PATIENT SAFETY

42
PATIENT SAFETY Kelompok 4

Transcript of PATIENT SAFETY

PATIENT SAFETY

Kelompok 4

Definisi

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan (pelayanan) kepada pasien agar lebih aman.

Tujuan1.Terciptanya budaya keselamatan

pasien di rumah sakit2.Meningkatnya akutanbilitas rumah

sakit terhadap pasien dan masyarakat3.Menurunnya kejadian tidak diharapkan

(KTD) di rumah sakit.4.Terlaksananya program-program

pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Keselamatan Pasien

1)      Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look- alike, sound-alike medication names)

2)      Pastikan identifikasi pasien3)      Komunikasi secara benar saat serah terima pasien4)      Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

5)      Kendalikan cairan elektrolit pekat6)      Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan

7)      Hindari salah kateter dan salah sambung slang8)      Gunakan alat injeksi sekali pakai9)      Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:

1.Hak pasien 2.Mendidik pasien dan keluarga3.Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan4.Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja

untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

5.Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

6.Mendidik staf tentang keselamatan pasien7.Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk

mencapai keselamatan pasien

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Menurut Hasting G, 2006, ada delapan langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan budaya Patient safety

1. Put the focus back on safety

Setiap staf yang bekerja di RS pasti ingin memberikan yang terbaik dan teraman untuk pasien. Tetapi supaya keselamatan pasien ini bisa dikembangkan dan semua staf merasa mendapatkan dukungan, patient safety ini harus menjadi prioritas strategis dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. Empat CEO RS yang terlibat dalamsafer patient initiatives di Inggris mengatakan bahwa tanggung jawab untuk keselamatan pasien tidak bisa didelegasikan dan mereka memegang peran kunci dalam membangun dan mempertahankan fokus patient safety di dalam RS.

2. Think small and make the right thing easy to do

Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien mungkin membutuhkan langkah-langkah yang agak kompleks. Tetapi dengan memecah kompleksitas ini dan membuat langkah-langkah yang lebih mudah mungkin akan memberikan peningkatan yang lebih nyata.

3. Encourage open reportingBelajar dari pengalaman, meskipun itu sesuatu yang salah adalah pengalaman yang berharga. Koordinator patient safetydan manajer RS harus membuat budaya yang mendorong pelaporan. Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan pasien sama pentingnya dengan mencatat tindakan-tindakan yang menyelamatkan pasien. Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden yang terjadi bisa menjadi pembelajaran bagi semua staf.

4. Make data capture a priority

Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke waktu. Misalnya saja data mortalitas. Dengan perubahan data mortalitas dari tahun ke tahun, klinisi dan manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari penerapan patient safety.

5. Use systems-wide approaches

Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual. Pengembangan hanya bisa terjadi jika ada sistem pendukung yang adekuat. Staf juga harus dilatih dan didorong untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan terhadap pasien. Tetapi jika pendekatan patient safety tidak diintegrasikan secara utuh kedalam sistem yang berlaku di RS, maka peningkatan yang terjadi hanya akan bersifat sementara.

6. Build implementation knowledge

Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk mengembangkan metodologi, sistem berfikir, dan implementasi program. Pemimpin sebagai pengarah jalannya program disini memegang peranan kunci. Di Inggris, pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien sudah dimasukkan ke dalam kurikulum kedokteran dan keperawatan, sehingga diharapkan sesudah lulus kedua hal ini sudah menjadi bagian dalam budaya kerja.

7. Involve patients in safety efforts

Keterlibatan pasien dalam pengembangan patient safety terbukti dapat memberikan pengaruh yang positif. Perannya saat ini mungkin masih kecil, tetapi akan terus berkembang. Dimasukkannya perwakilan masyarakat umum dalam komite keselamatan pasien adalah salah satu bentuk kontribusi aktif dari masyarakat (pasien). Secara sederhana pasien bisa diarahkan untuk menjawab ketiga pertanyaan berikut: apa masalahnya? Apa yang bisa kubantu? Apa yang tidak boleh kukerjakan?

8. Develop top-class patient safety leaders

Prioritisasi keselamatan pasien, pembangunan sistem untuk pengumpulan data-data berkualitas tinggi, mendorong budaya tidak saling menyalahkan, memotivasi staf, dan melibatkan pasien dalam lingkungan kerja bukanlah sesuatu hal yang bisa tercapai dalam semalam. Diperlukan kepemimpinan yang kuat, tim yang kompak, serta dedikasi dan komitmen yang tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan budaya patient safety. Seringkali RS harus bekerja dengan konsultan leadership untuk mengembangkan kerjasama tim dan keterampilan komunikasi staf. Dengan kepemimpinan yang baik, masing-masing anggota tim dengan berbagai peran yang berbeda bisa saling melengkapi dengan anggota tim lainnya melalui kolaborasi yang erat.

10 FAKTA TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Fakta 1

Keselamatan pasien merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius. Dalam beberapa tahun terakhir, negara telah semakin menyadari pentingnya meningkatkan keselamatan pasien. Pada tahun 2002, WHO Negara Anggota menyetujui resolusi Majelis Kesehatan Dunia pada keselamatan pasien

Fakta 2

Estimasi menunjukkan bahwa di negara maju sebanyak satu dari 10 pasien yang dirugikan saat menerima perawatan di rumah sakit. Merugikan dapat disebabkan oleh berbagai kesalahan atau kejadian buruk

Fakta 3Di negara berkembang, kemungkinan pasien yang dirugikan di rumah sakit lebih tinggi daripada di negara-negara industri. Risiko infeksi terkait perawatan kesehatan di beberapa negara berkembang adalah sebanyak 20 kali lebih tinggi daripada di negara maju

Fakta 4Pada waktu tertentu, 1,4 juta orang di seluruh dunia menderita infeksi yang diperoleh di rumah sakit. Kebersihan tangan adalah ukuran yang paling penting untuk mengurangi infeksi terkait perawatan kesehatan dan perkembangan resistensi antimikroba

Fakta 5Setidaknya 50% dari peralatan medis di negara berkembang tidak dapat digunakan atau hanya sebagian digunakan. Seringkali peralatan tidak digunakan karena kurangnya keterampilan atau komoditas. Akibatnya, prosedur diagnostik atau perawatan tidak dapat dilakukan. Hal ini menyebabkan diagnosis standar atau berbahaya atau pengobatan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap keselamatan pasien dan dapat menyebabkan cedera serius atau kematian.

Fakta 6Di beberapa negara, proporsi suntikan diberikan dengan jarum suntik atau jarum kembali tanpa sterilisasi setinggi 70%. Ini memperlihatkan jutaan orang untuk infeksi. Setiap tahun, suntikan tidak aman menyebabkan 1,3 juta kematian, terutama karena penularan patogen melalui darah seperti virus hepatitis B, virus hepatitis C dan HIV.

Fakta 7Pembedahan merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling kompleks untuk memberikan. Lebih dari 100 juta orang memerlukan perawatan bedah setiap tahun untuk alasan medis yang berbeda. Masalah yang terkait dengan keselamatan bedah di negara maju account untuk setengah dari efek samping dihindari yang mengakibatkan kematian atau cacat.

Fakta 8Manfaat ekonomi untuk meningkatkan keselamatan pasien yang memaksa. Studi menunjukkan bahwa rumah sakit tambahan, biaya litigasi, infeksi yang didapat di rumah sakit, kehilangan beban pendapatan, kecacatan dan medis biaya beberapa negara antara US $ 6 miliar dan US $ 29 miliar per tahun.

Fakta 9Industri dengan risiko yang dirasakan lebih tinggi seperti penerbangan dan pembangkit listrik tenaga nuklir memiliki catatan keamanan yang jauh lebih baik daripada perawatan kesehatan. Ada satu 1 000 000 kemungkinan seorang musafir yang dirugikan saat berada di pesawat terbang. Sebagai perbandingan, ada satu dari 300 kemungkinan pasien yang dirugikan selama perawatan kesehatan.

Fakta 10Pengalaman pasien dan kesehatan mereka berada di jantung dari gerakan keselamatan pasien. Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien bekerja sama dengan 40 juara - yang telah di masa lalu menderita karena kurangnya tindakan keselamatan pasien - untuk membantu membuat pelayanan kesehatan lebih aman di seluruh dunia.

Peranan Apoteker dalammeningkatkan keselamatan pasien

1. Mengelola laporanmedication error2. Mengidentifikasi pelaksanaan praktek profesi

terbaik untuk menjamin keselamatan pasien3. Mendidik stafdan klinisterkait lainnya

untukmelaksanakan praktikpengobatan yang aman.

4. Berpartisipasi dalam komite / tim yang berhubungan dengan keselamatan pasien.

5. Terlibat dalam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan obat.

6. Memonitor kepatuhan keselamatan pasien yang ada.

Tahapan – tahapan yang memerlukan peranan apoteker

• Pemilihan perbekalan farmasi.• Pengadaan • Penyimpanan• Skrining resep• Dispensing• Komunikasi, Informasi, dan Edukasi• Penggunaan obat• Monitoring dan evaluasi.

faktor penghalang/ penghambat patient safety

• Medication Error• Adverse Drug Reaction• Palifarmasi• Pengobatan yang tidak rasional

1. Medication errorKejadian medication error dibagi 4 fase:

1. Fase Prescribing, terjadi pd fase penulisan resep (obat yg diresepkn tdk tepat indikasi , tdk tepat pasien atau kontraindikasi, tdk tepat obat, tdk tepat dosis dan aturan pakai).

2. Fase transcribing, terjadi pd saat pembacaan resep untk proses dispensing.

3. Fase dispensing, terjdi pd saat penyiapan hingga penyrahan resep oleh petugas apotek.

4. Fase administration, terjadi pd saat penggunaan obat.

1. Medication errorMencegah medication error1. Penulisana resep oleh

dokter secara komputerisasi

2. Ward medication error3. Meningkatkan komunikasi

antar dokter, apoteker/ asisten apoteker, perawat dan pasien.

Penyebab1. Terjadinya kegagalan

berkomunikasi baik secara tertulis maupun lisan (antar pasien, dokter dan apoteker/ asisten apoteker)

2. Sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem komputerisasi, sistem penyimpanan, dan lain sebagainnya).

3. Sumber daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan)

4. Edukasi kepada pasien yang kurang.

5. Peran pasien dan keluarganya kurang.