Anakku Puber, Nih!

Post on 16-Jul-2015

248 views 4 download

Transcript of Anakku Puber, Nih!

Anakku Puber, Nih …

Anakku Puber, Nih …

words: tari sandjojo

Masa puber adalah masa ketika anak naik tingkat dalam hidupnya.

Anak mulai memasuki usia remaja.

Masa puber, biasanya, ditandai dengan anak perempuan mengalami menstruasi

atau anak laki-laki mengalami masa 'baliq' lewat mimpi basahnya.

Namun, indikasi masa puber bisa dimulai sebelum menstruasi atau mimpi basah dialami.

Ini sering disebut periode 'pre-teen’ atau praremaja.

Perubahan perilaku pasti terjadi, karena di tiap tahapan puber perkembangan,

ada tantangannya tersendiri bagi yang mengalami, maupun untuk orang-orang di sekitarnya.

Bagaimana menjelaskan mimpi basah?

Sama seperti menjelaskan menstruasi, mimpi basah juga dimulai dengan penjelasan anatomis:

apa yang terjadi sehingga keluar sperma Tanyakan juga mimpi yang dialami anak semalam.

Setelah itu, ingatkan lagi tentang area pribadinya, untuk menghormati area pribadi orang lain, serta tanggung jawab atas kebersihan diri

yang makin tinggi.

Menjelaskan soal mimpi basah dan menstruasi jadi sulit jika sebelumnya kita tidak punya komunikasi

yang baik dengan anak. Jadi, sebaiknya komunikasi yang baik dibangun sejak awal.

Diskusi bisa dimulai ketika anak bertanya kenapa mamanya setiap bulan sakit perut

atau saat anak bertanya kenapa penisnya berdiri setiap pagi saat bangun tidur.

Kalau kita menjawab dengan santai dan terbuka, anak jadi berani bertanya.

Kita juga tidak usah deg-degan menunggu saat anak menstruasi atau mimpi basah

untuk membuka komunikasi.

Jika anak mengajukan pertanyaan 'dewasa', seringnya, kita jadi panik.

Padahal, memang sudah waktunya si anak bertanya. Jika anak tidak bertanya, justru kita harus waspada.

Bagaimana kita mempersiapkan diri?

Jadi orangtua harus rajin belajar. Karena, meskipun kita tahu tahapan perkembangan anak,

setiap anak itu berbeda.

Tiap anak itu unik. Jadi, pertanyaannya pasti berbeda-beda,

reaksinya juga berbeda-beda. Kita harus selalu siap dan terus belajar.

Kita bisa belajar lewat buku, blog, diskusi, workshop, atau ngobrol dengan orangtua lain

yang sudah mengalami. Jadi, kita punya bekal.

Lebih baik tahu daripada tidak tahu sama sekali. Tahu apa yang mungkin terjadi

pada setiap tahap perkembangan anak itu penting.

Persiapan lainnya adalah pola komunikasi yang baik dengan anak.

Ini klise, tapi esensial.

Anak akan lebih mau mendengarkan dibandingkan dengan jika kita tahu-tahu doyan ngobrol

padahal sebelumnya jarang diskusi. Anak mungkin malah merasa aneh dan tidak mau

mendengarkan.

Persiapan penting lainnya adalah dekat dengan orang dewasa lain

yang punya hubungan baik dengan anak. Misalnya: kakek, nenek, tante, oom, atau guru.

Hal tersebut penting karena biar bagaimanapun, untuk remaja,

orangtua bukan pihak tempat bercerita segala-galanya.

Pasti ada orang lain yang membuat anak lebih nyaman untuk bercerita.

Jadi, orangtua bisa memanfaatkan pihak ketiga ini untuk lebih dekat dengan anak.

Luangkan waktu untuk sebentar saja Ngobrol santai dengan anak tiap hari.

Walaupun kesannya anak remaja 'tidak butuh' atau enggan komunikasi dengan orangtuanya,

tapi, pada dasarnya, anak remaja selalu butuh orangtuanya, kok.