Aksarajawa 140908234905-phpapp01

57
WIWITAN ANGKA JAWA CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN MEDIA PEMBELAJARAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BAHASA JAWA AKSARA JAWA AKSARA JAWA HASIL PELATIHAN ICT DAN PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN MGMP BAHASA JAWA KABUPATEN PEMALANG

Transcript of Aksarajawa 140908234905-phpapp01

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

MEDIA PEMBELAJARANMEDIA PEMBELAJARANBAHASA JAWABAHASA JAWAAKSARA JAWAAKSARA JAWA

HASIL PELATIHAN ICT DAN PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN

MGMP BAHASA JAWA KABUPATEN PEMALANG

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Dentawyanjana ada 20 buah

a n c r k d f s w l p d j y v m g b q z

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Dentawyanjana Dentawyanjana dapat berlafal dapat berlafal jejeg jejeg dandan miring miring

Lafal jejeg

rn = ranajk = jaka sp = sapa

Lafal miring

crk = carakajwt = jawatawnr = wanara

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

PasanganPasangan berjumlah 20 buah berjumlah 20 buah 1. Huruf  utuh, ditulis di bawah huruf yang

dipasangi

R (huruf ke 4) Y (huruf ke 14)

G (huruf ke 17) Z (huruf ke 20)

bpkRn = bapak rana rkYt\ = rakyat

sjkGgl\ = sajak gagal sjkZy = sajak ngaya

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

2. Huruf  potongan, ditulis di belakang huruf yang  dipasangi : H (huruf pertama), S (huruf ke 8), dan P (huruf ke 11)

tkHy = takaya tnSh = tansah tnP = tanpa

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

3. Huruf potongan, ditulis di bawah huruf yang dipasangi tidak digandeng : K (huruf ke

5), T (huruf ke 7), L (huruf ke 10), D (huruf ke 12), Q (huruf ke 19).

pnQ = pantha

pmnLr = paman lara

bnTl = bantala

knD = kandha NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Pasangan K T L bila diberi sandhangan suku dan wyanjana (lihat tentang sandhangan pada III), wujudnya kembali utuh.

tkÑ|ykuy = takkuya-kuya

pkÒ|w = pak tuwa

smnÓ|z = saman lunga

pkÑ`m = Pak Krama

vnDkÒ~b = nyandhak trebang

pkÑÜai = Pak Kyai NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

4. Mempunyai bentuk tersendiri, penulisannya digandeng dengan huruf yang dipasangi

: N (huruf ke 2), W(huruf ke 9), V (huruf ke 15)

mznNns\ = mangan nanas

aymWn = ayam wana

sjkVt = sajak nyata NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

5. Mempunyai bentuk tersendiri, penulisannya di bawah huruf yang dipasangi : C (huruf ke 3), F (huruf ke 6), J (huruf ke 13), M (huruf ke 16), B (huruf ke 18)

pvC = panca

fnFn\ = dandan

bLvJ = blanja

jlM = jalma

tmB = tamba

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Tanda Baca Huruf Jawa (Tanda Baca Huruf Jawa (PadaPada)) 1. ¥ disebut pada luhur, bunyinya

mangajapa, gunanya untuk pembukaan surat di depan satatabasa/adangiyah; berasal dari atasan/orang tua kepada bawahan/anak.Contoh:

¥ly=lnP[zsÒ|kumugtume

kmr=ankÑ|ai=surby.NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

2. ¦ disebut pada madya sebagai pembukaan surat dari sesama/sederajat.

Contoh:

¦ly=lnslmTkLimÑ|tumek mr=mit]kuai=surby. NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

3. § disebut pada andhap sebagai pembukaan surat dari bawahan/anak kepada atasan/orang tua.

Contoh:

§sertSapzbekTikulmugiktu/rm saaibuai=fXmPu/w

ys.NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

4. ¦bC¦ disebut purwa pada, huruf di tengah tersebut berbunyi becik. Pada ini sebagai pembuka karya sastra berbentuk tembang di depan bait pertama pupuh pertama.Contoh:

¦bC¦c]itsk[to[rtFipunPeqik\ kin/ypp[qok\ albecikHi=wurikepe

[qk\ m/mbeci[kNorzqikHqik\ajaceceqik\pillginquk\,¦albecikHmu=zspLetik\[norwuru=k[ton\ ……….

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

5. ¦!F ¦ disebut madya pada, di tengah-tengah itu berbunyi mandrawa arti-nya jauh, pada ini ditulis di akhir pupuh bila akan berganti jenis tembang (bersambung pupuh lain).Contoh:

¦!F`¦p]bukevazuzunS[j]oni=glih,

[fwtulu=zn,ra/j[nmjpait\tebihnk=pr=muk.¦sklku[fnirlrp]ihatin\y

tkw/na,p]bukevmjpait\pinrkHi=fXmPr.

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

6. ¦I ¦ disebut wasana pada, di tengah-tengah itu berbunyi iti, artinya tamat, pada ini digunakan pada akhir cerita yang ditulis dalam bentuk tembang.

Contoh:

¦[sfyusWwusStusSpuluhtaun\wusSi=winifrinukTiai=tbelwdhai

pun\sin[rkH kenHi=mesi/,titiyu

sup+Kcri[yos\,¦I¦NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

7. ?0? disebut guru atau uger-uger, digunakan untuk: (1) surat,sesudahsatatabasa; (2) permulaan cerita berbentuk prosa.

Contoh:

?0?ankulFifi[mo[motTia[kh,lumkubebx= znJrnGe[dati[n,s/tXg,pzucpP=ikulFi: duh,s=srbzetPepe[sQnN=iauripÑ|, ……………………mlhmlhkulFik=mtibvJ|/fike[ltTi,wlul=[zfiwuwuha[kai= [mo[motT[nN.0.

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

8. ? disebut adeg-adeg atau ada-ada, dipakai untuk pembukaan kalimat (termasuk wacana).

Contoh:

?lkSnluzmev=sl.anknlkSnwtrlim=fin.ai=sl

lkSnfu[wkvCcchlim.

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

9. .0. disebut pada pancak, digunakan untuk: (1) penutup cerita berbentuk prosa; (2) penutup wasanabasa pada surat.

10. , disebut pada lingsa, digunakan seperti halnya koma; kalau sudah ada pangkon tak perlu tanda ini. Pada tembang tanda ini digunakan sebagai pemisah baris (gatra). Penggunaanya dapat dilihat pada contoh-contoh di depan. NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

11. . disebut pada lungsi, fungsinya seperti tanda titik, bila yang diberi tanda ini sesudah suku kata tertutup (dengan pangkon) tinggal menambah pada lingsa sudah berarti pada lungsi. Penggunaanya dapat dilihat pada contoh-contoh di atas.

12. ; disebut pada pangkat, gunanya untuk (1) mengapit angka huruf Jawa dan (2) seperti titik dua pada huruf latin. Penggunaanya dapat dilihat pada bab angka.

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

SandhanganSandhangan 1. sandhangan swara berfungsi mengubah lafal

vokal2. sandhangan wyanjana berfungsi membentuk

gugus konsonan dengan mengkonsonankan huruf atau pasangan yang diberi sandhangan ini

3. sandhangan panyigeging wanda berfungsi sebagai konsonan penutup kata

4. sandhangan pangkon berfungsi untuk mengkonsonan

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Sandhangan swaraSandhangan swara (5 buah) (5 buah) a. i disebut ulu (wulu) ditulis di atas huruf

sebagai penanda suara i; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan yang terletak di bawah huruf, wulu-nya berada di atas huruf yang dipasangi.

Contoh:

wzi, siti, bibi, snTi, mesQi, jmPi, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

b. udisebut suku ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang diberi sandhangan sebagai penanda suara u.

Contoh:

wuzu, suti, bbu, sbÒ|, pnÔ|,

lmPu, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

c. [ disebut taling ditulis di depan huruf yang diberi sandhangan sebagai penanda suara é atau è; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan, letak taling di depan huruf yang di-pasangi.

Contoh:

[z[n, su[w, bu[l, r[nT,

p[nD, [t[mP, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

d. [ o disebut taling tarung, ditulis mengapit huruf yang diberi sandhangan sebagai penanda suara o; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan yang terle-tak di bawah, taling tarung mengapit huruf yang dipasangi, sedangkan pada pasangan yang terletak di belakang huruf yang dipasangi, taling berada di depan huruf yang dipasangi dan tarung-nya di belakang pasangan.

Contoh:

[zo[no, [bo[do, m[nDo,

X[nQo,[jo[mPo, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

e. e disebut pepet, ditulis di atas huruf, sebagai penanda suara e; bila yang diberi sandhangan adalah pasangan yang terletak di bawah, pepet terletak di atas huruf yang di-pasangi. Bila pepet digunakan bersama-sama dengan cecak, tanda cecak berada di tengah-tengah pepet. Bila digunakan bersama-sama layar, tanda layar berada di samping pepet.

Contoh:

ke[nDo, ken, apem\, [sonTen\,

kemPel\, sug_, men_, cumL_,

bnTe/, puse/, bene/, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Huruf Huruf rr dan danll bila mendapat bila mendapat sandhangansandhangan pepet ini pepet ini mempunyai bentuk tersendiri yaitu mempunyai bentuk tersendiri yaitu xx ( (pasanganpasangan--

nya nya >>) dan ) dan XX ( (pasanganpasangan-nya -nya eLeL ). ). Contoh:

xg, aXm\, Xz,

sjk>n, sjkLeg, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Sandhangan wyanjana (3 buah) a. ] disebut cakra, pengganti

panjingan (klaster) r, ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang dilekati

Contoh:

ck], gt], [sLo[mP]t\,

[kLo[mB`ot\, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

b. } disebut keret, pengganti cakra dan pepet, ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang dilekati

Contoh:

kt}m\, p}vJk\, tenÒ~m\,

anÔ~deg\, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

c. - disebut pengkal, pengganti panjingan y, ditulis bersambung dengan huruf atau pasangan yang dilekatinya

Contoh:

[kop-h, mf-, b-ykKn\,

am/BÂ,

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

a. h disebut wignyan, pengganti a sigeg, ditulis di belakang huruf atau pasangan; bila pasangannya terletak di bawah, wignyan ditulis di belakang huruf yang dipasangi

Sandhangan panyigeging wanda (3 buah )

Contoh:

zlh, X=gh, lum]h, semPLh,

chy, whyu, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

b. / disebut layar, pengganti r sigeg, ditulis di atas huruf atau pasangan; bila pasangan-nya terletak di bawah, layar ditulis di atas huruf yang dipasangi

Contoh:

am/BÂ, gw/, pevC/, jLenQ/, munTi/, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

c. = disebut cecak, pengganti z sigeg, ditulis di atas huruf atau pasangan; bila pasangannya terletak di bawah, cecak ditulis di atas huruf yang dipasangi

Contoh:

ly=, k=[go, [k]omP=-, g[m=BÂo, NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Sandhangan pangkon (paten) Sandhangan pangkon (paten) ujudnya \. Sandhangan ini digunakan untuk mengkonsonankan huruf Jawa.

Pangkon berfungsi juga sebagai tanda koma (pengganti pada lingsa/,) bila pangkon diikuti pada lingsa artinya sama dengan pada lungsi/. (tanda titik).

Contoh:ppk\ apapk== fijrg\ = dijarag

?bpkTinFk\aibum=sk\, = Bapak tindak, ibu mangsak.

?sen_aumuk\biskebÓ|suk\,= Seneng umuk, bisa keblusuk.

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

HurufHuruf Murda Murda Huruf  murda  pada prinsipnya tidak pernah  ada.

 Yang  biasa disebut huruf murda sebenarnya adalah huruf mahaprana,  yaitu huruf yang disuarakan dengan nafas berat. Jumlah huruf  murda (yang dianggap huruf murda) ada 8 buah seperti berikut.

! @ # $ % ^ & *

n k t s p v g bHuruf  murda  dapat dipakai untuk menuliskan nama

 gelar  dan nama  diri, nama geografi, nama lembaga pemerintah, dan  nama lembaga berbadan hukum.

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Contoh:!bi!uh = Nabi Nuh @li@]sk\ = Kali Krasaktw=mzu = Tawangmangu %[z/rn\%uge/ = Pangéran Puger*bf\*vuwzi = Babad BanyuwangiHuruf  murda jumlahnya terbatas, tidak semua huruf

yang daftar di dalam carakan ada huruf murda-nya. Oleh karena itu, pemakaian aksara murda tidak identik dengan pemakaian  huruf kapital di dalam ejaan latin

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Angka Jawa

• Agar tidak membingungkan, penulisan angka ini diberi pada pangkat (; ) di depan dan di belakangnya.

• Bila sesudah angka terdapat pada lingsa atau pada lungsi, pada

pangkat bagian belakang dihilangkan.

• Angka huruf Jawa seperti berikut.

1 =1; 2 =2; 3 = 3; 4 = 4; 5 = 5;

6 = 6; 7 = 7; 8 = 8; 9 = 9; 0 = 0.

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Aksara SwaraAksara Swara Huruf suara ada 5 macam, yaitu:

A disebut akara untuk suara A.

I disebut ikara untuk suara I.

U disebut ukara untuk suara U.E disebut ekara untuk suara É.

O disebut okara untuk suara O.Ada pendapat bahwa x (pa cereg) dan X (nga lelet)

juga termasuk huruf suara. Oleh karena itu, ada yang menyebut bahwa huruf suara ada 7 macam. NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

• Huruf suara digunakan untuk menuliskan huruf vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing, untuk mempertegas pelafalannya.

Contoh:

Emnu[al\ = Émanuèl

[w=oEsKi[mo = wong Eskimo

O/gnissi = organisasi

U/bnisasi = urbanisasiNEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

• Huruf suara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan sehingga aksara sigeg yang terdapat di depannya harus dikonsonankan (dimatikan) dengan pangkon.

Contoh:

kitb\AlÑ|+/an\ = kitab Alquran

we[ton\E[roph = weton Éropa

wuln\O[kTobe/ = wulan Oktober• Huruf suara dapat diberi sandangan wignyan, layar,

dan cecak.

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Aksara Rekan Huruf Rekan (rekaan) ada 5 buah yaitu:

k+ = kh; f+ = dh; p+ = f/v; j+ = z; g+ = gh

?k+tibHxpÑ|+tBh. Khatib arep khutbah.

?[w=of+limKe[sdF+ik/. Wong dzalim kesèd dzikir.

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

?kuwipu+si[npi+tmin\,

Kuwi fungsiné vitamin.

?j+ktWwjib\j+iyrhsunt\,

Zakat wajib, ziarah sunat.

?g+j+lilnG|+lm\Ahmd\,Ghazali lan Ghulam Ahmad.

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

• Huruf rekaan dipakai untuk menuliskan huruf konsonan kata-kata asing yang masih dipertahankan seperti aslinya.

• Huruf rekaan dapat menjadi aksara pasangan, dapat diberi pasangan, serta dapat diberi sandhangan.

• Bila diberi sandhangan wulu, layar, atau cecak, tiga buah cecak pada huruf rekaan berada di depan.

• Bila diberi pepet tiga buah cecak tersebut berada di tengahnya.

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Penulisan DwipurwaDwipurwa Kata ulang, khususnya dwipurwa, ditulis

sesuai dengan  pelafalannya. Contoh:

Xlr = lelara; tetmB = tetamba

peput] = peputra; Xlim = lelima

pepet_ = pepeteng; ce[c[k/= cecèkèr

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Awalan Anuswara Penulisan Awalan Anuswara Penulisan kata berawalan anuswara yang luluh dengan

permulaan  kata dasarnya, huruf a yang mengawali awalan  nasal itu dapat dituliskan atau tidak.

Contoh: zisi = ngisi, atau azisi = angisi Penulisan kata berawalan anuswara yang tidak luluh

 dengan permulaan kata dasarnya, huruf a-nya ditulis, sedangkan pembacaan (juga penulisannya dengan huruf latin) huruf a itu tidak perlu.

Contoh: a[nFo[z= = ndongèng

a=[g]o[p-ok\ = nggropyokNEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Akhiran –a Penulisan Akhiran –a a. Bila bersambung dengan kata yang berakhir huruf

legena penulisannya seperti apa adanya.Contoh: bisa = bisaa luza = lungaa a=gwa = nggawaa knDa = kandhaa

b. Bila bersambung dengan kata yang bersuku akhir

selain y dan bersandhangan wulu atau taling, akhiran a berubah menjadi y.

Contoh: bliy = balia [r[ny = rénéac. Tetapi bila suku kata terakhir menggunakan huruf y,

penulisan akhiran a tidak berubah.

Contohnya: kp]i[ya = kapriyéa NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

d. Bila bersambung dengan kata yang bersuku akhir selain w dan bersandhangan suku atau taling tarung, akhiran a berubah menjadi w.

Contoh: mLebuw = mlebua z=[gow = nganggoa

e. Tetapi bila suku kata terakhir menggunakan huruf w, penulisan akhiran a tidak berubah.

Contohnya: nwua = nawua

f. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg), akhiran a berubah menjadi seperti huruf penutupnya (sigeg-nya).

Contoh: mznN = mangana sb/r = sabara NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Akhiran –i Penulisan Akhiran –i a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka,

mendapat  pertolongan  akhiran  -an (an\ ), maka  penulisannya memakai pasangan N .

Contoh:vuknNi = nyukani z}gnNi = ngreganib. Bila bersambung dengan suku kata tertutup,

huruf a-nya menjadi seperti huruf penutupnya.Contoh: [n[mPLkKi = nèmplèki

fignÔ|lLi = digandhuliNEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Akhiran –Penulisan Akhiran –anan a. Bila  besambung dengan suku kata terbuka dan

legena huruf a-nya kebanyakan luluh dengan huruf penutupnya.

Contoh: gwn\ = gawan [swn\ = séwanb. Bila bersambung dengan suku kata terbuka

bersandhangan wulu, wulu-nya berubah menjadi taling.

Contoh: b[ln\ = balèn s[mBn\ = sambènNEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

c. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-sandhangan wulu atau taling dan tidak luluh, huruf a pada akhiran an\ berubah menjadi y .

Contoh: peg[wyn\ = pegawéan

ksuciyn\ = kasucian

d. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-sandhangan suku, suku-nya berubah menjadi taling tarung.

Contoh: bebu[ron\ = beburon

bu[mBon\ = bumbon NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

e. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-san-dhangan taling tarung, huruf a-nya hilang tinggal n\.

Contoh: [bou[don\ = bodhon

[mo[pon\ = mopon

f. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-san-dhangan suku atau taling tarung dan tidak luluh, huruf a pada akhiran an\ berubah menjadi w.

Contoh: kmjuwn\ = kamajuan

j[gown\ = jagoan

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

g. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg), huruf a-nya berubah menjadi seperti huruf penutupnya (sigeg-nya).

Contoh: jznNn\ = janganan

bub/rn\ = bubaran

NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Akhiran –Penulisan Akhiran –enen a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka berubah

menjadi nen\ penulisannya tidak menggunakan pasangan N.

Contoh: ttnen\ = tatanen gwnen\ = gawanen

b. Bila bersambung dengan suku kata tertutup, huruf a-nya berubah menjadi seperti huruf penutupnya.

Contoh: jupukKen\ = jupuken

[go[dogGen\ = godhogen NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Akhiran –Penulisan Akhiran –e/ipune/ipun a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka menjadi

[n ,nipun\. Penulisannya tidak menggunakan pasangan N.

Contoh: xg[n = regané xginipun\ = reginipun

b. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg), a-nya, berubah menjadi seperti huruf penutupnya.

Contoh: bedu[gG = bedhugé

bedugGipun\ = bedhugipun NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Akhiran Penulisan Akhiran –ana–ana a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka, mendapat

pertolongan akhiran an\, maka penulisannya harus memakai pasangan N . Bila suku kata berakhir legena, maka  huruf a pada akhiran an\ pertolongan luluh dengan huruf terakhir tersebut.

Contoh:XznNn = lenganana

gwnNn = gawananab. Bila suku kata akhir terbuka dengan sandhangan wulu,

wulu-nya berubah menjadi taling.

Contoh:b[lnNn = balenana

t[lnNn = talènana NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

Penulisan Akhiran –aké/aken Penulisan Akhiran –aké/aken a. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg),

huruf a-nya berubah menjadi seperti huruf penutupnya.

Contoh: zeculL[k = ngeculaké nutugG[k = nutugaké

b. Ada beberapa kata yang bersuku kata akhir tertutup bila mendapat akhiran a[k /ake\ berubah menjadi k[k/kken\.

Contoh: t[kon\ n[kokK[k = nakokaké

pkn\ mkkK[k = makakaké NEXT

WIWITAN

ANGKA JAWA

CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA

AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN

c. Bila bersambung dengan suku kata terbuka, mendapat pertolongan ak\ , maka penu-lisannya mendapat pertolongan sigeg k. (Dalam hal ini hukum persandian spt dalam bahasa Jawa berlaku, yaitu: a + a = a, i/é + a = è, dan u/o + a = o)

Contoh:

gw a=gwkH[k = nggawakaké

ffi anF[fkH[k = ndadekaké

lin|Ò zLi[nTokHken\ = nglintokaken