PENYUSUTAN ASET TETAP
OLEH: REDAKTUR WAU Contact: [email protected]
Aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relative
permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan.
Menurut PSAK No. 16, Aset tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Harga perolehan dari aset meliputi:
1. Harga aset sesuai faktur
2. Beban angkut
3. Beban pemasangan
4. Bea impor
5. Bea balik nama
6. Komisi perantara
Berdasarkan PSAK 16 Revisi 2007 komponen biaya perolehan aset tetap yaitu:
1. Harga perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain.
2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restoran lokasi aset.
Aset tetap yang dimiliki perusahaan dicatat dan diakui sebesar nilai bukunya, yaitu
harga perolehan aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap.
Nilai buku adalah nilai bersih suatu aset seperti yang tercantum dalam laporan posisi
keuangan, yaitu harga perolehan aset tetap tersebut setelah dikurangi dengan akumulasi
penyusutannya.
Akumulasi penyusutan adalah kumpulan dari seluruh beban penyusutan selama
beberapa periode akuntansi.
Cara-cara memperoleh aset tetap, meliputi:
1. Pembelian Tunai
Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat dalam buku dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut, yaitu mencakup
harga faktur aset tetap, bea balik nama, beban angkut, beban pemasangan dan lain-
lain.
2. Pembelian Angsuran
Apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aset tetap
tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dibebankan sebagai
beban bunga periode akuntansi berjalan. Sedangkan yang dihitung sebagai harga
perolehan adalah total angsuran ditambah beban tambahan seperti beban pengiriman,
bea balik nama, beban pemasangan dan lain-lain.
3. Ditukar Dengan Surat Berharga
Aset tetap yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau obligasi perusahaan
tertentu, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan
sebagai penukar.
4. Ditukar dengan Aset tetap Yang Lain
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset lain, maka prinsip harga
perolehan tetap harus digunakan untuk memperoleh aset yang baru tersebut, yaitu aset
baru harus dikapitalisasi dengan jumlah sebesar harga pasar aset lama ditambah uang
yang dibayarkan (jika ada). Selisih antara harga perolehan tersebut dan nilai buku aset
lama diakui sebagai laba atau rugi pertukaran.
5. Diperoleh dari donasi
Jika aset tetap diperoleh sebagai donasi, maka aset tersebut dicatat dan diakui sebesar
harga pasarnya.
SOAL-SOAL DAN PENYELESAIANNYA
1. Pada tanggal 1 Oktober 2012 PT. XYZ membeli mesin untuk keperluan operasional
dengan harga Rp. 240.000.000, estimasi nilai residu adalah Rp. 20.000.000 dan
estimasi umurnya adalah 5 tahun dan 10.000 jam operasi. Hitunglah beban penyusutan
dengan metode Garis Lurus (Straight Line Method), Metode Jam Jasa (Service Hour
Method), Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digits Method) dan Metode Saldo
Menurun berganda (Double Declining Balance Method)
Penyelesaian:
Jurnal yang dibutuhkan pada saat pembelian mesin secara lunas atau kredit:
Mesin Rp. 240.000.000
Kas (Bank) Rp. 240.000.000
Mesin Rp. 240.000.000
Hutang Usaha Rp. 240.000.000
Perhitungan dan Jurnal pada saat di susutkan:
a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Penyusutan = 240,000,000 - 20,000,000
5 Tahun
= 44,000,000 per tahun
Mesin dibeli pada tanggal 1 Okt 2012, maka selama tahun 2012 mesin hanya
digunakan selama 3bulan (Okt-Des). Jadi, beban penyusutannya adalah:
2012 3/12 x Rp. 44.000.000 = Rp. 11.000.000
Beban Penyusutan Mesin Rp. 11.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 11.000.000
Jurnal perbulan:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 3.666.667
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 3.666.667
2013 12/12 x Rp. 44.000.000 = Rp. 44.000.000
2014 12/12 x Rp. 44.000.000 = Rp. 44.000.000
2015 12/12 x Rp. 44.000.000 = Rp. 44.000.000
2016 12/12 x Rp. 44.000.000 = Rp. 44.000.000
Jurnal tahun @ 2013 - @2016:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 44.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 44.000.000
Jurnal perbulan:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 3.666.667
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 3.666.667
2017 9/12 x Rp. 44.000.000 = Rp. 33.000.000
Beban Penyusutan Mesin Rp. 33.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 33.000.000
Jurnal perbulan:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 3.666.667
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 3.666.667
Selain cara di atas, penyelesaiannya bisa ditempuh dengan cara dibawah ini:
Tarif Penyusutan : 100% / 5 = 20%
Tahun Nilai Perolehan Nilai Residu Tarif Peny. Beban Peny Nilai Buku
1 240.000.000 20.000.000 20% 44.000.000 196.000.000
2 240.000.000 20.000.000 20% 44.000.000 152.000.000
3 240.000.000 20.000.000 20% 44.000.000 108.000.000
4 240.000.000 20.000.000 20% 44.000.000 64.000.000
5 240.000.000 20.000.000 20% 44.000.000 20.000.000
220.000.000 20.000.000
b. Metode Jam Jasa (Service Hour Method)
Penyusutan = 240,000,000 - 20,000,000
10,000 Jam Operasi
= Rp. 22,000 per Jam kerja mesin
Misalkan tahun 2012 diperkirakan mesin tersebut digunakan selama 600 jam kerja,
maka beban penyusutannya mesin tersebut adalah:
2012 = Rp.22.000 x 600 jam = Rp. 13.200.000
Jadi jurnalnya:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 13.200.00
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 13.200.000
Bagaimana menentukan beban penyusutan tahun 2013 – 2017?
Misalkan, diperkirakan mesin yang sudah dibeli tersebut digunakan selama tahun
2013 1.850 Jam kerja, tahun 2014 2.000 Jam kerja, tahun 2015 1.950 Jam kerja,
2016 1.875 jam kerja dan tahun 2017 1.725 Jam kerja, maka perhitungan
penyusutannya adalah:
2013 Rp. 22.000 x 600 Jam = Rp. 13.200.000
2013 Rp. 22.000 x 1.850 Jam = Rp. 40.700.000
2014 Rp. 22.000 x 2.000 Jam = Rp. 44.000.000
2015 Rp. 22.000 x 1.950 Jam = Rp. 42.900.000
2016 Rp. 22.000 x 1.875 Jam = Rp. 41.250.000
2017 Rp. 22.000 x 1.725 Jam = Rp. 37.950.000
Total = Rp. 220.000.000
Bagaimana menentukan beban penyusutan tanpa perkiraan pemakaian mesin?
Jika di Soal tidak ditentukan pemakaian jam mesin, maka cara yang paling cepat
adalah membagikan total jam mesin dengan masa manfaat.
Penyusutan = 10,000 Jam Operasi
5 Tahun
= 2.000 Jam operasi/tahun
Penyusutan setiap tahun:
Tahun 2012 3/12 x (2.000 x Rp. 22.000) = Rp. 11.000.000
Tahun 2013 12/12 x (2.000 x Rp. 22.000) = Rp. 44.000.000
Tahun 2014 12/12 x (2.000 x Rp. 22.000) = Rp. 44.000.000
Tahun 2015 12/12 x (2.000 x Rp. 22.000) = Rp. 44.000.000
Tahun 2016 12/12 x (2.000 x Rp. 22.000) = Rp. 44.000.000
Tahun 2017 9/12 x (2.000 x Rp. 22.000) = Rp. 33.000.000
(Note : karena jumlah penyusutannya sama seperti metode GARIS
LURUS , maka jurnal dan nominal yang dibutuhkan sama seperti
metode GARIS LURUS)
c. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digits Method)
Penyusutan = (Harga Perolehan - Nilai Residu) x Bobot untuk Tahun bersangkutan
Jumlah angka tahun umur ekonomis
Penyusutan = (240,000,000 - 20,000,000) x 5
15
= 73,333,333
Untuk lebih memudahkan, perhitungannya melalui table:
Tahun Bobot Bagian
Pengurang
Perhitungan Penyusutan Beban
Penyusutan
1 5 5/15 5/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 73.333.333
2 4 4/15 4/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 58.666.667
3 3 3/15 3/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 44.000.000
4 2 2/15 2/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 29.333.333
5 1 1/15 1/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 14.666.667
Jumlah 15 15/15 5/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 220.000.000
Karena pembelian mesin dimulai dari tanggal 1 Juli 2012, maka total
penyusutannya:
2012 3/12 x Rp. 73.333.333 = Rp. 18.333.333
Jurnal Tahun 2012:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 18.333.333
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 18.333.333
2013 12/12 x Rp. 58.666.667 = Rp. 58.666.667
Jurnal Tahun 2013:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 58.666.667
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 58.666.667
2014 12/12 x Rp. 44.000.000 = Rp. 44.000.000
Jurnal Tahun 2014:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 44.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 44.000.000
2015 12/12 x Rp. 29.333.333 = Rp. 29.333.333
Jurnal Tahun 2015:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 29.333.333
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 29.333.333
2016 12/12 x Rp. 14.666.667 = Rp. 14.666.667
Jurnal Tahun 2016:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 14.666.667
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 14.666.667
2017 9/12 x Rp. 73.333.333 = Rp. 55.000.000
Jurnal Tahun 2017:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 55.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 55.000.000
d. Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance Methode)
Yang perlu diperhatikan bahwa metode saldo menurun tidak pernah memakai nilai
residu, terkecuali kalau di contoh soal secara teori harus memakai nilai residu.
Berikut perhitungan Metode Saldo menurun berganda dengan menggunakan nilai
residu:
Perhitungan Tarif:
Tarif = 100%
x 2 5 Tahun
Tahun Biaya Akum Peny Awal
Tahun
Nilai Buku Awal
tahun Tarif
Penyusutan
Tahunan
Nilai Buku Akhir
tahun
1 240.000.000 - 240.000.000 40% 96.000.000 144.000.000
2 240.000.000 96.000.000 144.000.000 40% 57.600.000 86.400.000
3 240.000.000 153.600.000 86.400.000 40% 34.560.000 51.840.000
4 240.000.000 188.160.000 51.840.000 40% 20.736.000 31.104.000
5 240.000.000 208.896.000 31.104.000 40% 11.104.000 20.000.000
220.000.000
Dari tabel di atas, nilai penyusutan pada tahun pertama sebesar Rp. 96.000.000,
tetapi karena pembeliannya pada tanggal 1 Jul 2012 maka perhitungannya:
Tahun 2012 3/12 x Rp. 96.000.000 = Rp. 24.000.000
Untuk memudahkan dalam perhitungan, maka kita bisa gunakan tabel seperti di atas
dengan saldo yang berbeda terhitung dari nilai penyusutan di awal (1 Okt 2012).
Tahun Biaya Akum Peny Awal
Tahun
Nilai Buku
Awal tahun Tarif
Penyusutan
Tahunan
Nilai Buku
Akhir tahun
1 240.000.000 - 240.000.000 40% 24.000.000 216.000.000
2 240.000.000 24.000.000 216.000.000 40% 86.400.000 129.600.000
3 240.000.000 110.400.000 129.600.000 40% 51.840.000 77.760.000
4 240.000.000 162.240.000 77.760.000 40% 31.104.000 46.656.000
5 240.000.000 193.344.000 46.656.000 40% 18.662.400 27.993.600
6 240.000.000 212.006.400 27.993.600 40% 7.993.600 20.000.000
220.000.000
Penyusutan setiap tahun:
2012 Rp. 24.000.000
Jurnal Tahun 2012:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 24.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 24.000.000
2013 Rp. 86.400.000
Jurnal Tahun 2013:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 86.400.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 86.400.000
2014 Rp. 51.840.000
Jurnal Tahun 2014:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 51.840.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 51.840.000
2015 Rp. 31.104.000
Jurnal Tahun 2015:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 31.104.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 31.104.000
2016 Rp. 18.662.400
Jurnal Tahun 2016:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 18.662.400
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 18.662.400
2017 Rp. 7.993.600
Jurnal Tahun 2017:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 7.993.600
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 7.993.600
Namun, jika kita mengikuti ketentuan tanpa nilai residu maka perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Tahun Biaya Akum Peny Awal
Tahun
Nilai Buku Awal
tahun Tarif
Penyusutan
Tahunan
Nilai Buku
Akhir tahun
1 240.000.000 - 240.000.000 40% 24.000.000 216.000.000
2 240.000.000 24.000.000 216.000.000 40% 86.400.000 129.600.000
3 240.000.000 110.400.000 129.600.000 40% 51.840.000 77.760.000
4 240.000.000 162.240.000 77.760.000 40% 31.104.000 46.656.000
5 240.000.000 193.344.000 46.656.000 40% 18.662.400 27.993.600
6 240.000.000 212.006.400 27.993.600 40% 27.993.600 -
240.000.000
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara beben penyusutan
tahun dengan menggunakan nilai residu dan tanpa menggunakan nilai residu hanya
terletak pada beban penyusutan di tahun terakhir.
Bagaimana jika dipertengahan periode manfaat, mesin (aktiva tetap) di atas dijual
atau di tukar dengan mesin sejenis atau mesin yang berbeda? Dan Bagaimana
keterkaitan keuntungan dan kerugian pelepasan aset dengan memakai metode-
metode di atas?
Ilustrasi:
1. Jika pada awal tahun 2015 mesin tersebut dijual dengan harga Rp. 160.000.000,
hitunglah laba dan rugi penjualan aset tersebut disertai dengan jurnal yang
dibutuhkan.
Perhitungan dengan memakai saldo metode garis lurus:
Harga jual Rp. 160.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 141.000.000)
Laba penjualan mesin Rp. 19.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Mesin Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin Rp. 19.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa dengan penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga jual Rp. 160.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 13.200.000)
2013 (Rp. 40.700.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 142.100.000)
Laba penjualan mesin Rp. 17.900.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 97.900.000
Mesin Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin Rp. 17.900.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa tanpa penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga jual Rp. 160.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 141.000.000)
Laba penjualan mesin Rp. 19.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Mesin Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin Rp. 19.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Angka Tahun:
Harga jual Rp. 160.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 18.333.333)
2013 (Rp. 58.666.667)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 119.000.000)
Laba penjualan mesin Rp. 41.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 121.000.000
Mesin Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin Rp. 41.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Saldo menurun berganda:
Harga jual Rp. 160.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 24.000.000)
2013 (Rp. 86.400.000)
2014 (Rp. 51.840.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 77.760.000)
Laba penjualan mesin Rp. 82.240.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 162.240.000
Mesin Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin Rp. 82.240.000
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa keuntungan terbesar
terletak di metode angka tahun dan saldo menurun.
2. Jika pada awal tahun 2015 mesin tersebut dijual dengan harga Rp. 125.000.000,
hitunglah laba dan rugi penjualan aset tersebut disertai dengan jurnal yang
dibutuhkan.
Perhitungan dengan memakai saldo metode garis lurus:
Harga jual Rp. 125.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 141.000.000)
Rugi penjualan mesin (Rp. 16.000.000)
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 125.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Rugi Penjualan Mesin Rp. 16.000.000
Mesin Rp. 240.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa dengan penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga jual Rp. 125.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 13.200.000)
2013 (Rp. 40.700.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 142.100.000)
Rugi penjualan mesin (Rp. 17.100.000)
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 125.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 97.900.000
Rugi Penjualan Mesin Rp. 17.100.000
Mesin Rp. 240.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa tanpa penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga jual Rp. 125.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 141.000.000)
Rugi penjualan mesin (Rp. 16.000.000)
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 125.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Rugi Penjualan Mesin Rp. 16.000.000
Mesin Rp. 240.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Angka Tahun:
Harga jual Rp. 125.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 18.333.333)
2013 (Rp. 58.666.667)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 119.000.000)
Laba penjualan mesin Rp. 6.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 125.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 121.000.000
Mesin Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin Rp. 6.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Saldo menurun berganda:
Harga jual Rp. 125.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 24.000.000)
2013 (Rp. 86.400.000)
2014 (Rp. 51.840.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 (Rp. 77.760.000)
Laba penjualan mesin Rp. 47.240.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kas (Bank) Rp. 125.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 162.240.000
Mesin Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin Rp. 47.240.000
3. Jika pada awal 2015 mesin tersebut ditukar dengan mesin baru yang sejenis
seharga Rp. 300.000.000 dan Perusahaan masih harus membayar uang tunai
sebesar Rp. 75.000.000, hitunglah transaksi tersebut disertai dengan jurnal.
Perhitungan dengan memakai saldo metode garis lurus:
Harga mesin baru Rp. 300.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 141.000.000
Pengeluaran tambahan Rp. 75.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 216.000.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 84.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Mesin (Baru) Rp. 300.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 84.000.000
Kas Rp. 75.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa dengan penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga mesin baru Rp. 300.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 13.200.000)
2013 (Rp. 40.700.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 142.100.000
Pengeluaran tambahan Rp. 75.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 217.100.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 82.900.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Mesin (Baru) Rp. 300.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 97.900.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 82.900.000
Kas Rp. 75.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa tanpa penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga mesin baru Rp. 300.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 141.000.000
Pengeluaran tambahan Rp. 75.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 216.000.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 84.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Mesin (Baru) Rp. 300.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 84.000.000
Kas Rp. 75.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Angka Tahun:
Harga mesin baru Rp. 300.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 18.333.333)
2013 (Rp. 58.666.667)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 119.000.000
Pengeluaran tambahan Rp. 75.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 194.000.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 106.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Mesin (Baru) Rp. 300.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 121.000.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 106.000.000
Kas Rp. 75.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Saldo menurun berganda:
Harga mesin baru Rp. 300.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 24.000.000)
2013 (Rp. 86.400.000)
2014 (Rp. 51.840.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 77.760.000
Pengeluaran tambahan Rp. 75.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 152.760.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 147.240.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Mesin (Baru) Rp. 300.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 162.240.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 147.240.000
Kas Rp. 75.000.000
4. Jika pada awal 2015 mesin tersebut ditukar dengan kendaraan yang baru
seharga Rp. 350.000.000 dan Perusahaan masih harus membayar uang tunai
sebesar Rp. 85.000.000, hitunglah transaksi tersebut disertai dengan jurnal.
Perhitungan dengan memakai saldo metode garis lurus:
Harga kendaraan baru Rp. 350.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 141.000.000
Pengeluaran tambahan Rp. 85.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 226.000.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 124.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kendaraan Rp. 350.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 124.000.000
Kas Rp. 85.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa dengan penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga kendaraan baru Rp. 350.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 13.200.000)
2013 (Rp. 40.700.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 142.100.000
Pengeluaran tambahan Rp. 85.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 227.100.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 122.900.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kendaraan Rp. 350.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 97.900.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 122.900.000
Kas Rp. 85.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa tanpa penentuan
penggunaanya setiap tahun:
Harga kendaraan baru Rp. 350.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 11.000.000)
2013 (Rp. 44.000.000)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 141.000.000
Pengeluaran tambahan Rp. 85.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 226.000.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 124.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kendaraan Rp. 350.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 99.000.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 124.000.000
Kas Rp. 85.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Angka Tahun:
Harga kendaraan baru Rp. 350.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 18.333.333)
2013 (Rp. 58.666.667)
2014 (Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 119.000.000
Pengeluaran tambahan Rp. 85.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 204.000.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 146.000.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kendaraan Rp. 350.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 121.000.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 146.000.000
Kas Rp. 85.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Saldo menurun berganda:
Harga kendaaraan baru Rp. 350.000.000
Harga perolehan Rp. 240.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 24.000.000)
2013 (Rp. 86.400.000)
2014 (Rp. 51.840.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015 Rp. 77.760.000
Pengeluaran tambahan Rp. 85.000.000
Total Pengeluaran (Rp. 162.760.000)
Laba Pertukaran Mesin Rp. 187.240.000
Jurnal yang dibutuhkan:
Kendaraan Rp. 350.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 162.240.000
Mesin (Lama) Rp. 240.000.000
Laba Pertukaran mesin Rp. 187.240.000
Kas Rp. 85.000.000
2. Pada tanggal 1 Mei 2012, PT. Jayakarta, sebuah perusahaan pengangkutan barang
(kargo) yang berlokasi di Jakarta, membeli sebuah truk dengan harga faktur Rp.
400.000.000 dan biaya balik nama sebesar Rp. 36.000.000, biaya pemasangan bak
tertutup sebesar Rp. 40.000.000, serta komisi perantara sebesar Rp. 4.000.000. Truk
ini direncanakan akan digunakan selama 8 tahun atau 35.000 jam kerja. Dalam waktu
8 tahun itu, kendaraan tersebut diperkirakan akan menempuh jarak 700.000 km. Pada
akhir tahun ke-8, kendaraan tersebut diperkirakan akan dapat dijual seharga Rp.
60.000.000.
a. Buatlah jurnal transaksi pembelian kendaraan tersebut.
b. Hitung dan jurnallah beban penyusutan kendaraan tersebut pada tahun 2012 dengan
menggunakan metode garis lurus.
c. Hitung dan jurnallah beban penyusutan kendaraan tersebut pada tahun 2012 dengan
menggunakan metode jam jasa, jika pada tahun 2012, yaitu sejak awal Mei hingga
akhir Desember 2012, kendaraan tersebut digunakan rata-rata selama 360 jam
perbulan.
d. Hitung dan jurnallah beban penyusutan kendaraan tersebut pada tahun 2012 dengan
menggunakan metode hasil produksi, jika pada tahun 2012 yaitu sejak awal Mei –
Desember 2012, kendaraan tersebut rata-rata menempuh jarak 6.500 km perbulan.
e. Jika pada awal tahun 2014 kendaraan tersebut dijual dengan harga Rp.
345.000.000, catatlah transaksi penjualan itu, jika penyusutan yang digunakan
adalah metode garis lurus.
f. Jika pada awal tahun 2014 kendaraan tersebut tidak dijual, tetapi ditukar dengan
kendaraan baru seharga Rp. 500.000.000, dan PT. Jayakarta Kargo masih harus
menambah uang tunai sebesar Rp. 112.000.000, catatlah transaksi pertukaran
tersebut, jika penyusutan mesin menggunakan metode hasil produksi.
g. Jika pada awal tahun 2014 kendaraan tersebut ditukar dengan ruko baru seharga
Rp. 450.000.000, dan perusahaan masih harus menambah uang tunai sebesar Rp.
155.000.000, catatlah transaksi pertukaran tersebut, jika penyusutan mesin
menggunakan metode jam jasa.
PENYELESAIAN:
a. Jurnal transaksi pembelian kendaraan
Harga sesuai faktur = Rp. 400.000.000
Biaya balik Nama = Rp. 36.000.000
Biaya pemasangan bak = Rp. 40.000.000
Komisi Perantara = Rp. 4.000.000
Harga Perolehan = Rp. 480.000.000
Jurnalnya:
Kendaraan Rp. 480.000.000
Kas (Bank) Rp. 480.000.000
b. Beban penyusutan kendaraan pada tahun 2012 dengan metode Garis Lurus:
Penyusutan = 480,000,000 - 60,000,000
8
= 52,500,0000 per tahun
Karena mesin tersebut dibeli pada tanggal 1 Mei 2012, maka penyusutan di tahun
2012 adalah 8/12 x Rp. 52.500.000 = Rp. 35.000.000
Beban penyusutan kendaraan Rp. 35.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp. 35.000.000
c. Beban penyusutan kendaraan pada tahun 2012 dengan metode jam jasa:
Penyusutan = 480,000,000 - 60,000,000
35,000 Jam Kerja
= Rp. 12,000 per jam kerja
Selama tahun 2012 (Mei – Des) kendaraan tersebut digunakan rata-rata per bulan
360 jam kerja perbulan maka beban penyusutan adalah (360 jam x 8) x 12.000 =
Rp. 34.560.000.
Jurnalnya:
Beban penyusutan kendaraan Rp. 34.560.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp. 34.560.000
d. Beban penyusutan kendaraan pada tahun 2012 dengan metode hasil produksi:
Penyusutan = 480,000,000 - 60,000,000
700,000 km
= Rp. 600 per KM
Selama tahun 2012 (Mei – Des) kendaraan tersebut rata-rata menempuh jarak
6.500 km perbulan maka beban penyusutan adalah (6.500 km x 8) x 600 = Rp.
31.200.000.
Jurnalnya:
Beban penyusutan kendaraan Rp. 31.200.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp. 31.200.000
e. Jika kendaraan di jual per 1 Jan 2014 dan penyusutannya menggunakan metode
garis lurus, perhitungannya adalah:
Harga Jual Rp. 345.000.000
Harga perolehan Rp. 480.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 35.000.000)
2013 (Rp. 52.500.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2014 (Rp. 392.500.000)
Rugi penjualan kendaraan (Rp. 47.500.000)
Jurnalnya:
Kas (Bank) Rp. 345.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 87.500.000
Rugi Penjualan Kendaraan Rp. 47.500.000
Kendaraan Rp. 480.000.000
f. Jika kendaraan ditukar dengan kendaraan baru per tanggal 1 Januari 2014 dan
penyusutannya menggunakan metode hasil produksi, perhitungannya adalah:
Harga Kendaraan baru Rp. 500.000.000
Harga kendaraan lama Rp. 480.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 31.200.000)
2013 (6.500 x 12) x Rp. 600 (Rp. 46.800.000)
Nilai buku per 1 Januari 2014 Rp. 402.000.000
Pengeluaran tunai tambahan Rp. 112.000.000
Pengeluaran total (Rp. 514.000.000)
Rugi pertukaran mesin (Rp. 14.000.000)
Jurnalnya:
Kendaraan Baru Rp. 500.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 78.000.000
Rugi Penjualan Kendaraan Rp. 14.000.000
Kendaraan (Lama) Rp. 480.000.000
Kas (Bank) Rp. 112.000.000
g. Jika kendaraan ditukar dengan kendaraan baru per tanggal 1 Januari 2014 dan
penyusutannya menggunakan metode jam jasa, perhitungannya adalah:
Harga Ruko Baru Rp. 450.000.000
Harga kendaraan lama Rp. 480.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 34.560.000)
2013 (360 x 12)x 12.000 (Rp. 51.840.000)
Nilai buku per 1 Januari 2014 Rp. 393.600.000
Pengeluaran tunai tambahan Rp. 155.000.000
Pengeluaran total (Rp. 548.600.000)
Rugi pertukaran mesin (Rp. 98.600.000)
Jurnalnya:
Bangunan (Ruko) Rp. 450.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 86.400.000
Rugi Penjualan Kendaraan Rp. 98.600.000
Kendaraan Rp. 480.000.000
Kas (Bank) Rp. 155.000.000
3. PT. Sanur adalah produsen bahan kimia yang berkedudukan di Surabaya. Pada tanggal
1 Mei 2012, perusahaan ini membeli sebuah mesin yang akan digunakan untuk
memproduksi bahan kimia. Mesin tersebut dibeli di Singapura dengan harga faktur
sebesar Rp. 475.000.000. Beban pengiriman dari singapura ke Surabaya sebesar Rp.
42.000.000, bea masuk ke Indonesia sebesar Rp. 51.000.000, dan beban pemasangan
mesin sebesar Rp. 32.000.000. Komisi perantara pembelian adalah Rp. 20.000.000.
Mesin tersebut diperkirakan dapat dioperasikan secara ekonomis selama 8 tahun atau
25.000 jam kerja. Dalam tempo 8 tahun tersebut, mesin itu diperkirakan dapat
digunakan untuk menghasilkan bahan kimia sebanyak 30.000 ton. Pada akhir tahun ke
delapan diperkirakan mesin tersebut dapat dijual seharga Rp. 60.000.000.
Antara tahun 2012 hingga 2015, data aktivitas mesin tersebut adalah sebagai berikut:
Selama tahun 2012, PT. Sanur bekerja selama 1.750 jam kerja dan menghasilkan
bahan kimia sebanyak 2.200 ton.
Selama tahun 2013, mesin tersebut digunakan selama tahun 240 jam perbulan dan
menghasilkan 260 ton bahan kimia per bulan.
Selama tahun 2014, mesin tersebut digunakan selama 220 jam per bulan dan
menghasilkan 250 ton bahan kimia per bulan.
Selama tahun 2015, mesin tersebut digunakan selama 200 jam per bulan dan
menghasilkan 240 ton bahan kimia per bulan.
a. Hitunglah beban penyusutan mesin tersebut untuk tahun 2012 dengan
menggunakan:
Metode Garis Lurus.
Metode Jumlah Produksi
Metode Jumlah Jam Jasa
b. Jika pada tanggal 1 Mei 2015 mesin tersebut dijual dengan harga Rp. 525.000.000,
catatlah transaksi penjualan itu, jika penyusutan yang digunakan adalah metode
jumlah jam jasa.
c. Jika pada tanggal 1 Mei 2015 mesin tersebut tidak dijual, tetapi ditukar dengan
mesin baru seharga Rp. 520.000.000 dan PT. Sanur masih harus membayar uang
tunai sebesar Rp. 135.000.000, catatlah transaksi pertukaran tersebut, jika
penyusutan mesin menggunakan metode jumlah hasil produksi.
d. Jika pada tanggal 1 Mei 2015 mesin tersebut ditukar dengan bangunan (gudang)
baru seharga Rp. 500.000.000, dan PT. Sanur menambah uang tunai sebesar Rp.
25.000.000, catatlah transaksi tersebut jika penyusutan mesin menggunakan
metode garis lurus.
PENYELESAIAN:
a. Beban penyusutan 2012:
Perhitungan nilai perolehan:
Harga sesuai faktur = Rp. 475.000.000
Beban pengiriman = Rp. 42.000.000
Bea masuk = Rp. 51.000.000
Beban pemasangan mesin = Rp. 32.000.000
Komisi perantara = Rp. 20.000.000
Harga perolehan = Rp. 620.000.000
Metode Garis Lurus
Penyusutan = 620,000,000 - 60,000,000
8 Tahun
= Rp. 70,000,000 tahun
Karena mesin tersebut dibeli pada tanggal 1 Mei 2012, maka penyusutan di
tahun 2012 adalah 8/12 x Rp. 70.000.000 = Rp. 46.666.667
Beban penyusutan mesin Rp. 46.666.667
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 46.666.667
Metode Hasil Produksi
Penyusutan = 620,000,000 - 60,000,000
30,000 Ton
= Rp. 18,667 per ton Karena selama tahun 2012 mesin tersebut mampu menghasilkan 2.200 ton,
maka beban penyusutan mesin untuk tahun 2012 adalah: Rp. 18.667 x 2.200 ton
= Rp. 41.067.400
Beban penyusutan mesin Rp. 41.067.400
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 41.067.400
Metode Jam Jasa
Penyusutan = 620,000,000 - 60,000,000
25,000 jam kerja
= Rp. 22,400 per Jam kerja Karena selama tahun 2012 mesin tersebut mampu digunakan selama 1.750 jam
kerja, maka beban penyusutan mesin untuk tahun 2012 adalah: Rp. 22.400 x
1.750 jam = Rp. 39.200.000
Beban penyusutan mesin Rp. 39.200.000
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 39.200.000
b. Jika mesin dijual per tanggal 1 Mei 2015 dan penyusutannya menggunakan metode
jumlah jam jasa:
Harga jual Rp. 525.000.000
Harga perolehan Rp. 620.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (Rp. 39.200.000)
2013 (22.400 x (240x12) (Rp. 64.512.000)
2014 (22.400 x (220x12) (Rp. 59.136.000)
2015 (22.400 x (200x4) (Rp. 17.920.000)
Nilai buku 1 Mei 2015 (Rp. 439.232.000)
Laba Penjualan Mesin Rp. 85.768.000
Jurnalnya:
Kas Rp. 525.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 180.768.000
Mesin Rp. 620.000.000
Laba penjualan mesin Rp. 85.768.000
c. Jika mesin ditukar dengan mesin baru per tanggal 1 Mei 2015 dan penyusutannya
menggunakan metode jumlah hasil produksi:
Harga Mesin Baru Rp. 520.000.000
Harga Perolehan Rp. 620.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 41.067.400)
2013 (18.667 x (260x12) (Rp. 58.241.040)
2014 (18.667 x (250x12) (Rp. 56.001.000)
2015 (18.667 x (240x4) (Rp. 17.920.320)
Nilai buku per 1 Mei 2015 Rp. 446.770.240
Pengeluaran tunai tambahan Rp. 135.000.000
Pengeluaran Total (Rp. 581.770.240)
Rugi pertukaran Mesin (Rp. 61.770.240)
Jurnalnya:
Mesin (Baru) Rp. 520.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 173.229.760
Rugi Pertukaran Mesin Rp. 61.770.240
Mesin Rp. 620.000.000
Kas Rp. 135.000.000
d. Jika mesin ditukar dengan bangunan per tanggal 1 Mei 2015 dan penyusutannya
menggunakan metode garis lurus:
Harga bangunan (gudang) Rp. 500.000.000
Harga Perolehan Rp. 620.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (Rp. 46.666.667)
2013 (Rp. 70.000.000)
2014 (Rp. 70.000.000)
2015 (Rp. 23.333.333)
Nilai buku per 1 Mei 2015 Rp. 410.000.000
Pengeluaran tunai tambahan Rp. 25.000.000
Pengeluaran Total (Rp. 435.000.000)
Laba pertukaran Mesin (Rp. 65.000.000)
Jurnalnya:
Bangunan Rp. 500.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 210.000.000
Mesin Rp. 620.000.000
Kas Rp. 25.000.000
Laba pertukaran mesin Rp. 65.000.000
4. PT. ABC adalah produsen tepung terigu yang berkedudukan di Malang, Jawa Timur.
Pada tanggal 1 Juli 2012, perusahaan ini membeli sebuah mesin yang akan digunakan
untuk memproduksi tepung terigu. Mesin tersebut dibeli di Singapura dengan harga
faktur sebesar Rp. 500.000.000. Biaya pengiriman dari singapura ke Jakarta sebesar
Rp. 90.000.000, bea masuk ke Indonesia sebesar Rp 100.000.000, dan biaya
pemasangan mesin sebesar Rp. 30.000.000. Mesin tersebut diperkirakan dapat
dioperasikan secara ekonomis selama 12 Tahun atau 25.000 jam kerja. Dalam tempo
12 tahun tersebut, mesin itu diperkirakan dapat digunakan untuk menghasilkan tepung
terigu sebanyak 20.000 ton. Pada akhir tahun ke-12 diperkirakan mesin itu dapat dijual
seharga Rp. 120.000.000.
Selama tahun 2012, PT. ABC bekerja selama 1.200 jam kerja dan menghasilkan tepung
terigu sebanyak 1.700 ton, selama tahun 2013 mesin tersebut digunakan selama 2.000
jam kerja dan menghasilkan 2.200 ton, sementara selama tahun 2014 mesin tersebut
digunakan selama 2.100 jam kerja dan menghasilkan 2.400 ton tepung terigu.
a. Hitung dan jurnallah biaya penyusutan mesin tersebut pada tahun 2012 dengan
menggunakan metode garis lurus.
b. Jika pada awal bulan Januari 2015 Mesin tersebut ditukar dengan mesin baru
seharga Rp. 750.000.000, dan PT. ABC masih harus membayar uang tunai sebesar
Rp. 125.000.000, catatlah transaksi pertukaran tersebut, jika penyusutan mesin
menggunakan metode hasil produksi.
c. Jika pada awal bulan Januari 2015 mesin tersebut ditukar dengan mesin baru
seharga Rp. 675.000.000, tetapi PT. ABC hanya menambah uang tunai sebesar Rp.
110.000.000, catatlah transaksi pertukaran tersebut jika penyusutan mesin
menggunakan metode jam jasa.
PENYELESAIAN:
a. Beban penyusutan tahun 2012 dengan metode garis lurus:
Menghitung nilai perolehan:
Harga sesuai faktur = Rp. 500.000.000
Beban pengiriman = Rp. 90.000.000
Bea masuk = Rp. 100.000.000
Beban pemasangan = Rp. 30.000.000
Harga perolehan = Rp. 720.000.000
Penyusutan = 720,000,000 - 120,000,000
12 Tahun
= 50,000,000 per tahun
Karena mesin tersebut dibeli pada tanggal 1 Juli 2012, maka penyusutan di
tahun 2012 adalah 6/12 x Rp. 50.000.000 = Rp. 25.000.000
Jurnalnya:
Beban penyusutan mesin Rp. 25.000.000
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 25.000.000
b. Jika mesin ditukar dengan mesin baru pada tanggal 1 Januari 2015 dan
penyusutannya menggunakan metode hasil produksi:
Penyusutan = 720,000,000 - 120,000,000
20,000 ton
= Rp. 30,000 per ton
Harga Mesin Baru Rp. 750.000.000
Harga Perolehan Rp. 720.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (1.700 x 30.000) (Rp. 51.000.000)
2013 (2.200 x 30.000) (Rp. 66.000.000)
2014 (2.400 x 30.000) (Rp. 72.000.000)
Nilai buku per 1 Mei 2015 Rp. 531.000.000
Pengeluaran tunai tambahan Rp. 125.000.000
Pengeluaran Total (Rp. 656.000.000)
Laba pertukaran Mesin Rp. 94.000.000
Jurnalnya:
Mesin (Baru) Rp. 750.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 189.000.000
Mesin Rp. 720.000.000
Kas Rp. 125.000.000
Laba pertukaran mesin Rp. 94.000.000
c. Jika mesin ditukar dengan mesin baru pada tanggal 1 Januari 2015 dan
penyusutannya menggunakan metode jam jasa:
Penyusutan = 720,000,000 - 120,000,000
25,000 Jam kerja
= Rp. 24,000 per jam
Harga Mesin Baru Rp. 675.000.000
Harga Perolehan Rp. 720.000.000
Akumulasi Penyusutan:
2012 (1.200 x 24.000) (Rp. 28.800.000)
2013 (2.000 x 24.000) (Rp. 48.000.000)
2014 (2.100 x 24.000) (Rp. 50.400.000)
Nilai buku per 1 Mei 2015 Rp. 592.800.000
Pengeluaran tunai tambahan Rp. 110.000.000
Pengeluaran Total (Rp. 702.800.000)
Rugi pertukaran Mesin (Rp. 27.800.000)
Jurnalnya:
Mesin (Baru) Rp. 675.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 127.200.000
Rugi Pertukaran Mesin Rp. 27.800.000
Mesin Rp. 720.000.000
Kas Rp. 110.000.000
UNTUK MEMPERMUDAH ANDA LEBIH MENGUASAI PERHITUNGAN
PENYUSUTANNYA, ANDA WAJIB MENCOBA SOAL LATIHAN DI BAWAH INI
PT. Fantasi Sentosa adalah perusahaan penghasil SEMEN yang berkedudukan di Bandung,
Jawa Barat. Pada tanggal 25 Mei 2012 perusahaan ini membeli sebuah mesin yang akan
digunakan untuk memproduksi semen. Mesin tersebut dibeli di China dengan harga faktur $
75.000, beban pengiriman dari China ke Bandung sebesar $8.500, bea masuk ke Indonesia
sebesar $ 12.000 dan biaya pemasangan sebesar $ 7.500. kurs yang berlaku berada di
posisi Rp. 11.500. mesin tersebut diperkirakan dapat dioperasikan secara ekonomis selama
8 tahun atau 23.360 Jam kerja. Dalam tempo 8 tahun tersebut, mesin itu diperkirakan
dapat digunakan untuk menghasilkan semen sebanyak 27.500 ton. Pada akhir tahun ke-8
diperkirakan mesin itu dapat dijual seharga Rp. 100.000.000.
Selama tahun 2012, PT. Fantasi Sentosa bekerja selama 240 Jam kerja setiap bulan
dan menghasilkan semen sebanyak 2.000 ton.
a. Hitung dan jurnallah beban penyusutan untuk tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan
2016 dengan menggunakan metode:
Metode Garis Lurus
Metode Jumlah Hasil Produksi
Metode Jam Jasa
Metode Saldo menurun
Metode Angka Tahun
b. Jika pada tanggal 1 Agustus 2016 mesin tersebut dijual dengan harga Rp.
650.000.000 catatlah transaksi penjualan tersebut jika penyusutan yang digunakan
adalah:
Metode Garis Lurus
Metode Jam Jasa
Metode Hasil Produksi
c. Jika pada awal tahun 2016 mesin tersebut ditukar dengan mesin baru seharga Rp.
580.000.000 dan perusahaan masih membayar uang tunai sebesar Rp. 125.000.000,
catatlah transaksi penjualan tersebut jika penyusutannya yang digunakan adalah:
Metode Garis Lurus
Metode Jam Jasa
Metode Hasil Produksi
Metode Angka Tahun
d. Jika pada awal tahun 2017 mesin tersebut dijual dengan harga Rp. 400.000.000,
catatlah transaksi penjualan tersebut jika penyusutannya yang digunakan adalah:
Metode Garis Lurus
Metode Jumlah Hasil Produksi
Metode Jam Jasa
Metode Saldo menurun
Metode Angka Tahun
Top Related