Post on 13-Aug-2015
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 1
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA An. S DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG
DI RUANG MELATI RSUD UNGARAN
Di Susun Oleh :
Kholifatul Marfuah
Damos Suganda
Erna Fitriati
Icha Boy Rantau
Moh Zidni
Heru Chandra
Dhimas Feri Herdianto
PRODI D III KEPERAWATAN
AKADEMI KESEHATAN ASIH HUSADA
SEMARANG
2012
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), karena
berkat dan rahmat beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE DEHIDRASI SEDANG” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu khususnya
Ibu Dwi Indarti S.Kep, Ners. Sebagai dosen pengampu serta teman-teman dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu sedia kiranya bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan
saran agar makalah ini dapat lebih sempurna.
Semarang, Juli 2012
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai
organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian.
Dengan demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang
diare, dampak negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan
komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus
ini difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan
pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan
diperhatikan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan anak dengan diare
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami tentang diare
2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi diare
3. Mahasiwa mampu menjelaskan patofisiologi diare
4. Mahasiwa mampu menjelaskan penatalaksanaan diare
5. Mahasiwa dapat menyusun laporan kasus pada anak dengan diare
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 4
BAB II
TINJAUN TEORI
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat
(Mansjoer, Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari ( WHO,
1980.
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen
(Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare
yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan
Mayers,1995 ).
Tingkat dehidrasi gastroenteritis :
1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-
tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis.
B. Etiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 5
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
C. Tanda dan gejala
- Diare
- Muntah.
- Demam.
- Nyeri abdomen
- Membran mukosa mulut dan bibir kering
- Fontanel cekung
- Kehilangan berat badan
- Tidak nafsu makan
- Badan terasa lemah
D. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik
dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan
hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 6
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan tinja
- Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup, bila memungkinkan.
- Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama
dilakukan pada klien diare kronik.
F. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum, yaitu :
- Cairan peroral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut
diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60
Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin
yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan
dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
- Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
a. Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg BB / oral
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg BB / hari.
c. Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg
- 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set
1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 7
- 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set
1 ml = 20 tetes ).
- 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau
minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes
/ kg BB / menit.
Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.
- 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set
1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).
- 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau
minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit
atau 3 tetes / kg BB / menit.
Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.
- 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set
1 ml = 20 tetes ).
- 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan, adapun hal yang perlu diperhatikan :
- Memberikan asi
- Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral
dan makanan yang bersih.
3. Obat – obatan
- Obat anti sekresi
- Obat anti spasmolitik.
- Obat antibiotik.
G. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 8
H. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan
fisik, adalah :
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
- Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
anoreksia kemudian timbul diare.
- Keluhan utama : Feces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun
besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
4. Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan
anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan
merasa bersalah.
5. Kebutuhan dasar
- Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,
BAK sedikit atau jarang.
- Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
- Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
- Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.
6. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agak cepat.
- Pemeriksaan sistematik :
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 9
a. Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
b. Perkusi : adanya distensi abdomen
c. Palpasi : turgor kulit jelek, kurang elastis
d. Auskultasi : bising usus meningkat
- Pemeriksaan tumbuh kembang
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
- Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
I. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
J. Intervensi Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital.
- Observasi tanda-tanda dehidrasi.
- Ukur input dan output cairan (balan cairan).
- Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang
lebih 2000 – 2500 cc per hari.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 10
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan lab
elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan
mual dan muntah.
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah
tidak ada.
Intervensi :
- Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
- Timbang berat badan klien.
- Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
- Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi).
- Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
- Ganti popok anak jika basah.
- Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun non alkohol.
- Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
- Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungi sesuai indikasi.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Pada An.S dengan DADS di Ruang Melati
RSUD UNGARAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. S
TTL : 17 September 2012
Usia : 10 bln
Nama Ayah/ibu : Tn. B dan Ny. R
Alamat : Jatirejo, kawengen Ungaran
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pendidikan : SLTA
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
2. Penanggung awab
Nama : Tn. B
Usia : 31 thn
Alamat : Jatirejo, kawengen Ungaran
Agama : Islam
Hubungan dg pasien : Ayah
B. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan An.S diare
C. Riwayat Keluarga dan Kelahiran
1. Prenatal
An.S merupakan anak ke-2, selama hamil ibu pasien melakukan pemeriksaan rutin
ke bidan kurang lebih 6x. Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah sakit. Obat
yang diminum ibu selama hamil yaitu tablet penambah darah dari bidan.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 12
2. Intranatal
An.S lahir ditolong oleh dukun, lahir dengan spontan, langsung menangis, lahir
dengan cukup bulan ( 9 bulan 5 hari), setelah itu dibawa ke bidan dan kemudian
ditimbang Berat dan tinggi badannya yaitu dengan hasil BB 3,4 kg dan TB 48 cm.
3. Postnatal
An.S di asuh sendiri oleh kedua orang tuanya dan diberi ASI sejak lahir sampai
sekarang. Sejak usia 6 bulan An.S diberi susu formula dan bubur tim.
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
An.S datang ke rumah sakit dengan keluhan diare sebanyak 8 kali, konsistensi
cair, berlendir, tidak ada darah, muntah. Ibu juga mengatakan khawatir dan cemas
dengan kondisi anaknya yang lemas.
E. Riwayat Masa lalu
1. Penyakit masa kecil : An.S tidak pernah mengalami diare sepert ini
2. Tindakan operasi : An.S tidak pernah dilakukan tindakan operasi
3. Kecelakaan : An.S tidak pernah mengalami kecelakaan
4. Alergi : An.S tidak memiliki alergi terhadap benda asing
ataupun alergen
5. Imunisasi : AnS mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Hep, polio dan
Campak
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita diare,ataupun
penyakit lainnya seperti hipertensi, DM, hepatitis.
G. Genogram
A B
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 13
H. Riwayat Sosial
Yang mengasuh kedua anaknya adalah kedua orang tuanya, hubungan anggota
keluarga baik, hubungan dengan teman bermain juga baik.
I. Kebutuhan Dasar
1. Makanan yang disukai
Sebelum sakit : bubur tim
Selama sakit : bubur tim
2. Pola makan
Sebelum sakit : An.S makan 3x sehari dengan 1 porsi bubur tim, habis
Selama sakit : An.S makan 3x sehari dengan 1 porsi bubur tim tidak
Habis
3. Pola tidur
Sebelum sakit : An.S tidur selama 10-12 jam sehari
Selama sakit : An.S tidur selama 9-10 jam sehari
4. Tidur siang
Sebelum sakit : An.S tidur siang selama 2-3 jam sehari
Selama sakit : An.S tidur siang selama 2-3 jam sehari
5. Mandi
Sebelum dan selama sakit, An.S mandi 2x sehari pagi dan sore dengan dibantu
orang tua.
6. Aktifitas bermain
Sebelum dan selama sakit An.S selalu aktif bermain dengan kakak dan keluarga.
J. Keadaan Kesehatan Saat Ini
1. Diagnosa medis : DADS
2. Tindakan operasi : An.S tidak dilakukan tindakan operasi
3. Status nutrisi : kurang baik, An.S makan 3x sehari dengan porsi bubur
tim tidak habis
4. Obat-obatan
a. Infus : RL 12 tpm
b. Oral : L - bio 2x1 sachet
Z - kid 1x1 tab
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 14
Paracetamol sirup ¾ cth
c. Parenteral : colsancotin 150 cc/8 jam inj
5. Hasil pemeriksaan laboratorium
Tanggal 16 juli 2012
Parameter Hasil Nilai normal
Grand % 47,1 % 50,0 – 70,0
HGB 9,6 u/Dl 12,0 – 16,0
HCT 24,3 % 35,0 – 45, 0
MCV 70,7 fl 100 – 130
MCH 23,3 pg 27,0 – 34,0
RDW-SD 311,0 fl 35,0 – 56,0
PLT 311 x 10ᵔ3 /ul 100 – 300
K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : CM
3. TTV : N : 100x/mnt. S : 36,5ᵒ C. RR : 24x/mnt.
4. BB/TB : 6,8 kg dan 70 cm
5. Lingkar kepala : -
6. Lingkar lengan : -
7. Mata : bersih, tidak anemis pada konjungtiva
8. Hidung : bersih, tidak ada lesi.
9. Telinga : bersih, tidak ada serumen.
10. Dada & paru :
I : simetris.
Pa : traktil femitus
Pe : sonor.
Aus : vesikuler
11. Jantung :
I : ictus cordis tidak tampak.
Pa : ictus cordis teraba di IC ke-5.
Pe : pekak.
Aus : tidak ada suara tambahan.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 15
12. Abdomen :
I : perut datar.
Aus : BU meningkat
Pa : hepar tidak teraba.
Pe : timpani
13. Ekstremitas : An.S tidak mengalami kelemahan otot.
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5.
14. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan.
15. Kulit : turgor kulit menurun, warna kulit coklat.
L. Pemeriksaan perkembangan anak
1. Kemandirian dan begaul : belum mandiri dan sudah bisa bermain dengan teman
sepermainan dengan dibantu dengan stimulus
2. Motorik halus : sudah bisa memegang benda – benda
3. Kognitif dan bahasa : baik, bisa bicara 4 kata
4. Motorik kasar : memukul mainan
M. Analisa data
No Data fokus Etiologi problem
1. Ds : ibu klien mengatakan
An.S diare sebanyak 8 kali,
konsitensi cair berendir
Do : - klien tampak lemah,
turgor kulit menurun, mukosa
bibir kering, balance cairan :
input : 1445 cc - Output:
1955 cc : -510 cc
Kekurangan cairan
sekunder terhadap diare
Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
2. Ds : ibu klien mengatakan An
S lemah, makan tidak habis
Do : An S tampak lemah,
menolak makanan, 1 porsi
makan habis. Muntah 2 kali
Tidak adekuatnya intake
dan output
Perubahan nurisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 16
3. Ds : ibu klien mengatakan
cemas dan khawartir
Do : ibu tampak bingung, ibu
sering bertanya – tanya, ibu
terlihat mondar mandir, tidak
ada informasi
Ketidaktahuan ibu tetang
kondisi dan informasi
tentang diare
kecemasan
N. Prioritas masalah
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan sekunder terhadap diare
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake dan output
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan ibu tentang kondisi dan informasi
tentang diare
O. Intervensi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil rencana keperawatan
1. Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
berhubungan dengan
kehilangan cairan
sekunder terhadap
diare
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam,
keseimbangan cairan dan
elektrolit dapat
dipertahankan kembali,
dengan kriteria hasil:
- Turgor kulit membaik
- Mata tidak cekung
- Konsistensi BAB
lembek
1. Pantau tanda dan gejala
kekurangan cairan da
elektrolit
2. Timbang BB setiap hari
3. Anjurkan keluarga untuk
memberi minm banyak
pada klien
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
cairan parenteral dan
oral
2. Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan
tidak adekuatnya
Setelah dilakukan
tindakan keperwatan
selama 1x24 jam,
kebutuhan nutrisi
1. Disksikan dan jelaskan
tentang pembatasan diet
makanan berserat tinggi
2. Ciptaan lingkungan yang
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 17
intake dan output
tercukupi, dengan kriteria
hasil:
- Nafsu makan
meningkat
- BB meningkat atau
normal sesuai umur
bersih, jauh dari bau
yang tak sedap
3. Berikan jam istirahat
yang cukup
4. Monitor intake dan
output dalam 24 jam
5. Kolaborasi dengan tim
gizi dalam diet TKTP
rendah serat dan vit. A
3. Kecemasan
berhubungan dengan
ketidaktahuan ibu
tentang kondisi dan
informasi tentang
diare
Setelah dilakukan
tindakan keperwatan
selama 1x24 jam, ibu
memahami tentang diare.
dengan kriteria hasil:
- Ibu tidak cemas lagi
1. Dorong ibu klien untuk
membicarakan
kecemasan
2. Jelaskan bahwa
kecemasan adalah
masalah umum
3. Ciptakan lingkungan
yang bersih dan jauh dari
bau
4. Kaji kesiapan ibu
mengikuti pembelajaran
tentang pengetahuan
diare dan perawatannya
5. Jelaskan tentang proses
penyakit anaknya,
penyebab dan akibat
terhdap pemenuhan
nutrisi sehari - hari
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 18
P. Implementasi dan evaluasi keperawatan
1. Dx 1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan sekunder terhadap diare
Hari/tgl/jam Implementsi evaluasi paraf
Minggu
08 - 07 -
2012
08.30
1. memantau tanda dan gejala
kekurangan cairan dan
elektrolit
2. menimbang BB : 6.8 kg
3. menganjurkan keluarga
untuk memberi minum
banyak pada klien
4. mengkolaborasi dalam
pemberian cairan parenteral
dan oral
S : ibu mengatakan
anaknya masih diare
konsistensi air berlendir
O : turgor kulit
menurun, mata cekung,
bibir mkosa kering
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- pantau tanda dan
gejala kekurangan
cairan dan elektrolit
- beri air minum
banyak
2. Dx 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan output
Hari/tgl/jam Implementasi evaluasi paraf
Senin
09 – 07 –
2012
09.15
1. mendiskusikan dan
menjelaskan tentang
pembatasan diet makanan
berserat tinggi
2. menciptaan lingkungan yang
bersih, jauh dari bau yang tak
sedap
3. memberikan jam istirahat
yang cukup
S : ibu pasien
mengatakan jika
anaknya sudah mau
makan tapi sedikit
O : An S mau makan
A : masalah belum
tertasi
P :lanjutkan intervensi
- beri pembatasan diet
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 19
4. memonitor intake dan output
dalam 24 jam
5. mengkolaborasi dengan tim
gizi dalam diet TKTP rendah
serat dan vit. A
makanan
- beri jam istirahat
yang cukup
3. Dx 3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan ibu tentang kondisi dan
informasi tentang diare
Hari/tgl/jam implementasi evaluasi paraf
Selasa
10 – 07 –
2012
09.30
1. mendorong ibu klien untuk
membicarakan kecemasan
2. menjelaskan bahwa
kecemasan adalah masalah
umum
3. menciptakan lingkungan
yang bersih dan jauh dari bau
4. mengkaji kesiapan ibu
mengikuti pembelajaran
tentang pengetahuan diare
dan perawatannya
5. menjelaskan tentang proses
penyakit anaknya, penyebab
dan akibat terhdap
pemenuhan nutrisi sehari –
hari
S : ibu klien
mengatakan sudah tidak
cemas lagi
O : ibu klien tampak
tidak bingung dan tidak
cemas lagi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
- dorong ibu klien
membicarakan
tentang
kecemasannya
- jelaskan bahwa
kecemasan adalah
masalah umum
- ciptakan lingkungan
yang bersih
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,
virus dan parasit yang patogen.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. S adalah :
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan sekunder terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake dan output.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan ibu tentang kondisi dan informasi
tentang diare.
Penatalaksanaan pada An. S adalah :
a. Infus : RL 12 tpm
b. Oral : L - bio 2x1 sachet
Z - kid 1x1 tab
Paracetamol sirup ¾ cth
c. Parenteral : colsancotin 150 cc/8 jam inj
B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu mengelola pasien An. S dengan diare dengan
benar, sesuai dengan tinjaun teori yang telah dijabarkan di awal makalah ini.
Keperawatan Anak RSUD Ungaran 21
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Donna L Wong. 2001. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Soegeng Soegijanto. 2002. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta
: Salemba Medika
Joss, Vanda dan Roose, Stephan. 1997. Penyajian Kasus pada Pediatri. Alih bahasa
Agnes Kartini. Jakarta : Hipokrates