Makalah Gas Bumi

19
I. Pengertian Gas Bumi Gas alam adalah salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat. Ini. Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa) dan LNG (Liquified Natural Gas). Kebutuhan energi yang berasal dari gas alam terus meningkat dari tahun ke tahun. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori cadangan gas alam yang terbesar di dunia. Gas alam di Indonesia kebanyakan digunakan untuk kebutuhan industri, rumah tangga, dan sektor transportasi. Gas bumi yaitu gas dengan komposisi utama campuran-campuran hidrokarbon yang terdapat di dalam reservoir alamiah di bawah permukaan bumi, baik dalam fasa gas maupun terlarut dalam minyak bumi. II. Konsumsi Gas Bumi dan LPG Perkembangan konsumsi gas bumi sebagai energi final diperlihatkan pada gambar 2.1. Dalam 10 tahun terakhir konsumsi gas bumi meningkat rata-rata 4,6% per tahun. Gas bumi sebagai energi final hampir seluruhnya digunakan di sector industri, sebagai bahan bakar dan juga sebagai bahan baku (feedstock). Pemanfaatan gas bumi di sector rumah tangga dan komersial terus meningkat namun pangsanya masih sangat kecil karena keterbatasan infrastruktur gas. Permintaan gas pada kedua sektor ini di masa

description

Gas Bumi

Transcript of Makalah Gas Bumi

I. Pengertian Gas Bumi

Gas alam adalah salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat. Ini.

Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa) dan LNG

(Liquified Natural Gas). Kebutuhan energi yang berasal dari gas alam terus meningkat dari

tahun ke tahun. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

cadangan gas alam yang terbesar di dunia. Gas alam di Indonesia kebanyakan digunakan

untuk kebutuhan industri, rumah tangga, dan sektor transportasi.

Gas bumi yaitu gas dengan komposisi utama campuran-campuran hidrokarbon yang

terdapat di dalam reservoir alamiah di bawah permukaan bumi, baik dalam fasa gas maupun

terlarut dalam minyak bumi.

II.Konsumsi Gas Bumi dan LPG

Perkembangan konsumsi gas bumi sebagai energi final diperlihatkan pada gambar 2.1. Dalam

10 tahun terakhir konsumsi gas bumi meningkat rata-rata 4,6% per tahun. Gas bumi sebagai

energi final hampir seluruhnya digunakan di sector industri, sebagai bahan bakar dan juga

sebagai bahan baku (feedstock). Pemanfaatan gas bumi di sector rumah tangga dan komersial

terus meningkat namun pangsanya masih sangat kecil karena keterbatasan infrastruktur gas.

Permintaan gas pada kedua sektor ini di masa mendatang kemungkinan akan terus meningkat

bila infrastruktur gas telah berkembang.

Gambar 2.1 Perkembangan Konsumsi Gas Bumi

Konsumsi LPG di Indonesia saat ini didominasi oleh sektor rumah tangga (Gambar 2.2).

Perkembangan pesat konsumsi energi terjadi dalam perioda 2005-2009 sebagai hasil

pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG. Pada perioda tersebut konsumsi LPG

tumbuh rata-rata 31% per tahun. Konsumsi LPG sektor komersial dan industri cenderung

turun. Dalam 10 tahun terakhir konsumsi LPG sektor komersial dan industri turun rata-rata

7,5% dan 6,9% per tahun. Penurunan tersebut kemungkinan karena pengalihan konsumsi LPG

ke gas bumi (pipa).

Gambar 2.2 Perkembangan Konsumsi LPG

II.1 Perkembangan Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi

Gas bumi merupakan salah satu jenis energi yang potensial baik untuk memenuhi

kebutuhan domestik juga dijadikan sebagai komoditi ekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa.

Ekspor gas bumi dalam bentuk LNG ditujukan terutama ke Jepang dan Korea Selatan dari

hasil produksi LNG Bontang dan LNG Arun. Ekspor gas bumi dalam bentuk gas pipa

ditujukan ke Singapura dan Malaysia (sejak tahun 2001) melalui lapangan gas Grissik di

Sumatera Selatan dan lapangan gas di Natuna Barat. Sebagian produksi gas bumi digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sektor industri, PLN, gas kota, gas lift and reinjection, dan own

use. Pemanfaatan gas bumi di sektor industri dapat menekan biaya bahan bakar karena harga

gas bumi relatif lebih murah dibanding BBM.

Data menunjukkan bahwa gas bumi yang diekspor (sebagai gas pipa maupun LNG) dan

yang digunakan sebagai bahan baku kilang LNG, lebih besar dibanding pemanfaatan gas bumi

untuk memenuhi kebutuhan domestik. Rendahnya pemanfaatan gas bumi untuk memenuhi

kebutuhan domestik terutama diakibatkan oleh terbatasnya infrastruktur gas bumi apalagi

sumber gas bumi umumnya terletak di luar Jawa, sedangkan konsumen gas bumi umumnya

berada di Jawa. Gambar 3.20 menunjukkan perkembangan produksi dan pemanfaatan gas

bumi selama perioda 2000 – 2009.

Gambar 2.3 Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi

III. Cadangan Gas Bumi

Cadangan gas bumi Indonesia dalam 10 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan

meningkat. Hal ini terjadi karena tingkat penemuan cadangan lebih besar dibanding

tingkat produksi (Gambar 3.28). Dengan cadangan terbukti 112,5 TSCF dan tingkat

produksi 3,02 TSCF per tahun maka reserve to production ratio (R/P) gas indonesia

sekitar 32 tahun. Prospek pertumbuhan cadangan terbukti gas masa mendatang masih

tetap optimis mengingat cadangan potensial yang tersedia cukup besar, yaitu 57,6

TCF, disamping adanya kemungkinan tambahan penemuan baru dari hasil eksplorasi

di masa mendatang. Cadangan gas bumi Indonesia berada di Natuna Timur,

Kalimantan, Sumatera, Papua, Maluku, dan Sulawesi. Di samping gas bumi,

Indonesia juga memiliki sumberdaya coal bed methane (CBM). CBM tersebut

terdapat di sumberdaya batubara yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera.

Pemanfaatan sumberdaya gas bumi untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang

sebagian besar terpusat di pulau Jawa terkendala oleh masih terbatasnya infrastruktur

penyaluran gas. Sebagian besar dari produksi gas Indonesia saat ini diekspor dalam

bentuk LNG. Pemanfaatan gas bumi domestik di masa mendatang diharapkan akan

dapat ditingkatkan melalui pembangunan infrastruktur penyaluran gas, penyebaran

pusat-pusat permintaan gas ke luar pulau Jawa dan kebijakan pengutamaan

pemanfaatan gas untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Dibanding cadangan gas

dunia, cadangan gas indonesia relatif kecil, hanya 1,7 % terhadap total cadangan

terbukti gas bumi dunia (6534 trilyun kaki kubik). Cadangan gas dunia tersebar di

Timur Tengah (41% cadangan dunia), disusul oleh wilayah Eropa dan Eurasia dengan

pangsa sebesar 34%, Afrika 8,3%, Asia pasifik 7,9% sedangkan wilayah Amerika

Utara dan Amerika Selatan mempunyai pangsa paling kecil, masing-masing sebesar

4,8% dan 4% (BP Statistical Review of World Enegry, 2009). Negara-negara yang

mempunyai pangsa cadangan gas cukup besar adalah Rusia (23,4 % cadangan dunia)

disusul Iran (16%) dan Qatar (13,8%).

Gambar 3.1 Potensi Cadangan Gas Bumi

Gambar 3.2 Cadangan Gas Bumi Tahun 2009

Pada gambar 3.2 cadangan gas bumi tahun 2009 berdasarkan data yang diperoleh pada bulan Januari 2009 dapat dilihat bahwa Natuna menjadi ladang cadangan gas bumi terbesar yaitu 52.14 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet) serta beberapa daerah di Indonesia yang memiliki cadangan gas bumi seperti NAD, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Namun, terbukti bahwa jumlah gas bumi yang diperkirakan dapat diproduksi dari reservoir yang ukurannya sudah diperhitungkan sebesar 107.34 TSCF sedangkan potensi cadangan gas bumi yang diperkirakan terdapat pada reservoir hanya sebesar 52.29 TSCF.

Gambar 3.3 Cadangan Gas Bumi tahun 2010

Sedangkan pada gambar 3.3 cadangan gas bumi tahun 2010 tidak jauh berbeda dari cadangan gas

bumi tahun 2009 dengan cadangan gas bumi terbesar Indonesia berada di Natuna sebesar 51.46

TSCF atau Triliun Standard Cubic Feet. Sehingga, dapat diketahui total potensi cadangan gas

bumi Indonesia sebesar 157.14 TSCF dengan jumlah gas bumi yang diperkirakan dapat

diproduksi dari reservoir sebesar 108.40 TSCF sedangkan potensi cadangan gas bumi yang

diperkirakan terdapat pada reservoir hanya sebesar 48.74 TSCF.

IV. Penggunaan Gas Alam

saat ini penggunaan gas alam semakin meninggkat di tengah tengah krisisnya produksi minyak

bumi. Gas alam bisa menjadi sumber energi alternatif untuk digunakan dalam berbagai

keperluan, baik untuk perumahan, komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan

gas alam selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan

gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Berikut adalah beberapa keuntungan dalam

penggunaan gas alam :

Ramah lingkungan dibandingkan minyak atau batubara.

Hal ini terutama karena fakta bahwa gas alam hanya memiliki satu karbon sehingga

menghasilkan emisi lebih sedikit. Dengan jumlah panas yang sama, gas alam

memancarkan karbon dioksida 30% lebih sedikit dari minyak yang terbakar dan 45%

lebih sedikit karbon dioksida dari pembakaran batu bara.

Murah (lebih murah daripada bensin) Oleh karena itu, biaya sangat efektif.

Dapat disimpan dengan aman.

Menghasilkan 60 sampai 90% lebih sedikit asap.

Karena proses pembakaran yang bersih, tidak menghasilkan abu setelah melepaskan

energi.

Dalam penggunaan gas alam, tentunya memiliki beberapa kekurangan sehingga

mempertimbangkan pengguna untuk memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa kekurangan gas

alam :

Salah satu kerugian dari gas alam yang sering dikreditkan sebagai keuntungan oleh para

ahli, adalah bahwa sumber daya energi tak terbarukan. Ketersediaan Itu adalah terbatas.

Kritik juga menunjukkan bahwa ekstraksi mereka menyisakan kawah besar di dalam

bumi.

Sangat volatile (sangat mudah terbakar) dan dapat berbahaya, jika ditangani

sembarangan.

Tidak berwarna, tidak berbau dan berasa yang membuat deteksi kebocoran yang sangat

sulit.

Di pipa gas, zat (berisi karbon monoksida) yang memiliki bau yang kuat ditambahkan

untuk membantu mendeteksi kebocoran. Namun, zat ini dapat berbahaya dan

menyebabkan kematian, pada kenyataannya, penggunaan gas alam adalah penyebab

paling umum kematian karbon monoksida.

Membangun dan mengelola pipa seperti banyak biaya.

V. Manfaat Gas Alam

Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :

1.    Gas alam sebagai bahan bakar

Gas alam sebagai bahan bakar yaitu digunakan sebagai bahan bakar untuk proses produksi

listrik, kendaraan, dan industri komersial.

Dalam contoh penggunaannya gas alam digunakan sebagai bahan bakar pembangkit contohnya

adalah Pembangkit Listrik Tenaga gas dan uap, dan bahan bakar industri ringan, menengah dan

berat, serta bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV).

Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain

bensin atau solar. Di Indonesia, dikenal dengan CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan

bakar ini dianggap lebih bersih bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi

gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4)

yang diekstrak dari gas alam. LPG (liquified petroleum gas), adalah campuran dari berbagai

unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan

suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana

(C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana

(C2H6) dan pentana (C5H12). Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar

alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup

banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin kendaraannya harus

dimodifikasi terlebih dahulu.

2.       Gas alam sebagai bahan baku

Antara lain bahan baku biasanya digunakan di pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku

plastik LDPE (low density polyethylene), LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE

(high density polyethylen), PE (poly ethylene), PVC (poly vinyl chloride), C3 dan C4-nya untuk

LPG, CO2 nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang,

pengelasan dan bahan pemadam api ringan.

3.       Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor

Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia yaitu LNG (Liquified

Natural Gas) atau gas alam cair.

Gas alam cair Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk

menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi

cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG ditransportasi

menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang

khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar,

membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada. Ketika

memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat

ditransportasi oleh kendaraan LNG. Dibandingkan dengan minyak mentah, pasar gas alam cair

relative lebih kecil.

VI. Infrastruktur Gas Bumi

Infrastruktur gas bumi berupa jaringan transmisi dan distribusi. Jaringan transmisi gas

bumi yang sudah terinterkoneksi adalah Sumatera Bagian Tengah sampai ke Jawa Barat.

Jaringan transmisi pipa gas di Jawa Timur masih berdiri sendiri (belum terhubung dengan

Jawa Barat). Kapasitas angkut jaringan transmisi pipa gas dari Sumatera Bagian Tengah ke

Jawa Barat dapat mencapai 591 MMCFD dengan 2 jaringan pipa gas. Selain untuk

memenuhi kebutuhan domestik, gas bumi juga di ekspor melalui jaringan transmisi

Sumatera Tengah-Batam-Singapura, Natuna Barat-Malaysia, dan Natuna Barat-Singapura.

Selanjutnya, jaringan distribusi pipa gas bumi tersebar di wilayah pemasaran gas bumi, yaitu

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur,

Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Natuna Barat.

Infrastruktur pengolahan gas bumi yang lain adalah LNG Plant. LNG Plant berfungsi

untuk memisahkan gas bumi/metana dari etana, propana, butana, serta pengotor-pengotor

yang ada pada gas bumi. Indonesia memiliki dua buah LNG Plant, yaitu LNG Arun di Aceh

dan LNG Badak di Bontang. LNG Arun memiliki enam train dengan kapasitas produksi

12,85 juta metrik ton per tahun. LNG Badak terdiri dari delapan train dengan kapasitas

produksi 21,64 juta metrik ton per tahun.

Sebagai contoh Industri Energi Gas Alam di PT. badak di Bontang.

Sejarah singkat PT. Badak di Bontang.

1. Ditemukan cadangan gas alam yang besar di lapangan Badak, Kalimantan Timur oleh

HUFFCO.

2. HUFFCO menemukan >70 sumur gas yang keseluruhannya mengandung 6x1012 ft3.

3. PT Badak NGL didirikan pada tanggal 26 November 1974.

4. Mengelola, mengoperasikan, dan memelihara kilang LNG Bontang.

5. Kempemilikan saham PERTAMINA 55%, VICO 20%, JILCO 15% dan Total Indonesia

10%

Produksi LNG PT. Badak

Tahun Volume Muatan (m3) Pertumbuhan (%)

1999 40,429,603 -

2000 45,288,046 12.02

2001 47,373,936 4.61

2002 44,561,267 -5.94

2003 44,467,102 -0.21

2004 43,115,092 -0.34

Rata-rata Pertumbuhan 1.49

Proses pengolahan gas alam cair di PT. Badak

Penjelasan :

1. Plant 1 – gas purification

-Pemurnian gas dengan pemisahan kandungan CO2.

-Digunakan larutan Methyl De Ethanol Amine untuk pemisahan CO2.

-Proses ini mengurangi CO2 hingga 50 ppm.

2. Plant 2 – gas dehydration and mercury removal

-Pemisahan H2O dan Hg

-H2O akan menjadi padat (T <0 0C) dan menghambat proses pendinginan gas alam

selanjutnya.

-Hg pada gas alam jika terkena peralatan dari alumunium akan terbentuk amalgam

(korosi).

-Pemisahan H2O dengan cara absorbsi menggunakan molecullar sieve hingga H2O

maksimal 0,5 ppm.

-Pemisahan Hg dengan absorbsi senyawa belerang menggunakan molecullar sieve hingga

Hg maksimal 0,1 ppm.

3. Plant 3 – fractionation

- Proses pemisahan (fractination) gas alam dari fraksi berat ( C2, C3, C4).

- Fraksi berat yang terpisah kemudian dialirkan ke Deethanizer, Deprophanizer, dan

Debuthanizer.

- Fraksi ringan didinginkan hingga temperatur -50 0C dan selanjutnya diproses di plant 5.

4. Plant 4 – Refrigeration

Pendinginan Prophane

1. Prophane berubah fase menjadi gas setelah temperaturnya naik akibat mendinginkan gas

alam maupun MCR.

2. Prophane didinginkan oleh air laut.

Pendinginan MCR

1. Cairan MRC (campuran nitrogen, methane, prophane dan buthan) berubah fase manjadi

gas setelah temperatur naik akibat pendinginan gas alam.

2. MCR didinginkan oleh air laut.

5. Plant 5 – Liquefaction

1. Tahap pendinginan dan pencairan gas alam menggunakan Main Heat Exchanger..

2. Gas yang diproses pada tahap ini C1 didinginkan hingga temperatur -160 0C pada

tekanan atmosfer.

3. Gas cair dialirkan ke LNG Storage.

Proses produksi LPG

Fraksi berat dari Plant 3 dialirkan ke

1. Deethanizer

-Mengambil komponen C3+ dan memisahkan komponen ethana (C2) dari gas umpan.

-Faksinasi LPG berawal dari Deethanizer (De-C2) menuju Deprophanizer (De-C3).

2. Deprophanizer

-Memisahkan C3 dari umpan gas.

-Produk kolom atas berupa C3 menuju tangki penyimpanan propana.

-Produk kolom bawah berupa C4+ menuju unit Debuthanizer.

3. Debuthanizer.

-Menghasilkan butana pada bagian atas kolom.

-Menghasilkan kondensat pada bagian bawah kolom.