ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Post on 05-Feb-2016

111 views 1 download

description

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. FUNGSI LAPORAN KEUANGAN. Menggambarkan posisi keuangan suatu periode Menggambarkan asal dana darimana saja dan penggunaannya untuk apa saja Menggambarkan posisi laba rugi usaha Bahan dasar untuk mengambil keputusan manajemen. FUNGSI ANALISA LAPORAN KEUANGAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ANALISA LAPORAN KEUANGAN

FUNGSI LAPORAN KEUANGAN1. Menggambarkan posisi keuangan suatu

periode2. Menggambarkan asal dana darimana saja

dan penggunaannya untuk apa saja3. Menggambarkan posisi laba rugi usaha4. Bahan dasar untuk mengambil keputusan

manajemen

FUNGSI ANALISA LAPORAN KEUANGAN1. Memahami seberapa jauh keterkaitan suatu

pos dengan pos lain.2. Mengetahui kinerja usaha pada suatu

periode3. Memberikan masukan-masukan kepada

manajemen dalam mengambil keputusan

TANPA MELAKUKAN ANALISA, BAGAIMANA MUNGKIN ANDA AKAN TAHU PERKEMBANGAN LKM/BMT/BQ SENDIRI, DAN BAGAIMANA MUNGKIN ANDA AKAN TAHU APA YANG HARUS DILAKUKAN DENGAN LKM/BMT/BQ DI

HARI ESOK

KECUALI

ANDA TAK PUNYA LAGI SEMANGAT UNTUK MENGEMBANGKAN LKM/BMT/BQ

ANDA

BEBERAPA ISTILAH1. Aktiva Produktif : pos ada posisi Aktiva

berupa Outstanding Pembiayaan & Investasi

2. Aktiva Lancar : berupa uang kas, uang di Bank dan berupa Aktiva Produktif, Biaya Dibayar Dimuka.

3. Kewajiban Lancar : pos pada Aktiva berupa Simpanan masyarakat, simpanan berjangka dan kewajiban jangka pendek.

4. Kewajiban Jangka Pendek: hutang LKM/BMT/BQ kepada pihak lain yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.

5. Kewajiban Jangka Panjang : jangka waktunya lebih dari 1 tahun.

6. Modal : berupa dana pemilik/anggota yang lebih dari satu tahun dan tidak bisa diambil kecuali anggota keluar dari keanggotaan atau meninggal dunia, dan penyertaan.

1. RASIO LIKUIDITAS

a. Cash Ratio

Kas Tunai & Bank X 100%

Kewajiban Lancar

Untuk mengetahui kemampuan membayar dengan uang yang ada atas kewajiban lancar apabila terjadi penarikan dana sewaktu-waktu.

Standar LKM/BMT/BQ:

Situasi Normal : minimal 20%

Juli – Agustus : minimal 25 %

Romadhon – ‘Idul Fitri : minimal 35

b. Financing to Deposit Ratio/FDR

Total Pembiayaan/Pihutang X 100%

Total Kewajiban Lancar

Untuk mengukur kemampuan LKM/BMT/BQ dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposannya dengan menarik kembali pembiyaan yang telah diberikan.

Besarnya ratio ideal sangat bergantung kepada rasio kas yang harus dijaga, semakin besar rasio FDR berarti semakin kecil rasio kas. Semakin kecil rasio FDR semakin besar rasio kas dan semakin kecil LKM/BMT/BQ mendapatkan laba.

2. RASIO RENTABILITAS

a. Return on Equity (ROE)

S H U X 100%

Modal

Untuk mengukur kemampuan modal LKM/BMT/BQ dalam menghasilkan SHU.

Standar minimal adalah SBI (saat ini 8%)

b. Return on Asset (ROA)

S H U X 100%

Total Asset

Untuk mengukur kemampun asset yang ada dalam menghasilkan SHU

Standar BI minimal 1,5%.

c. Net Interest Margin (NIM)

Tot.Pend.Pemby – Tot.Biaya Dana X 100%

Total Outstanding

Untuk mengukur apakah pembiayaan yang diberikan mampu menghasilkan pendapatan yang layak atau tidak.

Standar BI minimal 6%.

3. UNTUK MENGUKUR RESIKO USAHA

Non Performing Financing (NPF)

Pembiayaan Bermasalah X 100%

Total Outstanding

Untuk mengukur berapa prosen pembiayaan yang diberikan terdapat pembiayaan bermasalah (Kurang lancar, Diragukan dan Macet)

Standal BI maksimal 5%. Untuk LKM/BMT/BQ Maksimal 10% sudah tergolong cukup bagus.

Lakukan penagihan intensif-hapusbukukan pembiayaan bermasalah yang kecil-kecil—pelemparan dana pada usaha yang benar-benar produktif dan aman.

4. UNTUK MENGUKUR EFISIENSI USAHA

a. Cost of Money (CoM)

Total Biaya Operasional X 100%

Total Asset

Untuk mengetahui berapa besar biaya rata-rata yang digunakan LKM/BMT/BQ untuk menghimpun asset.

Rasio CoM merupakan harga pokok LKM/BMT/BQ dalam menjual.

Apabila rasio CoM lebih besar dari rasio NIM, berarti LKM/BMT/BQ mengalami kerugian, demikian sebaliknya. Bandingkan selalu rasio CoM dengan rasio NIM.

b. Rasio Biaya Operasional Banding Pendapatan Operasional

(BOPO)

Biaya Operasional X 100%

Pendapatan Operasional

Untuk mengetahui berapa prosen dari pendapatan dihabiskan untuk biaya operasional.

Standar ideal untuk LKM/BMT/BQ:

-- bandingkan berapa proyeksi biaya setahun dengan pendapatan setahun.

-- hasil perbandingan menunjukkan standar ideal yang harus dicapai, karena dengan standar itu, SHU proyeksi akan tercapai

5. Rasio Kecukupan Modal

Capital Adequency Ratio (CAR)

Modal Sendiri X 100%

Total Asset

Untuk mengukur berapa modal minimal yang harus disediakan LKM/BMT/BQ. Semakin besar asset semakin besar modal yang harus disediakan LKM/BMT/BQ.

Standar BI minimal 12%.

6. Untuk Menentukan Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan

Legal Landing Limit Ratio (LLL)

Total Outstanding X 100% = 2,5%

Total Asset

Untuk menentukan berapa maksimal pembiayaan yang bisa diberikan kepada seorang anggota atau suatu grup usaha

Rasio ini berkaitan erat dengan rasio FDR. Bila asset LKM/BMT/BQ Rp 1 M, FDR-nya 80%, berarti OS = Rp 800 juta, maka LLL-nya= Rp 25 jt. Ini artinya, LKM/BMT/BQ bisa memberikan pembiayaan kepada 32 orang secara maksimal (800 jt/25 jt)

RASIO BULAN LALU

BULAN INI CATATAN

Quick Ratio

FDR

ROE

ROA

NIM

NPF

CoM

BOPO

CAR

ANALISA KEUANGAN LKM/BMT/BQ………………

PERIODE………………