANGGAL 25 MARET 2010. Bank BNI Syariah menjadi salah
satu Bank syarih yang cukup punya andil dalam pergerakan
perekonomian di Indonesia.
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3
(tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu
menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang
lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10
Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit
Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di
Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.
Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor
Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan
syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling)
dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI
37
Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai
oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui
pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian
izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate
Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat
temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana
tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS).
Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan
diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga
semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65
Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas,
22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.
BNI Syariah terus berupaya menerapkan praktik
terbaik Good Corporate Governance (GCG) dengan
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
38
melakukan perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan GCG
secara berkelanjutan guna mewujudkan visi dan misi
perusahaan.
Penerapan GCG di BNI Syariah mengacu pada
peraturan perundang-undang berlaku seperti:
1. Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
4. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS tanggal
30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah.
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
8/POJK.03/2014, tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
6. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK)
Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
7. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-
01/MBU/2011 tentang Penerapan GCG pada BUMN.
39
8. Dalam prakteknya, BNI Syariah juga senantiasa
mengikuti perkembangan terkini dan best practice
GCG yang berlaku antara lain Pedoman Umum GCG
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance,
Pedoman GCG Perbankan Indonesia, Asean
Corporate Governance serta memperhatikan etika
dan praktik bisnis terbaik.1
B. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi Bank BNI Syariah:
“Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang ungguk
dalam layanan dan kinerja”.
2. Misi Bank BNI Syariah:
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan
peduli pada kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk
kebutuhan jasa perbankan syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi
investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat
kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi
pegawai sebagai perwujudan ibadah.
1 https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/perusahaan/tentangbnisyariah/sejarah
40
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang
amanah.2
C. Struktur Organisasi
Struktur Kantor Cabang Jakarta Barat
Gambar 5
Sumber: Data Back Office Head Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat
2 https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/perusahaan/tentangbnisyariah/visimisi
41
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Data Pengajuan Griya Ib Hasanah Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat
1. Pengajuan Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Tahun
2017
PERFORMANCE MONITORING
Tanggal : 1 JANUARY 2017 TO 31 DECEMBER 2017
Cabang : JAKARTA BARAT
NO STATUS APLIKASI TOTAL APLIKASI
TOTAL AMOUNT (RP)
I 1 Application Applied 346 240,332,579,623.00
2 Application in Process 10 14,419,580,000.00
3 Scoring 0 0.00
II 1 Total Approved 114 53,967,103,915.00
2 Approved Standard 108 47,276,772,915.00
3 Approved Exception 6 6,690,331,000.00
4 - Increase Limit 5 6,490,331,000.00
5 - Scoring 1 200,000,000.00
III 1 Application in Admin 0 0.00
2 - Cetak/Konfirmasi SKP 0 0.00
3 - Cetak Akad Pembiayaan
0 0.00
4 - Compliance/Booking Checking
0 0.00
IV 1 Booked 117 54,535,103,915.00
V 1 Total Rejected 38 25,443,000,000.00
2 Rejected Standard 38 25,443,000,000.00
3 Reject BI Checking 0 0.00
4 Reject Scoring 0 0.00
42
Tabel 1
Sumber: Data Processing Head Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat
2. Pengajuan Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Tahun
2018
PERFORMANCE MONITORING
Tanggal : 1 JANUARY 2018 TO 31 DECEMBER 2018
Cabang : JAKARTA BARAT
NO STATUS APLIKASI TOTAL APLIKASI
TOTAL AMOUNT (RP)
I 1 Application Applied 455 340,786,284,500.00
2 Application in Process
6 2,746,700,000.00
3 Scoring 0 0.00
II 1 Total Approved 141 71,624,803,200.00
2 Approved Standard 123 48,549,803,200.00
3 Approved Exception 18 23,075,000,000.00
4 - Increase Limit 18 23,075,000,000.00
5 - Scoring 0 0.00
III 1 Application in Admin 1 100,000,000.00
2 - Cetak/Konfirmasi SKP
0 0.00
3 - Cetak Akad Pembiayaan
0 0.00
4 - Compliance/Booking Checking
1 100,000,000.00
IV 1 Booked 138 70,374,803,200.00
V 1 Total Rejected 18 9,783,700,000.00
VI 1 Total Cancel 175 144,226,550,000.00
2 Cancellation (By Customer)
83 67,164,850,000.00
3 Cancellation (By Bank) 92 77,061,700,000.00
43
2 Rejected Standard 17 9,458,700,000.00
3 Reject BI Checking 0 0.00
4 Reject Scoring 1 325,000,000.00
VI 1 Total Cancel 302 250,864,916,000.00
2 Cancellation (By Customer)
86 55,048,391,000.00
3 Cancellation (By Bank)
216 195,816,525,000.00
Tabel 2
Sumber: Data Processing Head Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat
3. Pengajuan Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pada Bulan
Januari Sampai Bulan Juni 2019
PERFORMANCE MONITORING
Tanggal
: 1 JANUARY 2019 TO 30 JUNE 2019
Cabang : JAKARTA BARAT
NO STATUS APLIKASI TOTAL APLIKASI
TOTAL AMOUNT (RP)
I 1 Application Applied 292 191,677,985,500.00
2 Application in Process
8 13,179,200,000.00
3 Scoring 0 0.00
II 1 Total Approved 92 37,980,544,000.00
2 Approved Standard 71 28,842,550,000.00
3 Approved Exception 21 9,137,994,000.00
4 - Increase Limit 17 7,567,000,000.00
5 - Scoring 4 1,570,994,000.00
III 1 Application in Admin 5 1,522,400,000.00
2 - Cetak/Konfirmasi SKP
3 1,142,400,000.00
3 - Cetak Akad Pembiayaan
1 180,000,000.00
4 - Compliance/Bookin
1 200,000,000.00
44
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2017 2018 2019
Pengajuan Disetujui Ditolak Cancel
g Checking
IV 1 Booked 85 35,863,144,000.00
V 1 Total Rejected 29 23,207,400,000.00
2 Rejected Standard 29 23,207,400,000.00
3 Reject BI Checking 0 0.00
4 Reject Scoring 0 0.00
VI 1 Total Cancel 169 136,844,973,000.00
2 Cancellation (By Customer)
66 50,491,000,000.00
3 Cancellation (By Bank)
103 86,353,973,000.00
Tabel 3
Sumber: Data Processing Head Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat
Gambar 6
Pada 3 tahun terakhir terjadi peningkatan pada proses
pembiyaan Griya IB Syariah pada Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat. Melalui data diatas bisa dilihat bagaimana pihak
45
bank menimbang apakah seorang apakah disebut layak atau tidak
untuk mengajukan proses pembiayaan tersebut.
46
BAB V
PEMBAHASAN
A. Mekanisme pembiayaan Griya Ib Hasanah di Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat
Dalam pelaksanaannya Pembiayaan Kredit Kepemilikan
Rumah (KPR) pada Bank BNI Syariah disebut Griya IB Hasanah,
dengan prinsip jual beli (Murabahah). Griya IB Hasanah
memberikan pembiayaan kepemilikan rumah yang memiliki
keunggulan:
4. Rasa tentram dan tenang karena dengan pembiayaan
Syariah terhindar dari transaksi riba.
5. Selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan
tidak berubah sampai lunas.
6. Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relative
cepat.
7. Uang muka ringan.
8. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun.
9. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis.
10. Tarif bersaing.
47
Dengan memenuhi persyaratan:
1. Pemohon minimal berusia 21 tahun, pada saat
pembiayaan lunas berusia maksimum:
a. 55 tahun untuk pegawai (usia pensiun).
b. 60 tahun untuk pengusaha, professional.
2. Karyawan/wiraswasta/professional dengan masa kerja
minimal 2 tahun.
3. Mempunyai penghasilan tetap dan mampu mengangsur.
4. Memenuhi persyaratan berdasarkan penilaian bank.
5. Melengkapi dokumen:
No. Dokumen Pegawai Pengusaha Profesional
1. Fotocopy KTP
pemohon dan
suami/istri
2. Pas foto 4x6 pemohon
suami/istri
3. Fotocopy surat nikah
4. Fotocopy kartu
keluarga
5. Fotocopy surat WNI,
surat keterangan ganti
nama bagi WNI
keturunan
6. Fotocopy NPWP
(pembiayaan diatas
48
Rp. 50 juta)
7. Fotocopy rekening
koran/tabungan 3
bulan terakhir
8. Asli slip gaji terakhir/
surat keterangan
penghasilan
9. Asli surat keterangan
masa kerja dan jabatan
terakhir perusahaan
10. Neraca dan laba
rugi/informasi
keuangan 2 tahun
terakhir
11. Akte perusahaan,
SIUP dan TDP
12. Fotocopy surat ijin
praktek profesi
13. Dokumen kepemilikan
jaminan:
- Fotocopy sertifikat
IMB
- Surat
pesanan/penawaran
- Fotocopy bukti
setoran PBB terakhir
49
- Rencana (RAB)
14. Denah lokasi rumah
tinggal
Tabel 4
Dengan simulasi perhitungan:
1. Harga rumah = Rp. 250 juta, maksimum pembiayaan
(90%) = Rp. 225 juta
2. Margin berlaku asumsi 10% (flat), jangka waktu 15
tahun
3. Pokok pembiayaan + margin
= Rp. 225 juta + (225 juta x 10% x 15 tahun)
= Rp. 225 juta + Rp. 337,5 juta
= Rp. 562,5 juta
4. Angsuran per bulan:
= Rp. 562,5 juta : (12 bulan x 15 tahun)
= Rp. 3.125.000,-
Dengan simulasi pengajuan:
Gambar 7
Keterangan:
50
Pihak penjual menjual rumah pada bank dengan
harga yang sudah disepakati lalu nasabah membeli
rumah pada bank sesuai harga rumah yang telah
disepakati dengan persyaratan yang harus ditepati
oleh nasabah tersebut
Pihak bank membeli rumah kepada penjual dengan
tata cara diatas, dengan syarat-syarat rumah sesuai dengan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan memiliki Surat Hak
Milik (SHM).
B. Iplementasi Manajemen Risiko pada Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat
Dalam pelaksanaannya manajemen risiko selalu berubah-
ubah seiring berjalannya perkembangan perbankan, semakin
banyak penganjuan atas pembiayaan Griya Ib Hasanh pada Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat maka akan semakin besar
risiko yang dihadapi.
Manejemen risiko yang dilakukan Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat bermulai dari calon nasabah mengajukan
pembiayaan Griya Ib Hasanah sampai pembiayaan selesai
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dalam
menghindari risiko yang terjadi menggunakan prinsip POAC
(planning, Organizing, Actuating, dan controlling). yang pertama
51
planning yaitu melalui analisis calon nasabah apakah layak atau
tidaknya dalam melakukan pembiayaan kredit kepemilikan rumah
(kpr), dilihat dari umur calon nasabah, penghasilan calon disertai
slip gaji terakhir, dan survey langsung kepada calon nasabah
untuk melihat apakah calon memiliki tanggungan lain yang akan
berakibat pada proses angsuran pembiayaan Griya IB Hasanah,
adapun untuk angsuran Griya Ib Hasanah dilihat dari pendapatan
calon nasabah dengan rasio 40% dari pendapatan calon nasabah,
jika calon nasabah berpenghasilan sebesar Rp. 4.000.000,- maka
besarnya angsuran yang diterima oleh bang sebesar Rp.
1.600.000,-. Selanjutnya Organizing yang dilakukan pihak bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dalam hal ini dilakukan oleh
pimpinan cabang dan bisnis manajer untuk melihat data
(checking) calon nasabah apakah termasuk dalam Daftar Hitam
Bank Indonesia (DHBI) dalam kualitas pembiayaan kedepannya.
Apabila nama calon nasabah tersebut layak untuk melakukan
pembiayan maka akan dilakukan proses lebih lanjut. Namun, jika
nama calon nasabah masuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia
(DHBI) maka pihak bank berhk untuk menolak proses
pembiayaan tersebut. selanjutnya actuating dan controliing yaitu
pemantaun serta peninjauan terhadap nasabah yang sudah
melakukan proses pembiayaan apakah nasabah tersebut
mengalami masalah dalam proses angsura pembiayaan atau
sampai dalam taraf kredit bermasalah, apakah terjadi penundaan
pembayaran sampai dikatakan mengalami masalah dalam proses
pembiayaan pihak bank akan melakukan tahapan:
52
a. Penagihan yang dilakukan sales.
Dalam penagihan ini masih dibilang teguran
ringan, dan akan terus diingatkan oleh sales untuk
pelunasan angsuran pembiayaan
b. Angsuran telat dalam masa 90 hari
Pada tahap kedua ini penagihan dilimpahkan
kepada bagian collection assistant, yang melakukan
penagihan langsung kepada nasabah serta melakukan
negosiasi agar segera membayar angsuran nasabah.
c. Angsuran sudah melewati 90 hari
Pada tahap penagihan akan dilakukan oleh
remedial recovery. Yang bertugas untuk menindak
secara keras nasabah yang memiliki kredit
bermasalah, apabila nasabah tidak mampu untuk
menyelesaikan angsurannya maka pihak bank melalui
remedial recovery berhak melakukan penyitaan
terhadap angsuran nasabah.
Jika tahapan tersebut sudah terlewati, setelah
melakukan penyitaan asset maka pihak bank akan melakukan
pelelangan guna menghindari kerugian yang dialami oleh pihak
bank setelah adanya kredit bermasalah pada pembiayaan Kredit
Kepemilikan. Rumah (KPR).
54
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas yang mengenai “Analisis
Manajemen Risiko Pembiayaan Griya Ib Hasanah pada Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta barat” penulis memiliki kesimpulan
sebagai berikut:
1. Simulasi Proses Pembiayaan Griya IB Hasanah:
Keterangan:
Pihak penjual menjual rumah pada bank dengan
harga yang sudah disepakati lalu nasabah membeli
rumah pada bank sesuai harga rumah yang telah
disepakati dengan persyaratan yang harus ditepati
oleh nasabah tersebut.
2. Manajemen Risiko Pada Bank BNI Syariah
menggunakan prinsip POAC (planning, Organizing,
Actuating, dan controlling) dalam mnajemen risiko
memiliki andil dalam perkembangan manajemen
risiko di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dari
55
tahun ke tahun berada dalam katagori rendah dengan
pengendalian risiko kuat dari awal berdirinya Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat. Penilaian ini tetap
bertahan dalam kategori rendah ke sedang dan dengan
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR)
berpredikat memadai. Apabila terjadi masalah pada
proses angsuran Griya IB Hasanah pihak bank akan
melakukan tahapan:
a. Penagihan yang dilakukan sales.
b. Angsuran telat dalam masa 90 hari.
c. Angsuran sudah melewati 90 hari
B. Saran
Dalam pembuatan penelitian ini penulis masih merasa
banyak kekurangan yang agar dilengkapi sehingga penelitian ini
menjadi lebih baik.
Dari hasil penelitian ini penulis memberikan saran untuk
selanjutnya digunakan sebagai bahan evaluasi atas kinerja proses
manajemen resiko sebelumnya yang kedepannya ada beberapa
hal yang perlu ditingkatkan kembali seperti berikut:
1. Pihak bank dalam melayani pembiayaan Griya Ib
Hasanah harus tetap berhati-hati terhadap para
nasabahnya agar tidak terjadi risiko yang merugikan pihak
bank
56
2. Perlu meningkatkan pengawasan terhadap nasabah agar
mengetahuai dan mengantisipasi permasalahan nasabah
sejak awal.
DAFTAR PUSTAKA
(2019, Februari Rabu). Retrieved from BNI Syariah:
https://www.bnissyariah.co.id/id/id/perusahaan/tentangbni
ssyariah/visimisi
Alquran (2005). Jakarta: PT Syaamil Cipta Media.
Aisiyah, Binti. Nur. (2015). Manajemen Pembiayaan Bank
Syariah. Yogyakarta: Kalimedia.
Antonio, Muhammad. Syafi'i. (2001). Bank Syariah dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Gema Insani.
Emzir. (2008). Metodologi Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Fahmi, Irham. (2012). MANAJEMEN Teori, Kasus, dan Solusi.
Bandung: Alfabeta.
Hakim, Lukman. (2015). Manajemen Risiko Pembiayaan
Murabahah Pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
57
Harapan Sofyan S, Wiroso, Muhammad Yusuf. (2004). Akuntansi
Perbankan Syariah Edisi Revisi. Jakarta: LPEE Usakti.
Karim, Adiwarman. (2006). Bank Islam Analisi Fiqih dan
Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:
Rajawali Pers.
Muhammad. (2002). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Rianto M. Nur Al Arif dan Yuke Rahmawati. (2015). Manajemen
Risiko Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Press.
Ridwan, Muhamad. (2003). Konstruksi Bank Syariah.
Yogyakarta: Pustaka SM.
Rustam, Bambang, Riyanto. (2013). Manajemen Risiko
Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Sabiq, Sayyid. (1987). Fikih Sunnah 12. Bandung: PT Alma'arif.
Sari, Puspita. (2013). Perbandingan Kredit Pemilikan Rumah
Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah. Jurnal
Akuntansi UNESA, Universitas Negeri Surabay, 8.
Shihab, M. (2002). Tafsir Al Misbah Volume 1. Jakarta: Lentera
Hati.
58
Sumar'in. (2012). Konsep Kelembagaan Bank Syariah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Surahmad, Winarno. (1989). Metodologi Riset. Bandung: Tarsito.
Syarifuddin, Ahmad. (2010). Strategi Manajemen Risiko
Terhadap Pembiayaan Mudharabah Untuk Mencegah
Pembiayaan Bermasalah (Studi Koparasi Bank Muamalat
Indonesia dan Bank Syariah Bukopin. Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Umar, Husein. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Usanti Trisadini P, dan Abd Somad. (2013). Transaksi Bank
Syariah. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. (2003). Metedologi
Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
60
Lampiran 1
61
Lampiran 2
62
Lampiran 3
63
Lampiran 4
64
Lampiran 5
Wawancara dengan Processing Head Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat