Post on 18-Feb-2016
description
I. AKUNTANSI UNTUK RUMAH SAKIT
1.1 Pengertian Akuntansi Rumah Sakit
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen
keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan
data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan
keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi
kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah
Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip
akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan
yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta
mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban
petugas Rumah Sakit.
Dalam peraturannya, rumah sakit dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital).Dalam hal ini
pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Financial Accounting Standards oard-FASB (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) khusunya dalam pernyataan (FASB Statement) no 17 tentang
Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.
b Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital).Dalam hal ini
pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Governmental Accounting Standards Board-GASB (Dewan
Standar Akuntansi Pemerintahan)
1.2 Struktur Dana di Rumah Sakit
Struktur Dana di Rumah Sakit meliputi
1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)
2.. Dana Terikat (Restricted Fund)
Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi penggunaanya
pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya Dana Umum (General Fund) di
pemerintahan atau Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund) dalam akuntansi
universitas yang dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari.
Dana Terikat (Restricted Fund) adalah dan ayang dibatasi penggunaannya pada suatu
tujuan tertentu yang biasanya muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang
1
memberikan sumbangan. Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi (1) Dana
Terikat Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan
yang bersifat sementara, dan (2) Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund),
yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat permanen.
Aktiva yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara satu atau lebih
dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang terikat sementara waktu dan terikat
permanen. Selengkapnya, dana-dana yang umum digunakan dalam akuntansi dana untuk
rumah sakit dapat dilihat pada figur berikut ini
Kelompok Dana Terikat
Umum Tujuan
Khusus
Terikat
Waktu
Penggantian
dan
Pengembanga
n Fasilitas
Abadi
Dasar
Akuntansi
Akrual Pemasukan/sumbangan (contribution), transfer, dicatat
secara langsung dalam dana yang bersangkutan
Sumber daya/dana ditahan dalam masing-masing dana
hingga dipindahkan ke Dana Umum untuk belanja
Deskripsi
Perbedaan
Dana
dibatasi
untuk tujuan
operasional
tertentu.
Dana tidak
dapat
digunakan
sampai
waktu yang
ditentukan
pihak
sponsor
Dana dibatasi
untuk
penambahan
aktiva tetap
Dana abadi
yang harus
dikelola dan
tidak untuk
digunakan
Laporan
Keuangan
Neraca
Laporan Operasi
Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan Arus Kas
1.2.1 Dana Umum
Dana Umum (General Funds) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana yang
diterima dan dibelanjakan dalam menjalankan kegiatan operasional utama dari rumah sakit.
2
Dalam Dana mum, direksi rumah sakit dapat menetapkan pembatasan berupa penyisihan atas
sumber daya tertentu.
1.2.2 Dana Terikat
Kelompok dana (funds groups) yang digolongkan sebagai dana terikat digunakan
untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau pihak yang mensponsori
dana tersebut. Secara garis besar, seperti dijelaskan sebelumnya kelompok Dana Terikat ini
dapat dibagi menjadi dua yaitu yang pembatasannya bersifat sementara (temporarily
restricted) dan yang pembatasannya bersifat tetap (permanently restricted).
1.3 Siklus Transaksi Akuntansi Rumah Sakit
Siklus transaksi dalam rumah sakit berawal dari transaksi atau peristiwa ekonomi, jika di
dalam rumah sakit misalnya ketika ada pasien. Lalu berlanjut ke siklus pendapatan,
pengeluaran, pelayanan dan keuangan. Selanjutnya siklus pelaporan keuangan dan berakhir di
laporan keuangan.
1.4 Rumah Sakit Sebagai Badan Layanan Umum (BLU)
Badan layanan umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
3
Berdasarkan PP No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum, tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip eknomi dan produktivitas dan
penerapan praktik bisnis yang sehat. Praktik bisnis yang sehat artinya berdasarkan kaidah
manajemen yang baik mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian
dan pertanggungjawaban.
Secara umum asas badan layanan umum adalah pelayanan umum yang
pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan, tidak terpisah secara hukum
dari instansi induknya.
Asas BLU yang lainnya adalah:
a. Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum
kepada pimpinan instansi induk,
b. BLU tidak mencari laba,
c. Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah,
d. Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.
Diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal
69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. PP tersebut bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan publik oleh Pemerintah, karena sebelumnya tidak ada
pengaturan yang spesifik mengenai unit pemerintahan yang melakukan pelayanan kepada
masyarakat yang pada saat itu bentuk dan modelnya beraneka macam. Jenis BLU disini
antara lain rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain.
Rumah sakit sebagai salah satu jenis BLU merupakan ujung tombak dalam pembangunan
kesehatan masyarakat. Namun, tak sedikit keluhan selama ini diarahkan pada kualitas
pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah.
Ini terutama rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Penyebabnya
sangat klasik, yaitu masalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit umum daerah
dan rumah sakit milik pemerintah, sehingga tidak bias mengembangkan mutu layanannya,
baik karena peralatan medis yang terbatas maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM)
yang rendah.
Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun
operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu antara lain
bahwa rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya
4
pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan
lainnya adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya merupakan masalah yang kompleks
karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme pasar, tindakan ekonomis, sumber
daya manusia yang dimiliki (profesionalitas) dan yang tidak kalah penting adalah
perkembangan teknologi dari rumah sakit itu sendiri. Rumah sakit pemerintah yang terdapat
di tingkat pusat dan daerah tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntutan tersebut.
Dipandang dari segmentasi kelompok masyarakat, secara umum rumah sakit
pemerintah merupakan layanan jasa yang menyediakan untuk kalangan menengah ke bawah,
sedangkan rumah sakit swasta melayani masyarakat kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan
cenderung terus meningkat,dan rumah sakit dituntut untuk secara mandiri mengatasi masalah
tersebut. Peningkatan biaya kesehatan menyebabkan fenomena tersendiri bagi rumah sakit
pemerintahan karena rumah sakit pemerintah memiliki segmen layanan kesehatan untuk
kalangan menengah ke bawah. Akibatnya rumah sakit pemerintah diharapkan menjadi rumah
sakit yang murah dan bermutu.
Standar Pelayanan dan Tarif Layanan Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah
menjadi BLU/BLUD menggunakan standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh
menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati /walikota sesuai dengan kewenangannya, harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Rumah Sakit Sebagai BLU ditinjau dari aspek pelaporan keuangan dan
pertanggungjawabannya bahwa paket undang-undang bidang keuangan Negara merupakan
paket reformasi yang signifikan di bidang keuangan negara yang kita alami sejak
kemerdekaan. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang
menekankan basis kinerja dalam penganggaran, member landasan yang penting bagi orientasi
baru tersebut di Indonesia.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka
koridor baru bagi penerapan basis kinerja dalam penganggaran di lingkungan pemerintah.
Instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya member pelayanan kepada masyarakat
dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dalam segala aktivitasnya. Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD), diharapkan menjadi contoh konkrit yang menonjol dari penerapan
manajemen keuangan berbasis pada hasil (kinerja). Peluang ini secara khusus menyediakan
kesempatan bagi satuan-satuan kerja pemerintah yang melaksanakan tugas operasional
5
pelayanan publik, untuk membedakannya dari fungsi pemerintah sebagai regulator dan
penentu kebijakan.
Dalam hal konsolidasi laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah dengan
laporan keuangan kementerian negara/lembaga, maupun laporan keuangan pemerintah
daerah, maka rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU/BLUD mengembangkan sub
sistem akuntansi keuangan yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP
Berdasarkan PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum dan sesuai pula dengan Pasal 27 PP No. 23 tahun 2005,
maka rumah sakit pemerintah daerah dalam rangka pertanggung jawaban atas pengelolaan
keuangan dan kegiatan pelayanannya, menyusun dan menyajikan : 1) Laporan Keuangan; dan
2) Laporan Kinerja.Laporan Keuangan tersebut paling sedikit terdiri dari: (1) Laporan
Realisasi Anggaran dan atau Laporan Operasional; (2) Neraca; (3) Laporan Arus Kas; dan (4)
Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah daerah sebelum disampaikan kepada
entitas pelaporan direview oleh satuan pemeriksaan intern, namun dalam hal tidak terdapat
satuan pemeriksaan intern, review dilakukan oleh aparat pengawasan intern kementerian
negara/ lembaga. Review ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan anggaran
dan penyusunan Laporan Keuangan BLU. Sedangkan Laporan Keuangan tahunan BLU
diaudit oleh auditor eksternal.
Dengan implementasi perubahan kelembagaan menjadi badan layanan umum, dalam
aspek teknis keuangan diharapkan rumah sakit akan memberi kepastian mutu dan kepastian
biaya menuju pada pelayanan kesehatan yang lebih baik. Pendapatan dan belanja BLU tetap
merupakan bagian APBD dengan aset yang tidak dipisahkan. Namun lembaga ini tidak
mengutamakan mencari keuntungan semata, lebih memprioritaskan pelayanan masyarakat.
Selain itu, peran pemerintah daerah dalam pembiayaan juga tetap. BLU di sini beroperasi
sebagai unit kerja pemerintah daerah bertujuan memberikan layanan umum yang
pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk
bersangkutan. Sesuai dengan asas yang diamanatkan, BLU mengelola penyelenggaraan
layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/ BLUD menggunakan
standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh menteri/ pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan
kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk
6
mendapatkan layanan. Dalam hal rumah sakit pemerintah di daerah (RSUD) maka standar
pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah.
Rumah sakit BLU memperoleh dana APBN untuk biaya operasional dan belanja
modal. Biaya operasional biasanya digunakan untuk biaya gaji pegawai dan biaya
pemeliharaan aktiva tetap. Sedangkan belanja modal adalah pengeluaran untuk pembelian
tanah dan pembangunan gedung, yang dikapitalisasi di Neraca dan dicatat sebagai
penambahan Aktiva Tetap. Pada saat pembuatan RBA, BLU mengajukan rencana bisnis dan
anggaran ke departemen induk untuk mendapat persetujuan. Departemen induk akan
memasukkan anggaran yang diminta dalam Rencana Kerja dan Anggaran (selanjutnya
disebut RKA) departemen yang bersangkutan. RBA BLU dikonsolidasikan dengan RKA dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RKA Kementerian/Lembaga.
1.5 Laporan Keuangan Rumah Sakit
Terdapat 4 laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi
1. Neraca
Neraca Rumah Sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar, baik isi maupun proses
penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca
perusahaan yang sering kita kenal di sektor komersial. Namun demikian ada
beberapa hal yang secvara khusus perlu diperhatikan antara lain:
a. Kas. Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada
Dana Terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi,
misalnya kas yang terdapat pada Dana Pembangunan dan Dana Abadi.
b. Piutang. Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat
direalisasi. Dengan demikian, dibuat penyajian tentang “penyisihan
piutang tak tertagih.”
c. Investasi. Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat
pembelian, atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi
diterima sebagai pemberian. Hasil dari investasi yang tidak dibatasi
harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana pada laporan
operasi rumah sakit.
d. Aktiva Tetap. Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi
depresiasinya dalam Dana Umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan
entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan aktivannya dalam
suatu dana atau kelompok dana tertentu.
7
e. Aktiva yang Disisihkan. Klasifikasi aktiva terikat diberikan pada dana
yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang
mensponsori dana tersebut.
f. Utang Jangka Panjang. Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
Hal ini berbeda kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan
pencatatan utang jangka panjangnya dalam suatu dana atau kelompok
dana tertentu.
g. Saldo Dana. Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah
dijelaskan, saldo dana yang dimiliki oleh Rumah Sakit dipisahkan
menjadi (1) terikat, yang dapat digunakan dengan bebas sesuai
kebijaksanaan dari rimah sakit, (2) terikat sementara waktu, yang baru
dapat digunakan ketika kriteria tertentu dari pihak sponsor terpenuhi, dan
(3) terikar permanen, yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasilnya
saja.
2. Laporan Operasi
Untuk Rumah Sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam laporan
operasi. Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi
lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Berikut ini adalah
pos-pos yang juga perlu menjadi perhatian:
a. Pendapatan Jasa Pasien. Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah
bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian
dikurangi dengan penyesuaian kontraktual menjadi pendapatan bersih
jasa atas pasien.
b. Penyesuaian Kontraktual. Penyesuaian kontraktual berasal dari
keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis.
c. Pendapatan dari Kegiatan Lainnya. Pendapatan dari kegiatan lainnya
mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien, seperti
kantin dan sewa parkir.
d. Transfer Antardana. Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva tetap
dalam dana terikay ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak
sponsor/donor sudah terpenuhi.
e. Beban Dana Umum. Beban-beban dalam dana umum diakui secara
akrual, seperti halnya pada entitas komersial
8
f. Sumbangan. Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk
jasa dan berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan
nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya
tidak dicatat
3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih, yaitu tidak
terikat, terikat sementara, dan terikat permanen
4. Laporan Arus Kas
Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas yang komersial.
1.6 Ilustrasi Transaksi
Dana Umum
Rumah Sakit Impian telah memberikan jasa kepada para pasiennya total senilai Rp
2.6000.000 jika diukur dengan menggunakan tarif standar. Dari jumlah ini, terdapat
penyesuaian kontraktual yang harus dikurangkan senilai Rp 240.000. ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut:
1. Piutang 2.600.000
Pendapatan Jasa Pasien 2.600.000
2. Penyesuaian Kontraktual 240.000
Piutang 240.000
Selain pendapatan yang berasal dari pasiennya, Rumah Sakit Impian juga memperoleh
pendapatan dari kantin, apotik, dan lahan parkir yang dikelolanya total senilai Rp
30.000,00. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
3. Kas 30.000
Pendapatan Program Lainnya 30.000
Selama 20x6, Rumah Sakit Impian mengakui beban operasi senilai Rp 2.590.000. Dari
jumlah itu, senilai Rp 2.125.000 dibayar tunai dan sisanya merupakan penggunaan
aktiva dibayar di muka, penyisihan piutang tak tertagih, depresiasi, dan utang. Selain
itu Rumah Sakit Impian juga menerima sumbangan jasa senilai Rp 10.000,00. Ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut:
4. Belanja- Jasa Keperawatan 800.000
Belanja- Jasa Profesional Lainnya 620.000
Belanja- Jasa Umum 700.000
9
Belanja- Jasa Fiskal 100.000
Belanja- Jasa Administrasi 80.000
Belanja- Biaya Malpraktik 30.000
Belanja- Piutang Tak Tertagih 60.000
Belanja- Depresiasi 200.000
Kas 2.125.000
Estimasi Piutang Tak Tertagih 60.000
Persediaan 90.000
Belanja Dibayar di Muka 5.000
Akumulasi Depresiasi 200.000
Utang Usaha 50.000
Utang Gaji 30.000
Utang Biaya Malpraktik 30.000
5. Belanja- Jasa Profesional Lainnya 10.000
Pendapatan Donasi Jasa 10.000
Selain donasi jasa seperti disinggung di atas, Rumah Sakit Impian juga menerima
donasi aktiva dalam bentuk uang tunai senilai Rp 63.000 dan dalam bentuk obat-
obatan senilai Rp 30.000. Kedua donasi tersebut tidak terikat penggunaannya. Ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut:
6. Kas 63.000
Sumbangan- Tidak Dibatasi 63.000
7. Kas 30.000
Sumbangan- Tidak Dibatasi 30.000
Pendapatan lain yang diperoleh Rumah Sakit Impian selama 20x6 adalah pendapatan
senilai Rp 10.000 dari investasi yang dananya ditentukan oleh direksi rumah sakit
sendiri bagi pengembangan rumah sakit di masa depan. Sebagai tambahan, Rumah
Sakit Impian juga memperoleh keuntungan senilai Rp 5.000 dari penjualan
peralatannya. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
8. Kas- Disisihkan untuk Pembangunan Gedung 10.000
Pendapatan Investasi 10.000
9. Kas 55.000
Akumulasi Depresiasi 50.000
Aktiva Tetap 100.000
10
Keuntungan Penjualan Aktiva 5.000
Berikut ini adalah data mengenai transfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat.
Jumlah
(Rp)
Dana Terikat Deskripsi
180.000 Dana untuk Tujuan Khusus Dana dalam bentuk uang tunai
untuk riset dan pendidikan
200.000 Danan Penggantian dan
Pengembangan Fasilitas
Dana dalam bentuk uang tunai
untuk membeli peralatan
25.000 Dana Penggantian dan Perluasan
Gedung
Peralatan yang sudah dapat
digunakan untuk kegiatan operasi
12.000 Dana Terikat Waktu Penarikan piutang
Ayat Jurnalnya adalah sebagai berikut:
10. Kas 180.000
Penerimaan Transfer- Pelepasan Saldo Dana 180.000
11. Kas 200.000
Penerimaan Transfer- Pelepasan Saldo Dana 200.000
12. Aktiva Tetap 25.000
Penerimaan Transfer- Pelepasan Saldo Dana 25.000
13. Kas 12.000
Penerimaan Transfer- Pelepasan Saldo Dana 12.000
Sedangkan berikut adalah ayat- ayat jurnal untuk mencatat beberapa transaksi lain dalam
Dana Umum dari Rumah Sakit Impian selama tahun 20x6
14. Kas 2.250.000
Estimasi Piutang Tak Tertagih 50.000
Piutang 2.300.000
15. Persediaan 50.000
Kas 50.000
16. Kas 50.000
Investasi 50.000
17. Aktiva tetap 250.000
11
Kas 250.000
18. Wesel Bayar 5.000
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 60.000
Utang Usaha 90.000
Utang Gaji 25.000
Kas 180.000
19. Kas 35.000
Utang Pihak Ketiga 35.000
20. Utang Jangka Panjang 50.000
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 50.000
21. Investasi 15.000
Keuntungan Investasi Belum Direalisasi 15.000
1.7 Dana Untuk Tujuan Khusus
Rumah sakit juga membentuk suatu dana untuk keperluan- keperluan khusus yang disebut
Dana untuk Tujuan Khusus. Danan ini seperti juga dana terikat lainnya, tidak mencatat
belanja. Dana ini hanya mencatat aktiva yang penggunaannya dibatasi sampai Dana Umum
memenuhi persyaratan untuk menggunakan aktiva tersebut, biasanya setelah melakukan
belanja operasi yang sesuai dengan persyaratan atau setelah direksi rumah sakit menyetujui
belanja tersebut. Dalam hal ini aktiva ditransfer dari Dana unutk Tujuan Khusus ke Dana
Umum untuk membayar belanja operasi dimaksud.
Selama tahun 20x6, Dana untuk tujuan Khusus dari Rumah Sakit Impian mencatat
pendapatan senilai Rp 66.000 dari investasi dengan menggunakan aktiva dalam dana tersebut,
dan mencatat sumbangan dari sponsor/ donor senilai Rp 115.000. Ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut:
22. Kas 66.000
Pendapatan Investasi- Terikat 66.000
23. Kas 115.000
Sumbangan- Terikat 115.000
Karena telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam operasi selama tahun
20x6,maka dana senilai Rp 180.000 ditransfer dari Dana untuk Tujuan Khusus ke Dana
Umum. Ayat Jurnalnya adalah sebagai berikut:
24. Pengeluaran Transfer- Pelepasan Saldo Dana 180.000
12
Kas 180.000
Dana Terikat Waktu
Selama tahun 20x6 Dana Terikat Waktu dari Rumah Sakit Impian mengakui piutang
senilai Rp 12.000 yang langsung ditransfer ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai
berikut:
25. Kas 12.000
Piutang 12.000
26. Pengeluaran Transfer- Pelepasan Saldo Dana 12.000
Kas 12.000
Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas
Selama tahun 20x6 Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas dari Rumah Sakit
Impian mendapatkan donasi dari pihak sponsor senilai Rp 25.000 dalam bentuk peralatan dan
senilai Rp 60.000 dalam bentuk uang tunai. Selain itu Rumah Sakit Impian juga memperoleh
pendapatan investasi senilai Rp 7.000 dari dana yang dikelola dalam dana ini. Ayat jurnalnya
adalah sebagai berikut:
27. Aktiva tetap 25.000
Sumbangan- Terikat 25.000
28. Kas 60.000
Sumbangan- Terikat 60.000
29. Kas 7.000
Pendapatan Investasi- Terikat 7.000
Selanjutnya, selama tahun 20x6 terdapat peralatan senilai Rp 25.000 yang sudah dapat
digunakan untuk operasi rumah sakit dan dana senilai Rp 200.000 yang ditransfer dari Dana
Penggantuan dan Pengembangan Fasilitas ke Dana Umum karena persyaratan
penggunaannya sudah dipenuhi. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
30. Aktiva tetap 200.000
Kas 200.000
31. Pengeluaran Transfer- Pelepasan Saldo Dana 25.000
Aktiva Tetap 25.000
Berikut ini adalah transaksi- transaksi lain yang berkaitan dengan Dana Penggantian dan
Pengembangan Fasilitas selama tahun 20x6. Transaksi ini berupa penagihan piutang sebesar
Rp 105.000 dan pembelian investasi sebesar Rp 122.000 dengan menggunakan dana ini.
32. Kas 105.000
13
Piutang atas janji 105.000
33. Investasi 122.000
Kas 122.000
Dana Abadi
Selama 20x6 Dana Abadi Rumah Sakit Impian memperoleh sumbangan dalam bentuk
uang tunai senilai Rp 415.000, dari jumlah ini, senilai Rp 400.000 langsung diinvestasikan.
Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
34. Kas 415.000
Sumbangan- Terikat 415,000
35. Investasi 400.000
Kas 400.000
Format Laporan Keuangan
Rumah Sakit Impian
Neraca
Per 31 Desember 20X5
(dalam ribuan rupiah)
URAIAN
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
-/- Estimasi Piutang Tak Tertagih
Piutang Sumbangan
Persediaan
Beban Dibayar Di Muka
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva yang Disisihkan:
Kas Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas
Piutang disisihkan untuk pengembangan fasilitas
Investasi disisihkan untuk pengembangan fasilitas
Penyisihan Internal Pengembangan Fasilitas
285.000
460.000
(40.000)
-
50.000
15.000
770.000
75.000
15.000
1.330.000
10.000
14.000
400.000
(30.000)
12.000
60.000
20.000
426.000
210.000
120.000
808.000
-
14
Total aktiva yang disisihkan
Investasi
Aktiva Tetap
-/- Akumulasi Depresiasi
Aktiva Tetap (Bersih)
JUMLAH AKTIVA
1.430.000
681.000
3.375.000
(1.150.000)
2.225.000
5.106.000
1.138.000
716.000
3.200.000
(1.000.000)
2.200.000
4.530.000
KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH
KEWAJIBAN LANCAR
Utang Bank
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Utang Usaha
Utang Gaji
Utang Malpraktik
Utang Pihak Ketiga
Pendapatan Diterima di Muka
Total Kewajiban Lancar
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
JUMLAH KEWAJIBAN
65.000
50.000
50.000
30.000
30.000
160.000
5.000
390.000
1.050.000
1.440.000
70.000
60.000
90.000
25.000
-
125.000
5.000
375.000
1.100.000
1.475.000
AKTIVA BERSIH:
Tidak Terikat
Terikat Sementara
Terikat Permanen
Total Aktiva Bersih
Total Kewajiban dan Aktiva Bersih
2.025.000
426.000
1.215.000
3.666.000
5.106.000
1.685.000
570.000
800.000
3055.000
4.530.000
II. AKUNTANSI UNTUK UNIVERSITAS
15
2.1 Akuntansi Universitas
Akuntansi universitas adalah proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan
pelaporan informasi ekonomi universitas yang berguna dalam penilaian dan pengambilan
keputusan mengenai usaha atau kegiatan universitas. Kegiatan akuntansi universitas meliputi
pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatu pengambilan keputusan,
pemrosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan, dan
pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.
Dalam peraturannya, universitas dikelompokkan nenjadi dua yaitu:
1. Universitas yang dikelola pihak swasta (Private University). Dalam hal ini
pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasr standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Board – FASB (Dewan
Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan (FASB Statement) No.
117 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.
2. Universitas yang dikelola Pihak Pemerintah (Public University). Dalam hal ini
pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Govermental Accounting Standars Board – GASB (Dewan
Standar Akuntansi Pemerintahan) khusunya dalam pernyataan (GASB Statement)
khusunya dalam pernyataan (GASB Statement) No. 15 tentang “Model Pelaporan
Keuangan untuk Universitas”.
2.2 Struktur Dana Di Universitas
Struktur dana untuk universitas terdiri atas :
1. Dana Lancar (Currents Funds)
2. Dana Pinjaman (Loan Funds)
3. Dana Abadi ( Endowment Funds)
4. Dana Anuitas dan Pensiun (Anuity and Life Income Funds)
5. Dana Pembangunan (Plants Funds)
Dana Lancar (Current Funds) adalah dana yang didirikan oleh universitas untuk
mengelola kekayaan atau sumber daya (resource) yang akan digunakan dalam rangka
membiayai kegiatan opresional sehari-hari. Current Funds ini dibagi menjadi dua, yaitu dan
yang penggunaannya tidak ada batasan (unrestriced current funds)dan dana yang
penggunaannya terbatsa pada tujuan tertentu (restriced current funds)
16
Dana Pinjaman (Loan Funds) dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana
yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai unversitas maupun
pihak-pihak lain yang terkait dengan universitas.
Dana Abadi (Endowment Funds) adalah dana yang dikumpulkan dan kemudain
dikelola oleh universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini “diabadikan”
kemudian dikelola untuk bentuk investasi yang hasilnya (return) bisa dimanfaatkan untuk
penggunaan jangka pendek.
Dana Anuitas dan Pensiun (Annuity and Life Income Funds) adalam semacam dan
pensiun yang dikelola universitas, sedangkan Dana Pembangunan (Plant Funds) adalah
dana yang dikumpulkan dengan tujuan penggunana berupa pembangunann gedung, fasilitas,
dan aktiva tetap lainnya.
Tiga laporan keuangan yang harus dibuat oleh suatu universitas, yaitu:
1. Laporan pendapatan, belanja, dan beban lainnya (statement of current funds
revenues, expenditures, and other changes)
2. Laporan perubahan saldo dana (statements of changes in funds balances)
3. Laporan kombinasi (combined balanced sheet)
Secara ringkas, akuntansi dana dan pelaporannya dapat dilihat pada tabel berikut ini
a. Dana Lancar Tidak Terikat
Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Cureent Fund) mencatat dana yang dapat
dibelanjakan untuk menjalanakan aktivitas utama dari universitas dan yang penggunanya
tidak dibatasi untuk tujaun tertentu. Dana Lancar tidak Terikat serupa dengan tujuannya
dengan Dana Umum pada entitas pemerintah.
Dasar akuntansi untuk Dana Lancar Tidak Teriakt adalah dasar akrual seperti yang
digunakan untuk entitas komersia. Namun, sebagai ganti laba bersih (net income), selisih
anatra pendapatan dan belanja dicatat sebagai perubaha bersih atas saldo dana (net change ti
fund balance)
Bagian keuangan dari universitas baisanya menyiapkan rincai nanggaran menurut
fungsi, objek departemen, dan kelompok belanja. Pencatatn ayat jurnal untuk anggaran ini
seruap dengan yang dicatat dalam akuntansi pemerintahan.
Format ayat jurnal anggaran adalah sebagai berikut:
Anggaran Pendapatan XXX
Estimasi Belanja XXX
17
Saldo Dana XXX
Ayat jurnal anggaran tersebut ditutp pada akhir periode.
Selain itu, seperti telah disinggung sebelumnya, akuntansi dan untuk universitas juga
menggunakan sistem encumbrances untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan.
Denagn sistem ini, ketika dilakukan pesanan pembelian maka dicatatlah ayat jurnal berikut:
Belanja XXX
Cadangan Beban Belanja XXX
Setalah pesanan diterima maka jurnal di atas diablik senilai proporsi pesanna yang
diterima, dan dilakukan pencatatan atas nilai pesanan yang sebenarnya diterima :
Cadangan Beban Belanja XXX
Beban Belanja XXX
Belanja XXX
Kas XXX
Dalam akntansi dan untuk universitas, dad beberpaa hal yan geplu diperhatikan anatra lain:
1. Pendapatan dan Belanja
Sehubungan dengan pendapatan (revenuei) dan belanja (expenditure), dalam
akuntansi dan untuk univeristas terdapat beberpa hal yang eprlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Remisi Uang Kuliah dan Piutang Tak Tertagih
Uang Kuliah atau SPP (tuition and fees) adalah sumber pendapatan utama dari Dana
Lancar Tidak Terikat. Dalam kauntansi dam untuk universitas jumlah uang kuliah
yang seharusnya terkumpul berdasarkan tarif standar diakui secara penuh sebagai
pendapatan.
b. Pengembalian Uang Kuliah
Akuntansi dana untuk universitas mengahruskan pengembalian uang kuliah (unutk
mehasiswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai penguarangan pendapatan.
Ketika pengembalian kepada mahssiwa tersebut disetujui, univeristas mendebit
pendapatan dari uang kuliah dan mengkredit kas atau piutang.
c. Sesi Perkuliahan yang Berlangsung pada Dua Periode
Suatu sesi perkuliahan mungkin dimulai pada suatu periode berjalan namun baru
diselesaikan pada periode berikutnya. Akunatnsi dana untuk univeristas
mengahruskan bahwa uang kuliah yang dipungut untuk sesi perkuliahan tersebut
18
diakui sebagai pendapatan pada periode di mana sesi perkulaihan paling banyak
diselenggarakan., bersama dengan seluruh belanja yang berhubunagn dengan sesi
perkulaihan tersebut.
2. Tranfer dan Penyisihan Dana
Seperti dalam akuntansi pemerintahan, akuntansi dan untuk universitas juga memiliki
beragam transfer antardana. Namun, dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat istilah
khusu yaitu transfer wajib (mandatory transfer) dan transfer tidak wajib (nonmandatory
transfer). Transfer wajib adalah transfer dari Dana Lancar ke dana lainnya untuk memenuhi
ketentuan dari pihak eksternal dala msuatu perjanjian. Transfer tidak wajib adalah transfer
serupa namun ditentukan sendiri oleh pihak universitas untuk berbagai tujuan. Transfer tidak
wajib juga dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan yang berhubuangan dengan
Dana Lancar serupa dengan transfer antardana dalam akuntansi pemerintahan
Manajemen universitas juga dapat menyisihkan uang dalam Dana Lancar tidak
Teriakt utnu ktujuan tertentu di msa depan. Penyisihan yan gdisebut dana yang
penggunaannya ditetapkan tau dialokasikan oleh dewan (baord-designated funds) ini
adalah penyisiahn yang serupa dengan penyisihsan laba ditaha (retained earnings) dalam
enstitas komersial. Majemen dapat menetapkan atau mencabut penyisihan tersebut menurut
kebijakannya sendiri.
Investasi
Investasi dialporkan pada nilai wajar (fair value) dalam neraca suatu institusi publik.
Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam bilai wajar inverstasi untuk peridoe
berjalan, harus dilaporkan sebagai pendapatan (irevenue) dalam laporan operasi entitas yang
sesuai.
Sumbangan
Universitas mencari pemasuakn dari alumni, perusahaan, dan lemabaga eksternal untu
kmemperbaik program dan aktivitas pendisikannya. Selain itu, universitas juga dapat mencari
pemsukan tambaha dari lemabaga-lemabga internalnya. Lemabaga-lemabaga yan gmenjadi
bagian integral dari unversitas juga memiliki dana lancar serta dana-dana lainnya yang
disatukan dalam laporan keuangan unversitas.
Depresiasi
Semua organisasi nirlaba, termasuk universitas, harus melporkan depresiasi
(penyusutan) dalam laporan keuangan untuk tujuan eksternalnya. Depresisasi harus
dilaporkan sebagai belanaj (expenditure) dalam dana yang menggunakan aktiva bersangkutan
selama periode berjalan.
19
Serupa dengan Dana Umum dalam akuntansi pemerintahan, Dana Lancar juga dapat
mengakuisisi aktiva, namun terbats pada aktiva lancar/jangka pendek. Jadi, tidak ada aktiva
jnagak panjang yang dilaporkan dalam Dana Lancar. Aktiva jangak panjang dilaporkan
dalam Dana Pembangunan terpisah yang digunakan untuk mencatat akuisisi aktiva tetap
dengan dana yang berasal baik dari Dana Lancar maupun Dana Pembangunan sendiri. Akan
tetapi utnuk akuisisi aktiva tetap dalam nilai yang besar tidak boleh menggunakan dana yang
berasal dari Dana Lancar, namun harus menggunakan dana yang ebrasalh dari dan dictatat
sebagai Dana Pembangunan.
3. Ilustrasi Transaksi Dana lancar Tidak Terikat
Berikut adalah ilustrasi transaksi dari Universitas Impian selama 20X6. Universitas
Impian memiliki tahun buku yang berakhir sama dengan akhir tahun ajarannya (30 Juni). Di
bawah ini saldo neraca Universitas Impian per 30 Juni 20X5 yang menjadi saldo awal unntuk
peridoe tahun 20X6 (dalam ribuan rupiah):
Universitas Impian
Neraca – Dana Lancar
30 Juni 20X5
(dalam ribuan rupiah)
Aktiva
Tidak Terikat:
Kas 55.000
Investasi, pada nilai wajar 180.000
Piutang Usaha 98.000
Dikurang: penyisihan utang tak tertagih (10.000)
Persediaan, pada mana yang lebih rendah, biaya atau pasar 40.000
20
Beban Dibayar di Muka 10.000
Total Aktiva tidak Terikat 373.000
Terikat:
Kas 56.000
Investasi, pada nilai wajar 83.000
Piutang Usaha 84.000
Dikurang: penyisihan Piutang Tak Tertagih (4.000)
Total Aktiva Terikat 219.000
Total Dana Lancar 519.000
Kewajiban dan Saldo Dana
Tidak Terikat:
Utang Usaha 50.000
Beban yang Masih Harus Dibayar 8.000
Deposit Mahasiswa 18.000
Utang pada Dana Lainnya 60.000
Beban yang Ditangguhkan 10.000
Saldo Dana:
Tidak dialokasi 227.000
Diatur oleh dewan -
Total tidak Terikat 373.000
Terikat:
Utang Usaha 3.000
Saldo Dana 216.000
Total Terikat 219.000
Total Dana Lancar 592.000
Pendapatan (Revenue)
Setelah dihitung, jika sleuruh mahasiswa yang terdaftar di Universitas Impian membayar
uang kuliahnya pada tarif standar, maka Universitas Impian akan memeperoleh pendapatan
dari uang kuliah sebesar Rp. 1.310.000. Dari jumlah tersebut, Universitas Impian berencana
memberikan remisi (potongan) uang kuliah total seniali Rp. 45.000 sedangkan sisanya harus
diabyar tunai oleh para mahasiswa. Tidak beberpaa lama kemudian, karena satu dan lain hal
21
maka sebagaian mahasiswa Universitas impian mengundurkan diri dan menarik uang kuliah
yang telah mereka bayarkan totla senilai Rp. 20.000. ayat jurnalnya sebagai berikut:
1. Kas 1.265.000
Piutang 45.000
Pendapatan-Uang Kuliah 1.310.000
2. Pendapatan-Uang Kuliah 20.000
Kas 20.000
Karena berstatus badan hukum milik negara, maka universitas Impian masih
mendpaatkan subsidi dari pemerintah senialai Rp. 650.000. Selain itu, Universitas Impian
juga mendpaat tambahan dana dari pemerintah senialai Rp. 20.000 yang berasal dari dana
lancar terikat sehubungan dengan riset pemngobatan kanker sebagai penggantian biarya
overhead. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
3. Kas 670.000
Pendapatan-Apropriasi Pemerintah 650.000
Pendapatan-hibah dan kontrak Pemerintah 20.000
Universitas Impian juga memperoleh pendapatan dari donasi alumninya senilai Rp. 425.000,
di samping juga memeproleh pendapatan dari pengelolaan Dana Abadi senilai Rp. 255.000.
Ayat jurnalnya sebagai berikut:
4. Kas 425.000
Pendapatan-sumbangan, Hibah dan kontrak Pribadi 425.000
5. Kas 255.000
Pendapatan-Dana Abadi dam Pendapatan investasi 255.000
Setelah dihitung, investasi yang tercatat dalam Dana Lancar ternyata mengalami kenaikan
nilai wajar (fair value) seniali Rp. 10.000. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
6. Kas 10.000
Pendapatan-Dana Abadi dan Pendapatan Investasi 10.000
22
Unit-unit usaha tamabahan/lainnya (auxiliary enterprises) milik universitas, di antaranya
adalah kantin, memperoleh pendapatan senialai Rp. 1.100.000. Dari jumlah itu, senilai Rp.
123.000 masih dalam bentuk piutang , Rp. 9.000 diperkirakan tidak tertagih, sedangkan
sisanya telah diterima secara tunai. Ayat jurnalnya sebagai beirkut:
7. Kas 977.000
Piutang 123.000
Belanja-Usaha Tambahan 9.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 9.000
Pendapatan-Usaha Tambahan 1.100.000
Terakhir, pada tahun 20X6 terdapat pokok dari Dana Abadi yang sudah jatuh tempo seniali
Rp. 20.000 dan dapat digunakan dalam Dana Lancar tidak Terikat.
Ayat jurnalnya sebagai berikut:
8. Kas 20.000
Pendapatan-Dana Abadi Jatuh Tempo 20.000
Belanja (Expenditure)
Rincian belanja dari Universitas Impian dapat dilihat dilihat pada ayat jurnal di bawah. Dari
jumlah belanja tersebut, Rp. 20.003.000 dibayar tunai, Rp. 73.000 secara kredity, senilai Rp.
40.000 merupakan penggunaan dari persediaan dan perlengkapan yang ada, Rp. 10.000
merupakan beban diabyar di muka yang jatuh tempo pada 20X6, dan Rp. 79.000 merupakan
belanja dari dana lainnya yang nantinya harus diganti oleh Dana Lancar. Sebagai catatan,
termasuk dalam belanja yang dimaksud adalah penggantian biaya overhead untuk riset
pengobatan kanker senialai Rp. 20.000 [lihat jurnal (3)]. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
9. Belanja-Pengajaran 1.480.000
Belanja-Riset 50.000
Belanja-Pelayanan Publik 65.000
Belanja-Dukungan Akademik 125.000
Belanja-Pelayanan Mahasiswa 100.000
Belanja-Dukungan Intitusional 275.000
Belanja-Operasi dan Pemeliharaan Bangunan 110.000
Kas 2.003.000
Persediaan 40.000
Beban Dibayar di Muka 10.000
Utang 63.000
23
Utang Dibayar di Muka 10.000
Utang kepada Dana Lain 79.000
Remisi uang kuliah yang telah ditetapkan di awal total senialai Rp. 45.000 akhirnya diberikan
kepada beberpaa mahasiswa dari Universitas Impian. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
10. Belanja-Beasiswa 45.000
Piutang 45.000
Terakhir, belanja dari unit-unit usaha tamabahan milik universitas dictata pada ayat jurnal
sebagai berikut:
11. Belanja-Usaha Tambahan 906.000
Kas 906.000
Transfer
Berikut ini adalah data-data mengenai trnasfer antardana yan gterjadi selama tahun 20X6
untuk Universitas Impian.
Transfer Wajib Jumlah Tujuan
Ke Dana Pembangunan 120.000 Pelunasan utang
Ke Dana Pembangunan 85.000 Perbaikan dan penggantian aktiva
Ke Dana Pinjaman 1.000 Peenuhan ketentuan kontrak
Transfer Tidak Wajib Jumlah Tujuan
Ke Dana Pinjaman 15.000 Penambahan jumlah dana
Ke Dana Abadi 275.000 Pembentukan Dana Abadi
Ke Dana Pembangunan 35.000 Penambahan jumlah dana
Dari Dana Abadi 30.000 Pembagian keuntungan investasi
Jumlah transfer wajib ke Dana Pembangunan sebesar Rp. 120.000 dialokasikan senilai Rp.
75.000 untuk unit-unit usaha tambahan milik universitas, demikian pula jumlah transfer wajib
ke Dana Pembangunan sebesar Rp. 85.000 dialokasikan seniali Rp. 35.000 untuk unit-unit
usaha tambahan tersebut. Adapun ayat jurnal untuk mencatat data-data transfer antardana di
atas ada;ah sebagai berikut:
24
12. Transfer Wajib-Pokok dan Bunga ke Dana Pembangunan 120.000
Transfer Wajib-Pembaruan dan Penggantian ke Dana
Pembangunan 85.000
Transfer Wajib-Menyesuaikan Hibah ke Dana Pinjaman 1.000
Kas 206.000
13. Transfer Tidak Wajib ke Dana Pinjaman 15.000
Transfer Tidak Wajib ke Dana Abadi 275.000
Transfer Tidak Wajib ke Dana Pembangunan 35.000
Transfer Tidak Wajib dari Dana Abadi
30.000
Kas
295.000
Transaksi Lain
Berikut adalah ayat-ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang berhubungan dengan
neraca Dana Lancar dari Universitas Impian:
14. Investasi 55.000
Kas 55.000
15. Kas 88.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 10.000
Piutang Usaha 98.000
16. Persediaan 45.000
Kas 45.000
17. Beban Dibayar di Muka 14.000
Kas 14.000
18. Utang 50.000
Utang Dibayar di Muka 8.000
Utang kepada Dana Lain 60.000
Kas 118.000
25
19. Kas 5.000
Kredit yang Ditangguhkan 5.000
20. Deposit Mahasiswa 3.000
Kas 3.000
Terakhir, manajemen Universitas Impian menyisihkan Rp 50.000 dari saldo untuk riset di
masa depan. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
21. Saldo Dana 50.000
Cadangan untuk Penelitian yang Dialokasiakn oleh
Dewan
50.000
b.Dana Lancar Terikat
Dana dalam Dana Lancar Terikat dapat digunakan untuk tujuan operasional dari
universitas impian sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal yang mensponsori dana
tersebut. penerimaan dana dengan pembatasan (restriction) dicatat sebagai peningkatan
dalam kas dan saldo dana, namun tidak diaukui sebagai pendapatan sampai ketentuan yang
membatasi penggunaan dana tersebut dipenuhi dan dana dibelanjakan sesuai denagn cara
yang telah ditetapkan.
Format ayat jurnal penerimaan dana dalam Dana Lancar Terikat adalah sebagai berikut:
Kas XXX
Saldo Dana XXX
Format ayat jurnal ketika dana tersebut dibelanjakan adalah sebagai berikut:
Belanja XXX
Saldo Dana XXX
Kas XXX
Pendapatan XXX
Jadi, dalam Dana lancar Terikat, pendapatan tidka diaukui sampai belanja yang sesuai denagn
tujuan tertentu telah dilakukan.
26
Ilustrasi Trasaksi Dana Lancar Terikat
Berikut adalah ilustrasi lanjutan dari transaksi-transaksi Universitas impian selama tahun
20X6:
Pendapatan dan Penambahan Saldo Dana Lainnya
Universitas impian menerima dana utnuk Dana Lancar Terikat dari pemerintah senlai Rp
300.000 yang penggunaannya dibatasi pada riset pengobatan kanker, jumlah ini termasuk Rp
20.000 sebagai penggantian biaya overhead yang dicatat alam Dana Lancar Terikat [lihat
jurnal (3)]. Selain itu Universitas Impian juga menerima Dana Lancar Terikat [ lihat jurnal
(3)]. Selain itu Universitas Impian juga menerima dana dari sebuah lembaga swasta senilai
Rp 250.000 yang penggunannya dibatasi pada pengemabngan “Pusat Rekayasa Teknologi”.
Ayat juralnya sebagai berikut:
22. Kas 300.000
Saldo Dana 300.000
23. Kas 250.000
Saldo Dana 250.000
Selama tahun 20X6, Universitas Impian membelanjakan uang senialai Rp 212.000 untuk riset
pengobatan kanker dan Rp 190.000 untuk pengembangan “Pusat Rekaysa Teknologi”. Ayat
jurnalnya berikut ini:
24. Saldo Dana 212.000
Pendapatan-Hibah dan Kontrak Pemerintah 212.000
25. Saldo Dana 190.000
Pendapatan-Sumbangan, Hibah, dan Kontrak Pribadi 190.000
Selain itu, Universitas Impian juga menerima pendapatan dari engelolaan dari pengelolaan
Dana Abadi senilai Rp rp 105.000 yang penggunaanya dibatasi pada belanja untuk
pengembangan program S-1. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
26. Kas 105.000
Pendapatan-Dana Abadi dan Pendapatan Investasi 105.000
Belanja dan Pengurangan Saldo Dana Lainnya
Dari keterangan tentang pendapatan dalam Dana Lancar Terikat di atas juga dapat diekrtahui
bahwa belanja yang dilakukan dengan menggunakan Dana Lancar Terikat adalah total senilai
27
Rp 507.000 (riset pengobatan kanker senilai) Rp 212.000, pengembangan “Pusat Rekayasa
Teknologi” senilai Rp 190.000, pengembangan program S-1 seniali Rp 105.000). dari jumlah
total tersebut, Rp 7.000 masih berupa utang yang harus dilunasi kemudian. Rincian belanja
tersebut dapat dilihat pada ayat jurnal berikut:
27. Belanja-Pengajaran 245.000
Belanja-Riset 200.000
Belanja-Pelayanan Publik 12.000
Belanja-Beasiswa 50.000
Kas 500.000
Utang 7.000
Dari keterangan untuk jurnal (22) diketahui bahwa dana dari pemerintah senilai Rp 300.000
untuk riset pengobatan kanker sudah termasuk Rp 20.000 sebagai penggantyian biaya
overhead yang dicatat dalam Dana Alncar Terikat [lihat jurnal (3)]. Ketika belanja
penggantian biaya overhead ini dilakukan dan dicatat pada Dana Lancar Terikat [lihat
keterangan untuk jurnal (9)] maka pada Dana Lancar Terikat dibuatlah ayat jurnal berikut ini:
28. Saldo Dana 20.000
Kas 20.000
Setelah diteliti, senilai Rp 14.000 dari Dana Alncar Terikat yang telah diterima sebelumnya
ternyata ketentuan yang membatasinya tidak dapat dipenuhi oleh Universitas Impian
sehingga harus dikembalikan. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
29. Saldo Dana 14.000
Kas 14.000
Transaksi Lain
Berikut adalah ayat-ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang berhubungan dengan
Dana Lancar dari Universitas Impian
30. Investasi 41.000
Kas 41.000
31. Kas 46.000
Piutang 46.000
32. Utang 3.000
28
Kas 3.000
2.3 Siklus Akuntansi
Menurut Indra Bastian (2007), siklus akuntansi di universitas dan lembaga pendidikan
tinggi lainnya dapt dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Pencatatan
Kegiatan identifikasi dan pengukuran ke dalam bukti transaksi dan bukti
pencatatan
Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal
Memindahbukukan atau posting dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya
berdasarkan akun buku besar
2. Tahap Pengikhtisaran
Penyusunan neraca saldo berdaasarkan akun-akun buku besar
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
Pembuatan ayat jurnal penutup
Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
Pembuatan ayat jurnal pembalik
3. Tahap Pelaporan
Laporan laba rugi
Laporan arus kas
Laporan posisi keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Siklus Akuntansi Universitas Berstatus Badan Hukum Milik Negara
2.4 Laporan Keuangan
Laporan keuangan Universitas Impian untuk tahun buku yang berakhir tanggal 30 juni
20X6 disajikan pada beberapa figur berikut :
Universitas Impian
Neraca-Dana Lancar
29
30 Juni 20X6
(dalam ribuan rupiah)
20X6 20X5
Aktiva
Tidak Terikat
Kas 95.000 55.000
Investasi 245.000 180.000
Piutang 123.000 98.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih (9.000) (9.000)
Persediaan 45.000 40.000
Beban Dibayar di Muka 14.000 10.000
Jumlah Tidak Terikat 513.000 373.000
Terikat
Kas 179.000 56.000
Investasi 124.000 83.000
Piutang 38.000
84.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih (4.000) (4.000)
Jumlah Terikat 337.000 337.000
Jumlah Dana Lancar 850.000 592.000
Kwajiban Dana Lancar
Tidak Terikat
Utang 63.000 63.000
Utang Dibayar di Muka 10.000 10.000
Deposit Mahasiswa 5.000 5.000
Utang pada Dana Lain 79.000 79.000
Kredit Ditangguhkan 15.000 15.000
Saldo Dana :
Tidak Dialokasikan 281.000 281.000
Dialokasikan oleh Dewan 50.000
Total tidak Terikat 513.000 373.000
30
Terikat
Utang 7.000 3.000
Saldo Dana 330.000 216.000
Total Terikat 337.000 219.000
Total Dana Lancar 850.000 592.000
Universitas Impian
Laporan Pendapatan, Belanja, dan Beban Lainnya-Dana Lancar
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 30 Juni 20X6
(dalam ribuan rupiah)
Tidak Terikat Terikat Total
31
Pendapatan
Pendapatan-Uang Kuliah 1.290.000 - 1.290.000
Pendapatan-Pendapatan Pemerintah 650.000 - 650.000
Pendapatan-Hibah dan Kontrak
Pemerintah 20.000 212.000 232.000
Pendapatan-Sumbangan, Hibah, dan
Kontrak Pribadi 425.000 190.000 615.000
Pendapatan-Dana Abadi dan Pendapatan
Investasi 265.000 105.000 370.000
Pendapatan-Usaha Lainnya 1.100.000 - 1.100.000
Pendapatan-Dana Abadi Berjangka
Jatuh Tempo 20.000 - 20.000
Total Pendapatan 3.770.000 507.000 4.277.000
Belanja dan Transfer Wajib
Belanja Pengajaran 1.480.000 245.000 1.725.000
Riset 50.000 200.000 250.000
Pelayanan Publik 65.000 1 2.000 77.000
Dukungan Akademik 125.000 - 125.000
Pelayanan Mahasiswa 100.000 - 100.000
Dukungan Institusional 275.000 - 275.000
Operasi dan Pemerliharaan
Fasilitas 110.000 - 110.000
Beasiswa 45.000 50.000 95.000
Total Belanja 2.250.000 507.000 2.757.000
Transfer Wajib
Pokok dan Bunga ke Dana
Pembangunan 45.000 - 45.000
Pembaruan dan Penggantian ke
Dana Pembangunan 50.000 - 50.000
Penyesuaian Hibah ke Dana
Pinjaman 1.000 - 1.000
32
Total 2.346.000 507.000 2.853.000
Unit Usaha Lain
Belanja 915.000 - 915.000
Transfer Wajib ke
Pokok dan bunga ke
Dana Pembangunan 75.000 - 75.000
Pembaruan dan Penggantian
Ke dana Pembangunan 35.000 - 35.000
Total Unit Usaha Lainnya 1.025.000 - 1.025.000
Total Belanja dan Transfe Wajib (3.371.000) (507.000) (3.878.000)
Transfer dan lain-lain
Penerimaan Terikat yang Melebihi
Pengeluaran - 128.000 128.000
Penerimaan Terikat yang Didanai
Kembali - (14.000) (14.000)
Transfer Tidak Wajib (295.000) - (295.000)
Kenaikan (Penurunan) Saldo Dana 104.000 114.000 218.000
33