Post on 08-Jul-2016
description
Analisis Kredit Pada Perusahaan Telekomunikasi
IndonesiaMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Tim Penyusun :
Sefirda Qinanda 120110130063
Yiska Lintia 120110130071
Alexandra Disy 120110130072
Dosen :
Prima Yusi Sari, S.E., M.Si
Kelas Jumat 13.00 s.d. 15.00
Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadaran
2016
Liquidity and Working Capital
Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau untuk
mendapatkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek secara
konvensional dipandang sebagai jangka waktu sampai dengan satu tahun, meskipun
diidentifikasi dengan siklus operasi normal perusahaan (periode waktu yang meliputi beli-
memproduksi-jual-mengumpulkan siklus).
Pentingnya likuiditas terbaik dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal
dari ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas
adalah masalah derajat. Kurangnya likuiditas mencegah perusahaan dari mengambil
keuntungan dari diskon yang menguntungkan atau peluang yang menguntungkan. Masalah
likuiditas yang lebih ekstrim mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban saat ini. Hal ini dapat menyebabkan penjualan paksa investasi dan aset lainnya
dengan harga berkurang dan, dalam bentuk yang paling parah, insolvabilitas dan
kebangkrutan
Modal kerja didefinisikan sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Hal
ini penting sebagai ukuran aset likuid yang menyediakan bantal pengaman kepada kreditor.
Hal ini juga penting dalam mengukur cadangan cair tersedia untuk memenuhi kontinjensi dan
ketidakpastian seputar keseimbangan perusahaan dari arus kas masuk dan arus keluar.
Current Assets and Liabilities
Aktiva lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan untuk menjadi ( 1 ) diwujudkan
dalam bentuk kas atau ( 2 ) dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun (atau siklus operasi
normal perusahaan jika lebih besar dari satu tahun). Akun-akun neraca biasanya dimasukkan
sebagai aset lancar yang uang tunai, surat berharga yang jatuh tempo dalam tahun fiskal
berikutnya, piutang, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Kewajiban lancar adalah
kewajiban diharapkan puas dalam waktu yang relatif singkat, biasanya satu tahun. kewajiban
lancar biasanya meliputi hutang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak,
biaya masih harus dibayar, dan bagian lancar utang jangka panjang. Analisis kami harus
menilai apakah semua kewajiban saat ini dengan cukup tinggi probabilitas pembayaran
akhirnya dilaporkan dalam kewajiban lancar. pengecualian mereka dari kewajiban lancar
cacat analisis modal kerja. Tiga masalah umum yang harus diperhatikan adalah:
1. Kewajiban kontinjensi terkait dengan jaminan pinjaman. Kita perlu menilai
kemungkinan dari terwujudnya kontingensi ini ketika kita menghitung modal kerja.
2. Pembayaran sewa minimum masa sewa operasi noncancelable perjanjian.
3. Kontrak pembangunan atau akuisisi aset jangka panjang sering mewajibkan untuk
pembayaran berkelanjuatan dalam jumlah besar. Kewajiban ini untuk pembayaran
dilaporkan dalam catatan kaki sebagai "komitmen" dan bukan sebagai kewajiban di
neraca. Ketika komputasi modal kerja, analisis kami harus sering menyertakan
komitmen.
Working Capital Measure of Liquidity
Perjanjian kredit dan obligasi sering mengandung ketentuan untuk pemeliharaan tingkat
modal kerja minimum. Analis keuangan menilai besarnya modal kerja untuk keputusan
investasi dan rekomendasi. Instansi pemerintah menghitung agregat modal perusahaan
bekerja untuk tindakan peraturan dan kebijakan. dan diterbitkan laporan keuangan
membedakan antara aset dan lancar dan tidak lancar kewajiban dalam menanggapi ini dan
kebutuhan pengguna lainnya. Namun jumlah modal kerja adalah lebih relevan untuk
keputusan pengguna bila terkait variabel keuangan utama lainnya seperti penjualan atau total
aset. Ini adalah nilai yang terbatas untuk langsung tujuan perbandingan dan untuk menilai
kecukupan modal kerja.
Relevance of the Current Ratio
Alasan untuk digunakan Rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup
kemampuannya untuk mengukur :
Current Liability coverage
Semakin tinggi jumlah (kelipatan) dari aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, maka
keyakinan yang lebih besar yang kita miliki bahwa kewajiban lancar akan dibayar.
Buffer Against Losses
Semakin besar penyangga, semakin rendah risiko. Rasio lancar menunjukkan tingkat
keamanan tersedia untuk menutup dalam penurunan aktiva lancar non kas pada saat
aset tersebut akan dilepas atau dilikuidasi.
Reserve of Liquid Funds
Rasio lancar relevan sebagai ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan
kejutan untuk arus kas perusahaan. seperti pemogokan dan kerugian luar biasa
Limitation of The Current Ratio
Langkah pertama dalam evaluasi kritis rasio lancar sebagai alat untuk analisis solvabilitas
jangka pendek dan jangka panjang bagi kita untuk memeriksa pembilang dan penyebut. Jika
kita mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan untuk memenuhi arus kas dengan arus kas
yang memadai, termasuk penyisihan penurunan tak terduga dalam arus masuk atau
peningkatan arus keluar, maka tepat bagi kita untuk bertanya: Apakah rasio lancar mencakup
faktor-faktor penting dari likuiditas ? Secara khusus, apakah rasio lancar :
Mengukur dan memprediksi pola arus kas masa depan dan keluar ?
Mengukur kecukupan arus kas masa depan untuk arus keluar ?
Jawaban atas kedua pertanyaan ini umumnya tidak. Rasio lancar adalah ukuran statis sumber
daya yang tersedia pada suatu titik pada waktunya untuk memenuhi kewajiban saat ini.
Reservoir saat ini sumber daya kas tidak memiliki hubungan logis atau kausal untuk arus kas
masa depan. Namun arus kas masa depan adalah indikator terbesar dari likuiditas. Arus kas
ini tergantung pada faktor-faktor dikeluarkan dari rasio, termasuk penjualan, pengeluaran kas,
keuntungan, dan perubahan kondisi bisnis. Untuk memperjelas keterbatasan ini, kita perlu
mengkaji lebih erat masing-masing komponen rasio lancar.
Numerator of The Current Ratio
Kami membahas setiap komponen aktiva lancar dan implikasinya untuk analisis yang
menggunakan rasio lancar.
Cash and cash equivalents.
Kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang dikelola dengan baik terutama dari
cadangan pencegahan yang dimaksudkan untuk menjaga terhadap ketidakseimbangan
kas jangka pendek. Sebagai contoh,penjualan dapat menurun lebih cepat daripada
pengeluaran kas untuk pembelian dan biaya dalampenurunan bisnis, yang
membutuhkan ketersediaan kelebihan uang tunai.
Marketable Securities
Kas yang melebihi cadangan pencegahan sering dihabiskan untuk investasi sekuritas
dengan return melebihi dibandingkan setara kas. Investasi ini cukup dianggap tersedia
untuk melunasi kewajiban lancar.
Account Receivable
Faktor penentu utama piutang adalah penjualan. Itu hubungan piutang dengann
penjualan diatur oleh kebijakan kredit dan penagihan metode. Perubahan piutang
sesuai dengan perubahan dalam penjualan, meski tidak harus selalu proporsional.
Inventories
Seperti piutang, penentu utama persediaan adalah penjualan atau taksiran penjualan,
bukan tingkat kewajiban lancar. Karena penjualan adalah fungsi permintaan dan
penawaran, metode manajemen persediaan (seperti pesanan ekonomis kuantitas,
tingkat persediaan pengaman, dan menyusun ulang poin) mempertahankan kenaikan
persediaan bervariasi tidak sebanding dengan permintaan tetapi dengan jumlah yang
lebih kecil.
Prepaid Expense
Beban dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk manfaat masa depan. Karena
manfaat ini biasanya diterima dalam waktu satu tahun siklus operasi perusahaan,
mereka tidak mengubah pengeluaran dana lancar.
Denominator of the Current Ratio
Kewajiban lancar adalah fokus dari rasio lancar. Mereka adalah sumber uang tunai dalam
piutang cara yang sama dan persediaan menggunakan uang tunai. Kewajiban lancar terutama
ditentukan oleh penjualan, dan kemampuan perusahaan untuk menemui mereka saat jatuh
tempo adalah obyek langkah-langkah modal kerja. Sebagai contoh, karena pembelian yang
menimbulkan hutang adalah fungsi penjualan, hutang berbeda dengan penjualan. Selama
penjualan tetap konstan atau meningkat, pembayaran kewajiban lancar adalah kegiatan
pendanaan. Dalam hal ini komponen rasio lancar memberikan sedikit, jika ada, pengakuan
terhadap kegiatan ini atau dampaknya pada arus kas masa depan. Selain itu, kewajiban lancar
masuk ke dalam perhitungan rasio lancar tidak termasuk calon kas pengeluaran-contoh
adalah komitmen tertentu dalam kontrak konstruksi, pinjaman, sewa, dan pensiun.
Using the Current Ratio for Analysis
Dari pembahasan kita tentang rasio lancar, kita dapat menarik setidaknya tiga kesimpulan.
1. Likuiditas tergantung untuk sebagian besar pada arus kas prospektif dan pada tingkat
lebih rendah pada tingkat kas dan setara kas.
2. Tidak ada hubungan langsung ada antara saldo akun modal kerja dan kemungkinan pola
arus kas masa depan.
3. Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan diarahkan terutama
pada pemanfaatan aset yang efisien dan menguntungkan dan kemudian adalah likuiditas.
Comparative Analysis
Menganalisis tren di rasio lancar sering berguna. Perubahan rasio lancar dari waktu ke waktu,
bagaimanapun, harus ditafsirkan dengan hati-hati. Perubahan rasio ini tidak selalu berarti
perubahan dalam likuiditas atau kinerja operasi. Sebagai contoh, selama resesi perusahaan
mungkin terus membayar kewajiban saat ini sementara persediaan dan piutang menumpuk,
menghasilkan peningkatan rasio lancar. Sebaliknya, dalam periode sukses, peningkatan
hutang pajak dapat menurunkan rasio lancar. Ekspansi perusahaan sering menyertai
keberhasilan operasi dapat membuat kebutuhan modal kerja yang lebih besar. Ini
"kemakmuran pemerasan" likuiditas menurunkan rasio lancar dan merupakan hasil tentang
ekspansi perusahaan ditemani oleh peningkatan modal kerja.
Ratio Management
Analisis kami harus memperhatikan "manajemen" tentang rasio lancar, juga dikenal sebagai
window dressing. Menjelang penutupan periode, manajemen kadang-kadang akan menekan
pengumpulan piutang, mengurangi persediaan di bawah tingkat normal, dan menunda
pembelian normal. Penerimaan dari kegiatan ini kemudian digunakan untuk melunasi
kewajiban lancar. Efek dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasio lancar
Rule of Thumb Analysis
Aturan yang sering diterapkan praktis jika rasio lancar adalah 2:1 atau lebih baik, maka
perusahaan akan sehat secara finansial, sedangkan rasio di bawah 2:01 menunjukkan
peningkatan risiko likuiditas. 2:1 norma berarti ada adalah $ 2 tentang aktiva lancar yang
tersedia untuk setiap $ 1 tentang kewajiban lancar atau sebaliknya dilihat, nilai aktiva lancar
dalam likuidasi dapat menyusut sebanyak 50% dan masih menutupi kewajiban lancar. Sebuah
rasio lancar jauh lebih tinggi dari 2:1, sementara menyiratkan cakupan unggul kewajiban
lancar, bisa menandakan tidak efisiennya penggunaan sumber daya dan mengurangi tingkat
pengembalian. Evaluasi kami tentang rasio lancar dengan aturan lain akan diragukan karena
dua alasan:
1. Kualitas aktiva lancar dan komposisi kewajiban lancar yang lebih penting
dalam mengevaluasi rasio lancar (misalnya, dua perusahaan dengan identik
rasio saat ini dapat menimbulkan risiko substansial berbeda karena variasi dalam
kualitas komponen modal kerja).
2. Kebutuhan modal kerja bervariasi dengan kondisi industri dan panjang dari
siklus perdagangan bersih perusahaan.
Net Trade Cycle Analysis
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh investasi persediaan yang
diinginkan dan hubungan antara persyaratan kredit dari pemasok dan mereka diperluas ke
pelanggan. Pertimbangan ini menentukan siklus perdagangan bersih perusahaan.
Cash-Based Ratio Measures of Liquidity
Kas dan setara kas yang paling likuid dari aktiva lancar. Pada bagian ini, kita meneliti
langkah-langkah ratio berbasis kas likuiditas.
Cash to Current Asset Ratio
Rasio "serup akas" aset terhadap total aktiva lancar merupakan salah satu ukuran tingkat
likuiditas aktiva lancar. Langkah ini, yang dikenal sebagai rasio kas terhadap aset lancar,
dihitung sebagai berikut:
Makin tinggi rasio ini, makin likuid asset lancar.
Cash to Current Liabilities Ratio
Kecukupan kas rasio yang mengukur lain adalah Rasio Kas Terhadap kewajiban Lancar. Hal
ini dihitung sebagai berikut:
Semakin besar rasio, semakin banyak kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar.
OPERATING ACTIVITY ANALYSIS OF LIQUIDITY
Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi penting dalam analisis kredit. Bagian ini
membahas tiga langkah aktivitas operasi berbasis pada piutang, persediaan, dan kewajiban
lancar.
Account Receivable Liquidity Measures
Bagi kebanyakan perusahaan menjual secara kredit, rekening dan wesel tagih merupakan
bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan
rasio lancar , maka perlu untuk mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas dan
likuiditas piutang dipengaruhi oleh tingkat turnover mereka. Kualitas mengacu pada
kemungkinan koleksi tanpa kehilangan. Sebuah ukuran kemungkinan ini adalah proporsi
piutang dalam hal pembayaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengalaman menunjukkan
bahwa piutang lama yang beredar di luar tanggal jatuh tempo mereka, semakin rendah
kemungkinan koleksi. Tingkat turnover mereka merupakan indikator umur piutang. Indikator
ini sangat berguna bila dibandingkan dengan tingkat turnover yang diharapkan dihitung
dengan menggunakan persyaratan kredit yang diijinkan. Likuiditas mengacu pada kecepatan
dalam mengkonversi piutang menjadi kas . Tingkat perputaran piutang adalah ukuran
kecepatan ini .
Account Receivable Turnover
rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:
Piutang dari penjualan normal harus dimasukkan ketika menghitung perputaran piutang. Kita
juga harus mencakup hanya penjualan kredit ketika menghitung rasio ini karena penjualan
tunai tidak menciptakan piutang. Sejak laporan keuangan jarang secara terpisah
mengungkapkan tunai dan penjualan kredit, analisis kami sering harus menghitung rasio ini
menggunakan total penjualan bersih ( yaitu, dengan asumsi penjualan tunai tidak signifikan ).
Jika penjualan tunai tidak signifikan, maka rasio ini kurang berguna. Namun, jika proporsi
penjualan tunai terhadap total penjualan relatif stabil, maka tahun - ke - tahun perbandingan
perubahan dalam rasio perputaran piutang dapat diandalkan. Cara yang paling langsung bagi
kita untuk menentukan piutang rata-rata piutang adalah dengan menambahkan awal dan akhir
piutang untuk periode dan dibagi dengan dua. Menggunakan angka bulanan atau kuartalan
menghasilkan perkiraan yang lebih akurat. Semakin bahwa penjualan berfluktuasi, semakin
besar kemungkinan rasio ini terdistorsi. Rasio perputaran piutang menunjukkan seberapa
sering , rata-rata , piutang berputar - yaitu , yang diterima dan dikumpulkan selama setahun.
Interpretation of Receivables Liquidity Measures
Tingkat perputaran piutang dan periode penagihan akan berguna dibandingkan dengan rata-
rata industri atau dengan perjanjian kredit yang diberikan oleh perusahaan. Ketika periode
penagihan dibandingkan dengan perjanjian penjualan yang diperbolehkan oleh perusahaan,
kita dapat menilai sejauh mana pelanggan yang membayar tepat waktu. Misalnya, jika
perjanjian kredit biasa dijual 40 hari, maka periode pengumpulan piutang dari 75 hari
mencerminkan satu atau lebih dari kondisi berikut:
Usaha penagihan yang buruk.
Keterlambatan pembayaran pelanggan.
Pelanggan dalam kesulitan keuangan
Inventory Turnover Measures
Persediaan sering merupakan bagian penting dari aktiva lancar . Alasan untuk ini sering tidak
ada hubungannya dengan kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan dana cair yang
memadai. Persediaan adalah investasi yang dilakukan untuk tujuan memperoleh kembali
melalui penjualan kepada pelanggan . Pada kebanyakan perusahaan , tingkat tertentu
persediaan harus disimpan . Jika persediaan tidak memadai , volume penjualan menurun di
bawah tingkat yang dapat dicapai . Sebaliknya, persediaan yang berlebihan mengekspos
perusahaan untuk biaya penyimpanan , asuransi , pajak , usang , dan kerusakan fisik .
Persediaan berlebihan juga mengikat dana yang dapat digunakan lebih menguntungkan di
tempat lain . Karena risiko dalam menyimpan persediaan , dan mengingat bahwa persediaan
selanjutnya dihapus dari kas dari piutang tersebut , mereka biasanya dianggap sebagai aset
lancar yang paling tidak likuid . Evaluasi kami likuiditas jangka pendek dan modal kerja ,
yang melibatkan persediaan , harus menyertakan evaluasi kualitas dan likuiditas persediaan .
Ukuran perputaran persediaan adalah alat yang sangat baik untuk analisis ini.
Inventory Turnover
Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata kecepatan di mana persediaan bergerak
melalui dan keluar dari perusahaan. Perputaran persediaan dihitung sebagai berikut:
Agar Konsistensi mengharuskan kita menggunakan harga pokok penjualan dalam pembilang
karena, seperti persediaan, dilaporkan biaya. Jumlah, sebaliknya, termasuk margin
keuntungan. Rata-rata persediaan dihitung dengan menambahkan awal dan akhir saldo
persediaan, dan membaginya dengan dua. Perhitungan rata-rata ini dapat disempurnakan
dengan rata-rata angka persediaan triwulanan atau bulanan. Ketika kita tertarik dalam
mengevaluasi tingkat persediaan pada tanggal tertentu, seperti akhir tahun, kita menghitung
rasio perputaran persediaan dengan menggunakan saldo persediaan pada tanggal tersebut di
penyebut.
Days' Sales In Inventory
Ukuran lain perputaran persediaan berguna dalam menilai pembelian dan produksi kebijakan
perusahaan adalah jumlah hari penjualan dalam persediaan, dihitung sebagai berikut:
Rasio ini memberitahu kita adalah jumlah hari yang diperlukan untuk menjual persediaan
akhir dengan asumsi tingkat tertentu penjualan.
Interpreting Inventory Turnover
Rasio lancar memperlihatkan komponen aktiva lancar sebagai sumber dana untuk berpotensi
melunasi kewajiban lancar. Dilihat dari pandangan sama, rasio perputaran persediaan
memberikan ukuran kualitas dan likuiditas komponen persediaan aktiva lancar. Kualitas
persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan dan membuang
persediaan. Kita harus mengakui, bagaimanapun, bahwa perusahaan terus tidak menggunakan
persediaan untuk membayar kewajiban lancar karena setiap penurunan serius dalam tingkat
persediaan yang normal mungkin memotong ke volume penjualan.
Ketika perputaran persediaan menurun dari waktu ke waktu, atau kurang dari angka industri,
ini menunjukkan bergerak lambat persediaan dikaitkan keusangan, permintaan yang lemah,
atau tidak terjual. Kondisi ini mempertanyakan kelayakan sebuah perusahaan pemulihan
biaya persediaan. Kita perlu analisis lebih lanjut dalam hal ini untuk melihat apakah
penurunan perputaran persediaan adalah karena penumpukan persediaan untuk
mengantisipasi peningkatan penjualan, komitmen kontrak, kenaikan harga, penghentian kerja,
kekurangan persediaan, atau alasan yang sah lainnya. Kita juga harus menyadari manajemen
persediaan (seperti just-in-time sistem) yang bertujuan untuk menjaga tingkat persediaan
yang rendah dengan mengintegrasikan memesan, memproduksi, menjual, dan
mendistribusikan. Manajemen persediaan yang efektif meningkatkan perputaran persediaan.
CAPITAL STRUCTURE AND SOLVENCY
Basics of Solvency
Analisis solvabilitas memiliki beberapa elemen kunci, salah satunya analisis struktur modal.
Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari
modal ekuitas yang relative permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara
yang lebih berisiko. Elememen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau
kemampuan menghasilkan laba yang menunjukkan kemampuan berulang untuk
menghasilkan kas dari operasi. Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting atas
kemampuan perusahaan untuk meminjam saat kekurangan kas. Hal itu juga merupakan
ukuran kemampuan perusahaan untuk bangkit dari kondisi kesulitan keuangan. Pemberi
pinjaman biasanya melindungi diri mereka dari kemungkinan gagal bayar dengan memberi
persyaratan utang. Persyaratan utang biasanya dirancang untuk :
1. Menekankan ukuran kekuatan keuangan utama seperti rasio lancar dan rasio utang
terhadap ekuitas
2. Menghindari penerbitan utang tambahan
3. Memastikan tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahaan melalui dividen yang
berlebihan atau akuisisi
Importance of Capital Structure
Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang sering
dihitung berdasarkan besaran relative berbagai sumjber pendanaan.
Characteristics of Debt and Equity
Kepentingan untuk menganalisis struktur modal berasal dari berbagai perspektif, salah
satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas. Ekuitas (equity) mengacu pada risiko
modal suatu perusahaan. Karakteristik modal mencakup:
1. Pengembaliannya yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya pola pembayaran
kembali.
2. Biasanya bersifat permanen, tangguh di saat-saat sulit, dan tidak memiliki persyaratan
dividen wajib.
Modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Bagi
investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian invenstasi diimbangi potensi
keuntungan dari leverage keuangan. Leverage keuangan merupakan penggunaan utang untuk
meningkatkan laba.
Motivation for Debt Capital
1. Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika Bungan lebih kecil
daripada pengembalian atas asset operasi bersih, selisih pengembalian tersebut akan
menjadi keuntungan bagi investor ekuitas.
2. Bungan merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan dividen tidak.
Concept of Financial Leverage
Perusahaan yang dengan leverage keuangan disebut memperdagangkan ekuitas. Hal ini
menunjukkan perusahaan menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman untuk
mendapatkan kelebihan pengembalian.
1. Perusahaan yang memiliki utang dapat berhasil memperdagangkan ekuitas ketika
tingkat pengembalian asset melebihi biaya utang setelah pajak.
2. Perusahaan yang memiliki utang tidak berhasil memperdagangkan ekuitas ketika
tingkat pengembalian asset operasi bersih lebih rendah dari biaya utang setelah pajak.
3. Dampak leverage akan diperbesar pada tahun baik dan tahun buruk.
Tax Deductible of Interest
1. Bunga merupakan pengurang pajak sementara dividen kas untuk pemegang ekuitas
tidak mengurangi pajak
2. Laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar karena Bunga
merupakan pengurang pajak.
3. Bunga yang tidak dibayarkan dapat menyebabkan kebangkuratan, sedangkan dividen
yang tidak dibayar tidak menyebabkan kebangkrutan.
Selain keuntungan dari kelebihan pengembalian untuk leverage keuangan dan bunga yang
dapat mengurangi posisi pajak, posisi utang jangka panjang dapat memberikan keuntungan
lain bagi pemegang ekuitas.
Adjustments for Capital Structure Analysis
Adjustments to Book Values of Liability
a. Pajak penghasilan tangguhan (Deferred Income Tax). Pajak sebagai utang atau
ekuitas tergantung pada sifat tangguhan, pengalaman akun di masa lalu(seperti pola
pertumbuhhannya), dan kemungkinan pembalikan di masa depan.
b. Sewa guna usaha operasi (Operating Lease). Saat ini praktik akuntasi mewajibkan
sebagian besar pendanaan sewa guna usaha jangka panjang yang tidak dapat
dibatalkan disajikan sebagai utang.
c. Pendanaan di luar neraca (Off-balance-sheet Financing). Beberapa manager
menyatakan utangnya terlalu rendah. Beberapa cara untuk melakukan hal ini seperti
perjanjian pendanaan di luar neraca menggunakan entitas bertujuan khusus dan
invenstasi metode ekuitas.
d. Kewajiban kontinjen (Contingent Liabilities). Umumnya cadangan yang
menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap sebagai kewajiban.
e. Hak minoritas (Minority Interest). Akun ini bukan kewajiban seperti utang karena
tidak ada kewajiban untuk membayar dividend an pembayaran kembali pokok.
f. Utang yang dapat dikonversi (Convertible Debt). Biasanya disajikan sebagai
kewajiban lainnya (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun ekutias).
Jika dikonversi menjadi saham biasa, maka utang ini dapat dikelompokkan menjadi
ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal.
g. Saham preferen (Preferred Stock). Merupakan karakteristik ekuitas (sebagian besar
saham preferen tidak mengharuskan membayar dividen). Namun jika diharuskan,
harus dianggap sebagai utang.
CAPITAL STRUCTURE COMPOSITION AND SOLVENCY
Risiko fundamental struktur modal dengan utang adalah risiko tidak cukupnya kas pada saat-
saat sulit.
Capital Structure Measures for Solvency Analysis
Rasio struktur modal merupakan alat analisis solvabilitas lainnya. Rasio yang umum
digunakan adalah:
a. Total Utang terhadap Todal Modal
b. Total Utang terhadap Modal Ekuitas
c. Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas
d. Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang
Interpretation of Capital Strcture Measures
Analisis common size dan rasio struktur modal umumnya mengukur risiko struktur modal
perusahaan. Makin tinggi proporsi utang, makin besar beban Bunga tetap dan pembayaran
kembali utang, dan makin besar kemungkinan gagal bayar pada periode penurunan laba atau
masa sulit. Ikuran struktur modal digunakan sebagai alat penyaring.
EARNINGS COVERAGE
Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah ketidakmampuannya untuk melihat
ketersediaan arus kas untuk melunasi utang perusahaan. Saat utang dilunasi, ukuran struktur
modal biasanya membaik, sementara persyaratan kas tahunan untuk membayar Bunga atau
menyisihkan dana tidak berubah atau meningkat. Pembatasan ini menyorot pentingnya
peranan cakupan laba perusahaan atau kemampuan menghasilkan laba sebagai sumber
pembayaran Bunga dan pokok pinjaman.
Relation of Earnings to Fixed Charges
Hubungan antara laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis cakupan laba.
Rumus :
Computing Fixed Charges
Bunga yang terjadi
Merupakan beban tetap yang paling jelas dan nyata yang timbul akibat utang. Beban
bunga berbeda dengan bunga yang dibayar karena :
1. Perubahan utang bunga
2. Kapitalisasi Bunga yang disajikan bersih
3. Amortisasi diskon dan premium
Bungan implisit atas kewajiban sewa guna usaha. Saat sewa dikapilitasi bunga
pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi meskipun
sebagian besar saldo ini biasanya dianggap sebagai pelunasan pokok kewajiban.
Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas.
Dianggap sebagai beban karena memiliki prioritas di atas distribusi laba untuk
perusahaan induk. Rumus:
Persyaratan Pembayaran Kembali Pokok Pinjaman
Pembayaran kembali pokok pinjaman dari prespektif arus keluar dianggap sama
sulitnya dengan pembayaran bunga. Pada kasus pembayaran sewa, kewajiban
perusahaan untuk melunasi pokok dan bunga harus dipenuhi secara bersamaan.
Berikut beberapa alasan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tidak
diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap beban tetap :
Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan pendapatan. Diasumsikan jika rasio
berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat melakuklan pendanaan
kembali kewajiban yang jatuh tempo. Karena itu, pelunasannya tidak perlu
berasal dari laba.
Jika suatui perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang dapat diterima,
maka perusahaan seharusnya mampu meminjam kembali utang untuk melunasi
pembayaran pokok.
Memasukkan pembayaran pokok pinjaman akan menghasilkan perhitungan
ganda. Argumentasi ini memiliki kebenaran jika utang digunakan untuk
memperoleh aset yang dapat disusutkan, dan jika terdapat kaitan antara pola
penyusutan dengan pembayaran kembali pokok pinjaman. Kita harus mengakui
bahwa penyusutan dapat dipulihkan hanya jika terdapat keuntungan atau paling
tidak saat operasi mencapai titik impas. Karena itu, keabsahan argumen ini
bergantung pada beberapa kondisi.
Masalah memasukkan persyaratan membayar kembali utang pada beban tetap
adalah tidak semuaperjanjian utang mengharuskan penyisihan dana atau
kewajiban pembayaran kembali yang sama.
Jaminan untuk membayar beban tetap
Jaminan untuk membayar beban tetap atas anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi
atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan pada beban tetap jika persyaratan
untuk melunasi jaminan terlihat jelas.
Beban tetap lainnya
Analisis terhadap beban tetap seharusnya tidak hanya dibatasi pada pembayaran
bungan dan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tapi juga mencakup
seluruh kewajiban pembayaran sewa jangka panjang dan terutama jika sewa tersebut
adalah sewa yang tidak bisa dibatalkan. Beban tambahan yang tidak langsung terkait
dengan utang, tetapi dianggap komitmen jangka panjang yang bersifat tetap adalah
kontrak pembelian jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan dan jumlahnya di atas
persyaratan normal.
Times Interest Earned Analysis
Ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio periode penagihdan bunga. Rasio ini mengabaikan
sebagian besar penyesuaian pada pembilang dan penyebut seperti pada pembahasan rasio
laba terhadap beban tetap. Meskipun perhitungannya sederhana, rasio ini memiliki
kemungkinan kesalahan dan tidak seefektif alat analisis seperti rasio laba terhadap beban
tetap.
Relation of Cash Flow to Fixed Charges
Perusahaan harus membayar beban tetap secara tunai, sementara laba bersih mencakup
pendapatan yang dihasilkan dan beban yang tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan
kas dengan segera. Bagian ini menjelaskan ukuran cakupan beban tetap berbasis kas untuk
mengatasi keterbatasan ini.
Cash Flow to Fixed Charges Ratio
Rasio ini dihitung dengan menggunakan kas dari operasi sebagai pembilang sebagai ganti
Permanence of Cash from Operations
Hubungan antara arus kas operasi perusahaan dengan beban tetap penting dalam analisis
solvabilitas jangka panjang. Hal ini biasanya dilakukan dalam evaluasi komponen arus kas
operasi. Misalnya, penyusutan yang ditambahkan kembali pada laba bersih permanen
dibandingkan dengan laba bersih karena pemulihan penyusutan yang dapat digunakan untuk
melunasi utang. Asumsi ini berlaku hanya pada jangka pendek. Pada jangka panjang,
pengembalian kas harus digunakan untuk mengganti aset tetap. Perubahan modal kerja
operasi yang permanen sering kali sulit dinilai. Modal kerja operasi lebih terkait dengan
penjualan dibandingkan dengan laba sebelum pajak sehingga sering kali lebih stabil
dibandingkan arus kas operasi.
Earnings Coverage of Prefered Dividends
Analisis saham preferen sering kali memperoleh manfaat dari ukuran cakupan laba atas
dividen saham preferen. Analisis ini serupa dengan analisis bagaimana laba menutup beban
tetap terkait utang. Perhitungan ini harus memasukkan seluruh beban yang terjadi sebelum
dividen saham preferen dalam beban tetap. Karena dividen saham preferen bukan merupakan
pengurang pajak, dividen ini harus dibayar dengan laba setelah pajak. Rasio ini dihitung
dengan:
Jika terdapat dua atau lebih jenis saham prefern beredar, rasio cakupan biasanya dihitung
untuk tiap penerbitan dengan mengurangi persyaratan dividen penerbitan berikutnya, serta
mencakup seluruh beban tetap sebelumnya dan dividen saham preferen yang telah diterbitkan
sebelumnya.
Interpreting Earnings Coverage Measures
Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi antara cakupan
laba dengan tingkat gagal bayar utang, yaitu makin tinggi cakupan, makin rendah tingkat
gagal bayar.
Importance of Earnings Variability and Persistance for Earnings Coverage
Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus kas
dari waktu ke waktu. Makin stabil pola laba perusahaan, makin rendah ukuran cakupan laba
yang dapat diterima. Ketidakpastian dapat menyebabkan perlunya rasio cakupan laba yang
lebih tinggi. Baik variabilitas laba maupun daya tahan laba merupakan ukuran umum dari
ketidakpastian ini sepanjang waktu.
Importance of Measurements and Assumptions for Earnings Coverage
Dalam menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung dari metode
perhitungan yang digunakan. Perhitungan rasio laba terhadap cakupan beban tetap dapat
dihitung menggunakan laba sebelum operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan dampak
kumulatif perubahan akuntansi. Pengeluaran tiga pos tersebut menghasilkan arus kas yang
kurang berfluktuasi, juga mengeluarkan komponen penting yang merupakan bagian dari
aktivitas usaha perusahaan. Kualitas laba merupakan faktor penting lainnya.
Capital Structure Risk and Return
Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan potensi pengembalian) pemegang saham
dengan meningkatkan utang, mengganti ekuitas dengan utang sehingga menghasilkan
struktur modal yang lebih berbahaya, dan adanya hubungan yang spekulatif antara risiko dan
pengembalian pada struktur modal.
IMPLEMENTASI PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA
LIKUIDITAS
A. LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA
Berikut adalah perbandingan antara modal kerja PT. Telekomunikasi Indonesia.
Berdasarkan hasil proyeksi yang telah dihitung sebelumnya dari tahun 2011 – 2017:
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Current Asset
Rp 29.410.000.00
0.000
Rp 27.973.000.00
0.000
Rp 33.075.000.00
0.000
Rp 33.762.000.00
0.000
Rp 43.928.983.664.
600,00
Rp 51.508.749.209.
036,00
Rp 61.266.207.601.
491,00
Current
Liabilities
Rp 22.189.000.00
0.000
Rp 24.107.000.00
0.000
Rp 28.437.000.00
0.000
Rp 31.786.000.00
0.000
Rp 35.918.180.000.
000,00
Rp 40.587.543.400.
000,00
Rp 45.863.924.042.
000,00
Working
Capital
Rp 7.221.000.000
.000
Rp 3.866.000.000.
000
Rp 4.638.000.000.
000
Rp 1.976.000.000.
000
Rp 8.010.803.664.6
00
Rp 10.921.205.809.
036
Rp 15.402.283.559.
491
Interpretasi: Modal kerja merupakan ukuran likuiditas perusahaan. Disini dapat dilihat
modal kerja PT. Telekomunikasi Indonesia. setiap tahunnya cenderung meningkat
yang mencerminkan pengaman bagi kreditor serta untuk memenuhi ketidakpastian
yang terkait dengan keseimbangan arus kas masuk dan keluar perusahaan.
B. LIKUIDITAS DENGAN RASIO LANCAR
Berikut adalah perbandingan antara rasio lancar PT.Telekomunikasi Indonesia.
Berdasarkan hasil proyeksi yang telah dihitung sebelumnya dari tahun 2011 – 2017:
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
CR 1,3254 1,1604 1,1631 1,0622 1,2230 1,2691 1,3358
Interpretasi: PT Telekomunikasi Indonesia dalam keadaan yang likuid. Dari angka diatas dapat diartikan bahwa pada tahun 2015 PT Telekomunikasi Indonesia dapat menutup 1,2230 liabilitasnya dengan 1 aset lancar.
RELEVANSI RASIO LANCAR
Rasio lancar disini dapat digunakan untuk mengukur:
• Kemampuan memenuhi kewajiban lancar
• Penyangga kerugian
• Cadangan dana lancar
PT Telekomunikasi Indonesia dapat memenuhi ketiganya
C. LIKUIDITAS DENGAN RASIO BERBASIS KAS
1. Cash to Current Asset Ratio
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Cash & cash equivalent
13.118 14.696 17.672 21.736,5 26.735,9688 32.885,24162
Marketable securities
4.338 6.872 2.797 2.964,82 3.142,7092 3.331,27175
Current assets
27.973 33.075 33.762 43.928,98366 51.508,74921 61.266,2076
Cash to Current Asset Ratio
0,62403 0,6521 0,6063 0,5623 0,58 0,5911
2. Cash to Current Liabilities Ratio
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Cash & cash equivalent
13.118 14.696 17.672 21.736,5 26.735,9688 32.885,24162
Marketable Securities
4.338 6.872 2.797 2.964,82 3.142,7092 3.331,27175
Current liabilities
24.107 28.437 31.786 35.918,18 40.587,5434 45.863,92404
Cash to Current Liabilities Ratio
0,7241 0,7584 0,6440 0,6877 0,7362 0,7897
D. ANALISIS LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTIVITAS OPERASI
1. Ukuran Likuiditas Utang Usaha
a. Account Receivable Turnover
2012 2013 2014 2015 2016 2017
75.021,
2
83.242,
6
89.935,
2
90.017,95 97.318,81 105.211,
81
5.069 5.624,5 6.245,5 6.608,904
79
7.026,666
64
7.916,64
05
Account
Receivable
Turnover
14,8 14,8 14,4 13,62 13,85 13,29
b.Jumlah Hari untuk Menagih Piutang
2012 2013 2014 2015 2016 2017
A/R
turnover
14,8 14,8 14,4 13,62 13,85 13,29
Collected
period
24,7 24,7 25,4 26,43 26 27,09
2. Ukuran Perputaran Persediaan
a. Inventory Turnover
2012 2013 2014 2015 2016 2017
COGS 51.842 56.971 60.983 65.573,93 70.822,38 73.898,4
Avg.inventory 668,5 544 491,5 502,67704 494,1593 424,9770
Inventory
turnover
77,55 104,73 124,08 130,45 143,319 173,888
b.Jumlah Hari Untuk Menjual
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Inventory
turnover
77,55 104,73 124,08 130,45 143,319 173,888
Selling
period
4,64 3,44 2,90 2,76 2,51 2,07
E. ANALISIS LIKUIDITAS TERHADAP CURRENT LIABILITIES
1. Jumlah Hari untuk Membayar Utang Usaha
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ac.payable 7.280 11.600 11.830 13.802.6 16.105,922 18.795,63434
COGS 51.842 56.971 60.983 65.573,93 70.822,38 73.898,4
Avg.
Payable
days
outstanding
50,55 73,30 69,84 75,78 81,87 91,56
F. UKURAN LIKUIDITAS LAINNYA
1. Quick Ratio
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Current
asset
27.973 33.075 33.762 43.928,98366 51.508,74921 61.266,2076
Inventory 579 509 474 531,354 456,96451 392,98948
Current
Liabilities
24.107 28.437 31.786 35.918,18 40.587,5434 45.863,92404
Quick
ratio
1,14 1,15 1,05 1,21 1,26 1,33
SOLVABILITAS
A. STRUKTUR
PERMODALAN
27%
0%
73%
Struktur Modal 2012
Utang jangka panjangUtang jangka pendekModal
25%
1%
75%
Struktur Modal 2013
Utang jangka panjangUtang jangka pendekModal
47%
39%
14%
Struktur Modal 2015
Utang Jangka PendekUtang Jangka PanjangModal
0%30%
70%
Struktur Modal 2016
Utang Jangka PendekUtang Jangka PanjangModal
0%32%
68%
Struktur Modal 2017
Utang Jangka PendekUtang Jangka PanjangModal
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Utang 37 432 1.810 602 247,789 91,682
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Pan-jang
Modal Ekuitas0
0.2
0.4
0.6
0.8
STRUKTUR MODALPT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK
2012 2013 2014 2015 2016 2017
jangka
pendek
% 0,05% 0,53% 1,98% 0,55% 0,1% 0,01%
Utang
jangka
panjang
19.238 19.824 21.642 34.010 42.967,26 54.138,75
% 27,17% 24,54% 23,72% 30,99% 30,1% 32,4%
Total utang 19.275 20.256 23.452 34.612 43.215,05 54.230,432
% 27,22% 25,07% 25,70% 31,54% 30,28% 32,45%
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan
kepada
pemilik
51.541 60.542 67.807 75.136 99.525,15 112.881,4251
% 72,78% 74,93% 74,30% 68,46% 69,72% 67,55%
Jumlah 70.816 80.798 91.259 109.748 142.740,2 167.111,86
% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
A. UKURAN STRUKTUR MODAL UNTUK ANALISIS SOLVABILITAS
1. Total Utang terhadap Modal Ekuitas
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Total
utang
44.391 50.527 54.770 59.291,48 64.623,8274 71.101,45524
SHE 5.040 5.040 5.040 5.040 5.040 5.040
Total
Utang
terhadap
Modal
Ekuitas
8,81 10,03 10,87 11,76 12,82 14,11
B. ANALISIS PERIODE PENAGIHAN BUNGA
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Laba 18.362 20.290 21.446 25.849,37 27.811,6 31.450,69
Beban
pajak
5.866 6.859 7.338 8.616,46 9.270,53 10.483,56
Beban
bunga
2.055 1.504 1.814 1.814 1.814 1.814
Periode
penagihan
bunga
12,79 19,05 16,87 20 21,44 24,18