Post on 05-Dec-2014
PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI
TAMAN PENGASUHAN ANAK MELATI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Guna Menyelesaikan Studi Strata I
Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Nama : Dyah Wahyuni
NIM : 1214000001
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Profil pembinaan Anak Usia Dini
Di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang
Oleh :
Nama : Dyah Wahyuni
Nim : 1214000001
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. K. Nurhalim, M.Pd. Dra. Trie Suminar
NIP. 130870431 NIP. 132137919
Dekan FIP Ketua Jurusan PLS
Drs. Siswanto, M.M Drs. Achmad Rifa'i RC, M.Pd
NIP. 130515769 NIP. 131413232
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Skripsi Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
pada :
Hari :
Tanggal : 8 September 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekertaris
Drs. Siswanto, M.M Drs. Achmad Rifa'i RC, M.Pd
NIP. 130515769 NIP. 131413232
Penguji I
Drs. Zoedindarto. B
NIP. 130345749
Penguji II
Drs. K. Nurhalim, M.Pd.
NIP. 130870431
Penguji III
Dra. Trie Suminar
NIP. 132137919
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
taufiq hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI dengan Judul
“PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TAMAN
PENGASUHAN ANAK MELATI SEMARANG.”
Penelitian ini dilaksanakan guna melengkapi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah pada
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Drs. Siswanto, M.M. Dekan FIP atas bantuannya dalam memberikan ijin
untuk melaksanakan penelitian.
2. Drs. Achmad Rifa’i RC, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah atas
bantuannya dalam memberikan ijin untuk penelitian.
3. Drs. Khomsun Nurhalim, M.Pd Dosen pembimbing I yang tiada hentinya
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
4. Dra. Tri Suminar, M.Pd Dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran
telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
v
5. Ny Moeljono S Trastotenojo sebagai pimpinan TPA Melati Semarang.
6. Berbagai fihak yang tidak dapat penulis cantumkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Atas segala bantuannya penulis ucapkan banyak terima kasih, dengan
segala keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan penulis yakin bahwa skripsi ini
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Semarang, Agustus 2005
Penulis
vi
ABSTRAK
Dyah Wahyuni, 2005, “ Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini di
Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang “. Skripsi Jurusan Luar Sekolah,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Taman penitipan anak usia dini, taman pengasuhan anak Melati Semarang
merupakan salah satu lembaga penyelenggara pengasuhan anak usia dini yang
dikelola sejak tahun 1994. kegiatan yang dilakukan di TPA Melati berupa
pengasuhan dalam rangka membina, mendidik, dan mengasuh anak usia dini serta
sebagai wahana pembinaan kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti
keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tua mereka berhalangan atau
tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengasuh anaknya karena bekerja atau
sebab lain. Adapun permasalahan yang muncul adalah bagaimana profil
pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang,
apa saja faktor penunjang dan penghambat pembinaan anak usia dini di TPA
Melati.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang profil
pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati, dan mengidentifikasi faktor –
faktor penunjang dan penghambat pembinaan penitipan anak usia dini di TPA
Melati. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif, pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi terfokus dan wawancara struktural diakhiri
dengan observasi selektif dan wawancara kontras. Dalam pengumpulan data tidak
diabaikan juga penggunaan sumber – sumber non manusia seperti dokumen dan
catatan – catatan yang tersedia. Informan terdiri dari kepala TPA, Tenaga
pengasuh dan orang tua anak didik di TPA Melati. Fokus penelitian ini adalah
profil pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati Semarang yang meliputi
: Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan
kurikulum dibuat oleh pengelola dan tenaga pendidik yang disarikan dari berbagai
literatur tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pengorganisasian
disusun atas musyawarah bersama para penyelenggara TPA dengan mengacu pada
pemberdayaan ibu – ibu Dharma wanita Universitas Diponegoro dan anggapan
bahwa mereka dipandang mampu dan mau serta mempunyai latar belakang
pengalaman yang cukup meskipun mereka tidak meneruskan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan pembinaan dilakukan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan yaitu setiap Senin sampai kami mulai pukul 07.30 sampai
pukul 15. 30 Wib, sedangkan untuk hari Jumat mulai pukul 07.00 sampai 12.30
Wib. Secara keseluruhan pembina bertatap muka dengan anak didik selama 7 – 8
jam per hari. Pembinaan dilakukan dengan menyesuaikan seluruh kegiatan dengan
usia dan tingkat perkembangan anak. Evaluasi dilakukan oleh tenaga pendidik
dengan memberikan blangko isian setiap satu bulan sekali. Daya dukung dari
penyelenggaraan pembinaan penitipan anak usia dini antara lain: Pada
pengorganisasian kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang oleh
para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih dahulu untuk
pengambilan keputusan tentang kegiatan pembinaan, pada perencanaan daya
vii
dukung yang sangat berperan adalah persiapan sumber belajar yang memadai,
penggunaan metode dan teknik pembinaan, sarana dan prasarana, evaluasi, letak
TPA. Daya dukung Pelaksanan pembinaan meliputi sumber belajar yang
berpengalaman dibidang pengasuhan anak, metode dan teknik yang disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai
dengan fungsinya. Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat
dari respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa digunakan untuk
lembar evaluasi yang sangat baik. Sedangkan faktor penghambat antara lain :Pada
pengorganisasian dapat dilihat dari perlunya pemantauan yang lebih intensif dari
ikatan pengurus dan pengelola untuk memantau kinerja pengasuh, sarana
prasarana yang kurang atau perlu diperbaiki. Pada perencanaan penghambatnya
adalah penyediaan sarana dan prasarana yang perlu adanya penggantian dengan
yang baru. Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah pernedaan minat dan
pola asuh orang tua, solusi yang diambil pengasuh adalah dengan tetap
menbiarkan anak – anak tersebut bermain dengan anak – anak yang lain secara
bebas tanpa paksaan dari siapapun. Evaluasi akan terhambat jika kedatangan anak
– anak ke TPA Melati hanya dalam waktu singkat, kadang kadang datang. Jalan
keluar yang diambil pengasuh tetap memantau dan mengisi lembar evaluasi
meskipun nantinya lembar tersebut tidak sampai pada orang tua anak didik.
Berdasarkan temuan – temuan dalam penelitian disarankan agar dalam
perencanaan semua anggota organisasi dilibatkan, pembuatan kurikulum yang
mengacu pada beberapa literatur buku tentang perkembangan dan pertumbuhan
anak serta perlunya peningkatan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam
pengorganisasian perlu dipertimbangkan latar belakang pendidikan, pengalaman
dan kemampuan anggota. Perlu ditingkatkan kerja sama yang lebih baik antara
pengelola dan tenaga pendidik, pengelola sebaiknya lebih memberikan
kesempatan kepada tenaga pendidik untuk mengembangkan kemampuan dengan
cara mengikutkan mereka pada kegiatan – kegiatan pelatihan. Dalam pelaksanaan
pembinaan perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus dan
berkesinambungan dari pengelola agar kesalahan dalam kegiatan pembinaan dapat
dibenahi secara dini. Sistem evaluasi pembinaan yang dilakukan oleh pendidik
melalui pengamatan dan observasi terhadap perkembangan anak yang melibatkan
orang tua peserta didik melalui blangko isian yang telah diterapkan agar
dipertahankan dan ditingkatkan. Agar fasilitas penunjang yang ada dapat
dipertahankan, untuk media belajar yang sudah usang dapat diganti dengan yang
baru. Perlu dilakukan kerjasama dalam setiap kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang lebih baik antara pengelola
dengan tenaga pengasuh.
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
‘Kesatuan akan menimbulkan kekuatan, kedamaian dan kemenangan,
namun meskipun sulit dicapai tetapi kesatuan layak diperjuangkan untuk
mencapai keberhasilan’.
‘Kesabaran merupakan modal utama mewujudkan semua impian’.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang, doa, serta pengorbanannya.
2. Kakak-kakakku yang selalu memberi motivasi dan bantuan.
3. Adik-adikku makasih suportnya.
4. Buat “Ayah” Gue Tersayang Thanks a lot
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR DOKUMENTASI ......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Permasalahan............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
E. Penegasan Istilah .................................................................... 6
F. Sistematika Skripsi ................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Anak Usia Dini ................................................... 10
B. Pembinaan Anak Usia Dini .................................................... 19
C. Taman Pengasuhan Anak (Penitipan Anak) .......................... 26
x
D. Penyelenggaraan Program ...................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 30
B. Lokasi Penelitian .................................................................... 31
C. Fokus Penelitian ..................................................................... 31
D. Sumber Data Penelitian .......................................................... 32
E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 33
F. Keabsahan Data ..................................................................... 37
G. Analisis Data .......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 41
1. Sejarah Singkat Berdirinya TPA Melati Semarang ......... 41
2. Letak Geografis ............................................................... 42
3. Organisasi dan Ketenagaan TPA .................................... 42
4. Program Pembinaan ......................................................... 46
5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 62
6. Anak Didik ....................................................................... 71
7. Identitas Responden ......................................................... 72
8. Hasil Wawancara ............................................................. 73
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 119
1. Perencanaan Pembinaan ................................................... 119
2. Pengorganisasian .............................................................. 120
3. Pelaksanaan Pembinaan ................................................... 122
xi
4. Evaluasi Pembinaan ......................................................... 123
5. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................. 123
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 126
B. Saran - saran ........................................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 131
LAMPIRAN
xii
DAFTAR DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar
1. Wawancara informan tenaga pengasuh ..................................................... 161
2. Kegiatan bercengkrama pengasuh dengan anak ....................................... 161
3. Kegiatan anak istirahat setelah makan siang ............................................. 162
4. Kegiatan anak bermain di luar ruangan ..................................................... 163
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi – kisi instrumen .............................................................................. 133
2. Format evaluasi tingkat perkembangan motorik anak usia 0-1 tahun ....... 135
3. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak usia 1-2 tahun ............ 136
4. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak prasekolah usia 2-3
tahun .......................................................................................................... 137
5. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak usia > 3-4 tahun ........ 138
6. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak prasekolah usia > 4-5
tahun ........................................................................................................ 139
7. Satuan kegiatan harian .............................................................................. 140
8. Format evaluasi tingkat perkembangan moral dan nilai – nilai agama ..... 141
9. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik ............................................ 142
10. Format evaluasi tingkat perkembangan bahasa ......................................... 143
11. Format evaluasi tingkat perkembangan kognitif ....................................... 144
12. Format evaluasi tingkat perkembangan sosial emosional ......................... 145
13. Format evaluasi tingkat perkembangan seni ............................................. 146
14. Pedoman wawancara ................................................................................ 147
15. Lembar Observasi .................................................................................... 154
16. Surat ijin penelitian ................................................................................... 159
17. Surat keterangan penelitian ...................................................................... 160
18. Dokumentasi penelitian ............................................................................ 161
xiv
DAFTAR TABEL DAN SKEMA
Tabel
1. Data ketenagaan TPA Melati ................................................................... 46
2. Lembar observasi lingkungan fisik .......................................................... 66
3. Data anak didik ......................................................................................... 71
4. Identitas pimpinan dan tenaga pengasuh .................................................. 72
5. Identitas orang tua anak didik .................................................................. 72
Skema
1. Proses teknik pengumpulan data menurut Spradley ................................. 40
2. Struktur organisasi TPA Melati ................................................................ 44
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Undang - Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
Undang - Undang. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya
demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan undang - undang dasar 1945, yang memungkinkan
warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Untuk
mewujudkan pengembangan nasional dibidang pendidikan tersebut diperlukan
peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian, perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Menurut penjelasan umum UU No. 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pada dasarnya
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
xvi
Iklim pendidikan perlu diciptakan pada semua jalur, seperti yang
tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyatakan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal,
dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya, agar
perkembangan pendidikan menjadi wahana yang tepat untuk mempertinggi
kualitas sumber daya manusia, untuk meletakkan dasar yang kuat demi
tercapainya masyarakat yang terbuka, demokratis, adil dan sejahtera
perkembangan pendidikan dengan kecenderungan baru harus diarahkan agar
dapat menampung salah satu tujuan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan
menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab PAUD merupakan
fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan
sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik ,
mental, yang itu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja
dan produktivitas.
Taman penitipan anak adalah lembaga kesejahteraan sosial yang
memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan pendidikan
bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya.
Perlu diketahui bahwa keberadaan taman penitipan anak atau taman
pengasuhan anak merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang mengalami
perubahan struktur keluarga pada umumnya dan pada khususnya di kota-kota
besar seperti Semarang. Dalam Undang-undang No: 20 tahun 2003,
xvii
menyatakan Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, non formal dan atau informal yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. PAUD yang diselenggarakan pada jalur pendidikan non
formal dapat berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Dalam pasal 28 ayat 1 dijelaskan
Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai
enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan
dasar.
Semakin meningkatnya jumlah orang tua yang bekerja diluar rumah
membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin
berkurang, kompleknya kebutuhan pendidikan anak selaras dengan
perkembangan IPTEK, juga telah menuntut perlunya lembaga atau pihak lain
yang mampu menangani pendidikan anak secara lebih profesional. Salah satu
lembaga yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi tersebut adalah Taman
Penitipan Anak atau Taman Pengasuhan Anak ( Depdiknas, 2001 ).
Taman Penitipan anak adalah Wahana pendidikan dan pembinaan
kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka
waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu
yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain. Adapun
maksud dan tujuan Taman Penitipan Anak adalah memberikan pelayanan
xviii
kepada anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal berdasarkan konsep pendidikan anak usia dini.
Menanggapi kondisi yang demikian maka penulis akan berusaha
mengungkap tentang :
Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Tempat Pengasuhan Anak Melati
Semarang.
Faktor penunjang dan penghambat pembinaan Taman Penitipan Anak Melati
Semarang.
B. PERMASALAHAN
Permasalahan dapat timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang
diinginkan dengan kenyataannya. Adapun permasalahannya yang timbul dalam
penelitian ini adalah:
Bagaimana profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan
Anak Melati Semarang ?
Apa faktor penunjang dan penghambat pembinaan penitipan anak usia dini di
Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk Mendeskripsikan tentang profil pembinaan penitipan anak usia dini
di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang.
2. Untuk mengidentifikasi faktor penunjang dan penghambat pembinaan
Taman Penitipan Anak Usia Dini Melati Semarang.
xix
D. MANFAAT PENELITIAN
Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan PAUD khususnya pada teknik penyelenggaraan
PAUD di Taman Pengasuhan Anak.
Sebagai bahan masukan dalam teknik manajemen penyelenggaraan
PAUD di TPA.
Manfaat Praktis
Menambah wawasan peneliti tentang profil penyelenggaraan penitipan
anak mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi TPA.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
lanjutan.
Dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai bahan pemikiran
tentang permasalahan yang berkaitan dengan tema pendidikan anak
usia dini dan taman penitipan anak ( TPA ).
E. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kesalahan pengertian dan kesimpangan serta
kekaburan kemungkinan penafsiran dalam pemakaian istilah-istilah yang
berkaitan dengan judul penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan
dan pembatasan tentang istilah-istilah atau kalimat-kalimat yang terangkum dalam
judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang perlu mendapatkan penegasan dan
batasan adalah sebagai berikut :
Profil
xx
Dalam American Peoples Encyclopedia (1962:996) profil adalah suatu
gambaran yang memperhatikan tingkatan dasar pada bermacam-macam hal
sesuai dengan lokasinya. Penggambaran seperti ini berdasarkan data yang
dikembangkan oleh pengukuran tentang profil.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002:897) profil adalah
grafik-grafik atau iktisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa profil adalah diskripsi
atau gambaran sesuatu yang mencakup ciri-ciri yang melekat pada objek
tersebut. Profil pendidikan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak
Melati mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Pembinaan
Menurut Mangun Hardjana pembinaan diartikan sebagai suatu
proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan
tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan
mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan
hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif (Mangun
Hardjana, 1986:12).
Pembinaan adalah suatu bentuk dari serangkaian kegiatan untuk
merubah sikap, mental dan perilaku kearah yang lebih baik atau segala
usaha yang mengacu pada intensitas pembelajaran dalam kegiatan
pendidikan untuk mempelajari hal-hal yang baru dengan tujuan
xxi
mengembangkan pengetahuan, mengarahkan dan membetulkan kearah
yang lebih baik.
Pembinaan merupakan bagian dari pendidikan, namun pembinaan
menekankan pengembangan manusia pada segi praktis.
Taman Penitipan Anak
Taman penitipan anak adalah wahana pendidikan dan pembinaan
kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk
jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak
memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau
sebab lain (Depdiknas, 2001: 3).
Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa yang paling baik dan sangat kritis
bagi perkembangan fisik, motorik, moral – emosional dan intelektual.
Usia dini juga merupakan periode penting bagi pembentukan kepribadian
anak di kemudian hari. Banyak aspek – aspek kepribadian yang dapat
ditanamkan pada anak. Aspek perkembangan anak yaitu aspek – aspek
yang dikembangkan dalam diri anak melalui PAUD. Aspek
perkembangan anak tersebut meliputi :
a. Perkembangan fisik – motorik.
b. Perkembangan kognitif.
c. Perkembangan moral, disiplin, etika.
d. Perkembangan sosial, empati, kerjasama.
e. Perkembangan emosional, harga diri dan aktualisasi diri.
xxii
f. Perkembangan bahasa dan literasi
g. Perkembangan kreativitas dan daya cipta.
( Suyanto, Slamet ; 2003 : 53 – 81 )
Tempat Pengasuhan Anak “Melati”
Istilah lama diartikan tempat penitipan anak, untuk memperhalus
bahasanya maka istilah penitipan diganti dengan pengasuhan.
Tempat pengasuhan anak sebagaimana dimaksudkan diatas
merupakan bagian dari pada pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal, seperti yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003
bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal
berbentuk kelompok bermain ( KB ), Taman Penitipan Anak ( TPA ), atau
bentuk lain yang sederajat.
F. SISTEMATIKA SKRIPSI
Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang didahului dengan halaman
judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar,
daftar isi dan intisari skripsi.
Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, yang membahas alasan pemilihan judul,
permasalahan, tujuan, manfaat, penegasan istilah dan
sistematika skripsi.
xxiii
BAB II : Tinjauan pustaka, bab ini menguraikan tentang berbagai
teori, konsep dan pendapat para ahli yang ada hubungannya
dengan permasalahan penelitian.
BAB III : Metode penelitian, bab ini menguraikan tentang pendekatan penelitian, lokasi penelitian,
subjek penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data dan analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi uraian hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB : Penutup, bab ini menguraikan tentang simpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan sekaligus memberikan saran
terhadap obyek yang telah diteliti serta pihak tersebut.
Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka untuk menyusun
skripsi dan lampiran.
xxiv
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan pada anak dan sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian
berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan dasar dan dalam kehidupan tahap berikutnya
(Depdiknas, 2001: 2).
Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang terencana dan
sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun
dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal (Rahman. S. Hibana, 2002: 2).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan anak usia dini
(0-8 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan
pendidikan dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki secara optimal.
Pentingnya PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat
penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya,
xxv
sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian
anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang akan
berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas
dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Ditinjau dari perkembangan otak manusia, maka tahap
perkembangan otak pada usia dini menempati posisi yang paling vital,
yakni meliputi 80 % perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah
mencapai perkembangan otak 25 % orang dewasa. Untuk mencapai
kesempurnaan perkembangan otak manusia 50 % dicapai hingga usia 4
tahun, 80 % hingga usia 8 tahun dan selebihnya di proses hingga anak usia
18 tahun. Oleh sebab itu usia dini disebut sebagai usia emas “Golden Age
“ karena perkembangannya yang luar biasa (Rahman, 2002: 45). Proses
PAUD dimulai sejak anak dalam kandungan, masa bayi hingga anak
berusia kurang dari 8 tahun.
Fungsi dan Tujuan PAUD
Fungsi
PAUD berfungsi untuk :
Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk
mengikuti pendidikan anak usia dini sesuai dengan potensi yang
dimiliki, bahkan secara tidak langsung sejak anak masih dalam
kandungan.
xxvi
Membantu memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh di
lingkungan keluarga, masyarakat (kelompok bermain, penitipan
anak).
Membantu memperbaiki mutu dan relevansi pendidikan anak usia
dini.
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini. (Santoso Soegeng, 2002: 25).
Dengan demikian PAUD berfungsi untuk memberikan kesempatan
pada anak untuk mengikuti pembinaan dalam mengembangkan
potensi anak secara utuh.
Tujuan PAUD
Tujuan PAUD adalah mengembangkan seluruh potensi anak
(the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang
utuh sesuai dengan falsafah suatu bangsa (Suyanto, Slamet. 2003 :3).
Secara umum tujuan program PAUD adalah menfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh
sesuai dengan norma- norma dan nilai kehidupan yang dianut. Secara
khusus tujuan program PAUD tercantum dalam Undang - Undang
pendidikan prasekolah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia, Pendidikan anak usia dini dikenal dengan istilah pendidikan
prasekolah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1990
tentang pendidikan prasekolah, menyatakan bahwa pendidikan
prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
xxvii
perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan
keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan
di jalur sekolah atau pendidikan luar sekolah.
Menurut rumusan keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan RI Nomor 0486/ 4/ 1992 tentang taman kanak- kanak
yang menyatakan bahwa taman kanak- kanak bertujuan membantu
meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan,
keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya ( Rahman, 2002: 48 ).
Pentingnya Memahami Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,
psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak- kanak juga masa yang
paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak- kanak
adalah masa pembentukan fondasi dan dasar kepribadian yang akan
menentukan pengalaman anak selanjutnya.
Beberapa hal yang menjadi alasan pentingnya memahami
karakteristik anak usia dini, yaitu :
Anak usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap
perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode
diletakkannya struktur yang dibangun untuk sepanjang hidupnya.
Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan
dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya,
disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan.
Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa,
dibanding dengan sepanjang usianya yang sangat membutuhkan
stimulasi fisik dan mental ( Rahman, 2002: 30-31 ).
xxviii
Dengan memahami karakteristik anak usia dini adalah diharapkan
orang dewasa dapat :
Mengetahui hal - hal yang dibutuhkan oleh anak, yang bermanfaat bagi
perkembangan hidupnya.
Mengetahui tugas - tugas perkembangan anak sehingga memberikan
stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas perkembangan
dengan baik.
Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang
tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan
keadaan dan kemampuannya.
Cara Belajar Anak Usia Dini
Anak pada usia dini ( 0-8 tahun ) memiliki kemampuan belajar
yang luar biasa, khususnya pada masa kanak- kanak awal. Keinginan anak
untuk belajar menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan
seluruh panca inderanya untuk dapat memahami sesuatu, dan dalam waktu
singkat ia akan beralih ke hal lain untuk dipelajari.
Cara belajar anak mengalami perkembangan seiring dengan
bertambahnya usia, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Usia 0 – 1 tahun
Anak belajar dengan mengandalkan kemampuan pancaindera
(Pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa). Secara
bertahap pancaindera anak difungsikan lebih sempurna. Sehingga usia
satu tahun anak ingin mempelajari apa saja yang dilihat dengan
menggerakkan seluruh panca indera.
b. Usia 2 – 3 Tahun
Anak melaksanakan proses belajar dengan sungguh – sungguh.
Ia memperhatikan apa saja yang ada dilingkungannya untuk kemudian
ditiru.
c. Usia 4 – 6 Tahun
xxix
Kemampuan berbahasa anak semakin baik, begitu anak mampu
berkomunikasi dengan baik maka akan segera diikuti proses belajar
anak dengan cara bertanya.
d. Usia 7 – 8 Tahun
Perkembangan anak dari berbagai aspek sudah semakin baik.
Anak melaksanakan proses belajar dengan cara yang semakin
komplek, ia menggunakan pancainderanya untuk menangkap berbagai
informasi dari luar, mulai mampu membaca dan berkomunikasi secara
halus.
Pada penelitian ini peneliti dapat melakukan pengamatan mengenai
cara belajar anak seiring dengan bertambahnya usia anak dan kebutuhan
perkembangannya
Karakteristik Program PAUD
Program pendidikan untuk anak usia dini memiliki karakteristik
tersendiri, berbeda dengan program pendidikan sesudahnya. Hal utama
yang membedakan karakteristik program pendidikan anak usia dini adalah
tuntutan tingkat perkembangan dan cara belajarnya. Tingkat
perkembangan dan cara belajar anak membawa konsekuensi langsung
terhadap sifat dan isi program pendidikan anak usia dini , termasuk juga
cara penyampaian.
Beberapa karakteristik program pendidikan anak usia dini, antara
lain :
a. Karakteristik guru, lebih cenderung menunjukan keceriaan, kerjasama,
dan keterlibatan secara total dengan kegiatan anak.
b. Materi pelajaran, lebih terintegrasi, yaitu suatu program pembelajaran
yang dapat menyajikan suatu aktivitas anak secara terpadu.
c. Metode pendidikan, lebih menekankan metode yang bersifat rekreatif
daripada metode ceramah.
d. Media dan sarana, perlu dipilih sarana yang memudahkan dan
memancing anak untuk terlibat, aman dan menyenangkan.
e. Desain ruangan, perlu lebih meriah, kreatif dan menantang bagi anak
untuk bereksplorasi.
f. Sistem evaluasi, sistem evaluasi yang dilakukan untuk anak usia dini
lebih bersifat natural, alamiah.
Prinsip- prinsip PAUD
Prinsip- prinsip PAUD, yaitu :
a. Anak adalah peserta didik aktif
b. Menyediakan fasilitas agar anak belajar melalui bermain dan bermain
sambil belajar
c. Memberikan kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif
d. Mendorong anak untuk membangun dan mengembangkan idenya
sendiri.
xxx
e. Memotivasi anak untuk mengembangkan potensi diri tanpa takut
berbuat salah ( Rahman, 2002: 55 ).
Bentuk- Bentuk Program PAUD
Program pendidikan anak usia dini ( 0-8 Th ) memiliki beberapa
bentuk organisasi, bentuk - bentuk program PAUD sebagai berikut :
Pendidikan keluarga ( 0-3 Th )
Pada tahap ini pendidikan anak masih berada pada lingkup
terkecil, yakni keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan
pertama dan utama bagi anak, sebab pendidikan keluarga merupakan
fondasi bagi anak untuk membangun struktur kepribadian
selanjutnya.
Taman Penitipan Anak ( TPA )
Usaha Kesejahteraan Sosial RI, tempat penitipan anak adalah
lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak, TPA
adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang
berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu
selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang
cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain.
(Depdiknas, 2001: 3)
Menurut Rapat koordinasi anak- anak balita yang dikhawatirkan
akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena
ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan
dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan, intelektual,
emosional dan sosial.
Taman penitipan anak merupakan lembaga kesejahteraan sosial
yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan
dan pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal
bekerja oleh orang tuanya (Rahman. S. Hibana, 2002: 59).
Kelompok bermain
Taman bermain merupakan tempat bermain dan belajar bagi
anak sebelum memasuki taman kanak- kanak.
Taman Kanak- Kanak
Taman kanak- kanak merupakan jenjang pendidikan setelah
Playgroup, sebelum anak masuk sekolah dasar.
TKA ( Taman Kanak- Kanak Al-Qur’an )
TKA adalah program bagi anak usia 4-6 tahun, yang materinya
lebih menekankan pada materi Al-Qur’an.
TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an )
TPA merupakan program pendidikan bagi anak usia 7-12 tahun,
yang materinya lebih menekankan pada materi Al-Qur’an.
Sekolah Dasar
Sekolah Dasar adalah jenjang pendidikan formal pertama setelah
taman kanak- kanak (Rahman, 2002: 58-62).
xxxi
Dengan melihat bentuk – bentuk program pendidikan anak usia
dini dapat disimpulkan bahwa Taman Pengasuhan atau Penitipan Anak
Melati merupakan salah satu bagian dari program pembinaan anak.
Pembinaan Anak Usia Dini
Pengertian
Menurut Mangun Hardjana pembinaan diartikan sebagai suatu
proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan
tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan
mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan
hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif (Mangun
Hardjana, 1986:12).
Penitipan anak atau TPA adalah lembaga kesejahteraan sosial yang
memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan
pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh
orang tuanya ( Rahman, 2002; 59 ).
Dalam Rapat hasil koordinasi “Usaha Kesejahteraan Anak“
Departemen sosial RI, dikemukakan TPA merupakan lembaga sosial yang
memberikan pelayanan kepada anak - anak balita yang dikawatirkan akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang
tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk
peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial
(Patmonodewo, 2003: 71).
Dengan demikian pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati
merupakan latihan, pendidikan, pembinaan yang dilakukan lembaga
xxxii
dengan memberikan pelayanan kepada anak usia dini yang dikawatirkan
akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya selama ditinggal orang
tua atau ibunya bekerja dalam bentuk pengembangan moral dan nilai –
nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan
kognitif, pengembangan sosial - emosional, dan pengembangan seni.
Tujuan Pembinaan Anak Usia Dini
Tujuan Umum
Kegiatan pembinaan bertujuan mengembangkan potensi anak
sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya termasuk siap memasuki pendidikan dasar.
Tujuan khusus
Kegiatan pembinaan secara khusus bertujuan agar :
Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan
Tuhan dan mencintai sesama.
Anak mampu mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan –
gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan
gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik ( pancaindera ).
Anak mampu berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif
dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk
berfikir dan belajar.
xxxiii
Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan
masyarakat dan menghargai keragaman sosial serta mampu
mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol
diri dan rasa memiliki.
Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai
bunyi, bertepuk tangan serta menghargai hasil karya yang kreatif (
Depdikbud, 2002: 4 ).
Penyelenggaraan Program Pembinaan
Adapun penyelenggaraan program pembinaan anak mencakup :
Program pembinaan
Program pembinaan yang dipergunakan adalah kurikulum program pembinaan yang dibuat lembaga sesuai dengan kebutuhan anak usia dini. Adapun prinsip – prinsip pendidikan untuk anak usia
dini seperti yang dirumuskan oleh Tina Bruce (1987) dalam tulisan Aswarni Sudjud (1997) ada sepuluh
prinsip – prinsip pendidikan anak usia dini, yaitu :
Usia anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan, merupakan masa persiapan untuk
menghadapi kehidupan yang akan datang.
Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya seperti berfikir dan aspek psikis lainnya.
Pembelajaran pada anak usia dini saling terkait tidak dapat di pisahkan.
Motivasi intrinsik akan menghasilkan inisiatif tersendiri (Self Directed Activity) yang sangat bernilai.
Program pendidikan pada anak usia dini perlu menekankan disiplin.
Masa peka untuk mempelajari sesuatu pada tahap perkembangan tertentu perlu di observasi.
Titik tolak hendaknya pada apa yang dapat dikerjakan anak, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan anak.
Suatu kehidupan terjadi dalam diri anak ( inner life ) khususnya pada kondisi yang menunjang.
Orang – orang yang ada disekitar anak dalam melaksanakan interaksi dengan anak merupakan hal yang
penting.
PAUD merupakan interaksi antara anak dengan lingkungan, dimana dalam lingkungan tersebut termasuk
orang dewasa dan pengetahuan itu sendiri ( Rahman. S. Hibana, 2002; 53-55 ).
Prinsip-prinsip pembinaan
1) Program pembinaan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan anak secara tepat, bertahap
dan terpadu.
Bertahap adalah mengikuti tahap perkembangan usia anak yaitu usia 3 bulan sampai 3 tahun
dan usia 3 tahun sampai 6 tahun.
xxxiv
Berulang artinya latihan atau simulasi diberikan secara berulang-ulang (anak memerlukan
pengulangan dalam belajar)
Terpadu adalah mengintegrasikan seluruh aspek pengembangan anak (pembentukan perilaku
melalui pembahasan dan pengembangan kemampuan dasar).
2) Program pembinaan disesuaikan dengan usia, minat, kemampuan, bakat, dan tingkat perkembangan
yang berbeda-beda pada setiap anak secara individual.
3) Program pembinaan menekankan proses interaksi dengan orang dewasa, teman sebaya dan benda-
benda disekitarnya.
4) Program pembinaan dikembangkan untuk memberi kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif
melalui kegiatan permainan (menyentuh, mengenal, mencoba benda-benda).
5) Program pembinaan memberikan pengalaman nyata bagi anak sehingga termotivasi dan
memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. ( Depdikbud, 2001:7-8 )
Organisasi penyelenggara
Organisasi penyelenggaraan taman pengasuhan anak adalah perorangan, keluarga, kelompok dan
atau organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan pembinaan yang memenuhi syarat sebagai berikut
:
1) Adanya anak didik berusia sekurang - kurangnya 3 bulan sampai dengan 6 tahun (kecuali pada kasus
khusus) dengan sejumlah lima orang atau lebih.
2) Tersedianya sarana dan prasarana pembinaan
3) Adanya kurikulum pembinaan
4) Adanya tenaga pembinaan yang melaksanakan kurikulum program pembinaan
5) Tersedianya sumber dana untuk pelaksanaan pembinaan
Proses Pembinaan
1) Proses pembinaan dalam satu hari minimal 2 jam @ 45 menit atau disesuaikan dengan kebutuhan
situasi dan kondisi anak.
2) Proses pembinaan dalam satu minggu minimal 3 kali pertemuan atau dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi anak (Depdiknas, 2001:5-6).
Pengorganisasian
a. Perencanaan
Prinsip - prinsip perencanaan
Dalam menyusun perencanaan, hendaknya memperhatikan
prinsip – prinsip sebagai berikut :
xxxv
a) Berorientasi pada kebutuhan dan usia anak dalam berbagai
pengembangan yang ingin dicapai dalam pembinaan.
b) Pembinaan dilakukan dalam suasana bermain sambil belajar.
Satuan kegiatan harian
Satuan kegiatan mingguan
b. Pelaksanaan
1) Tema
Merupakan wadah yang berisi unsur-unsur kegiatan untuk
mengembangkan kemampuan anak. Tema yang diberikan sesuai
dengan kemampuan anak dan usia anak yang berisi tentang tema
keagamaan, pengembangan fisik, pengembangan bahasa,
pengembangan kognitif, pengembangan sosial-emosional, dan
pengembangan seni.
2) Metode pembinaan (bermain sambil belajar)
a) Persyaratan metode :
- Membuat anak aktif dan banyak terlibat
- Memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan
kreativitas
- Sesuai dengan usia dan kemampuan anak
- Tidak membosankan anak
- Memungkinkan bagi anak untuk memilih aktivitas
b) Metode pokok (Bermain)
c) Metode pelengkap (Latihan, bercerita, menyanyi)
xxxvi
3) Persiapan sarana pembinaan
Persiapan sarana pembinaan anak berupa perlengkapan ruangan,
sarana dan peralatan pendukung belajar.
4) Pengelolaan proses pembinaan
Pengelolaan proses pembinaan dilakukan penyelenggara berupa
persiapan – persiapan yang dilakukan bersama dengan pengasuh
mulai dari proses pembinaan (pelaksanaan) yang berakhir pada
penilaian atau evaluasi.
c. Penilaian Pembinaan / evaluasi
Penilaian pembinaan dilakukan dengan menggunakan instrumen dalam
bentuk pengamatan observasi yang digunakan untuk merekam proses
dan hasil dari suatu aktivitas sehari-hari di TPA
d. Komunikasi
Lembaga mengkomunikasikan hasil pembinaan dengan memberikan
format penilaian yang telah diisi kepada orang tua untuk digunakan
sebagai hasil akhir yang telah ditempuh dalam tiap tahap
perkembangan anak.
Taman Pengasuhan Anak atau Penitipan Anak
Pengertian Taman Penitipan Anak
Istilah lama diartikan tempat penitipan anak, untuk memperhalus
bahasanya maka istilah penitipan diganti dengan pengasuhan.
xxxvii
Tempat Penitipan Anak adalah wahana pendidikan dan pembinaan
kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk
jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak
memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau
sebab lain. (Depdiknas, 2001: 3)
Menurut rapat koordinasi Usaha Kesejahteraan Sosial RI, Tempat
Penitipan Anak adalah lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada
anak- anak balita yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja.
Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan,
intelektual, emosional dan sosial.
Taman penitipan anak merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang
memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan
pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh
orang tuanya. ( Rahman. S. Hibana; 2002, 59 ).
Fungsi dan tujuan TPA
Fungsi TPA
Fungsi TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan
kesejahteraan anak sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu
tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu
yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain
(Depdiknas, 2001: 3).
Tujuan TPA
xxxviii
1) Memberikan pelayanan kepada anak usia dini dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal berdasarkan konsep
PAUD.
2) Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap keluarga yang
mempunyai anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal.
Penyelenggaraan Program
Perencanaan
Kegiatan dalam bentuk apapun akan dapat berjalan dengan baik
apabila direncanakan sebelumnya, sebab hanya dengan perencanaan yang
baik maka suatu kegiatan tersebut hampir dapat dipastikan akan berjalan
dengan baik pula. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu
yang akan datang (H.D. Sudjana, 1992: 41). Dikatakan sistematik karena
perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip – prinsip tertentu
dalam proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik
secara alamiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi. Menurut
William Kami (1986) menyatakan untuk mendorong kemampuan berfikir
anak sebaiknya guru merancang suatu kegiatan yang memungkinkan
masing – masing anak untuk mendapatkan kesempatan khusus untuk
memutuskan sendiri kegiatan mana yang dipilih. Pada perencanaan
kegiatan ini terlebih dahulu pengelola dan tenaga pengasuh membuat
xxxix
satuan kegiatan harian dan satuan kegiatan mingguan yang pembuatannya
dimusyawarahkan dalam forum.
Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan usaha untuk mengintegrasikan
sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi yang diperlukan kedalam
suatu kesatuan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hani
Handoko, 1994 pengorganisasian merupakan suatu proses
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan
diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai
dengan efisien. (Didiet Hardjito, 1995 : 76). Untuk pengorganisasian
kegiatan dilakukan bersama – sama oleh pengurus dan pengasuh dalam
musyawarah yang didalamnya dibahas secara teknis penyelenggaraan
program pembinaan.
Pelaksanaan
Setelah perencanaan dan pengorganisasian maka fungsi pelaksanaan
baru dilakukan agar dapat merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam proses manajemen pelaksanaan merupakan proses yang sangat
penting sebagai tindak lanjut dari fungsi perencanaan dan
pengorganisasian. Pelaksanaan pembinaan penitipan anak dilakukan secara
pelan dan pasti yang menyangkut pengembangan moral dan nilai – nilai
xl
agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan
kognitif, pengembangan sosial - emosional, dan pengembangan seni.
Evaluasi
Menurut Brewer (1992) penilaian atau evaluasi adalah penggunaan
sistem evaluasi yang bersifat menyeluruh untuk menentukan kualitas dari
suatu program atau kemajuan dari seorang anak. (Patmodewo, 2003 : 138).
Biasanya penilaian dikaitkan dengan penilaian terhadap perkembangan
sosial, emosional, fisik maupun perkembangan intelektual. Dalam
pembinaan ini evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengamatan yang
dijalankan pengasuh untuk mengetahui tingkat perkembangan anak secara
pasti dalam tiap harinya.
xli
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Menurut (FX. Sudarsono, 1999) hakekat penelitian adalah untuk mencari
kebenaran yang dapat diujikan oleh orang secara obyektif untuk memperoleh
kebenaran ilmiah. Untuk memperoleh kebenaran tersebut digunakan metode
pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
pendekatan yang memandang obyek kajian terdiri dari unsur yang saling
terkait dan mendeskripsikan fenomena yang andal (Arikunto, 1993:203).
Sesuai dengan judul yaitu tentang Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini
di Taman Pengasuhan Anak Melati maka, penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif karena tidak menggunakan angka-angka, tetapi
mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan tentang permasalahan
yang akan di bahas yang berkenaan dengan profil pembinaan anak usia dini di
Taman Penitipan Anak dan faktor penunjang serta penghambat pembinaan.
Agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta dapat
memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian ini, maka peneliti
menggunakan metode kualitatif, menurut Bodgan dan Biklen (1982, 27-30)
dalam Moleong (2002: 4-8) bahwa penelitian kualitatif memiliki lima ciri,
yaitu :
xlii
1. Dilaksanakan dengan latar alami, karena merupakan alat penting adalah
adanya sumber data yang langsung dari peristiwa.
2. Bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau
gambar daripada angka.
3. Lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata.
4. Dalam menganalisis data cenderung cara induktif.
5. Lebih mementingkan tentang makna (essensial).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah obyek penelitian dimana kegiatan penelitian
dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah dan
memperjelas obyek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan
tidak terlalu luas. Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat pengasuhan anak
Melati Jl. Hayam Wuruk 1A Semarang, pemilihan lokasi penelitian tersebut
karena TPA Melati berada di tengah lingkungan perkantoran / kampus.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pokok kajian yang menjadi pusat perhatian, yaitu:
1. Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak
Melati, dengan ruang lingkup perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi.
xliii
2. Faktor penunjang serta penghambat pembinaan penitipan anak usia dini
yang berasal dari penyelenggara, pengasuh, orang tua, anak didik baik itu
mengenai sarana prasarana maupun lingkungannya.
D. Sumber Data Penelitian
Menurut Lofland dan Lofland (1984 : 47) Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain - lain ( Moleong, 2001 : 112 ).
Dalam penelitian ini sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber
data sekunder. Adapun sumber data primer berupa wawancara kepada
informan dan observasi, sedangkan sumber data sekunder berasal dari
dokumentasi. Untuk mendukung kegiatan penelitian ini, dilakukan
pengumpulan data primer melalui wawancara yang bersumber dari informan
penelitian.
Informan adalah orang- orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi, latar belakang penelitian ( Moleong,
2001: 90 ). Pemilihan informan penelitian berdasarkan pada tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui Profil TPA Melati dan faktor penunjang serta
penghambat pembinaan. Pengambilan informasi penelitian dilakukan dengan
mengambil informasi dari satu orang kepala TPA, 4 orang pengasuh, dan 5
orang tua peserta didik. Adapun penulis memilih 10 informan tersebut
didasarkan pada keaktifan beliau – beliau berada di TPA Melati diantaranya 1
orang pimpinan dan 4 orang pengasuh yang selalu ada di TPA dan 5 orang tua
xliv
anak didik yang aktif menitipkan anaknya disana. Untuk memperoleh data dan
informasi yang sebanyak banyaknya, peneliti mengobservasi terlebih dahulu
situasi sosial lokasi penelitian. Adapun yang dilakukan adalah pengumpulan
data lewat wawancara.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data
dilakukan bersama dengan pengumpulan data, adapun metode yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian
terlebih menggunakan pendekatan kualitatif. Pengamatan atau observasi
dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan
Lincoln (1981: 191-193) bahwa:
a. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.
b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam
situasi proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh
dari data.
d. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami
situasi-situasi yang rumit.
Untuk mengetahui gambaran awal tentang subyek penelitian, maka
peneliti harus lebih dahulu mengadakan survey terhadap situasi sosial dan
kondisi sasaran penelitian.
xlv
Dalam observasi atau pengamatan ini, peneliti mengadakan
pengamatan situasi sosial lokasi penelitian serta mengetahui secara
langsung kegiatan pengasuhan yang terjadi di TPA Melati Semarang.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Metode
pengumpulan data dalam bentuk komunikasi verbal yang dapat
mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
sesuatu dimasa lalu, memproyeksikan sesuatu yang diharapkan dimasa
depan (Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2000:135).
Dalam pengumpulan data tidak diabaikan juga penggunaan
sumber-sumber non manusia seperti dokumentasi dan catatan-catatan yang
tersedia. Wawancara dan observasi dipedomani dan dikembangkan
sebagaimana yang diajukan oleh Spadley (Sanapiah: 1999: 91-108) yang
diawali dengan observasi dan wawancara struktural serta diakhiri dengan
observasi selektif dan wawancara kontras.
Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data
dengan jalan wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara
bertanya langsung kepada responden. Adapun pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dimana pada
wawancara ini menggunakan pedoman wawancara yang dijabarkan dalam
bentuk deskripsi. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab langsung
kepada nara sumber (informan) yang dapat dipercaya kebenarannya.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan orang tua
anak asuh TPA Melati, tenaga pengasuh di TPA Melati, dan pimpinan
TPA Melati. Setiap pertanyaan diarahkan pada bidang yang sedang diteliti
yaitu pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak
Melati Semarang, hasil pertanyaan atau jawaban ditulis dalam lembaran
yang disediakan.
Adapun garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam
wawancara tersebut adalah :
a. Orang tua anak asuh TPA Melati
1) Identitas Orang tua, meliputi :
Nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, pekerjaan dan alamat.
2) Pendapat orang tua tentang motivasi orang tua dan peran orang tua
dalam proses, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan anak di TPA
Melati.
b. Tenaga Pengasuh
xlvi
1) Identitas Tenaga Pengasuh meliputi :
Nama, tempat / tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, pekerjaan dan alamat.
2) Pendapat tenaga pengasuh tentang pembinaan penitipan anak di
TPA Melati yang berkaitan dengan metode pembinaan, alasan
pemilihan metode, serta evaluasi akhir dari pembinaan.
3) Faktor penunjang dan penghambat pembinaan.
c. Pimpinan TPA
1) Identitas Pimpinan TPA, meliputi :
Nama, tempat / tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, pekerjaan dan alamat.
2) Pendapat pimpinan tentang pembinaan penitipan anak di TPA
Melati.
3) Faktor penunjang dan penghambat pembinaan.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode yang mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan suatu buku, surat kabar, majalah
dan sebagainya. Dokumentasi juga dimaksudkan sebagai rekaman suatu
peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan dan memerlukan
interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman
peristiwa. Dokumen ini dimaksudkan untuk melengkapi data dari
wawancara dan observasi.
Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2000:160) ada
beberapa alasan dari penggunaan dokumentasi, antara lain :
a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang
stabil, kaya dan mendorong.
b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.
c. Keduanya berguna dan sesuai untuk penelitian kualitatif.
xlvii
d. Relatif murah dan tidak sukar diperoleh.
e. Keduanya tidak sukar ditemukan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil bahan-bahan sumber dan
data-data dokumentasi yang ada di Taman Pengasuhan Anak Melati
berupa foto - foto pelaksanaan kegiatan penelitian, data - data lain berupa
buku – buku referensi lain yang berkaitan dengan tema pengasuhan anak
usia dini.
F. Keabsahan Data
Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2000:173) ada empat kriteria
yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk keabsahan data, yaitu :
1. Derajat kepercayaan (Credibility).
2. Keteralihan (Transferability).
3. Kebergantungan (Dependability).
4. Kepastian (Confirmability).
Kriteria keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil
penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan. Teknik-teknik yang
digunakan untuk melacak atau membuktikan kebenaran atau taraf kepercayaan
data melalui ketekunan pengamatan (persistent observation), triangulasi
(triangulation), pengecekan dengan teman sejawat. Untuk membuktikan
keabsahan data dalam penelitian ini, teknik yang digunakan hanya terbatas
pada teknik pengamatan lapangan dan triangulasi.
Dezim dalam Moleong (2000:278) membedakan 4 macam triangulasi, yaitu :
1. Triangulasi sumber maksudnya membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif.
xlviii
2. Triangulasi metode maksudnya menurut Patton dalam Moleong
(2000:178) terdapat dua strategi, yaitu :
a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data.
b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama.
3. Triangulasi peneliti maksudnya memanfaatkan peneliti untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
4. Triangulasi teori maksudnya membandingkan teori yang ditemukan
berdasarkan kajian lapangan dengan teori yang telah ditemukan para
pakar.
Teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dengan
pertimbangan bahwa untuk memperoleh informasi dari para informan perlu
diadakan croscek antara satu informan dengan informan yang lain sehingga
akan diperoleh informasi yang benar – benar valid. Informasi yang diperoleh
Diusahakan dari narasumber yang benar- benar mengetahui akar permasalahan
dalam penelitian ini.
G. Analisis Data
Bersamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan juga analisis data.
Alur analisis mengikuti pendapat Spradley dalam Sanapiah (1990:91-108)
dengan mereduksi banyaknya data yang diperoleh, diklasifikasikan dalam
domain untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan relatif
menyeluruh dari suatu fokus permasalahan yang diteliti.
xlix
Analisis data dilakukan bersamaan dalam proses pengamatan dan wawancara
deskriptif, selanjutnya dilakukan analisis taksonomik yang berusaha merinci
lebih lanjut, mengorganisasikan atau menghimpun elemen-elemen yang sama.
Analisis taksonomik dilakukan bersamaan dengan pengamatan terfokus dan
wawancara struktural. Dalam tahap ini terkait dengan fokus penelitian, yaitu :
“Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak
Melati Semarang dan Faktor penunjang dan penghambat pembinaan”.
Selanjutnya dilakukan analisis komponensial dengan mengorganisasikan
kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh dari pengamatan dan
wawancara terseleksi dan kemudian dilanjutkan dengan analisis tema untuk
mendeskripsikan secara menyeluruh dan menampilkan makna dari yang
menjadi fokus penelitian.
Terfokus
selektif
Struktural kontras
Skema alur analisis data Spradley (Sanapiah, 1990: 91-108)
Ket: Diawali dengan pengamatan dan wawancara struktural serta diakhiri
dengan observasi selektif dan wawancara kontras.
Deskriptif
Deskriptif
l
Penjelasan dari skema diatas sebagai berikut : Pengamatan Deskriptif
dilakukan untuk melihat secara umum tentang kondisi TPA Melati, setelah itu
dilakukan pengamatan yang terfokus pada objek yang akan diteliti mengenai
profil. Proses selanjutnya dilakukan pengamatan secara selektif untuk melihat
bagaimana kegiatan pembinaan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi, bersama dengan proses pengamatan itu juga
dilakukan wawancara Deskriptif kepada pimpinan TPA untuk memperoleh
gambaran secara umum tentang sejarah singkat, letak geografis. Selanjutnya
dilakukan wawancara terstruktur secara mendalam kepada pengasuh dan
orang tua untuk mengungkap fokus penelitian. Untuk melengkapi dan
mendukung data yang diperoleh, kemudian dilakukan pengambilan
dokumentasi. Melalui kegiatan ini dapat diperoleh berbagai kejadian- kejadian
yang dapat memperjelas dari setiap kegiatan.
li
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada dasarnya merupakan data yang
diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi, tetapi sebelum disampaikan hasil penelitiannya
terlebih dahulu disampaikan gambaran umum mengenai
Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang (TPA) mengingat
TPA tersebut sebagai tempat dilaksanakannya penelitian ini.
1. Sejarah singkat TPA Melati Semarang.
Taman Pengasuhan Anak Melati (TPA) Semarang
berdiri pada tanggal 31 Maret 1994, yang tercatat dalam
akta notaris nomor 18 tahun 1994 dan dipelopori oleh
beberapa Dosen dan Guru Besar Universitas Negeri
Diponegoro yang pada saat itu menjabat di Universitas
Diponegoro. TPA Melati sejak berdiri dikelola oleh para
istri pendiri dan ibu – ibu Dharma Wanita UNDIP sampai
sekarang.
lii
Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang
diresmikan pada tanggal 31 Maret 1994 oleh Prof dr
Moeljono Soegiarto Trastotenejo yang pada saat itu
menjabat sebagai Rektor UNDIP. Peresmian TPA sebagai
kenang-kenangan beliau mendekati masa pensiun. TPA
Melati didukung langsung dan dikelola oleh ibu- ibu
Dharma wanita UNDIP dan dikepalai oleh Ny Moeljono.
TPA Melati berada dibawah naungan Universitas
Diponegoro dengan tenaga administrasi maupun tenaga
teknis yang membantu kerja kepala TPA Melati.
Dasar didirikannya Taman Pengasuhan Anak Melati
adalah untuk memenuhi hak anak untuk tumbuh kembang
dan perlindungan dengan menghindarkan kekosongan
rawatan, asuhan, bimbingan dan pembinaan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, mendorong peran
keluarga untuk memenuhi fungsi keluarga, membantu ibu
pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja yang
optimal, membantu program pemerintah dalam bidang
pendidikan, kesehatan, sosial dan dalam bidang jasa.
2. Letak Geografis
liii
Taman Pengasuhan Anak Melati terletak di jalan
Hayam Wuruk I A Semarang propinsi Jawa Tengah,
tepatnya berada di lingkungan Kampus UNDIP. Jarak
Taman Pengasuhan Anak Melati dengan pusat
pemerintahan kota Semarang kurang lebih 5 km. TPA
Melati berbatasan langsung sebelah utara dengan kampus
UNDIP, sebelah barat jalan Pahlawan, sebelah selatan jalan
Singosari dan sebelah timur kampus USM. Dengan
demikian TPA Melati terletak strategis ditengah-tengah
perkantoran / kampus dimana para ibu-ibu atau orang tua
bekerja.
3. Organisasi dan Ketenagaan TPA
Taman Pengasuhan Anak Melati merupakan
lembaga pelaksana teknis yang dikelola langsung oleh ibu –
ibu Dharma Wanita UNDIP dan dibantu oleh beberapa
pengasuh atau pendidik anak. Landasan dari berdirinya
Taman Pengasuhan Anak Melati adalah Undang - undang
no 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok kesejahteraan
sosial dan UU no. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.
liv
Susunan kepengurusan Taman Pengasuhan Anak
Melati Semarang sebagai berikut :
Pelindung : Rektor UNDIP
Prof. SR. Eko Budihardjo M.Sc
Pembina : Prof. Dr. Moeljono S Trastotenejo
Prof. DR. Dr. Harjono Soejitno
Penanggung jawab : Ketua Persatuan Dharma Wanita
UNDIP
Ketua : Ny. Moeljono S Trastotenejo
Wakil Ketua : 1. Ny. Warella
2. Ny. Anhari Basuki
Sekretaris : Ir. Dewi Handayani Diono Iksan
Wakil Sekretaris : 1. Ir. Soegiarsih
2. Ir. Soemarti Prapto, SH
Bendahara : Prof. Ir. Joetata Hadihardaja
Pembantu Umum : 1. Djoko Moeljanto 3.
Soewito
2. Achmad 4. Saryono
Tenaga Pendidik : 1. Suparmi 3. Ismiati
lv
TP
Pelindung
Penanggung jawab
Ketua Pengelola
TP TP TP
Wakil Ketua Bendahara
2. Sri Hastuti 4. Estu Dwi
Astuti
STRUKTUR ORGANISASI TPA MELATI
SEMARANG
Sekretaris
Wakil Sekretaris
lvi
Pembantu umum
Ketenagaan yang ada di TPA Melati Semarang
terdiri dari para istri- istri dan pegawai UNDIP yang
menjabat sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
pembantu umum, tenaga pengasuh, yang secara
keseluruhan berjumlah 15 orang. Sumber tenaga yang ada
di TPA Melati pada umumnya berusia 30-40 tahun dan
memiliki kualifikasi pendidikan yang beragam mulai dari
lulusan S3, S2, S1, D2, SMA, SMP. Untuk tenaga pengelola
ditinjau dari latar belakang pendidikan cukup potensial
untuk dapat mengembangkan pendidikan anak usia dini di
TPA Melati, sedangkan untuk tenaga pengasuh ditinjau
dari latar belakang pendidikannya kurang mendukung
terhadap perkembangan anak karena rasionalnya tenaga
kependidikan untuk pendidik setidak-tidaknya lulusan
lvii
PGTK atau bahkan sarjana terkhusus dari jurusan yang
relevan atau sarjana psikologi, karena mereka harus benar-
benar mendalami paedagogis, psikologi perkembangan
anak dan ilmu jiwa anak.
Data ketenagaan TPA Melati UNDIP tahun 2005
tercantum dalam tabel berikut ini :
Tabel I
Data Ketenagaan TPA Melati UNDIP Tahun 2005
No Nama Pendidikan Ket
1. Ny Moeljono S Trastotenojo SMU Ketua
2. Ny Warella SMU Wakil Ketua
3. Ny Anhari Basuki SMU Wakil Ketua
4. Ir Dwi Handayaani S1 Sekretaris
5. Ir Soegiarsih S1 Wakil Sekr
lviii
6. Ir Soemarti Prapto S S1 Wakil Sekr
7. Prof . Joetata S3 Bendahaara
8. Djoko Moeljanto SMU Pemb. Umum
9. Soewito SMU Pemb. Umum
10. Achmad SMU Pemb. Umum
11. Saryono SMU Pemb. Umum
12. Suparmi D2 Tng Pendidk
13. Estu Dwiastuti SMU Tng Pendidk
14. Sri hastuti SMU Tng Pendidk
15. Ismiati SLTP Tng Pendidk
4. Program Pembinaan
TPA Melati merupakan lembaga yang memberikan
pelayanan pembinaan berupa pengasuhan anak dalam
jangka waktu tertentu yang termasuk dalam kategori TPA
dengan pengasuhan sewaktu–waktu (Incidental Day
Care) yang melaksanakan kegiatan–kegiatan berupa
penyuluhan, pelayanan dan pembinaan dengan stimulasi
psikomotorik dan psiko sosial sewaktu – waktu bila
diperlukan sesuai dengan kebutuhan orang tua.
Pada program pembinaan telah dibuat acuan
pelaksanaan kegiatan pembinaan di TPA Melati sebagai
berikut :
a. Pengembangan moral dan nilai-nilai agama
lix
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah
kemampuan melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan
ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Indikator kemampuan dan
cara pencapaian kemampuan adalah:
1). Bersenandung lagu keagamaan
Pengasuh menyenandungkan lagu-lagu keagamaan pada
saat di dekat anak dan sesekali mengajak anak untuk ikut
bersenandung. Hal ini membantu anak untuk lebih mengenal
ciptaan Tuhan dan mencintai sesama.
2). Mengikuti bacaan doa
Menyayangi orang tua, orang di sekeliling, teman,
binatang dan tanaman
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan serta
menirukan sikap berdoa. Pengasuh membiasakan
memperdengarkan doa sebelum melakukan sesuatu bersama
anak. Sesuai perkembangannya, pengasuh mengajak anak
untuk mengikuti bacaan doa dimaksud dan menunjukkan sikap
berdoa yang benar.
3). Meniru gerakan beribadah
Pengasuh mengajak anak untuk menirukan gerakan-
gerakan beribadah, sesuai agama masing-masing. Pengasuh
kadang membiarkan bila anak melakukan kesalahan. Secara
lx
bertahap, sesuai dengan perkembangan daya pikirnya,
diberitahukan cara-cara yang benar.
4). Mendengarkan cerita tentang kebesaran Tuhan
Pengasuh TPA sering membacakan cerita-cerita tentang
kebesaran Tuhan dan bila memungkinkan pengasuh
mempergunakan buku cerita untuk melakukan kegiatan ini.
Sesuai dengan perkembangannya, cerita bisa diperluas
temanya, sehingga tidak sekedar menceritakan tentang ciptaan
Tuhan. Selain itu pengasuh menceritakan atau membacakan
buku cerita tentang perlunya menyayangi orang-orang di
sekitar kita, menyayangi teman, maupun menyayangi binatang
dan tanaman. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih daya fikir
dan imajinasi anak.
5). Mengenal "nama" Tuhan ( Sesuai agama masing - masing )
Pengasuh memberitahukan kepada anak tentang sebutan
"nama" Tuhan, sesuai agama masing-masing. Setelah itu
pengasuh meminta anak untuk menirukan dan mengulangi
setiap ada kesempatan.
6). Merasakan dan menunjukkan rasa sayang, cinta kasih melalui
belaian rangkulan.
Pengasuh TPA sering membelai atau memeluk anak dan
membisikkan kata-kata yang lembut, yang disamping
lxi
memberikan rasa aman pada anak juga dimaksudkan agar anak
dapat merasakan rasa sayang dan cinta kasih.
7). Pengasuh mengajarkan anak untuk mengucapkan terimakasih
setelah menerima sesuatu (dengan dorongan).
Pengasuh TPA mengingatkan anak untuk mengucapkan
terimakasih setiap kali menerima sesuatu. Hal ini dilakukan
untuk memberikan pengertian anak akan cara menghargai
pemberian orang lain.
8). Mengucapkan salam
Pengasuh membiasakan mengucapkan salam dengan suara
yang cukup keras setiap kali bertemu dengan anak,hal ini
dilakukan selain untuk mambantu anak berkomunikasi dengan
orang lain juga secara tidak langsung membantu anak untuk
berinteraksi dengan orang disekitarnya.
9). Mengucapkan kata-kata santun, seperti maaf, tolong.
Pengasuh TPA membiasakan anak untuk mengucapkan
kata-kata santun, misalnya minta maaf setelah melakukan
kesalahan atau mengucapkan tolong sebelum minta tolong
kepada orang lain. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih
Kesopanan pada anak.
b. Pengembangan Fisik
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah
kemampuan mengelola dan keterampilan tubuh termasuk gerakan-
lxii
gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan
gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (pancaindera).
Indikator kernampuan dan cara pencapaian kemampuan ini
adalah:
1). Berjalan stabil
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk melatih
anak berjalan stabil dan seimbang, apabila pada umur 2
tahun lebih anak belum dapat berjalan, pengasuh segera
menyarankan orang tua untuk secepatnya memeriksakan
anak ke dokter atau therapy dan pengasuh ikut mengawasi
anak yang berada pada pengawasan dokter untuk proses
terapi.
2). Berjalan mundur
Kemampuan anak untuk berjalan mundur harus makin
dimantapkan. Pengasuh TPA kadang memvariasikan dengan
perlombaan berjalan mundur dengan rintangan kecil dengan
memberikan hadian pada anak bila dapat melewati rintangan
tersebut agar anak termotivasi untuk terus mencoba dengan
harapan mendapatkan hadiah.
3). Naik-turun tangga dengan atau tanpa berpegangan
Dalam kegiatan ini pengasuh mengawasi anak saat naik-
turun tangga. Pengasuh tidak perlu ikut naik-turun bersama
lxiii
anak, namun tetap harus mengawasi untuk menjaga berbagai
kemungkinan yang ada, misalnya anak terjatuh.
4). Memanjat
Dalam kegiatan ini pengasuh membiarkan anak
memanjat. pengasuh tinggal mengawasi saja dan berusaha
untuk tidak berteriak saat anak melakukan gerakan yang
cukup berbahaya, karena akan mengagetkan anak dan dapat
mematikan niat anak untuk mencoba.
5). Berjalan mengikuti jejak secara lurus atau melingkar
Dalam kegiatan ini pengasuh meminta anak untuk
berjalan di atas garis lurus atau melingkar yang dibuat di
atas tanah. Ini merupakan latihan keseimbangan agar anak
semakin dapat berjalan dengan mantap.
6). Berlari tanpa jatuh
Pengasuh mengajak anak berlomba lari sampai jarak
tertentu, 3 meter misalnya. Pengasuh mencari tempat yang
cukup lapang, dengan sedikit rintangan misalnya diletakkan
kardus kecil di antara area tersebut dan meminta anak untuk
sesekali melompatinya.
7). Mengikuti gerakan binatang
Sambil bercerita dengan anak pengasuh memperagakan
gerakan binatang, misalnya cara angsa berjalan, gerakan
sayap burung terbang, gerakan cacing berjalan. Pengasuh
lxiv
kemudian meminta anak untuk mengikuti gerakan-gerakan
binatang tersebut. Selanjutnya pengasuh dapat pula
meminta anak untuk menirukan gerakan binatang yang
dilihatnya sendiri di lingkungan TPA Melati.
8). Menendang, menangkap dan melempar bola dari jarak dekat
Dalam kegiatan ini pengasuh memberikan sebuah bola
kepada anak ( sebaiknya dipilih bola plastik). Pengasuh
memberitahukan cara menendang, menangkap dan
melempar bola. Kadang pengasuh mengajak anak untuk
bermain dengan bola.
9). Melompat dengan dua kaki sekaligus
Pengasuh menunjukkan cara melompat dengan dua kaki
sekaligus, baru kemudian pengasuh meminta kepada anak
untuk menirukannya. Sebelum melakukan kegiatan ini,
pengasuh dapat bercerita tentang katak yang sedang
melompat.
10). Masuk ke dalam gorong-gorong atau meja-kursi atau kardus
yang disusun
Pada kegiatan ini pengasuh menyusun kardus yang
ukuran agak besar sehingga anak dapat masuk ke dalamnya
tidak jarang meminta anak untuk masuk ke bawah meja dan
merangkak ke ujung meja yang lain dengan maksud melatih
anak bergerak di ruang sempit.
lxv
11). Membedakan permukaan 3 jenis benda melalui perabaan
Pengasuh TPA Melati memberikan tiga jenis benda yang
memiliki permukaan berbeda, misalnya kain wool, kain
katun, dan amplas. Pengasuh meminta anak untuk meraba
dan merasakan perbedaan permukaan ketiga jenis benda
dimaksud untuk menuang (air, beras, biji-bijian), anak
umumnya suka menuang sesuatu dari satu tempat ke tempat
lainnya. Pengasuh TPA Melati tinggal memberikan alat-alat
dan bahan yang dapat dipergunakan untuk melakukan
kegiatan ini, deangan harapan anak dapat memasukkan
sesuatu kedalam tempat lain untuk mengetahui kemampuan
anak dalam membedakan 3 permukaan benda yangberbeda.
12). Menunjuk mata boneka
Pengasuh TPA Melati menunjukkan cara menunjuk,
setelah itu meminta anak menunjukkan mana mata boneka.
Pengasuh mengulangi kegiatan itu sampai anak dapat
dengan tepat menunjuk pada mata boneka, dan kadang
pengasuh juga meminta anak untuk menunjuk mata mereka
masing – masing.
13). Merobek lurus
Dalam kegiatan ini pengasuh mengajari anak untuk
merobek kertas secara lurus. Bila perlu pengasuh juga mengajari
merobek kertas dengan melipat kertas itu terlebih dahulu , harapan
lxvi
dari kegiatan ini dapat melatih perkembangan fisik otot tangan
dengan meremas kertas sesuai keinginan.
14). Melipat kertas sembarangan
Pengasuh menunjukkan kertas kepada anak dan mengajak
anak untuk mulai bermaian melipat kertas, sebaiknya kertas
berwarna,pengasuh membiarkan saja anak melipat kertas
tersebut semaunya, dari situ dapat dilihat seberapa kreatifnya anak.
c. Pengembangan Bahasa
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan
menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar.
Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah:
1). Mengenal suara - suara di sekitarnya ( orang-orang terdekat,
binatang, benda ) dan menirukan suara beberapa binatang
Untuk memperkenalkan suara, pengasuh menirukan suara
beberapa binatang atau suara lainnya. Kemudian pengasuh
meminta anak untuk menirukan suara binatang sambil
menyebutkan nama binatangnya, dari kegiatan ini pengasuh secara
langsung memberikan latihan pada mengenal suara yang didengar
disekitar mereka.
2). Menyatakan dalam kalimat pendek 2-4 kata
Mendengarkan radio atau melihat televisi merupakan
latihan yang cukup bagus yang diberiakn pengasuh di TPA Melati
untuk latihan menyusun kalimat. Komunikasi dengan anak secara
lxvii
intensif akan sangat membantu kemampuan ini, dari kegiatan ini
dapat dilihat dari cara anak mengungkapkan keinginannya.
3). Mengerti dan melaksanakan 1 perintah
Pengasuh dapat meminta anak untuk mengambilkan suatu
barang yang memang diperlukan, dan melihat respon anak untuk
perintah yang diberikan apakah anak melakukannya sesuai perintah
atau tidak.
4). Mengajukan pertanyaan
Anak umumnya suka bertanya untuk memuaskan
rasa ingin tahunya. Pengasuh menjawab setiap pertanyaan
anak dengan jawaban sejelas mungkin.
5). Menyebutkan nama benda
Pengasuh sering berkomunikasi dengan anak,
dengan memberikan pertanyaan tentang nama panggilannya,
nama-nama bagian / anggota tubuh, atau benda-benda yang
telah dikenalnya. Pada saat bertanya, pengasuh
mengupayakan sambil menunjukkan benda / anggota tubuh
yang ditanyakan.
6). Tertarik pada gambar dalam buku
Pengasuh memberikan buku-buku atau majalah yang
penuh dengan gambar berwarna. Dari kegiatan ini
pengasuh mencoba memberikan pertanyaan kepada anak
lxviii
untuk menyebutkan dan menceritakan isi gambar sesuai
versi anak.
d. Pengembangan Kognitif
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah
kemampuan berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Indikator
kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah:
1). Mengelompokkan benda yang sama
Pengasuh memberikan anak beberapa benda,
diantaranya lebih dari dua buah, kemudian meminta anak
untuk mengelompokkan benda-benda yang sama.
2). Mengelompokkan bentuk (lingkaran dan bujursangkar)
Pengasuh memperkenalkan bentuk lingkaran dan
bujursangkar dengan menunjukkan gambarnya. Kemudian
mengumpulkan berbagai gambar yang memiliki dasar
bentuk lingkaran dan bujur sangkar, kemudian meminta
anak untuk mengelompokkan gambar - gambar tersebut
menjadi dua kelompok (lingkaran dan bujursangkar ).
3). Membedakan besar - kecil
Pengasuh mencari benda sejenis yang ukurannya
berbeda, misalnya daun atau batu kemudian menujukkan
mana yang besar dan mana yang lebih kecil. Pengasuh
mengajak anak untuk membedakan atau menyebutkan benda
mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil.
lxix
4). Membedakan rasa
Untuk membedakan rasa, pengasuh meminta anak
untuk merasakan makanan yang berbeda rasanya. Misalnya
garam, gula, asam. Saat anak merasakan sebutkan "nama"
rasa yang dimaksud (asin, manis, asam). Pada kesempatan
lain, pengasuh meminta anak untuk merasakan dan
menyebutkan nama rasa yang dimaksud.
5). Membedakan bau
Untuk mengenal bau-bauan, Pengasuh memasukkan
beberapa jenis minyak ke dalam botol atau masukkan
beberapa rempah-rempah, masing-masing jenis dalam
kantung yang berbeda, kemudian meminta anak untuk
membaui dengan mendekatkan hidungnya. Sebutkan
namanya setiap anak membaui jenis benda tertentu. Setelah
beberapa kali, pengasuh melakukan hal yang sama namun
kali ini pengasuh meminta anak untuk menyebutkan nama
bendanya.
6). Mengulang bilangan 1,2,3,4,5
Pengasuh mengajak anak untuk menyebutkan
bilangan 1 sampai dengan 5 secara berurutan. Lakukan
sambil bermain, misalnya saat berjalan ajak untuk
menghitung langkah kakinya atau sambil menghitung batu.
lxx
7). Pengelompokan atau pengenalan warna (2 warna)
Bersamaan dengan menanyakan nama-nama benda,
pengasuh menyebutkan atau menanyakan (bila anak sudah
mengenal) warna-warna dari benda-benda yang disebutkan
namanya. Secara berulang-ulang pengasuh mengenalkan
anak dengan 2 warna.
e. Pengembangan Sosial-Emosional
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah
kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan
masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta
mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar
dan rasa memiliki.
Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini
adalah:
1). Mengenal etiket makan dan jadwal makan teratur.
Disamping melatih jadwal makan yang teratur,
pengasuh memperkenalkan anak dengan etiket sederhana,
misalnya makan harus dengan duduk, jangan berbicara saat
makan, makan harus dengan tangan kanan. Hal itu dapat
membantu anak tentang cara makan yang benar.
2). Mulai dapat "berbagi"
Pengasuh mencoba meminta sebagian yang ada
dalam genggaman anak, misalnya saat anak makan biskuit,
lxxi
pengasuh meminta sedikit biskuit dan memberikan pada
teman yang lain.
3). Mulai mahir menggunakan toilet (WC kamar mandi), dengan
bantuan diingatkan.
Pada saat anak menunjukkan tanda-tanda akan buang
air dan tidak secepatnya menuju ke toilet, pengasuh
mengingatkan agar anak segera ke toilet. Dengan bimbingan
anak diberiakan pengertian kalau merasa sakit perut dan
terasa ingin pipis kita harus segera ke kamar mandi, dengan
kebiasaan itu diharapkan anak dapat melakukannya sendiri.
4). Dapat ditinggalkan oleh orangtuanya
Pada usia 1-2 tahun, anak belum "bersedia" orang
tuanya menghilang dari pandangannya, tetapi pada umur 2-3
tahun pengasuh menyarankan sebaiknya orang tua benar-
benar meninggalkan anak sendirian agar anak terlatih untuk
mandiri melakukan kegiatannya.
5). Dapat memilih kegiatan sendiri
Pengasuh selalu memberikan kesempatan kepada
anak untuk memilih sendiri kegiatan yang akan
dilakukannya bersama-sama temannya, sebagai contoh
kegiatan untuk bermain anak dibiarkan secara bebas
melakukannya sendiri.
lxxii
6). Menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih, takut.
Pengasuh melatih anak untuk menunjukkan
ekspresi yang wajar, misalnya tunjukkan bagaimana wajah
orang marah, atau membiarkan untuk sementara bila anak
sedang kesal, marah asal anak tidak dibiarkan menangis.
7). Menjadi pendengar yang baik
Pengasuh mengajari anak untuk menjadi pendengar
yang baik. Misalnya jangan menyela pembicaraan orang
lain dengan mencontohkan tidak akan menyela pada saat
anak berbicara. Hal tersebut dicontohkan pengasuh pada
anak saat salah satu dari anak bercerita tentang dirinya.
8). Latihan membereskan alat permainan
Pengasuh melatih anak untuk membereskan alat
permainannya setelah selesai bermain, untuk selanjutnya di
TPA anak dibiasakan merapikan semua alat permainan
yang telah selesai digunakan.
f. Pengembangan Seni
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai kemampuan
kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk
tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.
Indikator kemampuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini
adalah:
1). Mendengarkan musik dan mengikuti irama
lxxiii
Pengasuh memperdengarkan musik dan memberi
contoh anak gerakan-gerakan sesuai iramanya. Kesesuaian
gerakan dengan irama merupakan latihan untuk mengenal
ritmik.
2). Bertepuk-tangan dengan variasi
Pengasuh mengajak anak untuk bertepuk tangan
dengan bermacam-macam jeda tepuk sehingga menghasilkan
berbagai macam suara yang dihasilkan.
3). Memukul-mukul benda dengan tangan
Kegiatan ini mula-mula dilakukan sambil
mendengarkan musik, setelah itu tanpa iringan musik,
kemudian pengasuh mengajak anak untuk membuat musik
dengan memukul-mukul bangku meja misalnya.
Dengan demikian pelaksanaan pembinan penitipan anak
dilakukan dengan menggunakan perencanaan kurikulum yang disusun
berdasarkan kemampuan anak ( Rambush, 1994 ). Metode yang
digunakan adalah metode bermain sambil belajar karena sesuai dengan
pendapat Isenberg dan Quisenberry ( 1988 ) bermain merupakan
kegiatan utama anak. Bagi anak, benda apa saja dapat dijadikan
permainan, disaat bermain anak berinteraksi dengan objek dan secara
sadar atau tidak sadar ia belajar atribut dari objek tersebut, oleh karena
itu pembinaan di TPA Melati menggunakan prinsip bermain sambil
belajar.
lxxiv
5. Sarana dan prasarana
a. Kelengkapan ruangan
Untuk kelengkapan ruangan TPA Melati
mempunyai beberapa ruangan diantaranya sebagai
berikut :
1). Ruangan pembinaan anak, terdiri atas :
a). Ruang makan anak
b). Ruang pemeriksaan anak
c). Ruang tidur anak
d). Kamar mandi / toilet anak
e). Ruang isolasi sementara ( bagi anak yang
mendadak sakit )
f). Ruang belajar membaca, menulis, dan berhitung.
g). Ruang Perpustakaan
h). Ruangan bermain
i). Ruangan tempat penyimpanan peralatan bermain
2). Halaman / tempat bermain di luar ruangan ( out door
)
3). Ruang administrasi perkantoran yang terdiri dari :
a). Ruangan tata usaha
lxxv
b). Ruangan tunggu orang tua
c). Ruangan serbaguna
d). Ruang pimpinan
4). Ruangan penunjang yang terdiri dari :
a). Ruang dapur
b). WC / kamar mandi petugas
c). Ruang cuci / setrika
d). Ruangan penjaga
TPA Melati menyiapkan ruangan- ruangan
tersebut dengan memperhatikan tingkat keamanan dan
kenyamanan ruangan bagi anak selama anak berada di
TPA Melati agar anak terhindar dari kecelakaan dan
penularan penyakit.
b. Sarana pendukung
Sarana pendukung yang disediakan TPA Melati
antara lain :
1). Meja dan kursi anak
2). Karpet / tikar
3). Rak buku / almari
4). Rak penyimpanan alat - alat mainan
lxxvi
5). Televisi dan Radio
6). Alat tulis kantor
7). Telepon
8). Mesin ketik
9). Sarana air bersih / ledeng
10). Kipas angin
Adapun penggunaan sesuai dengan kebutuhan
pembinaan.
c. Peralatan pendukung belajar
TPA Melati menyediakan juga peralatan
pendukung belajar bagi anak sesuai dengan kebutuhan
anak, diantaranya :
1). Peralatan pendukung bimbingan belajar, antara lain
:
a). Alat belajar mengukur dan menghitung
b). Alat melukis, alat kerajinan tangan, alat musik
c). Fasilitas audiovisual ( TV )
d). Materi miniatur ( Rumah ibadah, rumah -
rumahan, orang - orangan )
e). Alat permainan teka - teki / puzzle
lxxvii
f). Alat percobaan ( Air, udara, api, tanah, tumbuhan
)
2). Peralatan pendukung bermain peran
Peralatan yang disediakan TPA Melati untuk
anak - anak bermain peran, antara lain :
a). Alat - alat untuk peran keagamaan / manusia yang
baik dan yang jahat
b). Alat untuk peran kegiatan di dapur, masak -
masakan
c). Alat untuk peran binatang
d). Alat untuk peran profesi medis, dokter - dokteran
e). Alat untuk peran petani
f). Alat untuk sandiwara boneka
3). Peralatan pendukung permainan motorik kasar
TPA Melati juga menyediakan peralatan
pendukung permainan motorik kasar, antara lain :
a). Ayunan
b). Ban bekas
c). Alat pemanjat
d). Papan luncuran / plosotan
lxxviii
e). Arena bermain bola
f). Bantalan untuk berguling - guling
g). Balok - balok ringan
h). Jungkat - jungkit
4). Peralatan pendukung permainan budaya lokal
Peralatan yang disediakan sebagai pendukung
permainan anak yang berasal dari budaya Jawa
tengah, antara lain :
a). Gambar pahlawan
b). Pakaian adat Jawa seperti blankon, kebaya
c). Mainan tradisional seperti dakonan
d). Lilin malam untuk melatih jari – jari anak
e). Boneka khas daerah, wayang, dan boneka tangan
5). Sarana Perpustakaan
Sarana perpustakaan juga disediakan di TPA
Melati baik untuk anak, orang tua maupun tenaga
pendidik, antara lain :
a). Buku keagamaan
b). Buku kesehatan anak
c). Buku petunjuk bimbingan anak
lxxix
d). Buku cerita bergambar
e). Buku gambar alam dan lingkungan
f). Majalah anak
6). Peralatan pendukung permainan luar ruangan
TPA Melati menyediakan pendukung permainan
luar ruangan bagi anak untuk mengembangkan
kreativitas anak, permainan pendukung permainan
luar ruangan antara lain :
a). Lapangan rumput sebagai arena berlari, senam
b). Ayunan
c). Tanda – tanda lalu lintas
d). Area berkemah / Rumah – rumahan
e). Papan plosotan
f). Jungkat – jungkit
g). Sepeda – sepedaan
h). Ban bekas
Dari keseluruhan sarana yang disediakan TPA
Melati penggunaannya disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan pembinaan anak usia dini dan diperhatikan
lxxx
pula tingkat keamanan dan kenyamanan bagi tumbuh
kembang anak.
Tabel 2
Lembar Observasi Lingkungan Fisik Dan Fasilitas TPA
Keberadaa
n
Kondisi No Nama Barang
Ad
a
Tidak
Jml
Bai
k
Bur
uk
1.
Kelengkapan Ruangan
� Ruang Pembinaan Anak
o R. Makan
o R. Pemeriksaan Anak
o R. Isolasi Sementara
o R. Tidur
o Kamar Mandi
o R Bacaan /
Perpustakaan
o R. Bermain
o R. Penyimpangan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
1
1
2
1
1
1
v
v
v
v
v
v
v
v
v
lxxxi
2.
Mainan
� Halaman
� Ruang Administrasi
Perkantoran
o R Pimpinan
o R. Tata Usaha
o R. Tunggu Orang Tua
o R Serbaguna
� Ruang Penunjang
o R. Dapur
o R. Cuci/ Setrika
o Kamar mandi
o R. Penjaga
Sarana Pendukung
� Meja
� Kursi
� Karpet
� Almari
� Rak Penyimpangan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
1
1
1
1
1
1
15
35
3
3
1
1
1
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
lxxxii
3.
Mainan
� TV/ Radio
� Alat Tulis Kantor
� Telepon
� Mesin Ketik
� Sarana Air Bersih
� Kipas Angin
Peralatan Pendukung
Belajar
� Peralatan Pendukung
Bimbingan Belajar
o Alat Belajar
Menghitung Dan
Mengukur
o Alat Melukis,
Kerajinan Tangan
o Fasilitas Audio Visual
o Alat Permainan Teka-
Teki/ Puzzle
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
1
1
5
4
1
2
2
1
3
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
lxxxiii
o Alat Percobaan
� Peralatan Pendukung
Bermain Peran
o Alat Pendukung Peran
Keagamaan
o Alat Pendukung Peran
Kegiatan Dapur
o Alat Pendukung Peran
Binatang
o Alat Pendukung Peran
Profesi Medis
o Alat Pendukung Peran
Petani
o Alat Pendukung Peran
Untuk Sandiwara
Boneka
� Peralatan Pendukung
Permainan Motorik Kasar
o Ayunan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
5
3
2
4
1
3
2
1
1
2
2
1
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
lxxxiv
5.
6.
o Ban Bekas
o Alat Pemanjat
o Papan Luncuran
o Arena Main Bola
o Bantalan Untuk
Berguling
o Balok- Balok Ringan
o Jungkat- Jungkit
� Peralatan Pendukung
Permainan Budaya
o Gambar Pahlawan
o Pakaian Adat Jawa
o Mainan Tradisional
o Lilin Malam Untuk
Melatih Jari- Jari
o Boneka Khas Daerah
Sarana perpustakaan
o Buku Keagamaan
o Buku kesehatan anak
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
1
2
2
5
3
4
3
2
5
5
5
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
lxxxv
o Buku petunjuk
bimbingan anak
o Buku cerita bergambar
o Buku gambar alam dan
lingkungan
o Majalah anak
Peralatan pendukung
permainan luar ruangan
o Lapangan
o Ayunan
o Tanda- tanda lalu lintas
o Kemah-kemahan
o Papan plosotan
o Jungkat- jungkit
o Sepeda
o Ban bekas
v
v
v
v
v
v
v
v
1
1
4
2
1
1
1
3
v
v
v
v
v
v
v
v
6. Anak Didik
Jumlah warga belajar atau anak didik yang aktif
sampai dengan Maret 2005 ada kurang lebih 5 anak,
lxxxvi
selebihnya ada 10 warga belajar yang kadang – kadang
datang ke TPA. Dari banyaknya anak didik dan dengan
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada, maka TPA
Melati dirasa telah memenuhi syarat sebagai Lembaga
Pembinaan dan Pengasuhan Anak. Adapun data-data dari
anak didik yang aktif di TPA Melati adalah sebagai berikut
:
Tabel 3
Data Anak Didik Tetap TPA Melati UNDIP Tahun 2005
No. Nama Tempat / tgl Lahir Usia
1. Gebyar Berlianto 14 Juni 2001 4 th
2. Moh. Nabil 6 Februari 1999 6 th
3. Bagas Izzulhaq
Yustisya
17 Februari 2002 3 th
4. Rafida Safira 28 Mei 1999 6 th
5. Alfian Nanda 11 Februari 2000 3 th
Dari tabel diatas anak didik tetap yang ada di TPA
Melati yang berusia 3 tahun berjumlah 2 anak, usia 4 tahun
berjumlah 1 anak, dan usia 6 tahun berjumlah 2 anak.
lxxxvii
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
usia anak yang dititipkan di TPA Melati adalah anak usia
antara usia 3 tahun sampai 6 tahun.
Keadaan ini menunjukkan bahwa usia anak di TPA
Melati tergolong anak usia dini antara usia 3 - 6 tahun.
Rentang usia ini merupakan usia dimana mereka memiliki
kemampuan perkembangan yang sangat luar biasa baik
secara fisik, psikis, sosial dan moral yang sesuai dengan
penambahan usia mereka melalui kegiatan pembinaan
tumbuh kembang anak.
7. Identitas Responden
Identitas orang tua, kepala TPA Melati, dan tenaga
pengasuh TPA Melati Semarang sebagai berikut :
Tabel 4
Identitas Pimpinan dan Tenaga Pengasuh
No Nama Usia Statu
s
Pendidik
an
Alamat
1. Ibu
Moeljono
45 Th Kepal
a
SMU Citandui
Sltn
2. Ibu
Suparmi
34 Th TP D2 Sendang
asri
lxxxviii
3. Ibu Estu
Dwi
34 Th TP SMU Jangli
4. Ibu Sri
Hastuti
56 Th TP SMU Lamper
5. Ibu Ismiati 31 Th TP SMP Lempong
Tabel 5
Identitas Orang Tua Anak Didik
No Nama Usia Pendidik
an
Alamat
1. Bp
Suryanto
40 Th S1 Sendang Asri
Seruni
2. Ibu
Sugiatmi
40 Th S1 Kompl BPLP
3. Ibu
Suyatini
37 Th S1 Gemah Raya
4. Ibu
Tahmida
33 Th D3 Sendang Mulya
5. Ibu Romlah 33 Th SMU Pucang Gading
8. Hasil Wawancara dengan informan
Hasil penelitian mengenai profil pembinaan
penitipan anak usia dini di TPA Melati Semarang dapat
lxxxix
dipahami melalui pembahasan dari 10 (Sepuluh ) orang
responden dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Responden 1
Responden ini bernama Ny. Moeljono S Trastotenojo, beliau
sebagai istri sekaligus juga kepala TPA Melati Semarang, berusia 45
tahun, pendidikan terakhir SMU, tempat tinggal di jalan Citandui
Selatan Semarang. Beliau aktif diberbagai organisasi sosial. Menurut
beliau TPA melati berdiri pada tanggal 31 Maret 1994 dan diresmikan
oleh suaminya Prof dr. Moeljono S Trastotenojo yang pada saat itu
meresmikan TPA Melati sebagai kenang - kenangan pada akhir masa
jabatan beliau menjabat sebagai Rektor UNDIP.
Menurut beliau perencanaan program pembinaan dilakukan
secara musyawarah oleh para pengelola dan pengasuh. Untuk
kegiatan harian dibuat oleh tenaga pengasuh yang disetujui oleh
pengelola dan kepala sedangkan untuk jadwal dimusyawarahkan oleh
seluruh pihak yang terlibat seperti kepala, pengelola, pengasuh dan
orang tua. Di sini orang tua diminta saran dan masukan tentang
jadwal keseharian. Dari hasil perundingan akhirnya untuk jadwal
ditetapkan setiap Senin sampai Jumat diadakan pembinaan anak
melalui kegiatan pengasuhan untuk setiap Senin sampai Kamis
pembinaan dimulai pukul 07.00 WIB sampai 15.30 WIB, sedangkan
hari Jumat pukul 07.00 WIB sampai 12.30 WIB. Perencanaan kegiatan
pembinaan harian dibuat oleh tenaga pengasuh dan disetujui oleh
forum musyawarah. Adapun perencanaan pembinaan dipersiapkan
secara matang mulai dari persiapan kegiatan harian, peralatan dan
sarana.
Menurut beliau isi program pembinaan meliputi kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak di
berbagai aspek perkembangan, mulai dari perkembangan moral,
motorik halus dan motorik kasar anak. Tentang isi program pembinaan
dituangkan dalam kegiatan harian mulai dari anak datang ke TPA
sampai waktu mereka dijemput orang tua mereka. Mengenai program
pembinaan yang digunakan adalah kurikulum program pembinaan
yang dibuat oleh lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan anak
usia dini. Untuk kurikulum yang dipakai di TPA Melati yang mengacu
pada menu penitipan anak. Kurikulum yang dipakai sekarang ini
adalah mengacu pada menu pembinaan yang disesuaikan pada usia
anak. Beliau menjelaskan sebenarnya sama kurikulum untuk TK,
kelompok bermain, hanya saja bobotnya yang berbeda. Selanjutnya
beliau menjelaskan mengenai tema pembinaan, tenaga pengasuh yang
menentukan kegiatan dan disetujui oleh pengelola, lebih lanjut beliau
menjelaskan bahwa kurikulum itu sebenarnya hanya sebagai panduan
xc
para tenaga pengasuh dalam membina anak dan dimasukkan dalam
rencana kegiatan harian. Kurikulum yang dibuat sebelum proses
pembinaan disarikan terlebih dahulu dari berbagai literatur dari buku –
buku tentang pertumbuhan anak dan perkembangannya kemudian
dibuat rencana kegiatan harian yang nantinya dijadikan pegangan oleh
tenaga pengasuh sehingga mereka tetap siap untuk kegiatan apa saja
yang akan diberikan pada anak didik untuk setiap hari.
Pada program pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci
untuk tiap - tiap kegiatan bermain sambil belajar yang secara tidak
langsung melatih pengembangan moral dan nilai- nilai agama, dari
kegiatan- kegiatan yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah
kemampuan beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan
serta mencintai sesama. Melatih pengembangan fisik dengan
kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak – anak mempunyai
kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan –
gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu
menerima rangsangan sensorik melalui panca indra. Melatih
pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang diharapkan dari
kegiatan ini agar anak mampu menggunakan bahasa baik secara pasif
maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik yang nantinya
bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif
yang pengasuh berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir
logis, kritis dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah
selain itu secara tidak langsung dapat melatih anak untuk menemukan
hubungan sebab akibat. Melatih pengembangan sosial – emosional
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan
yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan
alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami
keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk
pembinaan yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu
mengajarkan kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama,
nada, birama dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya
yang kreatif.
Tentang metode pembinaan yang diterapkan di TPA Melati
adalah metode bermain sambil belajar. Metode belajar di sini tenaga
pengasuh melibatkan anak untuk banyak terlibat dalam belajar, anak
diberikan kesempatan untuk berkreativitas sesuai dengan kemampuan
anak dan usia sehingga mereka tidak bosan dalam memilih aktivitas
apa yang mereka inginkan. Untuk metode bermain sambil belajar
dengan harapan metode ini dapat menarik minat anak menuju ke arah
belajar dengan metode ini anak secara tidak langsung belajar melalui
kegiatan permainan dengan menghayati proses permainan tersebut
melalui panca indera dan emosi anak , ada berbagai manfaat dari
metode bermain sambil belajar diantaranya anak akan memperoleh
pengalaman baik manis maupun pahit. Pengalaman tersebut diperoleh
sebagai suatu kenyataan dan akan menjadi suatu peristiwa penting
xci
yang akan direkam dalam memori anak, dengan bermain anak dapat
meningkatkan kecerdasan, mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, meningkatkan kemandirian, mengembangkan
kemampuan bermasyarakat dan bersosialisasi, mengembangkan
toleransi dan anak belajar mengambil sikap positif agar dapat diterima
dalam kelompok. Tentang proses pembinaan pengasuh mengacu pada
rencana kegiatan harian yang telah dibuat dalam keseharian yang
disesuaikan dengan usia anak.
Tentang cara perekrutan pengasuh beliau membuka lowongan di
koran tentang penawaran sebagai pengasuh anak dengan kriteria
pendidikan maksimal D3 minimal SMP, yang berpengalaman
dibidang pengasuhan anak, wanita, usia minimal 24 tahun, ramah,
mau bekerja keras. Pada saat penerimaan calon pengasuh beliau
langsung menguji calon tersebut, maksudnya untuk melihat apakah
benar - benar ia mampu. Untuk ujian penerimaan tersebut dilakukan
praktek tentang pengasuhan misalnya, bagaimana merawat anak mulai
dari memandikan, memberi makan, menidurkan, mengajak bermain,
menenangkan anak waktu menangis, mengajak bermain yang didalam
permainan tersebut mengandung unsur belajar.
Untuk perekrutan anak didik beliau menerangkan pada saat
perekrutan syarat- syarat yang harus dipenuhi antara lain : anak usia
antara 1,5 tahun sampai 7 tahun, sehat jasmani maksudnya tidak punya
penyakit dalam yang sewaktu- waktu bisa kambuh di TPA, kalaupun
punya penyakit terlebih dahulu memberitahu jenis penyakitnya, tidak
menular pada anak lain, cara penanganan sementara.
Kepengurusan yang secara administratif tersusun di TPA Melati
terdiri dari pengelola dan tenaga Pembina. Untuk pengelola ada ketua,
sekretaris, bendahara, untuk tenaga pembina terdiri dari beberapa
pengasuh. Beliau mengatakan untuk berinteraksi dengan anak beliau
sedikit mengalami kesulitan karena pada awal pertemuan anak takut
pada beliau mungkin karena tidak sering bertemu, untuk semua
kegiatan yang sekiranya memerlukan beliau untuk berinteraksi dengan
anak harus didampingi oleh tenaga pengasuh supaya mereka tidak
takut.
Tentang cara penilaian yang dilakukan tenaga pendidik dengan
menggunakan instrumen dalam bentuk pengamatan observasi yang
digunakan untuk merekam proses dan hasil dari suatu aktivitas sehari-
hari di TPA untuk melaksanakan pengamatan dengan baik tenaga
pendidik harus menyiapkan format penilaian sesuai dengan keperluan,
caranya setiap anak diamati sendiri-sendiri dan hasil pengamatan
dicatat dalam format penilaian. Beliau mengatakan cara lembaga
mengkomunikasikan hasil pembinaan dengan memberikan format
penilaian yang telah diisi kepada orang tua untuk tiap satu bulan sekali
dengan harapan orang tua tahu perkembangan yang terjadi pada
anaknya pada saat dititipkan di TPA Melati dan dapat terus melatih
xcii
anaknya di rumah seperti apa yang dilakukan tenaga pengasuh di TPA
Melati.
Untuk persiapan sarana beliau bersama tenaga pengasuh lainnya
mempersiapkan berbagai keperluan untuk pembinaan seperti ruang
pembinaan, alat permainan yang sejauh ini digunakan sebagai sarana
belajar baik dalam ruangan maupun luar ruangan, kamar mandi, ruang
tidur, ruang tunggu, dapur dan halaman luar. Persiapan sarana juga
disesuaikan dengan kebutuhan TPA dan anak didik serta disesuaikan
juga dengan kebutuhan anak karena untuk menunjang kegiatan
pembinaan seperti alat - alat permainan yang digunakan baik untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar maupun halus.
Harapan TPA setelah anak mengikuti pembinaan di TPA Melati
menurut beliau setelah dibina anak – anak yang dititipkan akan lebih
siap untuk bergaul dengan orang lain, dapat berkembang kemampuan
motoriknya baik itu motorik halus maupun kasar, siap mengikuti
pendidikan formal. Beliau mengatakan untuk penyediaan sarana beliau
selalu berkonsultasi dengan tenaga pengasuh karena pengasuh tenaga
dianggap lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh anak baik pada saat
pembinaan berlangsung atau pada saat pembinaan berakhir.
Penyediaan sarana yang ada menurut beliau masih kurang karena
mengingat biaya yang dibutuhkan sangat banyak sedangkan persiapan
biaya operasional yang diterima dari orang tua dan sumbangan
donatur belum mencukupi. Beliau mengatakan untuk persiapan sarana
idealnya harus ditambah mengingat jumlah anak yang dititipkan naik
turun, latar belakang anak berbeda-beda.
Mengenai manajemen yang dan di TPA Melati beliau
menjelaskan bahwa di TPA Melati ada yang namanya pengelola dan
ada yang namanya tenaga pengasuh. Pengelola ada ketua yang
dikepalai oleh beliau sendiri di bantu oleh dua orang wakil ketua,
seorang sekretaris, dua wakil sekretaris, seorang bendahara dan
pembantu umum sedangkan tenaga pembina disebut pengasuh,
pengelola mengelola masalah manajemen penyelenggaraan TPA,
sedangkan manajemen pembinaan itu menjadi tanggung jawab
pembina.
Untuk tenaga pembina atau pengasuh TPA Melati mencari
orang-orang yang sudah berpengalaman untuk mengasuh anak dalam
kondisi apapun meski jenjang pendidikan mereka hanya SMU atau
SMP. Mereka diterima karena pengalaman sebagai pengasuh yang
lama, ada juga yang latar belakang pengalaman sebagai baby sister.
Untuk jaminan kesejahteraan pengasuh lembaga memberikan
gaji dan tambahan uang kesehatan pada pengasuh dan
mengikutsertakan tenaga pengasuh saat ada acara – acara seminar
yang berkaitan dengan anak usia dini dan usaha kesejahteraan anak
dan keluarga dengan biaya yang ditanggung oleh lembaga. Hambatan
yang dialami saat pembinaan yang sedikit menganggu adalah
perbedaan pola asuh orang tua dan perbedaan minat anak, solusi yang
xciii
diambil untuk mengatasi hal itu pengasuh beserta pengelola berusaha
mengatasi dengan tetap menggabungkan anak- anak tersebut menjadi
satu kelompok saat bermain bebas, dengan harapan anak – anak yang
mempunyai perbedaan minat akan dapat berbaur dengan saling
berinteraksi dengan yang lain melalui permainan tersebut, sedangkan
untuk anak dengan pola asuh yang berbeda pengasuh melakukan
pendekatan secara individual dengan menggunakan bahasa tubuh yang
sebisa mungkin dipahami oleh anak, sebagai contoh telah dilakukan
penerapan penggunaan bahasa tubuh tersebut pada anak yang dalam
kesehariannya diasuh dengan pola pengasuhan otoriter dengan
penggunaan bahasa Inggris dalam tiap percakapan, pengasuh
menerapkannya pada tiap anak yang mengalami masalah.
b. Responden 2
Informasi selanjutnya adalah R2 yang berpendidikan D2
Pendidikan Guru Luar Biasa ( PGSLB ) beliau menjelaskan tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Penitipan anak dilakukan oleh pengurus
atau pengelola dan tenaga pendidik atau pengasuh.
Untuk susunan kepengurusan yang secara administratif
tercantum beliau menjelaskan bahwa di TPA Melati terdapat
pengelola yang terdiri dari kepala TPA, dua orang wakil ketua,
seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara,
dibantu oleh empat orang pembantu umum dan tenaga pendidik yang
terdiri dari empat orang.
Dalam pembinaan jadwal pembinaan di musyawarahkan oleh
tenaga pendidik dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya
diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin
sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30
WIB sampai 15.30 WIB dan setiap Jumat mulai pukul 07.00 WIB
sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu tiap hari pembina bertatap
muka dengan anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari.
Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak
melalui pengenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua
agar anak tidak takut dengan pengasuh. Beliau mengatakan memang
pada awalnya anak akan menangis dan takut akan suasana baru yang
ia terima di TPA Melati. Mereka merasa sendirian dan takut dengan
orang-orang yang baru ia kenal di sana, tenaga pengasuh menemani
secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan
bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan, sebagai
contoh ada salah satu anak asuh yang mengalami kesulitan bergaul
dengan teman-teman yang lain di sini peran tenaga pendidik dituntut
untuk menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa bergaul
dengan teman yang lain caranya tenaga pendidik memberikan mainan
dan membiarkan ia bermain dengan anak yang lain, karena dengan
bermain anak akan bisa dengan sendirinya berinteraksi dengan teman
bermainnya.
xciv
Sama halnya dengan interaksi, untuk pendekatan yang dilakukan
pembina untuk pembinaan adalah pendekatan bermain sambil belajar.
Dalam pembinaan pendidik menyesuaikan isi program dengan
kebutuhan anak, pendidik membuat rencana kegiatan harian yang
nantinya digunakan untuk pedoman dalam kegiatan pembinaan.
Sebagai contoh anak yang kurang dapat bergaul membutuhkan
bimbingan dan bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain
dan solusinya pendidik membantu agar anak dapat bergaul dan
bersosialisasi dengan anak yang lain melalui kegiatan bermain. Beliau
menjelaskan pada dasarnya pembina juga menyesuaikan isi program
dengan usia anak sebagai contoh untuk anak usia 2 tahun dan 6 tahun
berbeda pembinaannya, karena perkembangan tubuh dan otaknya
berbeda.
Tahap – tahap kegiatan pembinaan didasarkan pada usia
misalnya usia 3 sampai 6 tahun. Untuk awal datang pukul 07.00 -
08.00 WIB anak tiba di TPA dan melalui proses pemeriksaan umum
dengan tujuan meningkatkan komunikasi, sosialisasi dan etika. Untuk
sarana yang disediakan tempat cuci kaki dan tangan, tempat
penyimpanan pakaian untuk selanjutnya pukul 08.00 WIB sampai
09.00 WIB kegiatan yang dilakukan bebas di luar. Berjemur kegiatan
yang dilakukan tenaga pendidik mengawasi anak di luar, adapun
tujuan agar anak belajar bersosialisasi dan meningkatkan kesegaran
jasmani. Jam 09.00 - 09.30 WIB waktu minum susu tujuannya dengan
memberikan susu sambil berbincang-bincang dapat meningkatkan
komunikasi dan sosialisasi dengan anak. Pukul 09.30 - 10.00 WIB
kegiatan bermain dalam ruangan. Pukul 10.00 - 11.00 WIB tidur,
pukul 11.00 - 11.30 WIB makan siang dan minum. Pukul 11.30 -
12.30 WIB bernyanyi, bercerita dan kegiatan bebas. Pukul 12.30 -
13.30 WIB ganti pakaian, membersihkan badan dan tidur siang. Pukul
13.30 - 15.30 WIB Membersihkan diri, ganti baju, minum susu dan
bersiap pulang.
Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil
belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan
metode pembinaan adalah keinginan anak atau respon anak, usia anak
yang berbeda, dan perbedaan pola asuh orang tua. Pada program
pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci untuk tiap kegiatan
bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih
pengembangan moral dan nilai agama, dari kegiatan yang ada hasil
kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal
dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih
pengembangan fisik dengan Kompetensi hasil yang diharapkan
adalah anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan
tubuh termasuk gerakan – gerakan yang mengontrol gerakan tubuh,
gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui
panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil
yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan
xcv
bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi
dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan
selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini
dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan
alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung
dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih
pengembangan sosial, emosional dari kegiatan yang dilakukan beliau
mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak
mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat
dan memahami keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia
mengatakan bentuk pembinaan yang melatih pengembangan seni
diharapkan mampu mengajarkan kepada anak untuk mempunyai
kepekaan terhadap irama, nada, birama dan berbagai bunyi serta
menghargai hasil-hasil karya yang kreatif.
Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan
dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama
pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk
mengkomunikasikan hasil pembinaan pendidik tinggal memberikan
blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan
menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap
bulannya.
Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana
belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan yang berupa balok
susun, mobil-mobilan, boneka, buku cerita, puzzle, rumah-rumahan
susun. Untuk alat-alat belajar yang digunakan dan mendukung
kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau
mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui
perkenalan dengan anak yang didampingi orang tua anak agar mereka
tidak takut untuk selanjutnya pengasuh mengajak bermain dengan
harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pendidik juga
berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka.
Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak
yang diberikan mereka sangat puas dengan hasil perkembangan anak
mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang diberikan
kepada anak mereka, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan
tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan
tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar
mandiri meletakkan sepatu atau sandal pada tempatnya dan orang tua
juga menerapkan hal yang sama di rumah.
Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada
awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa-apa, pada awal
mereka datang mereka merasa asing di tempat mereka berada sekarang,
setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di TPA
teman-teman yang ada, mereka mempunyai motivasi untuk bermain dan
berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan itulah yang
pendidik gunakan untuk melatih anak belajar sambil mereka bermain.
xcvi
Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau
kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun–3
tahun kompetensi pengembangan fisik yang diharapkan adalah
kemampuan anak dalam mengelola ketrampilan tubuh termasuk
gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan
gerakan kasar serta menerima rangsangan sensorik ( panca indera )
dengan cara berjalan stabil, berjalan mundur, naik turun tangga,
memanjat, berjalan mengikuti jejak, berlari tanpa jatuh, mengikuti
binatang, menendang, menangkap dan melempar bola jarak dekat,
melompat dan sebagainya sedang untuk usia 4-5 tahun kompetensi
dan hasil belajar yang dicapai sama untuk melatih motorik kasar dan
halus dengan cara berjalan stabil, berjalan maju dan mundur, naik
turun tangga tanpa berpegangan, memanjat menaiki tangga plosotan,
berlari tanpa jatuh bolak - balik, menirukan gerakan binatang,
menangkap, menendang dan melempar bola jarak jauh serta
melompat, menuang air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat
perbedaan kemampuan belajar berdasarkan usia.
Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di
sekitar mereka langsung bisa akrab, anak-anak merasa ingin tahu
tentang orang baru yang datang di tempat mereka ( TPA Melati ).
Keingintahuan mereka itulah yang membuat anak-anak TPA berani
mendekati orang lain dan mengajak bicara dengan bahasa mereka.
Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman-teman
sebayanya, anak-anak menikmati walau kadang tenaga pengasuh
harus sabar menangani mereka saat berebut mainan.
c. Responden 3
Informasi selanjutnya adalah R3 yang berpendidikan SMU.
Beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan pembinaan penitipan
anak dilakukan oleh pengelola dan pengasuh.
Untuk susunan kepengurusan beliau menjelaskan bahwa di TPA
Melati terdiri dari para pengelola, tenaga pengasuh. Beliau juga
mengatakan pengelola terdiri dari kepala TPA, dua orang wakil ketua,
seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara,
dibantu oleh empat orang pembantu umum dan tenaga pengasuh
yang terdiri dari empat orang.
Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan oleh
tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya
diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin
sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30
WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul 07.00 WIB
sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu pembina bertatap muka dengan
anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari.
Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak
melalui pengenalan awal kepada anak yang didampingi oleh orang tua
xcvii
agar anak tidak takut dengan pengasuh, tenaga pengasuh menemani
secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan
bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan.
Untuk pendekatan yang dilakukan pembina dalam pembinaan
adalah pendekatan bermain sambil belajar. Pengasuh membuat
rencana kegiatan harian yang nantinya digunakan untuk pedoman
dalam kegiatan pembinaan. Sebagai contoh anak yang usianya 2 tahun
dengan anak yang usianya 6 tahun berbeda pembinaannya, karena
perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.. Untuk metode yang
digunakan adalah : metode bermain sambil belajar.
Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan
metode pembinaan biasanya pada respon anak, usia anak yang
berbeda, perbedaan pola asuh orang tua. Pada program pembinaan
beliau mengatakan secara rinci untuk tiap kegiatan bermain sambil
belajar yang secara tidak langsung melatih pengembangan moral dan
nilai- nilai agama, dari kegiatan - kegiatan yang ada hasil kegiatan
yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal dan percaya
akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih pengembangan
fisik dengan Kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak – anak
mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk
gerakan – gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar
serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui panca indra.
Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang
diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan bahasa
baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik
yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya.
Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini dengan harapan
anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan alasan dan
memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung dapat melatih
anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih
pengembangan sosial – emosional dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan
ini agar anak mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial,
peranan masyarakat dan memahami keragaman sosial serta budaya.
Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan yang melatih
pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan kepada anak
untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama dan
berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif.
Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan
dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama
pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk
mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh tinggal memberikan
blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan
menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap
bulannya.
xcviii
Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana
belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan seperti balok susun,
mobil - mobilan, boneka, buku cerita, puzzle, rumah – rumah susun.
Untuk alat - alat belajar yang digunakan dan mendukung kegiatan
berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau mengatakan
cara pembina berinteraksi dengan anak melalui perkenalan dengan
anak yang didampingi oleh orang tua anak agar mereka tidak takut,
untuk selanjutnya pengasuh mengajak mereka bermain dengan
harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pengasuh juga
berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka.
Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak
yang diberikan sangat puas dengan hasil perkembangan anak mereka,
mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang ada, orang tua
juga turut menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak
mereka tentang apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di
TPA anak dilatih untuk belajar menyebutkan benda – benda yang ada
disekitarnya, orang tua juga diharapkan memperhatikan dan
membantu anak memberikan kosakata benda – benda yang baru
mereka kenal di rumah.
Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada
awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa-apa, pada awal
mereka datang mereka diperkenalkan tempat mereka berada sekarang,
setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di
TPA teman - teman yang ada mereka mempunyai motivasi untuk
bermain dan berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan
itulah yang pengasuh gunakan untuk melatih anak belajar sambil
mereka bermain, tidak jarang orang tua mengeluhkan anak mereka
pada saat tidak datang ke TPA malah rewel dirumah.
Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau
kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangannya.
Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di
sekitar mereka langsung bisa akrab, anak - anak merasa ingin tahu
tentang orang baru yang datang ke TPA Melati. Keingintahuan mereka
itulah yang membuat anak-anak TPA berani mendekati orang lain dan
mengajak bicara dengan bahasa mereka.
Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman - teman
sebayanya mereka menikmati walau kadang tenaga pengasuh harus
sabar menangani mereka saat berebut mainan.
d. Responden 4
Informasi selanjutnya adalah R4 yang berpendidikan SMU
sebagai pengasuh beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan
pembinaan penitipan anak dilakukan oleh pengelola dan tenaga
pengasuh.
xcix
Untuk susunan kepengurusan yang secara administratif beliau
menjelaskan bahwa di TPA Melati terdapat pengelola yang terdiri dari
kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris, dua orang
wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat orang
pembantu umum dan tenaga pengasuh yang terdiri dari empat orang.
Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan dahulu
oleh tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola dan
kemudian diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap
hari senin sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan
pukul 07.30 WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul
07.00 WIB sampai 12.30 WIB, keseluruhan pembina bertatap muka
dengan anak didik selama 7 sampai 8 jam perhari. Perencanaan yang
dilakukan pengasuh sebelum pembinaan dilaksanakan adalah
merencanakan tema kegiatan harian serta mempersiapkan sarana yang
dibutuhkan pada kegiatan tersebut sehingga semua teratur dan berjalan
dengan baik.
Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak
melalui pengenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua
agar anak tidak takut dengan pengasuh. Menurut beliau memang pada
awalnya anak menangis dan takut akan suasana baru yang ia terima di
TPA Melati. Mereka merasa sendirian dan asing dengan orang-orang
yang baru ia kenal di sana, tenaga pengasuh menemani secara
langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan
bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan, contohnya
ada salah satu anak asuh yang mengalami kesulitan bergaul dengan
teman - teman yang lain di sini peran tenaga pengasuh dituntut untuk
menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa bergaul
dengan teman yang lain cara yang biasa ditempuh adalah dengan
memberikan mainan dan membiarkan ia bermain dengan anak yang
lain, karena menurut beliau dengan bermain anak akan bisa dengan
sendirinya berinteraksi dengan teman bermainnya.
Sama halnya dengan interaksi, untuk pendekatan yang dilakukan
pembina adalah pendekatan bermain sambil belajar. Dalam
pembinaan pengasuh menyesuaikan isi program dengan kebutuhan
anak, pengasuh membuat rencana kegiatan harian yang nantinya
digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembinaan. Sebagai
contoh anak yang kurang dapat bergaul membutuhkan bimbingan dan
bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain dan solusinya
pengasuh membantu agar anak dapat bergaul dengan anak yang lain
melalui kegiatan bermain dengan tema Pengembangan nilai - nilai
agama dan kasih sayang terhadap sesama, dimana dalam tema ini
terdapat kegiatan bermain yang mengajarkan anak untuk bersosialisasi
secara tidak langsung.. Beliau menjelaskan pada dasarnya pembina
juga menyesuaikan isi program dengan usia anak sebagai contoh
untuk anak usia 2 tahun dan 6 tahun pembinaannya berbeda, karena
perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.
c
Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil
belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan
metode pembinaan adalah respon anak atau keinginan anak, perbedaan
pola asuh orang tua, usia anak yang berbeda. Pada program
pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci untuk tiap- tiap kegiatan
bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih
pengembangan moral dan nilai - nilai agama, dari kegiatan - kegiatan
yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan
beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai
sesama. Melatih pengembangan fisik dengan Kompetensi hasil yang
diharapkan adalah anak – anak mempunyai kemampuan mengelola
dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan – gerakan yang mengontrol
gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan
sensorik melalui panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau
menjelaskan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu
menggunakan bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat
berkomunikasi dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam
perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh
berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam
memberikan alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak
langsung dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab
akibat. Melatih pengembangan sosial – emosional dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin
dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan alam,
lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami keragaman
sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan
yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan
kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama
dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif.
Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan
dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama
pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk
mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh memberikan blangko
isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan menjelaskan
perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap bulannya.
Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana
belajar yang digunakan seperti alat - alat permainan yang berupa balok
susun, boneka, mobil - mobilan, buku cerita, puzzle, rumah - rumahan
susun. Untuk alat - alat belajar yang digunakan dan mendukung
kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau
mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui
pendekatan awal dengan anak yang didampingi orang tua anak agar
mereka tidak takut untuk selanjutnya pengasuh mengajak bermain
dengan harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu juga
pengasuh berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar.
ci
Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak
yang diberikan mereka merasa sangat puas dengan hasil
perkembangan anak mereka, mereka juga mendukung untuk setiap
kegiatan yang diberikan kepada anak mereka, orang tua juga turut
menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak mereka tentang
apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak
dilatih untuk belajar mandiri membereskan alat – alat permainan yang
baru saja ia gunakan untuk bermain dan meletakkan pada tempatnya
dan orang tua saat rumah diharapkan juga mengingatkan anak untuk
membereskan mainannya sendiri dan mengembalikan pada tempat
semula.
Motivasi anak pada saat mengikuti kegiatan di TPA sama sekali
tidak ada, pada awal mereka datang mereka merasa asing di tempat
mereka berada sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA,
orang-orang yang ada di TPA teman - teman yang ada mereka
mempunyai motivasi untuk bermain dan bertemu teman - teman yang
lain dan pada kesempatan itulah yang digunakan pengasuh untuk
melatih anak belajar sambil mereka bermain, sedangkan motivasi
orang tua lebih memilih TPA Melati karena menurut mereka lokasi
TPA dekat dengan tampat kerja.
Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau
kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun – 3
tahun pengembangan fisik yang diharapkan adalah kemampuan anak
dalam mengelola dan ketrampilan tubuh yang didalamnya termasuk
gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan motorik
halus dan gerakan motorik kasar serta menerima rangsangan
pancaindera dengan cara melempar bola jarak dekat, berjalan stabil,
naik turun tangga, memanjat, berjalan mengikuti jejak, mengikuti
binatang, berjalan mundur, menendang, menangkap dan melompat
dan sebagainya sedang untuk usia 4 - 5 tahun kompetensi dan hasil
belajar yang dicapai sama untuk melatih motorik kasar dan halus
dengan cara berjalan stabil, mundur dan berjalan maju, berlari tanpa
jatuh bolak-balik, naik turun tangga tanpa berpegangan, memanjat
menaiki tangga plosotan, menirukan gerakan binatang, menangkap,
menendang dan melempar bola jarak jauh serta melompat, menuang
air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat perbedaan kemampuan belajar
berdasarkan usia.
Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di
sekitar mereka langsung bisa akrab, anak-anak merasa ingin tahu
tentang orang baru yang datang ke TPA Melati. Keingintahuan mereka
itu yang membuat anak-anak TPA berani mendekat dan mengajak
bicara dengan bahasa mereka.
Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman-teman
sebayanya anak-anak menikmati permainan meski kadang tenaga
pengasuh harus sabar menangani mereka saat berebut mainan.
cii
e. Responden 5
Informasi selanjutnya adalah R5 yang berusia 31 tahun sebagai
tenaga pengasuh beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan
pembinaan penitipan anak dilakukan oleh para pengelola beserta
pengurus dan dalam pelaksanaannya di bantu oleh tenaga pengasuh.
Dalam susunan kepengurusan beliau menjelaskan bahwa dalam
organisasi TPA Melati terdapat pengelola yang terdiri dari beberapa
pengurus ada kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris,
dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat
orang pembantu umum dan empat orang tenaga pengasuh.
Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan oleh
tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya
diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin
sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30
WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul 07.00 WIB
sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu pembina bertatap muka dengan
anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari.
Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak
melalui perkenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua
agar anak tidak takut dengan pengasuh, pada awalnya anak akan
menangis dan takut akan keadaan baru yang ia terima di TPA Melati,
tenaga pengasuh menemani secara langsung pada saat pembinaan
berlangsung dan memberikan bimbingan pada anak-anak yang
membutuhkan bimbingan, contoh ada salah satu anak asuh yang
mengalami kesulitan bergaul dengan teman-teman yang lain karena
perbedaan cara mengasuh orang tua disini peran tenaga pendidik
dituntut untuk menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa
bergaul dengan teman yang lain. Usaha ini dilakukan karena dengan
bermain anak akan bisa dengan sendirinya berinteraksi dengan teman
bermainnya, dari kegiatan – kegiatan itulah mengapa saya lebih
memilih menitipkan anak saya di TPA daripada ditempat lain.
Hampir sama dengan interaksi, pendekatan yang dilakukan
pembina untuk pembinaan adalah pendekatan bermain sambil belajar .
Dalam pembinaan pengasuh menyesuaikan isi program dengan
kebutuhan anak dan usia anak, pengasuh membuat rencana kegiatan
harian yang nantinya digunakan untuk pedoman dalam kegiatan
pembinaan. Sebagai contoh anak yang kurang dapat bergaul
membutuhkan bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain
dan solusinya pengasuh membantu agar anak dapat bergaul dan
bersosialisasi dengan anak yang lain melalui kegiatan bermain. Beliau
menjelaskan pada dasarnya pembina juga menyesuaikan isi program
dengan usia anak karena perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.
Tahap – tahap kegiatan pembinaan didasarkan pada usia
misalnya usia 3 sampai 6 tahun. Untuk awal datang pukul 07.00 -
08.00 WIB anak tiba di TPA dan melalui proses pemeriksaan umum
ciii
dengan tujuan meningkatkan komunikasi, sosialisasi dan etika, untuk
sarana yang disediakan tempat cuci kaki dan tangan, tempat
penyimpanan pakaian untuk selanjutnya pukul 08.00 WIB sampai
09.00 WIB kegiatan yang dilakukan bebas di luar. Berjemur kegiatan
yang dilakukan tenaga pendidik mengawasi anak di luar. Adapun
tujuan agar anak belajar bersosialisasi dan meningkatkan kesegaran
jasmani. Jam 09.00 - 09.30 WIB waktu minum susu tujuannya dengan
memberikan susu anak diajak berkomunikasi dan sosialisasi dengan
anak. Pukul 09.30 - 10.00 WIB kegiatan selanjutnya bermain dalam
ruangan dengan menggunakan alat – alat permainan dalam ruangan.
Pukul 10.00 - 11.00 WIB waktu ini digunakan untuk istirahat dan
tidur. Pukul 11.00 - 11.30 WIB anak – anak diberikan makan siang
dan minum dari TPA Melati. Pukul 11.30 - 12.30 WIB kegiatan
selanjutnya bernyanyi, bercerita dan kegiatan bebas diluar ruangan.
Pukul 12.30 - 13.30 WIB anak – anak diberi pakaian ganti,
membersihkan badan dan tidur. Pukul 13.30-15.30 WIB
Membersihkan diri, ganti baju, minum susu dan bersiap pulang.
Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil
belajar.
Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan
metode pembinaan adalah keinginan anak atau respon anak, usia anak
yang berbeda, dan perbedaan pola asuh.
Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan
dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama
pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk
mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh tinggal memberikan
blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan
menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap
bulannya.
Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana
belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan yang berupa balok
susun, boneka, buku cerita, puzzle, mobil - mobilan, rumah-rumahan
susun. Untuk alat-alat belajar yang digunakan dan mendukung
kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau
mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui
perkenalan dengan anak yang didampingi orang tua anak agar mereka
tidak takut untuk selanjutnya pendidik mengajak bermain dengan
harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pendidik juga
berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka.
Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak
yang diberikan mereka sangat puas dengan hasil perkembangan anak
mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang diberikan
kepada anak mereka, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan
tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan
tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar
civ
mandiri meletakkan sepatu atau sandal pada tempatnya dan orang tua
juga menerapkan hal yang sama di rumah.
Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada
awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa - apa, pada awal
mereka datang mereka merasa asing di tempat mereka berada
sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang
ada di TPA teman-teman yang ada mereka mempunyai motivasi untuk
bermain dan berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan
itulah yang pengasuh gunakan untuk melatih anak belajar sambil
mereka bermain.
Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau
kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun – 3
tahun pengembangan fisik kompetensi yang diharapkan adalah
kemampuan anak dalam mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk
gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan motorik
halus dan gerakan motorik kasar serta menerima rangsangan sensorik (
pancaindera ) dengan cara berjalan stabil, berjalan mundur, naik turun
tangga, memanjat, berjalan mengikuti jejak, berlari tanpa jatuh,
mengikuti binatang, menendang, menangkap dan melempar bola jarak
dekat, melompat dan sebagainya sedang untuk usia 4 - 5 tahun
Kompetensi dan hasil belajar yang dicapai sama untuk melatih
motorik kasar dan halus dengan cara berjalan stabil, berjalan maju dan
mundur, naik turun tangga tanpa berpegangan, memanjat menaiki
tangga plosotan, berlari tanpa jatuh bolak – balik, menirukan gerakan
binatang, menangkap, menendang dan melempar bola jarak jauh serta
melompat, menuang air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat
perbedaan kemampuan belajar berdasarkan usia.
Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di
sekitar mereka langsung bisa akrab, anak - anak merasa ingin tahu
tentang orang baru yang datang di tempat mereka ( TPA Melati ).
Keiingintahuan mereka itulah yang membuat anak - anak TPA berani
mendekati orang lain dan mengajak bicara dengan bahasa mereka.
Reaksi anak - anak ketika bermain dengan teman - teman
sebayanya anak-anak menikmati walau kadang tenaga pengasuh harus
sabar menangani mereka saat berebut mainan.
f. Responden 6
Informasi selanjutnya R6 yang berpendidikan S1 jurusan teknik.
Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil usia beliau 40 tahun,
ayah dari Gebyar Berlianto ini mengatakan alasan memilih TPA
Melati sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang
memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan tempat kerja istri. Beliau
juga mengatakan pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan,
karena menurut beliau anaknya sekarang lebih mandiri dari pada
sebelumnya, dulu anaknya belum bisa meletakkan sepatunya pada rak
cv
sepatu, tapi setelah dilatih untuk mandiri di TPA Melati dengan
meletakkan alas kaki di rak sepatu yang ada di TPA Melati dan itu
sangat membantu kerja ibu di rumah, dengan tanpa disuruh anak dapat
melakukannya sendiri.
Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan
pembinaan dilakukan setiap senin dan jumat dan beliau juga selalu
menitipkan anaknya pada hari itu, untuk tiap hari beliau sebelum
bekerja mengantar anak ke TPA terlebih dahulu selanjutnya beliau
menjemput kembali putranya setelah pulang kerja jam 16.00 WIB.
Beliau memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan
adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih
mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di
kemudian hari, dari kegiatan – kegiatan yang diberikan dengan
anaknya sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali mulai
dari keagamaan, olah tubuh, berbahasa, dan berkomunikasi.
Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA
Melati saat anak sedang rewel karena sakit atau memang kadang-
kadang anak tidak mau ditinggal kerja.
Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti
pembinaan anak beliau tidak rewel dan cengeng, anak saya lebih
mandiri di rumah dia tidak rewel. Sejak mengikuti pembinaan anak
saya mandiri mengerjakan sesuatu yang menyangkut dirinya tanpa
harus meminta tolong orang lain. Sebagai contoh untuk mengambil
sepatu dilakukan sendiri, memakai sepatu sendiri, dan mengembalikan
sepatu pada tempatnya semula setelah dipakai tanpa harus disuruh.
Anak saya sekarang lebih lancar berbicara dan tidak takut dengan
orang yang tidak dia kenal, mungkin karena di TPA sering diajak
berbincang-bincang.
Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari istri saya
yang bekerja di UNDIP, jarak rumah saya dengan TPA Melati kira-
kira 10 km. Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA
dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan
kendaraan sendiri ataupun angkatan kota, dari hal itu pula yang
membuat beliau lebih memilih TPA Melati dari pada tempat penitipan
yang lain.
Mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menitipkan anak di
TPA Melati, beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- sampai dengan
Rp 400.000,- per bulannya. Beliau telah menitipkan anak di TPA
Melati 3 tahun yang pada saat pertama kali masuk di TPA Melati usia
3 bulan.
Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau
dan istri dapat bekerja lebih tenang sehingga beliau merasa perlu
sekali menitipkan anaknya agar anaknya tidak kehilangan masa anak-
anaknya dan masa belajarnya.
Untuk meluagkan waktu dalam memantau perkembangan anak
di TPA beliau selalu datang ke TPA saat istirahat kerja meskipun
cvi
hanya sebentar. Selain itu beliau juga mengatakan untuk memantau
perkembangan anak memang harus selalu dilakukan sekecil apapun
bentuk perhatian tersebut sangat berarti bagi perkembangan anak
selanjutnya. Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah
mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati.
g. Responden 7
Informasi selanjutnya R 7 yang berpendidikan D3 Kesehatan.
Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( BP7 ) usia beliau 40
tahun, ayah dari Mohammad Nabil ini mengatakan alasan memilih
TPA Melati dari pada tempat penitipan yang lain atau play group
sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang
memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan jalan raya sehingga
mudah dijangkau oleh angkutan umum. Beliau juga mengatakan
pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, karena beliau
merasakan perbedaan yang mencolok pada anaknya sekarang dulu
anak saya takut dan cengeng saat berada di sekolah sehingga sangat
merepotkan gurunya sampai - sampai saya harus menunggui di sana,
tetapi sekarang mungkin karena telah terbiasa berada bersama anak –
anak lain ia jadi lebih berani dan tidak cengeng dari pada sebelumnya,
tentang mengapa memilih TPA dari pada play group menurut beliau
tempat penitipan yang sekarang dipilih lebih aman dan tepat untuk
anak beliau, yang menurutnya hanya masalah kepercayaan saja
mengapa beliau memilih TPA Melati yang pada dasarnya hampir
sama pelayanannya dengan play group, dari seluruh kegiatan yang
diberikan saya lebih senang kegiatan anak dalam pengembangan seni
dan bahasa yang melatih anak untuk menghargai hasil karya yang ada
dan berkomunikasi yang merupakan hal yang terpenting untuk
perkembangan anak selanjutnya.
Untuk jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan jadwal
telah ditetapkan bersama, pembinaan dilakukan setiap hari senin
sampai kamis pukul 07.30 sampai pukul 15.30 dan hari jumat mulai
pukul 07.00 sampai 12.30, dan beliau juga selalu menitipkan anaknya
setelah pulang sekolah. Dalam sehari – harinya anak beliau tetap
sekolah, beliau menjemput anak setelah pulang sekolah dan langsung
mengantarnya ke TPA. Beliau memberikan gambaran pembinaan yang
beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu
anak untuk lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua
yang bekerja di kemudian hari.
Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA
Melati saat anak sedang sakit sementara pekerjaan saya tidak bisa
ditinggal, terpaksa saya harus menitipkannya di TPA dan saya setiap
saat terus memantau keadaan anak dan itu membuat pikiran saya tidak
bisa tenang.
Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti
pembinaan anak beliau lebih mandiri, tidak rewel dan cengeng. Sejak
cvii
mengikuti pembinaan anak saya mandiri mengerjakan sesuatu yang
menyangkut dirinya tanpa harus meminta tolong orang lain, tidak
rewel dan cengeng, malah anak saya rewel dirumah kalau hari minggu
TPA Melati tutup karena memang tidak ada jadwal, ya terpaksa saya
mengajak anak saya ke tempat hiburan lain.
Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari kakak
saya yang kebetulan melewati jalan Hayam Wuruk dan melihat papan
nama yang terpampang di depan TPA dan kebetulan juga sejak anak
saya lahir saya tidak pernah mempekerjakan pembantu rumah tangga,
karena takut kalau – kalau anak saya tidak bisa menyesuaikan diri
dengan pembantu saya dan saya memang tidak bisa percaya dengan
pembantu – pembantu rumah tangga jaman sekarang, dari situ saya
mencoba mencari informasi dengan langsung datang ke TPA dan
bertanya – tanya seputar pengasuhan anak, setelah tahu ada lembaga
yang secara resmi mengasuh dan membina anak- anak di usia dini
saya langsung tertarik dan mengambil keputusan menitipkan anak di
sana.
Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat
dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan
sendiri ataupun angkatan kota, selain itu sarana dan prasarana yang
ada sangat memuaskan, keramahan dan kesabaran tenaga pengasuh
yang saya rasakan dapat membantu anak saya dalam belajar
Mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menitipkan anak di
TPA Melati beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- sampai Rp
400.000,- dengan per bulannya.
Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau
dapat bekerja lebih tenang, karena sebelum saya mendapatkan solusi
menitipkan anak, suami saya terus mendesak saya untuk keluar dari
tempat kerja untuk mengasuh anak di rumah tapi setelah saya
menemukan TPA Melati dan suami saya setuju untuk menitipkan anak
kami memutuskan menitipkan anak di TPA. Sekarang saya dan suami
tidak lagi khawatir seperti dulu, kami lebih bisa tenang dan dapat
berkonsentrasi dengan pekerjaan masing – masing.
Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak
di TPA beliau lakukan melalui telepon, dengan bertanya kepada
pengasuh bagaimana keadaan anak di TPA begitu juga sebaliknya
pihak TPA selalu siap memberikan kabar tentang anak – anak yang
diasuh kepada orang tua kalau ada masalah pada anak – anak di TPA,
beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan anak
memang harus selalu beliau lakukan sekecil apapun bentuk perhatian
tersebut sangat berarti. Beliau berharap anak akan dapat mandiri
setelah mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati.
h. Responden 8
Informasi selanjutnya R 8 yang berusia 33 tahun, beliau
berpendidikan D3 dan bertempat tinggal di Sendang Mulyo ini
cviii
mengatakan alasan memilih TPA Melati sebagai tempat menitipkan
anak mereka karena fasilitas yang bagus, tempatnya bersih, dan yang
penting anaknya nyaman berada di TPA Melati.
Tentang pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, terlebih
lagi anak – anak di TPA dapat lebih mandiri mengerjakan segala
sesuatu kegemarannya sendiri tanpa harus minta bantuan kalau tidak
benar – benar terpaksa. Karena menurut beliau anaknya sekarang lebih
mandiri, dulu anaknya tidak mau melakukan segala sesuatunya sendiri
misalnya mengambil botol minumnya sendiri di meja semuanya harus
saya yang mengerjakan, tapi setelah dua minggu pertama saya
menitipkan anak saya mengalami perkembangan yang pesat, saya
tinggal memberi perintah meletakkan botol minuman yang sudah
habis isinya ke meja langsung dikerjakannya, dan itu sangat
membantu pekerjaan saya di rumah. dari seluruh kegiatan yang
diberikan saya lebih senang kegiatan anak dalam melatih
pengembangan fisik dengan kompetensi hasil yang diharapkan adalah
anak – anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan
tubuh termasuk gerakan – gerakan yang mengontrol gerakan tubuh,
gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui
panca indra yang merupakan hal yang terpenting untuk perkembangan
anak saya selanjutnya.
Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan
pembinaan dilakukan setiap hari senin dan jumat dan beliau juga
selalu menitipkan anaknya pada hari itu, untuk setiap hari sebelum
bekerja beliau mengantar anak ke TPA terlebih dahulu selanjutnya
beliau menjemput kembali setelah pulang kerja.
Gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan
yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri dan tidak
selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di kemudian hari.
Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA
Melati saat anak sedang rewel karena sakit atau memang kadang-
kadang anak tidak mau ditinggal kerja.
Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti
pembinaan anak beliau lebih mampu berinteraksi dengan anak lain,
lebih mandiri untuk melakukan kegiatannya sendiri, saya tinggal
memantau kegiatan apa saja yang dilakukannya, saya juga lebih
fleksibel untuk membiarkan anak saya melakukan aktivitasnya sendiri
tanpa harus memberikan tekanan – tekanan yang nantinya mematikan
kreativitasnya.
Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari teman
kerja saya yang dulu sebelum mempunyai pembantu menitipkan
anaknya di TPA, dan setelah mempunyai pembantu ia berhenti
menitipkan anaknya, dan memilih pembantu yang mengasuh anaknya,
beliau juga mengaku lebih percaya kepada TPA Melati dari pada
tempat lainnya karena anak saya kelihatan menikmati sekali selama di
cix
TPA,” Saya takut memindahkan anak saya ke tempat lain, ya kalau
anak saya cocok, kalau tidak malah saya yang repot”.
Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat
dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan
sendiri ataupun angkatan kota.
Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau keberatan
menyebutkannya, karena beliau beranggapan berapapun biaya yang
harus dikeluarkan untuk kebutuhan anak akan beliau keluarkan yang
terpenting anak tercukupi baik soal pendidikan maupun pengasuhan
Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena
pengalaman pribadi beliau yang tidak mengenakan yang pernah beliau
alami sewaktu kecil, dimana beliau dulu kurang perhatian yang cukup
soal perkembangan fisik, kurang bergaul dengan anak – anak seusia
sehingga beliau merasa kehilangan masa kanak – kanaknya, itu terjadi
karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Dari pengalaman itu saya
tidak mau anak saya mengalaminya, maka saya monomer satukan
kebutuhan – kebutuhan anak saya, dan menitipkan anak dulu sebelum
anak saya masuk sekolah.
Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak
di TPA beliau selalu datang menanyakan kondisi anak di TPA dan
tidak jarang saya datang sekali – kali ke TPA saat istirahat kerja
meskipun hanya sebentar. Selain itu beliau juga mengatakan untuk
memantau perkembangan anak memang harus selalu dilakukan sekecil
apapun bentuk perhatian tersebut sangat berarti bagi perkembangan
selanjutnya.
i. Responden 9
Informasi selanjutnya R6 yang berpendidikan SMU, Ibu dari
Rafida Safira ini mengatakan alasan memilih TPA Melati sebagai
tempat penitipkan anak karena fasilitasnya bagus untuk kenyamanan
anak, pembinaan yang dilakukan pengasuh memuaskan dapat
membantu perkembangan anak. Dari kegiatan yang diberikan beliau
senang kegiatan yang mencakup pengembangan kognitif, karena
menurut beliau hal itu penting bagi anak beliau.
Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau menyesuaikan
dengan jadwal yang dibuat TPA Melati setiap hari senin sampai kamis
pukul 07.30 WIB sampai pukul 15.30 WIB dan hari jumat mulai
pukul 07.00 WIB sampai 12.30, WIB dan beliau juga selalu
menitipkan anaknya pada hari itu tentunya setelah pulang sekolah,
untuk tiap hari beliau mengantar anak ke TPA terlebih dahulu
langsung setelah pulang sekolah selanjutnya beliau menjemput
kembali putranya setelah pulang kerja. Beliau memberikan gambaran
pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat
sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri karena kesibukan
beliau sebagai wiraswasta berdagang di pasar yang kurang
memberikan perhatian yang penuh kepada anak.
cx
Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA
Melati saat anak sedang bandel karena tidak mau dititipkan dan
menangis minta diajak ke tempat saya dagang, dan itu tidak
memungkinkan saya untuk meninggalkan anak di tempat pengasuhan.
Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti
pembinaan, anak beliau lancar berbicara dan lebih berani untuk
berbicara dengan orang lain dan tidak malu – malu baik dirumah atau
disekolah, mungkin karena di TPA sering diajak berbincang-bincang
oleh pengasuh.
Saya mengetahui keberadaan TPA Melati dari keponakan saya
yang kuliah di UNDIP yang mengatakan ada tempat pengasuhan anak,
yang sebelumnya saya cari – cari keberadaannya karena TPA yang ada
dipasar – pasar kebanyakan sekarang sudah tidak ada lagi kalaupun
ada kegiatan yang ada didalamnya tidak jalan.
Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis sekali, TPA
dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan
kendaraan sendiri ataupun angkatan kota.
Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau mengatakan sekitar Rp
125.000,- per bulannya untuk menitipkan anak di TPA Melati. Beliau
baru menitipkan anak di TPA Melati 3 bulan ini.
Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau
dan suami dapat bekerja lebih tenang, beliau menggunakan
kesempatan ini untuk bekerja mencari nafkah demi pendidikan yang
baik untuk anak – anaknya, beliau menjelaskan lebih memilih TPA
Melati daripada tempat lain karena anak saya terlanjur menikmati
tempat itu dari awal. “ Anak saya itu dari pertama saya ajak langsung
senang melihat anak –anak yang ada bermain disana dan kesenangan
awal itu yang tidak pernah saya lihat sebelumnya dari anak, makanya
saya tidak berani ambil resiko memindahkan anak ke tempat lain.
Menurut beliau nanti saja dipindahkan ke TK setelah usianya
mencukupi.
Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak
di TPA beliau menggunakan jasa telepon untuk mengetahui kondisi
anaknya. Beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan
anak memang harus selalu dilakukan sekecil apapun bentuk perhatian
tersebut sangat berarti bagi perkembangan selanjutnya.
Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti
semua kegiatan yang ada di TPA Melati.
j. Responden 10
Informasi selanjutnya seorang Perempuan yang usia 37 tahun,
beliau bekerja di PEMDA, ibu dari Alfian Nanda ini menuturkan
alasan memilih TPA Melati sebagai tempat menitipkan anak mereka
karena fasilitas yang memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan
jalan raya yang memudahkan transportasi. Beliau juga mengatakan
pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, karena menurut beliau
cxi
anaknya sekarang lebih mandiri dari pada sebelumnya, dulu anaknya
belum bisa mengambil baju sendiri, tapi setelah dilatih untuk mandiri
di TPA Melati dengan mengambil pakaiannya sendiri dari tas yang
mereka bawa dari rumah, memang perubahan itu belum berarti tapi
beliau yakin dari pelajaran itu setidaknya anak akan tambah
pengetahuannya.
Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan
beliau menyesuaikan dengan jadwal yang dibuat TPA Melati setiap
hari senin sampai kamis pukul 07.30 sampai pukul 15.30 dan hari
jumat mulai pukul 07.00 sampai 12.30 WIB. Untuk tiap hari beliau
sebelum bekerja terlebih dahulu mengantar anak ke TPA selanjutnya
beliau menjemput kembali putranya setelah pulang kerja. Beliau
memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah
pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih
mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di
kemudian hari.
Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA
Melati saat anak sedang rewel karena sakit. Pembinaan yang
dilakukan TPA Melati secara keseluruhan sangat membantu anak saya
mulai dari perkembangan moral dan nilai- nilai agama, pengembangan
fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif anak, dan
pengembangan sosial emosional serta pengembangan seni.
Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti
pembinaan anak beliau tidak rewel dan cengeng, anak saya lebih
mandiri di rumah dia tidak rewel. Sejak mengikuti pembinaan anak
saya mandiri mengerjakan sesuatu yang menyangkut dirinya tanpa
harus meminta tolong orang lain. Saya mengetahui keberadaan TPA
Melati UNDIP dari teman saya, dari informasi tersebut saya langsung
percaya dan memasukkan anak disana, tentang masalah mengapa tidak
memilih play group atau TPA lain beliau mengungkapkan, karena
terlanjur percaya baik sama pengasuhnya dan tidak bisa dibohongi
adalah saat perkembangan yang mencolok sekali pada saat dirumah
anak saya tidak rewel dan lebih mandiri.
Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat
dengan jalan Raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan
sendiri ataupun angkatan kota.
Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau mengatakan sekitar Rp
125.000,- sampai dengan Rp 400.000,- per bulannya untuk
menitipkan anak di TPA Melati.
Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau
dan istri dapat bekerja lebih tenang selain itu beliau merasa agar
anaknya tidak kehilangan masa anak-anaknya dan masa belajarnya
perlu sekali menitipkan anaknya..
Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak
di TPA beliau datang ke TPA saat istirahat kerja meskipun hanya
sebentar.
cxii
Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti
semua kegiatan yang ada di TPA Melati.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian seperti
yang telah dipaparkan di depan yang meliputi : perencanaan
pembinaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
pembinaan.
1. Perencanaan Pembinaan
Taman Pengasuhan Anak Melati merupakan
lembaga pengelola penitipan anak yang dikelola oleh para
ibu - ibu Dharma wanita UNDIP dan dalam perencanaan
pembinaan yang ada di TPA Melati dirancang oleh
pengelola dan para tenaga pengasuh yang mengacu pada
pembelajaran anak usia dini. Kurikulum yang dipakai saat
ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan beberapa
literatur dan buku - buku tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak yang disarikan kemudian dijabarkan
dalam kegiatan harian. Dalam kurikulum dibuat program
kegiatan harian yang nantinya akan digunakan pengasuh
sebagai pedoman pembinaan.
cxiii
Dalam kegiatan harian yang dilakukan didasarkan
pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini antara 0 - 8 tahun, Adapun tingkat perkembangan
yang ingin dicapai meliputi pengembangan moral dan nilai
– nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa,
pengembangan kognitif, pengembangan sosial – emosional
dan pengembangan seni. Adapun penjabaran dari tiap –
tiap kegiatan dapat dilihat dari satuan kegiatan mingguan
dan satuan kegiatan harian yang telah dibuat oleh para
pengasuh dan disetujui oleh kepala TPA Melati melalui
proses musyawarah. Penentuan metode dan media yang
digunakan secara keseluruhan mengacu pada tujuan
pembinaan berdasarkan usia dan tingkat perkembangan
dan pertumbuhan anak dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar. Pembinaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat bersama - sama tenaga pengasuh, pengelola
dan sesuai kebutuhan orang tua.
Dari temuan tersebut dapat diketahui bahwa
perencanaan yang ada di TPA Melati Semarang dibuat
sebelum pembinaan dilakukan dengan menentukan
cxiv
kegiatan harian, metode dan media yang disesuaikan
dengan usia perkembangan anak serta melibatkan orang-
orang yang ada dalam organisasi. Dengan demikian
langkah-langkah yang ditempuh sesuai dengan saran
Williams dan Kami (1986) yang menyarankan untuk
mendorong kemampuan berfikir anak sebaiknya guru
merancang suatu kegiatan yang memungkinkan masing-
masing anak mendapatkan kesempatan khusus untuk
memutuskan sendiri kegiatan mana yang dipilih. Hal ini
dapat dilihat dari satuan kegiatan mingguan dan satuan
kegiatan harian yang telah dibuat TPA Melati.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah usaha mengintegrasikan
sumber - sumber manusiawi dan non manusiawi yang
diperlukan ke dalam suatu kesatuan dalam melaksanakan
kegiatan sebagaimana telah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pembentukan organisasi di TPA Melati Semarang didasarkan
atas keputusan bersama-sama ikatan ibu - ibu dharma wanita UNDIP
dengan pertimbangan bahwa mereka dipandang mampu dan mau dalam
artian mereka dipandang berpotensi, berkemampuan dan cukup
cxv
berpengalaman untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan yang
diberikan dalam organisasi tersebut. Perekrutan pengasuh didasarkan pada
pengalaman di bidangnya serta ketelatenan dan kesabarannya mengurus
anak, sedangkan perekrutan anak didik didasarkan pada usia anak yang
tidak lebih dari 1,5 tahun sampai 7 tahun, tidak berpenyakit dalam
Pembagian tugas serta wewenang dalam organisasi ini cukup jelas
dimana masing-masing anggota organisasi mengerti dengan jelas tugas dan
tanggung jawabnya dalam organisasi ini. Tugas pengelola adalah
bertanggung jawab terhadap manajemen penyelenggaraan, sedangkan para
tenaga pembina atau pengasuh bertanggung jawab terhadap manajemen
pembinaan. Dari informasi yang didapat tersebut dapat diambil kesimpulan
sementara, bahwa pengorganisasian TPA merupakan suatu proses
pengatur, mengelompokkan dan membagi tugas serta pekerjaan diantara
para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan
efisien. Dari keterangan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan
sementara bahwa pengorganisasian di TPA Melati merupakan suatu proses
pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas – tugas atau pekerjaan
di antara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai
dengan efisien Hani Handoko. 1994 ( didiet Hardjito, 1995 : 76 ). Hal ini
dapat dilihat dari kepengurusan yang ada di TPA Melati, para Pengurus
sudah paham betul tugas dan kewajibannya sebagai suatu kesatuan dalam
organisasi, hal ini di pelopori oleh kepala TPA Melati itu sendiri, beliau
sebagai sosok pimpinan yang mengayomi anggotanya dan seorang yang
cxvi
dapat membedakan antara tanggung jawab pekerjaan dengan urusan
pribadi.
3. Pelaksanaan Pembinaan
Setelah perencanaan pengorganisasian selanjutnya fungsi
pelaksanaan baru dilakukan agar dapat merealisasi tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dari beberapa komentar para informan bahwa
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam
satuan kegiatan harian yang didasarkan pada usia anak, semua kegiatan
dilaksanakan tanpa hambatan yang berarti. Semua kegiatan yang dilakukan
dipilih dalam rangka perkembangan moral dan nilai- nilai agama,
pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif anak,
dan pengembangan sosial emosional serta pengembangan seni..
Pelaksanaan kegiatan pembinaan dilakukan menganut prinsip-
prinsip perkembangan anak usia dini dan bermain sambil belajar. Pada
pelaksanaan kegiatan diharapkan semua tujuan pembinaan tercapai mulai
dari Pengembangan moral dan nilai – nilai agama, pengembangan fisik,
pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial –
emosional, pengembangan seni.
Metode yang dipakai adalah metode bermain dan belajar atau belajar
sambil bermain, kurang beragamnya alat permainan yang ada sehingga
proses belajar menjadi kurang sempurna, TPA Melati mengatasinya
dengan penggunaan media alami bermain yang ada di TPA misal tanah
berumput.
cxvii
4. Evaluasi pembinaan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu
program. Dari hasil informsasi yang didapat penilaian atau evaluasi di TPA
Melati sesuai dengan pendapat Brewer ( 1992 ) yang menyatakan penilaian
adalah penggunan sistem evaluasi yang bersifat komprehensif, menyeluruh
untuk menentukan suatu program atau kemajuan dari seorang anak. Dari
data yang diperoleh dari para responden diatas evaluasi pembinaan di TPA
Melati dilaksanakan oleh pengasuh dengan melibatkan orang tua peserta
didik. Evaluasi dilaksanakan melalui pengamatan dan observasi dalam
setiap kegiatan, hal ini telah diterapkan oleh TPA Melati dengan
menggunakan alat ukur berupa pengisian lembar pengamatan yang
dilakukan oleh pengasuh yang dalam evaluasi melibatkan orang tua peserta
didik melalui buku penghubung yang diserahkan tenaga pengasuh kepada
orang tua.
5. Faktor – faktor pendukung dan penghambat
Daya dukung dari penyelenggaraan pembinaan penitipan anak usia
dini antara lain:
a. Pengorganisasian
Kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang oleh
para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih dahulu
untuk pengambilan suatu keputusan tentang kegiatan pembinaan.
b. Perencanaan
cxviii
Pada perencanaan daya dukung yang sangat berperan adalah
persiapan sumber belajar yang memadai, penggunaan metode dan
teknik pembinaan yang tepat, sarana dan prasarana, evaluasi, letak
yang strategis.
c. Pelaksanaan
Daya dukung yang sangat berperan meliputi sumber belajar
yang berpengalaman dibidang pengasihan anak, metode dan teknik
pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan
anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan fungsinya.
d. Evaluasi
Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat dari
respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa digunakan untuk
mengisi lembar evaluasi.
Sedangkan faktor penghambat adalah:
a. Pengorganisasian
Penghambat dari kegiatan pengorganisasian dapat dilihat dari
perlunya pemantauan yang lebih intensif dari ikatan pengurus dan
pengelola untuk melihat kinerja pengasuh, sarana dan prasarana yang
kurang dan perlu diperbaiki.
b. Perencanaan
Pada perencanaan penghambatnya adalah pada penyediaan
sarana dan prasarana yang perlu adanya pergantian media belajar yang
cxix
sudah tidak bisa dipakai dengan yang baru. Solusi sebelum media
diganti anak-anak masih tetap menggunakan media belajar yang lama.
c. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah
perbedaan minat dan pola asuh orang tua, jalan keluar yang diambil
pengasuh dengan membiarkan anak bermain bersama dengan teman-
teman yang lain dan harapan pengasuh, minat anak dapat tumbuh
dengan sendirinya dan anak dapat berinteraksi dengan anak yang lain.
d. Evaluasi
Penghambat dari evaluasi-evaluasi jika anak datang hanya
dalam waktu yang singkat atau hanya beberapa kali saja ke TPA
Melati. Solusi pengasuh tetap memantau anak-anak yang datang
dengan mengisi lembar evaluasi dan memberikan kepada orang tua
anak didik.
cxx
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan temuan data sebagaimana tersebut pada Bab IV, dapat
disimpulkan. Adapun beberapa kesimpulan tersebut sebagai berikut :
1. Pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati
a. Perencanaan Pembelajaran
Pembuatan kurikulum dilakukan oleh pengelola dan tenaga
pendidik yang dikembangkan berdasarkan beberapa literatur dan buku
tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang disarikan
kemudian dijabarkan ke dalam rencana kegiatan harian. Tema, metode
dan media ditentukan oleh pengasuh yang dikoordinasikan kepada
pengelola yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak.
b. Pengorganisasian
Pembentukan organisasi TPA Melati disusun berdasarkan
keikutsertaan anggotanya dalam dharma wanita UNDIP dengan
pertimbangan keaktifan dalam organisasi dan dianggap mempunyai
kemampuan serta kompetensi dalam mengembangkan TPA Melati.
Pembagian tugas dan wewenang jelas dalam artian pengelola
bertanggung jawab terhadap menajemen penyelenggaraan, pengasuh
bertanggung jawab terhadap menajemen pembinaan. Perekrutan
pengasuh didasarkan pada pengalaman dan ketelatenan, sedangkan
cxxi
perekrutan anak didik didasarkan pada usia yang tidak lebih dari 1,5 –
7 tahun dan tidak berpenyakit dalam
c. Pelaksanaan Pembinaan
Pelaksanaan pembinaan dilakukan dengan menganut prinsip
perkembangan anak usia dini dan menggunakan metode bermain
sambil belajar. Bimbingan dan pemantauan dari pengelola masih
diperlukan oleh pengasuh dalam setiap proses pembinaan. Pada
pelaksanaan pembinaan yang dilakukan mencakup kegiatan yang
melatih pengembangan moral dan nilai – nilai agama, pengembangan
fisik, pengembangan bahasa dan seni, pengembangan kognitif dan
pengembangan sosial emosional.
d. Evaluasi Pembinaan
Evaluasi pembinaan dilaksanakan oleh pengasuh melalui
lembar pengamatan dengan melibatkan orang tua peserta didik melalui
buku penghubung yang diserahkan tenaga pengasuh kepada orang tua.
Pada pelaksanaan digunakan acuan pelaksanaan yang mencakup
berbagai aspek diantaranya pengembangan moral dan nilai – nilai
agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan
kognitif, pengembangan sosial-emosional, pengembangan seni,
sebagai contoh evaluasi pada anak dilakukan saat anak sedang aktif
melakukan kegiatan bermain di TPA, dari situ dapat dilihat dan dinilai
perkembangan anak untuk kemudian dituangkan dalam lembar
evaluasi.
cxxii
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor pendukung
1) Pengorganisasian
Kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang
oleh para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih
dahulu untuk pengambilan suatu keputusan tentang kegiatan
pembinaan.
2) Perencanaan
Pada perencanaan daya dukung yang sangat berperan
adalah persiapan sumber belajar yang memadai, penggunaan
metode dan teknik pembinaan yang tepat, sarana dan prasarana,
evaluasi, letak yang strategis.
3) Pelaksanaan
Daya dukung yang sangat berperan meliputi sumber belajar
yang berpengalaman dibidang pengasihan anak, metode dan teknik
pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat usia dan
perkembangan anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai
dengan fungsinya.
4) Evaluasi
Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat
dari respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa
digunakan untuk mengisi lembar evaluasi.
cxxiii
b. Faktor Penghambat
1) Pengorganisasian
Penghambat dari kegiatan pengorganisasian dapat dilihat
dari perlunya pemantauan yang lebih intensif dari ikatan pengurus
dan pengelola untuk melihat kinerja pengasuh, sarana dan
prasarana yang kurang dan perlu diperbaiki.
2) Perencanaan
Pada perencanaan penghambatnya adalah pada penyediaan
sarana dan prasarana yang perlu adanya pergantian media belajar
yang sudah tidak bisa dipakai dengan yang baru. Solusi sebelum
media diganti anak-anak masih tetap menggunakan media belajar
yang lama.
3) Pelaksanaan
Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah perbedaan
minat dan pola asuh orang tua, jalan keluar yang diambil pengasuh
dengan membiarkan anak bermain bersama dengan teman-teman
yang lain dan harapan pengasuh, minat anak dapat tumbuh dengan
sendirinya dan anak dapat berinteraksi dengan anak yang lain.
4) Evaluasi
Penghambat dari evaluasi-evaluasi jika anak datang hanya
dalam waktu yang singkat atau hanya beberapa kali saja ke TPA
Melati. Solusi pengasuh tetap memantau anak-anak yang datang
cxxiv
dengan mengisi lembar evaluasi dan memberikan kepada orang tua
anak didik.
B. SARAN
Berdasarkan temuan penelitian di lapangan yaitu tentang profil
pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati secara keseluruhan sudah
sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, namun kekurangannya masih saja
tetap harus dibenahi diantaranya pada perencanaan yang harus terus
melibatkan seluruh anggota organisasi, perlunya peningkatan pendidikan
pengasuh ke jenjang yang lebih tinggi dan pengelola hendaknya memberikan
kesempatan bagi para pengasuh untuk meningkatkan jenjang pendidikannya,
pemantauan pelaksanaan kegiatan perlu dilakukan, penggunaan media dan
sarana yang tepat perlu ditingkatkan dan untuk penggunaan media belajar
yang sudah usang dapat diganti dengan yang baru.
cxxv
DAFTAR PUSTAKA
Hardjito, Didiet.1995. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta.
PT Grafindo Persada.
Joesoef , Soelaiman.1992. Konsep Dasar PLS. Surabaya. Bumi Aksara.
………………….2001. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pada Taman
Penitipan Anak. Depdiknas.
Moleong. Lexy, J. 2001. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung Remaja.
Rosdakarya Offset.
Pasaribuan, Simanjutak. 1984. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung.
Tarsito.
Patmono Dewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta. Rineka
Cipta.
…………… Acuan Menu Pembelajaran Pada Taman Penitipan Anak. Jakarta.
2002. Depdikbud.
………….... Model Pengembangan Motorik Anak Pra Sekolah. 2002. Jakarta .
Dirjen Olahraga Depdiknas.
R. Moeslihatoen. 1999. Metode Pengajaran di TK. Jakarta. Rineka Cipta.
Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik Dan Menerapkan Disiplin pada Anak Pra
sekolah (Pola Asuh Anak Masa Kini). Jakarta. Gramedia.
Pustaka Utama.
Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian kualitatif Dasar – Dasar dan Aplikasi. Malang
: YA3 Malang.
Santoso, Soegeng. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Citra Pendidikan.
Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat permainan Untuk PAUD.
Jakarta. Grasindo.
Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar PAUD. Universitas Negeri Yogyakarta.
Undang-undang RI Nomor 2 tahun 1989. Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta.
Depdikbud Jakarta.
cxxvi
………………….2003. Undang- undang Republik Indonesia No.20 Tahun
2003 Tentang SISDIKNAS. Semarang. C V Duta Nusindo.
Yb. Suparlan, 1987, Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta. Pustaka
Pengarang.
cxxvii
FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN MOTORIK
ANAK USIA 0-1 TAHUN
No Keterampilan Motorik Tingkat Keterampilan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bermain dengan tangan
Mengamati mainan yang ada dalam genggaman
Mencoba meraup suatu benda
Melempar dan mengambil barang yang
dilemparkan sambil diamati yang terjadi
Menahan barang yang dipegangnya
Memegang benda kecil dengan telunjuk dan ibu
jari
Menunjuk titik tertentu misalnya mata boneka.
Membuka lembaran buku atau majalah
Mengangkat kaki dan memainkan jari tangan di
depan matanya
Mengangkat kepala ketika ditengkurapkan
Duduk dengan bantuan dan kepala tegak
Mengangkat dada saat tengkurap dengan
bertumpu pada tangan
Duduk tanpa ditopang
Mencoba berdiri sendiri dengan berpengangan
Berjalan jika dipengangi / berpengangan
Keterangan tingkat keterampilan :
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan yang bersifat paksaan :
cxxviii
FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK
ANAK USIA 1- 2 TAHUN
No Keterampilan Motorik Tingkat Keterampilan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Meletakkan gelas di atas gelas
Mencoret-coret
Menyusun balok dua sampai tiga balok
Mencoba makan sendiri dengan sendok atau
membuka buku
Senang mendengarkan musik dan mengikuti
irama
Latihan berjalan tanpa dipegang
Berjalan mantap
Berjalan mundur satu sampai tiga langkah
Berlari tanpa jatuh
Naik turun tangga dengan berpegang
Memanjat kursi orang dewasa, merangkak naik
tangga
Mulai meloncat dan melompat walau sederhana
Keterangan tingkat keterampilan :
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan yang bersifat paksaan :
FORMAT EVALUASI
cxxix
TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK
ANAK PRA SEKOLAH USIA 2-3 TAHUN
No Keterampilan Motorik Tingkat Ketrampilan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Meronce / merangkai manik-manik
Mengaduk air di gelas dengan sendok
Membuka tutup botol yang bergulir
(membuka dengan memutar tutup botol)
Menggambar garis lurus
Menyusun balok tiga hingga lima buah
Berjalan mantap
Berjalan mundur
Naik turun tangga
Memanjat
Melompat dengan dua kaki sekaligus
berjingkat-jingkat
Belajar meniti
Keterangan tingkat keterampilan :
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan yang bersifat paksaan :
cxxx
FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK
ANAK
USIA > 3-4 TAHUN
No Keterampilan Motorik Tingkat Keterampilan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Meremas kertas
Memakai dan membuka pakaian dan
sepatu sendiri
Menggambar garis lingkaran dan garis
silang (garis tegak dan datar)
Menyusun menara empat samapai
tujuah balok
Mengekspresikan motorikan tari dengan
irama sederhana
Melempar bola
Berjalan dengan baik (keseimbangan tubuh
makin baik)
Berlari dengan baik (keseimbangan tubuh
makin baik)
Berlari di tempat
Naik turun tangga tanpa berpengangan
Melompat dengan satu kaki secara
bergantian
Merayap dan merangkak lurus ke depan
Melakukan senam dengan mengikuti
contoh.
Keterangan tingkat ketrampilan :
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
cxxxi
Perlu bantuan yang bersifat paksaan :
cxxxii
FORMAT EVALUASI
TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK ANAK
USIA > 4-5 TAHUN
No Keterampilan Motorik Tingkat
Keterampilan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17
Menempel
Mengerjakan teka- teki (puzzle)
Menyusun potongan-potongan gambar )
Menjahit sederhana
Makin terampil menggunakan jari tangan (mewarnai
dengan rapi)
Mengisi pola sederhana (dengan sobekan kertas, dan
stempel)
Mengancingkan kancing baju
Menggambar dengan motorik naik turun bersambung
(seperti gunung atau bukti)
Menarik garis lurus, lengkung, dan miring
Mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi
Melempar dan menangkap bola
Melipat kertas
Berjalan di atas papan titian (keseimbangan tubuh)
Berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur, ke
samping, di atas satu garis)
Memanjat dan bergelantungan (berayun)
Melompati parit atau guling
Melakukan senam dengan motoriknya sendiri
Keterangan tingkat ketrampilan :
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan yang bersifat paksaan :
cxxxiii
KISI-KISI INSTRUMEN PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TPA
MELATI SEMARANG
NO VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR ITEM
A.
Pembinaan
Penitipan
Anak
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
a. Perencanaan kegiatan
b. Isi program
c. Bentuk pembinaan
d. Metode pembinaan
e. Motivaswi anak
f. Motivasi orang tua
g. Harapan TPA
a. Susunan
Kepengurusan
b. Perekrutan Pengurus
c. Perekrutan anak didik
d. Jaminan
kesejahteraan
e. Lokasi
f. Biaya
a. Persiapan sarana
prasarana
A 1, 2, 3. B1
A 4
A 5, 6. C2, 4
A 7. B6, 10
B 23, 24
C 1, 7, 11, 13
A 14. C15
A 9. B2
A 17, 19
A 18. C12
A 20
C 8,9
C 10
A 11, 15. B15,
16
cxxxiv
4. Evaluasi .
b. Pengembangan
kemampuan anak
c. Waktu dan jadwal
d. Tahap pembinaan
e. Kemampuan
pengasuh
f. Interaksi dengan anak
g. Kendala
a. Proses penilaian
b. Komunikasi Hasil
c. Respon orang tua
C 6, B25, 26,
19
B 3, 4 C.3, 14
A 8. B9, 12
A 16. B7, 8.
B 17, 18 C.6
A 10. B5
B 11. C5
A 12. B13
A 13. B14. B
20
B 21, 22
cxxxv
Lembar Observasi
Lingkungan Fisik Dan Fasilitas TPA
Keberadaa
n
Kondisi No Nama Barang
Ad
a
Tidak
Jml
Bai
k
Bur
uk
1.
Kelengkapan Ruangan
� Ruang Pembinaan Anak
o R. Makan
o R. Pemeriksaan Anak
o R. Tidur
o Kamar Mandi
o R. Isolasi Sementara
o R Bacaan /
Perpustakaan
o R. Bermain
o R. Penyimpangan
Mainan
� Halaman
� Ruang Administrasi
Perkantoran
o R Pimpinan
o R. Tata Usaha
o R. Tunggu Orang Tua
o R Serbaguna
cxxxvi
2.
3.
� Ruang Penunjang
o R. Dapur
o Kamar Mandi
o R. Cuci/ Setrika
o R. Penjaga
Sarana Pendukung
� Meja, Kursi
� Karpet
� Almari
� Rak Penyimpangan
Mainan
� TV/Radio
� Alat Tulis Kantor
� Telepon
� Mesin Ketik
� Sarana Air Bersih
� Kipas Angin
Peralatan Pendukung
Belajar
� Peralatan Pendukung
Bimbingan Belajar
o Alat Belajar
Menghitung Dan
Mengukur
o Alat Melukis,
Kerajinan Tangan
cxxxvii
o Fasilitas Audio Visual
o Alat Permainan Teka-
Teki/ Puzzle
o Alat Percobaan
� Peralatan Pendukung
Bermain Peran
o Alat Pendukung Peran
Keagamaan
o Alat Pendukung Peran
Kegiatan Dapur
o Alat Pendukung Peran
Binatang
o Alat Pendukung Peran
Profesi Medis
o Alat Pendukung Peran
Petani
o Alat Pendukung Peran
Untuk Sandiwara
Boneka
� Peralatan Pendukung
Permainan Motorik Kasar
o Ayunan
o Ban Bekas
o Alat Pemanjat
o Papan Luncuran
o Arena Main Bola
cxxxviii
o Bantalan Untuk
Berguling
o Balok- Balok Ringan
o Jungkat- Jungkit
� Peralatan Pendukung
Permainan Budaya
o Gambar Pahlawan
o Pakaian Adat Jawa
o Mainan Tradisional
o Lilin Malam Untuk
Melatih Jari- Jari
o Boneka Khas Daerah
Sarana perpustakaan
o Buku Keagamaan
o Buku kesehatan anak
o Buku petunjuk
bimbingan anak
o Buku cerita bergambar
o Buku gambar alam dan
lingkungan
o Majalah anak
Peralatan pendukung
permainan luar ruangan
o Lapangan
o Ayunan
o Tanda- tanda lalu lintas
cxxxix
5.
6.
o Kemah-kemahan
o Papan plosotan
o Jungkat- jungkit
o Sepeda
o Ban bekas
DOKUMENTASI
PENELITIAN
Profil Pembinaan Penitipan Anak
Usia Dini di Taman Pengasuhan Anak Melati
cxl
1. Dokumentasi wawancara informan tenaga pengasuh
2. Foto peneliti bersama tenaga pengasuh dan anak didik TPA Melati
3. Kegiatan anak istirahat
cxli
4. Kegiatan bermain di luar ruangan
PEDOMAN WAWANCARA
cxlii
A. Informan Pimpinan
I. Identitas subyek
1. Nama :
2. Tempat /Tgl lahir :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan terakhir :
6. Pekerjaan :
7. Alamat :
8. Hari/ Tgl wawancara :
II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati
1. Kapan TPA Melati berdiri ?
2. Siapakah yang merencanakan pembinaan di TPA Melati ?
3. Bagaimanakah perencanaan pembinaan dilakukan ?
4. Bagaimanakah isi program pembinaan di TPA Melati ?
5. Bagaimanakah prinsip – prinsip pembinaan yang dilakukan di TPA
Melati ?
6. Bagaimanakah bentuk pembinaan Penitipan anak usia dini di TPA
Melati ?
7. Apa metode pembinaan yang dilakukan di TPA Melati ?
8. Bagaimanakah proses pembinaan dilakukan ?
cxliii
9. Bagaimanakah susunan kepengurusan yang secara administratif
tersusun di TPA Melati ?
10. Bagaimanakah anda melakukan interaksi dengan anak ?
11. Bagaimanakah persiapan sarana pembinaan di TPA Melati ?
12. Bagaimanakah cara penilaian dilakukan ?
13. Bagaimanakah lembaga mengkomunikasikan hasil pembinaan kepada
orang tua anak didik ?
14. Bagaimanakah harapan TPA Melati setelah anak mengikuti
pembinaan ?
15. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang disediakan oleh TPA
Melati untuk pembinaan ini ?
16. Bagaimanakah kemampuan tenaga pengasuh dalam melaksanakan
pembinaan terhadap anak usia dini ?
17. Bagaimanakah cara merekrut tenaga pengasuh ?
18. Bagaimanakah cara merekrut anak didik ?
19. Syarat apa saja yang ditentukan oleh lembaga dalam merekrut tenaga
pengasuh?
20. Bagaimanakah lembaga memberikan jaminan kesejahteraan
pengasuh ?
cxliv
PEDOMAN WAWANCARA
B. Informan Tenaga pengasuh
I. Identitas subyek
1. Nama :
2. Tempat Tgl lahir :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
7. Alamat :
8. Hari/ Tgl wawancara :
II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati
1. Siapa yang menyelenggarakan pembinaan penitipan anak di TPA
Melati ?
2. Bagaimanakah susunan kepengurusan yang secara administratif yang
tersusun di TPA Melati ?
3. Berapa lamakah waktu pembinaan dilakukan ?
4. Berapa lama pembina bertatap muka dengan anak dalam satu hari ?
5. Bagaimana cara pembina melakukan interaksi pada saat pembinaan ?
6. Pendekatan apa yang dilakukan pembina dalam pembinaan?
cxlv
7. Bagaimanakah pembina menyesuaikan isi program pembinaan dengan
kebutuhan anak ?
8. Bagaimanakah pembina menyesuaikan isi program pembinaan dengan
tahap perkembangan anak ?
9. Bagaimanakah tahap – tahap kegiatan pembinaan di TPA Melati ?
10. Apa metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan ?
11. Kendala apa saja yang ditemui pembina saat menggunakan metode –
metode pembinaan ?
12. Bagaimanakah kegiatan rutin keseharian dalam pembinaan ?
13. Bagaimana penilaian yang anda lakukan dalam memantau
perkembangan anak ?
14. Bagaimana anda mengkomunikasikan hasil pembinaan baik kepada
lembaga maupun kepada orang tua ?
15. Apa saja sarana belajar yang anda gunakan untuk pelaksanaan
pembinaan ?
16. Apa saja alat belajar yang mendukung kegiatan yang dilakukan di
TPA?
17. Usaha apa yang dilakukan pembina dalam berinteraksi dengan anak
didik ?
18. Bagaimana cara pembina membimbing anak usia dini agar dapat
terjalin interaksi antara anak dengan orang lain di sekitar ?
19. Bagaimana cara anak untuk berinteraksi dengan tenaga pengajar dan
orang lain ?
cxlvi
20. Bagaimana anda mengkomunikasikan perkembangan anak di TPA
kepada orang tua ?
21. Bagaimanakah respon orang tua pada saat anda menunjukkan hasil
perkembangan anak mereka ?
22. Bagaimanakah tanggapan orang tua pada pembinaan yang dilakukan
oleh pembina ?
23. Bagaimana motivasi anak untuk mengikuti kegiatan di TPA Melati ?
24. Bagaimana kemampuan belajar anak ditinjau dari usia mereka ?
25. Bagaimana cara anak untuk berinteraksi dengan tenaga pengajar dan
orang lain disekitar TPA Melati ?
26. Bagaimana reaksi anak ketika bermain dengan teman-teman
sebayanya?
cxlvii
PEDOMAN WAWANCARA
C. Informan Orang tua
I. Identitas subyek
1. Nama :
2. Tempat Tgl lahir :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
7. Alamat :
8. Hari/ Tgl wawancara :
II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati
1. Mengapa anda memilih TPA Melati untuk menitipkan anak ?
2. Bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh pembina pada anak anda ?
3. Bagaimana waktu atau jadwal anda menitipkan anak anda ?
4. Bentuk pembinaan yang seperti apa yang anda harapkan di TPA
Melati ?
5. Kesulitan apa saja yang anda hadapi selama menitipkan anak anda ?
6. Perubahan apa saja yang mencolok dari anak selama mengikuti
pembinaan di TPA Melati ?
7. Anda mengetahui keberadaan TPA Melati dari siapa ?
8. Berapa jarak antara rumah anda dengan TPA Melati ?
cxlviii
9. Menurut anda bagaimana letak TPA Melati ?
10. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk menitipkan anak di TPA
Melati ?
11. Berapa lama anda telah menitipkan anak anda di TPA Melati ?
12. Berapakah usia anak anda saat pertama kali anda titipkan di TPA
Melati ?
13. Apa motivasi anda menitipkan anak anda di TPA ?
14. Bagaimana cara anda meluangkan waktu dalam memantau
perkembangan anak ?
15. Bagaimanakah harapan anda dengan menitipkan anak anda di TPA
Melati ?
cxlix
SATUAN KEGIATAN HARIAN
Hari Pukul Kegiatan Kemampuan Sarana
07.00-
08.00
Proses pemeriksaan
umum
Meningkatkan
sosialisasi dan
etika
- Tempat cuci kaki
tangan dan
penyimpanan
pakaian
08.00-
09.00
Kegiatan bebas
diluar berjamur
Belajar
sosialisasi,
meningkatkan
kesegaran
jasmani
- Alat permainan
luar
09.30-
10.00
Kegiatan bermain
dalam ruangan
Meningkatkan
sosialisasi,
komunikasi,
kreativitas
- Alat permainan
dalam ruangan
10.00-
11.00
Istirahat Relaksasi
badan/
pengembangan
fisik
- Tempat tidur,
bantal, guling
11.00-
11.30
Makan siang dan
minum
Pengembangan
komunikasi,
etika
- Peralatan makan
11.30-
12.30
Kegiatan bebas Kemampuan
kognitif, moral
etika,
- Alat-alat
permainan
12.30-
13.30
Istirahat Pengembangan
fisik
- Tempat tidur,
bantal, guling
Senin s/d
Jumat
13.30-
15.30
Berbenah Kemampuan
sosialisasi dan
melatih
kemandirian
- Peralatan yang
dibawa anak dari
rumah
cl
FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA
No Keterampilan Moral dan Nilai-nilai
agama
Tingkat Pengembangan
1 Bersenandung lagu agama
2 Mengikuti bacaan doa
3 Menirukan gerak ibadah
4 Mendengarkan cerita tentang kebesaran
Tuhan
5 Mengenal “Nama” Tuhan
6 Menanyakan dan mengajukan rasa sayang,
cinta kasih melalui belaian, rangkulan
7 Mengucapkan terima kasih
8 Mengucapkan salam
9 Mengucapkan kata-kata santun (maaf,
tolong)
Nama anak :
Tempat/Tgl. Lahir :
Keterangan kemampuan
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan yang bersifat paksaan :
cli
FORMAT EVALUASI
TINGKAT PENGEMBANGAN FISIK
No Keterampilan Fisik Tingkat Pengembangan
1 Berjalan Stabil
2 Berjalan Mundur
3 Naik-turun tangga dengan atau tanpa
berpegangan
4 Memanjat
5 Berjalan mengikuti jejak secara lurus atau
melingkar
6 Berjalan tanpa jatuh
7 Mengikuti gerakan binatang
8 Menendang, menangkap, dan melempar bola
dari jarak dekat
9 Melompat dengan dua kaki sekaligus
10 Masuk kedalam lorong-lorong atau meja kursi
atau kardus yang di susun
11 Membedakan permukaan 3 jenis benda
melalui rabaan
12 Menunjuk mata boneka
13 Merobek lurus
14 Melipat kertas sembarang
Nama anak :
Tempat/ Tgl. Lahir :
Keterangan kemampuan
Dapat melakukan sendiri :
clii
Perlu bantuan :
Perlu bantuan tapi dipaksakan :
FORMAT EVALUASI
TINGKAT PENGEMBANGAN BAHASA
No Keterampilan Bahasa Tingkat Pengembangan
1 Mengenal suara di sekitar
2 Mengatakan dalam kalimat pendek 2-4
kata
3 Mengerti dan melaksanakan 1 perintah
4 Mengajukan pertanyaan
5 Menyebutkan nama benda
6 Tertarik pada gambar dalam buku
Nama anak :
Tempat/ Tgl. Lahir :
Keterangan kemampuan
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan tapi dipaksakan :
cliii
FORMAT EVALUASI
TINGKAT PENGEMBANGAN KOGNITIF
No Keterampilan Kognitif Tingkat Pengembangan
1 Mengelompokkan benda yang sama
2 Mengelompokkan ( lingkaran dan bujur
sangkar)
3 Membedakan besar kecil
4 Membedakan rasa
5 Membedakan bau
6 Mengulang bilangan 1,2,3,4,5
7 Mengelompokkan atau pengenalan warna
Nama anak :
Tempat/ Tgl. Lahir :
Keterangan kemampuan
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan tapi dipaksakan :
cliv
FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN SOSIAL
EMOSIONAL
No Keterampilan Sosial Emosional Tingkat Pengembangan
1 Mengenal etika makan dan jadwal makan
teratur
2 Mulai dapat “berbagi”
3 Mulai mahir menggunakan toilet (WC kamar
mandi)
4 Dapat ditinggalkan oleh orang tuanya
5 Dapat memilih kegiatannya sendiri
6 Menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih,
takut
7 Menjadi pendengar yang baik
8 Latihan membereskan alat permainan
Nama anak :
Tempat/ Tgl. Lahir :
Keterangan kemampuan
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan tapi dipaksakan :
clv
FORMAT EVALUASI
TINGKAT PENGEMBANGAN SENI
No Keterampilan Seni Tingkat Pengembangan
1 Mendengarkan musik dan mengikuti irama
2 Bertepuk tangan dengan variasi
3 Memukul benda-benda dengan tangan
Nama anak :
Tempat/ Tgl. Lahir :
Keterangan kemampuan
Dapat melakukan sendiri :
Perlu bantuan :
Perlu bantuan tapi dipaksakan :
clvi