Post on 27-Dec-2015
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 1 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
BAB I
PENDAHULUAN
Gas alam adalah gas yang berasal dari sumur-sumur gas, baik dalam bentuk “Assosiated Gas “ maupun “ Non Assosiated Gas “ ( Gas Well ). Assosiated Gasadalah gas yang diperoleh dari sumur gas bersama-sama dengan minyak mentah
sedangkan Non Assosiated Gas adalah gas yang diperoleh dari sumur gas bersama-
sama dengan kondensat, yaitu fraksi berat ( C 5 + ) yang berbentuk cairan.
Pada gas alam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : Gas alam basah ( Wet
Natural Gas ) dan Gas alam kering ( Dry Natural Gas ). Gas alam basah, yaitu : gas
alam yang dapat membentuk kondensat saat pendinginan, yang disebabkan adanya
ekspansi dari tekanan sumber sampai tekanan atmosfir. Diklasifikasikan sebagai gas
basah bila tekanan sumber diatas 400 psi. Sedang gas alam kering, yaitu : gas alam
yang tidak membentuk kondensat saat pendinginan, yang disebabkan adanya
ekspansi dari tekanan sumber sampai tekanan atmosfir Diklasifikasikan sebagai gas
basah bila tekanan sumber kurang dari 400 psi. Gas alam dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk keperluan rumah tangga ( LPG ), industri ( LNG, LPG ),
transportasi ( BBG ). Selain dari pada itu, gas bumi juga digunakan sebagai bahan
baku di kilang minyak dan bahan baku pada industri petrokimia.
Pada suhu dan tekanan udara atmosfir, gas alam berbentuk uap ( gas ), namun
dapat diubah bentuknya menjadi cairan pada suhu atau tekanan tertentu untuk
memudahkan handling dan transportasinya dengan cara penekanan atau
pendinginan. Bila dibandingkan dengan BBM yang berbentuk cair, proses
pembakaran dari gas
alam akan lebih sempurna, efektif, efisien dan bersih, jelaga dan asap yang
ditimbulkan hanya sedikit, sehingga tidak menyebabkan pencemaran udara.
Lokasi lapangan / sumur gas utama yang terdapat di Indonesia antara lain :
─ Lapangan Arun, di Sumatra Utara
─ Lapangan Libo, di Sumatra Tengah
─ Lapangan Musi, Betung, Rawa di Sumatra Selatan
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 2 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
─ Lapangan Natuna di Blok D Alpha dan Kakap
─ Lapangan Jatibarang dan Parigi, di Jawa Barat
─ Lapangan Arjuna dan Pagerungan , di lepas pantai utara pulau Jawa &
Madura
─ Lapangan Badak, Nilam dan Hanndil, di Kalimantan Timur
─ Lapangan Kampung Baru, di Sulawesi Selatan
─ Lapangan Berau serta Tangguh, di Irian Jaya
Sedangkan kilang penghasil LNG dan LPG ada di : Arun, Tanjung Santan, Rantau,
Mundu, Arjuna, Bontang-Badak, Arar-Sorong dan Tangguh. Adapun kilang-kilang
penghasil LPG saja ada di : Dumai, Musi / Plaju / Sungai Gerong, Balongan, Cilacap,
Balikpapan dan lain-lain.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 3 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
BAB II
KOMPOSISI KIMIA
Komposisi kimia dari gas alam terdiri atas senyawa hidrokarbon dan senyawa
non hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon meliputi : methana ( CH4 ), ethana ( C2H6 ),
propana ( C3H8 ), butana ( C4H10 ) dan pentana ( C 5 + ) dalam bentuk cair sebagai
kondensat. Senyawa non hidrokarbon yang berada sebagai impuritis seperti : carbon
dioxide ( CO2 ), Nitrogen ( N2 ), hidrogen sulfida ( H2S ), uap air ( H2O ) dan logam-
logam ( Vanadium dan Mercuri ).
Lokasi asal gas alam diperoleh sangat mempengaruhi komposisi kimianya.
Pada umumnya penyusun utama suatu gas bumi adalah : C1 ( metana ), C2 ( etana ),
C3 ( propana ) dan C4 ( n. butana dan iso butana ). Pada Non Associated Gas,
komponen utamanya adalah metana, sedang pada Associated Gas komponen
utamanya adalah : propana dan butana.
Contoh komposisi kimia dari suatu gas bumi tertera pada tabel 1. berikut :
Tabel 1.KOMPOSISI KIMIA GAS ALAM
Komponen Associated Gas Non Associated Gas
A B A B
CH4 75,69 86,03 99,26 98,50
C2H6 17,76 8,24 0,30 0,87
C3H8 5,19 3,35 0,14 0,17
C4H10 1,09 1,31 0,05 0,06
C5H12 0,27 0,34 0,02 0,02
C6H14 or heavier - 0,09 - 0,08
N2 - 0,64 0,23 0,30
CO2 - trace trace -
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 4 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
BAB III
SIFAT-SIFAT FISIK GAS ALAM
Untuk keperluan perancangan maupun pengendalian operasi, maka mutlak
diperlukan untuk mengetahui sifat-sifat gas bumi yang berkaitan dengan sifat
thermodinamis dan fluiditas gas. Karena komposisi gas bumi bervariasi, maka sifat-
sifat gas bumi juga bervariasi sesuai dengan variasi komposisinya.
Tabel 2.Sifat-Sifat Gas Alam
Compound
Molecularweight
Boilingpoint,
°K
Spesific
gravity
DensityKg/m 3
CriticalPressurePc, kPa
CriticalTemperatu
rTc, °K
Metana 16,043 111,630,5539
20,67850 4599 190,55
Etana 30,070 184,55 1,0382 1,2717 4880 305,42
Propana 44,097 231,07 1,5226 1,8650 4240 369,80
i-Butana 58,123 261,36 2,0068 2,4582 3640 407,85
n-Butana 58,123 272,64 2,0068 2,4582 3784 425,14
i-Pentana 72,150 300,99 2,4912 3,0514 3381 460,39
n-Pentana 72,150 309,21 2,4912 3,0514 3365 469,69
Dari sifat-sifat gas bumi yang tercantum pada tabel 2. diatas dapat dilihat bahwa,
untuk mencairkan metana diperlukan suhu maximumnya adalah 190,55 ° K ( - 82,45
° C ), yang disebut suhu kritis, yaitu : suhu maximum dimana suatu gas dapat
mencair.
Beberapa sifat gas yang mempunyai peranan penting dalam gas processing antara
lain adalah :
─ Density ( kerapatan )
─ Spesifik gravity
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 5 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
─ Critical temperatur
─ Critical pressure
─ Bubble point
─ Dew point
─ Boiling point
─ Spesific heat
─ Latent heat of vaporation
─ Vapor pressure
─ Caloric value
─ Viscosity
─ Flammability limits
─ Thermal konductivity , dan lain-lain
3.1. Density ( kerapatan )
Density gas biasanya dinyatakan dalam pound per cubic foot ( lb/cuft ), gram per liter
( g/liter ), kilogram per cubicmeter ( kg/m 3 ). Density diukur pada kondisi standard,
yaitu : temperatur 60 °F dan tekanan 14,7 psia.
3.2. Spesifik gravity
Spesifik gravity dinyatakan sebagai perbandingan density gas terhadap density udara
pada kondisi tekanan dan temperatur yang sama.
3.3. Critical temperatur
Critical temperature ( temperatur kritis ) adalah temperatur dimana gas tidak dapat
dicairkan pada tekanan berapapun jika temperaturnya berada diatas temperatur
kritisnya.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 6 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
3.4. Critical pressure
Critical pressure ( tekanan kritis ) adalah tekanan yang diperlukan untuk mencairkan
gas pada temperatur kritisnya.
3.5. Bubble point
Bubble point adalah temperatur dimana cairan mulai menguap pada tekanan yang
diberikan.
3.6. Dew point
Dew point ( titik embun ) adalah temperatur dimana uap / gas mulai mengembun
pada tekanan yang diberikan.
3.7. Boiling point
Boiling point ( titik didih ) adalah keadaan dimana cairan akan mendidih ketika
tekanan uap cairannya sama dengan tekanan diatas permukaan cairan tersebut.
Karena
tekanan uap cairan berubah menurut perubahan temperaturnya, maka cairan
mempunyai banyak titik didih yang berbeda, yaitu tergantung pada tekanan diatas
permukaannya. Didalam praktek sehari-hari boiling point diartikan sama dengan
buble point.
3.8. Spesific heat
Spesific heat ( panas jenis ) adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur satu skala derajat suhu setiap satuan massa zat. Satuan yang sering
digunakan adalah Btu / lb ° F dan cal / g ° C.
3.9. Latent heat of vaporation
Latent heat of vaporation ( panas penguapan ) adalah panas yang dibutuhkan untuk
mengubah cairan menjadi uap. Selama penguapan tidak terjadi perubahan
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 7 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
temperatur, oleh karena itu panas latent dapat diartikan sebagai panas yang hanya
digunakan untuk merubah fase tanpa diikuti perubahan temperatur.
3.10. Vapor pressure
Vapor pressure ( tekanan uap ) adalah besarnya tekanan yang dihasilkan oleh suatu
zat yang dalam keadaan setimbang antara uap dan cairannya pada suhu tertentu.
Dalam kedaan setimbang dapat diartikan dalam keadaan jenuh yaitu jumlah cairan
yang menguap sama dengan jumlah uapnya yang mengembun.
3.11. Caloric value
Caloric value ( nilai kalori ) adalah besarnya kalori / panas yang dihasilkan oleh
setiap satuan massa atau volume suatu zat melalui reaksi pembakaran. Nilai kalori
gas dinyatakan dalam satuan Btu / scf atau kcal / scm.
3.12. Viscosity
Viscosity adalah besarnya gaya gesek antara lapisan fluida yang bergerak. Viscosity
gas akan naik dengan naiknya temperatur. Satuan viscosity dinyatakan dalam g /
cm.sec atau lb / ft.sec.
3.13. Flammability limits
Flammability limits adalah batas konsentrasi volumetris atau molekul suatu zat
hidrokarbon dalam campuran dengan udara akan terbakar jika ada sumber api. Pada
konsentrasi oksigen tertentu di dalam udara, ada dua batasan konsentrasi
hidrokarbon minimum ( lower flammability limit ) dan maksimum ( upper flammability
limit ). Flammability limits akan berubah jika konsentrasi oksigen di udara berubah.
3.14. Thermal konductivity
Thermal konductivity adalah kemampuan suatu zat untuk menghantarkan panas
yang merambat melalui zat tersebut untuk setiap satuan waktu, setiap satuan luas
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 8 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
penampang yang dialiri panas dalam setiap satuan jarak dan setiap 1 derajat
perbedaan temparatur. Satuan Thermal Conductivity dinyatakan dalam Btu / sqft.hr.
°F per ft.
Suatu gas biasanya dapat diproduksi langsung dari sumbernya melalui :
─ Proses lebih lanjut ( pencairan dengan penekanan dan pendinginan )
─ Proses hasil samping kilang yang disebut gas-gas kilang ( Refinery gasses
), yang prosesnya diawali pemurnian dan fraksinasi.
Gas dapat dikatagorikan dalam dua golongan besar, yaitu :
─ Gas alam
Diproduksi menjadi : LNG, LPG, BBG
─ Gas kilang ( refinery gas )
Diproduksi menjadi : LPG
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 9 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
BAB IVLIQUIFIED NATURAL GASSES
Liquified Natural Gasses ( LNG ) adalah gas alam yang dicairkan dengan cara
pendinginan sampai minus - 82,45 ° C , volumenya menyusut sampai 1/600 kali.
Penyusutan volume ini akan mempermudah dalam transportasinya dalam arti volume
bahan bakar yang bisa dibawa akan semakin banyak karena gas adalah fluida yang
bisa ditekan ( compressible fluid ). LNG digunakan sebagai bahan bakar industri,
bahan baku industri Petrokimia dan lain-lain. Sebagai bahan bakar, LNG akan
diubah bentuknya menjadi gas kembali diruang bakar.
Proses pencairan gas alam menjadi LNG dan LPG meliputi beberapa tahapan
proses, yaitu :
─ Treating / pemurnian gas dari impurities
─ Dehidrasi atau penghilangan air dan penghilangan metal
─ Proses precooling atau pendinginan pendahuluan
─ Proses pencairan dan fraksinasi
4.1. Treating / pemurnian gas dari impurities
Proses treating bertujuan untuk memisahkan impurities ( pengotor ) yang tidak
diinginkan, yang nantinya akan mengganggu pada proses pencairan gas. Impurities
tersebut adalah CO2 dan gas-gas asam seperti : H2S, COS. Jika CO2 tidak dipisahkan
maka akan mengganggu proses pencairan dengan membuntu tube pada main
exchanger karena CO2 akan membeku pada suhu pencairan ( - 82,45 ° C ).
Gas alam di Bontang mengandung CO2 4,5 s / d 5 % serta trace H2S dan COS.
CO2 dipisahkan dengan menggunakan Mono Ethanol Amine sebagai solvent
penyerap, sekarang digunakan MDEA ( Methyl Diethano Amine ) dalam suatu menara
absorber. Dalam absoeber ini CO2 diserap oleh MDEA sehingga konsentrasi tidak
lebih dari 50 ppm max.
H2S dan COS juga diserap dalam absorber diatas. Jika H2S dan COS tidak
dihilangkan maka akan menyebabkan korosi pada peralatan.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 10 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Larutan MDEA yang telah menyerap H2S, COS dan CO2 diregenasi dengan
menggunakan stripping steam
4.2. Dehidrasi atau penghilangan air dan penghilangan metal
Proses dehidrasi atau pengeringan, yaitu proses penghilangan uap air dengan
menggunakan molecular sieve adsorbsion, uap air harus dipisahkan karena akan
membuntu exchanger tube pada proses pencairan gas alam. Sedang penghilangan
metal, dalam hal ini mercury supaya tidak merusak exchanger tube dengan
membentuk amalgam.
Uraian prosesnya adalah sebagai berikut :
Treated gas ( gas umpan yang sudah bebas CO2 , H2S dan COS ) dari puncak kolom
absorber, setelah mengalir melalui overhead cooler & seperator akan didinginkan oleh
propana chiller pada suhu 21 ° C. Hidrokarbon berat dan uap air akan mengembun
dan dipisahkan di seperator. Gas dari seperator dialirkan ke molesieve drier dimana
uap air akan diserap oleh molesieve desicant sehingga kadar uap air tidak melebihi
0,5 ppm. Molesieve yang sudah jenuh oleh uap air akan diregenerasi lagi.
Dari molesieve drier, gas yang sudah kering dialirkan ke filter terus ke mercury
removal bed yang berisi sulfur impregnated carbon untuk menyerap Hg, hingga
konsentrasi tidak lebih dari 0,1 g / m3.
4.3. Proses precooling
Proses pendinginan pendahuluan dari gas-gas kering yang keluar dari molesieve
dan mercury removal sebelum masuk ke main exchanger. Pendinginan pendahuluan
dilakukan dengan memakai pendingin propana sampai suhu – 29 ° C atau - 30 ° C
kemudian mengalir ke scrub kolom. Pada suhu ini komponen berat akan dicairkan
dan dipisahkan dari komponen ringannya. Komponen ringan mengalir dari puncak
kolom didinginkan pada overhead condenser dengan media pendingin propana pada
suhu – 36 ° C, selanjutnya menuju ke seperator. Gas metana dari seperator dialirkan
ke main Heat Exchanger untuk dicairkan menjadi LNG.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 11 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
4.4. Proses pencairan
Pencairan dilakukan dengan cara mendinginkan sampai suhu pengembunannya dan
atau dikombinasikan dengan cara menaikkan tekanan gas untuk mempermudah
pengembunan / pencairannya. Untuk mendinginkan gas alam menjadi LNG
diperlukan suhu - 82,45 ° C. Pada unit pencairan ini berfungsi untuk mencairkan gas
yang komponen utamanya metana didalam Main Heat Exchanger dengan
menggunakan Mixed Component Refrigerant ( MCR ) sebagai pendingin. Jadi gas alam
dari puncak kolom setelah melewati seperator pada suhu – 36 ° C didinginkan pada
Main Heat Exchanger dengan media MCR. Prinsip pendinginan adalah cara
expansi adiabatik disertai pendinginan ( Joule Thomson Effect ). Pada suhu - 82,45 °
C metana berubah menjadi cairan LNG kemudian ke flash drum untuk memisahkan
N2 nya. LNG selanjutnya masuh ke storage tank.
4.5. Proses fraksinasi
Proses fraksinasi dilaksanakan untuk memisahkan fraksi-fraksi etana, propana,
butana dari hidrokarbon berat yang diproduksi dari scrub column bottom kedalam
menara atau kolom fraksinator deethanizer, depropanizer dan debutanizer.
Hidrokarbon berat C 5 + mengalir dari bottom kolom debutanizer. Setelah masuk
kolom stabilisasi ditarik sebagai kondensat. Etana yang dihasilkan dari deethanizer
ditarik ke storage tank, digunakan sebagai refrigerant make up dan diinjeksikan ke
LNG storage. Propana digunakan untuk produksi LPG. Contoh typical umpan dan
hasil proses pengolahan gas alam dan Spesifikasi LNG tertera di tabel 3 dan tabel 4.
LNG biasanya ditimbun dalam tanki berbentuk silinder tegak beratap kubah
dalam kapasitas sangat besar 250000 sampai 900000 barrels. Karena suhunya
sangat rendah, tanki tersebut diisolasi berlapis-lapis untuk menghindari kebocoran
panas yang bisa menaikkan suhu dan mengubah cairan LNG menjadi uap / gas.
Lapis bagian luar terbuat dari Carbon Steel, lapis dalamnya terbuat dari stainless
Steel dengan kadar Nikel ± 9 %, ditengah antara dua lapisan tersebut terdapat
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 12 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
perlite dan foam glass sebagai isolator. Tanki timbun ini beroperasi pada tekanan
sedikit diatas tekanan atmosfir.
TABEL 3.Contoh Typical Analysis Umpan dan Hasil Pabrik LNG
UraianUmpan gas
TypicalHasil LNGTypical
N2 % vol 0,07 0,03
CO2 % vol 5,97 -
C1 % vol 83,51 90,79
C2 % vol 5,25 5,71
C3 % vol 3,12 2,51
i C4 % vol 0,59 0,48
n C4 % vol 0,69 0,48
i C5 % vol 0,23 -
n C5 % vol 0,15 -
C 6 + % vol 0,42 -
Heating Value Btu/Scf 1092 1107 - 1120
H2S Trace Trace
Hg Trace Trace
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 13 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Tabel 4.Spesifikasi LNG
Uraian Batasan Methode Test
Komponen ASTM D 1945
C1 % mole Minimum 85
C4 % mole Maximum 2
C5 + % mole Maximum 0,1
H2S gram/100 Scf Maximum
0,25
ASTM D 2385
N2 % vol Maximum 1 ASTM D 1945
Kandungan S total gram/100 Scf Maximum 1,3
Density Kg/m 3 Maximum 453
Nilai Kalori Btu/Scf 1105 - 1165
Gas alam sebagai umpan pada proses pencairan perlu diketahui beberapa sifat-
sifatnya baik fisik maupun kimia yang dapat mempengaruhi kondisi operasi,
peralatan dan produk akhir. Beberapa analisis sifat-sifat yang dilakukan terhadap gas
alam antara lain :
─ Analisis komposisi dengan kromatografi
─ Perhitungan Nilai kalor ( Gross Heating Value )
─ Relative density
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 14 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
BAB V.LIQUIFIED PETROLEUM GAS ( LPG )
LPG merupakan suatu gas bumi baik yang berasal dari gas bumi langsung maupun
berasal dari hasil pengolahan minyak bumi yang dicairkan, dengan tekanan uap max.
6,7 kg/cm 2 dan apabila berada pada tekanan atmosfir dan temperatur kamar
berbentuk gas, di mana gas tersebut lebih berat dari udara, oleh karena itu
diperlukan kewaspadaan dalam kemungkinan terjadi akumulasi LPG yang bocor di
atas permukaan tanah (diperlukan ventilasi bagian bawah yang memadai dalam
penyimpanan LPG). Disamping itu apabila terjadi kebocoran LPG akan menghambur
(diffuse) dalam udara secara perlahan dan penghamburan tersebut dapat dipercepat
oleh angin.
Tekanan LPG cukup besar, sehingga kebocoran LPG akan membentuk gas secara
cepat dan mengubah volume menjadi lebih besar dan bersifat flammable. Sebagai
alasan keamanan dalam pemakaiannya, diberi bau, yaitu : butyl atau etil mercaptan
dan dikemas dalam tabung besi baja yang dilengkapi suatu pengatur tekanan. Produk
ini tidak korosif terhadap besi baja, tembaga dan aluminium..
LPG dalam praktiknya digunakan untuk berbagai keperluan , antara lain :
─ Bahan bakar
- Sektor rumah tangga ( pengganti kerosin )
- Sektor industri ( tekstil, keramik, logam, kertas dan lain-lain )
─ Bukan sebagai bahan bakar (sbg. bahan baku penekan / penyemprot pada
produk aerosol )
komposisi utama terdiri dari :
─ Propana
─ Butana
─ Sedikit etana dan pentana
LPG secara umum di golongkan menjadi 3 (tiga) macam Yaitu :
─ LPG Butana (lebih dari 97 % terdiri dari C4H10 )
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 15 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
─ LPG Propana (lebih dari 95 % terdiri dari C3H8 )
─ LPG Campuran ( terdiri dari C3H8 dan C4H10)
5.1. Keuntungan LPG sebagai bahan bakar
─ LPG merupakan energi yang bersih, tidak berbau dan tidak berasap
─ Mengurangi pencemaran udara
─ Mempunyai tekanan uap yang tinggi sehingga tidak perlu pompa dalam
mengalirkannya
─ Lebih hemat dalam penggunaannya karena mudah diatur
5.2. Karakteristik Khusus LPG
Sifat-sifat LPG sebagai bahan bakar yang memenuhi persyaratan kualitas produk
LPG.
Sifat-sifat khusus tersebut adalah :─ Sifat penguapan
─ Sifat pengkaratan
─ Sifat kebersihan
─ Sifat pembakaran dan komposisi
─ Spesifik gravity
5.2.1. Sifat penguapanSifat penguapan pada LPG dinyatakan dengan parameter Tekanan uap dan
Volatility. Besarnya tekanan uap dengan satuan Psig pada 100 °F
dengan metode ASTM D 1267, Volatility; besar % komponen hidrokarbon dalam LPG
yang menguap pada 36 °F dengan metode ASTM D 1837.
Dengan batasan sebagai berikut :
─ Tekanan uap max. 120 psig
─ 95 % volume teruapkan pada 36 °F
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 16 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Tujuan pemeriksaan tekanan uap adalah :
Menjamin keselamatan dalam penyimpaman, penyaluran dan pengangkutan terutama
untuk daerah yang mempunyai iklim berubah-ubah.
5.2.2. Sifat pengkaratan
Kemampuan LPG untuk menimbulkan pengkaratan pada alat yang digunakan yang
disebabkan sulfur dengan metode ASTM D 1838 dengan batasan : Max. No. 1 pada
warna standar.
Kandungan sulfur yang besar dapat menimbulkan :
─ Korosi pada metal
─ Pencemaran udara
─ Turunnya nilai kalori
5.2.3. Sifat kebersihan
Sifat kebersihan ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya senyawa impurities
yang merugikan dalam penggunaan LPG.
Impuritis yang mempengaruhi sifat kebersihan ini dapat diwakili oleh parameter
kandungan sulfur, ASTM D 2784 dan kadar air yang ditetapkan secara visual.
Selain mempengaruhi sifat kebersihan, kadar air yang besar juga dapat menimbulkan
:
─ Turunnya nilai kalori
─ Kebuntuan pada sistem penyaluran LPG
5.2.4. Sifat pembakaran
Sifat kualitas pembakaran pada LPG ini sangat dipengaruhi oleh Nilai kalori dan
kandungan komponennya, komposisi hidrokarbon dianalisis dengan menggunakan
kromatografi gas dengan metode ASTM D 2163.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Nilai kalori LPG sangat tergantung pada komposisi
hidrokarbonnya. Selain itu komposisi hidrokarbon juga dapat digunakan untuk
penetapan parameter tekanan uap dan volatility (RVP) secara perhitungan.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 17 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Komponen campuran propana & butana dibatasi min. 97,5 % volume
→ nilai kalori max.
Komponen ethana dibatasi max. 0,2 % volume
→ membatasi tekanan uap
Komponen penthana dibatasi max. 2 % volume
→ volatility yang tinggi
Tujuan pemeriksaan tekanan uap adalah :Untuk menentukan kondisi & design tempat penyimpanan, container pengapalan.
Tujuan pemeriksaan volatility (Weathering Test)adalah :Untuk mengetahui tingkat efisiensi pembakaran dari LPG.
Perbandingan daya pemanasan bahan bakarJenis Bahan bakar Daya pemanasanListrik 860 Kcal/kwh
Kayu bakar 4000 Kcal/kg
Gas kota 4500 Kcal/kg
Kerosine 11000 Kcal/kg
LPG 11900 Kcal/kg
5.2.5. Spesifik gravity
Perbandingan berat dan volume LPG dengan perbandingan berat dan volume yang
sama dari air pada temperatur 60 °F, ditetapkan dengan metode ASTM D 1657.
Spesifik gravity tergantung pada % komponen hidrokarbon dalam LPG, % komponen
penthana atau fraksi yang lebih berat yang besar maka spec. Gravity besar.
Karena komposisi LPG juga berhubungan dengan tekanan uap & volatility, maka
batasan dari sifat-sifat tersebut merupakan batasan bagi spesifik gravity.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 18 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Tujuan pemeriksaan spec.gravity adalah :
─ Perhitungan berat LPG yang ditampung dalam tempat penimbunan,
berdasarkan volume yang telah diketahui.
─ Perhitungan material balance.
Spesifikasi LPG tertera pada tabel 6, 7 dan 8 menurut SK Dirjen Migas Nomor :
26525.K/10/DJM-T/2009 TANGGAL 31 Desember 2009 sedangkan di Amerika atau
di beberapa negara secara internasional spesifikasinya diatur menurut ASTM D
1835.
Tabel 6. Spesifikasi LPG Propana
No Karakteristik SatuanBatasan Metode Uji
Min. Maks. ASTM Lain
1 Berat Jenis Relatif,
60/60o F
- Dilaporkan D 1657 -
2 Tekanan Uap, 100o F Psig - 210 D 1267 -
3 Weathering Test, 36OF % Vol 95 - D 1837 -
4 Korosi Bilah Tembaga 1 jam/
100oF
- ASTM No.1 D 1838 -
5 Kandungan Sulfur Total Grains/1
00 cuft
- 15 D 2784 -
6 Kandungan Air - Tida ada air bebas - Visual
7 Komposisi
C3 total % vol 95 D 2163 -
C4+ (C4 heavier) % Vol 2.5
8 Etil/Butil Mercaptan mL/1000
AG
50 -
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 19 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Tabel 7. Spesifikasi LPG Butana
No Karakteristik SatuanBatasan Metode Uji
Min. Maks. ASTM Lain
1 Berat Jenis Relatif,
60/60o F
- dilaporkan D 1657 -
2 Tekanan Uap, 100o
F
psig - 70 D 1267 -
3 Weathering Test,
36OF
% Vol 95 - D 1837 -
4 Korosi Bilah
Tembaga
1 jam/
100oF
- ASTM
No.1
D 1838 -
5 Kandungan Sulfur
Total
Grains/1
00 cuft
- 15 D 2784 -
6 Kandungan Air - Tida ada air bebas - Visual
7 Komposisi D 2163 -
C4 total % vol 97.5
C3 % vol 2.5
C5+ (C5 heavier) % Vol NIL
8 Etil/Butil
Mercaptan
mL/1000
AG
50 -
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 20 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Tabel 8. Spesifikasi LPG Campuran
No Karakteristik SatuanBatasan Metode Uji
Min. Maks. ASTM Lain
1 Berat Jenis Relatif,
60/60o F
- dilaporkan D 1657 -
2 Tekanan Uap, 100oF psig - 140 D 1267 -
3 Weathering Test,
36OF
% Vol 95 - D 1837 -
4 Korosi Bilah
Tembaga
1 jam/
100oF
- ASTM
No.1
D 1838 -
5 Kandungan Sulfur
Total
Grains/
100 cuft
- 15 D 2784 -
6 Komposisi D 2163 -
C2 % vol - 0.8
C3 dan C4 % vol 97
C5+ (C5 heavier) % Vol - 2.0
7 Etil/Butil
Mercaptan
mL/10A
G
50 -
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 21 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
BAB VI.BAHAN BAKAR GAS ( BBG )
BBG atau Compressed Natural Gas ( CNG ) dipakai sebagai bahan bakar mobil di
beberapa kota besar seperti Jakaarta, Surabaya, Medan dan lain-lain. Negara-negara
lain yang telah berhasil menggunakan BBG aantara lain : Itaaaaalia, Canaadaaaaa,
Selandia Baaru, Australia, Jepang dan lain-lain.
6.1. Persyaratan Kualitas BBGSebagai bahan bakar persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
- Kandungan Energi
- Spesific gravity
- Kandungan uap air
- Kandungan gas inert
- Kandungan Hidrogen Sulfida
- Kandungan Karbon dioksida
- Kandungan Oksigen
- Kandungan Hidrokarbon berat
6.1.1.Kandungan Energi ( Btu/scf , Kcal/m 3, M Joule/m 3 )Kandungan energi atau nilai kalor merupakan total energi yang dapat diubah sebagai
panas pada reaksi pembakaran ideal pada suhu dan tekanan tertentu.
Kandungan energi menentukan jumlah energi yang masuk dalam mesin, sehingga
mempengaruhi unjuk kerja pada mesin. Makin tinggi kandungan energi dalam bahan
bakar gasnya makin baik unjuk kerja mesin kendaraanya. Di beberapa negara
ditentukan kandungan energi dalam bahan bakar gas minimum sebesar 1000
Btu/scf.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 22 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
6.1.2.Spesific gravity
Perbandingan density gas terhadap density udara pada kondisi tekanan dan
temperatur yang sama. Spesific gravity ditentukan selain berhubungan gas tersebut
menguap juga secara tidak langsung menunjukkan perkiraan kandungan komponen
utama gas.
6.1.3.Kandungan uap air
Kandungan uap air harus dibatasi untuk menghndari terjadinya pengembunan air,
pembentukan gas hidrat dan terjadinya korosi serta penyumbatan didalam tanki
penyimpanan gas dan silinder kendaraan bermotor.
Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya tanki penyimpanan BBG tidak melebihi
tekanan 248 atm.
6.1.4.Kandungan gas inert
Kandungan gas inert ( Nitrogen ) akan mempengaruhi kandungan energi dalam BBG.
Semakin tinggi kandungan Nitrogen dalam BBG semakin berkurang kecepatan
pembakarannya sehingga diperlukan waktu agar didapatkan pembakaran yang tepat
dan berlanjut.
6.1.5.Kandungan Hidrogen Sulfida
Kandungan Hidrogen Sulfida dan sulfida lainnya ( SO x ) menyebabkan korosif dan
senyawa sulfur ini bereaksi dengan baja karbon membentuk oksida besi dan sulfida
besi. Keberadaan senyawa sulfida ini berpengaruh terhadap lingkungan mengingat
emisi pembakarannya dapat menghasilkan gas beracun SO 2 dan SO 3.
6.1.6.Kandungan Karbon dioksida ( CO 2 )
Keberadaan Karbon dioksida dapat memperlambat laju pembakaran, meningkatkan
laju konsumsi bahan bakar atau menurunkan kandungan energi bahan bakar gasnya
sehingga menjadi boros / tidak efisien.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 23 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
6.1.7.Kandungan Oksigen
Kandungan Oksigen dapat menimbulkan korosi terhadap peralatan sehingga
kandungan Oksigen dibatasi max. 0,2 % volume.
6.1.8.Kandungan Hidrokarbon berat ( C 9 + )
Kandungan Hidrokarbon berat dapat mempengaruhi kebocoran dalam silinder
kendaraan dan dapat mempengaruhi titik embun gas bumi.
6.2. Estimasi kebutuhan BBG
Nilai liter setara premium dapat dihitung sebagai berikut :
Nilai kalori premium = 8240 Kcal/liter
Gross Heating value gas alam = 11922,93 Kcal/kg
Jadi kesetaraan 1 liter premium dengan BBG adalah :
8240 / 11922,93 = 0,691 kg BBG / liter Premium.
PUSDIKLAT MIGAS
PENGETAHUAN PRODUK GAS BUMI Dokumen FR-BDMDP-02
LABORATORIUM PENGUJIANMIGAS – GAS BUMICONOCO PHILLIPS
No. Revisi 0
Tanggal 1 September 2011
Halaman 24 dari 24
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan ataudisalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Tabel 9. Spesifikasi BBG SK Dirjen Migas No.10K/34/DDJM/1993.
Uraian SatuanPembatasan Methoda Test
Minimum Maksimum ASTM Lain
1.
Komponen
C1 + C2 % vol 62,0 - D-1945 -
C3 % vol - 8,0 D-1945
C4 % vol - 4,0 D-1945
C5 % vol - 1,0 D-1945
N2 % vol - 2,0 D-1945
H2S ppm vol - 14,0 D-2385
Hg ppm vol - 9,0 - AAS
O2 % vol - 0,2 D-1945 -
H2O % vol - 0,035 - Gravimetri
CO2 % vol - 5,0 D-1945 -
2.Rel.density pd suhu
28oC0,56 0,89 - -
3.Nilai kalori pd suhu
15oC kj/kg dan
tekanan 1 atm
44000