Post on 23-Jan-2015
description
KATA PENGANTAR
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD
1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah tertentu untuk mendanai
dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab
daerah ke arah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.
DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping
itu digunakan untuk pelayanan kesehatan rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota) dan
kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan pelatihan
bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
Pada tahun 2009 telah ditetapkan 431 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 35 Rumah
Sakit Provinsi dan 240 Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang mendapatkan DAK Bidang
Kesehatan tahun 2009
Diharapkan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ini, dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah guna terselenggaranya DAK Bidang
Kesehatan dengan baik sesuai arah yang ditentukan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayah serta
memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan di Indonesia yang kita cintai.
Jakarta, November 2008
Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG 1
BAB II KEBIJAKAN
A. KEBIJAKAN UMUM 5
B. KEBIJAKAN KHUSUS 6
C. RUANG LINGKUP 7
D. MEKANISME PENGALOKASIAN 10
E. KRITERIA TEKNIS DAN FORMULASI ANGGARAN 11
BAB III POSKESDES
A. PEMBANGUNAN BARU 13
B. PENINGKATAN 15
BAB IV PUSKESMAS PERAWATAN
A. PEMBANGUNAN BARU 17
B. PENINGKATAN 19
C. REHABILITASI 20
BAB V PUSKESMAS
A. PEMBANGUNAN BARU 22
B. PENINGKATAN 23
C. REHABILITASI 25
D. PERLUASAN 26
BAB VI PUSKESMAS PEMBANTU
A. REHABILITASI 28
BAB VII RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS
A. PEMBANGUNAN BARU 29
B. REHABILITASI 30
BAB VIII PUSKESMAS KELILING
A. PENGADAAN 32
B. REHABILITASI 34
ii
BAB IX KENDARAAN OPERASIONAL RODA 2 36
BAB X PERALATAN KESEHATAN 37
BAB XI SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI
KABUPATEN/KOTA
A. PEMBANGUNAN BARU 40
B. REHABILITASI 41
C. SARANA PENDUKUNG 42
BAB XII PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI 44
GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
BAB XIII PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN 49
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK
RUMAH SAKIT SIAP PONEK
BAB XIV UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT
A. PEMBANGUNAN BARU 57
B. REHABILITASI UTDRS 60
C. PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN UTDRS 60
BAB XV BANK DARAH RUMAH SAKIT 64
BAB XVI FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT 68
BAB XVII PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS
A. SISTIM INFORMASI KESEHATAN 72
B. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN 77
C. PENGADAAN PERALATAN PERAGA PELATIHAN 79
TENAGA KESEHATAN
BAB XVIII PERENCANAAN 81
BAB XIX PELAPORAN 83
BAB XX PEMANTAUAN 84
BAB XXI PENUTUP 86
LAMPIRAN
1. DEFINISI OPERASIONAL 87
2. FORM EVALUASI 1 94
3. FORM EVALUASI 2 95
4. FORM EVALUASI 3 97
5. DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR 98
iii
6. DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS 100
7. DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PPK TERLUAR 104
8. STANDAR PERALATAN & LOGISTIK POSKESDES 106
9. RUANG KONSULTASI GIZI 110
10. DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PP & PL 111
11. STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT 117
12. PERALATAN PONEK 122
13. BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI 124
14. ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 125
15. KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU 142
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa
manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi
perempuan dan laki laki (responsif gender).
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu
hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan
merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development
Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat target target yang terkait langsung
dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian
anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi
HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainya yg
tidak terkait langsung yaitu target 1 (memberantas kemiskinan dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1
kelaparan ekstrem) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan). Departemen Kesehatan telah menyusun
strategi untuk pencapaian target-target tersebut.
Upaya penjabaran dari pelaksanaan MDGs juga dituangkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Arah
kebijakan pembangunan kesehatan dalam RPJMN antara lain diarahkan
pada peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas Puskesmas serta
pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar. Salah
satu strategi untuk mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes)
adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis
(Renstra) Depkes Tahun 2005-2009.
Sesuai dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004, dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran
dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam
pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas.
Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan
anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan merupakan prioritas nasional.
DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan
dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) dalam rangka pencapaian 100% desa
menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping itu digunakan untuk
pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota) dan
kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan
pelatihan bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 2
DAK pelayanan kesehatan dasar dimanfaatkan untuk pembangunan,
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan
kesehatan Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes serta penyediaan
sarana/prasarana penunjang pelayanan kesehatan di kabupaten/kota
DAK pelayanan kesehatan rujukan dimanfaatkan untuk pembangunan,
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan
kesehatan RS Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Transfusi Darah.
DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 juga dapat digunakan untuk
merehabilitasi institusi pelayanan kesehatan dasar paska terjadinya
bencana/kerusuhan atau membangun institusi pelayanan kesehatan dasar
sebagai akibat dari pemekaran suatu daerah maupun untuk dapat
mengatasi suatu permasalahan kesehatan sebagai dampak perubahan
lingkungan/pembangunan dan pertimbangan politik untuk keutuhan dan
integritas negara Indonesia.
Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam
pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan buku petunjuk teknis/pelaksanaan lainnya.
Apabila dalam pelaksanaannya, daerah akan merubah hal hal yang
tercantum dalam buku ini maka daerah harus mengirimkan surat
permohonan ke Departemen Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan.
Usulan perubahan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
dikirimkan kepada Menteri Kesehatan up. Direktur Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat (untuk pelayanan kesehatan dasar) dan Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik (untuk pelayanan kesehatan rujukan).
Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK
Bidang Kesehatan Tahun 2009.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 3
B. Tujuan 1. Umum
Membantu mendanai kegiatan fisik bidang kesehatan yang merupakan
urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan
nasional tahun 2009.
2. Khusus
Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu sarana pelayanan
kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan pendukungnya, serta Upaya
Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) di Kabupaten/Kota
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 4
BAB II
KEBIJAKAN A. Kebijakan Umum
1. DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah
tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang
merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah
peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
2. DAK Bidang Kesehatan untuk membantu daerah membiayai
kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang
merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional di
bidang kesehatan.
3. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan
kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya
pembangunan Poskesdes dalam rangka pencapaian 100% desa
menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping itu digunakan
untuk pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit
Provinsi/Kabupaten/Kota) dan kegiatan penunjang terbatas
(Instalasi Farmasi, peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan).
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, Pemerintah Daerah harus
menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk
biaya operasional, pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan
kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya
sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan.
5. Bupati/Walikota diberikan kewenangan mengusulkan kepada
Menteri Kesehatan tentang perubahan pemanfaatan ruang lingkup
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 5
kegiatan DAK Bidang Kesehatan sebagai akibat terjadinya bencana
atau kerusuhan di daerah tersebut atau adanya peraturan/instruksi
Presiden/Menteri Kesehatan tentang kebijakan kesehatan yang
alokasi anggarannya belum tertampung di tahun 2009.
Selanjutnya apabila telah disetujui oleh Menteri Kesehatan atau
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Proses selanjutnya
akan dibahas dan ditetapkan pemerintah daerah bersama DPRD
Kabupaten/Kota tersebut.
6. Alokasi pagu anggaran DAK Bidang Kesehatan terdiri dari
anggaran untuk sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
pelayanan kesehatan dasar termasuk penunjang serta sarana
pelayanan kesehatan rujukan di provinsi/kabupaten/kota.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab
untuk anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan Direktur
RS Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap
anggaran untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan.
B. Kebijakan Khusus
Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk : 1. Mendukung pencapaian target MDGs no 1,3,4,5, 6 (memberantas
kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian
anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS,
malaria serta penyakit lainnya).
2. Mendukung pelaksanaan program pengembangan Desa Siaga
melalui pembangunan Poskesdes atau peningkatan Polindes
menjadi Poskesdes sehingga tercapai seluruh desa menjadi desa
siaga pada tahun 2009.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 6
3. Mendukung peningkatan akses, pemerataan dan kualitas
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta
mendukung kegiatan penunjang terbatas di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
4. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana
kesehatan di wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan
kepulauan termasuk pulau-pulau kecil terluar atau daerah
pemekaran.
5. Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan
dasar akibat terjadinya suatu bencana/kerusuhan/dampak
kerusakan suatu lingkungan di daerah tersebut.
6. Menyediakan penambahan fasilitas rawat inap kelas III RS di
Provinsi/Kabupaten/Kota.
7. Membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dan Bank
Darah Rumah Sakit (BDRS) Provinsi/Kabupaten/Kota serta
peningkatan fasilitas sarana, prasarana dan peralatan RS
Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
8. Mempercepat RS menjadi safe community center dengan
melengkapi peralatan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RS.
C. Ruang Lingkup
DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan :
1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk
Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan jaringannya, Pos
Kesehatan Desa dan Penunjang Pelayanan Kesehatan terbatas di
Kabupaten/Kota.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 7
Menu Utama
a. Pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) termasuk alat:
1) Pembangunan baru
2) Peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi
Poskesdes
b. Pembangunan Puskesmas Perawatan di pulau pulau terluar
yang berpenduduk (termasuk alat dan rumah dinas)
1) Pembangunan baru
2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan
c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar melalui :
1) Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas
2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan
3) Pembangunan Puskesmas baru
d. Melengkapi Puskesmas Perawatan mampu Pertolongan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 Puskesmas
Perawatan per Kabupaten/Kota melalui pengadaan alat medis :
1) Penyediaan/penggantian kerusakan PONED kit, bidan kit, KB
kit
2) Penyediaan alat deteksi pencegahan komplikasi kebidanan
(protein dan glukosa urine/dip stick,hemoglobin/Hb Sahli,
golongan darah)
3) Alat deteksi khusus (malaria/rapid diagnostik test untuk
daerah malaria dan malaria kit, HIV/rapid test 3 jenis untuk
daerah dengan kasus HIV tinggi, alat diagnostik TB untuk
pemeriksaan sputum/dahak, alat diagnosis leptotex untuk
avian influenza)
4) Alat cold chain untuk vaksin, dengan tenaga surya (daerah
tidak punya listrik).
5) Alat pengolahan limbah cair
e. Pengadaan roda 2 untuk petugas Puskesmas dan Bidan di
desa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 8
f. Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) dan Perairan roda 4
g. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung
penyimpanan vaksin/obat di Instalasi Farmasi
Menu Pilihan
a. Rehabilitas Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Puskesmas
Perawatan yang rusak berat.
b. Pembangunan dan rehabilitasi rumah dinas dokter dan
paramedis yang rusak berat.
c. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang
dapat melaksanakan pertolongan persalinan di dalam gedung.
d. Pengadaan alat kesehatan tertentu yang responsif gender
untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes,
Puskesmas Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling.
e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan
SIKNAS on line.
f. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tenaga kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
g. Pengadaan paket peralatan penyuluhan untuk Puskesmas.
h. Pembangunan baru Instalasi Farmasi khusus daerah
pemekaran.
i. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung distribusi
Instalasi Farmasi.
2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan
untuk Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS
Provinsi/Kabupaten/Kota)
a. Pemenuhan peralatan IGD RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 9
b. Pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan
PONEK RS
c. Pembangunan, rehabilitasi dan pemenuhan peralatan UTD RS
dan BDRS
d. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS
1) Pembangunan bangsal rawat inap kelas III
2) Pemenuhan set tempat tidur kelas III dan kelengkapannya
D. Mekanisme Pengalokasian Tahun 2009 Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:
1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK
2. Penentuan besaran alokasi DAK masing masing daerah.
Penentuan daerah tertentu yang mendapatkan alokasi DAK harus
memenuhi kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria
umum dan kriteria khusus merupakan kewenangan dari Departemen
Keuangan, sedangkan kriteria teknis merupakan kewenangan dari
Departemen Kesehatan.
Besaran alokasi DAK masing masing daerah ditentukan dengan
penghitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan
kriteria teknis.
Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK kemudian
dibahas dan diputuskan oleh Panitia Kerja Belanja Daerah DPR RI.
Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK dapat dilihat
pada PP No 55 tahun 2005
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 10
E. Kriteria Teknis dan Formulasi Alokasi Anggaran 1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk
Pelayanan Kesehatan Dasar, Pos Kesehatan Desa dan
Penunjang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota
Kriteria teknisnya mempertimbangkan :
a. Indeks Kemiskinan Masyarakat dengan bobot 5%
b. Index jumlah dan kondisi Puskesmas (perawatan dan non
perawatan), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusling (perairan dan
roda 4) yang rusak berat dan rusak total dengan bobot 40 %
c. Index luas wilayah dengan bobot 15 %
d. Index jumlah penduduk dengan bobot 15 %
e. Index kinerja laporan DAK tahun tahun sebelumnya dengan bobot
5 %
f. Index cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga
kesehatan dengan bobot 20 %
2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk
Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota)
Kriteria teknisnya mempertimbangkan :
a. Bobot IGD RS 30% jika memenuhi persyaratan mendapatkan
peralatan IGD RS maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot
0.
b. Bobot PONEK 25%, jika memenuhi persyaratan sebagai RS PONEK
maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0.
c. Bobot untuk UTDRS/BDRS 20%
1) Pendirian UTDRS dengan bobot 0,4
2) Renovasi UTDRS dengan bobot 0,4
3) Pendirian BDRS dengan bobot 0,2
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 11
d. Bobot untuk TT kelas III 15%
1) Indeks BOR kelas III dengan bobot 0,6
2) Indeks TT kelas III dengan bobot 0,3
3) Indeks rasio TT kelas III terhadap total TT RS dengan bobot 0,1
e. Indeks jumlah penduduk 5%
f. Indeks Kemiskinan Masyarakat 5%
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 12
BAB III
POS KESEHATAN DESA A. Pembangunan Baru
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumber-
daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa. Pembangunan Poskesdes adalah sebagai upaya untuk mewujudkan
Desa Siaga dan dibangun dengan mempertimbangkan persyaratan
sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Pembangunan baru Poskesdes pada setiap desa yang belum ada
Poskesdes atau Polindes.
b. Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara
swadaya.
c. Bentuk lain Poskesdes
Bagi desa yang sudah tersedia sarana pelayanan kesehatan maka
bangunan Poskesdes dapat menumpang di fasilitas desa yang sudah
ada atau dibangunkan dengan tata ruang tanpa tempat pelayanan
kesehatan/hanya ruang administrasi.
d. Lokasi Poskesdes :
1) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah
pemukiman.
2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi).
3) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 13
4) Mempertimbangkan jarak dari fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas bangunan
1) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan
memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/kegiatan dan
kesetaraan gender laki – laki dan perempuan
2) Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan.
3) Pembangunan baru Poskesdes dapat menggunakan bahan
bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.
b. Denah tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan
juga memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan
mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan
dengan mengacu pada pedoman yang ada.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu
pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan
Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 14
B. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes
Pembangunan Poskesdes yang berasal dari peningkatan Pondok Bersalin
Desa (Polindes) wajib dilakukan, sehingga tahun 2009 seluruh Polindes
menjadi Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan berikut ini :
1. Persyaratan Umum
Seluruh Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi
Poskesdes , dengan catatan Polindes yang dimaksud adalah milik desa.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas
lahan yang diperlukan untuk peningkatan Polindes menjadi
Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah
sebagai berikut :
1) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi.
2) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan.
b. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes
Dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah
setempat.
c. Denah tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah dan tata
ruang mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 15
Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun
2006.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu
pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan
Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 16
BAB IV
PUSKESMAS PERAWATAN
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat.
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk
wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan
Puskesmas Perawatan tersebut termasuk peralatan kesehatan dan rumah
dinas petugas kesehatan.
1. Persyaratan Umum Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini :
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, diutamakan di
wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan
negara lain (101 Puskesmas terlampir).
b. Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke
rumah sakit.
c. Kabupaten pemekaran yang belum memiliki rumah sakit.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan. Pembangunan
Puskesmas Perawatan, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan
harus berada dalam satu lokasi.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 17
b. Denah tata-ruang
1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan laki-laki dan
perempuan.
2) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dapur gizi dan
peralatannya yang mengacu pada Buku Pedoman Peralatan
Puskesmas, Departemen Kesehatan, Tahun 2007.
3) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi ruang konsultasi
gizi (terlampir)
4) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang
dapat memberikan pelayanan PONED. Pelayanan PONED
mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
5) Puskesmas Perawatan harus mempertimbangkan nilai – nilai
privasi dari pasien.
6) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, ruang rawat inap
minimal 2 tempat tidur. Denah tata-ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun
2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman
program.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 18
B. Peningkatan
Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan
dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. Setiap
peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan
penyediaan alat dan rumah dinas dokter/paramedis (bila belum ada).
1. Persyaratan Umum
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain pada :
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Puskesmas di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan,
perbatasan dengan negara lain, tepi jalan raya atau daerah
pengembangan
2) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit
3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah
belum mampu membangun rumah sakit.
b. Lokasi Puskesmas :
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan
2) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana
transportasi yang tersedia
3) Pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada
lintas Sumatera, jalur Pantura, trans Sulawesi, trans Kalimantan
4) Berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito)
5) Daerah pariwisata dan kawasan industri
6) Daerah dengan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi
tinggi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 19
c. Persyaratan Puskesmas :
1) Kunjungan Puskesmas tinggi.
2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra
rumah sakit.
3) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.
4) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan :
1) Menambah ruang sesuai dengan jenis pelayanan yang
dibutuhkan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
2) Membangun rumah dokter dan/atau dokter gigi bila belum ada
3) Membangun rumah petugas kesehatan (perawat, bidan) bila
belum ada.
4) Sedapat mungkin Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas
kesehatan dalam satu lokasi.
b. Denah tata-ruang mengacu pada pembangunan baru Puskesmas
Perawatan.
c. Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas
Perawatan.
C. Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di
Puskesmas Perawatan, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 20
mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas Perawatan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat.
b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.
c. Untuk peningkatan penampilan.
2. Persyaratan Teknis
a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata
Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 21
BAB V
PUSKESMAS
A. Pembangunan Baru Pembangunan baru Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan
pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Pembangunan baru Puskesmas tersebut termasuk penyediaan alat
kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan (bila belum ada)
Persyaratan pembangunan baru Puskesmas adalah : 1. Persyaratan Umum
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
2) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.
3) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000
penduduk.
4) Wilayah kerja sangat luas.
5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
b. Lokasi Puskesmas :
1) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun
sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya.
2) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 22
c. Persyaratan Puskesmas :
1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.
2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal.
b. Denah tata-ruang
1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan
keadilan dan kesetaraan gender dengan mengacu pada Buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Binakesmas Tahun
2007.
2) Setiap Puskesmas perlu dilengkapi ruang konsultasi gizi
(terlampir)
3) Puskesmas harus mempertimbangkan nilai - nilai privasi dari
pasien
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta
lampiran pedoman yang disempurnakan.
B. Peningkatan Peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas termasuk
penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 23
Peningkatan tersebut perlu mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :
(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.
2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000
penduduk.
3) Wilayah kerja sangat luas.
4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
b. Lokasi Pustu pada wilayah dengan :
1) Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun
migrasi, atau;
2) Perkebunan Inti Rakyat atau pemukiman transmigrasi, atau;
3) Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau;
4) Wilayah yang akan berkembang.
5) Persyaratan :
a. Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas
b. Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah
2) Persyaratan Teknis
Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas, diharapkan
mempertimbangkan persyaratan teknis sebagai berikut :
a. Luas lahan dan bangunan
Apabila ketersediaan lahan tidak memungkinkan, dapat
mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke
atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 24
untuk fungsi pelayanan (Puskesmas Induk) seluas 135m2, dengan
catatan lokasi rumah dinas dokter dan tenaga kesehatan tetap
berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Peningkatan Pustu
menjadi Puskesmas dapat menggunakan bahan bangunan yang
dihasilkan oleh wilayah setempat.
b. Denah tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007
serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman
program.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan.
C. Rehabilitasi Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan
yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Persyaratan Umum
a. Puskesmas dengan kondisi rusak berat
b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.
c. Untuk peningkatan penampilan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 25
2. Persyaratan Teknis
a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman
Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun
2007.
b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
D. Perluasan Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas di Puskesmas, perlu adanya perluasan fisik. Perluasan
dilaksanakan pada bangunan/sarana yang membutuhkan perluasan.
Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
Adanya kebutuhan :
a. Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih
optimal.
b. Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk
peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain
berupa penambahan ruangan untuk :
1) Pelayanan gawat darurat.
2) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta
pembuangan air kotor.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 26
3) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif
dan preventif (contoh : ruang laktasi ).
4) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya
promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak
terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini
Puskesmas.
Luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi setempat dengan tetap
memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada
pedoman yang ada.
b. Denah tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang
Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada Buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan.
d. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 27
BAB VI
PUSKESMAS PEMBANTU
Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di
Puskesmas Pembantu, perlu adanya rehabilitasi fisik. Adapun
persyaratannya adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat.
2. Persyaratan Teknis
a. Rehabilitasi Pustu dapat pula untuk penyediaan air bersih,
pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang
lainnya.
b. Denah tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas tahun 2007
serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman
program.
c. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 28
BAB VII
RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS
A. Pembangunan Baru
Dalam rangka memberikan dukungan fasilitas pada tenaga kesehatan
khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal, maka perlu
dukungan penyediaan fasilitas rumah dinas di areal Puskesmas atau
sekitar Puskesmas. Hal tersebut agar pelayanan di luar jam kerja
khususnya gawat darurat dapat tertangani secara cepat. Pembangunan
rumah dinas merupakan 1 paket pembangunan dengan pembangunan
Puskesmas Perawatan dan Puskesmas baru dengan memperhatikan
persyaratan sebagai berikut:
1. Persyaratan Umum
a. Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk :
1) Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah dokter,
perawat dan bidan Puskesmas.
2) Melengkapi Puskesmas Pembantu yang statusnya telah
ditingkatkan menjadi Puskesmas.
3) Melengkapi Puskesmas yang statusnya telah ditingkatkan
menjadi Puskesmas Perawatan.
4) Melengkapi pembangunan Puskesmas baru dengan rumah dinas
dokter, perawat dan bidan Puskesmas
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
29
b. Lokasi pembangunan rumah dinas dokter, perawat dan bidan
Puskesmas, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas.
Jika tidak memungkinkan dapat dibangun di luar halaman
Puskesmas, tetapi berdekatan dengan Puskesmas, sehingga
kelancaran pelayanan dapat terjamin.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas bangunan
Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan.
b. Rancangan tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender. Denah dan tata-ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
c. Persyaratan teknis pembangunan sesuai peraturan yang berlaku.
B. Rehabilitasi Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan
kegiatan rehabilitasi rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas, dengan
persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Prioritas rehabilitasi adalah pada wilayah pasca kerusuhan/konflik,
wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan
bangunan, yaitu :
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
30
1) Kerusakan bertambah parah dan atau
2) Tidak dapat dimanfaatkan
c. Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas,
yang berada pada lokasi di luar halaman Puskesmas tetapi masih
dalam wilayah kerja yang sama.
2. Persyaratan Teknis
a. Persyaratan teknis rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
b. Rencana tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan. Tata-ruang dan jenis ruangan
mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina
Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan
dan pedoman program.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
31
BAB VIII
PUSKESMAS KELILING A. Pengadaan Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang
pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan
Puskesmas Keliling baik roda 4 (empat) maupun perairan.
1. Puskesmas Keliling Roda Empat (Pusling R-4)
a. Persyaratan Umum
1) Kebutuhan akan adanya Pusling R-4 diharapkan
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan
pelayanan Puskesmas.
b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas yang
dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
c) Pemenuhan ratio 1 Puskesmas memiliki 1 Puskesmas Keliling.
d) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya.
2) Tidak boleh mengalihfungsikan menjadi kendaraan
penumpang/pribadi.
b. Persyaratan Teknis
1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah
dengan mempertimbangkan kondisi geografi dan topografi
wilayah kerja.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
32
2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2
roda (single gardan) ataupun berpenggerak 4 roda (double
gardan).
3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi :
a) Pelayanan kesehatan dasar.
b) Rujukan.
c) Transportasi petugas.
d) Promosi kesehatan.
e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.
4) Kendaraan Pusling R-4 harus memenuhi aksesibilitas/
kemudahan bagi pasien.
5) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman
Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
2. Puskesmas Keliling (Pusling) Perairan
a. Persyaratan Umum
1) Kebutuhan akan adanya Pusling Perairan diharapkan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan
pelayanan Puskesmas.
b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan
baik kepulauan atau sungai.
2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan
jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana.
3) Pusling Perairan yang diadakan agar direncanakan dan
disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat.
4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama
lintas sektor terkait, seperti Dinas Perhubungan (ASDP),
Syahbandar dan lain sebagainya.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
33
5) Pusling Perairan agar dilengkapi dengan alat keselamatan
petugas dan alat komunikasi dalam pelayaran.
6) Pemerintah daerah menyediakan biaya operasional dan
pemeliharaan serta dermaga.
b. Persyaratan Teknis :
1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja
setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang
berkompeten.
2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan
dengan peraturan pelayaran dan harus disesuaikan dengan
kondisi daerah.
3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang
direncanakan.
4) Kendaraan Pusling Perairan harus memenuhi
aksesibilitas/kemudahan bagi pasien.
5) Peralatan kesehatan sesuai dengan jenis pelayanan yang
direncanakan mengacu pada buku Pedoman Peralatan
Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
B. Rehabilitasi Rehabilitasi fisik Pusling R-4 dan Perairan, agar mempertimbangkan
persyaratan sebagai berikut :
1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Pusling (Roda Empat dan Perairan),
dilaksanakan bagi Pusling yang kondisinya rusak sedang dan berat,
sehingga dapat berfungsi kembali.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
34
2. Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk
mengadakan bahan habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain
sebagainya.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
35
BAB IX
KENDARAAN OPERASIONAL RODA DUA
Tujuan pengadaan kendaraan operasional roda dua adalah untuk
meningkatkan mobilitas petugas dan bidan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengadaan kendaraan
operasional roda dua harus memperhatikan persyaratan berikut ini :
1. Persyaratan Umum
Alokasi pengadaan, diprioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai
wilayah kerja dengan kondisi geografi/topografi relatif sulit dan tidak
dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas Keliling Roda Empat .
2. Persyaratan Teknis
a. Pengadaan sepeda motor dilaksanakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
b. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah sepeda motor, disesuaikan
dengan kebutuhan spesifik wilayah kerja (termasuk dapat
digunakan untuk memenuhi fungsi promosi kesehatan) dan
ketersediaan dana.
c. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku
cadang.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
36
BAB X
PERALATAN KESEHATAN
Pengadaan peralatan kesehatan (medis dan non medis) adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi
Poskesdes/Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan.
Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan
minimal pelayanan Pos Kesehatan Desa, pelayanan kesehatan ibu dan
anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), pelayanan bayi dan balita, gizi,
kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, penyakit menular, penyakit tidak
menular, keperawatan dan laboratorium.
Pengadaan peralatan kesehatan, harus memperhatikan persyaratan
sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Pengadaan peralatan kesehatan harus mempertimbangkan
kebutuhan dan ketersediaan peralatan yang telah tersedia di sarana
pelayanan kesehatan dasar, masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas
kesehatan.
b. Diupayakan tersedia dengan mudah penggantian peralatan
kesehatan tersebut.
c. Mutu peralatan kesehatan menjadi pertimbangan utama untuk
pemilihan peralatan tersebut.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
37
2. Persyaratan Teknis
a. Spesifikasi pengadaan peralatan mengacu pada standar peralatan
yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.
b. Mutu peralatan kesehatan mengacu pada standar yang berlaku.
c. Peralatan kesehatan dapat mengacu pada :
1) Buku Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di
Daerah, Ditjen PP-PL, Tahun 2006.
2) Buku Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), SK Menkes No 128/Menkes/SK/II/2004.
3) Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007
4) Buku Pedoman Peralatan, Ditjen. Bina Kesmas, Tahun 2007
5) Buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos
Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2006
6) Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulose, Depkes RI
Edisi 2 Cet. Pertama, Tahun 2006
7) Buku Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis, Ditjen PP
& PL, Depkes RI tahun 2008
8) Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Ditjen PP
& PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006
9) Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Ditjen PP &
PL Depkes RI. Tahun 2006, Penerbit:Unicef
10) Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut, Untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita Direktorat
P2ML, Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006
11) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP &
PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006
12) Buku Pencegahan dan Pemberantasan Deman Berdarah Dengue
di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI, Tahun 2005
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
38
13) Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, Depkes RI, Tahun 2007
14) Pedoman Teknis Penemuan & Tatalaksana Penyakit Hipertensi,
Depkes RI, Tahun 2006
15) Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik,
Depkes RI, Tahun 2007
16) Petunjuk Teknis Penemuan & Tatalaksana Akibat Kecelakaan
Lalulintas, Depkes RI, Tahun 2007
17) Pedoman Pengendalian Asma, Depkes RI, Tahun 2007
18) Pedoman Penemuan & Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), Depkes RI, Tahun 2007
19) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (KB), Dit. Bina
Kesehatan Ibu, Ditjen. Bina Kesmas Cetakan Ke 2, Tahun 2006.
20) Buku Pedoman Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Dit. Bina Gizi
Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2006.
21) Buku Pedoman Pengarus Utamaan Gender bidang Kesehatan,
Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, cetakan ke 5,
Tahun 2007.
22) Pedoman Konseling Menyusui, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen
Bina Kesmas, Tahun 2007.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
39
BAB XI
SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA
Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional (KONAS), penggunaan
DAK Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah untuk menjamin
ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik
dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana pelayanan kesehatan
dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi
yang memadai.
A. Pembangunan Baru Pembangunan baru Instalasi Farmasi dilaksanakan dalam rangka
menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat
essensial generik dan perbekalan kesehatan.
1. Persyaratan Umum
Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada:
(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
a) Daerah pemekaran
b) Perpindahan lokasi/kantor
c) Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi Farmasi
d) Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam, jalur
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah atau terjadinya
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
40
2. Persyaratan Teknis
a) Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan dengan
kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan
yang harus disediakan.
b) Denah tata ruang
Rencana tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan
kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan tahun 2005.
c) Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya
operasional, biaya pemeliharaan pada pembangunan baru
Instalasi Farmasi dari sumber anggaran lainnya.
B. Rehabilitasii/Revitalisasi INSTALASI
1. Persyaratan Umum
Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi Farmasi
yang mengalami kerusakan berat.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan daerah
berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus
disediakan.
b. Denah tata ruang
Rencana tata ruang/bangunan rehabilitasi agar memperhatikan
fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
41
kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan Tahun 2005
C. Sarana Pendukung
Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi
ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.
Sarana pendukung Instalasi Farmasi dapat berupa sarana penyimpanan
produk biologis sistem rantai dingin/cold chain (termasuk pemeliharaan
sistem rantai dingin/cold chain dalam distribusi produk biologis) dan
sarana distribusi (roda empat/roda dua/perahu bermotor)
1. Persyaratan Umum
a. Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum
memiliki sarana pendukung.
b. Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat
2. Persyaratan Teknis
a) Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang telah
habis masa pakainya (absolete) harus dilakukan dengan
spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama
b) Pengadaan atau penggantian sarana distribusi berdasarkan
pertimbangan operasional serta kondisi dan letak
geografis/topografi daerah.
c) Pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi Kab/Kota
disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku Standar
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
42
Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,
yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan Tahun 2005.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
43
BAB XII
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RUMAH SAKIT
Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit dimaksudkan untuk mewujudkan rumah sakit sebagai Safe
Community Center yang mendukung Desa Siaga.
Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Secara umum
SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit
(di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam transport) ,
rumah sakit (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-
kamar jenazah) dan antar rumah sakit.
Pada fase rumah sakit unsur utama yang perlu dilakukan penguatan
adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ujung tombak pelayanan
pasien di rumah sakit.
Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk :
1. Mencegah kematian dan kecacatan
2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal maupun
vertikal
3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di
dalam dan di luar rumah sakit
4. Melakukan penanganan kasus true dan false emergency selama 24
jam.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
44
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan
penderita gawat darurat melalui pendidikan serta menyelenggarakan
berbagai kursus yang berhubungan dengan basic dan advanced life
support.
IGD tidak hanya melayani pasien yang datang ke rumah sakit, akan tetapi
juga harus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menyiapkan
kesiapsiagaan dini, hal ini tentunya sangat menunjang untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan
dalam pengembangan desa siaga.
Tujuan dari penguatan IGD rumah sakit adalah menurunkan angka
kematian dan kecacatan akibat kasus gawat darurat melalui :
1. Penguatan kemampuan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sebagai
Safe Community Center bagi Desa Siaga dalam penanggulangan
penderita gawat darurat sehari-hari dan bencana
2. Pengadaan fasilitas Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sesuai standar
1. Persyaratan Umum
Pengadaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit umum milik pemerintah daerah harus memenuhi salah satu atau
lebih persyaratan di bawah ini :
a. Telah dikembangkan program Desa Siaga di wilayah kerjanya
b. IGD rumah sakit belum memenuhi standar pelayanan IGD level 2
c. Berada di daerah rawan bencana
d. Akan melakukan pengembangan pada jenis kegawat daruratan
tertentu, misalnya : pusat trauma atau penanganan korban
bencana kimia
e. Ada komitmen pihak RSUD dan pemerintah daerah dalam
peningkatan penanggulangan penderita gawat darurat di rumah
sakit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
45
2. Persyaratan Teknis
1. Pengadaan alat kesehatan untuk Instalasi Gawat Darurat
berdasarkan revisi Standar Pelayanan Gawat Darurat yang telah
disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik bersama
dengan profesi tahun 2007, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan dana dengan prioritas sebagai berikut :
a. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis,
menangani, memonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta
alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat
darurat :
i. Trauma (Bedah)
ii. Non Trauma
1) Kegawatdaruratan jantung
2) Kegawatdaruratan penyakit dalam
3) Kegawatdaruratan kebidanan
4) Kegawatdaruratan anak dan neonatus
5) Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri, dll
b. Penyediaan alat lebih diutamakan pada alat medis yang sifatnya
mobile.
2. Jenis peralatan medis yang harus disediakan adalah sebagai berikut
a. Diagnosis
Umum :
1. Kit pemeriksaan sederhana : 1 set
2. Examination lamp : 1 unit
Khusus :
3. EKG 12 channel : 1 unit
4. Mobile X-ray : 1 unit
5. Doppler : 1 unit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
46
6. Glukometer with stick : 1 unit
b. Tindakan
Airway :
7. Emergency resuscitation kit : 1 set
8. Suction pump : 1 set
9. Neck collar : 1 unit
Breathing :
10. Oksigen consentrator : 1 unit
11. Nebulizer : 1 unit
12. Ventilator transport : 1 unit
Circulation :
13. Minor surgery set : 2 unit
14. Siringe pump : 1 unit
15. Infusion pump : 1 unit
c. Monitor
16. Pulse oxymeter : 1 unit
17. Vital sign monitor : 1 unit
d. Gawat Darurat Khusus
Jantung :
18. Defibrilator : 1 unit
Anak – Neonatus :
19. Infant warmer : 1 unit
20. Inkubator : 1 unit
Kebidanan :
21. Meja ginekologi : 1 unit
22. Partus set : 1 unit
23. Vacuum set : 1 set
24. Kuret set : 1 set
25. Sectio caesarian set : 1 set
Bedah :
26. Electro surgical cauter : 1 unit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
47
27. Meja operasi : 1 unit
28. Lampu operasi mobile : 1 unit
29. Mesin anestesia : 1 set
30. Major surgery set : 1 set
Tindakan khusus lainnya :
31. THT set : 1 set
32. Head lamp : 1 unit
e. Peralatan Medis Pendukung
33. Emergency strecher : 1 unit
34. Sterilisator kering : 1 unit
35. Automatic film processor : 1 unit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
48
BAB XIII
PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN
UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan
sangat lambat. Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 100.000 kelahiran hidup (hasil
survey 2002 – 2003). Hal tersebut berarti setiap jam ada 2 ibu yang
meninggal dan setiap jam ada 10 kematian neonatal. Kematian bayi 35
per 1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002 – 2003) yang artinya setiap
jam ada 18 kematian bayi. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab
utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan
deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi.
Di samping itu konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 menetapkan
bahwa 2 dari 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development
Goals) pada tahun 2015 sangat terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan
anak yaitu:
• Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari
AKB pada tahun 1990 menjadi 23 dari 32/1000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.
• Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada
tahun 1990 menjadi 102/100000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009 telah
menetapkan target penurunan AKI dari 307 menjadi 226/ 100.000
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 49
kelahiran hidup dan AKB dari 35 menjadi 26/ 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2009. Dalam mencapai target tersebut perlu dilakukan upaya
terobosan yang efisien yaitu melalui program Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (RS).
Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia, persalinan macet serta komplikasi abortus. Penyebab kematian
utama adalah perdarahan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi
plasenta. Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III
yang kurang adekuat. Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan
indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi.
Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal)
dan meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah
komplikasi persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor
ketrampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan
ibu dan bayi yang berkualitas di RS.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu
penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus
dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan
bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk kegiatan
Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif/ PONEK di rumah
sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar/PONED di
tingkat Puskesmas.
Program PONEK 24 jam di RS kabupaten/kota merupakan program yang
sangat berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 50
lahir. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu tenaga
kesehatan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan perubahan perilaku Tim PONEK dalam pelayanan kepada
pasien. Sedangkan untuk mendukung pelayanan diperlukan peningkatan
sarana, prasarana dan peralatan di RS PONEK.
Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi (maternal neonatal)
yang berkualitas diperlukan ketersediaan tenaga terampil Tim PONEK
dalam penatalaksanaan kesehatan maternal neonatal dan sarana
prasarana serta peralatan PONEK sesuai standar di rumah sakit.
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan sarana prasarana dan
pengadaan peralatan kesehatan untuk rumah sakit siap PONEK dapat
memilih paket peningkatan sarana prasarana saja atau pengadaan
peralatan kesehatan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
rumah sakit dan ketersediaan dana yang ada.
A. Peningkatan Sarana dan Prasarana 1. Persyaratan Umum
Rumah Sakit Siap PONEK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi selama 24 jam.
Kriteria umum Rumah Sakit Siap PONEK meliputi :
a. Minimal rumah sakit kelas C yang menjadi pusat rujukan regional
di wilayah kerjanya.
b. Adanya dukungan pemerintah daerah dan direktur rumah sakit
mempersiapkan Tim PONEK di rumah sakit (terdiri dari 1 dokter
Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 1 dokter, 2 bidan dan 1 perawat) dan
biaya operasional untuk kesinambungan program.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 51
2. Persyaratan Teknis
a. Rumah sakit telah memiliki minimal 1 dokter Sp.OG dan 1 dokter
Sp.A
b. Tersedia UTDRS atau BDRS atau UTD PMI
c. Tersedia ruang maternal (kamar bersalin) yang mampu
menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit
d. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) dalam
melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik
e. Tersedia ruang neonatal untuk perawatan intensif
Luas lahan dan bangunan untuk peningkatan sarana dan prasarana:
a. Ruangan Maternal
1 Tiga Kamar Bersalin (untuk satu tempat tidur @16 m2) = 48 m2
2 Dua buah kamar mandi (@ 6 m2) = 12 m2
3 Kamar periksa (3 m x 4 m) = 12 m2
4 Ruang Perawatan (4 TT @ 8 m2) = 32 m2
5 Ruang Isolasi untuk kasus Infeksi (2 TT @ 8 m2) = 16 m2
6 Ruang Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (2 TT @ 8 m2) = 16 m2
7 Ruang Tindakan operasi kecil/darurat/one day care (2 TT @
12 m2) = 24 m2
8 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m2
9 Ruang Jaga Dokter (3 m x 5 m) = 15 m2
10 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) = 12 m2
11 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2) = 9 m2
12 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m2
13 Gudang Peralatan (2 m x 1 m) = 2 m2
14 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m2
15 Pantry (2 m x 2 m) = 4 m2
Total = 232 m2
b. Ruang Neonatal
1 Unit Perawatan Khusus = 20 m2
2 Ruang Laktasi = 6 m2
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 52
3 Ruang Pencucian Incubator = 6 m2
4 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m2
5 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) = 12 m2
6 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2) = 9 m2
7 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m2
8 Gudang Peralatan (2 m x1 m) = 2 m2
9 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m2
10 Ruang Linen bersih = 9 m2
Total = 94 m2
Total (a) + (b) = 326 m2
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka renovasi/pembangunan
disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan
kebutuhan minimal pelayanan.
Denah dan Tata ruang Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus
memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen
Kesehatan RI Tahun 2007.
Bila daerah mempunyai keterbatasan untuk mengikuti pedoman
tersebut di atas, maka daerah dapat mengikuti acuan di bawah ini.
1) Ruang Maternal
a. Kamar bersalin
• Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD
• Luas minimal 6 m2 per orang
• Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2
• Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 53
• Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat
hadir
• Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang
orang
• Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,
upayakan tidak melintas pada ruang bersalin
• Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit
umum
• Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar
neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan
komplikasi ke ruang rawat
• Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit
terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap
pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama
bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka
diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
• Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat
(nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat
setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post
partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan
dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar
bersalin.
• Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan
kamar bersalin
• Ruang postpartum harus cukup luas, standar 8 m2 per
tempat tidur (bed)
• Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari
• Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar
tempat tidur minimal 1 meter
• Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 54
• Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya
dan udara cukup
• Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
• Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi
(tanpa ke koridor)
• Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurang-
kurangnya 11 m2 dan berisi : tempat tidur pasien/obsgin,
kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil,
USG mobile dan troli emergensi
• Ada ruang perawat (nurse station)
• Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti
pada kamar bersalin
• Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk
kuret, penjahitan dan sebagainya
• Ruang tunggu bagi keluarga pasien
b. Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis
• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
• Paling kecil, ruangan berukuran 18 m2
• Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada
jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya
• Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik
yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
2) Ruangan Neonatal
a. Unit Perawatan Intensif
• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 55
• Minimal ruangan berukuran 18 m2
• Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada
jarak antar ranjang
• Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
• Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
b. Unit Perawatan Khusus
• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
• Minimal ruangan berukuran 12 m2
• Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah
• Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan
tempat tidur bayi
c. Area laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m2
d. Area pencucian inkubator
Minimal ruangan berukuran 6-8 m2
Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan
kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain :
• Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan
yang lainnya
• Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus
mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas
bagi ibu hamil
B. Pengadaan Peralatan (terlampir)
1. Peralatan Neonatal
2. Peralatan Maternal
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 56
BAB XIV
UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah salah satu instalasi di
RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman
(lulus skreening Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah/IMLTD) dengan
tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan
seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan screening
terhadap penyakit IMLTD, melakukan penyimpanan darah sebagai stock,
melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah
transfusi yang telah aman ke bagian lain / ruangan lain yang
membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan
pencatatan dan pelaporan.
A. Pembangunan Baru Pembangunan baru UTDRS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit pada umumnya.
1. Persyaratan Umum
Pembangunan fasilitas UTDRS mengacu pada persyaratan umum
sebagai berikut :
a. Tidak terdapat UTD yang dapat memasok kebutuhan darah aman di
rumah sakit yang bersangkutan
b. Terdapat rumah sakit pemerintah pada wilayah setempat
c. Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
57
pelayanan darah harus bersifat nirlaba
d. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan
pembinaan pelayanan transfusi darah
e. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS
setempat melalui APBD atau sumber lainnya
f. Lokasi berada di tempat yang strategis bagi ruang-ruang perawatan
dan ruang emergensi serta ruang operasi
g. Dalam melaksanakan perannya UTDRS harus berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan setempat dalam jejaring pelayanan darah
kabupaten/kota serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan
darah propinsinya
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Luas lahan dan bangunan dari UTDRS didasarkan pada jenis
pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan.
Adapun luasan itu adalah :
1) Ruang pimpinan luas : 9 m2
2) Ruang tunggu donor sukarela luas : 7.5 m2
3) Ruang administrasi dan loket luas : 9 m2
4) Ruang pemeriksaan/seleksi donor luas : 7.5 m2
5) Ruang AFTAP luas : 10 m2
6) Ruang pemulihan luas : 6 m2
7) Ruang laboratorium & R.cuci luas : 16 m2
8) Ruang penyimpanan darah luas : 6 m2
9) Kamar mandi / WC (2 buah) luas : 6 m2
10) Ruang jaga luas : 7.5 m2
11) Ruang genset/gudang luas : 7.5 m2
12) Lorong/sirkulasi ruangan luas : 8 m2
TOTAL 100 m2
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
58
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan
dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan
minimal pelayanan.
Dalam rangka penyelenggaraan UTDRS, perlu mempertimbangkan
kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain adanya pemisahan
visual antara ruang penyadapan darah satu dengan yang lainnya.
b. Denah dan tata ruang
Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang
dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang UTDRS harus memenuhi
beberapa persyaratan teknis dari pelayanan kesehatan yang ada, di
antaranya :
1) Bangunan berada dalam lingkungan/bangunan RS
2) Bangunan minimal memiliki beberapa ruangan antara lain :
• Ruang administrasi
• Ruang penyadapan darah
• Ruang laboratorium
• Ruang penyimpanan darah dan reagen
• ruang cuci
• WC
3) Bangunan memiliki sistem supply air yang cukup
4) Bangunan memiliki sistem limbah sesuai standar/dapat bergabung
dengan limbah RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
59
B. Rehabilitasi UTDRS
Rehabilitasi UTDRS ditujukan pada rumah sakit yang memiliki UTD yang
telah berfungsi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah
dan pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit.
1. Persyaratan Umum
Peningkatan kualitas UTDRS yang telah ada mengacu pada persyaratan
umum sebagai berikut :
• kondisi fisik (rusak ringan, sedang, berat)
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Luas lahan dan bangunan dari UTDRS mengacu pada
pembangunan baru UTDRS.
b. Denah dan tata ruang
Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan
yang dilaksanakan. Denah dan tata ruang UTDRS mengacu pada
pembangunan baru UTDRS.
C. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan UTDRS Agar UTDRS dapat berfungsi dengan optimal, maka perlu didukung
dengan peralatan UTDRS yang berkualitas dan memenuhi standar.
1. Persyaratan Umum
Pemenuhan kebutuhan peralatan UTDRS mengacu pada persyaratan
umum sebagai berikut :
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
60
a. Pembangunan baru dan renovasi UTDRS melalui DAK 2009
b. UTDRS yang didirikan melalui DAK 2008 dan belum mendapat
alokasi peralatan melalui APBN 2008
c. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS
setempat melalui APBD atau sumber lainnya
2. Persyaratan Teknis Peralatan dan bahan habis pakai untuk UTDRS adalah sebagai berikut :
a. Peralatan seleksi donor dan IMLTD
Hemoscale : 1 unit
Hemoglobinometer : 1 unit
Hand sealer : 2 unit
Tempat tidur donor : 2 unit
Stetoskop dewasa : 2 unit
Spygmomanometer air raksa : 2 unit
Timbangan badan : 2 unit
b. Peralatan penunjang laboratorium
Plasma extractor : 1 unit
Dry incubator : 1 unit
Serological centrifuge : 1 unit
Serological rotator : 1 unit
Adjustable M/C Micropipete
- Ukuran 5 – 50 µl : 1 unit
- Ukuran 50 – 200 µl : 1 unit
Mikroskop binokuler elektrik : 1 unit
Peralatan pemeriksaaan uji saring
metode gel test / microplate : 1 unit
Peralatan laboratorium lain : 2 paket
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
61
(Paket terdiri dari : Pasteur pipet plastic, labu semprot, rak
tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 mm,
hematokrit tube, beker glass, sarung tangan, lab jas, blood
grouping plate, baskom cuci, gunting stainless steel, klem lab,
gelas melamin, object glass, micro pipet yellow type)
c. Distribusi cool box
• untuk mobile unit (25-50 ktg) : 2 unit
• untuk ruangan (2-5 ktg) : 2 unit
d. Penyimpan reagen dan darah
• Blood bank refrigerator : 1 unit
• Medical refrigerator : 1 unit
e. Bahan Habis Pakai
1. Kantong darah
- Single bag 250 ml/350ml : sesuai kebutuhan
- Transfer bag : sesuai kebutuhan
2. Reagen
Anti-HCV : 1 paket
HbsAg : 1 paket
Golongan darah ABO, Rhesus dan
uji silang metode 3 fase dengan bovine
albumin 22% dan coombs serum : 1 paket
Sifilis : 1 paket
Reagen untuk pemeriksaan uji saring
metode gel test/microplate : 1 paket
HIV/AIDS : 1 paket
Larutan CuSO4 dengan BJ 1,053 : 1 paket
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
62
NaCl 0,9 % : 1 paket
Cairan desinfectant : 1 paket
Aquabidest : 1 paket
f. Peralatan kantor : 1 paket
(Paket terdiri dari : meja kantor, meja komputer, komputer,
printer, white board, kursi kantor) mempergunakan APBD, kecuali
untuk pembangunan baru UTDRS.
Mengingat pelayanan darah mempunyai resiko cukup tinggi, maka
peralatan UTDRS harus memiliki kualitas tinggi dengan jaminan purna
jual minimal 3 tahun.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
63
BAB XV
BANK DARAH RUMAH SAKIT
Sejalan dengan kebijakan Depkes dalam peningkatan kualitas dan akses
pelayanan darah seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No. 423 Tahun 2007 yaitu seluruh rumah sakit memiliki Bank
Darah Rumah Sakit (BDRS), maka perlu dibangun BDRS di setiap RS
Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan
transfusi darah dengan sistem distribusi tertutup.
BDRS adalah unit kerja di rumah sakit yang melaksanakan manajemen
pelayanan transfusi darah di rumah sakit. Fungsi BDRS adalah sebagai
pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah di rumah
sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan
bekerjasama dengan UTD setempat sebagai pemasok darah yang aman.
Pembangunan Baru 1. Persyaratan Umum
Pembangunan fasilitas BDRS mengacu pada persyaratan umum
sebagai berikut :
a. Terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di
kabupaten/kota setempat.
b. Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di wilayah setempat
c. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan
pembinaan pelayanan transfusi darah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
64
d. Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan
pemeliharaan BDRS melalui APBD.
2. Persyaratan teknis a. Luas ruang
Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang
dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah :
1) Ruang administrasi dan loket penerimaan
sampel darah Luas : 5 m2
2) Ruang laboratorium Luas : 9 m2
3) Ruang penyimpanan darah Luas : 6 m2
4) Ruang kepala BDRS dan ruang rapat Luas : 6 m2
5) Ruang jaga petugas Luas : 5 m2
6) Ruang gudang Luas : 3 m2
7) Ruang kamar mandi Luas : 3 m2
8) Lorong Luas : 3 m2
TOTAL 40 m2
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan
disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan
kebutuhan minimal pelayanan.
b. Denah dan tata ruang
Rancangan denah dan tata ruang pada BDRS harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang
dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang BDRS harus memenuhi
beberapa persyaratan teknis dan pelayanan kesehatan yang ada, di
antaranya :
1) Bangunan berada di dalam lingkungan/bangunan RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
65
2) Lokasi berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari
ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi
3) Luas minimal 40 m2 dengan cahaya dan ventilasi yang cukup
serta ber-AC termasuk ruang administrasi secara terpisah
4) Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, genset atau UPS
yang mampu mem-back up refrigerator agar stabilitas suhu tetap
terjaga
5) Tersedia 2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan bak
cuci alat
6) Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai
melengkung
c. Peralatan dan Bahan Habis Pakai
Peralatan minimal BDRS adalah sebagai berikut :
1) Blood bank refrigerator : 1 unit
2) Serological centrifuge : 2 unit
3) Serological rotator : 1 unit
4) Dry incubator : 1 unit
5) Microskop binoculer : 1 unit
6) Plasma extractor : 1 unit
7) Set peralatan uji silang serasi dengan
metode gel /microplate : 1 unit
8) Peralatan laboratorium lainnya : 1 paket
(Paket terdiri dari : pasteur pipet plastic, set alat pemeriksaan
uji silang serasi dengan metode gel test, labu semprot, rak
tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 ml,
hematokrit tube, beker glass, blood grouping plate, baskom
cuci, gelas melamin, gunting stainless steel, klem lab,
korentang, sarung tangan, jas laboratorium dan kacamata
pelindung, object glass, timer, micro pipete yellow type)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
66
9) Cool box kapasitas 3 – 5 kantong darah : 3 unit
10) Bahan habis pakai
Coombs control cell : 1 vial
NaCl 0,9% (@500ml) : 25 vial
Reagen golongan darah ABO, Rhesus
dan uji silang metode 3 fase dengan
bovine albumin 22% dan coomb serum : 10 vial (@10cc)
Reagen untuk pemeriksaan uji saring
metode gel test / microplate : 1 paket
Cairan desinfectant : 1 paket
11) Perlengkapan administrasi
Meja tulis dan kursi
Mesin ketik
Komputer dan printer
Lemari arsip
Telepon dan Faksimili
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
67
BAB XVI
FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan fasilitas tempat
tidur kelas III adalah rumah sakit milik pemerintah daerah propinsi
maupun milik pemerintah daerah kabupaten/kota yang melaksanakan
program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan BOR
rata-rata kelas III rumah sakit ≥ 85 % dan kecenderungan meningkat
dari tahun ke tahun. Di samping itu, rumah sakit tersebut belum
mendapat alokasi untuk peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III
melalui DAK TA 2008.
Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS 1. Persyaratan Umum
Masih tersedianya lahan untuk peningkatan fasilitas ini.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas Lahan dan Tata Ruang Bangunan
Pembangunan ruang rawat inap kelas III RS harus
memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan
serta alur pelayanan untuk kelancaran dalam pelayanan pasien.
Oleh karena itu setiap pembangunan ruang rawat inap kelas III
yang baik, berisi 8 (delapan) set tempat tidur yang dilengkapi
fasilitas penunjang antara lain : selasar, 2 (dua) buah kamar
mandi, 2 (dua) buah wastafel serta 2 (dua) buah ceiling fan.
Bila direncanakan membangun lebih dari 4 (empat) ruang rawat
inap kelas III, pada setiap pembangunan 4 (empat) ruang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
68
rawat inap ( dengan jumlah tempat tidur 32 buah ) atau
kelipatannya, maka perlu dibangun 1 (satu) ruang perawat
(Nurse Station) yang dilengkapi dengan ruang-ruang
pendukungnya.
Adapun contoh ukuran luas ruangan bangunan tersebut di
atas adalah sebagai berikut :
1) Ruang Rawat Inap Kelas III
• Ruang rawat inap kelas III 8 x 9 m2 = 72 m2 • 2 buah kamar mandi @ 2 x 3 m2 = 12 m2 • Selasar 8 x 2.5 m2 = 20 m2
Total luas bangunan yang dibutuhkan = 104 m2
2) Ruang Perawat (Nurse Station)
• 1 Ruang kerja perawat 3 x 3 m2 = 9 m2 • 1 Ruang istirahat petugas 3 x 3 m2 = 9 m2 • 1 Kamar mandi petugas 2 x 1.5 m2 = 3 m2
Total luas bangunan yang dibutuhkan = 21 m2
Apabila luas lahan yang dimiliki rumah sakit terbatas, maka
pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap
memperhatikan acuan ketentuan pembangunan ruang
pelayanan kesehatan.
b. Spesifikasi Teknis Bangunan
1) Ruang Rawat Inap Kelas III
• Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)
• Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat
• Atap dari genting dengan plafon
• Ruang rawat inap dilengkapi dengan 2 buah wastafel dari
keramik serta 2 buah kran dan saluran pembuangan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
69
• Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)
dilengkapi 1 bak mandi, 1 closet duduk dan 1 gantungan
infus
2) Ruang Perawat (Nurse Station)
• Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)
• Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat
• Atap dari genting dengan plafon
• Ruang kerja perawat dilengkapi dengan 1 buah wastafel
dari keramik serta 1 buah keran dan saluran pembuangan
• Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)
dilengkapi 1 bak mandi dan 1 closet duduk
c. Peralatan kesehatan
Peralatan kesehatan yang ada pada setiap ruang rawat inap
kelas III RS berisi 8 set tempat tidur, di mana setiap set
tempat tidur terdiri dari :
1) 1 buah tempat tidur dengan kelengkapannya (matras, bantal
dan guling)
2) 1 buah nakas
3) 1 buah tiang infus
Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus
memenuhi seluruh kriteria di bawah ini :
1) Berkualitas
2) Kebutuhan dan pemanfaatannya sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat
3) Keamanan
4) Kenyamanan
5) Kemudahan dalam pengoperasionalan/pemakaian
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
70
6) Kemudahan dalam pemeliharaan
7) Kemudahan dalam perbaikan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
71
BAB XVII
PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS
Pengadaan peralatan non kesehatan terbatas adalah untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi
Poskesdes/Pustu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi A. Sistem Informasi Kesehatan Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence
based di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan
untuk memacu Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di
Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat,
akurat, dan mutakhir.
Dengan adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas
diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen
pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas. Dengan
dukungan ini diharapkan data/informasi yang disampaikan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota adalah data yang lengkap, akurat dan
mutakhir.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
72
Pengadaan peralatan Sistem informasi Kesehatan di Puskesmas dapat
dilakukan secara bertahap yaitu tahap I dan tahap II.
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap: 1. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap I Tahap I ditujukan untuk mendukung administrasi pelayanan Puskesmas,
khususnya dibidang pengelolaan data.
Kriteria Puskesmas untuk tahap I :
a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik untuk menghidupkan personal
komputer
b. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator yang akan
mengoperasikan komputer
c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya
operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)
d. Merencanakan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tahapan
selanjutnya.
Urutan kegiatan tahap I (satu) : a. Pengadaan komputer beserta printer
b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian
(misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point)
c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer
agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas.
d. Data entri laporan sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan
menggunakan excel.
e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan
narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan.
f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan disket, flashdisk.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
73
Pengadaan komputer, printer dan software dapat dibiayai dengan
DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan
dari sumber anggaran lain.
Spesifikasi peralatan tahap I (satu) :
Komputer sebanyak 1 (satu) buah
• Corporate Desktop PC
• Intel Pentium Dual-Core Processor
• Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM
• Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM
• Integrated 10/100/1000 LAN
• Windows XP Professional, Vista atau Linux
• LCD Monitor 15 inch
• CPU dan Monitor satu merk
• Printer Deksjet/Inkjet
2. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap II Tahap II ditujukan untuk mendukung pelayanan pasien secara langsung,
sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat.
Kriteria Puskesmas tahap II :
a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas untuk mengembangkan jaringan
komputer di Puskesmas dalam mendukung pelayanan pasien.
b. Di Puskesmas tersedia aliran listrik yang hidup terus menerus pada jam
kantor (tidak sering putus), untuk menghidupkan jaringan komputer
c. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator terlatih yang akan
mengoperasikan jaringan komputer
d. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan jaringan komputer serta
biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
74
Urutan kegiatan untuk tahap II :
a. Pengadaan peralatan jaringan komputer yang terdiri:
1) 1 (satu) buah komputer server ditempatkan di Tata Usaha
2) 5 (lima) buah komputer workstation beserta printer yang dipasang
untuk: loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, poli KIA, pelayanan
obat
3) Perkabelan jaringan komputer yang terdiri dari switch/hub, kabel
UTP cat 5 dan pemasangannya.
4) Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah
b. Pengadaan software aplikasi, yaitu software untuk menjalankan sistem
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dalam hal ini dapat mereplikasi
software yang telah digunakan di Puskesmas yang lain.
c. Kursus atau pelatihan tenaga pengelola komputer yang akan
mengoperasikan komputer di setiap titik layanan agar mampu
menggunakan paket software aplikasi tersebut diatas.
d. Data entri laporan disetiap titik pelayanan sesuai dengan prosedur
pelayanan pasien di Puskesmas.
e. Mencetak data yang telah di entri dalam bentuk laporan yang telah
dibuat oleh software aplikasi dalam tabel, atau grafik selanjutnya
dibuat narasi
f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan disket, flashdisk.
Pengadaan peralatan jaringan komputer dan software aplikasi termasuk
cara penggunaannya dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan
untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
75
Spesifikasi perangkat untuk tahap II adalah:
1. Komputer Server sebanyak 1 (satu) buah
• Intel Xeon Processor
• Minimum 2 GB
• Mimimum 160GB harddrive 7200 RPM
• Integrated 10/100/1000 LAN
• LCD Monitor 15 inch
• CPU dan Monitor satu merk
2. Komputer Workstation sebanyak 5 (lima) buah
• Corporate Desktop PC
• Intel Pentium Dual-Core Processor
• Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM
• Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM
• Integrated 10/100/1000 LAN
• Windows XP Professional, Vista atau Linux
• LCD Monitor 15 inch
• CPU dan Monitor satu merk
• Printer Deskjet/Inkjet
3. Perangkat untuk perkabelan meliputi
• Switch/hub 10/100, 8 port
• Kabel UTP Category 5
• Pemasangan/instalasi
4. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah 1 KVA 5. Software Aplikasi Puskesmas :
• Modul Manajemen Pasien
• Modul Manajemen Program
• Modul Manajemen Unit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
76
Catatan Tambahan
Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan untuk Puskesmas
ini merujuk pada Buku Pedoman Pengembangan Bank Data
Kabupaten tahun 2008.
B. Peralatan Promosi Kesehatan Kegiatan DAK Program Promosi Kesehatan tahun 2009 dialokasikan
untuk pengadaan peralatan promosi kesehatan di Puskesmas. Tujuan
kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan promosi
kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar terutama
dalam rangka pemerataan, jangkauan dan kualitas pelayanan
kesehatan di daerah serta melengkapi kebutuhan sarana/peralatan
para pengelola program Promosi Kesehatan di Puskesmas, untuk
meningkatkan dukungan promosi program prioritas pembangunan
kesehatan nasional khususnya terkait upaya menurunkan angka
kematian ibu dan bayi di daerahnya masing – masing.
1. Persyaratan Umum
Sarana/peralatan Promosi Kesehatan tidak boleh dialihfungsikan
untuk kegiatan lain.
2. Persyaratan teknis
a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan
penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan
b. Standar Peralatan yang diusulkan didalam DAK Tahun 2009
untuk Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan di Puskesmas
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
77
Standar peralatan yang harus dimiliki oleh Puskesmas
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan di Puskesmas. Adapun rincian sarana / peralatan
yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus Tahun 2009,
sebagai berikut :
NO JENIS SARANA / PERALATAN STANDAR
1. Presentation Kit [Laptop, LCD
Projector dan Layar]
1 Unit
2 UHF Meeting Amplifire 1 Unit
3. Public Addres System / Megaphone 1 Unit
C. Pengadaan Peralatan Peraga Pelatihan Tenaga Kesehatan Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten/Kota, perlu peningkatan jangkauan
pelayanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, dan
peningkatan kualitas SDM kesehatan. Salah satu upaya peningkatan
kualitas SDM Kesehatan adalah melalui pelatihan dengan metode
pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, serta aplikasinya dari setiap
proses pembelajaran dimaksud.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan
mendengar dan melihat hanya mampu menyerap sebanyak 20%,
sedangkan jika peserta melakukan atau mempraktikkannya akan mampu
menyerap hingga 70 % dari apa yang mereka pelajari. Agar tujuan
pembelajaran tersebut tercapai secara tepat guna dan berdaya guna
diperlukan alat bantu peraga pelatihan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
78
Tujuan pengadaan peralatan ini adalah sebagai alat bantu pelaksanaan
pembelajaran dalam pelatihan. Dengan demikian para peserta pelatihan
dapat melakukan simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan, simulasi
pelayanan kegawatdaruratan, simulasi pelayanan kesehatan kandungan
dan kebidanan dalam rangka menurunkan AKI & AKB.
Pengadaan peralatan peraga pelatihan tersebut harus memperhatikan
persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Peralatan peraga pelatihan di kabupaten/kota belum tersedia.
b. Tersedianya Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) di
Kabupaten/Kota.
c. Terdapat unit yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan dan/atau kesehatan ibu anak di dinas
kesehatan Kabupaten/Kota.
d. Peralatan peraga pelatihan dapat digunakan oleh seluruh jajaran
kesehatan di Kabupaten/Kota (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan,
Puskesmas dan jaringannya).
2. Persyaratan Teknis
a. Pengadaan peralatan peraga pelatihan harus memenuhi mutu,
jenis dan kemudahan penggunaan serta pemeliharaannya.
b. Jenis alat peraga pelatihan:
1. Phantom resusitasi jantung dan paru
2. Phantom alat persalinan normal
3. Phantom panggul untuk pasang IUD
4. Phantom lengan atas untuk pasang infus
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
79
5. Phantom lengan untuk pasang implant
6. Phantom bayi untuk resusitasi/ventilasi
7. Phantom bayi berat lahir rendah
8. Phantom bayi untuk intubasi endotrakheal
9. Phantom lengan/kaki bayi untuk pasang infus
10. Peralatan evakuasi (emergency kit)
c. Kelengkapan alat bantu peraga pelatihan mengacu pada buku
Acuan Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam
Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta, 2008.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
80
BAB XVIII
SINKRONISASI PERENCANAAN PROVINSI – KABUPATEN/KOTA
A. Perencanaan Pemanfaatan tahun 2009
Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota) harus saling berkoordinasi
dalam penyusunan kegiatannya.
Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK Bidang
Kesehatan Tahun 2009, satuan kerja (satker) yang mendapatkan DAK,
menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dan berkoordinasi
dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi
diharapkan ikut aktif dalam evaluasi RAPBD Kabupaten/Kota (khusus
mengenai DAK Bidang Kesehatan).
Salinan RKA yang telah disusun dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
dan Departemen Kesehatan pada Menteri Kesehatan up Sekretaris
Jenderal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan
evaluasi.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
81
B. Perencanaan tahun 2010
Untuk perencanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2010,
diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi dapat mengkoordinir serta
melakukan penelaahan secara menyeluruh terhadap usulan serta data
terbaru (sarana prasarana kesehatan) dari RS dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Untuk selanjutnya usulan serta data tersebut dikirimkan pada :
1. Direktorat Kesehatan Komunitas dan Sekretaris Ditjen Bina
Kesehatan Masyarakat untuk data Sarana Pelayanan Kesehatan
Dasar dan UKBM.
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis untuk data
sarana pelayanan kesehatan rujukan.
3. Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal untuk seluruh data .
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
82
BAB XIX
PELAPORAN
Kepala SKPD selaku penanggung jawab anggaran sarana pelayanan
kesehatan dasar dan sarana pelayanan kesehatan rujukan pada kegiatan
DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 harus menyampaikan laporan
triwulanan.
Laporan triwulanan yang merupakan laporan tentang status kemajuan
pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni,
September dan Desember tahun 2009 disampaikan dan dikoordinasikan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk selanjutnya dikirimkan kepada
Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran.
Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi
keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
DAK tahun 2009 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah
waktu triwulan selesai. Selain itu kabupaten/kota juga diminta untuk
mengirimkan data jumlah dan kondisi seluruh sarana kesehatan yang ada
di wilayahnya, pada akhir bulan Maret (format terlampir).
Laporan ini akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
penentuan alokasi DAK Bidang Kesehatan tahun berikutnya.
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
83
BAB XX
PEMANTAUAN
Pemantauan DAK Bidang Kesehatan merupakan suatu kegiatan evaluasi
program untuk mengamati, mengidentifikasi serta mengantisipasi
terhadap pelaksanaan kegiatan di kabupaten/kota.
Pemantauan ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan
efektifitas pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 serta untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan.
Keluaran yang diharapkan dari pemantauan ini adalah teridentifikasinya
permasalahan yang timbul dan akan timbul sehingga dapat dilakukan
tindakan sedini mungkin.
Metodologi evaluasi meliputi :
1. Review laporan, adalah merupakan kegiatan untuk penelaahan seluruh
laporan pelaksanaan DAK yang bertujuan untuk mengkaji ulang
kesesuaian antara masukkan (input), proses dan keluaran (output).
2. Melakukan survei, adalah merupakan kegiatan penyebaran dan
pengolahan kuesioner di beberapa daerah sampel yang bertujuan
untuk mengetahui pencapaian hasil (outcome) dan manfaat (benefit)
dari pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan format kuesioner
ditentukan lebih lanjut.
3. Studi evaluasi dampak (jangka panjang), adalah merupakan kegiatan
meneliti dampak yang ditimbulkan dalam pelaksanaan DAK. Substansi,
metodologi dan indikator dampak ditentukan lebih lanjut.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
84
Pemantauan teknis terhadap pelaksanaan pemanfaatan DAK Bidang
Kesehatan tahun 2008 meliputi aspek-aspek:
1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK Bidang Kesehatan
2. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan RKA-SKPD.
3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan.
4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan.
5. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan.
Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten/Kota,
Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Pusat (Bappenas, Depkeu,
Depdagri, Dep Teknis).
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
85
BAB XXI
PENUTUP
Kebijakan teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang
Kesehatan tahun 2009 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat
meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat di kabupaten/kota, terutama daerah dengan derajat
kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat
memperoleh pelayanan kesehatan bermutu.
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
86
LAMPIRAN 1
DEFINISI OPERASIONAL
1. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
Unit di rumah sakit yang mempunyai peran dalam mendukung
pelayanan darah yang berkualitas di rumah sakit dengan sistem
satu pintu.
2. BOR (Bed Occupancy Rate) kelas III RS
Persentase pemanfaatan tempat tidur di kelas III untuk pelayanan
rawat inap pasien miskin/tidak mampu di rumah sakit dalam kurun
waktu tertentu.
3. Daerah Kepulauan
Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara
pulau pulau tersebut, dan lain lain wujud alamiah yang
hubungannya satu sama lain demikian eratnya.
4. Daerah Perbatasan
Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga,
baik perbatasan darat dan laut.
5. Daerah Terpencil
Kecamatan atau desa yang karena letak dan atau kondisi alam
memiliki kesulitan, kekurangan atau keterbatasan prasarana dan
sarana perhubungan, pelayanan kesehatan, persediaan kebutuhan 9
bahan pokok, SLTP serta kebutuhan sekunder lain, yang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 87
menimbulkan kesulitan bagi penduduk yang tinggal di wilayah
tersebut.
6. Daerah Tertinggal
Suatu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif
kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional.
7. Gender
Pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan
tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan
hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri.
8. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
Suatu unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan di
kabupaten/kota untuk mendukung ketersediaan obat dalam
pelayanan kesehatan dasar.
9. Keadilan Gender
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan berbagai hal
yang secara sosial dan menurut sejarah telah menghambat
perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil
dari peran yang dimainkannya. Keadilan gender mengantar ke
kesetaraan gender
10. Kendaraan Roda Dua
Sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas dan bidan desa
untuk kegiatan operasional Puskesmas.
11. Kesetaraan Gender
Perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki
kondisi yang sama untuk menggunakan hak-haknya dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 88
kemampuannya secara penuh dalam memberikan kontribusinya
kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
12. Menu Pilihan
Menu yang dapat dipilih oleh daerah/SKPD setelah menu utama
terpenuhi.
13. Menu Utama
Menu yang harus dipilih terlebih dahulu oleh daerah/SKPD sebelum
memilih menu pilihan. Bila menu utama sudah terpenuhi baik dari
anggaran DAK atau anggaran lainnya, baru diperbolehkan untuk
memilih menu pilihan dengan melampirkan data – data pendukung.
14. Peningkatan
Peningkatan status puskesmas, sebagai contoh : pustu menjadi
puskesmas atau puskesmas menjadi puskesmas perawatan.
15. Peralatan kesehatan
Peralatan dasar minimal (medis dan non medis) untuk Puskesmas
dan jaringannya sebagaimana mengacu pada buku Pedoman
Peralatan, Ditjen Bina Kesmas tahun 2007.
16. Perluasan
Penambahan ukuran dan/atau penambahan ruangan untuk
peningkatan fungsi pelayanan, termasuk kelengkapan/sarana
pendukungnya.
17. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang
didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar
musyawarah untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 89
Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan
lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.
18. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
19. Pulau Terluar
Pulau dengan luas area kurang atau dengan 2000 Km2 (dua ribu
kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis
yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan
hukum internasional dan nasional
20. Puskesmas
Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
21. Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda
empat atau perahu motor, dilengkapi peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari
Puskesmas.
22. Puskesmas Keliling Perairan
Puskesmas Keliling berbentuk perahu bermotor/kapal yang
dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga
dan pendukung lainnya, yang disesuaikan dengan fungsi
Puskesmas.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 90
23. Puskesmas Pembantu
Unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian
integral dari Puskesmas yang melaksanakan sebagian tugas
Puskesmas.
24. Puskesmas Perawatan
Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi
sebagai rujukan antara dan dapat melaksanakan tindakan pra
rujukan (bila diperlukan), sebelum dirujuk ke institusi rujukan.
25. Puskesmas PONED
Puskesmas perawatan yang memiliki kemampuan serta fasilitas
PONED 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,
bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader dari masyarakat, bidan di
desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus
yang tidak mampu ditangani.
26. Rehabilitasi
Upaya perbaikan sarana fisik Puskesmas dan jaringannya untuk
mengembalikan fungsi pelayanan dan meningkatkan penampilan.
27. Responsif Gender
Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-
perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang
disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dalam
mencapai kesetaraan
28. Rumah Dinas
Rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang
bertugas di Puskesmas.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 91
29. Rumah Sakit Siap PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatal,
Emergency dan Komprehensif )
Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan
maternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24
jam.
29. Safe Community
Keadaan aman dan sehat dalam seluruh siklus kehidupan sejak
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
30. Sarana pendukung
Fasilitas/alat-alat untuk mendukung terselenggaranya suatu
kegiatan.
31. Sarana dan Prasarana yang Responsif Gender
Sarana prasarana peralatan kesehatan yang mengakomodasikan
permasalahan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda antara laki-laki
dan perempuan.
32. Sensitif Gender
Kemampuan untuk memberikan perhatian secara konsisten dan
sistematis untuk melihat perbedaan kebutuhan perempuan dan laki-
laki dalam upaya mencapai keadilan gender
33. SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu)
Sistem penanganan penderita gawat darurat pra RS (ditengah
masyarakat, poskesdes, puskesmas, selama dalam transport) ,RS
(Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-kamar
jenazah) dan antar RS.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 92
34. Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD RS)
Salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia
darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD/Infeksi Menular
Lewat Transfusi Darah).
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 93
LAMPIRAN 2
FORM EVALUASI 1 DATA DASAR DAN KONDISI PUSKESMAS
DAN JARINGANNYA Propinsi : Kabupaten/Kota :
KONDISI UNIT YANG DIBIAYAI DAK NON DAK NO
NAMA
SARANA KESEHATAN
KEC BAIK RR RS RB 2006 2007 2008 2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 Puskesmas
A. Mawar B. Melati DST.
2 Pustu, dst
Petunjuk pengisian : - Kolom 2 diisi dengan nama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling R-4 dan Perairan, Pondok Bersalin Desa, Rumah Dinas Dokter, Perawat dan Bidan Puskesmas, Kendaraan Operasional R-2 dan Instalasi Farmasi.
- Kolom 3 diisi dengan nama kecamatan tempat sarana kesehatan berada - Kolom 4-6 diisi dengan checklist (v) sesuai dengan kondisi sarana
puskesmas/jaringannya. - Kolom 7-9 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai DAK sesuai dengan
tahunnya. - Kolom 10-12 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai APBD sesuai
dengan tahunnya. - RR : rusak ringan (fisik bangunan <25% rusak). - RS : rusak sedang (fisik bangunan 25-50% rusak). - RB : rusak berat (fisik bangunan >50% rusak).
..................,..................... 2009
Kepala SKPD
(.............................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 94
LAMPIRAN 3
FORM EVALUASI 2A
REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR TRIWULAN I/II/III/IV *)
Propinsi : Kabupaten/Kota :
No Kegiatan Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK Fisik %
1 2 3 4 5 6 7 1. Puskesmas Perawatan
a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan
2 Puskesmas a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan
3 dst nya Total
Petunjuk pengisian : Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana
kesehatan. Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan
(termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan. Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK (termasuk
pendamping) untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *).
Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *).
*) coret yang tidak perlu
.............,...............2009
Kepala SKPD ...................
(......................................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
95
FORM EVALUASI 2b
REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009
SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TRIWULAN I/II/III/IV *)
Propinsi : Kabupaten/Kota :
No Kegiatan Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK Fisik %
1 2 3 4 5 6 7 1. TT Kelas III RS
a. Pembangunan baru bangsal rinap
b..Pengadaan Alkes c. dll
2 Unit Transfusi Darah a. Pembangunan baru b. Pengadaan Alkes c. dll
3 Pengadaan Peralatan Medik untuk IGD RS
4 RS Siap PONEK a. dstnya.....
Petunjuk pengisian :
Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana
kesehatan. Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan untuk
masing-masing kegiatan. Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing
kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan
I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu ......................,............................ 2009 Kepala SKPD ...................
(......................................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
96
LAMPIRAN 4
FORM EVALUASI 3 PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
No Kegiatan Permasalahan Upaya Pemecahan Masalah 1 2 3 4
Petunjuk pengisian :
Kolom 2 diisi dengan nama kegiatan Kolom 3 diisi dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Kolom 4 diisi dengan upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan
masalah.
......................,........................ 2009
Kepala SKPD
…....................................................................................
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 97
LAMPIRAN 5
DAFTAR NAMA PULAU-PULAU TERLUAR BERPENDUDUK RI YANG BERBATASAN DENGAN
NEGARA TETANGGA
NO NAMA KAB NEGARA TITIK PDDK PULAU /PROV BATAS KOORDINAT Ada Tdk
Sumut
1 Simuk Nias Selatan
LAUT LEPAS 00.05.33 LS 97.51.14 BT
1
Kep Riau
2 Karimun Anak
Karimun MALAYSIA 01.09.59 LU 103.23.20 BT
1
3 Pelampong Batam SINGAPURA 01.07.41 LU 103.41.58 BT
1
4 Subi Kecil Natuna MALAYSIA 03.01.51 LU 108.54.52 BT
1
Bengkulu
5 Enggano Bengkulu Utara
LAUT LEPAS 05.31.13 LS 102.16.00 BT
1
Jateng
6 Nusa kambangan
Cilacap AUSTRALIA 07.47.05 LS 109.02.34 BT
1
NTT
7 Alor Alor TIMOR LESTE
08.13.50 LS 125.07.55 BT
1
Kaltim
8 Maratua Berau MALAYSIA 02.15.12 LU 118.38.41 BT
1
9 Sebatik Nunukan MALAYSIA 04.10.00 LS 117.50.00 BT
1
Sulut
10 Mantehage Minahasa Utara
MALAYSIA 01.45.47 LU 124.43.51 BT
1
11 Makalehi Sitaro PHILIPINA 02.44.15 LU 125.09.28 BT
1
12 Kawaluso Sangihe PHILIPINA 04.14.06 LU 125.18.59 BT
1
13 Kawio Sangihe PHILIPINA 04.40.16 LU 125.25.41 BT
1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
98
NO NAMA KAB NEGARA TITIK PDDK PULAU /PROV BATAS KOORDINAT Ada Tdk
14 Marore Sangihe PHILIPINA 04.44.14 LU 125.28.42 BT
1
15 Miangas Talaud PHILIPINA 05.34.02. LU 126.34.54 BT
1
16 Marampit Talaud PHILIPINA 04.46.18 LU 127.08.32 BT
1
17 Kakarutan Talaud PHILIPINA 04.37.36 LU 127.09.53 BT
1
Sulteng
18 Lingayan Toli-Toli MALAYSIA 00.59.55 LU 120.12.50 BT
1
Maluku
19 Asutubun MTB AUSTRALIA 08.03.07 LS 131.18.02 BT
1
20 Selaru MTB AUSTRALIA 08.10.17 LS 131.07.31 BT
1
21 Marsela MTB AUSTRALIA 08.13.29 LS 129.49.32 BT
1
22 Metimarang MTB AUSTRALIA 08.21.09 LS 128.30.52 BT
1
23 Larat MTB AUSTRALIA 07.14.26 LS 131.58.49 BT
1
24 Leti MTB TIMOR LESTE
08.14.20 LS 127.37.50 BT
1
25 Kisar MTB TIMOR LESTE
08.06.10 LS 127.08.36 BT
1
26 Wetar MTB TIMOR LESTE
07.56.50 LS 126 28.10 BT
1
27 Liran MTB TIMOR LESTE
00.32.08 LU 130.43.52 BT
1
28 Panambulai Kep. Aru AUSTRALIA 06.19.26 LS 134.54.53 BT
1
29 Kultubai selatan
Kep. Aru AUSTRALIA 06.49.54 LS 134.47.14 BT
1
Irjabar
30 Fani Raja Ampat
PALAU 00.20.16 LS 132.09.34.BT
1
Papua
31 Bras (pp. Mapia)
Supiori PALAU 00.23.38 LS 135.16.27 BT
1
32 Bepondi Supiori ZEE.S .PASIPIK
01.34.26 LS 138.42.57 BT
1
33 Liki Sarmi PNG 01.34.26 LS 138.42.57 BT
1
34 Kolepon Merauke AUSTRALIA 08.12.49 LS 137.41.24 BT
1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
99
LAMPIRAN 6
DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES DTPK 2007 - 2009
STATUS NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN NAMA
PUSKESMAS TT Non TT
Jlh KETERANGAN
1 SUMUT Nias Selatan
Pulau-Pulau Batu Pulau Tello 1 1 Pulau terluar
2 KEPRI Natuna Pulau Laut Pulau Laut 1 1 Perbatasan Subi Subi* 1 1 Pbtsn & PPKT Serasan Serasan 1 1 Perbatasan Karimun Tebing Tebing 1 1 Pulau terluar
Batam
Belakang Padang Blk Padang 1 1 Pulau terluar
3 BENGKULU Bengkulu Utara
Enggano Enggano 1 1 Pulau terluar
4 KALBAR Sambas Paloh Paloh 1 1 Perbatasan Sajingan Besar Sajingan 1 1 Perbatasan Sanggau Entikong Entikong 1 1
Sekayam Balai Karangan 1 1
Sintang Ketungan Hulu Senaning 1 1 Perbatasan
Ketungan Tengah Merakai 1 1 Perbatasan
Kapuas Hulu Na Kantuk Empanang 1 1
Sei Antu Puring Kencana 1 1 Perbatasan
Badau Badau 1 1 Perbatasan
Desa Sepandan Lanjak 1 1 Perbatasan
Ba Martinus Embaloh Hulu 1 1 Perbatasan Bengkayang Seluas Seluas 1 1 Perbatasan Jagoi Babang Jagoi Babang 1 1 Perbatasan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
100
STATUS NO PROPINSI KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS TT Non
TT
Jlh
KETERANGAN
5 KALTIM Kutai Barat Long Apari Tiong Ohang 1 1 Perbatasan
Long Pahangai Long Pahangai 1 1 Perbatasan
Malinau Kayan Hulu Lg.Nawang 1 1 Perbatasan Kayan hilir Data Dian 1 1 Perbatasan Pujungan Lg.Pujungan 1 1 Perbatasan Kayan Selatan Long Ampung 1 1 Perbatasan Bahau Hulu Long Alango 1 1 Perbatasan Nunukan Krayan Long Bawan 1 1 Perbatasan Krayan Selatan Long Ayu 1 1 Perbatasan Lumbis Mansalong 1 1 Perbatasan Nunukan Nunukan 1 1 Perbatasan Sebatik Setabu (*) 1 1 Pbtsn & PPKT Sebatik Aji Kuning(*) 1 1 Pbtsn & PPKT
Sebatik Sei Nyamuk(*) 1 1 Pbtsn & PPKT
Sebuku Pembeliangan 1 1 Perbatasan Berau (*) Maratua Maratua 1 1 Pulau terluar
6 SULUT Kep. Talaud Miangas 1 1 Perbatasan Karatung(*) 1 1 Pbtsn & PPKT Dapalan (*) 1 1 Pbtsn & PPKT Gemeh Gemeh(*) 1 1 Pbtsn & PPKT Kakorutan 1 1
Minahasa Utara
Wori Wori 1 1 Pulau terluar Sangihe Kendahe Kendahe 1 1 Pulau terluar Tabukan Utara Marore 1 1 Sitaro Siau Barat Ondong 1 1 Pulau terluar
7 SULTENG Toli-Toli Dampal Utara Ogutua 1 1 Pulau terluar
8 NTT Kupang Amfoang Utara Naikliu 1 1 Perbatasan Amfoang Timur Noelpoi 1 1 Perbatasan Miomafo Barat Eban 1 1 Perbatasan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
101
STATUS
NO
PROPINSI
KABUPATEN
KECAMATAN NAMA PUSKESMAS TT
Non TT
Jlh KETERANGAN
Miomafo Barat Tasinifu 1 1 Perbatasan Miomafo Timur Nunpene 1 1 Perbatasan Miomafo Timur Bitefa 1 1 Perbatasan Miomafo Barat Oeolo 1 1 Perbatasan Insana Utara Wini 1 1 Perbatasan Belu Tasifeto Timur Wedomu 1 1 Perbatasan Lamaknen Weluli 1 1 Perbatasan Lamaknen Nualain 1 1 Perbatasan Tasifeto Barat Halilulik 1 1 Perbatasan Kobalima Nanvalus 1 1 Perbatasan Raihat Haekesak 1 1 Perbatasan Kakuluk Mesak Atapupu 1 1 Perbatasan Kakuluk Mesak Haliwen 1 1 Perbatasan Raimanuk Webora 1 1 Perbatasan Alor Alor Selatan Padang Alang 1 1 Pulau terluar Alor Timur Maritaing 1 1 Pulau terluar
Alor Barat Daya Buraga 1 1 Pulau terluar
Mataru Kalunan 1 1 Pulau terluar 9 MALUKU MTB
Tanimbar Selatan Saumlaki 1 1 Pulau terluar
Selaru Adaut 1 1 Pulau terluar Selaru Namtabung 1 1 Pulau terluar Babar Timur Marsela 1 1 Pulau terluar Mdona Hiera Lelang 1 1 Pulau terluar Tanimbar Utara Larat 1 1 Pulau terluar Lemola Serwaru 1 1 Pulau terluar Pp. Terselatan Wonreli 1 1 Pulau terluar Wetar Ilwaki 1 1 Pulau terluar Wetar Ustutun 1 1 Pulau terluar Kepulauan Aru Aru Tengah Koijabi 1 1 Pulau terluar Aru Tengah Meisiang 1 1 Pulau terluar
10 MALUT Halmahera Utara
Daruba 1 1 Perbatasan Wayabula 1 1 Perbatasan Bere-bere 1 1 Perbatasan 11 PAPUA Jayapura(Kota)
Koya 1 1 Perbatasan Sarmi Sarmi 1 1 Pulau terluar
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
102
STATUS NO
PROPINSI
KABUPATEN
KECAMATAN NAMA PUSKESMAS TT
Non TT
Jlh KETERANGAN
Merauke Ulilin 1 1 Perbatasan Bupul 1 1 Perbatasan Sota 1 1 Perbatasan Rimba Jaya 1 1 Perbatasan Kimaam 1 1 Pulau terluar Supiori (*) Supiori Barat Sabarmiokre 1 1 Pulau terluar Supiori Timur Sorendoweri 1 1 Pulau terluar Peg. Bintang Oksibil 1 1 Perbatasan Iwur 1 1 Perbatasan Batom 1 1 Perbatasan
Boven Digoel Mindiptanah 1 1 Perbatasan Waropko 1 1 Perbatasan Keerom Arso Barat 1 1 Perbatasan Waris 1 1 Perbatasan Senggi 1 1 Perbatasan Ubrub 1 1 Perbatasan 12 IRJABAR Raja Ampat Samate 1 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
103
LAMPIRAN 7
DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR
NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL PERBA PPK TERLUAR TASAN BERPENDUDUK KAB KAB KAB PULAU 1 NAD 23 16 0 0 0
2 Sumatera Utara 26 6 0 1 1
3 Sumatera Barat 19 9 0 0 0
4 Riau 11 2 0 0 0 5 Jambi 10 2 0 0 0
6 Sumatera Selatan 15 6 0 0 0
7 Bengkulu 9 8 0 1 1 8 Lampung 10 5 0 0 0
9 Bangka Belitung 7 3 0 0 0
10 Kepulauan Riau 6 1 1 3 3
11 DKI 6 0 0 0 0 12 Jawa Barat 26 2 0 0 0 13 Jawa Tangah 35 3 0 1 1 14 Yogyakarta 5 2 0 0 0 15 Jawa Timur 38 8 0 0 0 16 Banten 6 2 0 0 0 17 Bali 9 1 0 0 0
18 Nusa Tanggara Barat 9 7 0 0 0
19 Nusa Tenggara Timur 19 15 3 1 1
20 Kalimantan Barat 13 9 5 0 0
21 Kalimantan Tengah 14 7 0 0 0
22 Kalimantan Selatan 13 2 0 0 0
23 Kalimantan Timur 13 3 3 2 2
24 Sulawesi Utara 13 2 1 4 8
25 Sulawesi Tengah 10 9 0 1 1
26 Sulawesi Selatan 23 13 0 0 0
27 Sulawesi Tenggara 12 8 0 0 0
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
104
NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL PERBA PPK TERLUAR TASAN BERPENDUDUK KAB KAB KAB PULAU
28 Gorontalo 6 4 0 0 0 29 Sulawesi Barat 5 5 0 0 0 30 Maluku 8 7 0 2 11 31 Maluku Utara 8 6 1 0 0 32 Papua 21 19 5 3 4
33 Irian Jaya Barat 9 7 0 1 1
JUMLAH 457 199 19 20 34
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
105
LAMPIRAN 8
STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK POS KESEHATAN DESA (POSKESDES)
Peralatan dan logistik Pos Kesehatan Desa meliputi peralatan medis, peralatan non medis, obat, bahan habis pakai, dan alat penyuluhan. Adapun peralatan dan logistik minimal yang harus ada di Pos Kesehatan Desa adalah sebagai berikut :
No Nama Alat 1 Bidan kit 2 Meja gynekologi 3 Meteran 4 Palu pengukur refleks 5 Pelvimeter obstetrik pengukur panggul 6 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran besar) 7 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran sedang) 8 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran kecil) 9 Stetoskop dupleks dewasa 10 Foetal stetoskop pinnard monorial alumunium 11 Sudip lidah panjang 12 Tensimeter 13 Tensimeter manset anak 14 Termometer klinis 15 Termometer bayi 16 ARI timer 17 Pipet tetes 3 ml plastik 18 Alat pengisap lendir bayi baru lahir 19 Alat resusitasi dan sungkup/ resusitator infant 20 Nasogastric tube no. 14 F 21 Alat pemasang IUD 22 Alat pengait IUD 23 Gunting bedah standar lurus 24 Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tajam 25 Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tumpul 26 Gunting bedah standar lurus ujung tumpul/tumpul 27 Kateter karet No. 10 (Nelathon) steril 28 Kateter karet No. 14 (Nelathon) steril 29 Kateter logam no. 12 untuk wanita 30 Klem tampon uterus 25 cm (bozeman) 31 Klem tampon uterus 25 cm (schroder) 32 Korentang lengkung penjepit alat steril 23 cm (Cheattle) 33 Korentang penjepit sponge (Forester) 34 Pinset anatomis 14,5 cm
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
106
No Nama Alat 35 Pinset anatomis 18 cm 36 Semprit glycerin 30 cc 37 Surgical hand brush terbuat dari nylon 38 Sonde uterus 39 Sterilisator 40 Celemek plastik (short) panjang 52 inchi 41 Perlak tebal lunak (200x90 cm) 42 Sarung tangan ukuran 5,6,7 & 7,5 43 Sarung tangan sebatas siku ukuran 5,6,7 & 7,5 44 Baki logam tempat alat steril 45 Mangkok untuk larutan 46 Meja instrumen alat 47 Hemoglobin set (Sahli) 48 Silinder korentang steril 17 cm 49 Standart waskom 50 Torniquet karet 51 Waskom bengkok (Nier-bekken) 12 cm 52 Waskom cekung 36 cm 53 Waskom cuci 40 cm 54 Tiang infus 55 Pompa Payudara untuk ASI 56 Doppler 57 Timbangan injak dewasa 136 kg 58 Timbangan dacin 25 kg 59 Timbangan bayi 60 Timbangan dewasa + tinggi badan 61 Alat pengukur panjang badan bayi type caliper 62 Infus set pediatric pak isi 10 63 Vena cateter for infant no. 26 G pak isi 10 64 Spuit disposible 1 cc 65 Spuit disposible 2,5 cc 66 Tempat tidur periksa ditambah meja resusitasi bayi dengan
penghangat 67 Tempat tidur tindakan (persalinan) 68 Tempat tidur pasien rawat inap 69 Boks bayi 70 Selimut bayi 71 Lemari alat 72 Lemari arsip 73 Meja biro 74 Kursi 75 Bangku tunggu 76 Tempat tidur periksa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
107
Bidan Kit :
No Nama Alat Jumlah 1 Apron plastik tebal 1 2 Alat pengisap lendir bayi baru lahir 2 3 ARI timer untuk bayi standar Unicef 1 4 Autoclik device 1 5 Baby scale 7 kg + celana 1 6 Bak instrumen 509 (21x11x4,5 cm) 1 7 Blood lancet 28 G 1 8 Bowel metal 12 cm 2 9 Catgut plain 2/0, 1,5 cm (expired date
minimum 3 tahun) 1
10 Kateter disposible No. 12 10 11 Duk kain katun 60x60 cm steril 2 12 Funduscope kayu/ foetal stetoscope 1 13 Gunting episiotomi 14 cm 1 14 Gunting operasi lurus 14 cm, tajam/tumpul 1 15 Gunting tali pusat 16 cm 1 16 HB Talquis book 1 17 Hechting Nald, GR 12 1 18 Hechting Nald, GT 12 1 19 Infusion set dewasa 5 20 Infusion set paediatric 5 21 IV catheter no 18 G 5 22 IV catheter no. 26 untuk bayi 5 23 Jarum disposible 23 G, box/ 100 1 24 Kocker lurus 16 cm, stainless 2 25 Meteran/ metline 1,5 m 1 26 Mucous suction (pengisap lendir) 5 27 Nasogastric tube no. 14 F 2 28 Needle holder Mayo 14 cm 2 29 Nelathon catheter no. 12 steril 5 30 Nier-bekken 20 cm stainless 2 31 Pinset anatomi 14 cm stainless 1 32 Pinset bedah 14 cm stainless 1 33 Pinset bedah 18 cm stainless 1 34 Resusitator bayi standart 1 35 Sarung tangan bedah no. 6,5; 7; 7,5 30 ps 36 Selimut bayi 2 37 Senter besar 1 38 Setengah kocker ss 14 cm 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
108
No Nama Alat Jumlah 39 Sheet plastik tebal 2 40 Sikat tangan dari nylon halus 1 41 Tensimeter 1 42 Spiritus lamp sumbu 2 1 43 Spuit disposible 1 cc 1 box 44 Spuit disposible 3 cc 1 box 45 Stetoskop duplex dewasa + 1 membran + 1 ps
ear loop 1
46 Stetoskop bayi 1 47 Termometer bayi axilla 1 48 Termometer digital 8 detik 1 49 Timbangan bayi 20 kg 1 50 Timbangan dewasa 130 kg 1 51 Ukuran lengan ibu hamil 1 52 Umbilical cord klem bahan nylon 10 53 Tas bidan kit 1 54 Tas partus kit 55 Selimut bayi 56 Wing Needle No. 23 & 25 G
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
109
Lampiran 9
Ruang Konsultasi Gizi
1. Sarana :
a. Ruang Konseling yang strategis (minimal 2 X 2.5 m2)
b. Lemari, kursi , meja
c. Lemari buku
2. Peralatan
a. Komputer dan printer
b. Software Nutriclin
c. Timbangan Injak dan Timbangan Bayi
d. Microtice
e. Length Board
f. Pita LILA
g. Food Model
h. Leaflet
i. Form Anamnesa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 110
LAMPIRAN 10
DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT &
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung
No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1 2 3
Oksigen Konsentrator Sound Timer Nebulizer
Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita, Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII tahun 2006 (Lampiran IV : Aspek Logistik Program P2 ISPA, hal: 53 - 56)
Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1
Mikroskop
Tata laksana Demam berdarah Di Indonesia, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII, tahun 2006 (Bab III : Diagonis Demam Dengue / DBD, hal : 17 - 22)
2 Mesin Fog 3
Hematrokrit Centrifuge
Pencegahan & Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia, Ditjen P & PL, Depkes RI tahun 2005 (Buku 1: Bab III : Pemeriksaan Penderita DBD , hal : 10 - 11, Buku 3 : Bab IV : Cara Memberantas Nyamuk Penular DBD, hal : 13 - 14)
Direktorat Surveillans Epidemiologi Imunisasi Kesehatan Masyarakat No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1
Lemari Es RCW 50 EK
2
Lemari Es Tenaga Surya
3 Vaccine Carrier
Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Ditjen PP & PL, Depkes RI, tahun 2006, Penerbit Unicef ( Bab IV : Penanganan Peralatan Rantai Vaksin, hal 21 - 35)
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 111
1 Jantung sehat Kit
-Tensi meter air raksa
-Stetoskcop adult
- Pengukur berat badan dan tinggi badan
- Pengukuran Lingkar pinggang
1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39
2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20
2 ECG Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 13
3 Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri
1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung& Pembuluh Darah, Jakarta,Depkes RI 2007, hal : 12
2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 9, 10
4 Test inspeksi visual terdiri :
Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak)
a. lampu sorot b. speculum
c. meja ginekologi portable
d. kursi putar untuk operator
e. tangga untuk meja ginekology
5 Cyosurgery kit :
a. Kriogun Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak)
b. N2O c. Kolposcopy
d. Spekulum beak (hitam)
e. meja ginekologi elektrik
d. kursi putar untuk operator
NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA
e. tangga untuk meja ginekology
6 Body fat analyser Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 11
7 Glukosa test Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 12
8 Trauma kit Petunjuk Teknis Penemuan &Tatalaksana
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 112
Akibat Kecelakaan Lalulintas : Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 17
9 Peak Flow Rate Meter
Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 18
10 Nebulizer 11 Spirometer 1. Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta :
Depkes RI, 2007, hal : 10 2. Pedoman Penemuan dan Tatalaksana PPOK,
Jakarta : Depkes RI, 2007 hal : 9, 23, 25, 26 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 1
Jantung sehat Kit - Tensi meter air raksa - Stetoskop dewasa - Pengukur berat badan
dan tinggi badan - Pengukuran lingkar
pinggang
1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39
2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20
2
ECG
Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007, hal 13
3
Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri
1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 12
2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 9
4 Test inspeksi visual terdiri : Pedoman TOT Penyakit Kanker
a. lampu sorot b. speculum
c. meja ginekologi portable
d. kursi putar untuk operator
e. tangga untuk meja ginekology
5 Cyosurgery kit : Pedoman TOT Penyakit Kanker a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik
d. kursi putar untuk operator
e. tangga untuk meja ginekology
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 113
NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA 6 Body fat analyser 7
Glukosa test
Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Depkes RI 2007, hal 11
8 Trauma kit
9 Peak Flow Rate Meter
10 Nebulizer
Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas; Depkes RI 2007 hal 17
11
Spirometer
Pedoman Penemuan dan tatalaksana PPOK, Depkes RI, 2007 hal 9,23,25,26
Direktorat Penyehatan Lingkungan Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Depkes RI,
Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun
2005, Lampiran 1 – 13
1 Sanitarian Field Kit terdiri dari :
Mosquito Traps (aspirator, paper cup, cidukan plastik, botol larva, lensa loupe pembesar)
Fly Grill Thermometer Hygrometer Lux meter Peralatan Penunjang pengambilan sampel terdiri dari :
Pisau stainless steel, Pinset stainless steel, kompas stainless steel, counter, petridish, media carry & blair, anal rectal swab, sarung tangan karet, masker, burner, lampur senter, alumunium foil, lampu spiritus stainless steel, thermos vol. 250 cc, meteran linen 50 mtr, tas tempat peralatan
2 Soil Test Kit terdiri dari :
Sendok, centrifuge, tabung centrifuge, object glass, cover glass, gelas ukur 1000 ml, saringan kawat kasa, Hydrometer, mikroskop, batang pengaduk, corong, timbangan, rak tabung, pipet
3 Food Contamination Test Kit terdiri dari :
Paddle tester kit,swab tester kit, LT/MUG Broth (single strengt),EC/MUG (single strengt), filter holder with receiver,mesuring cylinder, erlenmeyer, chlorine tester, iodine tester, portable coliform incubater panel sawith, selected operating temperature of 25° to 110°C with pilot lamp, funnel, innoculating wire, rack coliform tube, portable food blender, pulp stainer, food basin stainless steel, sterile membran filter (47 mm, 0,45 micron M pore size), vynil glove, hard carrying box, digital thermometer, digital pH meter, flash light, syring 25 ml, aquadest bottle,test tube 16 x 60 mm, vacuum pump nalge, rubber pipet, ultra violet lamp portable, erlarglasglass
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 114
4 Cholinesterase Test Kit a Tintometer Kit terdiri dari:
pipet, Kurvet, tabung, sumbat karet, tabung volumetrik, spatula, pen steril (vaccinesteel/autoclic), pipet otomatis, test tube.
b Cholinesterase Kit terdiri dari :
autoclic, botol tempat indikator, botol tempat substrat, botol tempat aquadest, botol penyemprot, erlenmeyer 500 cc, gelas kimia 100 cc, gelas ukur 250 cc, gelas takar, holder autoclic, kertas pembanding (kuning-hijau), lampu spiritus + penyangga, pipet otomatis 0,01 ml, rak tabung reaksi, sikat tabung reaksi, kotak, syringe, botol alkohol, pH meter, botol aquadest, petridish
5 Water Test Kit a Pengukuran Kimia, terdiri dari : Amonium test Total Hardness test Mangenese test Alumunium test Iron test Sulfate Test Chloride test Nitrate test Nitrite test Chlorine test pH test b Pengukuran Fisika, terdiri dari : Turbidity test
Temperature test 6 Alat Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab terdiri
dari :
Kapas lidi steril, sarung tangan steril/bersih, gunting kecil, lampu spiritus, termos es, tas pembawa sampel, sabun desinfeksi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 115
LAMPIRAN 11
STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT
Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas IGD rumah sakit juga ditentukan oleh jumlah kasus yang di tangani.
NO
KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
KETERANGAN
A. RUANG TRIASE
• Kit
Pemeriksaan Sederhana
+ + + + Minimal 2
• Brankar
Penerimaan Pasien
+ (1 : 3) + (1:3) + (1 : 5) + (1 : 5) Rasio
(Cross Sectional)
• Pembuatan
rekam medik khusus
(perlu dibuatkan
form)
• Label (pada
saat korban massal)
+ + + +
B. RUANG TINDAKAN 1 Ruang Resusitasi PERALATAN MEDIS
• Nasopharingeal
tube + + + + Minimal 1 setiap no
• Oropharingeal
tube + + + + Minimal 1 setiap no
• Laringoscope
set Anak + + + + Minimal 1 setiap no
• Laringoscope
set Dewasa + + + + Minimal 1 setiap no
• Nasotrakheal
tube + + + + Minimal 1 setiap no
• Orotracheal + + + + Minimal 1 setiap no • Suction + + + + Sesuai jumlah TT
• Tracheostomi
set + + + + Minimal 1 setiap no
• Bag Valve Mask
(Dewasa/Anak) + + + + Minimal 1 setiap no
• Kanul Oksigen + + + + Sesuai jumlah TT • Oksigen mask
(D/A) + + + + Minimal 1
• Chest Tube + + + + Minimal 1 • Crico /
Trakheostomi + + + + Minimal 1
• Ventilator Transport
+ + +/- - Minimal 1
• Vital Sign Monitor
+ + +/- -
Sesuai jumlah TT
• Infusion pump + + +/- - • Syringe pump + + +/- -
2 s/d 3 tiap TT
• ECG + + + + Minimal 1 • Vena Section + + + + Minimal 1 • Defibririlator + + + + Minimal 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 116
NO KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
KETERANGAN
• Gluko stick + + + + Minimal 1 • Stetoskop + + + + Minimal 1 • Termometer + + + + Minimal 1 • Nebulizer + + + + Minimal 1 • Oksigen Medis /
Consentrator + + + +
Rasio 1:1 TT di UGD
• Warmer + + +/- - Minimal 1 Imobilization Set + + + +
• Neck Collar + + + + Minimal 1
• Splint + + + + Minimal 1 set
• Long Spine
Board + + + +
• Scoop Strecher + + + +
• Kndrik
Extrication Deviice (KED)
+ + + +
• Urine Bag + + + + Minimal 1 set / TT • NGT + + + +
• Wound Toilet
Set + + + +
• USG + +/- - - Minimal 1 • Film Viewer + + + + OBAT – OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI
• Cairan Infus
Koloid + + + +
• Cairan Infus
Kristaloid + + + +
• Cairan Infus
Dextrose + + + +
Adrenalin + + + +
Sulphas
Atropin + + + +
Kortikosteroid + + + + Lidokain + + + + Dextrose 50% + + + + Aminophilin + + + + Pethidin + + + + Morfin + + + + Anti convulsion + + + + Dopamin + + + + Dobutamin + + + + ATS + + + + Trombolitik + + + +
Amiodaron (inotropik)
+ + + +
APD : Masker + + + + Mannitol + + + + Furosemide
APD : Sarung Tangan
+ + + +
Selalu tersedia dalam
jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan
2 Ruang Tindakan Bedah
PERALATAN MEDIS
• Meja Operasi /
tempat tidur tindakan
Minimal 3
Minimal 3 Minimal 1
Minimal 1
• Dressing set Minimal
10 Minimal
10 Minimal
10 Minimal
10
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 117
NO KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
KETERANGAN
• Infusion Set Minimal
10 Minimal
10 Minimal
10 Minimal
10
• Vena Section
set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
-
• Torakosintetis
set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
-
• Metal kauter Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 - • Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 - • Tiang infus Minimal 6 Minimal 6 Minimal 2 Minimal 2 • Lampu operasi Minimal 3 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1 • Thermometer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Stetoskop Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Sterilisator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Bidai Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
• Splint Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
OBAT-OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI Analgetik + + + Antiseptik + + +
Cairan kristaloid
+ + +
Lidokain + + +
Wound dressing
+ + +
BMHP
Alat-alat anti septic
+ + +
Benang jarum + + +
Selalu tersedia dalam
jumlah yang cukup di ruang tindakan bedah tanpa harus
diresepkan
3 Ruang Tindakan Medical
PERALATAN MEDIS
• Kumbah
Lambung Set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
• EKG Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Kursi Pe Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Irigatoreriksaan Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Nebulizer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Oksigen Medis Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • NGT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Syrine Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 - • Infusion Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 - • Jarum Spinal Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Lampu Kepala Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
• Bronchoscopy Minimal 1 Minimal 1 - - Bisa bergabung, bisa
terpisah • Opthalmoscop Minimal 1 Minimal 1 - - • Otoscope set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Slit Lamp Minimal 1 +/- - - • Tiang Infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
• Tempat Tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 118
NO KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
KETERANGAN
• Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
OBAT – OBATAN • SA + + + + • Aminophilin + + + + • Dopamin + + + + • Kristaloid
Tersedia dalm jumlah cukup
• Cairan Infus
Koloid + + + +
• Cairan Infus
Kristaloid + + + +
• Cairan Infus
Dextrose + + + +
Adrenalin + + + + Sulpat Atropin + + + + Kortikosteroid + + + + Lidokain + + + + Dextrose 50% + + + + Aminophilin + + + + Pethidin + + + + Morfin + + + + Anti convulsion + + + + Dopamin + + + +
Selalu Tersedia dalam
jumlah yang cukup di UGD tanpa harus di
resepkan
Anti convulsion + + + + Dopamin + + + + Dobutamin + + + + ATS + + + + Trombolitik + + + +
Amiodaron (inotropik)
+ + + +
APD : Masker + + + + Mannitol + + + + Furosemide
APD : Sarung Tangan
+ + + +
4 Ruang Tindakan Bayi & Anak
PERALATAN MEDIS
Inkubator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Tiang infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Tempat tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Film viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Oksigen Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
OBAT – OBATAN / BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
• Stesolid + + + + • Mikro drips set + + + + • Intra Osseus set + + + +
Tersedia dlm jumlah yang cukup
5 Ruang Tindakan Kebidanan
PERALATAN MEDIS
• Kuret set
Minimal 1 Minimal 1
/ bergabung
Minimal 1 /
bergabung
Minimal 1 /
bergabung
• Partus set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction bayi Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
• Meja ginekologi
Minimal 1 Minimal 1
/ bergabung
Minimal 1 /
bergabung
Minimal 1 /
bergabung
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 119
NO KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
KETERANGAN
• Meja Partus Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Vacuum set Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Forcep set Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• CTG Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Resusitasi set Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Doppler Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Suction Bayi baru lahir
Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Laennec Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Tiang infus
Minimal 1 Minimal 1
/ bergabung
Minimal 1 /
bergabung
Minimal 1 /
bergabung
• Tempat tidur
Minimal 1 Minimal 1
/ bergabung
Minimal 1 /
bergabung
Minimal 1 /
bergabung
• Film viewer
Minimal 1 Minimal 1
/ bergabung
Minimal 1 /
bergabung
Minimal 1 /
bergabung
OBAT-OBATAN Uterotonika + + + +
Prostaglandin + + + +
Tersedia dlm jumlah yang cukup
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 120
LAMPIRAN 12
PERALATAN PONEK
1) Peralatan Neonatal
No Jenis Peralatan Jmlh
1 Inkubator 2 2 Infant Warmer 2 3 Pulse Oxymeter Neonatus 1 4 Therapy Sinar 1 5 Syringe Pump 2 6 Alat-Alat Resusitasi Neonatus
Laryngoskop Neonatal, Lidah kuku ukuran 0,00 1
7 Balon sungkup bayi (bag mask) 1 8 CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) 1
2) Peralatan Maternal
No Jenis Peralatan Jmlh 1 Kotak Resusitasi berisi : 1 - Bilah Laringoskop 1 - Balon 1 - Bola lampu laringskop ukuran dewasa 1 - Baterai cadangan untuk bilah laringoskop 1 - Bola lampu laringoskop cadangan 1 - Selang reservoar oksigen 1 - Masker oksigen 1 - Pipa endotrakeal 1 - Plester 1 - Gunting 1 - Kateter penghisap 1 - Naso gastric tube 1 - Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc 1 - Ampul Epinefrin / Adrenalin 1 - NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL 1 - MgSO4 1 - Sodium bikarbonat 8,4% 1 - Kateter Vena 1 - Infus Set 1 2 Ekstraktor vakum 1 3 Inkubator 1 4 Penghangat (Radiant Warmer) 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 121
No Jenis Peralatan Jmlh 5 Forceps naegele 1 6 AVM (Aspirasi Vakum Manual) 1 7 Pompa vakum listrik 1 8 Monitor denyut jantung / pernapasan 1 9 Foetal Doppler 1 10 Set Sectio Saesaria 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 122
LAMPIRAN 13
BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI
No Unit Telp Ext Fax 1 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina
Pelayanan Medik 5201590 3302 5227705
2 Subdit Bina Yanmedik Dasar, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik
5201590 5316 5222430
3 Subdit Gawat Darurat & Evakuasi, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik
5201590 5319 5222430
4 Subdit Yanmed RSU Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik
5201590 5301 5274915
5 Subdit Yanmed RSU Non Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik
5201590 5303 52960450
6 Subdit Yanmed RSU Khusus, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik
5201590 5306 5279487
7 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Kesehatan Masyarakat
5201590 8203 5279216
8 Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas
5201590 8209 5221227
9 Subdit Bina Kesehatan Maternal, Pencegahan Komplikasi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas
5201590 1200 5221227
10 Subdit Bina Kesehatan Reproduksi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas
5201590 8211 5265002
11 Subdit Bina Kesehatan Bayi, Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesmas
5201590 7914 5214891
12 Subdit Bina Upaya Kes Daerah Tertinggal Perbatasan & Kepulauan. Dit. Bina Kes Kom, Ditjen Bina Kesmas
5201590 7203 5203116
13 Subdit Bina Instansi Kesehatan Dasar & UKBM, Dit. Bina Kes Komunitas, Ditjen Bina Kesmas
5201590 7205 5203116
14 Bagian Program & Informasi, Setbadan PPSDM 7224819 314 7224764
15 Bagian Tata Usaha Pusat Promosi Kesehatan, Setjen
5201590 6908 5203873
16 Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi, Setjen 5201590 1166 5203874
17 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Farmasi & Alat Kesehatan
5201590 8176 5214869
18 Bagian Program & Informasi, Setditjen. PP dan PL, Ditjen PPPL
4247537 104 42670283
19 Bidang Sarana dan Prasarana , Pusat Sarana Prasarana & Peralatan Kesehatan, Setjen
5201590 6304 5265041
20 Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaaan dan Anggaran, Setjen
5201590 8004 5214903
21 Bagian Penyusunan Anggaran, Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen
5201590 1171 5265402
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
123
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 124
LAMPIRAN 14
ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 (Rp. 000.000)
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
NAD RSU Dr. Zainal Abidin
4.105 RSJ Banda Aceh
1 Kab. Aceh Barat 7.391 2.210 RSU Cut Nyak Dien
2 Kab. Aceh Besar 7.844
3 Kab. Aceh Selatan 7.012
4 Kab. Aceh Singkil 8.313
5 Kab. Aceh Tengah 6.429
6 Kab. Aceh Tenggara 6.407 1.267 RSU Kutacane
7 Kab. Aceh Timur 7.407 1.737 RSU ID Rayek
8 Kab. Aceh Utara 7.160 1.525 RSU Cut Meutia
9 Kab. Bireuen 7.271
10 Kab. Pidie 8.664 1.640 RSU Biereuneun
11 Kab. Simeulue 6.740
12 Kota Banda Aceh 6.372 1.211 RSU Meuraxa
13 Kota Sabang 7.571 2.053 RSU Sabang
14 Kota Langsa 6.350
15 Kota Lhokseumawe 6.384
16 Kab. Nagan Raya 7.030 1.435 RSU Nagan Raya
17 Kab. Aceh Jaya 5.699
18 Kab. Aceh Barat Daya 6.225
19 Kab. Gayo Lues 6.603
20 Kab. Aceh Tamiang 6.631 1.200 RSU Tamiang
21 Kab. Bener Meriah 5.886
22 Kab. Pidie Jaya 9.177
23 Kota Subulussalam 8.212
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 125
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Sumatera Utara RSU Dr. Pirngadi Medan
RSU Haji Medan
RSU Pematang Siantar
3.664
RSU Padang Sidempuan
1 Kab. Asahan 7.497 1.548 RSU Kisaran
2 Kab. Dairi 6.456 1.775 RSU Sidikalang
3 Kab. Deli Serdang 9.059
4 Kab. Tanah Karo 6.388 1.245 RSU Kaban Jahe
5 Kab. Labuhan Batu 9.038 1.953 RSU Rantau Parapat
6 Kab. Langkat 8.246 1.451 RSU Tanjung Pura
7 Kab. Mandailing Natal 6.779
8 Kab. Nias 10.681 2.712 RSU Gunung Sitoli
9 Kab. Simalungun 7.490 RSU Parapat
2.334
RSU Simalungun
10 Kab. Tapanuli Selatan
11 Kab. Tapanuli Tengah 6.723
12 Kab. Tapanuli Utara 7.102
13 Kab. Toba Samosir 6.338
14 Kota Binjai 5.425
15 Kota Medan 9.691
16 Kota Pematang Siantar 5.906
17 Kota Sibolga 6.012 1.468 RSU FL. Tobing
18 Kota Tanjung Balai 5.949 5.891 RSU Tanjung Balai
19 Kota Tebing Tinggi 5.691 1.389 RSU Tebing Tinggi
20 Kota Padang Sidimpuan 5.854
21 Kab. Pakpak Bharat 5.760
22 Kab. Nias Selatan 8.026
23 Kab. Humbang Hasundutan 5.890
24 Kab. Serdang Bedagai 8.297
25 Kab. Samosir 7.032
26 Kab. Batu Bara 8.488
27 Kab. Padang Lawas 1.797 RSU Sibubuhan
28 Kab. Padang Lawas Utara 7.775 1.799 RSU Gunung Tua
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 126
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Sumatera Barat RSU Dr. A. Mochtar Bukit Tinggi
RSJ Prof. HB Saanin Padang
RSU Solok
7.382
RSU Pariaman 1 Kab. Lima Puluh Kota 7.516
2 Kab. Agam 9.404
3 Kab. Kepulauan Mentawai 7.504
4 Kab. Padang Pariaman 6.914
5 Kab. Pasaman 5.337
6 Kab. Pesisir Selatan 7.756 2.366 RSU Painan
7 Kab. Sawahlunto Sijunjung 6.136
8 Kab. Solok 6.493
9 Kab. Tanah Datar 7.215 1.877 RSU Prof. Hanafiah
10 Kota Bukit Tinggi 6.355
11 Kota Padang Panjang 6.458 1.612 RSU Padang Panjang
12 Kota Padang 7.439 1.913 RSU Sei Sapih
13 Kota Payakumbuh 6.036 1.393 RSU Payakumbuh
14 Kota Sawahlunto 6.677 1.885 RSU Sawahlunto
15 Kota Solok 6.242
16 Kota Pariaman 6.306 1.921 RSU Pariaman
17 Kab. Pasaman Barat 7.218 1.292 RSU Pasaman Barat
18 Kab. Dharmasraya 5.707
19 Kab. Solok Selatan 6.449 1.837 RSU Muara Labuh
Provinsi Riau
1 Kab. Bengkalis 7.834 2.311 RSU Bengkalis
2 Kab. Indragiri Hilir 4.000 RSU Purihusada
3 Kab. Indragiri Hulu 2.226 RSU Indrasari Rengat
4 Kab. Kampar 6.271 RSU Bangkinang
5 Kab. Kuantan Singingi 5.737
6 Kab. Pelalawan 7.454 1.402 RSU pelalawan
7 Kab. Rokan Hilir 2.276 RSU Bagan Siapi-api
8 Kab. Rokan Hulu 5.875
9 Kab. Siak
10 Kota Dumai 6.949 2.019 RSU Dumai
11 Kota Pekanbaru
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 127
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Kepulauan Riau
1 Kab. Bintan
2 Kab. Natuna 6.435
3 Kab. Karimun 7.222
4 Kota Batam 7.345 2.004 RSUD Kota Batam
5 Kota Tanjung Pinang 6.512 3.650 RSU Tanjung Pinang
6 Kab. Lingga 5.723 1.583 RSU Lapangan Lingga
Provinsi Jambi 1.886 RSJ Jambi
1 Kab. Batanghari 6.410
2 Kab. Bungo 5.875 5.818 RSU Muara Bungo
3 Kab. Kerinci 7.005 2.191 RSU Sungai Penuh
4 Kab. Merangin 8.224 1.643 RSU Bangko
5 Kab. Muaro Jambi 7.573 1.260 RSU Muaro Jambi
6 Kab. Sarolangun 6.534
7 Kab. Tanjung Jabung Barat 1.875 RSU Kuala Tungkal
8 Kab. Tanjung Jabung Timur 7.008
9 Kab. Tebo 6.642
10 Kota Jambi 6.316
Provinsi Sumatera Selatan
1 Kab. Lahat 6.273 1.281 RSU Lahat
2 Kab. Musi Banyuasin 2.148 RSU Sekayu
3 Kab. Musi Rawas 7.588
4 Kab. Muara Enim 7.225 2.600 RSU HM Rabain
5 Kab. Ogan Komering Ilir 14.118 1.447 RSU Kayu Agung
6 Kab. Ogan Komering Ulu
7 Kota Palembang
8 Kota Pagar Alam 5.401
9 Kota Lubuk Linggau 5.770 2.131 RSU Lubuk Linggau
10 Kota Prabumulih 5.577 1.105 RSU Prabumulih
11 Kab. Banyuasin 9.002
12 Kab. Ogan Ilir 5.009
13 Kab. OKU Timur 6.488
14 Kab. OKU Selatan 5.845
15 Kab. Empat Lawang 5.749
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 128
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Bangka Belitung 2.692 RSJ Sungai Liat
1 Kab. Bangka 6.969 2.314 RSU Sungai Liat
2 Kab. Belitung 6.487
3 Kota Pangkal Pinang 6.491 2.398 RSU Pangkal Pinang
4 Kab. Bangka Selatan 6.600
5 Kab. Bangka Tengah 6.239
6 Kab. Bangka Barat 6.696
7 Kab. Belitung Timur 6.004
Provinsi Bengkulu 2.857 RSU Dr. M. Yunus
1 Kab. Bengkulu Selatan 6.361 1.326 RSU Manna
2 Kab. Bengkulu Utara 12.629 6.157 RSU Arga Makmur
3 Kab. Rejang Lebong 7.304 1.534 RSU Curup
4 Kota Bengkulu 7.382
5 Kab. Kaur 7.695
6 Kab. Seluma 7.538
7 Kab. Mukomuko 7.471
8 Kab. Lebong 6.405
9 Kab. Kepahiang 6.434
Provinsi Lampung 1.989 RSU H. Abdul Moeloek
1 Kab. Lampung Barat 7.372 1.244 RSU Liwa
2 Kab. Lampung Selatan 6.863
3 Kab. Lampung Tengah 7.636
4 Kab. Lampung Utara 7.083
5 Kab. Lampung Timur 9.342
6 Kab. Tanggamus 6.846 1.567 RSU Pringsewu
7 Kab. Tulang Bawang 9.239 1.722 RSU Manggala
8 Kab. Way Kanan 5.708
9 Kota Bandar Lampung 10.581
10 Kota Metro 5.525
11 Kab. Pesawaran 6.422
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 129
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Jawa Barat
1 Kab. Bandung 10.488 3.617 RSU Soreang
RSU Majalaya
2 Kab. Bekasi 7.505 1.769 RSU Kab Bekasi
3 Kab. Bogor 9.752 2.674 RSU Ciawi
4 Kab. Ciamis 9.695 1.251 RSU Ciamis
5 Kab. Cianjur 8.132 1.389 RSU Cianjur
RSU Cimacan
6 Kab. Cirebon 11.955 4.200 RSU Arjawinangun
RSU Waled
7 Kab. Garut 9.715 1.230 RSU Dr. Slamet
8 Kab. Indramayu 9.235 3.184 RSU Indramayu
RSU Patrol
9 Kab. Karawang 7.720 1.847 RSU Karawang
10 Kab. Kuningan
11 Kab. Majalengka 7.329 2.218 RSU Cideres
12 Kab. Purwakarta 5.848 1.158 RSU Bayu Asih
13 Kab. Subang 8.106 1.643 RSU Subang
14 Kab. Sukabumi 9.502 RSU Sekarwangi
RSU Jampang Kulon
3.279
RSU Palabuhan Ratu
15 Kab. Sumedang 1.616 RSU Sumedang
16 Kab. Tasikmalaya 7.740
17 Kota Bandung 6.987 1.950 RSU Ujung Berung
18 Kota Bekasi
19 Kota Bogor
20 Kota Cirebon 6.859 1.297 RSU Gunung Jati
21 Kota Depok
22 Kota Sukabumi 5.446 1.532 RSU R. Syamsudin
23 Kota Cimahi 5.511 1.421 RSU Cimahi
24 Kota Tasikmalaya 5.510
25 Kota Banjar 4.934 1.451 RSU Banjar
26 Kab. Bandung Barat
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 130
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Banten
1 Kab. Lebak 7.600 1.385 RSU Adjidarmo
2 Kab. Pandeglang 8.294
3 Kab. Serang 7.070 2.507 RSU Serang
4 Kab. Tangerang 8.228 2.494 RSU Tangerang
5 Kota Cilegon 5.740
6 Kota Tangerang
7 Kota Serang
Provinsi Jawa Tengah RSU Margono Soekardjo Purwokerto
RSJ Dr. RM Soedjarwadi Klaten
RS Tugurejo Semarang
3.437
RSU Dr. Moewardi Surakarta
1 Kab. Banjarnegara 8.463
2 Kab. Banyumas 7.500 RSU Banyumas
2.868
RSU Ajibarang
3 Kab. Batang 7.142 1.936 RSU Batang
4 Kab. Blora 7.464
5 Kab. Boyolali 7.415 1.480 RSU Pandan Arang
6 Kab. Brebes 8.948 2.834 RSU Brebes
7 Kab. Cilacap 8.841 RSU Cilacap
2.620
RSU Majenang
8 Kab. Demak 8.111
9 Kab. Grobogan 7.841 2.401 RSU Dr. R. Soedjati
10 Kab. Jepara 8.021
11 Kab. Karanganyar 7.370
12 Kab. Kebumen 7.994
13 Kab. Kendal 7.335
14 Kab. Klaten 9.257
15 Kab. Kudus 7.191
16 Kab. Magelang 8.085 2.619 RSU Muntilan
17 Kab. Pati 7.831
18 Kab. Pekalongan 7.439 RSU Kajen
1.499
RSU Kraton
19 Kab. Pemalang 7.067 3.017 RSU Dr. M. Ashari
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 131
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
20 Kab. Purbalingga 6.191 1.049 RSU Purbalingga
21 Kab. Purworejo 6.802
22 Kab. Rembang 6.400 1.578 RSU Rembang
23 Kab. Semarang 7.525 RSU Ambarawa
2.386
RSU Ungaran
24 Kab. Sragen 7.375
25 Kab. Sukoharjo 8.331
26 Kab. Tegal 8.474 1.656 RSU Dr. Soeselo
27 Kab. Temanggung 6.179
28 Kab. Wonogiri 7.369
29 Kab. Wonosobo 7.055 1.168 RSU Wonosobo
30 Kota Magelang 5.744
31 Kota Pekalongan 6.546
32 Kota Salatiga 5.614
33 Kota Semarang 7.018
34 Kota Surakarta 6.161
35 Kota Tegal 6.290 1.236 RSU Kardinah
Provinsi DI Yogyakarta
1 Kab. Bantul 8.751 2.497 RSU P. Senopati
2 Kab. Gunung Kidul 7.504
3 Kab. Kulon Progo 6.964
4 Kab. Sleman 7.088 1.627 RSU Sleman
5 Kota Yogyakarta 6.801 1.357 RSU Kota Yogyakarta
Provinsi Jawa Timur
1 Kab. Bangkalan 6.242 1.045 RSU Bangkalan
2 Kab. Banyuwangi 7.329 RSU Blambangan
8.781
RSU Genteng
3 Kab. Blitar 6.906
4 Kab. Bojonegoro 9.706
5 Kab. Bondowoso 9.339 0.656 RSU Dr. H. Koesnadi
6 Kab. Gresik 7.113 4.000 RSU Gresik
7 Kab. Jember 7.271 RSU Balung
RSU Kalisat
8.635 RSU Dr. Soebandi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 132
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
8 Kab. Jombang 4.000 RS Jombang
9 Kab. Kediri 2.221 RSU Pare
10 Kab. Lamongan 8.017 1.220 RSU Dr. Soegiri
11 Kab. Lumajang 11.214 4.000 RSU Dr Haryoto
12 Kab. Madiun 7.525 0.978 RSU Panti Waluyo
13 Kab. Magetan 6.406 0.977 RSU Dr. Sayidiman
14 Kab. Malang 7.810
15 Kab. Mojokerto 7.544 4.000 RSUD Dr Soekandar
16 Kab. Nganjuk 6.362 1.443 RSU Kertosono
17 Kab. Ngawi 6.899 10.000 RSU Soeroto
18 Kab. Pacitan 7.711
19 Kab. Pamekasan 6.680 1.035 RSU Pamekasan
20 Kab. Pasuruan 8.109 1.228 RSU Bangil
21 Kab. Ponorogo 7.997 1.129 RSU Prof. M. Harjono
22 Kab. Probolinggo 7.912 RSU Waluyo Jati
2.812
RSU Tongas
23 Kab. Sampang 6.943
24 Kab. Sidoarjo 17.594 7.000 RSU Sidoarjo
25 Kab. Situbondo 6.940 1.839 RSU Situbondo
26 Kab. Sumenep 4.000 RSU M. Anwar
27 Kab. Trenggalek 6.867 1.182 RSU Dr. Soedomo
28 Kab. Tuban 8.002 1.751 RSU Dr. R. Koesma
29 Kab. Tulungagung 12.848 5.624 RSU Dr. Iskak
30 Kota Blitar 6.038 1.164 RSU Mardi Waluyo
31 Kota Kediri 5.005 4.700 RSU Gambiran
32 Kota Madiun 6.042 1.119 RSU Madiun
33 Kota Malang
34 Kota Mojokerto 5.760 1.038 RSU Dr. Wahidin SH
35 Kota Pasuruan 6.063 2.224 RSU Dr. Soedarsono
36 Kota Probolinggo 5.792
37 Kota Surabaya 7.804 2.077 RSU Tambakrejo
38 Kota Batu 5.766
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 133
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Kalimantan Barat 2.379 RSU Dr. Sudarso Pontianak
1 Kab. Bengkayang 7.552
2 Kab. Landak 6.338 1.394 RSU Landak
3 Kab. Kapuas Hulu 9.098 1.696 RSU Dr. A Diponegoro
4 Kab. Ketapang 9.318 1.620 RSU Dr. Agus Djam
5 Kab. Pontianak
6 Kab. Sambas 9.052 RSU Sambas
2.319
RSU Pemangkat
7 Kab. Sanggau 7.920 1.800 RSU Sanggau
8 Kab. Sintang 7.857 1.491 RSU Sintang
9 Kota Pontianak 7.769
10 Kota Singkawang 7.242 1.933 RSU Dr. Abdul Azis
11 Kab. Sekadau 6.195
12 Kab. Melawi 6.847
13 Kab. Kayong Utara 8.122
14 Kab. Kubu Raya 8.120
Provinsi Kalimantan Tengah 5.000
RSUD. Dr. Dorris S. Palangkaraya
1 Kab. Barito Selatan 6.586 5.211 RSU Buntok
2 Kab. Barito Utara 7.121 1.743 RSU Muara Teweh
3 Kab. Kapuas 13.072 4.000 RSUD Dr. Soemarmo
4 Kab. Kotawaringin Barat 8.872 6.281 RSU Sultan Imanuddin
5 Kab. Kotawaringin Timur 8.282
6 Kota Palangkaraya 6.512
7 Kab. Barito Timur 6.389
8 Kab. Murung Raya
9 Kab. Pulang Pisau 6.985 4.000 RSUD Pulang Pisau
10 Kab. Gunung Mas 7.966
11 Kab. Lamandau 7.099
12 Kab. Sukamara 6.286
13 Kab. Katingan 7.756
14 Kab. Seruyan 8.481
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 134
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Kalimantan Selatan
RSU Ansari Saleh Banjarmasin
6.639
RSU Ulin Banjarmasin
1 Kab. Banjar 7.818 1.642 RSU Ratu Zalekha
2 Kab. Barito Kuala 7.293 1.547 RSU Marabahan
3 Kab. Hulu Sungai Selatan 7.812 1.261 RSU Hasan Basri
4 Kab. Hulu Sungai Tengah 6.536 1.831 RSU Damanhuri
5 Kab. Hulu Sungai Utara 6.374 1.297 RSU Pambalah Batung
6 Kab. Kota Baru 7.898
7 Kab. Tabalong 6.666 1.689 RSU Tanjung
8 Kab. Tanah Laut 6.993 1.413 RSU Boejasin Pelaihari
9 Kab. Tapin 6.694 1.300 RSU Datu Sanggul R.
10 Kota Banjar Baru 6.324 1.479 RSU Banjar Baru
11 Kota Banjarmasin 6.618
12 Kab. Balangan 6.262
13 Kab. Tanah Bumbu 7.662 3.000 RSU Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Timur RSJ Samarinda
3.811
RSU Tarakan
1 Kab. Berau 9.228 4.000 RSU Abdul Rivai
2 Kab. Bulungan
3 Kab. Kutai Kartanegara 10.533
4 Kab. Kutai Barat 9.069
5 Kab. Kutai Timur 10.355
6 Kab. Malinau 9.137
7 Kab. Nunukan 8.149 1.333 RSU Nunukan
8 Kab. Pasir
9 Kota Balikpapan 7.482
10 Kota Bontang
11 Kota Samarinda
12 Kota Tarakan
13 Kab. Penajam Paser Utara
14 Kab. Tana Tidung
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 135
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Sulawesi Utara 5.172 RSU Noongan Langowan
1 Kab. Bolaang Mongondow 7.296 1.439 RSU Datoe Binangkang
2 Kab. Minahasa 7.871 2.200 RSU dr. Sam Ratulangi
3 Kab. Sangihe 10.945 7.195 RSU Liun Kendage
4 Kota Bitung 6.670 1.975 RSU Bitung
5 Kota Manado 6.934
6 Kab. Kepulauan Talaud 8.458
7 Kab. Minahasa Selatan 8.022
8 Kota Tomohon 6.799
9 Kab. Minahasa Utara 7.366
10 Kota Kotamobagu 11.829
11 Kab. Bolaang Mongondow Utara 9.396
12 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 13.415
13 Kab. Minahasa Tenggara 11.000
Provinsi Gorontalo
1 Kab. Boalemo 6.347 1.410 RSU Boalemo
2 Kab. Gorontalo 7.546
3 Kota Gorontalo 7.666 1.845 RSU Aloei Saboe
4 Kab. Pohuwato 6.590
5 Kab. Bone Bolango 7.071
6 Kab. Gorontalo Utara 8.496
Provinsi Sulawesi Tengah 7.662 RSU Undata Palu
1 Kab. Banggai 7.205
2 Kab. Banggai Kepulauan 6.903
3 Kab. Buol 6.981 6.217 RSU Buol
4 Kab. Toli-Toli 6.282 1.519 RSU Mokopido
5 Kab. Donggala 7.873
6 Kab. Morowali 7.351
7 Kab. Poso 10.544 4.000 RSU Poso
8 Kota Palu 7.189 1.689 RSU Anutapura
9 Kab. Parigi Moutong 6.636 1.659 RSU Anuntaloka
10 Kab. Tojo Una Una 6.076 1.147 RSU Ampana
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 136
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Sulawesi Selatan 3.482 RSU Haji Makassar
1 Kab. Bantaeng 6.537 1.779 RSU A. Makatutu
2 Kab. Barru 6.472 1.336 RSU Barru
3 Kab. Bone 8.499 1.234 RSU Tenriawanu
4 Kab. Bulukumba 7.878 1.715 RSU Bulukumba
5 Kab. Enrekang 6.586 1.344 RSU Enrekang
6 Kab. Gowa 7.301 2.857 RSU Sungguminasa
7 Kab. Jeneponto 6.078 1.108 RSU Lanto D Pasewang
8 Kab. Luwu 7.750
9 Kab. Luwu Utara 7.667 1.452 RSU Andi Jemma M.
10 Kab. Maros 7.263
11 Kab. Pangkajene Kepulauan 6.864 1.925 RSU Pangkep
12 Kab. Pinrang 6.930 1.399 RSU Lasinrang
13 Kab. Selayar 7.660 1.651 RSU Selayar
14 Kab. Sidenreng Rappang 6.351 1.546 RSU Arifin Nu'mang
15 Kab. Sinjai 6.759 1.356 RSU Sinjai
16 Kab. Soppeng 7 1.291 RSU Ajapange
17 Kab. Takalar 6.882
18 Kab. Tana Toraja 6.838 1.723 RSU Lakipadada
19 Kab. Wajo 7.391
20 Kota Pare-Pare 7.126
21 Kota Makassar 7.414 1.218 RSU Daya Makassar
22 Kota Palopo 6.364 1.499 RSU Palopo
23 Kab. Luwu Timur 6.891 1.163 RSU Luwu Timur
Provinsi Sulawesi Barat
1 Kab. Majene 6.759
2 Kab. Mamuju 8.702 1.621 RSU Mamuju
3 Kab. Polewali Mandar 7.553
4 Kab. Mamasa 6.032
5 Kab. Mamuju Utara 6.788
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 137
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Sulawesi Tenggara
RSU Provinsi Sultra Kendari
4.706
RSJ Soeparto H. Kendari
1 Kab. Buton 7.978 4.000 RSU Pasar Wajo
2 Kab. Konawe 9.073
3 Kab. Kolaka 6.830 1.259 RSU Kolaka
4 Kab. Muna 7.595 1.531 RSU Raha
5 Kota Kendari 6.630 1.787 RSU Abunawas
6 Kota Bau-Bau 6.897 1.560 RSU Bau-Bau
7 Kab. Konawe Selatan 7.543
8 Kab. Bombana 6.885 1.399 RSU Bombana
9 Kab. Wakatobi 7.524
10 Kab. Kolaka Utara 6.535
11 Kab. Konawe Utara 7.516
12 Kab. Buton Utara 8.739
Provinsi Bali
1 Kab. Badung 6.792 1.149 RSU Badung
2 Kab. Bangli 6.806 1.408 RSU Bangli
3 Kab. Buleleng 7.477
4 Kab. Gianyar 7.359 1.606 RSU Sanjiwani
5 Kab. Jembrana 7.093 5.762 RSU Negara
6 Kab. Karangasem 6.859
7 Kab. Klungkung 7.289 1.973 RSU Klungkung
8 Kab. Tabanan 7.492 1.887 RSU Tabanan
9 Kota Denpasar 6.499 1.195 RSU Wangaya
Provinsi Nusa Tenggara Barat 2.719 RSU Mataram
1 Kab. Bima 7.198 1.323 RSU Raba
2 Kab. Dompu 6.616 1.782 RSU Dompu
3 Kab. Lombok Barat 7.117 1.740 RSU Patut P.P. Gerung
4 Kab. Lombok Tengah 7.851
5 Kab. Lombok Timur 7.346 1.641 RSU Dr. R. Sudjono
6 Kab. Sumbawa 7.811 1.532 RSU Sumbawa Besar
7 Kota Mataram 6.513
8 Kota Bima 7.459
9 Kab. Sumbawa Barat 6.826 4.000 RSU Sumbawa Barat
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 138
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Nusa Tenggara Timur 6.974
RSU Prof Dr. WZ. Johanes Kupang
1 Kab. Alor 7.176
2 Kab. Belu 8.094 1.708 RSU Atambua
3 Kab. Ende 7.760 1.815 RSU Ende
4 Kab. Flores Timur 7.734 1.529 RSU Larantuka
5 Kab. Kupang 8.280
6 Kab. Lembata 7.475
7 Kab. Manggarai 7.672 1.380 RSU Ruteng
8 Kab. Ngada 9.136 2.483 RSU Bajawa
9 Kab. Sikka 8.043 1.748 RSU Hillers Maumere
10 Kab. Sumba Barat 8.837
11 Kab. Sumba Timur 7.838 1.376 RSU Umbu Rara Meha
12 Kab. Timor Tengah Selatan 7.813 1.682 RSU Soe
13 Kab. Timor Tengah Utara 8.161
14 Kota Kupang 8.128
15 Kab. Rote Ndao 6.211
16 Kab. Manggarai Barat 7.151
17 Kab. Nagekeo 8.896
18 Kab. Sumba Barat Daya 7.125
19 Kab. Sumba Tengah 8.481
20 Kab. Manggarai Timur 7.894
Provinsi Maluku 4.392 RSU Dr. M. Haulussy Ambon
1 Kab. Maluku Tenggara Barat 10.773
2 Kab. Maluku Tengah 7.259
3 Kab. Maluku Tenggara 6.468
4 Kab. Pulau Buru 7.378
5 Kota Ambon 8.323
6 Kab. Seram Bagian Barat 6.527
7 Kab. Seram Bagian Timur 7.161
8 Kab. Kepulauan Aru 7.822
9 Kota Tual 7.234 4.000 RSU Tual
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 139
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
Provinsi Maluku Utara 5.442 RSU Ternate
1 Kab. Halmahera Tengah 8.225
2 Kab. Halmahera Barat 7.446 4.000 RSU Jailolo
3 Kota Ternate 7.791
4 Kab. Halmahera Timur 7.126
5 Kota Tidore Kepulauan 7.140 5.692 RSU Soasio
6 Kab. Kepulauan Sula 8.168
7 Kab. Halmahera Selatan 7.371
8 Kab. Halmahera Utara 9.305 2.224 RSU Tobelo
Provinsi Papua 6.610 RSU Prov Jayapura
1 Kab. Biak Numfor 9.012
2 Kab. Jayapura 9.334 1.397 RSU Sentani
3 Kab. Jayawijaya 18.696 2.713 RSU Wamena
4 Kab. Merauke 17.338 3.204 RSU Merauke
5 Kab. Mimika 10.617 4.000 RSU Mimika
6 Kab. Nabire 7.521
7 Kab. Paniai 12.850 4.000 RSUD Enarotali
8 Kab. Puncak Jaya 31.519
9 Kab. Kepulauan Yapen 12.271
10 Kota Jayapura 9.169 2.400 RSU Abepura
11 Kab. Sarmi 10.226
12 Kab. Keerom 8.261
13 Kab. Yahukimo 30.997
14 Kab. Pegunungan Bintang 29.712
15 Kab. Tolikara 17.195
16 Kab. Boven Digoel 10.218
17 Kab. Mappi 13.431
18 Kab. Asmat 15.499
19 Kab. Waropen 10.178
20 Kab. Supiori 7.204
21 Kab. Mamberamo Raya 9.511
22 Kab. Membramo Tengah 12.948
23 Kab. Yalimo 13.906
24 Kab. Lanny Jaya 14.193
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 140
NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV
25 Kab. Nduga 14.017
26 Kab. Puncak 33.726
27 Kab. Dogiyai 6.455
Provinsi Papua Barat
1 Kab. Sorong 8.461 5.744 RSU Kab. Sorong
2 Kab. Manokwari 10.989 1.733 RSU Manokwari
3 Kab. Fak Fak 7.711 4.889 RSU Fak Fak
4 Kota Sorong 8.070
5 Kab. Sorong Selatan 7.829
6 Kab. Raja Ampat 10.152
7 Kab. Teluk Bintuni 9.306
8 Kab. Teluk Wondama 7.162
9 Kab. Kaimana 7.997
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
141
LAMPIRAN 15
KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU
TAHUN 2009
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/ RAPID
DIAGNOSIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
NAD
1 Kab. Simeulue 4 - 66
66
66 66 2194 2194 2194 - -
2 Kab. Aceh Singkil 2 2 120
120
120 120 4369 4369 4369 - -
3 Kab. Aceh Selatan 3 1 27
27
27 27 4974 4974 4974 - -
4 Kab. Aceh Tenggara 4 - 43
43
43 43 4714 4714 4714 - -
5 Kab. Aceh Timur 1 3 196
196
196 196 9068 9068 9068 - -
6 Kab. Aceh Tengah 3 1 26
26
26 26 3924 3924 3924 - -
7 Kab. Aceh Barat 1 3 86
86
86 86 4123 4123 4123 - -
8 Kab. Aceh Besar - 6 37
37
37 37 7368 7368 7368 - -
9 Kab. Pidie 2 2 127
127
127 127 13763 13763
13763 - -
10 Kab. Bireuen - 4 31
31
31 31 9138 9138 9138 - -
11 Kab. Aceh Utara 2 2 27
27
27 27 12595 12595
12595 - -
12 Kab. Aceh Barat Daya 3 1 15
15
15 15 3318 3318 3318 - -
13 Kab. Gayo Lues 3 1 25
25
25 25 2168 2168 2168 - -
14 Kab. Aceh Tamiang 3 1 68
68
68 68 6008 6008 6008 - -
15 Kab. Nagan Raya 3 1 31
31
31 31 3089 3089 3089 - -
16 Kab. Aceh Jaya 3 1 21
21
21 21 1713 1713 1713 - -
17 Kab. Bener Meriah 2 2 55
55
55 55 3554 3554 3554 - -
18 Kota Banda Aceh 3 1 13
13
13 13 5324 5324 5324 - -
19 Kota Sabang 4 - 44
44
44 44 854 854 854 - -
20 Kota Langsa 4 - 25
25
25 25 3766 3766 3766 - -
21 Kota Lhokseumawe 3 1 46
46
46 46 4059 4059 4059 - -
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
142
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
SUMATERA UTARA
1 Kab. Nias -
4
29
29
29
29 11,789 11,789 11,789 - 11,789
2 Kab. Mandailing Natal 1
3
62
62
62
62 9,804 9,804 9,804 - 9,804
3 Kab. Tapanuli Selatan -
9
145
145
145
145 16,686 16,686 16,686 - 16,686
4 Kab. Tapanuli Tengah 1
3
19
19
19
19 7,232 7,232 7,232 - 7,232
5 Kab. Tapanuli Utara 1
3
54
54
54
54 7,253 7,253 7,253 - 7,253
6 Kab. Toba Samosir 3
1
23
23
23
23 4,875 4,875 4,875 - 4,875
7 Kab. Labuhan Batu -
5
92
92
92
92 25,698 25,698 25,698 - 25,698
8 Kab. Asahan -
7
62
62
62
62 28,035 28,035 28,035 - 28,035
9 Kab. Simalungun -
4
89
89
89
89 23,738 23,738 23,738 - 23,738
10 Kab. Dairi -
4
27
27
27
27 7,923 7,923 7,923 - 7,923
11 Kab. Karo -
4
76
76
76
76 8,267 8,267 8,267 - 8,267
12 Kab. Deli Serdang -
6
46
46
46
46 38,954 38,954 38,954 - 38,954
13 Kab. Langkat 2
2
30
30
30
30 25,540 25,540 25,540 - 25,540
14 Kab. Nias Selatan 2
2
27
27
27
27 7,354 7,354 7,354 - 7,354
15 Kab. Humbang Hasundutan 2
2
25
25
25
25 4,190 4,190 4,190 - 4,190
16 Kab. Pakpak Bharat 1
3
42
42
42
42 985 985 985 - 985
17 Kab. Samosir 1
3
43
43
43
43 16,577 16,577 16,577 - 16,577
18 Kab. Serdang Bedagai 1
3
31
31
31
31 3,299 3,299 3,299 - 3,299
19 Kota Sibolga 3
1
64
64
64
64 2,208 2,208 2,208 - 2,208
20 Kota Tanjung Balai 4
-
64
64
64
64 4,925 4,925 4,925 - 4,925
21 Kota Pematang Siantar 4
-
64
64
64
64 6,126 6,126 6,126 - 6,126
22 Kota Tebing Tinggi 4
-
64
64
64
64 3,527 3,527 3,527 - 3,527
23 Kota Medan 3
1
64
64
64
64 51,659 51,659 51,659 - 51,659
24 Kota Binjai 1
3
64
64
64
64 6,591 6,591 6,591 - 6,591
25 Kota Padang Sidempuan 3
1
73
73
73
73 4,849 4,849 4,849 - 4,849
SUMATERA BARAT
1 Kab. Kepulauan Mentawai 2 2 7 7 7 7 2,118 2,118 2,118 - 2,118
2 Kab. Pesisir Selatan - 8 90 90 90 90 9,664 9,664 9,664 - 9,664
3 Kab. Solok - 4 44 44 44 44 9,641 9,641 9,641 - 9,641
4 Kab. Sawahlunto/ Sijunjung - 5 55 55 55 55 5,397 5,397 5,397 - 5,397
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
143
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
5 Kab. Tanah Datar - 7 101 101 101 101 7,084 7,084 7,084 - 7,084
6 Kab. Padang Pariaman - 6 76 76 76 76 9,161 9,161 9,161 - 9,161
7 Kab. Agam - 4 42 42 42 42 10,232 10,232 10,232 - 10,232
8 Kab. Lima Puluh Koto - 4 64 64 64 64 8,000 8,000 8,000 - 8,000
9 Kab. Pasaman 1 3 27 27 27 27 7,784 7,784 7,784 - 7,784
10 Kab. Solok Selatan 2 2 52 52 52 52 3,494 3,494 3,494 - 3,494
11 Kab. Dharmas Raya 2 2 54 54 54 54 4,311 4,311 4,311 - 4,311
12 Kab. Pasaman Barat - 6 69 69 69 69 8,037 8,037 8,037 - 8,037
13 Kota Padang 1 3 - - - - 18,772 18,772 18,772 - 18,772
14 Kota Solok 3 1 9 9 9 9 1,394 1,394 1,394 - 1,394
15 Kota Sawah Lunto 2 2 12 12 12 12 1,126 1,126 1,126 - 1,126
16 Kota Padang Panjang 4 - 4 4 4 4 990 990 990 - 990
17 Kota Bukittinggi 4 - 6 6 6 6 2,493 2,493 2,493 - 2,493
18 Kota Payakumbuh 3 1 1 1 1 1 2,439 2,439 2,439 - 2,439
19 Kota Pariaman 3 1 31 31 31 31 1,842 1,842 1,842 - 1,842
RIAU
1 Kab. Kuantan Singingi 4 6 192 192 192 192 7,589 7,589 7,589 - 7,589
2 Kab. Indragiri Hulu 3 3 172 172 172 172 8,889 8,889 8,889 - 8,889
3 Kab. Indragiri Hilir 4 4 118 118 118 118 18,720 18,720 18,720 - 18,720
4 Kab. Pelalawan 4 4 137 137 137 137 8,362 8,362 8,362 - 8,362
5 Kab. Siak 4 4 101 101 101 101 8,926 8,926 8,926 - 8,926
6 Kab. Kampar 4 4 216 216 216 216 16,167 16,167 16,167 - 16,167
7 Kab. Rokan Hulu 4 4 152 152 152 152 10,871 10,871 10,871 - 10,871
8 Kab. Bengkalis 4 4 190 190 190 190 19,517 19,517 19,517 - 19,517
9 Kab. Rokan Hilir 4 4 192 192 192 192 14,122 14,122 14,122 - 14,122
10 Kota Pekan Baru - 13 58 58 58 58 21,633 21,633 21,633 - 21,633
11 Kota Dumai 4 4 60 60 60 60 6,231 6,231 6,231 - 6,231
JAMBI
1 Kab. Kerinci 1 3 14 14 14 14 8,851 8,851 8,851 - 8,851
2 Kab. Merangin 1 3 13 13 13 13 8,830 8,830 8,830 - 8,830
3 Kab. Sarolangun 1 3 34 34 34 34 6,302 6,302 6,302 - 6,302
4 Kab. Batang Hari 1 3 9 9 9 9 5,550 5,550 5,550 - 5,550
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
144
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
5 Kab. Muaro Jambi 1 3 8 8 8 8 7,707 7,707 7,707 - 7,707
6 Kab. Tanjung Jabung Timur 1 3 3 3 3 3 5,658 5,658 5,658 - 5,658
7 Kab. Tanjung Jabung Barat 3 1 59 59 59 59 7,036 7,036 7,036 - 7,036
8 Kab. Tebo 1 3 31 31 31 31 6,825 6,825 6,825 - 6,825
9 Kab. Bungo 1 3 60 60 60 60 7,118 7,118 7,118 - 7,118
10 Kota Jambi 3 1 31 31 31 31 12,638 12,638 12,638 - 12,638
SUMATERA SELATAN
1 Kab. Ogan Komering Ulu 4 - 18 18 18 18 8,137 8,137 8,137 8,137 -
2 Kab. Ogan Komering Ilir - 5 15 15 15 15 17,244 17,244 17,244 17,244 -
3 Kab. Muara Enim - 8 122 122 122 122 17,244 17,244 17,244 17,244 -
4 Kab. Lahat 2 2 20 20 20 20 14,826 14,826 14,826 14,826 -
5 Kab. Musi Rawas 1 3 36 36 36 36 13,223 13,223 13,223 13,223 -
6 Kab. Musi Banyuasin - 6 47 47 47 47 12,266 12,266 12,266 12,266 -
7 Kab. Banyuasin 4 - 151 151 151 151 19,692 19,692 19,692 19,692 -
8 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 4 - 26 26 26 26 8,535 8,535 8,535 8,535 -
9 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 2 2 34 34 34 34 15,092 15,092 15,092 15,092 -
10 Kab. Ogan Ilir 4 - 60 60 60 60 9,337 9,337 9,337 9,337 -
11 Kota Palembang 3 1 24 24 24 24 35,685 35,685 35,685 35,685 -
12 Kota Prabumulih 3 1 30 30 30 30 3,944 3,944 3,944 3,944 -
13 Kota Pagar Alam 4 - 37 37 37 37 3,163 3,163 3,163 3,163 -
14 Kota Lubuk Linggau 4 - 53 53 53 53 4,402 4,402 4,402 4,402 -
BENGKULU
1 Kab. Bengkulu Selatan 1 3 97 97 97 97 3,937 3,937 3,937 3,937 -
2 Kab. Rejang Lebong - 4 46 46 46 46 7,018 7,018 7,018 7,018 -
3 Kab. Bengkulu Utara 1 3 58 58 58 58 8,997 8,997 8,997 8,997 -
4 Kab. Kaur 1 3 21 21 21 21 3,303 3,303 3,303 3,303 -
5 Kab. Seluma 2 2 62 62 62 62 5,004 5,004 5,004 5,004 -
6 Kab. Mukomuko 1 3 14 14 14 14 3,998 3,998 3,998 3,998 -
7 Kab. Lebong 2 2 12 12 12 12 2,996 2,996 2,996 2,996 -
8 Kab. Kepahiang 2 2 27 27 27 27 3,338 3,338 3,338 3,338 -
9 Kota Bengkulu 1 3 48 48 48 48 9,230 9,230 9,230 9,230 -
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
145
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
LAMPUNG
1 Kab. Lampung Barat - 4 7 7 7 7 10,411 10,411 10,411 - 10,411
2 Kab. Tanggamus - 4 25 25 25 25 21,680 21,680 21,680 - 21,680
3 Kab. Lampung Selatan 1 3 36 36 36 36 32,989 32,989 32,989 - 32,989
4 Kab. Lampung Timur - 4 21 21 21 21 23,660 23,660 23,660 - 23,660
5 Kab. Lampung Tengah - 6 2 2 2 2 28,321 28,321 28,321 - 28,321
6 Kab. Lampung Utara - 4 8 8 8 8 14,639 14,639 14,639 - 14,639
7 Kab. Way Kanan - 4 5 5 5 5 9,324 9,324 9,324 - 9,324
8 Kab. Tulang Bawang - 5 52 52 52 52 19,574 19,574 19,574 - 19,574
9 Kota Bandar Lampung - 4 89 89 89 89 21,000 21,000 21,000 - 21,000
10 Kota Metro 2 2 46 46 46 46 3,044 3,044 3,044 - 3,044
KEP. BANGKA BELITUNG
1 Kab. Bangka 3 1 10 10 10 10 6,276 6,276 6,276 6,276 -
2 Kab. Belitung 3 1 5 5 5 5 3,410 3,410 3,410 3,410 -
3 Kab. Bangka Barat 4 - 28 28 28 28 3,751 3,751 3,751 3,751 -
4 Kab. Bangka Tengah 4 - 17 17 17 17 3,931 3,931 3,931 3,931 -
5 Kab. Bangka Selatan
3 1 5 5 5 5 3,893 3,893 3,893 3,893 -
6 Kab. Belitung Timur 2 2 3 3 3 3 2,530 2,530 2,530 2,530 -
7 Kota Pangkal Pinang 3 1 8 8 8 8 3,812 3,812 3,812 3,812 -
KEPULAUAN RIAU
1 Kab. Karimun 1 3 31 31 31 31 5,953 5,953 5,953 5,953 5,953
2 Kab. Kepulauan Riau/Bintan - 4 50 50 50 50 3,572 3,572 3,572 3,572 3,572
3 Kab. Natuna - 4 43 43 43 43 2,803 2,803 2,803 2,803 2,803
4 Kab. Lingga 1 3 18 18 18 18 2,376 2,376 2,376 2,376 2,376
5 Kota Batam 4 - 27 27 27 27 22,728 22,728 22,728 22,728 22,728
6 Kota Tanjung Pinang 3 1 32 32 32 32 4,932 4,932 4,932 4,932 4,932
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
146
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
JAWA BARAT
1 Kab. Bogor - 6 259 259 259 259 114,822 114,822 114,822 - 114,822
2 Kab. Sukabumi - 4 223 223 223 223 62,572 62,572 62,572 - 62,572
3 Kab. Cianjur - 5 222 222 222 222 59,763 59,763 59,763 - 59,763
4 Kab. Bandung - 4 340 340 340 340 93,708 93,708 93,708 - 93,708
5 Kab. Garut 2 2 287 287 287 287 51,678 51,678 51,678 - 51,678
6 Kab. Tasikmalaya - 4 204 204 204 204 51,885 51,885 51,885 - 51,885
7 Kab. Ciamis - 6 216 216 216 216 33,584 33,584 33,584 - 33,584
8 Kab. Kuningan - 5 337 337 337 337 31,680 31,680 31,680 - 31,680
9 Kab. Cirebon - 4 386 386 386 386 60,933 60,933 60,933 - 60,933
10 Kab. Majalengka - 9 315 315 315 315 23,478 23,478 23,478 - 23,478
11 Kab. Sumedang - 6 239 239 239 239 29,566 29,566 29,566 - 29,566
12 Kab. Indramayu - 4 310 310 310 310 33,219 33,219 33,219 - 33,219
13 Kab. Subang - 5 244 244 244 244 36,734 36,734 36,734 - 36,734
14 Kab. Purwakarta - 4 127 127 127 127 22,111 22,111 22,111 - 22,111
15 Kab. Karawang - 5 129 129 129 129 60,287 60,287 60,287 - 60,287
16 Kab. Bekasi - 4 170 170 170 170 51,895 51,895 51,895 - 51,895
17 Kota Bogor 4 - 63 63 63 63 21,032 21,032 21,032 - 21,032
18 Kota Sukabumi 1 3 45 45 45 45 8,223 8,223 8,223 - 8,223
19 Kota Bandung 4 - - - - - 45,300 45,300 45,300 - 45,300
20 Kota Cirebon 2 2 - - - - 6,595 6,595 6,595 - 6,595
21 Kota Bekasi 2 2 - - - - 47,722 47,722 47,722 - 47,722
22 Kota Depok 3 1 - - - - 27,670 27,670 27,670 - 27,670
23 Kota Cimahi 3 1 - - - - 11,194 11,194 11,194 - 11,194
24 Kota Tasikmalaya 2 2 57 57 57 57 14,179 14,179 14,179 - 14,179
25 Kota Banjar 4 - 22 22 22 22 4,908 4,908 4,908 - 4,908
JAWA TENGAH
1 Kab. Cilacap - 8 320 320 320 320 31,598 31,598 31,598 - 31,598
2 Kab. Banyumas - 8 222 222 222 222 29,769 29,769 29,769 - 29,769
3 Kab. Purbalingga - 10 181 181 181 181 16,902 16,902 16,902 - 16,902
4 Kab. Banjarnegara - 8 113 113 113 113 16,860 16,860 16,860 - 16,860
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
147
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
5 Kab. Kebumen 4 - 239 239 239 239 23,369 23,369 23,369 - 23,369
6 Kab. Purworejo 1 3 212 212 212 212 10,941 10,941 10,941 - 10,941
7 Kab. Wonosobo - 4 128 128 128 128 16,452 16,452 16,452 - 16,452
8 Kab. Magelang - 7 291 291 291 291 23,635 23,635 23,635 - 23,635
9 Kab. Boyolali - 8 257 257 257 257 17,437 17,437 17,437 - 17,437
10 Kab. Klaten - 10 150 150 150 150 19,771 19,771 19,771 - 19,771
11 Kab. Sukoharjo - 4 133 133 133 133 14,590 14,590 14,590 - 14,590
12 Kab. Wonogiri - 6 301 301 301 301 15,173 15,173 15,173 - 15,173
13 Kab. Karanganyar - 12 83 83 83 83 13,970 13,970 13,970 - 13,970
14 Kab. Sragen - 6 188 188 188 188 17,686 17,686 17,686 - 17,686
15 Kab. Grobogan 1 3 262 262 262 262 24,338 24,338 24,338 - 24,338
16 Kab. Blora - 6 95 95 95 95 15,817 15,817 15,817 - 15,817
17 Kab. Rembang - 10 154 154 154 154 10,104 10,104 10,104 - 10,104
18 Kab. Pati 1 3 214 214 214 214 19,983 19,983 19,983 - 19,983
19 Kab. Kudus - 6 100 100 100 100 18,454 18,454 18,454 - 18,454
20 Kab. Jepara - 8 183 183 183 183 23,105 23,105 23,105 - 23,105
21 Kab. Demak - 6 75 75 75 75 25,546 25,546 25,546 - 25,546
22 Kab. Semarang 4 - 189 189 189 189 15,672 15,672 15,672 - 15,672
23 Kab. Temanggung - 4 167 167 167 167 11,556 11,556 11,556 - 11,556
24 Kab. Kendal - 7 234 234 234 234 19,115 19,115 19,115 - 19,115
25 Kab. Batang 2 2 147 147 147 147 13,284 13,284 13,284 - 13,284
26 Kab. Pekalongan - 5 143 143 143 143 16,812 16,812 16,812 - 16,812
27 Kab. Pemalang 1 3 193 193 193 193 26,315 26,315 26,315 - 26,315
28 Kab. Tegal - 4 200 200 200 200 30,213 30,213 30,213 - 30,213
29 Kab. Brebes - 15 165 165 165 165 45,871 45,871 45,871 - 45,871
30 Kota Magelang 4 - 19 19 19 19 2,589 2,589 2,589 - 2,589
31 Kota Surakarta 4 - 30 30 30 30 11,383 11,383 11,383 - 11,383
32 Kota Salatiga 3 1 10 10 10 10 2,797 2,797 2,797 - 2,797
33 Kota Semarang 3 1 60 60 60 60 27,240 27,240 27,240 - 27,240
34 Kota Pekalongan 2 2 20 20 20 20 7,302 7,302 7,302 - 7,302
35 Kota Tegal 3 1 16 16 16 16 6,196 6,196 6,196 - 6,196
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
148
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
D I YOGYAKARTA
1 Kab. Kulon Progo - 6 59 59 59 59 6,624 6,624 6,624 - -
2 Kab. Bantul - 6 60 60 60 60 13,422 13,422 13,422 - -
3 Kab. Gunung Kidul - 6 18 18 18 18 10,726 10,726 10,726 - -
4 Kab. Sleman - 4 32 32 32 32 13,252 13,252 13,252 - -
5 Kota Yogyakarta 1 3 85 85 85 85 5,633 5,633 5,633 - -
JAWA TIMUR
1 Kab. Pacitan - 11 89 89 89 89 8,271 8,271 8,271 - 8,271
2 Kab. Ponorogo - 6 187 187 187 187 13,970 13,970 13,970 - 13,970
3 Kab. Trenggalek - 8 80 80 80 80 10,984 10,984 10,984 - 10,984
4 Kab. Tulungagung - 8 153 153 153 153 16,344 16,344 16,344 - 16,344
5 Kab. Blitar - 8 138 138 138 138 18,187 18,187 18,187 - 18,187
6 Kab. Kediri - 4 223 223 223 223 29,115 29,115 29,115 - 29,115
7 Kab. Malang - 15 217 217 217 217 47,430 47,430 47,430 - 47,430
8 Kab. Lumajang - 5 130 130 130 130 18,710 18,710 18,710 - 18,710
9 Kab. Jember - 7 101 101 101 101 43,910 43,910 43,910 - 43,910
10 Kab. Banyuwangi - 10 153 153 153 153 27,730 27,730 27,730 - 27,730
11 Kab. Bondowoso - 6 128 128 128 128 11,921 11,921 11,921 - 11,921
12 Kab. Situbondo - 5 66 66 66 66 10,924 10,924 10,924 - 10,924
13 Kab. Probolinggo - 8 209 209 209 209 21,627 21,627 21,627 - 21,627
14 Kab. Pasuruan - 9 237 237 237 237 29,846 29,846 29,846 - 29,846
15 Kab. Sidoarjo - 6 205 205 205 205 33,653 33,653 33,653 - 33,653
16 Kab. Mojokerto - 8 213 213 213 213 19,455 19,455 19,455 - 19,455
17 Kab. Jombang - 9 177 177 177 177 23,947 23,947 23,947 - 23,947
18 Kab. Nganjuk - 5 117 117 117 117 18,932 18,932 18,932 - 18,932
19 Kab. Madiun - 5 110 110 110 110 10,058 10,058 10,058 - 10,058
20 Kab. Magetan - 9 69 69 69 69 8,898 8,898 8,898 - 8,898
21 Kab. Ngawi - 7 147 147 147 147 13,946 13,946 13,946 - 13,946
22 Kab. Bojonegoro - 8 254 254 254 254 21,927 21,927 21,927 - 21,927
23 Kab. Tuban - 6 274 274 274 274 21,056 21,056 21,056 - 21,056
24 Kab. Lamongan - 8 331 331 331 331 22,273 22,273 22,273 - 22,273
25 Kab. Gresik - 10 123 123 123 123 23,033 23,033 23,033 - 23,033
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
149
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/ RAPID
DIAGNOSIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
26 Kab. Bangkalan - 7 107 107 107 107 20,065 20,065 20,065 - 20,065
27 Kab. Sampang - 5 200 200 200 200 19,918 19,918
19,918 - 19,918
28 Kab. Pamekasan - 5 159 159 159 159 15,224 15,224 15,224 - 15,224
29 Kab. Sumenep - 8 179 179 179 179 15,594 15,594 15,594 - 15,594
30 Kota Kediri - 8 98 98 98 98 3,790 3,790 3,790 - 3,790
31 Kota Blitar 3 1 32 32 32 32 2,111 2,111 2,111 - 2,111
32 Kota Malang 4 1 52 52 52 52 15,787 15,787 15,787 - 15,787
33 Kota Probolinggo 3 0 55 55 55 55 4,255 4,255 4,255 - 4,255
34 Kota Pasuruan 3 1 49 49 49 49 4,069 4,069 4,069 - 4,069
35 Kota Mojokerto 2 1 32 32 32 32 2,044 2,044 2,044 - 2,044
36 Kota Madiun 4 2 87 87 87 87 2,737 2,737 2,737 - 2,737
37 Kota Surabaya 4 0 144 144 144 144 51,011 51,011 51,011 - 51,011
38 Kota Batu 4 0 15 15 15 15 3,625 3,625 3,625 - 3,625
BANTEN
1 Kab. Pandeglang - 4 170 170 170 170 25,782 25,782 25,782 - -
2 Kab. Lebak - 5 165 165 165 165 36,190 36,190 36,190 - -
3 Kab. Tangerang - 10 165 165 165 165 99,145 99,145 99,145 - -
4 Kab. Serang 1 3 155 155 155 155 55,995 55,995 55,995 - -
5 Kota Tangerang 4 - 55 55 55 55 42,400 42,400 42,400 - -
6 Kota Cilegon 3 1 22 22 22 22 7,717 7,717 7,717 - -
7 Kota Serang 3 1 35 35 35 35 - - - - -
BALI
1 Kab. Jembrana 2 2 46 46 46 46 4,587 4,587
4,587 - 4,587
2 Kab. Tabanan 1 3 101 101 101 101 5,861 5,861
5,861 - 5,861
3 Kab. Badung - 4 99 99 99 99 8,178 8,178
8,178 - 8,178
4 Kab. Gianyar - 4 49 49 49 49 7,476 7,476
7,476 - 7,476
5 Kab. Klungkung 1 3 22 22 22 22 3,222 3,222
3,222 - 3,222
6 Kab. Bangli 2 2 85 85 85 85 3,952 3,952
3,952 - 3,952
7 Kab. Karang Asem 1 3 45 45 45 45 8,190 8,190
8,190 - 8,190
8 Kab. Buleleng 2 2 22 22 22 22 12,598 12,598
12,598 - 12,598
9 Kota Denpasar 3 1 34 34 34 34 12,088 12,088
12,088 - 12,088
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
150
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
NUSA TENGGARA BARAT
1 Kab. Lombok Barat - 6 46 46 46 46 19,635 19,635 19,635
19,635 -
2 Kab. Lombok Tengah - 9 101 101 101 101 21,241 21,241 21,241
21,241 -
3 Kab. Lombok Timur - 20 99 99 99 99 26,783 26,783 26,783
26,783 -
4 Kab. Sumbawa - 6 49 49 49 49 10,267 10,267 10,267
10,267 -
5 Kab. Dompu 1 3 22 22 22 22 6,523 6,523 6,523
6,523 -
6 Kab. Bima - 6 85 85 85 85 11,804 11,804 11,804
11,804 -
7 Kab. Sumbawa Barat 1 3 45 45 45 45 2,765 2,765 2,765
2,765 -
8 Kota Mataram 3 1 22 22 22 22 9,296 9,296 9,296
9,296 -
9 Kota Bima 3 1 34 34 34 34 3,411 3,411 3,411
3,411 -
NUSA TENGGARA TIMUR
1 Kab. Sumba Barat 4 1 125 125 125 125 11,886 11,886 11,886
11,886 -
2 Kab. Sumba Timur 3 1 109 109 109 109 5,554 5,554 5,554
5,554 -
3 Kab. Kupang 4 0 29 29 29 29 9,289 9,289 9,289
9,289 -
4 Kab. Timor Tengah Selatan 3 1 55 55 55 55 12,197 12,197 12,197
12,197 -
5 Kab. Timor Tengah Utara 2 2 104 104 104 104 6,828 6,828 6,828
6,828 -
6 Kab. Belu 2 2 168 168 168 168 10,170 10,170 10,170
10,170 -
7 Kab. Alor 2 2 61 61 61 61 4,739 4,739 4,739
4,739 -
8 Kab. Lembata 1 3 34 34 34 34 2,643 2,643 2,643
2,643 -
9 Kab. Flores Timur 0 4 69 69 69 69 5,849 5,849 5,849
5,849 -
10 Kab. Sikka 0 4 58 58 58 58 8,229 8,229 8,229
8,229 -
11 Kab. Ende 0 5 47 47 47 47 6,746 6,746 6,746
6,746 -
12 Kab. Ngada 3 1 112 112 112 112 6,968 6,968 6,968
6,968 -
13 Kab. Manggarai 0 5 161 161 161 161 13,280 13,280 13,280
13,280 -
14 Kab. Rote Ndao 4 0 57 57 57 57 3,349 3,349 3,349
3,349 -
15 Kab. Manggarai Barat 4 0 41 41 41 41 5,802 5,802 5,802
5,802 -
16 Kota Kupang 2 2 19 19 19 19 7,384 7,384 7,384
7,384 -
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
151
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/ RAPID
DIAGNOSIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
KALIMANTAN BARAT
1 Kab. Sambas - 4 122 122 122 122 12,960 12,960
12,960 12,960 12,960
2 Kab. Bengkayang 4 0 43 43 43 43 5,362 5,362
5,362 5,362 5,362
3 Kab. Landak 3 1 67 67 67 67 8,796 8,796
8,796 8,796 8,796
4 Kab. Pontianak 4 0 136 136 136 136 15,951 15,951
15,951 15,951 15,951
5 Kab. Sanggau 4 0 59 59 59 59 9,637 9,637
9,637 9,637 9,637
6 Kab. Ketapang 2 2 77 77 77 77 13,090 13,090
13,090 13,090 13,090
7 Kab. Sintang - 6 76 76 76 76 8,889 8,889
8,889 8,889 8,889
8 Kab. Kapuas Hulu 4 0 62 62 62 62 7,250 7,250
7,250 7,250 7,250
9 Kab. Sekadau 3 1 37 37 37 37 4,504 4,504
4,504 4,504 4,504
10 Kab. Melawi 4 0 27 27 27 27 4,050 4,050
4,050 4,050 4,050
11 Kota Pontianak - 4 49 49 49 49 11,134 11,134
11,134 11,134 11,134
12 Kota Singkawang 4 0 20 20 20 20 4,961 4,961
4,961 4,961 4,961
KALIMANTAN TENGAH
1 Kab. Kotawaringin Barat 4 - 25 25 25 25 5,744 5,744
5,744 5,744 -
2 Kab. Kotawaringin Timur 4 - 57 57 57 57 8,842 8,842
8,842 8,842 -
3 Kab. Kapuas - 4 25 25 25 25 10,094 10,094
10,094 10,094 -
4 Kab. Barito Selatan 4 - 29 29 29 29 3,041 3,041
3,041 3,041 -
5 Kab. Barito Utara 4 - 25 25 25 25 3,412 3,412
3,412 3,412 -
6 Kab. Sukamara 4 - 14 14 14 14 1,085 1,085
1,085 1,085 -
7 Kab. Lamandau 4 - 29 29 29 29 1,584 1,584
1,584 1,584 -
8 Kab. Seruyan 4 - 17 17 17 17 3,584 3,584
3,584 3,584 -
9 Kab. Katingan 4 - 30 30 30 30 3,930 3,930
3,930 3,930 -
10 Kab. Pulang Pisau 4 - 3 3 3 3 3,075 3,075
3,075 3,075 -
11 Kab. Gunung Mas 4 - 36 36 36 36 2,558 2,558
2,558 2,558 -
12 Kab. Barito Timur 4 - 13 13 13 13 2,558 2,558
2,558 2,558 -
13 Kab. Murung Raya 4 - 17 17 17 17 2,610 2,610
2,610 2,610 -
14 Kota Palangka Raya 2 2 1 1 1 1 5,530 5,530
5,530 5,530 -
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
152
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/ RAPID
DIAGNOSIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
KALIMANTAN SELATAN
1 Kab. Tanah Laut 1 3 117 117 117 117 6,145 6,145
6,145 - -
2 Kab. Kota Baru - 4 75 75 75 75 6,674 6,674
6,674 - -
3 Kab. Banjar - 4 135 135 135 135 10,210 10,210
10,210 - -
4 Kab. Barito Kuala - 4 116 116 116 116 7,072 7,072
7,072 - -
5 Kab. Tapin - 4 60 60 60 60 4,053 4,053
4,053 - -
6 Kab. Hulu Sungai Selatan - 4 63 63 63 63 5,235 5,235
5,235 - -
7 Kab. Hulu Sungai Tengah 1 3 121 121 121 121 5,877 5,877
5,877 - -
8 Kab. Hulu Sungai Utara 1 3 74 74 74 74 5,611 5,611
5,611 - -
9 Kab. Tabalong 1 3 102 102 102 102 4,563 4,563
4,563 - -
10 Kab. Tanah Bumbu 1 3 25 25 25 25 5,676 5,676
5,676 - -
11 Kab. Balangan 1 3 42 42 42 42 2,714 2,714
2,714 - -
12 Kota Banjarmasin 4 0 40 40 40 40 12,471 12,471
12,471 - -
13 Kota Banjar Baru 3 1 17 17 17 17 3,876 3,876
3,876 - -
KALIMANTAN TIMUR
1 Kab. Pasir 4 - 48 48 48 48 15,108 15,108
15,108 - -
2 Kab. Kutai Barat 4 - 35 35 35 35 15,606 15,606
15,606 - -
3 Kab. Kutai Kartanegara 0 9 24 24 24 24 13,893 13,893
13,893 - -
4 Kab. Kutai Timur 3 1 19 19 19 19 4,055 4,055
4,055 - -
5 Kab. Berau 3 1 13 13 13 13 4,956 4,956
4,956 - -
6 Kab. Malinau 4 - 20 20 20 20 3,230 3,230
3,230 - -
7 Kab. Bulongan 3 1 30 30 30 30 4,663 4,663
4,663 - -
8 Kab. Nunukan 3 1 20 20 20 20 3,868 3,868
3,868 - -
9 Kab. Penajam Paser Utara 3 1 23 23 23 23 2,509 2,509
2,509 - -
10 Kota Balikpapan 4 - 15 15 15 15 4,430 4,430
4,430 - -
11 Kota Samarinda 3 1 15 15 15 15 3,134 3,134
3,134 - -
12 Kota Tarakan 3 1 29 29 29 29 1,423 1,423
1,423 - -
13 Kota Bontang 4 - 13 13 13 13 3,241 3,241
3,241 - -
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
153
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
SULAWESI UTARA
1 Kab. Bolaang Mengondow - 5 80 80 80 80 10,799 10,799 10,799
10,799 10,799
2 Kab. Minahasa - 5 41 41 41 41 7,728 7,728 7,728
7,728 7,728
3 Kab. Sangihe Talaud - 8 48 48 48 48 4,244 4,244 4,244
4,244 4,244
4 Kab. Kepulauan Talaud - 4 19 19 19 19 2,094 2,094 2,094
2,094 2,094
5 Kab. Minahasa Selatan - 8 134 134 134 134 6,780 6,780 6,780
6,780 6,780
6 Kab. Minahasa Utara 2 2 32 32 32 32 3,898 3,898 3,898
3,898 3,898
7 Kota Manado 1 3 11 11 11 11 9,670 9,670 9,670
9,670 9,670
8 Kota Bitung - 4 20 20 20 20 4,043 4,043 4,043
4,043 4,043
9 Kota Tomohon 3 1 29 29 29 29 1,975 1,975 1,975
1,975 1,975
SULAWESI TENGAH
1 Kab. Banggai Kepulauan - 5 14 14 14 14 3,599 3,599 3,599
3,599 -
2 Kab. Banggai - 4 139 139 139 139 6,228 6,228 6,228
6,228 -
3 Kab. Morowali - 4 152 152 152 152 3,749 3,749 3,749
3,749 -
4 Kab. Poso - 7 109 109 109 109 4,063 4,063 4,063
4,063 -
5 Kab. Donggala - 9 53 53 53 53 10,490 10,490 10,490
10,490 -
6 Kab. Toli-Toli - 4 68 68 68 68 5,305 5,305 5,305
5,305 -
7 Kab. Buol 1 3 36 36 36 36 2,834 2,834 2,834
2,834 -
8 Kab. Parigi Moutong - 10 121 121 121 121 8,928 8,928 8,928
8,928 -
9 Kab. Tojo Una-Una - 6 79 79 79 79 3,382 3,382 3,382
3,382 -
10 Kota Palu 3 1 13 13 13 13 6,677 6,677 6,677
6,677 -
SULAWESI SELATAN
1 Kab. Selayar 2 2 10 10 10 10 2,654 2,654 2,654 - 2,654
2 Kab. Bulukumba 2 2 58 58 58 58 9,110 9,110 9,110 - 9,110
3 Kab. Bantaeng 2 2 42 42 42 42 4,093 4,093 4,093 - 4,093
4 Kab. Jeneponto 2 2 50 50 50 50 8,382 8,382 8,382 - 8,382
5 Kab. Takalar 0 4 64 64 64 64 6,619 6,619 6,619 - 6,619
6 Kab. Gowa 2 2 60 60 60 60 13,388 13,388 13,388 - 13,388
7 Kab. Sinjai 2 2 26 26 26 26 5,523 5,523 5,523 - 5,523
8 Kab. Maros 1 3 136 136 136 136 8,006 8,006 8,006 - 8,006
9 Kab. Pangkajene Kep. 1 3 13 13 13 13 7,814 7,814 7,814 - 7,814
10 Kab. Barru 2 2 64 64 64 64 3,592 3,592 3,592 - 3,592
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
154
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
11 Kab. Bone 2 2 41 41 41 41 18,654 18,654 18,654 - 18,654
12 Kab. Soppeng 2 2 51 51 51 51 3,647 3,647 3,647 - 3,647
13 Kab. Wajo 2 2 50 50 50 50 10,056 10,056 10,056 - 10,056
14 Kab. Sidenreng Rappang 2 2 70 70 70 70 5,971 5,971 5,971 - 5,971
15 Kab. Pinrang 2 2 37 37 37 37 8,070 8,070 8,070 - 8,070
16 Kab. Enrekang 2 2 45 45 45 45 4,865 4,865 4,865 - 4,865
17 Kab. Luwu 2 2 68 68 68 68 8,448 8,448 8,448 - 8,448
18 Kab. Tana Toraja 2 2 62 62 62 62 11,205 11,205 11,205 - 11,205
19 Kab. Luwu Utara 4 0 127 127 127 127 7,675 7,675 7,675 - 7,675
20 Kab. Luwu Timur 2 2 10 10 10 10 6,040 6,040 6,040 - 6,040
21 Kota Ujung Pandang 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967
22 Kota Pare-Pare 2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189
23 Kota Palopo 2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451
SULAWESI TENGGARA
1 Kab. Buton 3 1
8,068
8,068
8,068 - -
2 Kab. Muna 3 1
6,948
6,948
6,948 - -
3 Kab. Konawe 3 1
8,066
8,066
8,066 - -
4 Kab. Kolaka 3 1
3,227
3,227
3,227 - -
5 Kab. Konawe Selatan 4 0
8,665
8,665
8,665 - -
6 Kab. Bombana 2 2
2,229
2,229
2,229 - -
7 Kab. Wakatobi 3 1
2,767
2,767
2,767 - -
8 Kab. Kolaka Utara 2 2
9,120
9,120
9,120 - -
9 Kota Kendari 4 0
3,634
3,634
3,634 - -
10 Kota Baubau 4 0
6,557
6,557
6,557 - -
GORONTALO
1 Kab. Boalemo 2 2 34 34 34 34
3,213
3,213
3,213
3,213 -
2 Kab. Gorontalo 2 2 68 34 34 34
9,173
9,173
9,173
9,173 -
3 Kab. Pohuwato 2 2 22 34 34 34
3,213
3,213
3,213
3,213 -
4 Kab. Bone Bolango 2 2 30 34 34 34
3,564
3,564
3,564
3,564 -
5 Gorontalo Utara 3 1 17 34 34 34
2,646
2,646
2,646
2,646 -
6 Kota Gorontalo 3 1 10 34 34 34
4,154
4,154
4,154
4,154 -
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
155
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
SULAWESI BARAT
1 Kab. Majene 4 0 41 41 41 41
7,652
7,652
7,652
7,652 -
2 Kab. Polewali Mamasa 4 0 68 68 68 68
3,812
3,812
3,812
3,812 -
3 Kab. Mamasa 0 4 36 36 36 36
9,304
9,304
9,304
9,304 -
4 Kab. Mamuju 3 1 13 13 13 13
3,710
3,710
3,710
3,710 -
5 Kab. Mamuju Utara 4 0 16 16 16 16
2,811
2,811
2,811
2,811 -
MALUKU
1 Kab. Maluku Tenggara Barat 1 3 23 23 23 23
3,115
3,115
3,115
3,115
3,115
2 Kab. Maluku Tenggara 3 1 57 57 57 57
3,641
3,641
3,641
3,641
3,641
3 Kab. Maluku Tengah 2 2 168 168 168 168
7,766
7,766
7,766
7,766
7,766
4 Kab. Buru 2 2 36 36 36 36
3,355
3,355
3,355
3,355
3,355
5 Kab. Kepulauan Aru 1 3 20 20 20 20
1,761
1,761
1,761
1,761
1,761
6 Kab. Seram Bagian Barat 3 1 29 29 29 29
2,789
2,789
2,789
2,789
2,789
7 Kab. Seram Bagian Timur 3 1 12 12 12 12
1,801
1,801
1,801
1,801
1,801
8 Kota Ambon 3 1 65 65 65 65
6,698
6,698
6,698
6,698
6,698
MALUKU UTARA
1 Kab. Halmahera Barat 2 2 32 16 16 32
2,593
2,593
2,593
2,593 -
2 Kab. Halmahera Tengah 2 2 15 7 7 15
1,106
1,106
1,106
1,106 -
3 Kab. Kepulauan Sula 2 2 15 7 7 15
3,240 3,240
3,240
3,240 -
4 Kab. Halmahera Selatan - 4 30 15 15 30
4,635
4,635
4,635
4,635 -
5 Kab. Halmahera Utara - 4 54 27 27 54
5,674
5,674
5,674
5,674 -
6 Kab. Halmahera Timur 2 2 15 7 7 15
1,469
1,469
1,469
1,469 -
7 Kota Ternate - - 50 25 25 50
4,079
4,079
4,079
4,079 -
8 Kota Tidore Kepulauan 2 2 40 20 20 40
2,237
2,237
2,237
2,237 -
IRIAN JAYA BARAT
1 Kab. Fak-Fak 4 - 52 52 52 52
1,811
1,811
1,811
1,811
1,811
2 Kab. Kaimana 4 - 17 17 17 17
1,240
1,240
1,240
1,240
1,240
3 Kab. Teluk Wondama 4 - 3 3 3 3
629
629
629
629
629
4 Kab. Teluk Bintuni 4 - 10 10 10 10
1,880
1,880
1,880
1,880
1,880
5 Kab. Manokwari 4 - 24 24 24 24
5,085
5,085
5,085
5,085
5,085
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
156
PENGGANTIAN KERUSAKAN ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT
NO PROPINSI
TARGET PUSK
TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
PONED KIT
BIDAN KIT
IMPLANT KIT
IUD KIT
HB SAHLI
PROTEIN URIN/
DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/
DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARIA/
RAPID DIAGNO
SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
6 Kab. Sorong Selatan 4 - 49 49 49 49
3,223
3,223
3,223
3,223
3,223
7 Kab. Sorong 4 - 53 53 53 53
2,463
2,463
2,463
2,463
2,463
8 Kab. Raja Ampat 4 - 28 28 28 28
1,219
1,219
1,219
1,219
1,219
9 Kota Sorong 4 - 15 15 15 15
4,830
4,830
4,830
4,830
4,830
21 Kota Ujung Pandang 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967
22 Kota Pare-Pare 2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189
23 Kota Palopo 2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451
PAPUA
1 Kab. Merauke 4 - 89 89 89 89
4,700
4,700
4,700
4,700
4,700
2 Kab. Jayawijaya 4 - 65 65 65 65
6,356
6,356
6,356
6,356
6,356
3 Kab. Jayapura 4 - 112 112 112 112
2,776
2,776
2,776
2,776
2,776
4 Kab. Nabire 4 - 130 130 130 130
4,873
4,873
4,873
4,873
4,873
5 Kab. Yapen Waropen 4 - 154 154 154 154
2,134
2,134
2,134
2,134
2,134
6 Kab. Biak Numfor 4 - 173 173 173 173
3,006
3,006
3,006
3,006
3,006
7 Kab. Paniai 4 - 94 94 94 94
3,406
3,406
3,406
3,406
3,406
8 Kab. Puncak Jaya 4 - 162 162 162 162
3,371
3,371
3,371
3,371
3,371
9 Kab. Mimika 4 - 50 50 50 50
3,815
3,815
3,815
3,815
3,815
10 Kab. Boven Digoel 4 - 47 47 47 47
948
948
948
948
948
11 Kab. Mappi 4 - 43 43 43 43
1,998
1,998
1,998
1,998
1,998
12 Kab. Asmat 4 - 38 38 38 38
1,871
1,871
1,871
1,871
1,871
13 Kab. Yahukimo 4 - 113 113 113 113
4,141
4,141
4,141
4,141
4,141
14 Kab. Pegunungan Bintang 4 - 127 127 127 127
2,671
2,671
2,671
2,671
2,671
15 Kab. Tolikara 4 - 71 71 71 71
1,333
1,333
1,333
1,333
1,333
16 Kab. Sarmi 4 - 15 15 15 15
953
953
953
953
953
17 Kab. Keerom 4 - 45 45 45 45
1,144
1,144
1,144
1,144
1,144
18 Kab. Waropen 4 - 77 77 77 77
653
653
653
653
653
19 Kab. Supiori 4 - 25 25 25 25
388
388
388
388
388
20 Kota Jayapura 4 - 38 38 38 38
6,045
6,045
6,045
6,045
6,045