Post on 20-Feb-2021
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Gugus PAUD
Cut Nyak Dien di Kecamatan Kebonagung Kabupaten
Demak dengan mengambil responden penelitian
sebanyak 2 (dua) lembaga PAUD yaitu TK Kuncup
Mekar 1 Mangunrejo dan TK Budi Lestari 1 Megonten.
4.1.1 TK Kuncup Mekar I Mangunrejo
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
Taman Kanak-kanak Kuncup Mekar I
Mangunrejo terletak di Dusun Paseban Desa
Mangunrejo Kecamatan Kebonagung Kabupaten
Demak. TK Kuncup Mekar I Mangunrejo berdiri pada
bulan Juni tahun 1967. Visi dan Misi TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo yaitu:
Visi:
Dengan semangat yang tinggi melalui proses
pembelajaran bermain sambil belajar danbelajar seraya
bermain dapat menumbuh kembangkan insan yang
ceria, cerdas, mandiri dan kreatif serta memiliki moral
yang luhur dan berwawasan nasional.
32
Misi:
a. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, bermutu
dan bermoral dengan meningkatkan kompetensi
SDM dan integritas pribadi.
b. Mewujudkan insan yang ceria, cerdas, mandiri
dankreatif serta sehat, modern, disiplin dan dapat
bertanggung jawab.
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman,
nyaman, bersih dan indah
d. Menjadikan sekolah yang berkualitas dalam IPTEK
maupun IMTAK
b. Deskripsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Deskripsi tenaga pendidik di TK Kuncup Mekar I
Mangunrejo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Tenaga Kependidikan
TK Kuncup Mekar 1 Mangunrejo
No Tahun
Pelajaran
Nama Pendidikan
Terakhir
Jabatan Alamat
1 2012/2013 MUNAWAROH, S.Pd S1 Kepala Sekolah Mangunrejo
SRI LESMONOWATI, S.Pd S1 Guru Kelas Mangunrejo
2 2013/2014 MUNAWAROH, S.Pd S1 Kepala Sekolah Mangunrejo
SRI LESMONOWATI, S.Pd S1 Guru Kelas Mangunrejo
Dari data diatas menunjukkan salah satu
komponen yang penting dalam mendukung
terlaksananya penyelenggaraan program pendidikan
pada jenjang PAUD adalah guru / tenaga pendidik.
Secara akademik seluruh tenaga pendidik termasuk
kepala sekolah sudah memenuhi syarat akademik yaitu
telah menempuh Pendidikan Sarjana (S1) dengan
33
mengambil jurusan yang relevan yaitu Sarjana
Pendidikan Anak Usia Dini. Komposisi antara guru dan
murid juga cukup seimbang dimana jumlah total guru
ada 2 orang sedangkan jumlah murid ada 31 anak.
Berarti setiap guru dapat mengampu 15 murid. Sesuai
dengan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman
Kanak-kanak bahwa kualifikasi minimal untuk
pendidik adalah Sarjana dengan bidang studi yang
relevan. Selain itu, untuk meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi guru, yayasan sering menugaskan guru
untuk mengikuti pelatihan, workshop, dan seminar
dengan swadaya sendiri.
c. Deskripsi Peserta Didik
Deskripsi peserta didik di TK Kuncup Mekar I
Mangunrejo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Peserta Didik TK Kuncup Mekar 1 Mangunrejo
No Tahun
Pembelajaran Kelompok Jumlah Presentase
L P Total
1. 2012 / 2013 A - - - 0 %
B 13 18 31 100 %
2. 2013 / 2014 A - - - 0 %
B 14 20 34 100 %
Dari data diatas menunjukkan bahwa usia murid
didominasi oleh kelompok B atau usia 5-6 tahun. Hasil
wawancara dengan penyelenggara menyebutkan bahwa
rata-rata usia peserta didik di TK Kuncup Mekar I
adalah usia 4-5 tahun, sebelum memasuki usia
tersebut, pendidikan mereka akan masuk pada jenjang
34
Playgroup atau Kelompok Bermain (KB). Saat awal
tahun pelajaran baru, penyelenggara secara rutin
melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas
terutama masyarakat lingkungan sekitar tentang
penerimaaan peserta didik baru dengan syarat usia
yang telah ditentukan.
d. Deskripsi Sarana dan Prasarana
Deskripsi sarana dan prasarana TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana
TK Kuncup Mekar 1 Mangunrejo
No Uraian Jumlah Keterangan
A. Sarana
1. Gedung Sekolah 1 Milik Pemerintah Desa
2. Ruang Kelas 1 Baik
3. Ruang Guru 1 Baik
4. Ruang UKS 1 Baik
5. Ruang Tamu 1 Baik
6. Ruang Kantor 1 Baik
7. Kamar Mandi/WC 1 Baik
8. Area Parkir 1 Baik
B. Perabot
1. Meja Guru 2 Baik
2. Meja Murid 12 Baik
3. Kursi Guru 4 Baik
4. Kursi Murid 42 Baik
5. Almari 3 Baik
6. Papan Tulis 2 Baik
7. Rak kelas 3 Baik
8. Tiang Bendera 1 Baik
9. Tape/radio/TV 1 Baik
10. Sumur/PDAM 1 Baik
11. Listrik 1 Baik
12. APE Luar 9 Baik
13. APE Dalam 65 Baik
35
Dari data diatas menunjukkan bahwa saran dan
prasarana yang digunakan dalam seluruh kegiatan
pembelajaran di TK Kuncup Mekar I Mangunrejo sudah
memenuhi syarat. Sesuai dengan Juknis
Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak bahwa prinsip
yang harus dipenuhi dalam penyediaan / pengadaan
saran dan prasarana di taman kanak-kanak adalah:
1. Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria
kesehatan bagi anak
2. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada
di lingkungan sekitar, termasuk pemanfaatan
barang limbah / bekas layak pakai.
e. Deskripsi Program Pembelajaran
Program pembelajaran yang dikembangkan
adalah program yang disusun berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan disesuaikan
dengan ciri khas TK Kuncup Mekar I Mangunrejo dan
kearifan dan budaya lokal masyarakat sekitar.
Kurikulum dikembangkan dengan mengacu pada 6
aspek pengembangan anak usia dini yaitu:
1. Pengembangan Moral dan Nilai Agama
Meliputi pembiasaaan perilaku positif,
penanaman kemandirian dan disiplin serta pembinaan
keimanan dan ketaqwaaan terhadap Tuhan YME.
Pengembangan ini mengarah pada pengembangan
kecerdasan spiritual.
36
2. Pengembangan Sosio Emosional
Meliputi pengembangan perasaan dan emosi
serta pengembangan kemampuan sosial untuk
peningkatan kepekaan terhadap kehidupan
bermasyarakat. Pengembangan ini mengarah pada
pencapaian kecerdasan intra personal, kecerdasan
interpersonal, dan kecerdasan naturalistik.
3. Pengembangan Bahasa
Meliputi pengembangan bahasa agar anak
mampu berkomunikasi secara aktif dan pasif terhadap
lingkungan sekitar. Pengembangan ini mengarah pada
kecerdasan linguistik.
4. Pengembangan Kognitif
Aspek ini meliputi pengembangan matematika
permulaan dan sains permulaan. Pengembangan ini
mengarah pada pengembangan kecerdasan logika
matematika dan visual spasial.
5. Pengembangan Seni
Aspek pengembangan seni melipuiti pengembangan
seni musik dan seni tari sederhana serta ketrampilan
dalam membuat karya (kerajinan tangan).
Pengembangan seni ini mengarah pada pencapaian
pengembangan kecerdasan musikal dan visual spasial.
6. Pengembangan Fisik Motorik
Pengembangan ini meliputi pengembangan
motorik kasar dan motorik halus untuk pertyumbuhan
dan kesehatan anak. Pengembangan fisik motorik ini
mengarah pada pencapaian kecerdasan body kinestetik.
37
f. Deskripsi Pembiayaan
Keuangan merupakan hal yang sangat penting
dalam kelangsungan suatu organisasi atau instansi.
Terlebih lagi instansi tersebut adalah swasta. TK
Kuncup Mekar I Mangunrejo sebagai instansi sekolah
swasta menerapkan sistem musyawarah mufakat
dalam menentukan segala macam kebijakan tak
terkecuali kebijakan dalam pembiayaan pendidikan di
instansi tersebut. Pola pembiayaan yang ada di TK
Kuncup Mekar I Mangunrejo adalah dimulai dengan
kemufakatan rencana anggaran belanja sekolah yang
dirapatkan bersama dengan pihak-pihak terkait.
RAPBS TK Kuncup Mekar Mangunrejo dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.4 RAPBS TK Kuncup Mekar 1 Mangunrejo
Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Pendapatan Pengeluaran
Sumber Dana Jumlah Program Jumlah
1. Sumbangan PMB 380.000 Kurikulum 3.600.000
2. Operasional TK dari
Kabupaten
100.000 Kegiatan PHB 850.000
3. Bantuan Desa untuk
KBM
1.000.000 Umum 3.600.000
4. Bantuan Desa untuk
honor
1.800.000 Kemuridan 2.648.000
5. Majalah anak 2.448.000 Perlengkapan 1.900.000
6. Dana Komite (SPP) 9.792.000 Perawatan 26.350.000
7. Sumbangan
Pembangunnan
1.900.000 Supervisi 300.000
8. Bantuan Pemerintah
APBNP
25.000.000 Kesejahteraan 2.800.000
9. Pendapatan 350.000
JUMLAH 42.420.000 JUMLAH 42.398.000
SALDO 22.000
38
Dari data diatas disebutkan bahwa untuk
anggaran pendapatan tahun 2013/2014 mencapai
sekitar Rp. 42.420.000,00, besar anggaran tersebut
ditentukan dengan adanya bantuan blockgrant dari
pemerintah berasal dari APBNP untuk pemeliharaan
dan perawatan berupa pemasangan pavingblok
halaman sekolah sebesar Rp.25.000.000,00. Dilihat
dari data diatas menerangkan bahwa dana pengeluaran
sebesar Rp.42.398.00,00 atau saldo yang diperoleh
sebesar Rp. 22.000,00. Saldo tersebut akan
dimasukkan kas sekolah sebagai acuan untuk
anggaran tahun pembelajaran berikutnya.
4.1.2 TK Budi Lestari I Megonten
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
Taman Kanak-kanak Budi Lestari I Megonten
terletak di Desa Megonten Kecamatan Kebonagung
Kabupaten Demak. TK Budi Lestari I Megonten berdiri
pada bulan Maret tahun 1975. Visi dan misi TK budi
Lestari I Megonten adalah sebagai berikut:
Visi:
Meningkatkan mutu pendidikan dan menjadikan anak
didik yang berkualitas
Misi:
Meningkatkan kreatifitas anak didik, menjadikan anak
didik sebagai pribadi yang mandiri
39
b. Deskripsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Deskripsi tenaga pendidik di TK Budi Lestari I
Megonten dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Tenaga Kependidikan TK Budi Lestari 1 Megonten
No Tahun
Pelajaran
Nama Pendidikan
Terakhir
Jabatan Alamat
1 2012/2013 UCI SETIANINGRUM S1 Kepala Sekolah MEGONTEN
SITI SELAMI SMP Guru Kelas MEGONTEN
2 2013/2014 UCI SETIANINGRUM S1 Kepala Sekolah MEGONTEN
SITI SELAMI SMP Guru Kelas MEGONTEN
Dari data diatas menunjukkan salah satu
komponen yang penting dalam mendukung
terlaksananya penyelenggaraan program pendidikan
pada jenjang PAUD adalah guru / tenaga pendidik.
Secara akademik hanya kepala sekolah yang telah
menempuh pendidikan tinggi yaitu telah menempuh
Pendidikan Sarjana (S1) dengan mengambil jurusan
yang relevan yaitu Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini.
Komposisi antara guru dan murid pada tahun pelajaran
2013/2014 seimbang karena dengan 2 guru mengajar
murid dengan jumlah 51 anak. Berarti pada saat itu
satu orang guru mengampu sekitar 25 anak didik. Pada
tahun pembelajaran berikutnya terjadi penurunan
menjadi 44 anak sehingga satu guru mengampu 22
anak didik. Sesuai dengan Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak bahwa
kualifikasi minimal untuk pendidik adalah Sarjana
dengan bidang studi yang relevan. Selain itu, untuk
meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru,
40
yayasan sering menugaskan guru untuk mengikuti
pelatihan, workshop, dan seminar dengan swadaya
sendiri.
c. Deskripsi Peserta Didik
Deskripsi peserta didik di TK Budi Lestari
Megonten dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Jumlah Peserta Didik TK Budi Lestari 1 Megonten
No Tahun
Pembelajaran Kelompok Jumlah Presentase
L P Total
1. 2012 / 2013 A - - - 0 %
B 20 31 51 100 %
2. 2013 / 2014 A - - - 0 %
B 17 27 44 100 %
Dari data diatas menunjukkan bahwa usia murid
didominasi oleh kelompok B atau usia 5-6 tahun. Hasil
wawancara dengan penyelenggara menyebutkan bahwa
rata-rata usia peserta didik di TK Budi Lestari I
Megonten adalah usia 4-5 tahun, sebelum memasuki
usia tersebut, pendidikan mereka akan masuk pada
jenjang Playgroup atau Kelompok Bermain (KB). Saat
awal tahun pelajaran baru, penyelenggara secara rutin
melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas
terutama masyarakat lingkungan sekitar tentang
penerimaaan peserta didik baru dengan syarat usia
yang telah ditentukan.
41
d. Deskripsi Sarana dan Prasarana
Deskripsi sarana dan prasarana TK Budi Lestari I
Megonten dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Sarana dan Prasarana TK Budi Lestari 1 Megonten
No Uraian Jumlah Keterangan
C. Sarana
1. Gedung Sekolah 1 Milik Sendiri
2. Ruang Kelas -
3. Ruang Guru -
4. Ruang UKS -
5. Ruang Tamu -
6. Ruang Kantor -
7. Kamar Mandi/WC -
8. Area Parkir -
D. Perabot
1. Meja Guru 1 Baik
2. Meja Murid 12 Baik
3. Kursi Guru 2 Baik
4. Kursi Murid 27 Baik
5. Almari 1 Baik
6. Papan Tulis 1 Baik
7. Rak kelas -
8. Tiang Bendera -
9. Tape/radio/TV -
10. Sumur/PDAM -
11. Listrik -
12. APE Luar -
13. APE Dalam 18 Ada yang baik dan ada yang rusak
Dari data diatas menunjukkan bahwa sarana dan
prasarana yang digunakan dalam seluruh kegiatan
pembelajaran di TK Budi Lestari I Megonten belum
memenuhi syarat. Syarat yang harus dipenuhi
haruslah sesuai dengan Juknis Penyelenggaraan
42
Taman Kanak-kanak yang sudah dijelaskan pada
halaman sebelumnya.
e. Deskripsi Program Pembelajaran
Seperti pada program pembelajaran di TK
Kuncup Mekar I, program pembelajaran yang
dikembangkan adalah program yang disusun
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan disesuaikan dengan ciri khas TK Budi
Lestari I Megonten dan kearifan dan budaya lokal
masyarakat sekitar. Kurikulum yang dikembangkan
juga mengacu pada 6 aspek pengembangan anak usia
dini yaitu:
1. Pengembangan Moral dan Nilai Agama
Meliputi pembiasaaan perilaku positif,
penanaman kemandirian dan disiplin serta pembinaan
keimanan dan ketaqwaaan terhadap Tuhan YME.
Pengembangan ini mengarah pada pengembangan
kecerdasan spiritual.
2. Pengembangan Sosio Emosional
Meliputi pengembangan perasaan dan emosi
serta pengembangan kemampuan sosial untuk
peningkatan kepekaan terhadap kehidupan
bermasyarakat. Pengembangan ini mengarah pada
pencapaian kecerdasan intra personal, kecerdasan
interpersonal, dan kecerdasan naturalistik.
43
3. Pengembangan Bahasa
Meliputi pengembnagn bahasa agar anak mampu
berkomunikasi secara aktif dan pasif terhadap
lingkungan sekitar. Pengembangan ini mengarah pada
kecerdasan linguistik.
4. Pengembangan Kognitif
Aspek ini meliputi pengembangan matematika
permulaan dan sains permulaan. Pengembangan ini
mengarah pada pengembangan kecerdasan logika
matematika dan visual spasial.
5. Pengembangan Seni
Aspek pengembangan seni melipuiti pengembangan
seni musik dan seni tari sederhana serta ketrampilan
dalam membuat karya (kerajinan tangan).
Pengembnagn seni ini mengarah pada pencapaian
pengembangan kecerdasan musikal dan visual spasial.
6. Pengembangan Fisik Motorik
Pengembangan ini meliputi pengembangan
motorik kasar dan motorik halus untuk pertyumbuhan
dan kesehatan anak. Pengembangan fisik motorik ini
mengarah pada pencapaian kecerdasan body kinestetik.
f. Deskripsi Pembiayaan
Keuangan merupakan hal yang sangat penting
dalam kelangsungan suatu organisasi atau instansi.
Terlebih lagi instansi tersebut adalah swasta. TK
Kuncup Mekar I Mangunrejo sebagai instansi sekolah
swasta menerapkan sistem musyawarah mufakat
44
dalam menentukan segala macam kebijakan tak
terkecuali kebijakan dalam pembiayaan pendidikan di
instansi tersebut. Pola pembiayaan yang ada di TK Budi
Lestari I Megonten adalah dengan menyusun RAPB
Sekolah untuk tahun tertentu untuk dirapatkan
bersama seluruh komponen masyarakat. Deskripsi
RAPBS TK Budi Lestari I Megonten dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.8
RAPBS TK Budi Lestari 1 Megonten
No
Pendapatan Pengeluaran
Sumber Dana Jumlah Program Jumlah
1. Honor guru tetap 1.200.000 Kurikulum 730.000
2. Honor guru wiyata
bakti
700.000 Kegiatan PHB 200.000
3. Sumbangan awal
tahun
460.000 Umum 2.000.000
4. Sumbangan BP3 8.280.000 Kemuridan 1.120.000
5. Perlengkapan 940.000
6. Kesejahteraan 4.450.000
7. Pendataan dan
Laporan
1.200.000
JUMLAH 10.640.000 JUMLAH 10.640.000
SALDO 0
Dari data diatas diketahui bahwa anggaran
pendapatan yang diterima oleh TK Budi Lestari I
Megonten pada tahun anggaran 2013/2014 adalah
Rp.10.640.000. Besar anggaran didapat dari
pemasukan honor guru, sumbangan awal tahun, dan
iuran SPP/BP3 dari orang tua/wali murid. Pada
45
realisasi pengeluarannya digunakan untuk pos
kurikulum, kegiatan peringatan besar kemudian untuk
alokasi umum, kemuridan, perlengkapan,
kesejahteraan, dan pendataan juga sebesar Rp.
10.640.00,00. Dengan demikian pada pelaksanaan
anggaran tersebut dipakai secara habis tanpa saldo
tersisa sesuai dengan pendapatan.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh adalah hal-hal
yang mencakup bagaimana perencanaan, pengelolaan,
pengawasan dan pengarahan dalam pembiayaan PAUD
serta deskripsi bentuk-bentuk peran serta masyarakat
dalam hal pembiayaan PAUD pada lembaga PAUD TK
Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I
Megonten. Dari hasil analisis data penulis memperoleh
gambaran yang merupakan hasil penelitian sebagai
berikut:
a. Perencanaan Biaya Pendidikan di TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I
Megonten
Perencanaan biaya pendidikan disusun atas
dasar Surat Keputusan dari Yayasan Dharma Wanita
Persatuan dari kedua lembaga tersebut. Perencanaan
biaya pendidikan dilakukan kedua lembaga tersebut
melalui penyusunan Rencana Anggaran
Penyelenggaraan Pendidikan selama satu tahun
pembelajaran disesuaikan dengan Rencana
Penyelenggaraan Pembelajaran yang disusun pada awal
46
semester I yang mencakup program pembelajaran serta
sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Kepala TK Kuncup Mekar I Mangunrejo,
Munawaroh, S.Pd menjelaskan tentang pentingnya
perencanaan terkait pembiayaan PAUD sebagai berikut:
“Perencanaan sangat perlu dilakukan, sebab segala
sesuatu yang tersistem atau terorganisir sangat
membutuhkan perencanaan sebagai persiapan dan
petunjuk untuk pelaksanaannya. PAUD sebagai
sebuah institusi pendidikan yang secara jelas
merupakan organisasi yang tersistem sehingga
segala hal di dalamnya pasti sangat membutuhkan
suatu perencanaan. Terkait dengan perencanaan
pembiayaan secara garis besar itu merupakan
bagian dari persiapan dalam segala hal utamanya
ketika dalam rapat wali murid untuk menentukan
biaya pendidikan, kita sudah ada gambarannya
untuk dijelaskan kepada orang tua/wali pak.”
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa
perencanaan sangat perlu untuk dilaksanakan
mengingat institusi pendidikan merupakan sebuah
sistem pendidikan yang berjalan sesuai dengan aturan
yang berlaku yang tidak dapat terlepas dari apa yang
disebut perencanaan. Perencanaan yang dilakukan
adalah bagian dari suatu persiapan dalam penyusunan
program-program pembelajaran yang ditujukan untuk
peserta didik. Rapat orang tua/wali murid di awal
tahun pembelajaran adalah bagian dari perencanaan
yang dilakukan oleh sekolah termasuk did alamnya
adalah tentang perencanaan pembiayaan.
Uci Setianingrum, S.Pd sebagai Kepala TK Budi
Lestari I Megonten menjelaskan bahwa peran serta
47
orang tua/wali murid dalam perencanaan pembiayaan
adalah sebagai berikut:
“Perencanaan selalu dibahas pada rapat wali murid
di awal tahun pembelajaran dengan menghadirkan
pihak-pihak yang terkait seperti penilik PLS dari
dinas pendidikan, kemudian dari yayasan
penyelenggara, komite sekolah, dan tentunya orang
tua/wali. Orang tua/wali perlu dilibatkan dalam
perencanaan pembiayaan karena menyangkut
kesepakatan bersama antara orang tua/wali murid
dengan pihak sekolah terkait berapa besar biaya
yang harus dikeluarkan oleh orang tua/wali murid
dan digunakan pada pos-pos apa saja oleh
pengelola sekolah.”
Pernyataan tersebut diatas menunjukkan bahwa
dalam hal perencanaan, peran serta orang tua/wali
murid sangat besar terkait dengan kesepakatan antara
pihak sekolah dan masyarakat dalam hal penentuan
pembiayaan dalam kurun waktu satu pembelajaran.
Kesepakatan tersebut tidak terjadi secara sepihak akan
tetapi melibatkan pula dinas pendidikan,
penyelenggara, dan komite sekolah.
b. Pengelolaan Biaya Pendidikan di TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I
Megonten
Pengelolaan biaya pendidikan di kedua lembaga
tersebut secara umum dilaksanakan secara efektif,
efisien dan cukup transparan. Sesuai dengan hasil
wawancara disertai dengan data-data pembiayaan yang
otentik yang menjelaskan bahwa pelaksanaan
pengelolaan pembiayaan pendidikan baik di TK Kuncup
48
Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I Megonten
selalu mengedepankan hasil kemufakatan dalam rapat
terutama rapat orang tua/wali murid di awal tahun
pembelajaran yang salah satunya adalah pembahasan
tentang pembiayaan pendidikan.
Pendapat Sri Lesmonowati, S.Pd sebagai
bendahara TK Kuncup Mekar I Mangunrejo tentang
pengelolaan pembiayaan pendidikan di TK tersebut
adalah sebagai berikut:
“Kadangkala ada masukan dari wali murid
terutama yang berkompeten atau ahli di bidang
manajerial terutama manajemen keuangan yang
berguna pada sistem pengelolaan pembiayaan yang
kita kelola. Sehingga ada unsur transparansi
anggaran pendidikan yang dibentuk oleh sekolah
dengan masyarakat selain bentuk pelaporan
pelaksanaan anggaran setiap akhir tahun
pembelajaran.”
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
pengelolaan biaya pendidikan di TK Kuncup Mekar I
Mangunrejo melibatkan peran aktif masyarakat berupa
masukan-masukan yang berguna dalam pengelolaan
terutama dari masyarakat yang kompeten di bidang
pengelolaan keuangan. Secara tidak langsung
keterlibatan masyarakat tersebut mencerminkan
adanya prinsip transparansi dalam pengelolaan biaya
pendidikan disamping adanya laporan
pertanggungjawaban dari sekolah kepada masyarakat
pada setiap akhir tahun pembelajaran.
49
Hal senada juga disampaikan oleh
penyelenggaraan di TK Budi Lestari I Megonten tentang
pengelolaan biaya pendidikan sebagai berikut:
“Saya sebagai penyelenggara sekaligus sebagai
penanggungjawab di lembaga tersebut selalu
memberikan saran, arahan, dan masukan, serta
tukar pengalaman tentang manajemen keuangan
suatu oganisasi ataupun instansi seperti sekolah.
Saya tekankan kepada pengelola untuk transparan
dan apa adanya sehingga kepercayaan masyarakat
akan selalu ada.”
Dari pernyataan penyelenggara TK Budi Lestari I
Megonten tersebut dapat diketahui bahwa pengelolaan
biaya pendidikan juga menekankan prinsip
transparansi. Saran, masukan, dan pengalaman dari
penyelenggara dalam pengelolaan keuangan di TK Budi
Lestari I Megonten bertujuan agar pengelolaan biaya
pendidikan yang dilakukan oleh pengelola selalu
terbuka dan transparan. Dengan begitu kepercayaan
masyarakat selalu ada dan tidak hanya bergantung
pada hasil laporan akhir tahun pembelajaran.
Laporan setiap semester terkait dengan
pelaksanaan pembiayaan pendidikan yang diwujudkan
dalam program-program pendidikan dilaksanakan oleh
pengelola sekolah demi transparansi pelaksanaan
program kepada masyarakat khususnya orang tua/
wali murid. Dengan segala keterbatasan sumber daya
yang ada kedua sekolah tersebut mampu menjalankan
program pendidikan sesuai dengan harapan orang
tua/wali murid. Beberapa kebijakan dilakukan masing-
50
masing lembaga tersebut terkait dengan orangtua /
wali murid yang secara ekonomi kurang mampu
dengan tidak mengesampingkan pendekatan secara
kekeluargaan. Hal ini membuktikan bahwa prinsip
keefektifan, keefisiensian, dan transparansi pengelolaan
pembiayaan sudah terbentuk dalam pengelolaan
pembiayaan pendidikan di kedua lembaga tersebut.
c. Pengarahan Biaya Pendidikan di TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I
Megonten
Pengarahan biaya pendidikan dilaksanakan pada
saat kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh
Penilik PAUD, Ketua Yayasan, dan Ketua Komite
Sekolah. Pengarahan juga dilaksanakan pada saat
rapat koordinasi antara unsur dinas pendidikan,
yayasan, penyelenggara, tenaga pendidik, dan komite
sekolah. Pengarahan tersebut bertujuan agar
pelaksanaan anggaran pendidikan yang dilakukan oleh
penyelenggara dan tenaga pendidik pada kedua
lembaga tersebut sesuai dengan rencana pelaksanaan
program pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pendapat dari Penilik PAUD Kebonagung
mengenai pengarahan dalam pembiayaan pendidikan di
wilayah kerja UPTD dikpora Kebonagung terutama di
TK Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I
Megonten adalah sebagai berikut:
51
“saya selaku yang berwenang di tingkat kecamatan
untuk sektor Pendidikan Anak Usia Dini khususnya
jenjang TK. Sebagai tangan panjang dari dinas
pendidikan yang terjun langsung ke lapangan saya
selalu berusaha memberikan pelayanan dan
informasi yang terbaik demi lancarnya operasional
sebuah sekolah. Sekolah-sekolah daerah binaan
saya saya anggap sebagai mitra kerja saya. Terkait
dengan hal pembiayaan saya selalu memberikan
saran dan masukan di setiap kesempatan dengan
tidak meninggalkan koordinasi dengan penilik-
penilik lain di Kabupaten Demak. Karena menurut
saya masalah biaya menjadi isu yang sangat sensitif
bagi masyarakat terutama orang tua/wali murid
sehingga pada pelaksanaan dan hasilnya harus
dapat dipertanggungjawabkan.”
Dari kutipan wawancara diatas kita dapat
mengetahui bahwa peran dinas pendidikan sangat
penting dalam aspek pengarahan pembiayaan tersebut.
Dinas Pendidikan lewat penilik PAUD sangat
menekankan kepada penyelenggara bahwa
pelaksanaan pembiayaan harus sesuai dengan
program-program yang telah disepakati bersama antara
pihak sekolah dan orang tua/wali murid, dengan
demikian tujuan utama pembelajaran yang diharapkan
dapat tercapai.
d. Pengawasan Biaya Pendidikan di TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I
Megonten
Kegiatan pengawasan biaya pendidikan
dilakukan oleh pejabat terkait, dalam hal ini adalah
52
supervisi dari Penilik PAUD dari dinas Pendidikan,
Ketua Yayasan Penyelenggara, dan Ketua Komite baik
secara perorangan ataupun secara terpadu. Supervisi
tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan
pengawasan terhadap program-program yang ada dan
memberikan petunjuk dan arahan baik kepada
penyelenggara maupun tenaga pendidik agar
melaksanakan program tersebut sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Kegiatan ini dilakukan
setidaknya 3-4 bulan sekali sebagai bentuk tanggung
jawab supervisor terhadap lembaga dan masyarakat.
Sesuai dengan pendapat Penilik PAUD mengenai
pengawasan pembiayaan adalah sebagai berikut:
“Supervisi sebagai salah satu bentuk pengawasan
terhadap kinerja sekolah dilakukan sebagai bentuk
tanggungjawab saya sebagai Penilik PAUD. Semua
hal yang mencakup materi supervisi tak terkecuali
tentang pelaksanaan pembiayaan di lembaga TK di
Kebonagung Demak khususnya subyek penelitian
ini yaitu TK Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK
Budi Lestari I Megonten. Terkait pembiayaan,
supervisi saya lakukan untuk mengetahui sejauh
mana pengelola dapat mengemban tanggungjawab
yang dibebankan kepadanya dari orang tua/wali
murid terkait dengan pembiayaan tadi. Supervisi
yang saya lakukan adalah juga sebagai bentuk
pengawasan atau controlling terhadap kinerja
pengelola lembaga TK tersebut.”
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa
ada proses pengawasan dalam kegiatan supervisi
tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh Penilik
PAUD lewat kegiatan supervisi tersebut bertujuan
53
untuk mengontrol pelaksanaan pembiayaan yang ada
di lembaga TK di Kebonagung Demak khususnya di
lembaga subyek penelitian ini. Hasil dari supervisi
tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi antara
unsur dinas pendidikan, yayasan, penyelenggara,
tenaga pendidik, dan komite sekolah sebagai feedback
(umpan balik) serta perbaikan kekurangan-kekurangan
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun
pengelolaan pembiayaan yang ada di kedua lembaga TK
tersebut.
e. Bentuk-bentuk Peran Serta Masyarakat dalam
Pembiayaan di Kuncup Mekar I Mangunrejo dan
TK Budi Lestari I Megonten
Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah
Orang tua / wali dalam hal pembiayaan adalah dengan
membayar sumbangan penyelenggaraan pendidikan
selama satu tahun pembelajaran dan sumbangan
pendidikan lainnya (Tabel 4.4 dan 4.8). Dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa peran serta
masyarakat terbesar dalam pembiayaan PAUD adalah
melalui sumbangan finansial yang berupa materi atau
uang sebagai sumbangan pendidikan untuk menunjang
program-program sekolah khususnya di TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari I Megonten.
Sesuai dengan hasil analisis tabel RAPBS,
pernyataan dari Munawaroh, S.Pd, Kepala TK Kuncup
Mekar I Mangunrejo adalah sebagai berikut:
54
“Bentuknya ya sebagai penanggung biaya anak
didik mereka selama satu tahun seperti SPP, uang
seragam, dll. Kemudian peran yang lain adalah ada
beberapa orang tua/wali yang berkompeten di
bidang manajemen keuangan yang
menyumbangkan buah pikirannya dalam
pengelolaan pembiayaan. Kemudian beberapa orang
tua/wali murid juga menyumbangkan tenaga dalam
pembangunan sarana dan prasarana di sekolah
kami berupa pemasangan pavingblok.”
Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa peran
serta masyarakat dalam pembiayaan pendidikan adalah
berdasar pada tiga hal, yaitu (1) peran serta
masyarakat dalam hal sumbangan materi/biaya
pendidikan, (2) peran serta masyarakat dalam hal
sumbangan ide dan pemikiran yang berhubungan
dengan manajemen keuangan, (3) peran serta
masyarakat yang diwujudkan dalam bantuan tenaga
dalam hal perbaikan sarana dan prasarana sekolah.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pembahasan
Sesuai dengan data empirik yang telah diperoleh,
pada bab ini akan diuraikan pembahasan tentang
peran serta masyarakat dalam pembiayaan pendidikan
pada Gugus PAUD Cut Nyak Dien Kebonagung Demak.
Pembahasan akan disesuaikan dengan rumusan
masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya
yaitu :
1) Perencanaan biaya pendidikan
2) Pengelolaan biaya pendidikan
55
3) Pengarahan biaya pendidikan
4) Pengawasan biaya pendidikan
5) Bentuk peran serta masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan
1. Perencanaan Biaya Pendidikan Anak Usia Dini
“TK Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK Budi
Lestari I Megonten”
Hasil penelitian tentang perencanaan biaya
pendidikan di TK Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK
Budi Lestari I Megonten menunjukkan bahwa
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran diawali dengan
penyusunan rencana kegiatan pembelajaran selama
satu tahun oleh kepala sekolah dan guru yang
diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) dari ketua
Yayasan Dharma Wanita sebagai yayasan
penyelenggara lembaga TK tersebut. Selanjutnya adalah
penyelenggara, tenaga pendidik dan kependidikan, dan
orang tua / wali murid menyusun rancangan garis
besar tentang pembiayaan pendidikan selama kurun
waktu satu tahun pembelajaran. Hal ini dilakukan
sebagai upaya dalam menjamin kontinuitas dan
stabilitas program pembelajaran.
Ditinjau dari teori yang ada menjelaskan bahwa
perencanaan mengutamakan kontinuitas program
sebagai lanjutan bagi terciptanya stabilitas kegiatan
pembelajaran di sekolah. Sekolah harus membuat
rencana jangka pendek pada setiap semester dan
tahunan, karena kegiatan selalu berubah seiring
dengan perubahan kurikulum dari tahun ke tahun.
56
Kegiatan perencanaan meliputi menetapkan apa yang
ingin dicapai, bagaimana cara mencapai, dan berapa
jumlah biaya yang diperlukan. Perencanaan dibuat
sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Secara umum,
perencanaan biaya pendidikan di TK Kuncup Mekar I
Mangunrejo dan TK Budi Lestari I Megonten telah
sesuia dengan upaya untuk menjamin
keberlangsungan program.
Perencanaan merupakan hasil kesepakatan dan
pengertian antar personal di sekolah tentang apa yang
harus dicapai oleh sekolah. Perencanaan pendidikan
merupakan awal proses-proses yang logis dan rasional,
serta mengandung sifat optimisme yang didasarkan
kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai
macam permasalahan. Oleh karena itu perencanaan
dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses penetapan dan pemanfaatan
sumber-sumber daya secara terpadu yang diharapkan
dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya
yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif
dalam mencapai tujuan (Sagala, 2007:57).
Konsep perencanaan adalah suatu pembentukan
pedoman pada masa kini yang dilaksanakan pada masa
yang akan datang sebagai suatu proses yang
menggambarkan kerjasama untuk mengembangkan
upaya peningkatan organisasi secara menyeluruh. Hal
ini dapat menunjukkan bahwa sebuah perencanaan
mengandung tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos
57
tujuan dan letak-letak pedoman yang telah menjadi
komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak dapat
diganggu gugat, yang diatur dan disepakati secara
bersama-sama. Proses perencanaan dilaksanakan
secara kerjasama atau kolaboratif, yaitu dengan
mengikuitsertakan personel sekolah dalam semua
tahapan perencanaan. Perencanaan harus melibatkan
banyak orang yang kompeten dalam hal tersebut, hal
ini dimaksudkan agar dapat menghasilkan program-
program pembelajaran yang berpusat pada anak didik.
Peran serta masyarakat dalam hal perencanaan
pembiayaan pendidikan dalam hasil penelitian
ditunjukkan dengan adanya keterlibatan masyarakat
dalam perencanaan terutama mengenai biaya
pendidikan. Dalam penyelenggaraan program dengan
penyusunan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RABS)
di awal tahun pembelajaran, keterlibatan masyarakat
dalam hal ini adalah orang tua/wali tidak hanya
sebatas kehadiran dalam rapat dan persetujuan hasil
rapat. Masyarakat telah ikut andil dalam hal
musyawarah dengan secara aktif memberikan pendapat
dan masukan serta dalam pengambilan keputusan.
Masyarakat diberikan kesempatan yang luas untuk
bertanya, memberikan pendapatnya, dan memberikan
masukan sehingga akan mendorong terjadinya
kesepakatan bersama. Disinilah kelihatan jelas peran
serta masyarakat dalam hal perencanaan pembiayaan
pendidikan.
Biaya dan mutu pendidikan mempunyai
keterkaitan secara langsung. Mutu pendidikan
58
merupakan fungsi dan sejumlah faktor input,
menyediakan perangkat input akan memberikan
dampak terhadap mutu pendidikan melalui fungsi
alokasi yang tepat, adil, dan pendayagunaan secara
efisien (Fattah, 2006:108). Biaya merupakan salah satu
diantara sekian banyak faktor penentu mutu
pendidikan yang tidak dapat dihindarkan yang
berfungsi dalam penyelenggaraan proses belajar
mengajar.
Sistem perencanaan pembiayaan di Taman
Kanak-kanak Kuncup Mekar I dan Budi Lestari I
dibangun dengan pola kemitraan dan kerjasama
dengan instansi terkait. Bentuk kerjasama yang telah
dilakukan antara lain dengan Dinas Pendidikan dalam
hal ini adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kecamatan Kebonagung selaku instansi vertikal. Selain
itu kerjasama kemitraan juga terjalin dengan Dinas
Kesehatan yang dalam hal ini adalah Poliklinik
Kesehatan Desa (Polindes) terutama dalam hal
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Personal yang berpengalaman dan berpengetahuan
cukup di bidang perencanaan diperlukan dalam
mewujudkan pembangunan kerjasama yang baik dan
pembuatan perencanaan yang matang. Perencanaan
pembiayan pendidikan di TK Kuncup Mekar I dan TK
Budi Lestari I sesungguhnya merupakan upaya
pemberian penjelasan kepada masyarakat, yang
ditujukan untuk mencapai tujuan dari masa sekarang
ke masa yang akan datang sebagi suatu proses yang
59
menggambarkan kerjasama untuk pengembangan
upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya di TK.
2. Pengelolaan Biaya Pendidikan Anak Usia Dini
“TK Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK Budi
Lestari I Megonten”
Pengelolaan biaya pendidikan merupakan salah
satu substansi manajemen sekolah yang akan turut
menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi
pengelolaan pendidikan pada umumnya, kegiatan
pengelolaan keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48
menjelaskan bahwa bahwa pengelolaan biaya
pendidikan berdasarkan pada prinsip efisiensi,
efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Berikut ini dijelaskan secara singkat keempat prinsip
tersebut:.
1. Transparansi. Transparan berarti adanya
keterbukaan sumber dana dan jumlahnya, rincian
penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus
jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengetahuinya. Beberapa
informasi keuangan yang bebas diketahui oleh
semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya
rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di
ruang guru atau di depan ruang tata usaha
60
sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan
informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui
berapa jumlah dana yang diterima sekolah dari
orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja
dana tersebut.
2. Akuntabilitas. Akuntabilitas adalah kondisi
seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan
tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggung jawabnya. Penggunaan dana pendidikan
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Ada tiga pilar
utama yang menjadi prasyarat terbangunnya
akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para
penyelenggara pendidikan dengan menerima
masukan dan mengikutsertakan berbagai
komponen dalam mengelola pendidikan, (2) adanya
standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur
dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling
menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang
mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang
cepat.
3. Efektivitas. Efektivitas menekankan pada kualitatif
hasil suatu kegiatan. Pengelolaan dana pendidikan
dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur dana yang
tersedia untuk membiayai aktivitas dalam rangka
61
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan
kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
4. Efisiensi. Efisiensi lebih menekankan pada
kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input)
dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil.
Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran,
waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat
dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan
biaya, pengelolaan dana pendidikan dapat
dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga
dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai
hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat dari segi hasil, Kegiatan pengelolaan dana
pendidikan dapat dikatakan efisien kalau dengan
penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu
memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitasnya.
Biaya pendidikan merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Setiap upaya pencapaian tujuan
pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan
yang sangat menentukan. Biaya (cost) dalam pengertian
ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan baik dalam bentuk uang maupun barang
dan tenaga.
62
Berkaitan dengan hasil penelitian ini tentang pola
pengelolaan biaya pendidikan di TK Kuncup Mekar I
dan TK Budi Lestari I mendeskripsikan bahwa
pengelolaan biaya pendidikan dilaksanakan dengan
musyawarah mufakat, transparan, akuntabel, efektif,
dan efisien. Pengelolaan biaya pendidikan dilaksanakan
oleh Kepala Sekolah dan Guru selaku pengelola satuan
pendidikan, dipergunakan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan serta dibuat laporan, baik laporan
semesteran maupun laporan tahunan sebagai bentuk
pertanggungjawaban. Hal tersebut dikuatkan dnegan
adanya laporan pertanggungjawaban keuangan secara
tertulis untuk disampaikan kepada orang tua / wali
murid.
Keberlangsungan TK Kuncup Mekar I dan TK
Budi Lestari I dalam penyelenggaraan pendidikan tidak
terlepas dari peran serta masyarakat yang dalam hal ini
adalah orang tua/wali murid. Adanya kebijakan dari
penyelenggara TK Kuncup Mekar I dan TK Budi Lestari
I khususnya bagi orang tua / wali murid yang
berkompeten di bidang ekonomi atau manajemen
keuangan untuk memberikan kontribusi lebih dalam
pengelolaan biaya pendidikan dalam upaya menjaga
keberlangsungan penyelenggaran pendidikan.
3. Pengarahan Biaya Pendidikan Anak Usia Dini “TK
Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari
I Megonten”
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu
pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam
63
manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka
hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan
dengan baik oleh seorang pemimpin. Pengertian
pengarahan sendiri yaitu kegiatan untuk
menggerakkan atau mengarakan orang lain supaya
bisa dan dapat bekerja dengan baik dalam upaya
mencapai tujuan yang di inginkan. Seorang manajer
yang baik hendaknya sering memberi masukan-
masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat
menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota
juga layaknya manusia biasa yang senang dengan
adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila
perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan
kinerja mereka.
Koontz dan O’Donnel (1976:449) mengemukakan:
“Directing is the interpersonal aspect of managing by which subordinates are led to understand and contribute effectively and efficiently to attainment of enterprise objectives, directing involves guiding and leading subordinates.”
Pernyataan tersebut berarti bahwa pengarahan
adalah aspek interpersonal pengelolaan dimana
bawahan dituntun untuk memahami dan berkontribusi
secara efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan
perusahaan, pengarahan melibatkan membimbing dan
memimpin bawahan.
Koontz dan O’Donnel berpedapat bahwa melalui
kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasi
diajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya
melalui kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi.
Pengarahan meliputi pemberian petunjuk/memberi
gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan
64
dilakukan sehingga para manajer harus memotivasi
staf dan personil organisasi agar secara sukarela mau
melakukan kegiatan sebagai manifestasi rencana yang
dibuat.
Pengarahan dalam pendidikan selalu dilakukan
oleh pihak-pihak yang terkait guna mewujudkan suatu
tujuan pendidikan yang sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Pendidikan tidak dapat berjalan lancar
tanpa ada pengarahan. Pengarahan dalam pendidikan
berfungsi sebagai control management dalam setiap
aspek. Salah satu aspek yang sangat vital dalam
pelaksanaan pendidikan adalah aspek pembiayaan.
Biaya menjadi hal yang penting dalam setiap
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Tanpa
adanya pembiayaan, maka program atau layanan
pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik.
Pembiayaan dalam pendidikan sangat perlu untuk
diberikan pengarahan agar biaya yang dikeluarkan oleh
pihak-pihak yang terkait dapat disalurkan untuk pos-
pos pelayanan pendidikan yang telah direncanakan.
Pengarahan dalam pembiayaan pendidikan di TK
Kuncup Mekar I dan TK Budi Lestari I selalu dilakukan
oleh pihak-pihak yang berwenang untuk memberikan
pengarahan. Kegiatan supervisi juga mengandung
unsur pengarahan dari Penilik PAUD ataupun ketua
yayasan yang bertujuan untuk menjaga kontinuitas
dan kualitas layanan program pendidikan. Bentuk
keterlibatan masyarakat dalam aspek pengarahan ini
adalah masyarakat atau dalam hal ini adalah orang
tua/wali mempunyai posisi yang sangat dekat dengan
65
pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut. Kedekatan
posisi tersebut memungkinkan masyarakat tahu apa
yang sebenarnya terjadi terutama di dalam KBM.
Sehingga ketika terjadi problem dalam kegiatan
pembelajaran, masyarakat memberikan saran atau
masukan secara langsung kepada pengelola ataupun
berkomunikasi dengan komite sekolah sebagai
jembatan antara masyarakat dan sekolah. Dengan
begitu informasi yang jelas dari masyarakat akan
direspons oleh pihak-pihak yang terkait terutama Dinas
Pendidikan untuk memberikan pengarahan terutama
dalam hal pembiayaan agar program pendidikan yang
telah dirancang sebelumnya dapat berjalan sesuai
rencana.
4. Pengawasan Biaya Pendidikan Anak Usia Dini
“TK Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK Budi
Lestari I Megonten”
Kegiatan pengawasan merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengurangi atau menghindari
masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan
wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan
negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan
lainnya. (Depdiknas, 2007:22). Pengawasan anggaran
pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik
catatan, dan menentukan prosedur-prosedur dalam
mengimplementasikan anggaran, apakah sesuai dengan
peraturan, kebijakan, dan standar-standar yang
berlaku.
66
Pengawasan dapat dipahami sebagai kegiatan
memberi petunjuk kepada pelaksana suatu kegiatan
agar bertindak sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Dengan adanya pengawasan, maka dapat
dilakukan umpan balik serta perbaikan kekurangan-
kekurangan yang dialami oleh suatu lembaga. Model
pembiayaan disusun dan dibuat dengan melibatkan
dari berbagai unsur dan sumber yang semuanya
diadministrasikan, keterlibatan warga masyarkat
khususnya orang tua / wali selalu menjadi bagian dari
bentuk pengawasan manajemen pengelolaan keuangan
sekolah dan menjadi hal yang perlu dilakukan.
Nanang Fattah (2006:67) mengungkapkan bahwa
proses pengawasan dapat melihat ada tidaknya
penyimpangan, yaitu; (1) Pemeriksaan yang ditujukan
pada bukti-bukti dokumen asli, penerimaan, dan
pengeluaran serta saldo akhir yang dicocokkan dengan
temuan hasil audit. (2) Bila terdapat penyimpangan,
dapat dilanjutkan dengan penyusutan. Bila tidak ada
penyimpangan, dilakukan pembinaan ke arah yang
lebih baik.
Pengawasan pembiayaan pendidikan dapat
dilakukan secara internal yang dilakukan oleh kepala
sekolah beserta warga sekolah lainnya dengan pihak
penyelenggara sekolah. Di samping itu pengawasan
dapat dilakukan oleh pengawas fungsional, seperti
pengawas sekolah, inspektorat wilayah/ Badan
Pengawas Daerah, BPIC, BPKP, dan lembaga keuangan
lainnya. Selain itu, pengawasan dilakukan oleh
lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak
67
dalam bidang pendidikan atau akuntan publik.
(Depdiknas, 2007:29).
Hasil penelitian menjelaskan bahwa kegiatan
pengawasan terhadap pembiayaan pendidikan di TK
Kuncup Mekar I dan TK Budi Lestari I dilakukan secara
internal dan eksternal. Secara internal pengawasan
dalam hal ini adalah supervisi dilakukan oleh Kepala
sekolah beserta ketua yayasan dan komite sekolah.
Untuk pengawasan secara eksternal dilakukan oleh
Penilik PAUD yang berasal dari dinas terkait. Penulis
berpendapat bahwa hasil supervisi yang dilaksanakan
oleh pihak yang terkait sehingga memberikan suatu
data yang tepat, cepat, dan transparan kepada
masyarakat khususnya orang tua / wali sehingga
informasi tersebut dapat diterima oleh semua pihak,
maka disini peran serta masyarakat tercipta dalam
lingkup pengawasan biaya pendidikan di TK Kuncup
Mekar I dan TK Budi Lestari I tersebut.
5. Bentuk Peran Serta Masyarakat dalam
Pembiayaan Pendidikan Anak Usia Dini “TK
Kuncup Mekar I Mangunrejo dan TK Budi Lestari
I Megonten”
Secara singkat pendidikan merupakan produk
dari masyarakat. Pendidikan tidak lain merupakan
proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspek-aspek perilaku lainnya kepada
generasi ke generasi. Dengan pengertian seperti itu,
sebenarnya upaya tersebut sudah dilakukan
sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat.
68
Hampir segala sesuatu yang kita pelajari adalah
sebagai hasil dari hubungan kita dengan orang lain,
baik di rumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan
dan sebagainya. Segala sesuatu yang kita ketahui
ternyata adalah hasil hubungan timbal balik yang telah
sedemikian rupa dibentuk oleh masyarakat di sekitar
kita.
Bagi masyarakat sebagai salah satu stakeholder
dalam dunia pendidikan, hakikat pendidikan
diharapkan mampu berfungsi menunjang bagi
kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar
masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka
diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan
bentuk tata perilaku lainnya kepada generasi mudanya.
Tiap masyarakat selalu berupaya meneruskan
kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesuai
corak masing-masing periode zamannya kepada
generasi muda melalui pendidikan, atau secara khusus
melalui interaksi sosial. Dengan demikian fungsi
pendidikan tidak lain adalah sebagai proses sosialisasi.
Pendidikan adalah tanggungjawab bersama
antara pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Tanpa
dukungan masyarakat, pendidikan tidak akan berhasil
dengan maksimal. Sekarang hampir semua sekolah
telah mempunyai komite sekolah yang merupakan
wakil masyarakat dalam membantu sekolah, sebab
masyarakat dari berbagai lapisan sosial ekonomi sudah
sadar betapa pentingnya dukungan mereka untuk
keberhasilan pembelajaran di sekolah.
69
Orang tua/wali sebagaoi salah satu bagian dari
masyarakat adalah salah satu mitra sekolah dimana
peranan orangtua adalah mempercayakan anaknya
untuk lebih baik dan menjadi pribadi yang mampu
membawa perubahan positif baik dalam lingkungan
sekolah maupun diluar sekolah, disini pula pihak orang
tua mendistribusikan dana untuk keberlangsungan
suatu pendidikan anaknya supaya dalamproses
pendidikannya berjalan dengan baik dan mampu
menghasilkan anak-anak yang berkualitas, dan
hubungan orang tua dalam perencanaan
pengembangan sekolah dapat ditempuh dengan banyak
cara seperti orang tua dapat datang ke sekolah
tanpa/dengan undangan sekolah yang mengundang,
dan sekelompok orang tua mengadakan pertemuan di
luar sekolah untuk bersama-sama menampung
berbagai permasalahan yang dihadapi dan dari jumlah
permasalahan tersebut dipilih sejumlah permasalahan
paling penting yang akan dipecahkan, serta dalam
memecahkan masalah, harus memperhitungkan pula
kemungkinan tersedianya sumber dana, tenaga,
sarana, dan lain-lain, serta kesempatan untuk
mengatasi masalah tersebut sehingga setelah orang tua
membahas dan memberikan masukan untuk
peningkatan mutu sekolah, hasil dari pertemuan
tersebut kemudian diserahkan kepada sekolah.
Penyelenggaraan layanan Pendidikan Anak Usia
Dini di TK Kuncup Mekar I dan TK Budi Lestari I
menunjukkan adanya keterlibatan masyarakat secara
aktif dalam memberikan dukungan kepada sekolah.
70
Secara pribadi, masing-masing orang tua / wali
memberikan kontribusi baik dalam bentuk uang (SPP),
sarana dan prasarana, tenaga maupun pikiran berupa
saran dan pendapat.
Sejalan dengan kebijakan Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini (2008:97), menyatakan bahwa
penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) menggunakan pendekatan berbasis
masyarakat, yang mana peran serta masyarakat dalam
pembiayaan pendidikan mutlak diperlukan. Peran serta
juga berarti memberikan dukungan kepada
masyarakat, memberi kebebasan dalam membuat
pilihan, menegmbangkan kualitas sarana, pelayanan
kebutuhan perencanaan dalam memberikan pelayanan.
Semua itu hanya dapat dicapai dengan keterlibatan
anggota masyarakat dalam perencanaan sehari-hari
dan pelayanan kepada anggota masyarakat terkait
dengan peran serta masyarakat di TK Kuncup Mekar I
dan TK Budi Lestari I.
Hasil penelitian menunjukkan setidaknya ada 3
hal yang disumbangkan oleh masyarakat sekitar
terutama orang tua / wali untuk pembiayaan
pendidikan di TK Kuncup Mekar I dan TK Budi Lestari
I. Secara umum bentuk peran serta masyarakat
tersebut tercermin dalam 3 hal yaitu; materi / uang,
tenaga, dan pikiran atau pendapat. Selanjutnya ketiga
hal tersebut dituangkan dalam aspek-aspek
pembiayaan pendidikan di kedua lembaga TK tersebut.
Keterlibatan masyarakat terutama orang tua wali dalam
hal sumbangan uang / materi jelas sangat membantu
71
lembaga sekolah menjaga kontinuitas program layanan
pendidikan yang telah direncanakan. Hal lain yang
tidak kalah penting adalah sumbangan berupa tenaga
dan pikiran yang diberikan oleh masyarakat seperti
pembangunan WC / kamar mandi dan pembuatan
paving block di halaman sekolah.
Sesuai dengan hasil penelitian Sitti Roskina Mas
(2013) menjelaskan bahwa peran serta masyarakat
melalui komite dan dewan pendidikan memiliki posisi
yang amat strategis dalam mengembangkan tanggung
jawab masyarakat. Iklim demokratis dalam pengelolaan
sekolah dicerminkan dalam peran masyarakat pada
hal-hal: (1) membangun sikap kepemilikan sekolah, (2)
merumuskan kebijakan sekolah, (3) membangun
kesadaran mutu, (4) perhatian terhadap kehidupan
akademik, dan (5) membangun tata kerja kelembagaan
sekolah.
Dari uraian di atas menunjukkan adanya
kebermanfaatan orang tua/wali terlibat dalam proses
pembelajaran yang dalam penelitian ini difokuskan
dalam hal pembiayaan. Keterlibatan masyarakat tidak
serta merta menjadi pengganti guru yang mengajar,
akan tetapi lebih dari itu yang sifatnya memberikan
dukungan, bantuan, dan sumbangan dalam berbagai
hal yang sifatnya memperlancar kegiatan pembelajaran
di sekolah.
72