Post on 20-Jul-2015
AKUNTANSI MANAJEMEN
INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Disusun Oleh Kelas VI / C :
Kelompok 4
1. Marselina Safitri [ 2012 – 11 – 219 ]
2. Siti Zuariyah [ 2012 – 11 – 220 ]
3. Abdul Manan [ 2012 – 11 – 221 ]
4. Riana Untari [ 2012 – 11 – 222 ]
5. Rinata Febrianti [ 2012 – 11 – 224 ]
KONSEP INFORMASI AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
Informasi akuntansi pertanggunganjawaban adalahinformasi aktiva, pendapatan dan atau biaya yangdihubungkan dengan aktivitas penambahan dan bukanpenambahan nilai.
Dalam hubungannya dengan wewenang yang dimilikioleh seorang manajer Aktiva,pendapatan dan biayadikelompokkan menjadi 2 golongan :
1. Aktiva, pendapatan dan biaya yang terkendalikan
• Aktiva yang terkendalikan
• Pendapatan yang terkendalikan
• Biaya yang terkendalikan
2. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidakterkendalikan
Pengubahan Biaya Tidak Terkendalikan Menjadi
Biaya Terkendalikan
Biaya tidak terkendalikan dapat diubah menjadibiaya terkendalikan melalui dua cara yang salingberkaitan yaitu:
1. Dengan mengubah dasar pembebanan darialokasi ke pembebanan langsung, atau
2. Dengan mengubah letak tanggung jawabpengambil keputusan.
Anggaran Biaya Sebagai Tolak Ukur
Pengendalian Biaya
Untuk tujuan pengendalian biaya:
Organisasi harus disusun sedemikian rupa sehinggajelas wewenang dan tanggungjawab tiap-tiap manajer.
Anggaran biaya harus disusun sesuai dengan tingkatmanajemen dalam organisasi.
Setiap manajer berpartisipasi dalam penyusunananggaran oleh karena itu masing-masing akan dimintaipertanggungjawaban mengenai realisasi anggarannya.
Terkendalikannya Biaya versus Variabilitas
Biaya
Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
1. Biaya dalam jangka pendek tidak dapat dipengaruhisecara signifikan oleh manajer lain yang berwenang.
2. Biaya dalam jangka pendek dapat dipengaruhi secarasignifikan oleh manajer lain yang berwenang.
Tanggung Jawab Ganda
Seringkali terdapat lebih dari seorang manajer yangdianggap dapat mempengaruhi secara signifikan suatubiaya. Hal ini menimbulkan masalah tanggung jawabganda.
Pemecahan Masalah Tanggung Jawab Ganda
Untuk memecahkan masalah tanggung jawab ganda, pusatpertanggungjawaban yang bertanggung jawab atasterjadinya suatu biaya yang dikelompokan kedalam duagolongan yaitu pertanggungjawaban utama danpertanggungjawaban sekunder.
MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dibagi 2 tahap perkembangan:
1. Akuntansi pertanggungjawaban tradisional.
Manfaat :
• Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagaidasar penyusunan anggaran
• Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagaipenilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
• Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagaipemotivasi manajer
2. Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkanaktivitas.
Manfaat :
• Informasi akuntansi pertanggungjawabanmemungkinkan pegelolaan aktivitas
• Informasi akuntansi pertanggungjawabanmemungkinkan pemantauanefektivitasprogram pegelolaan aktivitas
ASUMSI PERILAKU DALAM SISTIM
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
TRADISIONAL
Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional dirancangberlandaskan atas beberapa asumsi tentang perilaku manusiaberikut ini :1. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan merupakan
pengendalian operasi secara efektif yang memadai.2. Pengelolaan berdasaran tujuan akan menghasilkan anggaran
yang disepakati, biaya standar, sasaran organisasi danrencana yang dapat dilaksanakan.
3. Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan strukturhirarkhi organisasi.
4. Manajer dan bawahannya bersedia untuk menerimatanggung jawab yang di bebankan kepada mereka melaluihirarkhi organisasi.
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama, bukan kompetesi.
ACTIVITY-BASED RESPONSIBILITY ACCOUNTING
SYSTEM
• Aktivitas Penambah Nilai
• Aktivitas Bukan Penambah Nilai
SISTEM AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL
Karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional :
Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.
Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yangbertangung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu.
Kinerja manajer diukur dengan membandingkanrealisasi dengananggaran.
Manajer secara individual diberi penghargaan atauhukumanberdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
REKAYASA INFORMASI AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
1. Rekayasa informasi akuntansi pertanggungjawaban dalamsistem akuntansi pertanggungjawaban Tradisional
Penggambaran perekayasaan informasi dalam sistemakuntansi pertanggungjawaban tradisional dapat diuraikanmengenai system pelaporan biaya dan dilanjutkan denganuraian system pengolahan informasi akuntansipertanggungjawaban.
2. Sistem Pelaporan Biaya dalam Akuntansi
Pertanggungjawaban Tradisional
Jenis laporan biaya yang dihasilkan oleh akuntansibiaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawabantradisional meliputi :
Laporan Pertanggungjawaban (resposibility cost report)
Laporan Biaya Produksi (cost of produstion report)
3. Sistem Pengolahan Informasi AkuntansiPertanggungjawaban dalam – Sistem AkuntansiPertanggungjawaban Tradisional
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengolahan informasi biaya, dengan cara menggolongkan, encatat, dan meringkas biaya dalam hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya, dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban guna pengendalian biaya.
Contoh 1 :
PT X yang struktur organisasinya tercantum pada Gambar 4.4adalah produsen kertas. Akun buku besarnya dibagi menjadi 6kelompok dan diberi kode akun sebagai berikut:
(1) Aktiva (2) Utang (3) Modal (4) Pendapatan
(5) Biaya (6) Pendapatan dan Biaya Diluar Usaha
Akun buku besar diberi kode angka dengan group code method. Kodeakun pembantu biaya terdiri dari 7 angka dan arti posisi angkadalam kode disajikan pada gambar 4.9
5 211 111
Kelompok Akun biaya
Bagian persiapan
Biaya Merang
4. Pengumpulan Biaya untuk Pembuatan Laporan BiayaProduksi
Perhitungan cost produk dilakukan melalui tahap-tahapberikut :
Alokasi BOP departemen pembantu ke departemenproduksi
Perhitungan cost produksi Bagian Persiapan, BagianPengolahan, dan Bagian Penyelesaian.
5. Perhitungan Kos Produk
Perhitungan kos produk di Bagian Persiapan dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya-biaya berikut ini :
Biaya yang langsung terjadi di Bagian Persiapan
Biaya overhead pabrik yang dialokasikan dari pusat pertanggungjawaban pembantu ke Bagian Persiapan
6. Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam AkuntansiPertanggungjawaban Tradisional
Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu :
Didasarkan pada biaya yang dikeluarkan
Berdasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi
Contoh 2 :
Misalnya Departemen Listrik menghasilkan listri untuk memenuhikebutuhan dua Departemen produksi A dan B. Kapasitas DepartemenListrik per tahun adalah 180.000kwh dengan jumlah biaya produksilistrik sebesar Rp 60.000, yang terdiri dari biaya tetap Rp 40.000 danbiaya variabel Rp 20.000. Kebutuhan minimun Departemen A danDepartemen B berturut-turut 50.000 kwh dan 30.000 kwh per tahun.
•Alokasi biaya Departemen Listrik dapat dilakukan dengan 3 cara,yang masing-masing cara dapat digunakan untuk memotivasimanajemen untuk berprestasi disajikan dalam gambar 4.16
DATA DEPARTEMEN LISTRIKBiaya tetapBiaya variabel
Total biaya produksi listrik per tahun
Rp 40.000Rp 20.000
Rp 60.000
Data Pemakaian listik per tahunKapasitas yang tersediaKebutuhan pokok Departemen
AB
Kapasitas yang bebas pemakaiannya
50.000 kwh30.000 kwh
180.000 kwh
80.000 kwh
100.000 kwh
METODE PEMBEBANAN TANGGUNG JAWAB BIAYA LISTRIK
Metode 1 Pembebanan Berdasar Kapasitas PelayananDepartemen A = (50.000 ÷ 80.000) x Rp 60.000Departemen B = (30.000 ÷ 80.000) x Rp 60.000
Rp 37.500Rp 22.500
Rp 60.000
Metode 2 Pembebanan Berdasar Kapasitas Pelayanan danPemakaianDepartemen ABiaya tetap = (50.000 ÷ 80.000) x Rp 40.000 Biaya variabel = (Rp 20.000 ÷ 100.000)Departemen BBiaya tetap = (30.000 ÷ 80.000) x Rp 40.000Biaya variabel = (Rp 20.000 ÷ 100.000)
Rp 25.000 +Rp 0,20 per kwh
Rp 15.000 +Rp 0,20 per kwh
Metode 3 Pembebana Berdasar PemakaianDepartemen A (Rp 60.000 ÷ 180.000)Departemen B (Rp 60.000 ÷ 180.000)
Rp 0,333 per kwhRp 0,333 per kwh
7. Rekayasa Informasi Pertanggungjawaban dalamActivity-Based Responsibility Accounting
Untuk memungkinkan majement melakukanpengelolaan aktivitas, sistem akuntasnipertanggungjawaban harus memisahkan biaya-penambah nilai dan biaya bukan-penambah nilai.Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajement:
• Dapat memusatkan perhatian mereka terhadappengurangan dan akhirnya menghilangkan biaya-bukan-penambah nilai.
• Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedangterjadi.
• Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitasdengan menyajikan biaya-bukan penambah nilaikepada manajemen dalam bentuk perbandingan antarperiode
Formula perhitungan Biaya-Penambah dan Bukan-PenambahNilai adalah:Biaya-penambah Nilai = Kst x HstBiaya-bukan-Penambah Nilai = (Kst – KS) Hst
Keterangan :Kst = Kuantitas ideal cost diverKS = Kuantitas Sesungguhnya cost driver yang
digunakanHst = Harga Standar per unit cost driver.
Contoh 3 :
Departemen Produksi I PT X memisahkan aktivitas menjadi dua golongan aktivitas penambah nilai dan aktivitas bukan penambah nilai. Komponen dan cost driver-nya masing-masing disajikan pada Gambar 4.18
Gambar 4.18 Tingkat Ideal dan Tingkat Sesungguhnya Aktiva Cost Driver
Aktivitas Cost Driver Kst KS Hst
Pemakaian Bahan BakuTenaga ListrikSet upInspeksi
KgKwh
Jam Set UpJam Inspeksi
150.00030.000
--
175.00035.00040.00020.000
Rp 2.000Rp 4000Rp 2.500Rp 3.000
Penyelesaian :
Gambar 4.19 Laporan Biaya-Penambah dan Bukan-Penambah Nilai
Aktivitas Biaya PenambahNilai
Biaya BukanPenambah Nilai
BiayaSesungguhnya
Pemakaian BahanBaku
Rp 300.000.000 * Rp 50.000.000 ** Rp 350.000.000
Tenaga Listrik 120.000.000 * 20.000.000 ** 140.000.000
Set up - 100.000.000 *** 100.000.000
Inspeksi - 60.000.000 *** 60.000.000
Jumlah Rp 420.000 Rp 230.000.000 Rp 650.000.000
Contoh 4Departemen Produksi PT X dalam contoh 3 tersebut diatas melaksanakan berbagai perbaikan aktivitas untuk memproduksi produk dengan program sebagai berikut :• Aktivitas pemakaian bahan baku : Perusahaan memasang
peralatan elektronik untuk mengawasi jalannya proses pengolahan bahan baku dengan tujuan untuk mengurangi sisa bahan (scrap materials) dan pemborosan pemakaian bahan baku.
• Set up : Produk dirancang kembali untuk memudahkan proses pengolahan bahan baku, sehingga mengurangi waktu yang digunakan untuk set up mesin dan ekuipmen.
• Tenaga Listrik : Perancangan kembali produk ditujukan pula untuk mengurangii waktu pengerjaan kembali produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu dan mengurangi konsumsi tenaga listrik.
• Inspeksi : Perusahaan melaksanakan program seleksi pemasok untuk memilih pemasok yang mampu menyerahkan bahan baku yang bermutu tinggi, sehingga aktivitas isnkpeksi akhirnya dapat dihapus.
Gambar 4.20 Laporan Perbandingan Biaya-Bukan-Penambah Nilai
Laporan Biaya Bukan Penambah Nilai(Non-Value-Added Cost)
Aktivitas 20X1 20X2 Perubahan
Pemakaian Bahan Baku Rp 50.000.000 Rp 40.000.000 Rp 10.000.000
Tenaga Listrik 20.000.000 17.000.000 3.000.000
Set up 100.000.000 96.000.000 4.000.000
Inspeksi 60.000.000 50.000.000 10.000.000
Jumlah Rp 230.000.000 Rp 203.000.000 Rp 27.000.000