ORASI ILMIAH GURU BESAR DALAM RANGKA DIES NATALIS IPB KE-48
Penginderaan Jauh Sumberdaya dan Dinamika Laut dengan Teknologi Akustik
untuk Pembangunan Benua Maritim Indonesia
ORASIILMIAH
Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc
Auditorium Sumardi Sastrakusumah FPIK - Institut Pertanian Bogor
19 November 2011
Ucapan Selamat Datang
Yang terhormar
Rektor IPB
Ketua dan Anggora Dewan Guru Besar IPB
Kerua dan Anggota Senar Akademik IPB
Para Wakil Rekror Dekan dan Pejabar Strukrural di lingkungan IPB
Rekan-rekan SrafPengajar Tenaga Akademik Alumni Mahasiswa
dan Karyawan IPB
Keluarga dan hadirin sekalian yang saya muliakan
Assalamualaikum wr wb selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita
semua
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT aras segala rahmat
dan karunia-t-ya yang dilimpahkan kepada kita semlla sehingga kita
dapat berkllmplll pada acara Orasi I1miah dalam rangka Dies Natalis
IPB ke-48 Dalam Sllasana yang penuh khidmat ini perkenankan
say a sebagai Guru Besar Tetap pada Fakultas Perikanan dan IImu
Kelauran IPB menyampaikan Orasi I1miah yang berjudul
Penginderaan Jauh Sumberdaya dan Dinamika Laut dengan
Teknologi Akustik untuk Pembangunan Benua Maritim
Indonesia
Topik orasi ini merupakan wlljud kecintaan saya pada disiplin ilmll
akustik kelauran yang saya tekuni selama ini dan perhatian saya
terhadap perkembangan pembangunan benua maritim Indonesia
Harapan saya mareri orasi ini dapat memperkaya perspektif kita
rerhadap pengembangan dan aplikasi ilmu akustik kelauran di
Indonesia dan dapar memberi manfaar bagi kemajuan pembangunan
benua maririm Indonesia Kami menyampaikan terima kasih atas
kehadiran BapakIbuSaudara pada aeara Orasi Ilmiah hari ini
liv I
dan aplikasi ilmu akusrik kelalltan di
~ri manfaat bagi kemajuan pembangllnan
Kami menyampaikan terima kasih atas
ara pada acara Orasi Ilmiah hari ini
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc
bull
DAFTARISI
Ucapan Selamat Datang iii
Foto Orator v
Daftar lsi vii
Pendahuluan 1
Kompleksitas dan Dinamib Bawah Air 1
Gclombang SlIara dan Instrurnen Akllstik 2
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air 3
Persamaan Sonar 6
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air 9
Kontur Dasar Laut 10
Identifikasi dan Klasifikasi Scdimen Dasar Laut 12
Pengelompokan Benmk Perrumbuhan
[erurnbll Karang 13
Detcksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air 14
Plankton dan lkan 17
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi
Vertikal Plankton 17
Dcteksi Posisi Ibn Tunggal dan Lapisan Renang 19
Idcntifikasi dan Klasifikasi Tenis Kawanan Ibn 20
Esti masi Kepadatan dan Sebaran I kan 21
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut 24
Arus dan Profit Arus Tranportasi Massa Air
pada Lintasan ARLIN DO 25
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Suruc 27
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Lauc 28
Kesimpulan dan Saran 29
Kesimpulan 29
Saran 30
Referensi 31
Ucapan Terima Kasih 37
Foto Keluarga Orator 41
Riwayat Hidup 43
Iviii I
zrz
Per
Bumi kita ini sering disebut
ciri Lltama bumi sekitar 70~
sisanya daratan Dengan ko
dapat dikatakan sebagai mir
dalam konstalasi geografi Ir
Indonesia yang luas ini rnem
Objek dan proses apa saja y
Indonesia pada kedalarnar
bagaimana kondisinya dari w
ke relung Iaut lainnya masih ~
Dalam naskah yang singkat
akustik bawah air teknologi
untuk eksplorasi surnberdaya
mengamati dan mengkaji obj
ilustrasi hasil riset yang tel
pengembangan dan pemant
Indonesia ke depan juga dim
Kompleksitas dan Din
Kompleksitas objek dan p
bawah laut ditemui baik dal
Dalam kolom air ada berag
ultrananoplankton (lt2 mi~
megaplankton nekton terk(
hiu dan paus (Clay dan Me
bergerombol dan membent
kolom air Kemudian daal
berukuran mikro dan makro
r
t dan Gelombang Permukaan Laut 24
rllS Tranportasi Massa Air
LINI)() 25
i Paras Laut dan Pasang Surut 27
n Gelombang Permukaan Laut 28
lfi bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 29
29
30
31
1 bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 37
r 41
43
Iviii I
Pendahuluan
Bumi kita ini sering disebut sebagai planet air karena air menjadi
ciri utama bumi sekitar 70 permukaaan bumi ditutupi air dan
sisanya daratan Dengan komposisi yang relatif sarna Indonesia
dapat dikatakan sebagai miniatur bumi Begiw dominannya laut
dalam konstalasi geografi Indonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuah benua maritim
Objek dan proses apa saja yang ada di bawah laut benua maritim
Indonesia pada kedalaman berapa dan berapa banyak serra
bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu dan dari saw relung laut
ke relung laut lail1nya masih sangat minim diketahui dan dipahami
Dalam naskah yang singkat ini diuraikan status terkini teknologi
akustik bawah air teknologi yang memanfaatkan gelombang Sllara
lIlltuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut termasuk unruk
mengamati dan mengkaji objek dan dinamika bawah air Beberapa
ilustrasi hasil riset yang telah dilakukan tantangan serra arah
pengembangan dan pemanfaatan teknologi akustik bawah air di
[ndonesia ke depan juga diuraikan dalam naskah ini
Kompleksitas dan Dinamika Bawah Air
Kompleksitas objek dan proses dinamik yang berlangsung di
bawah laut ditemui baik dalam kolom air mall pun dasar perairan
Dalam kolom air ada beragam ukllran biota laut mulai dad skala
ulrrananoplankton laquo2 mikron) nanoplankron mikroplankton
megaplankron nekton terkecil sampai ke nekton terbesar seperti
hiu dan paus (Clay dan Medwin 1977) Biota ini ada yang hidup
bergerombol dan membenruk agregasi yang tidak merata dalam
kolom air Kemudian dalam kolom air dapat terbentuk turbulen
berukuran mikro dan makro anlS gelombang internal dan pusaran
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Ucapan Selamat Datang
Yang terhormar
Rektor IPB
Ketua dan Anggora Dewan Guru Besar IPB
Kerua dan Anggota Senar Akademik IPB
Para Wakil Rekror Dekan dan Pejabar Strukrural di lingkungan IPB
Rekan-rekan SrafPengajar Tenaga Akademik Alumni Mahasiswa
dan Karyawan IPB
Keluarga dan hadirin sekalian yang saya muliakan
Assalamualaikum wr wb selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita
semua
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT aras segala rahmat
dan karunia-t-ya yang dilimpahkan kepada kita semlla sehingga kita
dapat berkllmplll pada acara Orasi I1miah dalam rangka Dies Natalis
IPB ke-48 Dalam Sllasana yang penuh khidmat ini perkenankan
say a sebagai Guru Besar Tetap pada Fakultas Perikanan dan IImu
Kelauran IPB menyampaikan Orasi I1miah yang berjudul
Penginderaan Jauh Sumberdaya dan Dinamika Laut dengan
Teknologi Akustik untuk Pembangunan Benua Maritim
Indonesia
Topik orasi ini merupakan wlljud kecintaan saya pada disiplin ilmll
akustik kelauran yang saya tekuni selama ini dan perhatian saya
terhadap perkembangan pembangunan benua maritim Indonesia
Harapan saya mareri orasi ini dapat memperkaya perspektif kita
rerhadap pengembangan dan aplikasi ilmu akustik kelauran di
Indonesia dan dapar memberi manfaar bagi kemajuan pembangunan
benua maririm Indonesia Kami menyampaikan terima kasih atas
kehadiran BapakIbuSaudara pada aeara Orasi Ilmiah hari ini
liv I
dan aplikasi ilmu akusrik kelalltan di
~ri manfaat bagi kemajuan pembangllnan
Kami menyampaikan terima kasih atas
ara pada acara Orasi Ilmiah hari ini
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc
bull
DAFTARISI
Ucapan Selamat Datang iii
Foto Orator v
Daftar lsi vii
Pendahuluan 1
Kompleksitas dan Dinamib Bawah Air 1
Gclombang SlIara dan Instrurnen Akllstik 2
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air 3
Persamaan Sonar 6
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air 9
Kontur Dasar Laut 10
Identifikasi dan Klasifikasi Scdimen Dasar Laut 12
Pengelompokan Benmk Perrumbuhan
[erurnbll Karang 13
Detcksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air 14
Plankton dan lkan 17
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi
Vertikal Plankton 17
Dcteksi Posisi Ibn Tunggal dan Lapisan Renang 19
Idcntifikasi dan Klasifikasi Tenis Kawanan Ibn 20
Esti masi Kepadatan dan Sebaran I kan 21
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut 24
Arus dan Profit Arus Tranportasi Massa Air
pada Lintasan ARLIN DO 25
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Suruc 27
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Lauc 28
Kesimpulan dan Saran 29
Kesimpulan 29
Saran 30
Referensi 31
Ucapan Terima Kasih 37
Foto Keluarga Orator 41
Riwayat Hidup 43
Iviii I
zrz
Per
Bumi kita ini sering disebut
ciri Lltama bumi sekitar 70~
sisanya daratan Dengan ko
dapat dikatakan sebagai mir
dalam konstalasi geografi Ir
Indonesia yang luas ini rnem
Objek dan proses apa saja y
Indonesia pada kedalarnar
bagaimana kondisinya dari w
ke relung Iaut lainnya masih ~
Dalam naskah yang singkat
akustik bawah air teknologi
untuk eksplorasi surnberdaya
mengamati dan mengkaji obj
ilustrasi hasil riset yang tel
pengembangan dan pemant
Indonesia ke depan juga dim
Kompleksitas dan Din
Kompleksitas objek dan p
bawah laut ditemui baik dal
Dalam kolom air ada berag
ultrananoplankton (lt2 mi~
megaplankton nekton terk(
hiu dan paus (Clay dan Me
bergerombol dan membent
kolom air Kemudian daal
berukuran mikro dan makro
r
t dan Gelombang Permukaan Laut 24
rllS Tranportasi Massa Air
LINI)() 25
i Paras Laut dan Pasang Surut 27
n Gelombang Permukaan Laut 28
lfi bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 29
29
30
31
1 bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 37
r 41
43
Iviii I
Pendahuluan
Bumi kita ini sering disebut sebagai planet air karena air menjadi
ciri utama bumi sekitar 70 permukaaan bumi ditutupi air dan
sisanya daratan Dengan komposisi yang relatif sarna Indonesia
dapat dikatakan sebagai miniatur bumi Begiw dominannya laut
dalam konstalasi geografi Indonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuah benua maritim
Objek dan proses apa saja yang ada di bawah laut benua maritim
Indonesia pada kedalaman berapa dan berapa banyak serra
bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu dan dari saw relung laut
ke relung laut lail1nya masih sangat minim diketahui dan dipahami
Dalam naskah yang singkat ini diuraikan status terkini teknologi
akustik bawah air teknologi yang memanfaatkan gelombang Sllara
lIlltuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut termasuk unruk
mengamati dan mengkaji objek dan dinamika bawah air Beberapa
ilustrasi hasil riset yang telah dilakukan tantangan serra arah
pengembangan dan pemanfaatan teknologi akustik bawah air di
[ndonesia ke depan juga diuraikan dalam naskah ini
Kompleksitas dan Dinamika Bawah Air
Kompleksitas objek dan proses dinamik yang berlangsung di
bawah laut ditemui baik dalam kolom air mall pun dasar perairan
Dalam kolom air ada beragam ukllran biota laut mulai dad skala
ulrrananoplankton laquo2 mikron) nanoplankron mikroplankton
megaplankron nekton terkecil sampai ke nekton terbesar seperti
hiu dan paus (Clay dan Medwin 1977) Biota ini ada yang hidup
bergerombol dan membenruk agregasi yang tidak merata dalam
kolom air Kemudian dalam kolom air dapat terbentuk turbulen
berukuran mikro dan makro anlS gelombang internal dan pusaran
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
rerhadap pengembangan dan aplikasi ilmu akustik kelauran di
Indonesia dan dapar memberi manfaar bagi kemajuan pembangunan
benua maririm Indonesia Kami menyampaikan terima kasih atas
kehadiran BapakIbuSaudara pada aeara Orasi Ilmiah hari ini
liv I
dan aplikasi ilmu akusrik kelalltan di
~ri manfaat bagi kemajuan pembangllnan
Kami menyampaikan terima kasih atas
ara pada acara Orasi Ilmiah hari ini
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc
bull
DAFTARISI
Ucapan Selamat Datang iii
Foto Orator v
Daftar lsi vii
Pendahuluan 1
Kompleksitas dan Dinamib Bawah Air 1
Gclombang SlIara dan Instrurnen Akllstik 2
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air 3
Persamaan Sonar 6
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air 9
Kontur Dasar Laut 10
Identifikasi dan Klasifikasi Scdimen Dasar Laut 12
Pengelompokan Benmk Perrumbuhan
[erurnbll Karang 13
Detcksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air 14
Plankton dan lkan 17
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi
Vertikal Plankton 17
Dcteksi Posisi Ibn Tunggal dan Lapisan Renang 19
Idcntifikasi dan Klasifikasi Tenis Kawanan Ibn 20
Esti masi Kepadatan dan Sebaran I kan 21
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut 24
Arus dan Profit Arus Tranportasi Massa Air
pada Lintasan ARLIN DO 25
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Suruc 27
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Lauc 28
Kesimpulan dan Saran 29
Kesimpulan 29
Saran 30
Referensi 31
Ucapan Terima Kasih 37
Foto Keluarga Orator 41
Riwayat Hidup 43
Iviii I
zrz
Per
Bumi kita ini sering disebut
ciri Lltama bumi sekitar 70~
sisanya daratan Dengan ko
dapat dikatakan sebagai mir
dalam konstalasi geografi Ir
Indonesia yang luas ini rnem
Objek dan proses apa saja y
Indonesia pada kedalarnar
bagaimana kondisinya dari w
ke relung Iaut lainnya masih ~
Dalam naskah yang singkat
akustik bawah air teknologi
untuk eksplorasi surnberdaya
mengamati dan mengkaji obj
ilustrasi hasil riset yang tel
pengembangan dan pemant
Indonesia ke depan juga dim
Kompleksitas dan Din
Kompleksitas objek dan p
bawah laut ditemui baik dal
Dalam kolom air ada berag
ultrananoplankton (lt2 mi~
megaplankton nekton terk(
hiu dan paus (Clay dan Me
bergerombol dan membent
kolom air Kemudian daal
berukuran mikro dan makro
r
t dan Gelombang Permukaan Laut 24
rllS Tranportasi Massa Air
LINI)() 25
i Paras Laut dan Pasang Surut 27
n Gelombang Permukaan Laut 28
lfi bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 29
29
30
31
1 bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 37
r 41
43
Iviii I
Pendahuluan
Bumi kita ini sering disebut sebagai planet air karena air menjadi
ciri utama bumi sekitar 70 permukaaan bumi ditutupi air dan
sisanya daratan Dengan komposisi yang relatif sarna Indonesia
dapat dikatakan sebagai miniatur bumi Begiw dominannya laut
dalam konstalasi geografi Indonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuah benua maritim
Objek dan proses apa saja yang ada di bawah laut benua maritim
Indonesia pada kedalaman berapa dan berapa banyak serra
bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu dan dari saw relung laut
ke relung laut lail1nya masih sangat minim diketahui dan dipahami
Dalam naskah yang singkat ini diuraikan status terkini teknologi
akustik bawah air teknologi yang memanfaatkan gelombang Sllara
lIlltuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut termasuk unruk
mengamati dan mengkaji objek dan dinamika bawah air Beberapa
ilustrasi hasil riset yang telah dilakukan tantangan serra arah
pengembangan dan pemanfaatan teknologi akustik bawah air di
[ndonesia ke depan juga diuraikan dalam naskah ini
Kompleksitas dan Dinamika Bawah Air
Kompleksitas objek dan proses dinamik yang berlangsung di
bawah laut ditemui baik dalam kolom air mall pun dasar perairan
Dalam kolom air ada beragam ukllran biota laut mulai dad skala
ulrrananoplankton laquo2 mikron) nanoplankron mikroplankton
megaplankron nekton terkecil sampai ke nekton terbesar seperti
hiu dan paus (Clay dan Medwin 1977) Biota ini ada yang hidup
bergerombol dan membenruk agregasi yang tidak merata dalam
kolom air Kemudian dalam kolom air dapat terbentuk turbulen
berukuran mikro dan makro anlS gelombang internal dan pusaran
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
dan aplikasi ilmu akusrik kelalltan di
~ri manfaat bagi kemajuan pembangllnan
Kami menyampaikan terima kasih atas
ara pada acara Orasi Ilmiah hari ini
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc
bull
DAFTARISI
Ucapan Selamat Datang iii
Foto Orator v
Daftar lsi vii
Pendahuluan 1
Kompleksitas dan Dinamib Bawah Air 1
Gclombang SlIara dan Instrurnen Akllstik 2
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air 3
Persamaan Sonar 6
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air 9
Kontur Dasar Laut 10
Identifikasi dan Klasifikasi Scdimen Dasar Laut 12
Pengelompokan Benmk Perrumbuhan
[erurnbll Karang 13
Detcksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air 14
Plankton dan lkan 17
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi
Vertikal Plankton 17
Dcteksi Posisi Ibn Tunggal dan Lapisan Renang 19
Idcntifikasi dan Klasifikasi Tenis Kawanan Ibn 20
Esti masi Kepadatan dan Sebaran I kan 21
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut 24
Arus dan Profit Arus Tranportasi Massa Air
pada Lintasan ARLIN DO 25
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Suruc 27
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Lauc 28
Kesimpulan dan Saran 29
Kesimpulan 29
Saran 30
Referensi 31
Ucapan Terima Kasih 37
Foto Keluarga Orator 41
Riwayat Hidup 43
Iviii I
zrz
Per
Bumi kita ini sering disebut
ciri Lltama bumi sekitar 70~
sisanya daratan Dengan ko
dapat dikatakan sebagai mir
dalam konstalasi geografi Ir
Indonesia yang luas ini rnem
Objek dan proses apa saja y
Indonesia pada kedalarnar
bagaimana kondisinya dari w
ke relung Iaut lainnya masih ~
Dalam naskah yang singkat
akustik bawah air teknologi
untuk eksplorasi surnberdaya
mengamati dan mengkaji obj
ilustrasi hasil riset yang tel
pengembangan dan pemant
Indonesia ke depan juga dim
Kompleksitas dan Din
Kompleksitas objek dan p
bawah laut ditemui baik dal
Dalam kolom air ada berag
ultrananoplankton (lt2 mi~
megaplankton nekton terk(
hiu dan paus (Clay dan Me
bergerombol dan membent
kolom air Kemudian daal
berukuran mikro dan makro
r
t dan Gelombang Permukaan Laut 24
rllS Tranportasi Massa Air
LINI)() 25
i Paras Laut dan Pasang Surut 27
n Gelombang Permukaan Laut 28
lfi bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 29
29
30
31
1 bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 37
r 41
43
Iviii I
Pendahuluan
Bumi kita ini sering disebut sebagai planet air karena air menjadi
ciri utama bumi sekitar 70 permukaaan bumi ditutupi air dan
sisanya daratan Dengan komposisi yang relatif sarna Indonesia
dapat dikatakan sebagai miniatur bumi Begiw dominannya laut
dalam konstalasi geografi Indonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuah benua maritim
Objek dan proses apa saja yang ada di bawah laut benua maritim
Indonesia pada kedalaman berapa dan berapa banyak serra
bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu dan dari saw relung laut
ke relung laut lail1nya masih sangat minim diketahui dan dipahami
Dalam naskah yang singkat ini diuraikan status terkini teknologi
akustik bawah air teknologi yang memanfaatkan gelombang Sllara
lIlltuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut termasuk unruk
mengamati dan mengkaji objek dan dinamika bawah air Beberapa
ilustrasi hasil riset yang telah dilakukan tantangan serra arah
pengembangan dan pemanfaatan teknologi akustik bawah air di
[ndonesia ke depan juga diuraikan dalam naskah ini
Kompleksitas dan Dinamika Bawah Air
Kompleksitas objek dan proses dinamik yang berlangsung di
bawah laut ditemui baik dalam kolom air mall pun dasar perairan
Dalam kolom air ada beragam ukllran biota laut mulai dad skala
ulrrananoplankton laquo2 mikron) nanoplankron mikroplankton
megaplankron nekton terkecil sampai ke nekton terbesar seperti
hiu dan paus (Clay dan Medwin 1977) Biota ini ada yang hidup
bergerombol dan membenruk agregasi yang tidak merata dalam
kolom air Kemudian dalam kolom air dapat terbentuk turbulen
berukuran mikro dan makro anlS gelombang internal dan pusaran
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
DAFTARISI
Ucapan Selamat Datang iii
Foto Orator v
Daftar lsi vii
Pendahuluan 1
Kompleksitas dan Dinamib Bawah Air 1
Gclombang SlIara dan Instrurnen Akllstik 2
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air 3
Persamaan Sonar 6
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air 9
Kontur Dasar Laut 10
Identifikasi dan Klasifikasi Scdimen Dasar Laut 12
Pengelompokan Benmk Perrumbuhan
[erurnbll Karang 13
Detcksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air 14
Plankton dan lkan 17
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi
Vertikal Plankton 17
Dcteksi Posisi Ibn Tunggal dan Lapisan Renang 19
Idcntifikasi dan Klasifikasi Tenis Kawanan Ibn 20
Esti masi Kepadatan dan Sebaran I kan 21
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut 24
Arus dan Profit Arus Tranportasi Massa Air
pada Lintasan ARLIN DO 25
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Suruc 27
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Lauc 28
Kesimpulan dan Saran 29
Kesimpulan 29
Saran 30
Referensi 31
Ucapan Terima Kasih 37
Foto Keluarga Orator 41
Riwayat Hidup 43
Iviii I
zrz
Per
Bumi kita ini sering disebut
ciri Lltama bumi sekitar 70~
sisanya daratan Dengan ko
dapat dikatakan sebagai mir
dalam konstalasi geografi Ir
Indonesia yang luas ini rnem
Objek dan proses apa saja y
Indonesia pada kedalarnar
bagaimana kondisinya dari w
ke relung Iaut lainnya masih ~
Dalam naskah yang singkat
akustik bawah air teknologi
untuk eksplorasi surnberdaya
mengamati dan mengkaji obj
ilustrasi hasil riset yang tel
pengembangan dan pemant
Indonesia ke depan juga dim
Kompleksitas dan Din
Kompleksitas objek dan p
bawah laut ditemui baik dal
Dalam kolom air ada berag
ultrananoplankton (lt2 mi~
megaplankton nekton terk(
hiu dan paus (Clay dan Me
bergerombol dan membent
kolom air Kemudian daal
berukuran mikro dan makro
r
t dan Gelombang Permukaan Laut 24
rllS Tranportasi Massa Air
LINI)() 25
i Paras Laut dan Pasang Surut 27
n Gelombang Permukaan Laut 28
lfi bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 29
29
30
31
1 bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 37
r 41
43
Iviii I
Pendahuluan
Bumi kita ini sering disebut sebagai planet air karena air menjadi
ciri utama bumi sekitar 70 permukaaan bumi ditutupi air dan
sisanya daratan Dengan komposisi yang relatif sarna Indonesia
dapat dikatakan sebagai miniatur bumi Begiw dominannya laut
dalam konstalasi geografi Indonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuah benua maritim
Objek dan proses apa saja yang ada di bawah laut benua maritim
Indonesia pada kedalaman berapa dan berapa banyak serra
bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu dan dari saw relung laut
ke relung laut lail1nya masih sangat minim diketahui dan dipahami
Dalam naskah yang singkat ini diuraikan status terkini teknologi
akustik bawah air teknologi yang memanfaatkan gelombang Sllara
lIlltuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut termasuk unruk
mengamati dan mengkaji objek dan dinamika bawah air Beberapa
ilustrasi hasil riset yang telah dilakukan tantangan serra arah
pengembangan dan pemanfaatan teknologi akustik bawah air di
[ndonesia ke depan juga diuraikan dalam naskah ini
Kompleksitas dan Dinamika Bawah Air
Kompleksitas objek dan proses dinamik yang berlangsung di
bawah laut ditemui baik dalam kolom air mall pun dasar perairan
Dalam kolom air ada beragam ukllran biota laut mulai dad skala
ulrrananoplankton laquo2 mikron) nanoplankron mikroplankton
megaplankron nekton terkecil sampai ke nekton terbesar seperti
hiu dan paus (Clay dan Medwin 1977) Biota ini ada yang hidup
bergerombol dan membenruk agregasi yang tidak merata dalam
kolom air Kemudian dalam kolom air dapat terbentuk turbulen
berukuran mikro dan makro anlS gelombang internal dan pusaran
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut 24
Arus dan Profit Arus Tranportasi Massa Air
pada Lintasan ARLIN DO 25
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Suruc 27
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Lauc 28
Kesimpulan dan Saran 29
Kesimpulan 29
Saran 30
Referensi 31
Ucapan Terima Kasih 37
Foto Keluarga Orator 41
Riwayat Hidup 43
Iviii I
zrz
Per
Bumi kita ini sering disebut
ciri Lltama bumi sekitar 70~
sisanya daratan Dengan ko
dapat dikatakan sebagai mir
dalam konstalasi geografi Ir
Indonesia yang luas ini rnem
Objek dan proses apa saja y
Indonesia pada kedalarnar
bagaimana kondisinya dari w
ke relung Iaut lainnya masih ~
Dalam naskah yang singkat
akustik bawah air teknologi
untuk eksplorasi surnberdaya
mengamati dan mengkaji obj
ilustrasi hasil riset yang tel
pengembangan dan pemant
Indonesia ke depan juga dim
Kompleksitas dan Din
Kompleksitas objek dan p
bawah laut ditemui baik dal
Dalam kolom air ada berag
ultrananoplankton (lt2 mi~
megaplankton nekton terk(
hiu dan paus (Clay dan Me
bergerombol dan membent
kolom air Kemudian daal
berukuran mikro dan makro
r
t dan Gelombang Permukaan Laut 24
rllS Tranportasi Massa Air
LINI)() 25
i Paras Laut dan Pasang Surut 27
n Gelombang Permukaan Laut 28
lfi bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 29
29
30
31
1 bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 37
r 41
43
Iviii I
Pendahuluan
Bumi kita ini sering disebut sebagai planet air karena air menjadi
ciri utama bumi sekitar 70 permukaaan bumi ditutupi air dan
sisanya daratan Dengan komposisi yang relatif sarna Indonesia
dapat dikatakan sebagai miniatur bumi Begiw dominannya laut
dalam konstalasi geografi Indonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuah benua maritim
Objek dan proses apa saja yang ada di bawah laut benua maritim
Indonesia pada kedalaman berapa dan berapa banyak serra
bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu dan dari saw relung laut
ke relung laut lail1nya masih sangat minim diketahui dan dipahami
Dalam naskah yang singkat ini diuraikan status terkini teknologi
akustik bawah air teknologi yang memanfaatkan gelombang Sllara
lIlltuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut termasuk unruk
mengamati dan mengkaji objek dan dinamika bawah air Beberapa
ilustrasi hasil riset yang telah dilakukan tantangan serra arah
pengembangan dan pemanfaatan teknologi akustik bawah air di
[ndonesia ke depan juga diuraikan dalam naskah ini
Kompleksitas dan Dinamika Bawah Air
Kompleksitas objek dan proses dinamik yang berlangsung di
bawah laut ditemui baik dalam kolom air mall pun dasar perairan
Dalam kolom air ada beragam ukllran biota laut mulai dad skala
ulrrananoplankton laquo2 mikron) nanoplankron mikroplankton
megaplankron nekton terkecil sampai ke nekton terbesar seperti
hiu dan paus (Clay dan Medwin 1977) Biota ini ada yang hidup
bergerombol dan membenruk agregasi yang tidak merata dalam
kolom air Kemudian dalam kolom air dapat terbentuk turbulen
berukuran mikro dan makro anlS gelombang internal dan pusaran
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
r
t dan Gelombang Permukaan Laut 24
rllS Tranportasi Massa Air
LINI)() 25
i Paras Laut dan Pasang Surut 27
n Gelombang Permukaan Laut 28
lfi bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 29
29
30
31
1 bullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbullbull 37
r 41
43
Iviii I
Pendahuluan
Bumi kita ini sering disebut sebagai planet air karena air menjadi
ciri utama bumi sekitar 70 permukaaan bumi ditutupi air dan
sisanya daratan Dengan komposisi yang relatif sarna Indonesia
dapat dikatakan sebagai miniatur bumi Begiw dominannya laut
dalam konstalasi geografi Indonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuah benua maritim
Objek dan proses apa saja yang ada di bawah laut benua maritim
Indonesia pada kedalaman berapa dan berapa banyak serra
bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu dan dari saw relung laut
ke relung laut lail1nya masih sangat minim diketahui dan dipahami
Dalam naskah yang singkat ini diuraikan status terkini teknologi
akustik bawah air teknologi yang memanfaatkan gelombang Sllara
lIlltuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut termasuk unruk
mengamati dan mengkaji objek dan dinamika bawah air Beberapa
ilustrasi hasil riset yang telah dilakukan tantangan serra arah
pengembangan dan pemanfaatan teknologi akustik bawah air di
[ndonesia ke depan juga diuraikan dalam naskah ini
Kompleksitas dan Dinamika Bawah Air
Kompleksitas objek dan proses dinamik yang berlangsung di
bawah laut ditemui baik dalam kolom air mall pun dasar perairan
Dalam kolom air ada beragam ukllran biota laut mulai dad skala
ulrrananoplankton laquo2 mikron) nanoplankron mikroplankton
megaplankron nekton terkecil sampai ke nekton terbesar seperti
hiu dan paus (Clay dan Medwin 1977) Biota ini ada yang hidup
bergerombol dan membenruk agregasi yang tidak merata dalam
kolom air Kemudian dalam kolom air dapat terbentuk turbulen
berukuran mikro dan makro anlS gelombang internal dan pusaran
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
(eddies) Di dasar perairan ada permukaan das~u perairan yang rata
berbukit bergunung (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
dalam dan sangat dalam Kondisi bawah laut ini semakin kompleks
dan dinamik dengan meningkatnya tekanan hidrostatik sekitar 1
atmlO meter yang memengaruhi geometri objek kondisi fisik
kimia biologi serra proses dan mekanisme dalam air
Keragaman (variabilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
sangat lebar Secara keruangan (spmiilf) parameter fisik tersebut
berkisar dari ukuran milimeter seperti proses molekuler yang
terjadi dalam kolom air sampai ke puluhan kilometer seperti pasut
internal Secara temporal dinamika yang terjadi di bawah air dapat
berlangsung dalam hiwngan detik seperti pergerakan individu
biota diurnal seperti migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
biomassa (Dickey 1993)
Berbagai kompleksitas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
dan dipantau antara lain dengan teknologi akustik
Gelombang Suara dan Instrumen Akustik
Gelombang suara merambat sangat baik dalam medium air Dalam
air laut yang bersifat konduktif dan kerllh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahala dan radio) akan berkurang
cnerginya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
bahkan pUlllh meter saja Penerrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di bawah lapisan permukaan
sementara gelombang Sllara dapat mencapai dasar but dengan
kedalaman ribuan meter dan dapat merambat puluhan ribu meter
melintasi samudra luas
Instrumen akustik mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar
121
1925 Perkembangan
terutama dipicu oleh I
Seiring dengan perke
berbagai varian instr
berbagai aplikasi
1nstrumen akustik dile
mengubah energi Iistr sehingga dapat mem
akllstik berkembang s
yang I11cnghasilkan tra
dibuat dari bahan kua
magnetostriktif yang b
piezoelektrik (PZT) (U
gelombang suara tungsect
bemn dan akhirnya s)
frekllensi ganda (multishy
(sensi rivi las) deteksi [
(array) yang merajur I
kesatuan dan kemudia
pembentukan berkas
Demikian pula dad sisi
side scan sonar GabL
side scan ini melahirk
(multibeam system) ya
perairan (Kongsberg 2
Aplikasi T eknolo
Sebagaimana dikemu
baik dalam air Sifat
mauplln oleh biota lal
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
)erairan ada permukaan dasar perairan yang rata
ng (gunung bawah air) dan ada yang berjurang
falam Kondisi bawah lam ini semakin kompleks
an meningkarnya tekanan hidrostatik sekitar 1
19 memengaruhi geometri objek kondisi fisiko
a proses dan mekanisme dalam air
ilitas) parameter fisik maupun biologi dalam air
a keruangan (~patial) parameter fisik tersebur
ran milimeter seperti proses moJekuler yang
nair sampai ke puluhan kilometer seperri pasm
1poral dinamika yang terjadi di bawah air dapar
1 hitllngan derik seperti pergerakan individu
ri migrasi plankton dan tahunan seperti siklus
993)
itas dan dinamika bawah air ini dapat diukur
a lain dengan teknologi akustik
ua dan Instrumen Akustik
lerarnbat sangat baik dalam medium air Dalam
t konduktif dan keruh keballyakan gelombang
~lombang cahaya dan radio) akan berkllrang
asi) dengan cepat dalam jarak beberapa raws
r saja Penerrasi cahaya prakris hanya dapar
puluh merer di bawah lapisan permukaan
19 slIara dapar mencapai das~1f lam dengan
lerer dan dapar merambat puluhan ribu meter
as
ulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan
ang handal dalam benruk echo-sounder sekitar
bull
1925 Perkembangan yang nyara dicapai selama Perang Dunia II
rerurama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam) (Lasky 1977)
Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal
berbagai varian insrrumen akusrik relah dikembangkan unruk
berbagai aplikasi
Insrrumen akusrik dilengkapi dengan rransduser piranri yang dapar
mengubah energi lisrrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya
sehingga dapar memancarkan dan menerima suara lnstrumen
akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan
yang menghasilkan rransduser berkllaliras Pada awalnya transduser
dibuar dari bahan kuarrz elekrrosrrikrif kemudian diganrikan oleh
magnerostrikrif yang berbahan dasar nikel dan akhirnya berbahan
piezoelektrik (PZT) (Urick 1983) Selanjurnya transduser berberkas
gelombang suara tlInggal (single-beam) berkembang menjadi dualshy
bemn dan akhirnya ~plit-beam dari frekuensi tlInggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequeruy) Unrllk meningkarkan ketajaman
(sensirivitas) derebi rransduser dikembangkan sistem untaian
(army) yang merajur rangkaian rransduser tlInggal menjadi satll
kesatllan dan kemudian diikuti dengan pengembangan reknologi
pembenrukan berkas gelombang (beamforming) (Nielsen 1991)
Demikian pula dari sisi pemindaian (scmzning) telah dikembangkan
side scan sonar Gabungan dari frekuensi berganda dan sistem
side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda
(multibeam s)Jtem) yang sangat tajam mendeteksi konrur dasar
perairan (Kongsberg 2011)
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya suara rnerambat sangat
baik dalam air Sifat fisik SLlara ini dimanfaarkan oleh manusia
maupuIl oleh biora lam untuk berbagai keperluan antara lain unwk
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
I pengukuran kedalaman lam (bathymetry) identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut pemetaan terumbu karang dan vegetasi bawah
air pemantauan migrasi vertikal plankton identifikasi jenis kawanan
ikan estimasi densitas dan biomassa stok ikan pengukuran arus
tinggi paras laut dan estimasi spektrum gelombang permukaan
Aplikasi teknologi akusrik rersebut akan diuraikan lebih rinci
pada bagian selanjutnya dari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
diuraikan dalam tulisan ini antara lain adalah pencitraan bawah air
dengan side scan sonar (Hayes dan Gough 2(04) Aplikasi teknologi
side scan sonar digunakan u11tuk mencari ranjau dalam operasi
militer khususnya dalam perang bawah air Adapun unruk aplikasi
sipil (nonmiliter) antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam
arkeologi bawah air pemantauan pipa bawah air penemuan kotak
hitam dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua
Perkembangan terkini dari teknologi side sam JOnar adalah teknologi
synthetic aperture orutr yang mernanfaatkan teknik synthetic array
sehingga ketajaman (resolusi) pencirraan dapat meningkat secara
nyata (Makris 201])
Teknologi akustik juga digunakan unruk penentuan posisi dan
navigasi bagi wahana bawah air seperti bpal selam autonomous
underwmer vehicle (AUV) dan bagi penyelam Posisi ditentllkan
dengan mengacll pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik
(ping) di mana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah
beberapa saat akan merepons dengan ping lainnya biasanya dengan
frekuensi yang berbeda yang kemudian diterima di stasiun basis
Jarak antara stasiun basis ke transponder dapat ditentukan dengan
selisih waktu pemancaran dan penerimaan dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan suara dalam air Apabila transponder
ditempatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang
3-dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi T entunya
141
semakin banyak rranspond
yang diperoJeh Perkemba
anrara lain meliputi pemar
inregrasi CPS dan sis(em
jumlah transponder yang (
Diketahui bahwa suara m
dan dad kombinasi pengar
suara dalam air sehingg
walJeguide) Saluran suar
kapat selam paus dan mal
jarak jauh ribuan kilomet
Selain i[U sifat Sllara ini
antarperalatan observasi la
keperluan deteksi dini (SUI
pasang di dasar perairan
meter dengan pelampung
suara bawah air tdah bcrke
tertinggi dapat mencapai ~
Pemindaian (scanning) sui
merupakan salah sam penl
akllstik dalam ruang lingl
diketahlli kecepatan per
suhu semakin tinggi sut
dcmikian sebaliknya Oer
wakru perambaran suara (
iru berarti terjadi perub
perambatan suara tcrsebu
A ke posisi B misalnya til
sepanjang lintasan suara (
biasanya Sebaliknya apal
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
r
t (batl~ymetry) identifikasi dan klasifikasi
aan terumbu karang dan vegetasi bawah
rikal planktOn identifikasi jenis kawanan
1 biomassa stok ikan pengukuran arus
masi spektrum gelombang permukaan
k tersebut akan diuraikan lebih rinci
ari naskah ini Aplikasi lain yang tidak
antara lain adalah peneitraan bawah air
ves dan Gough 2004) Aplikasi teknologi
i untuk meneari ranjau dalam operasi
)erang bawah air Adapun unruk aplikasi
ain penearian bangkai kapal renggelam
ntauan pipa bawah air penemuan kotak
laut yang Iuas seperti paparan benua
teknologi side SCtln sonar adalah teknologi
ng memanfaarkan teknik jynthetic army
usi) peneitraan dapat meningkat seeara
igunakan unmk penentuan posisi dan
ah air seperti kapal selam autonomous
dan bagi penyelam Posisi direntllkan
un basis yang memanearkan pulsa akllstik
mengaktifkan transponder dan serelah
ns dengan ping lainnya biasanya dengan
mg kemlldian diterima di stasiun basis
e transponder dapat ditentukan dengan
Ian penerimaan dengan mengerahui atal
suara daJam air Apabila transponder
u lebih posisi maka posisi dalam ruang
n dengan metode tdangulasi T entunya
141
semakin banyak rransponder yang digunakan semakin akurat posisi
yang diperoleh Perkembangan terkini penenruan posisi bawah air
anrara lain meliputi pemanfaatan Long Base Une System (LBL) serra
inregrasi GPS dan sistem navigasi inersia untuk meminimalkan
jumlah transponder yang digunakan (Larsen 2000)
Diketahui bahwa suara merambat sangat baik dalam medium air
dan dari kombinasi pengaruh suhu dan tekanan terhadap keeepatan
suara dalam air sehingga membenruk saluran suara (acoustic
waveguide) Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh
kapal selam pallS dan mamalia lam lainnya untuk berkomunikasi
jarak jauh ribuan kilometer dengan efektif (Abileah et at 1996)
Selain itu sif~lt suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi
antarperalatan observasi laut (modem bawah air) misalnya unruk
keperluan deteksi dini tsunami yakni an tara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pad a kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampllng permukaan alau sebaliknya Modem
suara bawah air telah berkembang baik dengan Jaju pengiriman data
tertinggi dapat meneapai 38400 baud (LinkQuest 2011)
Pemindaian (scmming) suhu lam dengan teknik romografi akustik
merupakan salah saw pengernbangan dan aplikasi terkini teknologi
akustik dalam ruang lingkup kajian berskala global Sepeni yang
diketahui kecepatan perambatan Sllara merupakan fungsi dari
suhu semakin tinggi suhu semakin eepat suara merambat dan
demikian sebaliknya Dengan demikian apabila terjadi perubahan
waktu perambatan suara dari sam tempat ke tempat lainnya maka
itu berarti terjadi perubahan suhu rata-rata sepanjang lintasan
perambatan suara tersebur Jika suara yang dipancarkan dad posisi
A ke posisi B misalnya tiba lebih cepat dari biasanya suhu rata-rata
sepanjang lintasan suara dari A ke B tersebut Jebih hangat daripada
biasanya Sebaliknya apabila suara yang di panearkan tersebur tibanYJ
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
lebih lambat dari biasanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
suara tersebut lebih dingin dari biasanya Dengan demikian apabila
digunakan beberapa pemancar dan penerima suara yang berjarak
jauh maka volume Iingkungan laut yang dilintasi gdombang suara
dapat dipindai teknik romografi (Munk Worcester dan Wunsch
1995) Hubungan antara kecepatan suara dan suhu ini tdah
dimanfaatkan untuk mengukur suhu tubuh laut pada skala besar
dalam program ATOe (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
selama satu dekacle 1996~2006 di perairan Timur Laut Samudera
Pasifik (Dushaw et ttl 2009)
Persamaan Sonar
Suara terbentuk dad gerakan molekul suatu bahan e1astik Oleh
karena bahan tersebut elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
suara akan memicu gerak partikd di dekatnya Gerak partikel sejajar
dengan arah perambatan ketika di dalam medium air Kemudian
karena air bersifat kompresibel gerak ini menyebabkan perubahan
tekanan yang dapat dideteksi oleh hidrofon yang peb rerhadap
rekanan Tekanan gelombang suara ini berhubungan dengan
keceparan partikel flu ida
Gelombang suara yang merambat dalam air membawa energi
mekanik dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang sedang
bergerak ditambah dengan energi potensial yang ada dalam
medium elastik Dalam perambatan gelombang suara sejumlah
energi per detik akan mengalir melewati satuan luasan terrentu
yang tegak lurus dengan arah perambaran Jumlah energi per detik
yang melintasi satuan luasan tertentu disebut sebagai intensitas
gelombang Umumnya satuan intensitas suara dinyatakan dalam
dB (desibel)
16 1
Secara sederhan
melibatkan 3 kc
Interaksi antara k
suaw persamaan
1983 Waite 20e
parameter-param
dibangun berdas
dari sinyal yang
bagian dari yan
tergantung fungsi
operator sonar ka
karena suara-sua
selam sehingga ti
mamalia at au bio
yang diinginkan
dan pengukuran
probabilistik
Seperti dinyatak
parameter-param
medium adalah
10ssfTL) aras reVI
atau lingkungan
adalah kekuatan
(target source levI
sumber yang m
swa-derau (selfr
directivity index
Persamaan sona
dan sonar aktif
menghasilkan s
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
r
asanya maka suhu rata-rata sepanjang lintasan
iingin dari biasanya Dengan demikian apabila
pemancar dan penerima suara yang berjarak
ingkungan laut yang dilintasi gelombang suara
ik tomografi (Munk Worcester dan Vunsch
anrara kecepatan suara dan suhu ini telah
mengukllr suhu tubuh laut pada skala besar
DC (Acoustic Thermometry of Ocean Climate)
) 996-2006 di perairan Timur Laut Samudera
d 2009)
Persamaan Sonar
i gerakan molekul suattl bahan elastik Oleh
t elastik maka gerak partikel dari bahan sumber
erak partikel di dekatnya Gerak partikel sejajar
latan ketika di daJam medium air Kemudian
)mpresibel gerak ini menyebabkan perubahan
didereksi oleh hidrofon yang peka rerhadap
gelombang suara ini berhubungan dengan
lida
ang merambar dalam aIr membawa energi
ruk energi kinetik dari partikel yang sedang
dengan energi porensial yang ada dalam
lam perambatan gelombang suara sejumJab
III mengalir melewari saruan luasan rertenru
gan arah perambatan Jumlab energi per derik
111 luasan tertentu disebut sebagai intensitas
Iya satuan intensitas suara dinyarakan dalam
16 1
Secara sederbana sistem deteksi dan pengukuran bawah air
melibatkan 3 komponen yakni medium target dan peralatan
Interaksi amara komponen-komponen ini dapar dirumuskan dalam
suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan sonar (Urick
1983 Waite 2005) di mana masing-masing komponen memiliki
parameter-parameter sendiri (parameter sonar) Persamaan sonar
dibangun berdasarkan kesamaan atau keseimbangan antara bagian
dari sinyaJ yang direrima yang diinginkan (disebur sinyal) dan
bagian dad yang tidak diinginkan (disebur derau arau noise)
tergantung fungsi sonar tertentu yang diterapkan Maksudnya bagi
operator sonar kapal selam SLlara pallS atau lobster merupakan derau
karen a suara-Sllara ini dapat mengacaukan sistem deteksi kapal
selal11 sehingga tidak diinginkan Sementara bagi peneliti perilakll
mamalia atall biota laue seperti Sllara pallS atau lobster adalah suara
yang diinginkan (sinyal) bukan derau Dalam praktiknya dereksi
dan pengukuran bawah air cllkup kompleks rumit dan bersifat
probabilisrik
Seperti dinyatakan di atas persamaan sonar dibenruk dad interaksi
parameter-parameter sonar Parameter sonar untllk komponen
medium adalah kehilangan perambatan energi suara (tmnsmission
10ssITL) aras reverberasi (reverberation lelielRL) dan aras derau laear
atlt111 lingkllngan (ambient-noise leJeIINL) untuk komponen target
adalab kekllatan target (target strengthlTS) dan aras sumber suara
(trzrget source lellelSL) dan unruk komponen perala tan adalah aras
sumber yang mel11ancarkan suara (projector source lellelSL ) aras - p
swa-derau (self-noise leleIINL) indeks kearahan penerima (receilling
directivity indexDI) dan am bang deteksi (detection thresholdDO
Persamaan sonar dapat dikdompokkan menjadi dua sonar pasif
dan sonar aktif Pada sistem sonar pasif target iru sendiri yang
l11enghasilkan sinyal yang dideteksi (misalnya Sllara Illmba-lumba
171
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
paus atau lobster) dan parameter 5L dalam hal ini adalah aras dari yang
derau yang dipancarkan oleh objek Oalam sistem pasif parameter Lint
kekuatan target menjadi tidak relevan dan parameter kehilangan linta
perambatan suara hanya berlaku saru arah (dari sumber ke penerima) semt
ketimbang dua arah sehingga persamaan sonarnya adalah 5L - 1L terha
== NL - 01 + O1~ di mana 01 adalah am bang deteksi unruk suatl
derau dapa
padaPada sistem sonar aktif instrumen akustik memancarkan gelombang stokaaeau pulsa suara Apabila mengenai target maka suara tersebur akan dengdipantulkan atau dihamburbalikkan dan diterima oleh instrumen suaraakustik Unruk kasus monostatik di mana posisi sumber suara dan dari Fpenerima suara terletak pada posisi yang sama gelombang sLlara kema yang berasal dari target dikembalikan tepat ke arah posisi sumber dalarr suara persamaan sonarnya adalah 5L 2 TL + TS == NL - 01 + OT
Sementara untuk kasus bistatik arah perambatan gelombang suara
(ke dan dari target) umumnya tidak sama Kemudian apabila suara Ba latar belakang bubn derau melainkan reverberasi maka persamaan
sonar perlu dimodifikasi Suku NL - OJ perlu diganti dengan
aras reverberasi RL yang diamati pada penerima suara (hidrofon) Perm
sehingga persamaan sonarnya menjadi SL - 2 TL + TS RL + bany
OT Contoh sistem sonar aktif adalah deteksi ikankawanan ibn kedal
plankton arah dan kecepatan arus tinggi muka air atau spektrum deng
gelombang permukaan tidal
luna Dalam praktiknya ada keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
pempersamaan sonar Misalnya untuk sistem sonar yang menggunakan
dian pulsa pendek diperlukan parameter tambahan yakni durasi gema
Oen Faktor pembatas lain adalah yang berasal dari sifat alami medium di
melt mana sonar terseburdioperasikan Laut adalah medium yang bergerak
----~~~=---=-~~~--------------------shy
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
parameter 51 dalam hal ini adalah aras dari
J oleh objek Dalam sistem pasi( parameter
di tidak relevan dan parameter kehilangan
1 berlaku sam arah (dad sumber ke penerima)
hingga persamaan sonamya adalah SL - TL
i mana DTN adalah ambang deteksi untuk
instrumen akustik memancarkan gelombang kla mengpnu target rna a suara tersebut akan
mburbalikkan dan direrima oleh instrumen
nonostatik di mana posisi sumber suara dan
k pad a posisi yang 5ama gelombang suara
r dikembalikan tepat ke arah posisi sumber
nya adalah SL 2 TL + TS = NL DI + DT
bistatik arah perambatan gelombang suara
lumnya tidak sama Kemudian apabila suara
erau melainkan reverberasi maka persamaan
asi Suku NL Dl perltl diganti dengan
19 diamati pad a penerima suara (hidrofon)
namya menjadi SL 2 TL + TS = RL +
nar aktif adalah deteksi ikankawanan ikan
epatan arus tinggi muka air atau spektrum
ltererbatasan-keterbatasan dalam penggunaan
nya untuk sistem sonar yang menggunakan
an parameter tarnbahan yakni durasi gerna
lalah yang berasal dad sifat alarni medium di
Jerasikan Laut adalah mediurn yang bergerak
18 1
yang berisi berbagai ketidakseragaman objek yang dikandungnya
Linrasan perambatan gelombang suara yang terjadi Jebih merupakan
Iintasan ganda (multi-path) bukan lintasan tunggal Akibat dari
semua ini banyak parameter sonar berflukruasi seeara tidak terarur
terhadap wakru Adanya flllktuasi ini membuat penyelesaian dari
suatu persamaan sonar pada dasarnya adalah perkiraan terbaik yang
dapat diharapkan berdasarkan rata-rata wakru Dengan demikian
pad a dasarnya persoalan yang dihadapi merupakan persoalan
srokastik bukan dererrninisrik Walaupun demikian diharapkan
dengan sernakin baiknya pemahaman dan pengetahuan ten rang
suara bawah air serra flukruasinya akan dapat meningkatkan akurasi
dari prediksi persamaan sonar yang berarti semakin meningkatnya
kemampuan untuk mengukur dan mengungkap objek atall proses
dalam air
Bathymetry Sedimen Dasar Laut Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Pemanfaatan sifat suara pcnama kali dan sampai saat ini paling
banyak digunakan lIntuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur
kedalaman laut Saar ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi
dengan alat pemeruman (echo-sounder) unruk mernastikan kapal
tidak kandas dengan memantall seeara terus menerus jarak antara
lunas kapal dan dasar perairan Dengan berkembangnya teknik
pernrosesan sinyal energi suara yang dipanearkan kembali dapat
dianalisis untuk mengetahlli karakreristik sedimen dasar laut
Dernikian pula dengan terumbll karang dan vegetasi bawah air yang
melekat aeau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
1
Kontur Dasar Laut
Berdasarkan estimasi tahun 2000 (National Academy of Science
2(03) sekitar 99 dasar laut belum tereksplorasi InStrumen akustik
untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat perneruman (echosolmder)
Alar ini merekam waktu tunda antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan wakw penerirnaan pantulan gelombang suara dari
dasar laut yang diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
mengasumsikan kecepatan perambatan gelornbang suara dalam
air dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
tersebut
Walaupun secara prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
sederhana namun dalam praktiknya ridak demikian Pancaran
gelombang suara yang mengenai dasar perairan dari alar pemeruman
benransduser tunggal akan mengenai permukaan dasar laur yang
cukup luas Untuk dasar laut yang berkonrur kasar atau tidak
rata hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
pengukuran wakru tunda karena hanya pantulan yang kembali
pertama kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman t ntuk
mengatasi masalah ini luas permukaan dasar laut yang dikenai
gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnya
dengan menggunakan unraian rransduser penerima (hydrophone
army) yang dapat mel11usatkan berkas energi suara yang diterima atau
meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu Selanjurnya
jika pad a masing-masing elemen dari untaian rransduser penerima
ini dibuar dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang
yang diterima pola kepekaan untaian rransduser penerima dapat
diubah secara mudah dengan mengganti parameter pengolahan
data yang direkam Dengan kara lain unraian transduser penerima
dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dad berbagai
1101
arah T eknik inilal
Multi Beam Echo 5 instrumen survei b dalam suam surve
dihasilkan peta 3-d
perairan Umuk m
frekuensi gelombal
kedalaman hingga
rendah yakni 12 k
dari 200 meter) digl
adalah sekitar O5q
dangkal dan desime
lam dan gunung ba
Jaya VIII ditunjukk
Pemetaan Gunung
Gambar 31 Come bawah
kapal
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
ill Laut
middotimasi tahun 2000 (National Academy of Science
)llIo dasar lam belum tereksplorasi Instrumen akustik
i dasar laut ini adalah alat pemeruman (echosounder)
1 waktu runda anrara waktu pemancaran gelombang
rakru penerimaan panrulan gelombang suara dari
diterima oleh transduser Dengan mengetahui atau
kecepatan perambatan gelombang suara dalam
lIlg kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda
a prinsipnya pengukuran kedalaman laut ini tampak
un dabl1 praktiknya tidak demikian Pancaran
I yang mengenai dasar perairan dari alat pemeruman
mggal akan mengenai permukaan dasar lam yang
tuk dasar lam yang berkonrur kasar atau tidak
Jat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalam
kru tunda karena hanya pantulan yang kembali
g digunakan dalam perhirungan kedalaman Untuk
lah ini luas permukaan dasar lam yang dikenai
a mesti dibuat lebih kecil atau sempit misalnva
nakan untaian rransduser penerima (hydrophozf
memusatkan berkas energi suara yang diterima atau
pekaan penerimaan pada arah tertenru Selanjutnya
~-masing elemen dari untaian transdllser penerima
t merekam sendiri-sendiri pantlilan gelombang
lOla kepekaan untaian transdllser penerima dapat
mdah dengan mengganti parameter pengolahan
n Dengan kata lain untaian transduser penerima
untuk mengamati sudut duang dari berbagai
110 I
arah Teknik inilah yang kini digunakan pad a instrumen akustik
Multi Beam Echo Sounder (MBES) yang merupakan state ~fthetm
instrumen survei batl~metly (Kongsberg 2008) Sebagai i1l1suasi
dalam suatu survei bathymetry dengan bantuan MBES dapar
dihasilkan peta 3-dimensi dengan lebar sapuan 5-8 kali kedalaman
perairan lintuk meniangkau berbagai kedalaman laut digunakan
frekuensi gelombang suara yang berbeda-beda misalnya llnruk
kedalaman hingga 11000 meter digunakan frekllensi yang relarif
rendah yakni 12 kHz sedangkan llntuk perairan dangkal (kurang
dari 200 meter) digunakan 100-500 kHz Akurasi dari pengukuran
adalah sekitar 05ltYo atau dalam kisaran senti meter llntuk laut
dangkal dan desimeter untllk laut dalam Contoh hasil konrur dasar
laut dan gun ling bawah laut dari survei dengan bpal riset Baruna
Jaya VIII ditllnjllkkan pad a Gambar 31
Pemetaan Gunung Bawah Laut
SUl1lhll RV Harulla bygt
Gambar 31 Contoh hasil survei kontllr dasar dan pemeraan gunung
bawah air dengan MBES Survei dilakukan dengan
kapal riset Baruna lara VIII
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak
hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
hidup di lingkungan dasar laut seperti udang kepiting kerangshy
kerangan dan berbagai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
suara yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
laut sebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau
dihamburbalikkan Besarnya intensitas panrulan suara dari dasar
laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara
tingkat kekerasan (hardness) tingkat kekasaran (roughness) dasar laut
komposisi sedimen dasar laut dan frekuensi suara yang digunakan
-4000
-3700 x -3400iii
~ -3100of
c 2800 ~ J -2500 = o
-2200~ til xu
x- -1900 u til cc -1600 B
-1300 lt)
-1000
Lumpur Lumpur Pasir Pasir
berpasir berlumpur
Gambar 32 Nilai kekuatan ham bur balik akustik pada tipe
substrat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir dan lumpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 (persegi em pat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et al 2009 (x) Pujiyati 2009 dan (0) Manik et al
2006
1121
Akhir-akhir ini
teknologi akusti
sumberdaya laut
diperlukan peta
dan klasifikasi sec
balik akllstik
kompilasi hasil r mengukuhkan b
sebagai salah sat
sedimen dasar la
Pengelompo Pertumbuha
Indonesia meruf
hayati tertinggi
km 2bull Dengan I
teknik pemama
cara iden tifikasi
pertumbuhan t
yang sarna denE
dikembangkan
dan klasifikasi t
oi Indonesia
dan klasifikasi
disadari masih
kompleksitas d
ada Sejauh ini
dan gema kedu
bemllk pertum
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
x
q
1 Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
sifikasi sedimen dasar laut sangar penting tidak
luan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga
iasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang
III daigtar laut seperti udang kepiring kerangshy
)agai jenis ikan demersal Sewakru gelombang
lrkan oleh instrumen akustik mengenai dasar
gi gelombang suara rersebut dipantulkan atau
Besarnya intensiras panmlan suara dari dasar
~antung pada sudm darang gelombang Sllara
aldneSJ) tingkat kekasaran (rougmess) dasar laut
dasar lam dan frekuensi suara yang digunakan
o
8 x
o
lumpur lumpur Pasir Pasir berpasir berlumpur
kekuatan ham bur balik akustik pada ripe rat pasir pasir berlumpur lumpur berpasir
umpur [Allo et al 2011] (berlian) Allo 2011 gi empat) Purnawan 2009 (segitiga) Allo et
109 (x) Pujiyati 2009 dan (0) 1anik et al
Akhir-akhir ini salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akusrik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya lam berbasis ekosistem (Anderson et al 2008) di mana
diperlukan pera klasifikasi sedimen dasar laut Upaya identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akusrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 32 Hasil ini
mengllkuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan
sebagai salah sam instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi
sedimen dasar laut
Pengelompokan Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
Indonesia merupakan pusat terumbu karangduniadengan keragaman
hayati tertinggi Llias terumbll karang diperkirakan sekitar 7500
km~ Dengan luasan dan keragaman tersebllt maka diperlukan
reknik pemanrauan yang cepat konsisten dan efektif Salah saw
cara identifikasi rerumbu karang yaitu melalui pengenalan bentuk
pertumbuhan rerumbu karang (iiftf0rm) Berdasarkan algoritma
yang sama dengan identifikasi dan klasifikasi das~u perairan mulai
dikembangkan pula aplikasi teknologi akustik unruk idenrifikasi
dan klasifikasi terumbu karang (Gleason et al 2008)
Di Indonesia pemanfaatan reknologi akusrik untuk identifikasi
dan klasifikasi rerumbu karang mulai berkembang walaupun
disadari masih diperlukan riser-riset yang lebih intensif mengingat
kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari rerumbu karang yang
ada Sejauh ini dengan memetakan intensitas gema pertama (E I)
dan gema kedua (E2) dapat dilihat secara akusrik sebaran beberapa
bentuk pertumbuhan rerumbu karang yang berbeda-beda tersebut
13
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
(Gambar 33) Klasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini temu
dapar dikuamifikasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
seperti clustering ana~ysis principal component analysiJ dan lainshy
lain
Deteksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Habitat dan vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan
produktivitas suatu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
water) Vegetasi bawah air menjadi salah saru sumber pangan dan
merupakan ternpat rnemijah biota Iaut Oleh karena iru akurasi
dan kecerrnatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan
Lamun (seagrrzss) merupakan salah saru vegerasi bawah air hidup di
sedirnen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
Padang lamun mampu rnengurangi pergerakan air dan menyokong
penyimpanan parrikel tersuspensL baik yang hidup maupun yang
mati dan secara tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
pesisir Walaupun produksi primer lamun banya 1 dad total
ptoduksi primer di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
12 total karbon yang ada di lam u11tuk disimpan dalam sedimen
Peran penting padang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
rerus dijaga dengan memantau secara teramr perkembangannya
Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
menyebabkan luas padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
mengalami pengurangan sekirar 2 per tahun (Deswati et al
2009)
1141
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
--lasifikasi berdasarkan parameter pound 1 dan pound2 ini tentu
kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan
analysis principal component analysis dan lain-
Diskriminasi Vegetasi Bawah Air
Casi bawah air berperan penting dalam menentukan
atu perairan khususnya perairan dangkal (shallow
bawah air menjadi salah saw sumber pangan dan
pat memijah biota laut Oleh karena itu akurasi
yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
penting dilakukan
merupakan salah satu vegetasi bawah air hidup di
lit dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan
lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong
mike tersuspensi baik yang hidup maupun yang
tidak langsung menjadi penyaring bagi perairan
III produksi primer lamun hanya ldegb dari total
di laut namun lamun bertanggung jawab terhadap
n yang ada di Iaut untuk disimpan dalam sedimen
adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu
gan memantau secara teratur perkembangannya
-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini
embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir
as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan
~urangan sekitar 2 per tahun (Deswati et pound11
pound
l i c ltgt
v 0 Vl
CO U 0 t-V M
cD COV - 0~ tl
pound~- CO c 0 V)
-0 CO tl N-0 c(1 ~ ltgte -1 ui-Ll
-~ v
0Ji)
0 -0 Ei-Ll ltgt vgtl c ~ ~a-- -~ - ~ v ~i v ltgtE on -~
v c gt CO c shyc -shys gt
i2~ ltgt
c ~~ L
~~ 4i if t ~lt n rit -0 v E~ c(~U I npX ~
~ U l -c c
-0 - v -is pound sect
c ~ - ~ -0 -c ~ -cCO SE ~~
U ~2l ltgtv laquo M ~ 0 oj)
CO CO c - gt- tl tlc poundtl ~U bf) pound l U V) 0 laquo3 E l
~ -
- ~
~ gtC tl 0 ~
-cc ~ 2l ~
N)
N)
shy
0 E tl
r V
1151 1141
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan
memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang Kuanri
dihamburbalikkan oleh lamun Salah saru teknologi akusrik yang laut d
dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar salah s
(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan aplikasJ
dasar perairan baik secara horizontal maupun vertikal sehingga dan kal
dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu et al dengan
2003) Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air kali dih
dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope) Jika unruk
terdapar vegetasi dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke 2005)
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi Sebagian besar gema al (195
yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal melailli
dari penghamburbalik (blUkcattering) dasar Analisis lebih lanjur Saeters(
dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1 dan 01
(Gambar 34) (Ole et al 2011) (Smith
estimas
karakte
1983)
tiruan (
(lCES
hasil ri
akustik
Lapis Verdi
Lapisal
adalah
oleh s
makro
Gambar 34 Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln Cymodocea rotundata (biru muda)
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii (kuning) (Ole et al 2011)
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I a dapat digunakan unwk memetakan dan
mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang
n oleh lamun Salah saw reknologi akusrik yang
lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar
~am sonar) yang mampu menampilkan keadaan
)aik secara horizontal maupun vertikal sehingga
n densitas vegerasi bawah air Komatsu et ill
1I1 kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air
berdasarkan benruk gema (echo envelope) Jika
i dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke
etasi arau puncak vegetasi Sebagian besar gema
i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal
[rbalik (backscattering) dasar Analisis lebih lanjut
digunakan untuk membedakan antarspesies lamun
)Ie et al 201 1)
baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln Cymodocea rotundattl (bim mudal
1halus tlcoroides (merah) dan htdtuia hemprichii uning) (Ole et al 201 1 )
1161
Plankton dan Ikan
Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton ikan mammalia
laut dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode
salah sawnya adalah dengan metode akustik Pengembangan dan
aplikasi metode akustik llntllk deteksi identifikasi kuantifikasi
dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring
dengan perkembangan instrumen akllstik Deteksi ikan pertama
kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm
untllk Cod diperoleh Sund (1915) (Simmons dan Maclennan
2005) Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et
ill (1954) Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang
melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan
SaetersdaI1957) teknik integrasi gema (ecJo-integmtion) (Dragesund
dan Olse 19(5) teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)
(Smith 1970) estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979) dan
estimasi biomas ikan (Burczynski 1982) Demikian pula dengan
karakterisasi biota aur misalnya tingkah lakll ikan (Olsen et (if
1983) idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993) klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000) Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)
adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid amphipod
1171
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
chaetognath dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan
gelom bang suara Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam
air dan sisrem sonar Lapisan penghambur laut dalam cenderung
bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya
Jalll
(aJ
0 o 2 4 6 8 10
Bulan
(b)
Gambar 41 (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan (b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas
suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik
misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP) Pada
Gambar 41 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi pengamaran
menunjukkan adanya poa migrasi verrikal DSL dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan
penghambur ini se
mm maka kecepata
dari panjang rubuh
Deteksi Posisi II Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge
beam) dan terakhil
Perkembangan trans
posisi dan oriemasi
demikian kecepatar
dengan akurat pula
dikelompokkan dala
Gambar 42 Jika sur
teratur dari waktu k
yang ada di perairan
Demikian pula dengd
dapat dipahami lebih
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
beberapa larva ikan) yang menghamburkan
oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam
tar Lapisan penghambur lalH dalam cenderung
rertikal terhadap imensitas cahaya
A I
~rfKJiVivi V
~ 1
2 468 10 12 Bulan
(b)
igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam
SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas
intensity) yang diterima olch instrumen akustik
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP) Pada
Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL
nenggunakan ADCP kHz yang dipasang pada
aut dalam dan analisis data imensitas suara gema
ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni
rval pengukuran 30 menit Hasil pengamatan
nya pola migrasi vcrtikal DSL dari kedalaman
7501 dan bergerak relatiflebih cepat saat matahari
m Kecepatan migasi vertikal ini bervariasi dari
engan rata-rata sekitar 1 cmdetik Jib diamati
~anisme penghambur yang dominan di lapisan
penghamhur ini seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1
mOl maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali
dari panjang rubllh organisme terscbm
Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan Lapisan Renang
Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam) ke dwi (duIlIshy
beam) dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam)
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat Dengan
demikian kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 42 Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu dapat diprediksi kebcradaan ikan
yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik
--P7
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
lti
-~
---0 (J
Gambar 42 Conroh hasil dereksi ikan runggal di sekirar Teluk
Palu dan Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Kawanan Ikan
Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan runggal
tidak serra-mena identik dengan kemampuan mengidenrifikasi
individll spesies ikan tersebut Riser unruk idenrifikasi spesies ikan
dengan reknologi akustik masih rerus berlangsllng dan saar ini hasil
rerbaik yang telah dieapai adalah dalam rahapan identifikasi spesies
kawanan arau kelompok ikan
Identifikasi spesies kawanan ikan sangar penting dalam penentuan
akurasi pendugaan swk ibn dalam suatu perairan baik seeara
konvensional maupun akustik Seeara akustik pendugaan srok ibn
dapat dilakukan melalui peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
sonar echosounder dan integrasi gema (echo integration) (Maclennan
dan Simmonds 2005) Perkembangan terakhir identifikasi kawanan
ibn dengan mewde akustik dilakukan melalui pengembangan
deskripcof dari echogram yang diterima (Lawson et al 2001)
dan dilanjutkan dengan anaiisis statistik (misalnya dengan PCA)
20
Sebaran deteksl ikan lunggal pada tiga strata kedalaman (1 lt60 m 2 60middot100 m dan 3gt100 m)
(Fauziy~
buaran
network
Pendug~
iebih ko
yang rin
klasifika
terhadar
menggaI
kolom ai
dalam 3
kawanan
benruk e
Selanjurr
kawanan
karakteril
lebih bai
deskripro
suuktur I dari desk
dengan l
Diskrimi r
syara 0
ikanAd
Variogra
Estima
Metode
kepadat~
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
~
u(m)
~I pada tiga 2 60100 m o
1
hasil deteksi ikan tunggal di sekitar T eluk
~ Selat Makassar pada riga strata kedalaman
Clasifikasi Jenis Kawanan Ikan
i akusrikdalam mendeteksi posisi ikan tunggal
ntik dengan kemampuan mengidentifibsi
ersebuL Riset untuk identifikasi spesies ikan
tik masih (erus berlangsung dan saat ini hasil
~pai adalah dalam tahapan identifikasi spesies
)k ibn
1anan ibn sangat penting dalam penentuan
ok ikan dalam suaw perairan baik seeara
akustik Seeara akusrik pendugaan stok ikan
li peneaeahan gema (echo counting) pemetaan
integrasi gema (echo integrtttion) (Maclennan
Perkembangan terakhir idenriflkasi kawanan
akustik dilakukan melalui pengembangan
rlm yang direrima (Lawson et aL 200 I)
111 analisis sratistik (misalnya dengan peA)
120
(Fauziyah dan Jaya 2005) maupun dengan bantuan inteligensi
buatan (misalnya dengan jaringan saraf tiruan artificial neural
network Oaya dan Sriyasa 2006)
Pendugaan stok ikan di daerah rropis merupakan tantangan tersendiri
lebih kompleks dan rumit karena tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentllan identifikasi dan struktur kawanan yang
menggambarkan seeara rinei pembentllkan kawanan ikan dalam
kolom air Seeara llmllm strllktur kawanan ikan dapat digambarkan
daJam 3 parameter (Freon et al 1992) (1) densitas rata-rata seluruh
kawanan (2) SUSllnan ibn seeara individu dalam struktur dan (3)
bentuk eksternal kawanan
Selanjurnya integrasi dari identifikasi klasifikasi dan struktur
kawanan ibn merupakan saw kesatuan yang menentukan
karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan dapat diperkirakan
lebih baik Pada Tabel 41 dan 42 dieantumkan masing-masing
deskriptor akustik yang digunakan un tlIk identifikasi klasifikasi dan
suuktur kawanan ikan di perairan Selat Bali serra hasil perhitungan
dari deskriptor tersebut Proses identifikasi dan klasifikasi dilakukan
dengan banruan Analisis Faktor Analisis Gerombol arau Analisis
Diskriminan terhadap deskriptor akustik Metode anal isis jaringan
syaraf timan juga dapat digunakan untuk identifikasi kawanan
ikan Adapun untuk struktur kawanan ikan dapat digunakan teknik
Variogram
Estimasi Kepadatan dan Sebaran Ikan
Metode akustik dapat juga digunakan llmuk menentlIkan
kepadatan suatu kawanan ikan dalam suatu perairan yang disurvei
121 I
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
Kepadatan akustik (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi2) di Tabel41
mana NASC (Nautical Area Scattering Coefficient) merupakan
besarnya nilai acoustic bClckscattering strength dalam tiap mil-nya
Nilai NASC dapat diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskrip I
Coefjzcient m 2) ABC 10) xT di mana Sv= Volume backscattering Batimetrik
strength (mm 2) dan T ketebalan setiap lapisan yang akan diambil
datanya (m) Dengan demikian nilai NASC dapat ditulis sebagai
NASC = 411 x 1852 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Tambahandari persamaan Sv 1 0 log p -+- TS di mana 7~5 adalah kekllatan
k d lOSI-TS) 10 Data target rata-rata I an an PI =
Pendukung
Contoh hasil pendugaan kepadatan akllstik pada ekspedisi laut
dalam pada 2004 di perairan selatan Jawa ditunjllkkan pada Tabel Tabel 42 Co 43 Selain menghasilkan sebaran kepadatan ikan khllsllsnya pada pe
2(1lintasan survei dalam ekspedisi ini juga diremllkan 169 jenis ikan
31 jenis udang dan 20 jenis chepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deakriptor AbsdI jenis udang 6 jenis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfometrlk dalam (Tim FPIK 2004) Panjang (m)
Tinggi (m)
Tabel 41 Variabel deskriptor akusrik unrllk identifikasi klasifikasi Luas (m)
dan srruktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m)
Energetik2005) Energi (dB)
Deskriptor Identi6kaai Struktur Skewness
Energetik Rata-rata energ Rata-rata energi Rata-rata energ Batimetrik akustik (EA) akusrik akustik Kedalaman rata-rata Smpangan baku EA
(m)Skewness Ei
Ketinggian rdatif (O~Kurrosis EA
Jumlah KawananMortometrlk Tingg Tnggi Tinggi
Panjng Panjang Panjang KClerangan Cy O~
KelHing Keliling Keliling
Luas Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi fraktal
1221
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
k (p) dihitung dari nilai NASC (m 2nmi 2) di Tabel 41 Variabel deskriptor akustik untuk identifikasi klasifikasi
autical Area Scattering Coefficient) merupakan dan strukrur bwanan ibn pelagis (Fauziyah dan Jaya
2005) (lanjutan)1Ustic backscattering strength dalam dap mil-nya
nt diturunkan dari ABC (Area Backscattering Deskriptor Identi6kasi Klaslfikasi Struktur
BC = 1011 X T di mana Sv = Volume backscattering Batimerrik Rata-rata kedalaman Rata-rata Rata-rata kedalaman kawanan kedalaman kawanan
Ian T = ketebalan setiap lapisan yang akan diambil Ketinggian relatif kawanan Ketinggian relatif
Kerlnggian relatif Kerlnggian minimum19an demikian l1ilai NASC dapat ditulis sebagai Kedalaman minimum
52 2 x ABC Adapun nilai Sv dapat diperoleh Data Suhu
Tambahan Salinirasv 1Ologp +TS di mana TS adalah kekuatan - 1O(~Ti)ilO Data Kckuaran Target
In dan Pr ~ bull Pendukung (TS)
ModusTS ndugaan kepadatan akustik pada ekspedisi laut
di perairan selatan Jawa dirunjukkan pada Tabel Tabel 42 Contoh data hasil perhitungan deskriptor akustik di
1asilkan sebaran kepadatan ibn khususnya pada perairan Selar Bali dari survd akustik pad a tahun 1998~
2000 (Fauziyah dan Jaya 2005)llam ekspedisi ini juga ditemukal1 169 jenis ikan Peralihan I MusimTImur Perallhann Gahunganian 20 jenis thepalopoda serra 201 jenis ikan 36 Deskriptor AkustIk
Rataan CV Rataan CV Ratllllll CV Rataan CVnis kepiting dan beberapa jenis cumi-cumi lam
Morfomettik 2004) Panjang (m) 4123 051 2585 169 18130 009 7728 148
Tinggi (m) 142 056 134 068 120 050 131 059
)eI deskriptor akustik untuk identifikasi klasi fibsi Luas (m) 11360 121 22602 223 1077lt)6 015 46716 216
truktur kawanan ikan pelagis (Fauziyah dan Jaya Keliling (m) 3191 078 4226 182 11955 004 6410 146
Energetlk Energi (dB) -614 006 -547 017 -581 113 -571 013
Klasifikui Struktur Skewness -096 024 -096 047 -05 270 -08 055
-rata energi Rata-rata energi Rata-rata energi Batimettik tik (EA) akustik akustik Kedalaman rara-rata 814 027 506 069 821 035 668 055 pangan baku EA
(m) 172 050 3213 057 355 024 301 061 vness EI
Ketinggian tdadf () 12 28 18 58osis EA Jumlah Kawanangi llnggi Tlnggi
ang Panjang Panjang Kcrcrangan CV = kodiicn variai dari raraan ling Keliling Keliling
Luas Luas
Elongation Elongation Dimensi frakral
1221 1231
f
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
TabeI43 Sebaran nilai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan ikan menurut strata kedalaman di perairan selatan Jawa (Tim FPIK 2004)
Rata-rata kepadatan perRata-rata kepadaran
Lapisan Kedalaman (m) Akusdk(ml lkan
kelompok lapisan
Akusdkm2 Ikan nmi) (ekorm3) oroi) (ekorm)
Tercampur 0-50 117588 1040 113096 0615
50-100 108604 0190
Termoklin 100-150 106395 0068 61094 0052
150-200 15792 0035
Dalam 200-250 13016 0021 30591 0009
250-300 33653 0014
300-350 55879 0010
350-400 67036 0008
400-450 25994 0006
450-500 23556 0005
500-550 23098 0004
550-)OO 173()4 0004
Arus Laut Paras Laut dan Gelombang Permukaan Laut
Arus merupakan salah sam parameter laut yang sangat penting Arus
laut berperan penting dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di aut
Elevasi paras laut merupakan parokan penring dalam navigasi arau
untuk keselamatan pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
im elevasi paras laut dapat digunakan unmk memantau pengaruh
pemanasan globaL Pengukuran gelombang permukaan laur sangat
penting bag keperiuan rransportasi inreraksi udara-Iaut Dalam
bagian ini diuraikan bagaimana suara digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan arus eevasi paras laut dan spektrum gelombang
permukaan
Arus dan Pl LintasanA1
Sekitar 20 t
menggunakan
mengukur ara
konvensional I
akustik tidak
informasi arus
hanya pada s
informasi sepa
Pengllkuran a
pulsa suara se
panikel yang
akan dihambu
transduser dar
partikel pengh
(sllmber suar
sebaliknya ap
suara maka fn
arau pergeser
Adanya penga
effect (Gamba
Doppler ini di
Penenruan ke
sedikit lebih
(misalnya d~
tersendiri l
digunakan el
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
rdai rata-rata kepadatan akustik dan kepadatan
mrut strata kedalaman di perairan selatan Jawa
IK 2004)
Rata-rat kepadatan per kelompok lapisan
(ldl J~n Akustik (ml Ibn 1 ~kotlm3) Ilmil) (ekorm-)
117588 1040 113096 0615
108604 0190
106395 0068 61094 0052
15792 0035
13016 0021 30592 0009
33653 0014
55879 0010
67036 0008
25994 0006
235 56 0005
23098 0004
17304 0004
Paras Lant dan Gelombang Permukaan Lant
lh sam parameter laut yang sangat penting Arus
19 dalam sirkulasi unsur hara (nutrient) di laut
erupakan patokan penting dalam navigasi atau
pelayaran yang menjadi fokus hidrografi Selain
t dapat digunakan untuk memantau pengaruh
Pengukuran gelombang permukaan laut sangat
luan transportasi interaksi udara-laut Dalam
1 bagaimana suara digunakan ul1tuk mengukur
lrus elevasi paras lam dan spekuum gelombang
p
Arus dan Profil Arus Tranportasi Massa Air pada Lintasan ARLINDO
Sekitar 20 tahun lalu arus laut umumnya dillkur dengan
menggunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus Berbeda dengan instrumen
konvensional pengllkur arus pengllkuran arus dengan instrumen
akustik ridak menggunakan baling-baling dan sayap Selain im
informasi arus yang diperoleh saw unit insrrumen akustik tidak
hanya pada sam ritik arau posisi saia rerapi dapar memberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak
Pengllkuran arus melalui suara dilakukan dengan memancarkan
pulsa suara sempit pada frekuensi rerap jika mengenai partike1shy
partikel yang ada dan bergerak dalam air pulsa Sllara tersebut
akan dihamburbalikan Pulsa Sllara yang kembali ini direrima oleh
transdllser dan didetcksi frekuensinya Jika air yang bcrisi partikelshy
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) frekuensi yang diterima akan lebih rendah
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang direrima akan lebih tinggi Perubahan
atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan arah arus
Adanya pengaruh perubahan frekllensi ini dikenal sebagai Doppler
effict (Gambar 51) Instrlll1len akllstik yang l1lenggllnakan prinsip
Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current Projifer)
Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inheren
sedikit lebih rumir dari pengukuran arus dengan cara kOl1vensional
(misalnya dengan baling-baling) sehingga l1lemerlllkan keahlian
tersendiri Untuk mendaparkan arah dan keccpatan arus maka
digunakan empat transduser yang memancarkan wara
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
I Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
memamau pergerakan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
Gambar 52 terlihat bagaimana arus lam di Selat Ombai misalnya
bergerak berlawan arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transpor massa
air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat Misalnya
pengukuran terbaru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
mama Arus Limas Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam peri ode
2004-2006 dengan ADCP diperoJeh besarnya massa air yang
berpindah sebesar 116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mdetik) Nilai ini
27degA) lebih besar dari pengamatan pada saar EI Nino kuat (Gordon et
al 2008) Implikasi pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
yang lebih baik terHang sistem iklim skala besar khususnya iklim
yang memengaruhi benua maritim Indonesia
ADCP kini merupakan salah saw instrumen baku pengukur arus
U muk Indonesia tanrangan ke depan adalah bagaimana men jadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan terap memerhatikan
penanganan kualitas data Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
pelatihan bagi reknisi ADCP
l)eI1g11alllblll I s(~ trlt)
Gambar 51 Ilusrrasi mekanisme penghamburan dan sumber penghambur suara dalam pengukuran arus laut
dengan instrumen akustik ADCP
1261
Gambar 52 Hasil
kapaJ
Sawu
Penentuan Ele
Penentuan elevasi
level ketinggian a
dan sangat bermar
dengan iaut SUI
ketinggian air ini
memanfaatkan wa
Instrumen akustik
]aya2011] memanl
jarak antara trandL
sinyal dengan frek
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
r tan ADCP mengukur profil arus dimungkinkan
tkan arus dalam kolom air (Gambar 52) Dalam
tat bagaimana arus laut di Selat Ombai misalnya
arah pada dua kedalaman yang berbeda Selain
npuan mengukur profil arus (keceparan dan arah
tir) instrumen ini dapar mengukur transpor massa
i lokasi pengukuran dengan akurar Misalnya
ru di Selat Makassar yang merupakan lintasan
Indonesia (ARLIN DO) dilakukan dalam periode
In ADCP diperoleh besarnya massa air yang
116 plusmn 33 Sv (1 Sv 1 jura mderik) Nilai ini
lri pengamatan pada saar El Nino kuat (Gordon et
si pengukuran yang lebih akurat dari ARLINDO
mberikan pemahaman dan kemampuan prediksi
ntang sistem iklim skala besar khususnya iklim
li benua maritim Indonesia
pakan salah satu instrumen baku pengukur arus
tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
h massal digunakan dcngan tetap memerhatikan
ras dara Oleh karena itu diperlukan pelatihanshy
nisi ADCP
Pel1 gi1mbllr (SCltf) 111 uS
Tasi mekanisme penghamburan dan sllmber
hambur suara dalam pengllkuran arus laut
an instrumen akllstik ADCP
On the Way ADCP measurement
Gambar 52 Hasil observasi gerak air dengan ADCP pada saar
karal sedang bergerak melintasi lokasi survei di Laut
Sawu dan Selat Ombai (INSTANT 2004)
Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Surut
Penentuan elevasi paras laut pengukuran pasang surut dan atau
level ketinggian air sangat penting untuk keselamatan pelayaran
dan sangat bermanfaat hampir di segala bidang yang berhubungan
dengan laut sungai danau dan lain-lain Penentuan level
ketinggian air ini dapat dilakukan dengan instrumen akustik yang
memanfaatkan waktu tunda perambatan suara yang diterima
Instrumen akustik sederhana yang telah dikembangkan [Iqbal dan
Jaya2011 memancarkan sinyalakustik40 kHz keairdan menghitung
jarak al1tara tranduser dengan air Mikrokol1troller membangkitkan
sinyal dengan frekuensi 40 kHz kemudian dipancarkan ke modul
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
amplifier sehingga cukup uruuk menggetarkan tranduser yang
beresonansi pada frekuensi tersebut Sinyal akusrik dipancarkan ke
arah air dan kemudian diterima kembali Perbedaan wakru antara
pemancaran sinyal dan penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
Jarak ini kemudian dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
diukur dan ditempatkan di sekitar tranduser Informasi suhu sangat
penting diketahui untuk menentukan dengan akurat kecepatan
suara Keunggulan pengukuran elevasi paras laut berbasis akustik
dibandingkan dengan cara konvensional adalah dapat dilakukan
secara oromatis dan beresolusi tinggi
Dari hasil pengukuran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
bahwa instrumen ini berfungsi dengan baik dan akurat Tantangan
ke depan adalah bagaimana mengembangkan instrumen ini dalam
suatu jejaring sistem informasi pengukuran dan pemamauan
pasang surut serra deteksi dini tSlinami di seluruh wilayah pesisir
Indonesia
Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Laut
Pengukuran gelombang permukaan sangat luas digunakan unruk
kalibrasi dan verifikasi berbagai model numerik umuk aplikasi
kelauran Salah satu parameter laut yang sulit diukur adalah
gelombang permukaan laut khususnya gelombang terarah
Kelemahan atau kesulitan pengukuran arah gelornbang permukaan
secara konvensional ditemui pada alat yang self recording Informasi
gelombang terarah biasanya diukur dengan menggunakan unraian
sensor tekanan yang dipasang pada dasar perairan atau pelampung
gelombang arahan yang dipasang di permukaan air Kedua pilihan
ini memiliki keterbatasan dan sering terkendala oleh sistem tam bat
yang rurnit dan maha
1281
Pengukuran gelombar
dilakukan dcngan men
di dasar laut Keunggt
deretan pan tulan hal
dipancarkan ke arah p
inforrnasi tenrang ge
ge1ambang nyata peria
dan rerata arah Untu
dapat dihitung dengan
gelombang ke perubaha
teori gelombang linier
fase an tara pencaran ber
Seperti yang disampaik
informasi tentang gelom
memaharni lebih baik k
di Indonesia pengukur~
sangat minim T eknolol
yang dapat digunakan
gelombang aur khusu
slilit diukur dengan mel
Kesil
Kesimpulan
Dllnia bawah air adala
secara keruangan (spasi
metode dan instrumen
menguak kompleksitas
optik dan akustik Prir
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
ukup ul1tllk menggetarkan trandllser yang
uensi tersebut Sinyal akllstik dipancarkan ke
11 diterima kembali Perbedaan waktu anrara
1 penerimaan sinyal ini dianggap sebagai jarak
ikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
ltlJ1 di sekitar tranduser lnforrnasi suhu sangat
1tuk menenrukan dengan akurat kecepatan
~ngukuran elevasi paras laut berbasis akllstik
1 cara konvensional adalah dapat dilakukan
eresoillsi tinggi
1 instrumen yang telah dikembangkan terlihat
berfungsi dengan baik dan akurat Tanrangan
imana mengembangkan instrumen ini dalam
n inl-ormasi pengukllran dan pemantauan
teksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
lm Gelombang
ng permukaan sangat luas digunakan untuk
lsi berbagai model numerik unruk aplikasi
parameter law yang sulit diukur adalah
Ian laut khllsusnya gelombang terarah
itan pengukuran arah gelombang permukaan
itemui pada alat yang selfrecording lul-ormasi
asanya diukur dengan menggunakan unraian
lipasang pada dasar perairan arau pelampung
19 dipasang di permukaan air Kedua pilihan
lsan dan sering terkendala oleh sistem tambat
p
Pengukuran gelombang dengan memanfaatkan sitat suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggulan dari ADCP ini adalah dapat merekam
deretan pantulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permukaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permukaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode puncak gelombang periode gelombang
dan rerata arah Unruk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan me1akukan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelom bang diestimasi dari beda
fase antara pencaran berbs gelombang suara (sound betlm)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi tentang gelombang permukaan laut sangat penting unruk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengukuran spektrum gelombang laut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah saw instrumen
yang dapat digunakan uncuk mendapatkan informasi rentang
gelombang laut khususnya gelombang permukaan terarah yang
sulit diukur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewaktuan (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan uncuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan illlstrasi sederhana dari sonar
1291 281
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
cukup untuk menggetarkan tranduser yang
ekuensi tersebut Sinyal akustik dipancarkan ke
Han diterima kembali Perbedaan wahu antara
ian penerimaan sinyal ini dianggap sebagai arak
dikoreksi kembali berdasarkan nilai suhu yang
atkan di sekitar rranduser Informasi suhu sangat
llntuk menenmkan dengan akurat kecepatan
pengllkuran elevasi paras laut berbasis akustik
gan cara konvensional adalah dapat dilakukan
n beresoillsi tinggi
Jran instrumen yang telah dikembangkan terlihat
ini berfungsi dengan baik dan akllrat Tantangan
)agaimana mengembangkan instrumen ini dalam
stem informasi pengukuran dan pemantauan
a deteksi dini tsunami di seluruh wilayah pesisir
trum Gelombang Jaut
1mbang permukaan sangat luas digunakan llntllk
Tifikasi berbagai model numerik untuk aplikasi
sam parameter laut yang sulir diukur adalah
mukaan laut khllsusnya gelombang terarah
kesulitan pengukuran arah gelombang permukaan
nal ditemlli pada alar yang selfrecording lntormasi
ah biasanya diukur dengan menggunakan untaian
ang dipasang pad a dasar perairan arau pelampung
m yang dipasang di permllkaan air Kedua pilihan
~rbatasan dan sering terkendala oleh sisrem ram bar
nahal
1281
Pengukuran gelombang dengan memanfaarkan sifar suara telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen ADCP yang diletakkan
di dasar laut Keunggllian dari ADCP ini adalah dapat merekam
dereran pamulan hambur balik dari gelombang suara yang
dipancarkan ke arah permllkaan laut sehingga diperoleh berbagai
informasi tentang gelombang permllkaan antara lain tinggi
gelombang nyata periode pllncak gel ombang periode gelombang
dan rerata arah Untllk spektrum tinggi gelombang misalnya
dapat dihitung dengan melakllkan translasi spektrum kecepatan
gelombang ke perubahan posisi permukaan dengan menggunakan
teori gelombang linier dan arah gelombang diestimasi dari beda
fase anrara pencaran berbs gelomballg suara (sound beam)
Seperti yang disampaikan pada awal bagian ini bahwa data dan
informasi telHang gelombang permukaan laut sangat penting untuk
memahami lebih baik karakteristik laut kita Walaupun demikian
di Indonesia pengllkuran spektrum gelombang aut praktis masih
sangat minim Teknologi akustik merupakan salah sam instrumen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
gelombang lam khuslIsnya gelombang permukaan terarah yang
sulit dillkur dengan metode lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis baik
secara keruangan (spasial) maupun kewakman (temporal) Berbagai
metode dan instrumen telah dikembangkan llntuk mengamati dan
menguak kompleksitas dan dinamika bawah air antara lain berbasis
optik dan akustik Prinsip dasar dan ilustrasi sederhana dari sonar
1291
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
pasifdan sonar aktifdiuraikan sebagai landasan aplikasi dari metode
dan instrumen akustik dalam menguak kompleksitas dan dinamika
bawah air Naskah ini telah menguraikan selinras renrang hasishy
hasil riser dan perkembangan rerakhir pengembangan dan aplikasi
metode dan instrumen akustik unruk memahami lebih baik alam s
bawah air u
Dari uraian yang telah disampaikan dapar disimpulkan bahwa a
reknologi akusrik telah berkembang dengan pesat dan semakin d
efektif diterapkan dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
lingkungan laut dan dinamikanya antara lain untuk pengukuran Sl
middottekedalaman dasar laut idenrifikasi dan klasifikasi sedimen dasar lam
pengelompokan bentuk pertumbuhan terumbu karang dereksi
dan diskriminasi vegetasi bawah air dereksi lapisan penghambur
lam dalam dan migrasi venikal plankton deteksi ikan tunggal dan
lapisan renang ikan idenrifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan AI
esrimasi kepadaran dan sebaran ikan serta pengukuran profil arus
laut dan transportasi massa air Selain iru teknologi akustik juga
sudah berkembang llntuk studi dinamika air di permukaan misal nya
melalui pengukuran elevasi paras laut dan pasang smut dan estimasi Al spektrum gelombang permllkaan lautPerkernbangan dan aplikasi
teknologi akusrik dalam penginderaan surnberdaya dan dinarnika
laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangllnan benua AI maririm Indonesia
Saran
Terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akustik dan B(
aplikasinya untuk penginderaan sumberdaya dan dinarnika
laut ada beberapa agenda riser yang masih peril dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki slmberdaya dan Bl
ekosistem tropis yang khas yakni akusrik perikanan multi-species
130 I
111
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
l
raikan sebagai landasan aplikasi dari metode
1alam menguak kompleksitas dan dinamika
telah menguraikan selintas tentang hasilshy
angan terakhir pengembangan dan aplikasi
akustik unruk memahami lebih baik alam
1 disampaikan dapat disimpulkan bahwa
berkembang dengan pesat dan semakin
alam kegiatan eksplorasi sumberdaya
namikanya antam lain unruk pengukuran
lentifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut
k pertumbuhan terumbu karang deteksi
asi bawah air deteksi lapisan penghambur
vertikal plankton deteksi ikan tunggal dan
ntifikasi dan klasifikasi jenis kawanan ikan
I sebaran ibn serta pengukuran profil arus
nassa air Selain itu teknologi akustik juga
lk studi dinamika air di permukaan misalnya
vasi paras laut dan pasang surut dan estimasi
)ermukaan lautPerkembangan dan aplikasi
m penginderaan sumberdaya dan dinamika
an memicu perceparan pembangunan benua
dan pengembangan reknologi akustik dan
enginderaan sumberdaya dan dinamika
nda riser yang masih perlu dijalankan dan
donesia yang memiliki sumberdaya dan
khas yakni akustik perikanan multi-species
130 I
pencitraan bawah air untuk terumbu karang dan lam un sistem sonar
pasif unruk pemanrauan dinamika permukaan laur dan bioakustik
(mamalia lam) Menimbang potensi pengembangan dan luasnya
penerapan teknologi akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan
sumberdaya lam Indonesia perlu kiranya dikembangkan pusat
unggulan (center ofexceffent) baik berupa Laborarorium Nasional
atau Pusat Riser Nasional daJam pengembangan dan pemanfaaran
teknologi akustik Laboratorium atau pusar riset nasional ini
diharapkan dapat memimpin upaya nasional yang lebih terencana
sisrematis dan efekrif dalam pengembangan dan penerapan
teknologi akustik baik dalam mobilisasi pengembangan kepakaran
infrasrrukrur maupun mekanisme pendanaan program
Referensi
Abileah R Martin D Lewis S D and Gisiner B 1996 Long-range
acoustic detection and tracking ofthe hum pback whale Hawaishy
Alaska migration OCEAN 1996 MTSIEEE Prospects for
the 21 st Century Conference Proceedings
Allo 0 A 2011 Kuanrifikasi dan karakrerisasi acoustic
backscattering dasar perairan di Kepulauan Seribu - Jakarta
Tesis Sekolah Pascasarjana IPE Bogar
Anderson T J Holliday 0 V Kloser R Reid 0 G and Simrad
Y 2008 Acoustic seabed classification current practice and
future direction ICES Ioumal of Marine Science 65 1004shy101 1
Bemba J Jaya L dan Pujiati S 20 II Identifikasi dan klasifikasi
lifeform karang menggunakan metode hidroakustik (Dalam
Persiapan)
Burczynski J 1982 Introduction to the lise of sonar system for estimating fish biomass FACO Fish Tech Pap No 191 (Rev 1 )89 pp
131 I
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Clay C S and Medwin H 1977 Acoustical oceanography Wiley Gordor New York
dDeswati 5 R Jaya I dan Manik H M 2009 Deteksi padang amun skala kedl menggunakan metode akustik Prosiding PIT VI Greenl~
1501403-410 p
Dickey T D 1993 Technology and related developmem for Harala
imerdisciplinary global study Sea Tech nology August 1993 a
47-53 o
Dragesund 0 and Olsen S 1965 On the possibility of estimating Hayes
year-class strength by measuring echo-abundance of group IT
fish Fish OiL Skr Ser Havunders 13 47-75 C
Dushaw B 0 Worceste P F Munk W H Spindel R C Mercer
J A Howe B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R ICES 2 K Dzieciuch M A Cornuelle B 0 and Menemenlis D C 2009 A decade of acoustic thermometry in the North 2
Pacific Ocean J Geophysical Res Vol 114 C0702l Iqbal M doi 101 0292008JC005124
aI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Penentuan karakteristik kawanan ibn INSTAl pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik J urnal Ilmushy
Jaya I d ilm u Perairan J Hid ] 2 (l) 1-8 UI
Fauziyah dan Jaya I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (l (Sardinella lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lautan
JohanncIndonesia Vol 6 (1)19-30 p
Freon P Gerlono F and Soria M 1992 Change in school structure f according to external stimuli Description and influence on
Komatsacoustic assessment Fisheries Research J 5 45-66 S
Gleason A C R Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam if acoustic remote sensing for coral reef mapping Proceedings R of the 11 th International Coral Reef Symposium Ft
KongsbLauderdale Florida 7-11 July 2008 pp 61 1-615 T
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
I
lwin H ] 977 Acoustical oceanography Wiley
I dan Manik H M 2009 Deteksi padang lamun
I1cnggunakan metode akustik Prosiding PIT VI
flO
93 Technology and related development for nary global study Sea Technology August 1993
l Olsen S 1965 On the possibility of estimating
trength by measuring echo-abundance of group )ir Skr Sel Havunders 13 47-75
orceste P F Munk W H Spindel R C Mercer ~ B M Metzger Jr K Birdsall T G Andrew R
lch M A Cornuelle B D and Menemenlis D iecade of acoustic thermometry in the North ean J Geophysical Res Vol ] 14 C07021
9200BJC005124
a I 2005 Penemuan karakteristik kawanan ikan
19an menggunakan deskriptor akustik Jurnal Ilmushyran Jilid 12 (1) I-B
a I 2005 Klasifikasi ex-situ kawanan ikan Iemuru l lemuru) di SeJat Bali Jurnal Pesisir dan Laman Vol6 (1) ]9-30
) F and Soria M 1992 Change in school structure
to external stimuli Description and influence on
sessment Fisheries Research 15 45-66
Reid R P and Kellison GT 2008 Single-beam
mote sensing for coral reef mapping Proceedings 1 th International Coral Reef Symposium Fr e Florida 7-11 July 200B pp 611-615
1321
Gordon A L Susanto R D Ffield A Huber B A Pranowo Wand Wirasantosa S 200B Geoph Res Lett Vo 35 L24605 doi 101 029200BGL036372 2008
Greenlaw C F 1979 Acoustical estimation of zooplankton
population Limnology and Oceanography 24 226-42
Haralabous J and Georgakarakos S 1996 Artificial neural networks as a tool for species identification of fish shcols ICES Journal of Marine Science 53 173-lBO
Hayes M P and Gough P 1 2004 Synthetic aperture sonar a maturing discipline Proceedings of the Seventh European
Conference on Underwater Acoustics Delf 5-8 July 2004 1101-1106
ICES 2000 Reporr on echo trace classification Edited by Reid
D ICES Cooperative Research Report No 23B Denmark
238 pp
Iqbal M dan J aya I 20 I ] Motowali Instrumen pengukur ketinggian air berbasis akustik (Dalam Persiapan)
INSTANT 2004 Cruise Report 2004
Jaya I dan Sriyasa W 2006 Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan untuk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (1) 20-2B
Johannesson K A and tv1itson R B 1983 Fisheries Acosurics A practical manual for acoustic biomass estimation FAO Fisheries Technology
Komatsu T C Igarashi K Tatsukawa S Sultana Y Matsuoka and
S Harada 2003 Use ofmulti-beam sonar to map seaglfl55 beds
in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast oflapan Aquatic Living Resources 16 (2003) 223-230
Kongsberg websi te Terakhir 25 Agusrus 201 ]
1331
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Larsen M B 2000 Synthetic long baseline navigation undenvatter vehicles OCEANS 2000 MTSIIEEE Conference and Exhibition 2043-2050
Lasky M 1977 Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust Soc Am 61 283-297
Lawson G L Barange M and Freon P 2001 Species identification of pelagic fish schools on the South African continental shelf using acoustic descriptors and ancillary information ICES Journal of Marine Science 58 275-287
Linkquest website httpllwwwlink-questcom Akses T erakhir 25 Agusrus 2011
Makris N 2011 Unidentified Boating objects IEEE Spectrum August 201144-50
Manik H M Furusawa M Amakasu K 2006 Measurement of sea bottom surface backscattering strength by quantitative echosounder Fisheries Science 2006 72 503-512
Midttun Land Saetersdal G 1957 On the use of echosounder observation for estimating fish abundance Paper 29 presented at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES and FAO Lisbon Spec Pub Int Comm NW Atlam Fish 244 pp
Munk W Worcester P and Xunsch C 1995 Ocean acoustic tomography Cambridge University Press 433 pages
National Academy of Science 2003 Exploration of the Seas Voyage imo the Unkonwn National Academic Press 228 pages
Nielsen R O 1991 Sonar signal processing Artech House Nonvood MA 368 pp
Ole L Manik H dan Jaya 1 2011 Deteksi beberapa spesies lamun dengan split-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
Olsen K Angell fish reactio herring coc ) 39-149
Pujiari S 2008 Pe klasifikasi ti dengan ko P ascasa rjana
Purnawan S 2009 menggunakal Kepulauan S( Pertanian Bo
Simmonds j and 11 and Practice
T egowski J N Gorsi acoustic echos Puck Bay (SOUl
16(2003)215
Tim FPIK 2004 Ek Fakulras Perib
Urick R J 1983 Pr Book Compan
Waite AD 2005 SC Wiley amp Sons
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
)0 Synthetic long baseline navigation underwatter
)CEANS 2000 MTSIEEE Conference and
12043-2050
Review of undersea acoustics to 1950 J Acoust
61283-297
range M and Freon P 2001 Species identification
fish schools on the South African continental shelf
llStiC descriptors and ancillary information ICES
FMarine Science 58 275-287
Ite httpwwwlink-quesrcom Akses Terakhir 25
~011
Unidentified Boating objects IEEE Spectrum
~11 44-50
lrusawa M Amakasu K 2006 Measurement of
m surface backscattering strength by quantitative
der Fisheries Science 2006 72 503-512
Saetersdal G 1957 On the use of echosounder
on for estimating fish abundance Paper 29 I at the Joint Scientific Meeting of ICNAF ICES
) Lisbon Spec Pub Int Comm NW Adant Fish
cester P and Wunsch C 1995 Ocean acoustic
phy Cambridge University Press 433 pages
my of Science 2003 Exploration of the Seas
nto the Unkonwn National Academic Press 228
1991 Sonar signal processing Anech House
d MA 368 pp
H dan Jaya I 2011 Deteksi beberapa spesies lamun
plit-beam echsounder (Dalam Persiapan)
1341
bull
Olsen K Angell J Pettersen E and Lovik A (I 983) Observed
fish reaction to a surveying vessel with special reference to herring cod capellin and polar cod FACO Fish Rep 300 139-149
Pujiati S 2008 Pedenkatan metode hidroakustik untllk pendugaan
klasifikasi tipe substrat dasar perairan dan hubungannya
dengan kom unitas ibn demersal Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Purnawan S 2009 Analisis model Jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan Pulau Pari
Kepulauan Seribu Tesis Sekolah Pascasarjana Institut
Perranian Bogor
Simmonds J and MacLennan D 2005 Fisheries Acoustics Iheorv and Practice Second Edition Blackwell
Tegowski J N Corska and Z Klusek 2003 Statistical analysis of acoustic echos from underwater meadows in the eutrophic
Puck Bay (southern Baltic Sea) Aquatic Living Resources 16 (2003) 21)221
Tim FPIK 2004 Ekspedisi Perikanan Laut Dalam Cruise Report
Fakultas Perikanan dan limu Kelauran IPB Bogor
Urick R J 1983 Principles of underwater sOllnd McGraw-tUll Book Company New York NY 423 pp
Waite AD 2005 SONAR for Practicing Engineers Third Edition
Wiley amp Sons England
1351
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Ucapan Terima Kasih
Pada kesemparan yang sangat membahagiakan ini perkenankan saya
mengungkapkan rasa syukur saya serta ucapan terima kasih
1 Kepada Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc
Ketua DGB-IPB Prof Dr Endang Suhendang MS Direktur
Direktorat Administrasi Pendidikan IPB Dr Drajad Wibowo
serra Panitia Dies Natalis JPB ke-48 atas rerselenggaranya Orasi
I1miah pada hari ini saya ucapkan banyak terima kasih
2 Saya san gar sangat dan sangat bersyukur bahwa saya terlahir
dari seorang ibll guru Sekolah Dasar dan Ayah seorang ten tara
Dari beliau saya memahami sejak dini arti penting pendidikan
dan penringnya belajar dan terus beajar sampai kapan pun
Tanpa keterlibatan beliau sejak dint saya kira sulit bagi saya
mencapai apa yang relah saya capai saar ini Saya juga merasa
beruntung bahwa saya dibesarkan dan tumbuh dalam keluarga
besar guru Pamltln-paman (Tata) dan bibi (Bonda) adalah gurushy
guru sekolah dasar dan sekolah menengah sehingga bukanlah
suatu kejutan jika saya pun jadi guru Atas segala didikan
kebaikan kasih sayang dedikasi conroh nyata dan menjadi
guru-guru pertama ini dengan segala kerendahan hati saya
ucapkan banyak terima kasih
3 Saya bersYllkllr bahwa selama mengenyam pendidikan di
sekolah dasar (SON T anggul Patompo) menengah (SMP 1)
dan atas (SMA 2) di Kota Makassar senantiasa dididik oleh
bapak dan ibt guru saya yang berdedikasi tinggi sangat cakap
dan kompeten Atas segala didikan terbaik yang saya terima
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
4 Saya bersyukur bahwa selama menempuh pendidikan 7 Saya sarjana di IPB dan demikian juga selama menempuh akllsti pendidikan pascasarjana di Univeristy of Delaware Amerika terrari Serikat mempunyai banyak reman yang sangar suportif llntuk dan menyenangkan Atas segala pertemanan dan jejaring terma persaudaraan yang rerus berlangsung lebih dad 3 dekade hingga mahas saar ini saya ucapkan banyak terima kasih beliau
5 Saya bersyukur dan merasa bahwa karier akademik saya diawali akustil
saat saya bergabung dan menjadi staf pengajar pada Fakulras Atas a
Perikanan IPB pada rahun 1986 dua puluh lima tahun yang akustH
lalu Kepada (aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan (di ba
yang penama-rama menganjurkan dan mengajak saya bergabung Dokto
sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada Kepad~
(aim) A Li Ayodyoa MSc dan Prof Dr Daniel R Monintja yangd
masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP banyaA
Faperikan IPB yang menerima dengan tangan terbuka serra 8 Saya l selalu membalas surat-surat yang saya kirim semasa menempuh kesemp pendidikan pascasarjana Atas ajakan yang sangar simpati mahasi~
perasaan kolegial yang sangat kuat diserrai kepercayaan dan cerdas
tumpuan harapan kepada saya saya ucapkan banyak terima peJajari kasih Mungk
6 Saya bersyukllr bahwa sdama meniri karier akademik hingga peroleh
ditetapkan menjadi profesor di bidang akllstik dan Instrllmentasi mereka
kelauran banyak dibantu oleh kolega di di Departemen I1mu tersebul
dan Teknologi Kdautan dan di Fakulras Perikanan dan Ilmu 9 Kepada
Kelautan [PB Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh Akaderr
kolega dari Badan Riset Kementedan Kelautan dan Perikanan tdah m
BPPT P20-LIPI Forum Pimpinan Pergurllan Tinggi Perikanan Guru E dan Kelalltan Atas segala bantllan dan kerjasamanya saya Kelautal
ucapkan banyak terima kasih ucapkm
138 1
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
-----------------q---shy ur bahwa selama menempuh pendidikan
)B dan demikian juga selama menempuh
scasarjana di Univeristy of Delaware Amerika
punyai banyak teman yang sangat suportif
ngkan Atas segala pertemanan dan jejaring
rang terus berlangsung lebih dari 3 dekade hingga
tcapkan banyak terima kasih
r dan merasa bahwa karier akademik saya diawali
abung dan menjadi staf pengajar pada Fakultas
) pada tahun 1986 dua puluh lima rahun yang
(aim) Prof Dr M Eidman Dekan Faperikan
tama menganjurkan dan mengajak saya bergabung
Jengajar pada Fakultas Perikanan IPB kepada
yodyoa MSc dan Pro[ Dr Daniel R Monintja
g sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan PSP
B yang menerima dengan tangan terbuka serta
las surat-surat yang saya kirim semasa menempuh
Jascasarjana Atas ajakan yang sangat simpati
~gial yang sangat kuat disertai kepercayaan dan
apan kepada saya saya ucapkan banyak terima
ur bahwa sdama meniti karier akademik hingga
enjadi profesor di bidang akusrik dan Instrumentasi
lyak dibantu oleh kolega di di Departemen llmu
gi Keialltan dan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
) Saya juga banyak berinteraksi dan dibantu oleh
adan Riser - Kementerian Kelalltan dan Perikanan
JPI Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan
n Aras segala bantuan dan kerjasamanya saya
yak terima kasih
1381
ft
7 Saya bersyukur diperkenalkan pertama kali pada teknologi
akustik pada saat mengikuti praktik lapang dan semakin
tertarik sewaktLl mengikuti kuliah Pro[ Dr Bonar P Pasaribu
UHtuk menekuni bidang ini Menurut hem at saya Prof Bonar
termasuk kategori dosen yang memberi inspirasi kepada
mahasiswanya (inspirational teacher) Setelah mengikuti kuliah
beliau ufltuk tugas akhir saya memilih topik penelitian tentang
akustik kelalltan dan Prof Bonar sebagai pembimbing skripsi
Atas arahan Prof Bonar juga saya tetap dan terus memilih
akllstik kelautan untuk penelitian dan penulisan tesis Master
(di bawah bimbingan Prof Dr Ronald J Gibbs) dan disertasi
Doktor (di bawah bimbingan Prof Dr Mohsen Badiey)
Kepada dosen-dosen akllstik kelautan ini atas segala kesempatan
yang diberikan serra bimbingan dan arahannya saya ucapkan
banyak terima kasih
8 Saya bersYlIkur bahwa selama menjadi dosen mendapat
kesempatan untllk membimbing dan mendampingi banyak
mahasiswa baik program sarjana maupun pascasarjana yang
cerdas kreatif dan inovatif 11 ungkin lebih banyak yang saya
pelajari dari mereka daripada yang saya ajarkan ke mereka
Mungkin Icbih banyak ide-ide kreatif dan inspirasi yang saya
peroleh dari mercka dibandingkan yang saya bcrikan kcpada
mereka Atas segala kesempatan u1tuk belajar dan rerinspirasi
tersebur saya ucapkan banyak terima kasih
9 Kepada Ketua Departcmen ITK Senat FPIK Dir SDM Senat
Akademik Rektor IPB dan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah memproscs dan menyetujui pengangkatan saya sebagai
Guru Besar Tctap Bidang Ilmu Akllstik dan Instrumcntasi
Kelauran pada Fakllitas Perikanan dan 11ll1U Ke1auran IPB saya
tlcapkan banyak terima kasih
1391
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
10 Kepada kolega saya di Bagian Akustik dan lnstrumemasi
Kelautan Departemen ITK Dr Torok Hestirianoto Dr Sri
Pujiati Dr lienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
MSi dan kepada paraasistenAkustik dan Instrumemasi Kelautan
Jvluhammad Iqbal Willi Setiandi Acta Vithamana atas segala
bamuannya menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ilmiah ini saya ucapkan banyak terima kasih
II Kepada seluruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
Perikanan dan IImu Kelauran IPB atas segala dorongan
semangar bamuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
dalam penyelenggaraan Orasi I1miah ini saya ucapkan banyak
terima kasih
12 Naskah Orasi I1miah yang baru saja saya sampaikan telah
ditelaah oleh Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
Purba Demikian pula oleh kolega saya Dr I Wayan Nurjaya
Dr Agus Soleh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Aras
segala koreksi dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
ucapkan batlyak terima kasih
13 Secara khusus kepada isrri saya Erry Setyarsi dan anakshy
anak saya Wenona Maryam laya Farimah Nadine laya dan
Muhammad Tufail laya dan juga kepada seluruh keluarga
besar Ismail dan Sastrawikromo yang telah mendukung karir
akademik saya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
14 Terima kasih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
kehadirannya pada luri ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
SWT meridai segala usaha kita
Prof Dr)
1 40 I
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
ga saya di Bagian Akusrik dan Instrumentasi
epartemen ITK Dr Torok Hestirianoro Dr Sri
-Ienry Manik Ayi Rakhmat MSi Ratih Deswati
ada para asisten Akusti k dan Instrumemasi Kelautan
Iqbal Willi Setiandi Acta Withamana atas segal a
menyiapkan materi pendukung dokumemasi orasi
ya ucapkan banyak terima kasih
lruh dosen dan tenaga penunjang di Fakultas
ian Ilmu Kelauran IPB atas segala dorongan
antuan dan kerjasamanya selama ini termasuk
lenggaraan Orasi llmiah ini saya ucapkan banyak
lsi llmiah yang baw saja saya sampaikan telah
1 Prof Dr Ismudi Mukhsin dan Prof Dr Mulia
ikian pula oleh kolega saya Dr 1 Wayan Nurjaya
)leh Atmadipoera dan Prof Ari Purbayanro Atas
si dan penyempurnaan terhadap naskah ini saya
~nyak terima kasih
us kepada istri saya Etty Setyarsi dan anakshy
~enona Maryam Jaya Fatimah Nadine Jaya dan
I Tufail Jaya dan juga kepada seluruh keluarga
dan Sastrawikromo yang relah mendukung karir
ya selama ini saya ucapkan banyak terima kasih
ih atas kehadiran bapakibusaudara semua atas
fa pada hari ini dalam acara orasi ini Semoga Allah
ai segala usaha kita
p
Prof Dr Ir Indra Jaya MSc dan Keluarga Terdnta
1401
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Riwayat Hidup
bull
NAMA Prof Dr Ir Indra laya MSc TANGGAL DAN TEMPAT LAHIR Palopo 10 April 1961 ALAMAT Rumah Kebun Raya Residence Blok H-2 Ciomas Bogor 16680 Kantor Departemen I1mu dan Teknologi Kelaman (ITK) Fakultas Perikanan dan I1mu Kelaman (FPIK) Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp (0251) 8628832 8623644 HP 081 1-89-2394 Fax (0251) 8622907 8623644
E-mail LndmilYll~iphlsJdindrajaya123gmaHcom
PENDIDlKAN bull Ir 1984 Fakultas Perikanan Institur Perranian Bogor
bull MSc 1990 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of ~1arine Studies University of Delaware USA
bull PhD 1996 - Department ofApplied Ocean Sciences Graduate College of Marine Srudies University of Delaware USA
bull PostDoctoral 1996 - Department of Applied Mathematics Rensselaer Polytechnic Institute Troy New York USA
PELATlHAN MANAJEMEN PENDIDlKAN bull Advance Higher Education Administration Development
(AHEAD) Bogor 2002
bull Management of Changes Bogor 2002
RIWAYAT PEKERJAAN bull Staf Pengajar Deparremen Ilmll dan Tekonologi Kelauran
FPIK -IPB 1986-sekarang
bull Sekretaris Program Srudi Teknologi Kelauran Program Pascasarjana IPB 1998-2003
bull Pembanru Dekan IV Bidang Kerjasama FPIK - IPB 1998shy1999
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
F
bull Pembantu Dekan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999- ( 2003 (
bull Asesor Badan Akredirasi Nasional Direktorar Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
bull Tenaga Ahli Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan) PU DPR RI Maret 2005-April 2008 Bel
bull Dekan Fakultas Perikanan dan I1mu Kelauran IPB November (1 2007-2011
KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASI PROFESI (2 bull Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI)
bull Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) (3)bull IEEE Oceanic Engineering
bull IEEE Instrumentation and Measurement
bull IEEE Geoscience and Remote Sensing (4)
PENGUASAAN BAHASA bull Bahasa Indonesia (lancar)
(5)bull English (fluent)
(6)PATENHKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai CoshyInventor
( 1) Fry counter (penghirung benih ikan kecepatan dan akurasi tinggi) (No Pendafraranl Serdfikar POO20030(627)
(2) Alar pengukur ringbt kesegaran ibn (No POO2005(0006) (7)
(3) Pemberi pabn ikanudang otomaris (No P002005000 I 0)
(4) lnsrrumen pembeda jenis kelamin ibn koi (No POO200600797)
(8)(5) Alar sortir dan penghitung ikan hidup (No
P002(0700095)
(6) Alar pengambil sampel ikan air rawar (No P0020080(445) (9) (7) Sisrem pelampungpemantau kualiras air (Dalam Proses)
1441
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
kan I Bidang Akademik FPIK IPB 1999shy
n Akreditasi Nasional Direktorat Jenderal
inggi (BAN-DIKTl) 2004-sekarang
Komisi IV (Bidang Kelautan dan Perikanan)
et 2005-April 2008
as Perikanan dan llmu Kelautan IPB November
[ DALAM ORGANISASI PROFESI a Perikanan indonesia (lSPIKANI)
a Oseanografi Indonesia (ISOO
IC Engineering
nentation and Iv1easurement
ence and Kemme Sensing
~AHASA
nesia (Jancar)
nt)
ak Atas Kekayaan Intelektual) sebagai Coshy
(penghitung benih ikan kecepatan dan akurasi Pendaftaranl Sertifikat ]gt00200300627)
cur tingkat kesegaran ikan (No 100200500006)
kan ikanudang otomatis (No 100200500010)
pembeda jenis kelamin ikan koi (No
1797)
If dan penghitung ikan hidup (No
1095)
obi sampel ikan air tawar (10 P00200800445)
mpungpemamau kualitas air (Dalam Proses)
1441
(8) Sistem pengusir burung di tambak (Dalam Proses)
(9) Motowali instrumen pengukur e1evasi paras laut berbasis akustik (Dalam Proses)
PUBLIKASI plusmn 125 karya ilmiah Beberapa publikasi terpilih
(1) Direct evidence of the South Java current system in Ombai Strait Dynamics of Atmosphere and Ocean 2010 Doi 1 01 0 16jdynanl1oce20 1 002006 2010
(2) Rancang bangun perekam data kelembaban relatif dan sllhu udara berbasis mikrokonrroler J leknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 (1) 73-79 20]0
(3) Pengembangan teknik penentuan dini jenis kelamin koi J Ilmu-ilmll Perairan dan Perikanan Indonesia 16 (1) 7-15 2009
(4) Pola migrasi deep SCtltterillg I~yer menggunakan nilai acoustic lJoume backscattering hasil pengukllran ADCP Prosiding PIT VI ISO1 396-402 2009
(5) Deteksi padang lamlln skala kecil menggunakan metode akllstik Prosiding PIT VI 1501 403-410 20W
(6) Eksplorasi dan pemanfaatan laut dalam (deep sea) indonesia
Tanrangan teknologi peluang dan program srrategis Dalam Pemikiran Guru Besar IPB (Buku [1) Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan Energi SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan Hal 79-87 IPB Press 2009
(7) Direct estimates of the Indonesian throughflow entering the Indian Ocean 2004-2006 J Geoph Res Vol 114 1-19 2009
(8) Characteristics and variability of the Indonesian throughflow water at the outflow straits Deep-Sea Research Doi I 01 016i dsr200906004 2009
(9) The deep-water motion through the Lifamatola passage and its contribution to the Indonesian throughflow Deep-Sea Research I 56 1203-12166 2009
1451
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
(10) Pengembangan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan dan meteorologi wilayah pesisir dan pulau-pulau ked KONAS 2008 Manado 2008
(11) Kajian stok ikan demersal dengan menggunakan split-beam echosounder di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi Tengah TORANI J lImu Kelauran dan Perikanan Vol 18 (2) 93-10 I 2008
(12) Aplikasi teknik jaringan syaraf tiruan unruk identifikasi jenis kawanan ikan Buletin PSP Vol XV (I) 20-28 2006
(13) Pengembangan prototif instrument pengukur tingkat kesegaran ikan dengan teknik ultrasonic TORAN J IImu Kelautan dan Perikanan Vol 16 (I) 39-46 2006
(14) Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin Teknologi Hasil Perkanan Vol IX (2) I 12 2006
(15) Remme measurement of fish school geometry using acoustic descriptors in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum 2005
( 16) Rancang bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
pengembangan perangkat lunaknya TORANI J IImu Kelauran dan Perikanan Vol 15 (4) 249-255 2005
( 17) Penentuan karakteristik kawanan ikan pelagis dengan menggunakan deskriptor akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan Jilid 120) 1-8 2005
(18) Klasifikasi ex-situ kawanan ikan lemuru (Sflrdinefla lemuru) di Selat Bali Jurnal Pesisir dan Lauran Indonesia Vol 6 (1)
19-30 2005
(19) Fish school identification in the Ball Strait using acoustic
descriptor and artificial neural networks technique International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences VoL 1 (1) 43-49 2004
(20) Pengembangan perangkat lunak acowtic descriptor analyzer (ADA-Versi 2004) unruk idenrifikasi kawamn ikan pelagis Jurnal I1mll-ilmll Perairan Va 11 (2) 87-92 2004
1461
(22)
(23)
(24)
(25)
(26) 1
(27) ~
(28) F C
5
6
(29) F
J1 (30) E
P
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
bull
ngan coastal buoy untuk observasi kondisi perairan orologi wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
008 Manado 2008
k ikan demersal dengan menggunakan split-beam
ier di perairan sekitar Kepulauan Togean Sulawesi ORANI J llmu Kelauran dan Perikanan Va 18
11 200S
~knik jaringan syaraf tiruan ul1tuk idemifikasi jenis ikan Buletin PSP Vol XV (l) 20-28 2006
mgan prorotif instrument pengukur lingkat
ikan dengan teknik ultrasonic TORANI ] Ilmu
dan Perikanan Vol 16 (1) 39-46 2006
11erode akustik untuk uji kesegaran ikan Buletin
i Hasil ferkanan Vol IX (2) 1-12 2006
neasurement of fish school geometry using acoustic
rs in the strait of Bali Indonesian Ocean Forum
bangun sistem pemilahan kesegaran ikan dan
langan perangkat lunaknya TORANl J llmu
dan Perikanan Vol 15 (4) 249-2552005
III karakteristik kawanan ikan pelagis dengan
lakan deskripror akustik Jurnal Hmu-ilmu Perairan
1)1-82005
si ex-situ kawanan ikan lemuru (Sardinelltl lemuru) Bali Jurnal Pesisir dan Lautan Indonesia Vol 6 (1)
005 001 identification in the Ball Strait using acousdc )r and artificial neural networks technique
lonal Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
) 43-49 2004
Jangan perangkat lunak acoustic descriptor analyzer ersi 2004) umuk identifikasi kawanan ikan pelagis mu-i1mu Perairan Vol 11 (2) 87-922004
146 1
bull
(21) Sistem telemetri buoy untuk transfer data oromatis berbasis teknologi GSM INSTRCMENTASI 28(2) 50-55 2004
(22) Studi awal karakteristik suara siulan (whistle) dan lengkingan (burst) pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) ILMU KELAUTAN 9(3) 130-1352004
(23) Interpretasi hasii pengukuran akustikseismic laut dangkal di perairan Teluk Cirebon dan implikasinya terhadap keberadaan pelabuhan perikanan Bulletin PSP Vol XlIl (1) 1 14 2004
(24) Studi karakteristik suara stridulasi pada tingkah laku makan
ikan kerapu nucan (Ephinephelus foscoguttatus) dalam kondisi
terkonuol MARITEKJur Tek Perikanan dan Kelautan Vo 3(2) 19-34 2004
(25) Studi awal tentang karakreristik suara lumba-lumba hidung botol (Tzmiops truncates) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 4(1) 59-69 2004
(26) Acoustical study of the schooling behavior of Lemuru (Sl1rdinella Lemuru) Fishcries Science Vol 6S 1881-1884 2002
(27) Single fish echo extraction algorithm for accurate fish stock
assessment Performance cvaluation OfEhore lechnology Seminar Bandung 1J- 14 June 2002
(28) Rancang bangun instrllmcn pengonrrol sllhu ruangan otomatis llntuk optimasi pembenihan ibn patin (Pangl1sius sp) MARlTEK Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 65-782001
(29) Rancang bangun instrumen digital pasang surut MARITEK
Jur Tek Perikanan dan Kelautan Vol 1 (2) 45-53 2001
(30) Examination of fish signature using wavelet transform
Proceedings of the SPS-DGHE International Syrnposium on Fisherics Scicnce in Tropical Arca August 21-25 Bogor Indonesia Pp 116-119 2000
1471
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
~II__
(31) Distribution of target strength of pelagic fish in the mix and thermocline layers along the Indian Ocean and Sunda Straits waters Proceedings of the JSPS-DGHE lmernational (40) Symposium on Fisheries Science in Tropical Area August 21shy25 Bogor Indonesia Pp 1 128 2000
(32) Model dan simulasi refleksi gelombang akustik pada permukaan terumbu karang (Acoustic wtwe reflection model and simulation on coral reefs) Jurnal llmu-llmu Perairan dan PENG Perikanan Vol 11-16 2000
bull S (33) Aplikasi teknik hidroakustik dalam pemetaan sebaran bull 1
kepadatan ikan serta pola gerak ikan Prosiding Konperensi PI Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
bull ItIndonesia 2000 B
(34) Evaluation of swimming speed and direction of pelagic fish bull It in the Sunda Straits Acoustical approach The 3rd JSPS B International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area
bull II19-21 August 1999 Ball Indonesia 1999 Bl
(35) Experimental observations of vertical and horizontal distribution of total suspended sediment using high frequency acoustic backscattering technique Proceeding of the 1998 International Symposium on Underwater Technology 15-17 April 1998 Tokyo Japan Pp 21-26 1998
(36) Deterministic and stochastic analyses of acoustic plane wave reflection from inhomogeneous porous seafloor J Acoust Soc Am 99903-913 1996
(37) Shallow-water acousticgeoacoustic experiments at the New Jersey Atlantic Generating Station site J Acoust Soc Am 963593-3604 1994
(38) Propagator matrix for plane wave reflecrion from inhomogeneous anisotropic seafloor J Compo Acoust 2 J 1shy27 1994
(39) Analytical and experimental approach in modeling of waveshyseabed interaction Proceedings of the Second International
148
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
-of target strength of pelagic fish in the mix
Ime layers along the Indian Ocean and Sunda i Proceedings of the JSPS-DGHE International )n Fisheries Science in Tropical Area August 21 ldonesia Pp 125-128 2000
simulasi refleksi gelombang akustik pada erumbu karang (Acoustic wave reflection model m on coml reef) Jurnal llmu-llmu Perairan dan oJ 11-16 2000
nik hidroakustik dalam pemetaan sebaran an sena pola gerak ikan Prosiding Konperensi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut )00
f swimmillg speed and direction of pelagic fish a Straits Acoustical approach The 3rd JSPS I Seminar on Fisheries Science in Tropical Area t 1999 Ball Indonesia 1999
I observations of vertical and horizontal
)f total suspended sediment using high frequency kscattering technique Proceeding of the 1998 I Symposium on Underwater Technology 15-17 fokyo Japan Pp 21-26 1998
c and stochastic analyses of acoustic plane wave )m inhomogeneous porous seafloor J Acoust 903-913 1996
~r acousticlgeoacoustic experiments at the New ic Generating Station site J Acollst Soc Am 04 1994
mauix for plane wave reflection from ous anisotropic seafloor J Compo Acousr 2 1 1shy
ld experimental approach in modeling of waveshylcrion Proceedings of the Second International
Off shore and Polar Engineering Conference San Francisco USA 1 19 June 1992
(40) Stochastic analysis of acoustic plane wave reflection from
inhomogeneous porous media Geo-coasr 91 Int Conf On Geotech Engr For Coastal Development Theory and Practice Yokohama Japan 199]
PENGHARGAAN bull Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2007
bull Dosen Berprestasi Terbaik Peringkar 2 Tingkar Instirurur Pertanian Bogor 2007
bull INOVATOR INDONESIA 100 Kementerian RISTEK dan BIC 2008 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 10] Kementerian RISTEK dan HIC 2009 (3 karya inovasi)
bull INOVATOR INDONESIA 103 Kemenrerian RISTEK dan BIC 2011 (1 karya inovasi)
149) 1481
Top Related