USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
SOSIALISASI KEAMANAN PENGGUNAAN IRADIASI DENGAN
SINAR X PADA KOMODITAS BAWANG MERAH
(Allium ascalonicum) DI INDONESIA
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan oleh :
Raenyta Adhe Wulandari A1H011077 Tahun Angkatan 2011
Lina Aulia Rahmah A1H011059 Tahun Angkatan 2011
Tentri Yera Idqa Ridmaningrum A1H011084 Tahun Angkatan 2011
Yona Azalia Chernovita A1L013180 Tahun Angkatan 2013
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
iv
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : SOSIALISASI KEAMANAN
PENGGUNAAN IRADIASI DENGAN
SINAR X PADA KOMODITAS
BAWANG MERAH (Allium
ascalonicum) DI INDONESIA
1. Bidang Kegiatan : PKM-GT
2. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Raenyta Adhe Wulandari
b. NIM : A1H011077
c. Jurusan : Teknologi Pertanian
d. Universitas : Universitas Jenderal Soedriman
e. Alamat Rumah dan No. Tel./Hp: Desa Adiwerna RT 01 RW 02 Kec
Adiwerna Kab.Tegal
Hp (081911667782)
f. Alamat email :[email protected]
3. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 3 (tiga) orang
4. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Idah Hamidah, M.Hum
b. NIDN : 0009057501
c. Alamat Rumah dan No.Tel/HP : Karang nangka RT 02/RW 04 Kedung
Banteng Banyumas
5. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : -
b. Sumber lain : -
Purwokerto, 15 Januari 2014
Menyetujui,
Pembantu Dekan III
Fakultas Pertanian
(Dr. Ir. V. Prihananto, M.Si)
NIP. 19640529 198901 1 001
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Raenyta Adhe Wulandari)
NIM. A1H0110077
Pembantu Rektor III
Universitas Jenderal Soedirman
(Prof. Dr. Imam Santosa, M.Si)
NIP. 19611001 198803 1 001
Dosen Pendamping
(Idah Hamidah, M.Hum)
NIP. 19750509 200501 2 001
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
RINGKASAN ......................................................................................................iv
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
GAGASAN .................................................................................................... ......2
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan .................................................................... 2
Solusi yang Perrnah Ditawarkan atau Diterapkan untuk Pengawetan Bawang
Merah…………………………… ........................................................................ 2
Penggunaan Iradiasi terhadap Komoditas Bawang Merah.................................... 3
Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan ........................... 4
Langkah-langkah Strategis………………............................................................ 5
KESIMPULAN ................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................7
LAMPIRAN
iv
RINGKASAN
Bawang merah merupakan salah satu komoditas yang banyak diminati
masyarakat Indonesia. Jumlah produksi bawang merah tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal karena daya simpan bawang tidak bisa
bertahan lama oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan bawang
impor. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan
pengawetan menggunakan iradiasi sinar x untuk memperpanjang umur simpan
komoditas ini, namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum
mengetahui tentang teknologi ini dan masih ragu untuk mengembangkannya.
Maka dari itu, perlu adanya sosialisasi tantang keamanan penggunaan iradiasi
dengan sinar x kepada masyarakat agar mereka mau memanfaatkan teknologi ini.
1
1. PENDAHULUAN
Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu
komoditas yang banyak dijumpai di Indonesia. Kebutuhan akan komoditas ini
ini cenderung meningkat setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya jumlah
konsumen yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia.
Keadaan fisiologi bawang merah yang mudah busuk dan melimpah saat panen,
namun terbatas pada periode-periode tertentu menyebabkan harga komoditas
ini fluktuatif. Hal ini dikarenakan sistem penyimpanan yang kurang baik dan
pengetahuan petani yang masih minim sehingga produksi komoditas ini tidak
mencukupi kebutuhan pasar lokal. Untuk itu, pemerintah mengeluarkan
kebijakan impor bawang merah yang berasal dari beberapa negara produsen
(Umami, dkk. 2008).
Peningkatan produksi pangan seharusnya diikuti dengan pengelolaan
pascapanen yang baik agar bahan pangan tidak cepat rusak dan dapat disimpan
lebih lama dapat tetap dikonsumsi dengan aman. Oleh karena itu diperlukan
teknologi tepat guna agar bahan tersebut tetap memenuhi persyaratan
keamanan pangan selama disimpan sebelum didistribusi sehingga tetap
memiliki daya saing dalam pemasaran. Salah satu teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk mempertahankan kualitas bahan pangan selama dalam
penyimpanan adalah iradiasi (Idrus, 2010).
Penggunaan teknologi iradiasi untuk mengawetkan suatu bahan pangan
adalah alah satu teknologi yang saat ini mulai banyak diminati di dunia. Di
beberapa negara seperti Australia, United of Amerika dan New Zealand telah
dikembangkan produk dengan menggunakan teknologi ini. Produk pangan
yang sudah banyak menggunakan teknologi iradiasi sebagai teknik dalam
pengawetannya adalah produk segar dari daging, ikan maupun unggas yang
memiliki umur simpan relatif singkat. (Ridwan, 1983)
Penggunaan teknologi iradiasi sebagai teknik pengawetan bahan
pangan di kalangan masyarakat Indonesia belum banyak populer karena
kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan masih sedikit perusahaan yang
memanfaatkan teknologi ini. Padahal, sebenarnya pemanfaatan teknik iradiasi
untuk memperpanjang masa simpan komoditas pangan telah diatur dalam
2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang iradiasi
No.826/MENKES/PER/XII/1987.
Berdasarkan uraian di atas penulis menawarkan penggunaan teknologi
iradiasi di Indonesia untuk memperpanjang umur simpan produk. yang lebih
lama. Masyarakat diharapkan mau menerima teknologi ini karena biaya yang
digunakan relatif lebih sedikit dan banyak lagi keuntungan lain yang diperoleh.
Penggunaan teknologi iradiasi juga terdapat kerugian yang akan dikaji pada
bahasan selanjutnya.
2. GAGASAN
A. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Penggunaan teknologi iradiasi pada produk pangan saat ini sudah
banyak digunakan di dunia, namun belum dapat dikembangkan secara
komersial di Indonesia karena banyak masyarakat yang belum paham bahwa
penggunaan iradiasi pada bahan pangan aman untuk dikonsumsi dalam jangka
waktu panjang dan tidak berdampak negatif terhadap kesehatan. Penggunaan
teknologi iradiasi pada produk bahan pangan didasarkan pada melimpahnya
produk pertanian pada saat panen raya dan menghilangnya produk bahan
pangan pada saat paceklik. Disisi lain, banyak masyarakat yang masih
menggunakan metode konvensional untuk mengawetkan bahan pangan hasil
pertanian; pengawetan yang dilakukan masyarakat sendiri masih menggunakan
metode turun menurun dan kekeluargaan tanpa adanya pembaharuan teknologi
pengelolaan pertanian (Irawati, 2002)
B. Solusi yang Pernah Ditawarkan untuk Pengawetan Bawang Merah
Beberapa usaha yang dapat dilakukan petani untuk mengawetkan
bawang merah, antara lain pengeringan dan pengasapan.
Pengeringan bawang merah dengan perlakuan suhu rendah dan
tekanan vakum akan memberikan manfaat pada petani maupun pengusaha,
yakni dapat mengasilkan bawang merah kering dengan mutu tinggi sehingga
dapat menambah nilai ekonomi tinggi serta umur simpan yang lebih lama bila
dibandingkan dengan pengeringan konvensional yaitu dengan metode
penjemuran menggunakan sinar matahari (Astuti, 2008)
3
Penelitian mahasiswa Universitas Gajah Mada yang dilakukan di
Dusun Sangkeh Desa Srigading Kecamatan Sanden Bantul, menemukan bahwa
bahwa penggunaan bangunan pengeringan dan pengasapan, efektif sebagai
salah satu alternatif usaha pengawetan komoditas ini. Sebuah design bangunan
penyimpan dengan alas berukuran 2 x 3 m2 dan tinggi dinding batako 3 m,
serta atap berbentuk piramid. Bangunan ini dilengkapi dengan heat echanger
(penukar panas), yang memungkinkan untuk bisa dilakukan pengeringan dan
pengasapan terhadap bawang merah yang disimpan itu. Panas dicatu oleh
panas hasil pembakaran di tungku yang berada di mulut heat echanger. Semua
bahan yang dipakai untuk bangunan ini adalah bahan-bahan lokal, dan mudah
diperoleh di wilayah Kecamatan Sanden Bantul. Dari uji coba sistem sebagai
bangunan pengering, ternyata pada penggunaan suhu pengeringan sekitar 37 oC
mampu menurunkan kadar air bawang merah 46 %, yaitu dari kadar air awal
68 % sampai 22 % pada kondisi suhu lingkungan 29 oC dan kelembabannya
relatif 90 %.
Pemacahan solusi diatas masih kurang efektif karena umur simpan
komoditas bawang merah relatif pendek dan iklim di Indonesia cenderung
tidak teratur sehingga masa tanam bawang merah sulit diprediksi. Hal ini
menyebabkan petani mengalami gagal panen. Untuk itu, perlu adanya sistem
pengawetan iradiasi untuk mengantisipasi hal tersebut agar kebutuhan bawang
merah tetap tercukupi.
C. Penggunaan Iradiasi terhadap Komoditas Bawang Merah
Hingga saat ini di wilayah Indonesia belum dilakukan pengawetan
bawang merah dengan menggunakan iradiasi dengan sinar x seperti yang telah
dijelaskan pada kajian sebelumnya namun tidak menutup kemungkinan
diadakannya pengawetan tersebut dengan melihat bahwa di negara lain
seperti Prancis, Hungaria, Israel, Itali, Belanda, dan Thailand pada
tahun 1980 bawang merah iradiasi telah diproduksi dan dipasarkan
(Farkas, 2006).
Dibandingkan dengan solusi-solusi yang pernah diajukan sebelumnya,
penggunaan teknologi ini diprediksi mampu menghasilkan kualitas yang lebih
baik dengan memiliki masa umur simpan yang lebih lama. Berdasarkan
4
penelitian di Hungaria dengan melakukan percobaan pada proses pengeringan
dan pemberian iradiasi pada bawang merah hasil panen ditemukan
bahwapenggunaan radiasi efektif untuk memperpanjang masa simpan. Proses
pengeringan dilakukan pada bawang merah yang telah dibersihkan kemudian
disimpan dengan kontrol udara menghasilkan produk dengan kualitas 29 %
dari aslinya. Sedangkan pada proses pemberian iradiasi bawang merah, setelah
disimpan dengan waktu dan kontrol ruang penyimpanan yang sama dihasilkan
produk dengan kualitas 55 % dari aslinya; hal ini menunjukkan bahwa
pemberian iradiasi lebih efektif dibandingkan dengan pengeringan
(International Atomic Energy Agency, 1997).
Selain itu, pada sebuah penelitian di Pakistan dideskripsikan tentang
kemungkinan memperpanjang umur simpan bawang merah dengan
menggunakan radiasi gamma, di mana proses penyimpanan dilakukan pada
bulan musim panas di Pakistan (15-40oC dan RH 65-90%). Bawang merah
yang telah diradiasi pada dosis 0,10 kGy dan disimpan bersama dengan
bawang merah yang tidak diberi perlakuan iradiasi pada kondisi lingkungan
pada periode 4 bulan. Variasi kehilangan berat pada produk iradiasi antara
15,2-15,9; sedangkan pada produk yg tidak di iradiasi berkisar 20,6-23,4
setelah periode penyimpanan. Pembusukan terjadi antara 6,5-9,4 % pada
bawang merah iradiasi dan 12,4-12,8 % pada bawang merah ang tidak
diiradiasi selama 4 bulan penyimpanan. Kualitas test evaluasi ditunjukkan
bahwa kualitas internal dan eksternal dari sampel iradiasi lebih tinggi
dibandingkan dengan kontrol pembanding (Khan, 1999).
Gambar 1. a) Bawang merah iradiasi b) Bawang merah biasa
D. Pihak-pihak Terkait yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Penggunaan iradiasi pada bawang merah belum ada di Indonesia,
5
tetapi sudah pernah dilakukan di negara Prancis pada tahun 1987; sedangkan di
India mulai diberlakukan pengawetan iradiasi bawang merah pada tahun 1991
(International Atomic Energy Agency, 1997).
Iradiasi merupakan suatu teknologi dalam pengawetan bahan pangan
untuk menjaga kestabilan kesediaan bahan pangan di Indonesia. Untuk
mewujudkan hal tersebut ada beberapa pihak yang dirasa dapat berperan dalam
mengimplementasikan program tersebut, yaitu: (1) Kementerian Kesehatan, (2)
BPOM, (3) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), (4) Dinas Pertanian
(5) Gabungan Kelompok Tani dari tingkat daerah, (6) Kelompok Tani dari tiap
daerah. Perlu adanya kontribusi dari pihak-pihak terkait tersebut. Dinas
Pertanian melakukan sosialisasi kepada gabungan kelompok tani tiap daerah
mengenai pemanfaatan teknologi pengawetan bahan pangan terutama
komoditas bawang merah untuk memperpanjang umur simpan dan
mempertahankan nilai jual yang stabil. Kemudian gabungan kelompok tani dari
tingkat daerah melakukan sosialisasi kepada kelompok tani untuk memecahkan
solusi mengenai pemanfaatan teknologi pengawetan komoditas bawang merah
melelui penggunaan iradiasi dengan sinar x.
E. Langkah-langkah Strategis
Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan kepercayaan
masyarakat terhadap keamanan penggunaan iradiasi dengan sinar x pada
komoditas bawang merah di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
1. Sosialisasi
Sosialisai tentang penggunaan iradiasi ditempuh untuk membuka
wawasan masyrakat pada umumnya dan kelompok tani pada khususnya
terhadap keamanan dan keunggulan dari umur simpan dari komoditas
bawang merah menggunakan iradiasi dengan sinar x. Untuk Menjalin
kemitraan dengan Kementerian kesehatan, BPOM, Badan Pengawas
Tenaga Nuklir (BAPETEN), Dinas pertanian, Gabungan kelompok tani
dari tingkat daerah, dan kelompok tani dari gabungan kelompok tani tiap
daerah, dilakukan dengan pembentukan struktur kepengurusan yaitu
membentuk Tim Koordinasi dan Unit Pelaksana, dengan Ketua pelaksana
6
dari Dinas Pertanian. Ketua pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas
seluruh kegiatan yang dilakukan, sedangkan Unit Pelaksanaan
bertanggung jawab dan bertugas memfasilitasi kegiatan sosialisasi dan
pelatihan penerapan iradiasi dalam meningkatkan umur simpan suatu
bahan pangan.
Setelah Tim Koordinasi dan Unit Pelaksana terbentuk, selanjutnya
Tim Koordinasi dan Unit Pelaksana melakukan kegiatan sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat
dan kelompok tani terhadap manfaat penggunaan metode iradiasi dengan
sinar x untuk meningkatkan umur simpan komoditas bawang
2. Pelatihan
Setelah dilakukannya sosialisasi, dilakukan penerapan sebagai
langkah berikutnya dalam memperkenalkan teknik iradiasi dengan sinar x
untuk meningkatkan umur simpan dari komoditas bawang merah.
Penerapan dalam hal ini dilakukan dengan melakukan pelatihan tentang
penggunaan alat dan penyimpanan bahan setelah proses iradiasi.
3. KESIMPULAN
Iradiasi dengan menggunakan sinar x merupakan suatu cara yang
dapat digunakan untuk meningkatkan daya simpan komoditas bahan pangan.
Metode ini memiliki banyak keunggulan yaitu: (1) Efektif. Iradiasi dengan
sinar x efektif untuk meningkatkan daya simpan terhadap komoditas bawang
merah. (2) Susut bobot lebih rendah. Susut bobot dengan menggunakan teknik
ini lebih rendah daripada pengeringan menggunakan penjemuran langsung
dibawah matahari. (3) Pembentukan tunas dan kerusakan komoditas bawang
merah lebih rendah setelah dilakukan iradiasi. (4) Warna, tekstur, aroma dan
tampilan tidak menunjukkan perubahan yang signifikan setalah proses
pemasakan.
Pemanfaatan iradiasi dapat terwujud dengan beberapa mekanisasi
yaitu: (1) Tahap pembentukan dan sosialisasi. Dalam tahap ini, terdapat
beberapa tahap yang ditempuh yaitu: (a) kerjasama Kemitraan gabungan
kelompok tani dengan dinas pertanian pertanian, (b) membentuk struktur
7
kepengurusan yaitu Tim Koordinasi dan Unit Kepengurusan (c) Sosialisasi. (2)
Tahap pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Umami, Arif; Dramanti, Sri; Haryanti, Sri. 2008 Pertumbuhan dan Produktifitas
Tanaman Bawang merah (Aliium ascalonicum L.Var Tiron) dengan
Perlakuan Gracilaria Sebagai Penjerap Air pada Tanah Pasir.
Bioma.13(2):60-66.
Astuti, Sri Mulia. 2008. Teknik Pengeringan Bawang Merah Dengan Cara
Perlakuan Suhu Dan Tekanan Vakum. Buletin Teknik Pertanian. 13(2):79-
82.
International Atomic Energy Agency. 1997. Irradiation Of Bulbs And Tuber
Crops A Compilation Of Technical Data For Its Authorization And Control.
International Atomic Energy Agency. Australia.
Irawati, Zubaidah. 2002. Aspek Perlakuan Makanan Iradiasi dan Perlakuan
Karantina. Buletin Batan. (1):16-29.
Farkas, J. 2006. Irradiation for Better Foods. Trends in Food Scientence &
Technology. 17:148-152.
Kadir, Idrus. 2010. Pemanfaatan Iradiasi untuk Memperpanjang Daya Simpan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Kering. A Scientific Journal for The
Applications of Isotopes and Radiation.6(1):59-71.
Khan, A; Khattak, Y.I; Khan, R. 1999. Extending the Storage Life of Onion by
Gamma Radiation. Pakistan Journal of Biological Sciences. 2(3): 750-751.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 701/MENKES/PER/VII/2009 Tentang
Pangan Iradiasi Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Ridwan, Mohammad. 1983. Pemanfaatan Teknologi Radiasi untuk Pengawetan
Makanan. Risalah Seminar Pengawetan dengan Iradiasi untuk Pengawetan
Makanan.
Suratmo, Bandul. 2003. Redesign Sistem Penyimpanan Bawang Merah (Allium
ascalonicum) Petani di Kabupaten Bantul DIY. Karya Ilmiah Hasil
Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri Ketua
1. Nama Lengkap Raenyta Adhe Wulandari
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Teknik Pertanian
4. NIM A1H011077
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 03 Desember 1993
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/HP 081911667782
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 4
Adiwerna
SMP Negeri 4
Adiwerna
SMA Negeri 2
Slawi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
1999-2005 2005-2008 2008-2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Gagasan Tertulis.
Purwokerto, 20 Januari 2014
Raenyta Adhe Wulandari
NIM A1H011077
A. Identitas Diri Anggota 1
1. Nama Lengkap Tentri Yera Idqa Ridmaningrum
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Teknik Pertanian
4. NIM A1H011084
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pemalang, 22 Juli 1993
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/HP 087830613978
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD
KEBONDALE
M 01
SMP 02
NEGERI
NPEMALANG
SMA NEGERI
1
PETARUKAN
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
1999-2005 2005-2008 2008-2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Gagasan Tertulis.
Purwokerto, 20 Januari 2014
Tentri Yera Idqa R.
NIM A1H0110084
A. Identitas Diri Anggota 2
1. Nama Lengkap Lina Aulia Rahmah
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Teknik Pertanian
4. NIM A1H011059
5. Tempat dan Tanggal Lahir Majenang, 22 Juli 1993
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/HP 087719901547
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD
Muhammad
iyah
Pahonjean
MTs
Mu’allimaat
Muhammadiya
h Yogyakarta
MA
Mu’allimaat
Muhammadiya
h Yogyakarta
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Gagasan Tertulis.
Purwokerto, 20 Januari 2014
Lina Aulia Rahmah_
NIM A1H011059
A. Identitas Diri Anggota 3
1. Nama Lengkap Yona Azalia Chernovita
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi S1 Agroteknologi
4. NIM A1L013180
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pekalongan, 10 Januari 1995
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/HP 085643181081
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 01
Doro
SMP Negeri 01
Doro
SMA Negeri 01
Kajen
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
2001-2007 2007-2010 2010-2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Gagasan Tertulis.
Purwokerto, 20 Januari 2014
Yona Azalia C__
NIM A1L013180
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN Jl. Dr. Soeparno, Karangwangkal, Purwokerto, Telp/Fax: 0281-621094
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA PKM-GT
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Raenyta Adhe Wulandari
NIM : A1H011077
Program Studi : Teknik Pertanian
Fakultas : Pertanian
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-GT saya dengan judul:
“SOSIALISASI KEAMANAN PENGGUNAAN IRADIASI DENGAN SINAR X
PADA KOMODITAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) DI INDONESIA” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2013 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Purwokerto, 20 Januari 2014
Mengetahui, Yang menyatakan,
Pembantu Rektor III
Universitas Jenderal Soedirman
(Prof. Dr. Imam Santosa, M.Si) Raenyta Adhe Wulandari
NIP. 19611001 198803 1 0001 NIM. A1H011077