i
STRUKTUR DAN DASAR PENAMAAN
PADA NAMA USAHA DAGANG MAKANAN
DI JALAN KEDUNGDORO KOTA SURABAYA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Ruth Damaris Susanto
NIM: 154114018
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Juli 2019
Penulis
Ruth Damaris Susanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah
untuk Kepentingan Akademis
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama: Ruth Damaris Susanto
NIM: 154114018
Demi pembangunan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Struktur dan Dasar
Penamaan pada Nama Usaha Dagang Makanan di Jalan Kedungdoro Kota
Surabaya”.
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama setiap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 Juli 2019
Yang menyatakan,
Ruth Damaris Susanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman.”
2 Timotius 4:7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan rahmatNya sejak awal penyusunan skripsi ini hingga akhir penyelesaiannya.
Skripsi berjudul “Struktur dan Dasar Penamaan pada Nama Usaha Dagang di
Jalan Kedungdoro Kota Surabaya” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah
membimbing, membantu, dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini.
1. Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing I yang
dengan sabar membimbing penulis selama masa penyusunan skripsi dan
memberikan banyak inspirasi, masukan, serta pesan-pesan yang berharga
baik untuk penyusunan skripsi maupun kehidupan sehari-hari.
2. Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A. yang bersedia menjadi dosen
pembimbing II. Beliau memberikan banyak inspirasi dan masukan yang
berguna untuk penyusunan skripsi ini.
3. Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum. selaku dosen pembimbing
akademik sekaligus Ketua Program Studi Sastra Indonesia.
4. Para dosen Program Studi Sastra Indonesia USD: Drs. B. Rahmanto,
M.Hum., Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., Dr. Yoseph Yapi Taum,
M.Hum., Drs. Hery Antono, M.Hum. (alm.), dan Dr. Paulus Ari Subagyo,
M.Hum. (alm.), serta para dosen pengampu mata kuliah yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu atas seluruh bimbingan yang mereka
berikan selama penulis menjalani masa studi di Universitas Sanata
Dharma.
5. Staf sekretariat Program Studi Sastra Indonesia dan Fakultas Sastra yang
mengurus keperluan akademik penulis. Terima kasih pula untuk segenap
staf Perpustakaan Sanata Dharma yang menyediakan buku-buku referensi
yang penulis butuhkan untuk penelitian ini maupun keperluan selama
masa perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Bapak Ganding Susanto dan Ibu Tuti Setiawati yang telah membiayai,
mendukung, dan selalu mendoakan. Juga teruntuk Kepha Abdisha El-
Khouriy dan Tirza Tsedaqa Malfonita yang selalu mendorong dan
memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Nisya Ayu Ariesta, Marselina Japa, Yupita Selfira Dewi, Agustina Winda
Widyaningsih, Caroline Sinthya Prasetya, Maria Novenia, Primasari
Ariana Nuraini, serta teman-teman di Program Studi Sastra Indonesia
angkatan 2015 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima
kasih atas semua dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada
penulis baik selama penyusunan skripsi ini maupun masa perkuliahan.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
karya ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 22 Juli 2019
Ruth Damaris Susanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Susanto, Ruth Damaris. 2019. “Struktur dan Dasar Penamaan pada Nama
Usaha Dagang Makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya”.
Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini berisi laporan hasil penelitian mengenai nama usaha dagang
makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya. Dua hal yang dibahas dalam
penelitian ini adalah (i) struktur nama usaha dagang makanan di Jalan
Kedungdoro Kota Surabaya dan (ii) dasar penamaan usaha dagang makanan di
Jalan Kedungdoro Kota Surabaya.
Data dalam penelitian ini berupa nama usaha dagang makanan yang
berada di sepanjang Jalan Kedungdoro Kota Surabaya. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung dan
metode padan referensial.
Hasil dari penelitian ini meliputi struktur nama usaha dagang makanan dan
dasar penamaan usaha dagang makanan. Berdasarkan unsur yang dimiliki struktur
nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro dibagi ke dalam sembilan
kategori, yakni (i) Unsur Pusat + Atribut, (ii) (Unsur Pusat + Atribut) + Atribut,
(iii) Unsur Pusat + (Atribut + Atribut), (iv) [(Unsur Pusat 1 + Atribut) + Atribut] +
[Unsur Pusat 2 + Atribut], (v) Atribut + Unsur Pusat, (vi) Atribut + (Unsur Pusat
+ Atribut), (vii) Atribut + (Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2), (viii) Atribut +
[(Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) + Atribut], dan (ix) Atribut + (Unsur Pusat +
Atribut + Atribut).
Dasar penamaan usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro dibagi ke
dalam dua belas kategori berdasarkan referennya, yakni (i) nama usaha dagang
makanan berdasarkan fungsi, (ii) nama usaha dagang makanan berdasarkan menu,
(iii) nama usaha dagang makanan berdasarkan pemilik, (iv) nama usaha dagang
makanan berdasarkan nama tempat, (v) nama usaha dagang makanan berdasarkan
nama suku, (vi) nama usaha dagang makanan berdasarkan peristiwa sejarah, (vii)
nama usaha dagang makanan berdasarkan sifat atau keadaan, (viii) nama usaha
dagang makanan berdasarkan relasi, (ix) nama usaha dagang makanan
berdasarkan tokoh fiksi, (x) nama usaha dagang makanan berdasarkan seni
budaya, (xi) nama usaha dagang makanan berdasarkan ungkapan, dan (xii) nama
usaha dagang makanan berdasarkan angka.
Kata Kunci: struktur, dasar penamaan, nama usaha dagang, frasa nomina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Susanto, Ruth Damaris. 2019. “Structure and Naming of Food Stalls on
Kedungdoro Street City of Surabaya”. Undergraduate Thesis.
Indonesian Letters Department, Faculty of Letters, Sanata Dharma
University.
This thesis contains research reports on the structure and naming of food
stalls on Kedungdoro Street City of Surabaya. Two things discussed in this study
are (i) name structure of food stalls on Kedungdoro Street City of Surabaya and
(ii) naming of food stalls on Kedungdoro Street City of Surabaya.
Data in this study are food stall names on Kedungdoro Street City of
Surabaya. Data collection were done using simak method and note taking
technique. The collected data were analyzed using agih method with bagi unsur
langsung technique (direct dividing element) and referential equivalence method.
Results of this study include name structure of food stalls and food stalls
naming. Name structures of food stalls on Kedungdoro Street are divided into
nine categories, (i) Unsur Pusat + Atribut, (ii) (Unsur Pusat + Atribut) + Atribut,
(iii) Unsur Pusat + (Atribut + Atribut), (iv) [(Unsur Pusat 1 + Atribut) + Atribut] +
[Unsur Pusat 2 + Atribut], (v) Atribut + Unsur Pusat, (vi) Atribut + (Unsur Pusat
+ Atribut), (vii) Atribut + (Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2), (viii) Atribut +
[(Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) + Atribut], dan (ix) Atribut + (Unsur Pusat +
Atribut + Atribut).
Naming of food stalls on Kedungdoro Street are divided into twelve
categories based on their referents, (i) food stall naming based on its function, (ii)
food stall naming based on the menu, (iii) food stall naming based on its owner,
(iv) name of food trading business based on place name, (v) name of food trading
business based on ethnic, (vi) food stall naming based on historical event, (vii)
food stall naming based on adjective, (viii) food stall naming based on relation,
(ix) food stall naming based on fictional character, (x) food stall naming based on
cultural art, (xi) food stall naming based on expression, and (xii) food stall naming
based on number.
Keywords: structure, naming, business naming, noun phrase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
ABSTRAK .............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
1.5 Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 6
1.6 Landasan Teori ................................................................................................. 10
1.6.1 Struktur Frasa ................................................................................................. 11
1.6.2 Teori Penamaan .............................................................................................. 11
1.6.2.1 Peniruan Bunyi ............................................................................................ 12
1.6.2.2 Penyebutan Bagian ...................................................................................... 12
1.6.2.3 Penyebutan Sifat Khas ................................................................................. 12
1.6.2.4 Penemu dan Pembuat ................................................................................... 13
1.6.2.5 Tempat Asal ................................................................................................ 13
1.6.2.6 Bahan .......................................................................................................... 13
1.6.2.7 Keserupaan .................................................................................................. 14
1.6.2.8 Pemendekan ................................................................................................. 14
1.6.2.9 Penamaan Baru ............................................................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1.7 Metode Penelitian............................................................................................. 15
1.7.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 15
1.7.2 Metode Analisis Data ...................................................................................... 16
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ............................................................ 18
1.8 Sistematika Penyajian....................................................................................... 18
BAB II STRUKTUR NAMA USAHA DAGANG MAKANAN DI JALAN
KEDUNGDORO KOTA SURABAYA ................................................................. 19
2.1 Pengantar ......................................................................................................... 19
2.2 Unsur Pusat + Atribut ....................................................................................... 19
2.3 (Unsur Pusat + Atribut) + Atribut ..................................................................... 24
2.4 Unsur Pusat + (Atribut + Atribut) ..................................................................... 29
2.5 [(Unsur Pusat 1 + Atribut) + Atribut] + [Unsur Pusat 2 + Atribut] .................... 31
2.6 Atribut + Unsur Pusat ....................................................................................... 33
2.7 Atribut + (Unsur Pusat + Atribut) .................................................................... 34
2.8 Atribut + (Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) ....................................................... 36
2.9 Atribut + [(Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) + Atribut] ..................................... 37
2.10 Atribut + (Unsur Pusat + Atribut + Atribut) ..................................................... 40
2.11 Rangkuman ...................................................................................................... 41
BAB III DASAR PENAMAAN USAHA DAGANG MAKANAN DI JALAN
KEDUNGDORO KOTA SURABAYA ................................................................. 42
3.1 Pengantar ......................................................................................................... 42
3.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Fungsi ......................................... 42
3.3 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Menu........................................... 44
3.3.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan .......................... 45
3.3.1.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan Berat ............. 45
3.3.1.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan Ringan ........... 48
3.3.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Minuman ......................... 49
3.4 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Pemilik........................................ 50
3.4.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Pemilik ............................ 50
3.4.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Julukan Pemilik ......................... 52
3.4.3 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Ciri Pemilik ............................... 53
3.5 Nama Usaha Dagang Berdasarkan Nama Tempat ............................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.5.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Tempat Asal Makanan ............... 54
3.5.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Jalan ................................ 55
3.5.3 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Kota ................................ 55
3.5.4 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Pulau ............................... 56
3.5.5 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Lokasi Spesifik .......................... 57
3.6 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Suku.................................. 57
3.7 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Peristiwa Sejarah ......................... 58
3.8 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Sifat atau Keadaan ...................... 58
3.9 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Relasi .......................................... 60
3.10 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Tokoh Fiksi ................................. 60
3.11 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Seni Budaya ................................ 61
3.12 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Ungkapan .................................... 62
3.13 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Angka ......................................... 62
3.14 Rangkuman ...................................................................................................... 63
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 64
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 64
4.2 Saran ................................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67
LAMPIRAN........................................................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha kuliner semakin berkembang pada era dewasa ini. Selain karena
semakin banyaknya varian makanan yang dapat dijadikan usaha, beberapa usaha
kuliner, terutama yang berjenis kaki lima, tidak memerlukan modal dan jumlah
pegawai yang banyak. Daerah sekitar pemukiman merupakan salah satu sentra
berkembangnya usaha kuliner, terutama kuliner kaki lima atau pinggir jalan, tak
terkecuali Jalan Kedungdoro di Kota Surabaya. Letaknya yang strategis di pusat
Kota Surabaya dan dekat dengan pemukiman penduduk membuat Jalan
Kedungdoro dipenuhi oleh berbagai macam usaha dagang makanan, baik yang
berskala kecil maupun yang skalanya cukup besar.
Setiap pemilik usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
memiliki nama-nama tersendiri bagi setiap usaha dagangnya, seperti Kedai Pak
Kumis, Ayam Geprek Mbok Aini, dan Bakso Solo Kedungdoro. Menurut
Kridalaksana (2008: 179), penamaan merupakan proses penggunaan lambang
bahasa untuk menggambarkan obyek, konsep, proses, dan sebagainya. Penamaan
biasanya dengan memanfaatkan perbendaharaan yang ada, antara lain dengan
perubahan-perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau
kelompok kata. Penamaan pada usaha dagang sendiri dilakukan dengan tujuan
untuk memberikan ciri khas kepada usaha dagang serta membedakan satu usaha
dagang dengan usaha dagang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam penelitian ini, dipaparkan struktur dan dasar penamaan pada nama
usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya.
Topik nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya dipilih
karena tiga alasan. Pertama, banyak ditemukan pemberian nama pada usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro yang menjadi ciri khas atau pembeda usaha
dagang makanan satu dengan yang lainnya. Kedua, nama usaha dagang makanan
di Jalan Kedungdoro memiliki struktur kebahasaan yang dapat dikaji secara
linguistis. Ketiga, nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro dapat
digolongkan ke dalam beberapa bentuk nama berdasarkan referen yang terdapat
dalam nama usaha dagang makanan tersebut. Untuk memperjelas batasan
penelitian, pengambilan data dilakukan di sepanjang Jalan Kedungdoro dari
Perempatan Jalan Embong Malang hingga Pertigaan Jalan Pasar Kembang dan
Jalan Arjuno (lihat lampiran IV).
Beberapa contoh struktur nama yang terdapat pada usaha dagang makanan
di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya adalah sebagai berikut.
(1) Pangsit Mie Ujung Pandang
(2) Top Martabak Terang Bulan
Contoh (1) termasuk bentuk nama usaha dagang makanan yang berstruktur
unsur pusat (UP) + atribut (Atr). Pada contoh nama usaha dagang Pangsit Mie
Ujung Pandang, Pangsit Mie memiliki posisi sebagai UP dan Ujung Pandang
sebagai Atr. Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang
Pangsit Mie Ujung Pandang dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pangsit Mie Ujung Pandang
UP Atr
Pangsit Mie Ujung Pandang
Diagram 1: Struktur Nama Atr Pangsit Mie Ujung Pandang
Pada contoh (2) bentuk nama usaha dagang makanan yang digunakan
memiliki struktur Atr + (UP1 + UP2). Top memiliki posisi sebagai Atr dan
Martabak Terang Bulan memiliki posisi sebagai (UP1 + UP2). Dengan teknik
dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Top Martabak Terang Bulan dapat
dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Top Martabak Terang Bulan
Atr (UP1 + UP2)
Top Martabak Terang Bulan
UP UP
Martabak Terang Bulan
Diagram 2: Struktur Nama Atr Top Martabak Terang Bulan
Di samping itu, topik ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui dasar
penamaan pada nama usaha dagang makanan tersebut. Berikut adalah salah satu
contoh dasar penamaan berdasarkan referen yang terdapat pada nama usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(3) Kedai Dua Saudara
(4) Apeng Kwetiau Medan
Dalam contoh (3) nama usaha dagang makanan tersebut memiliki dua
referen, yakni referen berupa sebutan tempat dan referen berupa ciri pemilik. Kata
kedai merupakan referen berupa sebutan tempat yang memiliki arti bangunan
tempat berjualan (makanan, minuman dan sebagainya) (KBBI V, 2018: 770).
Referen dua saudara merujuk pada pemilik usaha dagang yang merupakan dua
bersaudara kakak beradik.
Pada contoh (4) nama usaha dagang makanan tersebut memiliki tiga referen,
yakni referen berupa nama pemilik, referen berupa menu, dan referen berupa
nama tempat. Apeng merupakan nama sang pemilik usaha, sedangkan kwetiau
merupakan referen berupa menu makanan yang disajikan. Kata Medan merupakan
kota di provinsi Sumatera Utara sekaligus kota asal makanan.
Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengkaji “Struktur dan
Nama Usaha Dagang Makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana struktur nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro
Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya?
1.2.2 Bagaimana dasar penamaan usaha dagang makanan di Jalan
Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan struktur nama usaha dagang makanan di Jalan
Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya.
1.3.2 Mendeskripsikan dasar penamaan usaha dagang makanan di Jalan
Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis maupun
praktis.
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan menjadi contoh penerapan kajian
dalam bidang semantik terhadap fenomena kebahasaan yang ada dalam penamaan
usaha dagang, khususnya pada nama usaha dagang makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberi referensi
bagi para pedagang dan pengusaha sablon dan percetakan dalam pembuatan nama
usaha dagang makanan. Penelitian ini juga dapat digunakan oleh peneliti-peneliti
lain yang hendak melakukan penelitian mengenai penamaan.
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai dasar penamaan pernah dilakukan antara lain oleh
Laksono (2009), Vinantya (2015), Prahastuti (2016), Prayogo dkk (2016),
Ravelianto (2017), dan Ardheana (2018).
Penelitian menggunakan teori penamaan pernah dilakukan Adhimas Satriyo
Laksono dalam skripsinya yang berjudul “Nama-nama Usaha Dagang Makanan
dan Minuman di Jalan Selokan Mataram Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta: Kajian Sosiolinguistik”. Dalam skripsinya tersebut,
Laksono meneliti bentuk dan unsur-unsur bahasa dari nama-nama usaha dagang
makanan dan minuman di Jalan Selokan Mataram. Laksono menemukan enam
penggolongan bentuk nama usaha dagang makanan dan minuman, antara lain (i)
nama usaha dagang makanan dan minuman berunsur pusat kata warung, kedai,
dan lesehan, (ii) nama usaha dagang makanan dan minuman berunsur pusat
rumah makan, warung makan, pondok makan, dan warung lesehan, (iii) nama
usaha dagang makanan dan minuman berunsur pusat menu, (iv) nama usaha
dagang makanan dan minuman yang menggunakan nama penjual, (v) nama usaha
dagang makanan dan minuman dengan permainan bahasa, dan (vi) nama usaha
dagang makanan dan minuman dengan bahasa Inggris. Dalam penelitian tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
juga ditemukan enam unsur bahasa yang terdapat dalam nama usaha dagang
makanan dan minuman, yakni (i) nama dengan unsur-unsur bahasa daerah (bahasa
Jawa, bahasa Sunda, bahasa Madura, dan bahasa Minangkabau), (ii) nama dengan
unsur-unsur bahasa Indonesia, (iii) nama dengan unsur-unsur bahasa Inggris, (iv)
nama dengan unsur-unsur bahasa Indonesia dan bahasa daerah, (v) nama dengan
unsur-unsur bahasa daerah dan bahasa Inggris, dan (vi) nama dengan unsur-unsur
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Mikail Septian Adi Vinantya juga menggunakan teori penamaan dalam
penelitiannya yang berjudul “Nama Jenis Nasi Di Indonesia: Tinjauan Struktur
Frasa Dan Penamaan”. Penelitian tersebut menggunakan teori penamaan untuk
mendeskripsikan struktur frasa nama jenis nasi di Indonesia dan mendeskripsikan
dasar penamaan jenis nasi di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut
Vinantya menemukan bahwa pembentukan struktur frasa nama nasi dibagi
menjadi tiga yaitu kata nominal (N) + nominal (N), nominal (N) + verbal (V), dan
nominal (N) + adjektival (A). Selain itu, ia juga menemukan bahwa dasar
penamaan nasi dibagi menjadi sepuluh yaitu (i) penamaan berdasarkan warna, (ii)
penamaan berdasarkan cara pengolahan, (iii) penamaan berdasarkan lauk, (iv)
penamaan berdasarkan sayur, (v) penamaan berdasarkan kemasan, (vi) penamaan
berdasarkan porsi, (vii) penamaan berdasarkan asal daerah, (viii) penamaan
berdasarkan bahasa daerah, (ix) penamaan berdasarkan bentuk, dan (x) penamaan
berdasarkan keadaan.
Noventa Retno Prahastuti dalam skripsinya yang berjudul “Satuan Lingual
Nama Lauk dan Sayur serta Dasar Penamaannya Pada www.femina.co.id,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
www.cookpad.com Dan Tujuh Rumah Makan Di Yogyakarta” mengkaji satuan
lingual nama lauk dan sayur serta dasar penamaannya pada www.femina.co.id,
www.cookpad.com, dan tujuh rumah makan di Yogyakarta. Dalam penelitiannya,
ia menemukan satuan lingual pada nama lauk dan sayur meliputi kata, frasa, dan
klausa. Di samping itu ia juga menemukan delapan dasar penamaan nama lauk
dan sayur, yaitu (i) penamaan berdasarkan cara pengolahan, (ii) penamaan
berdasarkan alat pengolahan, (iii) penamaan berdasarkan bumbu pengolahan, (iv)
penamaan berdasarkan bahan tambahan, (v) penamaan berdasarkan tempat asal,
(vi) penamaan berdasarkan warna, (vii) penamaan berdasarkan rasa, dan (viii)
penamaan berdasarkan bahan dasar.
Dalam judul penelitian “Penamaan Desa dan Dusun di Kecamatan
Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi (Kajian Etimologi dan Semantik)” yang
dimuat dalam Jurnal Publika Budaya, Sungging Setyo Prayogo dkk
mendeskripsikan asal-usul penamaan desa dan dusun di Kecamatan Tegaldlimo,
Kabupaten Banyuwangi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nama-
nama desa dan dusun di Kecamatan Tegaldlimo berupa kata benda, kata sifat, dan
sebagian kecil berupa kata bilangan. Selain itu, mayoritas penamaan desa dan
dusun di Kecamatan Tegaldlimo berdasarkan unsur alam dan hanya sebagian kecil
yang berdasarkan keadaan dan harapan serta proses berdirinya.
Penelitian sastra tentang struktur dan dasar penamaan sambal di delapan
rumah makan di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta
dilakukan oleh Novilius Ravelianto melalui skripsinya yang berjudul “Struktur
dan Dasar Penamaan Sambal di Delapan Rumah Makan di Kabupaten Sleman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta”. Penelitian tersebut membahas struktur
sambal dan deskripsi dasar penamaan sambal. Dalam penelitiannya, ia
memaparkan bahwa struktur dalam nama sambal di delapan rumah makan
tersebut secara umum berstruktur frasa dan khususnya frasa norma atributif. Ia
juga memaparkan bahwa secara garis besar (i) dasar penamaan sambal yang
terdiri dari dua kata meliputi: bahan, bumbu, warna, alat pengolahan, nama
sambal menu lain, tempat asal, keadaan, cara makan, tampilan, cara pembuatan,
dan kesamaan metaforis, (ii) dasar penamaan sambal yang terdiri dari tiga kata
meliputi: satu bahan, cara pengolahan bumbu, satu bumbu, dua bahan, bumbu dan
keadaan bumbu, bahan dan warna bahan, bumbu dan bahan, warna bahan dan rasa,
penyajian bahan, cara makan dan bumbu, kesamaan metaforis, bumbu dan
kesamaan metaforis, dan (iii) dasar penamaan sambal yang terdiri dari empat kata
meliputi: bumbu dan bahan, bumbu bahan dan warna bahan, satu bumbu dan dua
bahan, cara pengolahan dan dua bahan, dan keistimewaan rumah makan.
Dalam skripsinya yang berjudul “Pola Pembentukan dan Dasar Penamaan
Nama Kampung Berakhiran -an Di Kota Yogyakarta”, Erta Ardheana mengkaji
keadaan geografis Kota Yogyakarta serta pola pembentukan dan dasar penamaan
nama kampung berakhiran -an di Kota Yogyakarta. Dalam penelitian yang
menggunakan teori morfologi dan semantik tersebut, Ardheana menemukan dua
pola pembentukan nama kampung berakhiran -an di Kota Yogyakarta, yaitu (i)
nama kampung berunsur nomina +-an dan (ii) nama kampung berunsur verba +-
an. Di samping itu, ia juga menemukan 11 dasar penamaan kampung berakhiran -
an, meliputi (i) profesi, (ii) Putra, Putri, atau kerabat keraton Yogyakarta, (iii)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Prajurit Keraton Ngayogyakarta, (iv) suku, (v) tumbuhan, (vi) hewan, (vii) fungsi
tempat, (viii) tokoh, (ix) perbuatan tokoh, (x) keadaan geografis, dan (xi)
peristiwa.
Penelitian mengenai penamaan pernah dilakukan, dibuktikan antara lain
melalui enam penelitian yang disebutkan di atas. Di samping itu, penelitian pada
nama usaha dagang makanan dan minuman juga pernah dilakukan dan berfokus
pada usaha dagang makanan dan minuman yang terletak di Jalan Selokan
Mataram Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Peneliti tidak
menemukan penelitian yang membahas mengenai nama-nama usaha dagang
makanan di Jalan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya sehingga
penelitian ini layak dilakukan.
1.6 Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori struktur frasa untuk menganalisis struktur
usaha dagang makanan dan teori penamaan untuk menganalisis dasar penamaan
yang terdapat pada nama usaha dagang makanan. Teori penamaan merupakan
bagian dari semantik. Menurut KBBI V (2018: 1501), semantik merupakan ilmu
tentang makna kata dan kalimat; pengetahuan mengenai seluk-beluk dan
pergeseran arti kata. Semantik juga merupakan bagian struktur bahasa yang
berhubungan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Secara
etimologis kata semantik berasal dari bahasa Yunani semainein yang memiliki arti
bermakna atau berarti. Semantik adalah penelitian makna kata dalam bahasa
tertentu menurut sistem penggolongan. Semantik merupakan cabang linguistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang bertugas meneliti makna kata, asal-mulanya, perkembangannya, dan
penyebab terjadinya perubahan makna (Mulyana, 1964: 1).
1.6.1 Struktur Frasa
Menurut Ramlan (2005: 138), frasa merupakan satuan gramatikal yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
Frasa selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu subjek, predikat, objek,
pelengkap, atau keterangan.
1.6.2 Teori Penamaan
Teori penamaan merupakan bagian dari semantik yang termasuk ranah
linguistik. Penamaan merupakan proses perlambangan suatu konsep yang
mengacu kepada referen yang berada di luar bahasa (Chaer, 2013: 43). Nama
adalah perlambangan dari benda, konsep, aktivitas, atau peristiwa. Peristiwa-
peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya penamaan antara lain peniruan bunyi,
penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemu dan pembuat, tempat asal,
bahan, keserupaan, pemendekan, dan penamaan baru. Nama usaha dagang
makanan termasuk dalam nama diri karena merupakan nama tempat. Dalam
Kamus Linguistik (2008: 160) nama diri memiliki pengertian nama orang, tempat,
atau benda tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.6.2.1 Peniruan Bunyi
Penamaan benda atau hal dibentuk berdasarkan bunyi dari benda tersebut
atau suara yang ditimbulkan oleh benda tersebut (Chaer, 2013: 44), contohnya.
(5) Binatang tokek diberi nama demikian karena ia berbunyi “tokek, tokek”.
(6) “Klik” terdengar bunyi anak kunci diputar orang.
Penamaan yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi disebut kata peniru bunyi atau
onomatope.
1.6.2.2 Penyebutan Bagian
Penamaan suatu benda atau konsep berdasarkan bagian dari benda tersebut
biasanya didasari oleh ciri khas atau yang menonjol dan sudah diketahui umum
(Chaer, 2013: 46). Gaya bahasa yang menyebutkan bagian dari suatu benda
padahal yang dimaksud adalah keseluruhannya umumnya diistilahkan dengan
pars prototo, contohnya adalah sebagai berikut.
(7) Anggota ABRI disebut baju hijau karena ciri warna pakaian ABRI adalah
hijau.
(8) Kata kepala dalam kalimat setiap kepala menerima bantuan seribu rupiah
memilik arti seluruh orangnya sebagai satu keutuhan.
1.6.2.3 Penyebutan Sifat Khas
Penamaan suatu benda berdasarkan sifat yang khas yang ada pada benda
tersebut. Di sini terjadi perkembangan yaitu ciri makna yang disebut dengan kata
sifat mendesak kata bendanya karena sifatnya yang amat menonjol sehingga
akhirnya kata sifatnya itulah yang menjadi kata bendanya (Chaer, 2013: 46).
Contoh penamaan berdasarkan penyebutan sifat khas adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(9) Orang yang kepalanya botak disebut si botak.
(10) Dalam pemilu terdapat istilah golongan putih (golput) untuk menyebut
kelompok yang tidak mau memilih partai politik atau tidak berpartisipasi
dalam pemilu.
1.6.2.4 Penemu dan Pembuat
Penamaan suatu benda berdasarkan nama penemunya, nama pabrik
pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah. Nama-nama benda yang
demikian disebut dengan istilah appelativa (Chaer, 2013: 47). Contoh
penamaannya adalah sebagai berikut.
(11) Volt merupakan nama satuan kekuatan listrik yang berasal dari nama
penciptanya yaitu Volta (1745-1787), seorang sarjana fisika dari Italia.
(12) Stabilo merupakan salah satu merek pena penanda bacaan yang acapkali
digunakan untuk menyebut pena penanda bacaan secara umunya.
1.6.2.5 Tempat Asal
Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal benda
tersebut (Chaer, 2013: 48), contohnya adalah sebagai berikut.
(13) Kata hamburger berasal dari nama Kota Hamburg di Jerman.
(14) Piagam Jakarta merupakan piagam yang dirumuskan di Jakarta.
1.6.2.6 Bahan
Ada sejumlah benda yang penamaannya berdasarkan nama bahan pokok
benda tersebut (Chaer, 2013: 49), contohnya adalah sebagai berikut.
(15) Kaca adalah nama bahan. Barang-barang lain yang dibuat dari kaca
disebut juga kaca seperti kacamata kaca jendela, dan kaca spion.
(16) Bambu runcing merupakan senjata yang dibuat dari bambu yang
diruncingi sampai tajam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1.6.2.7 Keserupaan
Banyak benda yang penamaannya berdasarkan kesamaan sifat atau ciri dari
makna leksikal kata yang dipakai (Chaer, 2013: 50), contohnya adalah sebagai
berikut.
(17) Frasa raja minyak memiliki arti “pengusaha minyak yang paling besar”.
Raja sendiri merupakan orang yang paling berkuasa atau paling tinggi
kedudukannya di negaranya.
(18) Kata kaki yang memiliki kesamaan makna dengan salah satu ciri makna
kata kaki yaitu “terletak pada bagian bawah” pada frasa kaki gunung.
Sifat metaforis pada kata-kata itu nampaknya sudah luntur karena telah menjadi
istilah umum dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
1.6.2.8 Pemendekan
Penamaan yang terbentuk sebagai hasil penggabungan unsur-unsur huruf
awal atau suku kata dari beberapa kata yang digabungkan menjadi satu (Chaer,
2013: 51). Contoh penamaannya adalah sebagai berikut.
(19) Kata tilang berasal dari bukti pelanggaran.
(20) Kata iptek berasal dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
(21) Kata rudal berasal dari peluru kendali.
Kata-kata yang terbentuk sebagai hasil penyingkatan seperti demikian umumnya
disebut akronim.
1.6.2.9 Penamaan Baru
Penamaan baru merupakan kata atau istilah baru yang dibentuk untuk
menggantikan kata atau istilah lama yang sudah ada. Kata-kata atau istilah-istilah
lama yang sudah ada itu perlu diganti dengan kata-kata atau istilah-istilah baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
karena dianggap kurang tepat, tidak rasional, kurang halus, atau kurang ilmiah
(Chaer, 2013: 52). Contoh penamaannya adalah sebagai berikut.
(22) Kata wisatawan mengganti turis atau pelancong.
(23) Kata bui atau penjara diganti dengan lembaga pemasyarakatan.
(24) Kata gelandangan diganti menjadi tunawisma.
Proses penggantian nama atau penyebutan baru masih akan terus berlangsung
sesuai dengan perkembangan pandangan dan norma budaya di dalam masyarakat.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni (i) metode pengumpulan
data, (ii) metode analisis data, dan (iii) metode penyajian hasil analisis data.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Objek penelitian ini berupa nama-nama usaha dagang makanan yang
terdapat di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi dan teknik rekam visual. Data berupa nama-
nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya dikumpulkan
dalam bentuk gambar digital dengan cara melakukan perekaman gambar data
menggunakan kamera ponsel.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan teknik catat serta
teknik simak libat cakap. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui penyimakan terhadap penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2015:
203). Teknik catat dilakukan dengan cara mencatat data yang telah diperoleh
menggunakan alat tulis atau kartu data. Data berupa nama-nama usaha dagang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya yang diperoleh kemudian dicatat
dan diklasifikasikan berdasarkan struktur dan dasar penamaannya. Teknik simak
libat cakap atau wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai dasar penamaan usaha dagang makanan.
1.7.2 Metode Analisis Data
Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah
analisis data. Analisis data pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode
agih untuk menganalisis struktur nama usaha dagang makanan dan metode padan
untuk menganalisis dasar penamaannya. Menurut Sudaryanto (2015: 18), metode
agih merupakan metode yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa
(langue) yang bersangkutan. Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur
langsung. Teknik tersebut memiliki cara kerja membagi satuan data ke dalam
beberapa bagian atau unsur (Sudaryanto, 2018: 37). Contohnya sebagai berikut.
(25) Depot Barokah
Nama usaha dagang Depot Barokah berbentuk unsur pusat (UP) + atribut
(Atr). Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP + Atr dapat dijelaskan
sebagai berikut. Depot memiliki posisi sebagai UP dan Barokah sebagai Atr.
Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Depot Barokah
dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Depot Barokah
UP Atr
Depot Barokah
Diagram 3: Struktur Nama Atr Depot Barokah
Nama usaha dagang Warkop Ketan merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. UP dalam frasa tersebut merupakan
unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di samping UP
merupakan atribut.
(25) a. Ibu membeli makan siang di depot barokah.
b. Ibu membeli makan siang di d6epot.
Metode padan adalah metode yang alat penentunya berada di luar, terlepas,
dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto,
2015: 15). Metode padan digunakan untuk menemukan identitas objek
kebahasaan berdasarkan kepadanan, keselarasan, kesesuaian, dan kesamaannya
dengan alat penentu.
Sub metode yang dipakai adalah metode padan referensial. Metode padan
referensial merupakan metode yang alat penentunya berupa referen bahasa
(Sudaryanto, 2015: 15). Metode padan referensial digunakan untuk menunjukkan
identitas pada satuan kebahasaan sebuah referen.
(26) Warung Sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dalam contoh (26) nama usaha dagang makanan tersebut memiliki dua
referen, yakni referen berupa sebutan tempat dan referen berupa sifat. Kata
warung merupakan kata benda yang memiliki arti tempat menjual makanan,
minuman, kelontong, dan sebagainya (KBBI V, 2018: 1855). Kata sederhana
merupakan kata sifat atau adjektiva yang memiliki arti bersahaja; tidak berlebih-
lebihan (KBBI V, 2018: 1479).
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Langkah terakhir adalah penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil
analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode formal dan informal.
Hasil analisis data melalui metode formal disajikan menggunakan tabel, diagram,
dan sebagainya. Penyajian hasil analisis data melalui metode informal disajikan
menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 2015: 241).
1.8 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I
adalah pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian,
dan sistematika penyajian. Bab II berisi struktur nama usaha dagang makanan di
Jalan Kedungdoro Kota Surabaya. Bab III berisi dasar penamaan usaha dagang
makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya. Bab IV merupakan penutup yang
berisi kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB II
STRUKTUR NAMA USAHA DAGANG MAKANAN
DI JALAN KEDUNGDORO KOTA SURABAYA
2.1 Pengantar
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa struktur nama usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya berstruktur frasa nominal
atributif. Menurut Ramlan (2005: 145), frasa nominal merupakan frasa yang
memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal. Unsur pusat dalam frasa
nominal berupa nomina atau kata benda. Frasa nominal atributif merupakan frasa
yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara (Ramlan, 2005: 143). Berdasarkan
unsur yang dimiliki, struktur nama usaha dagang makanan dapat dibagi menjadi
sembilan, yakni (i) Unsur Pusat + Atribut, (ii) (Unsur Pusat + Atribut) + Atribut,
(iii) Unsur Pusat + (Atribut + Atribut), (iv) [(Unsur Pusat 1 + Atribut) + Atribut] +
[Unsur Pusat 2 + Atribut], (v) Atribut + Unsur Pusat, (vi) Atribut + (Unsur Pusat
+ Atribut), (vii) Atribut + (Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2), (viii) Atribut +
[(Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) + Atribut], dan (ix) Atribut + (Unsur Pusat +
Atribut + Atribut).
2.2 Unsur Pusat + Atribut
Nama-nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
merupakan frasa nominal yang unsur pusatnya (UP) berupa nomina atau kata
benda ditambahkan dengan atribut (Atr) yang merupakan penjelas. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penelitian ini ditemukan bahwa secara kategorial, frasa nominal dapat terdiri dari
nominal (N) diikuti nominal (N), N diikuti verbal (V), N diikuti adjektival (Adj),
maupun N diikuti ungkapan (Ukp). Berikut dikemukakan lima contoh dari 23 (dua
puluh tiga) nama usaha dagang makanan yang terdiri atas unsur UP + Atr.
(27) Warkop Ketan
(28) Warung Sederhana
(29) Martabak Wayang
(30) Bakso Mitra
(31) Restoran Viva
Pada data (27), nama usaha dagang Warkop Ketan berstruktur UP + Atr.
Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP + Atr dapat dijelaskan
sebagai berikut. Warkop memiliki posisi sebagai UP dan Ketan sebagai Atr.
Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Warkop Ketan
dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Warkop Ketan
UP Atr
Warkop Ketan
Diagram 4: Struktur Nama Atr Warkop Ketan
Nama usaha dagang Warkop Ketan merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa
tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(27) a. Ayah pergi ke warkop ketan.
b. Ayah pergi ke warkop.
Pada data (28), nama usaha dagang Warung Sederhana berstruktur UP +
Atr. Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP + Atr dapat dijelaskan
sebagai berikut. Warung memiliki posisi sebagai UP dan Sederhana sebagai Atr.
Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Warung Sederhana
dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Warung Sederhana
UP Atr
Warung Sederhana
Diagram 5: Struktur Nama Atr Warung Sederhana
Nama usaha dagang Warung Sederhana merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa
tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(28) a. Ibu membeli nasi telur di warung sederhana.
b. Ibu membeli nasi telur di warung.
Pada data (29), nama usaha dagang Martabak Wayang berstruktur UP +
Atr. Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP + Atr dapat dijelaskan
sebagai berikut. Martabak memiliki posisi sebagai UP dan Wayang sebagai Atr.
Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Martabak Wayang
dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Martabak Wayang
UP Atr
Martabak Wayang
Diagram 6: Struktur Nama Atr Martabak Wayang
Nama usaha dagang Martabak Wayang merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa
tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(29) a. Kakak menggoreng martabak wayang.
b. Kakak menggoreng martabak.
Pada data (30), nama usaha dagang Bakso Mitra berstruktur UP + Atr.
Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP + Atr dapat dijelaskan
sebagai berikut. Bakso memiliki posisi sebagai UP dan Mitra sebagai Atr. Dengan
teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Bakso Mitra dapat
dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Bakso Mitra
UP Atr
Bakso Mitra
Diagram 7: Struktur Nama Atr Bakso Mitra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Nama usaha dagang Bakso Mitra merupakan frasa nominal atributif yang
unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa tersebut
merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa dan secara
semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di
samping UP merupakan atribut (Atr).
(30) a. Adik makan bakso mitra.
b. Adik makan bakso.
Pada data (31), nama usaha dagang Restoran Viva berstruktur UP + Atr.
Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP + Atr dapat dijelaskan
sebagai berikut. Restoran memiliki posisi sebagai UP dan Viva sebagai Atr.
Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Restoran Viva
dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Restoran Viva
UP Atr
Restoran Viva
Diagram 8: Struktur Nama Atr Restoran Viva
Nama usaha dagang Restoran Viva merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa
tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(31) a. Rumah nenek terletak di samping restoran viva.
b. Rumah nenek terletak di samping restoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.3 (Unsur Pusat + Atribut) + Atribut
Dalam penelitian ini ditemukan nama-nama usaha dagang yang
strukturnya bertingkat. Dalam nama-nama usaha dagang berikut ini, nama usaha
dagang dibagi ke dalam UP + Atr yang unsur pusatnya (UP) dapat dibagi lagi
menjadi UP + Atr. Atribut (Atr) dalam nama usaha dagang makanan berikut ini
maupun di kategori-kategori selanjutnya dapat memiliki lebih dari satu Atr yang
melekat secara bertahap. Berikut dikemukakan lima nama usaha dagang makanan
yang terdiri atas unsur (UP + Atr) + Atr.
(32) Depot Gito Surabaya
(33) Warung R3 Madura
(34) Ketan Ringin Kedungdoro
(35) Warung Barokah Enggal Tresno
(36) Depot Purnama Ria Cak Toni
Pada data (32), nama usaha dagang Depot Gito Surabaya berstruktur (UP
+ Atr) + Atr. Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai (UP + Atr) + Atr
dapat dijelaskan sebagai berikut. Depot Gito memiliki posisi sebagai (UP + Atr)
dan Surabaya sebagai Atr. Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha
dagang Depot Gito Surabaya dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Depot Gito Surabaya
(Up + Atr) Atr
Depot Gito Surabaya
UP Atr
Depot Gito
Diagram 9: Struktur Nama Atr Depot Gito Surabaya
Frasa Depot Gito Surabaya dan Depot Gito merupakan frasa nominal
atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam
frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh
frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(32) a. Nita biasa membeli makanan di Depot Gito Surabaya.
b. Nita biasa membeli makanan di Depot Gito.
c. Nita biasa membeli makanan di Depot Gito.
d. Nita biasa membeli makanan di Depot.
Pada data (33), nama usaha dagang Warung R3 Madura berstruktur (UP +
Atr) + Atr. Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai (UP + Atr) + Atr
dapat dijelaskan sebagai berikut. Warung R3 memiliki posisi sebagai (UP + Atr)
dan Madura sebagai Atr. Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha
dagang Warung R3 Madura dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Warung R3 Madura
(UP + Atr) Atr
Warung R3 Madura
UP Atr
Warung R3
Diagram 10: Struktur Nama Atr Warung R3 Madura
Frasa Warung R3 Madura dan Warung R3 merupakan frasa nominal
atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam
frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh
frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(33) a. Adik membantu ibu berjualan di Warung R3 Madura.
b. Adik membantu ibu berjualan di Warung R3.
c. Adik membantu ibu berjualan di Warung R3.
d. Adik membantu ibu berjualan di Warung.
Pada data (34), nama usaha dagang Ketan Ringin Kedungdoro berstruktur
(UP + Atr) + Atr. Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai (UP + Atr) +
Atr dapat dijelaskan sebagai berikut. Ketan Ringin memiliki posisi sebagai (UP +
Atr) dan Kedungdoro sebagai Atr. Dengan teknik dasar bagi unsur langsung,
nama usaha dagang Ketan Ringin Kedungdoro dapat dijabarkan melalui diagram
seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Ketan Ringin Kedungdoro
(UP + Atr) Atr
Ketan Ringin Kedungdoro
UP Atr
Ketan Ringin
Diagram 11: Struktur Nama Atr Ketan Ringin Kedungdoro
Frasa Ketan Ringin Kedungdoro dan Ketan Ringin merupakan frasa
nominal atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP)
dalam frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan
seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan,
2005: 143). Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(34) a. Toni membeli ketan ringin kedungdoro.
b. Toni membeli ketan ringin.
c. Toni membeli ketan ringin.
d. Toni membeli ketan.
Pada data (35), nama usaha dagang Warung Barokah Enggal Tresno
berstruktur (UP + Atr) + Atr. Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai
(UP + Atr) + Atr dapat dijelaskan sebagai berikut. Warung Barokah memiliki
posisi sebagai (UP + Atr) dan Enggal Tresno sebagai Atr. Dengan teknik dasar
bagi unsur langsung, nama usaha dagang Warung Barokah Enggal Tresno dapat
dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Warung Barokah Enggal Tresno
(UP + Atr) Atr
Warung Barokah Enggal Tresno
UP Atr
Warung Barokah
Diagram 12: Struktur Nama Atr Warung Barokah Enggal Tresno
Frasa Warung Barokah Enggal Tresno dan Warung Barokah merupakan
frasa nominal atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat
(UP) dalam frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama
dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting
(Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(35) a. Mira sedang makan ayam penyet di warung barokah enggal tresno.
b. Mira sedang makan ayam penyet di warung barokah.
c. Ayam penyet yang dijual di warung barokah itu enak.
d. Ayam penyet yang dijual di warung itu enak.
Pada data (36), nama usaha dagang Depot Purnama Ria Cak Toni
berstruktur (UP + Atr) + Atr. Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai
(UP + Atr) + Atr dapat dijelaskan sebagai berikut. Depot Purnama Ria memiliki
posisi sebagai (UP + Atr) dan Cak Toni sebagai Atr. Dengan teknik dasar bagi
unsur langsung, nama usaha dagang Depot Purnama Ria Cak Toni dapat
dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Depot Purnama Ria Cak Toni
(UP + Atr) Atr
Depot Purnama Ria Cak Toni
UP Atr
Depot Purnama Ria
Diagram 13: Struktur Nama Atr Depot Purnama Ria Cak Toni
Frasa Depot Purnama Ria Cak Toni dan Depot Purnama Ria merupakan
frasa nominal atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat
(UP) dalam frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama
dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting
(Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(36) a. Aku biasa makan siang di depot purnama ria cak toni.
b. Aku biasa makan siang di depot purnama ria.
c. Tadi aku mampir di depot purnama.
d. Tadi aku mampir di depot.
2.4 Unsur Pusat + (Atribut + Atribut)
Berikut dikemukakan dua nama usaha dagang makanan yang terdiri atas
unsur UP + (Atr + Atr).
(37) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
(38) Rumah Makan Porong Indah
Pada data (37), nama usaha dagang Kedai Tiga Saudara H. Hasan
berstruktur UP + (Atr + Atr). Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP
+ (Atr + Atr) dapat dijelaskan sebagai berikut. Kedai memiliki posisi sebagai UP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan Tiga Saudara H. Hasan sebagai (Atr + Atr). Dengan teknik dasar bagi unsur
langsung, nama usaha dagang Kedai Tiga Saudara H. Hasan dapat dijabarkan
melalui diagram seperti di bawah ini.
Kedai Tiga Saudara H. Hasan
UP (Atr + Atr)
Kedai Tiga Saudara H. Hasan
Atr Atr
Tiga Saudara H. Hasan
Diagram 14: Struktur Nama Atr Kedai Tiga Saudara H. Hasan
Frasa Kedai Tiga Saudara H. Hasan merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa
tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(37) a. Kami janjian untuk bertemu di kedai tiga saudara H. Hasan.
b. Kami janjian untuk bertemu di kedai.
Pada data (38), nama usaha dagang Rumah Makan Porong Indah
berstruktur UP + (Atr + Atr). Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai UP
+ (Atr + Atr) dapat dijelaskan sebagai berikut. Rumah makan memiliki posisi
sebagai UP dan Porong Indah sebagai (Atr + Atr). Dengan teknik dasar bagi
unsur langsung, nama usaha dagang Rumah Makan Porong Indah dapat
dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Rumah Makan Porong Indah
UP (Atr + Atr)
Rumah Makan Porong Indah
Atr Atr
Porong Indah
Diagram 15: Struktur Nama Atr Rumah Makan Porong Indah
Frasa Rumah Makan Porong Indah merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa
tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(38) a. Di depan sekolah kakak ada rumah makan porong indah.
b. Di depan sekolah kakak ada rumah makan.
2.5 [(Unsur Pusat 1 + Atribut) + Atribut] + [Unsur Pusat 2 + Atribut]
Berikut dikemukakan satu nama usaha dagang makanan yang terdiri atas
unsur [(UP1 + Atr) + Atr] + [UP2 + Atr].
(39) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
Pada data (39), nama usaha dagang Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak
Sugeng berstruktur [(UP1 + Atr) + Atr] + [UP2 + Atr]. Keberadaan nama usaha
dagang tersebut sebagai [(UP1 + Atr) + Atr] + [UP2 + Atr] dapat dijelaskan
sebagai berikut. Seafood Dua Putri 48 memiliki posisi sebagai [(UP1 + Atr) +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Atr] dan Ikan Bakar Cak Sugeng sebagai [UP2 + Atr]. Dengan teknik dasar bagi
unsur langsung, nama usaha dagang Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak
Sugeng dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
[(UP1 + Atr) + Atr] [UP2 + Atr]
Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
(UP1 + Atr) Atr UP2 Atr
Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
UP1 Atr
Seafood Dua Putri
Diagram 16: Struktur Nama Atr Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak
Sugeng
Frasa Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng, Seafood Dua Putri
48, Seafood Dua Putri, dan Ikan Bakar Cak Sugeng merupakan frasa nominal
atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam
frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh
frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(39) a. Ibu membeli Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng untuk
makan malam.
b. Ibu membeli Seafood Dua Putri 48 untuk makan malam.
c. Ibu membeli Seafood Dua Putri untuk makan malam.
d. Ibu membeli Seafood untuk makan malam.
e. Ibu membeli Ikan Bakar Cak Sugeng untuk makan malam.
f. Ibu membeli Ikan Bakar untuk makan malam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2.6 Atribut + Unsur Pusat
Berikut dikemukakan satu nama usaha dagang makanan yang terdiri atas
unsur Atr + UP.
(40) master steak
Pada data (40), nama usaha dagang master steak berstruktur Atr + UP.
Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai Atr + UP dapat dijelaskan
sebagai berikut. Master memiliki posisi sebagai atribut (Atr) dan steak sebagai
unsur pusat (UP). Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang
master steak dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
master steak
Atr UP
master steak
Diagram 17: Struktur Nama Atr master steak
Nama usaha dagang master steak merupakan frasa nominal atributif yang
unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa tersebut
merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa dan secara
semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di
samping UP merupakan atribut (Atr).
(40) a. Lia sedang memasak master steak.
b. Lia sedang memasak steak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.7 Atribut + (Unsur Pusat + Atribut)
Berikut dikemukakan dua nama usaha dagang makanan yang terdiri atas
unsur Atr + (UP + Atr).
(41) Apeng Kwetiau Medan
(42) Abdul Hadi Martabak Asia
Pada data (41), nama usaha dagang Apeng Kwetiau Medan berstruktur Atr
+ (UP + Atr). Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai Atr + (UP + Atr)
dapat dijelaskan sebagai berikut. Apeng memiliki posisi sebagai Atr dan Kwetiau
Medan sebagai (UP + Atr). Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha
dagang Apeng Kwetiau Medan dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah
ini.
Apeng Kwetiau Medan
Atr (UP + Atr)
Apeng Kwetiau Medan
UP Atr
Kwetiau Medan
Diagram 18: Struktur Nama Atr Apeng Kwetiau Medan
Frasa Apeng Kwetiau Medan dan Kwetiau Medan merupakan frasa
nominal atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP)
dalam frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan
seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan,
2005: 143). Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(41) a. Bayu pergi membeli Apeng kwetiau medan.
b. Bayu pergi membeli kwetiau medan.
c. Bayu pergi membeli kwetiau medan.
d. Bayu pergi membeli kwetiau.
Pada data (42), nama usaha dagang Abdul Hadi Martabak Asia berstruktur
Atr + (UP + Atr). Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai Atr + (UP +
Atr) dapat dijelaskan sebagai berikut. Abdul Hadi memiliki posisi sebagai Atr dan
Martabak Asia sebagai (UP + Atr). Dengan teknik dasar bagi unsur langsung,
nama usaha dagang Abdul Hadi Martabak Asia dapat dijabarkan melalui diagram
seperti di bawah ini.
Abdul Hadi Martabak Asia
Atr (UP + Atr)
Abdul Hadi Martabak Asia
UP Atr
Martabak Asia
Diagram 19: Struktur Nama Atr Abdul Hadi Martabak Asia
Frasa Abdul Hadi Martabak Asia dan Martabak Asia merupakan frasa
nominal atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP)
dalam frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan
seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan,
2005: 143). Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(42) a. Tetangga sebelah rumahku berjualan Abdul Hadi martabak asia.
b. Tetangga sebelah rumahku berjualan martabak asia.
c. Martabak asia buatan ibu sangat enak.
d. Martabak buatan ibu sangat enak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2.8 Atribut + (Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2)
Dalam penelitian ini ditemukan frasa nominal yang atributnya (Atr)
mewatasi dua unsur pusat (UP) sekaligus. Berikut dikemukakan satu nama usaha
dagang makanan yang terdiri atas unsur Atr + (UP1 + UP2).
(43) Top Martabak Terang Bulan
Pada data (43), nama usaha dagang Top Martabak Terang Bulan
berstruktur Atr + (UP1 + UP2). Keberadaan nama usaha dagang tersebut sebagai
Atr + (UP1 + UP2) dapat dijelaskan sebagai berikut. Top memiliki posisi sebagai
Atr dan Martabak Terang Bulan sebagai (UP1 + UP2). Dengan teknik dasar bagi
unsur langsung, nama usaha dagang Top Martabak Terang Bulan dapat
dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Top Martabak Terang Bulan
Atr (UP1 + UP2)
Top Martabak Terang Bulan
UP UP
Martabak Terang Bulan
Diagram 20: Struktur Nama Atr Top Martabak Terang Bulan
Frasa Top Martabak Terang Bulan merupakan frasa nominal atributif yang
unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa tersebut
merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa dan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di
samping UP merupakan atribut (Atr).
(43) a. Ayah akan membelikan top martabak terang bulan kesukaanku.
b. Ayah akan membelikan martabak terang bulan kesukaanku.
Selain itu, frasa Martabak Terang Bulan dalam nama usaha dagang ini
merupakan frasa nominal koordinatif yang unsur-unsur pembentuknya setara
(Ramlan, 2005: 142).
(43) c. Ayah akan membelikan martabak kesukaanku.
d. Ayah akan membelikan terang bulan kesukaanku.
2.9 Atribut + [(Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) + Atribut]
Berikut dikemukakan dua nama usaha dagang makanan yang terdiri atas
unsur Atr + [(UP1 + UP2) + Atr].
(44) Pal Satu Soto & Sate Banjar
(45) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
Pada data (44), nama usaha dagang Pal Satu Soto & Sate Banjar
berstruktur Atr + [(UP1 + UP2) + Atr]. Keberadaan nama usaha dagang tersebut
sebagai Atr + [(UP1 + UP2) + Atr] dapat dijelaskan sebagai berikut. Pal Satu
memiliki posisi sebagai Atr dan Soto & Sate Banjar sebagai [(UP1 + UP2) + Atr].
Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Pal Satu Soto &
Sate Banjar dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pal Satu Soto & Sate Banjar
Atr [(UP1 + UP2) + Atr]
Pal Satu Soto & Sate Banjar
(UP1 + UP2) Atr
Soto & Sate Banjar
UP UP
Soto Sate
Diagram 21: Struktur Nama Atr Pal Satu Soto Sate Banjar
Frasa Pal Satu Soto & Sate Banjar dan Soto & Sate Banjar merupakan
frasa nominal atributif yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat
(UP) dalam frasa tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama
dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting
(Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(44) a. Aku membeli pal satu soto & sate banjar untuk bekal besok.
b. Aku membeli soto & sate banjar untuk bekal besok.
c. Aku membeli soto & sate untuk bekal besok.
d. Aku memasak soto untuk bekal besok.
e. Aku memasak sate untuk bekal besok.
Pada data (45), nama usaha dagang Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop
Kaki Sapi Khas Betawi berstruktur Atr + [(UP1 + UP2) + Atr]. Keberadaan nama
usaha dagang tersebut sebagai Atr + [(UP1 + UP2) + Atr] dapat dijelaskan sebagai
berikut. Bang Oya memiliki posisi sebagai Atr dan Sop Kaki Kambing Sop Kaki
Sapi Khas Betawi sebagai [(UP1 + UP2) + Atr]. Dengan teknik dasar bagi unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
langsung, nama usaha dagang Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas
Betawi dapat dijabarkan melalui diagram seperti di bawah ini.
Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
Atr [(UP1 + UP2) + Atr]
Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
(UP1 + UP2) Atr
Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
UP UP
Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi
Diagram 22: Struktur Nama Atr Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi
Khas Betawi
Frasa Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi dan Sop
Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi merupakan frasa nominal atributif
yang unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa
tersebut merupakan unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting (Ramlan, 2005: 143).
Unsur lain di samping UP merupakan atribut (Atr).
(45) a. Di meja makan tersedia Bang Oya sop kaki kambing sop kaki sapi
khas Betawi.
b. Di meja makan tersedia sop kaki kambing sop kaki sapi khas
Betawi.
c. Di meja makan tersedia sop kaki kambing sop kaki sapi.
d. Di meja makan tersedia sop kaki kambing.
e. Di meja makan tersedia sop kaki sapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2.10 Atribut + (Unsur Pusat + Atribut + Atribut)
Berikut dikemukakan satu nama usaha dagang makanan yang terdiri atas
unsur Atr + (UP + Atr + Atr).
(46) Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
Pada data (46), nama usaha dagang Spesial Krengsengan Nyambik Swie
Kee berstruktur Atr + (UP + Atr + Atr). Keberadaan nama usaha dagang tersebut
sebagai Atr + (UP + Atr + Atr) dapat dijelaskan sebagai berikut. Spesial memiliki
posisi sebagai Atr dan Krengsengan Nyambik Swie Kee sebagai (UP + Atr + Atr).
Dengan teknik dasar bagi unsur langsung, nama usaha dagang Spesial
Krengsengan Nyambik Swie Kee dapat dijabarkan melalui diagram seperti di
bawah ini.
Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
Atr (UP + Atr + Atr)
Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
UP Atr Atr
Krengsengan Nyambik Swie Kee
Diagram 23: Struktur Nama Atr Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
Frasa Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee dan Krengsengan Nyambik
Swie Kee merupakan frasa nominal atributif yang unsur-unsur pembentuknya
tidak setara. Unsur pusat (UP) dalam frasa tersebut merupakan unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yang terpenting (Ramlan, 2005: 143). Unsur lain di samping UP merupakan
atribut (Atr).
(46) a. Aku belum pernah mencoba Spesial Krengsengan Nyambik Swie
Kee.
b. Aku belum pernah mencoba Krengsengan Nyambik Swie Kee.
c. Aku belum pernah mencoba Krengsengan.
2.11 Rangkuman
Dari hasil analisis di atas ditemukan bahwa mayoritas dari nama usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya memiliki struktur UP + Atr.
Struktur tersebut dipilih karena bentuknya yang singkat sehingga memudahkan
pembeli untuk mengingat nama usaha dagang tersebut. Selain itu, ditemukan pula
nama-nama usaha dagang di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya menggunakan
struktur frasa bahasa Inggris dan struktur frasa bahasa Indonesia. Dalam struktur
frasa bahasa Indonesia posisi unsur pusat (UP) terletak di depan atribut (Atr),
sedangkan dalam struktur frasa bahasa Inggris posisi Atr terletak di depan UP,
misalnya Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee, Abdul Hadi Martabak Asia,
Top Martabak Terang Bulan, dan sebagainya. Penggunaan struktur frasa bahasa
Inggris dalam penamaan usaha dagang makanan terjadi karena adanya tuntutan
atau selera pasar (Subagyo, 2011:13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
DASAR PENAMAAN USAHA DAGANG MAKANAN
DI JALAN KEDUNGDORO KOTA SURABAYA
3.1 Pengantar
Menurut Chaer (2013: 44-52) penamaan dalam semantik dibagi menjadi
beberapa macam, antara lain penamaan berdasarkan peniruan bunyi, penyebutan
bagian, penyebutan sifat khas, penemu dan pembuat, tempat asal, bahan,
keserupaan, pemendekan, dan penamaan baru. Berdasarkan hasil penelitian,
ditemukan bahwa nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota
Surabaya dapat dibagi ke dalam 12 (dua belas) kategori berdasarkan referennya,
yakni (i) nama usaha dagang makanan berdasarkan fungsi, (ii) nama usaha dagang
makanan berdasarkan menu, (iii) nama usaha dagang makanan berdasarkan
pemilik, (iv) nama usaha dagang makanan berdasarkan nama tempat, (v) nama
usaha dagang makanan berdasarkan nama suku, (vi) nama usaha dagang makanan
berdasarkan peristiwa sejarah, (vii) nama usaha dagang makanan berdasarkan sifat
atau keadaan, (viii) nama usaha dagang makanan berdasarkan relasi, (ix) nama
usaha dagang makanan berdasarkan tokoh fiksi, (x) nama usaha dagang makanan
berdasarkan seni budaya, (xi) nama usaha dagang makanan berdasarkan ungkapan,
dan (xii) nama usaha dagang makanan berdasarkan angka.
3.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Fungsi
Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya dapat
ditemukan penamaan yang memiliki referen fungsi sebuah tempat, khususnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tempat makan seperti depot, warkop, warung, kedai, dan restoran. Menurut KBBI
V (2018: 374), kata depot merupakan kata benda yang memiliki arti rumah kecil
tempat berjualan es, rokok, obat, dan sebagainya. Berdasarkan data yang
terkumpul ditemukan lima nama usaha dagang yang memiliki kata depot yakni
sebagai berikut.
(47) Depot Gito Surabaya
(48) Depot Purnama Ria Cak Toni
(49) Depot Pak Jatim
(50) Depot Hikmah
(51) Depot Barokah
Warkop merupakan akronim dari warung kopi, tempat yang menjual
minuman dengan bahan dasar serbuk kopi serta umumnya juga menjual makanan
dan minuman lain. Dari hasil pengumpulan data nama usaha dagang makanan di
Jalan Kedungdoro ditemukan satu nama usaha dagang yang memiliki referen kata
warkop yakni (52) Warkop Ketan.
Selanjutnya, ditemukan pula beberapa usaha dagang yang mengandung
referen warung. Warung merupakan kata benda yang memiliki arti tempat
menjual makanan, minuman, kelontong, dan sebagainya (KBBI V, 2018: 1855).
Di Jalan Kedungdoro ditemukan tiga usaha dagang makanan yang mengandung
referen kata warung yakni sebagai berikut.
(53) Warung Sederhana
(54) Warung R3 Madura
(55) Warung Barokah Enggal Tresno
Kedai merupakan kata benda yang memiliki arti bangunan tempat berjualan
(makanan, minuman dan sebagainya) (KBBI V, 2018: 770). Diperoleh tiga nama
usaha dagang yang menggunakan kata kedai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(56) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
(57) Kedai Pak Kumis
(58) Kedai Dua Saudara
Dalam KBBI V (2018: 1401) kata restoran memiliki arti lain rumah makan.
Berdasarkan data yang terkumpul ditemukan satu usaha dagang yang memiliki
referen kata restoran yakni (59) Restoran Viva.
Rumah makan merupakan frasa nomina yang memiliki arti kedai tempat
makan atau menjual makanan (KBBI V, 2018: 1422). Beberapa pemilik usaha
dagang makanan menggunakan frasa ini sebagai referen dalam nama usaha
dagang makanan yang dimiliki. Berdasarkan data yang terkumpul, hanya
ditemukan satu usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro yang mengandung
referen frasa rumah makan yakni (60) Rumah Makan Porong Indah.
3.3 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Menu
Menurut KBBI V (2018: 1077), menu merupakan daftar atau rangkaian
jenis makanan dan minuman yang tersedia dan dapat dihidangkan. Usaha dagang
makanan yang menjual jenis makanan atau minuman tertentu umumnya
menjadikan menu yang dihidangkan sebagai nama usaha dagangnya. Pada usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan 21 (dua puluh
satu) nama usaha dagang yang memiliki referen menu yang dihidangkan. Data
tersebut dibagi lagi menjadi dua berdasarkan jenis menunya, yakni (i) nama usaha
dagang makanan berdasarkan nama makanan dan (ii) nama usaha dagang
makanan berdasarkan nama minuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.3.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan
Beberapa pemilik usaha dagang makanan memilih untuk memasukkan
nama makanan yang dihidangkan ke dalam nama usaha dagang yang dimiliki.
Makanan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan (seperti penganan, lauk-
pauk, kue) (KBBI V, 2018: 1028). Berdasarkan data yang terkumpul, ditemukan
19 (sembilan belas) usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro yang
mengandung referen nama makanan yang dibagi lagi menjadi dua, yakni (i) nama
usaha dagang makanan berdasarkan nama makanan berat dan (ii) nama usaha
dagang makanan berdasarkan nama makanan ringan.
3.3.1.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan Berat
Terdapat 13 (tiga belas) usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro yang
menggunakan nama makanan berat sebagai referen dalam nama usaha dagangnya.
(61) Ayam Geprek Mbok Aini
Pada data (61) ayam geprek sebagai makanan yang dihidangkan menjadi
referen nama usaha dagang. Ayam geprek merupakan makanan berbahan dasar
ayam goreng tepung yang diberi cabai lalu di-geprek atau dipukul dengan keras.
(62) Apeng Kwetiau Medan
Data (62) memiliki referen salah satu menu makanan yang disajikan
sekaligus spesialisasi tempat makan tersebut yakni kwetiau. Kwetiau merupakan
salah satu jenis mi yang berasal dari Tiongkok dan berbentuk pipih dan lebar.
(63) Bakso Irama
(64) Bakso Mitra
(65) Bakso Solo Kedungdoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Bakso menjadi salah satu referen yang terkandung pada nama usaha dagang
dalam data (63), (64), dan (65). Menurut KBBI V (2018: 156), bakso merupakan
makanan yang terbuat dari daging, udang, atau ikan yang dicincang dan
dilumatkan bersama tepung kanji dan putih telur serta biasanya dibentuk bulat-
bulat.
(66) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
Nama usaha dagang pada data (66) memiliki referen makanan yang
dihidangkan yakni sop kaki kambing dan sop kaki sapi. Sop atau yang biasa
disebut sup merupakan masakan berkuah dari kaldu yang diberi bumbu pala, lada,
dan sebagainya serta memiliki berbagai macam (KBBI V, 2018: 1619). Sop kaki
kambing merupakan sup yang berisikan kaki kambing, sedangkan sop kaki sapi
merupakan sup yang berisikan kaki sapi.
(67) master steak
Pada data (67) steak merupakan makanan yang dihidangkan dan menjadi
salah satu referen pada nama usaha dagang. Steak atau yang dalam bahasa
Indonesia disebut steik adalah daging (sapi, babi, ikan, ayam) yang dipotong lebar
kurang lebih sebesar telapak tangan dengan tebal 1,5 cm, dibumbui lada dan
garam atau bumbu lainnya, lalu dipanggang dengan mentega sekadarnya (KBBI V,
2018: 1595).
(68) Noodles Surabaya
Salah satu referen pada data (68) merupakan makanan yang dihidangkan
yakni kata dalam bahasa Inggris noodles atau yang biasa disebut mi dalam bahasa
Indonesia. Noodles atau mi adalah bahan makanan dari tepung terigu, bentuknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
seperti tali, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau direbus, diberi daging,
udang, sayuran, bumbu, dan sebagainya (KBBI V, 2018: 1088).
(69) Pal Satu Soto & Sate Banjar
Nama usaha dagang pada data (69) memiliki referen menu yang
dihidangkan yakni soto dan sate. Soto merupakan masakan yang kuahnya dimasak
tersendiri dan rangkaian isinya antara lain daging, kentang, serta bawang goreng
yang dimasukkan kemudian, pada waktu akan dihidangkan (KBBI V, 2018: 1587).
Sate atau satai merupakan irisan daging kecil-kecil yang ditusuk dan dipanggang,
diberi bumbu kacang atau kecap (KBBI V, 2018: 1470).
(70) Pangsit Mie “Mahkota”
(71) Pangsit Mie Ujung Pandang
Dalam data (70) dan (71) pangsit mie sebagai makanan yang disajikan
menjadi referen yang terdapat pada nama usaha dagang. Pangsit mie merupakan
mi ayam yang dihidangkan dengan pangsit, baik goreng maupun kuah.
(72) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
Data (72) mengandung referen makanan yang disajikan yakni seafood dan
ikan bakar. Seafood merupakan kata dalam bahasa Inggris yang memiliki arti
makanan laut atau hidangan laut dalam bahasa Indonesia. Seafood atau makanan
laut adalah sebutan untuk makanan berupa hewan dan tumbuhan laut yang
ditangkap, dipancing, diambil dari laut maupun hasil budidaya. Ikan bakar
merupakan ikan yang dimasak dengan cara dipanggang di atas api (KBBI V,
2018: 623).
(73) Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Referen pada data (73) merupakan makanan yang dihidangkan yakni
krengsengan nyambik dan swie kee. Krengsengan adalah masakan yang umumnya
terbuat dari daging yang dipotong kecil, diberi bumbu tumisan bawang merah,
bawang putih, ketumbar, merica, dan pala yang dihaluskan terlebih dahulu lalu
ditambah dengan kecap manis saat memasak sehingga tidak banyak berkuah dan
berwarna coklat tua. Nyambik merupakan nama lain dari biawak yang umum
digunakan di daerah Jawa Timur. Nyambik atau biawak merupakan binatang
melata serupa dengan bengkarung besar yang panjang seluruh tubuhnya kira-kira
2,5 m atau lebih (KBBI V, 2018: 228). Swie kee merupakan masakan Tionghoa
Indonesia yang terbuat dari paha kodok. Hidangan ini dapat ditemukan dalam
bentuk sup, digoreng kering, atau ditumis.
3.3.1.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan Ringan
Makanan ringan merupakan makanan yang bukan berupa nasi (seperti kue-
kue) sebagai makanan selingan di antara waktu makan (KBBI V, 2018: 1028).
Terdapat enam usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro yang menggunakan
nama makanan ringan sebagai referen dalam nama usaha dagangnya.
(74) Abdul Hadi Martabak Asia
(75) Martabak Bang Kadir
(76) Martabak Wayang
(77) Top Martabak Terang Bulan
Nama usaha dagang pada data (74), (75), (76), dan (77) memiliki referen
menu yang dihidangkan yakni martabak. Martabak merupakan makanan yang
dibuat dari adonan tepung terigu untuk lapisan luar dan adonan telur, daging
giling yang dicincang, dan rempah yang kemudian digoreng (KBBI V, 2018:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1050). Pada data (77) selain martabak terdapat pula terang bulan sebagai menu
yang dihidangkan. Terang bulan merupakan makanan sejenis panekuk yang biasa
dijajakan di pinggir jalan di Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia terang bulan
memiliki beberapa nama yang berbeda di setiap kota, seperti martabak manis, kue
bulan, atau kue bandung. Nama tersebut kemudian digabung dengan kata top yang
memiliki arti tertinggi atau teratas; puncak (KBBI V, 2018: 1766).
(78) Ketan Ringin Kedungdoro
(79) Warkop Ketan
Pada data (78) dan (79) kata ketan, beras pulut yang dimasak dan umumnya
menjadi lengket atau lekat (KBBI V, 2018: 820), sebagai makanan yang
dihidangkan menjadi referen nama usaha dagang.
3.3.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Minuman
Di samping makanan, beberapa pemilik usaha dagang juga menggunakan
nama minuman di dalam nama usaha dagang mereka. Menurut KBBI V (2018:
1095), minuman merupakan barang yang diminum. Berdasarkan data yang
terkumpul, ditemukan 2 (dua) nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro
yang mengandung referen nama minuman.
(80) Pokak Secang Rupo
Pada data (80) pokak secang sebagai minuman yang dihidangkan menjadi
salah satu referen nama usaha dagang. Pokak atau wedang pokak merupakan
minuman tradisional khas dari Kabupaten Demak yang juga dikenal sebagai
wedang pekak. Secang atau sepang adalah perdu yang kulit kayu dan kayunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dimanfaatkan sebagai rempah-rempah. Kayu secang merupakan salah satu bahan
yang digunakan dalam pembuatan wedang pokak.
(81) STMJ++ Kidang Kencono
Nama usaha dagang pada data (81) memiliki referen minuman yang
dihidangkan yakni STMJ. STMJ merupakan singkatan dari Susu Telur Madu Jahe.
Minuman tersebut merupakan minuman khas dari Jawa Timur yang terbuat dari
campuran susu, telur, madu, dan jahe serta dihidangkan secara panas.
3.4 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Pemilik
Dalam data nama usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro ditemukan
beberapa referen yang berkaitan dengan pemilik usaha dagang, baik nama sang
pemilik, julukan, maupun ciri yang melekat dengan sang pemilik. Pada usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan 17 (tujuh belas)
nama usaha dagang yang mengandung referen berkaitan dengan pemilik usaha
dagang. Data tersebut dibagi lagi menjadi tiga kategori yakni (i) nama usaha
dagang makanan berdasarkan nama pemilik, (ii) nama usaha dagang makanan
berdasarkan julukan pemilik, dan (iii) nama usaha dagang berdasarkan ciri
pemilik.
3.4.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Pemilik
Menurut KBBI V (2018: 1132), nama merupakan kata untuk menyebut
atau memanggil orang (tempat, barang, binatang, dan sebagainya). Beberapa
usaha dagang makanan menggunakan nama orang, baik nama pemilik usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dagang maupun nama orang yang memiliki hubungan keluarga dengan sang
pemilik. Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
ditemukan 12 (dua belas) nama usaha dagang yang mengandung referen berupa
nama pemilik usaha dagang, yakni sebagai berikut.
(82) Abdul Hadi Martabak Asia
(83) Apeng Kwetiau Medan
(84) Depot Gito Surabaya
(85) Gita Putra
Referen pada data (82) hingga (85) merupakan nama sang pemilik usaha
dagang, antara lain Abdul Hadi pada data (82), Apeng pada data (83), Gito pada
data (84), dan Gita pada data (85).
(86) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
(87) Martabak Bang Kadir
Pada data (86) dan (87) nama pemilik usaha dagang, Oya pada data (86)
dan Kadir pada data (87), digabung dengan kata bang yang merupakan kata
sapaan untuk kakak laki-laki (KBBI V, 2018: 167).
(88) Depot Purnama Ria Cak Toni
(89) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
Referen pada data (88) dan (89) merupakan nama pemilik usaha dagang,
Sugeng pada data (88) dan Toni pada data (89), yang digabung dengan kata cak.
Cak merupakan panggilan kepada laki-laki yang dianggap lebih tua atau yang
dituakan dan umumnya digunakan di daerah Jawa Timur.
(90) Ayam Geprek Mbok Aini
Pada data (90) nama sang pemilik usaha dagang, Aini, digabung dengan
kata mbok yang merupakan kata sapaan dalam bahasa Jawa terhadap orang tua
perempuan atau ibu (KBBI V, 2018: 1063).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(91) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
H. Hasan sebagai nama pemilik usaha dagang menjadi salah satu referen
pada nama usaha dagang dalam data (91). H. pada H. Hasan merupakan singkatan
dari haji, sebutan untuk orang yang sudah melakukan ziarah ke Mekah untuk
menunaikan rukun Islam yang kelima (KBBI V, 2018: 566).
(92) Ibu Horifah
Referen pada data (92) merupakan nama sang pemilik usaha dagang yakni
Ibu Horifah. Ibu merupakan kata sapaan untuk wanita yang sudah bersuami
(KBBI V, 2018: 619).
(93) Depot Pak Jatim
Dalam data (93), nama usaha dagang tersebut terdiri atas referen Pak Jatim
yang merupakan nama pemilik usaha dagang. Pak adalah kata sapaan dalam
bahasa Indonesia yang merupakan kependekan dari kata bapak. Bapak merupakan
panggilan kepada orang laki-laki yang lebih tua atau ayah (KBBI V, 2018: 175).
3.4.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Julukan Pemilik
Menurut KBBI V (2018: 708) julukan merupakan nama yang diberikan
sehubungan dengan keistimewaannya dan sebagainya. Beberapa usaha dagang
makanan menggunakan julukan pemiliknya sebagai referen dalam nama usaha
dagang. Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
ditemukan satu nama usaha dagang yang mengandung referen berupa julukan
pemilik usaha dagang, yakni sebagai berikut.
(94) Kedai Pak Kumis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Referen pada data (94) merupakan julukan bagi sang pemilik usaha dagang
yakni Pak Kumis. Kata pak digabung dengan kata kumis, bulu (rambut) yang
tumbuh di atas bibir atas (KBBI V, 2018: 904). Julukan Pak Kumis diberikan
kepada pemilik usaha dagang karena ia memiliki kumis pada bibir atasnya dan
menjadi ciri khas fisik tersendiri bagi sang pemilik.
3.4.3 Nama Usaha Dagang Berdasarkan Ciri Pemilik
Ciri merupakan tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain
(KBBI V, 2018: 321). Sebagian pemilik usaha dagang makanan memilih untuk
menggunakan ciri yang berkaitan dengan sang pemilik usaha dagang sebagai
referen dalam nama usaha dagang milik mereka. Pada usaha dagang makanan di
Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan empat nama usaha dagang yang
mengandung referen berupa ciri pemilik usaha dagang, yakni sebagai berikut.
(95) Kedai Dua Saudara
(96) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
(97) Warung R3 Madura
(98) Gita Putra
Referen pada data (95), (96), (97), dan (98) berkaitan dengan ciri pemilik
usaha dagang. Dalam data (95) dan (96) ditemukan referen berupa jumlah saudara
yang dimiliki oleh pemilik usaha dagang. Referen dua saudara pada data (95)
merujuk pada pemilik usaha dagang yang merupakan dua bersaudara kakak
beradik, sama seperti referen pada data (96), tiga saudara, yang dapat diartikan
sebagai tiga orang yang memiliki hubungan kekerabatan atau bersaudara. Pada
data (97), R3 berasal dari huruf awal tiga nama anak sang pemilik usaha, Riska,
Riskiati, dan Rizal. Nama usaha dagang pada data (98) memiliki referen berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ciri pemilik usaha yakni kata putra yang memiliki arti anak kandung atau anak
laki-laki (KBBI V, 2018: 1347).
3.5 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Tempat
Dalam penamaan sebuah usaha dagang, pemilik kerap menamai usaha
dagang yang dimiliki dengan nama tempat seperti nama kota, nama jalan, atau
nama negara. Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
ditemukan 13 (tiga belas) nama usaha dagang yang mengandung referen berkaitan
dengan nama tempat. Data tersebut dibagi lagi ke dalam lima kategori yakni (i)
nama usaha dagang makanan berdasarkan tempat asal makanan, (ii) nama usaha
dagang makanan berdasarkan nama jalan, (iii) nama usaha dagang berdasarkan
nama kota, (iv) nama usaha dagang berdasarkan nama pulau, dan (v) nama usaha
dagang makanan berdasarkan lokasi spesifik.
3.5.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Tempat Asal Makanan
Asal merupakan keadaan (tempat, wujud, rupa, dan sebagainya) yang
semula (KBBI V, 2018: 114). Sebagian pemilik usaha dagang makanan
memasukkan nama tempat asal makanan yang dihidangkan ke dalam nama usaha
dagang mereka. Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
ditemukan satu nama usaha dagang yang mengandung referen berupa tempat asal
makanan, yakni sebagai berikut.
(99) Abdul Hadi Martabak Asia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dalam data (99), kata Asia yang merupakan benua asal makanan yang
dihidangkan yakni martabak. Martabak merupakan sajian yang biasa ditemukan di
negara-negara Asia seperti Arab Saudi, Yaman, Indonesia, Malaysia, Singapura,
dan Brunei.
3.5.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Jalan
Beberapa pemilik usaha dagang makanan memasukkan referen berupa
nama jalan lokasi usaha dagang ke dalam nama usaha dagang yang dimiliki. Pada
usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan empat
nama usaha dagang yang mengandung referen berupa nama jalan, yakni sebagai
berikut.
(100) Bakso Solo Kedungdoro
(101) Donal Kedungdoro
(102) Ketan Ringin Kedungdoro
(103) Pal Satu Soto & Sate Banjar
Referen pada data (100), (101), dan (102) berupa nama jalan yang
merupakan nama jalan lokasi usaha dagang makanan yakni Jalan Kedungdoro.
Pal satu pada data (103) merupakan nama jalan di Banjarmasin, Kalimantan
Selatan yang menjadi lokasi pusat usaha dagang.
3.5.3 Nama Usaha Dagang Berdasarkan Nama Kota
Selain tempat asal makanan, beberapa pemilik usaha dagang makanan
memasukkan nama kota maupun kecamatan tempat berjualan ke dalam nama
usaha dagang mereka. Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Surabaya ditemukan enam nama usaha dagang yang mengandung referen berupa
nama kota dan kecamatan, yakni sebagai berikut.
(104) Depot Gito Surabaya
(105) Noodles Surabaya
(106) Apeng Kwetiau Medan
(107) Bakso Solo Kedungdoro
(108) Pangsit Mie Ujung Pandang
(109) Rumah Makan Porong Indah
Pada data (104) dan (105), referen pada nama usaha dagang berupa nama
kota yang merupakan nama kota di mana usaha dagang makanan tersebut terletak
yakni Surabaya. Medan, kota yang juga menjadi ibu kota provinsi Sumatra Utara,
menjadi referen pada data (106). Makanan yang dihidangkan pada data (107)
berasal dari Solo yang merupakan nama lain dari Surakarta, sebuah kota yang
terletak di Provinsi Jawa Tengah.
Pada data (108), makanan yang dihidangkan berasal dari Ujung Pandang
yang merupakan sebuah kecamatan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Porong
adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang
merupakan lokasi awal usaha dagang pada data (109).
3.5.4 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Pulau
Tak jarang, pemilik usaha dagang makanan memilih untuk menggunakan
nama pulau daerah asalnya sebagai nama usaha dagang. Pada usaha dagang
makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya hanya ditemukan satu nama usaha
dagang yang mengandung referen berupa nama pulau, yakni (110) Warung R3
Madura. Madura, nama pulau di daerah Jawa Timur, merupakan daerah asal
pemilik usaha dagang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3.5.5 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Lokasi Spesifik
Beberapa pemilik usaha dagang menggunakan kata yang merujuk pada
lokasi spesifik sebagai referen dalam nama usaha dagang makanan mereka.
Umumnya lokasi spesifik tersebut memiliki kaitan dengan usaha dagang mereka
seperti lokasi awal usaha dagang atau lain sebagainya. Pada usaha dagang
makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan satu nama usaha dagang
yang mengandung referen berupa lokasi spesifik, yakni sebagai berikut.
(111) Ketan Ringin Kedungdoro
Referen pada data (111) berupa lokasi spesifik yang berkaitan dengan usaha
dagang. Pada data (111) kata ringin atau biasa dikenal dengan pohon beringin
dimasukkan ke dalam nama usaha dagang sebab usaha dagang tersebut dahulu
terletak di bawah sebuah pohon beringin.
3.6 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Suku
Selain tempat asal makanan, beberapa pemilik usaha dagang makanan
memasukkan nama suku asal makanan ke dalam nama usaha dagang mereka.
Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan dua
nama usaha dagang yang mengandung referen berupa nama suku, yakni sebagai
berikut.
(112) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
(113) Pal Satu Soto & Sate Banjar
Dalam dua data tersebut makanan yang dihidangkan merupakan makanan
khas dari suku Betawi pada data (112) dan suku Banjar pada data (113). Suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Betawi merupakan suku yang mendiami daerah Jakarta, sebagian Jawa Barat dan
Banten, sedangkan suku Banjar merupakan suku yang berasal atau mendiami
daerah Kalimantan Selatan (KBBI V, 2018: 171).
3.7 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Peristiwa Sejarah
Dalam penelitian ditemukan satu usaha dagang yang menggunakan referen
yang berkaitan dengan peristiwa sejarah dalam nama usaha dagangnya. Menurut
KBBI V (2018: 1264), peristiwa sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau.
Nama usaha dagang pada data (114) JM 354 memiliki referen angka 354
yang memiliki kaitan dengan peristiwa sejarah dalam agama Islam yakni
Pertempuran Badar. Menurut pemilik usaha dagang, angka 354 diambil dari
jumlah pasukan muslim dalam Pertempuran Badar melawan musuhnya yang
berjumlah 1.000 orang. Referen JM merupakan singkatan dari kata jamaah.
Jamaah merupakan bentuk tidak baku dari Jemaah yang memiliki arti kumpulan
atau rombongan orang beribadah (KBBI V, 2018: 691).
3.8 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Sifat atau Keadaan
Menurut KBBI V (2018: 757), kata sifat atau adjektiva merupakan kata
yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum dapat bergabung
dengan kata lebih dan sangat. Beberapa pemilik usaha dagang makanan
menggunakan sifat atau keadaan sebagai referen dalam nama usaha dagang. Pada
usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan sepuluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
nama usaha dagang yang mengandung referen berupa sifat atau keadaan, yakni
sebagai berikut.
(115) Depot Barokah
(116) Depot Hikmah
(117) Depot Purnama Ria Cak Toni
(118) Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
(119) Top Martabak Terang Bulan
(120) Warung Barokah Enggal Tresno
(121) Warung Sederhana
(122) master steak
(123) Pokak Secang Rupo
Referen pada data (115), barokah, merupakan bentuk tidak baku dari kata
berkah yang memiliki arti karuna Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi
kehidupan manusia (KBBI V, 2018: 220). Hikmah pada data (116) memiliki arti
kebijaksanaan (dari Allah Swt.). Pemilik usaha pada data (117) menggunakan kata
sifat purnama ria sebagai referen dalam nama usaha dagangnya. Purnama ria
memiliki arti penuh cahaya dan selalu senang. Spesial pada data (118) memiliki
arti lain arti lain khusus; istimewa; khas, dan kata top pada data (119) memiliki
arti tertinggi atau teratas.
Referen pada data (120) terdiri atas tiga kata sifat antara lain barokah,
enggal, dan tresno. Arti dari barokah telah dijelaskan pada data (115), sedangkan
enggal merupakan kata dalam bahasa Jawa yang memiliki arti baru, dan tresno
merupakan kata dalam bahasa Jawa yang memiliki arti cinta. Pada data (121), kata
sederhana memiliki arti bersahaja; tidak berlebih-lebihan (KBBI V, 2018: 1479).
Dalam The New Oxford American Dictionary (2005: 1044), kata master pada data
(122) memiliki arti memiliki atau menunjukkan keterampilan atau kecakapan
yang sangat baik, sedangkan rupo pada data (123) merupakan kata dalam bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Jawa yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti lain rupa; macam; jenis (KBBI V,
2018: 1427).
3.9 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Relasi
Beberapa pemilik usaha dagang makanan menggunakan kata yang
berhubungan dengan relasi sebagai referen dalam nama usaha dagang. Pada usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan satu nama usaha
dagang yang mengandung referen berupa relasi, yakni sebagai berikut.
(124) Bakso Mitra
Kata mitra pada data (124) memiliki arti lain teman atau sahabat (KBBI V,
2018: 1100).
3.10 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Tokoh Fiksi
Tokoh merupakan orang yang terkemuka dan kenamaan (KBBI V, 2018:
1760). Sebagian pemilik usaha dagang makanan memilih untuk menjadikan nama
tokoh fiksi sebagai referen dalam nama usaha dagang yang dimiliki. Pada usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan satu nama usaha
dagang yang mengandung referen nama tokoh fiksi, yakni sebagai berikut.
(125) Donal Kedungdoro
Nama usaha dagang pada data (125) mengandung referen kata Donal yang
berasal dari nama tokoh kartun Donald Duck atau yang di Indonesia umumnya
dikenal sebagai Donal Bebek. Donal Bebek adalah karakter karya Walt Disney
yang merupakan seekor bebek yang sering ditampilkan mengenakan baju pelaut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
biru atau kelasi tanpa celana. Sang pemilik usaha dagang mengaitkan nama Donal
dengan menu utama yang dijual yakni bebek goreng.
3.11 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Seni Budaya
Sebagian pemilik usaha dagang makanan memilih untuk menjadikan nama
yang berkaitan dengan seni budaya sebagai referen dalam nama usaha dagang
yang dimiliki. Pada usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
ditemukan tiga nama usaha dagang yang mengandung referen seni budaya, yakni
sebagai berikut.
(126) Bakso Irama
(127) STMJ++ Kidang Kencono
(128) Martabak Wayang
Referen pada data (126), irama, memiliki arti gerakan berturut-turut secara
teratur; turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan (KBBI V, 2018:
656). Pada data (127) terdapat referen dalam Bahasa Jawa kidang kencono yang
berarti kijang emas. Kidang kencono sendiri merupakan salah satu cerita dalam
Ramayana yang menceritakan tentang perjumpaan Rama dan Sinta dengan seekor
kidang kencono atau kijang emas. Kata wayang pada data (128) merupakan
boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya
yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama
tradisional (KBBI V, 2018: 1857).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.12 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Ungkapan
Menurut KBBI V (2018: 1823), ungkapan merupakan kelompok kata atau
gabungan kata yang menyatakan makna khusus. Beberapa pemilik usaha dagang
makanan memasukkan ungkapan sebagai referen dalam nama usaha dagang. Pada
usaha dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan satu nama
usaha dagang yang mengandung referen berupa ungkapan, yakni sebagai berikut.
(129) Restoran Viva
Kata viva pada data (129) di atas merupakan ungkapan dalam bahasa Italia
yang memiliki arti hidup dan umumnya diucapkan sebagai tanda kegembiraan.
3.13 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Angka
Dalam penelitian nama usaha dagang di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya
ditemukan usaha dagang makanan yang menggunakan angka sebagai referen
dalam nama usaha dagangnya. Menurut KBBI V (2018: 84), angka merupakan
tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan. Pada usaha dagang makanan di
Jalan Kedungdoro Kota Surabaya ditemukan satu nama usaha dagang yang
mengandung referen berupa angka, yakni sebagai berikut.
(130) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
Nama usaha dagang pada data (130) diberi nomor 48 untuk memudahkan
orang mengingat sekaligus menjadi pembeda dengan PKL seafood yang lain serta
untuk menyamakan dengan tempat makan Seafood 38 cabang Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3.14 Rangkuman
Berdasarkan hasil penelitian, dasar penamaan yang menonjol adalah menu
+ nama tempat serta menu + pemilik. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam
penamaan usaha dagang makanan, pemilik cenderung memasukkan menu yang
dihidangkan ke dalam nama usaha dagang yang dimiliki. Memasukkan menu
yang dihidangkan sebagai referen dalam nama usaha dagang akan mempermudah
pembeli dalam mengetahui menu apakah yang dijual oleh usaha dagang makanan
tersebut. Penggunaan nama tempat dalam nama usaha dagang bertujuan untuk
memudahkan pembeli dalam mengingat lokasi usaha dagang, sedangkan
penggunaan nama pemilik bertujuan untuk memberikan ciri khas tersendiri
kepada usaha dagang makanan sekaligus membedakan usaha dagang satu dengan
usaha dagang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penelitian ini membahas dua masalah, yaitu (i) struktur nama usaha dagang
makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya dan (ii) dasar penamaan usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa struktur nama usaha
dagang makanan di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya berstruktur frasa nominal
atributif yang terdiri atas unsur pusat (UP) dan atributif (Atr). Struktur nama
usaha dagang tersebut kemudian dapat dibagi ke dalam sembilan kategori
berdasarkan unsur yang dimiliki, yakni (i) Unsur Pusat + Atribut, (ii) (Unsur
Pusat + Atribut) + Atribut, (iii) Unsur Pusat + (Atribut + Atribut), (iv) [(Unsur
Pusat 1 + Atribut) + Atribut] + [Unsur Pusat 2 + Atribut], (v) Atribut + Unsur
Pusat, (vi) Atribut + (Unsur Pusat + Atribut), (vii) Atribut + (Unsur Pusat 1 +
Unsur Pusat 2), (viii) Atribut + [(Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) + Atribut], dan
(ix) Atribut + (Unsur Pusat + Atribut + Atribut).
Dasar penamaan nama usaha dagang di Jalan Kedungdoro dapat dibagi ke
dalam 12 (dua belas) kategori berdasarkan referennya, yakni (i) nama usaha
dagang makanan berdasarkan fungsi, (ii) nama usaha dagang makanan
berdasarkan menu, (iii) nama usaha dagang makanan berdasarkan pemilik, (iv)
nama usaha dagang makanan berdasarkan nama tempat, (v) nama usaha dagang
makanan berdasarkan nama suku, (vi) nama usaha dagang makanan berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
peristiwa sejarah, (vii) nama usaha dagang makanan berdasarkan sifat atau
keadaan, (viii) nama usaha dagang makanan berdasarkan relasi, (ix) nama usaha
dagang makanan berdasarkan tokoh fiksi, (x) nama usaha dagang makanan
berdasarkan seni budaya, (xi) nama usaha dagang makanan berdasarkan
ungkapan, dan (xii) nama usaha dagang makanan berdasarkan angka. Nama usaha
dagang makanan berdasarkan menu dibagi lagi menjadi dua, (i) nama usaha
dagang makanan berdasarkan nama makanan dan (ii) nama usaha dagang
makanan berdasarkan nama minuman. Nama usaha dagang makanan berdasarkan
nama makanan kemudian dibagi lagi menjadi dua, yakni (i) nama usaha dagang
makanan berdasarkan nama makanan berat dan (ii) nama usaha dagang makanan
berdasarkan nama makanan ringan. Nama usaha dagang berdasarkan pemilik
dibagi ke dalam tiga kategori, yakni (i) nama usaha dagang makanan berdasarkan
nama pemilik, (ii) nama usaha dagang makanan berdasarkan julukan pemilik, dan
(iii) nama usaha dagang berdasarkan ciri pemilik. Nama usaha dagang makanan
berdasarkan nama tempat dibagi ke dalam lima kategori, (i) nama usaha dagang
makanan berdasarkan tempat asal makanan, (ii) nama usaha dagang makanan
berdasarkan nama jalan, (iii) nama usaha dagang berdasarkan nama kota, (iv)
nama usaha dagang makanan berdasarkan nama pulau, dan (v) nama usaha
dagang makanan berdasarkan lokasi spesifik.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dasar penamaan yang menonjol
adalah penamaan berjumlah dua-tiga kalimat dengan bentuk menu + nama tempat
serta menu + pemilik. Dalam penamaan usaha dagang makanan, pemilik
cenderung memasukkan menu yang dihidangkan ke dalam nama usaha dagang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang dimiliki dengan tujuan untuk mempermudah pembeli dalam mengetahui
menu apakah yang dijual oleh usaha dagang makanan tersebut. Penggunaan nama
tempat dalam nama usaha dagang bertujuan untuk memudahkan pembeli dalam
mengingat lokasi usaha dagang, sedangkan penggunaan nama pemilik bertujuan
untuk memberikan ciri khas tersendiri kepada usaha dagang makanan sekaligus
membedakan usaha dagang satu dengan usaha dagang lainnya.
4.2 Saran
Setelah dua permasalahan dijawab, ada beberapa saran yang diajukan
untuk melanjutkan dan mengembangkan penelitian kebahasaan mengenai struktur
dan dasar penamaan nama usaha dagang makanan. Penelitian pada nama usaha
dagang makanan dengan rumusan masalah yang sama masih dapat dilanjutkan
pada usaha dagang makanan lain di Kota Surabaya maupun kota-kota lain.
Penelitian juga dapat dilanjutkan dengan meneliti nama-nama usaha dagang lain
di samping usaha dagang makanan baik di Kota Surabaya maupun kota-kota lain.
Di samping itu, penelitian terhadap nama usaha dagang makanan juga masih dapat
dilakukan lebih mendalam lagi dan dikembangkan, misalnya dengan meneliti
struktur nama usaha dagang makanan berdasarkan struktur bahasa maupun
struktur kelas katanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Ardheana, Erta. 2018. “Pola Pembentukan dan Dasar Penamaan Nama Kampung
Berakhiran -an di Kota Yogyakarta”. Skripsi pada Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kelima. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Laksono, Adhimas Satriyo. 2009. “Nama-nama Usaha Dagang Makanan dan
Minuman di Jalan Selokan Mataram Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta: Kajian Sosiolinguistik”. Skripsi pada
Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
McKean, Erin. 2005. The new Oxford American dictionary. New York, N.Y.:
Oxford University Press.
Mulyana, Slamet. 1964. Semantik (Ilmu Makna). Jakarta: Djambatan.
Prahastuti, Noventa Retno. 2016. “Satuan Lingual Nama Lauk dan Sayur serta
Dasar Penamaannya Pada www.femina.co.id, www.cookpad.com dan
Tujuh Rumah Makan di Yogyakarta”. Skripsi pada Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Prayogo, Sungging Setyo, dkk. 2016. “Penamaan Desa dan Dusun di Kecamatan
Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi (Kajian Etimologi dan Semantik)”.
Jurnal Publika Budaya 1(1): 1-7.
Ramlan, M. 2005. Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.
Ravelianto, Novilius. 2017. “Struktur dan Dasar Penamaan Sambal di Delapan
Rumah Makan di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Yogyakarta”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Subagyo, P. Ari. 2011. “Bahasa Indonesia di Tengah Kapitalisme (Pos/Hiper)
Modern: Masih Adakah “Keajaiban Ketiga?””. Dalam Taum, Yoseph
Yapi, dkk (Peny). Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Dalam Jebakan
Kapitalisme. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Vinantya, Mikail Septian Adi. 2015. “Nama Jenis Nasi di Indonesia: Tinjauan
Struktur Frasa dan Dasar Penamaan”. Skripsi pada Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Wijana, I Dewa Putu. 2006. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DATA YANG DIKAJI DALAM BAB II
1. Unsur Pusat + Atribut
(1) Warkop Ketan
(2) Warung Sederhana
(3) Martabak Wayang
(4) Bakso Mitra
(5) Restoran Viva
(6) Bakso Irama
(7) Donal Kedungdoro
(8) Gita Putra
(9) Depot Hikmah
(10) Noodles Surabaya
(11) Depot Barokah
(12) Pangsit Mie “Mahkota”
(13) Depot Pak Jatim
(14) Kedai Pak Kumis
(15) Kedai Dua Saudara
(16) Martabak Bang Kadir
(17) Bakso Solo Kedungdoro
(18) Pokak Secang Rupo
(19) STMJ++ Kidang Kencono
(20) Pangsit Mie Ujung Pandang
(21) Ayam Geprek Mbok Aini
(22) JM 354
(23) Ibu Horifah
2. (Unsur Pusat + Atribut) + Atribut
(24) Depot Gito Surabaya
(25) Warung R3 Madura
(26) Ketan Ringin Kedungdoro
(27) Warung Barokah Enggal Tresno
(28) Depot Purnama Ria Cak Toni
3. Unsur Pusat + (Atribut + Atribut)
(29) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
(30) Rumah Makan Porong Indah
4. [(Unsur Pusat 1 + Atribut) + Atribut] + [Unsur Pusat 2 + Atribut]
(31) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
5. Atribut + Unsur Pusat
(32) master steak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
6. Atribut + (Unsur Pusat + Atribut)
(33) Apeng Kwetiau Medan
(34) Abdul Hadi Martabak Asia
7. Atribut + (Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2)
(35) Top Martabak Terang Bulan
8. Atribut + [(Unsur Pusat 1 + Unsur Pusat 2) + Atribut]
(36) Pal Satu Soto & Sate Banjar
(37) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
9. Atribut + (Unsur Pusat + Atribut + Atribut)
(38) Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DATA YANG DIKAJI DALAM BAB III
1. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Fungsi
(1) Depot Gito Surabaya
(2) Depot Purnama Ria Cak Toni
(3) Depot Pak Jatim
(4) Depot Hikmah
(5) Depot Barokah
(6) Warkop Ketan
(7) Warung Sederhana
(8) Warung R3 Madura
(9) Warung Barokah Enggal Tresno
(10) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
(11) Kedai Pak Kumis
(12) Kedai Dua Saudara
(13) Restoran Viva
(14) Rumah Makan Porong Indah
2. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Menu
2.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan
2.1.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan Berat
(15) Ayam Geprek Mbok Aini
(16) Apeng Kwetiau Medan
(17) Bakso Irama
(18) Bakso Mitra
(19) Bakso Solo Kedungdoro
(20) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
(21) master steak
(22) Noodles Surabaya
(23) Pal Satu Soto & Sate Banjar
(24) Pangsit Mie “Mahkota”
(25) Pangsit Mie Ujung Pandang
(26) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
(27) Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
2.1.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Makanan Ringan
(28) Abdul Hadi Martabak Asia
(29) Martabak Bang Kadir
(30) Martabak Wayang
(31) Top Martabak Terang Bulan
(32) Ketan Ringin Kedungdoro
(33) Warkop Ketan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Minuman
(34) Pokak Secang Rupo
(35) STMJ++ Kidang Kencono
3. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Pemilik
3.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Pemilik
(36) Abdul Hadi Martabak Asia
(37) Apeng Kwetiau Medan
(38) Depot Gito Surabaya
(39) Gita Putra
(40) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
(41) Martabak Bang Kadir
(42) Depot Purnama Ria Cak Toni
(43) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
(44) Ayam Geprek Mbok Aini
(45) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
(46) Ibu Horifah
(47) Depot Pak Jatim
3.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Julukan Pemilik
(48) Kedai Pak Kumis
3.3 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Ciri Pemilik
(49) Kedai Dua Saudara
(50) Kedai Tiga Saudara H. Hasan
(51) Warung R3 Madura
(52) Gita Putra
4. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Tempat
4.1 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Tempat Asal Makanan
(53) Abdul Hadi Martabak Asia
4.2 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Jalan
(54) Bakso Solo Kedungdoro
(55) Donal Kedungdoro
(56) Ketan Ringin Kedungdoro
(57) Pal Satu Soto & Sate Banjar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.3 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Kota
(58) Depot Gito Surabaya
(59) Noodles Surabaya
(60) Apeng Kwetiau Medan
(61) Bakso Solo Kedungdoro
(62) Pangsit Mie Ujung Pandang
(63) Rumah Makan Porong Indah
4.4 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Pulau
(64) Warung R3 Madura
4.5 Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Lokasi Spesifik
(65) Ketan Ringin Kedungdoro
5. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Nama Suku
(66) Bang Oya Sop Kaki Kambing Sop Kaki Sapi Khas Betawi
(67) Pal Satu Soto & Sate Banjar
6. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Peristiwa Sejarah
(68) JM 354
7. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Sifat atau Keadaan
(69) Depot Barokah
(70) Depot Hikmah
(71) Depot Purnama Ria Cak Toni
(72) Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee
(73) Top Martabak Terang Bulan
(74) Warung Barokah Enggal Tresno
(75) Warung Sederhana
(76) master steak
(77) Pokak Secang Rupo
8. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Relasi
(78) Bakso Mitra
9. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Tokoh Fiksi
(79) Donal Kedungdoro
10. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Seni Budaya
(80) Bakso Irama
(81) STMJ++ Kidang Kencono
(82) Martabak Wayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
11. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Ungkapan
(83) Restoran Viva
12. Nama Usaha Dagang Makanan Berdasarkan Angka
(84) Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar Cak Sugeng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
FOTO
1. Depot Gito Surabaya 2. Bang Oya Sop Kaki
Kambing Sop Kaki Sapi Khas
Betawi
3. Depot Purnama Ria Cak Toni 4. Pokak Secang Rupo
5. Warkop Ketan 6. Abdul Hadi Martabak Asia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
7. Pangsit Mie “Mahkota” 8. Pangsit Mie Ujung Pandang
9. Warung Sederhana 10. Donal Kedungdoro
11. Depot Pak Jatim 12. JM 354
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
13. Ayam Geprek Mbok Aini 14. Noodles Surabaya
15. Warung R3 Madura 16. Bakso Mitra
17. Top Martabak Terang Bulan 18. master steak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
19. Kedai Tiga Saudara H. Hasan 20. Kedai Pak Kumis
21. Restoran Viva 22. Ibu Horifah
23. Bakso Irama 24. Kedai Dua Saudara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
25. Spesial Krengsengan Nyambik Swie Kee 26. Gita Putra
27. Pal Satu Soto & Sate Banjar 28. Rumah Makan Porong Indah
29. Martabak Bang Kadir 30. Warung Barokah Enggal Tresno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
31. Depot Hikmah 32. STMJ++ Kidang Kencono
33. Seafood Dua Putri 48 Ikan Bakar 34. Ketan Ringin Kedungdoro
Cak Sugeng
35. Martabak Wayang 36. Apeng Kwetiau Medan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI