Post on 08-Feb-2018
!600/~!~
ANALISIS TERJEMAHAN A Y AT-A Y AT JIHAD DALAM
TERJEMAHAN TAFSIR Ff ZHILALIL QUR'AN
KARYA SAYYID QUTUB
OLEH:
ZULFAHMI
NIM: 101024021438
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SAYRIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 HI 2007 M
ANALISIS TERJEMAHAN A Y AT-A Y AT JIHAD DALAM TERJEMAHAN
TAFSIR Fi ZHILALIL QUR'AN KARY A SA YYID QUTUB
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Sarat-sarat Mencapai
Gelar Sarjana Sastra
OLE!-!:
ZULFAHMI
NIM: 101024021438
Di Bawah Bimbingan '"' ~-- --i" • -"' ,~ ~
~--[)i;-A. , tori Ismail
NIP: I 5 0 2 5 4 9 6 2
JURUSAN TAR.JAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SA YIUF HIDAY ATULLAH .JAKARTA
1428 HI 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJJAN
Skripsi yang be1judul ANALJSIS TERJEMAHAN A Y AT-A YAT JIHAD DALAM
TERJEMAHAN TAFSIR 1•1 ZlllLJiLJL QUR'AN KARY A SA YYID QUTUB telah
diujikan dalam siclfmg Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tanggal 21 Juni 2007 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar S::ujana Program Strata I (S 1) pada Jurusan Tarjamah
J(etua
-----!j3~· ' r::· l/' '
Ors. I · 1wan Azizi, M. g NIP: 150 268 589
Sidang Munaqasyah
Penguji
A. S d!?.oMAg NIP: 150 303 001
150254962
Jakarta, 21 Juni 2007
Sekretaris
A£1MAg. NIP: 150 303 001
KATA PENGANTAR
Assalamu 'a/aikum wa Rahma111/lah wa Barakatuh
Rasa puji dan syukur penulis ke hadirat Allah Yang Maha Suci dari segala
sifat-sifat makhluk, Maha Pengasih dan Penyayang terhadap seluruh makhluknya.
Shalawat clan salam semoga tercurahkan selalu kepada Rasulallah Shallahu 'a/aihi
wa Sal/am, utusan Allah di muka bumi sebagai pembawa risalah Islam clan pembawa
rahmat bagi alam semesta serta pemberi .IJ'i1/i:1 'at di akhir zaman.
Kata pengantar ini penulis selesaikan, bertanda bahwa penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Dengan
demikian penulis hendak mengabaclikan nama-nama yang telah memberikan banyak
bantuan, sumbangsih, pikiran, dan inspirasi dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Meskipun ticlak semuanya, tetapi sekiranya semoga nama-nama di bawah ini dapat
mewakili mereka.
I. Bapak Dr. H. Abd. Chair MA., Dekan Fakultas Aclab dan Humaniora UIN
Syarif I-Iiclayatullah Jakarta, clan para pembantunya, yang tercliri dari Dekan I,
II clan Ill.
2. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA., Ketua Jurusan Terjemah Fakultas Aclab clan
1-Iumaniora UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta.
3. Bapak H. A. Sackhudin, MA., Sekretaris Jurusan Te1jemah Fakultas Adab
dan Humaiora UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta, sekaligus closen penulis.
4. Dr.A. Syatori Ismail pembimbing yang clengan penuh kesabarannya telah
berseclia mengoreksi basil tulisan penulis serta memberikan masukan clan
arahan-arahan clalam penulisan skripsi ini. Koreksinya akan selalu penulis
jaclikan acuan clalam berkarya, ".Jauikilldh Khairal .!azd '".
5. Segenap Para Dosen Taijamah. penulis haturkan terima kasih yang sebesar
besarnya clan permohonan maaf penulis atas kesalahan clan kekhilafan yang
disengaja atau yang ticlak disengaja selama penulis menuntut ilmu di Kampus
tercinta ini. ".!azlikumu//ah Khaira ja:a '"
6. Ayahanda, Baharuddin clan lbunda Asni tercinta, berkat kasih sayang clan
do ·a. clan kesabaran yang ti ad a habis hingga kini akhirnya penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini, "Rahimahumaal/ah".
7. Bapak/lbu Dosen clan Pegawai Akademik Fakultas Adab clan Humaniora UIN
Syarif Hiclayatullah Jakarta.
8. Staf Pegawai clan Pengurus Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab clan Humaniora, Perpustakaan Umum
Islam lmanjamma Jakarta, clan Perpustakaan pribadi lainnnya, yang telah
menyediakan clan merninjamkan koleksi buku-bukunya kepacla Penulis.
9. Uni Des sekeluarga, Bang Anto. Bang !wan, Bang Ide. Ineng yang selalu
memotivasi Penulis selama penyusunan skripsi ini serta Adinda Nur Belina
yang ikut membantu penulisan skripsi, .Juza kumullah Khairan .Jaza '.
JO. Teman-teman Jurusan Terjemah Angkatan 2001/2002, yang selalu mendorong
penulis dalam peneyelesaian skripsi ini, Mahfuddin, Asif, Opung, Jaka,
Rahmat, Salman. Deang, wiwil, lfah. dan lain-lain yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu. Kemudian, sahabat-sahabat PMII Cab. Ciputat.
I I. Keluarga Besar KMM JAY A (Keluarga Mahasiswa Minangkabau Jakarta
Raya). Para Pengurus KMM JA YA Cab. Ciputat, dan PKP BM-Pembaruan.
12. Keluarga Besar Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MT!)
Candung, Bukittinggi, al-mukarram para ustadz dan para Buya.
13. Keluarga Besar DAMA! (Dewan Aksi Mahasiswa Indonesia), terutama
Kholid, Urai. Edo. Komeng. Afif. Musyafa, Dedi, JB, Acan, Mahfudin,
Ghozali, Sudan. Aswab. clan lain-lainnya.
14. Keluarga Besar Gema lnsani Perss, clan Keluarga Alm. As'acl Yasin yang
telah ikut membantu penulis mendapatkan Biografi Alm. As'ad Yasin
(semoga Allah SWT membalas jasa-jasanya dengan balasan yang
berlipatganda clan ditempatkan di surga-Nya bersama hamba-hambanya yang
shalih) Amin.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka kepada Penulis.
Hanya do'a clan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya yang dapat penulis berikan.
Wassa/amu 'a/aikum wa Rahmatullah wa Barakaluh
Jakarta, Juni 2007
Penulis
Zulfahmi
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... .
DAFTAR 181...................................................................................................... IV
BAB.I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ .
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Metocle Penulisan ......................................... .......... ....... ... ........... 7
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 8
BAB II KERANGK.A TEORI
A. Definisi Terjemahan clan Tafsir .................................................... 10
B. 1-Iubungan Te1jemah clan Tafsir .................................................... 12
C. Macam-Macam Pene1jemahan ...................................................... 15
D. Klasifikasi Gramatika Bahasa Arab clan Bahasa Indonesia .......... 21
E. Karakteristik Kalimat Efektif.. ...................................................... 25
BAB III. BIOGR.AFI SAYYID QUTUB TAFSIR FI ZILALIL QURAN, DAN
PENERJEMAH
A. Biografi Sayyicl Qutub ................................................................ 30
B. Karya-Karya Sayyid Qutub ......................................................... 35
C. Sekilas Tafsir Fi Zildli/ Qurdn .................................................... 38
D. Biografi Penerjemah ................................................................... 42
BAB IV. ANALISIS Tl~RJEMAHAN AYAT-AYAT JIHAD SURAT AT
TAUBAH DALAM TERJEMAHAN TAFSIR Fi ZILALIL QURAN
A. Surah at-Taubah ayat J 9 ............................................................... 45
B. Surah at-Taubah ayat 20 ............................................................... 50
C. Surah at-Taubah Ayat 44 .............................................................. 53
D. Surah at-Taubah ayat 73 ............................................................... 55
E. Surah at-Taubah ayat 81 ............................................................... 58
F. Surah at-Taubah ayat 86 ............................................................... 62
G. Surah at-Taubah ayat 88 ............................................................... 66
BAB V. l'ENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 70
B. Saran-saran ..................................................................................... 71
DAFT AR PUST AKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I=
y=
W=
W=
c: =
c=
~ = '-
J=
o=
j
PED OMAN TRANSLITERASI 1
Tidak dibaca j= z
b '-" = s
Ji= sy
ts 1.,...1..:::)= sh
J .fa>= dh
h .b= th
kh b= zh
cl t=
dz t= gh
r '--' = f
Vokal Pendek Vokal Pan jang
'(
2
r 3
a
lJ
4
Pedoman Anglrn
0
5 ' 6
i= a 0 = 1
.J = [i
v 7
1\
8
0=
c!.i=
J=
r=
0=
.J =
.(6 -< =
..;=
'1
9
g
k
ll1
n
w
ii
y
\.
10
1 Pedon1an 'fransliterasi ini berdasarkan keputusan bersa111a Menteri Agan1a dan !'v1enteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 158 thn. 1987 dan nomor: 0543b/U/l 987.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Definisi "terjemah". sebagai kata kerja. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah menyalin (meminclahkan) suatu bahasa ke bahasa lain. 1 Di dalamnya juga
disebutkan bahwa "te1jemahan", sebagai kata benda, pengertiannya adalah "salinan".2
Definisi ini membawa pengertian yang sangat positif - mutlak. Demikian ini
karena kata "salinan" seringkali digunakan untuk merujuk kepada aktivitas
"'pengopian" a tau "cetak u!nng .. suatu naskah. 3 Dari sini. dapat dimengerti bahwa
antara naskah asli clan te1jemahan layaknya ·'kopian" suatu naskah, memiliki
pengertian yang san1a.
Pengertian m1 clapat kita rangkai clalarn sebuah pernyataan, yaitu:
"Te1jemahan aclalah salinan pengertian teks aslinya''. Pernyataan ini dalam simbol
logikanya ad al ah S = P. Proposisi ini sekaligus memberikan "pengingkaran'', jika
berbeda pengertian dengan teks aslinya, maka tidak bisa disebut "te1jemahan".
Persoalannya, seringkali te1jadi generalisasi dalam aktivitas pene1jemahan.
Ketika seseorang melakukan aktivitas alih bahasa, ia diasumsikan sedang
mene1jemahkan. Lalu basil te1jemahannya tersebut, bagaimanapun hasilnya, disebut
1 Pusat Bahasa Dcparten1en Pcndidikan Nasional, Ka1111rs Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pus!aka, 2002), edisi llL cet. 2, h. 1183
2 Ibid. ' Ibid., h. 985
2
dengan "te1jemahannya". Padahal di sini, jika pengertian yang dihasilkannya berbeda
dengan pengertian naskah aslinya, tentu tidak boleh disebut dengan "terjemahannya".
Penalaran ini adalah ams besar (mainstream) yang menurut hemat penulis
bennasalah. Hal ini karena muara penalaran tersebut sering membawa pada
generalisasi kebenaran sebuah basil te1jemahan. Seolah-olah demikianlah "adanya"
pengertian teks aslinya.
Barangkali, ini sekedar praduga awal penulis yang masih perlu pembuktian.
Akan tetapi. dua skripsi sebelumnya yang sernpat penulis telaah menunjukkan
inclikasi tersebut. lndikatornya yaitu tidak acla satu pun dari keduanya. dalam
analisanya. rnemunculkan asumsi-asurnsi yang mempertanyakan reduksi pengertian
dari pengertian teks bahasa sumbernya.
Mungkin juga ticlak sesederhana asurnsi "generalisasi'' yang penulis ajukan di
atas. Bisa saja, hal ini justru disebabkan oleh perangkat teori te1jemahan itu sendiri
yang rnenggiring nalar generalisasi tersebut. Dengan demikian pene1jemah lalu
te1jebak di dalam teori tersebut secara tidak sadar.
Penulis menemukan sejumlah pengkategorian dalam khazanah ilmu te1jemah
yang terlihat memainkan peran penting clalam generalisasi tersebut. Kategorisasi
tersebut adalah pemisahan antara te1je111ah dengan tafsir clan klasifikasi antara hwflah
dengan tqf~"iriyah (ma 'nawiyah).
3
Alur penalarannya kurang lebih sebagai berikut. Perlama, pengkategorian ini
diposisikan sebagai "earn pandang" seseorang terhadap terjemahan. Akhirnya, secant
sadar atau tidak sadar, seseorang berkata, "ini te1jemahannya dan demikian itu
tafsirannya. Terjemahanlah yang masih sesuai aslinya tanpa melibatkan pemikiran
pene1jemahnya berbeda dengan tafsir". Artinya, apa pun hasil te1jemahan tetap
dianggap valid karena bukan tafsir.
Kedua, jika suatu terjemahan masih dianggap bermasalah, masih
memungkinkan pene1jemah untuk berkata. "te1jemahan ini hm:fiah dan demikian itu
maknawiyah, hanya berbeda tata earn saja··. Keduanya adalah teori te1jemahan dan
dapat dipakai salah satunya.
Keliga, pengaburan tersebut semakin kuat dengan munculnya "karakter
khusus" yang dilekatkan pada harjiah dan 1afi'iriyah (ma 'nawiyah). Karakter tersebut
difungsikan sebagai dijfere111ia (pembeda) di antara keduanya. yaitu sifat kaku dan
luwes. Seseorang lalu berkata, ··1e1je111ahan ini hanya kaku saja (artinya tetap valid)
karena harjiah, dan yang luwes tersebut adalah karena maknawiyah". Konklusinya,
semuanya valid.
Keempal, karakter lainnya yang dilekatkan yaitu te1je111ah hw:fiah lebih dekat
dengan padanan dan struktur kata dan nwknawiyah bersifat bebas. Karakter ini juga
diletakkan sebagai differenlia (pembeda) antara keduanya. Pernyataan ini seolah-olah
ingin rnenekankan kelebihan hwjiah alas maknawiyah. Sehingga, kedudukan harjiah
4
clan maknmviyah sebagai sebuab "teori tc1jernab" rnenjadi kokob. Akbirnya, kokob
pula lab asurnsi bahwa semua hasil te1jemaban adalab bcnar.
Penulis berpanclangan babwa "kaku atau luwes" ticlaklah penting. Hal
terpenting yaitu terbindarnya recluksi clan perubaban makna yang mungkin tcrjadi.
Apapun bentuk penalarannya, penulis melibat pengkategorian tersebut telab dijadikan
"cara pandangan" dalam rnelihat suatu te1jemahan. Akhirnya, sernua "pernyataan"
yang muncul dari alat pandang tersebut adalab pernyataan-pernyataan berikut: ini
te1jemah; ini tafsir; ini hwfiah; ini ma 'nawiyah; ini kalrn; ini luwes. Kapan seseorang
bertanya apa clan di manG reduksi suatu basil alih bahasa te1jadi?
Dalam kasus te1jemahan Alquran DEPAG RL pene1jernah begitu rnudah
berkata. "kami hanya menerjemahkan ". Jika logika te1jemahan adalah S = P, rnaka
seolah-olah naskah aslinya juga susah dimengerti atau bahkan tidak bisa dirnengerti
sehingga basil te1jernahannya dernikian. Akan tetapi, bagaimana rnungkin orang yang
tidak mengerti dapat rnemberikan salinannya?
Coba kita perhatikan ungkapan populer berikut, "Perbedaan terjemah dengan
tafsir yaitu terjemahan sesuai dengan pesan teks, sedangkan tafsir sesuai dengan
pengertian muj(rssir". Bukankah te1jernahan adalah hasil pemahaman pene1jernah
terhadap teks? Di sini penulis melihat bahwa pada satu sisi pene1jemah ingin
rnembebaskan cliri clari subjektivitas dirinya, tetapi pacla sisi yang lain basil
te1jernahnya tetap saja subjektif. Hal ini bisa saja te1jadi sebab tidak terwakilinya
5
semua pengertian yang ada dalam bahasa sumber dimana penerjemah memilih salah
satu pengertiannya.
Asumsi-asumsi ini membawa penulis untuk berpendapat bahwa definisi
terjemahan di atas, sebenarnya, adalah sebuah visi yang hendak dicapai oleh
pene1jemah. Dengan demikian, kegiatan pene1jemahan adalah sebuah kegiatan yang
visioner untuk mencapai S = P. Visi ini juga memberikan penegasan kepada kita
bahwa seorang pene1jemah bisa sampai kepada visinya dan juga bisa gaga!
menjalankan visinya. Kegagalan visi itu, bisa disebabkan karena reduksi pengertian
atau bahkan salah pengertian.
Untuk menjaga dari kegagalan visi tadi, menurut penulis, te1jemahan
memerlukan "cara pandang" yang membuatnya terbebas dari kesalahan-kesa!ahan
yang dapat berakibat vatal bagi penerima, reduksi, kekaburan atau bahkan sama
sekali berbeda dari bahasa sumber. Cara pandang tersebut penulis rumuskan pada bab
keclua.
Kerangka analisa terse but penulis uji eobakan pada te1jemahan ayat-ayat jihad
surat at-Taubah dalam tafsir Ff Zhild/il Qur 'an yang dite1jemahkan oleh As' ad Yasin
et. al. Penulis melihat pene1jemahan ayat-ayat ini memiliki urgensi tersendiri. Di
samping sebagai penerapan kerangka analisa terjernah dan deskripsi terhadap
pene1jemahan yang dilakukan As'ad yasm et. al., juga berkaitan dengan
pcrmasalahan yang seclang digiring ke atas pentas perpolitikan internasional. Ayat
ayat jihad dapat diposisikan sebagai mata pedang yang talc bertuan - dapat
6
dimanfaatkan oleh siapa saja. Sebagian kaum muslim menjadikannya senjata untuk
membangkitkan semangat perlawanan terhadap dominasi Baral. Akan tetapi, Baral
justru menjaclikannya senjata untuk memposisikan kaum muslim sebagai "yang
tertucluh" dengan kekerasan dan kerusuhan akibat label ')ihad", sehingga lebih
mudah clipinggirkan secara politik.
Namun clemikian, bukan maksucl penulis clalam skripsi ini untuk membahas
problematika pengertian kata jihad. Dalam skripsi ini, penu!is sekedar melakukan
analisa terhadap terjemahan ayat-ayat tersebut clengan kerangka teori yang penulis
rumuskan pacla bab kedua.
Penulis berharap clapat memberikan sumbangsih dalam clunia pene1jemahan.
khususnya clalam bahasa Arab sebagai bahasa yang mewakili peraclaban Islam yang
sangat kaya clan mapan. Tingkat kemapanan ini clapat diukur dari kejayaan Islam
rnenguasai clunia. jauh lebih lama clnri kekuatan Baral saat ini. Pada saat itu
pengetahuan Islam tertulis cla!am bahasa Arab yang juga menjadi bahasa
internasional. Di sisi lain. kitab suci Alquran clan hadis Nabi sebagai pancluan hiclup
muslim pun menggunakan bahasa Arab.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Untuk menghinclari kesalahpahaman persepsi terhadap masalah yang henclak
penulis balms clalam skripsi ini, maim penulis merasa perlu unluk memberikan suatu
batasan terhaclap masalah yang akan clikaji. Perlama, memfokuskan pacla analisa
7
te1jemahan ayat-ayat jihad, bukan analisis kata jihad. Kedua, memfokuskan pada
terjemahan ayat-ayat jihad yang ada dalam terjemahan tafsir Ff Zild!il Qur 'dn surat
at-Taubah. Ketiga, memfokuskan kepada terjemahan As'ad Yasin et. al.
Gambaran dalam skripsi ini dapat dirumuskan dalam dua buah pertanyaan
sebagai berikut.
I. Untuk mengetahui tingkat kesalahan dalam terjemahan As'ad Yasin et. al
terutama terjemahan ayat-ayat jihad dalam Tafsir Ff Zhildlil Qur'i'in sehingga
terjadinya reduksi makna.
2. Untuk mengetahui sejauhmana validitas hasil te1jemahan As'ad Yasin et. al
terutama terjemahan ayat-ayat jihad dalam Tafsir Fi Zhildlil Qur 'dn.
C. Tujuan Penelitian
I. Untuk mengetahui tingkat kesalahan dalam terjemahan As'ad Yasin et. al
terutama terjemahan ayat-ayat jihad dalam Tafsir Fi Zhiliilil Qur'an sehingga
terjadinya reduksi makna.
2. Untuk mengetahui sejauhmana validitas hasil terjemahan As'ad Yasin et. al
terutama terjemahan ayat-ayatjihad dalam Tafsir Fi Zhiliilil Qur'an.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode deskriptif analitis.
Metode diskriptif digunakan untuk mengumpulkan data, menyusunnya, dan
8
memberikan gambaran terjemahan As'ad Yasin et. al. Metode analitis digunakan
untuk menguji tingkat reduksi yang mungkin terjadi dalam hasil terjemahan.
Data yang penulis dapatkan dalam skripsi ini diperoleh dari beberapa sumber,
baik primer maupun sekunder. Sumber primer dalam skripsi ini terjemahan tafsir Fi
Zhilalil Qw"an karya As'ad Yasin et. al. dan sejumlah literatur lainnya yang terkait
langsung dengan praktek penerjemahan. Baik yang bersifat intra linguistik maupun
ekstra linguistik.
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku "'Pedoman Penulisan Skripsi. Tesis.
clan Disertasi" yang disusun oleh tim UIN Syarif Hidayatullah clan diterbitkan oleh
UIN Jakarta Press tahun 2002.
E. Sistcmatika Pcnulisan
Penulisan skripsi ini tercliri clari lima bab, tiap-tiap bab terdiri clari beberapa
sub bab yaitu:
Bab I, berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan clan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, clan
sisternatika penulisan.
Bab II. berisikan kerangka teori, terdiri dari definisi penerjernahan dan tafsir,
Hubungan tcrjemah clan tafsir, rnaeam-macam penerjemahan, klasifikasi gramatika
Bahasa Arab clan Bahasa Indonesia. karakteristik kalimat efektif
9
Bab Ill, berupa biografi Sayyid Qutub, yang terdiri dari riwayat hidup
Sayyid Qutub, karya-karya Sayyid Qutub, sekilas Tafsir Ff Zhildlil Qur 'an, clan
Biografi Pene1jemah
Bab IV, berisikan analisa terjemahan ayat-ayat jihad dalam surah at-Taubah
dalam kitab Tafsir Fi Zhiliilil Qur 'an, analisa ini terdiri dalam tiga jenis: analisa
keselarasan padan kata, analisa keselarasan gramatika, analisa efektifitas kalimat.
Bab V, yaitu penutup. Berisikan kesimpulan clan saran-saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Definisi Terjemah dan Tafsir
1. Terjemah
Kata "te1jemah" merupakan kata yang diserap clari bahasa Arab yaitu
"~ _ji•· (transliterasi: tarjamah). Dalam versi Arabnya, kata ini memiliki beberapa
arti: pene1jernahan, tafsir, biografi, dan pengantar". 1 Akan tetapi, dalam bahasa
Indonesia. kata ini memiliki arti menyalin (mernindahkan) satu bahasa ke bahasa
yang lain dan rnengalihbahasaknn. 2Di sini, kita dapat melihat perbeclaan "keluasan
kata" di antara keduanya clengan sangat jelas. Perbeclaan lain di antara keduanya
terletak padajenis bentuk kata. Pada bahasa asal (Arab). kata terse but adaluh nomina.
seclangkan dalam versi serapannya menempati posisi verba. Kata serapan tersebut
juga suclah mengalami perubahan bentuk bunyi a menjacli e: t[a]e1j[a]emah.
Dal am bahasa asal, kata "twjamah" (bahasa Arab) dapat berarti tafsir tetapi ticlak
clemikian dalarn bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ketika lbnu Abbas mendapat gelar
"Turjwndnu! Quriln", pengertiannya jelas bukan pene1jemah Alquran karena orang Arab
tidak perlu juru alihbahasa Alquran, melainkan "penafsir" Alquran. Te1jemah menurut P.
Newmark scperli yang clikutip oleh Rochayah Machali yaitu "Rendering the 1neaning of
1 J\tabik Ali dan Ah1nad Zuhdi Muhdlor. Ktunus Konte111porer: Arab ~ Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998) h. 457
2 Tin1 Pusat Bahnsa Departen1en Pendidikan Nasional, Ka111us Besen· Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi Ill, cet. 2, h. 1183
11
text into another in the way that another intnded the text" (Menerjemahkan makna suatu
teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud). 3
2. Tafsir
Kamus Besar Bahasa Indonesia menclefinisikan tafsir dengan "menerangkan
atau menangkap maksucl perkataan (kalirnat clan sebagainya) ticlak menurut apa
adanya saja tetapi juga apa yang tersirat (clengan mengutarakan pendapatnya sendiri)
clan mengartikan" .4
Dalam bahasa Arab sencliri, definisi tafsir secarn bahasa adalah rnenjelaskan,
rnengungkap, clan menarnpakkan pengertian.5Secara istilah, tafsir aclalah ilmu untuk
rnernahami Alquran, menerangkan maksud-rnaksuclnya. clan mengeluarkan hukum-
hukum dan hikmah-hikmahnya. 6
Sampai di sini acla "pertanyaan yang perlu cliajukan, apakah benar te1jemah
tidak menerangkan atau rnenangkap maksucl kalimat sehingga dibedakan seclemikian
rupa clengan tafsir? lnilah salah satu permasalahan yang akan penulis kaji. Kalaupun
keduanya berhubungan dirnana letak hubungannya clan climana batas hubungan antara
kecluanya. "Klaim" bahwa te1jemahan sekeclar "pengalihan bahasa", terpisah clari
tafsir rnenyisakan problem yang sangat serius clalam pene1jemahan Alquran. Karena
jangan-jangan sesuatu yang clia klaim "pengalihan bahasa" tersebut, justru merusak
clan membatasi pengertian yang clikandung oleh bahasa sumber.
h.323
:i Rochayah Machali Pedon1a11 bugi pene1jen1aha11, (Jakarta: PT. Grasindo, 2000), h. 5 4 .l'iln Pusat Bahasa Departenien Pcndidikan Nasiona, Op. C'it., h. 1119 5 Mannaul Qattfrn, Mahcihitsfi U/i1111il Qur "tin, (Beirut: Syirkah al-Muttahidah littauzi', t.th.),
6 Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr asy-Suyuti, ai-ltqdn fl Uhlmi! Qurdn, (Beirut: Dar Kutub al-'llmiyah. 2000),juz II. cet. I, h. 174
12
Untuk menjelaskan dan memahami dunia te1jemah secara utuh, perlulah
kiranya penulis menelusuri hakekat bahasa itu scndiri. Hal Ini akan sangat mernbantu
kita dalam memahami sejumlah asumsi yang muncul dalam dunia te1jemah
sebagaimana telah penulis uraikan pada bab pertama. Di antaranya, pemisahan antara
terjemah dengan tafsir dan klasifikasi te1jemahan hmjiah dengan tajsiriyah
ma 'nawiyah (terikat dan bebas dalam bentuk klasifikasi lainnya). Tiap-tiap klasifikasi
ini memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap dunia te1jemah. Di antara
pengaruh tersebut, menurut penulis, adalah kaburnya batas-batas "validitas"
kebenaran sebuah basil te1jemahan. Hal itu terjadi sebab pengkategorian tersebut
rnendorong seseorang memberikan klaim terhadap hasil te1jemahan clengan label
.. terjcrnahan. tafsir. harfiah. ma '11m1·iyah, kaku clan luwes. Bukan mempertanyakan
suclah sejauh mana basil te1jemahan sesuai clengan teks yang cliterjernahkan dan
kernungkinan kekaburan clan recluksi pengertian yang te1jadi.
B. Hubungan dan Batasan Antara Tafsir Dan Tcrjcmah
I. Hubungan Kcduanya
Antara te1jemah clan tafsir tidak bisa clipisahkan secara fungsi yaitu
rnenjelaskan makna (konsep) yang terkandung dalam deretan kata. Han ya saja tafsir
rnemiliki pengertian yang lebih luas dari te1jernah karena tidak terbatas clengan
peminclahan bahasa. Oleh karena itu, te1jemah aclalah satu bagian dari tafsir. Setiap
orang 111ene1:jemahkan teks, clia rnenafsirkannya. Dengan kata lain, bisa dikatakan
"tafsir terjemah" atau tafsir yang berbentuk te1jemah.
13
Hubungan antara tafsir dan terjemah juga dapat dilihat dalam konsep sinonirn.
Pacla bentuk bahasa bunyi, sinonim adalah bentuk bunyi yang berbecla, tetapi
memiliki "konsep" yang harnpir persis rneskipun ticlak rnutlak. Dernikianlah halnya
clalarn te1jernah, bentuk bunyinya berbecla tetapi rnemiliki konsep yang cliharapkan
sarna. Posisi keduanya adalah satu "kelas". Beclanya, sinonirn berasal clari buclaya
yang sarna sehingga tingkat keluasan katanya lebih rnuclah cliukur. Akan tetapi,
terjemah berasal clari kultur yang berbecla, sehingga tingkat keluasan katanya lebih
sulit diukur. Analisa kosakata dengan menghadirkan sinonirnnya ini juga disebut
sebagai tafsir, rnisalnya "Taj.sir al-Qur 'an al- 'Adzim" (terkenal dengan nama Ta/sir
Ja/alain) karya Jalaludclin al-Suyuti clan Jalaluddin al-Mahalli.
2. Batasan Terjcmah
Batas te1jenrnhan ticlak bisa dikatakan hanya perbeclaan bahasa saja, dengan
mengatakan semua penjelasan asalkan berbahasa sasaran clisebut te1jemah.
Rumusannya sebagai berikut. te1jemah adalah memindahkan bahasa ke bahasa
lain. Bahasa adalah simbol untuk merujuk konsep. Dalam ragam bahasa bunyi, satuan
simbol bunyi disebut kata. Karenanya, setiap kata rnerniliki dua sisi: "bentuk" kata
(bunyi) clan "konsep" kata. Peralihan bahasa ke bahasa lain adalah peralihan bentuk
"kata" (bunyi) dengan mempertahankan "konsep"-nya. Penerjemahan menjelaskan
maksud "kata" bahasa sumber, karenanya masuk dalarn keumuman tafsir. Di sarnping
itu, keluasan konsep kata dari padanan kata yang berbecla menyebabkan setiap kali
seseorang rnengambil kata yang dianggap paclanannya ia telah mengambil satu
pengertian clan demikian itu adalah tafsir. Akan tetapi, penjelasan kalirnat tidak hanya
14
sekedar melalui pemindahan bentuk kata ke bahasa lain. Ada beberapa earn lainnya
selain itu seperti yang penulis sebutkan dalam beberapa kategori tafsir di atas.
Karena itu, jika dikatakan semua penjelasan asalkan berbahasa sasaran adalah
te1:jernahan. pernyataan tersebut adalah salah. Hal ini sebab batas pene1jemahan
bukan sekedar perbedaan bahasa, tetapi juga keharusan merujuk pada konsep tiap-tiap
"kata" dalam kalirnat. Apakah padanan kata tersebut mewakili konsep tiap-tiap "kata"
tersebut atau tidak. Karena itu, penulis berpendapat bahwa te1jemahan Husain Adh
Dzahabi terhadap surat al-Isra [I 7]:29 adalah tafsir.
Pernyataan perbedaan antara tafsir clan te1jemah hanya terletak pada
perbedaan bahasa juga memberikan penegaskan bahwa tidak ada satu pun penjelasan
warga Indonesia terlrndap Alquran yang dapat dikategorikan tafsir sebab berbahasa
Indonesia, mclainkan akan disebut terjernah. Jika pernyataan ini dibenarkan, tentunya
dianggap salah penamaan buku Ta/sir al-Misbdh karya Prof. Dr. Quraish Syihab dan
Tof,i·ir al-Azhar karya Buya HAMKA.
Kesimpulan penulis, batasan terjemahan adalah pengertian yang diambil dari
dalam "konsep kata" bahasa sumber, terrnasuk di dalamnya penggunaan kata
konotatif dalam budaya tertentu misalnya kata "kamar kecil" yang artinya jamban,
seperti penulis sebutkan di atas. Sebaliknya, pengertian yang diambil dari luar
"konsep kata" masuk dalam klasifikasi keumuman tafsir.
15
C. Macam-Macam Terjemahan
Ada dua klasifikasi te1jernah yang selarna ini dikategorisasikan, yaitu te1jemah
hmjiah dan te1:jemah tafsiriyah atau ma 'nawiyah. Husain adh-Dzahabi menjelaskan,
terjemah harjiah terbagi dua: bi mils/ dan bi ghairi mitsl. Jenis bi mils/ yaitu bilamana
te1jemahan tersebut sama persis susunan dan struktur bahasa asal. Jenis bi ghairi mitsl
yaitu bilamana terjemahan tersebut lebih longgar dari struktur bahasa asal. Terjemah
tqf!;iriyah atau ma 'nawiyah yaitu bilamana isi dan maksud kandungan dalam bahasa
asal lebih diutamakan; tidak terikat dengan susunan struktur gaya bahasa yang
digunakan. 7
Sementara itu Manna·u1 Qattiin tidak membagi klasifikasi te1jemah harfiah.
Menurutnya, te1jemah harfiah adalah meminclabkan kata ke bahasa lain yang sepadan
dengan urutan kata dan mengikuti struktur gramatika bahasa asal. Te1jemah tafsiriyah
atau ma 'nawiyah adalah memberikan pengertian (konsep) berclekatan yang unggul
(jika kata memiliki keluasan konsep), lalu menyebutkannya dalam bahasa sasaran
tanpa membatasi urutan deretan kata harus sama clengan bahasa asli (ada
penyelarasan gramatika). 8
Penulis melihat ada perbeclaan perbedaan pengkategorian antara Husain Adh-
Dzahabi clan Manna'ul Qattiin. Kategori yang disebut hwjiah bi mitsl dalam versi
adh-Dzhabi aclalah hmjiah dalam versi Manna'ul Qattan. Kategori hco:fiah bi ghairi
mils/ adalah kategori tafsiriah menurut Mannii'ul Qattiin. Klasifikasi tafsiriah atau
ma 'nawiyah dalam klasifikasi Adh-Dzahabi inilah yang akan kita analisa berikut ini.
7 Atnin Su1na, Studi l/n1u-/1111u Alquran ( 1 ), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), cet. I, h. 13 l
' Mannaul Qattan, Op. Cit., h. 313
16
Adh-Dzahabi menyatakan, "tafsiriyah atau ma 'nawiyah yaitu bilamana isi dan
rnaksud kanclungan clalam bahasa asal lebih cliutamakan; ticlak terikat clengan susunan
struktur gaya bahasa yang cligunakan. Untuk melihat maksud pernyataan Adh-
Dzahabi di atas. berikut ini aclalah contohnya yang cliberikan Aclh-Dzahabi clalam
mene1jemahkan surat al-Isra ayat 29:9
Dengan:
Janganlah berperilaku kikir clan terlalu boros, karena itu kamu menjacli tercela dan menyesal. (Q.S. al-Isra [I 7]:29)
Di sini. penulis rnerasa perlu mernberikan analisa terhaclap batasan klasifikasi
luj.i·iriuh atau 11w 'null·iyuh. Jika yang climaksucl dengan "'kernandirian gaya bahasa··
ini aclalah kcmanclirian grnmatika, seperti menclahulukan atau mengakhirkan
keternngan pada kalimat. perubahan kalimat aktif dan pasif, perubahan kalimat
langsung clan tak langsung adalah sesuatu yang masih bisa dimengerti. Perhatikan
contoh-contoh berikut ini:
Umar dipukul oleh Muhammad
Di dalam kelas ada Muhammad
Atau perubahan cara pengungkapan gagasan dalam kalimat yang tidak
familier di antara kita, seperti:
''Amin suma, Op. Ci!., h. 132
Air Zamzam diminum sesuai niatnya
(bukan. Air zamzam untuk apa diminumnya)
17
Pene1jemahan contoh-contoh ini masih diambil dari analisa "konsep kata"
dalam kalimat; ini jelas masih dapat disebut pengalihan kata. Akan tetapi,
pene1jemahan "kalimat perumpamaan" (dalam 'ulfimul Qurdn termasuk dalam
bahasan amrs{r/u/ Qur 'dn) dengan kata-kata di Juar "konsep kata" pembentuk kalimat
perlu kita analisa. Rumusan yang dapat diambil dari sini adalah pengertian kalimat
yang tidak diambil dari "konsep kata", tetapi dari variabel di luar kata adalah sejenis
dengan kategori-kategori tafsir lainnya di antaranya. penjelasan rincian (baydnu al-
raj.i11il). pengkhususan (at-takhsfs) dan pengertian dibalik kata (al-majlnim). Oleh
karenanya. kategori perumpamaan (amlslil seperti yang dicontohkan adh-Dhahabi)
masuk dalam keumuman bentuk tafsir. Perhatikan penjelasan clan contoh-contoh
berikut:
a. Penjelasan rincian (baydnu at-ta/.i-hil), misalnya:
Apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana bisa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. 10 (an-Nisa • [ 4J:103)
Alquran tidak menjclaskan tata earn salat. Akan tetapi, Nabi-lah yang
rncnjelaskannya clalam haclis-hadis yang diriwayatkan oleh para sahabatnya.
'0 Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Alquran. Op. Ci! .• h. 176
18
Penjelasan Na bi ini oleh para ulama disebut menafsirkan Alquran. 11 Oleh karena itu,
penjelasan rincian tata earn salat disebut tafsirannya. Penjelasan rincian ini tidak
dapat diperoleh dari sekedar analisa kata "a/-sholdh". Dengan demikian, bukan tugas
pene1jemah untuk menyebutkan tata cara salat dan segala ha! terkait dengannya;
kalau pun ia rnenyebutkannya maka disebut dengan clengan "tafsir"-nya.
b. Pengkhususan (at-rakhsfsh), misalnya: 12
Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama clengan dua anak perempuan. 13 (anNisa'[4]:1 l)
Sernentara itu ada hadis nabi yang membatasi keumuman pengertian ayat
tersebut:
Seorang muslirn tidak mewarisi dari orang kafir dan orang kafir juga ticlak rnewarisi clari muslim. 14 (l-1.R. Bukari. Muslim, Turmudzi. Dawud, Majah, Ahmad. Malik, Darimi)
Para ulama juga menamai penjelasan Nabi yang membatasi keumuman ayat
terse but clengan tafsir. 15 Karenanya, bukan tugas pene1jemah untuk menyebutkan
syarat-syarat seseorang mendapatkan warisan; penjelasan ini terlepas clari "konsep
kata". Sekeclar kata " r-S.i'J 31 " tidak memuat konsep "yang muslim", tetapi
n1engandung ·'konsep,, secara un1un1.
11 Man1uiul Qatt,1n, (Jp. ('it., h. 336 12 Ahmad ibnu Muhammad Dimyathi, Haoy1j•a111 Dimyathi 'Ala Syarhi !Varaqdt, (Surabaya:
Sahabat I lmu. t.Ih.), h. 16 13 Yayasan Pcnyelenggaraan Pene1:je111ah Alquran, Op.Cir., h. 144 1•1 l'e1jen1ahan o!eh penulis "M "IQ " () c·· I "°1""5 · annau attan, 'fJ. _//., i_ JJ' -JJ
19
c. Pengertian dibalik kata (al-mc1/hum ), ada dua jenis:
I. A1afhum al-muwcjfi1qah: pengertian yang selaras dengan "kata". 16
a) Fahwa a/-khitdb: keselarasan pengertian sebab tingkatannya lebih tinggi
daripada "konsep kata", seperti pemahaman akan keharaman mengumpat
dan memukul yang dipahami dari firman Allah SWT dalam surat al-lsra'
ayat 23:
Jika sekedar berkata "ah" dilarnng. apalagi mengumpat atau memukul.
b) La/11111 al-khilhdb: keselarasan pengenian sebab kesetaraan makna, seperti
keharan1an n1enghabiskan harta anak yatin1 dengan cara apapun yang
dipahami dari firman Allah SWT dalam surnt an-Nisa' ayat l 0:
I' \j ' · 1 '. . ·. 1tt, WI Wb . .-Al§.l.~ I JI. o'.ol " ttt, " ~\ '· I _) ~ Y""-' ~ U.J"-" .. ""'- _, . U.J"-" .. U,!. U,
2. Ma/hum al-mukhd/afah: pengertian yang dipahami dari kebalikan "konsep
kata". 17
a) Mctfhum a/-shifat, maksudnya sifat ma 'nawiyah; misalnya:
Dalam isim mmylaiJ, seperti clalam firman Allah SWT dalam surat al-
Hujurat ayat 6:
16 Ibid., h. 253 17 Ibid. h. 254
I · ··· Lill ·· 1..9 .<:,_\..::.. ·I ~ · · 0-'-" I · U.
20
Pengertiannya, selain orang fasiq tidak termasuk kategori khitab ayat ini.
Artinya, wajib menerima khabar satu orang yang adil.
Dalam hdl, seperti firman Allah SWT da!am surat al-Maidah ayat 95:
Pengertiannya, bentuk "kesengajaan" adalah faktor wajibnya
pember!akuan "jaza "' pada pembunuh binatang ketika ihram. Artinya, jika
tan pa keseng[tjaan, tidak wajib baginya diberlakukan "'jaza '".
Dalarn 'adad. seperti firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 197:
Pengertiannya, pelaksanaan ihrnrn haji di selain bulan-bulan yang
ditentukan tidak sah.
b) Mq/!11/111 al-Syarth,seperti firrnan Allah SWT dalam surat a!-Thalaq ayat 6:
Pengertiannya, jika wanita yang ditalak tidak hamil, tidak ada kewajiban
rnenafkahinya.
c) iv!a/hum al-ghayah, seperti dalam firman Allah SWT surat al-Baqarah ayat
230:
21
Pengertiannya, jika sudah dinikahi oleh orang lain, istri yang sudah dicerai
tersebut boleh dinikahi kembali.
Kajian al-mqfhC11n masih satu kelas dengan tafiifl, takhsfs, dan amtsd/.
Pengertian ketiganya diambil clari luar "konsep kata''. Menyebutkan "al-majhian"
bukanlah tugas penerjemah, karena bukan analisa "konsep kata".
D. Klasifikasi Gramatika Bahasa Arab clan Bahasa Indonesia
Gramatika adalah tata bahasa. 18Gramatika tiap-tiap bahasa memang berbeda,
namun fungsinya aclalah sama. Gramatika berfungsi sebagai aturan dalam kalimat
agar menyajikan pengertian sempurna clan ticlak rancu. Sebuah kalimat terdiri dari
beberapa unsur kata yang disusun secara rapi sesuai gramatikanya. Unsur-unsur
pembentuk kalimat tersebut adalah subjek. preclikat, objek dan keterangan (jika
memang acla clengan lengkap). Menghilangkan salah satu unsur pembentuknya jelas
akan mengakibatkan recluksi pesan yang clibawa oleh bahasa asal. Dengan
mengetahui kecludukan tiap-tiap unsur kata tersebut. kita akan memahami maksud
kalimat tersebut secant utuh. Berikutnya, penempatan gramatika yang salah dalam
bahasa sasaran juga akan berakibat fatal terhadap hasil terjemahan seperti kekaburan
makna atau bahkan salah pengertian. Pertanyaannya, sejauhmanakah seseorang dapat
mengikuti bentuk gramatika bahasa asal (sesuai clengan struktur bahasa asal).
Pertama: kaclangkala, sebuah gramatika yang diatur dalam bahasa Arab, tidak
diatur penggunaannya clalarn bahasa Indonesia, seperti )11111/ah .fi 'liyah. Jenis ini
"Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 370
22
menuntut dilakukannya sejumlah penyelarasan. Bahasa Indonesia tidak memiliki
aturan tentang penempatan kata ketja sebelurn fi:t 'ii (pelaku atau subjek) meskipun
terkadang menggunakan pada bentuk tertentu, seperti dalam contoh, "bercliri aku di
senja senyap" 19• Akan tetapi, dalam bentuk lainnya, penempatan kata ke1ja di depan
menyebabkan rancu dan salah pengertian, misalnya:
Mem ukul Andi Amar
(Siapa yang memukul dan siapa yang clipukul tidakjelas)
Barangkali karena itulah, menurut Syarif Hade Masyah pene1jemahanjw11/ah
fi '/iyah tetap climulai dengan kata bencla yang berfungsi sebagai subjeknya20.
Keclua: kadangkala juga gararnatika tersebut sama-sama diatur dalam keclua
bahasa secara khusus. namun dengan konsep yang berbeda, seperti penempatan kata
"wa" sebagai "a!lwj"' (dalam bahasa Arab) dapat digunakan sebagai kata sambung
pada setiap unsur yang ingin disebutkan clalam kalimat. Konsep ini, clalarn bahasa
Indonesia. ticlak bisa cliterapkan pacla seluruh unsurnya tetapi hanya pacla unsur
terakhir saja; unsur-unsur sebelumnya cliletakkan clengan tancla baca korna (,). Selain
itu, penempatan kata "wa" sebagai penghubung antara kalimat clalam kalimat
rnajernuk setara dapat diganti dengan menggunakan tancla baca titik koma (;).
Ketiga: pacla kata sifat clari jenis kata gabungan, pene1jemahannya sesuai
struktur asalnya akan mengaburkan pengertiannya.21 Misalnya:
19 Contoh ini disebutkan dalan1 buku C'ern1at Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi; Lihat, Zaenal Arifin clan S. An1ran Tasai, C'er111a1 Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akadcrnika Prcsindo, 2003), h. 59
20 Syarif Hade Masyah, Kursus Terjen1ah Arab-Indonesia Dasar 2, (Jakarta:Trans Pustaka, 2004), cet. I, h. I
23
"Para mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu sedang berdemonstrasi"
Dalam versi Arabnya, kata sifat-nya jelas merujuk ke perguruan tinggi karena
adanya penanda "ta' ta 'nfts" sebagai pembeda, namun ketika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia, kata sifat tersebut menjadi kabur. Apakah merujuk kepada
perguruan tinggi ataukah kepada para mahasiswa.
Beclakan:
""Para mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu seclang berdemonstrasi"
"Para mahasiswa terkenal perguruan tinggi itu sedang berdernonstrasi"
Contoh lainnya:
"Anak Umar yang pandai itu datang"
"Anak-anak Ibrahim yang pandai itu datang''
Dalam versi Arab-nya, kata sifat clua kalimat ini jelas rujukannya. Kata sifat
pada contoh pertama merujuk kepada "Umar" karena i 'rab jar-nya clan keclua
merujuk kepacla "Anak-anak" karena bentuk jamak yang diperlihatkannya. Akan
tetapi, clalam versi lndonesianya di atas, pengertiannya berubah kabur.
Kecermatan gramatika bahasa Arab membuat struktur kalimat tersebut tidak
bermasalah clalam versi aslinya. Dalam ha! ini, kecermatan gramatika membantu
kejelasan "konsep" yang hendak disampaikan kepada penerima.
21 Dalan1 iln1u logika kesalahan karena keserupaan ini disebut kesesatan karena amfiboli; lihat, R. G. Soekadijo, Op. Cit., h. 13
24
Beberapa contoh permasalahan gramatika ini, menurut penulis, menguatkan
asumsi bahwa penyelarasan grarnatika adalah sebuah keharusan agar tidak salah
pengertian. Sebagaimana visi dari pene1jemahan untuk rnernberikan penjelasan
maksud bahasa asal. Memang, tidak semua kalimat hams diselaraskan jika rnemang
sudah sama dan tidak rnenimbulkan permasalahan.
Jika dernikian. berarti tidak semua kalimat bisa diterjemahkan secara kata
perkata. Kata "~\ ~ ..l.=..A " dapat dite1jemahkan dengan struktur aslinya
"Muhammad di dalam kelas" karena kebetulan struktur gramatikanya sama. Akan
tetapi, ticlak semua kalimat bisa dite1jemahkan demikian. Contoh-contoh di atas
menunjukkan penerjemahan "kata perkata" yang juga disebut "hwfiah" justru dapat
merusak pengertian. Kalau kategori ini tidak berlaku untuk sernua kalimat, bagairnana
rnungkin clapat disebut sebagai teori te1jemah. lni perlu dirnengerti karena pengertian
"teori" clibangun atas asumsi mampu mendatangkan validitas kebenaran (pengertian
terjernahan = pengertian bahasa asal), sehingga penerjemah dapat memilih salah
satunya. Penulis sudah sebutkan dalam bab pertama bahwa pene1jernahan adalah
sebuah visi untuk mengalihkan satu bahasa ke bahasa lain dengan pengertian yang
sama. Apa jaclinya jika pengertiannya kabur clan rusak karena ketidakteraturan
susunan kata dalam kalimat?
Kesimpulan penulis, penyelarasan gramatika adalah sebuah keharusan.
Barangkali, clisinilah, maksucl penjelasan adh-Dzahabi bahwa terjemah harfiah itu
mustahil. 22 sebagaimana juga dinyatakan oleh Mannii'ul Qatti\n. 23 Mustahil untuk
"Amin SL11na, Op. Cit., h. 133 23 Mannaul Qattiin, Op. Cit., h. 316
25
mencapai validitas pengertian yang sepaclan clan clapat clipertanggung jawabkan. Dari
sini juga dapat dipahami bahwa penyebutan mereka tcrhadap kategori harjiah tidak
dimaksudkan sebagai sebuah klasifikasi teori, sehingga seseorang dapat memilih
salah satunya. Akan tetapi sekedar penyebutan "yang demikian itu" tidak dapat
mencapai validitas dan karenanya tidak disebut teori. Dengan demikian, maka
kategori tanpa penyelarasan gramatika (hmjiah bi mils/ menurut adh-Dhahabi atau
harfiah mcnurut Manna'ul Qattiin) bukanlah teori penerjemahan
E. Karakteristik Kalimat Efektif
Asumsi lain yang berkembang clalam clunia tetjemah diambil dari "karakter
khusus'' - kaku dan luwes. Disebutkan bahwa tetjemah harfiah bersifat kaku tapi
rigid clan te1jemah la/Yiriyah (ma 'nmviyah) lmves2'1tapi bisa melenceng.25 Keduanya
seolah menjacli dua kutub yang berbeda tempat clan menyisakan dua pilihan negatif;
memilih kaku atau memilih melenceng.
Penulis berpenclapat bahwa asumsi ini perlu dianalisa dcngan cermat. Karena
asumsi ini seolah ingin menjelaskan bahwa tidak ada ruang untuk memilih yang
positifnya saja; rigid, luwes, tidak kaku clan ticlak rnenyeleweng.
Jika dcrnikian halnya, penulis rnerasa perlu untuk berasumsi clulu bahwa
luwes atau tidak luwes jangan-jangan bukan scbab 1aj.\·iriah (ma 'nawiyah) atau bukan
taf.\·iriyah (bukan ma 'nawiyah), tctapi karena efektif atau ticlaknya sebuah kalimat
digunakan. Ada sebuah pernyataan yang menarik, bisa saja kalimat tersebut "benar"
2•1 Ainin Sun1a, Op. C,il., 132
25 Moh. Mansyur dan J(urnia\van, Pedu111an Bagi Pene1jen1ah: Arab - Indonesia, Indonesia -Arab, (Jakarta: Moyo Segoro Agung. 2002), h. 22
26
secara gramatika dan logika, tetapi "tidak baik" karena pengertiannya tidak jelas.26
Nab di sini, bahasa Indonesia memiliki perangkat tersebut yaitu "kalimat efektif".
Kalima! efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalima! sangat mengutamakan
keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat dapat teijamin.27
Perangkat ini, menurut penulis, sangat dibutuhkan karena tujuan dari
pene1jemahan adalah menghadirkan "konsep" yang ada dalam bahasa sumber kepada
penerima. Konsep tersebut tidak akan tercapai tanpa memperhatikan efektif dan
tidaknya sebua!J informasi. Jika seseorang berdalih bahwa te1jemahan harfiah
dimaksudkan agar sama c!engan bahasa sumber, maka bukti-hukti di atas
menunjukkan bal11va te1jemahannya bukan mempeijelas, tetapi malah dapat merusak
"konsep" yang dibawa bahasa sumber. Andaikan orang awam membaca
te1jemahannya bukannya tam bah paham, tapi malah rusak pernahamannya.
Seperti contoh yang disebutkan di alas dalam kalirnat berikut:
"Para mahasiswa perguruan tinggi vang terkenal itu sedang berdemonstrasi"
Secara gramatika bahasa Indonesia, te1jemahan tersebut benar, tetapi
gagasannya menjadi kabur.
"' Zaenal Arifin dan S. Atman Tasai, Up. Ci1.,h. 89 27 lbid.,h. 89-90
27
Berikut ini penulis uraikan secara singkat aturan-aturan kalimat efektif;28
I. Kesepadanan antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai; clapat clilakukan
clengan empat cara:
a. Subjek clan predikat harus jelas; menghindari pemakaian kata depan (di,
dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, rnenurut)
Contoh: Bagi semua rnahasiswa harus membayar uang kuliah. (salah)
b. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh: Soal itu saya kurangjelas. (salah)
c. Kata penghubung intra kalimat ticlak dipakai pada kalimat tunggal
Contob: Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak clapat mengikuti
acara pertama. ( salah)
cl. Predikat kalimat tidak didabului oleh yang
Contoh: Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (salah)
2. Keparalelan (jika bentuk pertama nomina, seterusnya nomina)
Contob: Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. (salah)
3. Ketegasan (Penekanan ide pokok kalimat)
a. Diletakkan di depan kalimat
Contoh: Mahasiswa itu ingin pergi ke kampus
b. Membuat urutan bertahap
28 Uraian tentang kali1nat efektif ini diringkas clari Cer111at Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi; lihat, Zaenal Arifin dan S. Atman Tasai, Ibid. h. 89-97
28
Contoh: Bukan seratus, seribu, sejuta, tapi milyaran rupiah telah
disumbangkan.
c. Melakukan repitisi
Contoh: Sava suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan
mereka.
d. Melakukan pertentangan
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan pandai
e. Menggunakan partikel penegasan
Contoh: Saudaralah yang bertanggungjawab
4. Kehematnn (menghemat kata. frasa. atau bentuk lain yang tidak perlu)
a. Ticlak mengulang subjek
Contoh: Karena ia ticlak diundang, ia tidak datang ke tempat itu
b. Tidak mengulang subordinat pada hiponimi
Contoh: Ia memakai baju warna merah
c. 'fidak n1cngulang sinonin1
Contoh: Sejak dari pagi dia bermenung
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh: Para tamu-tamu sudah datang
5. Kecermatan (Tidak menimbulkan tafsiran ganda)
Contoh: MahasiS\Va perguruan tinggi yang terkenal itu sedang berden1ostrasi
29
6. Kepaduan (informasi kalimat tidal terpecah-pecah)
a. Bertele-tele, tidak paclu
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepacla kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur rneninggalkan rasa kemanusiaan itu dan
secara tak saclar bertindak keluar dari kepribaclian manusia Indonesia
dari suclut kemanusiaan yang aclil dan beradab.
b. Memperhatikan struktur aspek + agen + verba (pacla kalimat predikatnya pasif
persona)
Contoh: surat itu saya sudah baca. (salah)
c. Kalima! yang sudah pada hindari kata-kata seperti daripacla clan tentang.
Contoh: Dia membahas tentang perpajakan. (salah)
d. Kelogisan (ide kalimat clapat cliterima oleh aka! clan ejaan sesuai dengan yang
berlaku)
Contoh: Waktu clan tempat kami persilahkan. (salah)
BAB Ill
BIOGRAFI SA YYID QUTUB, KARY A-KARY ANY A, SEKILAS TENTANG
TAFSIR Fi ZILALIL QURAN, DAN BIOGRAFI PENERJEMAH
A. Biografi Sayyid Qutub
Untuk memahami pemikiran dan kepribadian Sayyid Qutub, maka perlu
menelusuri latar belakang kehidupannya. Sayyid Qutub lahir di Mausyah, salah satu
provinsi Asyuth. (235 mil selatan kota Kairo di tepi sungai Nil). la lahir pada 9
Oktober 1906. Nama kngkapnya adalah Sayyid Qutub Ibrahim Husain. Ayahnya
bcrnarna Ibrahim scorang petani yang sederhana dan juga seorang muslirn yang taat.
Ibunya bernama Fatimah. clan ia seorang wanita yang taat beragarna dan tckun
mempelajari Alquran. 1
Qutub mempunyai lima saudara kandung. Saudara kandung pertamanya
adalah Nafisah. Saudara perempuannya ini lebih tua tiga tahun darinya. Berbecla
clengan saudara-saudaranya yang lain sebagai penulis. Nafisah menjadi seorang
aktivis Islam dan menjadi syahidah.
Kedua, Aminah. la juga aktivis Islam clan aktif menuiis ibuku-buku sastra.
Ada clua buku yang diterbitkan Aminah, yaitu Tayyar al-Hayah (Dalam Arus
Kehiclupan) clan Fi at-Tharfq (Di Jalan). Aminah menikah clengan Sayyid
1 Dedi Juneidi, .S'a)yed Quthub Perdcunaian dan Keadilan Sosiaf, (Jakarta: Akade1nika Pressindo, 1996), h. 2
31
Muhammad Kamaluddin as-Sanuari pada tahun 1973. Suaminya meninggal sebagai
syahid di penjara pada 8 November 1981.
Ketiga, Hamidah. Hamidah adalah adik perempuan Qutub yang bungsu. la
juga seorang penulis buku. la menulis buku bersama saudara-saudaranya dengan
judul al-Athyaf al-Arba'ah. Keaktifannya dalam pergerakan Islam, membuat dirinya
divonis penjara 10 tahun dan dijalaninya selama enam talmn em pat bulan. Setelah
keluar dari penjara, ia menikah dengan Dr. Hamdi Mas'ud.
Keempat, Muhammad (Qutub). la adalah adik Qutub dengan selisih umur
sekitar 13 tahun. la mengikuti jejak Sayyid Qutub dengan menjadi aktivis pergerakan
Islam dan penulis tentang masalah Islam dalam berbagai aspeknya. Lebih dari 12
buku tel ah ditulisnya. 2
Qutub bersekolah di daerahnya selama empat tahun dan ia mampu menghafal
Alquran ketika berusia sepuluh tahun. Pengetahuannya yang mendalam dan luas
tentang Alquran dalam konteks pendidikan agama, tampaknya mempunyai pengaruh
yang kuat pada hidupnya. Pada usia tiga belas tahun, Qutub dikirimkan kepada
seorang pamannya ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya. la lulus dari Darul
Ulum memperoleh ijazah SI dalam bidang sastra dan diploma dalam bidang
pendidikan. Ketika kuliah ia banyak dipengaruhi oleh pemikiran Abbas Mahmud Al-
Aqqad yang cenderung pada pendekatan Baral. Sayyid Qutub bentuk tubuhnya kecil,
berkulit hitarn dan bicaranya lembut. Oleh ternan-teman sezamannya ia dinyatakan
2 Shalah Abdul Fathah al-Khalidi, Penganlar memahami Taj.iirFi Zi/cili! Qurdn Sayyid Q11111b, (Solo: Inter Media, 2001), h. 23-26
32
sebagai sangat sensitiC tanpa humor, sangat sungguh-sungguh, dan mengutamakan
pcrsoalan3
Di Darul Ulum itulah Qutub berkenalan dan menjadi akrab dengan
kepustakaan Baral dan sebagaimana intelcktual muda lainnya waktu itu, ia tumbuh
sebagai pengagum Baral. Setelah lulus, Qutub bekerja sebagai pejabat di
Kementerian lnstruktur Publik (Pendidikan). la adalah peserta aktif dalam debat-
debat sastra dan sosial pada zamannya. Kemudian ia menjadi penulis tangguh dan
mulai menerbitkan puisi dan kritik-kritik sastranya.
Scjak rnasuk bangku sekolah dasar, Qutub telah menghafal Alquran dengan
tekun. la juga mcngikuti lornba hafalan Alquran di desanya, Masyuah. Dengan
kemmnpuan yang menakjubkan ia mampu menghafal Alquran dengan akurat dalarn
waktu tiga tahun. la mulai menghafal Alquran ketika berumur delapan tahun dan
menyelesaikannya dengan sempurna pada umur 11 tahun.
Dari pengetahuannya yang mendalam tentang Alquran dan sastra, akhirnya
Qutub membuat karya at-Tashwir al-Fanni al-QuNin. Dalam bukunya ini, Qutub
mengemukakan tentang keindahan atau ilustrasi artistik dalam Alquran. Dalam
rnendefinisikan ilustrasi artistik (at-Tashwir al-Fanni), Qutub berkata, seperti yang
dikutip oleh Shalah Abdul Fattah al-Khalidi dalam bukunya Pengantar Memahami Fi
zi/6/il Qurcin Sayyid Qutub:
"la adalah sebuah instrumen terpilih dalam gaya Alguran yang memberikan ungkapan dengan suatu gambaran yang dapat dirasakan dan dikhayalkan rnengenai konsep aka! pikiran, kondisi kejiwaan, peristiwa nyata, adegan yang
'Ibid
33
dapat ditonton, tipe manusia dan juga tabiat manusia. Kemudian ia meningkat dengan gambaran yang dilukiskan itu untuk memberikan kehidupan yang menjelma atau aktivitas (gerak) yang progresif.4
Sayyid Qutub mengalami perkembangan pemikiran dalam kehidupannya.
Dari seorang sastrawan ketika muda, kemudian menjadi seorang yang 'fanatik'
terhadap Islam setelah pulang clari Amerika. Tokoh Islam India, Abu! Hassan an-
Naclwi membagi fase kehiclupan Qutub dalam lima tahapan sebagai berikut:
Perlama, tumbuh dalarn tradisi-tradisi ]slam di desa clan rumahnya.
Kedua, beliau pinclah ke Kairo, sehingga terputuslah hubungan antara dirinya
clengan pertumbuhan yang pertama, lalu wawasan keagamaan clan akidah
Islan1iahnya n1enguap.
Keliga, Qutub rnengalami periode kebirnbangan rnengena1 hakikat-hakikat
keagan1aan san1pai batas yang jauh.
Keempal, Qutub rnenelaah Alquran karena clorongan-clorongan yang bersifat
sastra.
Kelima, Qutub rnernperoleh pengaruh dari Alquran clan clengan Alquran itu ia
tentu meningkat secara gradual menuju irnan.5
Menurut Dr. Shalah Abdul Fattah Al Khalicli, seorang pengamat Sayyid
Qutub terkemuka, kehidupan islarni Sayyicl Qutub clapat clibagi clalarn empat fase
berikut.
l. Fase Keis!aman yang bemuansa seni. Fase ini bermula clari pertengahan
tahun ernpat puluhan, kira-kira saat Sayyid rnengkf(ji Alquran clengan rnaksud
4 Ibid., h. 44 5 Ibid., h. 39
34
merenunginya dari aspek seni serta meresapi keindahannya. Qutub berniat
menulis beberapa buku dalam pustaka barn Alquran yang bernuansa sem.
Pada fase ini beliau menulis dua buah buku, yaitu at-Tashivir al-Fanni al
Qur6n (llustrasi Artistik dalam Alquran) dan Masyahid al-Qiy6mah al-Qur6n
(Bukti-bukti Kiamat dalam Alquran).
2. Fase Keislaman wnum. Fase ini dimulai pada seperempat dari tahun empat
puluhan, kurang lebih ketika Qutub mengkaji Alquran dengan tujuan studi
studi pemikiran yang jeli serta pandangan reformasi yang mendalam. Di sini
Qutub hendak memahami dasar-dasar reformasi sosial dan prinsip-prinsip
solidaritas sosial dalam Islam. Buku yang mencerminkan fase ini dengan
sebenarnya adalah al-Adil/ah al-lj1im6liyyah Ji al-Islam (Keadilan Sosial
dalam Islam).
3. Fase A111a! islwni yang /erorganisasi. Yaitu fase ketika Qutub berkenalan
dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan bergabung ke dalam barisannya, serta
memahami Islam secara menyeluruh, baik pemikiran dan amalan, akidah clan
perilaku maupun wawasan clan jihad. Fase ini dimulai dari sekembalinya
Qutub dari Amerika sampai. ia bersama-sama sahabat-sahabatnya dimasukkan
ke penjara pacla penghujung tahun I 954. Buku-buku yang paling menonjol
pad a fase ini: Ma'rakah al-Islam wa ar-Ra'simaliyyah, as-Salam al-Alami wa
a/-lsla111. dan Ff Zih7lil Qur6n pada juz-juz pertama edisi pertama.
4. Fase Jihad dan Gerukan. Yaitu fase di mana ia tenggelam dalam konflik
pemikin:m dan praktik nyata dengan kejahiliahan dan ia lalni di dalamnya de-
35
ngan praktik jihad yang nyata. Melalui ha! ini. maka tersingkaplah metode
pergerakan (al-Aifanhaj al-Haraki), bagi agama ini dan realitasnya yang
signifikan dan bergerak melawan kejahiliahan, serta tersingkap pula rambu
rambu yang jelas di jalan menuju Allah. Fase ini bermula sejak Qutub
dijebloskan ke dalam penjara pada penghujung tahun 1954, dan terns
mendarah daging ketika ia dipenjara hingga penghujung tahun 50-an, lalu
menjadi matang dan memberikan buahnya yang matang pada tahun 60-an.
Buku pertama pada fase ini adalah Haza ad-Din, yang paling pokok adalah Ff
Zilalil Qurdn edisi revisi dan yang paling matang adalah lvfa'alim .fi at
Tharfq. 6
B. Karya-Karya Sayyid Qutub
Di antara beberapa tokoh abad modern. Sayyid Qutub termasuk seorang
penulis yaug produktif dan revolusioner. Banyak karya-karya yang telah dihasilkan
dari tangan seorang Sayyid Qutub, baik itu berupa buku-buku, maupun artikel-artikel
di samping tasir Alquran. Karya-karya Sayyid Qutub lebih dari dua puluh buah buku.
Seperti, buku untuk anak-anak yang meriwayatkan pengalaman Nabi Muhammad
saw. dan cerita-cerita lainnya dari sejarah Islam. Begitu juga dia juga menulis cerita
cerita pendek, sajak-sajak, kritik sastra, serta artikel untuk majalah.
Karya-karya Sayyid Qutub ini selain beredar di negara-negara Islam, juga
beredar di kawasan Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika. Dimana terdapat pengikut
" Ibid., h. 40
36
pengikut Ikhwanul Muslimin, hampir dipastikan di sana ada buku-buku Qutub,
karena ia adalah tokoh lkhwan terkenmka.
Sayyid Qutub memiliki banyak karya tulis. Buku-buku hasil torehan tangan
adalah sebagai berikut:
1. Muhimmar as-Sya'ir .fi al-Hayah wa Syi'r al-Jail al-Hcldhir, terbit tahun
1933.
2. As-Syclti' a/-lvfajhzll kumpulan sajak Qutub satu-satunya, terbit Februari
I 935.
3. Nadq Kirab "Musraqbal as-Tsaqdfah ji al-Misr If ad-Duk111r Taha Husain,
terbit tahun 1939.
4. ar-Tashll'ir al-Fanni jf al-Qurdn. buku Islam Qutub yang pertama, terbit
April 1945.
5. al-Athya/ a/-Arba 'ah ditulis bersama-sama saudara-saudaranya: Arninah,
Muhammad, dan Hamidah. terbit tahun 1945.
6. Thifl min al-Qwyah berisi tentang gambaran desanya serta catatan masa
kecilnya di clesa, terbit tahun 1946.
7. a/-1\!fadinah al-Manshurah sebuah kisah khayalan semisal kisah Seribu Satu
Malarn, terbit tahun I 946.
8. Qutub wa asy-Syakhshiyyah, sebuah studi Qutub terhaclap karya-karya
pengarang lain, terbit tahun 1946.
9. Asywak, terbit tahun 1947.
37
l 0. Mwydhid al-Qiydmah ff a/-Qurcin, bagian kedua dari serial Pustaka Baru
Alquran, terbit pada bulan April 1947.
11. Raudah at-Thijl, ditulis bersama Aminah as-Sa'id dan Yusuf Murad, terbit
dua episode.
12. al-Qashash ad-Dini, ditulis bersama Abdul Hamid Jaudah as-Sahhar.
13. al-Jadidfi al-Lughah al-A 'rabiyah, bersarna penulis lain.
14. al-Jadidff a/-Mahfi1za1, ditulis bersarna penulis lain.
15. al-Add/ah al-ijtimd'iyah ff al-lslami, buku pertarna Qutub dalam hal
pemikiran Islam, terbit April 1949.
16. Ma 'ra/wh al-Islam wa ar-Ra'sima/iyyah. terbit F ebruari 1951 .
17. as-Saldm al-ls/ami wa al-Islam, terbit Oktober 1951.
18. Fi Zild/il Qurdn, cetakan pertama juz pe11ama terbit Oktober 1952.
19. Dirdsah al-lsldmiyyah, kumpulan berbagai rnacam artikel yang dihimpun
oleh Muhibbudin al-Khatib, terbit 1953.
20. al-lvlustaqba/ Ii Hdui ad-Din, buku penyempurna dari buku Haza ad -Din.
21. Khashdish at-Tashawwur a/-lslami wa lvluqawwimatuhu, buku dia yang
mendalam, yang dikhususkan untuk mernbicarakan karakteristik akidah dan
unsur-unsur dasarnya.
22. al-Islam wa Muoykilah al-Hadhdrah.
23. Ma'alimff at-Thariq
Sedangkan studinya yang bersifat keislarnan harakah yang matang, yang
menyebabkan ia dieksekusi ( clilrnkurn penjara) aclalah sebagai berikut:
38
J. J\;fa'ii!im ff at-Tharfq
2. Ff Ziliil as-Siriih
3. Muqawwimah at-Tashawwur al-lsliimi
4. Ff i\!faukib al-Imam
5. Nahwu J\liuftama' al-lsliimi
6. Hdzii al-Qurcin
7. Awwaliyyah Ii Hdzii ad-Dfn
8. Taswibat ff al-Fikr al-lsldmi al-Mu 'ashir7
C. Sckilas Ten tang Tafsir Fi Zilill Quran
Menurut al-Khalidi. ada tiga puluh lima buku (kitab) Qutub yang telah
diterbitkan. Namun, di sini Penulis hanya akan paparkan sekilas tentang isi pemikiran
Sayyid Qutub dalam buku Ff Zilcil yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia.
Selain kedalam bahasa Indonesia, tafsir ini juga telah diterjemahkan secara
luas ke dalam berbagai bahasa: bahasa lnggris, Melayu, dan lain-lain. Pada mulanya
penulisan tafsir oleh Qutub dituangkan di majalah Al-MuslimCm edisi ke-3, yang terbit
pada Februari 1952. Qutub rnulai menulis tafsir secara serial di rnajalah itu, dimulai
dari surah al-Fatihah dan diteruskan dalarn surat al-Bagarah dalam episode-episode
berikutnya. Setelah tulisannya sarnpai edisi ke-7, Qutub menyatakan, "Dengan kajian
7 Nuin1 Hidayat, Sayyid Qutub !3iograji dan Kejernihan Pe111ikirannya, (Jakarta: Perspektif 2005),Cet. J, h. 24
39
(episode ke-7 ini), maka berakhirlah serial dalam Majalah Al-Mus/iman. Sebab Ff
Zildlil Qurcin akan dipublikasikan tersendiri dalam tiga puluh juz bersambung, dan
rnasing-rnasing episodenya akan diluncurkan pacla awal setiap clua bulan, climulai clari
bulan September menclatang clengan izin Allah, yang akan cliterbitkan oleh Dar lhya'
al-Qutub al-Arabiyah milik Isa Halabi & Co. Seclangkan majalah Al- Muslimfm
rnengambil tema lain clcngan juclul Nahwa a/-Mujtama' a/-Js/ami (Menuju
Masyarakat lslami). Juz Pertama Zilcil itu terbit Oktober 1952. Qutub memenuhi
janjinya kepacla pembacanya, sehingga ia meluncurkan satu juz clari Zilci/ setiap dua
bulan. Bahkan kaclang Jebih cepat dari waktu yang ditargetkan. Pada periode antara
Oktober 1952 dan Januari J 954, ia meluncurkan J 6 juz dari Zhilcils
Ketika dimasukkan penjara untuk pertama kalinya. Januari hingga Maret
J 954, Qutub berhasil menerbitkan dua juz Zilcil, juz ke-l 7 clan juz ke-18. la kemudian
dibebaskan, tapi November J 954 ia bersama ribuan jamaah lkhwanul Muslimin
ditangkap Jagi dan dijatuhi hukuman J 5 tahun. Pada awalnya di penjara itu, Qutub
tidak bisa melanjutkan untuk menulis Zilcil, karena berbagai siksaan yang dialaminya.
Tapi lambat Imm, atas jasa penerbitnya, Qutub bisa melanjutkan tulisannya itu dan
juga merevisi juz-juz Zilci/ sebelumnya.
Dalam pengantar tafsirnya, Qutub mengatakan bahwa hidup dalam naungan
Alquran itu suatu kenikrnatan. Sebuah kenikrnatan yang ticlak diketahui kecuali oleh
orang yang telah merasakannya. Suatu kenikmatan yang rnengangkat umur (hiclup),
8 Ibid., h. 25-26
40
memberkatinya dan menyucikannya. Qutub merasa telah mengalami kenikmatan
hid up di bawah naungan Alquran itu, sesuatu yang belum dirasakannya sebelumnya.
Ketika mau menulis tafsirnya, Qutub sebenarnya khawatir, karena ia melihat mustahil
menafsirkan Alquran secara komprehensif. Lafal-lafal dan ungkapan-ungkapan yang
ia tulis, ia rasakan tidak mampu sepenuhnya untuk menjelaskan apa yang
dirasakannya terhadap Alguran. Sayyid Qutub berkata, seperti yang dikutip oleh
Nuim Hidayat:
"Meskipun demikian, saya merasa takut dan gemetar manakala saya mulai mene1jemahkan (menafsirkan) Alguran ini. Sesungguhnya irama Alguran yang masuk dalam perasaan mustahil bisa saya te1jemahkan dalam !afal-lafal dan ungkapan-ungkapanku. O!ch karena itu, saya selalu merasakan adanya jurang yang n1enghalangi antara apa yang saya rasakan dan apa yang akan saya te1jemahkan untuk orang lain dalarn Zihil ini."9
Tujuan-tujuan yang dituliskan tafsir Zihil. menurut al-Khalidi adalah sebagai
berikut:
Pertama. menghilangkan jurang yang dalarn antarn kaum Muslimin sekarang
ini dengan Alguran. Qutub menyatakan, "Sesungguhnya saya serukan kepada para
pernbaca Zildl, jangan sampai Zilc7/ ini yang menjadi tujuan mereka. Tetapi hendaklah
mereka mernbaca Zilcil agar bisa dekat kepada Alguran. Selanjutnya agar mereka
mengambil Alguran secara hakiki dan membuang Zihil ini.
Kedua. mengenalkan kepada kaum Muslimin sekarang ini pada fungsi
ama/iyah al-harakiyyah Alquran. menjelaskan karakternya yang hiclup dan bernuansa
jihad, memperlihatkan kepaclu rnereka mengenai metode Alquran clalam pergerakan
'Ibid.. h. 27-28
41
dan jihad melawan ke-jahiliahan, menggariskan jalan yang mereka lalui dengan
mengikuti petunjuknya, menjelaskan jalan yang lurus serta meletakkan tangan
mereka diatas kunci yang dapat mereka gunakan untuk mengeluarkan
perbendaharaan-perbendaharaan yang terpendam.
Ketiga, membekali orang Muslim sekarang ini dengan petunjuk amaliah
tertulis menuju ciri-ciri kepribadian islami yang dituntut, serta menuju ciri-ciri islami
yang qurani.
Keempar, mendidik orang Muslim dengan pendidikan qurani yang integral;
membangun kepribadian Islam yang efektit; menjelaskan karakteristik dan ciri-
cirinya. faktor-faktor pembentukan dan kehidupannya.
Kelima, menjelaskan ciri-ciri masyarakat islami yang dibentuk oleh Alquran,
mengenalkan asas-asas yang menjadi pijakan masyarakat islami, menggariskan jalan
yang bersifat gerakan dan jihad untuk membangunnya. Dakwah secara murni untuk
menegakkannya, membangkitkan hasrat para aktivis untuk meraih tujuan ini,
menjelaskan secara terperinci mengenai masyarakat islarni pertama yang didirikan
oleh Rasulullah saw. di atas nash-nash Alquran. arahan-arahan, dan manhaj-
manhajnya sebagai bentuk nyata yang bisa dijadikan teladan, misal, dan contoh bagi
I . . 10
para a d1v1s.
'0 Ibid., h. 27-29
42
D. Biografi As' ad Yasin"
Drs. As'ad Yasin dilahirkan di Lamongan, 26 Juni 1956 dari Ibu Masnah dan
Ayah Yasin.
Pendidikan yang telah beliau tempuh; Sekolah Dasar Negeri (SDN) di
Sedayulawas lulus tahun 1970, Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di
Sedayulawas lulus tahun 1974, Sekolah Pendidikan Guru Agama Muhammadiyah
(PGAM) di Sedayulawas lulus tahun 1974, gelar smjana mucla (BA) diperoleh di
Depag Syari'ah tahun 1981 clan gelar sarjana (S 1) diperoleh di Sekolah Tinggi llmu
Syari'ah Muhammacliyah (STISM) Paciran tahun 1992.
Beliau adalah Guru di Perguruan Muhammadiyah Sedayulawas (mengajar di
SLTP, Mts. SMA dan MA). Amanah yang di emban aclalah sebagai Kepala Sekolah
Mts. Selain rnengajar di tingkat SL TP dan SLT A juga mernberikan kuliah di Sekolah
Tinggi llrnu Syari'ah Muhammacliyah (STISM) Paciran-sekarang Sekolah Tinggi
Agama Islam Muharnrnadiyah (ST AIM), mata kuliah Tasawuf dan Fiqh al
Muqaranah. Dalam organisasi kemasyarakatan beliau Aktif di Muhammadiyah
sebagai anggota Majlis Tarjih dan Perkembangan Pemikiran Islam (PP!) daerah
Lamongan clan aktifjuga menulis di majalah Al-Muslimun.
Beliau menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab. Sejak kecil beliau suka
membaca clan tidak pernah lepas dari buku, beliau senang dengan ilmu terutama ilmu
ilmu agama. Kemampuan dasar menerjemah diperoleh saat berusia kira-kira 22
tahun dari teman sepermainannya Ustaclz Sa'clullah yang telah lulus clari pondok
pesantren Kertosono kurang lebih selama 2 tahun. Setelah mendapatkan ilmu dasar
43
menerjemah beliau mulai meneijemahkan buku-buku berbahasa arab ke dalam bahasa
indonesia dan mempertajam kemampuan dengan membaca berbagai buku. Setiap
selesai mene1jemahkan selalu dilakukan pemeriksaan terhadap apa yang
diterjemahkan dan selalu dilakukan perbaikan sendiri, mengganti suatu kata dengan
kata Jain yang lebih bagus dan mudah di pahami oleh pembaca. B uku yang pertarna di
terjemahkan be1judul "akhlak" untuk acuan adik-adik santri yang dibimbing oleh
beliau di Musholla. Kemudian mene1jemahkan buku-buku yang lain dan
menyodorkannya ke penerbit untuk dicetak. Adapun buku-buku yang telah beliau
te1je111ahkan kurang lebih be1jumlah 25 buku. Di antaranya adalah. Tafsir Fi Ziliilil
Qur'an karya Imam as Syahid Sayyid Quthb. Fatwa-fatwa Kontemporer karya Dr.
Yusuf Qaradhawi, Mukhtashar Shohih al-Imam al-Bukhori karya M. Nashiruddin al
Albani, Kebebasan Wanita karya Abdul Halim Abu Syuqqah. Majelis Ramadhan
karya Syekh Muhammad bin Shalih Utsaimin yang diterbitkan oleh Gema Insani
Press.
Beliau berpulang ke hadirat Ilahi Rabbi pada tanggal 27 januari 2003. satu
minggu setelah kedatangan beliau dari Jakarta. Setelah silaturrahim dengan segenap
direksi Gema lnsani Press.
BAB JV
ANALISIS TERJEMAHAN AYAT-AYAT JIHAD SUH.AH AT-TAUBAH
DALAM TERJEMAHAN TAFSIR FI ZHILALIL QURAN
Sebelum penulis melakukan analisa terhadap beberapa ayat jihad berikut ini,
penulis akan menghadirkan tiga langkah sebagai alat analisa atau cara pandang
penu!is dalarn melihat basil te1:jernahan.
Alat analisa pertarna. analisa pengalihan kata dari bahasa surnber ke bahasa
sasarnn (Indonesia). Analisa ini penulis gunakan untuk rnelihat apakah kata
te1:jernahan suclah sesuai dengan ··konsep .. yang clibawa o!eh "kata" cla!arn bahasa
sumber atau belurn.
Alat analisa keclua. analisa gramatika kedua bahasa: bahasa surnber dan
bahasa sasaran. Analisa ini climaksuclkan untuk rnengetahui posisi masing-masing
kata dalam kalimat asal clan melakukan penyelarasan yang diperlukan di dalam
bahasa sasaran.
Alai analisa ketiga, analisa efektifitas kalimat. Alat analisa ketiga ini
berfungsi untuk melihat kemungkinan kekaburan rnakna sebab penggunaan kalirnat
yang tidak efektif.
45
Ketiga alat analisa penulis harapkan dapat menjadi panduan untuk mengukur
valid dan tidaknya hasil terjemahan di antara sekian banyaknya relativitas yang ada
dalam dunia te1jemah.
Berikut ini penulis hadirkan beberapa hasil te1jemahan ayat-ayat jihad surat
at-Taubah oleh As'ad Yasin el. al. dalam te1jemahan tafsir Ff Zhi/dlil Qur 'dn.
A. Surah at-Taubah ayat 19
Berikut ini tc1jemahan As'acl Yasin er. al:
"Apakah (orang-orang) yang rnernberi minuman kc pad a orang-orang yang mengerjakan haji dan rnengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepacla Allah dan hari kemuclian serta berjihacl di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah clan Allah ticlak memberi petunjuk kepacla kaum yang zalim."1 (at-Taubah [9]: J 9)
1. Analisa Paclanan Kata
Pertama, kata "kamu" yang merujuk kata ganti " !"'"I " dalam kata "rl="
kurang tepat karena kata ini lebih lazim untuk merujuk orang kedua tunggal. Paclanan
1 As'ad Yasin et. al., Tafsir Fi Zhilali/ Qw"an, (Jakarta: Gema lnsani Press, 2003 ), Juz 10, h. 308
46
katanya dalam bahasa Indonesia adalah kalian, kamu semua, dan kamu sekalian.2
As'ad Yasin et. al. mene1jemahkan: '' ..... kamu samakan dengan orang-orang yang
beriman kepada Allah ..... ".3
Keclua. kata "di" adalah kata depan untuk menandai tempat clan waktu.4Kata
ini ketika cligabungkan dengan kata "sisi" memiliki pengertian di samping atau di tepi
sesuatu. 5Kata ini kemuclian dijaclikan padanan kata "=" yang clalam pene1jemahan
kata • ._:;:,, .l.:.Y" artinya ad al ah di samping Allah. Kata "=" selain cligunakan sebagai
keterangan waktu clan tempat juga cligunakan untuk menyatakan kepemilikan clan
dalam pandangan seseorang.6 Dari sini, kita tahu keluasan kata "di sisi" dengan kata
"=" berbecla ~ kata ".wo•· lebih luas penggunaannya. Konteks kalimat menunjukkan
bahwa kata "..w-" digunakan untuk arti "dalam pandangan". Oleh karena itu dapat
2 Atabik Ali dan Ahinad Zuhdi !'v1uhdlor, Kan111s Konten1purer: Arab - Indonesia, (Yogjakarta: Multi Karya Gralika, 1998) h. 240; Al1111ad Warson Munaw\vir, A/-Munatl'\Vir: Ka11111s Arab- Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), ceL 14, h. 42
3 i(an1us Besar Bahasa Indonesia n1engakui penggunaannya kata "ka1nu" sebagai kata ganti persona jainak. Nanu1n disini penulis n1en1ilih untuk 1nenggunakan kata "kalian'' karena yang laziin dipakai untuk 1nenunjukkan kata ganti orang kedua ja111ak adalah kata "kalian". Penulis 1nelihat barangkali ini adalah pengaruh Bahasa lnggris yang 111enggunakan kata "you" yang juga digunakan untuk 1nenunjukkan kala ganti kedua jan1ak. Lihat, 'fin1 Pusat Bahasa Depa1ie1nen Pendidikan Nasional, Ka1nus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi Ill, Cet. 2, h.
' Ibid.. h. 260 5 Ibid., h. 1075 6 Kan1us al-Mtfna\v\vir dan Konte111porer 1ncnyebutkan:
Kepunyaanku atau Dalan1 pandangan saya: lf..llc; Lihat, Atabik Ali dan Ah1nad Zuhdi Muhdlor, op.
cit., h. I 327; Ahmad Warson Munawwir, Op.Cit., h. 977
47
dite1jemahkan dengan "dalarn pandangan Allah", "rnenurut Allah" (berdasarkan
pandangan7 Allah), atau "bagi" (menurut [pendapat]8).
Ketiga, kata "(orang-orang) yang mernberi rninuman kepada orang-orang
yang menge1jakan haji" sebagai terjernahan dari kata " C Ll-1 :c,c;_, " Bentuk kata
tersebut dalarn bahasa asalnya adalah bentuk "idhd.fiyah"; clalarn gramatika bahasa
Indonesia dikenal clengan "kata gabungan". Seharusnya tetap cliterjernahkan dalarn
bentuk kata gabungan (idhdfiyah). Kata ini sebenarnya tidak bercliri sencliri, tetapi
mengaclung ·'raqdfr" " C U-1 <,~ it; J'"· Berikutnya. kata " ~~ " aclalah isim ma us ii!
yang rnembawa konsep "'dm" (umurn) sehingga pengertimrnya menjacli "seluruh
pemberi rninurn jamaah haji"; 9 bentuk ini clapat cliganti clengan kata bantu jamak
"para". J(ata "'c L:Lt " sendiri "n1a 'rifah" dcngan ''al" sehingga pengertiannya juga
urn um. 10 Melihat panJangnya deretan kata gabungan tersebut, perlu adanya bagian
yang ditekankan dengan memberi tanda hubung (-), 11 sehingga dapat dite1jemahkan
dengan "para pemberi-rninurn jamaah lrnji".
h. 224
7 Tim Pusat Bahasa Depa11emen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 1229 8 Ibid., h. 86 "Manrn1'ul Qattan, Mabahitsji 'Uhimil Qur'cin, (Beirut: Mansyurfit al-'Ashri al-Hadits, Uh.),
'0 Ibid., h. 223
11 Pusat Pe1nbinaan dan Penge111bangan Bahasa Departe1nen Pendidikan dan I<ebudayaan RI, Pedu111t111 U111111n Ejaan Bahasa Indonesia yang dise111pur11akan dan Pedo111an U111Zun pen1bentukan /stilah, (Bandung: Pustaka Setia), Cet. 5, h. 63
48
Kedua, kata "orang-orang yang mengurus masjidil haram" adalah terjemahan
dari kata ";1}-1 -'=..-11 i) .• ~". Penjelasan untuk kata ini sama dengan penjelasan kata
"c ll-1 :;,c;_., ". Kata ini dapat cti1e1jemahkan ctengan "para pengurus masjidil haram".
2. Analisa Gramatika
Kalimat ini terctiri dari tiga gagasan pokok dalam tiga kalimat setara.
Pertama,
"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang menge1jakan haji dan mengurus Masjidil Haram. kamu samakan ctengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian sel1a berjihad di jalan Allah?"
Kedua.
~ 1 1 " '. ' " , U, <VJ ...w:- <.) J ~ , ,
Mereka tidak sama di sisi Allah.
Ketiga,
Allah ticlak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Masing-masing pikiran pokok sudah diwakili oleh unsur-unsur pembentuk
kalimat secarn lengkap sebagaimana dalam bahasa sumber. Akan tetapi, As'ad Yasin
el. al. clalam kalimal pertama melakukan perubahan struktur kata dengan
49
mendahulukan objek di clepan kalimat sehingga berubah menjacli subjek. Secara
gramatika boleh-boleh saja menggunakannya asal ticlak merubah isinya 12•
~ ::G>G,. 3 ?-u1 1:,j13 Ji~ ;.1~ J5 11;J1 ~\ ~~~) c_ w1 i;:ti,, ; ~1::J , ,, , , , , , , , 'Ji1 J,;.
As'ad Yasin et. al. juga menempatkan tanda baca koma (,) pada kalimat
" ... mengurus Masjiclil Haram, kamu samakan". Penempatan ini tidak tepat karena
kata "kamu samakan" aclalah predikat yang be1jejer langsung dengan subjeknya.
3. Analisa Efcktifitas Kalinrnt
Pertama, problem padanan kata "(orang-orang) vang rnemberi mmuman
kepacla orang-orang yang rnengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram" dari kata
"(?J1 ;~1 ;~~) (_W1 O,,:Li...,," yang suclah clianalisa di atas juga termasuk problem
kalirnat efektif. Kata tersebut "bertele-tele" clan dapat rnengaburkan penge1tian.
Ketidakjelasan frasa kata tersebut adalah kata "yang memberi minum" selain kepada
"parajarnaah haji" juga kepacla "para pengurus Masjiclil Haram.
Keclua, perubahan penernpatan objek di clepan sehingga menjacli subjek
berpengaruh pacla penekanan kalimat. lni karena setiap kata yang cliletakkan cliclepan
kalimat rnengandung penekanan. Oleh karena itu, sebaiknya menurut penulis lebih
baik di pertahankan.
12 Gorys Keraf, Ko111posisi, (Jaka11a: Ikrar Mandiri Pribadi, 1994 ), CeL 10, h. 42
50
Ketiga, kata "kepada dan yang" dalam kalimat "Allah tidak memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim", dapat dihemat dengan tanpa menyebutkannya.
Berikut penulis sandingkan basil penerjemahan As'ad Yasin et. al dan
penerjemahan penulis basil dari tiga langkah analisis di atas:
Te1jemahan As'ad Yasin el. al:
"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang menge1jakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." 13 (at-Taubah [9]:19)
Te1jemahan penulis: Apakah lrnlian samakan para pemberi--minum jamaah haji clan pengurus masjidil Haram dengan orang-orang yang beriman kepada Allah clan Hari Kemuclian serta be1jihad di jalan Allah? Mereka itu tidak sama bagi Allah clan Allah tidak memberi petunjuk kaum zalim. (at-Taubah [9]: 19)
B. Surah at-Taubah ayat 20
h. 308
"' ,. ,. } ,. ,. ;;,
~ J~ ~\ ~\) ~\y~ ;DI ~ ~
Te1jemahan As'ad Yasin el. al:
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta be1jihad di jalan Allah dengan harta benda clan cliri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; clan itulah orang-orang yang menclapat kemenangan." 14
(Q.S. at-Taubah [9]: 20)
13 As'ad Yasin et. al., Taf~·ir Fi Zhihilil Q111"cin, (Jakarta: Gema lnsani Press, 2003 ), Juz 10,
1•1 As'ad Yasin er al .. Op. C'it., h. 308
51
l. Analisa Padanan Kata
Paclanan kata dari surah at-Taubah ayat 20 aclalah:
Pertama, kata "di sisi" yang clalam bahasa sumbernya" = " clalam kata" =
.iJ,1 " sebagaimana telah clijelaskan di atas, ticlak sesua1. Kata yang sesuai adalah
''bagin.
Keclua, kata "itulah" sebagai terjemahan kata " .;.Wi " tidak tepat; paclanan kata
yang sesuai adalah n1ereka. 15 Kata ''itulahn adalah kata penunjuk bagi benda. 16
2. Analisa Gramatilrn
Ayat 20 surah at-Taubah tercliri clari clua gagasan pokok yang tersusun dalam
kalimat majemuk setara.
Pertama, "' .- .- } .- ,, ;;, ;;,
~ J~ ~\ ~\j ~ly~ ;LJI ~ <i IJ~G,.j IJJ,-Gj 1_;10 Jill JJ1 ::w,
"Orang-orang yang beriman clan berhijrah serta berjihad di jalan Allah clengan
harta benda clan diri mereka aclalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah."
Kedua,
15 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Op. Ci!., h. 280 16 Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 447
53
Orang-orang yang beriman, berhijrah, clan berjihacl di jalan Allah clengan harta bencla clan jiwa mereka lebih tinggi clerajatnya bagi Allah; merekalah orang-orang yang menclapat kemenangan. (Q.S. at-Taubah [9): 20)
C. Suntl1 at-Taubah Ayat 44
As'acl Yasin et. al. mene1jemahkannya sebagai berikut:
"Orang-orang yang beriman kepacla Allah clan hari kemuclian, ticlak akan rneminta izin kepaclamu untuk (ticlak ikut) berjihacl clen?,an hm1a clan cliri rnereka. Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.'' 1
' (Q.S. at-Taubah (9): 44)
I. Analisa Padanan Kata
Kata ''mengetahui", sebagai paclanan kata ·'' ~"· ticlak tepat penggunaannya
karena "konsep" yang clibawa kata tersebut adalah bentuk "111ub6/aghah"; harusnya
cliterjernahkan clengan "malia mengetahui".
2. Analisa Gramatika
Kalima! ini tercliri clari dua gagasan pokok clalarn kalimat majemuk setara.
Pertama.
19 As'ad Yasin et. al., Op. Cit., h. 357
54
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian, tidak
akan meminta 1zm kepaclamu untuk (tidak ikut) berjihad clengan harta dan diri
mereka.
Kedua,
Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Semua unsur pembentuk
kalimat sudah lengkap disebutkan oleh pene1jemah.
Akan tetapi. Penempatan tanda baca koma (,) dalam kalimat "Orang-orang
yang beriman kepada Allah clan hari kemuclian. ticlak akan ... " tidak tepat karena
berposisi sebagai predikat secara langsung (tidak dipisah oleh keterangan).
3. Analisa Efektifitas Kalima!
Kalimat di atas berbentuk kalimat majemuk yang ticlak menimbulkan masalah
jika clipertahankan bentuk aslinya. Akan tetapi, As'ad Yasin et. al. meletakkannya
clalarn dua kalimat terpisah. Pemisahannya rnenurut penulis justru rnengurangi rasa
bahwa kalimat tersebut masih ada kaitan. Penempatan pokok pikiran keclua tersebut
55
dapat dengan menyebutkan kata penghubung "dan" atau tanpa menyebutkannya
tetapi meletakkan tanda penghubung titik koma (;).
Berikut penulis sandingkan hasil pene1jemahan As'ad Yasin et. al dan
penerjemahan penulis basil dari tiga langkah analisis di atas:
Te1jemahan As'ad Yasin el. al.:
"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad den~an harta dan diri mereka. Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa." 2 (Q.S. at-Taubah [9]: 44)
Tc1jenrnhan penulis:
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian tidak akan rneminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) be1jihad dengan harta dan jiwa mereka; Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Q.S. at-Taubah [9]: 44)
D. Surah at-Taubah ayat 73
Sebagai te1jemahan dari:
As' ad Yasin el. al. mene1jemahkannya sebagai berikut:
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu. dan bersikap keraslah terhadap mereka. Temllilt mereka ialah neraka
20 As'ad Yasin et. al., Op. ('if., h. 357
56
Jahanam. ltulah tempal kembali yang seburuk-buruknya." 21 (Q.S. at-Taubah [9]: 73)
1. Analisa Padanan Kata
Kata, ~1 :;,:, "tempat kembali yang seburuk-buruknya" bukan bentuk kata . .
gabungan, tetapi juga bukan bentuk kata sifat, karena bentuk kata sifat yang benar
adalah "tempat kembali yang paling buruk". Oleh karena itu, susunan kata tersebut
tidak tepat. Sementara itu bentuk asalnya adalah bentuk idhafiyah yang dalam
gramatika bahasa Indonesia dikenal dengan kata gabungan. Kata tersebut akan lebih
tepat jika dite1jemahkan dengan susunan kata gabungan menjadi "seburuk-buruknya
tempat kernbali".
2. Analisa Gramatilrn
Kalima! ini terdiri dari tiga gagasan pokok yang terdapat dalam kalimat
majemuk setara.
Perlama,
Hai Nabi, be1jihadlah (melawan) orang kafir dan orang munafik itu, dan
bersikap keraslah terhadap mereka.
21 As'ad Yasin el. al., Op. C'it., h. 359
57
Ke du a,
;:;,,../ 0 J .,2,,.,,
~('"""'\)\_.,)
Tempat mereka ialah neraka Jahanam.
Keliga.
itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
Terjemahan ayat ini secara gramatika tidak ada persoalan. Hanya saJa,
pcnempatan tanda baca koma (,) pada " .... ., dan bersikap keraslah" tidak tepat karena
unsur yang hendak disambungkan hanya dua.
3. Analisa Efcktifitas Kalimat
Bentuk kalimat mejemuk dalam ayat ini ditcrjemahkan dengan kalimat
terpisah. Bcntuk kalimat majemuk juga dikenal dalam gramatika bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, menurut penulis penerjemahannya tidak perlu dipotong menjadi
kalimat-kalimat yang dipisah, tapi cukup dipisahkan dengan tanda baca titik koma (;)
clan tanpa menyebutkan kata penghubungnya.
Berikut penulis sandingkan hasil penerjemahan As'ad Yasin el. al clan
penerjemahan penulis basil dari tiga langkah analisis di atas:
Terjemahan As'ad Yasin el. al.:
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka
58
Jahanam. Itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya." 22 (Q.S. at-Taubah [9]: 73)
Te1jemahan penulis:
Wahai Nabi, be1jihadlah (melawan) kaum kafir dan kaum munafik itu dan bersikap keraslah kepada mereka"; tempat mereka adalah neraka Jahanam; itulah seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. at-Taubah [9]: 73)
E. Surah at-Taubah ayat 81
As' ad Yasin el. al. menerjemahkannya sebagai berikut:
"Orang-orang yang ditinggalkan (ticlak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad clengan harta clan jiwa mereka pacla jalan Allah dan mereka berkata, · Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini,_'_ Katakanlah, 'Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas (nya).' jika mereka mengetahui."23 (Q.S. at-Taubah [9]: 81)
1. Analisa Padanan Kata
22 As'ad Yasin et. al., ()p. C'it., h. 359 23 As'ad Yasin et. al., Op.Cit., h. 359
59
Ada beberapa padanan kata yang bermasalah; pertama, kata "tinggalnya
mereka" sebagai te1jemahan dari kata "t-'.'~; i·., " tidak tepat, karena kata "~" adalah
. isim makan dari" ..w "artinya tempat duduk24
.
Kedua, kata "dibelakang" sebagai terjemahan dari "0ll>. ", tidak tepat karena
kata "dibelakang" adalah te1jemahan dari ~25 ; padanan katanya adalah "perbedaan,
pertentangan, dan perselisihan. berbeda dengan. berlawanan". 26
l(etiga. kata '"katakanlah" sebagai terjen1ahan kata ·· y " 111cngalan1i reduksi
makna. karena dalam versi Arabnya kata ini merujuk lq:pada se·seorang yang sudah
jelas. Akan tetapi dalam konteks lndonesianya menjadi tidak jelas kepada siapa
kalimat imperatif tersebut ditujukan. Oleh karena itu, penerjemahannya perlu
menyebutkan orang yang dimaksud yaitu Muhammad.
2. Analisa Gramatika
Kalimat ini terdiri dari empat gagasan pokok dalam kalimat majemuk
campuran (setara + bertingkat).
Perlama,
1·1 Ahinad Warson Munaw\vir, Op. Cit., h. ! 138
"Ibid., h. 363 '"Ibid.,; Atnbik Ali dnn Ahmad Zuhdi Muhdlor, Op. Cit., h. 852
60
,, 0 ,, >;;, 0 ,,
~;,~ J~"'- ~~ 0~1 Ct
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira
dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah.
Kedua, ,,, > ,. ,. 0 ,. ,,
~I ~ tj ~\) ~ly~ 13~':'~ Ji I}> f)
Mereka tidak suka be1:jihad dengan harta danjiwa mereka padajalan Allah.
Ke1iga,
mereka berkata, · Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas
terik ini.
Keempat,
Katakanlah, · Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas (nya), jika mereka
mengetahui (anak kalimatnya yaitu " ..... jika mereka mengetahui).
Kata "khila.fa" berposisi sebagai "ha/":27 pene1jemahannya menempati posisi
kata ke1ja (ji 'ii).
27 lbnu 'Aqil, Syarh 'A/lwnah lbnn 'Aqil 'ala A!jiyati .Jamaludin Muhammad bin Abdullah bin Malik, (Surabaya: Maktabah Hidayah, t.th.), h. 91
61
Penempatan koma (,) sebelum kata "merasa gembira" adalah salah karena
posisi kata "merasa" adalah predikat langsung.
Penempatan tanda baca tancla petik tunggal (') pada clua kutipan langsung
yaitu " .... mereka berkata, '.langanlah ..... " clan "Katakanlah, 'Api neraka Jahanam ..... ",
28 seharusnya menggunakan tancla petik ganda (").
Peletakan tanda baca koma (,) sebelum kata "jika" dalam kalimat "= jika
mereka mengetahui." tidak tepat karena klausa tersebut, sebagai anak kalimat,
diletakkan setelah induk kalimat.
3, Analisa Efcktifitas Kalimat
Pertama, pengulangan kata "mereka" pada kalimat " ... dan mereka berkata .... "
tidak perlukan karena pemborosan kata.
Kedua, pemenggalan kalimat majemuk menjadi dua kalimat ini tidak
diperlukan, karena pene1jemahan clengan bentuk aslinya tidak bermasalah. Selain itu,
kalimat majemuk ini terdiri sari empat gagasan pokok, memotong satu bagiannya
dengan membiarkan tiga gagasan pokok lainnya mengurangi kepaduannya.
Berikut penulis sandingkan basil pene1jemahan As'ad Yasin el. al clan
penerjemahan penulis basil dari tiga langkah analisis di atas:
:rn Pusat Pe1nbinaan dan Penge111bangan Bahasa Departen1en Pendidikan dan Kebudayaan RI, Op.Cit,. 48-49
62
Te1jemahan As'ad Yasin et. al.:
"Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah. Mereka tidak suka betjihad dengan harta clan jiwa mereka pada jalan Allah clan mereka berkata, 'Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini,_'. Katakanlah, 'Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas (nya),' jika mereka mengetahui."29 (Q.S. at-Taubah [9]: 81)
Te1jemahan penulis:
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu bergembira di tempat duduknya menentang Rasulullah; mereka tidak suka be1jihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah; mereka berkata, "Janganlah kalian berangkat (pergi berperang) saat panas terik ini"; katakanlah wahai Muhammad, "Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas jika mereka mengetahui". (Q.S. at-Taubah [9]: 81)
F. Surah at-Taubah ayat 86
~ ~:ikJ1 )) 2.1S;c1 ~;~ ~ 11~i;.:, Jit, 1;,1: 01 ~~; :.J )f 1;1:, ... <> } ,, ) ,,
J.~LRll ~ Y.J G> I}\;)
As' ad Yasin el. al. mene1jemahkannya sebagai berikut:
"Apabila diturunkan sesuatu surah (yang memerintahkan kepada orang munafik itu), 'Berimanlah kamu kepada Allah clan be1jihadlah beserta RasulNya,' niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak be1jihacl) clan mereka berkata, 'Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk'." 30 (Q.S. at-Taubah [9]: 86)
l. Analisa J>adanan Kata
29 As'ad Yasin el. al., Op.Ci!., h. 359 30 As'ad Yasin el. al., Op.Ceil., h. 360
63
Pertarna, penggunaan kata "sesuatu" tidak boleh diikuti kata benda, padahal
dalam kalimat tersebut disebutkan kata "surah ". Oleh karena itu, harus diganti
dengan "suatu" yang penggunaannya harus diikuti kata benda. 31
Kedua: kata "kamu" sebagai padanan kata dari kata ganti " ~i " yang
tersirnpan dalarn kalirnat "1/1.,,G,.) .Ji~ 1;.1; "penjelasannya sama dengan analisa pada ' '
ayat pertarna.
Ketiga: Kata "Rasul-Nya" sebagai te1jemahan kata ".J _,'..,~" (bentuk mufi·ad
[tunggal] mu 'rij(1h). Kata "rasul" dalam bahasa Indonesia rnerniliki pengertian umum
orang yang menenma wahyu Tuhan untuk disampaikan kepada
rnanusia. 32 Pengertian dari bentuk muji-ad [tunggal] ma 'rijc1h dalam bahasa asal
merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, kata "Rasul-Nya" tidak
mewakili "konsep tersebut". Oleh karena itu, akan lebih tepat jika diganti dengan kata
Rasulullah33 atau bentuk keterangan aposisi "Rasul-Nya, Muhammad". 34
31 Zaenal Arifin dan S. A1nran Tasai, 011.Cit., h. 34; "sesuatu" adalah kata untuk 1nenunjukkan barang atau hal yang tidak tentu - ini tennasuk pronomina (kelas kata); "suatu1
' artinya adalah satu nuinerilia (kata bilangan) untuk 1nenunjukkan suatu yang kurang jelas, Lihat, Titn Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op. Ci/., h. 1094
32 Tirn Pusat Bahasa Departe1nen Pendidikan Nasional, Op. Cir., h. 933 33 Kan1us besar 111enyebutkan bahwa pengertian Rasulullah adalah Nabi Muha1n1nad SAW;
-riin Pusat Bahasa Departen1en Pendidikan Nasional, ibid. 34 Lihat, Zaenal Arifin dan S. A111ran Tasai, Cer1nal Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Akade1nika Prcsindot 2003), Cet. 6, h. 71
64
Keempat, kata "orang-orang yang sanggup" bukanlah bentuk kata gabungan,
karenanya te1jemahan tersebut kurang tepat; bentuk kata yang tepat bisa dirubah
dengan "orang-orang mampu".
Pilihan kata "orang-orang yang duduk" sebagai terjemahan dari kata ''_:r-J.>.li"
dapat kita tangkap secara jelas bcrmakna konotatif: tetapi kata konotasi ini juga
dikenal secara luas dalam budaya kita dengan pengertian denotatifnya "orang yang
berdiam diri"; penerjemahannya dapat dilakukan dengan membiarkan bentuk kata
konotatif-nya atau menggantinya clengan bentuk kata denotatifnya.
2. Analisa Gramatika
Kalima! ini tercliri dari tiga gagasan pokok clalam kalimat majmuk campuran
(bertingkat + setara).
Perlama,
Apabila diturunkan suatu surah (yang memerintahkan kepada orang munafik
itu), 'Berimanlah kamu kepacla Allah dan be1jihadlah beserta Rasul-Nya (anak
kalimat).
Kedua,
65
orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk
tidak be1jihad).
Ketiga,
mereka berkata, 'Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk.
Secara umum unsur-unsur pembentuk kalimat pada tiap-tiap pokok gagasan
disebutkan secara lengkap. Akan tetapi, dalam anak kalimat, penempatan tanda petik
satu (' ...... ') di dalam kalimat " ...... 'Berimanlah ... " tidaklah tepat karena bebentuk
kutipan langsung: tanda baca yang seharusnya adalah tanda petik dua (" ...... '').
Demikian juga penempatan tanda petik satu (' ...... ') pada kalimat setara induk kalimat
"mereka berkata, · Biarkanlah ...... " harus diganti dengan tanda petik dua (" ... ").
3. Analisa Efektifitas Kalima!
Penjelasan dalam kurung (yang memerintahkan kepada orang munafik itu)
dipandang tidak perlu, karena kejelasannya sudah dapat ditempatkan pada induk
kalimat "orang-orang yang sanggup di antara mereka .... " dengan bentuk ganti " ...... di
antara kaum munafik".
Berikut penulis sandingkan basil penerjemaban As'acl Yasin et. al dan
penerjemahan penulis basil clari tiga langkah analisis di atas:
Te1jemahan As'acl Yasin et. al.:
66
"Apabila diturunkan sesuatu surah (yang rnemerintahkan kepada orang rnunafik itu), 'Berirnanlah karnu kepada Allah dan berjihadlah beserta RasulNya,' niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka rnerninta izin kepadarnu (untuk tidak be1jihad) dan rnereka berkata, 'Biarkanlah karni berada bersarna orang-orang yang duduk'." 35 (Q.S. at-Taubah [9]: 86)
Terjernahan penulis:
Apabila diturunkan suatu surah, "Berimanlah kalian kepada Allah dan be1jihadlah beserta Rasul-Nya, Muhammad", niscaya orang-orang rnampu di antara kaum rnunafik itu rneminta izin kepadamu (untuk tidak be1jihad) dan berkata, "Biarkanlah kami berada bersarna orang-orang yang duduk. (Q.S. atTaubah [9]: 86)
G. Surah at-Taubah ayat 88
As'ad Yasin et. al. mene1jemahkannya sebagai berikut:
"Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan, mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung." (Q.S. at-Taubah [9]: 88)36
Analisa pcrtama
Pertama; pilihan kata rasul sebagai te1:jemahan dari kata " Jr)' "tidaklah
tepat, karena kata al-Rasul tersebut dalam bahasa Arab dibentuk dengan bentuk
35 As'ad Yasin et. al., Op.Ceil., h. 360 36 Ibid
67
tunggal ma 'rifat, maksudnya Nabi Muhammad SAW. Kata Rasul dalam dalam
bahasa Indonesia pengertiannya adalah "orang yang menerima wahyu Tuhan untuk
disampaikan kepada manusia",37penge11iannya umum. Oleh karena itu te1jemahan ini
melebarkan pengertian dari yang dimaksud oleh bahasa asli.
Kedua; kata "dia" sebagai kata ganti "Jr )I", karena diakhir kata maka
diganti dengan "-nya".
Analisa kedua
Kalima! ini tersusun dari tiga gagasan pokok dalam kalimat majemuk setara
(rnpatan).
~1:;;J1 ~ 2-~)j ~fj ~1;~ 1)~0,t;_ ~ 1;;1~ J-llij J~) 0-<5
J;icil ~ ~)j
Tetapi Rasul dan mereka yang beriman bersama dia, mereka be1j ihad dengan harta
dan cliri mereka.
Kedua, ) ,,. ,., ,,. ;;; } ,,
~lj ~,';\ \)~k ~ 1;;1, J-JJlj J~) §J
mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan.
Keriga,
rnereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung.
37 933
68
Ketiga gagasan ini tiap-tiap unsur pembentuk kalimatnya ada secara lengkap.
Pada gagasan pokok pertama: "Tetapi Rasul dan mereka yang beriman
bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka" adalah satu kesatuan
kalimat karenanya tidak dibenarkan memisahkan dengan koma. Bentuk pertentangan
"tetapi" pada kalimat ini merujuk pada ayat sebelumnya.
Analisa kctiga
Pertama: bentuk pertentnngan "tctapi" adalah penghubung intra kalimat,
sehingga tidak tepat jika diposisikan sebagai penghubung an tar kalimat. Oleh karena
itu, kata tersebut barns diganti dengan penghubung antnr kalimat yaitu "akan tetapi".
Kedua, penyebutan kata "rnereka" adalah pengulangan yang tidak diperlukan
sebagai subjek dalam satu kalimat.
Ketiga: penempatan dan sebagai penghubung dalam dua kalimat majemuk
setara di atas tidak tepat karena diletakkan diawal kalimat dan diletakkan setelah
tanda penghubung titik koma (;) yang seharusnya tidak diperlukan38.
Berikut penulis sandingkan basil penerjemahan As'ad Yasin et. al dan
peneijemahan penulis hasil dari tiga langkah analisis di atas:
Teijemahan As'ad Yasin el. al.:
"Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri rnereka. Dan, rnereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan rnereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung." (Q.S. at-Taubah [9]: 88)
38 EYD, 41-42
69
Terjemahan Penulis
Akan tetapi, Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya berjihad dengan harta dan jiwa rnereka; rnerekalah orang-orang yang memperoleh kebaikan dan merekalah orang yang beruntung."
A. Kcsimpulan
BABY
PENUTUP
Analisa yang penulis lakukan terhaclap te1jcmahan ayat-ayat jihad clalam surah
at-Taubah clalam bab em pat merupakan penguj ian teori analisa yang penulis
rumuskan sebelumnya. Dalam analisa yang penulis lakukan, penulis menemukan tiga
tingkat kesalahan yang clilakukan As'acl Yasin et. al. Yaitu. kesalahan clalam paclanan
kata. kesalahan gramatika. clan kesalahan clari perspektif efektifitas kalimat.
Penulis juga menganggap pene1jemahan As'acl Yasin er. al ticlak valid.
Anggapan penulis ini berdasarkan analisa yang penulis lakukan pacla bab empat.
Menurut penulis pesan atau konsep yang ingin clisarnpaikan oleh bahasa sumber ticlak
sepenuhnya sampai pacla pengguna bahasa sasaran. Kesalahan ini menurut penulis
clisebabkan oleh: perrama, kesalahan pcne1jemah clalam pencmpatan paclanan kata.
Kedua, menurut penulis aclalah kesalahan penerjemah clalam gramatika. Ketiga,
kalirnat yang cligunakan As'ad Yasin er. al, terlalu panjang clan ticlak efektif sehingga
menyebabkan maknanya mcnjacli kabur. Di samping itu, penulis menghaclirkan hasil
te1jemahan penulis sebagai perbandingan.
71
B. Saran-Sara11
Melihat berbagai problenmtika dalarn terjernahan, penulis ingin rnernberikan
saran-saran yang mungkin dapat mernbantu para penerjemah dalam mewujudkan
tujuan yang dicita-citakan.
I. dalam melakukan penerjemahan hendaknya perlu memperhatikan banyak ha!.
Karena problematika dalam terjernahan adalah problernatika dua bahasa
yang berlainan budaya.
2. kehati-hatian dan kejelian penerjernah dalarn rnemilih padanan kata sangat
diperlukan untuk menghasilkan terjemahan yang baik dan sesuai dengan
pesan bahasa sumber
3. pene1jemah juga hams mengetahui perbedaan kedua bahasa karena masing
rnasing bahasa meiliki aturan sendiri-sendiri.
4. penerjemah hendaknya rnenjauhi dari penggunaan bahasa yang bertele-tele
dan pemborosan kata yang menyebabkan kalirnat tidak efektif
Wal!iihu a 'lam bi shawiib
DAFTAR PUSTAKA
Al-Harari, Abdullah, a/-Syirdth al-Mustaqfm, Beirut: Dar al-Masyari' Ii Tabii'ah wa
Tauzl', 2002, Cet. Ke-11
--------, Nilr al-Dujd, Beirut: Dar al-Masyiiri' Ii at-Thabii'ah wa Tauzi',
t.th., Cet. Ke- I 0
Al-Khalidi, Shalah Abdul Fathah, Pengantar memalwmi TajsirFf Zildlil Qurdn
Sayyid Qutub, Solo: Inter Media, 2000, Cet. Ke-1
Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhcllor. Kamus Konremporer: Arab - Indonesia,
Yogjakarta: Multi Karya Grafika. 1998. Cet. Ke-5
Arifin, Zaenal. M.Hum. dan S. A1man Tasai. Cermar Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, Jakarta: Akadernika Presindo, 2003, Cet. Ke-6
Asy-Suyuti, Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr, a/-Itqdn ff Ulamil Qur 'dn,
Beirut: Dar Kutub al-· Ilmiyah, 2000, juz II, Cet. Ke- I
' Aqil. lbnu, Syarhu 'A/ldmah lb nu Aqf/ aid A/fiati Jwndluddin Muhammad Ibnu
Abdullah Ibnu lvki/ik, Surabaya: Maktabah Hiclayah, t.th.
Chaer, Abdul, Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. Ke-3
Echols, John M. dan Hasan Shadily, Kamus Jnggris Indonesia, Jakarta: PT.
Grarnedia, 997, Cet. Ke- XXlV
Dimyathi, Ahmad ibnu Muhammad, Hl/,\yiyatu Dimyathi 'Ala Syarhi Waraqdt,
Surabaya: Sahabat llmu, Uh.
Fattah, Muhyidin, Ketua Tanfidziyah PB Syahamah, Wawancara Pribadi, 9 Pebruari
2007
1-lidayat, Nuim, Sayyid Qu1ub Biograji dan Kejernihan Pemikirannya, Jakarta:
Perspektif 2005, Cet. Ke- I
Juneidi, Dedi, Sayyed Quthub Perdamaian dan Keadilan Sosial, Jakarta: Akademika
Pressindo, 1996, Cet. Ke- I
KeraC Gorys, Komposisi, Jakarta: Ikrar Mandiri Pribadi, 1994, Cet. Ke-I 0
Lanur, Alex OFM, Logika Selayang Pandang, Yogyakarta: Kanisius, 1993, Cet. Ke-9
Iv1ansyur. Mohammad dan Kurniawan, Pedoman Bagi Pe1ie1jemah: Arab Indonesia
Indonesia-Arab, Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002
Masyah. Syarif Hade, Kursus Te1jemah Arab-Indonesia Dasar 2, Jakarta:Trans
Pustaka, 2004, Cet. Ke-I
Munawwir, Ahmad Warson. Al-lvfunawwir: Kamus Arab - Indonesia, Surabaya:
Pustaka Progresif. 1997, Cet. Ke-4
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan dan Pedoman Umum pembentukan Jsti/ah, Bandung: Pustaka
Setia, 1996, Cet. Ke- 5
Qattiin. Manniiul, Mabiihilsff Uliimi/ Qur 'an, Beirut: Syirkah al-Muttahidah littauzi',
t.th
Soekadijo, R. G., Logika Dasar: Tradisional, Simbolik, dan lnduk1ij; Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 200 I, Cet. Ke-8
Suma, Amin, Studi Jlmu-llmu Alqurnn (I), Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, Cet. Ke-I
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2002, Cet. Ke-2
Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Edisi Ill, Cet. Ke-2
Yasin, As'ad, et. al., Tafsir Ff Zi/cilil Qurcin, Jakarta: Gema lnsani Press, 2003, Juz
I 0, Cet. Ke- I
Yayasan Penyelenggaraan Pene1jemah Alquran, Alquran dan Terjemahannya,
Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, t.th.
Tabel Problematika Kata
I No I Surat I
Terjemahan As'ad I Terjcmahan I Keterangan '
Yasin sc~arusnya
1 at- I ' "'kan1u~· '"kalian. kamu semua. Problematika Pilihan padanan ,
Taubah: 1~1 kamu sckalian" kata. Kata ''kan1u'' adalah 19,86 menunjukan orang kedua
tunggal i At-
kata ~' .J...:.>;:." "di sisi Allah" "dalam pandangan Allah, Problematika ke!uasan kata. 2 I Taubah: mcnurut Allah"" Keluasan kata di sisi berbeda I
I 19, 20 da!am kata " ...W:- I dengan kata ...w:-
.ill I"
At- IJ.-1 ;;_, L<...., "(orang-orang) yang Para pemberi-minum Bentuk kata ini dalam bahasa
I 0 Tau bah: c - memberi mmuman jama'ah haji asalnya adalah idhafiyah, .)
I 19 kepada orang-orang dalam bahas Indonesia disebut yang mengerj akan I "kata gabungan" seharusnya haji" ' tetap di terj emahkan kata
I gabungan ' I At- ''mengurus masjidil Para pengurus Masjid al- Ini sama dengan problematika I
..G.-...-ll o)~ 4 I Taubah: I haram" Haram
I \J.-1 ;;,L<....,
I 19 il)-1 I c -
I At- ..0..J\ ''itulah" I merekalah Penempatan kata "itulal1"
6 Taubah:
I
tidak tepat karena kata 20 "itulah" adalah kata penunjuk
bagi benda ·-----~---~---
At-~
''1nengetahui'' Maha Mcngetahui Konsep yang dibawa oleh kata 7 Taubah: "mengetahui" berbeda dengan
44 konsep yang dibawa kata
~ At- ~\- > "itulah tern pat ltulah seburuk-buruknya Terjemahan As'ad Yasin
8 Tau bah: ~) kembali seburuk- tempat kembali bukan bentuk kata gabungan , ,
73 buruknya" ataupun kata sifat, karena kata sifat yang benar ad al ah "
I
I ltulah seburuk-buruknya tempat kembali''
I At- ' "tinggalnya mereka" I Di tempat duduknya Terjemahan "tinggalnya !'""'.":': ;: : 9 Tau bah: I mereka" tidak tepat, karena 81 I '
~ adalah inim makan dari I
I I ,
"tempat I '
' ,_
artinya I I ~ yang
I I
I I duduk" I
I ---+--·----~---- I ' I At- l:_j~ "di belakang" I n1encntang
Kata 0\1>. I diartikan "di 10 Tau bah: ' I , ' ,
81 I belakang" tidak tepat, karena '
I -~di belakang" adalah
I terjemahan dari kata ~
i At-
Ji "katakanlah" Katakanlah wahai Kata ltll sud ah mengalami
11 Taubah: Muhammad reduksi makna, karena dalam 81 versr Arabnya kata ll11
merujuk pada seseorang yang sudahje!as
At- J ' , "Rasul-Nya" Rasulullah Kata rasul dalam bah as a 12 Taubah: YJ Indonesia memiliki pengertian ,,
186 I umum. Pada bahasa asalnya i merujuk kepada Nabi
I Muhammad. sedang kata "rasul-Nya .. tidak mewakili
I
I konsep terse but, jadi lebih tepat jika kata "rasul-Nya" diganti dengan kata
i
I Rasulullah At-
J--'-"Li "Orang-orang yang Orang-orang yang duduk Kata "orang-orang yang
13 Tau bah: duduk" (tidak ada perubahan) duduk" jelas bermakna 86 konotatif, kata ini juga dikenal
dibudaya kita dengan pengertian denotasinya "orang yang berdiam diri" jadi terjemahannya boleh dengan
I menggunakan konotatifnya a tau tetap dengan menggunakan denotatifnya
I At- I ·;_: "bersama dia" bersamanya Kata "dia" sebagai ganti dari 14 I Taubah: "ar-rasul''. karena di akhir
I. 88 t
1
1 •
1
1 II kata maka diganti dengan I i "nya"
Tabel Problematika Gramatika
No I Surat Terjemahan As'ad Yasin I Terjemahan seharusnya Keterangan at- Taubah: "Apakah (orang-orang) yang Apakah kalian samakan para Penempatan tanda koma (,) pada I
1 19 memberi mmuman kepada pemberi-minum jamaah haji kalimat " ... mengurus Masjidil orang-orang yang menge1jakan dan pengurus masjidil Haram Haram, kamu samakan" tidak tepat haji dan men gurus Masjidil dengan orang-orang yang karena kata "kamu samakan··
' Haram. kamu samakan dengan beriman kepada Allah dan adalah predikat yang berjejer orang-orang yang beriman I Hari Kemudian serta langsung dengan subjeknya kepada Allah dan hari be1jihad di jalan Allah?
I kemudian serta be1jihad di Mereka itu tidak sama bagi jalan Allah?" Allah dan Allah tidak I
I memberi petunjuk kaum , zalim
At-Taubah: '"Orang-orang yang beriman Orang-orang yang bcrin1an, Penempatan tanda titik koma (;) 2 20 dan berhijrah serta be1jihad di berhijrah. dan bc1jihad di pada kalimat " ... di sisi Allah; dan
jalan Allah dengan harta bcnda jalan Allah dcngan harta itulah" tidak tepat karena kata dan diri mereka adalah lebih benda dan jiwa mcreka lebih penghubung "dan" juga disebutkan tinggi derajatnya di sisi Allah: tinggi derajatnya bagi Allah:
I dan itulah orang-orang yang n1erekalah orang-orang yang I
mendapat kemenangan." mendapat kemcnangan I At-Taubah: "Orang-orang yang beriman Orang-orang yang beriman Penempatan tanda koma (,) pada
0 i 44 kepada Allah dan hari kepada Allah dan hari kalimat "orang-orang yang beriman ~
I kemudian, tidak akan meminta kernudian tidak akan kepada Alah dan hari kemudian, !Zll1 kepadamu untuk (tidak meminta !Zlll kepadamu tidak akan ... "tidak tepat karena ikut) berjihad dengan harta dan untuk (tidak ikut) be1jihad berposisi sebagai predikat secara diri mereka. Allah mengetahui dengan hart a dan J!Wa langsung (tidak dipisah oleh orang-orang yang bertakwa." mereka; Allah Maha keterangan)
[ j 1· Mengetahui orang-orang I ! yang bertakwa. !- ] At~Tal.ll:iai1: · 1 "Hai Nabi, berDha:dlilhl Wahai Nabi. berjihadlah i 4 I 73
1 (melawan) orang-orang kafir j (melawan) kau111 kaiir dan
Penempatan tanda baca koma (.) pada " ... , dan bersikap keraslah'' tidak tepat karena unsur yang hendak disambungkan hanya dua
1 I dan orang-orang munaiik itu.
1
kau111 munafik itu dan I ! dan bersikap ke;aslah terhadap bersikap keraslah kepada
I I mereka. Tempat mereka ialah 1
1
mereka"; ternpat mereka I neraka Jahanam. ltulah tempat adalah neraka Jahanam;
! I kembali yang seburuk-1 itulah seburuk-buruknya I buruknya." tempat kembali
At-Taubah: "Orang-orang yang! Orang-orang yang 1) Penempatan koma (,) 5 81 ditinggalkan (tidak ikut ' ditinggalkan (tidak ikut sebelum kata "merasa gembira"
berperang) itu. merasa gembira berperang) itu bergembira di adalah salah karena posisi kata dengan tinggalnya mereka di tempat duduknya menentang "merasa" adalah predikat langsung belakang Rasulullah. Mereka Rasulullah; mereka tidak ) Penempatan tanda petik tidak suka berjihad dengan suka berjihad dengan harta tunggal (')pada dua kutipan harta dan jiwa mereka pada dan jiwa mereka di jalan langsung yaitu " ... mereka berkata,
6 At-Taubah: 86
jalan Allah dan mereka Allah; mereka berkata, 'janganlah.... dan "katakanlah, berkata, 'Janganlah kamu "Janganlah kalian berangkat 'Api neraka Jahannam ... ", ' berangkat (pergi berperang) (pergi berperang) saat panas seharusnya menggunakan tanda
.
1
dalam panas terik ini~ terik ini"; katakanlah wahai I petik dua (") .1 Katakanlah, 'Api neraka Muhammad, "A pi neraka '.\) Pe!etakantanda baca koma
Jahanam itu lebih sa111wt panas Jahanam itu lebih sangat (,) sebelum kata ''.iika" dalam kata (nya).' jika mereka panas jika mereka ''.jika mereka mengetahui" tidak mengetahui." mengetahui tepat karena klausa tersebut
sebagai anak kalimat diletakkan setelah induk kalimat
Apabila diturunkan sesuatu surah (yang memerintahkan
Apabila diturunkan surah, "Bcrimanlah
suatu j Secara umum tidak masalah. Akan kalian tetapi, diam anakkalimat,
I
I
At-Taubah: 7 I ss
kepada orang munafik itu), kepada Allah dan be1jihadlah 'Berimanlah kamu kepada beserta Rasul-Nya, Allah dan be1jihadlah beserta . Muhammad", niscaya orangRasul-Nya.' niscaya orang- 1 orang marnpu di antara kaum orang: yang: sanggup di antara munafik itu meminta izin mereka meminta izm kepadamu (untuk tidak kepadamu (untuk tidak be1jihad) dan berkata,
.
1
berjihad) dan mereka berkata, "Biarkanlah kami berada 'Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang bersama orang-orang yang duduk duduk'." "Tetapi Rasul dan orang-orang Akan tetapi, Rasulullah dan yang beriman bersama dia. orang-orang yang beriman mereka berjihad dengan harta bersamanya berjihad dengan dan diri mereka. Dan. mereka harta dan j iwa rnereka;
. itulah orang-orang yang merekalah orang-orang yang I memperoleh kebaikan: dan memperolch kcbaikan dan
mereka itulah (pula) orang- merekalah orang yang orang yang beruntung." beruntung
penempatan tanda petik satu (' .. .') dalam kalimat " ... berimanlah ... "tidak tepat karena kutipan langsung; tanda seharusnya adalah tanda petik dua (" ... "). deikian juga peempatan tanda petik satu (' ... ') pada kalimat setara induk kalirnt mereka berkata. "Biarkanlah ... " haus diganti tanda petik dua (" ... ")
Pada gagasan pokok pertama: "Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berj ihad dengan harta dan diri . mereka" adalah satu kesatuan I kalimat karenanya tidak dibenarkan memisahkan dengan koma (,)
Tabel Problematika Efektivitas Kalimat
No
I
i I
2
Surat atTaubah: 19
At-Taubah:
l Terjemahan As'ad Yasin I Terjemahan seharusnya I Keteranuan ' "Apakah (orang-orang) yang Apakah kalian s;;;inktm para 11. problem padanan kata "(orang-
memberi minuman kepada pemberi-minum .iamaah haji orang) yang memberi minuman orang-orang yang menge~jakan dan pengurus mas.iidil Haram kepada orang-orang yang haji dan mengurus Masjidil dengan orang-orang yang menge1jakan haji dan mengurus I Haram. kamu samakan dengan beriman kepada Allah dan Hari Masjidil Haram'· tem1asuk
I I
I
orang-orang yang beriman Kemudian scrta bc~jihad di ' problem kalimat efektif Kata kepada Allah dan hari jalan Allah? Mereka itu tidak tersebut "bertele-tele" dan dapat kemudian serta be1jihad di sama bagi Allah dan Allah mengaburkan penge11ian. jalan Allah?" tidak membcri pctunjuk kaum Ketidakjelasan frasa kata
I I
I
I
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di
zalim tersebut adalah kata "yang
I I
Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan
'
memberi minum" selain kepada "para jamaah haji" juga kepada "para pen gurus Masj idil Haram perubahan penempatan objek di depan sehingga menjadi subjek berpengaruh pada penekanan
" r - - - --_, - ~
zalim", dapat dihemat dengan tanpa menyebutkannya.
Penempatan kata "dan" dan "serta" pada kalimat "Orang-orang yang
I
20 jalan Allah dengan harta benda Allah dengan harta benda dan beriman dan berhijrah serta dan diri mereka adalah lebih JIWa mereka lebih tinggi berj ihad ...... " ad al ah pemborosan tinggi derajatnya di sisi Allah; derajatnya bagi Allah; kata. Penempatan ''dan" pad a dan itulah orang-orang yang rnerekalah orang-orang yang kalimat terse but dapat diganti mendapat kemenangan:· rnendapat kernenangan dengan tanda baca korna (,)
At- ''Orang-orang yang beriman Orang-orang yang berirnan Kalimat In! berbentuk kalimat I " Tau bah: kepada Allah dan hari kepada Allah dan hari majemuk yang tidak menimbulkan ' ~
44 kernudian, tidak akan merninta kemudian tidak akan rneminta masalah jika dipertahankan bentuk 1Zll1 kepadamu untuk (tidak 1Zll1 kepadarnu untuk (tidak aslinya. Akan tetapi, As'ad Yasin ikut) berjihad dengan harta dan ikut) be1jihad dengan harta dan et. al. rneletakkannya dalam dua diri mereka. Allah mengetahui JIWa mereka: Allah Maha kalimat terpisah. Pemisahannya orang-orang yang bertakwa." Mengetahui orang-orang yang menurut penulis j ustru mengurangi
bertakwa. rasa bahwa kalimat tersebut masih ada kaitan. Penempatan pokok pikiran kedua tersebut dapat dengan menyebutkan kata penghubung
I "dan" atau tanpa menyebutkannya I
tetapi meletakkan tanda penghubung titik koma (;)
At- "Hai Nabi, berjihadlah Wahai Nabi. be1:jihadlah Bentuk kalimat mejemuk dalam I I 4 Tau bah: (n1elawan) orang-orang kafir (mclawan) kaum kafir dan ayat ini diterjemahkan dengan I 73 dan orang-orang munafik itu, kaum rnunafik itu dan bcrsikap I kalimat terpisah. Bentuk kalimat I
dan bersikap keraslah terhadap keraslah kepada n1ereka"; rnajernuk JUga dikenal dalam mereka. Tempat mereka ialah tempat mereka adalah neraka gramatika bahasa Indonesia. Oleh neraka Jahanam. Itulah tempat .Tahanam; itulah seburuk- karena itu, menurut penulis kembali yang seburuk- buruknya tempat kembali penerjemaham1ya tidak perlu buruknya." dipotong menjadi kalimat-kalimat
yang dipisah, tapi cukup dipisahkan dengan tanda baca titik koma (;)
I I I I dan tanpa menyebutkan kata
I penghubungnya.
I At- ''Orang-orang yang Orang-orang yang ditinggalkan l. pengulangan kata ''mereka~~
I 5 Taubah: ditinggalkan (tidak ikut (tidak ikut bcrpcrang) itu pada kalimat " ... dan mereka ! 81 berperang) itu. merasa gembira bergembira di lempat berkata .... " tidak perlukan i dengan tinggalnya mereka di duduknya men en tang karena pemborosan kata. i I belakang Rasul ullah. Mereka Rasulullah; mcreka tidak suka 2. pemenggalan kalimat majemuk I tidak suka berjihad dengan berjihad dengan harta dan jiwa . me1tjadi dua kalimat ini tidak ' harta dan jiwa mereka pada mereka di jalan Allah; mereka I I I diperlukan, karena
jalan Allah dan mereka bcrkata. "Janganlah kalian pene1jemahan dengan bentuk 1
berkata, 'J anganlah kamu berangkat (pergi bcrperang) aslinya tidak bem1asalah. berangkat (pergi berperang) saat pan as terik ini"; Selain itu, kalimat majemuk ini dalam pan as terik ini~ katakanlah wahai Muhammad, terdiri em pat Katakanlah, 'Api neraka "Api neraka Jahanam itu lebih
san gagasan pokok, memotong satu
Jahanam itu lebih sangat J2anas sang at panas jika mereka bagiannya dengan membiarkan (nya).' jika mereka mengetahui tiga pokok lainnya mengetahui."
gagasan mengurangi kepaduan.nya
At- 1 Apabila diturunkan sesuatu Apabila diturunkan suatu Penjelasan dalam kurung (yang 6 Taubah: surah (yang memerintahkan surah, "Berimanlah kalian memerintahkan kepada orang
86 kepada orru1g munafik itu), kepada Allah dan berjihadlah munafik itu) dipandang tidak perlu, . I
I 'Berimanlah kamu kepada beserta Rasul-Nya, karena kejelasannya sudah dapat
I Allah dan be1j ihadlah beserta Muhammad'', mscaya orang- ditempatkan pad a induk kalimat Rasul-Nya.' mscaya orang- orang mampu di antara kaum "orang-orang yang sanggup di orang yang sanQ.Q.U]2 di antara munafik itu mcminta 1Z111 antara mereka .... " dengan bentuk mereka meminta 1Zll1 kepadamu (untuk tidak ganti " ...... di antara kaum munafik".
I kepadamu (untuk tidak be1jihad) dan berkata, be1jihad) dan mereka berkata, "Biarkanlah kami berada 'Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang
! bersama orang-orang yang duduk I
duduk'.'' At- "Tetapi Rasul dan orang-orang Akan tetapi, Rasulullah dan I. bentuk pe1tentangan "tetapi"
7 Taubah: yang beriman bersama dia. orang-orang yang beriman adalah penghubung intra kalimat, 88 mereka berj ihad dengan harta bersamanya be1jihad dengan sehingga tidak tepat jika I
dan diri mereka. Dan, mereka hart a dan J!Wa mereka; diposisikan sebagai penghubung itulah orang-orang yang merekalah orang-orang yang antar kalimat. Oleh karena itu, memperoleh kebaikan; dan memperoleh kebaikan dan , kata terse but harus diganti mereka itulah (pula) orang- merekalah orang yang dengan penghubung antar ,
i orang yang beruntung." beruntung kalimat yaitu "akan tetapi"
I 2. kata "'1nereka'~ adalah pengulangan yang tidak diperlukan sebagai subjek dalam satu kalimat
I
I
I 3. penempatan dan sebagai
I penghubung dalam dua kalimat
I majemuk setara di atas tidak
I tepat karena diletakkan diawal '
I i I
kalimat dan diletakkan setelah I t~nrl~ npnoh11h11no titlk kom:::i (·)
I I I I 1 ~-;;~~-s~h~~~~~;~-tid~k-di~~~i~k~;; I