Science of Soil

20

description

About soil

Transcript of Science of Soil

  • Seperti terlihat pada

    gambar, tanah memiliki

    warna yang berbeda

    padahal masih dalam satu

    petak yang sama. Mengapa

    hal itu dapat terjadi???

  • Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah

    mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan airsekaligus

    sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat

    yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup

    berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan

    untuk hidup dan bergerak.

    Tanah mengandung berbagai macam bahan oganik serta mineral-mineral.

    Tanah memiliki karakter yang unik. Tanah di suatu daerah memiliki karakter yang

    berbeda dengan satu daerah yang lain. Karena perbedaannya tersebut, tanah juga

    dapat diklasifikasikan menurut berbagai macam aspek, salah satunya dapat

    diklasfikasi berdasar warnanya.

    Tanah merupakan

    sumber daya alam

    yang tidak

    diperbaharui, karena

    tanah membutuhkan

    jutaan tahun untuk

    terbentuk. Tanah

    terbentuk dari

  • pelapukan batuan. Dalam proses pelapukan ini dapat terjadi karena berbagai

    macam hal.

    Tanah salah satu ciptaan Tuhan yang sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup

    manusia dan makhluk hidup lainnya, kita perlu mengucap syukur untuk hal

    tersebut. Tanah merupakan sesuatu sumber daya yang dapat ditinjau dalam

    berbagai macam bidang ilmu, sehingga tanah merupkan salah satu topik yang

    sangat menarik untuk dibahas.

    A. Karakteristik Tanah

    Tanah adalah kata dalam bahasa indonesia yang dalm bahasa inggris : soil,

    dalam bahasa Yunani : pedon; bahasa Latin: solum) yang berarti bagian

    kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Selain itu, ada

    beberapa pengertian tanah menurut beberapa ahli, diantaranya, menurut

    Dokuchaiev, tanah adalah bentukan mineral dan organik di permukaan bumi,

    sedikit atau banyak diwarnai oleh humus, secara tetap menyatakan diri sebagai

    hasil kegiatan kombinasi bahan seperti jasad, bahan induk, iklim dan relief.

    Menurut M. Isa Darmawijaya, tanah adalah akumulasi alam bebas, menduduki

    sebagian besar permukaan planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman

    dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang

    bertindak terhadap bahan induk, dalam keadaan relief tertentu selama jangka

  • waktu tertentu pula. Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang

    terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat.

    Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa

    cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari

    imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang Antar agregat disebut sebagai

    porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran

    besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air.

    Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan

    makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila

    berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

    Pada umumnya, tanah terdiri dari berbagai

    lapisan. Seperti pada gambar dapat

    diuraikan dari atas ke bawah,

  • O -> Bahan organik. Bagian permukaan yang terdapat kumpulan bahan

    organik dari sisa-sisa tanaman yang tidak membusuk.

    A-> Permukaan tanah. Pada bagian ini terdapat campuran bahan organik

    dengan bahan mineral. Pada lapisan ini bergantung kehidupan tanah.

    Lapisan ini terdiri dari, besi, lempung, aluminium, senyawa organik dan

    unsur-unsur yang dapat larut lainnya.

    B -> Lapisan tanah bagian bawah. Lapisan ini mencerminkan perubahan

    kimia dan fisik dari material induk. Pada lapisan ini, terkumpul besi,

    lempung, alumunium, senyawa organik.

    C -> Batuan Induk. Bahan penyusun batuan induk ini adalah kumpulan

    batuan sedimen. Lapisannya berupa batu besar. Lapisan ini terbentuk dari

    banyak unsur-unsur yang dapat larut.

    R -> Batuan dasar. Bagian lapisan ini menunjukkan bahwa sebagian

    daerah pada dasar profil tanah berupa bagian yang lapuk. Berbeda dengan

    lapisan atasnya, lapisan R ini sebagian besar terdiri dari tumpukan batu

    keras yang tidak dapat digali dengan tangan

    Selain itu, berdasarkan pembentukannya, tanah dikelompokkan menjadi:

    Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan

    mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan

  • saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersierdan kebanyakan

    terbentuk dari masa Pleistosen.

    Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah

    non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia

    mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol)

    terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

    Berdasarkan bahan penyusunnya, tanah dikelompokkan menjadi:

    Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan

    gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung

    memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik

    (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok

    tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air

    atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat

    ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu

    menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian

    besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah

    capaian optimum.

    Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk

    partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh

    komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau(debu), dan

  • lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan

    didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan

    lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh(loam).

    Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna

    tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga,

    kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan

    perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau

    pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan

    kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun

    proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh

    kehadiran mangan,belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau

    kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna

    yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.

    Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan

    warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola

    warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.

  • B. Pembentukan Tanah

    Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk

    tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai

    ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang

    terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon

    menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang

    telah dilalui tubuh tanah tersebut.

    Pada dasarnya,tanah berasal dari batuan dan zat organik yang mengalami

    pelapukan.Berubahnya batuan dan zat organik menjadi butir-butir tanah

    disebabkan oleh beberapafaktor berikut.

    a. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.

    b. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat

    terbentuknya batuan.

    c. Batuan yang sudah retak,pelapukannya dipercepat oleh air.

    d. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah dan rayap akan membuat

    lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan.

    e. Akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan mencegah batu-batuan hingga

    hancur.

  • Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik

    maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak

    dan berubah komposisinya. Pada tahap ini, batuan yang lapuk belum dikatakan

    sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan

    struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya

    bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini menjadi awal

    terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan

    dalam pembentukan tanah.

    Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan

    fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Ada

    beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu

    organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.

  • Mekanisme Pembentukan Tanah

    I. Tahap I

    Pada tahap ini,permukaan batuan yang tersingkap di permukaan akan

    berinteraksi secara langsung dengan atmosfer dan hidrosfer. Keadaan ini

    akan menyebabkan permukaan batuan dengan kondisi yang tidak stabil .

    Akibatnya terjadi pelapukan kimiawi diantaranya proses oksidasi,

    hidrasi, hidrolisis, pelarutan dan sebagainya. Menjadikan permukaan

    batuan lapuk, dengan mengubah struktur dan komposisi kimiawi

    material batuannya. Dengan membentuk material yang lebih kecil dan

    lunak dibanding dengan keadaan sebelumnya.

  • II. Tahap II

    Pada tahap ini,setelah mengalami pelapukan bagian permukaan batuan

    yang lapuk akan menjadi lebih lunak. Rekahan-rekahan yang terbentuk

    pada batuan akan menjadi jalur masuknya air dan sirkulasi udara.

    Sehingga, dengan proses proses yang sama, terjadilah pelapukan pada

    lapisan batuan yang lebih dalam lagi.

    III. Tahap III

    Pada tahap ini,di lapisan tanah bagian atas akan mulai muncul tumbuh-

    tumbuhan perintis. Akar tumbuhan ini membentuk rekahan pada lapisan-

    lapisan batuan. Dengan kehadiran tumbuhan, material sisa tumbuhan

    yang mati akan membusuk membentuk humus. Air yang terinfiltrasi ke

    dalam lapisan tanah akan membawaasam humus yang ada di lapisan atas

    melalui rekahan-rekahan yang ada. Menjangkau lapisan batuan yang

    lebih dalam. Ini semua akan menyebabkan meningkatnya keasaman pada

    tanah yang kemudian akan memicu terjadinya pelapukan pada bagian-

    bagian tanah serta batuan yang lebih dalam. Membentuk lapisan-lapisan

    tanah yang lebih tebal. Dengan semakin tebalnya lapisan-lapisan tanah,

    air yang tefiltrasi ke dalam lapisan tanah dapat melakukan proses

    pencucian (bleaching) terhadap lapisan-lapisan yang dilaluinya.

  • Sehingga tahapan ini merupakan awal terbetuknya horizon-horoizon

    tanah.

    IV. Tahap IV

    Pada tahapan ini, tanah telah menjadi lebih subur. Sehingga tumbuhlah

    tumbuhan-tumbuhan yang lebih besar. menyebabkan akar-akar tanaman

    menjangkau lapisanbatuan yang lebih dalam. Selain itu pada tahapan ini

    juga terjadi proses pencucian yang intensif. Air yang terinfiltrasi

    (meresap) ke dalam lapisan-lapisan tanah membawa mineral-mineral

    yang ada di lapisan atas dan mengendapkannya pada lapisan-lapisan

    dibawahnya. Sehingga terbentuklah akumulasi mineral-mineral tertentu

    pada lapisan-lapisan tanah tertentu membentuk horizon tanah.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah:

    1. Iklim

    Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah

    terutamaada dua, yaitu suhu dan curah hujan.

    a. Suhu/Temperatur

    Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila

    suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsungcepat sehingga

    pembentukan tanah akan cepat pula.

    b. Curah hujan

    Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian

    tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah

    menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

    2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)

    Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

    a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan

    kimiawi.

    Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan olehmakhluk hidup

    (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan

    yang terjadi oleh proses kimia sepertibatu kapur larut oleh air.

  • b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan

    menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan

    tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad

    renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah

    c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi

    didaerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan

    dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan

    dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah

    berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari

    akar-akar dan sisa-sisa rumput.

    d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh

    terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur

    kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah

    pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah

    pohon jati.

    3. Bahan/Batuan Induk

    Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen

    (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan

    induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang

    terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat

  • kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat

    misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan

    pasirnya tinggi.

    4. Topografi/Relief

    Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:

    a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah

    Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih

    tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal

    karena terjadi sedimentasi.

    b. Sistem drainase/pengaliran

    Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan

    tanahnya menjadi asam.

    5. Waktu

    Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat

    pelapukandan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan

    menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara

    telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk

    seperti kuarsa.

  • C. Pelapukan

    Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit

    bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin).

    Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan

    menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.

    Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan

    kimiawi, dan pelapukan biologis.

    1. Pelapukan Mekanis

    Pelapukan mekanis atau sering

    disebut pelapukan fisis adalah

    penghancuran batuan secara fisik

    tanpa mengalami perubahan

    kimiawi. Penghancuran batuan ini

    bisa disebabkan oleh akibat

    pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu

    yang sangat besar antara siang dan malam.

    Disamping merupakan contoh pelapukan mekanik yang diakibatkan oleh

    aktivitas tumbuhan diantaranya masuknya akar tumbuhan ke dalam tanah

    melalui retakan-retakan batuan. Retakan batuan akan melebar seiring dengan

    membesarnya akar tumbuhan.

  • 2. Pelapukan Kimiawi

    Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses kimiawi pada

    molekul-molekul penyusun batuan tersebut.Biasanya yang menjadi perantara

    air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air

    tanah selain senyawa

    H2O, juga mengandung

    CO2 dari udara. Oleh

    karena itu mengandung

    tenaga untuk melarutkan

    yang besar, apalagi jika

    air itu mengenai batuan

    kapur atau karst. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi disebut

    Dekomposisi.

    Terdapat empat proses dalam pelapukan kimiawi,yaitu : Hidrasi , Hidrolisa ,

    Oksidasi , dan Karbonasi.

    Pelapukan terjadi pada batuan yang

    bersifat kimiawi, misalnya air hujan

    yang turun ke bumi mengandung zat

  • kimia yang dapat bereaksi dengan

    zat kimia yang ada di batuan

    sehingga terjadi pelapukan. Proses

    pelapukan terjadi lebih cepat jika

    terjadi hujan asam jika dibanding

    dengan hujan biasa. Uap air yang

    menjadi hujan asam mengandung

    zat-zat asam (mengandung unsur Nitrogen dan Belerang), air hujan yang

    turun bersifat asam. Zat-zat asam (NO dan SO2) yang terbawa air hujan akan

    bereaksi secara kimia dengan zat-zat yang terkandung di dalam batuan lebih

    cepat.

    3. Pelapukan Biologi

    Pelapukan biologis atau

    disebut juga pelapukan

    organis terjadi akibat proses

    organis. Pelakunya adalah

    mahluk hidup, bisa oleh

    tumbuh-tumbuhan, hewan,

    atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus

    dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan.

  • Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan

    lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu

    bisa menghancurkan batuan tersebut.

    AN