Post on 24-Jul-2015
KOMUNIKASI ILMIAH
ANALISIS PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG
PROPOSAL PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Alfian Bangngabua’
D621 07 020
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANJURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2009
FORMAT HALAMAN PENGESAHAN USUL
KOMUNIKASI ILMIAH
1. Judul Kegiatan : Analisis Pengelolaan Air Asam Tambang
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Rusdi K.
b. NIM : D 621 06 031
c. Jurusan : Teknik Pertambangan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Hasanuddin
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. PK VII no.10 A Makassar / 081342703688
f. Alamat email : rusdiqey@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : dua orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Muh. Ramli, MT
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
_______, ___________
Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/ Ketua Pelaksana
Pembimbing Unit Kegiatan
Kegiatan mahasiswa
(__________________) (_______________)
NIP. NIM. D 621 06 002
Pembantu atau Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping
Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(_________________) (________________)
NIP. NIP.
ABSTRAK
Dalam rangka mewujudkan penerapan konservasi sumber daya mineral
(bahan galian), telah dilaksanakan kegiatan penelitiaan pada endapan bahan
galian di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dititik
beratkan pada endapan bahan Galian wilayah sangkaropi, Kecamatan Sa’dan
balusu kabupataen Tana Toraja.
Metode penelitian yang digunakan dalam praktikum lapangan Genesis Bahan
Galian ini yaitu dengan metode pengamatan secara langsung di lapangan dan
pengambilam sample yang terdapat pada suatu singkapan serta pencatatan data –
data geologi berupa sketsa lapangan, data singkapan, data litologi, data struktur
dan difokuskan pada data endapan mineralnya. Disamping itu pula, dalam
penyusunan laporan digunakan metode studi pustaka.
Endapan tipe Kuroko di daerah Sangkaropi merupakan endapan polimetalik
Cu-Pb-Zn yang menunjukkan hubungan genetik yang sangat kuat dengan
vulkanisme-asam bawah laut berumur Miosen dalam tufa hijau. Selain endapan
tipe kuroko, di daerah penelitian dijumpai mineral zeolit dan kaolin yang
mempunyai banyak Pemanfaatan dalam kehidupan manusia.
PENDAHULUAN
Konservasi bahan galian merupakan bagian kebijakan pengelolaan bahan
galian yang memfokuskan pada optimalisasi manfaat dan meminimalisasi dampak
negatif usaha pertambangan dengan menjaga kelestarian fungsi lingkungan.
Konservasi merupakan tugas yang melibatkan banyak pihak dalam penerapannya
dan sampai saat ini masih menemukan banyak kendala.
Dalam mendukung upaya tersebut di atas, Mahasiswa Teknik Peratambangan
melakukan penelitian mengenai endapan bahan galiaan di daerah Sangkaropi ,
kecamatan sa’dan Balusu Kabupaten Tana Toraja,melalui Kuliah Lapangan
Genesis bahan galian.
Latar Belakang
Genesis Bahan Galian adalah salah satu cabang ilmu Pertambangan yang
mempelajari mengenai proses – proses pembentukan mineral atau bahan galian
baik yang bernilai ekonomis maupun non-ekonomis, keterdapatan mineral, serta
pemanfaatan dari mineral-mineral atau bahan galian yang bernilai ekonomis
tersebut.
Dalam pembentukan suatu endapan mineral didalam kerak bumi dikontrol
dengan banyaknya distribusi unsur-unsur kimia, sehingga proses pembentukan
dari mineral - mineral ekonomis ini sebagian besar terbentuk oleh reaksi kimia
dengan tidak mengesampingkan proses fisika dan biologis.
Endapan mineral sulfida masif vulkanogenik “tipe kuroko” merupakan
suatu endapan polimetalik stratabound tak termalihkan sampai termalihkan
lemah, yang secara genetik berhubungan dengan aktivitas volkanik bawah laut
selama periode Miosen, 13 – 13.5 juta tahun yang lalu. Istilah “kuroko” berasal
dari bahasa Jepang yang berarti “bijih hitam”. (Irzal Nur, 2006 hal 1)
Endapan tipe Kuroko di daerah Sangkaropi merupakan endapan
polimetalik Cu-Pb-Zn yang menunjukkan hubungan genetik yang sangat kuat
dengan vulkanisme-asam bawah laut berumur Miosen dalam tufa hijau.
Berdasarkan studi stratigrafi-volkanik dan palaentologi, diketahui bahwa
volkanik-asam bawah laut tersebut berhubungan dengan mineralisasi Kuroko di
Jepang, yang dinamakan “sulfida masif tipe Kuroko” yang merupakan tubuh-
tubuh bijih sulfida masif dalam busur kepulauan modern, di Kuroko, timur laut
Jepang. Kesemua itu endapan tersebut berasosiasi dengan batuan volkanik yang
dominan klastik-dasitik atau sebagian kecil andesitik.(Irzal Nur, 2006 hal 17-18).
Berdasarkan teori diatas maka perlu diadakan penelitian atau praktek
lapangan untuk membuktikan apakah endapan sulfida masif yang ada di daerah
Sangkaropi mempunyai hubungan dengan endapan sulfida masif yang ada di
Jepang. Untuk itu, praktek lapangan Genesis Bahan Galian ini diadakan
Lokasi Penelitian
Secara administratif daerah penelitian ini termasuk dalam wilayah Desa
Sangkaropi Kecamatan Sa’dan Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi
Selatan.sekitar 330 km sebelah utara Kota Makassar dan 35 km sebelah utara
Makale (ibukota Kabupaten Tana Toraja). Dan secara geografis daerah penelitian
ini terletak pada koordinat 119o56’00” - 119o59’00” BT dan 2o51’00” - 2o53’00”
LS.
Gambar 1. Peta lokasi endapan Sangkaropi
Waktu Penelitian
Praktikum Lapangan Genesis Bahan Galian ini dilaksanakan selama 2 hari
yaitu mulai hari Jumat – Sabtu tanggal 1 – 2 Desember 2006. Berangkat dari
kampushari Jumat, 1Desember 2006 pukul 08.00 WITA dan tiba di Base Camp
pukul 17.00 WITA. Esok harinya Sabtu, 2 Desember 2006 berangkat ke lokasi
penelitian pada jam 09.00 – 16.00 WITA. Dan selanjutnya kembali ke Makassar
pukul 17.00 WITA dan tiba di kampus tanggal 3 Desember 2006 pukul 03.00
WITA.
TUJUAN
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksaan Praktikum Lapangan
Genesis Bahan Galian ini, yaitu :
a. Untuk menentukan penyebaran endapan mineral pada daerah
penelitian
b. Untuk mengetahui proses-proses yang mempengaruhi pembentukan
endapan mineral pada daerah penelitian
c. Dapat mendeskripsi mineral yang dijumpai di lapangan.
METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam praktikum lapangan Genesis
Bahan Galian ini yaitu dengan metode pengamatan secara langsung di lapangan
dan pengambilam sample yang terdapat pada suatu singkapan serta pencatatan
data – data geologi berupa sketsa lapangan, data singkapan, data litologi, data
struktur dan difokuskan pada data endapan mineralnya. Disamping itu pula, dalam
penyusunan laporan digunakan metode studi pustaka.
Metode penelitian ini dilakukan secara terinci dan sistematis, yang terbagi
dalam beberapa tahapan. Adapun tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini dilakukan sebelum ke lapangan, meliputi :
Administrasi, yang meliputi pengurusan surat izin penelitian dari Tingkat I
di Bapedalda, Tingkat II di Kabupaten Tana Toraja dan pemerintah
setempat di tingkat Desa Sangkaropi dan kelengkapan administrasi
lainnya.
Studi pendahuluan yang meliputi studi literature tengatng geologi regional
daerah penelitian.
Pengadaan peta dasar dan interpretasi peta topografi daerah penelitian
untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi topografi daerah
penelitian.
Pengadaan perlengkapan baik peralatan team, kelompok maupun pribadi,
perincian biaya dan jadwal rencana kegiatan agar penelitian yang
dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.
Pengenalan sosial budaya masyarakat setempat, yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi social budaya masyarakat setempat demi kelancaran
dan keamanan dalam melakukan penelitian...
2. Tahap Penelitian Lapangan
Pada tahap ini diawali dengan pengadaan kuliah singkat oleh dosen
mengenai endapan mineral dan proses terbentuknya, kemudian dilakukan
pengambilan data geologi berupa plot lokasi di peta, sketsa lapangan, data
singkapan, data litologi, data struktur dan data endapan mineral.
3. Tahap Analisa
Pada tahap ini dilakukan suatu pendeskripsian kembali jenis
endapan mineral yang dijumpai dilapangan.
4. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan Laporan Lapangan yang
merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan yang dituangkan
dalam bentuk tulisan, yang dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam mata kuliah Genesis Bahan Galian. Penyusunannya ini
didasarkan pada aturan penulisan yang berlaku di Program studi Teknik
Pertambangan Universitas Hasanuddin.
Adapun tahap-tahap penelitian penulis luangkan dalam bentuk bagan
seperti berikut ini :
Gambar 2. Diagram Alur Penyusunan Laporan
HASIL DAN PEMBAHASAN
TAHAP PERSIAPAN
PENGAMATAN LAPANGAN
STUDI PUSTAKA
PERSIAPAN ADMINISTRASI
PERSIAPAN PERLENGKAPAN
CEK LOKASI
PLOT LOKASI
PENGAMATAN LOKASI PENELITIAN
SKETSA PERSTASIUN & FOTOSINGKAPAN
SAMPLING
DESKRIPSI LITOLOGI PENGAMATAN LAPANGAN
Endapan bijih Tipe-Kuroko
Endapan bijih di daerah Sangkaropi diperkirakan merupakan tipe Kuroko
(bijih hitam), yang merupakan campuran mineral-mineral sfalerit, galena, barit,
kalkopirit, tetrahedrit, dan pirit. Genesisnya adalah terjadinya sirkulasi konveksi
panas dari air laut yang masuk ke batuan volkanik (yang panas). Tingkat kelarutan
gipsum menurun dengan bertambahnya temperatur, mengakibatkan
terpresipitasinya gipsum dan anhidrit secara langsung dari air laut.
Air laut yang tersirkulasi ke dalam batuan volkanik panas tersebut,
menyebabkan terbentuknya larutan bijih, akibat terjadinya penurunan tingkat
oksidasi dan pelarutan logam-logam dari batuan volkanik. Sedikit air magmatik
atau air meteorik juga akan tercampur dengan sirkulasi air laut.
Berdasarkan penampang (profil) geologi dan hasil analisis sinar-x, terlihat
bahwa endapan bijih Kuroko tersingkap di dua lokasi, yaitu Rumanga dan
Sangkaropi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi stratigrafi endapan Kuroko
di daerah Sangkaropi ini adalah terletak di antara serpih coklat yang berinterkalasi
dengan andesit (di bagian bawah) dan breksi tufa andesit (di bagian atas);
sedangkan endapan Kuroko di daerah Rumanga terletak di antara breksi tufa
andesit di bagian bawah dan tufa hijau di bagian atas.
Endapan Kuroko Sangkaropi dicirikan oleh tingginya kadar Cu (sekitar
1,10-6,91%), rendahnya Pb (sekitar 3,32%), dan sangat sedikitnya (lack of) Zn
dan Ba. Sedangkan endapan Kuroko Rumanga dicirikan oleh tingginya kadar Pb
(sekitar 3,82-9,80%), Zn (sekitar 2,32-26,50%), Ba (sekitar 1,50-58,20%), serta
rendahnya Cu (sekitar 2,095-2,76%).
Mineralisasi zeolit
Mineralisasi endapan zeolit di daerah Sangkaropi berhubungan magmatisme
dan volkanisme pada saat Miosen-Pliosen, berupa batuan basaltik dan asidik.
Di daerah Sangkaropi, endapan zeolit ditemukan pada endapan laut tufa
hijau di sekeliling batuan granitik dan dasitik. Mineralisasi zeolit hidrotermal ini
berhubungan dengan sesar, karena endapannya ditemukan melimpah dan tersebar
di sepanjang zona sesar.
Zeolit; Berdasarkan hasil analisis sinar-x, tufa hijau dengan kisaran kadar
zeolit 60-70% tersingkap di daerah Bisosa. Secara umum lapisan (bed) ini
tersingkap di tiga lokasi, yaitu To’ao, Bisosa, dan Rumanga. Secara stratigrafi,
bagian bawah bed tufa hijau dibatasi oleh tufa riolit putih yang interkalasi dengan
batulempung, sedangkan bagian atasnya dibatasi oleh breksi tufa riolit putih.
Zeolit Alam merupakan senyawa aluminium silika terhidrasi dengan
unsure utama yang terdiri atas kation alkali dan alkali tanah. Zeolith terbentuk
dari reaksi antara batuan tufa asam bersifat asam yang relative rhiolitik.
Ganesa dari zeolith dapat berasal dari beberap proses yang berbeda antara lain
sebagai berikut :
Endapan zeolith yang berasal dari sediment vulkanik pada lingkungan
danau.
Endapan Zeolith yang berasal dari hasil alterasi air tanah.
Endapan zeolith jenis diagenetik
Endapan zeolith jenis hidrotermal.
Cara Penambangan
Penmabangan zeolith pada umumnya dilakukan dengan cara tambang
terbuka ,dengan menggunakan peraltan sederhana ,dan tergantung dari kapsiats
produksi yang diinginkan. Adapun tahap penambangan zeolith terdiri atas :
Pengupasan Tanah penutup
Penggalian Zeolith
Pemuatan
Pengangkutan
Pemanfaatan dan kegunaan.
Zeolith dapat digunkan untuk berbagai kebutuhan diberbagai bidang, dan
penggunaannya didasarklan pada sifat sifat kimia dan fisika zeolith. Adapun
kegunaan zeolith antara lain sebagai berikut :
Penjerap,merupakan suatu proses pengikatan suatu molekul atau unsure
pada permukaan unsure lain.
Penukar kation yang dapat dipertukarkan dengan kation lain dalam suatu
larutan
Katalis ,zaeolith dapat digunakan untuk mempercerpat terjadinya reaksi
tanpa mengubah sifat dari bahan tersebut.
Dibidang pertanian dan perkebunan,dugunakan sebagai bahan pupuk, dan
memperbaiki sifat tanah.
Bidang peternakan dan perikanan digunakan sebagai bahan campuran
pakan.
Bidang Industri, untuk memurnikan unsure unsure lain, digunakan
sebagai bahn pengisi pada industri kertaa dan kayu lapis.
Bahan baku untuk industri keramik
Bidang Energi digunakan untuk gasifikasi dan pengolahan minyak.
Digunakan untuk indutri obat obatan
Digunakan sebagai bahan bangunan.
Mineral mineral hasil alterasi tersebut baik dari hidrotermal maupun non
hidrotermal ,berdasarkan hasil penelitian kemudian interpretasi peta topografi
maka dapat diketahui bahwa cadangan mineral mineral tersebut cukup banyak dan
bisa dikembangkan dalam skala kecil oleh pemerintah baik melalui perusahaan
tambang tambang rakyat maupun dalam skala daerah .
Untuk pengembangan dan pengolahan mineral mineral industri
tersebut ,tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak karena usaha usaha
misalnya untuk perintisan jalan sudah ada tinggal diperbaiki untuk memperlancar
akses transportasi ketika usaha pengembangan mineral mineral industri tersebut
telah berjalan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa untuk pengembangan mineral mineral
tersebut menjadi mineral industri bisa dilakukan melalui peran aktif masyarakat
dan pemerintah daerah.
Kaolin; Mineral kaolin juga ditemukan dalam tufa hijau dengan kisaran kadar
zeolit 10-30%, dari hasil analisis sinar-x dari To’ao dan Bisosa.
Kaolin yang dijumpai pada daerah penelitian keberaadaanya cukup
banyak yang dapat dijumpai pada daerah sekitar To’ao yang menyebara kea rah
relative timur barat mengikuti pola topografi yang ada.
Kaolin yang ada di daerah Sangkaropi ini berasal dari batuan beku yang
menngalami pelapukan yang kaya akan feldspar antara lain andesit dan dasit.
Ganesa
Kaolin merupakan massa batuan yang tersusun dari mineral lempung dengan
kandungan besi yang rendah .Kaolin mempunyai komposisi Aluminium silika
hidrous (Al2O32 SiO22H2O). Adapun beberapa jenis mineral kaolin antara lain
Kaolinit,nakrit,dikrit, dan haolisit.
Kaolimn terbentuk dari proses pelapukan dan proses hidrotermal alteerasi
pada batuanbeku yang banyak mengandung feldspar dimana mineral potassium
aluminium silikat dan feldspar dirubahn menjadi kaolin.dengan reaksi kimia
sebagai berikut :
2KAlSi3O8 + 2H2O + CO2 Al2O32SiO22H2O + 4SiO2 + K2CO3
Cara penambangan .
Adapun cara penambangan untuk mineral kaolin ini adalah sebagai
berikut:
Tambang Terbuka (open pit),pada teknik penambangan ini dilakukan
dengan melakukan pengelupasan pada lapisan penutup dengan
menggunakan alat berat berupa Buldozer.
Tambang Semprot (hidraulicking),pada teknik ini cara penambangan
dilakukan dengan melakukan penyemprotan air pada singakapan dengan
tekanan yang besar untuk mengelupas kaolin tersebut.
Tambang dalam,teknik penambangan ini cukup jarang dilakukan dan
dilakukan dengan membuat terowongan kemudian dilakukan
penambangan.
Pemanfaatan
Kaolin dapat digunakan untuk berbagai keperluan di berbagai bidang antara lain
sebagai berikut :
Industrikertas,kaolin digunakan sebagai bahan pengisi dan
sebagai bahan pelapis.
Industri keramik dan porselen, digiunakan sebagi body melalui
proses biscuit maupun untuk bahan glasir.
Industri karet, kaolin digunakan sebagai bahan vulkanisir ubtuk
industri karet.
Bahan Tahan api.digunakan sebagai bahan pembuatamn bahan
tahan api.
Bagian dari industri cat,sebagai bahan ekstender dan campuran
warna.
Digunakan untuk industri palsttik ,digunakan untuk membuat
plastic menjadi rata dan membuat paltik resisten terhadap bahn
kimia.
Barang barang industri lain antara lain tinta putih, lem,insektisida,
obat obatan semen,pupuk bahan pemutih, pasta gigi ,kosmetika.
Daftar Pustaka
Kaharuddin, 2002, “Preliminary Survey of Sangkaropi Ore Deposits, Tana Toraja South Sulawesi”, Faculty of Engineering Hasanuddin University Research Journal Enjiniring, Vol.8 No.2, page 239-244, Makassar, Indonesia.
Nur, Irzal,2007,”Endapan Sulfida Masif Volkanogenik ,Tana Toraja,Sulawesi Selatan