Post on 11-Apr-2019
ANALISIS FINANSIAL UMKM DODOL MANGGA DI KABUPATEN
INDRAMAYU
Skripsi
ABDUL MUTHOLIB
1111092000005
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2016 M
ii
ANALISIS FINANSIAL UMKM DODOL MANGGA DI KABUPATEN
INDRAMAYU
ABDUL MUTHOLIB
1111092000005
Skripsi
Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Agribisnis (S.Agr)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2016 M
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU PENELITIAN KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 1 November 2016
Abdul Mutholib
NIM 111092000005
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Abdul Mutholib
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Indramayu, 04 November 1992
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Blok Pasar Sidep RT. 001/RW 001 Ds. Panyingkiran
Lor Kec. Cantigi Kab. Indramayu 45258
No Telp : 0811-2430-512/0896-3023-1373
Email : mutoliba@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SD Negeri 01 Panyindangan Kulon (1999-2000)
: SD Negeri 17 Jakarta (2000-2005)
Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 144 Jakarta (2005-2008)
Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 76 Jakarta (2008-2011)
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(2011-2016)
vi
Pengalaman Organisasi
2012-2013 : Sekdir. LSO Penerbit Permai-Ayu DKI Jakarta
2012-2013 : Sekbid. Rohani dan Sosial HMJ Agribisnis UIN Jakarta
2013-2014 : Sekbid. PTKP HMI Komfastek
2013-2014 : Kabid. Pengembangan Organisasi Permai-Ayu DKI Jakarta
2014-2015 : Ketua Umum Permai-Ayu DKI Jakarta
2014-2015 : Kabid. PPPA HMI Komfastek
2016-2017 : Wabendum HMI Cabang Ciputat
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Jakarta, 1 November 2016
Abdul Mutholib
vii
RINGKASAN
Abdul Mutholib. Analisis Finansial UMKM Dodol Mangga di Kabupaten
Indramayu. Penulisan skripsi ini dibimbing oleh Bapak Edmon Daris dan Bapak Iwan Aminudin.
Sebagai buah tropis, mangga mempunyai prospek cukup cerah, masyarakat Indonesia menyukai buah ini sehingga konsumsi buah mangga untuk pasaran lokal cukup tinggi. Buah yang memiliki tekstur yang empuk dengan aroma manis yang
khas sehingga buah mangga sudah menembus pasar luar negeri. Oleh pemerintah Jawa Barat, buah mangga salah satu tanaman hortikultara yang diproritaskan untuk
ditingkatkan nilai ekspornya.
Pengembangan UMKM memiliki prospek yang cukup baik, mengingat
potensi pasarnya sangat mendukung. Selain itu, pada dasarnya pengolahan dodol buah pada dasarnya tidak terlalu sulit dan memiliki nilai ekonomis yang cukup
menggiurkan ditambah lagi buah memiliki sifat tidak tahan lama. Atas dasar tersebut muncul ide untuk mengolah buah mangga agar punya nilai jual dan jadi poduk tahan lama. Ditambah lagi Indramayu meupakan kota penghasil mangga terbesar di Jawa
Barat. Salah satunya usaha yang memanfaatkan potensi tersebut ialah UMKM Dodol Mangga sebagai pelaku usaha pengolahan dodol mangga.
Salah satunya ialah UMKM Dodol Mangga sebagai pelaku usaha pengolahan dodol mangga. Penelitian ini mengungkapkan biaya usaha dan mengungkapkan
finansial UMKM pengolahan dodol mangga. Alat analisis yang digunkan yaitu analisis investasi.
Berdasarkan pengolahan data menggunakan matriks IFE menghasilkan faktor
yang menjadi kekuatan utama dari UMKM Dodol Mangga Barokah, yaitu kualitas
produk yang ditawarkan dengan total skor 0,36, dan faktor yang menjadi kelemahan utama yaitu kapaasitas produksi belum mencukupi dengan total skor 0,23.
Pengolahan matriks EFE menghasilkan faktor yang menjadi peluang utama dari UMKM Dodol Mangga Barokah yaitu inovasi produk dan teknologi dengan total skor 0,8, dan faktor yang menjadi ancaman utama, yaitu kenaikan harga BBM dengan
total skor 0,2.
Dari hasil penelitian dketahui bahwa modal investasi awal sebesar Rp. 88.219.700 berupa berupa investasi untuk pembelian lahan dan gedung untuk memulai UMKM dodol mangga sebesar Rp. 67.950.000 dan biaya untuk peralatan
pembuatan dodol mangga sebesar Rp. 7.269.700. Biaya variabel atau biaya produksi digunakan untuk UMKM dodol mangga pada periode pertama sebesar Rp.
13.000.000. Biaya variabel ini digunakan untuk bahan baku, bahan bakar gas, kotak kemasan, listrik, air, telphon dan upah tenaga kerja. Sumber dana yang digunakan dalam UMKM dodol mangga ini diasumsikan berasal dari modal pribadi.
viii
Hasil analisis finansial UMKM dodol mangga di Indramayu dinyatakan layak
berdasarkan NPV yang diperoleh dalam memiliki NPV positif sebesar Rp. 21.709.619, yang berarti 10 UMKM dodol mangga ini akan mengalami keuntungan sebesar Rp. 21.709.619, selama 2 tahun menurut nilai waktu mata uang sekarang.
Kata kunci : Dodol Mangga, Analisis Finansial, Indramayu
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur serta do’a penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis hingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Sepenuhnya, tanpa bantuan-Nya semua ini tidak
akan terwujud dengan baik.
Skripsi berjudul “Analisis Finansial UMKM Dodol Mangga di Kabupaten
Indramayu”, penulis ajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memenuhi
tugas akhir dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1).
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini izinkan penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, karunia serta nikmat-Nya kepada
penulis, sehingga masih diberikan umur panjang di dunia ini dan melewati
salah satu proses kehidupan yang luar biasa.
2. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Ir. Elfawati, MP, selaku Wakil Dekan Bid. Akademik Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Nur Inayah, M.Si, selaku Wakil Dekan Bid. Adkum Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Sutrisno, Dipl, Seis, selaku Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS, selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta merangkap Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membantu dan memberi saran, motivasi serta selalu
sabar dalam membimbing penulis dari awal hingga akhir pembuatan skripsi
ini.
7. Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang
telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu dan memberi saran,
motivasi serta selalu sabar dalam membimbing penulis dari awal hingga akhir
pembuatan skripsi ini.
8. Penguji saya Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si dan Ibu drh. Zulmanery, MM
yang telah memberikan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi
saya.
9. Bapak Taufik Hidayat selaku owner UMKM Dodol Mangga Barokah di
Indramayu yang telah bekerjasama demi rampungnya penelitian ini.
10. Para Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis di
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
11. Staf Tata Usaha yang telah banyak membantu penulis selama mengikmuti
perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
12. Ayahanda Raspan dan Ibunda Warinih tercinta yang senantiasa memberikan
dorongan, motivasi, serta mendo’akan penulis tanpa henti.
13. Adik Indah dan Megi serta Rizki Fajriah R, SE yang selalu memberikan
support kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitiannya.
xi
14. Tidak luput juga rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu khususnya kelas A Agribisnis angkatan 2011 yang telah
memberikan semangat dan motivasi bagi penulis.
Harapan penulis semoga Allah SWT melimpahkan karunia dan rahmat-Nya
serta membalas amal budi baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
yang disebabkan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 01 November 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................................v
RINGKASAN ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6
1.4. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................8
2.1. Pembangunan Sektor Pertanian.......................................................... 8
2.2. Industri Kecil dan Usaha Kecil ........................................................ 10
2.2.1.Pengertian Usaha Kecil ........................................................... 10
2.2.2.Karakteristik Usaha Kecil ....................................................... 11
2.3. Produk Olahan Buah Mangga ......................................................... 12
2.4.Studi Kelayakan Bisnis ...................................................................... 13
2.4.1.Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ......................................... 14
2.4.2.Aspek-Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis ......................... 15
2.4.3.Kriteria Penilaian Kelayakan Finansial ................................... 18
2.5. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 22
2.6. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................26
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 26
3.2.Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 26
3.3.Motode Pengambilan Sampel .......................................................... 27
xiii
3.4.Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 27
3.4.1.Analisis Pendapatan ................................................................ 28
3.4.2.Penyusutan .............................................................................. 29
3.4.3.Break Event Point (BEP) ........................................................ 29
3.4.4.Return Of Invesment (ROI) .................................................... 30
3.4.5.Analisis R/C Ratio .................................................................. 30
3.4.6.Net Present Value (NPV) ........................................................ 31
3.5.Definisi dan Batasan Operasional .................................................... 32
3.5.1.Definisi .................................................................................... 32
3.5.2.Batasan Operasional ................................................................ 34
BAB IVKEADAAN UMUM ...............................................................................35
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ............................................................ 35
4.1.1.Luas dan Letak Geografis ....................................................... 35
4.1.2.Keadaan Penduduk .................................................................. 35
4.2.Perkembangan UMKM .................................................................... 36
4.3.Unit Produksi ................................................................................... 36
BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................38
5.1. Analisis Biaya UMKM Dodol Mangga di Indramayu .................... 38
5.1.1.Kebutuhan dan Sumber Dana.................................................. 38
5.1.2.Biaya Usaha Dodol Mangga ................................................... 39
5.1.3.Biaya Investasi ........................................................................ 39
5.1.4.Biaya Pembatan Dodol Mangga ............................................. 41
5.1.5.Biaya Operasional ................................................................... 43
5.1.6.Penerimaan UMKM Dodol Mangga ....................................... 47
5.2.Analisis Finansial UMKM Dodol Mangga di Indramayu ............... 49
5.2.1.Break Event Point (BEP) ........................................................ 49
5.2.2.Return Of Invesment (ROI) .................................................... 51
5.2.3.Analisis R/C Ratio .................................................................. 52
5.2.4.Net Persent Value (NPV) ........................................................ 53
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................56
6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 56
6.2.Saran ................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
No Hal
Tabel 1. Total Penerimaan UMKM Dodol Mangga Barokah Tahun 2010-
2014 4
Tabel 2. Pengelomokan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja 11
Tabel 3. Biaya Investasi Rata-rata dari 10 UMKM Dodol Mangga 40
Tabel 4. Biaya Rata-rata dari 10 UMKM Pembuatan Dodol Mangga di
Kabupaten Indramayu 42
Tabel 5. Asumsi Rata-rata Biaya Tetap dari 10 UMKM Dodol Mangga
Indramayu Periode ke-1 43
Tabel 6. Asumsi Rata-rata Biaya Tidak Tetap dari 10 UMKM Dodol
Mangga di Kabupaten Indramayu Periode ke-1 45
Tabel 7. Biaya Operasional dari 10 UMKM Dodol Mangga Indramayu
Periode ke-1 46
Tabel 8. Penerimaan,Biaya dan Keuntungan Pada UMKM Dodol Mangga
di Indramayu 48
Tabel 9. Analisis BEP Volume Produksi Rata-rata dari 10 UMKM Dodol
Mangga di Kabupaten Indramayu 50
Tabel 10. Analisis BEP Harga Rata-rata dari 10 UMKM Dodol Mangga di
Kabupaten Indramayu 51
Tabel 11. Analisis ROI 10 UMKM Dodol Mangga di Indramayu 52
Tabel 12. Analisis R/C Rasio 10 UMKM Dodol Mangga Indramayu 53
Tabel 13. Analisis Net Present Value (NPV) 10 UMKM Dodol Mangga di
Indramayu 54
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Hal
Gambar 1. Grafik Persentase Varietas Utama Mangga Indramayu 2
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran 25
Gambar 3. Bagan Alur Proses Produksi Dodol Mangga 37
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
Lampiran 1. Data Perkembangan Produksi Mangga Kabupaten Indramayu
selama lima tahun terakhir 61
Lampiran 2. Data UMKM Pengolahan Dodol Mangga di Kabupaten
Indramayu 62
Lampiran 3. Tabel Biaya Tetap (FC) dan Biaya Tidak Tetap UMKM Dodol
Mangga di Kabupaten Indramayu 63
Lampiran 4. Penerimaan, Biaya dan Keuntungan Pada 10 UMKM Pegelolaan
Dodol Mangga di Daerah Penelitian Tahun 2013-2014 78
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian Faktor Finansial 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dengan mayoritas pekerjaan
masyarakatnya sebagai petani. Hal ini dilatar belakangi oleh letak geografis
Indonesia yang berada di daerah tropis, sehingga keadaan cuaca, tanah dan
sumber daya lainnya di setiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang
tinggi untuk dapat mengembangkan sektor pertanian.
Menurut Sutawi (2002) Agribisnis dapat disebutkan antara lain: 1.
Suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari
mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas, yaitu kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh
kegiatan- kegiatan pertanian: 2. Sebuah sistem kegiatan yang meliputi tiga
komponen, the farm input sector, the farming sector, dan the product
marketing sector. 3. Merupakan keseluruhan dan kesatuan dari seluruh
organisasi dan kegiatan mulai dari produksi dan distribusi sarana produksi,
kegiatan produksi pertanian di lahan pertanian sampai dengan pengumpulan,
penyimpanan, pengolahan dan turun sampai distribusi hasil akhir dari
pengolahan tersebut ke konsumen.
Jika pertanian hanya berhenti sebagai aktivitas budidaya (on farm) nilai
tambahnya kecil, maka perlunya nilai tambah produk pertanian. Nilai tambah
pertanian dapat ditingkatkan melalui kegiatan hilir (off farm), berupa
agroindustri dan jasa berbasis pertanian (Mangunwidjaja dan Illah, 2005).
2
Salah satu produk pertanian yang bisa ditingkatkan nilai tambahnya adalah
buah mangga. Hasil olahan mangga misanya dodol mangga. Menurut
kabar24.com (2012) menuturkan bahwa buah mangga jadi unggulan ekspor
hortikultura Jawa Barat. Dengan kata lain, mangga sangat diminati konsumen
dalam dan luar negeri.
Kabupaten Indramayu adalah salah satu penyangga produksi mangga
di Jawa Barat dengan produktivitas pada tahun 2009 mencapai 123.385,86
ton/tahun (dapat dilihat di lampiran 1). Oleh karena itu, Indramayu dikenal
sebagai kota mangga. Varietas mangga ungggulan yang dihasilkan di
Kabupaten Indramayu yaitu mangga cengkir/dermayu, diikuti harumanis,
gedong gincu dan varietas yang lainnya. Berikut grafik sebaran varietas
mangga di Indramayu.
Sumber : Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu
Gambar 1. Grafik Prosentase Varietas Utama Mangga kab. Indramayu
3
Sebagai buah tropis, mangga mempunyai prospek yang cerah,
masyarakat Indonesia menyukai buah ini sehingga pasaran lokal cukup
tinggi. Bahkan mangga sudah menembus pasaran luar negeri. Oleh
pemeerintah Jawa Barat, mangga sebagai salah satu komoditas yang
mendapat prioritas untuk ditingkatkan nilai ekspornya (Dinas Pertanian dan
Peternakan Jawa Barat).
Jenis buah mangga yang terdapat di daerah Indramayu ini sangat
variatif seperti yang dipaparkan diatas. Ditinjau dari luas areal kebun terluas,
daerah sentra penghasil buah mangga terdapat di beberapa kecamatan yaitu
kecamatan Indramayu, Jatibarang, Widasari, Tukdana, Juntinyuat, Cikedung,
Terisi, Kroya, Gabuswetan dan Haurgeulis (sumber Bidang Hortikultura
Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu). Berdasarkan pernyataan
tersebut, maka Kecamatan Indramayu memiliki luas area tanaman mangga
terbesar dan jumlah produksi mangga terbanyak dibandingkan kecamatan
lain di Kabupaten Indramayu.
Pengolahan buah-buahan menjadi dodol merupakan salah satu upaya
untuk memperpanjang daya simpan buah dan menekan kehilangan
pascapanen pada buah-buahan. Pengembangan usaha industri dodol dengan
skala usaha kecil menengah memiliki prospek yang cukup baik, mengingat
potensi pasarnya sangat mendukung. Selain itu, proses pembuatan dodol buah
pada dasarnya tidak terlalu sulit dan memiliki nilai ekonomis yang cukup
menggiurkan (Satuhu dan Sunarmani, 2004).
Suatu usaha agar tidak terjadi panen buah mangga secara serempak
yang mengakibatkan harga buah mangga menjadi rendah (Soetomo, 2011).
4
Berangkat dari hal tersebut beberapa kelompok tani membuat strategi untuk
mengolah buah mangga menjadi bahan produksi yang dapat dijual dengan
sistem kemasan. Bahkan masyarakat ikut serta memanfaatkan potensi dari
buah mangga tersebut. Seperti yang dilakukan oleh UMKM Dodol Mangga
Barokah yang bertempat tinggal di Jl. Raya Lohbener No. 42 desa Lohbener
kabupaten Indramayu yang bergerak dibidang pengolahan hasil buah-buahan
seperti dodol mangga. Berikut total penerimaan UMKM Dodol Mangga
Barokah dari tahun 2010-2014 dalam bentuk tabel 1.
Tabel 1. Total Penerimaan UMKM Dodol Mangga Barokah Tahun 2010-2014
No TAHUN TOTAL
1 2010 Rp 180.000.000
2 2011 Rp 192.000.000
3 2012 Rp 220.000.000
4 2013 Rp 245.000.000
5 2014 Rp 234.000.000
Sumber : UMKM Dodol Mangga Barokah 2015
Berdasarkan tabel nomer 1, total penerimaan UMKM Dodol Mangga
Barokah terus mengalami peningkatan setiap tahun, akan tetapi pada tahun
2014 mengalami penurunan. Pada tahun 2010 UMKM Dodol Mangga
Barokah berhasil mendapatkan total penerimaan sebesar Rp. 180.000.000,
kemudian pada tahun 2011 penerimaan naik sekitar Rp. 12.000.000 atau 6,7
% yaitu sebesar Rp. 192.000.000. Kenaikan 12 % atau setara Rp. 28.000.000
terjadi pada tahun 2012 yaitu total penerimaan mencapai Rp. 220.000.000.
Sementara itu, total penerimaan tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 245.000.000.
Pada tahun 2014 terjadi penurunan total penerimaan sekitar Rp. 11.000.000
atau 4 % yaitu sebesar Rp. 234.000.000.
5
Penurunan total penerimaan UMKM Dodol Mangga Barokah pada
tahun 2014 dan kenaikan total penerimaan terbilang lambat dari tahun
ketahun disebabkan persaingan usaha dalam pengolahan dodol mangga
semakin ketat. Terdapat 10 unit UMKM pengolahan dodol mangga di
Indramayu, diantaranya UMKM KUB Barokah, UMKM KUB Ujung
Pendok, UMKM LK Buah, UMKM KUB Inas, UMKM KUB Secawati,
UMKM KUB Taman Sari Mangga Indah, UMKM KUB Mulya Asih,
UMKM Kenanga Mandiri, UMKM Sari Rasa. Setiap UMKM memiliki
keunggulan masing-masing seperti UMKM Dodol Mangga Barokah yang
memiliki sertifikat hahal dari MUI, ijin edar dari BPOM/Dinas Kesehatan,
dan juga produk dodol yang tidak lembek jika dibandingkan produk lain.
Berdasarkan beberapa hal diatas, UMKM Dodol Mangga di
Indramayu perlu dilakukan perhitungan finansial perusahaan untuk dapat
mengetahui usahanya layak atau tidaknya industri pengolahan dodol mangga
di Indramayu.
Berdasarkan uraian diatas suatu penelitian tentang : “ANALISIS
FINANSIAL UMKM DODOL MANGGA DI KABUPATEN
INDRAMAYU” perlu dibutuhkan.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Berapa biaya produksi untuk membuat Dodol Mangga di UMKM
Indramayu?
6
2. Bagaimana Kelayakan finansial untuk usaha UMKM Dodol Mangga di
Indramayu?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitan
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis finansial UMKM
Dodol Mangga di Indramayu , antara lain :
1. Mengetahui jumlah investasi dan biaya produksi Dodol Mangga di
UMKM Indramayu.
2. Melakukan Analisis kelayakan finansial untuk usaha UMKM Dodol
Mangga di Indramayu.
1.3.2. Keguanaan Penelitian
a. Aspek Teoritis (Keilmuan)
1) Bagi penulis sebagai bahan pembanding antara teori yang dipelajari di
bangku kuliah dan fakta dalam penerapannya di lapangan.
2) Bagi peneliti lain penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
penelitian sejenis dan juga sebagai pengembangan penelitian lebih
lanjut.
3) Bagi pembaca merupakan bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
b. Aspek Praktis (guna laksana)
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi peneliti lain yang
7
memerlukan data yang tertera dalam penelitian ini sebagai bahan acuan
ataupun pengembangannya.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi
analisis finansial UMKM Dodol Mangga di Indramayu, Penelitian ini berfokus
untuk menganalisis finansial UMKM Dodol Mangga di Indramayu dan dianalisa
secara kualitatif dan kuantitatif kemudian di analisis penerimaan, pendapatan,
BEP (Break Event Point), R/C Rasio, ROI(Rate Of Investment), dan NPV (Net
Preasent Value).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembangunan Sektor Petanian
Pembangunan sektor pertanian berwawasan agroindustri dilaksanakan
dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada sehingga seluruh masyarakat
dapat berpartipasi didalamnya dan dapat memperoleh manfaat yang riil. Salah
satu usaha pemerintah dalam mengembangkan agroindustri adalah dengan
menggalakkan program diversifikasi pengolahan yang disebut juga dengan
diversifikasi vertikal (Anonim, 2015). Diversifikasi pengolahan produk diarahkan
agar dapat menciptakan keterkaitan antara sektor pertanian dan industri, sehingga
mampu menumbuhkan kegiatan di daerah-daerah. Dalam lingkup industri
pengolahan hasil pertanian, teknologi ditujukan untuk meningkatkan hasil nilai
tambah suatu komoditas.Teknologgi merupakan sumberdaya buatan manusia yang
kompetitif dan selalu berkembang cepat. Penggunaan teknologi akan mengubah
input menjadi output yang diinginkan (Gumbira, dkk, 2001).
Menurut (Muzhar, 1994), usaha pengolahan hasil akan memberikan
beberapa keuntungan antara lain:
a. Mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan hasil pertanian.
b. Meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian.
c. Memperpanjang masa ketersediaan hasil pertanian baik dalam bentuk
segar maupun dalam bentuk olahan.
d. Meningkatkan keanekaragaman produk pertanian.
e. Mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
9
Komponen pengolahan hasil pertanian yang berbasis agroindustri menjadi
penting karena pertimbangan sebagai berikut:
1. Meningkatkan nilai tambah
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan yang baik oleh
produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang
diproses.Kegiatan petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai
fasilitas pengolahan (pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan,
keterampilan mengolah hasil, mesin pengolah, dan lain-lain). Sedangkan bagi
pengusaha ini menjadikan kegiatan umum, karena dengan pengolahan yang
baik maka nilai tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu
menerobos pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri.
2. Kualitas Hasil
Salah satu tujuan dari pengolahan hasil pertanian adalah meningkatkan
kualitas.Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi
lebih tinggi dan dengan keinginan konsumen menjadi terpenuhi.
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang
diserap.Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah
tenaga kerja yang relatif besar pada kegiatan pengolahan.
4. Meningkatkan Keterampilan
Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan
keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh
hasil penerimaan usahatani yang lebih besar.
5. Peningkatan Pendapatan
10
Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan total
penerimaan yang lebih tinggal. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya
petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas
hasil yang lebih baik yang harganya lebih tinggi dan juga akhirnya akan
mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar
(Soekartawi, 1999).
2.2. Industri Kecil atau Usaha Kecil
2.2.1. Pengertian Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan sebutan yang disingkat dari usaha skala kecil
(USK) sebagai terjemahan dari istilah small scale enterprice (SSE) yang
mempunyai banyak pengertian, baik dalam makna konsep teoritis maupun konsep
strategis kebijakan pembangunan (Anoraga dan Sudantoko, 2002: 244). Usaha
kecil sebagai konsep mengacu kepada dua aspek yaitu aspek perusahaan barang
atau jasa, memasarkan dan mencetak keuntungan. Aspek pengusaha, yaitu orang
dibalik usaha atau perusahaan yang biasanya adalah pemilik, pengelola, sekaligus
administrator dari perusahaan.
Menurut Sutawi (2002) kegiatan usaha kecil merupakan salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas, yaitu kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan-
kegiatan pertanian. Sebuah sistem kegiatan yang meliputi tiga komponen, the
farm input sector, the farming sector, dan the product marketing sector
merupakan keseluruhan dan kesatuan dari seluruh organisasi dan kegiatan mulai
dari produksi dan distribusi sarana produksi, kegiatan produksi pertanian di lahan
11
pertanian sampai dengan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan turun
sampai distribusi hasil akhir dari pengolahan tersebut ke konsumen. Sedangkan
menurut Badan Pusat Statistik (2001: 4) di Indonesia industri pengolahan
dibedakan atas empat kelompok berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Pengelompokan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja
No Kelompok Tenaga Kerja
1 Industri Besar 100 orang lebih
2 Industri Sedang 20-99 orang
3 Industri Kecil 5-19 orang
4 Industri Rumah Tangga 1-4 orang
Sumber : BPS Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR), 2001
2.2.2. Karakteristik Usaha Kecil
Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002: 225-226) secara umum sektor
usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaedah administrasi pembukuan standar. Kadang kala pembukuan tidak
diperbaharui, sehingga sulit menilai kinerja usahanya.
2. Marjin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3. Modal terbatas dan pelanggan manajerial dalam mengelola perusahaan
masih terbatas.
4. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk
mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
5. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar sangat terbatas.
6. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan
12
dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem
administrasi standar dan harus transparan.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, karakteristik usaha kecil
menunjukan adanya kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap
timbulnya masalah. Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama
yang berkaitan dengan pendanaan tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi
yang jelas (Santoso, 2005).
2.3. Produk Olahan Buah Mangga
Kecenderungan masyarakat mengkonsumsi buah mangga dalam kemasan
praktis menjadikan buah mangga dapat diolah menjadi produk olahan seperti
minuman sari buang mangga, selai, keripik, dodol dan produk olahan buah
mangga lainnya. Salah satunya adalah pengolahan buah mangga menjadi dodol
yang sangat terkenal di Indramayu.
Buah mangga memiliki kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi,
masing-masing sebesar 1.000 IU (International Unit) per 100 gr bobot segar dan
20 mg per 100 gr bobot segar. Selain itu, dalam satu buah mangga berukuran
sedang diketahui mengandung serat dalam jumlah yang mencukupi hingga 40%
kebutuhan serat harian tubuh manusia. Namun demikian dalam buah yang sama
kalori dan lemak yang terkandung didalamnya cukup rendah yaitu sekitar 110
kkal dan 1 gram. Buah ini juga dianjurkan untuk melawan penyakit beri-beri dan
dapat menyembuhkan bronkhitis. Dalam buah mangga terdapat enzim yang
bersifat menenangkan lambung serupa enzim papain yang terdapat dalam pepaya,
enzim inilah yang menjadi penyebab rasa nyaman di perut setelah mengkonsumsi
mangga (Medina, 2002).
13
Kabupaten Indramayu lebih dikenal dengan sebutan kota mangga. Karena,
Indramayu ini merupakan penghasil mangga yang dikenal di Indonesia. Mangga
yang dihasilkan Indramayu memiliki kharakteristik yang khas dibanding dengan
kota/daerah penghasil mangga lain. Bahkan mangga menjadi icon daerah
Indramayu. Produksi mangga di Kabupaten Indamayu mencapai 123.385
ton/tahun.Arel pengembangan mangga 1.000 Ha. Demikian pula pertumbuhan
luas tanam dan produksi masih positif yang berarti bahwa potensi terus
meningkat. Disamping itu permintaan akan buah segar cenderung stabil. Sehingga
pengolahan buah mangga sangat diperlukan (Anonim, 2015).
2.4. Studi Kelayakan Bisnis
Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar
dana dengan harapan mendapatkan keuntungan bertahun-tahun dalam jangka
panjang memberikan dampak yang cukup besar bagi kelangsungan usaha suatu
perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan untuk menanamkan
investasi terlebih dahulu mengkaji studi kelayakan khususnya aspek financial dan
ekonomi (Soeharto, 1999: 109). Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
menganalisis resiko dengan menggunakan suatu asumsi tertentu, baik mengenai
biaya yang dikeluarkan untuk investasi maupun pemasukan dari pendapatan yang
akan diperoleh atau faktor-faktor lain. Suatu asumsi tidak akan selalu tepat karena
memiliki resiko berbeda atau meleset dari kenyataan, maka untuk mendapatkan
hasil yang optimal adalah dengan menggunakan cara memisahkan analisi
keputusan investasi dengan keputusan pendanaan (financing decision). Keputusan
investasi mencoba menentukan proyek atau aset apa saja yang akan dipilih dan
berapa besar biayanya, sedangkan keputudan pendanaan menetukan bagaimana
14
dan dari mana proyek dibiayai, sehingga setelah pemilihan usulan invetasi
dianalisis dengan berbagai kriteria (misalnya. NPV atau IRR) maka langkah
selanjutnya adalah mencoba mengaitkan dengan keputusan pendanaan dan
melihat bagaimana kemungkinan interaksi yang terjadi (Soeharto, 1999: 111).
2.4.1. Pengertian Studi Kelayakan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008: 6), pengertian kelayakan adalah
penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang
akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan
biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan pengertian bisnis adalah usaha yang
dijalankan dengan tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan
yang memperajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut.
Menurut Umar (2005: 8), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak
bisnis yang dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan,
misalnya rencana peluncuran produk baru.
Menyusun studi kelayakan bisnis banyak hal yang berhubungan dengan
perhitungan bunga dan nilai uang, seperti beban bunga, tingkat bunga, nilai uang
(time value money), nilai pinjaman beserta cicilan (kredit), serta perhitungan
penyusutan terhadap aset yang digunakan (Ibrahim, 2003: 7).
15
2.4.2. Aspek-aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Menetukan penilaian studi kelayakan, terlebih dahulu harus mengetahui
tahapan dari aspek-aspek kelayakan usaha. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Aspek Teknis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan
proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi, analisis dari aspek
teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan
usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta
kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan (Kamsir dan Jakfir, 2008:
145).
2. Aspek Manajemen
Uraian aspek organisasi dan manajemen adalah bentuk kegiatan dan cara
pengelolaan dari gagasan usaha atau proyek yang direncanakan secara
efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat dibentukan
secara teknis (jenis pekerjaan yang diperlukan) dan berdasarkan pada
kegiatan usaha, disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai
untuk menjalankan kegiatan tersebut. Berdasarkan pada struktur organisasi
yang ditetapkan, kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian
yang diperlukan (Ibrahim, 2003: 95).
3. Aspek Hukum
Aspek hukum terdiri dari dokumen yang perlu diteliti keabsahan,
kesempurnaan dan keasliannya yang meliputi badan hukum, izin-izin yang
16
dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan
usaha tersebut (Kamsir dan Jakfar, 2008: 23).
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan
dibangun di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata peraturan
yang berlaku di wilayah tersebut (Suratman, 2001: 29).
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek sosial dan ekonomi terdiri dari dampak positif dan negative yang
akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri,
pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial
dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan
kepada masyarakat khususnya yaitu memberikan pemasukan berupa
pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Kasmir
dan Jakfar, 2008: 193).
5. Aspek Lingkungan
Pengutamaan dalam aspek lingkungan, secara khusus adalah meliputi
dampak lingkungan di sekitarnya, baik dalam usaha atau proyek maupun di
luar suatu proyek yang akan dijalankan. Arti keberadaan suatu usaha atau
proyek yang akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang berda di sekitar
rencana lokasi, baik dampak rencana usaha dan atau kegiatan terhadap
kegiatan-kegiatan yang sudah ada sebaiknya maupun dampak kumulatif dari
rencana usaha dan kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan hidup
(Kasmir dan Jakfar, 2008: 203).
17
6. Aspek Pasar
Menurut Ibrahim (2003: 100), faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek
pasar dan pemasaran, antara lain:
a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta
kecenderungan permintaan dimasa yang akan datang.
b. Berdasarkan pad angka proyek (perkiraan), berapa besar kemungkinan
market space (market potensi) yang tersedia di masa yang akan datang.
c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana
produksi.
d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa
yang akan datang.
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market sahare yang
telah direncanakan.
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan
penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain
dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, Walker dan
Larreche, 2000: 4). Bauran pemasaran merupakan kiat dalam pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya. Kombinasi
dari bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi (Kotler,
2004: 18).
7. Aspek Keuangan
Kajian aspek keuangan dalam studi kelayakan berkaitan dengan bagaimana
menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekligus pelaksanaannya serta
18
mecari sumber daya yang bersangkutan serta efisien, sehingga memberikan
tingkat keuntungan yang menjamin bagi investor (Suratman, 2002: 140).
Keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan menurut (Kasmir dan Jakfar,
2008: 87). meliputi hal-hal seperti:
a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
b. Kebutuhan biaya investasi.
c. Estimasi pendapatan dan biaya invertasi selama beberapa periode
termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur
investasi.
d. Proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan.
e. Criteria penilaian investasi.
f. Rasio keuntungan yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan.
2.4.3. Kriteria Penilaian Kelayakan Finansial
Pelaksanaan dari sebuah proyek dapat diketahui memberikan keuntungan
atau tidak dengan melakukan evaluasi proyek, yaitu dengan cara menghitung
manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek dengan menggunakan
kriteria penilaian kelayakan financial yang digunakan sebagai berikut:
1. Biaya
Biaya dalam suatu kegiatan usaha terdiri dari dua jenis, yaitu biaya
investasi dan biaya modal kerja. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan
dalam pembangunan proyek, terdiri dari pengadaan tanah, gedung, mesin,
peralatan, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pengembangan proyek.
Biaya modal kerja dalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha
19
setelah pembangunan proyek siap, terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost) (Ibrahim, 2003).
Menurut Soekartawi (2006) biaya tetap umumnya didefinisikan sebagai
biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang
diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi yang diperoleh. Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya
variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh produksi yang diperoleh.
2. Penerimaan dan Pendapatan
Penerimaan usaha kecil menengah adalah perkalian antara volume
produksi yang diperoleh dengan harga jual. Harga jual adalah harga transaksi
antara penjual (penghasil) dan pembeli untuk setiap komoditas menurut suatu
tempat. Satuan yang digunakan seperti satuan yang lazim dipakai pembeli atau
penjual secara partai besar, misalnya: Kg, kwintal, ikat, dan sebagainya
(Soekartawi, 2006). Menurut Soekartawi (2006) analisis pendapatan usaha kecil
menegah dapat dipakai sebagai ukuran untuk melihat apakah suatu usaha
menguntungkan atau merugikan, sampai seberapa besar keuntungan atau kerugian
tersebut.
Pendapatan usaha kecil menengah merupakan ukuran penghasilan yang
diterima oleh penjual dari usahanya. Dalam analisis usaha kecil menengah,
pendapatan Penjual (penghasil) digunakan sebagai indikator penting karena
merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari (Parwati,
dalam Ningsih, 2012).
20
Pendapatan merupakan hasil akhir dari penerimaan dikurangi dengan total
biaya yang dikeluarkan dalam suatu produksi, sedangkan total penerimaan adalah
produksi dikalikan dengan harga produksi (Soekartawi, 2003).
3. BEP (Break Event Point)
BEP adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan serta pendapatan yang diterima
perusahaan dari kegiatannya (Umar, 2009). Break event point menunjukan bahwa
perusahaan tidak mengalami kerugian, namun juga belum memperoleh
keuntungan karena semua penerimaan akan habis untuk menutup biaya variabel
dan biaya tetap yang ditanggung perusahaan (Halim, 2007).
Kuswadi (2006) menyatakan bahwa break even tidak lain adalah kembali
pokok, pulang pokok, impas, yang maksudnya adalah tidak untung dan tidak rugi.
Titik pulang pokok atau Break Event Point (BEP) atau titik impas adalah suatu
titik atau kondisi saat tingkat volume penjualan (produksi) tertentu dengan harga
penjualan tertentu, perusahaan tidak mengalami laba atau rugi atau impas. Dengan
kata lain, kembali pokok artinya seluruh penghasilan sama besar dengan seluruh
biaya yang telah dikeluarkan.
4. Return of Invesment (ROI)
Return on Invesment (ROI) merupakan rasio yang menunjukan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran
tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukan hasil dari seluruh aktiva yang
dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini
diukur dengan presentase. Rasio ini menunjukan produktifitas dari seluruh dana
perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah)
21
rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunaan
untuk mengukur efektifitas dari seluruh operasi perusahaan (Kasmir dan Jakfar,
2009).
5. R/C Ratio
Menurut Harmono dan Andoko dalam Permatasari (2014) ratio
penerimaan atas biaya (R/C ratio) menunjukkan berapa besar penerimaan yang
akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usaha,
sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan
usaha. Dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah
usaha tersebut menguntungkan atau tidak. Tingkat pendapatan atas usaha dapat
diukur dengan menggunakan analisis penerimaan atas biaya (R/C ratio analysis)
yang didasarkan pada perhitungan secara finansial. Analisis ini menunjukkan
besar penerimaan usaha yang akan diperoleh petani untuk setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk setiap kegiatan usahanya.
Jika R/C ratio meningkat menunjukkan adanya peningkatan penerimaan.
Usaha dikatakan layak apabila R/C ratio bernilai lebih besar dari satu (R/C > 1)
yang berarti setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan
tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya yang
dikeluarkan, atau secara sederhana kegiatan usaha ini meguntungkan. Apabila
R/C ratio bernilai kurang dari 1 (R/C < 1), artinya setiap tambahan yang
dikeluarkan dalam produksi akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih
kecil dari biaya yang dikeluarkan, atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa
kegiatan usaha ini mengalami kerugian (Permatasari, 2014).
22
6. Net Present Value (NPV)
Menurut Umar (2009) suatu keputusan investasi membutuhkan dana yang
cukup besar untuk ditanamkan pada suatu proyek. Dana investasi tersebut akan
kembali melalui penerimaan-penerimaan berupa keuntungan di masa yang akan
datang. Samryn (2002) menjelaskan net present value (NPV) atau nilai sekarang
merupakan hasil perhitungan yang menunjukkan kesetaraan pendapatan, arus kas,
atau penghematan biaya dari investasi yang diperkirakan akan diperoleh pada
masa yang akan datang dengan nilai investasi yang dilakukan saat ini, berdasarkan
pertimbangan perubahan daya beli uang atau nilai waktu uang.
Menurut metode NPV seluruh aliran kas bersih di-present value-kan atas
dasar faktor diskonto (discount factor= DF), hasilnya dibandingkan dengan
initialinvestment. Selisih antara keduanya merupakan NPV. Faktor diskonto
adalah suatu angka yang apabila dikalikan dengan arus kas bersih atau
penghematan biaya dari investasi akan menghasilkan angka yang setara dengan
nilai kas tersebut pada saat investasi, berdasarkan tingkat bunga modal yang
berlaku. Bunga modal biasanya dianggap sebagai rate of return (presentase
pengembalian) minimal yang harus dicapai dari suatu investasi (Samryn, 2002).
2.5. Penelitian Terdahulu
Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan dapat dijadikan
dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini, adapun penelitian
yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Laili Nurhasanah Siregar, 2009
(Universitas Sumatra Utara), dengan judul skripsi “Analisis Finansial
Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya di
23
Kabupaten Selatan” (Desa Persalakan, Kecamatan Angola Barat,
Kabupaten Tapanuli Selatan). Sebagai buah asli Indonesia, salak
mempunyai prospek cukup cerah, masyarakat Indonesia menyukai buah
ini sehingga konsumsi salak untuk pasaran lokal cukup tinggi. Dari hasil
penelitian ini diketahui bahwa ketersediaan bahan penunjang dalam proses
pengolahan dodol salak di daerah penelitian berupa tepung ketan, gula
pasir dan kelapa. Industri kecil pengolahan dodol ini menguntungkan dan
juga layak dikembangkan karena prospek kedepannya sangat bagus untuk
dijadikan usaha.
2. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Dinar Tresnawati, 2010 (Universitas
Sebelas Maret Surakarta), dengan judul skripsi “Analisis Pengembangan
Agroindustri Dodol Nanas di Kabupaten Subang.” Berdasarkan hasil
penelitian mengenai analisis pengembangan agroindustri dodol nanas di
Kabupaten Subang dapat diambil beberapa kesimpulannya adalah
penerimaan yang diperoleh oleh pengusaha dodol nanas di Kabupaten
Subang dalam 4 minggu produksi (21 Juni-18 Juli 2010) adalah sebesar
Rp 5.783.345,93 dengan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp
3.831.695,92 sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha dodol nanas
di Kabupaten Subang adalah sebesar Rp 1.951.650,01 dengan efisiensi
usaha sebesar 1,51 yang berarti usaha agroindustri dodol nanas di
Kabupaten Subang telah efisien.
3. Penelitian Rinrin Rindyani (2011) dengan judul Analisis Kelayakan
Finansial Budidaya Melon Hidroponik, Studi Kasus: PT. Mekar Unggul
Sari, Cileungsi, Bogor. Analisis kelayakan finansial budidaya melon
24
hidroponik untuk melihat layak atau tidak budidaya melon hidroponik
melalui perhitungan BEP, NPV, IRR, Profitability Index (PI), Payback
Periode. Hasil analisis kelayakan finansial budidaya melon hidroponik
pada PT. MUS 100% modal sendiri dinyatakan layak. Hal ini ditandai
dengan nilai NPV positif Rp. 58.678.244 dan Payback Periode selama 6
tahun 11 bulan.
2.6. Kerangka Pemikiran
Industri pengolahan dodol mangga merupakan salah satu jenis industri
dengan memanfaatkan mangga sebagai bahan utama, dimana mangga akan diolah
sesuai dengan kebutuhan untuk dijual secara komersial. Pada usaha mandiri kecil
menengah (UMKM) pengolahan dodol mangga yang dilakukan pengusaha di
daerah penelitian masih tergolong bersifat sederhana maka dari itu harus ada
prospek pengembangan dari UMKM Pengolahan dodol mangga dengan
mengunakan analisis finansial, sehingga adanya pengefisiensian biaya yang
dikeluarkan dan perlu adanya perbaikan dalam perusahaan. Untuk lebih jelas,
maka kerangka pemikiran dapat diuraikan pada gambar 2.
25
Gambar 2. Kerangka Konseptual
UMKM
Dodol Mangga
Produksi
Output
Penerimaan
Keuntungan
Analisi Kelayakan Finansial
Harga Jual
Total
Biaya Produksi
-Bahan Baku
-Bahan
Penunjang
-Tenaga Kerja
-Pengemasan
Layak Tidak Layak
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada UMKM Dodol Mangga di Indramayu.
Adapun waktu pengumpulan data untuk penelitian ini dilaksanakan mulai dari
bulan Juli 2015 sampai Januari 2016. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa unit usaha dodol mangga
yang berada di Indramayu sudah menjadi ciri khas jenis kue tradisional.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari pengamatan
langsung dilapangan dan wawancara mendalam kepada pemilik unit usaha, pakar
pengolahan makanan dan pakar bisnis. Teknik wawancara yang digunakan dengan
menggunakan daftar pernyataan (kuisioner), yang berupa pernyataan-peryataan
seputar yang akan diteliti.
Menurut Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa pengertian interview atau
wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan atau pendapat melalui
tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan).Wawancara ini dilakukan
dalam bentuk wawancara tidak terstruktur, dimana pewawancara dapat
memodifikasi, mengulangi, mengurai pertanyaan dan dapat mengikuti jawaban
responden asalkan tidak menyimpang dari tujuan wawancara.
Data sekunder menurut Riduwan (2013) adalah data yang dihimpun oleh
peneliti melalui tangan kedua. Adapun data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dan instansi yang terkait, serta
27
kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan
analisis dokumen-dokumen, dari buku, jurnal-jurnal, BPS, Dinas Perdagangan dan
dari berbagai sumber serta penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung
penelitian ini yang berkaitan dengan data unit usaha dodol mangga dengan
mengolah data kelayakan finansial.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai pengusaha
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.
Responden yang dijadikan sampel adalah Pemilik (owner) atau
Bendahara/Manejer keuangan pada 10 UMKM di kabupaten Indramayu (dapat
dilihat di lampiran 2) dan pakar bisnis unit usaha. Dengan alasan karena penelitian
ini mengenai analisis finansial serta prospek pengembangan, sehingga responden
tersebut adalah orang yang paling mengetahui seluruh informasi secara detail serta
memiliki data-data lengkap mengenai analisis finansial usaha mikro kecil
menengah (UMKM).
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
analisa kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif akan dianalisis secara deskriptif
untuk menggambarkan kegiatan unit usaha dodol manga dan aspek-aspek
kelayakan usaha dodol manga seperti aspek teknis atau operasi, aspek manajemen,
aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan dan aspek pasar yang
28
terdapat pada setiap UMKM dodol mangga. Sedangkan data kuantitatif mencakup
pembahasan mengenai biaya-biaya usaha meliputi, biaya tetap, biaya variabel,
hasil unit usaha dodol mangga kemudian dilakukan analisis finansial untuk
melihat layak atau tidaknya melalui perhitungan penerimaan, pendapatan, Break
Event Point (BEP), Return of Investmant (ROI), Revenue/Cost (R/C), dan Net
Persent Value (NPV).
3.4.1. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai pendapatan yang
diperoleh dari unit usaha dodol mangga. Dimana dilakukan perhitungan terhadap
penerimaan, total biaya, dan besaran pendapatan.
Menurut Soemarso dalam Maulina (2015) rumus menyusun materi
pendapatan sebagai berikut:
1. Penerimaan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban
dalam suatu periode. Analisis penerimaan dilakukan untuk mengetahui nilai
pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi. Perhitungan penerimaan
diganakan rumus sebagai berikut:
Penerimaan Usaha = P.Q
Ket: P = harga jual produk Q = jumlah produk yang dihasilkan
2. Biaya total/ total cost (TC) yaitu jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya
variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sebuah
produk dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut,
perhitungan pengeluaran sebagai berikut:
Total Biaya = BT + BV
Ket: BT= Total biaya tetap BV= Total biaya variabel
29
3. Pendapatan, yaitu jumlah nilai uang (rupiah yang diperoleh pelaku usaha.
Setelah penerimaan dikurangi dengan seluruh biaya atau total biaya
perhitungan pendapatan sebagai berikut:
Pendapatan = Penerimaan – Total Biaya
3.4.2. Penyusutan
Menurut Suratiyah (2006), untuk memperhitungkan penyusutan pada
dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan sampai dengan modal tersebut dapat
memberikan manfaat bagi suatu usaha. Biaya penyusutan hanya diperhitungkan
terhadap investasi harta tetap. Biaya penyusutan yaitu biaya yang harus
dikeluarkan dan diperuntukan sebagai pengganti investasi harta tetap, yang pada
waktu tertentu tidak dapat digunakan lagi atau rusak. Karena biaya penyusutan
diperhitungkan setiap tahun selama masa ekonomi suatu alat maka biaya
penyusutan dihitung sebagai biaya tetap (biaya usaha). Dalam analisis finansial
biaya penyusutan dihitung sebagai biaya tetap. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk memperhitungkan nilai penyusutan sekaligus digunakan dalam
penelitian ini adalah metode garis lurus. Rumus yang digunakan sebagai berikut
(Kasmir dan Jakfar, 2009).
3.4.3. Break Event Point (BEP)
BEP adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan serta pendapatan yang diterima
30
perusahaan dari kegiatannya (Umar, 2009), break event point menunjukan bahwa
perusahaan tidak mengalami kerugian, namun juga belum memperoleh
keuntungan karena semua penerimaan akan habis untuk menutup biaya variabel
dan biaya tetap yang ditanggung perusahaan (Halim, 2007). Berikut rumus
perhitungan Break Event Point:
3.4.4. Return of Invesment (ROI)
Return Of Invesment (ROI) adalah rata-rata profit tahunan dibandingkan
dengan jumlah yang diinvestasikan. Menurut Santosa (2013) rumus ROI yaitu:
Dimana rata-rata profit tahunan didefinisikan sebagai total pendapatan –
pengeluaran. Dengan demikian memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi.
3.4.5. Analisis R/C Ratio
Analisis R/C ratio ini digunakan untuk melihat perbandingan total
penerimaan dengan total pengeluaran atau biaya usaha. Secara matematis, R/C
ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
R/C ratio=
31
Analisis ini digunakan untuk melihat keuntungan usahatani padi. Usaha
tersebut dikatakan menguntungkan apabila nilai R/C ratio lebih besar dari 1 (R/C
ratio > 1). Hal ini menunjukkan setiap nilai rupiah yang dikeluarkan dalam
produksi akan memberikan manfaat sejumlah nilai penerimaan yang diperoleh.
3.4.6. Net Present Value (NPV)
Samryn (2002) menjelaskan net present value (NPV) atau nilai sekarang
merupakan hasil perhitungan yang menunjukkan kesetaraan pendapatan, arus kas,
atau penghematan biaya dari investasi yang diperkirakan akan diperoleh pada
masa yang akan datang dengan nilai investasi yang dilakukan saat ini, berdasarkan
pertimbangan perubahan daya beli uang atau nilai waktu uang.
Menurut metode NPV seluruh aliran kas bersih di-present value-kan atas
dasar faktor diskonto (discount factor = DF), hasilnya dibandingkan dengan
initial investment. Selisih antara keduanya merupakan NPV. Faktor diskonto
adalah suatu angka yang apabila dikalikan dengan arus kas bersih atau
penghematan biaya dari investasi akan menghasilkan angka yang setara dengan
nilai kas tersebut pada saat investasi, berdasarkan tingkat bunga modal yang
berlaku. Bunga modal biasanya dianggap sebagai rate of return (presentase
Pengembalian) minimal yang harus dicapai dari suatu investasi (Samryn, 2002).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009) NPV yaitu selisih antara present value
dari investasi dengen present value dari penerimaan kas bersih (Aliran kas
oprasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Kriteria
penggunaan NPV dalam studi kelayakan investasi, dapat dijelaskan:
a. NPV positif berarti usaha mendapatkan keuntungan dan usaha tersebut
dapat dilaksanakan.
32
b. NPV negatif berarti bahwa usaha tersebut berada dalam kerugian dan
usaha tidak dapat dilaksanakan.
Rumus NPV adalah sebagai berikut :
NPV= ∑
Ket : t = waktu arus kas
k = Suku bunga diskonto yang digunakan
CFt = Kas bersih dalam waktu t
Io = Besaran biaya investasi awal
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
Memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian
tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan
operasional sebagai berikut :
3.5.1. Definisi
1. Industri kecil (menurut Departemen Perindustrian) adalah suatu
usaha/kegiatan pengolahan bahan mentah atau bahan setengah jadi barang
jadi yang mempunyai aset lebih kecil dari Rp 200 juta diluar tanah dan
bangunan, omset tahunan lebih kecil dari Rp 1 milyar, dimiliki oleh orang
Indonesia independen, boleh berbadan hukum atau tidak.
2. Produksi adalah nilai produksi yang benar-benar dihasilkan dan yang
diperoleh dari kegiatan lain yang berkaitan dengan usaha.
3. Harga jual adalah biaya total ditambah atau dikurangi untung atau rugi
yang dinyatakan dalam rupiah.
4. Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali harga jaul.
33
5. Analisis finansial adalah suatu studi yang berutjuan untuk menilai apakah
suat kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak dijalankan
dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya
atau yang berkepentingan langsung dalam kegiatan investasi tersebut
(bersifat individual) dan tidak memperhatikan dampak atau efeknya dalam
perekonmian secara lebih luas (makro).
6. Total biaya produksi adalah semua biaya yang dkeluarkan dalam kegiatan
produksi seperti biaya bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga
kerja dan biaya penyusutan dan biaya pengemasan yang dikeluarkan
pengusaha sampai produk siap untuk dipasarkan.
7. Bahan baku adalah segala sesuatu atau bahan-bahan dasar yang dipakai
untuk memulai suatu produksi yang akan menghasilkan suatu produk yang
baru.
8. Bahan penunjang adaah segala sesuatu atau bahan-bahan tambahan yang
dipakai bersamaan dengan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk
yang baru.
9. Tenaga kerja dalah orang-orang yang bekerja dalam suatu industri.
10. Penyusutan adalah biaya yang dibebankan pada konsumen melalui
perhitungan harga pokok produksi.
11. Pengemasan adalah perlakuan terakhir yang dilakukan setelah selesai
proses produksi.
12. Keuntungan adalah total penerimaan yang diperoleh pengusaha setelah
dikurangi total biaya dalam satuan Rp/ton per tahun.
34
13. Layak adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat, baik manfaat finansial maupun
manfaat sosial.
14. Tidak layak adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan tidak memberikan manfaat, baik manfaat finansial maupun
manfaat sosial.
15. Prospek pengembangan adalah kesempatan untuk mengembangkan usaha
dan memperkenalkan produk pertanian ke masyarakat luas, baik didalam
negeri maupun luar negeri.
16. Industri pengolahan mangga adalah suatu industri yang mengolah buah
mangga segar dengan teknologi tertentu sehingga menjadi
17. Produk olahan yang dinamakan dodol mangga.
18. Dodol mangga adalah makanan ringan yang memiliki rasa manis dengan
sedikit masam yang terbuat dari mangga.
19. Strategi pengembangan adalah suatu cara yang dilakukan untuk
mengembangkan usaha dan memperkenalkan produk pertanian ke
masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
3.5.2. Batasan Operasional
1. Sampel adalah 10 UMKM di Kabupaten Indramayu.
2. Responden adalah pemilik dan manajer keuangan/bendahara dari industri
pengolahan dodol mangga yang terletak di daerah penelitian.
3. Mangga olahan yang diteliti adalah dodol mangga.
4. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai Januari 2016.
5. Tempat penelitian di UMKM Dodol Mangga di Indramayu, Jawa Barat.
35
BAB IV
KEADAAN UMUM
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Berikut
deskripsi daerah penelitian.
4.1.1 Luas dan Letak Geografis
Luas wilayah Indramayu yang tercatat seluas 204.011 Ha. Secara
administrasi Kabupaten Indramayu mempunyai batas-batas sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cirebon
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Subang
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Subang
Apabila dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu terletak pada
107° 52° - 108 Bujur Timur dan 6° 15° - 6° 40° Lintang Selatan. Kabupaten
Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa dan memiliki 31 kecamatan
dengan 10 kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut dengan panjang
garis pantai 114,1 Km.
4.1.2 Keadaan Penduduk
Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat
sebanyak 1.708.551 jiwa. Adapun komposisi jumlah penduduk terdiri dari laki-
laki 880.024 jiwa dan penduduk perempuan 828.527 jiwa, dengan sex ratio
106,22.
36
4.2 Perkembangan UMKM
Pertumbuhan UMKM di Kabupaten Indramayu menunjukan angka yang
cukup signifikan hingga akhir tahun 2011 yang lalu. Berdasarkan data
Indramayu dalam tahun 2011 yang dirilis Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Indramayu tahun 2012, jumlah UMKM di
Kabupaten Indramayu telah mencapai 3.517 unit usaha dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 13.991 orang.
Merujuk pada total UMKM di Indramayu (BPS, Kab.2015), jumlah
UMKM menurut unit terbanyak adalah bidang usaha jenis garam curah yang
mencapai 1.507 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja mencapai 2.116. Disusul
peringkat kedua yakni jenis usaha pengeringan ikan mencapai 359 unit usaha
dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 911 orang. Selanjutnya adalah usaha
tempe sebanyak 311 unit usaha dan tenaga kerja yang diserap sebanyak 703
orang.
Jumlah UMKM usaha dodol mangga yang terdaftar di
Diskoperindag saat ini baru 10 UMKM. Nama-nama UMKM dapat dilihat di
lampiran 2.
4.3 Unit Produksi
Dodol Mangga dibuat dengan buah mangga asli, ditambah gula pasir dan
kelapa yang sudah di parut sebagai penyeimbang citra rasanya. Dodol Mangga
ini memiliki tekstur yang renyah dibagian luar tapi sangat lembut di bagian
dalam tidak seperti kebanyakan dodol lainnya yang bertekstur lembek. Proses
produksi Dodol Mangga ini menggunakan bahan baku buah mangga yang
sudah matang dan tidak menggunakan bahan pengawet atau pewarna makanan,
37
sehingga keamanan dan hiegenitas dapat dipertanggung jawabkan, serta layak
dikonsumsi.
Pembuatan dodol mangga pada tempat penelitian masih tradisional
dikarenakan belum menggunakan mesin penunjang produksi yang
mempermudah atau mempercepat proses produksi. Akan tetapi untuk kemasan
sudah modern. Adapun alur produksi dodol mangga di tempat penelitian sebagai
berikut:
Buah mangga matang dikupas dan dicuci dicuci bersih. Setelah bersih
disisir tipis-tipis supaya mempermudah proses selanjutnya. Kemudian buah
mangga dimasak dengan cara di grangseng dengan minyak kelapa. Lalu
ditambahkan kelapa yang sudah diparut dan gula pasir. Saat proses grangsang
tadi diaduk hingga mengental hingga 4 jam. Setelah adonan dodol mengental
angkat dan tuangkan ditempat cetakan. Tunggu hingga adonan dodol beberapa
saat. Terakhir potong sesuai ukuran dan kemasan. Untuk lebih jelasnya secara
skematis dapat dijelaskan pada gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4. Bagan alur proses produksi dodol mangga
Penyorti ran buah mangga matang
Pengupasan dan pencucian buah
mangga
Penyisisaran buah mangga
Pemasakan buah mangga dengan
cara di grangsang dalam wajan
Penambahan parutan kelapa dan
pasir
Proses pengadukan adonan
Penuangan dodol mangga ke dalam
cetakan
Pemotongan buah mangga
Pengemasan dodol mangga
38
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Biaya UMKM Dodol Mangga Indramayu
Analisis kelayakan UMKM dodol mangga digunakan untuk menilai keuangan
secara keseluruhan, aspek ini meliputi kebutuhan dan sumber dana yang dibutukan
diantaranya biaya investasi awal untuk pembelian lahan beserta peralatan, biaya
operasional, rekapitulasi penerimaan dan kriteria penilaian investasi. Aspek ini sangat
penting untuk menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan keuntung UMKM
dodol mangga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pendapatan
UKMK yang berada di Kabupaten Indramayu sehingga dapat menentukan apakah
investasi UMKM dodol mangga dengan menggunakan biaya yang diperoleh dari
modal pribadi secara keseluruhan menguntungkan atau tidak, yang diukur dalam
bentuk uang.
5.1.1. Kebutuhan dan Sumber Dana
Total dana yang dibutuhkan dalam memulai UMKM dodol mangga dengan
asumsi rata-rata biaya investasi dari 10 UMKM dodol mangga di Kabupaten
Indramayu keseluruhan menggunakan modal pribadi yaitu sebesar Rp. 88.219.700
yang digunakan untuk:
1. Modal investasi awal (periode 0) sebesar Rp. 88.219.700 berupa investasi untuk
pembelian lahan dan gedung untuk memulai UMKM dodol mangga sebesar Rp.
39
67.950.000 dan biaya untuk peralatan pembuatan dodol mangga sebesar Rp.
7.269.700.
2. Biaya variabel atau biaya produksi digunakan untuk UMKM dodol mangga pada
periode pertama sebesar Rp. 13.000.000. Biaya variabel ini digunakan untuk
bahan baku, bahan bakar gas, kotak kemasan, listrik, air, telphon dan upah tenaga
kerja. Sumber dana yang digunakan dalam UMKM dodol mangga ini
diasumsikan berasal dari modal pribadi. Besar pendapatan yang diperoleh
UMKM dodol mangga dapat diketahui setelah menganalisis komponen-
komponen biaya yang dikeluarkan dan penerimaan tunai yang diterima dari hasil
usaha dodol mangga di lokasi penelitian.
5.1.2. Biaya Usaha Dodol Mangga
Arus biaya pengeluaran pada UMKM dodol mangga di Kabupaten Indramayu
terdiri dari biaya investasi, biaya peralatan, biaya produksi dan biaya operasional.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan usaha pembuatan dodol mangga
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya
selama umur usaha pembuatan dodol mangga berlangsung.
5.1.3. Biaya Investasi
Dalam analisis biaya investasi, biaya proyek meliputi seluruh pengeluaran
biaya yang akan dikeluarkan dimasa yang akan datang selama umur proyek dengan
tujuan untuk memperoleh penghasilan pada tahun-tahun mendatang, sehubungan
dengan biaya investasi yang sudah dikeluarkan dalam memulai UMKM dodol
40
mangga. Rincian total biaya investasi usaha pembuatan dodol mangga di Kabupaten
Indramayu pada tahun ke-0 dapat dilihat dari tabel 3 berikut:
Tabel 3. Biaya Investasi rata-rata dari 10 UMKM Dodol Mangga di Indramayu
No. Nama UMKM Dodol Mangga Biaya (Rp)
1. Dodol Mangga Barokah 114.365.000
2. KUB Barokah 49.106.000
3. KUB Ujung Pendok 41.425.000
4. LK Buah 144.365.000
5. KUB Inas 39.365.000
6. KUB Secawati 69.365.000
7. KUB Taman Sari 25.851.000
8. KUB Mulya Asih 26.425.000
9. Kenanga Mandiri 192.565.000
10. Sari Rasa 149.365.000
Total Biaya Investasi 882.197.000
Rata-rata Biaya Investasi 88.219.700
Sumber: Data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan tabel 3 total biaya investasi untuk memulai UMKM dodol
mangga di lokasi penelitian pada periode ke-0 rata-rata sebanyak Rp.88.219.700.
Biaya investasi terbesar pada 10 UMKM dodol mangga di Kabupaten Indramayu
yaitu UMKM dodol mangga Kenanga Mandiri sebesar Rp. 192.565.000. Total biaya
investasi tersebut berupa pembalian lahan, gedung dan biaya peralatan dalam
produksi dodol mangga. Sedangkan biaya investasi terkecil pada UMKM dodol
mangga KUB Taman Sari yaitu untuk pembelian gedung dan biaya peralatan sebesar
Rp. 25.851.000.
41
Biaya investasi dalam penelitian ini merupakan biaya awal yang digunakan
untuk membeli barang modal yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan biaya
tetap. Biaya investasi dikeluarkan oleh pengusaha pada tahun ke-0 karena pada tahun
tersebut dianggap pengusaha belum menjalankan kegiatan operasional UMKM dodol
mangga. Biaya investasi usaha dodol mangga tidak mengalami penyusutan karena
dapat digunakan secara kontineu atau bertahun-tahun dan harga bahan baku mangga
di Kabupaten Indramayu relatif seimbang, sedangkan nilai guna investasi peralatan
akan mengalami penyusutan seiring dengan penggunaan dalam proses pembuatan
dodol mangga. Biaya investasi peralatan yang digunakan untuk usaha pembuatan
dodol mangga dilokasi penelitian diperlukan peralatan diantaranya pisau, talam,
gunting kecil, gunting besar, timbangan kecil, timbangan besar, tungku api, wajan,
sendok kayu, ember besar, meber kecil, saringan besi, mesin penggiling dan mesin
packaging.
5.1.4. Biaya Pembuatan Dodol Mangga
Biaya pembuatan dodol mangga merupakan biaya yang harus dikeluarkan
pengusaha dalam mempersiapkan produk dodol mangga. Besar kecilnya biaya
pembuatan dodol mangga, tergantung pada vegetasi dan kondisi lingkungan disetiap
UKM dodol mangga. Rincian biaya pembuatan dodol mangga dilokasi penelitian
dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
42
Tabel 4. Biaya rata-rata 10 UMKM Pembuatan Dodol Mangga di Indramayu
Nama UMKM
Dodol Mangga
Total
Produksi
Dodol
(Ktk)
Harga
Dodol
(Rp/Ktk)
Total
Penerimaan
(Rp/Thn)
Total Biaya
Produksi
(Rp/Thn)
Dodol Mangga
Barokah 21.600 16.000 345.600.000 263.832.000
KUB Barokah 10.800 12.000 129.600.000 94.920.000
KUB Ujung
Pendok 12.000 12.500 150.000.000 127.200.000
LK Buah 55.200 14.000 772.800.000 676.200.000
KUB Inas 9.600 14.000 134.400.000 70.620.000
KUB Secawati 10.800 12.000 129.600.000 63.200.000
KUB Taman Sari 18.000 13.000 234.000.000 151.080.000
KUB Mulya Asih 16.200 11.000 178.200.000 129.300.000
Kenanga Mandiri 27.000 16.500 445.500.000 386.000.000
Sari Rasa 30.500 19.000 579.500.000 499.000.000
Rata-rata 21.170 14.000 309.920.000 246.135.200 Sumber: Data primer 2015 (diolah)
Berdarkan tabel 4 biaya produksi yang paling tinggi yaitu pada UMKM dodol
mangga LK Buah sebesar Rp 676.200.000,- sedangkan biaya produksi paling rendah
yaitu pada UMKM dodol mangga KUB Secawati sebesar Rp 63.200.000,- Proses
produksi dodol mangga tergolong tradisional atau sederhana. Hal ini dapat dilihat dari
peralatan yang digunakan dalam pengolahan hingga menjadi produk akhir
menggunakan peralatan sederhana dan masih menggunakan tenaga manusia secara
langsung. Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan produksi dan
finishing termasuk alat-alat yang sederhana dan biasa digunakan oleh masyarakat
pada umumnya yaitu pisau, gunting kecil, timbangan kecil, tungku api, wajan besar,
sendok kayu, talam, ember kecil, ember besar, saringan besi, mesin penggiling, mesin
packaging.
43
5.1.5. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional UMKM dodol mangga di Kabupaten Indramayu mulai dari persiapan
bahan baku sampai pemasaran produk ke konsumen akhir. Biaya produksi yang
dikeluarkan dalam pembuatan dodol mangga dibagi menjadi 2 bagian yaitu biaya
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang
nilainya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Pada UMKM
dodol mangga biaya tetap meliputi biaya perawatan aktiva tetap, pembelian peralatan
produksi, dan biaya tidak terduga. Biaya tetap yang dikeluarkan pengusaha berupa
peralatan yang digunakan dalam UMKM dodol mangga berdasarkan kegunaannya.
Biaya tetap UMKM dodol mangga dapat dilihat pada Tabel 5.berikut:
Tabel 5. Asumsi Rata-rata Biaya Tetap dari 10 UMKM Dodol Mangga di Kabupaten
Indramayu Periode ke-1.
No
Komponen Harga Satuan (Rp)
Pembelian Tempat Produksi :
1 Lahan 97.500.000
2 Gedung 38.650.000
Pembelian peralatan produksi :
3 Pisau 13.000
4 Talam 10.000
5 Gunting Kecil 5.400
6 Timbangan Kecil 75.500
7 Tungku Api 380.000
8 Wajan Besar 715.000
9 Sendok Kayu 39.500
10 Ember Kecil 16.100
44
Lanjutan tabel 5.
No
Komponen Harga Satuan (Rp)
11 Ember Besar 37.000
12 Saringan Besi Sdg 45.000
13 Mesin Penggiling 330.000
14 Mesin Packaging 8.000.000
Total Biaya Tetap 145.816.500
Sumber: Data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa asumsi rata-rata biaya tetap dari 10
UMKM dodol mangga yang dikeluarkan untuk biaya pembelian lahan dan gedung
sebesar Rp. 136.150.000 per tahun, pembelian peralatan produksi adalah sebesar Rp.
9.666.500 per tahun dan sementara itu asumsi untuk melakukan usaha dodol mangga
diperlukan biaya tetap sebesar Rp 145.816.500.
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dipengaruhi oleh naik turunnya produksi.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan ini terdiri dari biaya gaji tenaga kerja tidak tetap,
pembelian bahan bakar (bensin untuk motor dan gas), pembelian bahan baku yaitu
bahan baku utama buah-buahan segar yaitu buah mangga dan bahan baku tambahan
(gula pasir dan kelapa), bahan bakar gas, pembelian bahan kemasan (kemasan karton
pack dan plastik), biaya administrasi, biaya listrik dan air, biaya promosi, biaya
telepon, dan biaya transportasi. Biaya ini diasumsikan mengalami kenaikan 5% per
tahun pada harga bahan bakar dan bahan baku. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan
untuk proses produksi dan dihitung per bulan seperti yang dijelaskan pada Tabel 6
dapat dilihat sebagai berikut:
45
Tabel 6. Asumsi Rata-rata Biaya Tidak Tetap dari 10 UMKM Dodol Mangga di
Kabupaten Indramayu Periode ke-1.
No
Komponen Harga Satuan (Rp)
Biaya gaji tenaga kerja:
1 Karyawan 13.875.000
Pembelian bahan bakar : *)
2 Bahan bakar gas 771.000
Pembelian bahan baku : *)
a. Bahan baku buah
3 Mangga 6.750.000
b. Bahan baku tambahan
4 Kelapa 1.500.000
5 Gula Pasir 1.696.000
Pembelian bahan kemasan :
6 Kotak kemasan 2.174.000
7 Kemasan kardus dan plastik/alumunium 905.500
Biaya lain-lain:
8 Listrik, air dan telpon 554.500
9 Transportasi 325.000
10 Layanan Iklan 500.000
11 Biaya-Biaya tak Terduga 520.000
Total Biaya Tidak Tetap 29.571.000
Sumber: Data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa asumsi rata-rata biaya tidak tetap
dari 10 UMKM dodol mangga yang dikeluarkan untuk biaya gaji tenaga kerja sebesar
Rp. 13.875.000 per bulan, pembelian bahan bakar gas adalah sebesar Rp. 771.000 per
bulan, pembelian bahan baku adalah sebesar Rp. 6.750.000 per bulan, pembelian
bahan baku tambahan adalah sebesar Rp. 3.196.000 per bulan dan biaya lain-lain
46
adalah sebesar Rp. 1.899.500 per bulan. Sementara itu asumsi untuk melakukan
usaha dodol mangga diperlukan biaya tidak tetap sebesar Rp. 29.571.000.
Total biaya operasional merupakan penjumlahan dari biaya variabel dan biaya
tetap 10 UMKM dodol mangga. Biaya variabel dalam penelitian ini diasumsikan
konstan. Rincian biaya operasional UMKM dodol mangga di lokasi penelitian dapat
dilihat pada Tabel.7 berikut:
Tabel 7. Biaya Operasional dari 10 UMKM Dodol Mangga di Kabupaten Indramayu
Tahun ke-1
Nama UMKM Dodol
Mangga Tahun Ke 1
Jumlah Biaya
(Rp)
Total Biaya
Operasional
(Rp)
Dodol Mangga
Barokah
a. Biaya Tetap 114.365.000 498.197.000
b. Biaya Variabel 383.832.000
KUB Barokah a. Biaya Tetap 49.106.000
144.026.000 b. Biaya variabel 94.920.000
KUB Ujung Pendok a. Biaya Tetap 41.425.000
168.625.000 b. Biaya variabel 127.200.000
LK Buah a. biaya Tetap 144.365.000
702.565.000 b. Biaya Variabel 558.200.000
KUB Inas a. Biaya Tetap 39.365.000
109.985.000 b. Biaya Variabel 70.620.000
KUB Secawati a. Biaya Tetap 69.365.000
132.565.000 b. Biaya Variabel 63.200.000
KUB Taman Sari a. Biaya Tetap 25.851.000
170.931.000 b. Biaya Variabel 145.080.000
KUB Mulya Asih
a. Biaya Tetap 26.425.000
155.725.000
b. Biaya Variabel 129.300.000
47
Nama UMKM Dodol
Mangga Tahun Ke 1
Jumlah Biaya
(Rp)
Total Biaya
Operasional
(Rp)
Kenanga Mandiri a. Biaya Tetap 192.565.000
412.565.000 b. Biaya Variabel 220.000.000
Sari Rasa a. Biaya Tetap 149.365.000
458.365.000 b. Biaya Variabel 309.000.000
Jumlah Biaya Operasional 2.953.549.000
Rata-Rata Biya Operasional 295.354.900
Sumber: Data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa total biaya operasional yang
dikeluarkan oleh 10 UMKM dodol mangga di Kabupaten Indramayu pada tahun 2014
rata-rata sebesar Rp 295.354.900.
5.1.6. Penerimaan UMKM Dodol Mangga
Penerimaan UMKM dodol mangga merupakan aliran kas masuk kepada
pengusaha sebagai hasil produksi atau hasil penjualan dodol mangga yang telah
dijalankan.Nilai penjualan diperoleh dari dari hasil perkalian antara harga jual dodol
mangga per pcs dengan harga jual bervariasi di lokasi penelitian tepatnya di
Kabupaten Indara mayu sebanyak. Adapun produksi yang dihasilkan dalam satu
proses produksi rata-rata mencapai 89 kotak. Mengenai hasil produksi dodol mangga
diasumsikan tidak ada kendala apapun dan harga jual tetap stabil.
Penerimaan UMKM dodol mangga di Kabupaten Indramayu, dapat dilihat
pada tabel 8 berikut ini:
48
Tabel 8. Penerimaan, Biaya dan Keuntungan Pada UMKM Pembuatan Dodo Mangga
di Kabupaten Indramayu
Sampel
Total
Produksi
Dodol
(Ktk)
Harga
Dodol
(Rp/Ktk)
Total
Penerimaan
(Rp/Thn)
Total Biaya
Produksi
(Rp/Thn)
Total
Keuntungan
(Rp/Thn)
1 21.600 16.000 345.600.000 263.832.000 81.768.000
2 10.800 12.000 129.600.000 94.920.000 34.680.000
3 12.000 12.500 150.000.000 127.200.000 22.800.000
4 55.200 14.000 772.800.000 676.200.000 96.600.000
5 9.600 14.000 134.400.000 70.620.000 63.780.000
6 10.800 12.000 129.600.000 63.200.000 66.400.000
7 18.000 13.000 234.000.000 151.080.000 82.920.000
8 16.200 11.000 178.200.000 129.300.000 48.900.000
9 27.000 16.500 445.500.000 386.000.000 59.500.000
10 30.500 19.000 579.500.000 499.000.000 80.500.000
Rata-
rata 21.170 14.000 309.920.000 246.135.200 63.784.800
Sumber: Data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan tabel 8 diatas penerimaan UMKM dodol Mangga dihitung dari
jumlah output yang dihasilkan dari usaha dodol mangga. Untuk menghitung
penerimaan, yang menjadi dasar pertimbangan ialah hasil produksi dari 10 UMKM
dodol mangga rata-rata dalam 1 kali proses produksi sebesar 89 kotak atau dalam
21.170 kotak setahun. Harga jual dodol mangga di lokasi penelitian rata-rata sebesar
Rp. 14.000 per kotak, penerimaan tunai yang diperoleh pengusaha dari produksi rata-
rata 10 UMKM dodol mangga (1 kali produki) yaitu sebesar Rp. 1.291.000 dan
sebesar Rp. 309.920.000 per tahun (240 kali produksi). Penerimaan tersebut diperoleh
dari perkalian antara output dan harga jual dodol mangga. Jika volume produksi
dodol mangga yang dihasilkan rendah, maka hasil penerimaan yang diperoleh
menjadi rendah dan sebaliknya jika volume produksi dodol mangga yang dihasilkan
49
besar, maka penerimaan yang diperoleh menjadi besar. Jadi, besarnya penerimaan
dipengaruhi oleh volume produksi dodol mangga.
5.2. Analisis Finansial UMKM Dodol Mangga Indramayu
Analisis finansial pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui layak
atau tidak UMKM dodol mangga 100% dengan modal pribadi tanpa menggunakan
pinjaman dari bank dan seberapa tahun investasi yang dikeluarkan akan kembali.
Perhitungan kelayakan pada aspek finansial ini digunakan beberapa kriteria
kelayakan diantaranya BEP, ROI, R/C Ratio, dan Net Persent Value. Perhitungan
tersebut didasarkan atas cash flow UMKM dodol mangga yang dijalankan oleh
pengusaha dodol mangga di Kabupaten Indramayu. Hasil finansial UMKM dodol
mangga ini diperoleh dari data hasil pengurangan aliran kas bersih dengan biaya-
biaya.
5.2.1. Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) merupakan suatu kondisi pada saat hasil UMKM
dodol mangga yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Artinya, pada
saat itu, usaha yang dijalankan tidak mendapat keuntungan, tetapi juga tidak
mengalami kerugian (impas). Kondisi ini laba yang diperoleh adalah nol (impas).
Dalam hal ini, BEP untuk UMKM dodol mangga dilihat dari dua segi, yaitu: BEP
untuk harga produksi/pcs dan BEP untuk volume produksi. Perhitungan dilakukan
pada setiap tahun (240 kali produksi).
BEP untuk volume produksi per tahun merupakan hasil dari pembagian antara
total biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha dodol mangga dengan harga jual volume
produksi dodol mangga. Analisis BEP volume produksi dodol mangga digunakan
50
untuk menentukan seberapa besar dodol magga yang harus diproduksi untuk
mendapatkan titik impas apakah UMKM dodol mangga tersebut mendapat
keuntungan atau tidak. Berikut tabel 9 perhitungan analisis BEP volume produksi:
Tabel 9. Analisis BEP Volume Produksi Rata-Rata dari 10 UMKM Dodol Mangga di
Kabupaten Indramayu
No Uraian Nilai Jumlah
1 Biaya Produksi (Rp) 246.135.200
2 Harga Jual (Rp) 14.000
BEP Volume (Ktk) 17.600
Sumber: data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan analisis perhitungan tabel 9 dapat diketahui rata-rata biaya
produksi dari 10 UMKM dodol mangga per tahun sebesar Rp. 246.135.200 kemudian
dibagi harga jual dodol mangga sebesar Rp. 14.000 maka diperoleh BEP produksi
sebesar 17.600 Ktk. Jadi, jika produksi melebihi 17.600 Ktk per tahunnya maka dapat
disimpulkan UMKM dodol mangga pada lokasi penelitian ini mendapat keuntungan
dan jika produksi dodol mangga yang dihasilkan kurang dari 17.600 Ktk maka
UMKM dodol mangga dikatakan rugi. Sementara hasil produksi UMKM dodol
manga di Kabupaten Indramayu dalam 240 kali produksi per tahunnya sebesar 21.170
Ktk per tahun. Berdasarkan analisis perhitungan BEP produksi dodol mangga di
Kabupaten Indramayu maka dikatakan layak dan dapat dilanjutkan.
Adapun, analisis BEP harga merupakan hasil dari perbandingan antara total
biaya yang dikeluarkan penguasaha dengan volume produksi. Perhitungan BEP harga
dimaksudkan untuk mengetahui besaran harga titik impas UMKM dodol mangga.
BEP harga produksi per pcs ialah total biaya produksi per tahun ditambah dibagi total
51
produksi pertahun. Berikut tabel 10 analisis perhitungan BEP harga dari 10 UMKM
dodol mangga di Kabupaten Indramayu dalam 1 tahun produksi:
Tabel 10. Analisis BEP Harga UMKM Dodol Mangga di Kabupaten Indramayu 1
Tahun Produksi
No Uraian Nilai Jumlah
1 Biaya Produksi (Rp) 246.135.200
2 Jumlah Produksi (Ktk) 21.170
BEP Harga (Rp) 11.600
Sumber: data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan perhitungan tabel 10 hasil BEP harga pada 10 UMKM dodol
mangga adalah sebesar Rp. 11.600/Kotak. Jadi pada saat harga dodol mangga Rp.
11.600/Kotak UMKM dodol mangga ini tidak menderita kerugian dan tidak
mendapat keuntungan. BEP harga dikatakan mengalami kerugian apabila BEP harga
kurang dari Rp. 11.600/Kotak dan mendapatkan keuntungan apabila BEP harga lebih
dari Rp. 11.600/Kotak. Sementara harga dodol mangga/Kotak rata-rata dari 10
UMKM dodol mangga di Kabupaten Indramayu sebesar Rp. 14.000. Berdasarkan
analisis perhitungan BEP Harga dari 10 UMKM dodol mangga di Kabupaten
Indramayu maka dikatakan layak dan dapat dilanjutkan.
5.2.2. Return on Investment (ROI)
ROI merupakanan alisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan
dengan modal yang telah digunakan. Besar kecilnya ROI ditentukan oleh tingkat
perputaran modal dan keuntungan bersih yang dicapai. Semakin tinggi pendapatan
maka profit rata-rata usahatani akan semakin baik. ROI dalam hal ini dihitung
52
berdasarkan rata-rata profit tahunan usahatani padi dibagi dengan investasi awal.
Berikut dibawah ini tabel 11 perhitungan ROI:
Tabel 11. Analisis ROI 10 UMKM Dodol Mangga di Kabupaten Indramayu
No Uraian Nilai (Rp) Jumlah
1. Rata-Rata Profit Tahunan 63.784.800
2. Investasi Awal 88.219.700
ROI (%) 72,3
Sumber: data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan tabel 11 nilai ROI yang didapat dalam 10 UMKM dodol mangga di
Kabupaten Indramayu adalah sebesar 72,3%. Nilai ROI sebesar 72,3%. diperoleh dari
rata-rata profit tahunan atau rata-rata profit selama 1 tahun yaitu sebesar Rp.
63.784.800 kemudian dibagi rata-rata investasi awal dari 10 UMKM dodol mangga
berupa pembelian lahan, gedung dan peralatan produksi sebesar Rp. 88.219.700.
Berdasarkan hasil analisis ROI diatas dapat diketahui bahwa setiap pengeluaran
modal investasi sebesar Rp. 1.000 akan diperoleh hasil Rp. 723.
5.2.3. Analisis R/C Ratio
Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan perbandingan antara penerimaan kotor
dengan biaya total yang dikeluarkan dari 10 UMKM dodol manga tersebut. Analisa
ini digunakan untuk melihat perbandingan total penerimaan dengan total usaha dodol
manga dan dapat mengukur keuntungan dan kelayakan dari 10 UMKM dodol
mangga. Jika nilai R/C ratio diatas satu rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh
manfaat, sehingga penerimaan akan menjadi lebih dari satu rupiah.
53
Dalam penelitian ini penerimaan yang diperoleh dari hasil produksi rata-rata
pada 10 UMKM dodol mangga per tahun yaitu sebesar Rp. 309.920.000 sedangkan
rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh 10 UMKM dodol mangga adalah sebesar Rp.
246.135.200. R/C Ratio merupakan pembagian penerimaan atas biaya (R/C rasio).
Hasil R/C Ratio dalam penelitian ini yaitu sebesar 1,25. Berikut dibawah ini tabel 12
analisis perhitungan R/C Ratio pada 10 UMKM dodol mangga di Kabupaten
Indramayu:
Tabel 12. Analisis R/C Rasio dari 10 UMKM Dodol Mangga di Kabupaten
Indramayu
No. Uraian Nilai
1. Penerimaan Kotor (Rp) 309.920.000
2. Rata-Rata Biaya Produksi (Rp) 246.135.200
R/C Rasio 1,25
Sumber: data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan perhitungan tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai rasio
penerimaan atas biaya (R/C rasio) sebesar 1,25 mengindikasikan bahwa pada 10
UMKM dodol mangga untuk setiap Rp. 1.000 atas keseluruhan biaya yang
dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 1.250 kepada pengusaha. Dari
analisis R/C ratio diatas dapat dikatakan 10 UMKM dodol mangga ini layak untuk
dijalankan dan mempunyai prospek yang cukup baik karena memiliki nilai rasio
penerimaan atas biaya yang lebih dari satu (R/C rasio> 1).
5.2.4. Net Present Value (NPV) UMKM Dodol Mangga Indramayu
Net present value (NPV) adalah nilai sekarang dari uang atau cash flow
dimasa mendatang dengan mempertimbangkan faktor bunga. Net present value
54
(NPV) atau nilai sekarang merupakan hasil perhitungan yang menunjukkan
kesetaraan pendapatan, arus kas, atau penghematan biaya dari investasi yang
diperkirakan akan diperoleh pada masa yang akan datang dengan nilai investasi yang
dilakukan saat ini, berdasarkan pertimbangan perubahan daya beli uang atau nilai
waktu uang. Hasil arus kas bersih (net cash flow) kemudian didiskonkan dengan
tingkat suku bunga investasi sebesar 12% yang didapat dari hasil perhitungan rata-
rata tingkat suku bunga investasi periode 2012-2014.
Usaha dodol mangga dikatakan layak jika telah memenuhi kriteria investasi
NPV lebih besar dari 0. Semakin tinggi nilai NPV menunjukkan semakin layak usaha
tersebut dilaksanakan. Selain itu, NPV juga berhubungan positif dengan tingkat
resiko suatu usaha. Nilai NPV lebih kecil dari nol menunjukkan bahwa usaha tersebut
tidak layak untuk dilaksanakan karena hanya akan menimbulkan kerugian. Hasil
perhitungan NPV dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil Analisis Net Present Value (NPV) Pada 10 UMKM Dodol Mangga
di Kabupaten Indramayu
Th Cash Flow Discount Factor (12%) Present Value (CF X DF)
2013 61.818.000 0,893 55.203.474
2014 68.664.800 0,797 54.725.845
Total PV 109.929.319
Total PV-I0 109.929.319 - 88.219.700
NPV 21.709.619
Sumber: data primer 2015 (diolah)
Berdasarkan tabel 13 hasil analisis kelayakan finansial pada 10 UMKM dodol
mangga di Kabupaten Indramayu dengan asumsi menggunakan modal pribadi dapat
diketahui bahwa usaha dodol mangga ini layak. Karena memiliki NPV positif sebesar
55
Rp. 21.709.619, yang berarti 10 UMKM dodol mangga ini akan mengalami
keuntungan sebesar Rp. 21.709.619, selama 2 tahun menurut nilai waktu mata uang
sekarang.
56
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6. 1. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis data terkait dengan uji finansial dalam UMKM Dodol
Mangga di Indramayu, maka dapat disimpulkan bahwa total dana yang dibutuhkan
dalam memulai yaitu sebesar Rp. 88.219.700 yang digunakan untuk:
a. Modal investasi awal (periode 0) sebesar Rp. 88.219.700 berupa investasi
untuk pembelian lahan dan gedung untuk memulai UMKM dodol mangga
sebesar Rp. 67.950.000 dan biaya untuk peralatan pembuatan dodol mangga
sebesar Rp. 7.269.700.
b. Biaya variabel atau biaya produksi digunakan untuk UMKM dodol mangga
pada periode pertama sebesar Rp. 13.000.000. Biaya variabel ini digunakan
untuk bahan baku, bahan bakar gas, kotak kemasan, listrik, air, telphon dan
upah tenaga kerja. Sumber dana yang digunakan dalam UMKM dodol
mangga ini diasumsikan berasal dari modal pribadi. Besar pendapatan yang
diperoleh UMKM dodol mangga dapat diketahui setelah menganalisis
komponen-komponen biaya yang dikeluarkan dan penerimaan tunai yang
diterima dari hasil usaha dodol mangga di lokasi penelitian.
2. Hasil analisis finansial UMKM dodol mangga di Indramayu dinyatakan layak
berdasarkan NPV yang diperoleh dalam memiliki NPV positif sebesar Rp.
21.709.619, yang berarti 10 UMKM dodol mangga ini akan mengalami keuntungan
sebesar Rp. 21.709.619, selama 2 tahun menurut nilai waktu mata uang sekarang.
57
6.1 Saran
Setelah dilakukan penelitian mengenai finansial UMKM dodol mangga di
Indramayu, maka saran yang dianjurkan sebagai berikut:
1. Usaha UMKM dodol mangga di Indramayu perlu dikembangkan sampai
mencapai skala usaha optimum.
2. Perubahan pada DF dan harga-harga perlu penelitian lanjutan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. dan J. Sudantoko. 2001 Koperasi, Kewisausahaan dan Usaha Kecil.
Rineka Cipta, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2001. Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR), Jakarta
Boyd, Walker dan Larrenche. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Erlangga, Jakarta.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi/UKM Kab. Indramayu Jawa Barat. 2013. Standarisasi dan Proses Produksi Buah Mangga. Kab. Indramayu.
Dinas Pertanian dan Peternakan kab. Indramayu Jawa Barat. 2011. Produktivitas Buah Mangga. Kab. Indramayu.
Gumbira Sa’id, E. Rahmayanti dan M.Z. Muttaqin. 2001. “Manajemen Teknologi Agribisnis, Kunci Daya Saing Global Produk Agribisnis”. Dalam Siswono,
Y.H., dkk (Ed.)., Pertanian Mandiri (hlm 91). Penebar Swadaya, Jakarta.
Halim, Abdul. Manajemen Keuangan Bisnis. Ghalia Indonesia Ghalia Indonesia Bogor: 2007.
Ibrahim, H.M. Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar.2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-rasio Keuangan Bagi Orang Awam. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Kotler, Philiph. 2004. Manajemen Pemasaran. Prenhalindo. Jakarta.
Mangunwidjaja, Djumali dan Illah Sailah. 2005. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya, Jakarta.
Medina, J. De La Cruz., H. S. Garcia. 2002. Mango : Post-harvest Operation. Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO). Veracruz.
Muzhar, M. 1994. Pengembangan Agroindustri dan Berbagai Permasalahannya. Berita Ilmu Pengetahuan dan teknologi. Tahun ke-38 No. 1.
Permatasari, Devi. 2014. Analisis Pendapatan Usahatani Gula Tumbu (Kasus Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus). [Skripsi] Sarjana pada Universitas Diponegoro Semarang.
59
Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.
Samryn. 2002. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Samuelson. 2001. Ilmu Mikro Ekonomi. Media Global Edukasi, Jakarta.
Santosa, Budi. Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi. Graha Ilmu. Yogyakarta, 2013.
Santosa, I Gusti Ngurah. Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Ketahanan Pangan Beras. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan
Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian. (Prosiding Seminar: Bengkulu, 2011).
Satuhu, Suyanti dan Sunarmani. 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Situmorang, S dan Dilham, A. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. USU Press, Medan.
Soeharto, Iman. 2007. Manajemen Preyek Dari konseptual Sampai Operasional, Cet ke 3. Erlangga. Jakarta.
Soeratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek: Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan. J&J Learning.Yogyakarta.
Soekartawi (a). 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Peersada, Jakarta.
Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Soetomo, M. 2001. Teknik Bertanam Buah. Sina Baru Algensindo, Bandung.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sutawi. 2002. Manajemen Agribisnis. Edisi pertama. Bayu Media & UMM Press.Malang. 277p.
Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3 Revisi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009.
60
Situs dari Internet :
Anonim (a). 2015. Kabupaten Indramayu. Dikutip dari www.jabarprov.go.id/ongkam.php?me=potensi.indramayu-32k.
Anonim (b). 2015. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Dikutip dari
http://www.banjarnegarakab.go.id/.
Sutarno. 2012. Mangga Jadi Unggulan Ekspor Hortikultura Jabar. Dikutip dari
http://kabar24.bisnis.com/read/20120328/78/70349/mangga-jadi-unggulan-ekspor-hortikultura-jabar.
61
Lampiran 1. Data perkembangan produksi mangga kabupaten Indramayu
selama sepuluh tahun terakhir.
No Tahun Tanam (Pohon) Panen
(Pohon)
Produksi
(Ton)
1 2005 1.389.885 733.784 156.453,21
2 2006 1.397.336 736.816 159.653,63
3 2007 1.409.393 949.072 177.880,32
4 2008 1.413.123 1.040.452 160.599,24
5 2009 1.439.495 765.919 123.385,86
6 2010 1.010.905 549.233 24.937,37
7 2011 1.124.855 593.563 57.679,87
8 2012 1.150.746 595.226 59,638,62
9 2013 1.173.160 599.880 60,276,66
10 2014 1.226.975 613.579 63,786,01 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu
62
Lampiran 2. Data UMKM pengolahan dodol mangga di kabupaten Indramayu
No Nama Nama UMKM Jenis Usaha Alamat
1 Taufik Hidayat Dodol Mangga Barokah
Dodol Mangga Jl. Raya By Pass Lohbener No. 42
kec. Lohbener
2 Hj. Nurasiyah KUB Barokah Dodol Mangga
Ds. Ujungpendok RT/RW 001/001
kec. Widasari
3 Hj. Mukminah KUB Ujung Pendok
Dodol Mangga Ds. Ujungpendok RT/RW 001/001 kec. Widasari
4 Kasturi LK Buah Dodol Mangga
Ds. Pawidean kec. Jatibarang
5 Idah Rosidah KUB Inas Dodol Mangga
Ds. Lohbener RT/RW 027/006
kec. Lohbener
6 E. Daeni A. KUB Secawati Dodol Mangga
Ds. Krasak RT/RW 008/002 kec.
Jatibarang
7 Sriatun KUB Taman Sari Mangga Indah
Dodol Mangga Jl. Telukbayur blok bukasem RT/RW 022/005
8 Hj. Ruminah KUB Mulya Asih Dodol Mangga
Ds. Rambatan Wetan kec. Sindang
9 Darwinah Kenanga Mandiri Dodol Mangga Ds. Kenanga Blok Gandok RT/RW
14/05 kec. Sindang
10 Nunik Sari Rasa Dodol Mangga
Ds. Kenanga kec. Sindang
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu Tahun 2015
63
Lampiran 3. Tabel Biaya Tetap (FC) dan Biaya Tidak Tetap UMKM Dodol
Mangga
Tabel Biaya Tetap (FC) UMKM Dodol Mangga
1. UMKM Dodol Mangga Barokah
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN (RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan 2000 m 80,000,000 80,000,000
Gedung 1 30,000,000 30,000,000
Jumlah Modal
Tetap
110,000,000
2 Biaya Peralatan
Pisau 12 15,000 180,000
Talam 20 10,000 200,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Gunting Besar 2 15,000 30,000
Timbangan
Kecil
1 75,000 75,000
Timbangan Besar
1 175,000 175,000
Tungku Api 2 400,000 800,000
Wajan Besar 2 850,000 1,700,000
Sendok Kayu 4 50,000 200,000
Ember Besar 4 40,000 160,000
Ember Kecil 2 15,000 30,000
Saringan Besi Sdg
2 50,000 100,000
Mesin
Penggiling
2 350,000 700,000
4,365,000
TOTAL
INVESTASI
114,365,000
64
Lampiran 3. Lanjutan
2. UMKM KUB Barokah
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan
Gedung 1 47,000,000 47,000,000
Jumlah Modal
Tetap
47,000,000
2 Biaya Peralatan
Pisau 5 10,000 50,000
Talam 10 10,000 100,000
Gunting 3 7,000 21,000
Timbangan 1 75,000 75,000
Tungku Api 1 400,000 400,000
Wajan Besar 1 850,000 850,000
Sendok Kayu 2 50,000 100,000
Ember Besar 2 40,000 80,000
Ember Kecil 2 15,000 30,000
Saringan Besi Sdg
2 50,000 100,000
Mesin
Penggiling
1 300,000 300,000
2,106,000
TOTAL
INVESTASI
49,106,000
65
Lampiran 3. Lanjutan
3. UMKM KUB Ujung Pendok
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan - - -
Gedung 1 37,000,000 40,000,000
Jumlah Modal
Tetap
40,000,000
2 Biaya Peralatan
Pisau 3 10,000 30,000
Talam 5 10,000 50,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Timbangan Kecil
1 80,000 80,000
Tungku Api 1 350,000 350,000
Wajan Besar 1 450,000 450,000
Sendok Kayu 2 15,000 30,000
Ember Besar 2 30,000 60,000
Ember Kecil 2 20,000 40,000
Saringan Besi
Sdg
2 35,000 70,000
Mesin Penggiling
1 250,000 250,000
1,425,000
TOTAL
INVESTASI
41,425,000
66
Lampiran 3. Lanjutan
4.UMKM LK Buah
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan 2000 m 90,000,000 90,000,000
Gedung 1 50,000,000 50,000,000
Jumlah Modal
Tetap
140,000,000
2 Biaya Peralatan
Pisau 12 15,000 180,000
Talam 20 10,000 200,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Gunting Besar 2 15,000 30,000
Timbangan Kecil
1 75,000 75,000
Timbangan Besar
1 175,000 175,000
Tungku Api 2 400,000 800,000
Wajan Besar 2 850,000 1,700,000
Sendok Kayu 4 50,000 200,000
Ember Besar 4 40,000 160,000
Ember Kecil 2 15,000 30,000
Saringan Besi Sdg
2 50,000 100,000
Mesin
Penggiling
2 350,000 700,000
4,365,000
TOTAL
INVESTASI
144,365,000
67
Lampiran 3. Lanjutan
5. UMKM KUB Inas
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan - - -
Gudang 1 35.000.000 35.000.000
Jumlah Modal
Tetap
35.000.000
2 Biaya Peralatan
Pisau 12 15,000 180,000
Talam 20 10,000 200,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Gunting Besar 2 15,000 30,000
Timbangan Kecil
1 75,000 75,000
Timbangan Besar
1 175,000 175,000
Tungku Api 2 400,000 800,000
Wajan 2 850,000 1,700,000
Sendok Kayu 4 50,000 200,000
Ember Besar 4 40,000 160,000
Ember Kecil 2 15,000 30,000
Saringan Besi Sdg
2 50,000 100,000
Mesin
Penggiling
2 350,000 700,000
4,365,000
TOTAL
INVESTASI
39,365,000
68
Lampiran 3. Lanjutan
6. UMKM KUB Secawati
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan - -
Gudang 32.500.000 32.500.000 32.500.000
Jumlah Modal
Tetap
32.500.000
2 Biaya Peralatan
Pisau 12 15,000 180,000
Talam 20 10,000 200,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Gunting Besar 2 15,000 30,000
Timbangan Kecil
1 75,000 75,000
Timbangan Besar
1 175,000 175,000
Tungku Api 2 400,000 800,000
Wajan 2 850,000 1,700,000
Sendok Kayu 4 50,000 200,000
Ember Besar 4 40,000 160,000
Ember Kecil 2 15,000 30,000
Saringan Besi Sdg
2 50,000 100,000
Mesin
Penggiling
2 350,000 700,000
36,865,000
TOTAL
INVESTASI
4,365,000
69
Lampiran 3. Lanjutan
7. UMKM KUB Taman Sari Mangga Indah
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN (RP) JUMLAH
BIAYA
1 Lahan - - -
Gudang 1 25.000.000 25.000.000
Jumlah Modal
Tetap
25.000.000
2 Biaya Peralatan
Pisau 2 10,000 20,000
Talam 2 10,000 20,000
Gunting 3 7,000 21,000
Timbangan 1 70,000 70,000
Tungku Api 1 300,000 300,000
Wajan 1 300,000 300,000
Sendok Kayu 2 15,000 30,000
Ember Besar 2 30,000 60,000
Saringan Besi Sdg 1 30,000 30,000
851,000
TOTAL
INVESTASI
25.851,000
70
Lampiran 3. Lanjutan
8. UMKM KUB Mulya Asih
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan - - -
Gudang 1 25.000.000 25.000.000
Jumlah Modal
Tetap
25.000.000
2 Biaya Peralatan
Pisau 3 10,000 30,000
Talam 5 10,000 50,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Timbangan Kecil
1 80,000 80,000
Tungku Api 1 350,000 350,000
Wajan Besar 1 450,000 450,000
Sendok Kayu 2 15,000 30,000
Ember Besar 2 30,000 60,000
Ember Kecil 2 20,000 40,000
Saringan Besi
Sdg
2 35,000 70,000
Mesin Penggiling
1 250,000 250,000
1,425,000
TOTAL
INVESTASI
26,425,000
71
Lampiran 3. Lanjutan
9. UMKM Kenanga Mandiri
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan 1500 120.000.000 120.000.000
Gudang 1 60.000.000 60.000.000
Jumlah Modal
Tetap
180.000.000
2 Biaya Peralatan
Pisau 12 15,000 180,000
Talam 20 10,000 200,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Gunting Besar 2 15,000 30,000
Timbangan Kecil
1 75,000 75,000
Timbangan Besar
1 175,000 175,000
Tungku Api 2 400,000 800,000
Wajan 2 850,000 1,700,000
Sendok Kayu 4 50,000 200,000
Ember Besar 4 40,000 160,000
Ember Kecil 2 15,000 30,000
Saringan Besi Sdg
2 50,000 100,000
Mesin
Penggiling
2 450,000 900,000
Mesin Packaging
1 8,000,000 8,000,000
12,565,000
TOTAL
INVESTASI
192,565,000
72
Lampiran 3. Lanjutan
10. UMKM Sari Rasa
NO URAIAN JUMLAH BIAYA SATUAN
(RP)
JUMLAH BIAYA
1 Lahan 1000 100.000.000 100.000.000
Gudang 1 45.000.000 45.000.000
Jumlah Modal
Tetap
145.000.000
2 Biaya Peralatan
Pisau 12 15,000 180,000
Talam 20 10,000 200,000
Gunting Kecil 3 5,000 15,000
Gunting Besar 2 15,000 30,000
Timbangan Kecil
1 75,000 75,000
Timbangan Besar
1 175,000 175,000
Tungku Api 2 400,000 800,000
Wajan Besar 2 850,000 1,700,000
Sendok Kayu 4 50,000 200,000
Ember Besar 4 40,000 160,000
Ember Kecil 2 15,000 30,000
Saringan Besi Sdg
2 50,000 100,000
Mesin
Penggiling
2 350,000 700,000
4,365,000
TOTAL
INVESTASI
149,365,000
73
Lampiran 3. Lanjutan
Tabel Biaya Tidak Tetap / Variabel (VC) UMKM Dodol Mangga
1. UMKM Dodol Mangga Barokah
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Transportasi 350.000 4.200.000
2 Layanan Iklan 200.000 200.000 2.400.000
4 Gaji Tenaga Kerja 5-10 orang 500-
100.000 20.000.000 240.000.000
5 Biaya-Biaya tak Terduga 500.000 6.000.000
6 Bahan baku 1-5 ton 4.000.000 48.000.000
7 Bahan tambahan 4.960.000 59.520.000
8 Bahan bakar gas 700.000 8.400.000
9 Kotak kemasan 3.960.000 4.752.000
10 Kemasan kardus dan
plastik/alumunium 180.000 2.160.000
11 Listrik, air dan telpon 700.000 8.400.000
TOTAL 35.550.000 383.832.000
2. UMKM KUB Barokah
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Biaya tak terduga 500.000 6.000.000
2 Pemeliharaan Peralatan 100.000 1.200.000
3 Bahan baku 1-5 ton 3.000.000 36.000.000
4 Bahan tambahan 1.000.000 12.000.000
5 Bahan bakar gas 510.000 6.120.000
6 Kotak kemasan 1.500.000 18.000.000
7 Kemasan kardus dan
plastik/alumunium 800.000 9.600.000
8 Listrik, air dan telpon 500.000 6.000.000
TOTAL 7.910.000 94.920.000
74
Lampiran 3. Lanjutan
3. UMKM KUB Ujung Pendok
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah Total
(Tahun)
1 Biaya yang tak terduga 600.000 7.200.000
2 Bahan baku 1-5 ton 4.000.000 48.000.000
3 Bahan tambahan 2.000.000 24.000.000
4 Bahan bakar gas 500.000 6.000.000
5 Kotak kemasan 2.000.000 24.000.000
6 Kemasan kardus dan
plastik/alumunium 1.000.000 12.000.000
7 Listrik, air dan telpon 500.000 6.000.000
TOTAL 10.600.000 127.200.000
4.UMKM LK Buah
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Gaji Karyawan 5-10 orang 50.000 10.000.000 120.000.000
2 Pemeliharaan peralatan 500.000 6.000.000
1 Bahan baku >5 ton 19.000.000 228.000.000
2 Bahan tambahan 5.500.000 66.000.000
3 Bahan bakar gas 2.100.000 25.200.000
4 Kotak kemasan 6.000.000 72.000.000
5 Kemasan kardus dan
plastik/alumunium 2.450.000 29.400.000
6 Listrik, air dan telpon 800.000 9.600.000
TOTAL 47.350.000 558.200.000
75
Lampiran 3. Lanjutan
5. UMKM KUB Inas
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Pemeliharaan peralatan 300.000 3.600.000
2 Bahan baku 1-5 ton 2.500.000 30.000.000
3 Bahan tambahan 1.000.000 12.000.000
4 Bahan bakar gas 350.000 4.200.000
5 Kotak kemasan 780.000 9.360.000
6 Kemasan kardus dan
plastik/alumunium 455.000 5.460.000
7 Listrik, air dan telpon 500.000 6.000.000
TOTAL 5.885.000 70.620.000
6. UMKM KUB Secawati
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Pemeliharaan peralatan 100.000 1.200.000
2 Bahan baku 1-5 ton 3.000.000 38.000.000
3 Bahan tambahan 500.000 6.000.000
4 Bahan bakar gas 350.000 4.200.000
5 Kotak kemasan 500.000 6.000.000
6 Kemasan kardus dan
plastik/alumunium 300.000 3.600.000
7 Listrik, air dan telpon 350.000 4.200.000
TOTAL 5.100.000 63.200.000
76
Lampiran 3. Lanjutan
7. UMKM KUB Taman Sari Mangga Indah
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah Total
(Tahun)
1 Layanan Iklan 300.000 3.600.000
2 Biaya tak terduga 500.000 6.000.000
3 Pemeliharaan peralatan 200.000 2.400.000
4 Bahan baku 1-5 ton 6.000.000 72.000.000
5 Bahan tambahan 2.000.000 24.000.000
6 Bahan bakar gas 550.000 6.600.000
7 Kotak kemasan 500.000 6.000.000
8 Kemasan kardus dan plastik/alumunium
1.320.000 15.840.000
9 Listrik, air dan telpon 720.000 8.640.000
TOTAL 12.090.000 145.080.000
8. UMKM KUB Mulya Asih
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Pemeliharaan peralatan 400.000 4.800.000
2 Bahan baku 1-5 ton 5.000.000 60.000.000
3 Bahan tambahan 2.500.000 30.000.000
4 Bahan bakar gas 400.000 4.800.000
5 Kotak kemasan 1.500.000 18.000.000
6 Kemasan kardus dan plastik/alumunium
600.000 7.200.000
7 Listrik, air dan telpon 375.000 4.500.000
TOTAL 10.775.000 129.300.000
77
Lampiran 3. Lanjutan
9. UMKM Kenanga Mandiri
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Layanan iklan 500.000 6.000.000
2 Biaya tak terduga 500.000 6.000.000
3 Gaji tenaga kerja 5-10 orang 12.000.000 144.000.000
4 Pemeliharaan peralatan 500.000 6.000.000
1 Bahan baku >5 ton 9.000.000 108.000.000
2 Bahan tambahan 5.000.000 60.000.000
3 Bahan bakar gas 1.100.000 13.200.000
4 Kotak kemasan 2.000.000 24.000.000
5 Kemasan kardus dan
plastik/alumunium 750.000 9.000.000
6 Listrik, air dan telpon 500.000 6.000.000
TOTAL 18.350.000 220.000.000
10. UMKM Sari Rasa
No Uraian Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga/bln
Jumlah
Total
(Tahun)
1 Transportasi 300.000 3.600.000
2 Gaji tenaga kerja 5-10 orang 13.500.000 162.000.000
3 Pemeliharaan peralatan 500.000 6.000.000
4 Layanan iklan 500.000 6.000.000
5 Biaya tak terduga 500.000 6.000.000
6 Bahan baku >5 ton 12.000.000 144.000.000
7 Bahan tambahan 7.500.000 90.000.000
8 Bahan bakar gas 1.500.000 18.000.000
9 Kotak kemasan 3.000.000 36.000.000
10 Kemasan kardus dan plastik/alumunium
1.200.000 14.400.000
11 Listrik, air dan telpon 600.000 7.200.000
TOTAL 25.800.000 309.000.000
78
Lampiran 4. Penerimaan, Biaya, dan Keuntungan Pada UMKM Pengolahan
Dodol Mangga di Daerah Penelitian Tahun 2013-2014.
TAHUN 2013
SAMPEL
TOTAL
PRODUKSI DODOL
HARGA DODOL
TOTAL PENERIMAAN
TOTAL
BIAYA PRODUKSI
TOTAL KEUNTUNGAN
1 25,000 16,000 400,000,000 316,000,000 84,000,000
2 9,000 12,000 108,000,000 80,000,000 28,000,000
3 10,000 12,500 125,000,000 100,000,000 25,000,000
4 40,000 14,000 480,000,000 390,000,000 90,000,000
5 8,600 14,000 120,400,000 60,620,000 59,780,000
6 9,800 12,000 117,600,000 53,200,000 64,400,000
7 15,000 13,000 195,000,000 125,000,000 70,000,000
8 15,000 11,000 165,000,000 120,000,000 45,000,000
9 20,000 15,000 300,000,000 222,000,000 78,000,000
10 23,000 13,500 310,500,000 236,000,000 74,000,000
Σ 618,180,000
TAHUN 2014
SAMPEL
TOTAL
PRODUKSI DODOL
HARGA DODOL
TOTAL PENERIMAAN
TOTAL
BIAYA PRODUKSI
TOTAL KEUNTUNGAN
1 30,000 16,000 480,000,000 333,832,000 96,618,000
2 10,800 12,000 129,600,000 94,920,000 34,680,000
3 12,000 12,500 150,000,000 127,200,000 22,800,000
4 47.000 14,000 658.000.000 558.200.000 99.800.000
5 9,600 14,000 134,400,000 70,620,000 63,780,000
6 10,800 12,000 129,600,000 63,200,000 66,400,000
7 18,000 13,000 234,000,000 145.080.000 88.920.000
8 16,200 11,000 178,200,000 129,300,000 48,900,000
9 22.500 15.000 303.750.000 220.000.000 83.750.000
10 26.000 13,500 390.000.000 309.000.000 81.000.000
Σ 686,648,000
79
Lampiran 5. Kuisioner Penentuan Faktor Finansial
IDENTIFIKASI FAKTOR FINANSIAL
Dalam rangka penelitian skripsi
Oleh:
Abdul Mutholib
111092000005
No. Responden :
A. Petunjuk
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Responden diharapkan mengisi kuesioner secara sekaligus (tidak tertunda)
untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4. Responden berhak menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah
tercantum dalam kuesioner dengan alasan yang jelas dan kuat.
5. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuesioner ini sepenuhnya menjadi
hak responden, dalam pengertian bahwa responden dapat saja memiliki
pandangan yang berbeda terhadap suatu faktor yang ada di dalam
kuesioner ini, dengan responden lainnya ataupun dengan peneliti. Hal ini
dapat dibenarkan jika dilengkapi alasan yang kuat.
B. Daftar pertanyaan
Karakteristik Responden
1. Nama responden : ………………………………………………………
2. Nama Perusahaan : ………………………………………………………
3. Jabatan : ………………………………………………………
4. Pendidikan : ………………………………………………………
5. Alamat : ………………………………………………………
80
Isilah pertanyaan dibawah dengan memberikan tanda checklist (√) atau tanda
silang (X) pada setiap pertanyaan yang disediakan.
1. Sudah berapa lama perusahaan ini berdiri?
a. < 5 tahun b. 5-10 tahun d. > 10
tahun
2. Apakah ada visi dan misi didirikannya perusahaan ini?
a. Ada visi dan misi b. Hanya ada visi c. Hanya
ada misi
3. Berapa luas pabrik tersebut?
a. < 250 m² b. 250-500 m² c. > 500
m²
4. Darimana pasokan buah mangga untuk produksi dodol?
a. Daerah sekitar dan daerah lain b. Daerah sekitar c. Daerah
lain
5. Izin usaha yang dimiliki?
a. Kelayakan usaha dan kehalalan usaha
b. Hanya kelayakan usaha
c. Hanya kehalalan usaha
6. Berapa kapasitas produksi (bulan)?
a. < 1 ton b. 1-5 ton c. > 5 ton
7. Bagaimana sistem pemasaran yang ada di perusahaan?
a. Konsumen datang langsung ke toko/outlet
b. Produk dikirimkan
c. Konsumen datang langsung ke toko/outlet dan produk dikirimkan
8. Apa saja promosi yang dilakukan perusahaan dalam pemasaran produk?
a. Pemasangan iklan b. Door to door c. tidak
ada
9. Berapa jumlah karyawan yang terdapat pada perusahaan?
a. < 5 orang b. 5-10 orang c. > 10 orang
81
Lanjutan lampiran 5.
10. Berasal dari mana rata-rata para karyawan?
a. Daerah sekitar
b. Daerah lain
c. Daerah sekitar dan daerah lain
11. Apa rata-rata tingkat pendidikan karyawan?
a. SD b. SMP c. SMA
se-derajat
12. Bagaimana sistem pembayaran gaji yang diperoleh karyawan?
a. Harian b. Mingguan c. Bulanan
Aspek Keuangan
1. Berapa modal yang digunakan untuk mendirikan perusahaan?
Rp.
2. Berapa modal tetap yang digunakan untuk mendirikan perusahaan?
a. Tempat produksi : Rp.
b. Transportasi : Rp.
c. Pemeliharaan peralatan : Rp.
d. Layanan iklan : Rp.
e. Gaji tenaga kerja : Rp.
f. Biaya-biaya yang tak terduga : Rp.
3. Berapa biaya-biaya tidak tetap yang dikeluarkan perusahaan?
a. Bahan baku : Rp.
b. Bahan tambahan : Rp.
c. Bahan bakar gas : Rp.
d. Kotak kemasan : Rp.
e. Kemasan kardus dan plastik/alumunium : Rp.
f. Listrik, air, telfon : Rp.
4. Berapa pcs yang dihasilkan perusahaan ini?
82
Lanjutan Lampiran 5.
5. Berapa harga jual produk dodol mangga pada perusahaan ini?
Rp.