Post on 24-Nov-2015
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN DAN TEKNIK LABORATORIUM
TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN OLES
Oleh :
Nama : Wahyu Kurniawan
NIM : J1C107057
Kelompok : I (Satu)
Asisten : Rosmalida Noprianti
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGIFAKLUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBANG MANGKURATBANJARBARU
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaan
secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel.
Sel yang digunakan yaitu sel hewan dan sel tumbuham. Mikroteknik semakin
berkembang dewasa ini. banyak metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan
tergantung bahan yang akan digunakan. sel hewan yang kebanyakan digunakan
untuk pembuatan sediaan dengan metode smear ataupun embedding dan sering
kali pula dengan metod whole mount. Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan
dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan dari pada sel hewan karena
struktur sel hewan an sel tubuhan yang berbeda (Djukri, 2007). Praktikum ini
dilakukan karena ingin mengetahui cara atau teknik-teknik pembuatan sediaan
metode oles.
Salah satu metode yang digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis
adalah metode oles (smear method). Metode oles adalah suatu cara membuat
sediaan mikroskopis dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan
yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas obyek, dimana metode ini
biasanya digunakan pada pembuatan sediaan darah; spermatozoa; cairan
haemolimf belalang; protozoa; mukosa mulut; dan mukosa vagina.
Metode Oles dapat pula digunakan dalam pemeriksaan sitologi konvensional
atau dikenal dengan Pap Smear yang artinya pemeriksaan untuk melihat sel-sel
leher rahim dimana sampel diambil melalui vagina, kemudian diusapkan pada
kaca benda, lalu diwarnai, untuk kemudian dilihat di bawah mikroskop oleh
seorang dokter ahli Patologi Anatomi
1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum dengan judul teknik pembuatan sediaan dengan
metode oles yaitu mengenal tahap-tahap pembuatan, alat dan bahan dalam
praktikum teknik pembuatan sediaan dengan metode oles atau smear.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Smear atau Oles, yaitu metode pembuatan preparat dengan cara
mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan
diatas gelas objek. Metode ini dipakai untuk pembuatan sediaan darah,
spermatozoa, cairan hemolimf belalang, protozoa, mukosa mulut dan mukosa
vagina. Untuk pembuatan sediaan dengan menggunakan darah biasanya akan
ditetesi dengan EITA atau heparin agar tidak terjadi pembekuan darah. untuk
metode ini biasanya digunakan bahan dari sel hewan (Pujawati, 2002).
Pembuatan sediaan oles selain dapat dikerjakan selain darah hewan-hewan
golongan avertebrata, juga dapat digunakan untuk pembuatan preparat darah
manusia yang tujuannya untuk mencari ada atau tidak adanya parasit darah yang
biasanya jarang terdapat didalamnya. Cara fiksasi sediaan oles ada 2, yaitu: fiksasi
sediaan sebelum kering dan fikasasi sediaan setelah kering. Fiksaktif yang
digunakan setelah sediaan menjadi kering adalah fiksatif-fiksatif yng berbentuk
cairan, yang palng banyak digunakan adalah metyl alkohol, alkohol absolute, dan
alkohol eter. Cara fiksatif semacam ini sangat baik untuk bakteri dan eritrosit yang
keduanya tidak banyak mengalami perubahan bentuk. Walaupun sediaannya
menjadi kering, metode ini dapat juga dipakai untuk leukosit apabila tujuannya
untuk melihat bentuk normal. Biasanya fiksaktif yang digunakan untuk sediaan
oles yang belum kering adalah fiksaktif-fiksatif yang dapat membentuk uap atau
pun gas. Apabila fiksatif berbentuk cairan yang dipergunakan maka sediaan darah
yang masih basah ini akan larut seperti dicuci. Fiksatif yang biasa digunakan
untuk sediaan semacam ini adalah osmic acid 2%, hendaknya dalam
menggunakannya hati-hati karena uapnya sangat berbahaya yaitu dapat
memfiksasi selaput lender hidung dan kerongkongan (Saas, 1958).
Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan preparat dan sediaan mikroskopis pada
umumnya disebut sebagai mikroteknik. Teknik teknik pada pembelajarannya
mengacu pada cara preparat itu sendiri dibuat. Pada praktikum kali ini metode
atau teknik yang digunakan adalah metodeapusan atau tekniksmear. Dalam setiap
pembuatan preparat pada umumnya selalu dilakukan fiksasi terlebih dahulu.
Sedangkan fiksasi itu sendiri adalah suatu cara atau proses (metode) yang
bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah fungsi dan struktur di dalam sel
itu sendiri. Jika telah dilakukan fiksasi maka preparat yang dibuat akan menjadi
lebih awet (Pujawati, 2002).
Salah satu metode dalam mikroteknik adalah membuat sediaan dengan
cara dioleskan di atas kaca benda dengan bantuan kaca benda yang lain. Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh apusan yang setips tipisnya sehingga bentuk dari
sel yang dijadikan bahan apusan tersebut dapat terlihat dengan jelas di bawah
mikroskop. Dengan kata lain teknik pembuatan perparat dengan metode apusan
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran bentuk sel yang sejelas jelasnya
sehingga sel tersebut dapat dengan mudah untuk diketahui dan diamati (Santoso,
2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 April 2010
bertempat di Laboratorium Dasar Ruang Biologi I Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spuit, gelas objek, gelas
objek yang ditempeli gelas penutup, gelas penutup, gelas ukur, staining jar, pipet
tetes, dan label.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah (ikan, katak,
ayam, mencit), metanol, larutan Giemsa 10%, aquadest, entellan, air (kolam,
rendaman Hydrilla sp, sawah dan rendaman jerami), NaCl Fisiologis, Alkohol
70%, Haematoksilin, Eosin, Alkohol bertingkat, dan Xylol.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Membuat Preparat Smear Darah Ikan, Katak atau Mencit
1. Diambil darah dengan spuit yang berisi heparin.
2. Diteteskan pada gelas objek bersih.
3. Dibuat apusan tipis dengan bantuan gelas objek yang lain dan dikering
anginkan.
4. Difiksasi dengan metanol selama 2 menit.
5. Diwarnai dengan pewarna giemsa 10% selama 30 menit.
6. Dicuci dengan aquadest dan dikering anginkan.
7. Dicuci dengan akuades.
8. Dikering anginkan.
9. Ditutup dengan perekat entelan dan diberi label.
3.3.2 Membuat Preparat Smear Protozoa Dari Air Kolam, Rendaman
Hydrilla sp, Air Sawah dan Rendaman Jerami.
1. Diambil protozoa dari air kolam, rendaman Hydrilla sp, air sawah dan
rendaman jerami untuk seluruh protozoa dari air kolam maupun air
rendaman terlebih dahulu diencerkan dengan NaCl fisiologis.
2. Diteteskan cairan yang mengandung protozoa tersebut pada gelas
objek.
3. Diperiksa dengan mokroskop apakah protozoa yang dimaksud ada.
4. Digoyang objek gelas agar terbentuk lapisan tipis pada gelas objek.
5. Dikering anginkan.
6. Dicelupkan dalam alkohol 70%.
7. Diwarnai dengan hematoksilin selama 1 menit, dicuci dengan air.
8. Diwarnai dengan hematoksilin selama 1 menit, dicuci dengan air.
9. Diwarnai lagi dengan eosin selama 5 menit kemudian dicuci lagi
dengan air.
10. Didehidrasi dengan alkohol bertingkat 30%, 50%, 70%, 80%, 95%,
100%, beberapa kali celupan.
11. Diclearing dengan xilol I dan xilol II masing-masing selama 15 menit.
12. Ditutup dengan perekat dan dilabel.
13. Diamati hasil yang diperoleh dibawah mikroskop.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Preparat Sediaan Oles (Darah).
No. Gambar Keterangan1. Darah Mencit
- Berwarna ungu- Tidak mempunyai inti- Perbesaran 400 x
2. Darah Ikan- Berwarna merah- Mempunyai inti- Perbesaran 400 x
3. Darah Katak- Berwarna merah- Mempunyai inti- Perbesaran 400 x
4. Darah Ayam- Berwarna merah- Tidak mempunyai inti
- Perbesaran 400 x
Tabel 2. Preparat Sediaan Oles (Protozoa)
No. Gambar Keterangan1. Rendaman Air Jerami
Membran sel Berbentuk batang Bersilia Perbesaran 400 x Spesies : Paramecium
sp.
2. Air Kolam Membran sel Berbentuk bulat Perbesaran 400 x Spesies : Volvox sp.
3. Air Sawah Membran sel Berbentuk batang Berflagel Perbesaran 400x Spesies : Euglena sp.
4. Rendaman Hydrilla sp.
Membran sel- Berbentuk batang- Perbesaran 400x- Spesies : -
4.2 Pembahasan
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode
oles/apusan/smear. Pada metode ini, sediaan dibuat dengan cara mengoles atau
membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan cairan di atas
gelas objek. Pengamatan dengan menggunakan metode ini misalnya dilakukan
pada preparat darah ikan, katak, ayam atau mencit, selain itu juga, dapat juga
digunakan untuk preparat protozoa dari air kolam.
Fungsi dari larutan-larutan pada pembuatan preparat smear darah katak
dan mencit yaitu : metanol untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel
pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di
dalamnya yang dilakukan selama 2 menit, pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna
yang umum digunakan agar sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering
disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak dipakai
untuk mempelajari morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi
parasit-parasit darah misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk
serbuk atau larutan yang disimpan di dalam botol yang gelap. Di dalam
laboratorium-laboratorium banyak dipakai larutan Giemsa 3% yang dibuat dari
larutan baku Giemsa yang berupa cairan (larutan).
Sedangkan pada pembuatan preparat smear protozoa dari air kolam,air
sawah, air rendaman jerami dan air rendaman Hydrilla sp. NaCl fisiologis
berfungsi untuk mencairkan protozoa dari air sampel. Pewarna yang digunakan
adalah haematoksilin dan eosin yang fungsinya sama seperti pewarna giemsa pada
pembuatan preparat smear darah katak dan mencit. Selain itu juga digunakan xilol
yang digunakan pada proses clearing dengan tujuan untuk menghilangkan
kandungan alkohol yang ada di dalam sel. Secara umum, proses pewarnaan itu
berfungsi agar dapat mempertajam atau memperjelas berbagai elemen jaringan,
terutama sel-selnya, sehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop.
Hasil yang didapatkan pada pengamatan protozoa air sawah, air rendaman
Hydrilla sp. dan air rendaman jerami yaitu adanya protozoa berbentuk batang
dengan pengamatan ini dilakukan pada perbesaran 40x10 dan pada air kolam di
temukan berbentuk bulat. Sedangkan hasil dari preparat darah yaitu didapat darah
ikan berwarna merah dan memiliki inti, perbesaran 400x. Darah katak berwarna
merah, mempunyai inti, perbesaran 100x. Darah ayam berwarna merah, tidak
memiliki inti perbesaran 400x. Terakhir darah mencit berwarna ungu susunan sel
darahnya rapat, tidak memiliki inti perbesaran 400x. Adanya perbedaan dari hasil-
hasil yang didapat karena tergantung dari tebal dan tipisnya sediaan yang dibuat
serta waktu yang diperlukan baik itu selama proses fiksasi ataupun proses
pewarnaannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah
1. Bahwa metode oles (smear method) adalah suatu cara membuat
sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan
yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas objek.
2. Metode ini juga dikenal dengan istilah apusan/smear yang biasa
dipakai untuk pembuatan sediaan darah, spermatozoa, cairan
haemolimf belalang, protozoa, mukosa mulut, dan mukosa vagina.
3. Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu pada
darah mencit didapatkan sel yang berwarna ungu dan tidak berinti,
pada darah katak dimana selnya berwarna merah dan mempunyai inti
di tengah, dan pada protozoa air jerami yaitu adanya sel berbentuk
batang.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah agar praktikum
melakukan pengamatan lebih teliti pada saat pengamatan dibawah mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA
Djukri, 2007. Pembekalan Berwirausaha Dalam Pembuatan Preparat Awetan http://kuliahbiologi.wordpress.com/category/mikroteknik. Diakses tanggal 26 April 2010
Dwi Pujawati, E. 2002. Petunjuk Praktikum Mikroteknik Tumbuhan. Fakultas MIPA Jurusan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Johansen, D.A. I 940. Plant Microtechnique. Ist ed. New York: McGraw-Hill Publications in the Botanical Sciences.
Saas. J.E. 1958. Botanical Microrechniques. 3 ed. Ames, iowa: The Iowa State College Press.
Santoso, H. B. 2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.