TUGAS UKD 1SISTEM TRANSPORTASI
ESAI
“PENEGAKAN HUKUM LALU LINTAS DI INDONESIA”
DISUSUN OLEH:
Ajik Dwi Santoso (I0113005)
Ayu Intan Nurani (I0113020)
Ilham Arief Chadri ( I0113065)
Vinca Rosea Romeiza (I0113135)
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
1
Penegakan Hukum Lalu Lintas di Indonesia
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia menempati peringkat ke –
empat terbanyak di dunia. Tercatat pada data sensuspenduduk tahun 2010 dari Badan Pusat Statistik bahwa
jumlah penduduk Indonesia pada tahun tersebut saja
telah mencapai angka 237.641.326 jiwa dengan
prosentase laju pertumbuhan penduduk 1,49 % per
tahunnya. (BPS,2010). Seiring dengan tingginya
pertumbuhan jumlah penduduk, tingkat kebutuhan rakyat
pasti ikut meningkat, baik itu kebutuhan dasar
seperti sandang, pangan, dan tempat tinggal, serta
kebutuhan penting lain seperti pendidikan,
perlindungan jaminan kesehatan, dan kebutuhan akan
transportasi untuk mendukung mobilitas dalam
kehidupan sehari – hari.
Yang dimaksud dengan transportasi sendiri adalah
suatu pergerakan baik itu manusia mau pun barang dari
tempat asal ke tempat tujuannya yang idealnya
bersifat aman, nyaman, cepat, murah, dan efisien
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam urusanbertransportasi, tentunya tidak akan lepas dari hal
perlalu lintasan. Ada pun menurut Undang – Undang
3
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, definisi dari lalu lintas adalah gerak
Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan,
sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan
menurut Undang – Undang yang sama adalah prasarana
yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan,
orang, dan atau barang yang berupa Jalan dan
fasilitas pendukung.
Dengan jumlah penduduk yang begitu banyak dan
penggunaan sarana dan prasarana lalu lintas yang
terus meningkat pesat akibat dari kebutuhan akan
transportasi masyarakat, berbanding lurus dengan
meningkatnya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan.Dewasa ini, angka pelanggaran lalu lintas di
Indonesia mencapai angka yang memprihatinkan.Terbukti dengan jumlah data pelanggaran lalu lintas
yang tercatat di wilayah hukum Satlantas Jakarta
Selatan saja pada akhir tahun 2013 sudah mencapai
angka 382.286 kasus. Jumlah ini mengalami
peningkatan sebanyak 181 % dari angka pelanggaran
yang terjadi pada wilayah yang sama pada tahun 2012.
(Detik). Angka yang fantastis itu baru jumlah
pelanggaran yang diketahui, terjaring, tercatat, dan
ditindak saja, belum lagi apabila ditambah dengan
4
kasus – kasus pelanggaran lain yang tidak ketahuan
akan tetapi terus dilakukan.
Sebagai negara hukum, penegakan hukum lalu lintas
di Indonesia perlu untuk dilakukan sebagai upaya
untuk menekan angka pelanggaran yang terus meningkat
tiap tahunnya. Adapun hukum perundangan yang
mengatur mengenai perlalulintasan di Indonesia sudah
diatur dalam Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009.Akan tetapi, peraturan perundangan tersebut seakan
tinggal nama dan slogan karena penerapannya yang
masih sangat kurang dan pengetahuan masyarakat dan
atau pengguna jalan mengenai peraturan perundangan
tersebut masih sangat kurang.
Polisi Republik Indonesia atau disingkat POLRI
adalah salah satu alat negara yang memiliki peran,
kedudukan, serta kewenangan sebagai penegak hukum,
terutama dalam hal keamanan di lingkungan masyarakat
Indonesia. Dalam kewajibannya menegakkan hukum,
tugas polisi tidak terbatas hanya pada kasus – kasus
kejahatan, akan tetapi juga termaasuk kasus – kasus
pelanggaran yang meresahkan masyarakat, seperti
pelanggaran lalu lintas. Untuk memenuhi peranan,
tugas, dan tanggung jawabnya dalam upaya penegakan
hukum terhadap pelanggaran lalu lintas, polisi tentu
tidak akan dapat menjalankan tugasnya tersebut secara
5
maksimal tanpa adanya partisipasi dan kesadaran untuk
turut serta menjaga ketertiban dari pihak masyarakat
luas sendiri.
Tingginya angka pelanggaran menunjukkan bahwa
diperlukan upaya yang sungguh – sungguh dan serius
untuk menekan angka tersebut sehingga dapat merintis
dan menciptakan situasi lalu lintas yang aman dan
nyaman. Situasi yang berhak didapatkan oleh seluruh
lapisan masyarakat pengguna jalan. Oleh karena itudiperlukan suatu kerjasama yang berintegrasi dalam
upaya pengotrolan ketertiban oleh pihak kepolisian
sebagai aparat yang berwenang untuk menegakkan hukum
dan peranan masyarakat yang turut berpartisipasi
aktif.
Tanpa adanya kesadaran masyarakat dan kedisiplinan
aparat, peraturan perundangan pun tidak akan dapat
berjalan dan diberlakukan secara sehat dan penuh.Karena pada kenyataannya, peraturan perundang –
undangan yang mengatur masalah lalu lintas dan
angkutan jalan raya tidak sepenuhnya sinkron dengan
kenyataan dan praktek di lapangan, serta ada
ketentuan – ketentuan yang mungkin bisa dinilai sudah
tertinggal oleh perkembangan masyarakat beserta
teknologinya. Oleh karena itu, merupakan suatu halyang wajar dan diperlukan untuk mengemukakan beberapa
6
cara penegakan hukum lalu lintas menurut pengalaman
berikut pembahasan masalahnya dalam esai ini.
B. Permasalahan yang Terjadi
Semakin berkembangnya zaman, semakin juga
berkembangnya lalu lintas. Tetapi, kesadaran
masayarakat dalam mematuhi hukum lalu lintas masih
sangat rendah. Mulai dari masalah surat izin
mengemudi sampai masalah karcis angkutan umum, hampir
semua hukum lalulintas dilanggar oleh masyarakat
Indonesia.
Beberapa kasus kecelakaan lalu lintas pada tahun
2013 disebabkan oleh pengguna lalu lintas itu
sendiri. Kepala Kepolisian Republik Indonesia
(Kapolri), Jendral Pol Sutarman mengungkap bahwa
korban meninggal dunia selama tahun 2013 mencapai
23.385 orang, korban luka berat sebanyak 27.054
orang, dan korban luka ringan yakni sebanyak 104.976
orang. Selain itu kerugian materiil akibat
kecelakaan lalu lintas selama tahun 2013 sebesar Rp.
233,842,283,566.00.(Gatra)
Beberapa artikel menyebutkan bahwa salah satu
penyebab kecelakaan lalu lintas yang paling sering
terjadi karena pengendara mengendarai kendaraannya
tanpa memiliki surat izin mengemudi atau sering
7
disebut SIM. Menurut BBC News aksi anak di bawah umur
mengemudikan kendaraan bermotor di jalan raya sudah
mencapai ratusan ribu kasus dalam waktu beberapa
bulan. Walaupun sudah tidak diperbolehkan sekolah,
tetapi para orang tua melepaskan anaknya berkendara
tanpa SIM dengan terpaksa karena transportasi umum
dianggap tidak layak dan berbahaya bagi anaknya.Selain berbahaya dan tidak layak pakai, transportasi
umum di kota-kota tertentu tidak melewati seluruh
tempat di kota tersebut sehingga tidak memungkinkan
untuk seorang siswa ke sekolah dengan transportasi
umum.
Selain kasus pengemudi di bawah umur, banyak juga
warga Negara Indonesia yang memakai “SIM tembak”.Sim tembak adalah surat izin mengemudi yang proses
pembuatan dan syarat pengemudinya tidak sesuai dengan
ketentuan hukum lalu lintas seperti yang tercantum
pada UU No. 22 Tahun 2009 Paragraf 3 Pasal 80 sampai
Pasal 85.
Para pengemudi lebih memilih untuk membayar
ratusan ribu untuk sebuah SIM agar mempercepat
proses. Sampai detik ini, masih banyak kantor polisiyang menerima uang suapan dari pengemudi untuk sim
tembak tersebut. Hal ini menyebabkan seorang
pengendara memiliki SIM tanpa mengetahui, memahami
8
dan mematuhi hukum lalu lintas yang berlaku, sehingga
terjadi pelanggaran hukum lalu lintas bahkan banyak
yang sampai menyebabkan kecelakaan.
Faktor lain penyebab terjadinya pengemudi tidak
patuh kepada hukum lalu lintas karena jumlah penegak
hukum yang menerima suapan dari para pengemudi yang
melanggar masih banyak. Contohnya seperti yang
terjadi di sebagian besar kota-kota di Indonesia
sekarang. Pengemudi mobil maupun motor sudah tidakpatuh lagi kepada aturan lalu linta karena para
penegak hukum lalu lintas tidak tegas dalam memberi
sanksi.
Kemudian, angkutan umum pun turut andil dalam
melakukan pelanggaran hukum lalu lintas seperti tidak
mengembalikan uang kembalian sebagaimana mestinya.Karena perbuatan itu, supir angkutan umum telah
melanggar dua pasalsekaligus yaitu pada UU No. 22
Tahun 2009 Pasal 186 yang berbunyi “Perusahaan
Angkutan Umum wajib mengangkut orang dan/atau barang
setelah disepakati perjanjian angkutan dan/atau
dilakukan pembayaran biaya angkutan oleh Penumpang
dan/atau pengirim barang”, dan pada Pasal 187 yang
berbunyi “Perusahaan Angkutan Umum wajib
mengembalikan biaya angkutan yang telah dibayar oleh
9
Penumpang dan/atau pengirim barang jika terjadi
pembatalan pemberangkatan”.(BPJT)
Meskipun sudah mengembalikan uang kembalian
sebagaimana mestinya, masih ada angkutan umum yang
tidak menyerahkan tanda bukti pembayaran atau tiket
penumpang. Hal tersebut melanggar Undang-Undang No.22 Tahun 2009 pasal 167 ayat (1) sehingga perusahaan
angkutan umum tersebut bisa dikenakan sanksi
administratif berupa peringatan tertulis, denda
administrative, pembekuan izin, dan/atau pencabutan
izin seperti yang tercantum pada pasal 199.
Menurut undang-undang yang Berlaku, semua
kendaraan harus diregistrasikan dan registrasi
tersebut harus dilaksanakan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia melalui system manajemen
registrasi kendaraan bermotor. Selain itu, setiap
kendaraan bermotor yang dioperasika di jalan wajib
dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.
Pada kenyataannya kendaraan bermotor yang jalan
banyak sekali yang belum memiliki Surat Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor dan memiliki Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor palsu.
10
C. Pembahasan
Apabila kita membicarakan yang namanya
permasalahan sistem lalu lintas di negeri ini pasti
memang tidak akan ada habisya, mulai dari kemacetan,
kejahatan, kecelakaan, dan terutama pelanggaran yang
terjadi dimana- mana. Permasalahan lalu lintas di
Indonesiadapat dikatakan sudah begitu kompleks dan
rumit, apalagi saat kita membahas apa itu pelanggaran
lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas yang terjadi di
Indonesiasudah menjadi hal yang lumrah terjadi.Tidak hanya di ibu kota (Jakarta) tetapi hinggake
pelosok negeri. Dan pelanggaran-pealanggaran lalu
lintas itu tidak hanya terjadi pada masyarakat dari
lapisanumur dewasa tetapi anak-anak dibawah umur,
lansia, laki-laki ataupun perempuan juga ikut ambil
bagian dalam meramaikan dunia pelanggar – pelanggar
hukum lalu lintas di negeri kita tercinta kita ini.Hal ini menunjukkan gender maupun umur sudahtidak
lagi menjadi parameter orang awam untuk menilai
seseorang untuk melanggar hukum lalu lintas.
Pelanggar hukum lalu lintas biasanya melakukan
pelanggaran karena mementingkan kepentingannya
sendiri tanpa menyadari bahwa orang lain akan
mendapat efek negatif dari tindakan si pelanggar
hukum tersebut. Misalnya terjadi tabrak lari atau
11
pengendara yang ugal - ugalan di jalan. Minimal
orang lainsesama pengguna jalan akan terkejut dengan
tindakan pelanggar yang tidak pada jalurnya. Tetapikebanyakan pelanggar alih - alih meminta maaf atau
memberikan rasa simpati terhadap korban mau pun
sesama pengguna jalan yang terganggu, justru
kebanyakan si pelanggar akan emosi dan memaki
korban. Dan alasan kenapa pelanggar melakukan hal
tersebut dengan alasan untuk menyingkat waktu, malas
memutar, malas menunggu lampu sampai hijau, ataupun
dengan alasan agar tidak terlambat pergi ke kantor
dan berbagai alasan lain tanpa memerdulikan hak-hak
pengendara dan pejalan kaki yang notabene mempunyai
hak yang sama untuk menikmati fasilitas lalu
lintas.Fenomena – fenomena tersebut di atas bisajadi menggambarkan ketidakmatangan emosi sebagian
besar pengguna jalan di Indonesia yang bisa berakibat
celaka di jalan.
Menurut pandangan kami, terdapat beberapa faktor
yang berperan aktif dalam perkembangan industri
pelanggar-pelanggar hukumlalu lintas di Indonesia.Di antaranya dari perspektifpelaku pelanggar ( warga
sipil, penegak hukum, bahkan petinggi negara ),
aparatur-aparatur penegak hukum, sarana pra sarana
lalu lintas yang kurang memadai, layak dan tidak
12
merata sampai kepelosok negeri, serta sistem
transportasi yang kurang efektif.
Kita mulai dari pelanggar(warga sipil, penegak
hukum, bahkan petinggi), seperti yang disebutkan
diatas, sipelanggar melakukan hal tersebut
dikarenakan untuk memenuhi kebutuhannya, dan kadang
dalam memenuhi hasratnya itu , si pelaku membahayakan
keselamatan orang lain. Permasalahan pelanggaran
lalu lintas tersebut juga tidak lepas dari pengawasan
aparatur-aparatur penegak hukum kurang bertanggung
jawab dan seakan tidak perduli dengan permasalahan
yang tidak asing lagi di telinga masayarakat, yang
nyataya begitu banyak anak di bawah umur mengendarai
kendaraan bermotor yang merupakan moda transportasi
orang dewasa.Faktor yang menyebabkan seorang anakmelakukan pelanggaran lalu lintas tidak jauh dari
contoh orang tuanya yang mungkin sering melanggar
lalu lintas saat bersama anak –anak.Banyak orang tuayang tidak menduga saat dia melakukan pelanggaran
lalu lintas anak-anak melihat orang tuanya sebagai
model. Pada proses bealajar ini si anak akan
mengamati dan akan tersimpan dalam memori baik dalam
kondisi virtual atau verbal maka secara tidak sadar
sia anak akan melakukan hal yang sama disaat anak itu
berada pada kondisi yang sama saat dia masih bersama
ayahnya tadi. Mengapa anak-anak juga dapat melakukan
13
pelanggaran hukum lalu lintas semisal ketika berjalan
berjejer menerobos lampu merah melawan arus ,
jawabannya secara jelas bahwa peraturan lalu lintas
di buat untuk kendaraan bermotor dan bukan untuk
sepeda yang yang tidak memiliki mesin, sehingga dapat
dikatakan perilaku tadi otomatis tidak melanggar
peraturan lalu lintas. Dan asumsi tersebut di
patenkan dengan papan yang ber tulis hati-hati banyak
anak kecil. Sehingga asumsi yang didapat jika
terjadi kecelakaan akibat anak-anak yang bersepeda
tadi, pasti merea ditabrak dan tidak mungkin anak
itu yang salah.
Dengan maraknya anak –anak yang mahir
mengendarai sepeda kendaraan bermotor sebelum
waktunya menjadikan SIM tembak marak di kalangan
pelajar, istilah SIM tembak ( beli SIM) , mungkin
tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat.Anak –anak yang berumur kurang dari 17 tahun dapat
dengan mudah mendapatkan SIM( Surat Ijin Mengemudi )
untuk dengan bebas memacu kendaraan bermotor mereka
di jalan raya.Selain kasus pengemudi di bawah umur,banyak juga warga Negara Indonesia yang memakai “SIM
tembak”. Sim tembak adalah surat izin mengemudi
yang prosespembuatan dan syarat pengemudinya tidak
sesuai dengan ketentuan hukum lalu lintas seperti
14
yang dicantum pada UU No. 22 Tahun 2009 Paragraf 3
Pasal 80 sampai Pasal 85.
Para pengemudi lebih memilih untuk membayar
ratusan ribu untuk sebuah SIM agar mempercepat
proses. Sampai detik ini, masih banyak kantor polisiyang menerima uang suapan dari pengemudi untuk sim
tembak tersebut.Hal ini menyebabkan seorang
pengendara memiliki SIM tanpa mengetahui, memahami
dan mematuhi hukum lalu lintas yang berlaku, sehingga
terjadi pelanggaran hukum lalu lintas bahkan banyak
yang sampai menyebabkan kecelakaan.
Tidak hanya SIM tembak yang menjadi permasalahan
pelanggaran lalu lintas, angkutan umum juga ikut
ambil bagian dalam melanggar hukum lalu lintas, yaitu
tidak mengembalikan uang kembalian sebagaimana
mestinya. Hal tersebut sudah diatur dalam UU No. 22Tahun 2009 Pasal 186 yang berbunyi “Perusahaan
Angkutan Umum wajib mengangkut orang dan/atau barang
setelah disepakati perjanjian angkutan dan/atau
dilakukan pembayaran biaya angkutan oleh Penumpang
dan/atau pengirim barang”, dan pada Pasal 187 yang
berbunyi “Perusahaan Angkutan Umum wajib
mengembalikan biayaangkutan yang telah dibayar oleh
Penumpang dan/atau pengirim barang jika terjadi
pembatalan pemberangkatan”.(BPJT). Meskipun sudah
15
mengembalikan uang kembalian dengan jumlah yang
semestinya ,sebagian besar angkutan umum yang tidak
memberikan bukti pembayaran atau tiket. Hal tersebutdengan jelas melanggar hukum yang tercantum dalam
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 pasal 167 ayat (1)sehingga perusahaan angkutan umum tersebut bisa
dikenakan sanksi administratif berupa peringatan
tertulis, denda administrative, pembekuan izin,
dan/atau pencabutan izin seperti yang tercantum pada
pasal 199.
Seorang penegak hukum adalah seseorang yang diberi
kepercayaan seorang negara untuk menangani
permasalahan lalu lintas .Pakaian,searagam , danmobil dinas merupakan lambang dari kekuasaan negara
untuk menjaga dan memelihara kedamaian serta keamanan
dalam menegakkan lalu lintas, tetapi banyak penegak
hukum yang salah mengartikan kepercayaan negara
tersebut untuk kepentingannya sendiri,contohnya “bisa
damai ketika tilang” ,ini hal yang sering terjadi
ketika pengendara kendaraan bermotor melakukan
pelanggaran lalu lintas atau tidak bisa melampirkan
surat-surat yang lengkap ketika razia , hal yang
pertama dilakukan pengemudi adalah mengajukan “damai”
di jalan untuk mendapatkan surat – suratnya kembali
dengan jalan memberikan sejumlah uang untuk membayar
denda kepada petugas penegak hukum saat itu juga .
16
Oleh karena itu penegak hukum di Indonesiatidak hanya
dibekali dengan ilmu formal yang baik tetapi juga
kesadaran dan rasa tanggung jawab yang baik pula
dalam menjalankan kegiatan penegakkan hukum lalu
lintas.
Sarana dan prasarana di Indonesia merupakan sumber
masalah yang sangat vital yang harus dibenahi dalam
rangka penegakan hukum lalu lintas di Indonesia.Kita mulai dari hal yang paling kecil yaitu
penempatan lampu lalu lintas, penenmpatan rambu dan
lampu lalu lintas yang tepat akan memberikan dampak
yang sangat besar dalam meminimalisasi tingkat
pelanggaran dan tingkat kecelakaan lalu lintas,
contohnya dengan pemasangan rambu sesaat sebelum
tikungan tajam akan memberikan informasi yang berguna
untuk pengendara yang tidak terbiasa melewati
tikungan tersebut, begitu juga pemasangan lampu lalu
lintas mempunyai pengaruh terhadap perilaku
pengemudi. Apabila lampu lalu lintas dipasang
sejajar dengan garis pemberhentian memaksa untuk
pengendara untuk berhenti lebih di belakang garis
untuk melihat lampu dengan keadaan lampu yang tinggi
menjulang. Penempatan lampu dan rambu lalu lintas
tidak cukup dengan di bangun saja tetapi juga harus
tetap di awasi oleh para penegak hukum untuk lebih
17
meminimalisasi tingkat pelanggaran dan kecelakaan
lalu lintas yang terjadi.
Moda transportasi adalah alat yang digunakan
manusia ( individu) untuk menempuh jarak yang sulit
ditempuh dengan jalan kaki untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, moda transportasi tersebut biasanya berupa
kereta, sepeda motor, mobil, pesawat, dan lain-
lain. Jika kita mengacu ke negara-negara maju
seperti jerman, prancis, inggris,dan negara-neagara
maju lainnya, karena penduduk negara tersebut
merupakan kaum yang terpelajar, dan sadar akan
keadaan hukum, apalagi yang namanya lalu lintas baik
hukum maupun moda transporatasinya sendiri, sehingga
tidak heran mereka disebut masyarakat madani. Olehkarena itu pelanggaran lalu lintas seperti menerobos
lampu ataupun rambu lalu lintas jarang terjadi bahkan
hampir tidak dijumpai di negara- negara maju.
Tidak hanya kesadaran dari masyarakatnya saja,
tetapi bisa kita tinjau dari sistem dan moda
transportasinya.Layaknuya di jermandan sebab itulahsecara perlahan-lahan dan berangsur-angsur masyarakat
negara-negara maju sudah mulai meninggalkan moda
transportasi pribadi ke moda transportasi umum yang
jauh lebih efektif dari segi keamanan, nyaman,
efisien dan tentunya menghemat waktu.
18
Pertanyaannya adalah dari semua sistem moda
transportasi di atas adakah yang telah diterapkan di
Indonesia? Jawabannya adalah sudah, salah satunya
adalah sistem busway yang telah diterapkan di kota-
kota besar salah satunaya adalah Jakarta, untuk
sesaat moda ini sempat booming dan efisien digunakan
tetapi tidak lama kemudian jalur busway yang satu
arah tersebut malah justru disabotase oleh pengguna
jalan, tidak hanya rakyat jelata tetapi petinggi
negara juga ikut andil dalam meramaikan jalur satu
arah tersebut. Para penegak hukum juga sudah
melakukan tindakan dengan sanksi yang tegas tetapi
tindakan itu malah memicu ide-ide kreatif para
pelanggar hukum, sebagai contoh dengan menghafalkan
kapan para penegak hukum melakukan operasi , semisal
hari rabu jadi para pelanggar melewati jalur itu
bukan hari rabu.
D. Solusi yang Dapat Diupayakan
Sangat sulit mencari solusi pelanggaran hukum lalu
lintas di Indonesia. Karena pelanggaran lalu lintas
sangatlah kompleks. Mulai dari pelanggaran yang
mendasar seperti pelanggaran rambu lalu lintas sampai
pelanggaran yang dapt menyebabkan kecelakaan.
19
Berbagai solusi yang di tawarkan selama ini,
tetapi tidak semuanya dapat di terapkan di
Indonesia. Solusi yang di terapkan di luar negri
belum tentu dapat menyelesaikan berbagai permasalahan
lalu lintas di Indonesiai hukum. Contohnya sepertiTraffic Warden tidak bisa diterapkan di Indonesia karena
ketaatan akan hukum di Indonesia masih sangat rendah,
dan sanksi yang diberikan tidak dapat membuat jera.
Pelanggaran lalu lintas pada dasarnya disebabkan
oleh SDM yang masih rendah. Sosialisasi sangatlah
penting untuk meningkatkan kesadaran dan kecakapan
akan berkendara dan berlalu lintas. Sosialiasasi itudapat dilakukan dengan cara pemberian materi mengenai
pentingnya tertib berlalu lintas. Sosialisasi
berkala dan berkelanjutan dapat membuat kesadaran
tertib berlalu lintas meningkat. Materi mengenai
tertib lalu lintas dapat dimasukkan kedalam
pendidikan formal. Tidak hanya bagi para pelajar,
sosialisasi juga harus diberikan kepada para orang
tua dari pelajar tersebut agar secara tidak langsung
dapat mencegah dan mengawasi putra/putrinya.
Pembuatan Surat Izin Mengemudi atau sering disebut
SIM merupakan awal dari pelanggaran berlalu lintas.
20
Seperti yang di pembahasan sebelumnya mengenai
pelanggaran hukum dalam pembuatan SIM, SIM yang
proses pembuatannya tidak sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan merupakan faktor pembuat SDM yang
tidak berkualitas. Untuk mengatasi masalah tersebut,Pembuatan SIM dapat dilakukan dengan menambah biaya
pembuatannya dan mempersulit serta memperketat
prosedurnya. Cara yang dapat diterapkan adalah
pembuatan SIM dasar pada usia 18 tahun dan wajib
mengikuti pelatihan berkendara yang baik sehinga
apabila telah mengikuti pelatihan dan mendapat
sertifikat barulah orang tersebut dapat membuat sim
dasar. SIM dasar adalah sim yang dibuat untuk
melegalkan para pemula untuk berkendara tetapi dengan
berbagai aturan dan pengawasan yang ketat. Selama
orang tersebut masih mempunyai sim dasar, orang
tersebut wajib berkendara dengan diawasi orang yang
lebih tua dan memiliki SIM pada jangka waktu dua
tahun. Apabila mereka melanggar peraturan lalu
lintas akan mendapat hukuman berupa peringatan
tertulis dan denda. Setelah melewati jangka waktu
dua tahun tanpa melanggar peraturan lalu lintas,
barulah para pemegang SIM dapat membuat SIM
sesungguhnya dengan menyerahkan sertifikat pelatihan
dan menjalani tes mengemudi yang diselenggarakan oleh
kepolisian.
21
Setelah mendapat SIM sesungguhnya, para pengendara
harus lebih cakap dalam berkendara. Apabila merekamelakukan pelanggaran, pengemudi akan mendapat sanksi
dan denda yang sangat besar. Jika pengemudi
melanggar aturan lebih dari 3 kali maka SIM mereka
akan langsung dibekukan dan tidak boleh membuat SIM
kembali.
Proses penilangan dan razia pun banyak disalah
gunakan oleh oknum-oknum tertentu seperti permintaan
damai berupa bayaran seadanya di tempat. Oknum-oknumtersebut harus ditertibkan dengan cara pengawasan
yang ketat dari sesama penegak hukum maupun
masyarakat. Proses penilangan dilakukan di tempat
yang ditentukan yaitu pos polisi terdekat. Setelahitu, barulah pelanggar mendapatkan surat tilang yang
didasarkan pada foto pelanggaran sebagai bukti yang
memberatkan pelanggar. Beberapa hari kemudian,
barulah pelanggar diproses di pengadilan dan
dikenakan sanksi yang sesuai dengan kesalahan yang
dilakukan pelanggar tersebut.
Berbeda dengan cara penilangan bagi para pelajar.Menurut kami, penilangan bagi para pelajar itu lebih
baik dilakukukan di dalam sekolah masing – masing,
bukan di lokasi kejadian. Dikarenakan penilangan di
22
sekolah lebih efektif dan dapat menjangkau semua
pelajar baik yang sudah mendapatkan SIM secara legal
mau pun yang belum. Selain mempersulit dan memperketat aturan lalu
lintas, sebaiknya pemerintah memperbaiki moda
transportasi umum. Transportasi umum sebaiknya
mementingkan keselamatan, kebersihan, dan kenyamanan
para penggunanya. Hal lain yang perlu diperhatikanoleh pemerintah adalah moda transportasi yang saling
berintegrasi sehingga para penggunanya dapat
bepergian kemana pun dengan moda transportasi umum
dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan
menggunakan kendaraan pribadi.
E. Kesimpulan
Pelanggaran hukum lalu lintas beserta
penegakkannya merupakan masalah yang pelik dan selalu
menemui komplikasi dalam setiap solusi yang diajukan
mau pun yang sudah diterapkan. Menurut kami, inti
dari semua permasalahan tersebut ada pada kualitas
sumber daya manusia Indonesia sendiri. Rendahnya
pengetahuan masyarakat, kedisiplinan aparat, dan
kesadaran sesama pengguna jalan menjadi faktor yang
cukup menentukan. Oleh karena itu, satu solusi
paling fundamental dengan dampak berjangka panjang
adalah pemberian pendidikan yang layak dengan visi
23
agar tercipta masyarakat yang terpelajar, sadar
hukum, akan tetapi juga memiliki rasa toleransi dan
kemanusiaan. Selain itu, kerja sama yang baik,
sinkron, dan terintegrasi juga diperlukan dari pihak
– pihak berwenang terkait masalah lalu lintas,
seperti aparat penegak hukum dari semua jenjang
tingkatannya, dalam hal ini yaitu polisi, pihak
yuridis atau peradilan, dan departemen – departemen
negara yang bertanggung jawab untuk bidang sarana –
dan prasaran perlalulintasan seperti Departemen
Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan.
Referensi
http://www . bimbingan . org/faktor-penyebab-pelanggaran- peraturan-lalu-lintas . htm
http://ekajayaberrindo . com/simulasiujisim/index . php/ 83-berita-sim/84-sim-tembak-mengatasi-atau-justru-memicu-laka-lantas
http://www . gatra . com/hukum-1/44540-pada-2013,-23-385- tewas-kecelakaan-lalu-lintas . html
http://www . bbc . co . uk/indonesia/berita_indonesia/ 2013/09/130911_underagebiker . shtml
http://id . wikipedia . org/wiki/Surat_Izin_Mengemudi
http://bpjt . pu . go . id/uploads/files/ 22/55ba546396b37651c3466c39d19002da . pdf
24