Post on 22-Jul-2015
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
MEDIA PEMBELAJARANMEDIA PEMBELAJARANBAHASA JAWABAHASA JAWAAKSARA JAWAAKSARA JAWA
HASIL PELATIHAN ICT DAN PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN
MGMP BAHASA JAWA KABUPATEN PEMALANG
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Dentawyanjana ada 20 buah
a n c r k d f s w l p d j y v m g b q z
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Dentawyanjana Dentawyanjana dapat berlafal dapat berlafal jejeg jejeg dandan miring miring
Lafal jejeg
rn = ranajk = jaka sp = sapa
Lafal miring
crk = carakajwt = jawatawnr = wanara
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
PasanganPasangan berjumlah 20 buah berjumlah 20 buah 1. Huruf utuh, ditulis di bawah huruf yang
dipasangi
R (huruf ke 4) Y (huruf ke 14)
G (huruf ke 17) Z (huruf ke 20)
bpkRn = bapak rana rkYt\ = rakyat
sjkGgl\ = sajak gagal sjkZy = sajak ngaya
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
2. Huruf potongan, ditulis di belakang huruf yang dipasangi : H (huruf pertama), S (huruf ke 8), dan P (huruf ke 11)
tkHy = takaya tnSh = tansah tnP = tanpa
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
3. Huruf potongan, ditulis di bawah huruf yang dipasangi tidak digandeng : K (huruf ke
5), T (huruf ke 7), L (huruf ke 10), D (huruf ke 12), Q (huruf ke 19).
pnQ = pantha
pmnLr = paman lara
bnTl = bantala
knD = kandha NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Pasangan K T L bila diberi sandhangan suku dan wyanjana (lihat tentang sandhangan pada III), wujudnya kembali utuh.
tkÑ|ykuy = takkuya-kuya
pkÒ|w = pak tuwa
smnÓ|z = saman lunga
pkÑ`m = Pak Krama
vnDkÒ~b = nyandhak trebang
pkÑÜai = Pak Kyai NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
4. Mempunyai bentuk tersendiri, penulisannya digandeng dengan huruf yang dipasangi
: N (huruf ke 2), W(huruf ke 9), V (huruf ke 15)
mznNns\ = mangan nanas
aymWn = ayam wana
sjkVt = sajak nyata NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
5. Mempunyai bentuk tersendiri, penulisannya di bawah huruf yang dipasangi : C (huruf ke 3), F (huruf ke 6), J (huruf ke 13), M (huruf ke 16), B (huruf ke 18)
pvC = panca
fnFn\ = dandan
bLvJ = blanja
jlM = jalma
tmB = tamba
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Tanda Baca Huruf Jawa (Tanda Baca Huruf Jawa (PadaPada)) 1. ¥ disebut pada luhur, bunyinya
mangajapa, gunanya untuk pembukaan surat di depan satatabasa/adangiyah; berasal dari atasan/orang tua kepada bawahan/anak.Contoh:
¥ly=lnP[zsÒ|kumugtume
kmr=ankÑ|ai=surby.NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
2. ¦ disebut pada madya sebagai pembukaan surat dari sesama/sederajat.
Contoh:
¦ly=lnslmTkLimÑ|tumek mr=mit]kuai=surby. NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
3. § disebut pada andhap sebagai pembukaan surat dari bawahan/anak kepada atasan/orang tua.
Contoh:
§sertSapzbekTikulmugiktu/rm saaibuai=fXmPu/w
ys.NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
4. ¦bC¦ disebut purwa pada, huruf di tengah tersebut berbunyi becik. Pada ini sebagai pembuka karya sastra berbentuk tembang di depan bait pertama pupuh pertama.Contoh:
¦bC¦c]itsk[to[rtFipunPeqik\ kin/ypp[qok\ albecikHi=wurikepe
[qk\ m/mbeci[kNorzqikHqik\ajaceceqik\pillginquk\,¦albecikHmu=zspLetik\[norwuru=k[ton\ ……….
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
5. ¦!F ¦ disebut madya pada, di tengah-tengah itu berbunyi mandrawa arti-nya jauh, pada ini ditulis di akhir pupuh bila akan berganti jenis tembang (bersambung pupuh lain).Contoh:
¦!F`¦p]bukevazuzunS[j]oni=glih,
[fwtulu=zn,ra/j[nmjpait\tebihnk=pr=muk.¦sklku[fnirlrp]ihatin\y
tkw/na,p]bukevmjpait\pinrkHi=fXmPr.
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
6. ¦I ¦ disebut wasana pada, di tengah-tengah itu berbunyi iti, artinya tamat, pada ini digunakan pada akhir cerita yang ditulis dalam bentuk tembang.
Contoh:
¦[sfyusWwusStusSpuluhtaun\wusSi=winifrinukTiai=tbelwdhai
pun\sin[rkH kenHi=mesi/,titiyu
sup+Kcri[yos\,¦I¦NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
7. ?0? disebut guru atau uger-uger, digunakan untuk: (1) surat,sesudahsatatabasa; (2) permulaan cerita berbentuk prosa.
Contoh:
?0?ankulFifi[mo[motTia[kh,lumkubebx= znJrnGe[dati[n,s/tXg,pzucpP=ikulFi: duh,s=srbzetPepe[sQnN=iauripÑ|, ……………………mlhmlhkulFik=mtibvJ|/fike[ltTi,wlul=[zfiwuwuha[kai= [mo[motT[nN.0.
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
8. ? disebut adeg-adeg atau ada-ada, dipakai untuk pembukaan kalimat (termasuk wacana).
Contoh:
?lkSnluzmev=sl.anknlkSnwtrlim=fin.ai=sl
lkSnfu[wkvCcchlim.
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
9. .0. disebut pada pancak, digunakan untuk: (1) penutup cerita berbentuk prosa; (2) penutup wasanabasa pada surat.
10. , disebut pada lingsa, digunakan seperti halnya koma; kalau sudah ada pangkon tak perlu tanda ini. Pada tembang tanda ini digunakan sebagai pemisah baris (gatra). Penggunaanya dapat dilihat pada contoh-contoh di depan. NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
11. . disebut pada lungsi, fungsinya seperti tanda titik, bila yang diberi tanda ini sesudah suku kata tertutup (dengan pangkon) tinggal menambah pada lingsa sudah berarti pada lungsi. Penggunaanya dapat dilihat pada contoh-contoh di atas.
12. ; disebut pada pangkat, gunanya untuk (1) mengapit angka huruf Jawa dan (2) seperti titik dua pada huruf latin. Penggunaanya dapat dilihat pada bab angka.
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
SandhanganSandhangan 1. sandhangan swara berfungsi mengubah lafal
vokal2. sandhangan wyanjana berfungsi membentuk
gugus konsonan dengan mengkonsonankan huruf atau pasangan yang diberi sandhangan ini
3. sandhangan panyigeging wanda berfungsi sebagai konsonan penutup kata
4. sandhangan pangkon berfungsi untuk mengkonsonan
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Sandhangan swaraSandhangan swara (5 buah) (5 buah) a. i disebut ulu (wulu) ditulis di atas huruf
sebagai penanda suara i; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan yang terletak di bawah huruf, wulu-nya berada di atas huruf yang dipasangi.
Contoh:
wzi, siti, bibi, snTi, mesQi, jmPi, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
b. udisebut suku ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang diberi sandhangan sebagai penanda suara u.
Contoh:
wuzu, suti, bbu, sbÒ|, pnÔ|,
lmPu, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
c. [ disebut taling ditulis di depan huruf yang diberi sandhangan sebagai penanda suara é atau è; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan, letak taling di depan huruf yang di-pasangi.
Contoh:
[z[n, su[w, bu[l, r[nT,
p[nD, [t[mP, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
d. [ o disebut taling tarung, ditulis mengapit huruf yang diberi sandhangan sebagai penanda suara o; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan yang terle-tak di bawah, taling tarung mengapit huruf yang dipasangi, sedangkan pada pasangan yang terletak di belakang huruf yang dipasangi, taling berada di depan huruf yang dipasangi dan tarung-nya di belakang pasangan.
Contoh:
[zo[no, [bo[do, m[nDo,
X[nQo,[jo[mPo, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
e. e disebut pepet, ditulis di atas huruf, sebagai penanda suara e; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan yang terletak di bawah, pepet terletak di atas huruf yang di-pasangi. Bila pepet digunakan bersama-sama dengan cecak, tanda cecak berada di tengah-tengah pepet. Bila digunakan bersama-sama layar, tanda layar berada di samping pepet.
Contoh:
ke[nDo, ken, apem\, [sonTen\,
kemPel\, sug_, men_, cumL_,
bnTe/, puse/, bene/, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Huruf Huruf rr dan danll bila mendapat bila mendapat sandhangansandhangan pepet ini pepet ini mempunyai bentuk tersendiri yaitu mempunyai bentuk tersendiri yaitu xx ( (pasanganpasangan--
nya nya >>) dan ) dan XX ( (pasanganpasangan-nya -nya eLeL ). ). Contoh:
xg, aXm\, Xz,
sjk>n, sjkLeg, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Sandhangan wyanjana (3 buah) a. ] disebut cakra, pengganti
panjingan (klaster) r, ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang dilekati
Contoh:
ck], gt], [sLo[mP]t\,
[kLo[mB`ot\, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
b. } disebut keret, pengganti cakra dan pepet, ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang dilekati
Contoh:
kt}m\, p}vJk\, tenÒ~m\,
anÔ~deg\, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
c. - disebut pengkal, pengganti panjingan y, ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang dilekatinya
Contoh:
[kop-h, mf-, b-ykKn\,
am/BÂ,
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
a. h disebut wignyan, pengganti a sigeg, ditulis di belakang huruf atau pasangan; bila pasangannya terletak di bawah, wignyan ditulis di belakang huruf yang dipasangi
Sandhangan panyigeging wanda (3 buah )
Contoh:
zlh, X=gh, lum]h, semPLh,
chy, whyu, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
b. / disebut layar, pengganti r sigeg, ditulis di atas huruf atau pasangan; bila pasangan-nya terletak di bawah, layar ditulis di atas huruf yang dipasangi
Contoh:
am/BÂ, gw/, pevC/, jLenQ/, munTi/, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
c. = disebut cecak, pengganti z sigeg, ditulis di atas huruf atau pasangan; bila pasangannya terletak di bawah, cecak ditulis di atas huruf yang dipasangi
Contoh:
ly=, k=[go, [k]omP=-, g[m=BÂo, NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Sandhangan pangkon (paten) Sandhangan pangkon (paten) ujudnya \. Sandhangan ini digunakan untuk mengkonsonankan huruf Jawa.
Pangkon berfungsi juga sebagai tanda koma (pengganti pada lingsa/,) bila pangkon diikuti pada lingsa artinya sama dengan pada lungsi/. (tanda titik).
Contoh:ppk\ apapk== fijrg\ = dijarag
?bpkTinFk\aibum=sk\, = Bapak tindak, ibu mangsak.
?sen_aumuk\biskebÓ|suk\,= Seneng umuk, bisa keblusuk.
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
HurufHuruf Murda Murda Huruf murda pada prinsipnya tidak pernah ada.
Yang biasa disebut huruf murda sebenarnya adalah huruf mahaprana, yaitu huruf yang disuarakan dengan nafas berat. Jumlah huruf murda (yang dianggap huruf murda) ada 8 buah seperti berikut.
! @ # $ % ^ & *
n k t s p v g bHuruf murda dapat dipakai untuk menuliskan nama
gelar dan nama diri, nama geografi, nama lembaga pemerintah, dan nama lembaga berbadan hukum.
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Contoh:!bi!uh = Nabi Nuh @li@]sk\ = Kali Krasaktw=mzu = Tawangmangu %[z/rn\%uge/ = Pangéran Puger*bf\*vuwzi = Babad BanyuwangiHuruf murda jumlahnya terbatas, tidak semua huruf
yang daftar di dalam carakan ada huruf murda-nya. Oleh karena itu, pemakaian aksara murda tidak identik dengan pemakaian huruf kapital di dalam ejaan latin
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Angka Jawa
• Agar tidak membingungkan, penulisan angka ini diberi pada pangkat (; ) di depan dan di belakangnya.
• Bila sesudah angka terdapat pada lingsa atau pada lungsi, pada
pangkat bagian belakang dihilangkan.
• Angka huruf Jawa seperti berikut.
1 =1; 2 =2; 3 = 3; 4 = 4; 5 = 5;
6 = 6; 7 = 7; 8 = 8; 9 = 9; 0 = 0.
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Aksara SwaraAksara Swara Huruf suara ada 5 macam, yaitu:
A disebut akara untuk suara A.
I disebut ikara untuk suara I.
U disebut ukara untuk suara U.E disebut ekara untuk suara É.
O disebut okara untuk suara O.Ada pendapat bahwa x (pa cereg) dan X (nga lelet)
juga termasuk huruf suara. Oleh karena itu, ada yang menyebut bahwa huruf suara ada 7 macam. NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
• Huruf suara digunakan untuk menuliskan huruf vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing, untuk mempertegas pelafalannya.
Contoh:
Emnu[al\ = Émanuèl
[w=oEsKi[mo = wong Eskimo
O/gnissi = organisasi
U/bnisasi = urbanisasiNEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
• Huruf suara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan sehingga aksara sigeg yang terdapat di depannya harus dikonsonankan (dimatikan) dengan pangkon.
Contoh:
kitb\AlÑ|+/an\ = kitab Alquran
we[ton\E[roph = weton Éropa
wuln\O[kTobe/ = wulan Oktober• Huruf suara dapat diberi sandangan wignyan, layar,
dan cecak.
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Aksara Rekan Huruf Rekan (rekaan) ada 5 buah yaitu:
k+ = kh; f+ = dh; p+ = f/v; j+ = z; g+ = gh
?k+tibHxpÑ|+tBh. Khatib arep khutbah.
?[w=of+limKe[sdF+ik/. Wong dzalim kesèd dzikir.
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
?kuwipu+si[npi+tmin\,
Kuwi fungsiné vitamin.
?j+ktWwjib\j+iyrhsunt\,
Zakat wajib, ziarah sunat.
?g+j+lilnG|+lm\Ahmd\,Ghazali lan Ghulam Ahmad.
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
• Huruf rekaan dipakai untuk menuliskan huruf konsonan kata-kata asing yang masih dipertahankan seperti aslinya.
• Huruf rekaan dapat menjadi aksara pasangan, dapat diberi pasangan, serta dapat diberi sandhangan.
• Bila diberi sandhangan wulu, layar, atau cecak, tiga buah cecak pada huruf rekaan berada di depan.
• Bila diberi pepet tiga buah cecak tersebut berada di tengahnya.
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Penulisan DwipurwaDwipurwa Kata ulang, khususnya dwipurwa, ditulis
sesuai dengan pelafalannya. Contoh:
Xlr = lelara; tetmB = tetamba
peput] = peputra; Xlim = lelima
pepet_ = pepeteng; ce[c[k/= cecèkèr
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Awalan Anuswara Penulisan Awalan Anuswara Penulisan kata berawalan anuswara yang luluh dengan
permulaan kata dasarnya, huruf a yang mengawali awalan nasal itu dapat dituliskan atau tidak.
Contoh: zisi = ngisi, atau azisi = angisi Penulisan kata berawalan anuswara yang tidak luluh
dengan permulaan kata dasarnya, huruf a-nya ditulis, sedangkan pembacaan (juga penulisannya dengan huruf latin) huruf a itu tidak perlu.
Contoh: a[nFo[z= = ndongèng
a=[g]o[p-ok\ = nggropyokNEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Akhiran –a Penulisan Akhiran –a a. Bila bersambung dengan kata yang berakhir huruf
legena penulisannya seperti apa adanya.Contoh: bisa = bisaa luza = lungaa a=gwa = nggawaa knDa = kandhaa
b. Bila bersambung dengan kata yang bersuku akhir
selain y dan bersandhangan wulu atau taling, akhiran a berubah menjadi y.
Contoh: bliy = balia [r[ny = rénéac. Tetapi bila suku kata terakhir menggunakan huruf y,
penulisan akhiran a tidak berubah.
Contohnya: kp]i[ya = kapriyéa NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
d. Bila bersambung dengan kata yang bersuku akhir selain w dan bersandhangan suku atau taling tarung, akhiran a berubah menjadi w.
Contoh: mLebuw = mlebua z=[gow = nganggoa
e. Tetapi bila suku kata terakhir menggunakan huruf w, penulisan akhiran a tidak berubah.
Contohnya: nwua = nawua
f. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg), akhiran a berubah menjadi seperti huruf penutupnya (sigeg-nya).
Contoh: mznN = mangana sb/r = sabara NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Akhiran –i Penulisan Akhiran –i a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka,
mendapat pertolongan akhiran -an (an\ ), maka penulisannya memakai pasangan N .
Contoh:vuknNi = nyukani z}gnNi = ngreganib. Bila bersambung dengan suku kata tertutup,
huruf a-nya menjadi seperti huruf penutupnya.Contoh: [n[mPLkKi = nèmplèki
fignÔ|lLi = digandhuliNEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Akhiran –Penulisan Akhiran –anan a. Bila besambung dengan suku kata terbuka dan
legena huruf a-nya kebanyakan luluh dengan huruf penutupnya.
Contoh: gwn\ = gawan [swn\ = séwanb. Bila bersambung dengan suku kata terbuka
bersandhangan wulu, wulu-nya berubah menjadi taling.
Contoh: b[ln\ = balèn s[mBn\ = sambènNEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
c. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-sandhangan wulu atau taling dan tidak luluh, huruf a pada akhiran an\ berubah menjadi y .
Contoh: peg[wyn\ = pegawéan
ksuciyn\ = kasucian
d. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-sandhangan suku, suku-nya berubah menjadi taling tarung.
Contoh: bebu[ron\ = beburon
bu[mBon\ = bumbon NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
e. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-san-dhangan taling tarung, huruf a-nya hilang tinggal n\.
Contoh: [bou[don\ = bodhon
[mo[pon\ = mopon
f. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-san-dhangan suku atau taling tarung dan tidak luluh, huruf a pada akhiran an\ berubah menjadi w.
Contoh: kmjuwn\ = kamajuan
j[gown\ = jagoan
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
g. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg), huruf a-nya berubah menjadi seperti huruf penutupnya (sigeg-nya).
Contoh: jznNn\ = janganan
bub/rn\ = bubaran
NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Akhiran –Penulisan Akhiran –enen a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka berubah
menjadi nen\ penulisannya tidak menggunakan pasangan N.
Contoh: ttnen\ = tatanen gwnen\ = gawanen
b. Bila bersambung dengan suku kata tertutup, huruf a-nya berubah menjadi seperti huruf penutupnya.
Contoh: jupukKen\ = jupuken
[go[dogGen\ = godhogen NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Akhiran –Penulisan Akhiran –e/ipune/ipun a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka menjadi
[n ,nipun\. Penulisannya tidak menggunakan pasangan N.
Contoh: xg[n = regané xginipun\ = reginipun
b. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg), a-nya, berubah menjadi seperti huruf penutupnya.
Contoh: bedu[gG = bedhugé
bedugGipun\ = bedhugipun NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Akhiran Penulisan Akhiran –ana–ana a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka, mendapat
pertolongan akhiran an\, maka penulisannya harus memakai pasangan N . Bila suku kata berakhir legena, maka huruf a pada akhiran an\ pertolongan luluh dengan huruf terakhir tersebut.
Contoh:XznNn = lenganana
gwnNn = gawananab. Bila suku kata akhir terbuka dengan sandhangan wulu,
wulu-nya berubah menjadi taling.
Contoh:b[lnNn = balenana
t[lnNn = talènana NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Penulisan Akhiran –aké/aken Penulisan Akhiran –aké/aken a. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg),
huruf a-nya berubah menjadi seperti huruf penutupnya.
Contoh: zeculL[k = ngeculaké nutugG[k = nutugaké
b. Ada beberapa kata yang bersuku kata akhir tertutup bila mendapat akhiran a[k /ake\ berubah menjadi k[k/kken\.
Contoh: t[kon\ n[kokK[k = nakokaké
pkn\ mkkK[k = makakaké NEXT
WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
c. Bila bersambung dengan suku kata terbuka, mendapat pertolongan ak\ , maka penu-lisannya mendapat pertolongan sigeg k. (Dalam hal ini hukum persandian spt dalam bahasa Jawa berlaku, yaitu: a + a = a, i/é + a = è, dan u/o + a = o)
Contoh:
gw a=gwkH[k = nggawakaké
ffi anF[fkH[k = ndadekaké
lin|Ò zLi[nTokHken\ = nglintokaken