(Bandung Selatan Satria
F150 Bandung)
1. Tujuan
Berkendara dengan sepeda motor, memiliki resiko kecelakaan
yang jauh lebih besar dibandingkan kendaraan lain. Kecelakaan
yang terjadi tidak hanya bisa menimpa pengendara saja tetapi
juga orang lain. Penyebabnya bisa berbagai hal, mulai dari
kondisi sepeda motor, kondisi lingkungan, kondisi fisik si
pengendara, cara berkendara dan yang utama adalah kondisi
mental si pengendara.
Ruang lingkup
Club sebagai komunitas pengendara sepeda motor Club memiliki
anggota yang bervariasi latar belakang pendidikan, social
pilotik, social ekonomi dan social budaya. Sebagai pengendara
sepeda motor tentunya punya resiko menghadapi kecelakaan yang
cukup tinggi. Oleh sebab itu, perlu kesepakatan tentang etika
dasar berkendara, dalam hal ini bagaimana berkendara yang aman
(safety riding). Pelaksanannya bukan lagi dalam bentuk
pemaksaan atau dalam doktrin yang kaku, tetapi melalui
pendekatan mental, sehingga anggota menjadikan safety riding
menjadi bagian dari kebutuhan.
2. Definisi
Atas pemikiran seperti diatas, maka dipandang perlu
menyampaikan beberapa hal yang harus diketahui tentang upaya
pemahaman safety riding di kalangan anggota club.
1 – Helm
Kepala adalah bagian vital dari anggota tubuh manusia yang
memiliki resiko tinggi menerima benturan saat terjadi
kecelakaan. Untuk itulah Divisi safety reading mewajibkan
semua anggota club menggunakan dengan benar helm untuk
pengemudi maupun penumpangnya. Helm yang baik adalah secara
fisik mampu memberikan perlindungan menyeluruh pada bagian
kepala, seperti pada bentuk Full Face atau Half/Open Face.
Sementara untuk helm cetok, Divisi Touring sangat tidak
menganjurkan untuk menggunakannya.
2 – Sepatu
Banyak yang meremehkan menggunakan sepatu dikala mengendarai
sepeda motor. Tetapi faktanya beberapa rekan Pulsar Community
mengalami kecelakaan yang cukup serius dikakinya saat
mengendarai sepeda motor . Divisi Touring menghimbau agar
menggunakan sepatu terutama sepatu yang menutupi mata kaki,,
pada saat berpergian dengan sepeda motor, dan mewajibkan saat
touring.
3 – Jas Hujan
Banyak rupa jas hujan, tetapi beberapa kasus telah membuktikan
bahwa jas ujan model ponco justru membawa maut bagi
pemakainya. Berkibarnya jas hujan model ponco akan memiliki
kemungkinan tersangkut dengan kendaraan lain. Divisi safety
reading mewajibkan anggota tidak menggunakan jas hujan model
ponco.
4 – Kaca Spion
Penggunaan kaca spion dan lampu penerangan yang berfungsi baik
akan memudahkan pengendara untuk memahami kondisi lalu lintas
sekitar. Di antaranya dengan memberikan waktu yang cukup untuk
bereaksi terhadap apapun hambatan yang akan dihadapi. Divisi
Touring Pulsar Community mewajibkan seluruh sepeda motor
anggota untuk memiliki kaca spion dan lampu penerangan yang
berfungsi dengan baik dan benar.
5 – Mematuhi Aturan Lalu Lintas
Ada hubungan yang jelas antara keselamatan mengendarain sepeda
motor di jalan dengan mematuhi aturan lalulintas. Contoh:
divisi safety reading selalu mengingatkan anggota di manapun
berada untuk selalu berhenti di belakang garis stop/ putih
pada saatlampu merah menyala. Dan yang cukup penting adalah
tidak memasuki jalur cepat yang buka diperuntukan oleh motor.
Selain itu, kelengkapan kendaraandan surat-suratnya merupakan
hal yang mutlak bagi setiap anggota
6 – Penggunaan Sirene dan Rotator/Blitz
Sirene dan rotator/blitz hanya boleh dipergunakan oleh aparat
pemerintah yang memiliki wewenang menggunakannya. (Surat
Kapolda Metro Jaya No. Pol. :B17173/X/2005/Datro-Jakarta 31
Oktober 2005 serta PP No. 44/1993). Divisi savety reading
melarang penggunaan sirene dan rotator/blitz terhadap semua
anggota, dikecualikan telah mendapatkan persetujuan secara
hokum atau dalam kondisi darurat.
7 – Sopan dan Etika
Jalan raya bukan hanya milik pengendara sepeda motor, anggota
harus mengedepankan sikap saling menghargai kepada setiap para
pengguna jalan, terutama sesame anggota dan pengguna roda dua
lainnya yang mengalami hambatan di jalan dan mau menolong
sesame pengguna jalan, terutama sesama anggota dan pengguna
roda dua lainnya yang mengalami hambatan di jalan.
8 – Mematuhi Aturan Turing
Divisi Safety reading telah menyusun prosedur safety touring
(SOP touring). Prosedur ini bersifat wajib untuk diikuti oleh
perserta turing demi keselamatan dan kenyamanan bersama.
Kedelapan poin tersebut selalu diingatkan oleh Divisi safety
reading kepada semua anggota tanpa terkecuali melalui berbagai
cara dan akan dijalankan secara perioditas. ketika anggota
lupa/lalai menjalankannya, maka identitas (berupa nomor
kendaraan/nomor Anggota yang bersangkutan berikut kesalahannya
akan dicatat, dan akan disampaikan kepada anggota yang
dimaksud melalui media komunikasi yang ada seperti: pesan
singkat (Short Messaging Service/SMS), telepon, lisan atau
surat elektronik (email), dengan disertai ajakan untuk
melakukan instropeksi diri. Jika terjadi pelanggaran
berikutnya oleh anggota yang sama, nomor polisi/nomor LTA akan
dipublikasikan di situs dan media komunikasi lainnya, seperti
bulletin. Tujuan penyampaian pelanggaran ini untuk mengajak
anggota yang bersangkutan untuk melakukan instropeksi diri dan
berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang dimaksud;
terutama kesadaran diri bahwa komunitas merupakan salah satu
suritauladan masyarakat untuk meningkatkan tertib berlalu
lintas. Menjamin agar perjalanan mengendarai sepeda motor
secara bersama-sama,, dapat berlangsung dengan selamat, tertib
dan aman, serta nyaman bagi lingkungan sekitar yang
dilaluinya. Untuk selanjutnya, lembaga yang berwenang untuk
menangani pelanggaran anggota adalah divisi Divisi safety
reading
3. Prosedur Touring
Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi semua anggota yang melakukan
perjalanan bersama dengan jumlah sepeda motor maksimal 10
(sepuluh) atau tergantungpembagian kloter unitdalam 1(satu)
kelompok turing. 1
3.1 Kelompok Turing/Group Riding sepeda motor adalah
perjalanan bersama-sama mengendarai sepeda motor beranggotakan
maksimal 10(sepuluh) atau yang telah ditentukan unit sepeda
motor dengan tujuan untuk mengunjungi tempat tertentu.
Pemakaian kata ‘kloter’ dalam dokumen ini juga dapat berarti
‘group riding’.
3.2 Touring atau Turing sepeda motor merupakan gabungan dari
beberapa GROUP RIDING/kelompok Turing yang bertujuan dan
berangkat dalam sebuah event yang sama. Pemakaian kata ‘group’
dalam dokumen ini juga dapat berarti ‘group touring’.
3.3 Touring atau turing sepeda motor adalah grup riding dalam
rangka berwisata, mencari kesenangan dan menyalurkan hobi
berkendara sepeda motor. Pemakaian kata ‘turing’ dalam dokumen
ini juga dapat berarti ‘touring bersepeda motor’.
3.4 Community of Armada Bikers adalah komunitas pengendara
sepeda motor yang berada di lingkungan PT.MAJ-STT Tambun,
Indonesia.
Jika terjadi bahwa rombongan turing melebihi dari 10 (sepuluh)
unit sepeda motor, maka lebih baik rombongan dipecah-pecah
menjadi beberapa kelompok touring. Misalnya jika 10 (sepuluh)
unit, maka bisa dipecah menjadi 5 (lima) unit masing-masing
kelompok. (perlu di bahas kembali)
3.5 Touring Coordinator/Koordinator Turing(TC) adalah
pengendara sepeda motor peserta group yang memimpin
keseeluruhan turing. TC harus seorang anggota biasa (non-
istomewa) dan mengendarai sepeda motor dalam kegiatan turing.
3.6 Road Captain (RC) adalah pengendara sepeda motor peserta
group yang memimpin perjalanan dalam satu klotur. RC harus
seorang anggota biasa (non-istimewa) dan mengendarai sepeda
dalam kegiatan turing.
3.7 Sweeper adalah pengendara sepeda motor peserta group yang
ditunjuk RC untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta
klotur selama perjalanan.
3.8 Technical Officer adalah peserta group yang ditunjuk TC
sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap
kerusakan teknis kendaraan peserta group riding.
Hazard hanya digunakan pada saat berhenti atau untuk member
tanda saat terpisah pada rombongan.
Pengecualian penggunaan hazard diperbolehkan :
(i) atas pertimbangan TC yang dapat dipertanggungjawabkan
secara hokum atau dalam kondisi darurat.
(ii) Untuk sepeda motor RC dan sweeper sebagai tanda hati-hati
bagi pengendara lain.
3.9 Health Officer adalah peserta group yang ditunjuk TC
sebagai petugas yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
kesehatan dan antisipasi medis anggota group ridding selama
perjalanan.
3.10 Formasi adalah bentuk susunan sepeda motor dalam barisan
selama perjalanan.
3.11 Batas Kecepatan Maksimum adalah batas kecepatan yang
dianggap aman dan masih memberikan ruang untuk bereaksi
terhadap kondisi yang berbahaya.
4. Ketentuan Umum
4.1 Setiap pelaksanaan turing harus dipimpin oleh seorang TC
dan dibantu oleh minimal 1 (satu) orang RC (per klotur),
minimal 1 (satu) orang sweeper (perklotur), minimal 1 (satu)
orang technical officer dan minimal 1 (satu) orang Health
Officer.
4.2 TC adalah pemimpin tertinggi dalam grup ridding yang
melaksanakan turing.
4.3 semua peserta grup ridding tanpa terkecuali harus menaati
etika turing sebagai berikut :
a. Datang dan berangkat tepat pada waktu yang ditentukan
b. Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos
lampu merah, berhenti sembarangan, dan lain-lain)
c. Tidak turut mengatur perjalanan turing, kecuali petugas
yang ditunjuk untuk mengatur
d. Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain
(memukul,menendang,meludahi atau melakukan aksi-aksi arogansi
lainnya)
e. tidak melakukan adu kecepatan untuk saling mendahului atau
berebut jalan.
f. tidak melakukan manuver-manuver berbahaya (lepas tangan,
angkat ban, zig-zag dan melakukan aksi-aksi spektakuler dll)
selama turing.
g. memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang karena
kondisi lalu lintas harus harus masuk dalam barisan.
h. dilarang keras menggunakan klakson secara berlebihan
terutama pada saat kondisi macet, kecuali kondisi darurat.
i. tidak menggunakan hazard/lampu kerlap-kerlip secara terus
menerus saat konvoi.
j. memberikan salam penghormatan dengan mengacungkan ibu jari
kanan atau kiri kepada polisi yang bertugas dijalanan, dimulai
dari RC diikuti oleh peserta turing lainnya.
k. kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi lalu lintas
dan jalan, dengan ketentuan batas maksimal 100 KPJ (kilometer
per jam) untuk luar kota, dan 60 KPJ untuk dalam kota.
Kecepatan ideal konvoi disarankan untuk tidak lebih dari 100
KPJ untuk luar kota.
l. diusahakan konvoi selalu berada di jalur sebelah kiri,
kecuali dalam kondisi darurat atau hendak berubah
arah(berbalik arah, belok kanan)
m. memberikan isyarat yang sopan apabila harus meminta
n. waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara
o. tidak egois, pemaaf dan senantiasa menunjukan sikap empati
terhadap pengguna jalan lain.
p. selalu menerapkan tata cara berkendara yang aman dan benar.
q. dapat mempertahankan suasana hati yang positif
r.selalu tenang dan tidak terpengaruh atas provokasi dari
pengendara lain
s. dapat mengontrol emosi
4.4 Semua peserta group tanpa terkecuali harus melengkapi
kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai beriku:
a. kaca spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik
b. seluruh lampu harus berfungsi dengan baik
c. ban kendaraan dalamkondisi layak pakai, minimal ketebalan
kembang ban 3mm
d. rem (depan belakang) harus berfungsi dengan baik
e. klakson berfungsi dengan baik
f. memiliki dan membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan, Surat
Ijin Mengemudi C Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku
g. tool kit berstandar estetika
h. oli, minyak rem dan kampas rem dalam kondisi layak pakai
4.5 Semua peserta grup turing tanpa terkecuali harus dalam
kondisi sehat, tidak dalam pengaruh obat-obatan dan alcohol
serta melengkapi dirinya minimal dengan kondisi sebagai
berikut:
a. menggunakan helm full face dengan usia pakai helm maksimal
5(lima) tahun, jika berpenumpang, penumpang juga harus
menggunakan helm full face/half face. Dilarang menggunakan
helm cetok atau helm yang tidak sesuai dengan standart
keselamatan.
b. menggunakan sarung tangan
c. menggunakan sepatu
d. memakai jaket
e. membawa jas hujan, dilarang keras dalam bntuk ponco
f. membawa obat-obatan untuk P3K dan obat-an keperluan pribadi
g. secara opsional, diharapkan menggunakan pelindung bahu,
siku dan lutut
4.6 Semua peserta group diharapkan mematuhi anjuran perjalanan
sebagai berikut:
a. perjalanan group dimulai dari titik temu dan waktu yang
ditentukan oleh TC. Perjalanan dalam klotur dapat dilakukan
sendir-sendiri atau berpasangan( maksimal dua orang, formasi
segaris atau staggered) sampai di tempat yang ditetapkan
sebagai titik temu sementara(istirahat)/tujuan
b. masing-masing klotur mempunyai RC dan sweeper
c. jika jumlah group melebihi dari 1 (satu) klotur, diupayakan
agar klotur-klotur tidak berjalan bersama-sama/berdekatan
d. jarak ideal antar klotur [antar sweeper klotur pertama dan
RC klotur kedua dan seterusnya] adalah minimal 5 (lima) meter,
dikecualikan dalam kondisi khusus
e. pengupayaan untuk tidak bersama-sama dapat dilakukan dengan
melakukan keberangkatan berjarak waktu antar klotur, waktu
ideal jarak waktu keberangkatan klotur adalah 15 (lima belas)
menit
f. perjalanan group turing tidak dianjurkan dilakukan pada
malam hari mengingat: kondisi fisik peserta turing yang tidak
optimal dan jarak pandang yang sangat terbatas dapat
menimbulkan potensi bahaya besar kepada seluruh peserta
g. perjalanan group turing dianjurkan dilakukan mulai waktu
subuh/ pagi hari/ jika perjalanan turing memakan waktu lebih
dari satu hari, maka malam hari disarankan untuk berhenti dan
beristirahat atau tidur
i. seluruh peserta group turing dianjurkan tidak berkendara
dalam kondisi mengantuk, atau dalam pengaruh :
(i) minuman keras/alcohol yang berlebihan
(ii) obat-obatan keras yang mengganggu keseimbangan atau
konsentrasi
(iii) bahan-bahan narkotika
(iv) bahan-bahan kimia lain yang dapat mengakibatkan
terganggunya konsentrasi, keseimbangan atau fisik
pengendara
j. setiap peserta group turing harus mengepak, mengikat,
memasang, merapikan, menempatkan barang bawaannya [tas, boks,
dan lain sebagainya] dengan rapih dan aman bagi pengendara
bersama. Untuk tas ransel, upayakan untuk diikat di jok
belakang dengan tali/jarring helm atau tali pengikat barang.
Membawa ransel dipunggung akan mengakibatkan kelelahan
punggung lebih cepa terjadi
k. seluruh peserta group turing harus menjaga sopan-santun
dalam bertingkah laku, menjaga nama baik komunitas dan
berusaha mengikatkan kwalitas kerja sama komunitas dengan
Yamaha
4.7 perlengkapan petugas 2
a. perlengkapan standar petugas turing adalah:
(i) Rompi petugas (flourence jacket)
(ii) RF Communicator (opsional)
b. Segala perlengkapan standar petugas turing dipinjamkan oleh
kesekretariatan, diambil minimal 2 (dua) hari sebelu kegiatan
turing dan harus dikembalikan maksimal 5 (lima) hari setelah
turing dadakan; untuk perlengkapan seperti rompi petugas
turing harus dikembalikan dalam kondisi sudah dicuci bersih
c. jika ada perorangan yang memiliki perlatan standar petugas
turing dan hendak dipergunakan pada kegiatan turing, harus
dikoordinasikandengan TC dan kesekretariatan, minimum 12 jam
sebelum keberangkatan. Urutan penempatan peserta turing di
dalam formasi klotur didasarkan pada tingkat pengalaman
mengikuti turing di dalam formasi klotur di dasarkan pada
tingkat pengalaman mengikuti turing, yang belum pengalaman
harus ditempatkan sedekat mungkin dengan RC demikian
seterusnya. Untuk pengaturan petugas diatur dalam Prosedur
Operasi Standar Petugas yang dijelaskan antara lain pada pasal
5 (Tanggung Jawab dan Wewenang)
d. mengatur kecepatan dan arah perjalanan turing
e. menetapkan jalur turing yang aman, nyaman dan terhindar
dari potensi bahaya untuk peserta-peserta turing di
belakangnya
f. menetapkan dan memilih titik pemberhentian yang aman.
Bertanggung jawab untuk membawa peserta turing sampai tujuan
dengan selamat dan aman, dibantu oleh petugas turing
g. menghentikan perjalanan jika dirasa perlu; misalkan peserta
lelah, lapar, mengantuk, kurang konsentrasi dan seterusnya
h. melaksanakan pemeriksaan kelayakan kondisi kendaraan
i. mengatur formasi klotur dengan memberikan isyarat tangan
(atau radio jika ada)
j. memastikan agar anggota klotur berkendara dalam jarak aman
dan tidak membahayakan
k. memperhatikan kondisi lalu lintas serta kendaraan-kendaraan
yang lain dan memberitahu anggota klotur melalui isyarat atu
rasio bila ada, tentang kemungkinan yang membahayakan dari
bagian depan atau belakang klotur
l. memantau keutuhan klotur dan memastikan klotur tetap utuh
m. mengawasi jalur yang menyempit, berganti/ pindah jalur
sebelum peserta klotur, untuk menyarankan jalur sehingga
peserta klotur dapat memasukijalur tersebut dengan aman
5. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
a. memilih dan mengkoordinasikan fungsi petugas kelompok
turing (klotur):
Road Captain, Sweeper, serta petugas Technical Officer dan
Health Officer
b. membantu TC dalam melaksanakan pemeriksaan kelayakan
kondisi kendaraan dan peserta group riding dalam klotur
c. bertanggung jawab kepada TC. 5.1 Koordinator Turing (TC)
d. atas dasar keselamatan dan keamanan, berhak menolak
seseorang untuk menjadi anggota group
5.2 Road Captain (RC)
5.3 Sweeper
a. mengikuti instruksi TC
a. bertanggung jawab kepada RC
b. memastkan semua peserta turing tetap dalam formasi
c. mengawasi formasi dan tetap member tahu RC masalah yang
mungkin terjadi pada klotur
5.6 Anggota Group Turing
a. mengatahui rute, perkiraan durasi perjalanan dan tempat
pemberhentian sementara dan kloturnya
d. memberikan bantuan/ tanggapan atas kondisi
darurat(emeregency) yang dialami oleh anggota group
b. memberikan informasi sebenar-benarnya dan seakurat mungkin
ketika mengisi form
e. mengingatkan anggota klotur bila melakukan pelanggaran
ketika selama perjalanan
c. menggunakan sarung tangan, helm full face (minimal half
face dengan standar keselamatan), jaket dan secara opsional
pelindung bahu, siku dan lutut
f. mengatasi dan mengawasi tindakan yang dapat mengganggu
klotur
g. memberikan asistensi kepada RC dalam memarkirkan klotur ke
tempat yang aman
d. membawa jas hujan ponco
e. mengikuti instruksi RC dan sweeper yang diberikan melalui
isyarat tangan, kaki (ataupun radio, jika ada) dengan
memperhatikan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan
lainnya
h. menggenakan flourence jaket
5.4 Technical Officer
a. bertanggung jawab kepada TC
f. menyampaikan informasi ke RC atau sweeper tentang kondisi
dirinya, kendaraannya atau lingkungan sekitarnya yang dapat
mengakibatkan terganggunya perjalanan
b. bekerja sama dengan para sweeper dan RC
c. mengkoordinir tersedianya bantuan teknis, baik berupa spare
parts maupun tenaga trampil
g. menjaga kekompakan dan kebersamaan perjalanan bersama-sama
d. memberikan bantuan teknis terhadap kerusakan teknis yang
dialami peserta turing
h. menjaga jarak aman dengan anggota klotur lain. Jarak aman
ideal adalah 6(enam) detik( kurang lebih 6 meter dalam
kecepatan 60 kilometer per jam) dari kendaraan lain di bagian
depan
e. jika terjadi situasi kerusakan kendaraan pada peserta
turing, Technical Officer memberikan saran terhadap TC apakah
perjalanan peserta turing tersebut atau keseluruhan group
turing dapat diteruskan atau dihentikan.
i. tidak mengganggu konsentrasi peserta group turing lainnya
ketika berkendara
5.5 Health Officer
j. jika ada angota turing pada waktu bebas/istirahat(masih
dalam rangkaturing) inginmenggunakannya untuk keluar dari
rombongan/ penginapan(dalam hal ini contoh untuk berekreasi,
berjumpa sanak-saudara, dan lain sebagainya)
HARUS atas seijin Road Captain klotur yang bersangkutan. Jika
diijinkan, yang bersangkutan HARUS:
a. bertanggung jawab kepada TC
b. bekerjasama dengan para sweeper dan RC
c. mengkoordinir tersedianya perlengkapan medis baik berupa
obat-obatan maupun perlengkapan kondisi gawat darurat
d. mengelola bantuan medis untuk kesehatan peserta turing dan
kasus terjadi kecelakaan pada group turing selama perjalanan
a. kembali ke rombongan/penginapan dalam waktu maksimal 30
menit sebelum kegiatan yang sudah ditentukan
e. mempunyai kecakapan untuk melakukan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
b. tetap sopan santun dan etika berkendara
f. Jika terjadi situasi kecelakaan/ sakit pada peserta turin,
Health Officer memberikan saran kepda TC apakah perjalanan
peserta turing tersebut atau keseluruhan group turing dapat
diteruskan atau dihentikan.
Kegunaan penjagaan jarak ini diperhitungkan dengan kemampuan
pengereman yang aman bagi pengendara sendiri dan pengendara
lainnya.
6.Formasi dan Isyarat
6.1 Formasi
a. Formasi 1 (satu)
Formasi 1 adalah berbaris 1 ke belakang, yaitu peserta konvoi
berbaris 1 dari mulai terdepan (RC) sampai ke belakang
(sweeper). Isyarat yang digunakan untuk formasi ini diberikan
oleh RC dengan mengangkat satu jari telunjuk. Isyarat ini
harus diikuti oleh semua peserta turing sampai sweeper
b. Formasi 2 (dua)
formasi 2 adalah berbaris 2 keelakang, yaitu dimana peserta
berbaris masing-masing 2 dari mulai barisan terdepan hingga
kebelakang (sweeper). Bila jumlah peserta ganjil, sweeper
berada ditengah (di antara dua barisan). Formasi ini hanya
diterapkan pada saat berhenti dilampu merah ataupun kondisi
jalan luas dan aman. Isyarat yang digunakan untuk formasi ini
hanya diterapkan pada saat berhenti di lampu merah ataupun
kondisi jalan luas dan aman. Isyarat yang digunakan untuk
formasi ini diberikan oleh RC dengan mengangkat 2 (dua) jari
tangan yang terdiri dari jari telunjuk dan jari tengah.
Isyarat ini harus diikuti oleh semua peserta turing sampai
sweeper
6.2 Isyarat dimulainya Turing
a. RC mengacungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan
pengendara siap untuk memulai perjalanan
b. isyarat di atas diikuti oleh seluruh peserta turing untuk
menyatakan dirinya siap memulai perjalanan
c. kondisi siap berangkat adalah : perlengkapan pengendara
telah selesai dipakai (sarung tangan, helm, dan sebagainya)
mesin motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu hazard
bagi RC dan sweeper sudah menyala
d. sweeper enginspeksi kesiapan peserta, jumlah peserta, dan
urutan peserta, maka sweeper kembali ke posisinya; kemudian
meberikan isyarat keberangkatan kepada RC dengan mengacungkan
ibu jari
f. RC menyalakan klason 1 (satu) kali sebagai tanda dimulainya
turing
6.3 Isyarat Selama Turing
Isyarat umum
a. Mengarahkan tangan kea rah kanan, adalah tanda bahwa konvoi
berbelok ke arah kanan. Isyarat ini diberikan oleh RC yang
harus diikuti oleh semua peserta turing
b. Mengarahkan tangan kea rah kiri, adalah tanda bahwa konvoi
berbelok kea rah kiri. Isyarat ini diberikan oleh RC yang
harus diikuti oleh semua peserta turing
c. Mengangkat tangan dan mengayunkan kea rah depan, adalah
tanda bahwa konvoi bergerak lurus. Isyarat ini diberikan
oleh RC yang harus diikuti oleh semua peserta turing
d. Mengangkat telunjuk ke atas dan membuat putaran, adalah
tanda bahwa tanda konvoi berputar (U-turn). Isyarat ini
diberikan oleh RC yang harus diikuti oleh semua peserta
turing
e. Mengayunkan tangan ke bawah, adalah tanda untuk memperlambat
kecepatan dan berhati-hati. Isyarat ini diberikan oleh RC
yang harus diikuti oleh semua peserta turing
f. Mengangkat tangan dengan mengepalkan jari tangan, adalah
tanda untuk menghentikan kendaraan. Isyarat ini diberikan
oleh RC yang harus diikuti oleh semua peserta turing
g. Mengarahkan telunjuk ke arah telinga, merupakan isyarat
tangan untuk menghentikan penggunaan klakson
h. Mengangkat tangan kiri/ kanan dengan jari terkepal kecuali
ibu jari dan kelingking, merupakan isyarat untuk memperjauh
jarak antar peserta konvoi. Isyarat ini diberikan oleh RC
dan diikuti oleh semua peserta turing
i. Mengacungkan ibu jari adalah tanda kehormatan, isyarat ini
diberikan oleh RC yang harus diikuti oleh semua peserta
turing
j. Sweeper maju ka samping peserta turing, menurunkan tangan
dan mengayunkannya ke depan, ditujukan kepada peserta turing
di samping dan dibelakangnya untuk mempercepat kendaraan,
isyarat ini tidak perlu diulangi oleh peserta turing
k. Menurunkan kaki kiri merpakan isyarat adanya halangan/
hambatan di sebelah kiri konvoi, seperti: lubang, pembatas
jalan yang membahayakn dan lain-lain. Idyarat ini diberikan
oleh RC yang harus diikuti oleh semua peserta turing
l. Menurunkan kaki kanan merupakan isyarat adanya halangan/
hambatan disebelah kanan konvoi, seperti: lubang, pembatas
jalan yang membahayakn dan lain-lain. Idyarat ini diberikan
oleh RC yang harus diikuti oleh semua peserta turing
m. Menurunkan kedua kaki kanan dan kiri merupakan isyarat
adanya halangan/hambatan di sisi kiri dan kanan konvoi,
seperti: lubang, polisi tidur, jembatan tidak rata, dan
lain-lain. Isyarat ini diberikan oleh RC yang harus diikuti
oleh semua peserta turing
n. Mengangkat telunjuk dan menggerakannya seperti memotong
leher adalah isyarat untuk mematikan mesin. Isyarat ini
diberikan oleh RC
o. Mengangkat ibu jari dan telunjuk, berarti “Rapihkan Parkir”.
Isyarat ini diberikan oleh RC kepada peserta turing yang
dimaksud untuk merapihkan parker
p. Angkat tangan tegak lurus dengan jari-jari terlihat (tidak
mengepal); atau ketukkan/ tempelkan tangan terbuka (tidak
mengepal) ke helm. Isyarat ini untuk tanda bahwa kondisi
kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat ini
terus disampaikan hingga sweeper mendekati. Isyarat ini
tidak perlu diikuti oleh peserta turing lainnya
q. Angkat tangan tegak lurus dan melambai-lambai perpisahan.
Isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara meninggalkan
barisan. Isyarat ini tidak perlu diikuti peserta turing
lainnya
r. Pemberian isyarat harus memperhatikan keselamatan diri
sendiri dan pengendara lain sehingga tidak terjadi
kecelakaan dikarenakan usaha memberikan isyarat
s. Pemberian isyarat dilakukan tanpa menimbulkan kesa arogansi
dan mengintimidasi pengguna jalan lain
t. Pemberian isyarat dilakukan tanpa menimbulkan kesa arogansi
dan mengintimidasi pengguna jalan lain. Misal: menunjuk
pengendara lain agar menyingkir, berdiri diatas.
u. Isyarat terus (maju), isyarat belok kiri dan isyarat belok
kanan dapat diberikan RC pada perempatan, pertigaan, untuk
memberikan tanda bahwa kelompok turing dapat terus bergerak
(dengan menghiraukan rambu). Hal ini dapat dilaksanakan
dengan pertimbangan-pertimbangan khusus
4 CATATAN: pemberian isyarat yang merupakan keharusan diikuti:
Pengikutan/ penerusan isyarat harus mempertimbangkan kemampuan
menjaga kemampuan pengendalian kendaraan masing-masing peserta
turing. Jika dianggap tidak mampu meneruskan, penerusan/
pengikutan isyarat dapat diabaikan dengan mempertimbangkan
kelancaran berkendara.
Isyarat ini diberikan dengan tangan kanan, untuk menggunakan
tangan kiri, dapat dengan mengayunkan tangan kiri ke atas
kepala menunjuk kea rah kanan dengan jari telunjuk.
Isyarat ini dapat digantikan dengan menunjkan tangan ke atas
dengan posisi jari tangan terbuka mengepal bergantian
Isyarat ini diberikan ketika hendak memparkikan kendaraan.
Telunjuk biasanya ditutujukan kearah tempat parker yang
dimaksud
Yang dimaksud dengan gangguan termasuk juga keinginan untuk
beristirahat sejenak, hendak ke kamar kecil, gangguan mesin/
elektrikal
Setelah sweeper mendekati, sweeper dan peserta turing yang
dimaksud, jika kemudian didapati bahwa peserta turing yang
memberikan tanda membutuhkan istirahat/berhenti, maka sweeper
akan menemani sampai dengan selesai. Jika didapati diperlukan
bantuan medis/ teknis, sweeper akan memanggil Health Officer/
Technical Officer untuk memberikan bantuan medis/ teknis.
Sweeper juga berkoordinasi dengan RC (melalui radio, jika ada
atau mendekati RC) atas kondisi yang dimaksud. RC akan
memutuskan apakah group akan berhenti atau meneruskan
perjalanan sampai titik perhentian sementara/tujuan. Motor
sambil member isyarat pengendara dari arh berlawanan untuk
menyingkir, mengangkat kaki seolah-olah ingin menendang
pengguna jalan lain, memberikan isyarat yang mengaggetkan
pengguna jalan lain,dst.
PENGECEKAN KENDARAAN
KONDISI MOTOR YA/TIDAK
Apakah motor sudah di tune up dalam 1 minggu terakhir?
Bahan bakar penuh (full tank)?
Lampu utama berfungsi?
Lampu dekat berfungsi?
Lampu malam belakang berfungsi?
Lampu tanda belok(sign) kanan kiri berfungsi?
Lampu rem berfungsi?
Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik?
Ban masih memiliki alur?[minimal 3mm]
PENGEMUDI DAN PENUMPANG
Pengemudi dalam kondisi sehat?
Penumpang dalam kondisi sehat?
Dalam pengaruh obat-obatan/alcohol?
Pengemudi menggunakan helm dengan standar keselamatan?
Penumpang menggunakan helm dengan standar keselamatan?
Menggunakan sepatu?
Menggunakan jaket?
Menggunakan sarung tangan?
Sudah pernah ikut turing?
Turing terakhir: ………….
AKSESORI DAN PERLENGKAPAN
Ada aksesori yang membahayakan pengemudi dibelakangnya?
Menggunakan strombo/rotator?
Mempunyai peralatan sirene?
Membawa jaket hujan model ponco?
Membawa SIM C, STNK dan KTP
REKOMENDASI* LAYAK
JALAN
TIDAK
Lampiran 4. Peraturan Pemerintah No. 43/ 1993
Peraturan Pemerintah Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Oleh :
Presiden Reoublik Indonesia Nomor: 43 Tahun 1993(43/1993)
tanggal: 14 Juli 1993 (Jakarta)
Pasal 72
*
Isyarat peringatan dengan bunyi yang berupa sirene hanya dapat
digunakan untuk:
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas
termasuk kendaran yang diperbantukan untuk keperluan
pemadaman kebakaran;
b. Ambulans yang sedang mengangkut orang sakit
c. Kendaraan jenazah yang sedang mengangkut jenazah;
d. Kendaraan petugas penegak hokum tertentu yang sedang
melaksanakan tugas;
Laporan Kondisi Jalan (adanya perubahan rute, kerusakan jalan
dan lain-lain)
e. Kendaraan petugas pengawal kendaraan kepala Negara atau
pemerintah asing yang menjadi tamu Negara.
Tertanda, ……., …./ …./ 20…..(nama jelas Road Captain KLOTUR)
Halaman:
Milik instansi pemerintah yang dipergunakan dalam rangka
keamanan barang yang diangkut.
Lampiran 5. Peraturan Pemerintah No. 44/1993
Peraturan Pemerintah
Pasal 75 Kendaraan dan Pengemudi
Peringatan bunyi berupa sirene hanya boleh dipasang pada
kendaraan bermotor:
Oleh : Presiden Republik Indonesia
Nomor : 44 Tahun 1993 (44/1993)
Tanggal : 14 Ju;I 1993 (Jakarta)
a. Petugas penegak hokum tertentu;
b. Dinas pemadam kebakaran; Pasal 65
c. Penanggulangan bencana; Dilarang memasang lampu pada
kendaraan bermotor, kereta berlaku atau kereta tempelan
yang menyinarkan;
a. Cahaya kelap-kelip, selain lampu penunjuk arah dan
lampu isyarat peringatan berbahaya
b. Cahay berwarna merah kearah depan
c. Cahaya berwarna putih kearah belakang kecuali lampu
mundur.
d. Kendaraan ambulans
e. Unit Palang Merah
f. Mobil jenazah
Top Related