Post on 29-Mar-2019
1
A. TUJUAN Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:
1. Menjelaskan teknik pemasangan kabel jaringan baik secara straight atau
crossover.
2. Mengimplementasikan teknik pengkabelan secara individu atau kelompok dan
melakukan pengujian pada jaringan LAN.
3. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat
implementasi pengkabelan.
B. PERALATAN 1. Kabel UTP Category 5
2. Crimp tool
3. Konektor RJ-45
4. Cable Tester
C. TEORI Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel yang menghubungkan satu sisi
dengan sisi yang lain. Namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi merupakan kurva
terbuka (dengan terminator diujungnya).
Seiring dengan perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami
perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan gelombang radio
hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan perkembangan jaringan
komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan komputer bisa menggunakan teknologi
kelas rendah (seperti 10BASE2 menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan
teknologi tinggi (seperti laser dan serat optik).
TEKNIK PENGKABELAN JARINGAN
Bentuk dan fungsi dari jaringan computer menentukan pemilihan jenis kabel, demikian
juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi pertimbangan utama
untuk2membangun sebuah jaringan (baik home network, SOHO network ataupun
jaringan kelas raksasa seperti MAN –metropolitan area network). Berikut adalah tabel
Jenis Jaringan, Jenis Kabel dan Jenis Protokol yang biasa dipergunakan.
1. Tipe dan Jenis Kabel Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh
karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara
umum, yaitu twisted pair (UTP - unshielded twisted pair dan STP - shielded twisted pair)
dan coaxial cable. Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Oktober
2008):eature
Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6/7 merupakan kategori spesifikasi untuk masingmasing
kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi atas kualitas
kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk kualitas “belitan” (twist)
masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk menentukan besaran frekuensi yang
bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga bisa
mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).
Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced mempunyai
standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah dilengkapi dengan insulator
untuk mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa
digunakan untuk menghubungkan jaringan hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk
coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter cukup
besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Thick Coaxial Cable (Kabel Koaksial Gemuk) Kabel koaksial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5,
dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna
kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau
hanya disingkat ThickNet, atau bahkan hanya disebut sebagai yellow cable. Kabel
koaksial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan
sebagai berikut:
Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan
menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah
resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang
lumayan lebar).
Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau
berupa populated segments.
Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini
repeaters.
Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500
meter).
Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
Setiap segment harus diberi ground.
Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat
(device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Thin Coaxial Cable (Kabel Koaksial Kurus) Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai
perangkat jaringan, kabel jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,
dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap
lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis
ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan
dengan T- Connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan
sebagai berikut:
Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu
tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
Setiap segmen maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Kabel UTP (Khususnya CAT5 / CAT5e)
Konektor yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45. Untuk
penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu
straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda,
straight cable digunakan untuk menghubungkan client ke hub/router, sedangkan
crossover cable digunakan untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus
tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub.
STRAIGHT CABLE Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam artian ujung
nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari
masing-masing kabel tidak menjadi masalah, namun ada standard secara internasional
yang digunakan untuk straight cable ini, yaitu:
Karakteristik Straight Cable :
Menghubungkan PC-Hub/switch
Half duplex
Panjang maksimal kabel 100 m
Ethernet 10/100/1000Base-T
CROSSOVER CABLE
Karakteristik Crossover Cable :
1. PC-Switch, Switch-Switch, PC-PC
2. Full duplex
3. Panjang maksimal kabel 100 m
4. Ethernet 10/100/1000Base-T
D. PERCOBAAN
1. Siapkan kabel UTP sesuai yang diinginkan misalnya 2 meter
2. Ukur sekitar 1 cm dari ujung kabel dan potonglah bagian luar dari kabel perlahan
secara memutar. Dalam proses ini berhati-hatilah karena kesalahan sedikit saja
dapat membuat kabel kabel tipis 8 warna yang ada dibagian dalam kabel dapat
putus, yang berarti kita harus mengulang lagi untuk memotong bagian luarnya
3. Setelah bagian luarnya kita potong, susunlah kabel-kabel warna warni tersebut
dengan urutan yang di atas
4. Setelah menyusunnya dengan rapi dan memastikan kalau ujung dari semua kabel
rata (untuk memudahkan ketika memasukkannya kedalam konektor RJ-45,
potonglah jika semua ujung belum rata), ambil konektor RJ-45-nya kemudian
masukkan semua ujung kabel yang telah di susun dengan hati - hati kedalam lubang
yang terdapat pada konektor RJ-45 tersebut. Pastikan semua kabel rata pada tiap
ujung lempengan yang ada di dalam port. Karena satu saja dari kaki-kaki kabel tidak
menyentuh pada lempengan tersebut maka kabel tidak akan berfungsi.
5. Kemudian, masukkanlah konektor RJ-45 yang telah disatukan dengan kabel tersebut
pada Crimping Tool dan tekan dengan penekanan yang cukup kuat, dan tahan
beberapa detik untuk memastikan kaki pengunci pada konektor telah mengunci
kabel dengan baik sehingga tidak goyang atau lepas. Lakukan hal yang sama pada
ujung satu lagi.
6. Jika telah selesai, sekarang kita akan menggunakan network cable tester untuk
menguji apakah kabel kita telah berfungsi dengan baik. Masukkan kedua ujung
konektor pada masing - masing port untuk RJ-45 pada tester, kemudian hidupkan
testernya, perhatikan kedua bagian lampu indikator (yang biasanya masing-masing
berjumlah 8 lampu plus 1 lampu indikator untuk grounding). Jika kabel dalam status
yang bagus, lampu-lampu tersebut akan hidup berurutan sesuai dengan urutan
nomornya (kecuali jika sedang menguji kabel cross dimana urutannya berbeda)
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
Nama : Nim : Jurusan :
Judul Percobaan :
Hasill Percobaan :
Analisi Percobaan :
Kesimpulan Percobaan :
2
A. TUJUAN
Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:
1. Mengetahui jenis-jenis (klasifikasi) alamat IP.
2. Mempraktekkan cara setting dan konfigurasi alamat IP.
3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan setting dan konfigurasi TCP/IP.
B. PERALATAN 1. PC dengan sistem operasi Windows XP Atau Windows 7
2. Kabel UTP
3. Switch
C. TEORI 1. Pengalamatan IP (IP Addressing) Internet (International Network) merupakan sebuah “jaringan raksasa” yang terdiri atas
komputer-komputer yang saling terhubung satu sama lain. Untuk dapat saling
berkomunikasi, masing-masing komputer harus mempunyai kartu jaringan. Kartu
jaringan tersebut mempunyai nomor identitas yang unik. Sebagai contoh, nomor ID kartu
jaringan adalah 00:50:FC:FE:B1:E9. ID tersebut sulit untuk diingat. Bayangkan bila
untuk berkomunikasi sesama komputer dalam jaringan harus menghapalkan ID kartu
jaringan masing-masing. Untuk memudahkan hal itu, maka digunakan protokol TCP/IP
pada setiap komputer. Setiap komputer yang menggunakan protokol ini harus memiliki
nomor yang disebut sebagai alamat IP, sehingga untuk melakukan koneksi kita tinggal
menggunakan nomor IP komputer yang tentunya hal ini lebih mudah daripada
menggunakan nomor ID kartu jaringan.
Penomoran IP hanya digunakan untuk memudahkan saja karena untuk berkomunikasi
antara komputer yang satu dengan yang lainnya tetap menggunakan no ID kartu
Pengalamatan IP (IP Addressing) dan Konfigurasi TCP/IP
jaringan yang sudah diakomodasi oleh protokol TCP/IP. Untuk IPv4 nomor IP terdiri atas
32 bit dan dibagi menjadi 2 buah field, yaitu:
net id yang menunjukan jaringan kemana host dihubungkan.
host id yang memberikan suatu pengenal unik pada setiap host pada suatu
jaringan.
Untuk memudahkan identifikasi, alamat IP yang terdiri dari 32 bit tadi dituliskan menjadi
4 nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit. Misalnya saja nomor IP 192.168.19.1
sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana 11000000
merupakan bilangan binary 8 bit dari 192, 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit
dari 168, 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19 dan 00000001 yang
merupakan bilangan binary 8 bit dari 1. Alamat IP yang dapat dipakai dari alamat 0.0.0.0
sampai dengan alamat 255.255.255.255 sehingga jumlah maksimal alamat IP yang bisa
dipakai adalah 28 x28 x 28 x28 = 4,294,967,296. Untuk memudahkan pengelolaan alamat
IP dari jumlah IP address sebanyak itu dikelompokan menjadi beberapa kelas oleh
badan yang mengatur pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC atau di Indonesia
dengan IDNICnya menjadi sebagai berikut ini :
1. Alamat IP kelas A dimulai dari bit awal 0. Oktet pertama dari berupa net id dan
sisanya adalah host id.
2. Alamat IP kelas B dimulai dari bit awal 10. Dua oktet pertama digunakan untuk net
id dan sisanya digunakan untuk host id.
3. Alamat IP kelas C dimulai dari bit awal 110. Tiga oktet pertama digunakan untuk
net id dan sisanya digunakan untuk host id.
4. Alamat IP kelas D dimulai dari bit awal 1110. Alamat IP kelas D digunakan untuk
mendukung multicast.
5. Alamat IP kelas E dimula dari bit awal 11110. Alamat IP kelas ini digunakan untuk
tujuan eksperimen.
Agar lebih jelas, silakan lihat tabel di bawah ini:
Selain pengelompokan alamat diatas, alamat IP juga dibagi atas Private IP dan Public
IP. Private IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan LAN (Local Area
Network) dan tidak dikenal oleh internet, sedangkan Public IP adalah alamat yang
digunakan untuk pengalamatan internet. Sehingga apabila Private IP mengadakan
komunikasi dengan Public IP atau internet diperlukan suatu mekanisme yang disebut
dengan NAT (Network Address Translation). Adapun range dari Private IP pada setiap
kelas adalah seperti pada tabel di bawah ini:
Dalam setiap komputer yang mempunyai sistem operasi juga terdapat sebuah IPDefault
yang akan digunakan sebagai loopback, yaitu alamat IP yang menunjuk kepada dirinya
sendiri. Alamat IP ini adalah 127.0.0.1 yang biasanya mempunyai hostname localhost.
Alamat IP ini biasanya hanya dipakai sebagai loopback saja sehingga alamat ini tidak
dipakai untuk melakukan pengalamatan kartu jaringan.
2. Konfigurasi Jaringan Windows memberikan 2 metode untuk mengkonfigurasi TCP/IP, yaitu:
1. Konfigurasi Otomatis
2. Konfigurasi Manual
1. Konfigurasi Otomatis Konfigurasi ini adalah cara termudah sebab Windows sudah memberikan Private
IPbAddress secara otomatis bila Lan Card sudah terinstall. Cara mengkonfigurasi
TCP/IP secara otomatis pada server, yaitu :
1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties.
2. Klik kanan pada Local Area Connection pilih Properties pada tab General pilih
Internet Procokol (TCP/IP) kemudian klik Properties.
3. Kemudian centang Obtain an IP Address automatically.
4. Kemudian klik OK maka konfigurasi Otomatis selesai.
2. Konfigurasi Manual Konfigurasi manual adalah cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual atau subnet
mask, default gateway, DNS server, dan WINS server secara manual. IP address pada
metode ini bersifat permanen. Adapun cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual
adalah:
1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties
2. Klik ganda pada Internet Protocol (TCP/IP)
3. Klik Use the following IP address
4. Masukan no IP yang diinginkan
5. Klik OK
D. PERCOBAAN Percobaan I
1. Buat Jaringan seperti gambar dibawah ini
2. Hubungkan dua computer dengan kabel cross kemudian berikan alamat private
dikelas C
3. Masukan IP di computer A dengan (misal IPnya adalah 192.168.1.2/24 dan
Komputer B dengan IP 192.168.1.254/24)
Pilih Control Panel kemudian pilih Network Adapter dan pilih Local Area Connections
Klik 2 X bagian Local Area Connections kemudian pilih Internet
Protocol (TCP/IP) kemudian Propertise
Isikan Alamat di Komputer A dengan IP 192.168.1.2 dan untuk Komputer
B 192.168.1.254 dengan subnetmask 255.255.255.0
4. Pada komputer A klik menu Start kemudian ambil RUN ketikan CMD 5. Ping ke komputer B dengan cara sbb ping 192.168.1.254 , hasil yang didapat
Percobaan 2
1. Hubungkan dua komputer atau lebih dengan menggunakan switch atau hub
kabel straight kemudian berikan alamat private dikelas C: (IP Addres
192.168.2.0/24)
2. Masukan IP address di setiap komputer (A,B,C dan D), komputer A
192.168.1.1/24, Komputer B192.168.1.10/24, Komputer C 192.168.1.20/24 dan
komputer C 192.168.1.50/24
3. Dari komputer A ping ke komputer B , C dan D, hasil yang di dapat
Hasil Ping Ke Komputer B
Hasil Ping Ke Komputer C
Hasil Ping Ke Komputer D
Tugas 1
Host IP Address 172.30.1.33
Network Mask 255.255.0.0
Network Address
Network Broadcast Address
Total Number of Host Bits
Number of Hosts
IP Computer A
IP Computer B
2
Host IP Address 172.30.1.33
Network Mask 255.255.255.0
Network Address
Network Broadcast Address
Total Number of Host Bits
Number of Hosts
IP Computer A
IP Computer B
IP Computer C
IP Computer D
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Nama : Nim : Jurusan :
Judul Percobaan :
Hasill Percobaan :
Analisi Percobaan :
Kesimpulan Percobaan :
3
A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami prinsip NAT.
2. Mahasiswa memahami kegunaan/manfaat NAT
3. Mahasiswa mampu melakukan installasi dan konfigurasi/setting NAT
B. PERALATAN 1. OS Mikrotik
2. PC Router
3. Switch / HUB
4. Kabel UTP
C. TEORI PC router digunakan sebagai perantara antara modem ADSL (Asymmetric Digital
Subscriber Line) dengan jaringan LAN. Karena sebagian besar fungsi PC router dapat
digantikan oleh modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line), bagi mereka yang
tidak mau pusing dan cukup dengan feature yang sederhana disarankan untuk
menggunakan router modem ADSL. PC router Linux terutama ditujukan bagi mereka
yang nantinya ingin mengembangkan diri menguasai system yang lebih kompleks,
terutama menggunakan server internet yang berbasis di linux.
Spesifikasi PC router bisanya tidak terlalu besar. PC Pentium I dengan
menggunakan memory 128 Mbyte harddsik 5 Gbyte cukup baik untuk digunakan
sebagai router. Sebentulnya dapat menggunakan memory RAM 64 Mbyte, tapi cukup
berat instalasi-nya, terutama jika menggunakan disro linux besar seperti redhat atau
fedora.
Ada beberapa fungsi PC router linux yang sering digunakan, minimalnya adalah :
SHARING INTERNET
Firewall sederhana, untuk mengatur trafik yang diizinkan maupun tidak
diizinkan ke / dari internet. Pada system operasi linux, apalikasi firewall
yang digunakan biasanya sudah ada di system operasi dan dapat diakses
menggunakan perintah iptables.
Network Address Translation (NAT) yang sebetulnya menjadi bagian dari
fungsi/kemampuan firewall yang memungkinkan banyak computer di LAN
membagi (sharing) sambungan akses ke internet yang hanya satu buah /
beberapa buah.
Fungsi routing, biasanya memang built in pada system operasi linux.
Fungsi routing dibutuhkan jika kita mempunyai beberapa jaringan LAN
yang ingin tergabung ke internet secara bersama. Jika hanya ada satu
buah jaringan LAN yang ingin tergabung ke internet, fungsi routing yang
kompleks tidak dibutuhkan. Pada system operasi lunix apalikasi routing
yang digunakan biasanya sudah ada pada system operasi dapat diakses
menggunakan router.
DHCP server digunakan untuk membarikan IP address (alamat IP) pada
work-station di LAN agar memperoleh IP address secara automatis.
D. PERCOBAAN
1. Installasi Sebuah PC dengan OS Mikrotik
2. Pasang NIC di server Mikrotik
3. Melihat Kondisis Interface di Mikrotik [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R ether1 ether 0 0 1500 1 R ether2 ether 0 0 1500
Catatan : Jika di interface anda tanda X (Disable) dan kalau R (running)
4. Mengganti nama Intreface Dalam hal ini kita akan memberi nama PUBLIK pada ether 1 dan LOCAL pada ether2 [admin@Mikrotik] > interface set 0 name=PUBLIK [admin@Mikrotik] > interface set 1 name=LOCAL Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R PUBLIK ether 0 0 1500 1 R LOKAL ether 0 0 1500 5. Mengganti Nama Mikrotik [admin@Mikrotik] > system identity set name=router_fasilkom [admin@ router_fasilkom]> 6. Setting IP Address Pada modul ini interface PUBLIK digunakan untuk koneksi ke internet sedang interface LOKAL [admin@ router_fasilkom]>ip address add address=202.146.180.228/29 interface=PUBLIK comment="IP ke Internet" [admin@ router_fasilkom]>ip address add address=172.16.0.1/24 interface=LOKAL comment="IP ke LAN" Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- [admin@ router_fasilkom]>ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE 0 ;;; IP Address ke Internet 192.168.3.2/24 192.168.3.0 192.168.3.255 PUBLIK 1 ;;; IP Address ke LAN 172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 LOKAL Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 7. Setting Gateway
Pada kasus ini kita menggunakan default gateway, dimana pada percobaan ini gateway nya adalah 202.146.180.225 [admin@ router_fasilkom]>ip router add gateway=202.146.180.225 [admin@ router_fasilkom]>ip route print Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf # DST-ADDRESS PREFSRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE 0 ADC 192.168.3.0/24 192.168.3.2 PUBLIK 1 ADC 172.16.0.0/24 172.16.0.1 LOKAL 2 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.3.1 PUBLIK Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 8. Setting Name Server Pada percobaan ini IP DNS yang kita dapat adalah IP Address Primary= 202.146.180.4 dan IP Address Secondary= 202.146.178.4 [admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=202.146.180.4 allow-remoterequests=yes [admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=202.146.178.4 allow-remoterequests=yes Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
9. Tes ping ke Gateway ini bertujuan memastikan konfigurasi kita sudah benar [admin@ router_fasilkom]> ping 202.146.180.225 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms Untuk menghentikan proses ping tekan tombol CTRL + C
4. Tes Ping ke sebuah Web Site (untuk memastikan DNS kita sudah benar ata salah) [admin@ router_fasilkom]> ping www.google.com 216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=248 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=289 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=258 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=321 ms 4 packets transmitted, 4 packets received, 0% packet loss round-trip min/avg/max = 248/279.0/321 ms 5. NAT (Network Address Transalation) Jika router akan kita jadi sebagai gateway server maka agar client pada network dapat terkoneksi ke internet maka perlu kita masquerade
[admin@ router_fasilkom]> ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=PUBLIK (interface yang terhubung ke internet) action=masquerade Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 6. Setting Komputer Client
Setting ip client satu kelas dengan router IP Address : 172.16.0.2 Subnet Mask : 255.255.255.0 Default Gateway : 172.16.0.1 Preferred DNS Servers 172.16.0.1 Klik OK
Selanjut dari sisi client kita coba untuk browsing ke sebuah web site Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Judul Percobaan :
Hasill Percobaan :
Analisi Percobaan :
Kesimpulan Percobaan :
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
Nama : Nim : Jurusan :