1
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun
rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat
bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi, olahraga
yang dilakukan tanpa mengindahkan kaidah-kaidah kesehatan
dapat pula menimbulkan dampak yang merugikan bagi tubuh
antara lain berupa cedera olahraga. Cedera olahraga yang
terjadi pada atlet olahraga prestasi selain mengganggu
kesehatan juga dapat mengurangi kesempatan atlet tersebut
untuk berprestasi secara maksimal. Proposal ini mengulas
tentang karakteristik cedera olahraga yang terjadi,
penyebab cedera olahraga, jenis cedera dan cara penanganan
cedera olahraga. Tujuan akhir dari penanganan cedera
olahraga adalah untuk memaksimalkan proses pemulihan cedera
serta untuk meminimalkan terjadinya resiko cedera ulang.
2
1.1 Latar Belakang
Perkembangan olahraga saat ini sudah semakin pesat.
Hal ini dapat diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas
olahraga berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Olahraga
yang bertujuan untuk prestasi diberikan pada sekolah
olahraga seperti diklat Ragunan, sedangkan olahraga yang
bertujuan untuk rekreasi dilakukan ditempat-tempat wisata,
dan olahraga pendidikan yang diberikan pada saat
pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di
sekolah.Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan
3
kesehatan yang berlangsung di sekolah, guru menyampaikan
materi pembelajaran berdasarkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). Materi-materi yang diberikan di lapangan
berupa jenis olahraga permainan dan olahraga yang
diperlombakan, materi olahraga yang bersifat individu
maupun beregu. Sementara itu, materi pembelajaran di kelas
berupa kesehatan secara umum. Aktivitas manusia tentunya
memiliki resiko tersendiri termasuk aktivitas olahraga.
Resiko dari aktivitas olahraga adalah terjadinya cedera.
Data dari artikel sekripsi yang ditulis oleh Agnes Yoga
Wicaksono diposting pada tanggal 07-30-2012 oleh
Universitas Negeri Malang dapat diketahui sebanyak 47,13 %
peserta dan pelatih atau pembina ekstrakurikuler olahraga
di SMA Negeri seKota Blitar menyatakan selalu atau sering
mengalami cedera pada saat kegiatan ekstrakurikuler
olahraga seperti keseleo sendi, kram dan luka lecet. Selain
tersebut diatas, faktor yang menyebabkan terjadinya cedera,
yaitu: (1) faktor internal, diantaranya: postur tubuh,
4
beban berlebih, kondisi fisik, ketidak 2 seimbangan otot,
koordinasi gerakan yang salah, dan kurangnya pemanasan, (2)
faktor eksternal, diantaranya karena alat-alat olahraga,
keadaan lingkungan, olahraga body contact dan (3) over-use
akibat penggunaan otot berlebihan atau terlalu lelah
(Hardianto Wibowo, 1994: 13). Guru pendidikan jasmani dan
kesehatan diharapkan mampu memberikan dan melakukan
pencegahan cedera berupa pertolongan apabila terjadi cedera
pada siswanya, karena guru mendapatkan bekal selama
pembelajaran diperguruan tinggi berupa materi pencegahan
cedera dan P3K. Tujuan dari pertolongan pertama ini untuk
merawat orang yang mengalami cedera sebelum mereka mendapat
pertolongan medis (Ali Satya Graha dan Bambang
Priyonoadi,2009: 72). Suprayitno (2001: 31) dalam
penelitiannya yang mengambil sampel 50 guru pendidikan
jasmani dan kesehatan sekolah dasar Kabupaten Bantul,
diketahui 2 orang (4 %) orang berpersepsi cenderung
bertindak secara selamat, dan 48 orang (96 %) orang
5
berpersepsi cenderung bertindak tidak selamat. Melihat hal
tersebut, ditakutkan bahwa seorang guru juga tidak mampu
memberikan tindakan pertolongan dini yang aman, tepat, dan
cepat jika terjadi cedera pada siswanya. Selain hal
tersebut, fakta di lapangan menunjukkan bahwa materi P3K
ini ada dalam ruang lingkup mata pelajaran KTSP, sehingga
timbul rasa takut jika guru tidak mampu memberikan bekal
pengetahuan kepada siswanya tentang penanganan dini yang
aman, cepat dan tepat untuk menangani cedera olahraga. Guru
pendidikan jasmani dan kesehatan diharapkan mempunyai
pengetahuan baik tentang tindakan yang tepat untuk
menangani cedera dini. Guru mempunyai tanggung jawab penuh
pada saat pembelajaran pendidikan 3 jasmani dan kesehatan
berlangsung. Pengetahuan yang baik seorang guru pendidikan
jasmani dan kesehatan tentang P3K dapat memberikan
pertolongan yang tepat jika terjadi cedera pada siswanya.
Usaha yang dilakukan untuk menangani cedera dini,
menggunakan prinsip tindakan P3K dengan metode rest, ice,
6
compression, elevation. Diungkapkan oleh C.K.Giam dan Teh
(1992: 161) rest, ice, compression, elevation dapat
membantu penyembuhan cedera diantaranya: (1) menghentikan
atau mengurangi perdarahan dan pembengkakan pada pembuluh-
pembuluh darah yang mengalami cedera, (2) mengurangi atau
menghilangkan nyeri karena pengaruh es, (3) membatasi
gerakan untuk menghindari terjadinya cedera yang lebih
lanjut, (4) menyembuhkan cedera karena pengobatan rest,
ice, compression, elevation mengurangi peradangan karena
cedera. Selain dapat membantu proses penyembuhan cedera
olahraga, tindakan rest, ice, compression, elevation
merupakan tindakan penanganan yang mudah untuk dilakukan
guru. Ditinjau dari alat-alat olahraga sekolah di Kecamatan
Bantul, sebagian besar sudah memiliki sarana dan prasarana
untuk berolahraga, tetapi belum memenuhi standar
keselamatan. Jika ditinjau dari saat pembelajaran,
pemberian materi pemanasan sebelum olahraga inti masih
kurang. Berdasarkan faktor penyebab cedera, seorang guru
7
seharusnya mampu memberikan rasa nyaman bagi siswa dalam
berolahraga dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan
cedera olahraga pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil
wawancara dilapangan yang dilakukan penulis dengan guru
pendidikan jasmani dan kesehatan di Kecamatan Bantul dapat
diketahui: (1) Cedera yang dialami siswa saat melakukan
olahraga body contact adalah sepakbola dan bolabasket. (2)
Olahraga 4 yang sering menimbulkan cedera siswa pada saat
melakukan olahraga nonbody contact adalah voli, senam
lantai, dan atletik. Jenis cedera yang sering dialami siswa
akibat olahraga body contact dan nonbody contact berupa
kram, luka lecet, dislokasi pada bagian ankle, lutut, dan
jari tangan. (3) Dampak dari cedera yang dialami siswa
menganggu proses pembelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan.
1.2 Tujuan Penulisan
8
Dari latar belakang di atas adapun tujuan dari penulisan
proposal ini ialah:
1. Untuk mengetahui dengan jelas tentang cedera
olahraga.
2. Mengetahui dengan jelas tentang tata cara
penanganan cedera dalam olahraga.
3. Agar bisa mengetahui jenis-jenis cedera yang ada dalam
olahraga.
4. Tujuan utama dalam mempelajari tentang cedera olahraga
adalah supaya mahasiswa atau guru pendidikan jasmani
mengetahui bagaimana menangani cedera olahraga dan
bagaiman mencegahnya.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Bagi Pembaca hasil penulisan ini dapat menambah
informasi tentang penanganan cedera atlet dalam
olahraga.
9
2. Bagi masyarakat, dari hasil penelitian ini setiap
individu dapat mengetahui penanganan cedera pada
olahgara yang di jalaninya.
3. Bagi atlet atlet mengetahui cedera yang
mendominasi pada cabang olahraga tertentu.
4. Bagi peneliti:
a. Memberikan informasi tentang penanganan cedera
olahraga.
b. Memberikan masukan bagi pelatih dan tim
medis untuk mengarahkan, menjaga serta
meningkatkan penanganan cedera pada atlet.
1.4 Ruang lingkup dan definisi operasianal
a. Pengertian Pencegahan dan Perawatan pada Cedera
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti
cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang
karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan
pertolongan yang profesional dengan segera. Banyak sekali
10
permasalahan yang dialami oleh atlit olahraga, tidak
terkecuali dengan sindrom ini. Sindrom ini bermula dari
adanya suatu kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau
ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam
jangka waktu lama. Jenis cedera ini terkadang memberikan
respon yang baik bagi pengobatan sendiri.
Tak ada yang menyangkal jika olahraga baik untuk
kebugaran tubuh dan melindungi kita dari berbagai penyakit.
Namun, berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan
berolahraga yang benar, malah mendatangkan cedera yang
membahayakan dirinya sendiri.
Ada beberapa hal yang menyebabkan cedera akibat
aktivitas olahraga yang salah. Menurut Wijanarko Adi Mulya,
pengurus PBSI (persatuan bulutangkis seluruh Indonesia)
Jawa Timur, aktivitas yang salah ini karena pemanasan tidak
memenuhi syarat, kelelahan berlebihan terutama pada otot,
dan salah dalam melakukan gerakan olahraga. Kasus cedera
yang paling banyak terjadi, biasanya dilakukan para pemula
11
yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target
latihan atau ingin meningkatkan tahap latihan.
Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada
atlet, tak terkecuali atlet senior. Biasanya itu terjadi
akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu
permainan (misalnya ada babak tambahan) atau terlalu
banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti.
Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah
dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali
bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera
tersebut. Juga, akan dapat untuk memahami tubuh kita,
sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu
cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan
kapan meminta pengobatan secara profesional (memeriksakan
diri ke dokter).
b. Deskripsi Teori
12
Olahraga bertujuan untuk menyehatkan badan, memberikan
kebugaran jasmani selama cara-cara melakukannya sudah dalam
kondisi yang benar. Apakah semua macam olahraga bisa
menimbulkan cedera?
Cedera yang dialami tergantung dari macamnya olahraga,
misalnya olahrag sepak bola, tenis meja, balapan tentu
memberikan resiko cedera yang berbeda-beda. Kegiatan
olahraga sekarang ini telah benar-benar menjadikan bagian
masyarakat kita, baik pada masyarakat atau golongan dengan
sosial ekonomi yang rendah sampai yang paling baik. Telah
menyadari kegunaan akan pentingnya latihan-latihan yang
teratur untuk kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani.
Seseorang melakukan olahraga dengan tujuan untuk
mendapatkan kebugaran jasmani, kesehatan maupun kesenangan
bahkan ada yang sekedar hobi, sedangkan atlit baik amatir
dan profesional selalu berusaha mencapai prestasi sekurang-
kurangnya untuk menjadi juara. Namun beberapa faktor yang
mempunyai peran perlu diperhatikan antara lain :
13
a. Usia Kesehatan Kebugaran
Menurut pengetahuan yang ada pada saat ini, apa yang
disebut proses digenerasi mulai berlangsung pada usia 30
tahun, dan fungsi tubuh akan berkurang 1% pertahun (Rule of
one), ini berarti bahwa kekuatan dan kelentukan jaringan
akan mulai berkurang akibat proses degenerasi, selain itu
jaringan menjadi rentan terhadap trauma. Untuk
mempertahankan kondisi agar tidak terjadi pengurangan
fungsi tubuh akibat degenerasi, maka latihan sangat
diperlukan guna mencegah timbulnya Atrofi, dengan demikian
bahwa usia memegang peranan.
b. Jenis Kelamin
Sistem hormon pada tubuh manusia berbeda dengan
wanita, demikian pula dengan bentuk tubuh, mengingat
perbedaan dan perubahan fisik, maka tidak semua jenis
olahraga cocok untuk semua golonganusia atau jenis kelamin.
Hal ini apabila dipaksakan, maka akan timbul cedera yang
sifatnya pun juga tertentu untuk jenis olahraga tertentu
14
c. Jenis Olahraga
Kita tahu bahwa setiap macam olahraga, apapun
jenisnya, mempunyai peraturan permainan tertentu dengan
tujuan agar tidak menimbulkan cedera, peraturan tersebut
merupakan salah satu mencegahnya.
d. Pengalaman Teknik Olahraga
Untuk melaksanakan olahraga yang baik agar tujuan
tercapai perlu persiapan dan latihan antara lain :
o Metode atau cara berlatihnya.
o Tekniknya agar tidak terjadi “over use”.
e. Sarana atau Fasilitas
Walaupun telah diusahakan dengan baik kemungkinan
cedera masih timbul akibat sarana yang kurang memadai
f. Gizi
Olahraga memerlukan tenaga untuk itu perlu gizi yzng
baik, selain itu gizi menentukan kesehatan dan kebugaran.
15
Dalam ilmu kedokteran sangat jelas bahwa dengan
olahraga yang teratur memegang peranan untuk memperoleh
badan yang sehat, menghindari penyakit-penyakit seperti
penyakit jantung, serta menunda proses-proses degeneratif
yang tidak bisa dihindari oleh proses penuaan. Keadaan akan
pentingnya serta keuntungan yang diakibatkan oleh olahraga
adalah sesuai dengan perubahan-perubahan kondisi sosial dan
ekonomibila kita menilai beragam olahraga, ada permainan-
permainan tertentu yang bersifat kompetitif untuk
dipertandingkan dimana masing-masing individu harus bisa
mencapai prestasi maksimal untuk mencapai kemenangan, ini
yang sering mengundang terjadinya cedera olahraga, namun
dapat dihindari bila faktor-faktor penyebab serta peralatan
olahraga tersebut diperhatikan.
Dalam cedera macam-macan pula derajat cederanya
mulai dari yang ringan sampai yang sangat berat, karena
faktornya: jenis kelamin, derajat cedera, ukuran tubuh,
anatomi, kesegaran aerobik, kekuatan otot, kekuatan,
16
kelemahan ligamen, kontrol motorik pusat, kejiwaan,
kemampuan mental merupakan faktor-faktor dalam
kecenderungan cedera.
c. Cedera
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang
bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana
melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini
bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.
Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau
kekuatan yang berlebihan dilimpahkan pada tubuh atau
sebagian tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh tersebut
tidak dapat menahan dan tidak dapat menyesuaikan diri.
Harus diingat bahwa setiap orang dapat terkena celaka
yang bukan karena kegiatan olahraga, biarpun kita telah
berhati-hati tetapi masih juga celaka, tetapibila kita
berhati-hati kita akan bisa mengurangi resiko celaka
tersebut.
d. Cedera Olahraga
17
Kegiatan olahraga yang sekarang terus dipacu untuk
dikembangkan dan ditingkatkan bukan hanya olahraga prestasi
atau kompetisi, tetapi olahraga juga untuk kebugaran
jasmani secara umum. Kebugaran jasmani tidak hanya punya
keuntungan secara pribadi, tetapi juga memberikan
keuntungan bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu
kegiatan olahraga sekarang ini semakin mendapat perhatian
yang luas.
Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas keolahragaan
tersebut, korban cedera olahraga juga ikut bertambah.
Sangat disayangkan jika hanya karena cedera olahraga
tersebut para pelaku olahraga sulit meningkatkan atau
mempertahankan prestasi.
“Cedera Olahraga” adalah rasa sakit yang ditimbulkan
karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan
rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan
benar dapat mengakibatkan gangguan atau keterbatasan
18
fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari
maupun melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan.
Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti istirahat yang
cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi
dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan cedera
olahraga harus dilakukan secara tim yang multidisipliner.
Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar :
a. Kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption)
seperti : lecet, lepuh, memar, leban otot, luka, “stram”
otot, “sprain” sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma
kepala-leher-tulang belakang, trauma tulang pinggul, trauma
pada dada, trauma pada perut, cedera anggota gerak atas dan
bawah.
b. Kelompok “sindroma penggunaan berlebihan” (over use
syndromes), yang lebih spesifik yang berhubungan dengan
jenis olahraganya, seperti : tenis elbow, golfer’s elbow
swimer’s shoulder, jumper’s knee, stress fracture pada
tungkai dan kaki.
20
PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN CEDERA
2.1 Faktor Fasilitas dan Peralatan Olahraga
Beberapa fasilitas olahraga tersebut antara lain:
Stadion sepak bola seluas 9.900 m2 dengan track mil
seluas 400 m2 di sekelilingnya yang digunakan untuk
atletik
Lapangan bulu tangkis seluas 81,74 m2
Lapangan tenis seluas 264 m2
Lapangan basket outdoor, 177,38 m2
Lapangan basket indoor seluas 394,8 m2
Panjat dinding
Lapangan volley indoor seluas 162 m2
Gedung olahraga seluas 1.047 m2 yang dipergunakan oleh
beberapa olahraga beladiri.
Semua fasilitas tersebut dapat digunakan oleh
mahasiswa maupun dosen serta karyawan dengan menurut jadwal
21
masing-masing. Selain digunakan oleh civitas akademika ITS
semua fasilitas itu juga dapat digunakan oleh pihak luar.
Dengan adanya fasilitas olah raga tersebut diharapkan agar
mahasiswa dapat memanfaatkan semaksimal mungkin untuk
menunjang kegiatan akademik yang sedang ditempuhnya.
Kecelakan dalam menggunakan alat olahraga bisa saja
terjadi kepada siapapun dan dimana pun. termasuk di rumah
anda. Dan, jangan mengira peralatan di rumah tidak
mengundang bahaya, karena semua alat yang ada di rumah bisa
berbahaya bagi si pengguna. Salah satu yang paling
berbahaya adalah alat olahraga. Consumer Product Safety
Commission (CPSC), Amerika Serikat, memperkirakan ada
25.000 orang yang terluka setiap tahunnya karena peralatan
olahraga seperti treadmill dan sepeda. Anda tentu tidak
ingin kecelakaan yang demikian terjadi pada anda.
Untuk itu, ketahui cara pencegahannya. Jika anda
termasuk orang yang suka berolahraga di rumah dan banyak
membeli alat olahraga sebaiknya sediakan ruang khusus yang
22
bisa dikunci saat tidak ada kegiatan di dalamnya. Hal itu
untuk meminimalisasi akses anda pada peralatan olahraga.
Saat menggunakan treadmill atau alat olahraga berat
lainnya, segera cabut aliran listriknya jika selesai
digunakan. Jika Anda menggunakan dumbbell atau bola-bola
pemberat, pastikan diletakkan di tempat yang tidak bisa
dijangkau oleh anak kecil.
2.2 Faktor Sarana Pelindung
Sarana secara umum banyak diartikan menurut beberapa
sumber. Sarana adalah perlengkapan yang dapat dipindah-
pindahkan untuk mendukung fungsi kegiatan dan satuan
pendidikan, yang meliputi : peralatan, perabotan, media
pendidikan dan buku (Internet menurut Asep). Sarana adalah
segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai
makana dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sarana prasarana adalah
23
alat secara fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran
(Sagne dan Brigs dalam Latuheru, 1988:13). Dari berbagai
definisi menurut para ahli dapat diartikan bahwa sarana
prasarana adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari
segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan beserta dengan
perlengkapannya dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan
kegiatan.
Keadaan sarana prasarana olahraga di
Indonesia,menurut pengamatan ada dua faktor yang dapat
berdampak positif dalam penyiapan prasarana olahraga
sebagai berikut :
1. Adanya konsep mengenai Otonomi Daerah yang telah
dituangkan dalam Undang-Undang.
2. Adanya ketentuan bahwa tuan rumah untuk Pekan Olahraga
Nasional (PON) sejak tahun 2000 ditetapakan daerah secara
bergantian.
Sarana prasarana yang ada di Indonesia kurang mendapat
perhatian secara khusus dari masyarakat. Hal ini disebabkan
24
oleh beberapa faktor yang sangat kompleks. Kenyataannya
dapat dilihat pada ketidak berhasilan Kota Surabaya dalam
membangun kawasan “Sport Complex” baru yang akan digunakan
untuk menyelenggarakan PON XV -2000 akibat keterbatasan
biaya. Keterbatasan ini disebabkan oleh krisis moneter yang
terjadi di beberapa Negara Asia. Pelaksanaan ini terpaksa
harus dialih kan ke Stadion Delta yang ada di Sidoarjo.
Stadion ini digunakan untuk seluruh kegiatan PON yang
berlangsung, baik upacara pembukaan, penutupan maupun
pertandingan-pertandingan. Jelas dalam hal ini sarana
prasarana di Indonesia sangatlah minim akan semua
fasilitasnya.
Pada PON XVI -2004 dilaksanakan di Provinsi Sumatera
Selatan dan kota Palembang sebagai pusat dari
penyelenggaraan pertandingan. Pada tahun 1978 dibangun
Stadion Bumi Sriwijaya yang pada awalnya direncanakan untuk
diklembangkan menjadi Stadion Utama tetapi pada akhirnya
ditetapkan sebagai Stadion Atletik untuk dibangun lintasan
25
atletik dengan bahan sintetis, sedangkan Stadion Utama
direncanakan dibangun di Seberang Ulu di wilayah
Jakabaring. Upaya pembangunan Stadion Utama Jakabaring di
seberang Ulu dimaksudkan untuk mengembangkan kota kea rah
selatan di areal reklamase sesuai dengan rencana Induk Kota
yang telah disususn oleh Departemen Pekerjaan Umum.
Untuk Sport Complex telah dipersiapkan lahan reklame
seluas 50 Ha yang nantinya akan dipakai untuk lokasi
Stadion Utama dan dua buah gedung Olahraga yang
dipergunakan untuk Senam dan cabang olahraga Bulutangkis.
Selain itu ada beberapa sarana prasaran aolah raga outdoor
untuk olahraga:voli pantai, soft ball, hoki dan lain-
lainyang akan dapat ditampung. Diseberang kompleks satdion
itu, sedang dibangun perumahan sebanyak 1.000 buah yang
nantinya akan digunakan untuk PON XVI -2004 yang
dimanfaatkan untuk tempat tinggal sementara atlit-atlit
selama PON berlangsung. Setelah selesai kegiatan PON, maka
perumahan ini akan dijual pada masyarakat untuk dijadikan
26
pemukiman. Meskipun pembangunan sarana prasarana olahraga
sedikit terhambat namun penggunaan bahan-bahan sarana
prasrana olahraga cukup baik, misalnya saja yang telah
disebutkan di atas mengenai penggunaan lantai dari bahan
sintetis.
Kompleks Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta memiliki
luas lahan 279 Ha, sebagai areal dengan luas 155 Ha adalah
lahan untuk kompleks olahraga yang sampai saat ini masih
merupakan kompleks olahraga yang terlenghkap dan terbesar
di seluruh Indonesia. Pada saat PON di Jakarta pada tahun
1996 didalam kompleks Stadion dapat diselenggarakan 18
cabang olahraga yang dipertandingkan. Stadion ini sampai
saat ini dari waktu ke watu secara bertahap dikembangkan
agar dapat memenuhi kebutuhan untuk kegiatan-kegiatan
olahraga.
Pengembangan dan pembanguna sarana prasaran olahraga
tetap mengikuti perkembangan jaman, beberapa sarana
prasarana olahraga yang telah diikutsertakan dalam
27
kompetisi luar negeri dan memperoleh penghargaan adalah
sebagai berikut :
1. Gedung Pusat Latihan Bulutangkis, memperoleh IAKS
Award pada tahun 1989 intuk kategori B. “Trainning For Top-
level Sport”.
2. Gedung/Lapangan Menembak, memperoleh “Bronz Award”
untuk kategori F. “Trainning and Competition Facilities for
special sport disciplines”
3. Lapangan Latihan Softball/Baseball, memperileh
IOC/IAKS Bronze Award tahun 1999 untuk kategori F,
“Trainning and Competition Facilities for special sport
disciplines”
Dalam berlatih taekwondo misalnya diperlukan berbagai
macam alat untuk menunjang kemampuan dalam berlatih, macam-
macam alat di taekwondo sendiri dibedakan 2 macam yaitu:
1. peralatan dalam latian.
2. peralatan yang digunakan dalam pertandingan. yang
pertama adalah Peralatan yang digunakan dalam latian antara
28
lain yang harus wajib dimiliki adalah tarjet
kicking/pyongyo (alat bantu sasaran tendangan) digunakan
untuk melatih tendangan serta akurasi tendangan,berikutnya
adalah sandsack, alat ini sama fungsinya seperti tarjet
kicking cuma disini ukurane lebih besar, biasa tiap dojang
menyediakan peralatan ini sama untuk melatih tendangan.
ketiga adalah alat bantu pukulan (Punching-pad) selain alat
dalam latian ada juga peralatan/perlengkapan yang harus
dimiliki dalam pertandingan.antara lain:
1. Pelindung Kepala (Head-guard)
2. pelindung Tulang Hasta (Arm-guard)
3. Pelindung badan (HOOGO/Body protector)
4. Pelindung tulang kering (Shins-guard)
5. Pelindung kemaluan (Nangsimcha/ Groinguard)
6. Pelindung gigi
Perlengkapan diatas disarankan dimiliki oleh
taekwondoin terutama para atlet untuk menunjang dalam
29
berlatih, akan tetapi banyak dojang yang sekarang sudah
menyediakan peralatan diatas untuk menunjang peningkatan
kemampuan dalam berlatih taekwondo. Ini adalah peralatan
pelindung standar dalam olahraga TAEKWONDO Peralatan
Taekwondo.
Pelindung kepala (Head-guard). bagian ini berfungsi
untuk meredam kekuatan tendangan lawan yang mengenai
kepala, sehingga alat ini sangat penting sekali digunakan
pada setiap pertandingan, banyak berbagai merk yang
memproduksi head-guard ini, jadi para taekwondoin bisa
memilih jenis head-guard yang dirasa aman dan nyaman bagi
taekwondoin padasaat pertandingan.
2.3 Faktor Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani, kesegaran jasmani, atau kesamaptaan
jasmani memiliki makna yang sama. Namun, pada umumnya
selalu disebut sebagai kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
30
melakukan suatu pekerjaan yang cukup berat dan cukup lama
tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Seseorang yang
memiliki derajat kebugaran jasmani masih memiliki tenaga
cadangan untuk menghadapi suatu pekerjaan atau keadaan yang
mendesak. Sementara itu, orang yang sehat belum tentu
memiliki kebugaran jasmani yang tinggi dan belum tentu
dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan atau berolahraga yang
cukup berat dan lama. Namun sebaliknya, orang yang
memiliki kebugaran jasmani pasti sehat.
Latihan kondisi fisik (physical conditioning) sangat
penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat
kebugaran jasmani (physical fitness). Derajat kebugaran
jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya
dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin tinggi
derajat kesegaran jasmani seseorang semakin tinggi pula
kemampuan kerja fisiknya.
Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan
otot, dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya
31
cedera. Faktor timbulnya cedera salah satunya dikarenakan
program latihan kondisi fisik yang dilakukan tidak
sempurna. Oleh karena itu, program latihan kebugaran
jasmani perlu direncanakan secara sistematis. Tujuannya
untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kemampuan
ergosistem tubuh. Proses latihan kebugaran jasmani yang
dilakukan secara cermat, kontinue dengan beban yang terus
meningkat akan mudah meningkatkan kebugaran jasmani. Hal
ini akan menyebabkan seseorang menjadi terampil, kuat, dan
efisien dalam bergerak.
Seorang atlet atau siswa dalam cabang olahraga
tertentu perlu memerhatikan ciri khusus olahraga prestasi
agar potensinya optimal. Karakteristik yang berlainan dari
setiap cabang olahraga menuntut komponen kondisi fisik yang
memiliki kekhususan dalam program latihannya.
Adapun komponen fisik yang harus dipelihara dan
ditingkatkan dalam program latihan olahraga kebugaran
jasmani pada umumnya, antara lain sebagai berikut:
32
1. daya tahan umum (general endurance);
2. daya tahan optimal (stamina);
3. kekuatan (strength);
4. kecepatan (speed);
5. kelincahan (agility);
6. koordinasi (coordination);
7. tenaga eksplosif (explosive power);
8. kelentukan (flexibility);
9. keseimbangan (balance);
10. ketepatan (accuracy).
Kegiatan kesegaran jasmani sangat penting untuk
kesehatan, terutama kesehatan jantung seseorang. Secara
teori saat kita berolahraga jantung akan memompa darah
lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan organ atau bagian
tubuh yang sedang beraktifitas. Hal ini akan membuat
peredaran darah kita semakin lancer, jantung lebih kuat,
menaikkan suhu tubuh untuk memudahkan metabolism tubuh.
Berbagai studi menunjukkan bahwa resiko kematian (mendadak
33
atau tidak mendadak) berkurang pada yang berolahraga secara
teratur. Penelitian oleh Siscovick menunjukkan bahwa
berolahraga secara rutin mengurangi resiko kematian
mendadak sampai 70%. Artinya jika seseorang tidak rajin
berolahraga resiko mengalami kematian mendadak 3x lipat
dibandingkan dengan mereka yang rutin berolahraga.
Kenyataan dilapangan, ternyata bnyak orang termasuk
anggota TNI-AD yang mengalami cedera saat melaksanakan
kesegaran jasmani bahkan kematian. Apa yang sala..?.
Menurut dr.Michael Triangto SpKO mayoritas kasus kematian
setelah berolahraga terjadi akibat gangguan irama jantung
(aritmia), gangguan pembuluh darah (kelainan kardiovaskular
structural/penyait jantung koroner) dan stroke.
Gangguan irama jantung dan kelainan kardiovaskular
akan menyebabkan “Sudden Cardiac Death” yaitu sebagai kematian
yang tidak terduga, terjadi secara cepat kurang dari 1
(satu) jam sejak timbulnya gejala.
34
Aritmia jantung adalah berdenyut secara tidak teratur
bisa terlalu cepat atau terlalu lambat dan bisa tidak
teratur. Ketika seseorang melalukan aktivitas berat
kecepatan denyut jantung bisa mencapai 200-300 x/mnt
jantung yang berdenyut sangat cepat mengganggu kemampuan
jantung memompa secara benar bahkan berhenti. Sehingga
tidak ada darah yang dipompa oleh jantung sendiri tidak
menerima aliran darah.
Ada 3 mekanisme dimana penyakit kerdiovaskular structural
menyebabkan sudden cardiac death (kematian jantung mendadak).
Pertama, gelombang awal tekanan darah yang meningkat cepat
saat latihan dapat menyebabkan perpecahan plak aterosklerotik
sehingga melepaskan trombus (gumpalan darah) yang
menyebabkan sumbatan total pada pembuluh darah koroner
utama (pembuluh darah jantung utama). Kedua, plak sklerotik
yang tidak menyumbat (non-oklusif) dapat menimbulkan kematian
otot-otot jantung karena ketidak seimbangan antara
permintaan dan pasokan oksigen otot jantung. Ketiga
35
serangan jantung selama latihan bisa timbul karena kejang
(spasme) pembuluh darah koroner, yang paling sering terjadi
di lokasi aterosklerosis.
Orang yang sangat sehat secara fisikpun dapat memiliki
penyakit jantung berat. Atlet rusia Sergei Grinikov peraih
2 mendali emas olimpiade yang baru berusia 28 tahun pingsan
dan meninggal saat berlatih. Otopsinya menunjukkan adanya
penyakit arteri koroner sebagai penyebabnya. Dr. Aulia Sani
SPJP (K) menyatakan bahwa serangan jantung merupakan
keadaan darurat medis. Dalam waktu satu jam sejak
terjadinya serangan pasien sudah harus harus ada di rumah
sakit.
Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan gangguan pada
sistim kardiovaskular memperbesar resiko kematian mendadak
saat kegiatan kesegaran jasmani. Hipertensi, riwayat diabetes
mellitus, hiperkolesrolemia, gangguan ginjal, penyakit jantung
paru obstruktif dll.
36
Seseorang dengan riwayat tersebut di atas bukan
berarti tidak diperbolehkan melaksanakan kegiatan kesegaran
jasmani, justru sebaliknya. Penderita hipertensi sangat
dianjurkan untuk melaksanakan kegiatan olahraga, asal
dilakukan dengat tepat dan benar. Kesegaran jasmani akan
membantu penurunan berat badan, memperkecil kemungkinan
stres dan melebarkan pembuluh darah perifer yang dalam
jangka panjang akan membantu menurunkan tekanan darah itu
sendiri secara permanen. Oleh karena itu olahraga justru
sangat dianjurkan pada penderita hipertensi. Namun demikian
faktor kehati-hatian, pentahapan, intensitas latihan
memegang peranan penting untuk menghindari kematian
mendadak pada penderita-penderita tersebut.
Momen test kegiatan kesegaran jasmani atapun test
kesamaptaan jasmani adalah olahraga yang dilakukan dengan
intensitas tinggi/berat. Terdiri dari kegiatan aerobic dan
anaerobik. Kegiatan aerobic akan meningkatkan tekanan darah
dan denyut nadi secara gradual, sedangan kegiatan anaerobik
37
akan meningkatkan tekanan darah secara tiba-tiba. Untuk itu
diperlukan kesiapan mental dan fisik yang prima dari
prajurit. Yang sangat mengkhawatirkan apabila seseorang
dengan kondisi tidak fit, kegiatan rutin olahraga
sebelumnya sangat jarang tiba-tiba harus mengikuti test
kesegaran jasmani. Jantung akan bereaksi secara berlebihan
dan dampaknya akan menimbulkan kematian mendadak. Jenis dan
intensitas olahraga seharusnya individual, menyesuaikan
dengan kondisi individu masing-masing.
Olahraga bagi pemula atau bagi penderita yang beresiko
harus dimulai dengan olahraga intensitas sedang (jogging
ringan, renang, berjalan cepat, bersepeda dll) dengan
target denyut nadi latihan sebesar 50%. Hai ini dilakukan
selama bulan pertma latihan, dan dilakukan 2-3 seminggu
dengan interval wakt 30 menit. Hai ini bertujuan untuk
adaptasi jantung terhadap kegiatan-kegiatan berikutnya.
Secara perlahan intensitas latihan dan target nadi latihan
ditingkatkan. Hindari olahraga anaerobic pada latihan-
38
latihan awal. Setelah 3-6 bulan target nadi latihan dapat
dicapai sebesar 85%, dan untuk atlet dengan upaya prestasi
dapat ditingkatkan sampai dengan 100% denyut nadi latihan.
Apabila seseorang yang tidak terlatih langsung melaksanakan
kegiatan kesegaran jasmani dengan beban nadi latihan
sebesar 100% dari kapasitas target nadinya. Hal ini akan
menimbulkan cedera yang tidak diingingkan.
Riwayat status kesehatan prajurit yang berpotensi
menimbulkan gangguan kardiovaskular juga harus diketahui.
Penderita-penderita dengan riwayat penyakit ini bukan tidak
boleh melakukan aktivitas kesamaptaan jasmani tetapi harus
adaptasi lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak
beresiko.
Untuk mengantisipasi kondisi prajurit yang tidak siap
dan tidak terkontrol saat test kesegaran jasmani rasanya
diperlukan buku saku kesegaran jasmani prajurit. Buku ini
berisi latihan yang dilaksanakan dengan target denyut nadi
yang diperoleh sesuai dengan usianya. Bila dengan latihan
39
yang sama prajurit tersebut denyut nadinya melebihi target
zona nadi yang lebih tinggi dari yang lain atau melebihi
zona target nadi yang aman (85%), maka diperlukan
pemantauan dan penyesuaian latihan jasmaninya.
Buku saku status kesehatan prajurit, yang diberikan
kepada mereka yang berpotensi menimbulkan gangguan
kardiovaskuler atau penyakit lain yang dipandang perlu
mengganggu aktivitas fisiknya, memerlukan penanganan dalam
jangka waktu lama juga sangat mambantu untuk memonitor,
mengatur jenis latihan, sekaligus menghindari momen cedera
saat test kesegaran jasmani. Sebagai contoh seorang
prajurit dengan pengobatan KP aaktif duplek baru berjalan 1
bulan adalah tidak layak dihadapkan dengan momen test
kesegaran jasmani yang intensitasnya berat. Buku saku ini
akan membantu memberikan informasi pada semua pihak yang
berkepentingan di lapangan.
2.4 Faktor Kondisi Psikologi
40
Apakah anda adalah orang yang senang berolahraga?
Ataukah anda adalah orang yang senang menyaksikan tayangan
olahraga di televisi? Hampir semua orang di dunia ini
mempunyai cabang olahraga favorit. Ada yang hanya sekedar
suka dan ada yang sampai menjadikan salah satu cabang
olahraga sebagai aktivitas bahkan menjadi mata pencaharian.
Ya olahraga pada masa sekarang ini memang sudah berubah.
Dulu olahraga hanyalah suatu aktivitas yang dilakukan orang
untuk menghabiskan waktu luang, selain itu olahraga
dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik.
Namun pada masa sekarang ini, olahraga sudah menjadi gaya
hidup. Ini terbukti dengan semakin mudahnya dijumpai sarana
dan prasarana olahraga di sekitar kita. Mulai dari toko-
toko yang menjual alat-alat olahraga hingga tempat-tempat
olahraga (seperti sepakbola, futsal, tenis, bulutangkis,
basket, voli, kolam renang dll).
Tapi, tahukah anda tentang resiko dalam dunia
olahraga? Cedera merupakan salah satu diantaranya. Kata
41
Cedera seakan-akan sudah menjadi momok yang sangat
menakutkan dalam dunia olahraga. Bagi pelaku olahraga atau
yang biasa kita sebut altet, cedera merupakan sesuatu yang
sangat menakutkan yang bahkan dapat mengakhiri karir mereka
di bidang olahraga. Cedera atau Luka adalah sesuatu
kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan
suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Luka juga
dapat merujuk pada luka batin atau perasaan (wikipedia).
Umumnya kita mengetahui cedera diakibatkan oleh faktor
fisik, sepertiketidak seimbangan otot, benturan dengan
kecepatan tinggi, overtraining, dan kelelahan fisik. Namun
tahukah anda, cedera juga dapat diakibatkan oleh faktor
psikologis? Ya cedera memang dapat diakibatkan oleh faktor
psikologis. Telah di identifikasi oleh Rotela dan teman-
teman, faktor kepribadian, level stress dan beberapa sikap
tertentu adalah penyebab terjadinya cidera.
1. Faktor Kepribadian
42
Faktor kepribadian adalah faktor yang pertama yang
berhubungan cedera atlet. Para peneliti ingin memahami
apakah konsep diri, pengaruh dari dalam-luar dan berpikir
keras sangat berhungn dengan cedera. Atlet yang mempunyai
konsep diri yang rendah mudah terjadi cedera dibandingkan
yang mempunyai konsep diri tinggi. Penelitian terbaru
menunjukan bahwa faktor pesonaliti seperti optimisme,
percaya diri, ketabahan dan kecemasan berperan dalam cedera
atlet.
2. Tikatan Stress
Tikatan stress telah diidentifikasi juga berperan
penting dalam cedera atlet. Penelitian telah membuktikan
hubungan antara tekanan hidup dan tingkat cedera.
Pengukuran tingkat stres ini di fokuskan pada perubahan
hidup, contohnya putus cinta, pindah ke kota baru, menikah
atau perubahan status ekonomi. Secara keseluruhan bukti-
bukti menunjkan bahwa atlet dengan pengalaman tekanan hidup
yang lebih tinggi lebih sering cedera dibandingkan atlet
43
dengan tekanan hidup yang lebih rendah. Sebaiknya para
instruktur profesional sebaiknya memahami perubahan ini,
secara hati-hati memonitor dan memberikan pelatihan hidup
secara psikologis.
Penelitian juga telah mengidentifikasi stress muncul
pada atlet ketika cidera dan ketika di rehabilitasi saat
cedera. Contohnya kurannya perhatian, terisolasi. Teknik
management pelatihan stress tidak hanya menolong atlet dan
instrutur lebih efektif secara penampilan tetapi juga
mungkin menghindari resiko mereka cedera dan sakit.
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui
bahwa cedera tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fisik,
namun faktor psikologis juga sangat berpengaruh. Karena
faktor psikologis juga sangat berpengaruh terhadap resiko
cedera seorang atlet, maka salah satu cabang ilmu psikologi
yakni Psikologi Olahraga memberikan berbagai pengetahuan
tentang apa saja faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
cedera, bagaimana penanganan atlet secara psikologis baik
44
ketika mengalami cedera maupun pasca penyembuhan cedera.
Peranan ilmu Psikologi dalam penanganan cedera dalam
olahraga seperti menganalisa reaksi emosional atlet ketika
mengalami cedera, melakukan pemulihan secara psikologis,
membangun hubungan interpersonal yang baik dengan atlet
yang cedera guna memberikan terapi yang tepat agar cedera
yang dialami atlet tidak menjadi beban baginya, mendidik
dan memberikan pengetahuan atlet yang cidera tentang proses
dan pemulihan cidera, serta memaksimalkan dukungan dari
lingkungan sekitar seperti keluarga dan orang-orang
terdekat yang dapat memberikan support kepada atlet yang
mengalami cedera. Dengan demikian para pelaku dalam dunia
olahraga sudah semestinya memahami bahwa cedera bukan hanya
fisik, namun disana juga terdapat faktor psikologis.
Sehingga atlet yang mengalami cedera tidak hanya diberikan
pemulihan secara fisik, pemulihan secara psikologis juga
akan sangat berpengaruh terhadap kesembuhan cedera yang
45
dialami dan resistensi terhadap resiko cedera yang dapat
dialami atlet.
2.5 Faktor Latihan-latihan Progresif
Relaksasi Otot Progresif (atau PMR) adalah teknik
untuk mengurangi kecemasan dengan bergantian menegang dan
relaksasi otot. Ini dikembangkan oleh dokter Amerika Edmund
jacobson pada awal 1920-an. Jacobson berpendapat bahwa
karena ketegangan otot menyertai kecemasan, seseorang dapat
mengurangi kecemasan dengan belajar bagaimana untuk
mengendurkan ketegangan otot. PMR memerlukan komponen fisik
dan mental. Manfaat dari melakukan PMR Efek langsung dari
relaksasi otot progresif mencakup semua manfaat dari respon
relaksasi yang dijelaskan pada awal bab ini. Efek jangka
panjang dari latihan teratur relaksasi otot progresif
meliputi:
* Penurunan kecemasan umum * Penurunan dalam kecemasan
antisipatif terkait denganpengurangan * fobia dalam
46
frekuensi dan durasiserangan panik * Peningkatan kemampuan
untuk menghadapi situasi fobia melalui paparan dinilai *
Peningkatan konsentrasi * Sebuah meningkatnya rasa kontrol
atas suasana hati * Peningkatan diri * Peningkatan harga
spontanitas dan kreativitas relaksasi otot progresif eknik
relaksasi otot progresif melibatkan tegang dan santai,
dalam suksesi, enam belas kelompok otot tubuh yang berbeda.
Idenya adalah untuk setiap kelompok otot tegang keras
(tidak terlalu sulit sehingga Anda tegang, namun) selama
sekitar 10 detik, dan kemudian melepaskannya tiba-tiba.
Anda kemudian memberikan diri Anda 15-20 detik untuk
bersantai, melihat bagaimana kelompok otot terasa saat
santai kontras dengan bagaimana rasanya ketika tegang,
sebelum melanjutkan ke kelompok berikutnya otot. Anda juga
mungkin berkata kepada diri sendiri "Saya santai," "pergi
Membiarkan," "Biarkan ketegangan mengalir pergi," atau
frase bersantai lain selama setiap periode relaksasi antara
kelompok otot yang berurutan. Sepanjang latihan, menjaga
47
fokus Anda pada pedoman muscles.The Anda di bawah ini
menjelaskan relaksasi otot yang progresif:
Salah satu upaya yang dilakukan oleh lansia untuk
meningkatkan kesejahteraannya adalah dengan memenuhi
kebutuhan dasar, diantaranya adalah kebutuhan tidur dan
istirahat. Akan tetapi lebih dari 50 % usia lanjut mengeluh
kesulitan waktu tidur malam. Tujuan penelitian ini adalah
untuk melihat pengaruh latihan relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur pada lansia. Penelitian ini
menggunakan desain quasi-eksperiment dengan rancangan one-group
before and after intervention design. Teknik pengambilan sampel
adalah purposive sampling dengan jumlah responden 41 orang.
Analisa data statistik yang digunakan adalah Wilcoxon tes.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner PSQI
(Pittsburgh Sleep Quality Indeks) yang dimodifikasi sesuai dengan
kondisi lansia. Hasil penelitian, sebelum latihan relaksasi
otot progresif didapatkan 29 orang (70,7%) responden yang
mengalami kualitas tidur buruk, setelah latihan relaksasi
48
otot progresif terjadi penurunan menjadi menjadi 15 orang
(36,6%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000
(p<0,05) yang artinya secara signifikan terdapat pengaruh
latihan relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
lansia. Berdasarkan hasil penelitian, perawat disarankan
untuk mengaplikasikan latihan relaksasi otot progresif
sebagai salah satu intervensi bagi lansia untuk
meningkatkan kualitas tidur.
Tergantung pada sumber rasa sakit Anda, Anda mungkin
akan mempertimbangkan kunjungan untuk melihat chiropractor
untuk berbagai alasan, paling sering dari cedera tertentu
atau sebagai akibat rasa sakit yang tidak diketahui.
Melihat chiropractor Anda, bagaimanapun, dapat memungkinkan
Anda untuk semakin me rehabilitasi kondisi Anda atau
cedera.
Perawatan Luka Banyak Sebentar Banyak penyebab, yang
memerlukan pengobatan, dapat dirawat di beberapa kunjungan,
atau bahkan kurang. Hal ini penting untuk diingat.
49
Misalnya, seseorang yang mengalami sakit ketika mereka
duduk untuk jangka waktu tidak mungkin memerlukan usaha
yang lama untuk menghilangkan rasa sakit mereka, itu hanya
dapat bahwa pinggul mereka keluar dari tempat yang sedikit,
misalnya. Namun, ada luka dan menyebabkan rasa sakit yang
memerlukan rencana rehabilitasi progresif.
Bedah dan Obat untuk Cedera Parah Mungkin hal terbaik
tentang rehabilitasi progresif adalah bahwa jika kondisi
Anda atau cedera tidak memerlukan pembedahan atau obat-
obatan, hasil dapat dicapai tanpa mereka. Perawatan
chiropractic bangga bisa membantu penderita dengan lega
dalam program rehabilitasi mereka tanpa memerlukan obat-
obatan yang tidak perlu. Berolahraga Membantu Rehabilitasi
Kecepatan Salah satu aspek penting dan bermanfaat tentang
rehabilitasi progresif dengan penyedia perawatan
chiropractic adalah bahwa Anda terkena latihan, yang dapat
dilakukan di luar kantor. Anda tidak diharuskan untuk
memiliki sebuah kunjungan dalam setiap contoh di mana anda
50
merehabilitasi kondisi Anda: Anda dapat membantu kondisi
Anda pada waktu anda sendiri dan di rumah anda sendiri.
2.6 Faktor Prilaku Olahraga
Banyak orang suka bermain semua jenis olahraga. Tidak
peduli apa pun jenis anda bermain, anda perlu mengembangkan
kebiasaan baik. Jika anda tidak, maka anda tidak akan
melakukan dengan baik seperti yang anda seharusnya. Anda
akan terluka hanya karena perilaku buruk remaja.
Pertama, anda perlu tubuh yang sehat agar dalam bentuk
puncak. Perilaku remaja buruk seperti minum alkohol dan
merokok tidak cocok dengan gaya hidup seorang atlet.
Merokok merampas mereka kapasitas paru-paru dan membuat
mereka terengah-engah. Hal ini membuat mereka untuk tidak
berjalan sangat jauh. Alkohol dehidrasi mereka dan
mengganggu dengan tubuh koordinasi.
Lain yang mempengaruhi perilaku remaja olahraga adalah
kebiasaan buruk begadang maka tidak cukup tidur yang
51
diperlukan dalam memungkinkan tubuh mereka untuk pulih.
Jadi, ketika mereka tidak pergi tidur lebih awal, tubuh
mereka bisa mendapatkan lelah dan ini akan memiliki efek
negatif pada kinerja mereka.
Hal ini merupakan fondasi kesehatan yang kedua. Olah
raga merupakan faktor yang sangat penting dalam kesehatan.
Bapak Kedokteran Hypocrates pernah mengungkapkan suatu
kalimat mutiara: “sinar matahari, udara, air dan olah raga
adalah sumber kehidupan dan kesehatan.” Di sebuah puncak
bukit di Yunani terukir kata-kata sbb: “Anda ingin menjadi
sehat? Berlarilah! Anda ingin jadi pintar? Berlarilah!
Ingin cantik? berlarilah.” Artinya dengan berlari akan
membuat orang menjadi sehat, menjadi pintar dan menjadi
langsing atau cantik.
Olah raga yang terbaik adalah jalan kaki terutama bagi
usia lanjut, dapat mencegah arteriosclerosis bahkan memperbaiki
bila telah terjadi arteriosclerosis. Kriteria olahraga jalan
52
kaki yang terbaik cukup dinyatakan dengan “tiga
kata” yaitu: “tiga”, “lima” dan “tujuh”,artinya :
1. “Tiga” kilometer atau 30 menit à porsi jalan kaki
yang harus dilakukan.
2. “Lima” hari setiap minggunya.
3. “Tujuh” adalah takaran yang tepat sesuai dengan
usia. Dengan cara mengukur denyut jantung, sesuai dengan
170 – usia ( dalam tahun). Jadi pada usia 50 tahun, olah
raga jalan kaki sampai denyut jantung 120 kali/menit, angka
ini didapat dari 170 – 50. Dapat juga dengan senam yang
bagus misalnya Tai Chi.
Tidak merokok dan batasi alcohol fondasi Ketiga
Kesehatan tidak merokok dan batasi alkohol. Merokok
mempuyai dampak yang tidak baik bagi kesehatan, dan setiap
penambahan jumlah rokok satu kali lipat, maka bahaya yang
ditimbulkan 4 kali lipat. Jadi bila sulit meninggalkan
rokok, hisaplah tidak lebih dari 5 batang, maka bahaya yang
53
ditimbulkan akan terbatas. Tetapi bila melebihi dari 5
batang bahayanya akan meningkat sangat mencolok.
2.6.1 Ketenangan – keseimbangan mental
Fondasi keempat kesehatan adalah mental batin yang
tenang seimbang. Ini merupakan langkah terpenting dalam
memelihara kesehatan, melampui pentingnya langkah-langkah
yang lain. Bila anda memperhatikan dan menjalankan hal in
maka anda telah menguasai kunci emas kesehatan. Pada
penelitian di Bejing terhadap usia lanjut yang usianya
lebih dari 100 tahun, namun tetap sehat. Didapatkan hal
sangat menakjubkan! Ada dari mereka yang biasa tidur tidak
larut malam, bangun pagi-pagi sekali, kesehatannya baik.
Ada yang tidur larut malam, bangun agak siang, kesehatannya
baik. Ada yang gemar makan daging, ada yang pantang daging,
kesehatannya juga baik. Ada yang tidak merokok, dan ada
yang tetap menjadi perokok berat. Ada yang suka sekali
minum teh, ada pula yang tidak minum teh, kesehatan juga
baik.
54
Jadi gaya hidup dan kebiasaannya beragam. Namun ada 2
hal yang seragam pada setiap usia lanjut yang sehat. Yang
pertama, masing-masing: “berhati lapang, berwatak lembut,
berhati mulia” tidak ada di antara mereka yang “berhati
sempit dan degil”. Yang kedua, “tidak pemalas” tidak
satupun usia lanjut yang sehat tersebut yang pemalas,
kesemuanya senang bekerja, senang berolah raga. Sangat
cocok dengan pepatah Inggris “Tidak ada orang tua sehat
yang malas” Sesungguhnya, kondisi mental batin yang
seimbang, pasti akan memiliki organ yang juga seimbang,
akan jarang terjangkit penyakit, kendati terjangkit,
penyembuhannya akan cepat berlangsung.
Hal lain yang menunjang kearah kesimbangan mental
batin yang meningkatkan kesehatan menyembuhkan penyakit,
yaitu dengan pencerahan batin. Pencerahan batin ini dapat
disimpulkan dalam 4 kalimat:
1. Lupakan kejayaan masa lalu.
2. Jangan iri hati melihat apa yang terjadi sekarang.
55
3. Nikmatilah hari ini.
4. Menyongsong hari esok dengan optimisme.
Dan pencerahan batin ini telah ada kesaksian bahwa
seorang penderita penyakit jantung berat dalam waktu dua
tahun dapat bertahan hidup dan bertambah sehat tanpa adanya
tindakan operasi. Sekarang, timbul pertanyaan bagaimana
cara menjaga – mempertahankan kondisi mental dan batin yang
telah seimbang? Jawabnya adalah dengan 3 kalimat:
1. Perlakukan dirimu dengan benar.
2. Perlakukan orang lain dengan benar.
3. Perlakukan masyarakat dengan benar.
Perlakukan dirimu dengan benar adalah memposisikan
diri sendiri dengan benar, jangan ada superiority
complex, jangan pula ada inferiority complex atau rendah diri.
Perlakukan orang lain dan masyarakat dengan benar, adalah
senantiasa bersikap optimis dan berterima kasihkepada
masyarakat. Kalau kita selalu bersikap positif seperti ini,
maka semua problem hidup dapat terselesaikan dengan lancar.
56
Seorang filsuf ternama pernah berkata: “hidup bagai sebuah
cermin, engkau tertawa kepadanya, maka iapun akan ikut
tertawa, engkau menangis, dan iapun akan ikut menangis.”
2.7Faktor Warming-Up
Olahraga menjadi kenyataan yang penting dalam
kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena disamping
menjadikan tubuh sehat olahraga dapat pula menjadikan
harumnya nama bangsa maupun negara. Berolahraga pada
umumnya melibatkan sekelompok otot maupun beberapa kelompok
otot, yang pada gilirannya akan meninbulkan reaksi dari
organ-organ tubuh untuk menyesuaikan diri. Proses
penyesuaian diri tersebut akan sangat tergantung a) Stresor
yaitu jenis aktivitas atau olahraga yang diiakukan,
intensitas, waktu dan frekuensinya. b) Oganik yaitu factor-
faktor yang dimiliki orang yang bersangkutan sehingga
memberi kemungkinan untuk mencapai tingkat kemampuan
penyesuaian fungsional yang lebih tinggi. c) Keadaan
57
lingkungan termasuk di dalamnya ketinggian tempat tinggal,
panas dan dingin.
Reaksi penyesuaian diri dapat berbentuk sebuah jawaban
sewaktu dan atau jawaban adaptasi dari organ-organ tubuh.
Jawaban sewaku merupakan perubahan fungsi fisiologis yang
bersifat sementara. Perubahan-perubahan ini akan hilang dan
kembali asal setelah aktivitas tubuh tersebut berhenti
sedangkan jawaban adaptasi merupakan perubahan struktur
atau fungsi fisiologis yang bersifat relatif lebih menetap.
Memperhatikan tekad untuk membangun manusia
sesuai dengan kodratnya yang terdiri atas jiwa dan raga
maka persiapan sebelum melakukan kegiatan olahraga atau
aktivitas fisik memerlukan persiapan baik jasmani maupun
rohani, hal ini memungkinkan tidak akan terjadi cedera pada
saat berolahraga karena adanya kesiapan sebelumnya.
Persiapan-persiapan tersebut dapat berbentuk penguluran
{stretching) dan pemanasan {warming-up).
58
Pemanasan {warming up) merupakan sekolompok gerakan
yang dilakukan pada saat hendak melakukan aktivitas
olahraga. Dengan melakukan pemanasan diharapkan akan
memberikan penyesuaian pada kondisi tubuh dari keadaan
istirahat (rileks) sebelum melakukan aktivitas olahraga.
Seiain itu, dengan pemanasan dapat memperbaiki penampilan
serta mengurangi kemungkinan terjadinya cidera. Pemanasan
yang biasa diiakukan sebelum latihan menyebabkan berbagai
hal sebagai berikut:
1. Pelepasan adrenaline
2. Peningkatan denyut jantung
- Memungkinkan oksigen di dalam darah berjalan dengan
kecepatan lebih besar.
- Peningkatan produksi cairan synovial.
- Gerakkan sendi lebih efisien
3. Pembesaran kapiler
- Memungkinkan oksigen di dalam darah berjalan pada volume
yang lebih tinggi.
59
4. Peningkatan temperatur di dalam otot
5. Penurunan viskositas darah
6. Memudahkan aktivitas enzim
7. Elastisitas otot lebih besar
8. Peningkatan kekuatan dan kecepatan kontraksi
9. Peningkatan metabolisme otot
- Persediaan energi melalui penguraian glikogen
10. Peningkatan kecepatan penghantaran impuls syaraf
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki).
Penguluran dan pemanasan merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk mengadakan perubahan - perubahan fisiologis
dalam tubuh dan menyiapkan organ-organ dalam untuk
mengahadapai aktivitas tubuh yang lebih berat. Assmusen dan
Boje (1945:10:1) merupakan orang pertama yang mengadakan
penelitian yang berhubungan dengan kegunaan penguluran dan
pemanasan. kemudian diikuti oleh penemuan-penemuan yang
lain sehingga dapat memberikan jawaban tentang kegunaan
60
penguluran dan pemanasan sebelum melakukan aktivitas yang
lebih berat.
Pemanasan diperlukan oleh tubuh karena sistem yang ada
bahwa tubuh selama istirahat memiliki inertia tertentu dan
salah satu yang tidak dapat diharapkan adalah kenaikan
efisiensi fungsi tubuh dengan segera. Kenaikan temperatur
tubuh yang disebabkan karena pemanasan yang paling efektif
adalah berkisar 2 - 3 °C atau sekitar 38 - 39 "C. Kenaikan
temperature tubuh berasal dari panas yang dihasilkan oleh
tubuh sebagai hasil dari metabolisme, setiap kenaikan 1 °C
dapat mcningkatkan metabolisme sebesar 13 persen. Sumber
utama panas adalah jaringan yang paling aktif yaitu: hati,
kelenjar sekresi dan otot. Suhu masing-masing.
Jaringan dapat berbeda tergandung pada derajat
aktivitas metabolismenya. kecepatan aliran darah dan
perbedaan suhu dengan jaringan di sekitarnya. Menurut
Karpovich (1956 : 1117 - 1119) stretching dan warming-up
sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya cedera otot
61
dan sendi pada waktu melakukan aktivitas fisik yang berat
sedan gkan menurut Klaf dan Arneim (1963:147) menyatakan
bahwa dengan melakukan stretching dan warming-up sebelum
melakukan olahraga yang melibatkan otot akan mengurangi
terjadinya cedera hal ini disebabkan karena : a) terjadinya
peningkatan suhu otot, b) teregangnya ikat sendi (ligament)
dan c) aliran darah menjadi lancar. Menurut Devries
(1962:222-229) peningkatan suhu tubuh dan otot akan
memperbaiki penampilan hal ini disebabkan karena : a) otot
akan berkontraksi dan berelaksasi lebih cepat. b) otot akan
berkontraksi dengan lebih efisien karena viskositasnya
lebih rendah, c) hemoglobin akan memberikan lebih banyak
oksigen karena pelepasannya lebih mudah. d) proses
metabolisme meningkat dan e) resistensi dinding pembuluh
darah berkurang.
Menurut Fox dan Mathews (1981 440) meningkatnya
temperature tubuh akibat pemanasan akan terjadi
peningkatan-peningkatan : a) reaksi metabolisme meningkat,
62
b) meningkatnya penggunaan oksigen menyebabkan sirkulasi
darah meningkat, c) meningkatnya penghantaran impuis saraf
sehingga kecepatan dan kekuatan kontraksi bertambah.
Sedangkan menurut Jensen dan Schuits ( 1970 : 353 - 358)
pemanasan yang
yang diiakukan dengan tepat akan memberikan pengaruh
terhadap tubuh : a) koordinasi gerak menjadi lebih baik
karena keleluasan gerak sendinya meningkat, b) terjadinya
cedera otot dapat dihindari dan, c) membantu timbulnya
second wind lebih awal terulama untuk olahraga yang
memerlukan daya tahan. Menurut Lamb (1978 : 401) menyatakan
bahwa seiain ditandai dengan meningkatnya suhu temperature
tubuh pemanasan yang benar ditandai pula dengan
meningkatnya ventilasi . Kenaikan ventilasi paru ini akibat
kenaikan frekuensi pemapasan yang dalam keadaan istirahat
berkisar antara 12-20 kali per menit, sedang dalam keadaan
dapat mencapai 50 - 60 kali per menintnya. Ventilasi pada
orang dewasa dalam keadaan istirahat 5- 8 liter per menit,
63
sedangkan daiam keadaan olahraga berat yang berat ventilasi
dapat meningkat sampai 130 liter per menil untuk wanita
sedangkan untuk laki - laki dapat mencapai 180 liter per
menit.
Pemanasan sebelum latihan atau berolahraga menyebabkan
system saraf V pusat (CNS) akan terangsang sehingga
koordinasi gerak dan reaksi gerak akan menjadi lebih baik.
Brooks dan Fahey ( 1984 : 435 ) menyatakan bahwa setiap
bentuk aktivitas fisik sebaiknya memuat adanya tiga
komponen yaitu : a) pemanasan, b) inti dan c) pendinginan,
dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum latihan
inti maka temperature tubuh akan meningkat dengan demikian
akan memberikan keuntungan : a) proses metabolisme
meningkat sehingga kecepatan kontraksi otot akan meningkat,
b) curah jantung akan meningkat dan pembuluh darah akan
melebar sehingga akan membantu mempercepat penyampaian
oksigen ke jaringan dan viskositas darah menjadi menurun,
c) sirkulasi darah dan oksigen meningkat sebelum latihan
64
inti sehingga memungkinkan tersedianya oksigen di jaringan
lebih cepat, dan d) mengurangi terjadinya cedera karena
sudah terjadi kesiapan - kesiapan secara fisiologis untuk
melakukan aktivitas.
Penguluran {stretching) dan pemanasan (warming-up)
merupakan suatu proses yang bertujuan mengadakan perubahan-
perubahan fisiologis dalam tubuh dan menyiapkan organ-organ
dalam untuk menghadapi aktivitas-aktivitas yang akan
diiakukan. Klaf dan Arneim (1963 :147) berpendapat bahwa
dengan melakukan penguluran dan pemanasan yang benar
sungguh sangat bermanfaat dalam; a) mencegah terjadinya
cedara b) menaikkan suhu tubuh dan otot c) meregangkan
ligament. Menurut Lamb (1984 : 401) pemanasan yang
diiakukan dengan benar akan membantu mengurangi terjadinya
cedera otot hal ini disebabkan karena : a) meningkatnya
enzim pada otot yang bekerja sehingga pelepasan Adenosin
Tripospat (ATP) dapat lebih cepat, b) Meningkatkan
kecepatan aliran darah. c) keleluasan gerak sendi
65
meningkat. Seiain ditandai dengan meningkatnya temperatur
tubuh penguluran dan pemanasan yang benar ditandai adanya
peningkatan ventilasi. Ventilasi merupakan hasil kali
antara tidal volume dengan frekuensi pemapasan per menit,
dengan demikian kenaikan frekuensi pemapasan yang dalam
keadaan istirahat berkisar antara 12 sampai 20 kali per
menit sedang dalam keadaan beraktivitas (olahraga) dapat
mencapai 50 sampai 60 kali per menit.
Ventilasi pada orang dewasa dalam keadaan istirahat 5
sampai 8 liter per menit, sedang dalam keadaan berolahraga
yang berat pada seorang wanita dapat meningkat sampai 130
liter per menit dan untuk pria dapa mencapai 180 liter per
menit. Besarnya peningkatan ventilasi tiap oarng tidak sama
hal ini tergatung macam aktivitas yang diiakukan,
intensitas latihan. jenis kelamin dan usia. Bagi orang yang
tidak terbiasa berolahraga untuk melakukan aktivitas yang
sama cenderung mempunyai peningkatan ventilasi yang lebih
besar. Menurut Fox (1981 : 440) dengan penguluran dan
66
pemanasan yang cukup maka akan menyebabkan peningkatan suhu
tubuh sehingga berdampak pada : a) peningkatan metabolisme.
b) resistensi dinding pembuluh darah akan berkurang
sehingga membantu kecepatan aliran darah c) terjadinya
peningkatan suhu tubuh dan menbantu keleluasaan gerak sendi
sehingga memungkinkan penampilan lebih baik, berkurangnya
terjadinya cedera/ sobekr^ya serabut otot. dan otot akan
lebih siap menerima beban aktivitas yang lebih berat.
Memiliki tingkat kelentukan otot - otot tubuh
yang lebih besar akan menguntungkan dalam banyak banyak
hal, struktur yang membatasi kelentukan otot -otot adalah :
a) tulang, b) otot, c) tendon dan d) ligamen maupun
struktur lain yang berhubungan dengan kapsul sendi.
Peningkatan suhu otot dan darah setelah melakukan
pemanasan akan memiliki kesiapan untuk melakukan aktivitas
yang relatif lebih berat hal ini disebabkan karena : a)
otot akan berkontraksi dan berelaksasi lebih cepat, b) otot
akan berkontraksi lebih efisien karena viskositasnya lebih
67
rendah c) hemoglobin akan lebih banyak memberikan 02 dan
pelepasannya lebih mudah. Kenaikan suhu tubuh akibat
pemanasan yang efektif dapat mencapai 2-3 °C menyebabkan
proses metabolisme menjadi lebih cepat dan setiap
kenaikan 1 "C dapat meningkatkan metabolisme sebesar 13
persen sedangkan peran saraf pada persendian dapat
meningkat 8 kali. Kenaikan suhu tubuh semacam ini sebagai
hasil dari metabolisme yang sumber utama panasnya adalah
jaringan yang paling aktif yaitu hati. kelenjar sekresi.
dan otot. Suhu masing - masing jaringan dapat berbeda
tergantung pada tingkat aktivitas metabolisme, kecepatan
darah yang mengalir ke dalamnya. dan perbedaan suhu
sekitar.
Mengenai bentuk pemanasan dan lamanya pemanasan
menurut Brooks dan Fahey ( 1984 : 436 ) menyatakan bahwa
pemanasan tergantung dari jenis c^bang olahraga yang akan
diiakukan, akan tetapi pada umumnya pertimbangan yang harus
diiakukan yaitu penggunaan otot utama dalam aktivitas atau
68
olahraga. Sedangkan intensitasnya mulai dari yang ringan ke
berat, gerakannya dari yang sederhana ke yang komplek, dari
ektrimitas atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah ke
atas. Hal ini disebabkan karena kira-kira 10 menit setelah
berolahraga dengan intensitas khusus memerlukan pencapaian
temperatur otot yang mantap, oleh karena itu pada waktu
melakukan pemanasan sekurang - kurangnya membutuhkan waktu
10 menit dan yang paling tepat antara 20 sampai 30 menil.
Intensitas yang paling tepat untuk mengetahui pemanasan
sudah memasuki daerah latihan yaitu dengan mengetahui
denyut nadi, pada intensitas sedang yaitu 60 persen dari
denyut nadi maksimal, hal ini cukup untuk menaikkan
temperatur otot akan tetapi tidak melelahkan.
Pemanasan secara umum terbagi menjadi 2 bentuk yailu
pemanasan umum dan pemanasan khusus, pemanasan umum
melibatkan sebagian kelompok otot yang secara fisiologis
berdampak pada : a) meningkatnya temperature otot, b)
meningkatnya kecepatan metabolisme, c) meningkatnya
69
sirkulasi darah, d) memperlancar transport oksigen dan e)
meningkatnya impuls saraf Pemanasan khusus meliputi
gerakan-gerakan yang menyerupai dengan aktivitas yang
scsungguhnya. MC Ardle (1981) dengan melakukan pemanasan
dapat memperkecil terjadinya cedera karena : a) relaksasi
otot akan lebih cepat, b) resistensi pembuluh darah menjadi
lebih rendah, c) temperatur otot yang tinggi memungkinkan
hemoglobin melepas oksigen lebih cepat sehingga otot lebih
mudah menggunakan oksigen, d) pen^erahan motor unit dalam
melakukan aktivitas lebih lancar dan penghantaran impuls
saraf lebih cepat dan e) aliran darah ke jaringan
yang aktif lebih lancar hal ini memungkinkan penyediaan
energi juga lebih lancar.
Beberapa keadaan fisiologis yang terjadi ketika
melakukan warm up. Sebagai contoh adalah peningkatan
temperatur tubuh dan otot. Peningkatan temperatur ini
mengawali: (1) peningkatan aktivitas enzim dan di dalam
reaksi metabolisme yang berhubungan dengan sistem energi,
70
(2) peningkatan aliran darah dan pertukaran oksigen, dan
(3) penurunan waktu reflek dan kontraksi (Fox, T.L.E.L.,
Bowers, R.W., dan Foss, M.L., 1993:297-298). Menurut
Michael J.A. (1996: 11) terjadi adaptasi pada peregangan
sebelum latihan. Ha ini terjadi ketika otot secara tiba-
tiba diregangkan, maka pertama-tama akan timbul stretch
reflex, selanjutnya otot yang diregangkan berkontraksi.
Kedua, selama waktu bertambahnya tingkat peregangan,
sarung-sarung (lapisan) fascial yang menyelubungi otot akan
mengalami perubahan panjang menjadi semipermanen. Sarung-
sarung tersebut meliputi epymisium, endomysium dan
perimysium. Jaringanjaringan tambahan yang beradaptasi
dengan peregangan berubah fungsinya menjadi tendons,
ligament, fascia dan jaringan scar. Peregangan pada akhimya
dapat menstimulasikan produksi dan penyimpanan bahan yang
menyerupai gel yang disebut glycoaminoglycans (GAGs). GAGs
bersama-sama dengan air dan asam hyaluron, melumasi dan
71
menjaga jarak kritis antara serat-serat jaringan penghubung
dalam tubuh.
Ketika seseorang melakukan awalan olahraga sebenarnya
terjadi awalan impuls untuk merekrut motor unit yang
digunakan saat kontraksi otot, impuls ini juga diantar ke
area kardiovaskuier. Hasilnya, dapat segera meningkatkan
aliran impuls keluar dari jaringan saraf simpatik, yang
berhubungan dengan daerah SA node jantung. Dikeluarkannya
norepineprin dari SA node menyebabkan peningkatan heart
rate. Pengurangan secara simultan aktivitas saraf
parasimpatis menyebabkan dikeluarkannya
asetilkolin dari SA node, yang menimbulkan respon
meningkatnya heart rale pada awal exercise (Fox, T.L.E.L.,
Bowers, R.W., dan Foss, M.L., 1993: 275).
2.8Faktor Cooling down
Pendinginan-down Diperdebatkan kurang dimanfaatkan
dari dua, pendinginan-down yang tidak kalah penting dari
72
pemanasan. Cool-down Latihan ini memungkinkan jantung untuk
kembali ke kecepatan normal secara bertahap, adrenalin
lebih rendah dan asam laktat tingkat mantap. Cool-down
latihan termasuk peregangan disesuaikan mirip dengan joging
pemanasan (tanpa mana otot-otot dapat dengan cepat menjadi
kaku, berpotensi menyebabkan cedera jika diberikan lagi
tanpa hati-hati), lembut dan berjalan (baik yang bekerja
untuk mengembalikan proses sirkulasi tubuh dan temperatur
kembali normal pada tingkat santai untuk menghindari
pingsan dll)
Tidak ada rezim pemanasan atau pendinginan dapat
menjamin bebas kecelakaan sesi pelatihan. Untuk masalah
daerah, mungkin mempertimbangkan olahraga mendukung sebagai
mitra untuk kegiatan pemanasan dan pendinginan. Dimana
cedera olahraga yang bersangkutan, menggunakan akal sehat.
Ada beberapa olahraga nyeri mendukung dan latihan persiapan
tidak bisa membantu. Jika khawatir tentang masalah cedera
atau kesehatan, selalu mencari pendapat medis profesional.
73
Saat kita berolahraga, otot yang bekerja akan
meningkatkan kecepatan metabolismenya untuk berusaha
memenuhi kebutuhan akan energi. Dari berbagai jenis
metabolisme yang terjadi dalam otot, metabolisme yang dapat
menghasilkan energi paling cepat adalah metabolisme yang
tidak menggunakan oksigen.
Namun di lain pihak, metabolisme jenis ini akan
menghasilkan sisa metabolisme berupa asam laktat.
Penumpukan asam laktat di dalam otot ini adalah salah satu
hal yang menyebabkan timbulnya rasa lelah pada otot.
Dengan melakukan pendinginan, penumpukan asam laktat
paska latihan akan berkurang. Kontraksi otot ringan yang
terjadi pada saat kita melakukan pendinginan, akan membantu
otot memompa aliran darah yang akan membawa asam laktat
'keluar' dari otot.
Saat berolahraga, tubuh kita juga akan merespon dengan
meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah.
Hal ini terjadi untuk meningkatkan penghantaran oksigen dan
74
bahan bakar metabolisme ke otot-otot yang bekerja dan
seluruh tubuh. Saat kita selesai berolahraga, maka
frekuensi denyut jantung dan tekanan darah ini secara alami
akan kembali turun.
Namun penurunan ini tidak boleh terjadi secara terlalu
cepat karena akan memberi dampak yang buruk bagi kesehatan
jantung, atau bahkan dapat membahayakan sesorang yang
memang sebelumnya mengalami masalah jantung. Di sinilah
pendinginan memgang peranannya.
Dengan pendinginan, kita akan menurunkan frekuensi
denyut jantung dan tekanan darah secara lebih bertahap. Hal
ini membantu Anda mendapatkan kembali kondisi tubuh yang
maksimal setalah berolahraga.
75
BAB III
KLASIFIKASI CEDERA OLAHRAGA
3.1 Jenis-jenis Cedera Olahraga
Ada beberapa jenis cedera olahraga diantaranya adalah:
Luka luar (lecet/robek)
76
Luka luar dapat dilihat dari tanda-tanda timbulnya
kemerahan pada kulit hingga robekan kulit yang mengeluarkan
darah.
Kram (cramp/kejang otot)
Kejang otot disebabkan oleh terjadinya kelelahan otot,
dehidrasi, menurunnya kadar kalsium dan kalium dalam darah.
Bagian otot yang paling sering kelelahan adalah betis
(sering disebut dengan istilah naik betis) meskipun otot
paha juga cukup rentan mengalami hal serupa. Otot yang
kelelahan akan menimbulkan nyeri yang bervariasi dari
ringan hingga sedang. Otot yang kram akan terasa keras
karena otot melakukan kontraksi (pemendekan serabut otot).
Robekan otot, putus tendon, pecah tendon (tendon rupture)
Secara tradisional, kedua cedera yang pertama ini
dikenal sebagai keseleo. Cedera ini biasanya disebabkan
oleh kurangnya pemanasan, peregangan, atau tackling keras
pada lutut/mata kaki. Robekan/putus tendon ditandai dengan
gangguan gerakan sendi. Tendon yang putus akan segera
77
tertarik oleh otot dan sulit disatukan dengan bagian tendon
lainnya yang melekat ke tulang. Tendon yang putus
memerlukan tindakan pembedahan. Terkadang, tendon dapat
pula bergeser dari tempatnya melekat. Pecah sebagian tendon
pada tumit dapat dilihat sebagai penggembungan pada bagian
tendon yang pecah.
Patah/Retak tulang
Patah tulang kecil maupun tulang panjang dapat terjadi
dalam sepakbola. Kesalahan posisi tubuh dalam mendarat atau
tackling keras dapat menimbulkan patah tulang. Jika
terjadi, pemain akan merasakan nyeri hebat. Kelainan bentuk
tulang dapat segera diamati jika patah tulang mengalami
pergeseran fragmen (sliding). Jika tidak tampak kelainan
bentuk tulang, patah tulang dapat dikenali dengan timbulnya
bunyi crepitatio (seperti krek, krek) ketika kedua fragmen
tulang digerakkan.
Patah tulang pada tulang pipa betis dapat segera
diamati dengan adanya malformasi (kecacatan) . Namun, patah
78
tulang pada bagian paha sukar diamati. Patah tulang paha
sangat mungkin menimbulkan perdarahan yang banyak, nyeri
yang hebat karena memendekknya otot paha sehingga penderita
akan segera masuk ke dalam keadaan shock akibat perdarahan.
Trauma tumpul (pukulan/sikutan/tendangan) ke arah
tubuh
Trauma tumpul pada daerah perut, pada awalnya, akan
menunjukkan jejas (tanda cedera) pada kulit di mana terjadi
benturan. Jika benturan bersifat keras dan mengenai organ
dalam perut seperti usus, lambung, hati, pankreas, dan
limpa maka perdarahan akan terjadi karena luka robek.
Perdarahan ini biasanya tidak tampak/tidak dapat dilihat.
Perdarahan organ dalam akan menimbulkan reaksihypovolemic
shock dan peritonitis (radang perut) karena banyak volume darah
yang mengalir ke rongga perut.
3.2 Cedera-cedera yang lazim Terjadi dalam Olahraga
Cedera pada olahraga mempunyai beberapa gejala cedera
tergantung jenis cedera yang terjadi. Misalnya, rasa sakit,
79
nyeri, bengkak, dan memar. Keretakan pada tulang atau
dislokasi.
Cedera olah raga yang sering terjadi adalah:
- Patah tulang karena tekanan
- Shin splints
- Tendinitis
- Lutut pelari
- Cedera urat lutut
- Punggung altit angkat besi
- Sikut petenis
- Cedera kepala
- Cedera kaki.
3.2.1 PENYEBAB
Cedera olah raga disebabkan oleh:
- metode latihan yang salah
- kelainan struktural yang menekan bagian tubuh tertentu
lebih banyak daripada bagian tubuh lainnya
- kelemahan pada otot, tendon dan ligamen.
80
Kebanyakan cedera ini disebabkan oleh penggunaan
jangka panjang, dimana terjadi pergerakan berulang yang
menekan jaringan yang peka.
3.2.2 Metode Latihan Yang Salah
Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling
sering dari cedera pada otot dan sendi. Penderita tidak
memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan
olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri.
Setiap kali otot tertekan oleh aktivitas yang
intensif, beberapa otot mengalami cedera dan otot yang
lainnya menggunakan cadangan energinya yang tersimpan
sebagai glikogen karbohidrat. Penyembuhan serat-serat otot
dan penggantian glikogen memerlukan waktu lebih dari 2
hari.
Sebagian besar program olah raga diselenggarakan
secara bergantian; hari ini melakukan latihan berat, hari
berikutnya beristirahat atau melakukan latihan ringan.
Hanya perenang yang bisa melakukan latihan yang berat dan
81
ringan setiap hari tanpa mengalami cedera. Kemungkinan daya
ampung dari air membantu melindungi otot dan sendi para
perenang.
3.2.3 Kelainan Struktural
Kelainan struktural bisa menyebabkan seseorang lebih
peka terhadap cedera olah raga karena adanya tekanan yang
tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu. Misalnya, jika
panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut
pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan
yang lebih besar.
Faktor biokimia yang menyebabkan cedera kaki, tungkai
dan pinggul adalah pronasi (pemutaran kaki ke dalam setelah
menyentuh tanah). Pronasi sampai derajat tertentu adalah
normal dan mencegah cedera dengan cara membantu menyalurkan
kekuatan menghentak ke seluruh kaki. Pronasi yang
berlebihan bisa menyebabkan nyeri pada kaki, lutut dan
tungkai. Pergelangan kaki sangat lentur sehingga ketika
82
berjalan atau berlari, lengkung kaki menyentuh tanah dan
kaki menjadi rata.
Jika seseorang memiliki pergelangan kaki yang kaku,
maka akan terjadi kebalikannya, yaitu pronasi yang kurang.
Kaki tampak memiliki lengkung yang sangat tinggi dan tidak
dapat menyerap goncangan dengan baik, sehingga meningkatkan
resiko terjadinya retakan kecil dalam tulang kaki dan
tungkai (fraktur karena tekanan).
3.2.4 Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen
Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada
kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan
mengalami robekan. Sendi lebih peka terhadap cedera jika
otot dan ligamen yang menyokongnya lemah. Tulang yang rapuh
karena osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktur).
Latihan kekuatan bisa membantu mencegah terjadinya cedera.
Satu-satunya cara untuk memperkuat otot adalah berlatih
melawan tahanan, yang secara bertahap kekuatannya ditambah.
83
3.2.5 Gejala
Nyeri pertama kali muncul jika serat-serat otot atau
tendon yang jumlahnya terbatas mulai mengalami robekan.
Menghentikan latihan pada saat nyeri terjadi, akan
mengurangi cedera pada serat-serat tersebut, sehingga
pemulihan lebih cepat terjadi. Jika latihan tidak segera
dihentikan, maka jumlah serat yang robek akan lebih banyak,
sehingga kerusakannya lebih luas dan penyembuhannya menjadi
lebih lama.
3.2.6 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, keterangan
dari penderita mengenai aktivitas yang dilakukannya dan
hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi:
- CT scan
- MRI
- Artroskopi
- Elektromiografi
84
- Pemeriksaan dengan bantuan komputer lainnya untuk menilai
fungsi otot dan sendi.
3.3 Patofisiologi Cedera Olahraga
Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh
atlet, yaitu trauma akut dan Overuse Syndrome (Sindrom
Pemakaian Berlebih). Trauma akut adalah suatu cedera
berat yang terjadi secara mendadak, seperti robekan
ligament, otot, tendo, atau terkilir, atau bahkan patah
tulang. Cedera akut biasanya memerlukan pertolongan
profesional. Sindrom pemakaian berlebih sering dialami
oleh atlet, bermula dari adanya suatu kekuatan yang
sedikit berlebihan, namun berlangsung berulang-ulang
dalam jangka waktu lama.Sindrom ini kadang memberi respon
yang baik dengan pengobatan sendiri.
Cedera olahraga seringkali direspon oleh tubuh
dengan tanda radang yang terdiri atas rubor (merah),
tumor (bengkak), kalor (panas), dolor (nyeri), dan
85
functiolaesa (penurunan fungsi). Pembuluh darah di
lokasi cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan
maksud untuk mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen
dalam rangka mendukung penyembuhan. Pelebaran pembuluh
darah ini lah yang mengakibatkan lokasi cedera terlihat
lebih merah (rubor). Cairan darah yang banyak dikirim
di lokasi cedera akan merembes keluar dari kapiler
menuju ruang antar sel, dan menyebabkan bengkak
(tumor). Dengan dukungan banyak nutrisi dan oksigen,
metabolisme di lokasi cedera akan meningkat dengan sisa
metabolisme berupa panas. Kondisi inilah yang menyebabkan
lokasi cedera akan lebih panas (kalor) dibanding dengan
lokasi lain. Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lain
akan merangsang ujung saraf di lokasi cedera dan
menimbulkan nyeri (dolor). Rasa nyeri juga dipicu
oleh tertekannya ujung saraf karena pembengkakan yang
terjadi di lokasi cedera. Baik rubor, tumor, kalor,
86
maupun dolor akan menurunkan fungsi organ atau sendi di
lokasi cederayang dikenal dengan istilah functiolaesa.
Cedera olahraga dapat diklasifikasikan sebagai cedera
ringan apabila robekan yang terjadi hanya dapat dilihat
dibawah mikroskop, dengan keluhan minimal, dan tidak
mengganggu penampilan secara berarti. Contoh yang
dapat dilihat adalah memar, lecet, dan sprain
ringan. Cedera sedang ditandai dengan kerusakan
jaringan yang nyata, nyeri, bengkak, kemerahan, panas,
dan ada gangguan fungsi. Tanda radang seperti tumor,
rubor, kalor, dolor, dan functiolaesa terlihat nyata
secara keseluruhan atau sebagian. Contoh dari cedera
ini adalah robeknya otot, tendo, serta ligament secara
parsial. Pada cedera berat terjadi robekan total atau
hampir total, dan bias juga terjadi patah tulang.
Cedera ini membutuhkan istirahat total, pengobatan
intensif, atau bahkan operasi.
87
Cedera yang sering terjadi pada atlet adalah
sprain yaitu cedera pada sendi yang mengakibatkan
robekan pada ligament. Sprain terjadi karena adanya
tekanan yang berlebihan dan mendadak pada sendi, atau
karena penggunaan berlebihan yang berulang-ulang.
Sprain ringan biasanya disertai hematom dengan
sebagian serabut ligament putus, sedangkan pada sprain
sedang terjadi efusi cairan yang menyebabkanbengkak. Pada
sprain berat, seluruh serabut ligamen putus sehingga
tidak dapat digerakkan seperti biasa dengan rasa
nyeri hebat, pembengkakan, dan adanya darah dalam sendi.
Dislokasi sendi juga sering terjadi pada
olahragawan yaitu terpelesetnya bonggol sendi dari
tempatnya. Apabila sebuah sendi pernah mengalami
dislokasi, maka ligament pada sendi tersebut akan
kendor, sehingga sendi tersebut mudah mengalami
dislokasi kembali (dislokasi habitualis). Penanganan yang
88
dapat dilakukan pada saat terjadi dislokasi adalah segera
menarik persendian tersebut dengan sumbu memanjang.
Cedera olahraga berat yang sering terjadi pada
olahragawan adalah patah tulang yang dapat dibagi
menjadi patah tulang terbuka dan tertutup. Patah
tulang terbuka terjadi apabila pecahan tulang melukai
kulit, sehingga tulang terlihat keluar, sedangkan
pada patah tulang tertutup, pecahan tulang tidak menembus
permukaan kulit. Pada kasus patah tulang, olahragawan harus
berhenti dari pertandingan, dan secepat mungkin harus
dibawa ke professional karena harus direposisi
secepatnya. Reposisi yang dilakukan sebelum limabelas
menit akan member hasilmemuaskan karena pada saat itu
belum terjadi nyeri pada tulang (neural shock).
Setelah reposisi bias dipasang spalk untuk
mempertahankan posisi dan sekaligus menghentikan
perdarahan.
89
Penyebab terjadinya cedera olahraga dapat berasal dari
luar seperti misalnya kontak keras dengan lawan pada
olahraga body contact, karena benturan dengan alat-
alat olahraga seperti misalnya stick hockey, bola ,
raket, dan lain-lain.Dapat pula disebabkan oleh keadaan
lapangan yang tidak rata yang meningkatkan potensi
olahragawan untuk jatuh, terkilir, atau bahkan patah
tulang. Penyebab dari dalam biasanya terjadi karena
koordinasi otot dan sendi yang kurang sempurna, ukuran
tungkai yang tidak sama panjang, ketidak seimbangan otot
antagonis.
3.3.1 Terapi Latihan untuk Cedera Olahraga
Olahraga prestasi memang menuntut pelakunya untuk
memiliki sekelompok otot yang lebih kuat daripada
kelompok otot lainnya. Hal ini menyebabkan adanya
ketidak seimbangan kekuatan antara sekelompok otot dengan
kelompok otot antagonisnya. Cedera otot dapat terjadi baik
pada kelompok otot yang kuat maupun kelompok otot yang
90
lemah. Sebagai contoh, seorang pelari biasanya mempunyai
otot betis yang jauh lebih kuat dibanding otot-otot pada
kaki depan. Ketidak seimbangan ini dapat menimbulkan
beberapa cedera misalnya peradangan pada tendo
achiles, strain pada otot calf, heel spur, dan
radang bursa calcaneal. Kelompok otot tibial
anteriornya dapat mengalami shin-splint, myositis
maupun tendinitis. Untuk mencegah terjadinya cedera
tersebut diperlukan program latihan peregangan pada otot
yang kencang, dan latihan penguatan bagi otot yang lemah.
Pada dasarnya program terapi latihan terdiri atas latihan
peregangan dan latihan penguatan.
1. Latihan Peregangan
Latihan peregangan secara teratur telah terbukti
sangat efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
cedera. Latihan olahraga terus menerus dapat
menyebabkan otot mengalami kekakuan dan menjadi mudah
cedera. Kekakuan pada otot juga akan mengurangi
91
jangkauan gerak sendi. Program latihan peregangan
dapat membantu mencegah terjadinya kekakuan pada
sekelompok otot, menjaga fleksibilitas persendian,
serta membantu program pemanasan sebelum melakukan
olahraga yang sesungguhnya. Ada tiga jenis teknik
peregangan yang dapat dilakukan yaitu teknik
peregangan statis, balistik, dan PNF (Propioceptive
Neuromuscular Facilitation).
Peregangan statis merupakan teknik peregangan yang
paling banyak dipergunakan.Dalam teknik ini peregangan
dilakukan secara perlahan-lahan sampai pada titik
resistensi atau sampai terasa sedikit sakit, kemudian
bertahan pada posisi meregang tersebut selama beberapa
saat. Latihan peregangan tersebut kemudian diulangi
sampai beberapa kali untuk setiap kelompok otot.
Teknik peregangan balistis merupakan teknik pereganngan
dengan gerakan yang lebih kuat dan menggunakan gerakan-
gerakan bouncing (mengayun) secara berulang-ulang.
92
Teknik ini mempunyai potensi terjadi cedera yang
cukup besar, sehingga masyarakat awam tidak dianjurkan
untuk melakukan teknik ini.
Teknik PNF banyak dipergunakan oleh para ahli
terapi fisik dalam memeriksa dan mempertimbangkan
respon fisiologis dan system saraf, otot, persendian,
maupun tendon. Teknik ini merupakan teknik peregangan
yang paling efektif, namun belum banyak dikenal oleh
masyarakat luas. Hal ini mungkin terjadi karena
pelaksanaan teknik ini lebih sulit dan membutuhkan
partner latihan. Secara umum, teknik PNF diawali
dengan peregangan otot permulaan, diikuti dengan
melakukan kontraksi otot secara isometric (dengan
daya resistensi yang diberikan oleh partner), kemudian
relaksasi untuk beberapa detik. Diakhiri dengan
peregangan pasif selama beberapa saat yang dialkukan
oleh partner dengan memberi tekanantekanan pada otot.
Ada beberapa modifikasi dari teknik peregangan PNF yang
93
memungkinkan untuk dilakukan tanpa bantuan partner,
namun pada awalnya harus mendapatkan instruksi
terlebih dahulu dari orang yang telah berpengalaman.
Beberapa pedoman yang harus diikuti pada saat
memulai program peregangan adalah:
1)Lakukan peregangan secara perlahan. Awali dan
tingkatkan intensitas peregangan dengan perlahan,
kemudian secara bertahap tingkatkan intensitasnya
sambil member kesempatan relaksasi otot, 2)Jangan
melakukan gerakan bouncing karena dapat menimbulkan
mekanisme reflek untuk menegang. Mekanisme ini justru akan
menimbulkan kontra produktif terhadap hasil peregangan,
3)Lakukan peregangan secara teratur, bahkan dianjurkan
setiap hari meskipun hari itu tidak akan melakukan
olahraga, 4)Bernafas secara normal, jangan menahan nafas
pada saat melakukan peregangan, 5)Rileks dan nikmati
peregangan yang dilakukan. Peregangan tidak hanya
efektif untuk mengurangi ketegmeneangan yang
94
dilakukanangan otot, namun juga dapat membantu mengurangi
tekanan emosional dan menimbulkan rasa sehat pada
tubuh secara menyeluruh (Anderson, 2005).
2. Latihan Penguatan
Hampir semua jenis olahraga membutuhkan kombinasi
antara kekuatan, kecepatan, koordinasi, dan ketahanan
tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet
dengan kekuatan yang lebih besar akan lebih jarang terkena
sindrom pemakaian berlebih. Latihan penguatan otot tidak
hanya menghasilkan kekuatan otot, namun juga
mengurangi tekanan pada persendian. Ketika otot telah
berkembang menjadi kuat, maka akan mengontrol dengan baik
gerakan tulang belakang dan anggota tubuh lainnya, misalnya
pada saat gerakan melompat dan melempar.
Kelompok otot juga harus dilatih untuk mendukung
koordinasi gerakan, menyesuaikan pola gerakan sehingga
terhindar dari ketegangan pada kelompok otot maupun
tendo tertentu (terhindar dari sindrom pemakaian
95
berlebih). Latihan ketahanan otot juga memungkinkan
meningkatnya koordinasi gerak, keterampilan, serta
kekuatan tubuh yang terkontrol selama melakukan
aktivitas olahraga dalam jangka waktu lama. Program latihan
penguatan yang terbaik meliputi kombinasi antara latihan
kekuatan (power training) dan latihan ketahanan (endurance
training).
Tubuh manusia dilengkapi dengan kemampuan yang
luarbiasa untuk beadaptasi dengan setiap tekanan yang
ditimpakan kepadanya. Selama melakukan latihan
penguatan, otot tubuh diharapkan dapat beradaptasi
dengan tekanan dan beban berlebih yang ditimpakan
secara berulang. Secara anatomis dalam tubuh manusia ada
dua macam serabut yaitu serabut otot cepat dan serabut
otot lambat. Serabut otot cepat akan merespon
latihan dengan beban berat namun ulangan sedikit, dan
sebaliknya dengan serabut ototakan merespon latihan dengan
beban sedang atau ringan dengan banya ulangan.
96
Metode latihan penguatan dapat dibedakan dalam
tigakelompok yaitu: metode isometric, isotonis, dan
isokinetis. Metode isometric membutuhkan ontraksi otot
melawan resistensinya tanpa harus mengubah panjang
otot dan mengubah sudut persendian. Metode isotonis
membutuhkan perubahan panjang otot dan perubahan posisi
persendian pada saat memindahkan gerakan resistensi atau
memindahkan berat dalam bentuk lingkungan gerakan. Metode
isokinetis menggunakan kecepatan yang konstan dengan
resistensi yang bervariasi selama melakukan gerakan
melengkung. Resistensi yang bervariasi tersebut dimaksudkan
bahwa apabila kekuatan melawan otot berubah, maka berubah
pula posisi sendinya. Hal ini penting karena kekuatan yang
ada pada otot tergantung pada sudut persendian.
Dengan melakukan resistensi otot yang berubah-ubah,
maka otot akan menjadi kuat secara efektif pada setiap
posisi persendian yang ada (Taylor, 1997).
97
Ketiga metode latihan tersebut dapat memberi hasil
optimal baik pada kekuatan,power, maupun ketahanan otot
apabila menggunakan beban yang progresif (dilakukan
penambahan beban secara bertahap). Latihan dengan
metode isometric dapat menimbulkan ketegangan dan
resistensi pada otot tanpa harus mengubah posisi sendi.
Latihan ini sangat bermanfaat bagi otot yang terisolasi
dan mengemabngkan bagian-bagian yang sulit dijangkau,
serta memberikan resistensi secara aman. Metode
isometric sangat bemanfaat untuk menguatkan otot-otot
yang berada di dekat persendian. Misal latihan untuk leher
dan kepala. Metode isometric membantu meningkatkan
kesehatan otot pada saat melakukan program
penyembuhan cedera. Kelemahan dari metode ini adalah
manfaat yang hanya terbatas pada satu posisi latihan saja,
dan tidak bisa meningkatkan kekuatan yang meliputi
keseluruhan gerak sendi.
98
Metode latihan isotonis merupakan metode latihan
penguatan yang paling umum dilakukan (Gould, 2005).
Metode isotonis sangat bervariasi, meskipun pada dasarnya
beprinsip pada pemberian beban dan tekanan yang
berlebihan untuk mendapatkan respond an adaptasi otot,
sehingga kekuatan otot meningkat. Program latihan
resistensi progresif merupakan jenis metode latihan
resistensi yang paling banyak digunakan karena dapat
melatih kekuatan sekaligus ketahanan. Dalam metode ini
terdapat tiga set latihan yang masing-masing harus
dilakukan sehingga bertahan 5 detik denagn 10 kali
pengulangan setiap set nya. Set pertama menimbulkan 50%
dari daya resistensi maksimum, set ke dua 75% daya
resistensi maksimum, sedangkan set ke tiga 100% daya
resistensi maksimum. Latihan ditingkatkan secara bertahap
dari minnggu ke minggu sehingga aman untuk pemula dan untuk
rehabilitasi cedera.
99
Metode Piramid dalam mengangkat beban dapat
dilakukan dengan mengangkat beban ringan sebanyak 10
kali, kemudian istirahat sebentar dan diikuti dengan
pengangkatan 6 kali menggunakan beban sedang. Setelah
istirahat sebentar, diakhiri dengan pengulangan 4
kali menggunakan beban berat. Metode piramid akan
menambah massa otot dan meningkatkan kekuatannya.
Disamping itu ada juga metode latihan penguatan
dengan menggunakan beban berat kemudian diikuti beban
ringan. Metode ini disebut Oxford Programyang dirancang
untuk menghindari kelelahan dengan beban awal yang
maksimal. Pengulangan dilakukan 6-10 kali menggunakan
beban maksimal, kemudian diikuti beban ringan dengan
pengulangan 10 kali. Teknik ini hanya dianjurkan
untuk atlet yang telah memiliki pengalaman latihan
beban sebelumnya, karena mudah menimbulkan ketegangan otot,
ligament, dan tendo.
100
BAB IV
PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN CEDERA
4.1 Penanganan dengan system RICE
RICE memang berarti beras/nasi dalam Bahasa Inggris,
namun RICE yang dimaksud adalah penanganan pada saat
cedera, berikut pengertian tentang RICE:
1 Rest
Biasa juga diartikan dengan istirahat, yang
dimaksudkan dengan istirahat ini, bahwa bagian tubuh yang
cedera tersebut diistirahatkan dari aktivitas. Disini
101
sering terdapat kekeliruan oleh masyarakat kita, kekeliruan
yang biasa sering dijumpai, bahwa cedera yang dialami
biasanya akan dibawa langsung ke tukang pijat. Inilah
kekeliruan dasar yang terkadang dilakukan oleh beberapa
dari kita.
Tahukah anda pengaruh bila cedera akut diberikan pijatan?
Penjelasannya seperti ini, setiap kasus cedera akut,
maka pembuluh darah disekitar daerah cedera akan mengalami
vasiodilatasi alias pelebaran pembuluh darah. Sedangkan
bila anda ke tukang pijat, dan memijat daerah yang cedera,
hanya akan menambah pembengkakan yang terjadi. Bila
dibayangkan, bila cedera yang memang sudah bengkak, terus
dipijat lagi?? Pastinya akan tambah bengkak!!
102
Setelah anda istirahat, lanjutkan penanganan ke metode
berikutnya.
2. Ice
Ice yang dimaksud kali ini, yakni pemberian es di
daerah yang cedera, tujuan dari pemberian es ini yaitu agar
pembuluh darah yang tadinya melebar (vasodialatasi),
menjadi menyempit (vasokonstriksi), sehingga dengan adanya
penyempitan (vasokontriksi) pembuluh darah, maka akan
disertai dengan menurunnya aktualitas bengkak dan nyeri
pada daerah yang cedera.
3. Compress
Compress atau penekanan biasa diartikan dengan
memberikan elastic perban didaerah yang cedera. Pemberian
penekanan dengan menggunakan elastic perban ini dimaksudkan
untuk member penekanan pada daerah yang bengkak, sehingga
cedera yang bengkak tadi menjadi berkurang bengkaknya.
5. Elevate
103
Metode yang terakhir ini berarti meninggikan daerah
tubuh yang cedera tersebut. Tujuan dari meninggikan daerah
yang cedera tersebut yaitu untuk membuat sirkulasi darah
didaerah cedera menjadi lancar.
4.2 Penanganan Tradisional
Berdasarkan pengalaman salah seorang pemain tim
nasional Indonesia asal klub Persipura Jayapura, Ricardo
Salampessy, saat mengalami cedera lutut parah dapat
disembuhkan dengan metode pijatan dan ramuan tradisional
asal papua.
Selama cedera, Ricardo Salampessy secara rutin memijitkan
lututnya kepada ahli terapis tradisional dan dioleskan pula
ramuan terbuat dari jahe merah asal papua.
104
Proses penyembuhan cederanya berlangsung selama 3
bulan sehingga lebih cepat daripada penanganan operasi yang
memakan waktu selama 6 bulan seperti yang disarankan.
Metode penyembuhan yang dilakukan ahli terapis
tradisional untuk setiap jenis cedera bervariasi. Sebagai
acuan titik pemijatan terletak pada telapak kaki kemudian
bergerak ke bagian lain tubuh yang berhubungan dengan
cedera.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara penanganan
cedera lutut, engkel dan memar.
4.2.1 Cedera lutut
Jika terjadi dislokasi lutut maka langkah awalnya
adalah mengembalikan posisi ujung lutut kepada posisi
semula. Cedera di bagian lutut, dimulai dengan tahap
pemijatan telapak kaki agar peredaran darah mengalir lancar
ke jantung. Dilanjutkan dengan memijat daerah sekitar lutut
mengarah ke jantung.
105
4.2.2 Cedera engkel
Cedera engkel ditangani melalui pemijatan telapak
kaki, kemudian diurut di bagian engkel secara perlahan
sambil diberikan tekanan yang mengarah ke atas. Untuk
mengembalikan fungsi kerja otot, persendian digerakkan
kearah berbeda.
4.2.3 Cedera memar
Pemijatan berawal dari ujung kaki menuju otot bagian
tubuh lain yang masih berhubungan dengan lokasi cedera.
Cedera memar tidak boleh dipijat pada bagian yang cedera.
Cara pengobatan tradisional untuk mengobati cedera
olahraga sepak bola maupunpenyakit umumnya memang
dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat di Indonesia.
Keyakinan kuat manfaat pengobatan tradisional sudah dikenal
secara turun temurun sebagai bagian dari budaya masyarakat
lokal.
106
Menurut dr. Jhon Kambu seorang dokter tim sepakbola
asal papua menyatakan bahwa beberapa pengobatan tradisional
menggunakan metode pijatan dan ramuan tradisional tidak
bertentangan dengan ilmu kedokteran. (Tabloid Soccer
edisi17/XI, 23 Oktober 2010).
Namun harus diingat bahwa memilih ahli terapis
tradisional harus selektif dan berhati-hati karena apabila
terjadi kesalahan maka akibatnya menjadi fatal yaitu tidak
dapat kembali bermain sepak bola atau pensiun.
Seringkali cedera dialami seseorang bukan karena nasib
buruknya, namun disebabkan dia tidak mematuhi beberapa
aturan dalam berolahraga. Bagi Anda yang gemar berolahraga
tentu pernah mengalami cedera, baik itu yang bersifat
ringan ataupun sakit yang berat.
Sebelum melakukan olahraga, hal yang terpenting untuk
diperhatikan adalah peralatan dan kelengkapan yang
dibutuhkan. Kelengkapan olahraga dapat menghindarkan
seseorang dari kecelakaan saat beraktivitas. Untuk olahraga
107
yang membutuhkan seseorang berlari, maka kelengkapan
pertama yang dipenuhi yakni sepatu, kaos kaki dan lain
sebagainya yang digunakan di area kaki.
4.3 Penanganan para medis
Semua olahraga memiliki risiko cidera, dimana pada
saat cidera, kualitas dan performa atlet di lapangan akan
menurun.Ada dua jenis cidera dalam berolahraga. Cidera
langsung (traumatic injury) maupun tidak langsung (overuse
injury).Traumatic injury di sini dapat dilihat dengan jelas
penyebabnya. Misalnya jatuh, salah gerak, tertabrak, dan
lain-lain sehingga menyebakan robekan/putusnya jaringan
lunak (soft tissue) seperti ligamen, otot, tendon hingga
terjadinya fraktur (patah tulang). Pada kondisi yang
seperti ini, diperlukan penanganan medis professional
seperti dokter atau fisioterapis.
Overuse injury yaitu cedera yang diakibatkan karena
tekanan berulang-ulang biasanya diakibatkan karena
108
pemakaian berlebih. Berhubungan dengan beratnya beban
latihan, istirahat yang kurang, perawatan cedera sebelumnya
yang kurang tepat serta persiapan dalam pertandingan
seperti warming up, stretching dan cooling down setelah
pertandingan yang kurang maksimal dan efektif.
Pada saat cedera, tubuh meresponnya dengan tanda-tanda
peradangan dari dalam tubuh
seperti rubor (kemerahan), tumor (bengkak), kalor (panas), dol
or (nyeri) serta functiolesa (penurunan fungsi). Respon
tersebut bertujuan untuk memulihkan jaringan yang cedera.
Pembuluh darah di tempat yang mengalami cedera akan
melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk mengirim lebih
banyak nutrisi dan oksigen supaya mempercepat penyembuhan.
Adanya pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan tempat yang
cidera menjadi lebih terlihat kemerahan (rubor), dan darah
yang banyak ini akan merembes dari kapiler menuju ruang
antar sel sehingga akan terlihat bengkak (tumor). Karena
109
banyaknya nutrisi dan oksigen sehingga metabolisme
meningkat dengan sisa metabolisme berupa panas (kalor).
Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lainnya ini
akan merangsang syaraf perasa nyeri di tempat yang cedera
sehingga timbul nyeri (dolor). Semuanya akan mengakibatkan
penurunan fungsi sendi (functiolesa).
Pada saat terjadi cidera banyak yang masih bingung dalam
penanganan cidera. Kebanyakan langsung memberikan balsam
ataupun pijatan. Sebuah penangan yang tidak tepat.
Penanganan yang tidak tepat akan memperburuk cidera dan
memperlambat proses penyembuhan.
4.4 Tindakan P3K
Di dalam melakukan suatu kegiatan, misalnya bekerja,
belajar, wisata, bermain, atau berolahraga, ada kalanya
sering terjadi bahaya atau kecelakaan. Adapun langkah-
langkah awal pendidikan penyelamatan adalah sebagai
berikut. Menyelamatkan jiwa korban Seseorang yang menjadi
110
korban di mana dan kapan saja, tindakan yang pertama
adalah menyelamatkan jiwa korban. Jiwa korban adalah hal
yang penting yang harus ditolong.
b. Mencegah terjadinya cidera yang parah Jika terjadi
kecelakaan atau bahaya, tindakan yang perlu diambil adalah
mencegah terjadinya cidera yang parah. Cidera yang parah
juga terjadi pada saat penyelamatan yang salah dan tergesa-
gesa, biasanya luka menjadi infeksi, atau patah tulang.
c. Mencegah atau mengurangi sakit. Korban kecelakaan atau
bahaya biasanya merasakan rasa sakit. Sehingga denganadanya
penyelamatan si korban berkurang rasa sakitnya.
d. Menghilangkan rasa ketakutan Perasaan rasa takut
terhadap si korban selalu menyelimuti, misal luka tambah
parah atau kehilangan anggota badan, dan lain-lain.
4.4.1 Prinsip dan Peraturan Penyelamatan
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pendidikan
keselamatan adalah:
111
a. Sikap tenang (tidak panik), tindakan yang harus
dilakukan tidak tergesa-gesa, perhatikan si korban, lakukan
tindakan secara hati-hati.
b. Perhatikan pernapasan si korban kecelakaan atau bahaya,
apapun perlu perhatian tentang pernapasan sikorban,
misalnya napas tersengal-sengal, napas terganggu, atau
pernapasan terhenti.
c. Hentikan pendarahan Hentikan pendarahan apabila terjadi,
karena apabila tidak segera dilakukan akan menimbulkan
kematian.
d. Mengamankan si korban, korban harus diamankan dari
bahaya/kejadian yang akan timbul lagi, misalnya di jalan
raya dan di sungai.
e. Lakukan penyelamatan di tempat Sebelum di bawa ke
dokter, korban harus ditolong di tempat yang aman.
f. Lakukan tindakan penyelamatan dengan cepet, tepat, dan
hati-hati Perhatikan pertolongan secara cepat dan tepat
pada diri si korban, yang membahayakan tubuh korban.
112
Pendidikan keselamatan juga perlu diperhatikan,
apabila terjadi korban secara massal
(banyak), misal korban tsunami, gempa, gunung meletus,
keracunan, atau kecelakaan di
laut, darat, dan di udara. Korban yang masih bernapas kita
prioritaskan, pendarahan,
shock, patah tulang, luka-luka atau memar.
4.4.2 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) terhadap
Jenis Luka Ringan
Kegiatan P3K lebih mengutamakan pada pertolongan
pertama, artinya korban sebelum dibawa ke rumah sakit
terlebih dahulu dilakukan penyelamatan.
Misalnya, terjadi kecelakaan terkena pisau dengan luka yang
terlalu dalam.
Sambil menunggu kendaraan atau pertolongan medis tiba,
sebaiknya dilakukan tindakan
penyelamatan seperti pembalutan dengan diberi betadin dan
sebagainya.
113
Pertolongan pertama dilakukan untuk memberikan perawatan
pada korban sebelum
pertolongan yang lebih lanjut diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan yang lain.
Luka adalah jaringan kulit yang terputus, robek, rusak oleh
suatu sebab.
Macam-macam luka adalah sebagai berikut:
a. luka memar, kena pukul,
b. luka gores,
c. luka tusuk,
d. luka potong,
e. luka bacok,
f. luka robek,
g. luka tembak, dan
h. luka bakar.
Dasar pertolongan luka dengan pendarahan keluar:
a. Hentikan pendarahan.
b. Ditinggikan bagian yang luka.
114
c. Luka dibersihkan dengan air (mercurnochook 2%).
d. Diberi bubuk sulfanilaid.
e. Luka ditutup dengan kain kasa steril.
f. Segera dibawa ke dokter apabila luka lebar dan dalam.
Pertolongan pada daerah anggota badan.
1. Di kepala
- korban ditidurkan terlentang tanpa bantal, jika pingsan,
dan
- lakukan tindakan P3k.
2. Di badan (tubuh) luka tertutup
Tanda-tandanya berdarah, merah muda, dan berbusa.
- tidurkan setengah duduk,
- dikompres dengan es/air,
- tidak diajak berbicara,
- beri minum air larutan garam, dan
- bawa segera ke dokter.
3. Luka di badan (tubuh) terbuka
115
- tidurkan setengah duduk,
- rawat lukanya,
- beri plester (penahan) agar udara tidak masuk, dan
- bawa segera ke rumah sakit.
4. Luka melintang di perut
- tidurkan setengah duduk,
- luka ditutup,
- pasang pembalut di daerah luka,
- tidak boleh diberi minum,
- tidak disentuh yang luka, dan
- bawa segera ke dokter.
5. Luka membujur di perut
- tidurkan telentang,
- lakukan P3K, dan
- segera bawa ke dokter.
Catatan:
Luka yang tidak segera mendapat pertolongan, akan
mengakibatkan:
116
- pendarahan,
- infeksi,
- cacat, dan
- shock
BAB V
PERAWATAN CEDERA OLAHRAGA
5.1 Fisioterapi Olahraga
117
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan dan mahluk sosial
kultural spritual, yang mempunyai kapasitas fisik dan
kemampuan fungfsional sesuai dengan tumbuh kembangnya, dan
memiliki kebutuhan untuk melakukan aktivitas hidupnya
sesuai dengan peran dan fungsinya dalam keluarga maupun
masyarakat. Kebutuhan inilah yang menjadi fokus
perhatian fisioterapi.
Fisioterapi adalah upaya pelayan kesehatan profesional
yang bertanggung jawab atas kapasitas dan kemampuan
fungsional bagi umat manusia, yang mempunyai kelainan dan
kecacatan fisik yang bersifat sementara dengan menggunakan
modalitas sumber fisis, manual terapi dan terapi latihan.
Dengan kata lain fisioterapi adalah cara untuk
memaksimalkan fisik dan potensi gerakan yang mengalami
gangguan kesehatan fisik,dimana fisioterapis hadir melalui
kemitraan antara seorang fisioterapis dan orang yang
membutuhkan bantuan.
118
Kesehatan fisik yang baik adalah sangat penting bagi
setiap orang untuk berfungsi mandiri dalam masyarakat.
Kesehatan fisik juga menfasilitasi interaksi dan pelibatan
kelompok masyarakat dan membawa dampak langsung untuk
kesehaan mental. Untuk itulah pelayanan Fisioterapi sangat
dibutuhkan bagi kesehatan fisik umat manusia.
Tujuan fisioterapi untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara optimal, agar dapat menjalankan tugas dan
kewajibannya sesuai dengan peran dan fungsinya dalam
keluarga dan masyarakat. Hal ini ditujukan kepada semua
orang yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku
kepercayaan, politik, dan status sosoial ekonomi.
Berdasarkan pada pengertian fisioterapi maka unit
fisioterapi yang ada di Rumah Sakit, Pusat Rehabilitasi,
beberapa puskesmas, Klinik swasta dan beberapa asosiasi
independen memberikan jenis-jenis Fisioterapi sebagai
berikut:
119
1. Electrotherapy:
- Short Wave Diathermy/UKG
- Stimulasi Listrik/ Faradication Galnication
- Ultra Sonic
2. Actinotherapy:
- Infra Red
- Ultra Violet/Hoogtezon
3. Traction:
- Cervical
- Lumbal/Pelvic
4. Exercise Therapy:
- Passive
- Active
- Walking Training/Walker
- Crutch/Tripot/Stick
120
5. Breating Exercise & Postural Drainage
6. Prae & Post operasi Exercise
7. Prae & Partum Exercise
8. Test & Evaluation:
- Manual muscle test
- Range of motion
9. Massage & Manipulasi
10. DLL
Dengan berbagai macam jenis fisioterapi tersebut maka
fisioterapi menangani kondisi-kondisi atau kasus penyakit
antara lain sebagai berikut:
1. Kondisi Pediatrik.
Contoh: Spina Bifida, Bell's Palsy, Club Foot dll
2. Kondisi Ginekologi dan Obstetri.
- Peradangan, kelainan menstruasi dsn kemandulan
Contoh: Salphingitis, Adnexitis, Dismenorhea dll
- Kehamilan dan masa nifas. Terapi Senam kehamilan dan
nifas.
121
3. Kondisi Orthopedi.
- Kondisi sejak lahir.
Contoh: Torticolis, Talipes Equinovarus dll
- Kondisi trauma.
Contoh: Strain, Sprain,Fractur, Dislocation dll
- Kondisi Kerusakan dan kelainan.
Contoh: Rheumatoid Arthritis, Bursitas Osteoarthritis,
Osteporose dll
- Kondisi salah sikap.
Contoh: Scoliosis, Lordosis, Kyposis
4. Kondisi Neurologi.
- Kondisi susunan Saraf Pusat Jenis Upper Motor Neuron.
Contoh: Cerebral Palsy, Meningoencephalis dll
- Kondisi Susunan Saraf Perifer dan Pusat Jenis Lower Motor
Neuron.
Contah: Atrophy, Bell's Palsy dll
- Kondisi Neurologi lain.
Contah: Paralisis Agitas, Cerebellar, Choroa dll
122
5. Kondisi Kardio – Respirasi.
- Gangguam jantung.
Contoh: Mitral Desease, Pulmonary Stenosis, Aortic Desease
dll
- Gangguan sistema respiratori.
Contoh: Bronchitis Chronic, Asthmatis Bronciale, Pleuritis
dll
6. Kondisi Telinga Hidung Tengkorak.
Contoh: Otitis media, Tuber catar, Sinusitis dll
7. Cedera karena Olahraga.
Dalam pelayan Fisioterapi kerjasama tim sangat
dibutuhkan, yang meliputi Dokter Spesialis/Umum dan
Fisioterapis. Di Rumah Sakit dan Struktur organisasi
lainnya, biasanya seorang dokter merujuk ke Fisioterapis
setelah pemeriksaan/diagnosa. Fisioterapis dapat juga
meminta rujukan bila yakin perawatan Fisioterapi
menguntungkan untuk masalah spesifik Fisioterapi. Namun
secara khusus, seorang Fisioterapis dapat memberikan
123
konsultasi tanpa adanya rujukan dari seorang dokter.
Oleh karena itu, dalam halaman ini saya akan menulis
beberapa kondisi/kasus fisioterapi dan treatment-
treatmentnya dengan menggunakan metode Fisioterapi,
terutama kasus Fisioterapi yang sering dikeluhkan oleh para
penderita.
5.2 Massage Olahraga
Massage Olahraga harus memainkan peranan yang penting
dalam kehidupan setiap olahragawan baik laki-laki maupun
wanita apakah mereka itu mengalami cidera atau tidak.
Massage memiliki sejumlah manfaat baik secara fisik,
fisiologis maupun psikologis.
Massage dapat:
• Menjaga tubuh secara umum dalam kondisi yang lebih baik.
• Mencegah cedera dan hilangnya mobilitas.
• Merawat dan memulihkan mobilitas pada cedera jaringan
otot.
124
• Meningkatkan kinerja.
• Memperluas keseluruhan kehidupan karir olahraga Anda
5.2.1 Efek fisik dari massage
• Pumping - gerakan membelai (stroking) dalam massage akan
mengisap cairan melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening. Dengan meningkatkan tekanan di depan pada teknik
stroke, vakum (pengosongan) dibuat di belakang. Hal ini
terutama penting dalam ketegangan atau kerusakan jaringan
otot sebagaimana otot kencang akan menekan darah keluar
seperti spons, menghilangkan jaringan nutrisi vital dan
energi untuk perbaikan.
• Peningkatan permeabilitas jaringan - Deep massage
menyebabkan pori-pori di membran jaringan terbuka,
memungkinkan cairan dan nutrisi untuk melewatinya. Ini
membantu menghilangkan produk-produk limbah seperti asam
laktat dan mendorong otot untuk mengambil oksigen dan
nutrisi yang membantu mereka pulih lebih cepat.
• Peregangan - Massage dapat meregangkan jaringan yang
125
tidak dapat meregang dalam metode biasa. Kumpulan serat
otot dapat teregang secara memanjang serta menyamping.
Massage juga dapat meregangkan selubung atau fasia yang
mengelilingi otot, sehingga melepaskan ketegangan.
• Menguraikan jaringan parut - jaringan parut adalah hasil
dari cedera atau trauma sebelumnya dan dapat mempengaruhi
otot, tendon dan ligamen. Hal ini dapat mengakibatkan
jaringan menjadi tidak fleksibel sehingga rentan terhadap
cedera dan rasa sakit.
• Meningkatkan elastisitas jaringan - pelatihan yang keras
dapat membuat jaringan keras dan tidak elastis. Ini adalah
salah satu alasan mengapa pelatihan yang keras mungkin
tidak menghasilkan perbaikan. Massage dapat membantu
mengembalikannya dengan cara meregangkan jaringannya.
• Membuka mikro-sirkulasi – Massage dapat meningkatkan
aliran darah ke jaringan, begitu pula latihan. Massage juga
dapat membuka atau melebarkan pembuluh darah dan
peregangannya yang memungkinkan nutrisi ini lewat lebih
126
mudah.
5.2.2 Efek fisiologis massage olahraga
• Pengurangan Nyeri - Ketegangan dan produk-produk sisa
metabolisme pada otot dapat menimbulkan rasa nyeri. Massage
membantu mengurangi ini dalam banyak cara, termasuk tubuh
melepaskan endorfin.
• Relaksasi – relaksasi otot melalui panas yang dihasilkan,
sirkulasi dan peregangan. Mechanoreceptors memberikan
sensasi sentuhan, tekanan, pemanjangan dan penghangatan
jaringan yang dirangsang yang menyebabkan refleks
relaksasi.
5.2.3 Efek psikologis massage
• Mengurangi kegelisahan - melalui efek yang disebutkan di
atas diinduksi dan relaksasi sehingga mengurangi tingkat
kecemasan.
127
• menyegarkan - jika pijatan dilakukan dengan gerakan cepat
seperti apa yang akan dilakukan sebelumnya maka hal ini
dapat menghasilkan perasaan yang menyegarkan
5.3 Theraphy massage
Terapi pijat lebih dari santai me-time. Studi terus
membuktikan manfaat fisik, dan emosional bahkan sesi terapi
pijat tunggal. Karena jumlah manfaat kesehatan terbukti
tumbuh, begitu juga jumlah orang Amerika yang beralih ke
Massage Envy untuk gaya hidup yang lebih seimbang. Bahkan,
kami telah menyediakan lebih dari 50 juta terapi pijat
nasional. Itu banyak bahagia, pelanggan sehat.
5.3.1 Terapi Pijat Meredakan Stres
Stres lega adalah salah satu manfaat pertama yang
datang ke pikiran ketika berpikir tentang terapi pijat. Ini
juga merupakan komponen kunci bagi siapapun yang mencoba
untuk mencapai gaya hidup sehat. Studi klinis menunjukkan
bahwa bahkan satu sesi 1 ½ jam secara signifikan dapat
128
menurunkan denyut jantung, kadar kortisol dan insulin-yang
semuanya membantu mengurangi stres melalui terapi pijat.
Merawat tubuh Anda harus di bagian atas prioritas
anda. Dengan menambahkan terapi pijat untuk rutinitas anda
sekarang, anda akan merasa, melihat dan hanya lebih sehat
jauh ke masa depan. Bahkan, menghilangkan stres saja dapat
meningkatkan vitalitas dan keadaan pikiran. Jadi apa cara
yang lebih baik untuk persiapan yang panjang, bahagia hidup
daripada santai, terapi pijat?
Jika anda ingin menambahkan pijat menghilangkan stres
untuk program kesehatan anda, tahu bahwa keanggotaan Envy
Pijat bisa menjadi sekutu kuat ketika memerangi tekanan
sehari-hari dan kecemasan. Selain menghilangkan stres,
terapi pijat yang sedang berlangsung dapat mengurangi rasa
sakit, meningkatkan tingkat energi dan meningkatkan kinerja
secara keseluruhan fisik dan mental. Berpengalaman, terapis
profesional kami di Pijat Envy dan Pijat Envy lokasi Spa
129
nasional menyesuaikan setiap sesi pijat untuk memenuhi
kebutuhan pribadi anda.
5.3.2 Terapi Pijat Relaksasi Mendorong
Tubuh dapat menghasilkan penumpukan sehat hormon
ketika kita terjebak dalam lalu lintas atau memenuhi
tenggat waktu kerja. Tingkat terpendam dari "hormon stres"
kortisol dapat menyebabkan sulit tidur, sakit kepala dan
masalah pencernaan bahkan.
Masukkan terapi pijat. Pijat telah terbukti menurunkan
kortisol dalam tubuh. Hal ini memungkinkan tubuh untuk
memasuki mode istirahat-dan-recovery santai: efek yang
tetap hidup lama setelah pijat selesai. Bahkan, pijat
memicu sejumlah respon kimia otak yang dapat mengakibatkan
perasaan abadi relaksasi, menurunkan stres dan meningkatkan
suasana hati.
Massage Envy dan Pijat Envy Spa menawarkan berbagai
gaya santai terapi pijat dan teknik untuk membantu kick
memulai proses relaksasi. Jika Anda menikmati bersantai
130
terapi pijat, tahu bahwa keanggotaan Envy Pijat bisa
menjadi sekutu kuat dalam program kesehatan Anda. Selain
mendorong relaksasi, terapi pijat yang sedang berlangsung
dapat mengurangi rasa sakit, meningkatkan tingkat energi
dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan fisik dan
mental. Massage Envy dan Pijat Envy Spa terapis profesional
menyesuaikan setiap sesi pijat untuk memenuhi kebutuhan
pribadi anda.
5.3.3 Terapi Pijat Meningkatkan Postur
Dari rapat dewan kelompok kecurangan, ada banyak
ketegangan hari ini-seperti di leher dan punggung
ketegangan. "Leher dan punggung kami sakit, dan sikap tubuh
yang buruk adalah No 1 pelakunya," kata Janice Novak, MS,
penulis buku, Postur, dapatkan lurus!(Perigee Perdagangan,
1999).
Ketika anda membungkuk ke depan, tubuh anda tidak
benar selaras. "Tidak hanya sikap tubuh yang buruk terlihat
buruk, tetapi memaksa beberapa otot untuk bekerja sangat
131
keras sepanjang hari sementara yang lain mendapatkan lebih
lemah," kata Novak. Postur tubuh yang buruk dapat
menempatkan Anda dalam kemerosotan lain juga. "Ketika anda
membungkuk, anda menekan pada organ internal anda, yang
mempengaruhi pencernaan," kata Novak, menambahkan bahwa
sirkulasi dan kapasitas pernapasan dapat menerima pukulan
juga.
Tidak seperti kebiasaan buruk lainnya, sikap tubuh
yang buruk dapat santai untuk memperbaiki. Kenapa? Karena
pijat dapat membantu mendapatkan tubuh anda kembali ke
jalur. Membiarkan tubuh untuk memperkuat gerakan sehat dan
alami dapat menjadi salah satu aspek yang paling
menguntungkan dari terapi pijat.
Pijat dapat bersantai dan mengendurkan otot-otot yang
dibuat sakit oleh postur tubuh yang buruk, sehingga tubuh
Anda untuk memposisikan diri dalam alam dan bebas rasa
sakit-postur.
132
Dengan pijat yang sedang berlangsung otot-otot yang
kendur dan santai-sendi memiliki kebebasan yang lebih besar
dan titik-titik tekanan yang lega. Hal ini memungkinkan
tubuh untuk memposisikan diri dalam posisi yang sehat dan
alami, sehingga menghindari gerakan dan posisi yang
dikembangkan dari waktu ke waktu sebagai reaksi terhadap
rasa sakit.Jika pijat yang sedang berlangsung adalah
menarik bagi Anda, silahkan kunjungi halaman keanggotaan
Massage Envy.
5.3.4 Terapi Pijat Menurunkan Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi memiliki kesalahpahaman lebih
dari hampir semua kondisi medis lainnya. Berikut adalah
beberapa kesalahpahaman umum menurut American Heart
Association:
Mitos: Tekanan darah tinggi memiliki banyak gejala
Fakta: Tekanan darah tinggi memiliki gejala NO. Itu
sebabnya itu sering disebut silent killer.
133
Mitos: Tekanan darah tinggi adalah masalah pria
Fakta: Tekanan darah tinggi dapat menjadi masalah siapa
pun. Bahkan, wanita perlu menyadari hal-hal tertentu yang
dapat menempatkan mereka pada risiko lebih besar daripada
laki-laki.
Mitos: Anda tidak perlu memiliki tekanan darah tinggi Anda
diperiksa sampai Anda mencapai usia pertengahan.
Fakta: Anak-anak semuda enam dapat memiliki tekanan darah
tinggi. Ini adalah ide yang baik untuk mulai memiliki
tekanan darah Anda diperiksa pada usia dini.
Salah satu cara efektif untuk mencegah tekanan darah
tinggi secara alami adalah terapi pijat. Studi jangka
panjang telah menunjukkan bahwa program pijat konsisten
dapat menurunkan tekanan darah diastolik dan sistolik,
menurunkan tingkat stres kortisol-hormon saliva dan urin,
134
dan sumber yang lebih rendah untuk depresi, kecemasan dan
permusuhan.
Jika anda atau seseorang yang anda kenal sedang
mencari cara alami untuk membantu menurunkan tekanan darah,
silakan kunjungi halaman keanggotaan Massage Envy kami untuk
mempelajari lebih banyak.
5.3.5 Terapi Pijat Santai Otot
Kita semua telah menderita rasa sakit yang terkait
dengan sesi latihan terlalu bersemangat. Tapi tahukah Anda
bahwa kebanyakan orang Amerika mengalami leher, nyeri
punggung dan otot dari kegiatan yang kurang berat
lain? Anehnya, itu duduk. Sakit punggung kronis, yang
merupakan penyebab kedua paling umum dari kecacatan dan
atas alasan hilang pekerjaan, dapat menjadi hasil dari
postur yang tidak benar saat duduk dan berdiri.
Selain itu, membawa ekstra berat, postur yang buruk,
dan gerakan berulang atau berlebihan dapat menempatkan
ketegangan pada daerah sensitif belakang dan lainnya.Strain
135
ini sering menyebabkan kejang, otot tegang dan sakit di
punggung atas, pinggul, glutes dan paha belakang. Jadi
pertanyaannya adalah: apa yang melemaskan otot-otot?
Massage (atau terapi otot) sampai ke akar rasa sakit
dengan relaksasi otot-otot tegang dan meningkatkan
fleksibilitas. . Pijat juga mendorong aliran darah ke otot
yang terkena, yang dapat membawa peningkatan oksigen dan
nutrisi,. Semua kegiatan ini mengurangi pembengkakan dan
kekakuan dan meningkatkan fleksibilitas untuk membantu
menghilangkan rasa sakit. Terapi otot juga melepaskan
endorfin dan meningkatkan tingkat anda serotonin dan
dopamin, semua hormon tubuh anda memproduksi untuk membantu
anda merasa baik, mempromosikan penyembuhan dan manajemen
nyeri, dan menenangkan saraf anda.
5.3.6 Terapi Pijat Meningkatkan Fleksibilitas
Cedera otot yang lebih umum sekarang daripada mereka
50 tahun yang lalu. Itu bukan karena kita berolahraga lebih
keras. Itu karena kita lebih menetap. Yang lebih parah,
136
seperti yang kita usia sendi kita cenderung untuk
mengencangkan, membuat berbagai gerakan dan fleksibilitas
yang lebih terbatas.
Terapi pijat adalah pengobatan yang bermanfaat untuk
memelihara dan meningkatkan fleksibilitas dan gerak. Dengan
bekerja pada otot, jaringan ikat, tendon, ligamen, dan
sendi, pijat secara teratur bisa meningkatkan fleksibilitas
dan berbagai gerakan, menjaga sendi Anda lebih cair dan
membuat mereka kurang rentan cedera.
Seperti yang Anda lihat, pijat adalah cara yang bagus
untuk mengendurkan otot stres, merangsang aliran darah dan
meningkatkan fleksibilitas. Jadi secara harian peregangan.
Salah satu manfaat dari peregangan adalah perbaikan
sirkulasi darah, yang membantu pemulihan penyakit dan
pencegahan penyakit. Otot memanjangkan juga akan
memperbaiki postur tubuh dan jangkauan sendi
'gerak. Peregangan dan pijat bahkan lebih penting bagi
seseorang yang aktif secara fisik. Otot longgar kurang
137
rentan terhadap strain dan keseleo selama latihan, menurut
ACE.
Memasukkan pijat dan peregangan ke dalam rutinitas
kebugaran juga akan membantu mengurangi nyeri setelah
latihan. Peregangan terlebih dahulu akan memungkinkan
kebebasan yang lebih besar saat berolahraga dan periode
latihan lagi karena membantu mencegah penumpukan asam
laktat dalam darah Anda. Reguler pijat pasca-latihan
kemudian dapat membantu dalam proses pemulihan dan
relaksasi.
5.3.7 Promosikan Deeper dan Mudah Pernapasan
Salah satu tanda-tanda kecemasan dan stres dapat
bernapas terbatas. Ketika tubuh mulai mengambil napas
pendek dangkal bukannya bernapas dengan kecepatan alamiah,
hampir mustahil bagi seseorang untuk mencapai keadaan
rileks. Sebagian dari masalah adalah bahwa otot-otot
sekitar tulang rusuk dan perut mungkin telah diperketat,
konstriksi udara.
138
Pijat memainkan peran penting dalam melatih tubuh
bagaimana untuk bersantai dan membantu meningkatkan
pernapasan. Masalah pernapasan, seperti alergi, masalah
sinus, asma dan bronkitis, adalah salah satu kelompok
kondisi yang dapat manfaat dari terapi pijat. Bahkan, pijat
dampak positif dapat memiliki fungsi pernafasan telah
terbukti melalui penelitian, kata Anne Williams, direktur
program pendidikan Associated Bodywork & Massage
Profesional.
Banyak otot-otot di bagian depan dan belakang tubuh
bagian atas adalah aksesori otot pernapasan, ia
menjelaskan. "Ketika salah satu dari otot-otot ini kronis
ketat dan singkat, mereka dapat membatasi pernapasan normal
dan mengganggu pola pernapasan," jelasnya. "Teknik pijat
untuk memperpanjang dan mengendurkan otot-otot ini
meningkatkan kapasitas dan fungsi pernapasan."
Terapi pijat tidak hanya dapat meningkatkan
pernapasan, tetapi juga postur. Hal ini dapat menyebabkan
139
pembukaan daerah dada, serta keselarasan struktural dan
rusuk ekspansi kandang yang diperlukan untuk fungsi paru
yang optimal, ia menambahkan.Plus, ketika sistem saraf
parasimpatis merespon memijat tingkat pernapasan Anda
melambat dan menjadi dalam dan teratur.
Sebuah cara yang sangat menguntungkan menghilangkan
masalah pernapasan melalui terapi pijat tapotement,
berirama, stroke perkusi yang digunakan dalam pijat
Swedia. Bila dilakukan pada bagian belakang, bersama dengan
getaran dan gemetar, tapotement dapat melonggarkan lendir
di paru-paru dan meningkatkan bersihan jalan nafas untuk
fungsi paru-paru yang lebih baik, Williams mengatakan.
Tidak hanya akan memijat terapi membantu mengendurkan
otot internal, juga dapat membantu individu menyadari
tingkat stres sehari-hari mereka. Setelah tubuh mengakui
apa yang benar relaksasi rasanya, pikiran kemudian dapat
dengan mudah menciptakan sebelum stres menjadi kronis dan
140
merusak. Hal ini juga dapat membantu anda menikmati
kehidupan yang lebih seimbang.
5.3.8 Terapi Pijat Meredakan Sakit Kepala Tension
Di Amerika Serikat saja, lebih dari 60% dari 45 juta
orang Amerika yang menderita sakit kepala kronis menderita
migrain. Gangguan tersebut dapat melemahkan dan biasanya
hasil dari tingkat stres yang tinggi dan / atau kurang
tidur. Jadi tak heran mengapa begitu banyak orang ingin
tahu bagaimana untuk meringankan sakit kepala karena
tegang.
Pijat memiliki dua peran ketika datang untuk mengobati
migrain dan sakit kepala terkait ketegangan:
Dalam peran proaktif, perawatan pijat dilakukan
secara teratur untuk membantu tubuh mempertahankan
tingkat optimal relaksasi dan stres lega. Pendekatan
ini mengurangi kemungkinan serangan migrain dan sakit
kepala karena tegang signifikan dengan santai kejang
otot dan memicu poin.
141
Dalam peran kenyamanan, pijat ini dilakukan untuk
mengurangi tekanan yang dibawa selama migrain atau
sakit kepala ketegangan terkait. Dengan berfokus pada
leher, bahu, dan kepala, pijat dapat mengurangi rasa
sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
migrain atau sakit kepala karena tegang.
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa penerima
terapi pijat dipamerkan migrain lebih sedikit dan kualitas
tidur yang lebih baik selama minggu-minggu mereka menerima
pijat, dan tiga minggu berikutnya, daripada peserta yang
tidak menerima terapi pijat.Studi lain menemukan bahwa pada
orang dewasa dengan sakit kepala migrain, terapi pijat
menurunkan terjadinya sakit kepala, gangguan tidur dan
gejala distress. Hal tersebut juga meningkatkan kadar
serotonin, yang diyakini memainkan peran penting dalam
regulasi suasana hati, tidur dan nafsu makan.
142
5.3.9 Terapi Pijat Menguatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Sesi terapi pijat secara teratur memberikan manfaat
yang signifikan di luar relaksasi segera kita
nikmati. Orang yang mengalami tingkat stres yang tinggi
cenderung sakit lebih dari yang lain. Kombinasikan dengan
stres kurang tidur dan gizi buruk, dan kemampuan sistem
kekebalan tubuh kita untuk melindungi dirinya sendiri
secara alami terhadap bakteri dan infeksi sangat
berkurang. Jadi pertanyaannya adalah: Apa manfaat dari
pijat pada sistem kekebalan tubuh?
Studi klinis telah menunjukkan bahwa pijat secara
teratur tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi
secara alami dapat meningkatkan kapasitas sitotoksik sistem
kekebalan tubuh (tingkat aktivitas alam "sel pembunuh"
tubuh) dan penurunan jumlah sel-T, yang meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh keseluruhan. Dalam satu studi oleh Gail
Ironson, MD, laki-laki HIV positif diberi 45 menit pijat
lima hari seminggu, selama satu bulan. Mereka menunjukkan
143
peningkatan serotonin dan peningkatan sel-sel yang
dipandang sebagai garis pertahanan pertama dalam sistem
kekebalan tubuh.
5.3.10 Terapi Pijat Meningkatkan Rehabilitasi Bedah Pasca-
Operative
Sebuah aspek penting dari prosedur bedah adalah proses
pemulihan rehabilitasi pasca.Ini selama proses ini gerakan
alam kembali belajar, dan kebebasan gerakan kembali
ditegakkan. Pijat memainkan peran penting sebagai suplemen
untuk prosedur rehabilitasi setelah operasi standar.
Spine bedah Johnny C. Benjamin menjelaskan bagaimana pijat
dapat membantu mempromosikan penyembuhan.
"Pijat besar dalam membantu untuk membawa darah dan
nutrisi ke daerah yang terkena untuk memperbaiki jaringan
lunak. Pijat juga dapat membantu memecah jaringan parut dan
menjaga otot lentur sehingga jaringan parut kurang
berkembang di tempat pertama."
144
Dengan meningkatkan sirkulasi sambil bersantai otot-
otot, pijat dapat membantu pompa tubuh lebih banyak oksigen
dan nutrisi ke jaringan dan organ-organ vital. Hal ini
memungkinkan daerah rehabilitasi bedah (s) menjadi lebih
fleksibel dan menyembuhkan pada tingkat dipercepat.
Bahkan ketika tidak ada cedera, pijat dapat membantu
atlet dari semua tingkatan meningkatkan fleksibilitas dan
kelenturan otot. Terapis pijat profesional kami juga dapat
meregangkan otot-otot di daerah kesulitan, mempromosikan
peningkatan fleksibilitas ketika tubuh hangat dan lebih
elastis.
Ketika anda memesan pijat anda, meminta terapis
berpengalaman dalam pijat olahraga, dan meminta perhatian
khusus untuk setiap wilayah terluka.
5.3.11 Terapi Pijat Meningkatkan Rehabilitasi Setelah
Cedera
Rehabilitasi cedera apapun dapat menjadi proses yang
melelahkan dan frustasi.Sedangkan tujuan utama dari
145
rehabilitasi fisik adalah untuk meningkatkan kekuatan dan
fleksibilitas, sering berakhir sebelum daerah tersebut
telah dikembalikan ke kondisi penuh pra-cedera nya.
Pijat memainkan peran penting sebagai suplemen untuk
prosedur rehabilitasi cedera standar. Dengan mendorong
gerakan peredaran darah dan otot santai, pijat membantu
tubuh pompa lebih banyak oksigen dan nutrisi ke jaringan
dan organ-organ vital. Hal ini memungkinkan daerah yang
mengalami cedera merehabilitasi (s) menjadi lebih fleksibel
dan menyembuhkan pada tingkat dipercepat.
Terapi pijat juga digunakan untuk membantu dalam
manajemen nyeri seperti cedera yang dirawat kembali ke
kekuatan penuh. Dengan melakukan ke program pijat terus-
menerus, Anda dapat mempercepat proses pemulihan setelah
cedera yang berkelanjutan. Jika Anda atau seseorang yang
Anda kenal telah mengalami cedera, keanggotaan Envy Pijat
mungkin akan bermanfaat.
146
5.4 Perawatan Keluarga (PK)
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan
oleh anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-
alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana
tetapi hasilnya memuaskan.
5.4.1 Prinsip Kerja Seorang Perawatan Keluarga
Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi
kesan baik tentang kepribadiannnya:
§ Berperikemanusiaan
§ Bertanggungjawab
§ Selalu mengutamakan kepentingan si sakit
§ Selalu bersikap terbuka
Menunjukan kemanuan kerja dengan tenang, cepat dan tanpa
ragu-ragu.
3. Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk
mendengarkan keluhan dan mampu menenangkan si sakit.
4. Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja
147
5. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat
bermanfaat dan membantu dalam menjalankan tugas
perawatan
6. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit
dengan tidak mengabaikan kebersihan diri sendiri.
7. Catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara
singkat jelas
8. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit
9. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah
dokter/ petugas kesehatan.
10. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau
rumah sakit, persiapkan dengan baik, baik keperluan
orang sakit juga transportasi.
11. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien.
5.4.2 Peralatan Perawatan Keluarga
Peralatan yang diperlukan untuk PK tidak perlu sama
dengan yang ada di rumah sakit, dengan peralatan sederhana
148
kita dapat menolong orang sakit. Peralatan yang digunakan
dapat menggunakan peralatan yang ada atau improvisasi.
Perlengkapan PK sederhana :
Bagi Pelaku PK
◙ Celemek
◙ Peralatan mencuci tangan
§ Air mengalir (kran, botol, improvisasi lain)
§ Baskom (wadah menampung air)
§ Sabun dalam tempatnya (kalau perlu sikat tangan)
§ Handuk tangan/serbet.
Bagi orang sakit
◙ Peralatan tempat tidur
§ Tempat tidur dan bantal
§ Seprei, sarung bantal, kain perlak dan alas perlak
(sedikitnya 2 set), selimut.
§ Alat penopang kaki (improvisasi)
◙ Peralatan mandi, buang air kecil (b.a.k), buang air
besar (b.a.b)
149
§ 2 ember
§ 1 gayung
§ Baskom
§ 2 washlap
§ 2 handuk
§ Pasu najis
§ Labu kemih
§ Tissue
§ Air mengalir (di botol, ceret, wadah lainnya)
§ Sisir & alat make up untuk wanita
§ Air hangat dalam wadah
◙ Peralatan mencuci rambut
§ Talang plastik
§ Shampo
§ Alat pengering rambut (hair dryer, kipas, dll)
§ Handuk
§ Sisir
◙ Peralatan memelihara mulut
150
§ Sikat gigi
§ Pasta gigi
§ Bengkokan / kaleng / wadah penampungan buangan.
◙ Peralatan makan
§ Baki berisi : piring, sendok, garpu, gelas dengan
tatakan dan tutupnya (dapat diberi sedotan),
serbet.
§ Meja kecil, bel (khusus untuk pasien yang dapat
makan sendiri.
◙ Peralatan medis
§ Termometer, Tensi meter, Perban & Plester
◙ Peralatan Kompres
§ Washlap, air hangat atau air dingin
§ Kantong es/kompres dingin, kantong air panas/
kompres panas.
◙ Bahan lain yang diperlukan :
§ Talk, minyak pelumas & cream pelembab kulit.
151
5.4.3 Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha
pemeliharaan kesehatan. Menjaga kebersihan diri berarti
juga menjaga kesehatan secara umum .
Kebersihan diri meliputi :
1. Mandi setiap hari secara teratur dengan menggunakan air
bersih dan sabun
2. Mencuci rambut secara teratur dengan sampo minimal 1
minggu dua kali dan disisir dengan rapih.
3. Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan
minuman, sebelum makanan, sesudah b.a.b dan b.a.k.
4. Kuku digunting pendek dan bersih.
5. Kaki dirawat dengan baik dan teratur ,pakailah sepatu
yang cocok ukurannya.
6. Sikat gigi 3X sehari pagi dan sore dan sebelum tidur.
7. Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian
yang dicuci bersih.
Perilaku sehat yang perlu diterapkan :
152
1. Cuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar (b.a.b)
2. Cuci tangan dengan sabun sebelum menangani makanan
3. Buang kotoran bayi di WC/jamban
4. Buang kotoran penderita diare di WC/Jamban
5. Mengambil air dengan cara yang bersih
6. Membawa air dengan tempat yang bersih
7. Menyimpan air ditempat yang aman
8. Merebus air sebelum diminum
9. Mengelola sampah secara sehat.
5.4.4 Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga
lingkungan tetap bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah
penularan penyakit.
Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata
rantai yaitu :
1. Sumber Penyakit
2. Perantara Penyakir
3. Orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit
153
Kebersihan lingkungan dapat dicapai :
1. Rumah harus sehat dan terpelihara, harus memiliki
jendela sehingga memperoleh udara cukup dan segar, juga
agar sinar matahari dapat masuk.
2. Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau
di tempat anak bermain terutama hewan yang berkutu.
3. Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah
pada tempatnya.
4. Jaga kebersihan sumber air (sumur), MCK dan
lingkungannya.
5. Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah.
6. Air limbah diusahakan lancar alirannya.
Pembuangan sampah yang aman :
Sampah berbahaya dapat membawa penyakit seperti malaria,
diare, disentri, infeksi yang ditularkan melalui nyamuk,
lalat dan tikus.
Jika anak-anak bermain sampah, mereka bisa terluka yang
mudah menjadi infeksi.
154
Cara membuang sampah :
Dibakar di dalam lubang, kemudian ditimbun.
5.4.5 Gizi
Zat gizi merupakan kebutuhan sehari-hari, berupa
makanan yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Sumber Zat Tenaga / Kalori / Karbo hidrat :
Beras, jagung, kentang, ubi, singkong, dll
Sumber Zat Pembangun / Protein / zat putih telur :
Telur, daging, ikan, udang.
Sumber Zat Pengatur (Air, Vitamin & mineral ):
Buah-buahan, sayur-mayur.
Gizi kurang dapat mengakibatkan :
a. Kurang kalori protein
b. Kurang darah / anemia
c. Kekurangan vitamin
d. Gondok (karenan kekurangan yodium yang dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan fisik dan mental).
155
Tanda-tanda kekurangan gizi :
§ Bengkak kaki, tangan atau bagian tubuh lainnya
§ Berat badan sangat kurang
§ Wajahnya sembab dan pucat
§ Rambut tipis seperti rambut jagung
§ Ototnya kendur
§ Wajahnya seperti orang tua
§ Kulit keriput
§ Kadang-kadang gelisah.
156
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet.
Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena
panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak tambahan)
atau terlalu banyaknya pertandingan yang harus diikuti.
Kalau pemula, biasanya kesalahan terbanyak karena tidak
cukup efektifnya pemanasan atau gerakan peregangan yang
dilakukan sebelum memulai olahraga. Akibatnya, otot tidak
siap untuk melakukan aktivitas. Berolahraga secara
berlebihan dan mengabaikan aturan berolahraga yang benar,
malah mendatangkan cedera dan membahayakan diri sendiri.
6.2 Saran
157
Dari pembahasan di atas diharapkan para atlet tidak
hanya mengerti tentang bagaimana cara melakukan olahraga
saja, tetapi juga harus mengetahui usaha-usaha dalam
mencegah terjadinya cedera yang dapat merugikan atlet itu
sendiri. Dengan mengerti cara-cara mencegah cedera maka
diharapkan atlet dapat mengantisipasi kejadian-kejadian
yang mungkin bisa menimbulkan cedera. Selain itu diharapkan
pula seorang pelatih atau guru pendidikan jasmani juga bisa
memberikan arahan-arahan tentang usaha-usaha yang
memperkecil terjadinya bahaya cedera bagi atlet yang
dilatih ataupun anak didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Hardianto Wibowo, dr. 1995. Pencegahan dan Petatalaksanaan Cedera
Olahraga.
Cetakan 1. EGC.
Santosa, Andy, A. 1994. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia.
Jakarta: Akper Sint
158
Carolus
Sutarmo, Setiaji. V. D. 1990. Buku Kuliah Anatomi Fisiologi.
Jakarta: FKUI
http://sitoha.wordpress.com/2010/01/07/macam-macam-cedera
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1928876-faktor-
faktor-yang-menyebabkan
cedera/#ixzz1vYr4CwAF
Ilmu Bedah Syamsuhidayat R dan De Jong Wim. EGC. 1997 .
Jakarta.
http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Cedera
Bowers RW. (1992). Sport Physiology. 3rd edition. New York: Wm
C Brown Pub.
http://en.wikipedia.org/wiki (online 3 Januari 2007).
http://rujakcemil.blogspot.com/2012/05/cidera-olahraga-
serta-
penanganan.html#ixzz2V3a99iRJ
159
soetopo,sayati.1994. Pencegahan Cedera dan P3K. Jakarta:
penerbit Universitas
Terbuka.
http://fisioterapior.woedpress.com/prinsip-pencegahan-
cedera-olahraga/
http://priyonsport07.wordpress.com/2010/06/02/usaha-
pencegahan-cedera-olahraga/
http://arifin16.multiply.com/journal/item/1/Makalah Cedera
Olahraga
Top Related