Post on 09-Aug-2020
ANALISIS KINERJA DAN REALISASI BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
CABANG MEULABOH
(Studi Kasus di Kecamatan Johan Pahlawan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
OLEH :
ABDUL MANAF NIM : 09C20201043
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemberian pelayanan yang baik sangat diinginkan oleh masyarakat
sebagai salah satu bentuk kinerja birokrasi yang dirasa masih kurang dalam
pengimplementasian kekuasaan dan pertanggungjawabannya. Kinerja dan
realisasi merupakan salah satu prinsip pengukuran dan pertanggung jawaban
pencapaian kinerja instansi terkait terhadap pemerintah, dan pemerintah ke
masyarakat dalam kewenangannya mengatur dan mengelola daerahnya masing-
masing.
Kendala yang terjadi saat ini dalam penerapan konsep kinerja dan realisasi
aparatur instansi pemerintah adalah rendahnya standar kesejahteraan pegawai
sehingga memicu pegawai untuk melakukan penyimpangan guna mencukupi
kebutuhannya, faktor budaya seperti kebiasaan mendahulukan keluarga dan
kerabat dibandingkan pelayanan kepada masyarakat, lemahnya sistem hukum
dapat mengakibatkan sewaktu-waktu aparatur dapat melakukan
penyimpangan di bidang administrasi dan keuangan. Pemerintah
bertanggungjawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang
adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sebagaimana amanat dari Undang-undang No.36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan mendasar
yang dibutuhkan manusia, kualitas jaminan sosial kesehatan masyarakat sangat
didukung oleh peran pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan,
2
berbagai tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang cepat hingga biaya
kesehatan yang murah dan terjangkau untuk kalangan masyarakat ekonomi
rendah mampu direalisasikan pemerintah atas kebijakan program yang
diselenggarakan untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Banyak permasalahan yang terjadi didalam pelaksanaan BPJS di
Kecamatan Johan Pahlawan dalam kurun waktu tertentu di Kabupaten Aceh Barat
salah satu buktinya ialah belakangan ini sejumlah warga dari berbagai desa di
Meulaboh, Aceh Barat, Jumat (4/12/2015) mendatangi kantor Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Meulaboh di Jl Tgk Dirundeng,
Kecamatan Johan Pahlawan, hal tersebut merupakan salah satu buruknya kinerja
dan realisasi BPJS didalam melayani masyarakat.
Kedatangan warga antara lain bertujuan mengajukan protes terhadap
pungutan uang sebesar Rp 1,4 juta lebih terhadap bayi baru lahir di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien, Meulaboh. Padahal ibu sang bayi telah
terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan melalui jalur mandiri. “ Hal tersebut
nyang dianggap tidak wajar yang disebabkan warga ataupun peserta merasa sudah
bayar, tetapi malah ada lagi terjadinya pemungutan diluar BPJS.
Sehingga kami sangat dirugikan,” kata Teuku Mahyu Danil dalam
pertemuan di Kantor BPJS Kesehatan Meulaboh. Warga menyebutkan seharusnya
sebagai peserta BPJS Kesehatan perlu mendapat penjelasan lebih detail bahwa
jika ada ibu hamil yang akan melahirkan di rumah sakit, yang ditanggung
pengobatannya adalah sang ibu saja. Sedangkan bayi yang lahir itu tidak
ditanggung, sebelum membayar iuran kesehatan.
3
Namun yang terjadi, kata Mahyu Dani, dirinya justru dibebankan uang
sebesar Rp 1,4 juta lebih oleh pihak rumah sakit sebagai biaya perawatan bayi
setelah lahir. Sedangkan biaya persalinan istrinya tetap ditanggung BPJS
Kesehatan. “Seharusnya aturan seperti ini diperjelas dan disosialisasikan kepada
masyarakat sehingga masyarakat tidak kelabakan dan dirugikan.
Hal tersebut bertolak belakang dari tujuan dari program pelayanan
kesehatan gratis untuk memenuhi kebutuhan dasar di bidang kesehatan
dalam rangka mewujudkan kesejateraan umum.
Masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan dalam hal ini, keluhan
Pasien dan keluarganya bukan pada program pelayanan kesehatan gratis oleh
Pemerintah Propinsi, pemerintah Kabupaten/Kota tetapi lebih pada pemberi
pelayanan kesehatan gratis tersebut yaitu tenaga kesehatan, ketersediaan
prasarana, serta pola pelayanan yang diberikan kepada masyarakat penerima
jaminan kesehatan.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan sudah seharusnya masyarakat
mengetahui tentang mutu pelayanan kesehatan yang diberikan agar ada jaminan
pelayanan yang diberikan aparatur terkait dalam penyelenggaraan kesehatan.
Namun disisi lainnya terkadang tidak ada efensiensi tentang pemberian pelayanan
terutama ketika di pusat kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas, untuk mengkaji lebih jauh mengenai
pelaksanaan dilapangan serta dinamika yang terjadi, maka judul penelitian
“Analisis Kinerja dan Realisasi Badan Penyelengara Jaminan Sosial
Kesehatan Cabang Meulaboh Studi Kasus di Kecamatan Johan
Pahlawan”.
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan
masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS Cabang Meulaboh
yang terjadi di Kecamatan Johan Pahlawan?
2. Bagaimana Kinerja dan Realisasi penyelenggaraan kesehatan gratis di
BPJS Cabang Meulaboh yang terjadi di Kecamatan Johan Pahlawan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS Cabang
Meulaboh yang terjadi di Kecamatan Johan Pahlawan.
2. Untuk mengetahui kinerja dan realisasi dalam penyelenggaraan kesehatan
gratis di BPJS Cabang Meulaboh yang terjadi di Kecamatan Johan
Pahlawan.
1.4. Hipotesis
Berdasarkan hasil sementara tentang analisis kinerja dan realisasi badan
penyelenggaraan jaminan sosial kesehatan cabang Meulaboh dengan studi kasus
di BPJS Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat bahwa, didalam
Bahwa banyak masyarakat selama ini terutama peserta BPJS kesehatan gratis
menilai terhadap kinerja dan realisasi penyelenggaraan BPJS merasa selama ini
cukup baik, karena dengan adanya penyelenggaraan kesehatan gratis oleh
pemerintah maka dapat meringankan beban masyarakat serta jaminan sosial
5
kesehatan masyarakat. Contohnya ketika kita urus kartu BPJS kita diarahkan
untuk mengambil berkas seperti rekom dinsos dan sebagainya, sehingga
masyarakat tidak ada kewalahan dalam mengurus bekas-bekas administrasi di
perlukan pada saat pengurusan kartu BPJS termasuk ketika berobat ke rumah
sakit.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan memiliki
manfaat sebagai berikut :
1.5.1 Manfaat teoritis:
1. Manfaat teoritis, diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi
untuk menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan
dengan prinsip kinerja dan realisasi BPJS di BPJS Cabang Meulaboh di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah sumber referensi bagi
pihak BPJS Cabang Meulaboh di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat dalam peningkatan kinerja dan realisasinya.
1.5.2 Manfaat praktis:
1. Manfaat Praktis, diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan
pihak-pihak yang terkait mengenai prinsip kinerja dan realisasi dalam
penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS Cabang Meulaboh di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupten Aceh Barat.
2. Bagi Pemerintah, bahwa penelitian ini dapat menjadikan suatu referensi
6
maupun tinjauan secara nyata yang mendiskripsikan sejauh mana kinerja
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan gratis bagi warga.
3. Bagi Masyarakat pengguna jasa BPJS, penelitian ini dapat menjadikan
sumber atau informasi mengenai kinerja dan pelaksanaan fungsi dari
BPJS.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini diperlukan sistematika penulisasn untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai penulisan skripsi ini sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri atas landasan pemikiran atau latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II : Tinjauan Kepustakaan
Bab ini memuat tentang landasan teori, hasil penelitian terhadap
permasalahan yang serupa oleh para ahli, dan penelitian lainnya yang
diungkapkan dalam bab ini.
Bab III: Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi tentang metodologi penelitian, objek penelitian,
situasi penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, metode
pengumpulan data, dan model analisisnya.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini yang berisikan tentang hasil-hasil yang diperoleh baik dalam
bentuk fakta maupun sebagai hasil analisis.
7
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini berisikan tentang temuan-temuan penelitian dan
kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang dibahas.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Kinerja
Menurut Irawan (2002:11), bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja
yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal tiga
macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai, maka kita
juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit, dan
kinerja pegawai. Dessler (2000:87) berpendapat : Kinerja (prestasi kerja)
karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang
diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar
yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai
dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga
dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya.
Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak
(2005:1) yang mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil
dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau
organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di
perusahaan tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja atas prestasi kerja dapat
disimpulkan bahwa pengertian kinerja maupun prestasi kerja mengandung
9
substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa kinerja
maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja
lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate
performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja
karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja
perusahaan (corporate performance) juga baik (Dessler 2000:87)
2.1.2 Pengertian Realisasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai artinya 1. proses
menjadikan nyata, perwujudan, 2. Wujud, kenyataan, pelaksanaan yangg nyata.
me·re·a·li·sa·si vs melakukan (mengusahakan, melaksanakan) perwujudan. Jadi
jelas kedua kata tersebut – ‘realisir’ dan ‘realisasi’ – memiliki makna dan konteks
yang sama sehingga sering digunakan secara berganti-ganti. Perbedaannya
terletak pada kebakuan. Realisasi adalah bentuk bahasa Indonesia baku,
sedangkan realisir adalah bentuk tidak bakunya. Realisasi dianggap bentuk baku
karena realisasi adalah kata bahasa Indonesia yang diserap dari kata benda bahasa
Belanda realisatie.
2.2 BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) merupakan Badan
Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan
10
TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan
Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama
Jamsostek) merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS
Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS
Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
2.2.1 Sejarah BPJS Kesehatan di Indonesia
Pada tahun 1968 Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968 tentang kesehatan yang
secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima
Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya. Menteri Kesehatan
membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan
Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri
Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal-
bakal Asuransi Kesehatan Nasional.
Tahun 1984 Untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan
Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil,Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat
Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum
Husada Bhakti.
11
Pada Tahun 1991 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum
Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta
anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan diizinkan memperluas jangkauan
kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela.
2.3 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52.
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
2.3.1 Dasar Penyelenggaraan.
1 UUD 1945
2 UU No.24 Tahun 2011 Tentang BPJS Kesehatan
3 UU No. 23/1992 tentang Kesehatan
4 UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
5 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1241/MENKES/SK/XI/2004
dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005.
2.3.2 Prinsip Penyelenggaraan.
1. Diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dengan asas
gotong royong sehingga terjadi subsidi silang.
2. Mengacu pada prinsip asuransi kesehatan sosial.
12
3. Pelayanan kesehatan dengan prinsip managed care dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
4. Program diselenggarakan dengan prinsip nirlaba.
5. Menjamin adanya protabilitas dan ekuitas dalam pelayanan kepada
peserta.
6. Adanya akuntabilitas dan transparansi yang terjamin dengan
mengutamakan prinsip kehati-hatian, efisiensi dan efektifitas
2.3.3 Kepesertaan Wajib
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah bertempat
tinggal di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini
sesuai pasal 14 UU BPJS. Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya
sebagai anggota BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada
perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap
peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan
bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan
Iuran.
Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal,
namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS
Kesehatan.
Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai
dengan tingkatan manfaat yang diinginkan. Jaminan kesehatan secara universal
diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan
seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut. Menteri
Kesehatan Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp. M menyatakan BPJS Kesehatan
13
akan diupayakan untuk menanggung segala jenis penyakit namun dengan
melakukan upaya efisiensi.
2.4 Teori Kinerja
Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002:15) memberikan pengertian
atau kinerja sebagai berikut : “performance is defined as the record of outcomes
produced on a specified job function or activity during time period”. Prestasi atau
kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.
Menurut Teori Gibson, dkk (2003: 355), job performance adalah hasil dari
pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan
kinerja lainnya ataupun kinerja adalah penampilan hasil kerja personil maupun
dalam suatu organisasi. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil
yang memangku jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.
Menurut Teori Abraham Maslow kebutuhan akan rasa aman merupakan
tingkat kebutuhan yang kedua setelah kebutuhan psikologi seperti makan, minum,
sandang, papan, dan kebutuhan fisiologinya. Kebutuhan akan rasa aman ini
bermacam-macam, salah satunya yakni rasa akan aman masa depan dan
sebagainya (Siagian, 1997: 287).
2.5 Kajian Terdahulu
Kajian yang dilaksanakan oleh M.Iqbasyi Sartono Tahun 2011 Jurusan
Ilmu Adminatrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri
14
Brawijaya dengan judul Pengaruh Kinerja Dan Realisasi BPJS Terhadap Mutu
Pelayanan Kesehatan di Kota Makasar.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh M.Ibasyi Sartono menunjukan
bahwa pengaruh kinerja dan realisasi BPJS terhadap mutu pelayanan kesehatan di
Kota Makasar, sudah sesuai dengan kinerja dan realisasi hal tersebut dimana
masyarakat di Kota Makasar sangat merasakan pengaruh dari kinerja dan realisasi
BPJS dalam memberikan pelayanan terhadap pelayanan mutu kesehatan.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian M.Iqbasyi Sartono
adalah terletak pada model penelitian yang digunakan. Dimana penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
M.Iqbasyi Sartono adalah metode survey dengan pengolah data mengunakan
pendekatan kualitatif.
Sedangkan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian M.Iqbasyi
Sartono adalah sama-sama melakukan penelitian dengan judul yang sama yaitu
pengaruh kinerja dan realisasi BPJS terhadap mutu pelayanan kesehatan. Hal
tersebut sehingga penelitian ini mejadi kajian terdahulu sebagai bahan acuan
untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan wilayah berbeda.
Kemudian penelitian oleh Anisa Putri Andini Tahun 2013 Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri
Riau dengan judul Pengaruh Realisasi BPJS Terhadap Peningkatan Mutu
Pelayanan di Kota Pekanbaru.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anisa Putri Andini bahwa
menunjukan pengaruh realisasi BPJS terhadap mutu pelayanan kesehatan di Kota
Pekanbaru, sudah sesuai dengan realisasi BPJS hal tersebut dimana masyarakat di
15
Kota Pekanbaru sangat merasakan pengaruh dari realisasi BPJS dalam
memberikan pelayanan terhadap pelayanan mutu kesehatan. Dimana selama
program kesehatan gratis dilaksanakan oleh BPJS, masyarakat sangat merasakan
kemudahan dari pelayanan kesehatan yang diberikan.
2.5.1 Perbedan dan Persamaan
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Anisa Putri Andini
adalah terletak pada metode penelitian yang digunakan. Dimana penelitian ini
menggunakan metode kuantatif dengan pengumpulan data menggunakan
kuisioner.
Sedangkan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Anisa Putri
Andini adalah sama-sama melakukan penelitian dengan judul yang sama yaitu
pengaruh realisasi BPJS terhadap mutu pelayanan kesehatan. Hal tersebut
sehingga penelitian ini sangat tertarik dilakukan diwilayah lain dengan kasus yang
sama.
Menurut saya kajian terdahulu ini sangat menarik dengan pembahasan
tentang pengaruh BPJS di Indonesia, terutama di tingkat daerah masing-masing
dimana hampir setiap kantor cabang BPJS memiliki permasalahan tersendiri salah
satunya adalah pelayanan BPJS pada kantor cabang Meulaboh, dimana hampir
setiap hari pasien peserta BPJS memiliki permasalahan dengan aturan yang
diberlakukan oleh BPJS kepada para peserta sehingga banyak yang mengeluh
dengan aturan tersebut, salah satunya ialah dalam pengurusan pasien persalinan
banyak syarat yang harus dilengkapi sehingga terkesan membebankan msayarakat
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membantu menjelaskan karakteristik
objek dan sabjek penelitian (Arikunto, 2009: 88).
Metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. (Moleong Lexy, 2011: 3).
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu
memberikan gambaran tentang “Analisis Kinerja dan Realisasi Badan Pengelola
Jaminan Sosial Kesehatan (Studi Kantor BPJS Kecamatan Johan Pahlawan ) ”.
3.2 Objek Penelitian
Objek Penelitian yang diambil oleh penulis didalam penelitian ini adalah
para guru dan santri serta masyarakat dilingkungan pesantren tersebut, dimana
objek tersebut dapat mendeskripsikan secara mendalam terhadap permasalahan
penelitian dengan tema” Analisis Kinerja dan Realisasi Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Meulaboh (Studi Kasus BPJS di Kecamatan
Johan Pahlawan) ”.
Diharapkan para objek penelitian dapat memberikan hasil yang mendalam
terhadap permasalahan yang di anggap penting untuk karya ilmiah ini. Sehingga
hasil dari penulisan ini dapat dipergunakan untuk penelitian yang selanjutnya.
17
3.3 Situasi Penelitian
Sitiuasi penelitian didalam proposal penelitian ini, hanya bersifat
mengambil data melalui wawanacara langsung dengan para objek serta kondisi
yang mendukung terhadap penelitian ini yang berkaitan dengan “Analisis Kinerja
dan Realisasi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Cabang
Meulaboh (Studi Kasus BPJS di Kecamatan Johan Pahlawan) ”.
Dimana peneliti dapat mengambarkan terhadap situasi penelitian terhadap
gaya kepemimpinan di lembaga tersebut. Serta melihat situasi yang mendukung
dan berhubungan dengan hal tersebut, yang kemudian dianggap dapat menjadi
suatu patron penelitian yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor BPJS dan Masyarakat di Kecamatam
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Pertimbangan utama pemilihan lokasi
tersebut adalah berdasarkan penjajakan awal yang dilakukan, menunjukkan bahwa
ada permasalahan terhadap pelayanan serta kinerja dan realisasi di BPJS cabang
Meulaboh.
3.5 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan yang dimulai
dari bulan Mei 2016 sampai dengan bulan Agustus 2016. Dimana susunan waktu
tersebut untuk merumuskan waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan
proposal, penelitian awal, seminar proposal, seminar hasil, dan sidang akhir.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
18
Tabel: 3.1 Waktu Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan Mei 2016 – Agustus 2016
Mei Juni Juli Agustus
1 Persiapan Proposal
2 Penelitian awal dan seminar
proposal
3 Penelitian Lapangan dan
Pengumpulan Data Primer
4 Pengolahan Data dan penulisan
hasil penelitian
5 Seminar Hasil dan Sidang akhir
Sumber data: Penenlitian 2016
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh peneliti. Data primer disebut juga data asli atau data baru. Contoh:
data kuesioner, data survei, data wawancara, data observasi dan sebagainya.
2. Data sekunder
Menurut Sugiarto (2007: 46) data sekunder adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian
terdahulu.
Contoh: data di perpustakaan, kantor-kantor, dan sebagainya. Sesuai
dengan judul penelitian ini untuk dapat memperoleh data maka penulis
menggunakan berbagai sumber. Seperti, hasil wawancara dan angket.
19
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Yaitu pengumpulan data langsung pada objek yang akan diteliti,
melakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap gejala atau fenomena
yang diteliti. Menurut Maman Rachman (1999: 77) “Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek
ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada
bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedang observasi tidak
langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan diselidiki”.
2. Wawancara (interview)
Menurut Soehartono (2008: 67) wawancara adalah pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpulan
data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada
responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk
anak-anak. Wawancara dapat dilakukan dengan telepon. Dalam penelitian ini
digunakan jenis wawancara mendalam (depth interview) adalah suatu cara
pengumpulan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
20
3. Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi, sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan
harian, laporan, dan foto. Sifat utama data ini takterbatas pada ruang dan waktu
sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah
terjadi diwaktu silam (Juliansyah Noor, 2011:141)
3.6.3 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode
Purposive Sampling, teknik sampling ini digunakan pada penelitian- penelitian
yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat informan dalam
menentukan sampel penelitian. Walaupun demikian, untuk menggunakan teknik
ini peneliti seharusnya orang yang pakar terhadap karakteristik informan.
berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap informan, maka unit informan yang
dianggap “kunci”, diambil sebagai sampel penelitian (Burhan Bungin, 2008: 115).
3.6.4 Instrumen Penelitian
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif, adalah suatu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, maka
peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Moleong, 2002: 14).
Penggunaan peneliti sebagai instrumen kunci guna mendapatkan data yang
valid dan realible. Namun untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaannya,
penelitian juga didukung oleh instrumen pembantu seperti:
Panduan wawancara, Pulpen dan Buku catatan
21
Adapun instrumen yang digunakan dalam observasi, yaitu panduan
observasi berfungsi agar mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan
berupa lembar pengamatan (check list) yaitu untuk membantu peneliti dalam
melakukan pengukuran terhadap aspek perilaku, pengamatan terhadap aspek
kebersihan , pengamatan terhadap pola makan, pengamatan piket, pengamatan
terhadap rutinitas kegiatan, dan pengamatan terhadap lingkungan keseluruhan.
Adapun instrumen yang digunakan dalam dokumentasi adalah: Camera
pendokumentasian memakai instrumen ini penting dilakukan untuk memudahkan
dalam pengolahan data, sekaligus untuk mengetahui data-data yang belum
lengkap, sehingga mudah dalam mencari data selanjutnya.
3.6.5 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berjumlah 6
orang terdiri dari Aparatur BPJS 1 (satu) orang dan 5 (lima) masyarakat umum.
Untuk mendukung validitas data tersebut diatas, maka kami menetapkan informan
kunci (Key Informan) yaitu humas BPJS dan masyarakat.
Tabel 3.2 Informan Penelitian
No Nama Informan Jabatan
1 Azhar Warga Biasa
2 Mahyudin Warga Biasa
3 Sulaiman Warga Biasa
4 Armi Warga Biasa
5 Sayuti Warga Biasa
6 T.Muhamad Afendy Kepala BPJS
7 Sudarjat Marno Humas BPJS
Sumber Data Penelitian 2016
22
3.7 Metode Analisis
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisis data
menurut Miles dan Huberman (1984: 79), yaitu analisis model interaktif. Analisis
data berlangsung stimulan yang dilakukan bersama dengan proses pengumpulan
data dengan alur tahapan, pengumpulan data (data collection), reduksi data
(dataan reduction), penyajian data (data display) dan kesimpulan atau verifikasi
data (conclution drawing and verifling), karenanya pengumpulan data dan analisis
data menjadi satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan keduanya berlangsung
stimulan dan serempak yang dilakukan ketika dilapangan.
1. Reduksi Data
Yaitu peneliti melakukan rangkuman dengan memilih dan memilah data
dan hal-hal yang pokok dan penting, memfokuskan pada hal-hal yang
penting dan mencari tema serta polanya, peneliti juga melakukan diskusi
dengan teman serta beberapa orang yang mengetahui mengenai hal yang
diteliti.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, selanjutnya penyajian data melalui uraian singkat
dalam bentuk teks naratif sehingga memudahkan peneliti untuk memahami
yang sedang terjadi saat ini. Karena peneliti ini melakukan penelitian
dalam fenomena sosial sangat kompleks data dapat selalu dapat berupa
mulai dari awal memasuki lapangan, kemudian setelah berlangsung agak
lama mengalami perkembangan data, maka data yang peneliti peroleh
harus selalu teruji apakah data masih tetap sama atau tidak, taitu dilakukan
melalui wawancara, pengamatan dan dokumentasi.
23
3. Kalkulasi dan Verifikasi Data
Yaitu peneliti elakukan perumusan pada kesimpulan-kesimpulan sebagia
temuan sementara yang dilakukan dengan cara menyintesiskan semua data
yanng terkumpul.
Dan data akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila bukti-
bukti data serta temuan di lapangan yang peneliti temukan pada tahap awal
konsisten serta valid maka kesimpulan yang didapat adalah kredibel.
3.7.1 Pengujian Kredibilitas Data
1. Kredibilitas (Validitas Internal)
Sugiyono (2007: 270) menjelaskan bahwa kredibilitas data atau keabsahan
data data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, dan member check. Digunakannya uji ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai subyek penelitian
Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan melalui :
a. Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di lapangan.
b. Pengamatan secara terus menerus.
c. Pelibatan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan dan kritik
dalam proses penelitian; Menggunakan bahan referensi untuk
meningkatkan nilai kepercayaan akan kebenaran data yang diperoleh,
dalam bentuk rekaman, tulisan, copy-an , dan lain-lain.
24
d. Member check, pengecekan terhadap hasil-hasil yang diperoleh guna
perbaikan dan tambahan dengan kemungkinan kekeliruan atau kesalahan
dalam memberikan data yang dibutuhkan peneliti.
e. Trianggulasi, baik metode, dan sumber untuk mencek kebenaran data
dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain,
dilakukan, untuk mempertajam tilikan kita terhadap hubungan sejumlah
data. Triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk mengatasi
masalah akibat dari kajian mengandalkan satu teori saja, satu macam data
atau satu metode penelitian saja (Sugiyono, 2007: 225). Triangulasi dapat
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara. Menurut Moleong (2002: 186) proses atau teknik triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan:
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Sumber data berasal dari pedoman wawancara, dibandingkan antara
pengamatan di lapangan seperti pelaksanaan program secara nyata dan
hasil wawancara dengan para informan itu sendiri. Tujuannya adalah
untuk menemukan kesamaan dalam mengungkap.
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi. Dalam teknik ini membandingkan antara
responden A dan responden B dengan menggunakan pedoman wawancara
yang sama, tujuannya adalah agar di dapatkan hasil penelitian yang
diharapkan sesuai dengan fokus penelitian.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam hal melaksanakan penelitian ini, peneliti mengetahui kondisi
lingkungan yang akan diteliti merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus
di ketahui oleh peneliti. Adapun lokasi penelitian yang diambil pada penelitian ini
adalah BPJS Cabang Meulaboh di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat Provinsi Aceh. Sehubungan dengan penelitian ini, maka perlu diketahui
Visi, dan Misi BPJS, serta kepuasan masyarakat terhadap kinerja dan realisasi
BPJS di raung lingkung Kecamatan Johan Pahlawan.
4.1.1 Visi BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial )
Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki
jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
4.1.2 Misi BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial )
Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
1. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan
yang efektif dan efesien.
26
2. Bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas
kesehatan.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana
BPJS Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk
mendukung kesinambungan program.
4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip
tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai
untuk mencapai kinerja unggul.
5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan
evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh
operasionalisasi BPJS Kesehatan.
6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.
4.2 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini karakteristik informan akan diklasifikasikan
berdasarkan pada jenis kelamin.
Tabel. 4.1
Data Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 5
2 Perempuan 2
Total 7
Sumber : Hasil Penelitian 2016
27
Data jumlah informan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 6
orang sedangkan perempuan sebanyak 1 orang.
4.3 Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian dilapangan dengan mewawancarai beberapa
informan, maka terkumpullah berbagai macam informasi atau isu terhadap
Analisis Kinerja dan Realisasi Badan Penyelengara Jaminan Sosial
Kesehatan Cabang Meulaboh Studi Kasus di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat. Dimana informasi tersebut merupakan serangkaian
berbagai macam informasi mengenai tentang kepuasan masyarakat pemegang
kartu BPJS terhadap pelayanan yang diberikan melalui kinerja dan realisasi
mereka yang direspon oleh berbagai macam lapisan masyarakat yang terjadi
didalam kehidupan masyarakat selama ini, yang kemudian dibahas secara ilmiah
pada bab hasil penelitian ini.
4.3.1 Penyelenggaraan Kesehatan Gratis
Penyelenggaraan kesehatan gratis secara umum bertujuan meningkatkan
akses, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh penduduk
propinsi Aceh guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara
efektif dan efisien. Secara khusus, pelayanan kesehatan gratis bertujuan untuk
membantu meringankan beban masyarakat dalam pembiayaan pelayanan
kesehatan, meningkatkan cakupan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di rumah sakit milik Pemerintah
dan rumah sakit lainnya yang ditunjuk di wilayah Aceh, meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat Aceh, meningkatkan pemerataan pelayanan
28
bagi masyarakat Aceh dan terselenggaranya pembiayaan pelayanan kesehatan
masyarakat dengan pola jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat di Aceh.
Namun hal tersebut juga belum menjadi tolak ukur terhadap kinerja dan
realisasi apabila keluhan dari masyarakat masih terjadi, terutama masalah
pelayanan pengurusan kartu peserta dan pelayanan kesehatan dirumah sakit yang
menjadi partner serta mitra BPJS.
4.4 Kinerja dan Realisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Cabang
Meulaboh di Kecamatan Johan Pahlawan.
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Namun pada kenyataanya BPJS terkadang tidak
menunjukan kinerja yang baik, hal itu terlihat dari pelayanan penerbitan kartu
peserta yang tidak merata sesuai dalam kartu keluarga, sehingga kami masyarakat
merasa tidak puas dengan kinerjanya. Jika kinerjanya kurang bagus maka
realiasinya pasti tidak akan sesuai dengan apa yang menjadi patron mereka dalam
melaksanakan.
4.4.1 Penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS Cabang Meulaboh yang
terjadi di Kecamatan Johan Pahlawan.
Hal tersebut sebagaimana yang ditanggapi oleh informan kunci
T.Muhammad Afandy yang merupakan Kepala BPJS cabang Meulaboh.
Menurut pendapat saya selama ini baik, karena kami sudah
melakukan penyelenggaraan kesehatan gratis dengan
semaksimalnya, hal itu sudah dapat meringankan beban
masyarakat dalam menggunakan jaminan kesehatan. Namun
kalau dalam realisasinya kami selaku pelaksana dengan
sistemnya seperti sekarang ini, sudah sesuai dengan
29
prosedurnya. Salah contoh satunya seperti mengsosialisasi
aturan mainya kesemua lapisan, termasuk pada rumah sakit,
(Wawancara dengan informan T.Muhammad Afandy tanggal 10
Juni 2016 ).
Hal tersebut juga ditanggapi oleh informan Sudrajat Marno yang
merupakan Staf BJPS cabang Meulaboh.
Menurut pendapat saya selama ini penyelenggaran bpjs sudah
sangat baik, karena kami sudah melakukan penyelenggaraan
kesehatan gratis dengan sebaik-baiknya, dan hal tersebut sudah
dapat meringankan beban masyarakat yang berobat dalam
menggunakan kartu jaminan kesehatan. Dalam realisasinya kami
selaku partner dari pemerintah dengan sistem yang demikian,
sudah sesuai dengan prosedurnya. Bila ada masyarakat yang
komplen hal itu disebabkan ada sebagian masyarakat tidak tahu
bagaimana mengikuti aturan yang berlaku, kita sudah
mengsosialisasi aturan mainya kesemua lapisan, termasuk pada
rumah sakit, (Wawancara dengan informan Sudrajat Marno
tanggal 10 Juni 2016 ).
Hal yang sama juga diutarakan oleh informan Sulaiman yang merupakan
penduduk di Gampong Pasir Kecamatan Johan Pahlawan.
Menurut pendapat saya selama ini baik, karena dengan adanya
penyelenggaraan kesehatan gratis oleh pemerintah maka dapat
meringankan beban masyarakat serta jaminan sosial kesehatan
masyarakat. Namun kalau bisa sistemnya jangan telalu rumit
seperti sekarang ini. Sebab sebagian masyarakat tidak tahu
bagaimana mengikuti sistem yang berlaku saat ini, salah satunya
seperti saat kita berobat di RSU kita tinggal memberikan
fotocopy kartu bpjs sudah selesai masalah pelayananya,
(Wawancara dengan informan Sulaiman tanggal 10 Juni 2016 ).
Hal yang sama juga diutarakan oleh informan ibu Armi yang merupakan
penduduk di Gampong Pasir Kecamatan Johan Pahlawan
Menurut pandang saya selama ini sangat baik, sebab dengan
adanya tranbosan baru atau program kesehatan gratis melalui
instansi BPJS oleh pemerintah maka masyarakat menengah
kebawah dapat jaminan kesehatan. Masyarakat sangat puas
30
dengan bisa mendapatkan layanan kesehatan gratis yang
diberikan oleh BPJS khususnya yang ada di Meulaboh, sehingga
kami dapat meningkatkan produktifitas di dalam kesehatan
masyarakat itu sendiri, (Wawancara dengan informan ibu Armi,
tanggal 12 Juni 2016).
Hal tersebut juga diungkapkan oleh informan Ibu Sayuti yang merupakan
penduduk di Gampong Padang Seurahet Kecamatan Johan Pahlawan
Menurut yang saya lihat selama ini yang di lakukan oleh BPJS
cukup baik dan memuaskan, karna ini merupakan program yang
pro kepada masyarakat kecil sehingga sangat berdampak positif
bagi masyarakat. Tetapi kalau bisa jangan pada satu bidang saja
yang di gratiskan oleh pemerintah, namun bidang-bidang
lainnya juga, (Wawancara dengan informan Ibu Sayuti, tanggal
17 Juni 2016).
Hal yang sama juga diutarakan oleh informan Azhar yang merupakan
penduduk di Gampong Panggong Kecamatan Johan Pahlawan.
Menurut pendapat saya, sangat baik, karna program
penyelenggaraan kesehatan gratis melalui institasi BPJS oleh
pemerintah dapat meringankan beban perekonomian masyarakat
dan denga adanya lembangan institasi BPJS yang dibentuk oleh
pemerintah khusus untuk mengatasi maslah kesehatan
penyelenggaraan semakin efektif dan tepat sasaran, (Wawancara
dengan informan Azhar. Tanggal 19 Juni 2016).
Demikian juga disampaikan oleh informan Mahyudin yang merupakan
penduduk di Gampong Ujong Kalak Kecamatan Johan Pahlawan.
Menurut pendapat saya, selama ini bpjs didalam penyelegaraan
kesehatan gratis bagi masyarakat kelas menengah dan bawah
sangat baik, karna program penyelenggaraan kesehatan gratis
melalui institasi BPJS oleh pemerintah dapat meringankan
beban perekonomian masyarakat dan dengan adanya lembaga
institasi BPJS yang dibentuk oleh pemerintah khusus untuk
mengatasi maslah kesehatan penyelenggaraan semakin efektif
dan tepat sasaran, (Wawancara dengan informan Mahyudin,
tanggal 23 Juni 2016).
Berdasarkan beberapa jawaban informan diatas dapat disimpulkan bahwa,
banyak masyarakat selama ini terutama peserta BPJS kesehatan gratis menilai
31
terhadap penyelenggaraan BPJS merasa selama ini cukup baik, karena dengan
adanya penyelenggaraan kesehatan gratis oleh pemerintah maka dapat
meringankan beban masyarakat serta jaminan sosial kesehatan masyarakat.
Namun disisi lain dengan adanya tranbosan baru atau program kesehatan
gratis melalui instansi BPJS oleh pemerintah maka masyarakat menengah
kebawah dapat menikmati jaminan kesehatan. Salah satu contohnya masyarakat
sangat puas dengan bisa mendapatkan layan kesehatan gratis yang diberikan oleh
BPJS khususnya yang ada di Meulaboh, sehingga kami tidak khawatir
mengeluarkan biaya banyak didalam berobat ke rumah sakit. Apapun yang
dilakukan oleh BPJS selama ini yang di cukup baik dan memuaskan, karna ini
merupakan program kesehatan yang pro kepada masyarakat kecil sehingga sangat
berdampak positif bagi masyarakat. Salah satunya dampak positif dari program
penyelenggaraan kesehatan gratis melalui institasi BPJS oleh pemerintah dapat
meringankan beban perekonomian masyarakat dan dengan adanya lembangan
institasi BPJS yang dibentuk oleh pemerintah khusus untuk mengatasi masalah
kesehatan penyelenggaraan semakin efektif dan tepat sasaran. Hal tersebut
menandai bahwa penyelenggara BPJS kesehatan gratis sangat berdampak positif
bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
4.4.2 Kinerja dan Realisasi penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS
Cabang Meulaboh yang terjadi di Kecamatan Johan Pahlawan.
Hal tersebut sebagaimana yang ditanggapi oleh informan kunci
T.Muhammad Afandy yang merupakan Kepala BPJS cabang Meulaboh.
Menurut pendapat saya selama ini kinerja dan realisasinya sudah
berjalan dengan baik, karena kami sudah memberikan
penyelenggaraan kesehatan gratis dengan sebaik-baik mungkin
32
kepada masyarakat, hal itu sudah dapat meringankan beban
masyarakat dalam menggunakan kartu jaminan kesehatan ketika
berobat kepusat kesehatan masyarakat baik yang pemerintah dan
swasta yang sudah kerja sama dengan kami. Namun kalau ada
dalam realisasinya bermasalah itu diluar dugaan kami, karena
kami selaku pelaksana sudah melaksanakan sudah sesuai dengan
prosedurnya, (Wawancara dengan informan T.Muhammad
Afandy tanggal 10 Juni 2016 ).
Hal tersebut juga ditanggapi oleh informan Sudrajat Marno yang
merupakan Staf BJPS cabang Meulaboh.
Menurut pendapat saya selama ini kinerja dan realisasi bpjs
sudah sangat baik, karena kami sudah melakukan pemberian
kesehatan gratis dengan sebaik-baiknya, dan hal tersebut sudah
dapat meringankan beban masyarakat yang berobat dalam
menggunakan kartu jaminan kesehatan, (Wawancara dengan
informan Sudrajat Marno tanggal 10 Juni 2016 ).
Hal tersebut sebagaimana tanggapan masyarakat yang ditanggapi oleh
informan Sulaiman yang merupakan warga Gampong Suak Nie Kecamatan Johan
Pahlawan.
Menurut pendapat saya selama ini kinerja dan realisasinya,
sudah baik dan terarah, karena dengan ada sebab di dalam
kenerja biokrasi BPJS sangat bagus dan itu sangat dirasakan
oleh masyarakat, seperti pelayanan yang memuaskan sehingga
masyarakat tidak ada kewalahan dalam mengurus bekas-bekas
administrasi di perlukan pada saat pengurusan kartu BPJS.
(Wawancara dengan informan Sulaiman tanggal 10 Juni 2016 ).
Hal yang sama juga diutarakan oleh informan ibu Armi yang merupakan
penduduk di Gampong Pasir Kecamatan Johan Pahlawan
Menurut pandang saya selama ini baik, namun harus ada
peningkatan di dalam sistem pelayanannya, sebab dengan
adanya kinerja pelayanan yang baik maka meningkatkan
realisasi yang baik. Contohnya ketika kita urus kartu bpjs, kita
diarahkan untuk mengambil berkas seperti rekom dinsos dan
sebagainya, ( Wawancara dengan informan ibu Armi, tanggal 12
Juni 2016).
33
Hal tersebut juga diungkapkan oleh informan Ibu Sayuti yang merupakan
penduduk di Gampong Padang Seurahet Kecamatan Johan Pahlawan
Menurut yang saya lihat selama ini, baik, namun ada sedikit
kendala dalam mensosialisasi sistem administrasi atau syarat-
syaratnya kepada masyarakat, jadi saran saya apabila adanya
aturan atau syarat-syarat yang baru maka pengawai tau birokrasi
yang ada di BPJS itu. Contohnya terkadang yang tidak paham
itu malah petugas medis yang seharusnya mereka lebih tahu. Ini
harus mensosialisasikan seminggu atau beberapa hari sebelum
peratuaran itu berlaku, sehingga realisasinya bisa tercapai
dengan target, (Wawancara dengan informan Ibu Sayuti, tanggal
17 Juni 2016).
Hal yang sama juga diutarakan oleh informan Azhar yang merupakan
penduduk di Gampong Panggong Kecamatan Johan Pahlawan.
Menurut pendapat saya kinerja dan realisasinya cukup baik,
karena hal ini terlihat dari pelayanan mereka kepada masyarakat
dan suadh pasti realisasi kinerjanya juga bagus. Namun harus
ada peningkatan lagi di berbagai bidang, seperti bidang
informasi dan pelayanan terhadap masyarakat, karna di kedua
bidang tersebut sangat di perlukan oleh masyarakat sehingga
fungsi BPJS dapat diterima oleh masyarakat, (Wawancara
dengan informan Azhar. Tanggal 19 Juni 2016).
Demikian juga disampaikan oleh informan Mahyudin yang merupakan
penduduk di Gampong Ujong Kalak Kecamatan Johan Pahlawan.
Menurut pandang saya selama ini baik, namun harus ada
peningkatan yang lebih baik didalam sistem pelayanannya,
sebab dengan adanya kinerja pelayanan yang baik maka
meningkatkan realisasi yang baik. Contohnya ketika kita urus
kartu bpjs, kita diarahkan untuk mengambil berkas seperti
rekom dinsos dan sebagainya, (Wawancara dengan informan
Mahyudin, tanggal 23 Juni 2016).
Berdasarkan beberapa jawaban informan diatas dapat disimpulkan bahwa,
kinerja dan realisasi penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS Kecamatan
Johan Pahlawan menunjukan sesuai apa yang diharapkan oleh banyak masyarakat
di dalam mendapatkan pelayanan kesehatan gratis terutama bagi pemegang kartu
34
BPJS. Salah satunya seperti pelayanan yang diberikan ketika melakukan
pengurusan kartu sangat baik dan bagus. Contohnya ketika kita urus kartu bpjs,
kita diarahkan untuk mengambil berkas seperti rekom dinsos dan sebagainya,
sehingga masyarakat tidak ada kewalahan dalam mengurus bekas-bekas
administrasi di perlukan pada saat pengurusan kartu BPJS termasuk ketika berobat
ke rumah sakit.
Hal tersebut disebabkan dengan adanya kinerja pelayanan yang baik maka
meningkatkan realisasi yang baik, karena hal ini terlihat dari pelayanan mereka
kepada masyarakat dan sudah pasti realisasi kinerjanya juga bagus. Namun harus
ada peningkatan lagi di berbagai bidang, seperti bidang informasi dan pelayanan
terhadap masyarakat, karna di kedua bidang tersebut sangat di perlukan oleh
masyarakat sehingga fungsi BPJS dapat diterima oleh masyarakat.
Kinerja dan realisasi BPJS sudah terukur dari proses pelayanan mereka
kepada masyarakat umum yang mengurus berbagai macam keperluan urusan
masalah layan kesehatan gratis yang akan mereka dapati ketika berobat di rumah
sakit.
Hal tersebut selama ini BPJS kesehatan Johan Pahlawan sudah
menyelenggarakan kinerja dan realisasi dengan baik dan bagus kepada masyarakat
umum, salah satu buktinya kinerja biokrasi BPJS sangat bagus dan itu sangat
dirasakan oleh masyarakat, seperti pelayanan yang sangat memuaskan sehingga
masyarakat tidak ada kewalahan dalam mengurus bekas-bekas administrasi di
perlukan pada saat pengurusan kartu BPJS dan sebagainya.
35
4.5 Pembahasan
4.5.1 Kinerja dan Realisasi Penyelenggaraan Kesehatan Gratis di BPJS
Kecamatan Johan Pahlawan.
Proses penyelenggaran layanan kesehatan gratis bagi seluruh penduduk
Indonesia merupakan program pemerintah pusat untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang sehat menuju Indonesia sehat, secara fisik dan mentalitas. Namun
untuk mewujudkan cita-cita tersebut pemeritah membentuk sebuah wadah atau
lembaga yang secara khusus mengelola masalah pelayanan kesehatan masyarakat
secara menyeluruh melalui lembaga BPJS Kesehatan.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) merupakan Badan
Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan
TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan
Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama
Jamsostek) merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS
Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS
Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
Salah satu lembaga BPJS yang sedang melayani berbagai macam masalah
kesehatan termasuk BPJS kantor cabang Meulaboh yang berada di Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Didalam melakukan aktifitas kinerja dan
realisasi BPJS di kantor cabang Kecamatan Johan Pahlawan, sudah melayani
36
sesuai dengan prosedur dan protapnya. Kinerja merupakan perbandingan hasil
yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya per jam).
Untuk barometer kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya,
demikian juga dengan kinerja yang dilakukan oleh BPJS kesehatan ahrus betul-
betul sesuai dengan apa yang diharapkan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Dengan kinerja yang baik serta sesuai dengan apa yang
diperuntuhkan pada karyawan, harus mendapatkan realisasi dengan baik, sesuai
dengan kinerja yang sudah dilakukan.
Namun apabila kinerja yang dilakukan selama melakukan pelayanan
didalam penyelenggaraan BPJS tidak baik dan kurang bagus, maka itdak tentu
kemungkinan realisasinya yang dicapai juga akan kurang baik. Maka oleh karena
itu setiap melakukan kinerja maka kerjakan dengan baik, termasuk kinerja di
BPJS itu sendiri.
Hal tersebut sebagaimana hasil tanggapan para informan yang menanggapi
terhadap analisis kinerja dan realisasi bpjs cabang Meulaboh di Kecamatan Johan
Kabupaten Aceh Barat. Dimana penyelenggaraan BPJS selama ini cukup baik
dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, karena selama ini
masyarakat sangat merasakan dengan adanya penyelenggaraan kesehatan gratis
oleh pemerintah maka dapat meringankan beban masyarakat serta jaminan sosial
kesehatan masyarakat. Apapun yang dilakukan oleh BPJS selama ini yang di
cukup baik, karena ini merupakan program kesehatan yang pro kepada masyarakat
kecil sehingga sangat berdampak positif bagi masyarakat.
37
Salah satunya dampak positif dari program penyelenggaraan kesehatan
gratis melalui institasi BPJS oleh pemerintah dapat meringankan beban
perekonomian masyarakat dan dengan adanya lembangan institasi BPJS yang
dibentuk oleh pemerintah khusus untuk mengatasi masalah kesehatan
penyelenggaraan semakin efektif dan tepat sasaran. Sehingga realisasi
penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS Kecamatan Johan Pahlawan
menunjukan sesuai apa yang diharapkan oleh banyak masyarakat di dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan gratis terutama bagi pemegang kartu bpjs.
Salah satunya seperti pelayanan yang diberikan ketika melakukan pengurusan
kartu sangat baik dan bagus, (hasil statemen informan peneltian 2016).
Hal tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Bernardin dan Russel
yang merupakan pakar kinerja memberikan pengertian atau kinerja sebagai
berikut : “performance is defined as the record of outcomes produced on a
specified job function or activity during time period”. Prestasi atau kinerja adalah
catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu
atau kegiatan selama kurun waktu tertentu, (dalam Ruky, 2002:15).
Bahwa sebagaimana yang dikatakan oleh Bernardin dan Russel yang
merupakan pakar kinerja sangat sesuai dengan kinerja dan realisasi yag dilakukan
oleh BPJS kesehatan, hal tersebut terlihat dari hasil kinerja dan realisasi selama ini
kepada masyarakat umum. Salah satunya seperti pelayanan yang diberikan ketika
melakukan pengurusan kartu sangat baik dan bagus, dan itu sangat dirasakan oleh
masyarakat yang ada di Kecamatan Johan Pahlawan secara khususnya.
Demikian juga disisi lainnya BPJS selama ini cukup baik dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, karena selama ini masyarakat
38
sangat merasakan dengan adanya penyelenggaraan kesehatan gratis oleh
pemerintah maka dapat meringankan beban masyarakat serta jaminan sosial
kesehatan masyarakat. Apapun yang dilakukan oleh BPJS selama ini yang di
cukup baik, karena ini merupakan program kesehatan yang pro kepada masyarakat
kecil sehingga sangat berdampak positif bagi masyarakat. Salah satunya dampak
positif dari program penyelenggaraan kesehatan gratis melalui institasi BPJS oleh
pemerintah dapat meringankan beban perekonomian masyarakat dan dengan
adanya BPJS untuk mengatasi masalah kesehatan penyelenggaraan semakin
efektif dan tepat sasaran.
Berdasarkan pembahasan diatas terhadap kinerja realisasi Badan
Penyelenggara Jamisan Sosial Kesehatan dapat di ambil kesimpulan bahwa,
kinerja penyelenggaraan BPJS kesehatan selama ini cukup baik. Hal tersebut
karena dengan adanya penyelenggaraan kesehatan gratis oleh pemerintah maka
dapat meringankan beban masyarakat serta jaminan sosial kesehatan masyarakat.
hal yang demikian sangat dirasakan oleh masyarakat terhadap kinerja BPJS, salah
satu contohnya masyarakat sangat puas dengan bisa mendapatkan layan kesehatan
gratis yang diberikan oleh BPJS khususnya yang ada di Meulaboh, sehingga kami
tidak khawatir mengeluarkan biaya banyak didalam berobat ke rumah sakit. Hal
tersebut menandai bahwa penyelenggara BPJS kesehatan gratis sangat berdampak
positif bagi masyarakat dalam mendapat layanan kesehatan secara umumnya
terutama bagi masyarkat kelas menengah ke bawah.
Sedangkan realisasi yang diberikan oleh penyelenggaraan kesehatan
gratis di BPJS Kecamatan Johan Pahlawan menunjukan sesuai apa yang
diharapkan oleh banyak masyarakat di dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
39
gratis terutama bagi pemegang kartu bpjs. Salah satunya seperti pelayanan yang
diberikan ketika melakukan pengurusan kartu sangat baik dan bagus. Contoh
lainnya ketika kita mengurus kartu bpjs, kita diarahkan untuk mengambil berkas
seperti rekom dinsos dan sebagainya, sehingga masyarakat tidak ada kewalahan
dalam mengurus bekas-bekas administrasi di perlukan pada saat pengurusan kartu
BPJS termasuk ketika berobat ke rumah sakit. Hal tersebut menunjukkan BPJS
kesehatan menunjukan realisasi yang baik dan berdampak positif bagi masyarakat
umum khususnya masyarakat di Kecamatan Johan Pahlawan.
Kinerja dan realisasi BPJS sudah terukur dari proses pelayanan mereka
kepada masyarakat umum yang mengurus berbagai macam keperluan urusan
masalah layan kesehatan gratis yang akan mereka dapati ketika berobat di rumah
sakit. Hal tersebut selama ini BPJS kesehatan Johan Pahlawan sudah
menyelenggarakan kinerja dan realisasi dengan baik dan bagus kepada masyarakat
umum, salah satu buktinya kinerja biokrasi BPJS sangat bagus dan itu sangat
dirasakan oleh masyarakat, seperti pelayanan yang sangat memuaskan sehingga
masyarakat tidak ada kewalahan dalam mengurus bekas-bekas administrasi di
perlukan pada saat pengurusan kartu BPJS dan sebagainya.
40
Page | 40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian maka dapat diambil kesimpulan secara
umum terhadap “ Analisis Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan Studi
Kasus BPJS Cabang Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan ”, dimana kinerja dan
realisasi BPJS dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa banyak masyarakat selama ini terutama peserta BPJS kesehatan
gratis menilai terhadap penyelenggaraan BPJS merasa selama ini cukup
baik, karena dengan adanya penyelenggaraan kesehatan gratis oleh
pemerintah maka dapat meringankan beban masyarakat serta jaminan
sosial kesehatan masyarakat.. Salah satu contohnya masyarakat sangat
puas dengan bisa mendapatkan layan kesehatan gratis yang diberikan
oleh BPJS khususnya yang ada di Meulaboh. BPJS selama ini sudah
memberikan pelayanan yang cukup baik dan sangat bagus, salah satunya
dampak positif dari program penyelenggaraan kesehatan gratis melalui
institasi BPJS oleh pemerintah dapat meringankan beban perekonomian
masyarakat dan semakin efektif dan tepat sasaran
2. Kinerja dan realisasi penyelenggaraan kesehatan gratis di BPJS
cabang Meulaboh di Kecamatan Johan Pahlawan, bahwa menunjukan
sesuai apa yang diharapkan oleh banyak masyarakat di dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan gratis salah satunya seperti pelayanan
41
yang diberikan ketika melakukan pengurusan kartu sangat baik dan
bagus. Contohnya ketika kita urus kartu BPJS kita diarahkan untuk
mengambil berkas seperti rekom dinsos dan sebagainya, sehingga
masyarakat tidak ada kewalahan dalam mengurus bekas-bekas
administrasi di perlukan pada saat pengurusan kartu BPJS termasuk
ketika berobat ke rumah sakit.
5.2 Masukan dan Saran
Semoga tulisan ini menjadi pertimbangan pihak terkait Kabupaten Aceh
Barat khususnya terhadap Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan di
kantor Cabang BPJS Meulaboh di Kecamatan Johan Pahlawan sehingga kinerja
dan realisasinya tetap terjaga didalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat secara berkesinambungan demi mewujudkan masyarakat Indonesia
sehat bebas dari penyakit.
Saran penulis juga kepada pihak akademik fisipol agar selalu
mengarahkan dan membimbing kepada mahasiswa agar tetap menjaga kode etik
kemahasiswaan dalam bingkai dunia akademisi, sehingga ilmu yang didapatkan
oleh mahasiswa benar-benar dapat diinplementasikan didalam kehidupan sosial
kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2009, Manajemen Penelitian , PT Rieneka Cipta, Jakarta
Anne, L. T. (2005). Business and Society: Stake Holders, Ethics, Public Policy
(International, 11 ed.): Mc Graw Hill. Initiative, G. C.
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta.
Jakarta.
Burhan Bungin. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta.
Doing The Most Good for Your Company and Your Cause: John Wiley & Sons
Inc. Leisinger, K. M. (2007).
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka.
Jakarta.
Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks
Dikutip dari: http://dokumen.tips/, http://elib.unikom.ac.id/,
Elly M. Setiadi. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana. Jakarta.
George Rizer dan Douglas. Goodman. 2011. Teori Sosiologi Modern, Edisi Ke-6.
Kencana. Jakarta.
Juliansyah Noor. 2011. Metodelogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertase, dan
karya Ilmiah. Edisi Pertama. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Koentjaraningrat. 2004. Pengantar Antropologi Jilid I. Rineka Cipta : Jakarta.
Kriyantono, Rachmat.2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Di Sertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran, Ed I, cet. Kedua. Kencana. Jakarta.
Kartasasmita, G. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan
dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka CIDESINDO.
Kasahun, Y. 2005. Putting Regulation Before Responsibility: The Limits of
Voluntary CSR. Univ Law School Public Law and Legal Theory Research
Paper Series.
Kotler, P., & Nance, L. 2005. Corporate Social Responsibility:
Lexy J. Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Latief, H.Abdul. 2005. Hukum dan Peraturan Kebijaksanaan (Beleidsregel) pada
Pemerintahan Daerah, UII Press, Yogyakarta,
Mukhtie Fajar, Teori Hukum Kontemporer, malang: Setara Press, 2013. O. Notohamidjojo
(Tri Budiyono (edt)),
Membangun Martabat Manusia. 1992. Peranan Ilmu Sosial dalam Pembangunan,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press bekerjasama dengan HIPIIS.
Moleong, J Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosydakarya.
Bandung.
Mahendra Putra Kurnia. 2007. Pedoman Naskah Akademik PERDA Partisipatif,
Kreasi Total Media, Yogyakarta.
Maria Farida Indrati. S,.2007. Ilmu Perundang-undangan; Dasar-dasar dan
Pembentukannya, Kanisius, Yogyakarta.
Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Ridwan HR, 2006. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Ruky, Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Soehino, 2006. Hukum Tata Negara; Teknik Perundang-undangan (Setelah
Dilakukan Perubahan Pertama dan Perubahan Kedua Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945), BPFE, Yogyakarta.
Singaribun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES: Jakarta.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengentar. Rajawali Pers. Jakrta.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D, CV
Alfabeta, Bandung.
Siagian, Sondang. 2002. Manajemen SDM. Jakarta : Bumi Aksara.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. CV.Alfabeta.
Yusron Rozak, 2008, Sosiologi Sebuah Pengentar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi
Perspektif Islam, Laboratorium Sosiologi Islam, Jakarta.
Zainudin Ali,2009. Sosiologi Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Sistem
Jaminan Sosial.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52
www.pdfchaser.com/pdf/fungsi-manajemen-sdm.html
http://sdm-teori.blogspot.com/
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/09/tugas-dan-fungsi-manajemen-
sumber-daya.html
http://el-kawaqi.blogspot.co.id/ dan http://ringkasteori.blogspot.co.id/