Post on 27-Mar-2019
Sulawesi Tenggara
Tugu PersatuanTugu Persatuan dibangun di atas lahan yang dulu di-pakai Musabaqoh Tilawatir Quran (MTQ) Nasional ke-21 tahun 2006. Karena itu, area ini lazim disebut MTQ Square. Difungsikan sebagai alun-alun Kendari, dan kebe-tulan berada di depan Kan-tor Wali Kota Kendari, MTQ Square biasa dipakai untuk berbagai kegiatan: konser musik, bazar, pameran, dan pergelaran lainnya. Ini sesu-ai cita-cita awal, ingin mem-bangun pusat kota bagaikan kawasan Monas di Jakarta.
494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Profil Sulawesi Tenggara2014
Karakter Kemiskinan Perbandingan Kemiskinan Multidimensi
Desa Kota
Ibu Kota : KendariLuas Wilayah : 38.068 km2
Jumlah Penduduk : 2,23 jutaKepadatan Penduduk : 64 jiwa/km2
PDRB/Kapita2) : Rp 6,3 jutaIPM : 68,07Angka Pengangguran3) : 4,43%Koefisien Gini4) : 0,426
61.706
IKM
223.577
1.025.461
54,8% 38,4%
42,8%44,4%
0,1650,243
44,0%
20,7%
18,4%
12,0%
6,2%
94,9%
76,2%
66,9%
62,0%
57,9%
44,7%
Profil Kemiskinan Multidimensi
Jumlah Rumah Tangga Miskin : 285.283 Jumlah Penduduk Miskin : 1.283.627 Angka Kemiskinan : 50,2%Keparahan Kemiskinan : 44,05%Indeks Kemiskinan Multidimensi : 0,221
258.166
Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi
Persentase Penduduk Miskin
KeparahanKemiskinanMultidimensi
Penduduk Miskin Kota
IndeksKemiskinanMultidimensiIKM
RT Miskin
Keterangan1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga2)PDRB/kapita tanpa Migas3)Data Agustus 20144)Data 2013
Laporan Provinsi| 495
Peta Kemiskinan MultidimensiProvinsi Sulawesi Tenggara
2013
Keterangan Simbol Karakteristik
Aksesair bersih
PartisipasiSekolah
MelekHuruf
PembantuKelahiran
Bahan Ba-kar untukMemasak
SumberPenerangan
Kondisi Atap Lantai Dinding
Kepemilikan Aset Rumah
Gizi Seimbang Anak Balita
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Sanitasi
>50 40-50 30-40 20-30 <20 n.a.
Keterangan RT Miskin (%)
Jumlah RT Miskin (dalam ribu)
WAKATOBI
BUTONKOTA BAUBAU
MUNA
BUTON UTARA
BOMBANA
KONAWE SELATAN
KOLAKA
KONAWE KEPULAUAN
KOTA KENDARI
KONAWE
KOLAKA TIMUR
KONAWE UTARAKOLAKA UTARA
34
40
30
41
34
23
9
14
7
7
0
0
29
13
496 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Profil Kemiskinan Multidimensi
Taraf hidup masyarakat Sulawesi Teng-gara (Sultra) berangsur membaik selama 2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat kepara-han, dan indeks kemiskinan yang diukur se-cara multidimensi, cenderung turun dalam periode tersebut. Meski tipis, turunnya keti-ga indikator kemiskinan multidimensi tersebut menunjukkan semakin besarnya kesempatan masyarakat Sultra memperoleh layanan kes-ehatan, pendidikan, dan memiliki kualitas hidup lebih layak.
Tren positif terkait peningkatan kese-jahteraan masyarakat Sultra tecermin dari makin berkurangnya angka kemiskinan mul-tidimensi. Rata-rata ada 2,33 persen rumah tangga miskin di wilayah ini yang ”naik kelas” ke tingkat lebih tinggi selama 2012-2014. Perubahan positif tersebut turut mendorong turunnya indeks kemiskinan Sultra. Pada ta-hun 2014 indeks kemiskinan di provinsi ini mencapai 0,221 persen. Posisinya berada
setingkat lebih baik daripada Papua Barat dan setingkat lebih buruk daripada Sulawesi Tengah tetangganya.
Meski terjadi penurunan indeks kem-iskinan, perkembangan taraf hidup mas-yarakat Sulawesi Tenggara tidak banyak berubah. Secara nasional, indeks kemiskinan provinsi seluas 148.140 meter persegi ini be-rada di peringkat ke-6 dari 33 provinsi. In-deks kemiskinan Sultra berada jauh di bawah rata-rata nasional yang hanya 0,124. Den-gan keparahan kemiskinan rata-rata 44,3 persen dalam tiga tahun tersebut, tampak bahwa tingkat kesulitan warga miskin, baik di perdesaan maupun di perkotaan Sultra, relatif tidak berkurang.
Jumlah rumah tangga miskin merupakan satu-satunya parameter kemiskinan di Sultra yang masih berfluktuasi selama 2012-2014. Kondisi di tahun 2013 merupakan yang ter-baik karena jumlah rumah tangga miskin di provinsi ini turun sebanyak 2,55 persen, men-jadi 282.188 rumah tangga. Sayangnya, posisi tersebut tidak bertahan lama karena
Analisis Kemiskinan MultidimensiSulawesi Tenggara
Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Sulawesi Tenggara 2012-2014
Keterangan2012 2013 2014
Desa KotaDesa + Kota
Desa KotaDesa + Kota
Desa KotaDesa + Kota
Jumlah Rumah Tangga Miskin
230.931 58.628 289.559 224.932 57.256 282.188 223.577 61.706 285.283
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
1.068.636 250.529 1.319.165 1.036.143 257.740 1.293.883 1.025.461 258.166 1.283.627
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
59,8 40,3 54,5 55,9 36,9 50,7 54,8 38,4 50,2
Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%)
45,6 42,3 45,0 44,5 41,9 44,0 44,4 42,8 44,1
Indeks Kemiskinan Multidimensi 0,273 0,171 0,245 0,249 0,155 0,223 0,243 0,165 0,221
Laporan Provinsi| 497
kemiskinan multidimensi Sulawesi Tenggara berkurang sebanyak 4,34 persen. Kondisi ini muncul akibat terdorong oleh semakin ren-dahnya jumlah rumah tangga miskin dalam periode yang sama.
Kondisi kemiskinan Sulawesi Tenggara yang diukur melalui pendekatan multidimen-si berbeda polanya dibandingkan dengan kemiskinan moneter. Selama kurun 2012-2014 pola perubahan angka kemiskinan moneter Sulawesi Tenggara tidak mencolok dan cenderung fluktuatif. Sementara itu, dari kacamata multidimensi, terlihat ada penurun-an yang konsisten dari tahun ke tahun.
Gambaran kemiskinan yang terjadi di Su-lawesi Tenggara memiliki beberapa kemiri-pan dengan yang terjadi di tingkat nasional. Kemiripan itu terkait lokasi kantong-kantong kemiskinan yang mayoritas terkonsentrasi di perdesaan. Kesamaan lainnya terkait pola kecenderungan perubahan yang turun secara bertahap selama dua tahun berturut-turut sejak 2012.
Baik di Sulawesi Tenggara maupun di tingkat nasional, rendahnya kapabilitas mas-yarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari lebih banyak terjadi di perde-saan dibandingkan dengan perkotaan. Da-lam periode 2012-2014, angka kemiskinan di perdesaan Sulawesi Tenggara kurang lebih satu setengah kali angka kemiskinan di perkotaan. Pada tahun 2013, misalnya, ada sebanyak 56,0 persen rumah tangga miskin
setahun kemudian jumlahnya kembali ber-tambah sebanyak 1,1 persen.
Meski jumlah rumah tangga miskin men-galami pasang surut, penghitungan kemi-skinan secara individu tidaklah demikian. Selama 2012-2014 jumlah penduduk miskin Sultra terus turun dari waktu ke waktu. Dalam periode tersebut rata-rata terdapat 1,35 persen penduduk yang taraf hidupnya be-rangsur membaik.
Angka Kemiskinan Multidimensi
Sulawesi Tenggara terdiri atas 12 wilayah kabupaten/kota, yang tak satu pun wilayahnya terbebas dari kemiskinan multi-dimensi. Sembilan dari dua belas kabupat-en/kota yang ada bahkan memiliki rumah tangga miskin lebih dari 50 persen. Kondisi ini terjadi selama 2012-2014.
Kabupaten Konawe Utara merupakan pemilik angka kemiskinan multidimensi tert-inggi di Sulawesi Tenggara. Proporsi rumah tangga miskin di wilayah seluas 5.101,76 kilometer persegi ini mencapai 65,03 pers-en. Sebaliknya, angka kemiskinan terendah, yaitu 40,66 persen, dimiliki Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra.
Meski angka kemiskinan multidimensi di tiap wilayah rata-rata lebih dari 50 persen, ada gambaran positif dilihat dari perger-akannya yang cenderung turun dari waktu ke waktu. Dalam dua tahun sejak 2012, angka
Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)
498 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
di perdesaan Sulawesi Tenggara. Sementara itu, proporsi rumah tangga miskin di perko-taan tak lebih dari 36,9 persen.
Dari segi proporsi, angka kemiskinan multidimensi Sultra dan nasional memang memiliki kemiripan. Akan tetapi, jika ditelisik lebih jauh, kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan di Sulawesi Tenggara rupa-nya tidak sebesar nasional. Pada periode yang sama, angka kemiskinan perdesaan di tingkat nasional mencapai dua kali lipat dib-andingkan dengan perkotaan.
Tren angka kemiskinan multidimensi Su-lawesi Tenggara terus turun selama 2012-2014. Pola ini terjadi pula di tingkat nasion-al. Baik Sulawesi Tenggara maupun nasional sama-sama mampu menekan angka kem-iskinan dalam periode tersebut. Bedanya,
angka kemiskinan multidimensi Sultra pada tahun 2014 masih berada di angka 50,2 persen. Artinya, satu dari dua rumah tangga di provinsi ini tidak mendapat akses kese-hatan, pendidikan, dan memperoleh kualitas hidup yang layak. Sementara itu, di tingkat nasional kondisinya jauh lebih baik. Angka kemiskinan Indonesia pada tahun yang sama adalah 29,70 persen. Artinya, dari tiga ru-mah tangga, hanya satu yang tidak terpenu-hi kebutuhan hidupnya.
Keparahan Kemiskinan Multidimensi
Tahun 2014, lebih dari separuh atau 50,2 persen dari total rumah tangga di Su-lawesi Tenggara masuk dalam kategori mi-skin secara multidimensi. Selain besar dari
Sulawesi Tenggara
20122013
2014
Sulawesi Tenggara
20122013
2014
Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
Laporan Provinsi| 499
segi proporsi, intensitas atau tingkat kepara-hannya pun mencapai 44,1 persen di tahun yang sama. Selisihnya 2,2 persen lebih ting-gi dibandingkan dengan di tingkat nasion-al. Posisi ini mendudukkan Sultra di urutan ke lima dari 33 provinsi di Indonesia. Sementara itu, di antara provinsi lainnya di Pulau Sulaw-esi keparahan kemiskinan Sultra berada di urutan kedua.
Meski demikian, kecenderungan positif tergambar dari pola perubahannya selama periode tersebut. Setidaknya dalam dua ta-hun sejak 2012, trennya selalu positif atau turun secara bertahap. Awalnya, keparahan kemiskinan Sultra sebesar 45 persen, teta-pi dua tahun kemudian turun menjadi 44,1 persen.
Meski demikian, penurunan keparahan kemiskinan yang konsisten hanya terjadi di perdesaan. Pada tahun 2012, keparahan kemiskinan di perdesaan tercatat sebesar 45,6 persen. Dua tahun berikutnya, kepara-han kemiskinan ini turun menjadi 44,4 pers-en. Sebaliknya, di perkotaan, keparahan kemiskinan berfluktuasi. Setelah sempat turun pada 2013, keparahan kemiskinan di perko-taan meningkat menjadi 42,8 persen setahun kemudian.
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Pendekatan secara multidimensi memo-
tret kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara yang berangsur membaik selama 2012-2014. Pada periode tersebut semak-in banyak masyarakat miskin Sultra yang berkesempatan memiliki akses kesehatan, pendidikan, dan memperoleh kualitas hidup lebih baik. Dalam dua tahun tersebut ter-catat penurunan indeks kemiskinan di Sultra sebesar 0,024. Kondisi ini persis sama den-gan nasional, di mana terjadi selisih indeks kemiskinan dalam jumlah yang sama.
Secara umum, perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin Sulawesi Tenggara ter-golong tipis. Selama dua tahun tersebut ra-ta-rata penurunan indeks kemiskinan hanya sebesar 0,012 poin. Posisi ini menempatkan Sulawesi Tenggara dalam kategori sepuluh wilayah dengan persoalan kemiskinan ter-banyak atau berada di urutan keenam di tingkat nasional. Indeks Kemiskinan Multidi-mensi Sultra, yaitu 0,221. Posisi ini setingkat lebih baik daripada Papua Barat dan seting-kat lebih rendah daripada Sulawesi Tengah.
Kota Kendari merupakan wilayah den-gan tingkat kesejahteraan terbaik di Provin-si Sulawesi Tenggara. Indeks kemiskinan ibu kota provinsi ini merupakan yang terendah, yakni sebesar 0,16 di tahun 2014. Sebalikn-ya, indeks kemiskinan tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Bombana, yaitu 0,30. Malangn-ya, selain dari segi indeks, taraf kemiskinan di Kabupaten Bombana pun terhitung paling
Sulawesi Tenggara
Grafik 4 Indeks Kemiskinan Multidimensi menurut Desa – Kota
500 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
parah di antara 11 kabupaten/kota lainnya.
Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulan
Hingga kini, persoalan terbesar yang di-hadapi oleh rumah tangga miskin di Sulaw-esi Tenggara ialah yang termasuk dalam di-mensi standar kualitas hidup dan kesehatan. Setidaknya ada empat persoalan mendasar, yakni sumber penerangan, akses air bersih, sanitasi, dan bahan bakar untuk memasak.
Hingga tahun 2014, sekitar tiga dari em-pat rumah tangga miskin di Sulawesi Tengga-ra belum memilik akses listrik yang memadai. Lebih dari 85 persen masyarakat miskin di Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Kolaka tidak memiliki ak-ses listrik yang memadai. Kesulitan lain yang dialami oleh rumah tangga miskin di Sultra adalah minimnya sanitasi. Sebanyak 59,4 persen keluarga tidak memiliki toilet atau jamban sendiri pada tahun 2014. Selama ini enam dari sepuluh keluarga miskin Sul-tra menggunakan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) yang disediakan untuk umum.
Sementara itu, dalam hal akses air bersih, rumah tangga yang mengalami per-soalan ini kian berkurang dalam kurun waktu 2012-2014. Meski demikian, masih terdapat sekitar 67 persen rumah tangga miskin yang tidak memiliki akses air bersih yang layak pada tahun 2014. Kemudian, dalam hal ba-han bakar untuk memasak, setidaknya ada 95 persen rumah tangga miskin yang bahan bakar untuk memasaknya masih belum layak. Bahkan, di Kabupaten Bombana dan Kabu-paten Buton Utara, kelangkaan bahan bakar untuk memasak ini dialami oleh semua rumah tangga miskin.
Persoalan lain yang dialami oleh rumah tangga miskin ialah asupan gizi anak balita, yang cenderung meningkat. Hal ini ditandai dengan kian bertambahnya rumah tangga miskin yang memiliki anak balita dengan asu-pan gizi yang tidak seimbang. Pada tahun 2014 sebanyak 67,72 persen rumah tangga tak bisa mencukupi gizi anak balitanya kare-na terbelenggu kemiskinan. Kondisi ini tern-yata lebih parah dibandingkan dengan dua
tahun sebelumnya sebab terjadi lonjakan sebesar 5,5 persen.
Rekomendasi
Ukuran kemiskinan multidimensi memasuk-kan Sultra dalam kategori sepuluh wilayah di Indonesia dengan kondisi kemiskinan yang paling memprihatinkan. Pada tahun 2014 indeks kemiskinan Sultra berada di urutan kedelapan tertinggi dari 33 provinsi di In-donesia. Meski masuk dalam kategori ter-belakang, tren kesejahteraan masyarakat Sultra cenderung meningkat selama 2012-2014.
Pengadaan listrik dan bahan bakar untuk memasak harus segera dilaksanakan. Lam-bannya program tersebut akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan lainnya, seper-ti pendidikan dan perbaikan gizi keluarga. Tersedianya listrik membuka peluang mas-yarakat memperoleh lebih banyak informasi baik dari televisi maupun radio. Wawasan tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kes-ehatan akan mudah sampai ke masyarakat.
Sultra sebenarnya memiliki potensi sumber daya listrik. Setidaknya ada sun-gai-sungai besar yang berkapasitas se-bagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sungai Lalindu dan Lasolo di Kecamatan Asera, Kabupaten Kendari, misalnya, memi-liki daya masing-masing sebesar 100 MW dan 90 MW. Ada pula Sungai Konaweha dengan daya 24 MW. Selain berasal dari sungai, terdapat pula sumber energi listrik dari panas bumi. Dua sumber panas bumi yang ada di Sultra adalah Lainea di Kabu-paten Kendari dan Lawele di Kabupaten Bu-ton, masing-masing bisa memproduksi daya sebesar 250 MW dan 175 MW. Jika dikelo-la lebih baik, semua potensi itu bisa mendor-ong kesempatan lebih banyak lagi masyar-akat miskin dalam mengakses listrik.
Program kesehatan yang mencakup penyediaan sanitasi dalam bentuk jamban keluarga harus diterapkan di setiap rumah tangga dan ditujukan terutama kepada ke-pala keluarga. Sementara itu pemenuhan gizi anak balita mulai dari pengetahuan dasar hingga cara penyajian makanan se-hat disampaikan kepada semua perempuan,
Laporan Provinsi| 501
baik yang masih lajang maupun yang sudah menikah. Pemahaman tentang pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil serta gizi bagi perkembangan anak balita perlu ditekan-kan.
Program Desa Sehat Cerdas merupakan satu konsep pengembangan dari desa siaga aktif yang dibentuk oleh Kementerian Kese-hatan. Program yang difasilitasi Proyek BA-SICS, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, ini patut dikembangkan lebih luas dan cepat agar perbaikan kesejahteraan masyarakat meningkat lebih pesat. Praktik forum-forum desa di Kabupaten Konawe Selatan melalui Desa Mandara Mandidoha (desa sehat, cer-das, dan sejahtera) atau Kampo Waraka (desa sehat) di Kabupaten Buton Utara meru-pakan contoh dan bukti kuat dasar pemben-tukan konsep tersebut.
Terkait penyediaan elpiji, pemerintah pu-sat harus kembali menggelar program kon-versi minyak tanah ke elpiji yang telah dim-ulai tahun 2007. Hingga kini konversi minyak tanah ke elpiji secara massal belum berhas-il terlaksana hingga ke wilayah Indonesia timur, termasuk Sultra. Menurut Kementeri-an Energi dan Sumber Daya Mineral, hing-ga 2014 baru satu stasiun pengisian bahan bakar gas terpasang di Sultra, lokasinya di Kota Kendari.
Dengan memperhatikan permasalahan utama yang dialami oleh rumah tangga mi-skin, upaya penanggulangan kemiskinan mul-tidimensi di provinsi ini perlu diarahkan se-bagai berikut:
1. Penambahan akses listrik di Kabupat-en Muna, Kolaka, Konawe Selatan, dan Konawe,
2. Penyediaan air bersih di Kabupaten Kolaka, Muna, Kota Kendari, dan Ka-bupaten Konawe.
3. Mempercepat ketersediaan sanitasi di Kabupaten Muna, Kolaka, Konawe Selatan, dan Buton.
4. Peningkatan jaringan distribusi bah-an bakar untuk memasak, khususnya elpiji, di Kabupaten Kolaka, Muna, Buton, dan Konawe Selatan.
5. Mendorong program perbaikan gizi anak balita di Kabupaten Buton, Muna, Konawe Selatan, dan Konawe.
502 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Indikator
2012 2013 2014
Desa KotaDesa
+ Kota
Desa KotaDesa
+ Kota
Desa KotaDesa
+ Kota
184.323 33.508 217.831 175.515 30.044 205.558 159.920 30.829 190.750
141.268 39.007 180.275 142.459 40.432 182.891 126.440 50.476 176.916
101.626 18.510 120.136 93.292 15.057 108.349 109.941 17.532 127.473
118.487 32.460 150.946 115.047 33.244 148.291 129.755 35.337 165.092
31.219 4.954 36.173 32.131 5.902 38.032 28.926 5.177 34.103
52.389 6.236 58.625 45.312 4.942 50.253 48.712 3.770 52.482
100.411 25.060 125.472 94.416 26.882 121.299 95.861 29.704 125.564
195.684 37.685 233.368 182.690 31.039 213.729 175.415 42.065 217.480
228.889 57.055 285.944 222.449 56.130 278.579 214.466 56.314 270.780
23.610 2.959 26.569 19.089 2.322 21.411 14.682 3.139 17.821
25.505 28.060 53.564 21.308 29.505 50.813 28.996 29.968 58.964
Lampiran 1 Jumlah RT Miskin Menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014
Laporan Provinsi| 503
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
7401 Kab. Buton 32.674 60,4 45,2 0,2737402 Kab. Muna 36.420 58,7 46,0 0,2707403 Kab. Konawe 34.054 59,1 46,3 0,2747404 Kab. Kolaka 41.243 56,0 45,8 0,257
7405Kab. Konawe Selatan
37.482 56,0 44,9 0,252
7406 Kab. Bombana 21.303 64,5 46,6 0,3007407 Kab. Wakatobi 10.003 42,6 43,1 0,1847408 Kab. Kolaka Utara 16.076 53,9 44,6 0,2417409 Kab. Buton Utara 8.046 61,5 44,0 0,2717410 Kab. Konawe Utara 7.660 65,0 46,0 0,2997471 Kota Kendari 30.216 40,7 40,7 0,1657472 Kota Baubau 14.382 46,0 44,6 0,205
74_SULTENGGARA 289.559
Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2012
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
7401 Kab. Buton 33.904 59,3 45,9 0,2727402 Kab. Muna 40.009 61,4 45,8 0,2817403 Kab. Konawe 29.877 50,0 44,1 0,2207404 Kab. Kolaka 40.905 52,4 44,3 0,232
7405Kab. Konawe Sela-tan
33.671 49,6 42,4 0,210
7406 Kab. Bombana 23.146 63,2 44,9 0,2847407 Kab. Wakatobi 9.338 39,8 41,0 0,1637408 Kab. Kolaka Utara 14.446 47,1 42,8 0,2027409 Kab. Buton Utara 6.877 52,8 46,0 0,2437410 Kab. Konawe Utara 7.325 60,8 45,4 0,2767471 Kota Kendari 29.439 37,1 40,8 0,1517472 Kota Baubau 13.251 39,3 43,4 0,171
74 SULTENGGARA 282.188
Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2013
504 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 4 Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012-2014
Laporan Provinsi| 505
KABUPATEN/KOTA
Jum-lah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. Buton 32,7 23,3 13,1 17,3 19,2 2,8 8,0 15,0 26,4 32,5 4,7 6,1 Kab.Muna
36,4 31,5 16,0 15,1 20,5 3,8 9,8 16,6 32,6 36,3 3,2 5,4
Kab. Konawe
34,1 26,7 21,7 14,6 19,0 4,7 5,8 16,3 29,4 34,1 4,3 3,7
Kab. Kolaka
41,2 32,2 34,5 14,6 16,6 6,8 10,7 17,2 34,5 40,4 0,9 6,6
Kab. Konawe Selatan
37,5 31,7 16,7 15,7 21,1 5,3 7,8 17,9 29,1 37,4 6,3 2,8
Kab. Bombana
21,3 16,9 16,5 11,0 10,0 3,1 5,4 7,4 18,7 21,2 1,6 2,1
Kab. Waka-tobi
10,0 5,0 8,4 4,9 5,4 0,7 1,3 3,9 7,0 9,9 2,1 1,2
Kab. Kolaka Utara
16,1 13,0 12,9 6,4 7,5 2,6 3,2 5,4 14,7 14,8 0,1 1,8
Kab. Buton Utara
8,0 6,2 4,7 3,4 3,7 1,3 1,0 3,4 7,6 7,9 0,7 0,6
Kab. Konawe Utara
7,7 5,6 5,0 3,4 4,0 1,1 1,5 3,7 7,1 7,6 0,4 0,9
Kota Kendari
30,2 17,4 23,7 6,2 14,2 2,3 2,0 12,0 16,1 29,5 0,6 18,0
Kota Baubau
14,4 8,2 7,1 7,5 9,8 1,8 2,1 6,5 10,3 14,3 1,5 4,5
SULTENG-GARA
290 218 180 120 151 36 59 125 233 286 27 54
Lampiran 5 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012 (Ribu)
506 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
KABUPATEN/KOTA
Jum-lah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. Buton 33,9 22,4 15,6 17,7 21,6 4,5 9,4 17,6 23,5 33,6 5,8 4,7 Kab.Muna
40,0 35,8 23,5 15,7 20,4 5,9 10,6 15,8 35,4 39,7 1,6 4,5
Kab. Konawe
29,9 21,3 19,0 12,3 17,0 2,8 4,8 13,5 24,5 29,7 3,7 2,5
Kab. Kolaka
40,9 29,5 30,8 13,5 16,0 7,4 8,7 17,3 35,3 39,8 1,4 6,4
Kab. Konawe Selatan
33,7 27,4 18,2 11,7 17,6 5,1 4,4 14,6 25,1 33,6 3,6 2,0
Kab. Bombana
23,1 18,6 18,4 10,2 10,6 3,5 3,1 9,1 19,1 23,1 2,2 1,7
Kab. Waka-tobi
9,3 3,6 7,4 5,3 6,3 0,5 0,9 3,4 5,3 9,3 0,9 1,2
Kab. Kolaka Utara
14,4 11,2 12,0 4,9 6,3 1,9 2,6 4,7 12,0 13,4 0,3 1,8
Kab. Buton Utara
6,9 4,8 4,4 4,1 4,0 0,6 1,1 3,5 6,2 6,9 0,4 0,4
Kab. Konawe Utara
7,3 4,5 4,5 4,0 4,5 1,2 1,0 4,0 6,2 7,2 0,2 0,5
Kota Kendari
29,4 17,3 20,6 4,0 16,2 3,5 2,0 11,9 14,4 29,1 0,5 18,7
Kota Baubau
13,3 9,0 8,4 4,8 7,6 1,2 1,6 6,0 6,9 13,1 0,9 6,6
SULTENG-GARA
282 22 16 18 22 4 9 18 23 34 6 5
Lampiran 6 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2013 (Ribu)
Laporan Provinsi| 507