Post on 04-Mar-2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Al-quran yang disampaikan kepada Muhammad melalui Malaikat Jibril
secara bertahap selama 23 tahun, tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari merupakan
surat kiriman Allah kepada seluruh umat manusia, sebagaimana dikemukakan
dalam salah satu firman-Nya sebagai berikut :
1. Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-
Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam[1052],
[1052] Maksudnya jin dan manusia
Pesan Al – quran juga juga tidak terbatas untuk mewarnai kehidupan
orang-orang tertentu, dan lingkungan serta kurun waktu tertentu, akan tetapi untuk
seluruh umat manusia dan sepanjang masa. Pernyataan di atas menunjukkan
bahwa Al-quran diturunkan tidak bersifat lokal dan tidak khusus bagi kalangan
tertentu.
Selain itu, Al-quran mempunyai kekhususan yang terletak dalam segi
bahasa, yakni bahasa Arab. Bahasa dalam AL-quran mengandung kata-kata atau
isyarat yang indah. Ada yang bisa langsung dipahami dan ada juga yang perlu
menafsirkan lebih lanjut agar mengetahui makna yang terkandung dari Al-quran
tersebut.
Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia, maka manusia yang merasa
dimanusiakan oleh Allah sangatlah penting memahaminya, al-Qur’an merupakan
samudra ilmu bagi manusia ditinjau dari segala aspek, sebab turunnya, daerah-
1
daerah atau tempat turunnya yang hal itu diberi nama dengan ayat-ayat Makkiyah
dan Madaniyah oleh kesepakatan para ulama
Atas dasar pertama, yakni Al-quran yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW hendaknya dapat dipahami oleh umat manusia itu sendiri
meskipun hanya dengan mempelajari kitab-jitab tafsir dan terjemahan Al-Quran
yang sudah tersedia. Atas dasar kedua, yakni Al-quran mempunyai kekhususan
dalam bahasa, maka setiap orang yang akan menafsirkan Al-quran harus terlebih
dahulu memenuhi syarat-syarat sebagai mufassir. Demikian pula bagi seseorang
yang akan menerjemahkan Al-Quran, sebagaimana dikatakan oleh Az-Zarqany
dalam bukunya Manahil Al-Irfan, tidak terlepas dari syarat-syarat tertentu.
Apabila persyaratan-persyaratan tersebut tidak terpenuhi oleh penerjemah Al-
Quran, khususnya persyaratan tentang penguasaan yang sama baiknya terjadap
bahasa sumber dan bahasa penerima, akan terjadi kesalahan-kesalahan. Akibat
kesalahan-kesalahan itu adalah bahwa pesan yang terdapat dalam bahasa sumber
tidak dapat diisampaikan oleh penerjemah kepada penerima pesan dengan
kalimat-kalimat yang efektif. Atas dasar ketiga bahwasannya Alquran merupakan
samudra ilmu yang ditinjau dari berbagai aspek, salah satunya tempat turunnya
yang disebut Makkiyah dan madaniyah.
Begitu juga Lembaga Pentashih Mushaf Al-Quran Departemen Agama
tidak mau ketinggalan dalam hal menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa
Indonesia, mengingat mayoritas negara indonesia beragama islam. Berbagai usaha
dilakukan oleh Lembaga Pentashih Mushaf Al-Quran Departemen Agama untuk
merealisasikan hal tersebut. Pemerintah Indonesia melalui Lembaga Pentashih
Mushaf Al-Quran Departemen Agama mulai mengadakan penerbitan dan
percetakan terjemahan Al-Quran pada tahun 1962 hingga sampai sekarang masih
dibenahi untuk mendapatkan hasil terjemahan yang sempurna dan lengkap.
Berdasarkan latar belakang di atas,Penulis tertarik untuk membuat laporan
penelitian dengan judul “Pembahasan Terhadap Terjemahan Al-Quran dan
Tafsir Departemen Agama Republik Indonesia Surah Al-An’am”.
2
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Analisis dan penafsiran Al-quran Terjemahan Depag berdasarkan Makkiyah dan Madaniyah beserta kandungan surah Al-An’am ?
2. Bagaimana Analisa Penerjemahan Al-Quran Departemen Agama
Republik Indonesia Surah Al-An’am ?
3. Bagaimana Evaluasi Terhadap Al-quran dan Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Untuk menganalisis dan penafsiran Al-quran terjemahan Depag
berdasarkan Makkiyah dan Madaniyah beserta kandungan surah Al-
An’am
2. Untuk menganalisa penerjemahan Al-Quran Departemen Agama
Republik Indonesia Surah Al-An’am
3. Untuk memberikan evaluasi terhadap Al-quran dan terjemahan
Departemen Agama Republik Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Dari tujuan penulisan di atas, maka manfaat hasil penulisan diantarnya :
1.4.1 Akademi Ilmiah
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasanah ilmu
pengetahuan dibidang pendidikan khususnya dalam menambah
pengetahuan tentang ilmu yang ada di dalam Al -quran.
b. Untuk menggugah para penerjemah Al-quran akan pentingnya
penguasaan bahasa Indonesia dalam kegiatan penerjemahan Al-
Quran ke dalam Bahasa Indonesia.
3
1.4.2 Sosial Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai konstribusi
di bidang pendidikan dan berguna bagi masyarakat dan khususnya
bagi lingkungan kampus.
1.5 Ruang Lingkup Penulisan
Penulis menggunakan sumber dari Al Quran Terjemahan Departemen
Agama Republik Indonesia serta menggunakan sumber pendukung dari beberapa
kitab Tafsir yang membahas penerjemahan Al-quran dan penafsirannya, seperti
Manahilu al-Irfan fi ‘Ulumi Al-quran oleh Az-Zarqany yang bertujuan untuk
memudahkan dan menguatkan laporan penulisan.
1.6 Batasan Istilah
Untuk memperoleh kejelasan pengertian maka perlu dirumuskan
pembatasan masalah agar tidak salah dalam menafsirkan judul di atas. Untuk
memudahkan proses penelitian maka penulis jelaskan terlebih dahulu istilah-
istilah tersebut.
1.6.1 Analisis
Yang dimaksud dengan analisis adalah kajian yang dilaksanakan
terhadap sebuah surat dalam al quran terjemahan DEPAG guna
meneliti atau memeriksa isi tata bahasa.
1.6.2 Penafsiran
Yang dimaksud penafsiran adalah kajian untuk menafsirkan dari
surat al quran berdasarkan pendapat para ulama’.
1.6.3 Jaringan Pleonasme
Merupakan pemakaian kata-kata dalam terjemah yang lebih dari
apa yang diperlukan. Contoh : Kalau sekiranya.
4
1.6.4 Jaringan Gramatika
Merupakan pemakaian kata-kata dalam terjemah yang tidak sesuai
dengan tata bahasa indonesia.
1.6.5 Jaringan Diksi
Merupakan pemilihan kata-kata dalam terjemah yang bermakna
tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok
pembicaraan.
1.6.6 Jaringan Idiom
Merupakan gabungan kata yang maknanya tidak dapat dijabarkan
dari makna unsur gabungan yang digunakan dalam terjemahan.
1.7 Kerangka Teori
Yang dimaksud kerangka teori adalah dasar atau tumpuan yang dijadikan
aturan untuk melakukan penelitian ini. Terjemahan Al-Quran yang disusun oleh
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran Departemen Agama Republik
Indonesia banyak mengandung kesalahan menurut tata bahasa Indonesia sebagai
bahasa penerima (BPe). Ini terjadi antara lain karena cara menerjemahkan yang
adakalanya hanya sebatas mendatangkan sinonim dan makna leksikal, tidak
dengan memakai kalimat efektif atau ungkapan yang lazim dan baku dalam
bahasa penerima. Penerjemah hendaknya dapat menyampaikan pesan-pesan yang
terdapat dalam bahasa sumber secara efektif. Oleh karena itu, penerjemah harus
mampu menyusun kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa penerima yang
dipakainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar dalam
melakukan penelitian ini ialah penerjemahan dalam pengertian pemindahan
makna dari bahasa sumber (BSu) ke bahas Penerima (BPe) sebagai cara yang
dapat diandalkan bukan penerjemahan kata demi kata. Untuk memindahkan
makna tersebut dibutuhkan kalimat-kalimat terjemahan efektif dalam bahasa
penerima.
5
BAB II
DESKRIPSI ISI PESAN
2.1 Tabel Deskripsi Surat Al—An’am
No.aya
tIsi Pesan Indikator
24
lihatlah bagaimana mereka telah
berdusta kepada diri mereka
sendiri dan hilanglah daripada
mereka sembahan-sembahan yang
dahulu mereka ada-adakan.
Menunjukkan Kalimat
Terjemahan yang bertentangan
dengan Gramatika Bahasa
Indonesia
51
Dan berilah peringatan dengan
apa yang diwahyukan itu kepada
orang-orang yang takut akan
dihimpunkan kepada Tuhannya
(pada hari kiamat), sedang bagi
mereka tidak ada seorang
pelindung dan pemberi
syafa'atpun selain daripada
Allah, agar mereka bertakwa.
Menunjukkan Kalimat
Terjemahan yang bertentangan
dengan Gramatika Bahasa
Indonesia
58
Katakanlah: "Kalau Sekiranya
ada padaku apa (azab) yang kamu
minta supaya disegerakan, tentu
telah diselesaikan Allah urusan
yang ada antara aku dan kamu
Berisi kalimat terjemahan yang
mengandung Pleonasme
70 dan tinggalkanlah orang-orang
yang menjadikan agama mereka
sebagai main-main dan senda
gurau, dan mereka telah ditipu
oleh kehidupan dunia.
Menunjukkan Kalimat
Terjemahan yang bertentangan
dengan Gramatika Bahasa
Indonesia
6
Peringatkanlah (mereka) dengan
Al-Quran itu agar masing-masing
diri tidak dijerumuskan ke dalam
neraka, karena perbuatannya
sendiri. tidak akan ada baginya
pelindung dan tidak pula pemberi
syafa'at selain daripada Allah.
71
Katakanlah: "Apakah kita akan
menyeru selain daripada Allah,
sesuatu yang tidak dapat
mendatangkan kemanfaatan
kepada kita dan tidak (pula)
mendatangkan kemudharatan
kepada kita
Menunjukkan Kalimat
Terjemahan yang bertentangan
dengan Gramatika Bahasa
Indonesia
73
dan Dialah yang menciptakan
langit dan bumi dengan benar. dan
benarlah perkataan-Nya di waktu
Dia mengatakan: "Jadilah, lalu
terjadilah", dan di tangan-Nyalah
segala kekuasaan di waktu
sangkakala ditiup. Dia mengetahui
yang ghaib dan yang nampak.
dan Dialah yang Maha Bijaksana
lagi Maha mengetahui.
Menunjukkan kalimat
Terjemahan yang tidak sesuai
dengan diksi
100 dan mereka (orang-orang
musyrik) menjadikan jin itu
sekutu bagi Allah, Padahal Allah-
lah yang menciptakan jin-jin itu,
dan mereka membohong (dengan
mengatakan): "Bahwasanya Allah
mempunyai anak laki-laki dan
perempuan", tanpa (berdasar)
Menunjukkan Kalimat
terjemahan yang bukan Idiom
7
ilmu pengetahuan. Maha suci
Allah dan Maha Tinggi dari sifat-
sifat yang mereka berikan.
111
kalau Sekiranya Kami turunkan
Malaikat kepada mereka, dan
orang-orang yang telah mati
berbicara dengan mereka dan
Kami kumpulkan (pula) segala
sesuatu ke hadapan mereka,
niscaya mereka tidak (juga) akan
beriman, kecuali jika Allah
menghendaki, tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.
Berisi kalimat terjemahan yang
mengandung Pleonasme
120dan tinggalkanlah dosa yang
nampak dan yang tersembunyi.
Menunjukkan kalimat
Terjemahan yang tidak sesuai
dengan diksi
143
(yaitu) delapan binatang yang
berpasangan, sepasang domba,
sepasang dari kambing.
Katakanlah: "Apakah dua yang
jantan yang diharamkan Allah
ataukah dua yang betina, ataukah
yang ada dalam kandungan dua
betinanya?" Terangkanlah
kepadaku dengan berdasar
pengetahuan jika kamu memang
orang-orang yang benar,
Menunjukkan Kalimat
terjemahan yang bukan Idiom
151
dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji,
baik yang nampak di antaranya
maupun yang tersembunyi,
Menunjukkan kalimat
Terjemahan yang tidak sesuai
dengan diksi
8
2.2 Tafsir Surat Al-An’am
Aya
tTafsir Ayat Penafsiran Penulis
24Terdapat kata daripada yang
merupakan terjemahan dari kata
.عن dan من
Perlu diperhatikan benar bahwa
pemakaian preposisi daripada
yang terlihat dalam terjemahan
ayat-ayat di atas sering
disalahgunakan. Preposisi
daripada hanya dipakai jika ada
dua hal yang dibandingkan, baik
secara eksplisit maupun implisit.
51
Terdapat kata daripada yang
merupakan terjemahan dari kata
.عن dan من
Perlu diperhatikan benar bahwa
pemakaian preposisi daripada
yang terlihat dalam terjemahan
ayat-ayat di atas sering
disalahgunakan. Preposisi
daripada hanya dipakai jika ada
dua hal yang dibandingkan, baik
secara eksplisit maupun implisit.
58
Terdapat kata kalau sekiranya.
Bentuk tersebut merupakan
terjemahan dari kata adalah
bentuk yang salah
Pengguanaan kata ini merupakan
bentuk yang salah, setidaknya
salah kaprah. Masing-masing
bentuk ini mengandung kata yang
lebih, Yang lebih itu dua kata
bersinonim (sama arti) digunakan
sekaligus. Kata ‘kalau’
mempunyai arti yang sama
dengan ‘sekiranya’ , sehingga
tidak perlu dipakai keduanya,
cukup salah satu saja.
9
70
Terdapat kata daripada yang
merupakan terjemahan dari kata
.عن dan من
Perlu diperhatikan benar bahwa
pemakaian preposisi daripada
yang terlihat dalam terjemahan
ayat-ayat di atas sering
disalahgunakan. Preposisi
daripada hanya dipakai jika ada
dua hal yang dibandingkan, baik
secara eksplisit maupun implisit.
71
Terdapat kata daripada yang
merupakan terjemahan dari kata
.عن dan من
Perlu diperhatikan benar bahwa
pemakaian preposisi daripada
yang terlihat dalam terjemahan
ayat-ayat di atas sering
disalahgunakan. Preposisi
daripada hanya dipakai jika ada
dua hal yang dibandingkan, baik
secara eksplisit maupun implisit.
73Terdapat kata ‘nampak’ yang
merupakan penyengauan bunyi
Kata ‘nampak’ merupakan
satunya penyengauan bunyi awal
suatu kata dalam bahasa Jawa.
Seharusnya bentuk yang benar
bagi kata majemuk dalam
terjemahan ayat-ayat di atas
adalah tampak tanpa
penyengauan bunyi awalnya.
100
Terdapat idiom yang salah
(gabungan kata atau frase yang
maknaya sudah menyatu dan tidak
dapat difaksirkan dengan makna
unsur yang membentuknya)
dilihat kata ‘tanpa (berdasar)
ilmu pengetahuan’. Kalimat
terjemahan inipun sudah benar
dari segi makna, tetapi tidak
idiomatis. Yang idiomatis ialah
berdasarkan atas/pada/kepada.
111 Terdapat kata kalau sekiranya.
Bentuk tersebut merupakan
Pengguanaan kata ini merupakan
bentuk yang salah, setidaknya
10
terjemahan dari kata adalah
bentuk yang salah
salah kaprah. Masing-masing
bentuk ini mengandung kata yang
lebih, Yang lebih itu dua kata
bersinonim (sama arti) digunakan
sekaligus. Kata ‘kalau’
mempunyai arti yang sama
dengan ‘sekiranya’ , sehingga
tidak perlu dipakai keduanya,
cukup salah satu saja.
120Terdapat kata ‘nampak’ yang
merupakan penyengauan bunyi
Kata ‘nampak’ merupakan
satunya penyengauan bunyi awal
suatu kata dalam bahasa Jawa.
Seharusnya bentuk yang benar
bagi kata majemuk dalam
terjemahan ayat-ayat di atas
adalah tampak tanpa
penyengauan bunyi awalnya.
143
Terdapat idiom yang salah
(gabungan kata atau frase yang
maknaya sudah menyatu dan tidak
dapat difaksirkan dengan makna
unsur yang membentuknya)
dilihat kata ‘dengan berdasar
pengetahuan’. Kalimat
terjemahan inipun sudah benar
dari segi makna, tetapi tidak
idiomatis. Yang idiomatis ialah
berdasarkan atas/pada/kepada.
151Terdapat kata ‘nampak’ yang
merupakan penyengauan bunyi
Kata ‘nampak’ merupakan
satunya penyengauan bunyi awal
suatu kata dalam bahasa Jawa.
Seharusnya bentuk yang benar
bagi kata majemuk dalam
terjemahan ayat-ayat di atas
adalah tampak tanpa
penyengauan bunyi awalnya.
11
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis dan penafsiran Al-quran Terjemahan Depag berdasarkan
Makkiyah dan Madaniyah beserta kandungannya (Surah Al-An’am)
Dalam surat Al-An’am (binatang ternak ; unta,sapi,biri-biri dan kambing)
yang terdiri atas 165 ayat. Dinamakan Al-An’am karena di dalamnya disebut kata
An’aam dalam hubungan dengan adat istiadat kaum musyrikin, yang menurut
mereka binatang-binatang ternak itu dapat digunakan untuk mendekatkan diri
kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang
berkenaan dengan binatang ternak itu. Termasuk golongan surat Makkiyah
karena beberapa alasan, diantaranya :
3.1.1 Surat Al-An’am hampir seluruh ayat-ayatnya diturunkan di
Makkah dekat sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah.
3.1.2 Surat Al-An’am berisi tentang kisah-kisah umat dan nabi terdahulu,
diantaranya umat-umat yang menentang rasul-rasul, kisah
pengalaman nabi Muhammad SAW, dan para nabi pada umumnya,
Cerita Nabi Ibrahim a.s. membimbing kaumnya kepada tauhid.
3.1.3 Surat Al-An’am berisi Bukti-bukti keesaan Allah serta
kesempurnaan sifat –sifatnya, kebenaran kenabian Nabi Muhammad
SAW. Penyaksian Allah atas kenabian Ibrahim, ishaq, Ya’qub, Nuh,
Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Zakariya, Yahya, Isa,
Ilayas, Alyasa’, Yunus, dan Luth. Penegasan tentang adanya risalah
dan wahyu serta hari pembalasan dan hari kebangkitan, kepalsuan
kepercayaan orang-orang musyrik dan keingkaran mereka terhadap
hari kiamat.
3.1.4 Surat Al-An’am berisi Larangan mengikuti adat istiadat yang
dibuat-buat oleh kaum jahiliyah, makanan yang halal dan haram,
13
wasiat yang sepuluh dari Al-quran, tentang tauhid keadilan dan
hukum-hukum, larangan mencaci maki berhala orang musyrik
karena mereka akan membalas dengan mencaci maki Allah.
3.1.5 Surat Al-An’am Berisi Sikap kepala batu kaum musyrikin, cara
seorang nabi memimpin umatnya , bidang-bidang kerasulan dan
tugas rasul-rasul. Tantangan kaum musyrikin untuk melemahkan
rasul, kepercayaan orang-orang muisyrik terhadap jin, syaitan, dan
malaikat, beberapa prinsip keagamaan dan kemasyarakatan, nilai
hidup duniawi.
Dari alasan-alasan itulah, surat Al-An’am dikelompokkan ke dalam
Makkiyah.
3.2 Analisa Penerjemahan Al-Quran Departemen Agama Republik
Indonesia (Surah Al-An’am)
Dalam penerjemahan Al-Quran Depag RI tahun 1990 banyak
dijumpai kalimat terjemahan yang tetap dapat dipahami maknanya, tetapi
jika diteliti dengan sesungguhnya, kalimat terjemahan tersebut terjadi
beberapa kesalahan, diantaranya : mengandung pleonasme, bertentangan
dengan gramatika bahasa Indonesia. Tidak disusun berdasarkan diksi, dan
tidak bersifat idiomatik.
3.2.1 Kalimat terjemahan yang mengandung Pleonasme
Dalam al-Quran surah Al-An’am terdapat beberapa kesalahan
terjemahan yang mengandung pleonasme. Yakni pada ayat 58.
.....
58. Katakanlah: "Kalau Sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta
supaya disegerakan.....
Dan juga pada ayat 111
.....
14
111. kalau Sekiranya Kami turunkan Malaikat kepada mereka, dan orang-orang
yang telah mati berbicara dengan mereka....
Dalam kalimat terjemahan tersebut terdapat kata kalau sekiranya. Bentuk
tersebut merupakan terjemahan dari kata adalah bentuk yang salah, setidaknya
salah kaprah. Masing-masing bentuk ini mengandung kata yang lebih, Yang lebih
itu dua kata bersinonim (sama arti) digunakan sekaligus. Kata ‘kalau’ mempunyai
arti yang sama dengan ‘sekiranya’ , sehingga tidak perlu dipakai keduanya, cukup
salah satu saja. Menurut penulis, seharusnya artinya berbunyi :
58. Katakanlah: " Sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta
supaya disegerakan..... Atau
58. Katakanlah: "Kalau ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya
disegerakan....
Dan pada ayat 111, seharusnya berbunyi :
111. Sekiranya Kami turunkan Malaikat kepada mereka, dan orang-orang
yang telah mati berbicara dengan mereka.... Atau
111. Kalau Kami turunkan Malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang
telah mati berbicara dengan mereka....
3.2.2 Kalimat Terjemahan yang bertentangan dengan Gramatika
Bahasa Indonesia
Dalam Al – quran surat al An-An’am ayat 24,51,64,70, dan 71 terdapat
kesalahan yang bertentangan dengan gramatika Bahasa Indonesia
Ayat 24
......
24. ..... dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.
Ayat 51
15
.....
51. ........ tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada
Allah, agar mereka bertakwa.
Ayat 70
..... .....
70. ......Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. .....
......
71. Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang
tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula)
mendatangkan kemudharatan.......
Dalam kalimat terjemahan DEPAG tersebut terdapat kata daripada yang
merupakan terjemahan dari kata Perlu kiranya diperhatikan benar .عن danمن
bahwa pemakaian preposisi daripada yang terlihat dalam terjemahan ayat-ayat di
atas sering disalahgunakan. Preposisi daripada hanya dipakai jika ada dua hal
yang dibandingkan, baik secara eksplisit maupun implisit.
Jika tidak ada perbandingan, daripada tidak digunakan. Sebagai gantinya, boleh
memakai preposisi dari. Dalam konstruksi frasa yang menyatakan kepemilikan,
kata daripada tidak digunakan. Begitu pula daripada tidak digunakan untuk
menandai objek kalimat. Dari uraian di atas, jelas bagi kita bagaimana pemakaian
preposisi daripada. Oleh sebab itu, kalimat terjemahan ayat-ayat di atas
selayaknya diubah menjadi :
24. ..... dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.
51. ........ tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain dari Allah, agar mereka bertakwa.
71. Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan.......
3.2.3 kalimat Terjemahan yang tidak sesuai dengan diksi16
\ Dalam al-quran surat Al-An’am, terdapat kesalahan terjemahan
yang tidak sesuai dengan diksi terdapat dalam ayat 73,120 dan 151.
Ayat 73
.... ...
73. .....dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak.....
Ayat 120
.....
120. dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi....
Ayat 151
.... .....
151. ......Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi.....
Dalam ayat-ayat tersebut dapat dilihat penggunaan kata nampak sabagai
terjemahan dari kata,
, ,dan . Menurut E. Zaenal Arifin dan farid Hadi
dalam bukunya 1001 kesalahan berbahasa Indonesia,salah satunya penyengauan
bunyi awal suatu kata biasa terdapat dalam bahasa Jawa. Lalu kebiasaan itu
terbawa ketika pembicara berbahasa Indonesia. Demikian pula halnya dengan
bentuk-bentuk nampak yang terdapat dalam terjemahan ayat-ayat di atas. Bentuk
yang benar bagi kata majemuk dalam contoh dan terjemahan ayat-ayat di atas
adalah tampak tanpa penyengauan bunyi awalnya. Oleh sebab itu, kalimat
terjemahan ayat-ayat di atas selayaknya diubah menjadi :
73. .....dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup.
Dia mengetahui yang ghaib dan yang tampak.....
120. dan tinggalkanlah dosa yang tampak dan yang tersembunyi....
17
151. ......Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
tampak di antaranya maupun yang tersembunyi....
3.2.4 Kalimat terjemahan yang bukan Idiom
Idiom adalah ungkapan bahwa berupa gabungan kata (frase) yang
maknaya sudah menyatu dan tidak dapat difaksirkan dengan makna unsur yang
membentuknya. Terjemahan yang menyalahi idiom terdapat pada Surah Al-
An’am ayat 100 dan 143.
Ayat 100
.... ....
100. .....dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah
mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu
pengetahuan.....
Ayat 143
....
143. ....Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu
memang orang-orang yang benar,
Dalam kalimat terjemahan tersebut, dilihat kata tanpa (berdasar) ilmu
pengetahuan, dengan berdasar pengetahuan. Kalimat terjemahan inipun sudah
benar dari segi makna, tetapi tidak idiomatis. Yang idiomatis ialah berdasarkan
atas/pada/kepada. Oleh sebab itu, kalimat terjemahan di atas seharusnya diubah
menjadi :
100. .....dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya
Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar)
kepada ilmu pengetahuan.....
143. ....Terangkanlah kepadaku dengan berdasar kepada pengetahuan
jika kamu memang orang-orang yang benar.
18
3.3 Evaluasi Terhadap Al-quran dan Terjemahan Departemen Agama
Republik Indonesia
Dengan berakhirnya usaha menganalisis dan menafsirkan sebagian dari
surat Al-An’am perihal tata bahasanya. Maka penulis mengambil sebuah evaluasi
tentang Al-quran terjemahan Departemen Agama Republik indonesia.
Berdasarkan hasil di pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa unsur
yang penting dalam mencari pedoman atau acuan sebagai landasan
menerjemahkan adalah pengetahuan penerjemah yang mendalam mengenai
kaidah atau tata bahasa sumber dan bahasa penerima. Kaidah atau tata bahasa
yang dimaksud menyangkut struktur,arti-arti kata, sejarah, sosial budayanya, serta
nuansa-nuansa bahasa itu sendiri, dan sebagainya. Sehingga hasil yang dicapai
akan sempurna dan tidak timbul keraguan untuk menggunakan Al-quran
Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Surat Al-An’am (binatang ternak ; unta, sapi, biri-biri, dan kambing) yang
terdiri atas 165 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah.
2. Dalam penerjemahan Al-Quran Depag RI tahun 1990 surah Al-An’am
terdapat beberapa kesalahan, diantaranya : mengandung pleonasme,
bertentangan dengan gramatika bahasa Indonesia. Tidak disusun
berdasarkan diksi, dan tidak bersifat idiomatik.
3. unsur yang penting dalam mencari pedoman atau acuan sebagai landasan
menerjemahkan adalah pengetahuan penerjemah yang mendalam
mengenai kaidah atau tata bahasa sumber dan bahasa penerima..
19
4.2 Saran
1. Bagaimanapun juga Al-Quran Terjemahan Departemen Agama Republik
Indonesia merupakan karya yang luar biasa dan sangat besar artinya
apalagi bila dihubungkan dengan waktu mulainya pekerjaan
menerjemahkan ini sekitar tahun 1962. Namun, tetap dirasa perlu adanya
perbaikan dan penyempurnaan dalam beberapa hal terutama yang
berhubungan dengan bahasa penerima agar memudahkan dalam
memahami maksud dari kandungan Al-quran.
2. Hendaknya para penerjemah lebih memperhatikan kaidah atau tata
bahasa yang menyangkut struktur, arti-arti kata, sejarah, sosial
budayanya, serta nuansa-nuansa bahasa itu sendiri, dan sebagainya.
Sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan tidak timbul keraguan
untuk menggunakan Al-quran Terjemahan Departemen Agama Republik
Indonesia.
20
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Ismail,DR.MA, 2001,Falsifikasi Terjemahan Al-Quran DEPAG Edisi
1990:PT Tiara Wacana Yogya.
Departemen Agama, 2000, Al-Qur’an Terjemah, Semarang: CV. Al-Waah.
21