Transcript of 29 PELAKSANAAN DAN PEM3AHASAN
P.T. MULTIBREEDER didirikan dengan akte Notaris Sastra Kosasih
Sh
No. 11 tanggal 13 Pebruari 1985. Berdasarkan akte notaris yang sama
No. 9
tanggal 4 Juni 1986, P.T. MULTIBREEDER dirubah menjadi P.T,
MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Anggaran Dasar Perusahaan dan
perubahannya tersebut mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor C2-6510.HT.01.01.TH.1986
tanggal
18 September 1986 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.
90 Lembaran TambahanNo. 1351 tanggal 11 Nopember 1986.
Selanjutnya Anggaran Dasar Perusahaan tersebut mengalami
perubahan
dengan Akte No. 180 tanggal 28 Maret 1990 dari Notaris Esther
Daniar Iskandar,
SH mengenai tempat kedudukan Perusahaan yang dipindahkan ke Jakarta
dan
peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar
tersebut telah
disahkan Menteri Kehakiman melalui surat keputusan no. C2-
5045.HT.01.04.TH.1990 tanggal 20 Agustus 1990.
Perseroan ini bergerak dalam bidang usaha pembibitan ayam induk
(Grand
Parent Stock Farm) dan pembibitan anak ayam (Parent Stock Farm)
dalam arti
seluas-luasnya. Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun
1985.
Produk yang diusahakan adalah berupa bibit anak ayam terdiri
dari:
• MF 502 - pejantan (Final Stock Male)
Produk sampingan terdiri dari ayam afkir dan telur konsumsi.
PT. MULTIBREEDER bergabung dengan PT. JAPFA COMFEED
INDONESIA pada tahun 1991 dan menjalin kerjasama yang sinergis,
sehingga
unit-unit pembibitannya dijamin memperoleh pakan ayam yang
berkualitas yang
sesuai untuk galur ayam yang dikembangkan oleh MULTIBREEDER.
Pada tanggal 25 Januari 1993 Perusahaan membeli seluruh saham
P.T.
Multiphala Adiputra sebanyak 20 saham, nominal Rp. 10.000.000,00
per saham
atau berjumlah Rp. 200.000.000,00. Perusahaan ini bergerak dalam
bidang usaha :
kontraktor, perdagangan umum, peternakan dan konsultan.
Sebagai distributor tunggal dan pemegang Iisensi dari Lohmann
Tierzucht
Gmbh, Jerman, Multibreeder berhak untuk mengimpor dan
mengembangkan
pembibitan ayam induk di Indonesia. Ketika import bibit induk ayam
dilarang,
Multibreeder memperoleh hak untuk mengimport bibit ayam
nenek.
Hingga tahun 1993, Multibreeder telah mampu mengembangkan
usahanya
menjadi 10 unit pembibitan ayam, dengan total area seluas kira-kira
180 hektar.
Jumlah produksi pada tahun 1993 mencapai lebih dari 50 juta ekor
anak ayam
umur sehari {day-old-chicks) dan akan semakin meningkat pada tahun
1994
sejalan dengan perluasan unit pembibitan.
STRUKTUR ORGANISASI
Pimpinan Unit
Kandang Supervisor
Hatchery Supervisor
Logistik Supervisor
4.1.2 Produksi
Produk yang dihasilkan dibagi dalam dua jenis yaitu produk utama
dan
produk sampingan. Produk utama meilputi bibit ayam induk (DOC
Parent Stock)
dan bibit ayam niaga (DOC Final Stock) yang terdiri atas jenis
pedaging (Broiler)
dan petelur (Layer). Adapun produk sampingan meliputi ayam afkir
(ayam
culling) dan telur konsumsi.
(DOC Grand Parent Stock) Lohmann yang secara khusus didatangkan
dari
Jerman.
mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Dengan
penerapan
manajemen peternakan (Farm Management) yang baik, perusahaan
berhasil
mengoptimalkan produksinya.
(Preventive Health Management) dengan sistem komputer Elisa
Flockcek Bio-
detection guna menunjang hasil dan kualitas produksi. Sistem ini
memungkinkan
manajemen perusahaan menjaga dan mempertahankan kesehatan bibit
ayamnya.
Selain itu dengan adanya laboratium keliling (Mobile Laboratory)
yang dimiliki
perusahaan juga sangat membantu dalam melakukan pengawasan
dan
pencengahan penyakit secara dini dan cepat.
34
suatu keahlian dan penanganan khusus, mulai dari pemilihan lokasi
pembibitan
dan pembangunan fasilitas pembibitan, penyusunan program budidaya
dan
pengembangan manajemen pembibitan tennasuk didalamnya
pengendalian
kesehatan ayam untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Proses
produksi
perusahaan ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.
© Proses produksi pembibitan ayam perusahaan dimulai dari
mengimport bibit
ayam nenek umur sehari (DOC Grand Parent Stock) Lohmann dari
Jerman
selanjutnya dibudidayakan untuk menghasilkan telur tetas yang
bermutu baik.
Kemudian dilakukan proses penetasan telur dengan menggunakan
mesin
penetas yang canggih untuk menghasilkan bibit ayam induk sehari
(DOC
Parent Stock). Selanjutnya bibit ayam induk ini dibudidayakan
untuk
menghasilkan telur tetas, yang kemudian setelah melewati proses
penetasan
yang sama menghasilkan bibit ayam niaga umur sehari (DOC Final
Stock).
Bibit ayam niaga inilah yang dipasarkan kepada para pembibit
yang
selanjutnya akan membudidayakan bibit ayam tersebut untuk
menghasilkan
daging atau telur.
© Proses pertumbuhan bibit ayam nenek (DOC Grand Parent Stock)
maupun
bibit ayam induk (DOC Parent Stock) untuk mencapai tahap produksi
telur
memerlukan waktu antara 21 sampai dengan 25 minggu. Masa produksi
dari
kedua jenis ayam ini adalah sekitar usia 52 minggu sampai dengan 57
minggu.
Masa penetasan telur berlangsung selama kurang 3 minggu.
35
© Ayam yang telah melewati masa produktif sebagai produk sampingan
dalam
bentuk ayam afkir (ayam culling). Disamping itu produk yang
dihasilkan
dapat pula berupa telur yang tidak dapat ditetaskan (telur
konsumsi), pupuk
kandang dan hasil produk samping lainnya.
4.1.3 Pemasaran
(Commercial Farms) yang selanjutnya membudidayakan bibit ayam
tersebut
diatas untuk menghasilkan daging dan telur ayam.
Daerah pemasaran perusahaan meliputi seluruh wilayah
Indonesia.
Pemasaran dilakukan secara langsung atau lewat agen pemasaran
dengan
menggunakan transportasi darat maupun udara.
Bagian pemasaran ini didukung oleh beberapa staf ahli
perunggasan
perusahaan yang berpengalaman luas. Dukungan ini antara lain berupa
pelayanan
pra dan purna jual kepada pelanggan seperti pelayanan laboratium
keliling
(mobile laboratory) dengan tujuan agar mereka dapat melakukan
usaha
pembudidayaan ayam dengan baik serta mencapai hasil produktivitas
optimal.
Untuk menunjang pemasaran guna meningkatkan penjualan,
perusahaan
melakukan penjualan secara kredit dengan jangka waktu rata-rata
satu bulan.
Kemudahan pemasaran produksi perusahaan juga didukung oleh
jaringan
pemasaran pakan ternak Japfa di seluruh Indonesia.
36
besar terlihat dari diterimanya pesanan di muka hingga beberapa
bulan.
4.1.4 Persaingan
Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih kurang 30 peternak
pembibitan
ayam {Breeding Farm) yang menghasilkan bibit ayam induk {DOC Parent
Stock)
dan bibit ayam niaga {DOC Final Stock). Sebagian peternak besar
pembibitan
ayam di Indonesia memiliki hubungan usaha dengan peternakan besar
pembibitan
ayam di luar negeri di mana peternak di Indonesia ini diberikan hak
untuk
mengimport bibit ayam nenek {DOC Grand Parent Stock) dari
negara-negara
produsen dan memasarkan hasil pembibitannya di seluruh wilayah
Indonesia.
Pada saat ini jenis bibit ayam yang populer di Indonesia antara
lain
adalah Lohmann, Arbor Acres, Hybro, ISA Brown, Hubbard, Dekalb
Warren dan
Golden Comet. Beberapa peternak besar ada juga yang tidak
mengimport secara
langsung bibit ayam nenek {DOC Grand Parent Stock) dari produsen
di
Indonesia.
mendatangkan jenis bibit ayam nenek Lohmann dari Jerman yang
keunggulannya
sudah teruji lewat beberapa pengujian taraf internasional. Selain
itu pemasokan
pakan ayam perusahaan juga didukung oleh Japfa selaku pemegang
saham
perseroan dan sebagai salah satu produsen pakan ternak terbesar di
Indonesia
(Sumber: Indocommercial, No. 71-19 Desember 1992).
37
pengembangan pembudidayaan bibit ayarn melaJui penelitian yang
seksama
disertai pelayanan pra dan purna jual kepada pelanggan.
4.1.6 Sumber Daya Manusia dan Sarana Penunjangnya
Untuk menjamin hasil terbaik dalam memproduksi bibit ayam
berkualitas,
Multibreeder menerapkan tehnologi tinggi yang modern. Selain
memiliki post
mortem microbiological dan serological laboratories yang muktahir,
sistem
komputer canggih Elisa Flockcek Biodetection juga digunakan untuk
mendeteksi
dan mengatasi penyakit ternak. Multibreeder juga menyediakan
labotorium
keliling untuk membantu pencegahan penyakit ayam sedini mungkin.
Tentu saja,
berbagai sarana yang modern tidak akan berarti tanpa didukung oleh
koahlian para
karyawan yang berkualitas. Pada jajaran staf Multibreeder, kurang
lebih 85% dari
tingkat manajer dan penyelia adalah lulusan perguruan tinggi. Di
samping itu,
Multibreeder juga memiliki Departemen Riset dan Pengembangan
yang
melakukan penelitian terhadap cara pembibitan dan pemeliharaan ayam
yang
efektif, termasuk pencengahan penyakit.
banyaknya pengalaman yang diperoleh selama ini. Faktor-faktor
seperti galur
ayam, kualitas pakan dan lokasi unit pembibitan berperan penting
dalam
38
manajemen adalah faktor yang sangat menentukan.
Meskipun tehnologi maju dan tenaga staf yang trampil sangat
mendukung,
namun pemeliharaan ayam dan penjagaan lingkungan dengan tingkat
ketelitian
yang tinggi hanya dapat dijamin dengan manajemen yang andal.
Kondisi seperti
lingkungan suara dan cahaya harus dipantau, disesuaikan dengan dan
dijaga
secara hati-hati. Pakan harus diberikan sesuai dengan jadwal,
vaksinasi harus
dilakukan secara berkala dan standar kebersihan yang tinggi juga
hams selalu
dijaga. Faktor-faktor ini sangat menentukan hasil produksi, baik
dari segi
kuantitas maupun kualitas. Karena itu, perusahaan selalu menerapkan
prosedur
yang ketat serta disiplin karyawan yang tinggi. Multibreeder
menyadari bahwa
manajemen yang baik adalah kunci menuju sukses dan patut bangga
atas
keandalannya di bidang ini.
cukup besar pada tahun-tahun terakhir ini: peningkatan penjualan
bersih
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, masing-masing adalah sebesar
73%
pada tahun 1991, 43% pada tahun 1992 dan sekitar 80% selama tahun
1993.
Kenaikan kapasitas produksi, produktivitas dan penjualan, yang
disebabkan oleh
peningkatan permintaan pasar dan kualitas produk, memberikan
dampak
langsung kepada peningkatan laba Multibreeder.
39
Dampak pencemaran lingkungan pembibitan ayam sebenarnya
hampir
tidak ada dan dapat dengan mudah ditanggulangi. Perusahaan
sangat
memperhatikan dampak lingkungan dari usaha pembibitan ayamnya. Hal
ini
terlihat dari terlaksananya metode pengurangan pencemaran oleh
perusahaan
dengan menata sistem kandang yang baik dan ruang terbuka yang
cukup,
memberikan pakan yang bergizi, mengusahakan manajemen kesehatan
preventif
dengan sistem komputer Elisa Flockcek Bio-detection serta
pengolahan atau
pemanfataan limbah yang cepat dan tepat.
Dalam pelaksanaannya perusahaan menempuh cara-cara sebagai
berikut:
© Penataan kandang yang baik dan tepat. Lantai kandang ditata baik
dengan
sistem full filter. Lebar kandang ditata sedemikian rupa sehingga
sirkulasi
udara dapat keluar masuk dengan mudah untuk menjaga kelembaban
dalam
kandang.
kandang dalam jarak yang memadai.
© Ramum makan yang baik. Kadar bau dan kotoran dari
peternakan
ditanggulanggi perusahaan dengan menebarkan anti oksidan
serta
mengupayakan pakan ayam yang bergizi dengan kualitas yang baik
karena
pakan ayam dengan kualitas tinggi dapat pula mengurangi bau yang
tidak
sedap.
40
preventif, perusahaan mengupayakan pengelolaan dan pencengahan
datangnya
penyakit secara dini.
secara periodik. Kotoran dan sekam bekas pakai dikumpulkan dalam
karung
plastik untuk digunakan sebagai pupuk tanaman.
© Pengelolaan limbah dangan sistem pengendapan. Air pembersih
kandang atau
air hujan ditampung di dalam kolanVbak pengendapan. Hasil kotoran
dalam
bak penggendapan diangkat dan diproses untuk menjadi pupuk
tanaman.
Berdasarkan penilaian oleh komisi Pusat Analisa Dampak
Lingkungan
Departemen Pertanian dan Penyajian Evaluasi Lingkungan,
pelaksanaan
penggurangan pencemaran lingkungan peternakan ayam perusahaan
telah
disetujui oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
RC.220/1372/B/VII/1993 tanggal 5 Agustus 1993,
RC.220/986/B/VI/1993
tanggal 2 Juni 1992, RC.220/883/B/V/1993 tanggal 31 Mei 1993.
4.2 Deskripsi Penelitian
4.2.1 Proses Produksi
Salah satu tempat yang diteliti oleh penulis adalah tempat
pertemakan yang
berada di daerah Mojosari. Adapun di dalam area unit 6 ini, dijaga
sangat ketat
tingkat kebersihan dan kesehatannya, sebagai contoh sebelum kita
memasuki area
pertenakan, kita akan disemprot dengan air yang mengandung bahan
kimia untuk
mencegah hama penyakit dan sebelum kita memasuki kandang atau
hatchery,
41
diwajibkan untuk mandi terlebih dahulu. Sebagai catatan air mandi
yang dipakai
mengandung bahan kimia untuk tujuan pencegahan masuknya hama
penyakit.
Tahap-tahap pelaksanaan proses produksi yang dilakukan dalam
perusahaan
ada 2 (dua) tahap, yaitu:
1. Departemen I (kandang)
Kandang merupakan tempat ayam dipelihara, sehingga kandang ini
perlu
dijaga agar ayam tersebut dapat tumbuh dengan sehat. Karena dengan
ayam yang
sehat tersebut, diharapkan dapat berproduksi secara maksimal sesuai
dengan apa
yang diharapkan. Pada tahap ini, dimana MB-6 sebagai lahan
peternakan yang
diamati oleh penulis, terdapat 3 flock usia breeder yang seluruh
flocknya berisi
ayam Layer. Dalam setiap flock terdapat 8 kandang. Dalam satu flock
antara satu
kandang dengan kandang yang lainnya usianya hanya terpaut sekitar
satu sampai
dengan dua minggu dan hal ini dianggap sama sedangkan dalam satu
kandang
mempunyai usia yang sama (chick in dalam waktu yang
bersamaan).
Pada MB-6 ini, terdapat dua jenis kandang yaitu kandang terbuka
dan
kandang tertutup. Pada masing-masing kandang ini, mempunyai
kapasitas yang
berbeda-beda kurang lebih dalam satu kandang dapat menampung
sekitar 6.000
ekor sampai dengan 15.000 ekor ayam dengan perbandingan betina 86%
dan
jantan 14%.
Pemberian pakan ternak (MT) disesuaikan dengan umur ayam dan
jenis
pakan ternak yang akan diberikan. Berikut ini adalah pemberian
makanan ternak
berdasarkan umur ayam dan jenis makanan ternaknya:
41
Jenis Makanan Ternak
Par Starter Layer
Par Starter Broiler
Par G Layer
Par LI Layer
Par L2 Layer
Setiap hari telur dikumpulkan dari kandang dan diseleksi yang
kemudian telur
hasil seleksi dikirim ke bagian Hatchery untuk ditetaskan. Dan
untuk telur yang
tidak memenuhi standar akan dikirimkan ke Depo Sentral untuk dijual
sebagai
telur konsumsi.
Yang dimaksud dengan ayam Grower ialah ayam yang belum dapat
menghasilkan telur. Biasanya ayam tersebut dimulai pada saat chick
in sampai
dengan usia 20 minggu.
Pada masa chick in, perawatan yang dilakukan ialah dengan memberi
air minum
yang mengandung multivitamin dan antibiotik untuk daya tahan
tubuh.
Pada masa grower ini pakan yang diberikan pada ayam berbeda-beda
sesuai
dengan usia ayam itu dari 1 hari sampai dengan menginjak usia 21
minggu.
43
Age in Weeks
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Body Weight (gr) average
80 130 180 250 320 410 500 590 680 770 860 950 1030 1110 1190 1270
1350 1440 1530
20 1600
minimum
75 125 175 240 310 395 480 570 655 745 830 915 995 1070 1150 1225
1300 1390 1475 1540
maximum
85 135 185 260 330 425 520 610 705 795 890 985 1065 1150 1230 1315
1400 1490 1585 1660
Feed Consumption g/bird/ day
12 19 25 30 35 40 45 50 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87
cummulative
9 84 217 392 602 847 1127 1442 1792 2170 2569 2989
3430 3892 4375 4879 5404 5950 6517 7105 7714
Water Consumption ml/bird day
21 33 44 53 61 70 79 88 95 100 105 110 116 121 126 131 137 142 147
152
cumulative ml
147 378 686 1057 1484 1974 2527 2143 3808 4508 5243 6013 6825 7672
8554
9471 10430 11424 12453 13517
Breeder
Yang dimaksud dengan ayam Breeder yaitu ayam yang mulai menginjak
umur
21 minggu.
Periode bertelur pada ayam Layer dibagi dalam dua masa,
yaitu:
1. Masa pra-Layer, usia 20-24 minggu
2. Masa Layer, usia 25 minggu sampai afkir.
Pada departemen I ini, pemakaian Makanan Ternak oleh bagian
recording dicatat
setiap hari. Sedangkan jumal untuk bagian akuntansi dicatat
berdasarkan
pencatatan yang dilakukan oleh gudang dan kandang.
Recording adalah tempat menyimpan data produksi (Kandang dan
Hatchery).
PRODUCTION GOALS PER HEN HOUSED
Age in
Weeks 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
63 64 65 66 67 68
20 40 60 80 86 88 89 90 90 89 88 88 88 87 87 87 86 86 85 84
63
82 81 80 80 79 78 77 76 75 74 73 72 72 71 70 69 68 67 66 65 64 63
62 61 60 59 58
Egg. No. per
Week 1.4 2.8 4.2 5.6 6.0 6.2 6.2 6.3 6.3 6.2 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1
6.1 6.0 6.0 5.9 5.9 5.8 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.4 5.3 5.3 5.2 5.1 5.1
5.0 4.9 4.9 4.8 4.8 4.7 4.6 4.6 4.5 4.5 4.4 4.3 4.3 4.2 4.1
4.0
accumu lated 1.4 4.2 8.4 14.0 20.0 26.2 32.4 38.7 45.0 51.2 57.4
63.5 69.7 75.8 81.9 87.9 93.9 99.9 105.9 111.7 117.6 123.3 129.0
134.6 140.2 145.7 151.1 156.5 161.8 167.1 172.3 177.4 182.5 187.5
192.4 197.3 202.1 206.9 211.5 216.2 220.7 225.2 229.6 233.9 238.2
242.4 246.5 250.5
Hatching Eg?
%
50 60 70 80 85 90 93 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94
94 94 94 94 94 94 94 94 94 93 93 93 93 93 93 92 92 92 91 91 90 90
88 87 87
per Weeks
1.4 2.5 3.9 4.8 5.2 5.6 5.9 5.9 5.9 5.8 5.8 5.8 5.7 5.7 5.7 5.7 5.6
5.6 5.5 5.5 5.4 5.3 5.3 5.2 5.2 5.1 5.1 5.0 4.9 4.9 4.8 4.7 4.7 4.6
4.5 4.5 4.4 4.3 4.3 4.2 4.1 4.0 3.9 3.8 3.7 3.6 3.5
S accumu
lated .
1.4 3.9 7.8 12.7 17.9 23.5 29.4 35.3 41.1 46.9 52.7 58.4 64.2 69.9
75.6 81.3 86.9 92.5 98.0 103.5 108.9 114.2 119.5 124.8 129.9 135.0
140.1 145.1 150.0 154.9 159.7 164.4 169.1 173.7 178.2 182.7 187.1
191.4 195.7 199.9 203.9 208.0 211.9 215.7 219.4 222.9 226.4
No. saleable Chick per
Weeks
0.4 0.8 1.4 1.7 1.9 2.2 2.3 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
2.3 2.3 2.3 2.2 2.2 2.2 2.2 2.1 2.1 2.0 2.0 2.0 2.0 1.9 1.9 1.8 1.8
1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.4 1.4 1.3 1.3 1.2
accumu lated
0.4 1.3 2.6 4.4 6.3 8.5 10.8 13.2 15.6 18.0 20.4 22.9 25.3 27.7
30.1 32.5 34.8 37.2 39.5 41.8 44.0 46.2 48.4 50.6 52.7 54.8 56.9
58.9 60.9 62.8 64.7 66.6 68.4 70.2 71.9 73.7 75.3 77.0 78.5 80.1
81.6 830 84.4 85.8 87.1 88.4 89.6
45
Departemen II (hatchery)
Hatchery adalah tempat di dalam area peternakan yang bei \mgsi
untuk
menetaskan telur yang diterima untuk ditetaskan menjadi ayam kecil
yang
disebut Daily Old Chick (DOC).
Telur tetas dari kandang dikirimkan ke Hatchery untuk ditetaskan.
Setelah
melalui di Terminal Telur dimana telur tersebut dihitung dulu
disesuaikan dengan
bon pengiriman dari pihak pengirim. Kemudian telur yang diterima
kemudian
diseleksi untuk membedakan telur yang bisa ditetaskan dan telur
yang tidak bisa
ditetaskan. Apabila telur tersebut tidak memenuhi syarat (tidak
bisa ditetaskan)
maka telur tersebut akan dikirim ke Depo Sentral untuk dijual
sebagai telur
konsumsi, sedangkan telur yang sudah lulus seleksi
dikirimkan/diletakkan di
Cooling Room selama 1-3 hari sambil diperiksa ulang dan diberi kode
asal
kandang. Suhu Cooling Room berkisar antara 18° sampai dengan
20°C.
Setelah dari Cooling Room, telur tetas ini akan dilanjutkan ke
mesin setter
selama 18 hari sampai dengan suhu 83,3°F. Dalam mesin setter ini,
setiap satu
jam sekali akan berpindah posisi. Hal ini dilakukan agar:
© Terjadi pemerataan pemanasan.
Kapasitas dalam mesin setter ini mencapai 15.552 butir telur.
Kadangkala
dalam mesin setter ini terjadi telur yang pecah (explod).
Setelah dari mesin setter ini, pada hari ke-19 telur tetas tersebut
ditransfer
pada mesin hatcher. Pad? mesin Hatcher inilah telur yang ditetaskan
akan
menjadi DOC dan dalam mesin ini akan dilakukan penetasan telur yang
sudah
disiapkan. Dalam mesin hatcher ini dilakukan selama 3 hari dengan
suhu 85°F,
biasanya pada hari ke-2 ini mulai menetas namun Doc masih basah
sehingga
dibiarkan di mesin hatcher.
Pada hari ke-21 merupakan saat penetasan, dimana DOC diambil
dari
mesin Hatcher dan dibawa ke ruang panen. Dalam ruang panen
dilakukan
seleksi yang memisahkan antara Saleable Chick, DIS, dan DOC yang
tidak
memenuhi kriteria untuk dijual.
4.2.2 Hasil Produksi
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah berupa DOC (Day Old
Chick)
sebagai main produk dan sebagai produk sampingannya (by-product)
adalah telur
konsumsi, telur retak, telur pecah, dan ayam afkir.
4.2.3 Recording
(kandang dan hatchery). Setiap pagi bagian Recording
menerima:
© Bon Pengiriman Telur Tetas ke Hacther
© Laporan Penerimaan Telur Tetas
© Laporan Harian Kandang
Jumlah telur tetas yang diterima Hatcher dan dikirim ke kandang di
cross check
Recording setiap pagi.
Formulir yang diterima Depo adalah:
© Bon pengiriman telur dari kandang (pengiriman telur dari kandang
ke depo)
© Laporan pengiriman telur ke depo (pengiriman telur ke
terminal)
© Laporan pengiriman telur infertil ke depo (pengiriman telur ke
setter)
© Bon pengiriman ayam dari Hatcher (pengiriman ayam karkas yang
dari
Hacther yang dianggap layak jual)
Setiap hari Depo unit menyetorkan hasil penjualannya ke Depo
sentral untuk
penjualan hari ini dikirimkan besoknya, dititipkan orang yang ke
Depo Sentral
untuk mengirimkan telur.
melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga agar kondisi ayam
tetap
sehat. Dan aktivitas yang dilakukan health control, adalah sebagai
berikut:
1. Membuat program vaksinasi termasuk jadwal pelaksanaannya.
2. Mengontrol tingkat kesehatan ayam.
3. Mengadakan test sanitasi.
4. Melakukan diagnosa apabila ditemukan ayam mati, hasil diagnosa
tersebut
kemudian dibuat Laporan yang memuat tentang penyebab kematian dan
asal
kandangnya.
48
5. Membuat program revaksinasi apabila diperlukan, hal ini
tergantung dengan
kondisi kesehatan ayam.
Bagian gudang bertugas untuk menyimpan barang atau bahan yang
dibutuhkan dan mcndistribusikan pemakaiannya pada pihak yang
mcmbutuhkan
berdasarkan pada order yang dibuat oleh bagian tertentu yang
membutuhkan.
Pada dasarnya prosedur yang dibuat atau yang dipakai oleh ketiga
gudang
yaitu gudang umum, Makanan Ternak, dan Obac, Vaksin, Kimia adalah
sama
yaitu pertama-tama dibuat daftar perincian kebutuhan untuk bulan
yang akan
datang dan daftar tersebut diserahkan ke bagian gudang. Dari daftar
tersebut
kemudian pihak gudang membuat SPP yang ditujukan ke bagian
pembelian di
MB.O, kecuali untuk Makanan Ternak SPP dikirim ke bagian tertentu.
untuk
selanjutnya akan diuraikan untuk masing-masing gudang mengenai
aktivitas yang
dilakukan.
Apabila barang yang dipesan datang disertai dengan Tanda Terima
Barang
(TTB) rangkap 6, maka gudang mengambil 2 untuk diarsipkan bagian
gudang
dan sisanya 4 dikembalikan kepada pihak pengirim. Dari TTB
dicek
mengenai jenis barang maupun jumlahnya. Apabila sudah cocok,
kemudian
dimasukkan ke Kartu Stock Gudang.
Sedangkan prosedur pemakaian barang oleh bagian tertentu yang
membutuhkan, pertama yang mereka lakukan adalah membuat order
49
mengeluarkan barang sesuai dengan order yang disertai dengan
bon
pengiriman.
Bagian gudang uraum setiap bulan membuat laporan bulanan yang
berisi,
saldo awal barang di gudang, penambahan stock, pemakaian barang,
maupun
sisa stock barang yang ada di gudang untuk kemudian dikirim ke
bagian
pembelian di MB.O Sidoarjo.
Prosedur untuk gudang OVK sama dengan gudang umum. Sedangkan
untuk tiap bulannya bagian OVK membuat Laporaan Pemakaian OVK
beserta perinciannya selama satu bulan dan didistribusikan ke
bagian
accounting dan bagian logistik di MB.O Sidoarjo.
© Gudang Makanan Ternak (MT)
Dari daftar rincian yang dibuat oleh bagian kandang kemudian oleh
pihak
gudang dibuat Surat Pesanan Makanan Ternak dan dikirim ke PT
tertentu.
Oleh PT tersebut MT dikirim disertai oleh surat jalan. Berdasarkan
surat jalan
di TTB, sedangkan untuk prosedur pemakaian Makanan Ternak
sama
dengan prosedur di gudang umum maupun di gudang obat, vaksin,
kimia.
Dan pada akhir bulan, gudang Makanan Ternak membuat Laporan
Bulanan. Ada tiga jenis laporan yang dibuat:
- Laporan Rekapitulasi Penerimaan Makanan Ternak.
- Laporan Pemakaian Makanan Ternak.
Selain itu bagian gudang Makanan Ternak juga membuat laporan
penggunaan
bahan pembantu, yaitu:
dengan teori yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
perusahaan
menggunakan metode harga pokok proses (process cost method), yaitu
dimana
perusahaan tersebut dalam menghasilkan produk tertentu untuk
mengisi
persediaan dan tidak sesuai dengan pesanan.
Sedangkan sistem akuntansi yang dipergunakan dalam perusahaan
yaitu
perusahaan memakai sistem biaya di muka (predetermined cost
system), hal ini
sudah sesuai dengan prinsip pengendalian biaya. Perusahaan dapat
mengontrol
penyimpangan-penyimpangan biaya yang terjadi, tetapi ada salah satu
hal yang
diabaikan oleh perusahaan yaitu tentang menentukan harga ayam afkir
ini.
Berhubungan penentuan harga ayam afkir ini ditentukan oleh harga
pasar maka
penulis akan mencoba menerangkan antara hubungan harga ayam afkir
ini
dengan penentuan harga pokok penjualan.
Dalam hal ini, yang merupakan diamati oleh penulis yaitu mengenai
tentang
nilai residu dari khusus ayam afkir, dimana ayam afkir ini
merupakan salah satu
51
hasil dari by-product (produk sampingan) dan by-product yang
lainnya diabaikan.
Penulis mengamati bahwa:
tanpa harga pokok.
2. Hasil penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dapat mengurangi
biaya dari
produk utama.
Selama ini, perusahaan melakukan estimasi berapa harga dari ayam
afkir tersebut
untuk keperluan penyusutan ayam selama periode berjalan (1 periode=
52
minggu).
Penyusutan ayam yang dilakukan oleh perusahaan ialah dengan memakai
metode
straight line atau metode garis lurus.
Penulis memperoleh data-data penjualan berdasarkan harga pasar
dalam
periode tahun 1997-1998, diperoleh sebagai berikut:
Bulan Januari Februari
Agustus September
Harga Pasar Ayam Afkir Per Kg Tahun1997
2,682 2,367 2,311 2,406 2,683 2,428 2,493 2,590 2,519 2,061 1,750
1,631
Tahun 1998 1,769 4,548 5,295 5,546 5,175 3,114 4,197 3,844 5,870
5,387 5,115 6,672
Untuk lebih jelas maka dapat dilihat lebih jelas dalam gambar
grafik di
bawah ini:
52
< Q.
H A R G A P A S A R A YAM AFKIR PER
1997. KG T A H U N
-1998
0
^ / yfi
§> . ^ y <•$> &
ULAN
cr
- untuk series 2 = tahun 1998
Ser ies l • Series2
Dari data- data diatas dapat diketahui apabila terjadi lonjakan
peningkatan
harga ayam afkir pada tahun 1998 cukup drastis dimana pada saat itu
mulai terjadi
krisis moneter, sedangkan dalam perusahaan masih tetap menggunakan
perkiraan
harga penjualan yang lama (tidak ada perubahan). Hal ini tidak
sesuai dengan
harga penjualan yang sedang terjadi di pasar.
Sebelumnya, penulis akan mencoba memberikan pengujian atas
dua
kandang yang akan mewakili jumlah keseluruhan populasi dari
peternakan
tersebut.
53
No.kandang A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8
Jumlah 9.100 10.400 9.250 11.120 10.960 9.600 13.923 11.314
Data yang diambil oleh penulis adalah A7 dan A8. Data tersebut
diambil oleh
penulis secara acak yang akan dibuktikan dengan perhitungan
statistik sehingga
pembuktian tersebut akurat.
No. Kandang
X Rata-2 Std Deviasi
1.7927561 +/-12.706
2 5%
A7 A8
13923 11314
12618.5 1844.841592
Ho : Kondisi setiap kandang sama dengan kandang yang lain H1 :
Kondisi setiap kandang tidak sama
Kesimpulan: -1=2.706 < 1.7927561 <12.706 sehingga Ho
diterima, maka kondisi setiap kandang sama dengan kan
54
Contoh perhitungan statistik di atas, membuktikan bahwa kedua (2)
kandang
tersebut memenuhi syarat untuk mewakili dari ke-delapan kandang.
Penulis
mencoba memberikan perhitungan dalam menilai Harga Pokok.
v Perhitungan HPP Tanpa memakai nilai residu:
Diketahui: biaya yang terjadi semasa grower
A7: DOC = Rp. 110.630.572
Mi sal untuk A7 : Total biaya masa grower - nilai residu
- Rp.262.646.996-0
= Rp.262.646.996
= Rp. 250.619.901-0
= Rp. 250.619.901
Untuk A7 : * MT = Rp. 885.942.203
*OVK - Rp. 26.101.392
Jadi, nilai HPP DOC A7 = Rp. 1.637.492.497 + 1.239.491 ekor
= Rp 1.321 per ekor
* OVK = Rp. 21.684.562
- Rp. 1.351 per ekor
v Perhitungan HPP DOC dengan memakai nilai residu sebesar 5%
Unluk A7 : Total biaya masa grower = Rp. 262.646.996
> Untuk menghitung penyusutan ayam induk :
Ph. Ayam = total biaya masa grower - (total biaya masa grower *
5%)
= Rp. 262.646.996 - ( 262.646.996 * 5% )
• MT =Rp. 885.942.203
• OVK =Rp. 26.101.392
57
> Untuk menghitung penyusutan ayam induk :
Ph. Ayam - Rp. 250.619.901 - ( 250.619.901 * 5% )
= Rp. 250.619.901 - 12.530.995
• MT =Rp. 735.849.660
• OVK = Rp. 21.684.562
- Rp. 1.340 per ekor DOC
v Perhitungan HPP DOC dengan memakai nilai residu harga pasar untuk
satu
tahunan (Januari-Desember'98)
Harga pasar ayam afkir selama tahun 1998 uncuk menghitung nilai
residu :
X = Rp. ( 1.769 + 4.548 + 5.295 + 5.546 + 5.175 + 3.114 + 3.844 +
5.870 +
5.887+5.115 +6.672 )+12
Untuk kandang A7 :
Ph. Ayam - Rp. 262.646.996 - ( Rp.4.753 * 13.923 ekor)
= Rp. 262.646.996 - Rp. 66.176.019
• MT - Rp. 885.942.203
• OVK = Rp. 26.101.392
= Rp. 1.268 per ekor DOC
Untuk kandang A8:
Ph. Ayam =Rp. 250.619.901 - ( R p . 4.753 * 11.314 ekor)
= Rp. 250.619.901 -Rp. 53.775.442
• MT - Rp. 735.849.660
• OVK = Rp. 21.684.562
= Rp. 1.299 per ekor DOC
v Perhitungan HPP DOC dengan memakai nilai residu harga pasar
untuk
setengah tahunan ( bulan Juli-Desember'98)
X =Rp. (4.197 + 3.844 + 5.870 + 5.387 + 5.115 + 6.672 ) + 6
= Rp. 31.085+6
Untuk kandang A7 :
Ph. Ayam = Rp. 262.646.996 - (Rp. 5.180 * 13923 ekor)
= Rp. 262.646.996 - Rp. 72.121.140
• MT
• OVK
Untuk kandang A8 :
Ph. Ayam =Rp. 250.619.901 - ( Rp. 5.180 * 11.314 ekor)
= Rp. 250.619.901 -Rp. 58.606.520
• MT = Rp. 735.849.660
• OVK = Rp. 21.684.562
Tanpa Nilai Residu
Harga Pasar 1 Tahur Rp. 1.268 Rp. 1.299
Harga Pasar 1/2 Tahun Rp. 1.263 Rp 1.294
Kesimpulan dari perhitungan di atas, dengan memperhatikan adanya
nilai
residu dan tidak memakai nilai residu terdapat perbedaan. Perbedaan
ini bisa
mempengaruhi dalam penentuan harga jual yang kompetitif.
Di lain pihak dengun adanya pemakaian nilai residu juga perlu
memperhatikan adanya perhitungan pemakaian harga pasar setengah
tahunan atau
perhitungan harga pasar satu tahunan. Hal ini perlu diperhalikan,
sebab terjadi
perbedaan dalam hasil perhitungan DOC yang diperoleh. Oleh karena
itu,
62
setengah tahun sekali agar informasi yang dihasilkan lebih akurat
dan kompetitif.
UK Petra Logo: