Post on 06-Jan-2016
description
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 1/42
TUGAS MAKALAH
HUKUM PIDANA
OLEH
N a m a : AHMAD FARHANN P M : 14.12.27.009Kelas : MH 27 CAngkatan : MH 12 A
PROGRAM PASCA SARANA MAG!S"#R H$K$M$N!%#RS!"AS &ANDAR 'AMP$NG
201(
0
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 2/42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum merupakan suatu pedoman yang mengatur pola hidup manusia yang
memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan ketentraman hidup bagi
masyarakat. Oleh karena itulah, hukum mengenal adanya adagium ibi societes ibi
ius. Adagium ini muncul karena hukum ada karena adanya masyarakat dan
hubungan antar individu dalam bermasyarakat. Hubungan antar individu dalam
bermasyarakat merupakan suatu hal yang hakiki sesuai kodrat manusia yang tidak
dapat hidup sendiri karena manusia adalah makhluk polis, makhluk yang
bermasyarakat ( zoon politicon).1
emua hubungan tersebut diatur oleh hukum, semuanya adalah hubungan
hukum (rechtsbetrekkingen).! "aka untuk itulah dalam mengatur hubungan#
hubungan hukum pada masyarakat diadakan suatu kodi$ikasi hukum yang
mempunyai tujuan luhur yaitu menciptakan kepastian hukum dan
mempertahankan nilai keadilan dari subtansi hukum tersebut. ekalipun telah
terkodi$ikasi, hukum tidaklah dapat statis karena hukum harus terus menyesuaikan
diri dengan masyarakat, apalagi yang berkaitan dengan hukum publik karena
bersentuhan langsung dengan hajat hidup orang banyak dan berlaku secara umum.
eiring perkembangan %aman permasalahan di bidang hukumpun semakin
hari semakin rumit dan kompleks. &hususnya lagi dalam hukum pidana yang
mencita#citakan lahirnya sebuah kodi$ikasi baru pengganti &itab 'ndang#undang
1 arji armodiharjo hidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukukum, Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia, *.+. ramedia *ustaka 'tama, -akarta, 1/, hlm. .! 2.-. van Apeldoorn, pengantar Ilmu hukum, *.+. *radnya *aramita, -akarta, !000, hlm. 3.
1
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 3/42
Hukum *idana (selanjutnya disebut &'H* saja) 4arisan kolonial yang telah
terlalu jauh tertinggal oleh %aman. *atut dicatat, pembaharuan hukum pidana
selalu menimbulkan pertentangan#pertentangan pendapat yang tidak hanya terjadi
antara para ahli hukum saja melainkan juga melahirkan pertentangan di tengah
masyarakat. *ertentangan yang terjadi tidak hanya mencakup persolan
pembaharuan hukum pidana ( penal reform) nasional yang berkaitan dengan aturan
umum dan rumusan deliknya namun juga mencakup kebijakan criminal (criminal
policy) yang merupakan persoalan yang tak kalah penting guna mencegah
meluasnya perkembangan5kecendrungan kejahatan (crime trend ).
Hukum pidana yang domeinnya sebagai hukum publik membuat
perkembangan hukum pidana selalu menjadi sorotan di tengah masyarakat.
6ontoh kecil yang dapat kita lihat ialah bagaimana respon masyarakat yang sangat
antusias terhadap 4acana penegasan ancaman pidana mati terhadap terhadap para
koruptor.
"enurut Hegel 7egara ialah realitas 8 oh9 atau kesadaran, yang menja4ab
pertentangan dalam masyarakat. +anpa 7egara pertentangan yang ada di dalam
masyarakat tidak dapat diselesaikan. "aka menyikapi permasalahan dan
pertentangan yang terjadi di dalam pembaharuan hukum pidana, 7egaralah yang
harus mengambil kebijakan guna mencegah terjadi pertentangan yang semakin
meluas yang bukannya mendatangkan solusi melainkan melahirkan debat kusir
yang tak bermakna.
ebuah pro dan kontra atau pertentangan pendapat yang masih terus
berlangsung dalam domein hukum pidana sebagaimana tersebut di atas ialah
arsono *, !arl "ar# $konomi Politik dan Aksi-e%olusi, iadit "edia, -akarta, !003,hlm. !1.
!
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 4/42
mengenai keberadaan lembaga pidana mati baik dalam kedudukan sebagai hukum
positi$ maupun dalam upaya pembaharuan hukum pidana sebagai bagian dari
hukuman (pidana). ebagaimana diketahui eksistensi lembaga pidana pidana mati
dituangkan dalam &'H*, yang secara terperinci menyatakan sebagai berikut :
Pasal 10. *idana terdiri atas:
a. *idana pokok :
1. pidana mati,
!. pidana penjara,
. kurungan,
;. denda.
b. *idana tambahan
1. pencabutan hak#hak tertentu,!. perampasan barang#barang tertentu,
. pengumuman putusan hakim. ;
<erdasarkan uraian pasal 10 &'H* tersebut dapatlah diketahui bah4a
lembaga pidana mati merupakan salah satu hukuman yang masih jelas
keberadaannya sebagai bagian dari hukuman (pidana) yang dapat dijatuhkan.
*ro dan kontra mengenai pidana mati bukanlah suatu pertentangan yang
baru timbul di tengah masyarakat luas dan para ahli hukum namun telah terjadi
semenjak dahulu dan sebagai bukti, persoalan ini pernah diangkat oleh
-.=.ahetapy dalam skripsinya yang berjudul 8*idana "ati dalam 7egara
*ancasila9 (telah dipublikasikan dalam judul yang sama). Apakah pidana mati
hanya merupakan suatu alasan murah bagi penguasa 7egara sebagai alat penegak
untuk mempertahankan tertib hukum dalam memberantas penjahat#penjahat ulung
dan berkaliber besar dengan ancaman maut, belum termasuk da$tar perghitungan
terhadap orang#orang yang tak dapat dikenakan baju penjahat karena mereka
adalah seperti la%im diberi julukan penjahat politik / merupakan salah satu alasan
; "oeljatno, !itab &ndang &ndang Hukum Pidana, <umi Aksara, -akarta, !00/, hlm. /#3./
-.=. ahetapy, Pidana "ati dalam 'egara Pancasila, *.+. 6itra Aditya <akti, <andung,!00, hlm. /#3.
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 5/42
beliau untuk mempermasalahkan pidana mati dalam tulisannya mengenai
eksitensi pidana mati di 7egara *ancasila (baca >ndonesia).
elayaknya &'H* yang diberlakukan secara umum di keseluruhan 4ilayah
?epublik >ndonesia sejak tanggal ! eptember 1/@ (berdasarkan '' 7o.
+ahun 1/@, 27 +ahun 1/@ 7o. 1!), maka pidana mati beserta pidana lainnya
seperti yang termuat dalam pasal 10 &'H* juga berlaku secara keseluruhan di
4ilayah ?epublik >ndonesia (asas teritorialitas). ebelumnya &'H* juga
diberlakukan di >ndonesia namun didasarkan atas hukum transitoir (pasal >>
Aturan *eralihan 'ndang#'ndang asar 1;/) dan masih kental nuansa
dualismenya. 'ni$ikasi hukum pidana nasional ini menimbulkan suatu
kejanggalan karena sebagaimana diketahui &'H* yang merupakan 4arisan
kolonial (cerminan .v.. dari <elanda) tersebut masih memberlakukan pidana
mati sedangkan <elanda sebagai 7egara kiblat &'H* 7asional kita telah
menghapuskan ancama pidana mati sebagai hukuman (pidana) yang dapat
dijatuhkan terhadap orang yang dianggap bersalah oleh pengadilan dalam
(rimineel etboek nya (&'H* <elanda).
"emang tidak ada suatu keharusan untuk menerapkan hukum pidana di
>ndonesia harus seutuhnya sama dengan 7egara yang menjadi kiblat hukum
pidana nasional kita, namun karena pidana mati berkaitan dengan hak hidup
seseorang maka tentu menimbulkan pertentangan yang melahirkan pro kontra atau
silang pendapat antara para ahli hukum pidana yang sampai pada saat ini belum
jelas akhirnya. ajar pertentangan tersebut muncul, namun perlu sekali lagi
digaris ba4ahi bah4a 7egara tentu mempunyai pertimbangan khusus
;
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 6/42
memberlakukan pidana mati dalam hukum pidana kita sebagaimana tertuang
dalam pasal 10 huru$ a angka 1 &'H* tersebut.
imons dalam sebuah tulisannya pernah menyatakan, masalah adil#tidaknya
hukuman mati itu tidaklah dapat dipersoalkan, apabila sudah jelas bah4a tanpa
hukuman tersebut ketertiban hukum tidak dapat dipertahankan.3 "aka
berdasarkan pendapat imons tersebut jelas di sini bah4a keberadaan lembaga
pidana mati merupakan kebutuhan yang mutlak pada saat itu, mengingat
keberadaan 7egara >ndonesia yang belum stabil saat itu dan bila dilihat dari segi
adat istiadat di >ndonesia, hukuman (pidana) mati tidaklah bertentangan dengan
adat istiadat dan hukum agama, khususnya hukum pidana >slam yang juga
mengenal adanya hukuman mati (yang mana mayoritas arga 7egara >ndonesia
merupakan penganut agama >slam).
Adapun pengaturan tentang pidana mati yang diatur dalam beberapa pasal
di &'H* yaitu pasal 10;B pasal 111 ayat (!)B pasal 1!; ayat (1)B pasal 1!; bisB
pasal 1;0 ayat ()B pasal ;0B pasal 3/ ayat (;)B pasal ;;;B pasal ;k ayat (!)
dan pasal ;o ayat (!), sedangkan aturan di luar &'H* yang mengatur tentang
pidana mati antara lain terangkum dalam 'ndang#'ndang 7omor / +ahun 1
+entang *sikotropika (pasal / ayat (!))B 'ndang#'ndang 7omor !! +ahun 1
+entang 7arkotika (pasal @0 ayat (1) huru$ aB pasal @0 ayat (!) huru$ bB pasal @0
ayat () huru$ aB pasal @! ayat (1) huru$ aB pasal @! ayat (!) huru$ aB pasal @! ayat
() huru$ 'ndang#'ndang *emberantasan +indak *idana &orupsi (tahun 1
!001), 'ndang#'ndang *engadilan HA" (tahun !000) dan 'ndang#'ndang
*emberantasan +indak *idana +erorisme (tahun !00).
3
*.AC. 2amintang . imons, !itab Pela*aran Hukum Pidana +eerboek an Het 'ederlanches .trafrecht), *ionir -aya, <andung, 1!, hlm. .
/
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 7/42
*enjatuhan pidana mati tersebut, tidaklah dijatuhkan kepada sembarangan
orang melainkan khusus kepada pelaku kejahatan khusus (e#traordinary crime),
yang dianggap pelakunya telah memperlihatkan dari perbuatannya bah4a ia
adalah individu yang sangat berbahaya bagi masyarakat, dan oleh karena itu harus
dibuat tidak berbahaya lagi dengan cara dikeluarkan dari masyarakat atau
pergaulan hidup (baca dipidana mati). alah satu tokoh yang mendukung
keberadaan lembaga pidana mati di negeri ini ialah ialah ?. antoso
*oedjosoebroto yang merupakan mantan 4akil ketua "ahkamah Agung,
berpendapat pidana mati itu adalah merupakan senjata pamungkas atau akhir
dalam keadilan,@ namun dalam penjatuhan pidana mati haruslah diperhatikan hal#
hal yang berkaitan dengan hak#hak si terpidana dan eksekusinya pun dilakukan
dengan cara yang patut dan berprikemanusiaan.
+idak dapat dipungkiri masih banyak ahli yang tak sependapat dengan hal
tersebut, namun keberadaan lembaga pidana mati haruslah dihargai dalam
kedudukannya sebagai suatu bagian dari hukum pidana positi$ >ndonesia. elain
ahetapy, masih banyak ahli yang menentang atau kontra terhadap eksistensi
lembaga pidana mati (namun tidak sepenuhnya menentang konsep pidana mati
yang tertuang ?&'H*) di >ndonesia yang salah satunya adalah udarto yang
berpendapat :
Hilangnya nya4a berarti hilangnya manusia itu sendiri. Adakah alasan yang
cukup kuat untuk menghilangkan nya4a manusia itu sendiri D &ekeliruan
dari pengadilan selalu dapat terjadi, dan kalau hal ini terjadi dalam
penjatuhan hukuman mati, maka tidak ada kemungkinan lain sama sekali
untuk memperbaiki. "an$aat dari pidana ini sangat diragukan.
2eden "arpaung, Asas-/eori-Praktik Hukum Pidana, inar ra$ika, -akarta, !00/, hlm.10/.
@ joko *rakoso 7ur4achid, .tudi /entang Pendapat-Pendapat "engenai $fekti%itas
Pidana "ati di Indonesia 0e1asa Ini, halia >ndonesia, -akarta, 1@;, hal /. ibib2, , hlm. 11
3
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 8/42
&eberadaan pidana mati bukan hanya menjadi sebuah permasalahan yang
terjadi di >ndonesia namun juga terjadi di banyak 7egara lainnya. Hal ini dapat
dilihat dari pendapat Eon Henting yang secara terang#terangan menolak mengenai
keberadaan lembaga pidana mati. <eliau berpendapat, ada pengaruh yang
kriminogen dari pada pidana mati ini terutama sekali disebabkan karena 7egara
telah memberikan suatu contoh yang jelek dengan pidana mati tersebut
sebenarnya 7egaralah yang berke4ajiban untuk mempertahankan nya4a manusia,
dalam keadaan yang bagaimanapun.10
elain mengenai hilangnya hak untuk hidup seseorang, pidana mati juga
menimbulkan permasalahan lain yang tak kalah pelik dan juga memiliki
keterkaitan erat dengan ranah hak asasi manusia yaitu mengenai kapan
pelaksanaan eksekusi mati dilaksanakan. *eristi4a ini terjadi dikarenakan di
>ndonesia tidak ada peraturan yang mengatur limit (batas) 4aktu pelaksanaan
eksekusi terhadap si terpidana. Hai inilah yang mengakibatkan terjadinya suatu
8kumulasi pidana9. ecara normati$, kumulasi pidana ini tidak akan pernah
didapati dasar hukum dan pengakuan mengenai keberadaannya, namun di dalam
prakteknya akan sering kali diketumukan. "aka dapat penulis katakan bah4a
penundaan eksekusi yang terlalu lama menyebabkan terjadinya 8kumulasi pidana9
penjara dan pidana mati terhadap si terpidana.
<ila di lihat secara riil memang hal tersebut di atas mempunyai sisi positi$
bagi si terdak4a, namun bila secara cermat diamati akan terlihat hal tersebut lebih
banyak mendatangkan kerugian dari pada keuntungan bagi si terdak4a. 6ontoh
konkrit yang dapat kita lihat dari kasus &usni &asdut dan Hengki +upana4aei
yang menunggu selama lebih kurang !/ tahun, terlepas dari aspek yuridis
10 ibid2, hlm. 1!.
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 9/42
sesungguhnya merupakan pemidanaan tersendiri. Apalagi impliksai
sosiologisnya : menunggu kematian selama !/ tahun.11 -elaslah di sini bah4a
penundaan eksekusi pidana mati merupakan suatu bentuk pengabaian terhadap
penderitaan yang dialami oleh si terpidana. elain itu, dalam keberadaan terpidana
mati di 2embaga *emasyarakatan menjelang pelaksanaan eksekusi yang tak jelas
kapan 4aktunya tersebut tentu memposisiskan si terdak4a selayaknya
narapidana, bahkan si terpidana mati dipastikan akan jauh lebih banyak
kehilangan hak#haknya di balik tembok tinggi tersebut dibandingkan narapidana
penghuni 2embaga *emasyarakatan dikarenakan sistem pengamanan dan
penga4asan yang jauh lebih ketat pasti akan diterapkan terhadapnya.
Analisis terhadap uraian di atas menunjukkan dengan jelas adanya
8pemerkosaan9 hak asasi manusia yang terjadi terhadap hak#hak si terpidana mati.
Hipotesa tersebut muncul karena menurut 'ndang#'ndang Hak Asasi "anusia
setiap orang diberikan hak untuk hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera
lahir dan batin1!. -aminan tersebut juga merupakan conditio sine 3ua non (syarat
mutlak yang harus ada) terhadap semua orang termaksud terpidana yang
menjalani masa hukuman di 2embaga *emasyarakatan 4alaupun ada batasan
tertentu yang dapat dilanggar. <erdasarkan hal tersebut, timbullah pertanyaan,
dapatkah jaminan tersebut kita temui pada perasaan sanubari setiap terpidana mati
yang sampai sekarang gundah menunggu kapan maut dihadapakan padanya.
&ontradiksi yang sebagaimana tersebut di atas, memang juga terjadi pada
penerapan pidana mati, namun dengan adanya putusan "ahkamah &onstitusi
terhadap uji materil keabsahan pidana mati yang diatur dalam '' 7o !! +ahun
11 -.=. ahetapy, 4p2(it, hlm. .1!
*asal ayat (!) 'ndang#'ndang 7omor +ahun 1 +entang Hak Asasi "anusia(2embaran 7egara ?epublik >ndonesia +ahun 1 7omor 13/).
@
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 10/42
1 tentang 7arkotika yang memutuskan bah4a pidana mati tidaklah
bertentangan dengan '' 1;/ (uji materil dimohonkan oleh pelaku kasus tindak
pidana narkotika) jelas mementalkan penolakan terhadap keberadaan lembaga
pidana mati di >ndonesia. <erbeda dengan kumulasi yang disebutkan penulis di
atas yang jelas#jelas memperkosa hak asasi si terpidana mati karena tidak ada
kepastian hukum yang menentukan kapan regu tembak akan di hadapkan padanya
yang sudah barang tentu merampas rasa keadilan bagi si terpidana mati.
"engutip apa yang dituliskan oleh <ung &arno, %aman akan menjadi
hakim dan %aman akan menentukan siapa yang benar.1 ungguh benar apa yang
dikatakan oleh <ung &arno dan menurut penulis saat (%aman) inilah bangsa ini
harus menja4ab permasalahan 8kumulasi pidana9 tersebut. engan membiarkan
%aman berikutnya memutuskan dan menyelesaikan persoalan ini, maka sama saja
dengan membiarkan 8pemerkosaan9 hak asasi manusia terus berlangsung di depan
mata kita.
B. Masalah Pokok
<erdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat
ditetapkan masalah pokok dalam penelitian ini ialah :
1. <agaimanakah +ujuan *emidanaan >ndonesiaD
!. <agaimana *engaturan +entang *idana *enjara dan *idana "ati D
. <agaimanakah *ro &ontra *idana "ati di >ndonesiaD
BAB II
1
oekarno, 0iba1ah Bendera e%olusi, *anitia *enerbit iba4ah <endera ?evolusi,-akarta, 13;, hlm. /!1.
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 11/42
TINJAUAN UMUM
A. Searah H!k!" P#$ana
Hukum pidana merupakan hukum yang masuk kedalam kategori hukum publik,
yaitu hukum yang mengatur kepentingan umum. Hukum pidana sendiri memiliki
pengertian, yaitu Hukum yang mengatur tentang perbuatan#perbutan yang
dilarang oleh undang#undang beserta ancaman hukuman yang dapat dijatuhkan
terhadap pelanggarnya. Hukum pidana yang berlaku di >ndonesia sekarang ini,
belumlah merupakan hukum yang asli lahir dan dibuat oleh bangsa kita sendiri,
melainkan 4arisan peninggalan bangsa <elanda dahulu. &'H* kita sekarang ini
masih merupakan terjemahan daripada &'H* <elanda (etboek van tra$rech).
1. H!k!" P#$ana Masa Kolon#al
*ada masa periodisasi ini sangatlah panjang, mencapai lebih dari empat abad.
>ndonesia mengalami penjajahan sejak pertama kali kedatangan bangsa
*ortugis, panyol, kemudian selama tiga setengah abad diba4ah kendali
<elanda. >ndonesia juga pernah mengalami pemerintahan diba4ah kerajaan
>nggris dan kekaisaran -epang. elama beberapa kali pergantian pemegang
kekuasaan atas nusantara juga membuat perubahan besar dan signi$ikan.
a. Faman EO6 (Eereenigde Oost >ndische 6ompagnie) +ahun 130!#1.
"asa pemberlakuan hukum pidana <arat dimulai setelah bangsa <elanda
datang ke 4ilayah 7usantara, yaitu ditandai dengan diberlakukannya
beberapa peraturan pidana oleh EO6 (Eereenigde Oost >ndische
6ompagnie). EO6 sebenarnya adalah kongsi dagang <elanda yang
diberikan Gkekuasaaan 4ilayahG di 7usantara oleh pemerintah <elanda.
10
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 12/42
Hak keistime4aan EO6 berbentuk hak octrooi taten eneral yang
meliputi monopoli pelayaran dan perdagangan, mengumumkan perang,
mengadakan perdamaian dengan kerajaan#kerajaan di 7usantara, dan
mencetak uang. *emberian hak demikian memberikan konsekuensi bah4a
EO6 memperluas dareah jajahannya di kepulauan 7usantara. alam
usahanya untuk memperbesar keuntungan, EO6 memaksakan aturan#
aturan yang diba4anya dari =ropa untuk ditaati orang#orang pribumi.
b. Faman <elanda. ebagai diketahui dari tahun 1@11 sampai tahun 1@1;
>ndonesia pernah jatuh dari tangan <elanda ke tangan >nggris. <erdasarkan
&onvensi 2ondon 1 Agustus 1@1;, maka bekas koloni <elanda
dikembaljkan kepada <elanda. *emerintahan >nggris diserah terimakan
kepada &omisaris -enderal yang dikirim dari <elanda.
c. Faman *endudukan -epang. *ada masa pendudukan -epang selama ,/
tahun, pada hakekatnya hukum pidana yang berlaku di 4ilayah >ndonesia
tidak mengalami perubahan yang signi$ikan. *emerintahan bala tentara
-epang (ai 7ippon) memberlakukan kembali peraturan jaman <elanda
dahulu dengan dasar un eirei melalui Osamu eirei.
*ertama kali, pemerintahan militer -epang mengeluarkan Osamu eirei
7omor 1 +ahun 1;!. *asal undang#undang tersebut menyebutkan bah4a
semua badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum dan undang#undang
dari pemerintah yang dulu tetap diakui sah untuk sementara 4aktu, asalkan
tidak bertentangan dengan pemerintahan militer.
%. H!k!" P#$ana Pas&a Ke"er$ekaan
11
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 13/42
&eadaan pada %aman pendudukan -epang dipertahankan sesudah proklamasi
kemerdekaan. *asal >> Aturan *eralihan '' 1;/ berlaku pada tanggal 1@
Agustus 1;/ mengatakan : Gegala badan negara dan peraturan yang ada
masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut 'ndang#
'ndang asar ini.G <arulah dengan 'ndang#'ndang 7omor 1 +ahun 1;3
diadakan perubahan yang mendasar atas v>. itentukan di dalam 'ndang#
'ndang 7omor 1 +ahun 1;3 tersebut bah4a hukum pidana yang berlaku
sekarang (mulai 1;3) iaiah hukum pidana yang berlaku pada tanggal @ "aret
1;! dengan pelbagai perubahan dan penambahan yang disesuaikan dengan
keadaan 7egara *roklamasi &emerdekaan >ndonesia dengan nama etboek
van rra$recht mor 7ederlandsch >ndie diubah menjadi etboek van
tru$rech% yang dapat disebut &itab 'ndang # 'ndang Hukum *idana
(&'H*). engan berlakunya 'ndang#'ndang 7omor 1 +ahun 1;3 untuk
seluruh >ndonesia berdasarkan 'ndang#'ndang 7omor +ahun 1/@, maka
hilanglah dualisme berlakunya dua macam undang#undang hukum pidana di
>ndonesia.
eperti yang telah diuraikan sebelumnya, yakni mengenai bab tentang sejarah
hukum pidana >ndonesia pasca kemerdekaan. ekarang saya akan
menguraikan kembali tahap demi tahap sejarah hukum nasioal >ndonesia
a. +ahun 1;/#1;
eperti yang telah dijelaskan di atas, dengan diproklamirkannya negara
>ndonesia sebagai negara yang merdeka pada tanggal 1 Agustus 1;/,
bangsa >ndonesia menjadi bangsa yang bebas dan berdaulat. Oleh karena
itu, untuk mengisi kekosongan hukum (rechts vacuum) karena hukum
1!
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 14/42
nasional belum dapat di4ujudkan, maka '' 1;/ mengamanatkan
dalam *asal >> Aturan *eralihan agar segala badan negara dan peraturan
yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru
menurut 'ndang # 'ndang asar ini.
b. +ahun 1;#1/0
+ahun 1;#1/0 negara >ndonesia menjadi negara serikat, sebagai
konsekuensi atas syarat pengakuan kemerdekaan dari negara <elanda.
engan perubahan bentuk negara ini, maka '' 1;/ tidak berlaku lagi
dan diganti dengan &onstitusi ?epublik >ndonesia erikat. ebagai aturan
peralihannya, *asal 1! &onstitusi ?> menyebutkan *eraturan#peraturan
undang#undang dan ketentuan#ketentuan tata usaha yang sudah ada pada
saat &onstitusi ini mulai berlaku, tetap berlaku dengan tidak berubah
sebagai peraturan#peraturan dan ketentuan#ketntuan ?epublik >ndonesia
erikat sendiri, selama dan sekadar peraturan#peraturan dan ketentuan#
ketentuan itu tidak dicabut, ditambah atau diubah oleh undang#undang dan
ketentuan#ketentuan tata usaha atas kuasa &onstitusi ini.
c. +ahun 1/0#1/
etelah negara >ndonesia menjadi negara yang berbentuk negara serikat
selama bulan 13 hari, sebagai trik politik agar <elanda mengakui
kedaulatan >ndonesia, maka pada tanggal 1 Agustus 1/0 >ndonesia
kembali menjadi negara republik#kesatuan. engan perubahan ini, maka
konstitusi yang berlaku pun berubah yakni diganti dengan ''
ementara. ebagai peraturan peralihan yang tetap memberlakukan hukum
pidana masa sebelumnya pada masa '' ementara ini, *asal 1;! ''
1
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 15/42
ementara menyebutkan : G*eraturan#peraturan undang#undang dan
ketentuan#ketentuan tatausaha yang sudah ada pada tanggal 1 Agustus
10/0, tetap berlaku dengan tidak berubah sebagai peraturan#peraturan dan
ketentuanketntuan ?epublik >ndonesia sendiri, selama dan sekedar
peraturanperaturan dan ketentuan#ketentuan itu tidak dicabut, ditambah
atau diubah oleh undang#undang dan ketentuan#ketentuan tata usaha atas
kuasa 'ndang 'ndang asar iniG.
d. +ahun 1/#sekarang
etelah keluarnya ekrit *residen tanggal / -uli 1/, yang salah satunya
berisi mengenai berlakunya kembali '' 1;/, maka sejak itu >ndonesia
menjadi negara kesatuan yang berbentuk republik dengan '' 1;/
sebagai konstitusinya. Oleh karena itu, *asal >> Aturan *eralihan yang
memberlakukan kembali aturan lama berlaku kembali, termasuk di sini
hukum pidananya. *emberlakuan hukum pidana >ndonesia dengan dasar
'' 7omor 1 +ahun 1;3 pun kemudian berlanjut sampai sekarang.
B. T!!an Pe"#$anaan
ebagaimana telah terurai, pemidanaan secara sederhana dapat diartikan dengan
penghukuman. *enghukuman yang dimaksud berkaitan dengan penjatuhan pidana
dan alasan#alasan pembenar ( *ustification) dijatuhkannya pidana terhadap
seseorang yang dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
(incracht %an ge4ijsde) dinyatakan secara sah dan meyakinkan terbukti
melakukan tindak pidana. +entunya, hak penjatuhan pidana dan alasan pembenar
1;
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 16/42
penjatuhan pidana serta pelaksanaannya tersebut berada penuh di tangan negara
dalam realitasnya sebagai roh.
*atut diketahui, bah4a tidaklah semua $ilsu$ ataupun pakar hukum pidana
sepakat bah4a negaralah yang mempunyai hak untuk melakukan pemidanaan
( sub*ectief strafrech). Hal ini dapat terlihat jelas pada pendapat He%e4inkel#
uringa yang mengingkari sama sekali hak mempidana ini dengan mengutarakan
keyakinan mereka bah4a si penjahat tidaklah boleh dila4an dan bah4a musuh
tidaklah boleh dibenci.1; *endapat ini dapat digolongkan sebagai bentuk
negativisme, dimana para ahli yang sependapat dengan uringa tersebut
menyatakan hak menjatuhkan pidana sepenuhnya menjadi hak mutlak dari +uhan.
7egativisme yang dimaksud di atas, penulis anggap sebagai bentuk
penegakan hukum secara utopis di masa sekarang ini, dikarenakan penegakan
hukum agama menganggap 7egara adalah perpanjangan tangan +uhan di dunia.
ementara itu, de4asa ini cenderung untuk mengkotomikan antara konsep#konsep
sistem pemerintahan dan penegakan hukum dengan ajaran#ajaran agama tertentu.
<agi kalangan religius hal ini dianggap menuju arah paham sekularisme
(4alaupun tidak secara absolut), namun hal ini semakin hari#hari semakin banyak
dipraktekkan pada banyak 7egara pada sistem ketatanegaraan yang berimplikasi
pada bentuk hukum pidana positi$. Hal ini dapat terlihat jelas pada 7egara kita
dengan tidak diberlakukannya hukum agama secara mutlak dalam hukum nasional
kita ($aktor kemajemukan sosial) dan juga pada 7egara#negara lainya.
1;
irjono *rodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, *+. ?e$ika Aditama,<andung, !00@, hlm. !.
1/
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 17/42
-adi, dapatlah kita berpedoman pada ma%hab 4iena yang menyatakan
hukum dan negara adalah identik, karena adalah tak lain daripada satu susunan
tingkah laku manusia dan satu ketertiban paksaan kemasyarakatan.1/
&embali berbicara mengenai tujuan pemidanaan, bah4a pada prinsipnya
tujuan tersebut termaktub dalam berbagai teori pemidanaan yang la%im
dipergunakan. ecara garis besar, teori pemidanaan terbagi dua dan dari
penggabungan kedua teori pemidanaan tersebut lahir satu teori pemidanaan
lainnya. Adapun tiga teori pemidanaan yang dijadikan alasan pembenar
penjatuhan pidana :
1. +eori absolut atau teori pembalasan (%ergeldings theorien),
%. +eori relati$ atau teori tujuan (doeltheorien),
'. +eori gabungan (%erenigingstheorien).
Ad 1. +eori absolut atau teori pembalasan (%ergeldings theorien).
+eori ini juga dikenal dengan teori mutlak ataupun teori imbalan dan teori
ini lahir pada akhir abad ke#1@. "enurut teori#teori absolut ini, setiap kejahatan
harus diikuti dengan pidana tidak boleh tidak tanpa ta4ar#mena4ar.
eseorang mendapat pidana karena telah melakukan kejahatan.13 "aka, pemberian
pidana disini ditujukan sebagai bentuk pembalasan terhadap orang yang telah
melakukan kejahatan.
Ada banyak $ilsu$ dan dan ahli hukum pidana yang menganut teori ini,
diantaranya ialah >mmanuel &ant, Hegel, Herbart, tahl, -- ?ousseau. ari
banyak pendapat ahli tersebut penulis tertarik dengan pendapat yang disampaikan
Hegel mengenai argumennya terhadap hukuman bila dikolerasikan dengan teori
1/
oetiksno, Filsafat Hukum Bagian I , *+. *radnya *aramita, -akarta, !00@, hlm. 3.13 *rodjodikoro ,oc2(it2
13
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 18/42
absolut. imana hukuman dipandang dari sisi imbalan sehingga hukuman
merupakan dialectische %ergelding256 Hal ini memperlihatkan bah4a pembalasan
(%ergelding ) diuraikan dengan nuansa dialektika sebagaimana pola Hegel
ber$ilsa$at.
-adi, dalam teori ini pidana dapat disimpulkan sebagai bentuk pembalasan
yang diberikan oleh negara yang bertujuan menderitakan penjahat akibat
perbuatannya. +ujuan pemidanaan sebagai pembalasan pada umumnya dapat
menimbulkan rasa puas bagi orang, yang dengan jalan menjatuhkan pidana yang
setimpal dengan perbuatan yang telah dilakukan.1@
Ad !. +eori relati$ atau teori tujuan (doeltheorien).
2ahirnya teori ini menurut penulis merupakan suatu bentuk negasi terhadap
teori absolut (4alaupun secara historis teori ini bukanlah suatu bentuk
penyempurnaan dari teori absolut) yang hanya menekankan pada pembalasan
dalam penjatuhan hukuman terhadap penjahat. +eori yang juga dikenal dengan
nama teori nisbi ini menjadikan dasar penjatuhan hukuman pada tujuan dan
maksud hukuman sehingga ditemukan man$aat dari suatu penghukuman (nut %an
destraf ).
+eori ini berprinsip penjatuhan pidana guna menyelenggarakan tertib
masyarakat yang bertujuan membentuk suatu prevensi kejahatan. ujud pidana
ini berbeda#beda: menakutkan, memperbaiki, atau mebinasakan. 2alu dibedakan
prevensi umum dan khusus. *revensi umum menghendaki agar orang#orang pada
umumnya tidak melakukan delik.1
1 "arpaung, oc2 (it21@
joko *rakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, 2iberty, Iogyakarta, 1@@, hlm. ;.1 Andi Ham%ah, 4p2cit2, hlm. ;.
1
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 19/42
Ceurbach sebagai salah satu $ilsu$ penaganut aliran ini berpendapat
pencegahan tidak usah dilakukan dengan siksasaan tetapi cukup dengan
memberikan peraturan yang sedemikian rupa sehingga bila orang setelah
membaca itu akan membatalkan niat jahatnya.!0 elain dengan pemberian
ancaman hukuman, prevensi umum ( general pre%entie) juga dilakukan dengan
cara penjatuhan hukuman dan pelaksanaan hukuman (eksekusi). =ksekusi yang
dimaksud dilangsungkan dengan cara#cara yang kejam agar khalayak umum takut
dan tidak melakukan hal yang serupa yang dilakukan oleh si penjahat.
eiring perkembangan %aman, apa yang menjadi substansi tujuan
pemidanaan sebagaimana yang terurai dalan prevensi umum menuai kritikan.
alah satu kritikan yang paling mendasar dapat penulis perlihatkan berdasarkan
pendapat e4ey yang menyatakan :
<anyak pelaku kejahatan tidak mempertimbangkan hukuman. +erkadang
karena mereka mengalasakit ji4a ayau 8 feebleminded7 8 atau berbuat
diba4ah tekanan emosi yang berat. +erkadang ancaman hukuman itu
menjadikan mereka seolah#olah dibujuk. <anyak tahanan yang
mengemukakan reaksi keji4aaannya dikala proses dari pelanggaran
undang#undang. emua ini memperlihatkan bah4a sesunggyhnya hanya
sedikit yang mempertimbangkan undang#undang penghukuman.!1
*ada prevensi khusus, tujuan pemidanaan ditujukan kepada pribadi si
penjahat agar ia tidak lagi mengulangi perbuatan yang dilakukannya. Ean Hamel
dalam hal ini menunjukkan bah4a prevensi khusus dari suatu pidana ialah :
1. *idana harus memuat suatu unsur menakutkan supaya mencegah penjahat
yang mempunyai kesempatan untuk tidak melakukan niat buruknya.
!. *idana harus mempunyai unsur memperbaiki si terpidana.
. *idana mempunyai unsur membinasakan penjahat yang tidak mungkin
diperbaiki.
;. +ujuan satu#satunya pidana ialah mempertahnkan tertib hukum.!!
!0 *rakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, oc2 (it2!1 utherland 6ressey (disadur oleh udjono ), /he (ontrol of (rime Hukuman dalam
Perkembangan Hukum Pidana, +arsito, <andung, 1;, hlm. 3!.!! Andi Ham%ah, 4p2cit2, hlm. 3.
1@
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 20/42
"aka dapat disimpulkan bah4a dalam teori relati$, negara dalam
kedudukannya sebagai pelindung masyarakat menekankan penegakkan hukum
dengan cara cara prenventi$ guna menegakkan tertib hukum dalam masyarakat.
Ad . +eori gabungan (%erenigingstheorien).
+eori gabungan merupakan suatu bentuk kombinasi dari teori absolut dan
teori relati$ yang menggabungkan sudut pembalasan dan pertahanan tertib hukum
masyarakat. alam teori ini, unsur pembalasan maupun pertahanan tertib hukum
masyarakat tidaklah dapat diabaikan antara satu dengan yang lainnya.
<erdasarkan penekanan atau sudut dominan dalam peleburan kedua teori
tersebut ke dalam bentuk teori gabungan, teori ini dibedakan menjadikan tiga
bentuk yaitu, teori gabungan yang menitikberatkan unsur pembalasan, teori
gabungan teori gabungan yang menitikberatkan pertahanan tertib masyarakat, dan
teori gabungan yangmemposisikan seimbang antara pembalasan dan pertahanan
tertib masyarakat.
"enurut, irjono *rodjodikoro, bagi pembentuk undang#undang hukum
pidana, bagi para jaksa dan hakim tidak perlu memilih salah satu dari ketiga
macam teori hukum pidana tersebut dalam menunaikan tugas.! *enulis dalam hal
ini secara tegas menyatakan sepakat dengan apa yang disampaikan irjono
*rodjodikoro dikarenakan nilai#nilai keadilan bukanlah didasarkan dari teori apa
yang dianut melainkan berdasarkan unsur humanis yang berkenaan dengan
kondisi masyarakat dan si pembuat (penjahat) yang diproses melalui perpaduan
logika dan hati yang terlahir dalam sebuah nurani.
(. P#$ana Mat# $an P#$ana Penara $# In$ones#a
! irjono *rodjodikoro, 4p2cit2, hlm. !.
1
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 21/42
*idana mati dan pidana penjara merupakan bagian dari jenis#jenis pidana
yang berlaku berdasarkan hukum pidana positi$ >ndonesia. ebagaimana diketahui
kedua bentuk pidana tidaklah dapat dikumulasikan. Hanya saja dalam tataran das
sein hal ini sering terjadi terhadap terpidana mati. Oleh karena keganjilan tersebut
penulis akan mencoba menguraikan pidana mati dan pidana penjara secara
terpisah serta korelasi kedua jenis pidana dalam permasalahan pidana mati guna
mempermudah memahami hasil penelitian penulis yang akan diuraikan pada bab
berikutnya.
a. *idana *enjara
*idana penjara merupakan jenis hukuman yang berdasarkan
pelakasanaannya mempunyai kemiripan pelaksanaan pidana kurungan. Hal ini
dapat dilihat dari pendapat atochid &artanegara yang menyatakan kedua bentuk
hukuman ini sama#sama dilakukan dengan cara merampas kemerdekaan orang#
orang yang melanggar undang#undang. Hanya saja, pada pidana kurungan si
narapidana mempunyai beberapa hak istime4a yang tidak dipunyai oleh
narapidana hukuman penjara dan begitu juga sebaliknya. Adapun hak yang tidak
dimiliki oleh narapidana hukuman penjara ialah hak pistole, sebaliknya
narapidana pidana kurungan tidak berhak mendapatkan pembebasan bersyarat.
<erdasarkan sejarah, pelaksanaan pidana penjara sebagai bentuk hukuman
yang merampas kemerdekaan barulah dikenal pada a4al abad ke#1@. *ada saat itu
pidana pejara lahir sebagai pidana baru yang berbentuk membatasi kebebasan
bergerak, merampas kemerdekaan, menghilangkan kemerdekaan yang harus
dirasakan sebagai derita selama menjalani pidana penjara bagi narapidana.!;
!;
4idja *riyatno, .istem Pelaksanaan Pidana Pen*ara di Indonesia, ?e$ika Aditama,<andung, !003, hlm. @@.
!0
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 22/42
>ndonesia sendiri mengenal pidana penjara secara normati$ sejak diberlakukan
berdasarkan ordonantie10 esember 11 .taatsblad tahun 11 7o. 0@ yang
dikenal dengan 9estichtenreglement :;
yang berinduk pada %.2
*ada saat ini, pelaksanaan pidana penjara di >ndonesia dilaksanakan
berdasarkan ketentuan 'ndang#'ndang 7omor 1! tahun 1/ +entang
*emasyarakatan dan dan berbagai peraturan diba4ahnya. alam hal itu,
pelaksanaan pidana penjara disesuaikan dengan $ungi pokok 2embaga
*emasyarakatan sebagai tempat narapidana dibina selama menjalani pidana yang
dijatuhkan padanya dan dalam hal ini narapidana juga dikategorikan sebagai
4arga binaan 2embaga *emasyarakata. Adapun $ungsi pokok 2embaga
*emasyarakatan yaitu membina serta mempersiapkan para narapidana supaya
dapat hidup bermasyarakat tanpa menggangu dan merugikan anggota masyarakat
yang lain.!3
<erdasarkan pasal 1! ayat (1) &'H*, pidana penjara dibagi menjadi dua
yaitu seumur hidup dan selama 4aktu tertentu. ilihat dari sudut penjatuhan
pidana dan juga sudut terpidana, pidana seumur hidup bersi$at pasti (definite
sentence) karena si terpidana dikenakan jangka 4aktu yang pasti (a definite
periode of time), yaitu menjalani pidana sepanjang hidup di dunia ini!. elain itu,
pidana seumur hidup juga dianggap sebagai bentuk hukuman yang berlebihan
bagi beberapa ahli hukum dan masyarakat pemerhati hak asasi manusia. <ahkan
ada pendapat seorang terpidana mati (oris Ann Coster) di salah satu 7egara
bagian Amerika erikat yang secara $rontal menolak pidana penjara seumur hidup.
!/ joko *rakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, 4p2cit2, hlm. 31.!3 alil Adisubroto, Pembinaan 'arapidana sebagai .arana "erealisasikan /u*uan Pidana
embaga Pemasyarakatan (isampaikan dalam eminar 7asional +entang *emasyarakatan :*engintegrasian +ujuan *emidanaan dengan istem *emasyarakatan "endatang. Cakultas Hukum
'>> !; -uli 1/.! 4idja *riyatno, 4p2cit2, hlm. 1.
!1
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 23/42
>a menyatakan, bah4a ia hanya mau mati atau dibebaskan (lebih baik mati dari
pada pidana seumur hidup. I 1ant to die or to be free, katanya.!@
"enurut penulis, apa yang disampaikan Coster sangatlah menarik untuk
dicermati, dikarenakan hampir sebagia besar terpidana mati memiliki pandangan
yang berbeda sengan Coster. 7amun,
*ada pidana penjara selama 4aktu tertentu ukuran pemidanaan ( strafmaat )
paling pendek adalah satu hari dan paling lama lima belas tahun berturut#turut.
*idana penjara selama 4aktu tertentu dapat pula dijatuhkan dua puluh tahun
berturut#turut dalam hal kejahatan yang diancam dengan pidana mati, pidana
seumur hidup dan pidana penjara selama 4aktu tertentu atau apabila terdapat
perbarengan (concursus), pengulangan (recidi%e) ataupun ditentukan lain oleh
aturan perundang#undangan di luar &'H*.
elain pidana penjara seumur hidup, bentuk pidana penjara selama 4aktu
tertentu berdasarkan $ungsi pemidanaan tidak lagi sekedar penjeraan tetapi juga
merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial 4arga binaan
pemasyarakatan yang telah melahirakan suatu sistem pembinaan.!
<erdasarkan penjelasan di atas, timbullah kontradiksi yang mencolok antara
pidana seumur hidup dan pidana penjara selama 4aktu tertentu berdasarkan aspek
tujuan pemidanaan. alam hal ini, <arda 7a4a4i arie$ berpendapat :
"engingat si$at5karakterisitik pidana seumur hidup yang demikian, maka
sebenarnya ada kontradiksi ide antara pidana seumur hidup dengan sistem
pemasyarakatan ini. *idana penjara seumur hidup lebih berorientasi pad
aide perlindungan kepentingan masyarakat, sedangkan pidana penjara
dengan sistem pemasyarakatan lebih berorientasi pada ide perlindungan
kepentingan masyarakat, sedangkan pidana penjara denagn sistem
pemasyarakatan lebih berorientasi pada ide perlindungan5pembinaan dan
!@ A. Ham%ah A. umangelipu, Pidana "ati di Indonesia di "asa alu, !ini dan di
"asa 0epan, halia >ndonesia, -akarta, 1@/, hlm. ;.! 4idja *riyatno, 4p2cit2, hlm. .
!!
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 24/42
perbaikan (rehabilitasi) si terpidana untuk dikembalikan kepada
masyarakat.0
-adi dapat penulis simpulkan bah4a ada ketidak singkronan pada sistem
pemasyarakatan dengan bentuk pidana seumur hidup. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya diadakan perbaikan#perbaikan pada pidana penjara sebagai sarana
penal yang paling 8laris9 untuk menghindari kekeliruan yang dapat muncul di
kemudian hari.
b. *idana "ati
<entuk pidana ini merupakan hukuman yang dilaksanakan dengan
merampas ji4a seseorang yang melanggar ketentuan undang#undang. *idana ini
juga merupakan hukuman tertua dan paling kontroversial dari berbagai bentuk
pidana lainnya. +ujuan diadakan dan dilaksanakannya hukuman mati supaya
masyarakat memperhatikan bah4a pemerintah tidak menghendaki adanya
gangguan terhadap ketentaraman yang sangat ditakuti oleh umum.1
<erdasarkan sejarah pidana mati bukanlah bentuk hukuman yang relati$
baru di >ndonesia. *idana ini telah dikenal sejak %aman kerajaan#kerajaan. Hal ini
dapat dibuktkan dengan memperhatikan jenis#jenis pidana menurut hukum adat
atau huum para raja dahulu, umpamanya :
a. mencuri dihukum potong tangan B
b. pidana mati dilakukan dengan jalan memotong#motong daging dari badan
(sayab), kepala ditumbuk (sroh), dipenggal dan kemudian kepalanyaditusuk dengan gantar (tanjir), dan sebagainya.!
*elaksanaan eksekusi mati di 4ilayah >ndonesia tidak hanya terpatok pada
keterangan di atas. "isalnya, di Aceh eksekusi bisa dilaksanakan dengan lembing,
0 <arda 7a4a4i Arie$, Bunga ampai !ebi*akan Hukum Pidana, *+. 6itra Aditya <akti,
<andung, !00/, hlm. !@.1 ?. Abdoel jamali, Pengantar Hukum Indonesia +$disi e%isi), ?aja4ali *ers, -akarta,
!00/, hlm. 1@.!
?. oesilo, Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan &mum dan 0elik-0elik !husus,*olitea, <ogor,hlm 1;.
!
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 25/42
di <ali dapat dilaksanakan dengan cara ditenggelamkan ke laut,sedangkan pada
suku batak dilaksanakan dengan sistem alternati$ dimana apabila pembunuh tidak
membayar uang salah maka eksekusi bisa dilaksanakan, dan berbagai macam
jenis#jenis eksekusi mati lainnya. engan memperhatikan kebiasaaan (adat) dan
hukum adat dari Aceh sampai >rian memperlihatkan kepada kita pidana mati
dikenal oleh semua suku di >ndonesia. Hingga penulis menarik kesimpulan bah4a
bukan <elanda lah yang memperkenalkan pidana mati pada bangsa ini.
*enerapan hukum pidana oleh pemerintah <elanda di 4ilayah >ndonesia
diberlakukan berdasarkan pemberlakuan <et boek %an .trafrecht7 yang mulai
berlaku pada 1 -anuari 11@. *ada ketentuan ini, pidana mati ditetapkan sebagai
salah satu jenis pidana pokok yang tertuang dalam pasal 10. *elaksanaan eksekusi
pidana mati dilakukan dengan hukuman gantung sebagaimana diatur dalam pasal
10 &'H*. &emudian dengan .taatsblad 1;/ 7omor1! yang dikeluarkan oleh
pemerintah <elanda, pidana mati dijatuhkan dengan cara ditembak mati. Hal ini
diperkuat dengan *enetapan *residen 7omor ! +ahun 13; tahun 13;, 2embaran
7egara 13; 7omor @ kemudian ditetapkan menjadi 'ndang#undang nomor /
+ahun 13 yang menetapkan bah4a pidana mati dijalankan dengan cara
menembak mati terpidana. alam hal ini eksekusi harus dihadiri -aksa (&epala
&ejaksaan 7egeri) sebagai eksekutor dan secara tekhnis pelaksaan eksekusi
dilakukan oleh regu tembak kepolisian.
*atut diketahui bah4a pelaksanaan eksekusi terhadap terpidana mati
haruslah dilaksanakan setelah putusan pengadilan yang dijatuhkan padanya
berkekuatan hukum tetap dan kepada si terpidana telah diberikan kesempatan
!;
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 26/42
untuk mengajukan grasi kepada *residen. *elaksanaan eksekusi dapat
dilaksanakan dengan terlebih dahulu melalui fiat e#ecutie (persetujuan *residen).
"aka jelaslah disini bah4a pidana mati pada dasarnya dan seharusnya
dijadikan sebagai sarana penal yang terakhir dan hanya dapat dipergunakan
terhadap orang#orang yang tidak dapat dilakukan pembinaan lagi dan dirasakan
membahayakan kehidupan masyarakat luas bahkan negara sekalipun
"engenai korelasi pidana penjara secara normati$ tidak ada kaitanya sama
sekali, hanya saja pidana mati dipergunakan sebagai sarana bagi 7egara untuk
merampas kemerdekaan terpidana menjelang dilaksanakan eksekusi agar ia tidak
melarikan diri. <erdasarkan hal tersebut, timbulah permasalahan dimana sarana
pidana penjara seolah dijatuhkan 7egara sebagai bentuk hukuman tambahan
terhadap terpidana mati. ikatakan demikian karena kecendrungan yang terjadi di
negeri kita pelaksanaan eksekusi mati terhadap terpidana berlangsung dalam
4aktu yang relati$ lama. "aka di 7egara ini seolah#olah sebagian besar terpidana
mati menjalani dua bentuk hukuman sekaligus, yaitu dengan dia4ali pidana
penjara terlebih dahulu, lalu barulah dilaksanakan pidana yang sesungguhnya
dijatuhkan padanya yaitu pidana mati.
*ermasalahan ini menyebabkan semakin kompleksnya problematika pada
pidana mati. &ini topik pemberitaan seolah#olah bergeser menyangkut
problematika penundaan eksekusi pidana mati. Oleh beberapa alasan yang
penulis sebutkan tersebutlah suatu pro dan kontra terhadap eksistensi mengenai
lembaga pidana mati.
D. Pro Kontra P#$ana Mat# $# In$ones#a
-.=. sahetapy, 4p2cit2, hlm /.
!/
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 27/42
*idana mati merupakan bentuk hukuman yang sejak ratusan tahun lalu telah
menuai pro dan kontra. *ro dan kontra tersebut tidak hanya terjadi di >ndonesia,
namun terjadi hampir di seluruh 7egara yang ada pada saat ini. etiap ahli
hukum, aktivis hak asasi manusia dan lain sebagainya selalu menyandarkan
pendapat pro dan kontra pada lembaga pidana mati dengan alasan yang logis dan
rasional.
&ecendrungan para ahli yang setuju pidana mati tetap dipertahankan
eksistensinya, umumnya didasarkan pada alasan konvensional yaitu kebutuhan
pidana mati sangat dibutuhkan guna menghilangkan orang#orang yang dianggap
membahayakan kepentingan umum atau negara dan dirasa tidak dapat diperbaiki
lagi, sedangkan mereka yang kontra terhadap pidana mati la%imnya menjadikan
alasan pidana mati bertentangan dengan hak asasi manusia dan merupakan bentuk
pidana yang tidak dapat lagi diperbaiki apabila setelah eksekusi dilakukan
diemukan kesalahan atas vonis yang dijatuhkan hakim
elanjutnya, penulis akan menguraikan berbagai #alasan dan para ahli yang
pro (mendukung) maupun kontra terhadap pidana mati, serta pandangan penulis
mengenai eksistensi lembaga pidana mati.
Adapun beberapa ahli maupun tokoh yang mendukung eksistensi pidana
mati ialah -onkers, 2ambroso, aro$alo, Ha%e4inkel uringa, Ean Hanttum,
<arda 7ama4i Arie$, Oemar enoadji, dan +.< imatupang.
-onkers mendukung pidana mati dengan pendapatnya bah4a 8alasan pidana
tidak dapat ditarik kembali, apabila sudah dilaksanakan9 bukanlah alasan yang
dapat diterima untuk menyatakan 9pidana mati tak dapat diterima. ebab di
pengadilan putusan hakim biasanya didasarkan alasan#alasan yang benar.9;
; A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm !/ !3.
!3
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 28/42
elanjutnya, 2ambroso dan aro$alo berpendapat bah4a pidana mati itu
adalah alat yang mutlak yang harus ada pada masyarakat untuk melenyapkan
individu yang tidak mungkin dapat diperbaiki lagi./
>ndividu itu tentunya adalah
orang#orang yang melakukan kejahatan yang luar biasa serius (e#traordinary
crime)
*ada kesempatan lain, uringa berpendapat pidana mati merupakan suatu
bentuk hukuman yang sangat dibutuhkan dalam suatu masa tertentu terutama
dalam hal transisi kekuasaan yang beralih dalam 4aktu yang singkat. *enulis
bergumen seperti itu didasarkan pendapat uringa yang menyatakan bah4a
pidana mati adalah suatu alat pembersih radikal yang pada setiap masa
revolusioner kita cepat dapat mempergunakanya.3
alah satu pakar hukum pidana dan tokoh pembaharuan hukum pidana
nasional <arda 7a4a4i Arie$ secara eksplisit dalam sebuah bukunya menyatakan
bah4a pidana mati masih perlu dipertahankan dalam konteks pembaharuan &'H*
7asional. Hal ini dapat penulis gambarkan, melalui pendapatnya yang
menyatakan :
8bah4a 4alaupun dipertahankan pidana mati terutama didasarkan sebagai
upaya perlindungan masyarakat (jadi lebih menitikberatkan atau berorintasi
pada kepentingan masyarakat), namun dalam penerapannya diharapkan
bersi$at selekti$, hati#hati dan berorientasi juga pada
perlindungan5kepentingan individu (pelaku tindak pidana).
Hal yang disampaikan <arda ini hampir senada dengan apa yang pernah
disampaikan oleh seorang jenderal purna4ira4an dan tokoh gereja di >ndonesia
yang pada dasarnya sepakat apabila lembaga pidana mati dihapuskan
keberadaannya di >ndonesia, namun dengan pertimbangan lain ia juga secara tegas
/ Ibid2, hlm.!3
Ibid2, hlm.! <arda 7a4a4i Arie$, 4p2cit2, hlm @.
!
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 29/42
menyatakan pidana mati masih harus dipertahnkan dikarenakan hukuman tersebut
adalah alat untuk menjaga ketentraman masyarakat. Hukuman mati harus
dibicarakan dari segi kepentingan masyarakat.@
<ahkan "arjono ?eksodiputro yang juga seorang tokoh pembaharuan
hukum pidana nasional mendukung keberadaan lembaga pidana mati dengan
membantah hipotesa yang meragukan e$ektivitas pidana mati melalui
penndapatnya yang menyatakan hubungan ancaman hukuman mati dengan
mengurangi kejahatan atau tindak kejahatan sangat hipotetical . &urang bisa
dibuktikan, tetapi bukan berarti bah4a tidak dapat mengurangi. Orang yang
mengatakan hapuskan hukuman matipun tidak dapat membuktikan bah4a pidana
mati itu tidak e$ekti$.
<erdasarkan pendapat Andi Ham%ah dan A. umangelipu dinyatakan secara
tegas pidana mati sama sekali tidaklah bertentangan dengan *ancasila. Hal ini
tergambar dari bab empat (*idana "ati dalam *ancasila) buku mereka yang
berjudul 8*idana mati di >ndonesia di "asa 2alu, &ini dan "asa epan9 yang
menggambarkan secara terperinci bah4a tidakaada di antara keseluruhan sila
dalam *ancasila yang bertentangan dengan keberadaan pidana mati di negra
>ndonesia.
elanjutnya, inkonstitusioanal atau tidaknya pidana mati sebenarnya telah
terja4ab dalam putusan "ahkamah &onstitusi pada *ermohonan *engujian
materil 'ndang#'ndang 7omor !! tahun 1 +entang 7arkotika terhadap
'ndang#'ndang asar 1;/ yang diajukan oleh empat terpidana mati kasus
narkotika melalui kuasa hukumnya berkenaan dengan inkonstitusionalitas pidana
@ A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm /.
Herliady , =$ektivitas Hukuman "ati, http:55herliady.blog.$riendster.com5e$ektivitas#hukuman#mati5. iakses pada ! April !00.
!@
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 30/42
mati yang termaktub di dalam 'ndang#'ndang 7omor !! tahun 1 +entang
7arkotika. <erdasarkan putusan "ahkamah &onstitusi tersebut, secara tegas
dinyatakan bah4a ancaman pidana mati pada 'ndang#'ndang 7omor !! tahun
1 +entang 7arkotika tidaklah bertentangan dengan &onstitusi. ecara analogi
dapat ditrik sebuah kesimpulan bah4a pidana mati bukanlah suatu tindakan
inkonstituional.
'ntuk memperkuat argumen di atas, maka alangkah baiknya penulis
memperkuatnya dengan menyajikan bunyi dari &onklusi dari *utusan "ahkamah
&onstitusi terhadap permohonan tersebut, yang menyatakan :
&etentuan *asal @0 Ayat (1) huru$ a, Ayat (!) huru$ (a), Ayat () huru$ aB
*asal @1 Ayat () huru$ (a)B *asal @! Ayat (1) huru$ a, Ayat ! (huru$) a dan
Ayat () huru$ a dalam '' 7arkotika, sepanjang yang mengenai ancaman
pidana mati, tidak bertentatangan dengan *asal !@A dan *asal !@> ayat (1)
'' 1;/.;0
<erdasarkan keterangan tersebut, sebenarnya dapatlah secara jelas bah4a
pidana mati tidaklah bertentangan dengan &onstitusi 7egara kita dan masih layak
dipertahankan keberadaannyanya dalam hukum pidana positi$. Hanya saja
berdasarkan putusan tersebut pembaharuan hukum pidana yang berkaitan dengan
pidana mati hendaknya untuk ke depan memperhatikan sungguh#sungguh hal
sebagai berikut :
a. pidana mati bukan lagi merupakan pidana pokok, melainkan sebagai pidana yang bersi$at khusus dan alternati$B
b. pidana mati dapat dijatuhkan dengan masa percobaan selama sepuluh
tahun yang apabila terpidana berkelakuan terpuji dapat diubah dengan
penjara seumur hidup atau selama !0 puluh tahunB
c. pidana mati tidak dapat dijatuhkan terhadap anak#anak yang belum
de4asaB
d. eksekusi pidana mati terhadap perempuan hamil dan seorang yang sakit
ji4a ditangguhkan sampai perempuanhamil tersebut melahirkan dan
terpidana mati yang sakit ji4a tersebut sembuh.;1
;0
*utusan "ahkamah &onstitusi;1 *utusan "ahkamah &onstistusi
!
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 31/42
-adi, berdasarkan uraian pendapat di atas dapat ditegaskan bah4a para
pendukung pidana mati pada %aman modern ini semata#mata menjadikan pidana
mati sebagai instrumen untuk melindungi masyarakat dan 7egara baik dalam
bentuk preventi$ maupun represi$. ?epresi$ di sini bukanlah menjadikan mereka
yang diperintah menjadi rentan dan lemah;! layaknya kekuasaan otoriter yang
menjadikan pidana mati sebagai alat untuk menyingkirkan orang#orang yang
bersebrangan dengan penguasa. elain itu, dalam perumusan &'H* 7asional
yang baru, dalam hal pidana mati haruslah memperhatikan buni putusan di atas.
emikian sebaliknya, para ahli dan tokoh yang kontra terhadap pidana mati
pun tidaklah sedikit dan menyandarkan argumennya pada sebuah landasan
berpikir yang ilmiah. eorang tokoh aliran klasik yang sangat terkenal karena
kevokalannya menetang pidana mati ialah seorang berkebangsaan >talia yang
bernama <eccaria. Alasan <eccaria menentang pidana mati ialah proses yang
dijalankan dengan cara yang amat buruk sekali; terhadap seseorang yang dituduh
membunuh anaknya sendiri (beberapa 4aktu setelah eksekusi dapat dibuktikan
bah4a putusan tersebut salah).
etelah keharuman nama <eccaria tenggelam, maka muncullah nama#nama
tokoh dan ahli yang menentang pidana mati. Adapun nama#nama tersebut adalah
Cerri, 2eo *olak, "odderman dan tokoh lainnya, sedangkan di >ndonesia tokoh
yang sanat vokal menentang pidana mati ialah ?oeslan aleh, -.=. ahetapy, dan
+odung "ulia 2ubis yang semenjak muda telah terang#terangan menolak
keberadaan pidana mati sedari muda (serta tokoh dan ahli lainnya yang tidak
penulis sebutkan secara satu persatu).
;!
*hilip 7onet *hilip el%nick, Hukum esponsif, 7usamedia, <andung, !00, hlm. .; A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm .
0
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 32/42
Cerri yang juga seorang berkbangsaan >talia dalam hal menentang pidana
mati berpendapat bah4a untuk menjaga orang yang mempunyai pradisposisi
untuk kejahatan cukup dengan pidana penjara seumur hidup, tidak perlu dengan
pidana mati.;;
Apa yang disampaikan Cerri tidak jauh berbeda dengan yang diampaikan
krminolog OJvord, ?oger Hood yang menggunakan anaalisis e$ek jera pidana
mati dan penjara seumur hidup. Adapun pendapatnya adalah gegabah bila kita
menerima hipotesis bah4a hukuman mati atas pembunuhan menghasilkan e$ek
jera yang jauh lebih besar daripada yang dihasilkan oleh hukuman yang diangap
lebih ringan, yakni hukuman penjara seumur hidup.;/
"enurut penulis jelas pendapat Cerri maupun ?oger Hood bertentatangan
dengan apa yang telah disampaikan Coster (terpidana mati) yang lebih memilih
mati dibandingkan dipidana penjara seumur hidupnya. -elas, hal ini melahirkan
kontradiksi sikap batin yang sangat mencolok yang menurut penulis melahirkan
pendapat yang apriori dikarenakan sikap batin pada setiap orang adalah relati$.
*endapat lainya yang disampaikan oleh "odderman menggunakan analogi
dalam menolak adanya pidana mati :
+okh saudara#saudara masih mendirikan kebun#kebun binatang di mana
dikumpulkan binatang#binatang buas, yang juga tidaklah mustahil dapat
meloloskan diri dari kekurangan#kekurangannya dan mengacau keamananmasyarakat. aya akan lebih takut andaikata tiba#tiba kepergok dengan
binatang buas demikian, daripada kepergok denagn penjahat penjahat yang
dimaksudkan di atas.;3
*endapat ini sungguh kontras dengan yang terjadi di >ndonesia, dikarenakan
beberapa tahun setelah pendapat "odderman disepakati mengenai penghapusan
;; Ibid2, hlm. @.;/ +odung mulia 2ubis AleJander 2ay, !ontro%ersi Hukuman "ati Perbedaan Pendapat
Hakim !onstitusi, &ompas "edia roup, -akarta, !00, hlm. 103.;3 A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm. ;!
1
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 33/42
pidana mati, di >ndonesia malah diberlakukan pidana mati. <erdasarkan
perbandingan hukum pidana dapat kita simak pendapat Andi Ham%ah,
sebagaimana terurai berikut :
i dalam &'H* >ndonesia tercantum pidana mati, sedangklan di <elanda
sejak tahun 1@0 sudah dihapus. Alasannya, ialah keadaan di >ndonesia
berbeda dengan <elanda, ribuan pulau#pulau, beraneka ragam suku bangsa,
tenaga kepolisian kurang mencukupi, jadi perlu pidana yang lebih berat.
engan sendirinyap pasal#pasal yang berkaitan dengan pidana mati seperti
pasal 3 dan pasal 11 (pelaksanaan pidana mati) terdapat dalam v>
(&'H*) tetapi tentu tidak ada dalam 7ed. v.;
ecara historis dapat kita ambil sebuah kesimpulan bah4a ketidak
konsistenan <elanda dalam penolakan terhadap pidana mati sesungguhnya
didasakan pada konsep tirani untuk mempertahankan kekuasaan di negeri jajahan
>ndonesia.
ebuah kisah yag menarik dalam kontroversi pidana mati dapat juga kita
rasakan dari rasa pertobatan seorang terpidana mati. Hal ini dapat penulis
perlihatkan melalui penggalan surat dari seorang terpidana mati tertanggal
$ebruari 13 berikut ini :
0ear Rev. Khoo2 .o forgi%e me for this2 "y fare1ell letter being so brief,
and I fear incoherent2 0o you remember the day you first sa1 me here, ho1
I kept repeating to you =I am an atheist> almost 1ith pride ? But as I
1atched you come here so often, spending so much of your time and gi%ing
so much yourself to the Pulau .enang boys and the rest of us, e#pecting and
recei%ing nothing in return, I asked myself, <hat is the moti%ates this man
such altruistic acts ? Is there really a 9od as he so undoubtedly
belie%es ?7 But one day @ 56 th
of 0ecember 5; @ apparent reason I 1aso%er 1h1lmed by desire to kneel do1n in prayer and pour out my heart to
9od, surrendering my self to him and admitting to Him that re%enge 1as in
my heart2 He listen and understood and as I got to kno1 Him better trought
the succeeding days and 1eeks, He told me that I should be abo%e re%enge
and hate, that only lo%e and understanding should occupy my thoughts and
guide my action2 /hro yoi I found (hrist and thro him I shall find the
kingdom of hea%en2 /ill then, fare thee 1ell2 Cours in (hrist, Sd. Sunny
Ang.48
; Andi Ham%ah, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa 'egara, inar ra$ika, -akarta,
!00@, hlm 11.;@ ahetapy, 4p2cit2, hlm 1! 1!;.
!
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 34/42
ecara jujur penulis sangat tersentuh dengan penggalan surat ini, namun
patut diketahui +uhan juga menciptakan suatu hukuman bagi umatnya yang
berbuat salah dan begitu jugalah hal ini terjadi dalam realitas kehidupan
bernegara. <ila dibedah melalui pisau religius, sebenarnya keberadaan pidana
mati di sini memba4a sebuah anugerah kepada Ang, dengan hukuman tersebut
mengenal +uhan secara lebih dalam terlepaskan dari belenggu ateisme.
<erkaitan dengan keberadaan pidana mati dalam korelasinya dengan
*ancasila, ahetapy memiliki pendapat yang berbeda dengan Andi Ham%ah dan A.
umangelipu. ahetapy dalam skripsinya (telah dipublikasikan) menjelaskan;
bah4a pidana mati bertentangan dengan norma dasar 7egara ini yaitu *ancasila.
Hal ini disandarkan pada pasal / ayat (!), 4alaupun pada saat itu telah
didekritkan kembali pada '' 1;/ (namun patut diketahui bah4a '' juga
dlahirkan dari *ancasila). elain bersandarkan alasan tersebut, ahetapy juga
menyatakan bah4a pidana mati merupan 4arisan kolonial yang tidaklah pantas
untuk dilanjutkan (sebagaimana diterangkan di atas).
*ada putusan "ahkamah &onstitusi dalam *ermohonan *engujian materil
'ndang#'ndang 7omor !! tahun 1 +entang 7arkotika terhadap 'ndang#
'ndang asar 1;/ yang menyatakan bah4a pidana mati tidaklah bertentangan
dengan konstitusi terdapat empat pendapat berbeda (dissenting opinion) dari
hakim konstituisi. Hakim#hakim tersebut adalah Hakim &onstitusi H. Harjono,
Hakim &onstitusi H. Achmad ?oestandi, Hakim &onstitusi H.". 2aica "ar%uki,
dan Hakim &onstitusi "aruarar iahaan. alam hal ini penulis sedikit
; ahetapy, 4p2cit2, hlm 1;.
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 35/42
menyampaikan alasan Hakim &onstitusi "aruarar iahaan menolak adanya
pidana mati. :
<agi hak untuk hidup, tidak terdapat petunjuk yang menyatakan pembatasan hak itu dapat dilakukan dengan menghilangkan hidup itu
sendiri, meskipun diakui dan telah menjadi bagian dari hak asasi orang lain
yang harus pula dihormati, hak untuk hidup boleh dibatasi karena hukum
membutuhuhkan keadilan untuk mengembalikan keseimbangan yang
dicederai oleh pelanggaran yang dilakukannya berupa pembatasan ruang
geraknya dengan ditempatkan dalam tempat khusus serta menjalani
pembinaan#pembinaan tertentu yang di4ajibkan.
-elas pendapat Hakim &onstitusi "aruarar iahaan menitikberatkan pada
konsep hak asasi manusia. Hal ini sesuai dengan perkembangan penolakan
terhadap pidana mati de4asa ini (masa sebelumnya penolakan pidana mati
ditekankan atas pelaksanaan eksekusi yang kejam dan e$ektivitas pidana mati
tersebut).
"aka jelaslah, permasalahan pro dan kontra terhadap pidana mati
merupakan suatu permasalahan yang tidak mudah untuk digeneralisirkan dalam
satu pola pikir yang sama pada setiap orang.
&ontroversi penolakan (kontra) terhadap eksistensi lembaga pidana mati
memba4a sebuah ekses yang sangat luar biasa dahsyatnya, dimana banyak
7egara yang menghapuskan jenis pidana ini pada hukum pidana positi$
negaranya. <erdasarkan data Amnesty >nternational (!003) menyebutkan bah4a
sampai saat ini ada 1! negara yang telah menghapuskan pidana mati (death
penalty) dari ketentuan hukum pidana positi$nya. ari data tersebut, @@ negara
menghapus hukuman mati secara total, 11 negara memberlakukannya secara
sangat spesi$ik, yaitu hanya untuk kejahatan di 4aktu perang (1ar time), dan 0
negara masih mempertahankannya dalam hukum nasionalnya namun tak pernah
lagi melaksanakannya dalam praktik.
;
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 36/42
"enurut ?oeslan aleh beberapa 7egara yang tidak lagi mengancamkan
pidana mati pada &'H* nasionalnya ialah :
*ortugal tahun 1@;3, 7egara <agian di Amerika erikat tahun 1@;, di an"arino tahun 1@;@, di Eene%uela tahun 13;, di ?hode >sland ('A) tahun
1@/!, di iscounsin tahun 1@/, di +oskane tahun 1@/, 6olumbia dan
?umania tahun 1@3;, di 7etherland tahun 1@0, di 6osta ?ica tahun 1@@0.
di "aine tahun 1@@, di >talia tahun 1@0, di <ra%ilia tahun 1@1, di
=Kuador dan *eru tahun tahun 1@/, di 7or4egia tahun 10!, ?usia tahun
10, (sekarang pidana mati berlaku di 'ni oviet), di Austria tahun 11@,
di 4edia tahun 1!1, 2ituania 1!!, di 7e4 Feland tahun 1!/, di
'ruguay tahun 1!3, di 6hili tahun 10 dan enmark tahun 1. +etapi
ada di antara yang tersebut di atas yang memberlakukan lagi pidana mati
sesuai dengan kebutuhan masyarakat./0
ebagai contoh 7egara <elanda yang menghapuskan pidana mati pada
ketentuan hukum pidananya masih mencantumkan pidana mati pada &itab
'ndang#'ndang Hukum *idana "iliter 7egara tersebut. Hanya saja penjatuhan
hukuman tersebut hanya dapat dilakukan, apabila hakim berpendapat bah4a
keamanan dari negara itu menghendakinya demikian (pasal )./1 elain itu,
7egara tetangganya <elgia mencantumkan pidana mati di dalam &'H* sipilnya,
diamana ketentuan tersebut tidak pernah lagi dilaksanakan lagi dalam prakteknya.
ementara itu, masih ada 3@ negara yang sampai kini masih konsisten
mempertahnkan pidana mati pada ketentuan hukum pidana nasionalnya. imana
>ndonesia adalah salah satu dari negara tersebut.
'ntuk menutup bab ini, penulis akan menguraikan pendapat pribadi
mengenai pidana mati. *ada dasarnya, penulis tidaklah sepakat dengan
keberadaan pidana mati dalam konteks hukum pidana nasional ataupun secara
global, namun secara rasional dengan memperhatikan kebutuhan pada saat ini
maupun ke depan, penulis menyadari pidana mati masih dibutuhkan sebagai suatu
/0
Ibid2, hlm ;./1 *.AC. 2amintang . imons, 4p2cit2, hlm !.
/
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 37/42
alat untuk melindungi masyarakat. *erlunya pidana mati dipertahankan menurut
penulis berdasarkan tiga alasan. Pertama, masalah keadilan dan kepastian hukum.
Apabila pidana mati dihapuskan dan kemudian diadakan kembali dengan
mengenyampingkan asas non retroaktif , lebih patut dipertanyakan dimana
keadilan yang seharusnya menjadi satu dalam bentuk kepastian hukum. >ni
dikarenakan suatu keadaan ke depan tidaklah dapat diprediksi dan dita$sirkan
secara mutlak dengan mengadakan pengandaian#pengandaian yang apriori. "aka,
lebih baik pidana mati tetap dipertahankan dengan catatan hanya ditujukan kepada
pelaku kejahatan yang luar biasa serius (e#traordinary crime).
!edua, masalah kebudayaan. +idaklah dapat disangkal bah4a 7egara kita
yang multi cultural ini mengenal pidana mati dalam berbagai peraturan adat
semenjak %aman kerajaan dahulu (sebelum terbentuknya 7egara >ndonesia).
'ntuk memperkuat pendapat ini, maka penulis menyandarkannya pada pendapat
Eon avigny yang menyatakan hukum adalah bagian dari budaya masyarakat.
Hukum tidak lahir dari suatu tindakan bebas (arbitrary act of a legislator ), tetapi
dibangun dan dapat ditemukan dalam ji4a masyarakat.
!etiga, unsur religius. "emperhatikan norma dasar 7egara kita yang
memperlihatkan bah4a bangsa ini ialah bangsa yang cinta dan takut akan +uhan
yang berarti tidaklah dapat kita sangkal secara religius, agama mengakui hukuman
sebagai akibat dari sebuah tingkah laku yang jahat. ebagai contoh, >slam
mengenal hukuman mati (3ishas) sebagai bentuk hukuman terhadap *arimah yang
mutlak telah digariskan oleh A22AH dan hanya dapat hapus apabila keluarga
korban memberi maa$ dan barulah dapat diberlakukansemacam ganti rugi (diyat ).
3
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 38/42
<erdasarkan ketiga alasan tersebut, penulis beranggapan bah4a nilai#nilai
humanis yang berlebihanlah yang sebenarnya menyeret kita dalam penolakan
terhadap pidana mati. -ika sebelum pidana tersebut dilaksanakan diberikan
kesempatan terlebih dahulu kepada si terpidana untuk berertobat dan eksekusi pun
dilakukan dengan cara meringankan penderitaan#penderitaan $isik yang
berlebihan, maka tidaklah beralasan untuk menolak pidana mati sebagai suatu
sarana perlindungan rakyat.
BAB III
PENUTUP
A. Kes#")!lan
*idana mati merupakan bentuk hukuman yang sejak ratusan tahun lalu
telah menuai pro dan kontra. *ro dan kontra tersebut tidak hanya terjadi di
>ndonesia, namun terjadi hampir di seluruh 7egara yang ada pada saat ini. etiap
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 39/42
ahli hukum, aktivis hak asasi manusia dan lain sebagainya selalu menyandarkan
pendapat pro dan kontra pada lembaga pidana mati dengan alasan yang logis dan
rasional.
<entuk pidana ini merupakan hukuman yang dilaksanakan dengan
merampas ji4a seseorang yang melanggar ketentuan undang#undang. *idana ini
juga merupakan hukuman tertua dan paling kontroversial dari berbagai bentuk
pidana lainnya. +ujuan diadakan dan dilaksanakannya hukuman mati supaya
masyarakat memperhatikan bah4a pemerintah tidak menghendaki adanya
gangguan terhadap ketentaraman yang sangat ditakuti oleh umum.
DA*TA+ PUSTAKA
1. B!k!
A. Ham%ah A. umangelipu, Pidana "ati di Indonesia di "asa alu, !ini dan
di "asa 0epan, halia >ndonesia, -akarta, 1@/.
Andi Ham%ah, Asas-Asas Hukum Pidana, ?ineka 6ipta, -akarta, 1;.
LLLLLLLLLLLLL, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa 'egara, inar ra$ika,
-akarta, !00@.
@
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 40/42
<arda 7a4a4i Arie$, Bunga ampai !ebi*akan Hukum Pidana, *+. 6itra Aditya
<akti, <andung, !00/.
alil Adisubroto, Pembinaan 'arapidana sebagai .arana "erealisasikan /u*uan
Pidana embaga Pemasyarakatan (isampaikan dalam eminar 7asional
+entang *emasyarakatan : *engintegrasian +ujuan *emidanaan dengan
istem *emasyarakatan "endatang. Cakultas Hukum '>> !; -uli 1/
arji armodiharjo hidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukukum, Apa dan
Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, *.+. ramedia *ustaka 'tama,
-akarta, 1/.
arsono *, !arl "ar# $konomi Politik dan Aksi-e%olusi, iadit "edia, -akarta,
!003.
joko *rakoso 7ur4achid, .tudi /entang Pendapat-Pendapat "engenai
$fekti%itas Pidana "ati di Indonesia 0e1asa Ini, halia >ndonesia, -akarta,
1@;.
LLLLLLLLLLLLL, Hukum Penitensier di Indonesia, 2iberty, Iogyakarta, 1@@.
4idja *riyatno, .istem Pelaksanaan Pidana Pen*ara di Indonesia, ?e$ika
Aditama, <andung, !003
Cakultas Hukum 'niversitas >slam ?iau, Buku Panduan Penyusunan Penulisan
.kripsi, :DD62
H.A.. idjaja, Penerapan 'ilai-'ilai Pancasila E HA" di Indonsia, ?ineka
6ipta, -akarta, !000.
Hans &elsen, /eori /entang Hukum dan 'egara, 7usa "edia 7uansa,<andung, !003.
-.=. ahetapy, Pidana "ati dalam 'egara Pancasila, *.+. 6itra Aditya <akti,
<andung, !00.
-imly AsshidiKie, Pokok-Pokok Hukum /ata 'egara Indonesia Pasca eformasi,
<uana >lmu *opuler, -akarta, !00@.
"oeljatno, !itab &ndang &ndang Hukum Pidana, <umi Aksara, -akarta, !00/.
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 41/42
*.AC. 2amintang . imons, !itab Pela*aran Hukum Pidana +eerboek an
Het 'ederlanches .trafrecht), *ionir -aya, <andung, 1!.
*hilip 7onet *hilip el%nick, Hukum esponsif, 7usamedia, <andung, !00.
?. Abdoel jamali, Pengantar Hukum Indonesia +$disi e%isi), ?aja4ali *ers,
-akarta, !00/.
?. oesilo, Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan &mum dan 0elik-0elik
!husus, *olitea, <ogor
?. +resna, Azas-Azaz Hukum Pidana, *.+. +iara, -akarta, 1/.
?id4an H?, Hukum Administrasi 'egara, ?aja ra$indo *ersada, -akarta, !003.
atochid &artanegara, Hukum Pidana Bagian .atu, <alai 2ektur "ahasis4a.
oerjono oekanto ri "amudji, Penelitian Hukum 'ormatif .uatu /u*uan
.ingkat, *.+. ?ajara$indo *ersada, -akarta.
LLLLLLLLLLLLL, Pengantar Penelitian Hukum, '>#*res, -akarta, 1@3.
oekarno, 0iba1ah Bendera e%olusi, *anitia *enerbit iba4ah <endera
?evolusi, -akarta, 13;.
oetiksno, Filsafat Hukum Bagian I , *+. *radnya *aramita, -akarta, !00@.
ubekti ?. +jitrosoedibio, !amus Hukum, *.+. *radnya *aramita, -akata, 1@.
%. Internet
http:55444.inilah.com5berita5politik5!0051050515hukuman#mati#tidak#
bertentangan#dengan#uud5). iakses pada tanggal ! eptember !00@.
http:55herliady.blog.$riendster.com5e$ektivitas#hukuman#mati5. iakses pada !
April !00.
http:55444.iddaily.net5!00@505terpidana#mati#sugeng#saya#lebih#senang.html.
iakses pada tanggal ! April !00.
;0
7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana
http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 42/42
http:55thephenomena.4ordpress.com5!00@505!;5di#balik#eksekusi#mati#
sumiarsih#sugeng5. iakses pada tanggal ! April !00.
http:55444.iddaily.net5!00@505terpidana#mati#sugeng#saya#lebih#senang.html.
http:55thephenomena.4ordpress.com5!00@505!;5di#balik#eksekusi#mati#
sumiarsih#sugeng5.
http:55cetak.bangkapos.com5selebne4s5read51103/.html.
http:55444.suarakarya#online.com5ne4s.htmlDidM1@ .
'. Perat!ran Per!n$ang,Un$angan
'ndang#'ndang asar 1;/
'ndang#'ndang 7omor / +ahun 13 (*enpres 7omor ! +ahun 13; (27 13;
7o @) yang ditetapkan menjadi undang#undang dengan '' 7o / +ahun
13.
'ndang#'ndang 7omor 1! +ahun 1/ +entang *emasyarakatan.
'ndang#'ndang 7omor +ahun 1 +entang Hak Asasi "anusia.
*eraturan *emerintah 7omor 1 +ahun 1 +entang *embinaan dan
*embimbingan arga <inaan *emasyarakatan.
'ndang#'ndang 7omor !! +ahun !00! +entang rasi.