Post on 31-Dec-2019
IDENTIFIKASI ASET SARANA SANITASI DASAR DENGAN
PENDEKATAN ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT (ABCD) DI
DESA BARUGAIA KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR.
1Andi Susilawaty, 2Nurdiyanah, 3Andi Ariyadin Putra,
1, 3 Bagian Kesehatan Lingkungan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2 Bagian Promosi Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
96-107
Sarana sanitasi dasar di masyarakat harus selalu terpenuhi, upaya sanitasi dasar
meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah
dan saluran pembuangan air limbah(Azwar, 1996). Berdasarkan laporan MDGs tahun 2008 di
Indonesia jumlah penduduk yang tidak memiliki akses air bersih sebesar 44,2 %, dan hanya
5,5 % penduduk di desa yang mempunyai akses air bersih. Selanjutnya pada tempat-tempat
umum cakupan penduduk yang mempunyai akses air bersih hanya 32,9% (WHO,
2008).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aset manusia, aset fisik, aset alam,
aset sosial dan aset finasial yang berhubungan dengan sarana sanitasi dasar di Desa Barugaia
Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan kuantitatif (mix method) dengan konsep pendekatan Asset Based Community
Development (ABCD) dengan metode In Depth Interviewatau wawancara mendalam. Jumlah
informan dalam penelitian ini sebanyak 15 (lima belas) orang dan ditentukan secara Snowball
Sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi aset yang berhubungan dengan
sarana sanitasi dasar di Desa Barugaia Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar
adalah : Aset manusia yaitu pertukangan kayu dan batu, tukang las, pembuat jaring, pembuat
perahu sampan, dll; Aset fisik yaitu kantor desa, puskesmas, gedung PKK, masjid, mushollah,
poskamling, posyandu, kantor Coremap, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menen-
gah pertama, jalan raya, kantor BPD dan saluran irigasi; Aset alam yaitu tanah, air, hutan da
udara. Sangatlah banyak yang dapat dimanfaatkan di Desa Barugaia ini terbukti dengan aset
alam yang melimpah seperti pohon kelapa, tambang batu dan tambang pasir; Aset sosial yaitu
budaya gotong royong dan saling tong menolong, kelompok nelayang dan kelompo tani; Aset
finansial yaitu sumber finasial masyarakat barugaia, salah satunya pada pengolahan kelapa
menjadi kopra.
Kata Kunci: Asset Based Community Development, Identifikasi, Sarana Sanitasi Dasar
ABSTRAK
Al-Sihah : Public Health Science Journal
Alamat Korespondensi: ISSN-P : 2086-2040
Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar ISSN-E : 2548-5334
Email: andiariyadin@gmail.com Volume 10, Nomor 1, Januari-Juni 2018
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan lingkungan
merupakan salah satu masalah pokok di
Indonesia yang harus selalu dicari
pemecahannya melalui usaha-usaha
kesehatan lingkungan dan pembangunan
berwawasan kesehatan. Adapun yang
dimaksud dengan usaha kesehatan
lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan
media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimum bagi manusia yang
hidup di dalamnya (Notoadmodjo, 2003).
Sarana sanitasi dasar di masyarakat
harus selalu terpenuhi, upaya sanitasi dasar
meliputi penyediaan air bersih, pembuangan
kotoran manusia (jamban), pengelolaan
sampah dan saluran pembuangan air
limbah. Sanitasi dasar adalah sanitasi
minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang
memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai
faktor lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia. (Azwar,1995).
Berdasarkan laporan MDGs tahun 2008 di
Indonesia jumlah penduduk yang tidak
memiliki akses air bersih sebesar 44,2%,
dan hanya 5,5% penduduk di desa yang
mempunyai akses air bersih. Selanjutnya
pada tempat-tempat umum cakupan
penduduk yang mempunyai akses air bersih
hanya 32,9% (WHO, 2008).
Saat ini ada beberapa usaha untuk
meningkatkan sanitasi di Indonesia salah
satunya yaitu program STBM (Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat) yang
merupakan suatu upaya peningkatan
sanitasi masyarakat yang menekankan pada
perubahan prilaku melalui metode
pemicuan rasa jijik, rasa malu, takut sakit
dan perasaan jengah lainnya akibat
menyadari sendiri kondisi lingkungannya
yang kotor. Masyarakat dalam metode
pendekatan STBM tidak hanya sebagai
objek penerima manfaat dari suatu proyek,
melainkan sebagai pemeran utama dalam
analisa masalah, perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan. Metode tersebut sejak tahun
2008 sudah ditetapkan sebagai Strategi
Nasional oleh Menteri Kesehatan untuk
meningkatkan cakupan sanitasi lingkungan.
Menurut data SUSENAS (survey
sosial ekonomi nasional) menunjukkan
akses terhadap sumber air minum layak
meningkat dari 37,73 persen pada tahun
1993 menjadi 42,76 persen pada tahun
2011 Namun mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2009, yaitu
47,71 persen. Akses terhadap sumber air
minum layak di perkotaan menurun dari
49,82 persen pada tahun 2009 menjadi
40,52 persen pada tahun 2011,
sedangkan di perdesaan dari 45,72 persen
pada tahun 2009 menjadi 44,96 persen
pada tahun 2011. Kecenderungan
penurunan ini disebabkan karena
meningkatnya penggunaan air kemasan dan
air isi ulang sebagai sumber air minum
yaitu dari 10,35 persen pada tahun 2009
menjadi 19,37 persen pada tahun 2010
(BPS, 2011).
Menurut Kartasasmita (2000) yang
dimaksud dengan pemberdayaan
97 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat kita yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu untuk melepaskan
diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain,
memberdayakan adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan, yakni yang
bersifat "people-centered, participatory,
empowering, and sustainable" (Chambers,
1995 dalam Kartasasmita, 2001).
Berdasarkan penelitian luas terhadap
karakteristik inisiatif komunitas yang
sukses di Amerika, John McKnight dan
Jody Kretzmann menemukan suatu
pendekatan untuk memajukan
kesejahteraan komunitas. Mereka
menyebutnya Pengembangan Komunitas
Berbasis Aset atau Asset Based Community
Development/ABCD (ACCESS,2013).
Desa Barugaia merupakan salah
satu desa yang terdapat di Kecamatan
Bontomanai Kabupaten Kepulauan
Selayar. Ada aset yang berlimpah di desa
ini yang dapat digunakan oleh masyarakat
Desa Barugaia baik itu berupa aset
manusia, aset fisik, aset alam, aset social
maupun aset financial yang dapat
meningkatkan sarana sanitasi dasar di Desa
Barugaia. Dengan banyaknya aset ini
diharapkan kepada masyarakat agar dapat
memberdayakan dan memanfaatkan aset
yang ada untuk memenuhi sarana sanitasi
dasarnya. Berdasarkan uraian di atas maka
akan diteliti mengenai identifikasi aset
sarana sanitasi dasar dengan pendekatan
asset based community development (abcd)
di Desa Barugaia Kecamatan Bontomanai
Kabupaten Kepulauan Selayar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dan kuantitatif (mix
method) dengan konsep pendekatan Asset
Based Community Development (ABCD)
dengan metode In Depth Interview atau
wawancara mendalam.Untuk mendapatkan
informan pada penelitian ini menggunakan
teknik snowball sampling. Informan dalam
penelitian adalah orang-orang yang
berwenang dan terlibat langsung dalam hal
variabel yang memiliki wewenang dan
pengetahuan mengenai identifikasi aset
yang berhubungan dengan sarana sanitasi
dasar di Desa Barugaia Kecamatan
Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar
adalah, yaitu sebanyak 15 orang yang
terdiri dari Kepala Dusun, Sekertaris Desa,
Toko Masyarakat, Tokoh Agama dan
Masyarakat Biasa. Metode pengumpulan
data diperoleh dari observasi, Focus Group
98 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
Discussion(FGD), wawancara mendalam
(In-depth Interview) dan dokumentasi.
HASIL PENELITIAN
Aset Manusia
Aset manusia dapat digunakan untuk
membangun dan mengembangkan fasilitas
dan potensi yang ada di Masyarakat Desa
Barugaia. Masyarakat di Desa Barugaia
memiliki berbagai macam kemapuan dan
keahlian yang berbeda-beda seperti bidang :
Pertukangan
Beberapa orang warga Desa Baru-
gaia memiliki keahlian pertukangan, seperti
tukang kayu/ kusen, tukang batu dan buruh
bangunan yang memiliki keahlian dalam
pengerjaan bangunan. Sehingga apabila
masyarakat membutuhkan tukang kayu
maupun tukang batu, masyarakat tidak perlu
lagi jauh-jauh mencari keluar desa.
Perbengkelan
Desa Barugaia juga memiliki warga
yang ahli dalam bidang perbengkelan
seperti bengkel motor, mobil dan transortasi
lainnya, serta bengkel las.
Kelautan
Dalam bidang kelautan beberapa
warga Desa Barugaia memiliki keahlian
dalam membuat pukat atau jaring ikan,
perahu sampan dan karamba.
Pendidikan
Pendidikan di Desa Barugaia sudah
cukup maju dengan adanya beberapa seko-
lah. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi
tingkat pengetahuan masyarakat terutama
pengetahuan dalam tehnologi. Pengetahuan
masyarakat Desa Barugaia sudah cukup
baik sehingga sudah banyak masyarakat
Desa Barugaia dapat memakai alat-alat
bertekhnologi seperti komputer, laptop,
smartphone dan mengakses internet sebagai
media untuk masyarakat baik media dalam
mencari informasi maupun media hiburan.
Aset Fisik
Aset fisik yang ada di Desa ini
membantu masyarakat untuk berkembang
dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang
ada di Desa Barugaia. Aset-aset fisik diatas
seperti posyandu dan Masjid berada disetiap
dusun sedangkan untuk kantor desa, gedung
PKK, kantor BPD, Puskesmas, koperasi,
sekolah dasar dan saluran irigasi hanya ada
di Dusun Barugaia. Kantor Coremap berada
di Dusun Joong dan Sekolah Menengah
Pertama berada di Dusun Ujung Bori.
Untuk saluran irigasi pembuangan
yang ada di Dusun Barugaia sebenarnya
masih sangat layak dan dapat digunakan
tetapi hanya sebagian kecil masyarakat yang
menggunakannya, yaitu hanya 3 rumah, ini
dikarenakan tidak pahamnya masyarakat
akan penggunaan saluran pembuangan ini.
Masyarakat menganggap bahwa saluran
pembungan ini hanya sebagai saluran pem-
buangan air hujan, bukan saluran pembuan-
99 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
gan air limbah.
Aset Alam
Desa Barugaia sangat kaya akan
aset alam, aset-aset ini dapat dikembang-
kan masyarakat Desa Barugaia untuk men-
ingkatkan sarana sanitasi dasar di Desa Ba-
rugaia. Berikut adalah aset alam yang ter-
dapat di Desa Barugaia :
Tanah yang ada di Desa Barugaia
pada umumnya hampir sama dengan tanah
yang ada diseluruh bagian Pulau Selayar.
Tanah di Desa Barugaia tergolong subur
karena terdiri dari batuan yang cukup men-
gandung unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Tanah dari batuan itu lapuk mem-
bentuk tanah yang subur ini oleh pengaruh
tenaga oksigen dapat berubah menjadi
tanah karang seperti tanah laterit sehingga
sangat cocok untuk dijadikan lahan perke-
bunan. Rata-rata tumbuhan yang hidup di
Desa Barugaia adalah kelapa, mangga,
pisang, dll. Tanah di Desa Barugaia juga
digunakan masyarakat sebagai timbunan
dan material pembuatan bangunan.
Ketersediaan air dan sumber air di
Desa Barugaia sudah sangat memadai dan
mencukupi kebutuhan air seluruh masyara-
kat Desa Barugaia. Terdapat beberapa sum-
ber mata air di Desa Barugaia tetapi untuk
saat ini hanya satu sumber yang dikelola
oleh masyarakat. Menurut Informan MYM
yaitu Sekertaris Desa Barugaia menerang-
kan bahwasumber mata air tersebut masih
sangat terbatas, hanya ada satu dusun yang
memakainya yaitu Dusun Joong. Ada be-
berapa sumber mata air di Desa tersebut
akan tetapi belum di kelola.
Selain sumber mata air juga terda-
pat sungai dan sumur gali yang digunakan
warga sebagai sumber air. Begitupun den-
gan Sumber air dari PAM/PDAM juga ter-
dapat di Desa Barugaia yang digunakan
warga sebagai air minum setelah dima-
sak.Sumber air yang memadai ini sangat
membantu masyarakat dalam ketersediaan
air di Desa Barugaia sehingga kekurangan
air tidak dirasakan lagi oleh masyarakat.
Kondisi hutan di Desa Barugaia
masih tergolong sangat baik ini terbukti
dari lebatnya pepohonan disetiap bagian
Desa Barugaia. Tumbuhan yang tumbuh di
hutan Desa Barugaia sebagian besar adalah
pohon kelapa dan beberapa jenis pohon
lainnya.
Kondisi udara di Desa Barugaia
masih sangat baik karena sumber pencemar
udara di Desa Barugaia yang masih kurang.
Hanya pada waktu-waktu tertentu kualitas
udara di Desa Barugaia menurun ini dise-
babkan oleh proses pengasapan kopra yang
dilakukan oleh industri pengelolaan kopra
di Desa Barugaia tapi proses ini tidak
mempengaruhi secara signifikan kondisi
udara di Desa Barugaia.
100 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
Aset Sosial
Melalui aset sosial seperti hubungan
antar masyarakat, kerjasama, kekeluargaan
dan aset sosial lainnya, masyarakat dapat
memobilisasi aset yang ada di Desa Baru-
gaia. Kerjasama dikalangan masyarakat
Desa Barugaia masih sangat baik ini dibuk-
tikan dengan masih terpeliharanya perilaku
gotong royong dalam berbagai
kegiatan.Berdasarkan hasil wawancara, in-
forman B yaitu Tokoh Masyarakat Desa
101 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
Kepercayaan Diri dan Body Image n % Mean ± SD
SMAN 5 Depok
Sangat Setuju 1 5
2,7 ± 0,92
Setuju 2 10
Ragu-Ragu 8 40
Tidak Setuju 8 40
Sangat Tidak Setuju 1 5
SMAN 6 Depok
Sangat Setuju 0 0
2,32 ± 0,74
Setuju 1 4
Ragu-Ragu 9 36
Tidak Setuju 12 48
Sangat Tidak Setuju 3 12
Usaha Mencapai Body Image Ideal n % Mean ± SD
SMAN 5 Depok
Sangat Setuju 1 5
3 ± 0,79
Setuju 3 15
Ragu-Ragu 11 55
Tidak Setuju 5 25
Sangat Tidak Setuju 0 0
SMAN 6 Depok
Sangat Setuju 0 0
2,64 ± 0,7
Setuju 3 12
Ragu-Ragu 10 40
Tidak Setuju 12 48
Sangat Tidak Setuju 0 0
Negative Body Image n % Mean ± SD
SMAN 5 Depok
Sangat Setuju 1 5
2,7 ± 0,92
Setuju 2 10
Ragu-Ragu 8 40
Tidak Setuju 8 40
Sangat Tidak Setuju 1 5
SMAN 6 Depok
Sangat Setuju 0 0
2,32 ± 0,74
Setuju 1 4
Ragu-Ragu 9 36
Tidak Setuju 12 48
Sangat Tidak Setuju 3 12
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kepercayaan Diri dan Body Image, Usaha
Mencapai Body Image Ideal, dan Negative Body Image Remaja Puteri di SMAN
5 dan SMAN 6 Depok Jakarta
Sumber: Data Primer, 2017
Barugae menerangkan bahwa perilaku go-
tong royong masih sangat besar dan
kegiatan gotong royong tersebut dilaksana-
kan setiap hari minggu.
Selain gotong royong untuk
kepentingan umum, perilaku tolong
menolong ini juga masih sangat terpelihara
dengan baik dikalangan warganya yang
membutuhkan. Menurut informan B yaitu
Tokoh Masyarakat Desa Barugae
menerangkan jika ada warga yang ingin
dibantu memngangkat rumah, warga yang
lain akan datang membantu, kegiatan ini
biasa dilakukan setelah sholat jumat.
Selain perilaku-perilaku seperti
gotong rotong dan juga saling tolong
menolong ada juga norma-norma atau
aturan adat yanga dapat menjadi aset sosial.
Salah satunya adalah kapalli atau larangan,
terdapat berbagai larangan yang dikenal
oleh masyarakat Desa Barugaia seperti
tidak boleh akkanai atau berkata kotor,
tidak boleh ambokoi tu nganre yang berarti
tidak boleh meninggalkan orang yang
sedang makan. Hal ini juga dijelaskan oleh
tokoh informan B yaitu Tokoh masyarakat
Desa Barugai, menerengkan bahwa
mereka masih banyak memiliki larangan-
laranagan yang masih dipegang teguh,
banyak sifat yang tidak boleh dilakukan
seperti tidak boleh berkata kotor, tidak
boleh meninggalkan orang yang sedang
makan, sebab itu hal yang tidak baik
dilakukan, dengan kata lain harus saling
menghormati.
Sikap dan perilaku seperti ini dapat
memelihara serta menumbuhkan
kepedulian masyarakat untuk selalu saling
membantu, tolong menolong dan bekerja
sama.
Aset Finansial
Sumber pendapatan masyarakat
Desa Barugai berasal dari profesi masing-
masing warga. Profesi masyarakat Desa
Barugaia mayoritas adalah nelayan dan
pegawai negeri sipil, selain itu ada juga
profesi seperti patani, peternak, pedagang,
tukang dan buruh. Informan NH yaitu
Kepala Dusun Joong menerangkan bahwa
biasanya orang-orang yang profesi nelayan
ini juga merupakan petani.
Menurut pengakuan Kepala Dusun
Joong dan Kepala Dusun Ujung Bori, di
Desa Barugaia ini tidak ada pengangguran,
rata-rata memiliki penghasilan sendiri
meskipun itu berada dibawah UMR.
Selain sumber pendapatan dari pro-
fesi masyarakat Desa Barugaia, komoditi
utama seperti kelapa juga menjadi sumber
pendapatan masyarakat. Banyaknya Ko-
moditas ini di Desa Barugaia dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk mengolah kelapa
menjadi kopra. Harga jual kopra yang berk-
isar antara Rp. 4.500-Rp. 5.500 rupiah dan
102 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
kopra putih Rp. 6.500- Rp. 7.500 rupiah
dianggap masyrakat merupakan sumber
pendapatan yang layak.
PEMBAHASAN
Aset Manusia
Aset manusia merupakan aset yang
sangat penting bagi masyarakat Desa Baru-
gaia. Aset ini dapat digunakan untuk men-
ingkatkan fasilitas sarana sanitasi dasar di
Desa Barugaia, dengan kempuan dan ket-
erampilan individu masyarakat Desa Baru-
gaia akan mampu membangun sarana sani-
tasi dasarnya sendiri. Seperti keterampilan
tukang kayu dapat dapat dimanfaatkan un-
tuk mengolah pohon kelapa menjadi papan,
keterampilan tukang batu dapat digunakan
untuk membuat pondasi WC atau memban-
gun sumber air bersih dan SPAL, keteram-
pilan mengelas juga dapat dimanfaatkan
untuk membuat alat penggali biopori untuk
pengolahan sampah.
Aset Fisik
Aset fisik ini adalah modal awal
masyarakat untuk meningkatkan sarana
sanitasi dasarnya. Desa Barugaia memiliki
aset fisik yang cukup lengkap dan terpeli-
hara dengan baik, seperti jalan raya yang
kondisinya masih sangat baik, posyandu
dan poskamling, puskesmas serta sarana
pendidikan TK, SD dan SMP.
Puskesmas sebagai sarana pusat ke-
sehatan masyarakat dapat dijadikan sebagai
sarana meningkatkan kesehatan mereka,
selain itu puskesmas juga dapat digunakan
sebagai tempat untuk mendapatkan infor-
masi mengenai sarana sanitasi dasar yang
baik. Sarana pendidikan seperti TK, SD dan
SMP dapat digunakan oleh masyarakat un-
tuk memberikan pengetahuan kepada anak-
anak sejak dini pentingnya memiliki dan
mengelola sarana sanitasi dasar. Posyandu
dan poskamling juga dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai wadah atau tempat
untuk berkumpul dan saling bertukar
pikiran, mendiskusikan masalah sarana
sanitasi dasar dan pengembangan desa lain-
nya. Jalan raya yang baik dapat menunjang
pengadaan sarana sanitasi dasar di Desa Ba-
rugaia. Jalan raya yang baik ini memu-
dahkan dalam pengangkutan apabila ada
sarana sanitasi yang didatangkan dari luar
desa.
Aset Alam
Aset alam marupakan aset yang dis-
ediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat Desa Barugaia untuk men-
ingkatkan sarana sanitasi dasar. Desa Baru-
gaia memiliki banyak aset alam yang berpo-
tensi dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan sarana sanitasi dasar, seperti
pohon kelapa yang banyak terdapat di Desa
Barugaia yang seluruh bagiannya dapat
103 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
diolah masyarakat.
Desa Barugaia memiliki 2 tambang
batu dan 1 tambang pasir. Tambang ini da-
pat digunakan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan batu dan pasir sebagai bahan
baku untuk membangun sarana sanitasi
dasar seperti jamban, bak penampungan
air, SPAL dan pembuatan bak sampah
masyarakat Desa Barugaia. Desa Barugaia
memiliki hutan yang masih tergolong baik.
Hutan di Desa Barugaia didominasi pohon
kelapa sebagaimana pepohonan yang tum-
buh didaratan pulau Selayar. Batang pohon
kelapa dapat diolah menjadi papan yang
dapat dijadikan dinding sebuah WC, daun
kelapa dapat diolah menjadi atap WC dan
bahan baku pembuatan SPAL. Buah kelapa
sendiri dapat dijual dan hasil penjualannya
dapat dimanfaatkan untuk membeli kloset
dan semen untuk pembuatan WC dan
sarana sanitasi lainnya. Selain pohon ke-
lapa, di Desa Barugaia juga terdapat ban-
yak bambu yang dapat menjadi bahan pem-
buatan WC dan pembuatan tempat sampah
agar masyarakat tidak harus menunggu lagi
bantuan dari pemerintah untuk penyediaan
tempat sampah. Sungai dan mata air ini
dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Baru-
gaia untuk memenuhi kebutuhan air ber-
sih. Terdapat 2 sungai di Desa Barugaia
dan beberapa sumber mata air tetapi saat
ini hanya sumber mata ir yang ada di
Dusun Joong yang sudah dikelola.
Aset Sosial
Aset sosial merupakan fitur sosial
seperti hubungan antar sesama, norma dan
kepercayaan yang dapat meningkatkan po-
tensi produktif suatu masyarakat. Aset
sosial sangat penting untuk masyarakat,
hubungan antar individu dimasyarakat un-
tuk meningkatkan rasa kebersamaan dan
kekeluargaan.
Rasa kebersamaan dan rasa keke-
luargaan ini dapat menjadi landasan bagi
masyarakat Desa Barugaia untuk beker-
jasama, saling membantu dan bergotong
royong untuk meningkatkan sarana sanitasi
dasar. Kegiatan-kegiatan sosial bisa dilaku-
kan bersama seperti pengadaan sarana jam-
ban bagi warga yang belum memiliki
sarana jamban, bergotong royong dalam
membangun dan mengelola sumber air
serta saling membantu dalam pembuatan
SPAL dirumah masing-masing.
Aset Finansial
Aset finansial dapat digunakan
masyarakat untuk membangun sarana sani-
tasi dasar. Dengan aset ini masyarakat da-
pat saling membantu menyediakan sarana
sanitasi dasar di Desa Barugaia, dengan
membangun sarana seperti sarana pem-
buangan kotoran manusia bagi yang belum
memiliki atau membangun WC umum di
daerah Dusun Tulang yang merasa masih
104 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
kekurangan sarana pembuangan kotoran
manusia, membangun dan mengelola sum-
ber mata air untuk memenuhi kebutuhan air
masyarakat dan pembuatan SPAL untuk
setiap rumah.
Aset finansial ini dapat memperce-
pat peningkatan sarana sanitasi dasar di
Desa Barugaia, masyarakat yang tidak
memiliki finansial yang cukup untuk mem-
bangun sarana sanitasi dasar dapat saling
membantu dengan cara patungan atau kerja
sama untuk penyediaan sarana sanitasi
dasar. Salah satu sumber pendapatan
masyarakat Desa Barugaia yaitu pengolahan
kelapa menjadi kopra yang merupaka ko-
moditi utama di Desa Barugaia.
Sesungguhnya Allah SWT, menjadi-
kan sesuatu di muka bumi ini untuk diman-
faatkan manusia, sesuai firman Allah SWT
dalam QS. al-Hijr/15:20,
“... dan Kami telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-
keperluan hidup, dan (kami
menciptakan pula) makhluk-makhluk
yang kamu sekali-kali bukan pemberi
rezki kepadanya” (Kementerian
Agama, 2009).
Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsir Al-Mishbah, berbicara tentang
makhluk-makhluk Ilahi yang lemah dan
yang bertebaran di bumi ini, baik manusia
yang lemah karena tua, sakit atau anak-anak
maupun binatang-binatang melata yang
membutuhkan bantuan manusia yang
memiliki kemampuan. Penggalan ayat ini
bermaksud menggarisbawahi bahwa Allah
swt. telah menyiapkan segala sesuatu guna
kenyamanan hidup manusia di bumi ini.
Mereka dapat bekerja, bertani, berdagang,
dan sebagainya. Bahwa ada diantara
penghuni bumi yang lemah, itu bukan
berarti bahwa yang kuat adalah yang
member mereka rezeki sehigga dapat
bertahan hidup. Tidak sama sekali. Bukan
mereka yang member rezeki, tetapi Allah
swt. Bagaimana mungkin manusia-manusia
yang merasa kuat itu memberi mereka
rezeki, padahal mereka sendiri dianugerahi
rezeki oleh Allah swt. Itu semua
menunjukkan betapa kuasa Allah swt
(Shihab, 2002).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : (1) Aset
Manusia dapat digunakan untuk
meningkatkan fasilitas sarana sanitasi dasar
di Desa Barugaia, dengan kempuan dan
keterampilan individu masyarakat Desa
Barugaia akan mampu membangun sarana
sanitasi dasarnya sendiri; (2) Aset fisik
berupa puskesmas dapat dijadikan
masyarakat sebagai sarana meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan
mendapatkan informasi mengenai sarana
105 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
sanitasi dasar baik itu pentingnya memiliki
sarana sanitasi dasar. Sarana pendidikan
seperti TK, SD dan SMP serta Posyandu
dan poskamling juga dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai wadah atau tempat
untuk berkumpul dan saling bertukar
fikiran, mendiskusikan masalah sarana
sanitasi dasar ini dan pengembangan desa
lainnya; (3) Desa Barugaia memiliki
banyak aset alam yang berpotensi
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan sarana sanitasi dasar, seperti.
Batang pohon kelapa dapat diolah menjadi
papan yang dapat dijadikan dinding sebuah
WC dll (4) Aset sosial Desa Barugaia
untuk bekerjasama, saling membantu dan
bergotong royong untuk meningkatkan
sarana sanitasi dasar. (5) Salah satu aset
finansial sumber pendaatan masyarakat
Desa Barugaia yaitu pengolahan kelapa
menjadi kopra yang merupakan komoditi
utama di Desa Barugaia.
SARAN
Adapun saran dari penelitian ini
yaitu : (1) Kepada Pemerintah, Pemerintah
Desa Barugaia sebagai badan eksekutif
tertinggi di Desa Barugaia disarankan dapat
memberikan dukungan baik berupa
dukungan materil maupun moril kepada
masyarakat dalam upaya meningkatkan
sarana sanitasi dasar di Desa Barugaia; (2)
Kepada masyarakat, masyarakat harus terus
berperan aktif dalam memanfaatkan dan
mengembangkan potensi aset yang ada di
Desa Barugaia (3) untuk meningkatkan
sarana sanitasi dasar di Desa Barugaia, agar
sarana sanitasi di Desa Barugaia dapat
terpenuhi dan mencukupi kebutuhan
masyarakat Desa Barugaia; Kepada jurusan
kesehatan masyarakat, agar dapat terus
mengembangkan penelitian yang berbasis
pada pengembangan potensi aset yang ada
dimasyarakat dengan terus memberikan
tugas penelitian seperti ini kepada
mahasiswa kesehatan masyarakat; (4)
Kepada peneliti selanjutnya agar dapat
lebih mengembangkan penelitian yang
sama tetapi sampai dengan tahap intervensi
maksimal dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. (1996).Pengantar Ilmu
Kesehatan Lingkungan. Jakarta :
PT. Mutiara Sumber Widya, 54-
55
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemenkes RI. (2010). Riset
Kesehatan Dasar Tahun
2010.Jakarta : Kemenkes RI
Derau, Christoher. (2013). Pembaru dan
Kekuatan Lokal untuk Pemban-
gunan. Australian Community
Develoment and Civil Society
Strengthening Scheme (ACCES)
Phase II.
Margono S. (2007) Metologi Penelitian
106 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018
Pendidikan Komponen, MKDK.
PT. Rineka Cipta, Jakarta.
McKnight,John L dan John P. Kretzmann.
(1993). Building Communities
from the Inside Out: A Path To-
ward Finding and Mobilizing a
Community’s Assets. The Asset
Based CommunityDevelopment
Institute, Institute for Policy Re-
search, Northwestern University,
Evanston,Illinois.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung,
Remaja Rosda Karya.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2013). Metode
Penelitian Kesehatan. Bineka
Cipta. 86-89
Republik Indonesia. “Undang-Undang RI
Nomor 32 Tahun 2009
tentangKesehatan, bab II, pasal 2
dan 3,2009.
Shihab, Quraish. (2002). Tafsir Al-Mishbah.
Suhaimi,Uzair. (1999). Focus Group
Discussion.
PanduanBagiPenelitiStudi
Kualitatif. Kerjasama BPS ADB.
Sumantri,Arif. (2010). Kesehatan Lingkun-
gan dan Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana.
107 AL-SIH AH VOLUME 10, NO. 1, JANUARI -JUNI 2018