Post on 29-Mar-2018
1
ANALISA CUACA PADA SAAT KEJADIAN ROBOHNYA JEMBATAN
DI PULAU BERHALA TANGGAL 7 JULI 2016
I. INFORMASI KEJADIAN
LOKASI Pulau Berhala
TANGGAL 7 Juli 2016 Jam 21.00 WIB DAMPAK Masyarakat (±200 orang) menghindari gelombang tinggi, bertumpuk diatas
jembatan dan jembatan tidak mampu menahan beban maka terjadilah
jembatan/dermaga tersebut roboh sepanjang ± 12 meter dan pengunjung yg
terjatuh ±100 orang. (Sumber: BPBD Jambi)
II. DATA CURAH HUJAN
Stasiun Curah hujan
terukur (mm) Keterangan 7 Juli 2016
- - Tidak terdapat Pos Hujan di sekitar
Pulau Berhala
III. ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 1. Suhu Muka Laut (
SST) dan Anomali Data model analisis SST tanggal 7 Juli 2016 menunjukkan bahwa suhu
muka laut di wilayah perairan Jambi hangat berkisar 29.5 – 30.5°C.
Analisis anomali SST bernilai positif 0.5°C di Timur Jambi.
2. Pola Tekanan Data analisis tekanan udara 7 Juli 2016 jam 08.00 WIB menunjukkan
adanya daerah pusat tekanan rendah di Utara Filipina (Typhoon
NEPARTAK 900 hPa). Semantara itu, tekanan udara di wilayah Jambi
dan sekitarnya berkisar antara 1009 -1012 mb.
3. Pola Angin Dari analisis medan angin lapisan 3000 feet terlihat adanya belokan
angin (Shearline) di atas Wilayah Perairan Timur Jambi, kondisi
tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan di
sekitar wilayah Jambi dan sekitarnya. Angin permukaan relatif tenang,
data dari Stasiun Meteorologi terdekat yaitu Stasiun Meteorologi Dabo
Singkep menunjukkan kecepatan angin berkisar 4 knots atau sekitar 8
km/jam.
4. Kelembaban Relatif Secara umum, kelembaban relatif di Perairan Timur Jambi pada lapisan
2
850 mb bernilai 60-80% dan pada lapisan 700 mb bernilai 30-50%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi udara cukup lembab di
lapisan 850mb sedangkan di lapisan 700 mb terpantau massa udara
bersifat kering.
5. Prakiraan Tinggi Gelombang Perairan Jambi
Hasil prakiraan tinggi gelombang tanggal 7 Juli 2016 ketinggian
gelombang di selat Berhala berkisar antara 0.2 s/d 0.8 meter . Kondisi
ini relatif aman dan kondusif untuk penyebrangan. Namun karena data
arus tidak tersedia maka analisis berdasarkan tinggi dan arah arus
tidak dapat dilakukan.
6. Citra Satelit Cuaca
Berdasarkan citra satelit HIMAWARI pada tanggal 7 Juli 2016 pukul
18.00 – 21.00 WIB di wilayah kejadian cuaca umumnya cerah berawan
dengan jenis awan menengah dan awan tinggi.
7. Citra Radar Stasiun Meteorologi Sultan Thaha Jambi
Berdasarkan citra radar dari Stasiun Meteorologi Sultan Thaha Jambi
pada tanggal 7 Juli 2016 pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB di wilayah
kejadian, keadaan cuaca cerah-berawan, tidak terdapat awan konvektif
yang signifikan.
IV. KESIMPULAN
Liputan awan konvektif dari citra satelit HIMAWARI tidak nampak di wilayah kejadian
pada saat kecelakaan dilaporkan terjadi. Berdasarkan citra radar Stasiun Meteorologi Sultan
Thaha Jambi cuaca pada saat kejadian di wilayah perairan sekitar Pulau Berhala cerah berawan.
Berdasarkan Peta Prakiraan Tinggi Gelombang BMKG, Tinggi gelombang relatif aman dengan
tinggi kurang dari 2 meter. Angin permukaan pada saat kejadian umumnya relatif tenang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecelakaan robohnya Jembatan di Pulau Berhala tidak
disebabkan oleh faktor cuaca.
3
LAMPIRAN :
Gbr. 1 Lokasi Kejadian (Pulau Berhala)
Gbr.2 Ketinggian Gelombang di sekitar Pulau Berhala 7 Juli 2016, Gelombang terlihat tenang
Lokasi Kejadian
5
Gbr. 5 Analisis MSLP tanggal 7 Juli 2016 jam 07.00 WIB
Gbr. 6 Analisis streamline angin Gradien tanggal 7 Juli 2016 pukul 19.00 WIB
6
Gbr. 7 Kelembaban relatif lapisan 850 mb tgl 7 Juli 2016 pukul 19.00 WIB
Gbr. 8 Kelembaban relatif lapisan 700 mb tgl 7 Juli 2016 pukul 19.00 WIB
8
(a) Citra Satelit pukul 13.00 UTC/20.00 WIB
(b) Citra Satelit pukul 14.00 UTC/21.00 WIB
Gbr. 10 Citra Satelit HIMAWARI