Laporan vulkanik ungaran

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Mengklasifikasikan daerah berdasarkan kerapatan kontur. Mengetahui presentase kelerengan suatu daerah bentang alam vulkanik. Membuat delinasi bentang alam vulkanik pada peta topografi. Mengetahui interpretasi bentang alam vulkanik berdasarkan peta topografi 1.2 Tujuan Dapat mengklasifikasikan daerah berdasarkan kerapatan kontur. Dapat mengetahui presentase kelerengan suatu daerah bentang alam vulkanik. Dapat membuat delinasi bentang alam vulkanik pada peta topografi. Dapat mengetahui interpretasi bentang alam vulkanik berdasarkan peta topografi. 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1

description

geomorfologi

Transcript of Laporan vulkanik ungaran

Page 1: Laporan vulkanik ungaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud

Mengklasifikasikan daerah berdasarkan kerapatan kontur.

Mengetahui presentase kelerengan suatu daerah bentang alam vulkanik.

Membuat delinasi bentang alam vulkanik pada peta topografi.

Mengetahui interpretasi bentang alam vulkanik berdasarkan peta topografi

1.2 Tujuan

Dapat mengklasifikasikan daerah berdasarkan kerapatan kontur.

Dapat mengetahui presentase kelerengan suatu daerah bentang alam

vulkanik.

Dapat membuat delinasi bentang alam vulkanik pada peta topografi.

Dapat mengetahui interpretasi bentang alam vulkanik berdasarkan peta

topografi.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Kamis

Tanggal : 28 Maret 2013

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : GS 201 Gedung Pertamina Sukowati, Universitas Diponegoro

BAB II

1

Page 2: Laporan vulkanik ungaran

METODOLOGI

2.1 Alat

Pensil

Penggaris

Pensil warna

Paperclip / selotip

2.2 Bahan

Peta topografi

Kertas Kalkir A3

Kertas A1

Milimeter blok

2.3 Diagram Alir Kerja

2.3.1 Klasifikasi dan Delinasi Satuan Kontur

2

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan (Peta topografi, Kertas kalkir, Pensil, Pensil warna).

Meletakkan kertas kalkir diatas peta topografi dan dicepit menggunakan selotip / paperclip.

Mengamati dan menggolongkan wilayah berdasarkan kerapatan konturnya (sangat rapat, rapat, renggang).

Page 3: Laporan vulkanik ungaran

2.3.2 Pola Aliran dan Pola Jalan

2.3.2 Sayatan Peta Topografi

3

Memberi warna pada masing-masing satuan kontur dengan warna merah. Semakin rapat warnanya semakin tua.

Pada wilayah yang telah diklasifikasi, beri delinasi memotong 5 kontur (masing masing satuan 5 buah)

Menghitung panjang masing-masing garis dan melakukan perhitungan morfometri

Selesai

Mulai

Menyiapkan kertas kalkir, peta topografi dan pensil warna

Meletakkan kertas kalkir diatas peta topografi dan dijepit menggunakan selotip / paperclip

Membuat pola aliran menggunakan pensil warna biru muda dan pola jalan menggunakan pensil warna merah

Selesai

Page 4: Laporan vulkanik ungaran

4

Menyiapkan peta topografi, kertas kalkir, pensil, penggaris

Mulai

Membuat sayatan pada peta topografi sepanjang 30cm yang melewati puncak gunung Ungaran

Menaruh kertas kalkir diatas peta topografi dan jepit dengan paperclip/selotip

Membuat profil eksagrasi pada millimeter blok

Selesai

Page 5: Laporan vulkanik ungaran

BAB III

PERHITUNGAN MORFOMETRI

Dalam perhitungan morfometri digunakan standar klasifikasi kelerengan

menggunakan tabel klasifikasi Van Zuidam (1983).

Satuan Relief Persen Kelerengan (%) Beda Tinggi (m)

Datar / hamper datar 0-2 <5

Bergelombang / miring

landai

3-7 5-50

Bergelombang / miring 8-13 50-75

Berbukit bergelombang 14-20 75-200

Berbukit terjal 21-55 200-500

Pegunungan sangat tajam 56-140 500-1000

Pegunungan sangat curam >140 >1000

Tabel 3.1 Klasifikasi kelerengan Van Zuidam (1983)

3.1 Perhitungan Persen Kelerengan Sayatan pada Kontur Sangat Rapat

%Lereng= ∆h=n× IKd×skala peta(meter)

×100%

Perhitungan: ∆ h=n× IK

IK= 12000

×skala peta

IK= 12000

×25000=12,5m

∆ h=n× IK

∆ h=5×12,5=62,5

Panjang Sayatan

- Sayatan d1 = 0,3cm d=0,3×25000=7500cm=75m

- Sayatan d2 = 0,4cm d=0,4×25000=10000cm=100m

5

Page 6: Laporan vulkanik ungaran

- Sayatan d3 = 0.3cm d=0,3×25000=7500cm=75m

- Sayatan d4 = 0.3cm d=0,3×25000=7500cm=75m

- Sayatan d5 = 0,2cm d=0,2×25000=5000cm=50m

Persen Kelerengan

- %Lereng sayatand 1=62,575

×100 %=83,3 %

- %Lereng sayatand 2=62,5100

×100 %=62,5 %

- %Lereng sayatand 3=62,575

×100 %=83,3 %

- %Lereng sayatand 4=62,575

×100%=83,3 %

- %Lereng sayatand 5=62,550

×100 %=125 %

Rata−rata=83,3+62,5+83,5+83,5+1255

=87,48 %

Bedatinggi=2050−1028,5=1021,5m

Klasifikasi relief (Van Zuidam,1983) pada kontur sangat rapat termasuk

Pegunungan Sangat Terjal.

3.2 Perhitungan Persen Kelerengan Sayatan pada Kontur Rapat

%Lereng= ∆h=n× IKd×skala peta(meter)

×100%

Perhitungan: ∆ h=n× IK

IK= 12000

×skala peta

IK= 12000

×25000=12,5m

∆ h=n× IK

∆ h=5×12,5=62,5

6

Page 7: Laporan vulkanik ungaran

Panjang Sayatan

- Sayatan d6 = 0,6cm d=0,3×25000=15000cm=150m

- Sayatan d7 = 0,7cm d=0,4×25000=17500cm=175m

- Sayatan d8 = 0.5cm d=0,5×25000=12500cm=125m

- Sayatan d9 = 0.5cm d=0,5×25000=12500cm=125m

- Sayatan d10 = 0,8cm d=0,8×25000=20000cm=200m

Persen Kelerengan

- %Lereng sayatand 6=62,5150

×100 %=41,6 %

- %Lereng sayatand 7=62,5175

×100 %=35,7 %

- %Lereng sayatand 8=62,5125

×100 %=50 %

- %Lereng sayatand 9=62,5125

×100 %=50 %

- %Lereng sayatand 10=62,5200

×100 %=31,2 %

Rata−rata=41,6 %+35,7 %+50 %+50 %+31,2 %5

=41,7 %

Bedatinggi=1500−882=618m

Klasifikasi relief (Van Zuidam,1983) pada kontur rapat termasuk Berbukit

Terjal.

3.3 Perhitungan Persen Kelerengan Sayatan pada Kontur Renggang

%Lereng= ∆h=n× IKd×skala peta(meter)

×100%

Perhitungan: ∆ h=n× IK

IK= 12000

×skala peta

7

Page 8: Laporan vulkanik ungaran

IK= 12000

×25000=12,5m

∆ h=n× IK

∆ h=5×12,5=62,5

Panjang Sayatan

- Sayatan d11 = 1,4cm d=1,4×25000=35000cm=350m

- Sayatan d12 = 1,5cm d=1,5×25000=37500cm=375m

- Sayatan d13 = 1,3cm d=1,3×25000=32500cm=325m

- Sayatan d14 = 1.5cm d=1,5×25000=37500cm=375m

- Sayatan d15 = 1,1cm d=1,1×25000=27500cm=275m

Persen Kelerengan

- %Lereng sayatand 11=62,5350

×100 %=17,8%

- %Lereng sayatand 12=62,5375

×100 %=16,6 %

- %Lereng sayatand 13=62,5325

×100 %=19,2 %

- %Lereng sayatand 14=62,5375

×100 %=16,6 %

- %Lereng sayatand 15=62,5275

×100 %=22,6 %

Rata−rata=17,8 %+16,6 %+19,2 %+16,6 %+22,6 %5

=18,56 %

Bedatinggi=1192−746=446m

Klasifikasi relief (Van Zuidam,1983) pada kontur rapat termasuk Berbukit

Bergelombang.

8

Page 9: Laporan vulkanik ungaran

BAB IV

PEMBAHASAN

Gunung Ungaran merupakan gunung berapi yang terletak di Pulau Jawa,

Indonesia. Dengan ketinggian 2.050 meter, Gunung Ungaran termasuk gunung berapi

berapi tipe strato. Gunung ini memiliki tiga puncak: Gendol, Botak, dan Ungaran.

Puncak tertinggi adalah Ungaran. Gunung Ungaran terbentuk dari magma

intermediet. Jenis letusan Gunung Ungaran bertipe Vulkanisme campuran

dikarenakan sifat dari magmanya sendiri yaitu intermediet yang viskositasnya cukup

kental. Sehingga karena tenaga eksplosif yang tidak begitu kuat dan tekanan gasnya

cukup rendah, Gunung Ungaran memiliki bentuk gunung api strato. Hal ini

dibuktikan dengan bentuk Gunung Ungaran yang tidak terlalu runcing, namun juga

tidak terlalu landai.

4.1 Kontur Sangat Rapat

Pada peta topografi, kerapatan kontur dibagi menjadi 3 golongan yaitu

sangat rapat, rapat dan renggang. Pada kontur yang sangat rapat diberi warna

merah tua. Pada daerah berwarna merah tua tersebut dibuat 5 sayatan yang

memotong lima kontur. Dari tiap sayatan dihitung persentase kelerengannya

menggunakan perhitungan morfometri. Kemudian dihitung rata-rata presentase

kelerengannya dan didapat sekitar 87,48%. Persentase kelerengan tersebut

tergolong dalam klasifikasi relief Pegunungan sangat terjal dalam klasifikasi

menurut Van Zuidam (1983). Sedangkan untuk beda tingginya didapat titik

tertinggi dengan ketinggian 2050 m, dan titik terendah 1028,5 m. Sehingga

9

Page 10: Laporan vulkanik ungaran

setelah dihitung dari rumus Tophill – Downhill, didapat beda ketinggiannya

sebesar 1021,5 m. Beda ketinggian ini menurut klasifikasi Van Zuidam (1983)

tergolong dalam daerah dengan relief Pegunungan sangat terjal.

Pada kontur yang sangat rapat menunjukkan suatu daerah yang sangat

terjal. Pada wilayah kontur sangat rapat tersebut menunjukkan bahwa daerah ini

terletak di daerah sekitar puncak Gunung Ungaran. Daerah tersebut meliputi

Gunung Ungaran, Gunung Gendol, Gunung Botak, Gebugan dan Kaligesik.

Puncak Gunung Ungaran merupakan pusat erupsi dimana aktivitas vulkanik

paling aktif di daerah tersebut karena merupakan titik keluarnya hasil erupsi.

Sehingga kemungkinan pada zona ini, tenaga geomorfik yang terjadi adalah

tenaga endogaen yang berasal dari bawah permukaan bumi yaitu vulkanisme.

zona ini, proses konstruktif lebih dominan daripada proses destruktif.

Pola pengaliran di zona kontur sangat rapat ini merupakan pola

pengaliran radial karena arah pengalirannya menuju ke segala arah dan berpusat

dari satu titik yaitu puncak gunung. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi

yang menyebabkan aliran air dari permukaan tinggi ke permukaan rendah.

Sehingga air yang berada di permukaan yang tinggi akan mengalir ke segala arah

menuju permukaan yang lebih rendah. Manfaat dari pola aliran radial adalah

penyebaran air yang merata sehingga daerah-daerah di sekitar Gunung Ungaran

mendapatkan distribusi air yang baik. Pola jalan pada wilayah kontur sangat rapat

sangat sedikit bahkan hampir tidak ada. Itu menunjukkan bahwa pada daerah ini

tidak terdapat pemukiman karena kelerengannya yang sangat curam.

Pada wilayah kontur sangat rapat ini memiliki tataguna lahan berupa

hutan lindung karena tidak memungkinkan untuk dijadikan pemukiman karena

kelerengannya yang sangat terjal. Selain itu, daerah ini juga merupakan zona

resapan air sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber mata air bagi penduduk

setempat.

Potensi positif pada wilayah ini adalah sumber mata air dan energi panas

bumi karena adanya proses hidrothermal dibawah permukaan Gunung Ungaran.

10

Page 11: Laporan vulkanik ungaran

Sedangkan potensi negatifnya adalah rawan longsor karena kelerengannya yang

sangat curam.

4.2 Kontur Rapat

Kontur rapat ditunjukkan dengan warna merah dalam kertas kalkir. Pada

kontur rapat tersebut juga dibuat 5 sayatan yang memotong lima kontur.

Kemudian dihitung persen kelerengannya menggunakan perhitungan morfometri

pada masing-masing sayatan. Kemudian dihitung rata-rata persentase

kelerengannya dan didapat persentase sebesar 41,7%. Berdasarkan presentase

kelerengan tersebut, menurut klasifikasi relief Van Zuidam (1983) daerah ini

dapat digolongkan dalam dalam klasifikasi Berbukit terjal. Titik tertinggi pada

daerah kontur rapat memiliki ketinggian 1500 m, sedangkan titik terendah berada

di ketinggian 882 m. Sehingga didapat beda tinggi sebesar 618 m. Berdasarkan

perbedaan ketinggian tersebut, menurut klasifikasi Van Zuidam daerah ini dapat

digolongkan dalam daerah Pegunungan sangat terjal. Pada persentase kelerengan

dan beda ketinggian terdapat perbedaan klasifikasi, hal itu mungkin disebabkan

oleh kesalahan dalam deliniasi daerah kontur rapatnya.

Daerah dengan satuan kontur rapat menunjukkan bahwa daerah tersebut

memiliki kelerengan yang cukup curam. Wilayah dengan satuan kontur rapat

meliputi daerah Gunungsari, Medini dan sebagian Gebugan. Daerah ini terletak

diantara puncak dan kaki Gunung Ungaran atau disebut lereng gunung. Daerah

ini termasuk pada zona proksimal. Tenaga geomorfik yang terjadi pada kontur

rapat antara tenaga endogen dan eksogen cukup seimbang. Pada wilayah ini

antara proses konstruktif dan destruktifnya cenderung seimbang. Proses

konstruktif disebabkan karena aliran lava yang berasal dari erupsi lelehan yang

menuju daerah ini kemudian membeku sehingga membentuk tubuh gunung.

Proses destruktif disebabkan karena erosi permukaan atau pelapukan.

Pada wilayah kontur rapat ditemukan badan sungai yang berpola

pengaliran radial, yaitu pola pengaliran yang arah-arah pengalirannya menyebar

11

Page 12: Laporan vulkanik ungaran

ke segala arah dari suatu pusat. Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga

yang berada di tempat yang lebih tinggi akan mengalir ke tempat yang lebih

rendah. Sedangkan morfologi gunung itupun sendiri memusat pada satu

ketinggian. Pola pengaliran radial ini sesuai dengan fungsi gunung sebagai

daerah penyeimbang/ pembagi hujan di daerah sekitarnya dan sebagai daerah

pengisian air tanah bagi daerah-daerah di sekitarnya. Sehingga daerah disekitar

Gunung Ungaran mendapakan suplai air yang baik karena air terdistribusi secara

merata. Pola jalan pada wilayah kontur rapat sudah mulai nampak meskipun

tidak banyak. Hal itu menunjukkan bahwa daerah ini belum dapat dimanfaatkan

sebagai daerah pemukiman karena kelerengannya yang cukup terjal dan rawan

longsor.

Daerah dengan satuan kontur rapat memiliki tataguna lahan sebagai

wilayah pemukiman serta tempat rekreasi. Tetapi sebagian daerahnya masih

dijadikan hutan lindung. Pada wilayah ini juga terdapat beberapa sumber mata air

yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat.

Daerah kontur rapat ini memiliki beberapa potensi positif diantaranya

dapat digunakan sebagai daerah penelitian geologi serta dapat digunakan sebagai

perkebunan karena tanahnya yang tergolong subur. Namun potensi negatifnya

adalah rawan longsor karena kelerengannya yang cukup curam.

4.3 Kontur Renggang

Daerah dengan kontur renggang pada peta topografi dapat ditunjukkan

dengan daerah berwarna merah muda. Pada kontur renggang juga dibuat 5

sayatan yang memotong lima kontur. Setelah dihitung persen kelerengannya

dengan perhitungan morfometri dan kemudian dihitung rata-rata kelima hasilnya,

didapatkan hasil persentase kelerengan sebesar 18,56 %. Berdasarkan klasifikasi

Van Zuidam, persentase kelerengan tersebut termasuk ke dalam golongan

Berbukit Bergelombang. Kemudian untuk menentukan beda tingginya,

berdasarkan titik tertingginya dengan ketinggian 1192 m dikurangi titik terendah

12

Page 13: Laporan vulkanik ungaran

dengan ketinggian 746 m, sehingga didapatkan beda tinggi sebesar 446 m.

Berdasarkan klasifikasi Van Zuidam (1983), beda ketinggian tersebut termasuk

dalam golongan Berbukit terjal.

Daerah satuan kontur renggang menunjukkan daerah yang landai. Daerah

ini juga menunjukkan daerah kaki gunung. Daerah tersebut meliputi Langenarja,

Sidomukti, Munding, Tarukan. Tingkat erosi pada daerah ini cukup tinggi serta

letaknya cukup jauh dari zona pusat erupsi sehingga tenaga eksogen pada

wilayah ini lebih dominan daripada tenaga endogen. Pada wilayah ini, proses

destruktif lebih dominan dibanding proses konstruktif karena proses erosi dan

pelapukan sudah nampak. Wilayah ini masih termasuk dalam zona proksimal.

Pola pengaliran di daerah kontur renggang menunjukkan bahwa di bagian

kaki gunung terdapat banyak anak sungai dan pertemuan antar anak sungai

sebagai kelanjutan dari pola pengaliran radial yang mengalir disepanjang lereng

dari puncak gunung. Pada daerah kaki gunung banyak ditemukan badan jalan,

yang menunjukkan bahwa daerah ini semakin terjangkau oleh manusia dan dapat

dijadikan pemukiman karena lerengnya yang cukup landai. Sehingga daerah ini

merupakan kawasan dengan kompleks perumahan dan pemukiman penduduk

paling banyak.

Daerah dengan satuan kontur renggang memiliki tataguna lahan sebagai

perkebunan dan pemukiman. Daerah ini dapat dimanfaatkan untuk pemukiman

karena kelerengannya yang landai dan tidak terlalu terjal.

Potensi positif dari daerah kontur renggang yaitu dapat dimanfaatkan

sebagai lahan pertanian dan sawah, serta penelitian geologi. Sedangkan potensi

negatifnya adalah rawan banjir.

4.4 Korelasi Antar Satuan Kontur

Pada bentang alam vulkanik, dalam peta topografi menujukkan satuan relief

yang meruncing. Pusat kontur terletak di puncak Gunung Ungaran. Dengan kata

lain, pusat kontur merupakan titik tertinggi suatu daerah. Dalam peta topografi,

13

Page 14: Laporan vulkanik ungaran

daerah sekitar puncak memiliki satuan kontur yang sangat rapat. Sehingga

semakin ke puncak, kelerengannya semakin tinggi dan semakin curam.

Persamaan diantara ketiga satuan kontur tersebut diantaranya pola

pengaliran dan bentang alamnya. Pola pengaliran pada wilayah Gunung Ungaran

sama yaitu tipe aliran radial yang menyebar ke segala arah dari satu pusat. Dan

pusat / hulu dari aliran tersebut adalah titik tertinggi yaitu puncak Gunung

Ungaran.

Sedangkan perbedaan ketiga satuan kontur tersebut diantaranya kelerengan,

tenaga geomorfik, tataguna lahan serta potensinya. Kelerengan antara ketiga

satuan kontur tersebut berbeda. Semakin rapat konturnya, maka semakin tinggi

kelerengannya atau semakin terjal. Sebaliknya jika semakin renggang konturnya

maka permukaannya semakin landai. Tenaga geomorfiknya juga berbeda antar

satuan konturnya. Pada kontur sangat rapat, cenderung permukaannya lebih

tinggi dan mendekati zona pusat erupsi dimana pada zona tersebut, tenaga

endogen lebih dominan daripada tenaga eksogennya. Sehingga proses konstruktif

lebih dominan daripada proses destruktifnya. Pada kelerengan yang berbeda

maka tataguna lahannya juga berbeda. Pada kelerengan yang curam umumnya

digunakan sebagai hutan lindung sedangkan pada kelerengan yang landai

digunakan sebagai pemukiman penduduk. Potensi dari masing-masing kerengan

juga berbeda. Pada kelerengan yang curam memiliki potensi sumber mata air

sedangkan pada kelerengan yang landai berpotensi sebagai perkebunan dan

pemukiman penduduk.

14

Page 15: Laporan vulkanik ungaran

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pada satuan kontur yang sangat rapat menunjukkan kelerengan yang

sangat terjal. Tenaga endogen dan konstruktif lebih dominan daripada

tenaga eksogen dan destruktif, pola pengalirannya radial, tataguna lahan

digunakan sebagai hutan lindung, potensi positifnya adalah sumber mata air

dan potensi negatifnya rawan longsor.

5.1.2 Pada satuan kontur rapat menunjukkan kelerengan yang cukup terjal.

Tenaga endogen dan eksogen cenderung seimbang, pola pengaliran radial,

tataguna lahan digunakan sebagai tempat rekreasi dan sebagian hutan

lindung, potensi positifnya adalah digunakan sebagai perkebunan dan

potensi negatifnya rawan longsor.

5.1.3 Pada satuan kontur renggang menunjukkan kelerengan yang landai.

Tenaga eksogen dan destruktif lebih dominan daripada tenaga endogen dan

konstruktif, pola pengaliran radial, tataguna lahan digunakan sebagai daerah

pemukiman, potensi positifnya dapat digunakan sebagai lahan persawahan

dan potensi negatifnya adalah rawan banjir.

5.2 Saran

Sebelum dilaksanakannya praktikum sebaiknya praktikan mempelajari

tentang bentang alam vulkanik dan mempersiapkan alat dan bahan agar

mempermudah jalannya praktikum.

15