PEMBAHASAN
Bentuk dan ukuran sel yang menyusun tubuh makhlukhidup berbeda,hal ini dapat disebabkan berdasarkan fungsi sel sel tersebut. Adapun bentuk bentuk sel yang menyusun tubuh makhluk hidup berdasarkan literature adalah:
1.Sel Berbentuk Bulat.
a. Sel darah merah (eritrosit).
Bentuk sel darah merah itu bentuknya bulat, bikonkaf,tidak berinti, dinding elastis, serta fleksibel.Sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang bisa menyebabkan darah ini berwarna merah
Eritrosit berdiameter kira- kira 8 mikron, tebalnya 2
mikron, sedangkan bagian yang berada dibagian tengah
bagian tebalnya 1 kiron atau kurang. Volume rata- rata
eritrosit adalah sebesar 83 mikron kubik.
b. Sel ribosom.
Struktur dari ribosom berbentuk bulat terdiri dari dua
partikel besar dan kecil,
ada yang melekat pada
reticulum endoplasma dan
ada yang soliter. Ribosom
merupakan organel sel
terkecil yang tersuspensi
didalam sel. Fungsi dari
ribosom adalah sebagai
tempat sistesis protein dan
struktur ini hanya dapat
dilihat dengan menggunakan
mikroskop electron.
Ribosom berupa organel kecil berdiameter antara 17-20
µm yang tersusun oleh RNA robosom dan protein.c. Lisosom.
Lisosom merupakan organel
yang bentuknya tidak
uniform antara satu sama
lainnya, cenderung
bervariasi bergantung pada
isi yang dicerna oleh
lisosom tersebut. Namun
pada umumnya lisosom
memiliki bentuk yang
hampir bulat, dengan garis
tengah berada pada kisaran
0.05 sampai 1.2 μm.
Bentuknya seperti mitokondria, tetapi hanya mempunyai
membrane tunggal dan tidak mempunyai kristae, mempunyai
diameter 0,4- 0.8 am, dam lazimnya dijumpai pada sel-
sel hewan. Pada sel tumbuhan kadang terdapat pada sel-
sel meristem, tetapi tidak selalu dijumpai adanya
lisosom. Lisososm menganndung enzim- enzim yang
berperan dalam proses hidrolisis.
2.Sel Berbentuk Tidak Beraturan.
a. Sel darah putih.
Selain sel darah merah, dalam manusia juga terdapat sel
darah putih (leukosit). Leukosit atau sel darah putih
penyakit (fagosit). Leukosit bentuknya tidak tetap dan
tidak berturan, berinti, serta mempunyai ukuran lebih
besar dari pada sel darah merah
Sel darah putih ini berfungsi
untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel darah
putih tidak berwarna, memiliki
inti, dapat bergerak secara
amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler/diapedesis.
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109
sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa
yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam
setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai
10000(rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus
leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel
per tetes.
b. Sel bawang merah.
Sel epidermis bawang merah
mempunyai dinding sel yang
berbentuk tidak beraturan ada
yang berbentuk segi enam yang
memanjang dan ada juga yang
mempunyai bentuk segi empat
yang memanjang. Sel epidermis
bawang merah mempunyai bentuk
yang tetap dan tidak berudah
– ubah karena di dalam sel
terdapat dinding sel .
Sel epidermis bawang merah tersusun oleh: dinding sel,
sitoplasma, inti sel (nukleus), dan organel lain. Pada
sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel
seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Nukleus
pada bawang merah berbentuk oval dan merupakan organel
terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang
mengandung zat warna ungu .
c. Sel nucleus.
Bentuk nukleus pada umumnya ekivalen dengan bentuk sel.
Bila sel berbentuk bulat atau kubus maka bentuk nukleus
juga akan bulat. Jika sel berbentuk silindris atau
prisma maka nukleusnya akan berbentuk lonjong.
Sedangkan jika bentuk selnya pipih (squamosa) maka
nukleusnya berbentuk discoidal.Pada sel leukosit dan
infusoria bentuk nukleus tidak beraturan. Sedangkan
ukuran nukleus tergantung pada volume sel, jumlah ADN
dan protein, serta berkaitan dengan perkembangan
metabolisme sel.
3.Sel Berbentuk Benang- Benang.
a. Retikulum Endoplasma.
Retikulum endoplasma strukturnya berbentuk benang –
benang yang bermuaradi inti sel. Dikenal dua jenis RE
yaitu:
1. RE Granuler
2. RE Agranuler
Retikulum endoplasma
berfungsi sebagai alat
transportasi zat- zat
didalam sel itu sendiri
dan hanya dapat dilihat
dengan menggunakan
mikroskop electron.
b. Mikrotubulus.
Sel mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris,
disusun oleh protein yang disebut tubulin. Sifat
mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi
sebagai ‘kerangka’ sel karena berfungsi melindungi dan
memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam
pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
Mikrofilamen mirip seperti
mikrotubulus, tetapi
diameternya lebih kecil.
Bahan yang membentuk
mikrofilamen adalah aktin
dan miosin seperti yang
terdapat pada otot. Dari
hasil penelitian diketahui
ternyata mikrofilamen
berperan dalam proses
pergerakan sel,
endositosis, dan
eksositosis. Gerakan Amuba
merupakan contoh peran dari
mikrofilamen.
4. Sel Berbentuk Cerutu.
Mitokondria.
Mitokondra memiliki
struktur yang bentuknya
seperti cerutu dan
mempunyai dua lapisan
membrane. Pada lapisan
dalam strukturnya
berlakuk- lekuk yang
dinamakan krista.
Mitokondria berfungsi
sebagai pusat respirasi
selular yang menghasilkan
banyak ATP (enegi) oleh
karena iti mitokondria
diberi julukan ” the Power
House”.
Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai
tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai
sumber energi sel. Organel yang hanya dimiliki oleh sel
aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian
dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi
memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen
dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif. Bagian
yang terletak diantara membran krista berisi cairan
yang disebut matriks banyak mengandung enzim pernafasan
atau sitokrom.
5.Sel Berbentuk Bintang.
Sentrosom.
Sentrosom memiliki struktur yang berbentuk bintang yang
berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Miosis).
Sentrosom bertindak sabagai benda kutub dalam mitosis
dan meiosis dan strukturnya hanya dapat dilhat dengan
menggunakan mikroskop electron.
Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole.
Sel Berbentuk Labah – labah.
Sel saraf.
Sel saraf memiliki bentuk sel seperti labah- labah.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang
mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya,
saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai
(berurutan) antara reseptor dan efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel
lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu
yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor
adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan
terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).
6.Sel Berbentuk Gelendong.
Sel otot polos.
Sel otot polos berbentuk gelendong dengan sebuah inti
pipih yang terletak di tengah sarkoplasma.Terdapat
dalam alat dalam (otot visera, pada lambung, usus dan
pembuluh darah), mempunyai persarafan autonom, bekerja
tidak di bawah kesadaran. Kontraksinya lambat, cukup
lama, dan tidak cepat lelah.
Terdapat adanya inti sel
(nukleus) yang berfungsi untuk
mengatur kerja dari sel otot
polos dan serabut otot yang
berfungsi untuk menghubungkan
sel otot jantung yang satu
dengan yang lain dan
membungkus atau melapisi
seluruh permukaan sel.
7.Sel Berbentuk Silindris.
a. Sel otot lurik.
Sel atau serabut otot
lurik berbentuk silindris
atau serabut panjang. Otot
lurik mempunyai serabut
kontraktil yang memantulkan
cahaya berselang-seling
gelap (anisotrop) dan
terang (isotrop). Setiap
sel mempunyai banyak inti
dan terletak di bagian tepi
sarkoplasma. Otot
lurik bekerja di bawah
kehendak (otot sadar)
sehingga disebut otot
volunter dan selnya
dilengkapi serabut saraf
dari sistem saraf pusat.
Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan
mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena
biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep
dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir,
kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi
sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi
secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan
tulang dan tubuh.
b. Sel otot jantung.
Sel otot jantung berbentuk silinder. Pada sel otot
jantung (cardiac muscle) terlihat adanya nukleus (inti
sel) fungsinya sama saja dengan inti-inti sel yang ada
pada otot yang lain yakni inti sel ini berfungsi
sebagai pengkoordinir seluruh kegiatan sel, atau
berfungsi untuk mengatur semua kegiatan sel dan
menjadi pusat semua kegiatan sel, serabut otot yang
berfungsi untuk menghubungkan sel otot jantung yang
satu dengan yang lain dan membungkus atau melapisi
seluruh permukaan sel, dan terdapat Discus Interkalaris
(cakram berinterkalar), ini jugalah yang membedakan
antara otot jantung dengan yang lainnya,
KESIMPULANSel makhluk hidup beragam dan bervariasi dalam
bentuk maupun ukurannya dan menyesuaikan fungsi dan
letaknya dibagian tubuh. Berbagai bentuk tubuh seperti:
1. Berbentuk curcor, contoh sel mitokondria
2. Berbentuk bulat ,contoh sel telur
3. Berbentuk bintang, contoh sel yang membentuk
jaringan ikatdan sentrosom;
4. Berbentuk seperti labah-labah, contoh sel saraf
5. Berbentuk amoeboid (nentuknya selalu berubah-
ubah), contoh sel daraah putih dan sel padajaringan
ikaktikum,at
6. Berbentuk gelendong, contoh sel otot polos
7. Berbentuk segi empat, contoh sel bawang merah
8. Berbentuk silinder, contoh sel otot lurik dan
otot polos.
Sel memiliki ukuran sangat kecil dan berbeda-beda.
secara umum sel berukuran antara 5-15 mikron, tetapi juga
ada yang menyatakan 10-50 mikron. sel darah merah
memiliki ukuran 75 mikron dan yang paling besar adalah
sel yolk (kuning telur), memiliki ukuran garis tengah
sampai 10 milimeter, sedangkan yang paling kecil adalah
sel bakteri. karena ukuran selsangatkecil, maka tidak
dapat dilihat dengan menggunakan mata tanpa alat baru
seperti lup atau mikroskop cahaya,maupun mikroskop
electron.
SARAN
Pemahaman tentang bentuk dan ukuran sel dapatdikembangkan melalui praktikum, pengetahuan dari buku ataupun informasi dari literature lain yang mendukung bagian materi ini.Masih sedikit bentuk sel maupun ukuran sel yang dapat diamati secara langsung dilaboratorium maupun penelitian penelitian langsung.Hal inidisebabkan oleh daya dukung seperti alat dan bahan praktikum yang masih minim, ketidaktelitian praktikan dan sumber sumber bacaan yang mendukung.
Untuk itu dibutuhkan keseriusan tentang sub materi ini baik dari segi fasilitas,praktikanmaupun sumber bacaan lain.