MAKALAH
PLKH - LEGAL DRAFTING
“SEJARAH, UNSUR NEGARA HUKUM DAN INDONESIA SEBAGAINEGARA HUKUM”
Nama : Shannon Wijayanti
NIM : 2012-050-020
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Ada dua fungsi yang dapat dijalankan oleh hukum di dalam
masyarakat, yaitu pertama sebagai sarana kontrol sosial dan
kedua sebagai sarana untuk melakukan ”social engineering”.
Sebagai sarana kontrol sosial maka hukum bertugas untuk
menjaga agar masyarakat tetap dapat berada di dalam pola-pola
tingkah laku yang telah diterima olehnya. Di dalam peranannya
yang demikian ini hukum hanya mempertahankan saja apa yang
telah menjadi sesuatu yang tetap dan diterima di dalam
masyarakat atau hukum sebagai penjaga status quo. Tetapi
ketika melihat teori dari Roscoe Pound yang menyatakan bahwa
“law as tool of social engineering” maka kita akan melihat
bahwa hukum harus mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Tetapi manakala kita mengacu pada teori Von Savigny yang
mengatakan bahwa “hukum berubah manakala masyarakat berubah”,
maka yang dimaksudkan adalah bahwa hukum harus mampu mengikuti
perkembangan dan memenuhi tuntutan masyarakat. Sebenarnya
implisist di dalamnya bahwa hukum dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan eksternal, termasuk subsistem politiknya.
Kenyataan-kenyataan di lapangan secara empirik menunjukkan
bahwa bahwa betapa sering kali hukum tidak mempunyai otonomi
yang kuat, karena energinya lebih lemah daripada energi
subsistem politiknya. Sehingga yang dapat dilihat bukan saja
1
materi hukum itu yang sarat dengan konfigurasi kekuasaan,
melainkan juga penegakkannya kerap kali diintervensi oleh
kekuasaan, sehingga hukum sebagai petunjuk menjadi terabaikan.
Dari kenyataan empirik yang seperti itulah kemudian muncul
teori “hukum sebagai produk kekuasaan (politik)”.
Dari tolak tarik tersebut, maka bagi orang yang melakukan
telaah tentang hukum dan kekuasaan, minimal akan menemukan dua
pandangan yaitu : pertama, hukum menentukan dan mempengaruhi
kekuasaan; kedua, hukum dipengaruhi oleh kekuasaan. Idealnya
memang antara hukum dan kekuasaan paling tidak saling
mendukung. Dalam arti hukum harus ditegakkan dengan kekuasaan,
agar daya paksanya bisa efektif. Sebaliknya kekuasaan harus
dijalankan dengan prinsip-prinsip hukum, agar tidak sewenang-
wenang. Dalam konteks inilah kita bisa memahami pernyataan,
bahwa “hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan
tanpa hukum adalah kelaliman. Dengan pengutaraan ini, kita
melihat dengan jelas persoalan yang kita hadapi, yaitu
hubungan antara hukum dan kekuasaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Mengenai Negara Hukum
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat
berbagai aspek peraturan-peraturan yang memang bersifat
abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang tegas.Gagasan
Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam
waktu yang sangat panjang, kemudian muncul kembali secara
2
lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan munculnya konsep
rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh
Immanuel Kant, unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak
itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Munculnya “unsur peradilan administrasi dalam perselisihan “
pada konsep rechtsstaat menunjukan adanya hubungan histories
antara Negara Hukum Eropa Kontinental dengan Hukum Romawi.
“Konsep rechtsstaat bertumpu pada sistem hukum continental
yang disebut “civil law” atau “modern roman law” Dalam
perkembangannya konsepsi Negara hukum tersebut kemudian
mengalami penyempurnaan diantaranya :
a. sistem pemerintahan Negara yang didasarkan atas
kedaulatan rakyat
b. bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya harus berdasar atas hukum atau peraturan
perundang-undangan,
c. adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (Warga
Negara)
d. adanya pembagian kekuasaan dalam Negara
e. adanya pengawasan dari badan-badan peradilan yang bebas
dan mandiri,arti lembaga peradilan tersebut benar-benar
tidak memihak dan tidak berada dibawah pengaruh eksekutif.,
3
f. adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat
atau warga Negara untuk turut serta mengawasi perbuatan dan
pelaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah
g. adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian
yang merata sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuran
warga Negara.
Perumusan unsur-unsur Negara hukum ini tidak terlepas dari
falsafah dan sosio politik yang melatar belakanginya, terutama
pengaruh falsafah Individualisme, yang menempatkan individu
atau warga Negara sebagai primus interpares dalam kehidupan
bernegara. Oleh karena itu, unsur pembatasan kekuasaan Negara
untuk melindungi hak-hak individu menempati posisi yang
signifikan. Semangat membatasi kekuasaan Negara ini semakin
kental segera setelah lahirnya adagiyum yang begitu popular
dan Lord Acton, yaitu “power tends to corrupt, but absolute
power corruptabsolutely“ (manusia yang mempunyai kekuasaan
cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi
kekuasaan yang tidak terbatas (absolut) pasti akan disalah
gunakan ). Model Negara hukum seperti ini berdasarkan catatan
sejarah disebut dengan demokrasi konstitusional, dengan cirri
pemerintah yang demokrtis adalah pemerintah yang terbatas
kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang
terhadap warga negaranya. Dengan kata lain , esensi dari
Negara berkonstitusi adalah perlindungan terhadap hak-hak
asasi manusia.Atas dasar itu keberadaan konstitusi dalam suatu
Negara merupakancondition sine quanon Negara dan konstitusi
merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya, bila Negara hukum diidentikan dengan keberadaan
4
konstitusi dalam suatu Negara dalam abad ke-20 ini hampir
tidak suatu Negara pun yang menganggap suatu Negara modern
tanpa menyebutkan dirinnya “ Negara berdasar atas hukum “
Negara hukum identik dengan Negara yang berkonstitusi atau
Negara yang menjadikan konstitusi sebagai aturan main
kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Telah disebutkan bahwa pada dataran implementasi Negara
hukum itu memiliki karakteristik dan model yang beragam.
Terlepas dari berbagai model Negara hukum tersebut , Budiono
mencatat bahwa sejarah pemikiran manusia mengenai politik dan
hukum secara bertahap menuju kearah kesimpulan, yaitu Negara
merupakan Negara yang akan mewujudkan harapan pada warga
Negara akan kehidupan yang tertib, adil, dan sejahtera jika
Negara itu bdiselenggarakan berdasarkan hukum sebagai aturan
main Dalam Negara hukum, hukum menjadi aturan permainan untuk
mencapai cita-cita bersama sebagai kesepakatan politik. Hukum
juga menjadi aturan permainan untuk menyelesaikan segala
macamperselisihan, termasuk juga perselisihan politik dalam
rangka mencapai kesepakatan politik tadi. Dengan demikian,
hukum tidak mengabdi kepada kepentingan politik sectarian dan
primordial, melainkan kepada cita-cita politik dalam kerangka
kenegaraan
Negara Hukum Demokratis, Negara hukum bertumpu pada
konstitusi dan peraturan perundang-undangan,dengan kedaulatan
rakyat, yang dijalankan melalui system demokrasi. Hubungan
antara Negara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan.
Demokrasi tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan
arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan kehilangan
5
makna.Demokrasi merupakan cara paling aman untuk
mempertahankan kontrol atas Negara hukum. Dengan demikian
Negara hukum yang bertopeng pada sistem demokrasi dapat
disebut sebagai Negara hukum demokratis
Unsur-unsur Negara Hukum
Gagasan tentang negara hukum yang telah dikembangkan oleh
para ahli baik oleh Plato, Aristoteles, John Lock, Montesque
dan sebagainya masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam
waktu yang sangat panjang, kemudian muncul kembali secara
lebih eksplisit pada abad ke-19, yaitu dengan munculnya konsep
Rechsstaat yang dikembangkan oleh Frederich Julius Stahl di
Eropa Contiental yang diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant.
Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum (rechtsstaat) adalah:
a. Perlindungan hak-hak asasi manusia;
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak
itu;
c. Pemerintahan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan;
dan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
Pada saat yang hampir bersamaan muncul pula konsep negara
hukum (Rule of Law) yang dikembangkan oleh A.V Dicey, yang
lahir dalam naungan sistem hukum Anglo-Saxon.Dicey
mengemukakan unsur-unsur Rule of Law sebagai berikut.
a. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law),
yaitu tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang (absence of
arbitrary power);
6
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality
before the law). Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa
maupun orang pejabat.
c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara
lain oleh Undang-Undang Dasar) serta keputusan-keputusan
pengadilan.
Lebih lanjut H. Abdul Latief mengemukakan bahwa Negara hukum
pada prinsipnya mengandung unsur-unsur:
a. Pemerintahan dilakukan berdasarkan undang-undang (asas
legalitas) dimana kekuasaan dan wewenang yang dimiliki
pemerintah hanya semata-mata ditentukan oleh Undang-Undang
Dasar atau Undang-Undang;
b. Dalam Negara itu hak-hak dasar manusia diakui dan
dihormati oleh penguasa yang bersangkutan;
c. Kekuasaan pemerintah dalam Negara itu tidak dipusatkan
dalam satu tangan, tetapi harus diberi kepada lembaga-
lembaga kenegaraan di mana yang satu melakukan pengawasan
terhadap yang lain sehingga tercipta suatu keseimbangan
kekuasaan antara lembaga-lembaga kenegaraan tersebut;
Prinsip-prinsip Negara Hukum
a. Asas legalitas
Pembatasan warga Negara (oleh pemerintah) harus ditemukan
dasarnya dalam undang-undang yang merupakan peraturan
umum.Undang-undang secara umum harus memberikan jaminan
(terhadap warga Negara) dari tindakan (pemerintah) yang
sewenang-wenang , kolusi dan berbagai jenis tindakan yang
tidak benar
b. Perlindungan Hak-Hak Asasi
7
c. Pemerintah Terikat Pada Hukum
Hukum harus dapat ditegakan ketika hukum itu
dilanggar,pemerintah harus menjamin bahwa ditengah
masyarakat terdapat instrument yuridis penegakan
hukum,pemerintah dapat memaksa seseorang yang melanggar
hukum melalui sistem peradilan Negara, memaksakan hukum
publik secara prinsip merupakan tugas pemerintah.
d. Pengawasan oleh hakim yang merdeka
Negara hukum secara sederhana adalah Negara yang menempatkan
hukum sebagai dasar kekuasaan Negara dan penyelenggaraan
kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan dibawah
kekuasaan hukum. Negara hukum menentukan bahwa pemerintah
harus tunduk pada hukum, bukannya hukum yang harus tunduk
pada pemerintah.
Dalam Negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main
sebagai dalam penyelenggaraan kenegaraan, pemerintah, dan
kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu sendiri antara
lain : (diletakan untuk menata masyarakat yang damai ,adil
dan bermakna) Artinya sasaran dari Negara hukum adalah
terciptanya kegiatan kenegaraan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan,kedamaian dan
kemanfaatan atau kebermaknaan. Dalam Negara hukum,
eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata
kehidupan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Pentingnya pemencaran dan pemisahan kekuasaan inilah yang
kemudian melahirkan teori pemencaran kekuasaan atau pemisahan
kekuasaan . Dengan membaginya menjadi kekuasaan legislatif
(membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (melaksanakan
8
undang-undang) dan kekuasaan federatif (keamanan dan hubungan
luar negri) .Bahwa dalam suatu negara ada tiga organ dan
fungsi pemeritah yaitu legislatif,eksekutif, dan yudisial ,
Masing-masing organ ini harus dipisahkan karena memusatkan
lebih dari satu fungsi dari satu orang atau organ pemerintahan
merupakan ancaman kebebasan individu. Seiring dengan
perkembangan kenegaran dan pemerintahan ajaran Negara hukum
yang kini dianut oleh Negara-negara didunia khususnya setelah
perang dunia kedua adalah Negara kesejahteraan (welfar state)
dalam bidang ekonomi yang melarang Negara dan pemerintah
mencampuri kehidupan ekonomi masyarakat . Akibat pembatasan
ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif,
sehingga sering disebut Negara penjaga malam . Karena timbul
adanya kerusuhan-kerusuhan maka konsepsi Negara penjaga malam
telah gagal dalam implementasinya .Yang membuat negara
mengalami kerugian yang mungkian bukan kerugian materil saja
tetapi juga kerugian formil seluruhnya yang dapat
menyengsarakan suluruh rakyatnya , demikian pula Negara juga
tidak akan terkontrol dalam mengatur segala bentuk-bentuk
pemerintahannya dalam kondisi seperti sekarang ini yang belum
kondusif serta aman, damai dan sejahtera
Kegagalan inilah yang membuat suatu negara terimplementasi
yang menempatkan pemerintah yang harus bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya dan dapat mensejahterakan
masyarakatnya kembali seperti sediakala lagi.
Kegagalan implementasi tersebut kemudian muncul gagasan yang
menempatkan pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas kesejahteraan rakyatnya , Ciri utama Negara ini adalah
9
munculnya kewajiban pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan
umum bagi warganya .Dengan kata lain, ajaran merupakan bentuk
konkret yang membatasi peran Negara dan pemerintah untuk
mencampuri kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat yang
menghendaki pemerintah dan Negara terlibat aktif dalam
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai langkah untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, disamping menjaga ketertiban
dan keamanan . sejak Negara turut serta secara aktif dalam
pergaulan kemasyarakatan, lapangan pekerjaan pemerintah
semakin lama makin luas. Administrasi Negara diserahi
kewajiban untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum, diberinya
tugas itu yang khusus bagi administrasi Negara agar dapat
menjalankan tugas menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya,
penyelenggaraan pengajaran bagi semua warga Negara, dan
sebaginya secara baik, maka administrasi Negara memerlukan
kemerdekaan untuk dapat bertindak atas inisiatif sendiri,
terutama dalam penyelesaian soal-soal genting yang timbul
dengan sekonyong-konyong dan yang peraturan penyelenggaraan
belum ada, yaitu belum dibuat oleh badan kenegaraan yang
diserahi fungsi legislatif.
Pemberian kewenangan pada Negara kepada administrasi Negara
untuk bertindak sebagai inisiatif itu lazim yaitu, suatu yang
didalamnya mengandung kewajiban dan kekuasaan yang luas.
Kewajiban adalah tindakan yang harus dilakukan,sedangkan
kekuasaan yang luas itu menyiratkan adanya kebebasan memilih
melakukan atau tidak melakukan tindakan. Dalam praktik,
kewajiban dan kekuasaan berkaitan erat .Suatu kebebasan yang
diberikan kepada alat administrasi, yaitun kebebasan yang pada
10
asasnya memperkenankan alat administrasi Negara mengutamakan
keefektifan tercapainya suatu tujuan dari pada berpegang teguh
kepada ketentuan hukum.
Sumber-Sumber Hukum
a. sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat yang
mempengaruhi pembentukan hukum. Atau faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum. Atau
tempat dari mana matri hukum itun diambil.
b. sumber hukum formil adalah berbagai bentuk aturan hukum
yang ada , sumber hukum formal diartikan juga sebagai tempat
atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan
hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang
menyebabkan peraturan hukum itu formal berlaku.
Dasar Teoritis Negara Hukum
Pemikiran atau konsepsi manusia merupakan anak jaman yang
lahir dan berkembang dalam situasi kesejarahan dengan berbagai
pengaruhnya. Pemikiran atau konsepsi manusia tentang Negara
hukum juga lahir dan berkembang dalam situai kesejarahan,
“Pada babak sejarah sekarang, sukar untuk membayangkan Negara
tidak sebagai Negara hukum. Setiap Negara yang tidak mau
dikucilkan dari pergaulan masyarakat internasional menjelang
abad XXI paling sedikit secara formal akan memaklumkan
dirinya.
Negara Hukum Demokratis
11
Sebagaimana disebutkan di atas dalam sistem demokrasi
penyelenggaraan Negara itu harus bertumpu pada partisipasi dan
kepentingan rakyat Implementasi Negara hukum itu harus
ditopang dengan sistem demokrasi. Hubungan antara Negara hukum
dan demokrasi dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa pengaturan
hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa
demokrasi akan akan kehilangan makna.
Tugas-tugas Pemerintah dalam Negara Hukum Modern
Pentingnya pemencaran dan pemisahan kekuasaan inilah yang
kemudian melahirkan teori pemencaran kekuasaan atau pemisahan
kekuasaan.
Mengawali pengantar hukum administrasi Negara secara umum
berupaya untuk memahami konsep tertentu, pertama-tama kita
batasi pada term ‘hukum administrasi negara’ (Apa isi bagian
hukum itu?) Kita dapat menempatkan bahwa hukum administrasi
Negara merupakan bagian dari hukum publik…Hukum administrasi
Negara dapat dijelaskan sebagai peraturan-peraturan (dari
hukum publik) yang berkenaan dengan pemerintahan umum.(Untuk
menemukan definisi yang baik mengenai istilah ‘hukum
adminisrasi negara’, pertama-tama harus ditetapkan bahwa hukum
administrasi Negara merupakan bagian dari hukum publik, yakni
hukum yang mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan
antara pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah
dengan warga Negara atau hubungan antar organ pemerintahan…
Hukum administrasi Negara memuat keseluruhan peraturan yang
berkenaan dengan cara bagaimana organ pemerintahan
melaksanakan tugasnya. Jadi hukum administrasi
12
Negara berisi aturan main yang berkenaan dengan fungsi
organ-organ pemerintahan). Hukum administrasi Negara atau
hukum tata pemerintahan _pada dasarnya dapat dibedakan
berdasarkan tujuanya dari hukum tata Negara –memuat peraturan-
peraturan hukum yang menentukan {tugas-tugas yang
dipercayakan} kepada organ-organ pemerintahan itu, menentukan
tempatnya pada Negara, menentukan kedudukan terhadap warga
Negara, dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur tindakan-
tindakan organ pemerintahan itu).
(Hukum administrasi Negara, hukum tata pemerintahan adalah
keseluruhan hukum yang berkaitan dengan {mengatur}
administrasi, pemerintah, dan pemerintah. Secara global
dikatakan,hukum administrasi Negara merupakan instrument
yuridis yang digunakan oleh pemrintah untuk secara aktif
terlibat dalam kehidupan kemasyarakatan, dan disisi lain HAN
merupakan hukum yang dapat digunakan oleh anggota masyarakat
untuk mempengaruhi dan memperolah perlindungan dari
pemerintah. Jadi HAN memuat peraturan mengenai aktivitas
pemerintahan).
Hukum administrasi meliputi peraturan-peraturan yang
berkenaan dengan administrasi. Administrasi berarti sama
dengan pemerintahan. Oleh karena itu, HAN disebut juga hukum
tata pemerintahan. Perkataan pemerintahan dapat disamakan
dengan kekuasaan eksekutif, artinya pemerintahan merupakan
bagian dari organ dan fungsi dari pemerintahan, yang bukan
organ dan fungsi pembuat undang-undang dan peradilan). Hukum
administrasi Negara atau hukum tata pemerintahan berisi
peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemerintahan umum.
13
Akan tetapi, tidak semua peraturan - peraturan yang berkenaan
dengan pemerintahan umum termasuk dalam cakupan HAN sebab ada
peraturan yang menyangkut pemerintahan umum, tetapi tidak
termasuk dalam HAN , melainkan masuk pada lingkup HTN.
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang
memungkinkan administrasi Negara menjalankan fungsinya, yang
sekaligus juga melindungi warga terhadap sikap tindak
administrasi , dan melindungi administrasi Negara itu sendiri.
HAN sebagai menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akan
memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas
mereka yang khusus.Berdasarkan beberapa definisi tersebut
dalam hukum administrasi Negara terkandung dua aspek, yaitu
pertama aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara
bagaimana alat-alat perlengkapan Negara itu melakukan
tugasnya.; kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan
hukum antara alat perlengkapan administrasi Negara atau
Pemerintah dengan para warga negaranya.
Dapatlah disebutkan bahwa hukum administrasi adalah hukum yang
berkenaan dengan pemerintahan dalam arti sempit. Secara garis
besar mengatur hal-hal antara lain :
a. perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang
publik,
b. kewenangan pemerintah (dalam melakukan perbuatan dibidang
public tersebut), didalamnya diatur mengenai dari mana,
dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan
kewenangannya;penggunaan kewenangan ini dituangkan dalam
bentuk instrument hukum sehingga diatur pula tentang
pembuatan dan penggunaan instrument hukum,
14
c. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atas
penggunaan kewenangan pemerintah itu. Penegakan hukum dan
penerapan sanki-sanki dalam bidang pemerintahan.
Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang
tertuang dalam berbagai peraturan perundang-undangan,dan hukum
administrasi tidak tertulis,yang lazim disebut asas-asas umum
pemerintahan yang layak keberadaan dan sasaran dari hukum
administrasi adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur
tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam berbagai
dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang baik dalam suatu Negara hukum. Dengan
demikian, keberadaan hukum administrasi Negara dalam suatu
Negara hukum merupakan conditio sine cuanon.
Administrasi Negara mempunyai konsekuensi tertentu dalam
bidang legislasi. Dengan bersandar pada freies Ermessen,
administrasi Negara memiliki kewenangan yang luas untuk
melakukan berbagai hukum dalam rangka melayani kepentingan
masyarakat atau mewujudkan kesejahteraan umum, dan untuk
melakukan itu diperlukan instrumen hukum. Artinya, bersamaan
dengan pemberian kewenangan yang luas untuk bertindak
diberikan pula kewenangan untuk membuat instrumen hukumnya.
Menurut E.Utrecht, kekuasaan administrasi Negara dalam bidang
legislasi ini meliputi ; pertama kewenangan untuk membuat
peraturan atas inisiatif sendiri, terutama dalam menghadapi
soal-soal genting yang belum ada peraturannya, tanpa
bergantung pada pembuat undang-undang pusat. Kedua, kekuasaan
administrasi Negara untuk membuat peraturan atas dasar
delegasi. Karena pembuat undang-undang hanya dapat
15
menyelesaikan soal-soal yang bersangkutan dalam garis besarnya
saja dan tidak dapat menyelesaikan tiap detail pergaulan
sehari-hari, pemerintah diberi tugas dengan keadaan yang
sungguh-sungguh terjadi dimasyarakat, ketiga,droit function,
yaitu kekuasaan administrasi Negara untuk menafsirkan sendiri
berbagai peraturan, yang berarti administrasi Negara berwenang
mengoreksi (corigeren) hasil pekerjaan pembuat undang-undang.
Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah berkaitan pula
dengan bentuk Negara tertentu. Dalam Negara yang berbentuk
kesatuan, ada dua kemungkinan penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan, yaitu sentralisasi atau desentralisasi.
Penyelenggaraan pemerintahan secara berarti seluruh bidang-
bidang pemerintahan diselenggarakan oleh pemerintah pusat,
sedangkan dengan desentralisasi berarti penyelenggaraan tugas-
tugas pemerintahan tidak hanya dijalankan oleh pemerintah
pusat, tetapi juga oleh satuan pemerntahan daerah, yang
umumnya bertumpu pada prinsip otonomi, yaitu “vrijhaid en
zelfstandigheid “ kebebasan dan kemandirian daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga daerah
(huishouding).
Indonesia Sebagai Negara Hukum
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum
tertuang pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Dimasukkannya
ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan
semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa
negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.
16
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam
bagian Penjelasan Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan
Negara, yaitu sebagai berikut.
a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum
(Rechsstaat). Negara Indonesia berdasar atas Hukum
(Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(Machtsstaat).
b. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem
konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem
Rechsstaat yang kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum
Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa Kontinental.
Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum
materiil, yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia
IV. Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara
Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV tentang
Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34
UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan
bertanggung jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan
rakyat.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-
prinsip sebagai berikut.
a. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum
dasar nasional;
b. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi;
c. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi;
17
d. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
(Pasal 27 (1) UUD 1945);
e. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR);
f. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil;
g. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain
(eksekutif);
h. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial; dan
i. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia
(Pasal 28 A-J UUD 1945).
Hubungan Negara Hukum Dengan Demokrasi
Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat
dinyatakan bahwa negara demokrasi pada dasarnya adalah negara
hukum. Namun, negara hukum belum tentu negara demokrasi.
Negara hukum hanyalah satu ciri dari negara demokrasi. Franz
Magnis Suseno (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan adanya 5
gugus ciri hakiki dari negara demokrasi. Kelima ciri tersebut
adalah :
a. negara hukum;
b. pemerintahan di bawah kontrol nyata masyarakat;
c. pemilihan umum yang bebas;
d. prinsip mayoritas; dan
e. adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.
18
Berdasarkan sejarah, tumbuhnya negara hukum, baik formal
maupun materiil bermula dari gagasan demokrasi konstitusional,
yaitu negara demokrasi yang berdasar atas konstitusi. Gagasan
demokrasi konstitusional abad ke-19 menghasilkan negara hukum
klasik (formil) dan gagasan demokrasi konstitusional abad ke-
20 menghasilkan Rule of Law yang dinamis (negara hukum
materiil)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai
aspek peraturan-peraturan yang memang bersifat abstrak yaitu
memaksa, dan mempunyai sanksi yang tegas.Gagasan Negara hukum
masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang
sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit
pada abad ke-19,yaitu dengan munculnya konsep rechtsstaat dari
Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia.
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak
itu.
19
Top Related