Post on 31-Mar-2019
!"#$% & T&'&$%
H()*+,(("-%.
Oleh: SumardionoLayout: Mira Julia
Dibuat dan dipublikasikan oleh:Rumah Inspirasi & Bentang Ilmuwww.RumahInspirasi.comwww.BentangIlmu.com
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
H!"#$%!!&'()Mengapa jutaan orang tertarik memilihnya?
Mella, seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2
putra, Husayn (7) dan Ali Haidar (4). Bersama suaminya,
Faizal Kamal, mereka memutuskan anak-anak mereka
untuk homeschooling. Mereka menarik Husayn dari
sekolahnya saat TK dan kemudian mendidiknya sendiri.
Alasannya, mereka ingin membuat anak-anak mereka
semangat belajar apapun dan dekat bersama keluarga.
Mereka jatuh cinta dengan gagasan homeschooling yang
memberikan fleksibilitas dalam pendidikan.
1
Pada awalnya, pilihan homeschooling itu mendapat
pertanyaan besar dari keluarga mereka. Apalagi, mertua
Mella adalah seorang kepala sekolah. Tapi seiring
berjalannya waktu, keluarga besar mereka mulai menerima
pilihan homeschooling yang telah dipilih dengan bulat oleh
keluarga Mella dan Faizal Kamal.
Kecenderungan Baru dalam Pendidikan
Pilihan keluarga Faizal ini hanya salah satu contoh
keputusan yang dibuat oleh keluarga-keluarga muda yang
memilih untuk tidak mengirimkan anak-anak mereka ke
sekolah, tetapi mendidik anak-anak mereka sendiri. Pilihan
ini biasa disebut homeschooling.
Kecenderungan keluarga-keluarga Indonesia untuk
memilih homeschooling memang relatif baru. Sampai saat
ini, belum ada data resmi mengenai jumlah anak-anak
Indonesia yang menjalani pendidikan mereka melalui
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
2
homeschooling. Tetapi, kecenderungan dan minat terhadap
homeschooling semakin meningkat dari waktu ke waktu
seiring banyaknya liputan media tentang pendidikan
alternatif ini.
Ketertarikan terhadap homeschooling juga dipicu oleh
informasi yang melimpah di Internet serta seminar-seminar
mengenai homeschooling. Salah satu sumber informasi
tentang homeschooling adalah milis sekolahrumah, yang
beranggotakan lebih dari 3000 orang praktisi dan
pemerhati homeschooling. Selain itu ada grup Indonesia
Homeschooler di Facebook yang menjadi tempat yang aktif
untuk belajar dan berbagi informasi tentang
homeschooling.
Selain itu, blog para praktisi homeschooling yang rajin
menulis menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi
banyak orangtua.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
3
Coba saja Anda cari melalui mesin pencari di Internet
dengan menggunakan kata kunci “homeschooling
Indonesia” atau “keluarga homescooling”, Anda akan
menemukan banyak sekali informasi mengenai
homeschooling dalam bahasa Indonesia yang dibuat oleh
keluarga-keluarga Indonesia.
Ketertarikan terhadap homeschooling tidak hanya
terjadi di Indonesia. Di berbagai belahan dunia lainnya,
banyak keluarga yang beralih dari sistem pendidikan
sekolah ke homeschooling. Di Amerika Serikat, pada tahun
2003 ada sekitar 2.1 juta anak homeschool dan jumlah itu
terus bertambah 7-15% per tahun.
Para praktisi homeschooling itu telah membuktikan
bahwa homeschooling bisa dan efektif untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Dari sisi akademis, pencapaian
anak-anak homeschooling tak memiliki masalah, bahkan
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
4
banyak anak homeschooling menonjol prestasi
akademisnya.
Berdasarkan riset yang dilakukan NHERI (National
Home Education Research Institute) pada tahun 2009,
prestasi akademis anak-anak homeschooling jauh di atas
rata-rata anak sekolah.
Selain itu, banyak anak-anak homeschooling
berprestasi di bidang yang ditekuninya, misalnya: kompetisi
matematika, robot, menulis, olahraga, dan sebagainya.
Salah satunya adalah Muhammad Al-Fatih Ridha, seorang
anak homeschooling dari keluarga Indonesia yang tinggal di
Amerika Serikat, yang menjadi juara dalam kompetisi
National Science Technology Engineering Math (STEM) Video
Game Challenge 2011.
Beberapa keberatan tentang homeschooling mengenai
kelemahan sosialisasi pun sebagian besar merupakan mitos
dan prasangka. Berbagai riset menunjukkan bahwa anak-
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
5
anak homeschooling tak memiliki masalah dengan
sosialiasi. Mereka dapat bergaul secara wajar di lingkungan
sosialnya. Anak-anak homeschooling pun aktif dan terlibat
di lingkungan sekitar mereka.
Menurut riset di Amerika Serikat, 98% anak
homeschooling terlibat dalam 2 atau lebih kegiatan sosial
dan masyarakat. Tujuh puluh satu persen berpartisipasi
dalam kegiatan pelayanan masyarakat, misalnya menjadi
relawan tim olahraga, di sekolah, gereja, atau kegiatan
lingkungan (sementara angka partisipasi umum hanya 37%).
Dalam hal kehidupan sosial, menurut penelitian NHERI,
menunjukkan bahwa 58,9% anak-anak homeschooling
menyatakan bahwa hidup mereka sangat bahagia (lebih
tinggi dari populasi umum di Amerika 27,6%).
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
6
Alasan Memilih Homeschooling
Mengapa jumlah orang yang tertarik pada
homeschooling banyak dan terus bertambah dari waktu ke
waktu? Tak ada alasan tunggal yang bisa menjelaskan
ketertarikan masyarakat terhadap homeschooling.
Mungkin orangtua merasa cocok dengan gagasan
homeschooling, apalagi banyak yang sudah membuktikan
bahwa homeschooling memang efektif untuk memenuhi
tujuan-tujuan pendidikan dan concern yang dihadapi
keluarga dalam pendidikan.
Selain itu, pengertian homeschooling yang sangat
generik, yaitu model pendidikan berbasis keluarga,
memberikan ruang yang sangat luas bagi setiap keluarga
untuk menginterpretasikannya sesuai nilai-nilai yang
dianggap penting oleh keluarga. Semua itu disebabkan
homeschooling memiliki asumsi bahwa keluarga paling
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
7
mengetahui tentang anak-anaknya dan keluarga memiliki
otonomi untuk menyelenggarakan pendidikan.
Apakah pilihan homeschooling berhubungan dengan
ketidakpuasan terhadap sekolah?
Tak ada data yang pasti mengenai hal ini. Dalam
beberapa hal, alasan orangtua memilih homeschooling
mungkin memang disebabkan ketidakpuasan mereka
terhadap model pendidikan sekolah yang ada. Apalagi di
Indonesia yang dikenal memiliki kualitas pendidikan buruk
dibandingkan negara-negara lain di dunia.
Kualitas informasi mengenai pendidikan yang banyak
tersebar melalui Internet membuat semakin banyak
orangtua yang semakin sadar terhadap kualitas pendidikan.
Mereka banyak membaca artikel tentang parenting dan
ragam model pendidikan di berbagai negara yang membuat
mereka bersikap kritis terhadap apa yang disajikan untuk
anak-anak mereka.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
8
Orangtua-orangtua yang terdidik ini tak lagi
memasrahkan diri begitu saja anak-anaknya pada sistem
sekolah yang ada. Mereka menjajagi alternatif-alternatif
untuk pendidikan anaknya. Sebagian diantara mereka
memasukkan anaknya pada sekolah-sekolah dengan
metode alternatif, misalnya: sekolah alam, sekolah berbasis
agama, sekolah berbasis Montessori, hingga
homeschooling.
Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan
bukan merupakan hal kriminal, hak setiap keluarga untuk
memilih model pendidikan terbaik untuk anak-anaknya
memang dijamin undang-undang. Kebebasan itu termasuk
juga dalam hal memilih dan merancang model
homeschooling untuk anak-anaknya.
***
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
9
Banyak alasan keluarga memilih homeschooling. Di
Indonesia, belum ada riset yang meneliti alasan keluarga-
keluarga Indonesia memilih homeschooling. Tapi di
Amerika Serikat ada riset yang dilakukan oleh National
Center for Education Statistics (NCES) mengenai alasan
keluarga memilih homeschooling.
Menurut NCES, tiga alasan tertinggi keluarga di
Amerika Serikat memilih homeschooling adalah:
• Orangtua ingin meningkatkan kualitas pendidikan anak• Alasan agama (religious reason)• Buruknya lingkungan belajar di sekolah
Hal-hal lain yang sering menjadi alasan dan
pertimbangan keluarga melakukan homeschooling adalah:
• Pergaulan di sekolah tidak kondusif
Orangtua merasa keamanan dan pergaulan sekolah
menghambat perkembangan anak. Kasus yang paling sering
adalah anak-anak yang menjadi korban bullying di sekolah,
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
10
baik oleh teman-temannya ataupun oleh guru yang
mengakibatkan trauma. Karena trauma, anak menjadi takut
sekolah dan tak berkembang. Dengan memilih homeschooling,
anak bisa terlepas dari lingkungan pergaulan yang menekannya
sehingga bisa berkembang, bangkit kepercayaan dirinya, dan
bisa berkembang sesuai potensinya.
• Orangtua berpindah-pindah
Karena tuntutan profesi, orangtua terkadang harus sering
berpindah-pindah atau melakukan perjalanan jauh dalam
jangka waktu panjang. Dalam kondisi normal, kepindahan
orangtua itu diikuti dengan kepindahan anak dari satu sekolah
ke sekolah lain. Untuk menjaga anak dari proses adaptasi yang
terus-menerus dan menjaga kualitas proses belajarnya,
beberapa orangtua akhirnya memilih homeschooling daripada
memasukkan anak ke sekolah.
• Orangtua tidak puas dengan sekolah yang ada
Kondisi ini biasanya dialami oleh orangtua yang berpindah ke
daerah terpencil atau pedalaman yang sekolah-sekolahnya
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
11
minim fasilitas dan kualitas. Untuk menghadirkan pendidikan
berkualitas seperti yang diinginkan, homeschooling kemudian
dipilih. Dengan ketersediaan akses Internet, pilihan ini semakin
masuk akal karena dengan Internet, kendala keterbatasan
sarana fisik itu bisa diatasi.
• Sekolah bagus semakin mahal
Tak dapat dipungkiri, pendidikan semakin hari semakin mahal
dan tak terjangkau bagi masyarakat kebanyakan. Biaya
pendidikan semakin meningkat dari tahun ke tahun dan
peningkatan biayanya seringkali tak terkait langsung dengan
peningkatan kualitas pendidikan anak, tetapi untuk
membangun infrastruktur. Homeschooling menjadi pilihan
karena dalam homeschooling orangtua dapat mengefektifkan
biaya yang dikeluarkan. Mereka hanya membayar fasilitas/jasa
yang benar-benar mereka gunakan.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
12
• Anak-anak memiliki kebutuhan khusus
Walaupun ditujukan untuk melayani seluruh anak, pada
kenyataannya sekolah tidak bisa melayani kebutuhan seluruh
jenis anak. Ada anak-anak yang berbeda dan tidak sesuai
dengan model belajar di sekolah. Ada anak-anak yang terlalu
cerdas sehingga membutuhkan kecepatan lebih dibandingkan
teman-temannya, ada anak yang mempunyai minat yang
sangat spesifik (misalnya: melukis, menulis, olahraga), ada
anak-anak yang berbeda (autis, disleksia, ADHD, dsb).
Dengan homeschooling, anak-anak tersebut bisa berkembang
dengan leluasa dan sesuai dengan dirinya.
• Orangtua ingin mengembangkan nilai & visi keluarga
Ada orangtua yang memiliki nilai-nilai kehidupan dan visi
pendidikan yang berbeda dari yang dikembangkan di sekolah.
Mereka ingin memegang nilai-nilai dan visi tersebut serta
mengembangkannya melalui model pendidikan alternatif
belajar di rumah.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
13
• Membangun ikatan keluarga
Ada juga orangtua yang ingin membangun ikatan keluarga
yang kuat dengan anak-anaknya. Atau, orangtua merasa
terpanggil untuk mendidik sendiri anak-anaknya. Alasan
personal itu dapat membuat orangtua akhirnya memilih
homeschooling untuk anak-anaknya.
Alasan yang menyebabkan sebuah keluarga memilih
homeschooling bisa karena satu atau beberapa alasan
sekaligus.
***
Alasan sebuah keluarga memilih homeschooling
berbeda-beda. Sepanjang tidak melanggar hukum, semua
alasan itu sah dan boleh dijalani oleh keluarga.
Lalu bagaimana dengan Anda? Apa alasan Anda
tertarik dan ingin memilih homeschooling?
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
14
Pertanyaan ini adalah pertanyaan pertama yang wajib
Anda tanyakan pada diri sendiri dan pasangan. Jawaban
atas pertanyaan itu sangat penting untuk mengeksplorasi
solusi-solusi pendidikan yang mungkin sesuai untuk Anda.
Sebab, homeschooling bukanlah satu-satunya
alternatif untuk sekolah (jika Anda merasa tidak puas
dengan kondisi sekolah umum yang ada). Solusi untuk
Anda bisa jadi model pendidikan alternatif lainnya, seperti
sekolah alam, sekolah inklusif, pesantren, flexi-school, dan
sebagainya.
Sekali lagi, penting bagi Anda untuk mengetahui motif
dan alasan Anda memilih homeschooling. Sebaiknya alasan
itu kuat dan Anda harus memiliki komitmen kuat, serta
bersedia bekerja keras untuk membuatnya berhasil.
Mengapa alasan itu harus kuat?
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
15
Sebab, menjalani homeschooling itu bukan suatu hal
yang mudah. Infrastruktur pendukung pelaksanaan
homeschooling masih sedikit: buku-buku pendukung masih
jarang, perpustakaan langka, para tutor belum banyak tahu
tentang homeschooling, teman sesama homeschooling
tidak banyak. Belum lagi pandangan miring atau
penentangan dari keluarga dan lingkungan sekitar.
Memilih homeschooling adalah memilih untuk menjadi
perintis. Ada buah yang sangat manis dari perjalanan
seorang perintis. Tetapi jalan yang ditempuh perintis
hampir dipastikan berliku dan terjal.
Siapkah Anda untuk menjalani tantangan itu?
Tantangan itu mengasyikkan, tetapi juga bisa
meruntuhkan semangat untuk melakukan homeschooling.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
16
Lalu bagaimana jika Anda memilih homeschooling
karena keterpaksaan kondisi, misalnya anak trauma dengan
pengalaman yang dialaminya di sekolah?
Kalau anak anak Anda mogok dan tidak mau sekolah,
mengalami trauma dan bullying di sekolah, tentu saja Anda
boleh memilih homeschooling. Tapi Anda perlu tahu bahwa
homeschooling bukanlah satu-satunya alternatif solusi. Bisa
jadi, solusinya adalah mencari sekolah yang lebih ramah
dan lebih sesuai untuk anak Anda.
Tapi jika Anda memutuskan untuk homeschooling,
pastikan Anda menyiapkan diri untuk proses belajar dan
beradaptasi karena cara kerja homeschooling berbeda
dengan sekolah.
Bagi Anda yang memilih homeschooling sejak anak
usia dini, itu adalah kesempatan yang lebih leluasa. Anda
memiliki waktu yang cukup banyak selama beberapa tahun
untuk mencoba mempraktekkan homeschooling
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
17
sebelumnya akhirnya memutuskan untuk terus
homeschooling atau berpindah sekolah pada saat anak
sampai usia masuk ke Sekolah Dasar (6-7 tahun).
Jadi, jika Anda akan menjalani homeschooling,
pastikan Anda mengenali alasan-alasan Anda. Sedapat
mungkin homeschooling merupakan kesepakatan dari
keluarga, kesepakatan suami-isteri ketika anak-anak masih
kecil serta keterlibatan anak pada saat anak sudah besar
dan sudah bisa diajak berbicara.
Gambar Besar Homeschooling Anda
Selain pemahaman tentang alasan pribadi saat
memilih homeschooling, satu hal yang penting bagi
keluarga yang akan menjalani homeschooling adalah
memiliki gambar besar (big picture) tentang homeschooling
yang akan dijalani anak-anak.
Gambar besar merupakan prinsip-prinsip yang
disepakati oleh suami-isteri (dan anak jika sudah besar)
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
18
tentang tujuan pendidikan yang ingin diraih dan bagaimana
cara meraih tujuan pendidikan itu.
Gambar besar itu bisa memiliki bentuk bermacam-
macam, misalnya:
• Berisi hasil akhir berupa jenis-jenis profesi/jalur
pendidikan yang kemungkinan akan dijalani anak
(mis: pebisnis atau kuliah di luar negeri), yang
kemudian diturunkan dalam bentuk identifikasi
kemampuan, keterampilan, dan jenjang proses yang
akan dijalani anak.
• Prinsip dan filosofi pendidikan yang dianut
orangtua. Orangtua tidak menetapkan tujuan akhir
proses pendidikan, tetapi hanya mengidentifikasi
prinsip-prinsip yang digunakan dalam mendidik
anak.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
19
• Identifikasi tujuan-tujuan pendidikan yang ingin
diraih keluarga melalui homeschooling; misalnya:
anak yang kreatif, anak yang berjiwa sosial, anak
yang memiliki keterampilan khusus (atlet,
pemrogram, penulis, dll).
Identifikasi gambar besar yang hendak diraih dalam
homeschooling sangat penting dilakukan oleh orangtua
yang akan menjalani homeschooling. Gambar besar akan
menjadi benang merah dan alat untuk memandu orangtua
dalam merancang program kegiatan belajar anak.
Gambar besar juga menjadi koridor untuk menjaga
proses pelaksanaan homeschooling yang hampir dipastikan
selalu mengalami pasang dan surut, sebagaimana
kehidupan.
Di Inggris, ada aturan yang mewajibkan setiap
orangtua yang memilih home education untuk membuat
dokumen tertulis berupa Family Education Philosophy (EP)
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
20
serta Learning Plan and Report (LPR). Dokumen ini menjadi
pemandu proses homeschooling, sekaligus alat komunikasi
dengan staf Diknas setempat.
Di Indonesia memang tidak ada kewajiban untuk
membuat rencana induk (master plan) pendidikan anak.
Tetapi bagi keluarga yang ingin menjalani homeschooling,
penulisan rencana induk atau gambar besar adalah sebuah
proses diskusi dan perenungan yang sangat penting bagi
pasangan suami-isteri untuk mengidentifikasi rencana
pendidikan yang akan dijalani oleh anak-anak.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
21
Gagasan kunci:
Homeschooling adalah salah satu model
pendidikan alternatif yang sedang berkembang
cepat.
Banyak alasan mengapa sebuah keluarga memilih
homeschooling. Alasan itu unik dan berbeda-beda
pada setiap keluarga.
Menjadi berbeda itu biasa. Yang penting tidak
melanggar hukum. Menjadi praktisi homeschooling
berarti memilih secara sadar untuk menjadi
berbeda dibandingkan masyarakat umum yang
memilih menyekolahkan anak-anaknya.
Mengetahui alasan homeschooling dan
mengidentifikasi tujuan homeschooling sangat
penting bagi keluarga yang ingin melaksanakan
homeschooling.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
22
Tips untuk Anda:
Walaupun homeschooling sedang menjadi tren,
pastikan bahwa Anda memilih homeschooling
bukan karena tren, tetapi karena Anda benar-benar
mengetahui dan siap menjalaninya untuk jangka
panjang.
Jika Anda tertarik homeschooling, kenali alasan
mengapa Anda tertarik homeschooling. Mengapa
Anda tidak menyekolahkan saja anak Anda?
Mengapa Anda tidak mencari sekolah alternatif?
Jika Anda tetap tertarik homeschooling, bekali diri
Anda dengan persiapan yang cukup, baik
pengetahuan, keterampilan maupun penguatan
internal di keluarga Anda.
Bacalah artikel dan buku-buku tentang
homeschooling, perbanyak diskusi secara langsung
atau melalui sarana online, temuilah para praktisi
homeschooling untuk mendapatkan gambaran
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
23
langsung bagaimana homeschooling dijalankan
oleh keluarga yang berbeda.
Diskusikan dengan pasangan dan tuliskan tentang
homeschooling yang Anda bayangkan. Identifikasi
alasan setiap diri Anda memilih homeschooling,
identifikasi gambar besar yang menurut Anda akan
dijalani anak-anak dalam pelaksanaan
homeschooling.
Semakin jelas gambar besar yang Anda buat,
semakin sepakat Anda bersama pasangan tentang
gambar besar pendidikan yang ingin diraih,
semakin jelas dan semakin mudah Anda
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan belajar untuk
anak-anak.
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
24
Penulis
Sumardiono, biasa dipanggil Aar, adalah seorang ayah dari 3 (tiga)
anak, yaitu Yudhistira (2001), Tata (2004), dan Duta (2008). Bersama
isterinya, Mira Julia (Lala), mereka memilih homeschooling untuk
pendidikan anak-anaknya. Aar dan Lala menjalani homeschooling
sejak anak-anak mereka lahir hingga saat ini.
Aar memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi dan
manajemen keuangan. Aar menyelesaikan pendidikan di Teknik
Informatika ITB dan Magister Manajemen bidang Keuangan di
Lembaga PPM, Jakarta.
Sempat berkarir di dunia keuangan, Aar saat ini memilih untuk
menjadi bapak rumah tangga dan menjadi Working At Home Dad
(WAHD).
Dalam dunia homeschooling, Aar aktif menulis dan mengelola blog
Rumah Inspirasi (www.rumahinspirasi.com). Aar juga telah menulis
buku tentang homeschooling berjudul “Homeschooling Lompatan
Cara Belajar” dan “Warna-warni Homeschooling” yang diterbitkan oleh
penerbit Elex Media Komputindo, "Apa itu Homeschooling" yang diter-
bitkan oleh Panda Media.
Blog: www.RumahInspirasi.comFacebook: https://www.facebook.com/aar.sumardionoTwitter: @AarSumardionoEmail: aar@RumahInspirasi.com
(c) 2013 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
25