1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan porses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu, dengan pendidikan
diarahkan agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, agama, dan negara (Undang-Undang Pendidikan
Nasional No. 1 tahun 2009 pasal 1).
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab
(Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3).
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, dunia pendidikan merupakan
lembaga formal yang memiliki peran penting dalam upaya membangun
karakter bangsa. Pemerintah mengupayakan pelaksanaan program pendidikan
nasional termasuk di dalamnya pendidikan Islam ke arah terwujudnya tujuan
pendidikan itu sendiri. Salah satu cirinya yaitu berupa out put pendidikan
2
yang berkualitas dengan bekal ketangguhan dalam iman dan takwa serta
memiliki akhlak mulia.
Penjelasan di atas berefek pada pandangan para orang tua berfikir untuk
mempercayakan anak-anaknya di lembaga-lembaga formal yaitu sekolah
dengan tujuan agar mereka menjadi anak yang berguna dan berdedikasi tinggi
serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat terutama bagi dirinya sendiri dan
orang lain. Untuk itu dunia pendidikan atau sekolah mempunyai tanggung
jawab yang tinggi dalam merealisasikan hal tersebut. Keprofesionalan guru
merupakan salah satu jalan untuk merealisasikan semua ini, tetapi itu semua
akan berjalan dengan baik apabila seorang kepala sekolah berperan secara
profesional sejalan dengan pihak-pihak terkait di lembaga sekolah tersebut
sehingga dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Kepala sekolah adalah motor penggerak dan penentu arah kebijakan
sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dalam
pendidikan pada umumnya direalisasikan termasuk meningkatkan
kompetensi keprofesionalan guru. Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun
salah satu fungsi kepala sekolah antara lain sebagai leader dan pendidik,
artinya seorang kepala sekolah harus mampu memberi petunjuk dan
pengawasan serta memiliki kharakteristik khusus yang mencakup
kepribadian, keahlian, pengalaman, dan pengetahuan profesional. Kepala
sekolah juga harus mempunyai strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesional guru di sekolahnya.
3
Kepala sekolah yang dikatakan berhasil yaitu apabila mereka memahami
keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu
melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung
jawab untuk memimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah
menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik
pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut
menyimpulkan bahwa “keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala
sekolah yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan siswa”, kepala
sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan yang
menentukan irama bagi sekolah mereka. (Wahjosumidjo, 2008 : 81)
Peran kepala sekolah dalam pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an
merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk memberikan
pendidikan Islam dengan perantara seorang pendidik. Di sini pendidik
membimbing peserta didik dengan berbagai cara, sehingga peserta didik
dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai pendidikan Islam.
Pendidikan Islam menurut Muchtar Buchori menganggap pendidikan
Islam sebagai kegiatan pendidikan dan lembaga-lembaga. Selengkapnya,
Muchtar Buchori menulis bahwa : Pendidikan Islam adalah Pertama, segenap
nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa. Kedua, keseluruhan lembaga-
lembaga pendidikan yang mendasarkannya program pendidikannya atau
pandangan dan nilai-nilai Islam. (Buchori, 1989 : 179)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa program TPA yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan termasuk kegiatan pendidikan
4
Islam yang bertujuan untuk membina peserta didik dalam membaca Al-
Qur’an secara baik dan benar. Selain itu secara tidak langsung merubah
peserta didik menjadi seorang yang berkepribadian muslim, berakhlak mulia
sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam.
Pembinaan kepala sekolah merupakan motor penggerak dari program-
program yang telah dirancang agar semuanya berjalan sebagai mana mestinya
dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembinaan Taman Pendidikan Al-
Qur’an, bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Program-program yang
telah dirancang membutuhkan kerja sama dan keikutsertaan kepala sekolah,
guru, karyawan dan saasaran utama yaitu peserta didik yang berada di
lingkup sekolah.
Peserta didik merupakan anak yang belum dewasa yang memerlukan
orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah anak didik dalam
keluarga, murid adalah anak didik di sekolah, anak-anak penduduk adalah
anak didik masyarakat sekitarnya, dan anak-anak umat beragama menjadi
anak didik rohaniwan agama. (Muhaimin dan Abdul, 1995 : 177)
Peserta didik adalah amanat bagi para pendidiknya. Jika ia dibiasakan
untuk melakukan kebaikan, niscaya ia akan tumbuh menjadi orang yang baik,
selanjutnya memperoleh kebahagiaan dunia dan akhiratlah kedua orang
tuanya dan juga setiap mu’alim dan murabbi yang menangani pendidikan dan
pengajarannya. Sebaiknya, jika peserta didik dibiasakan melakukan hal-hal
yang buruk dan ditelantarkan tanpa pendidikan dan pengajaran seperti hewan
5
ternak yang dilepaskan begitu saja dengan bebasnya, niscaya dia akan
menjadi seorang yang celaka dan binasa. (Jamal, 2008 : 16)
Dalam hal ini peserta didik adalah anak didik yang belum dewasa yang
merupakan amanat untuk para pendidiknya agar dididik menjadi orang yang
baik, sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Di sekolah,
salah satu didikan yang harus dibiasakan dan ditanamkan kepada peserta
didik adalah membaca Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an surat Al- Israa’ ayat 9 Allah berfirman :
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (QS. Al-Isra’ : 9)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Al-Qur’an memberikan petunjuk dan
kabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal sholeh
akan mendapatkan pahala besar dari Allah SWT. Jadi peran kepala sekolah
dalam membina pendidikan Al-Qur’an di suatu lembaga berperan sangat
penting bagi peserta didiknya dan Allah akan memberikan imbalan yang
sangat besar bagi yang mengerjakannya.
Penjelasan di atas cukup jelas bahwa peran kepala sekolah dikatakan
berhasil apabila keseluruhan peran tersebut dilaksanakan sehingga berefek
positif kepada seluruh guru, karyawan dan peserta didik. Karena dengan
kebiasaan mendidik dan belajar membaca Al-Qur’an akan membentuk
karakter yang berakhlak mulia. Dengan demikian sekolah akan menjadi lebih
6
unggul dalam hal pendidikan Al-Qur’an, menuntaskan para generasi yang
islami, khususnya dalam kemampuan membaca Al-Qur’an. Keberhasilan ini
tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai penggerak semua program di
lembaga formal salah satunya Taman Pendidikan Al-Qur’an. Sehingga dalam
hal ini peran kepala sekolah dalam pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an
perlu untuk lebih diperhatikan mulai dari cara mengajar peserta didik dalam
membaca Iqra’, penyelenggaraan, sampai semua kegiatan selesai.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti peran
kepala sekolah dalam pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Lokasi
penelitiannya di SMP Muhammadiyah 1 Godean, Pirak, Mertosutan,
Sidoluhur, Kabupaten Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam pembinaan TPA di SMP
Muhammadiyah 1 Godean ?
2. Bagaimana perkembangan TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean ?
3. Bagaimana perkembangan kemampuan membaca iqra’ dan Al-qur’an
setelah adanya pembinaan TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean?
C. Tujuan Penelitian
Pelaksaanaan penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam pembinaan Taman
Pendidikan Al Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean.
7
2. Untuk mengetahui perkembangan Taman Pendidikan Al Qur’an di SMP
Muhammadiyah 1 Godean.
3. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan baca Iqra’ dan Al-qur’an
setelah adanya pembinaan TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun beberapa kegunaan penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana teoristik tentang
pembinaan Taman Pendidikan Al Qur’an dan juga sebagai salah satu
bentuk sumbangsih terhadap pelaksanaan pembinaan Taman Pendidikan
Al Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean.
2. Sebagai bahan masukan bagi para kepala sekolah di lembaga-lembaga
pendidikan Islam dalam melaksanakan tugas mereka.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih mengetahui gambaran penelitian ini, maka penulis perlu
mengemukakan tentang sistematika yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
Bagian Awal yang terdiri dari : halaman judul, halaman nota dinas
pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
abstrak, kata pengantar, dan daftar isi.
Bagian pokok atau inti berisi uraian penelitian mulai dari bagian
Pendahuluan sampai bagian Penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab
sebagai satu kesatuan. Pada skripsi ini peneliti menuangkan penelitian dalam
enam bab yang bersangkutan yaitu :
8
Bab I. Penelitian ini berisi Gambaran Umum Penulisan Skripsi yang meliputi
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab II. Berisi Tinjauan Pustaka dan Karangka Teoritik.
Bab III. Berisi Metode Penelitian.
Bab IV. Berisi Hasil dan Pembahasan yang meliputi Gambaran Umum SMP
Muhammadiyah 1 Godean Sleman, pelaksanaan Taman Pendidikan Al-
Qur’an, permasalahan dan solusi terhadap peran kepala sekolah dalam
pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an SMP Muhammadiyah 1 Godean
Sleman.
Bab V. Merupakan penutup yang meliputi : Kesimpulan hasil penelitian,
saran dan kata penutup.
Bagian Akhir yang memuat daftar pustaka dan lampiran serta daftar
riwayat hidup penulis. Adapun Daftar Pustaka sebagai kejelasan referensi
yang digunakan. Sedangkan lampiran berisi hal terkait dengan penelitian
yang diperlukan untuk memperkuat keakuratan pelaksanaan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK
9
A. Tinjauan Pustaka
Sejauh penelusuran penulis, belum menemukan penelitian yang spesifik
tentang Peran Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Taman Pendidikan Al
Qur’an Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama, dalam penelitian ini
tidak hanya membahas salah satu peran pokok kepala sekolah saja tetapi
membahas tugas dan tanggungjawab serta fungsi yang tentunya semakin
diperluas. Berikut ini merupakan tinjauan pustaka dari penulis :
1. Dalam skripsi yang berjudul “Peran Aktivitas Kepala Sekolah Dalam
Pengelolaan Pendidikan Di SD Negeri Bulurejo II Bulurejo Semin
Kabupaten Gunungkidul” yang ditulis oleh Suprapti tahun 2008. Dalam
skripsinya membahas tentang bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan
kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan agama Islam di SD N
Bulurejo II Bulurejo Semin adalah sebagai berikut : Penyusunan program
yang berhubungan dengan administrasi guru. Penyusunan program yang
berhubungan dengan karyawan, dalam hal ini bendahara serta penjaga
sekolah. Program pelaksanaan evaluasi. Program pelaksanaan
penerimaan siswa baru. Yang berhubungan dengan pengorganisasian di
sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah membagi tugas sesuai dengan
bidang yang dibutuhkannya kepada guru, karyawan maupun kepala
sekolah itu sendiri. Melaksanakan koordinasi baik yang berhubungan
dengan wali murid, siswa, guru, dan karyawan. Melaksanakan supervisi
terhadap kegiatan pembelajaran, melaksanakan upacara bendera setiap
10
hari senin, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar anak. Melaksanakan program kegiatan 5K
di lingkungan sekolah. Menyusun rencana anggaran dan belanja sekolah.
Pelaksanaan aktivitas kepala sekolah dalam mengelola pendidikan agama
Islam di SD N Bulurejo II Bulurejo Semin Kabupaten Gunungkidul
sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
(Suprapti, 2008, pada Sekolah Tinggi Agama Islam Surakarta)
2. Dalam skripsi tentang “Peran Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Guru
Di MI YAPPI Semoyo Patuk Kabupaten Gunungkidul Tahun
Pelajaran 2008/2009” yang ditulis oleh Abdul Muti tahun 2009. Skripsi
ini membahas tentang bentuk-bentuk pembinaan perilaku keagamaan
yang dilakukan kepala sekolah kepada guru dan siswa di MI YAPP
Semoyo Patuk Kabupaten Gunungkidul adalah : a. Bentuk-bentuk
pembinaan perilaku keagamaan yang dilakukan kepala sekolah kepada
guru : Penekanan guru pada ketepatan waktu mengajar di kelas, Guru
tidak boleh merokok di ruang kelas, Menanamkan kesadaran dengan cara
mempererat silaturahmi, memberikan pembinaan akan pentingnya
mengucapkan kata-kata yang baik saat mengajar, terutama penanganan
siswa yang akan nakal, Pembinaan tentang pentingnya berpakaian yang
rapi dan santun, Gerakan berinfaq pada siswa yang membutuhkan
bantuan biaya pendidikan, memupuk rasa sosial kemasyarakatan,
Penanaman akan pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT. b. Bentuk-
bentuk pembinaan perilaku keagamaan yang dilakukan kepala sekolah
11
kepada siswa : Penekanan siswa pada ketepatan waktu belajar,
Pembinaan kedisiplinan pada peraturan sekolah dan agama, Memberikan
pembinaan akan pentingnya mengucapkan kata-kata yang baik,
Pembinaan tentang pentingnya berpakaian yang rapi dan bersih serta
santun, Gerakan berinfaq, Memupuk rasa sosial kemasyarakatan dengan
cara kerja bakti membersihakan lingkungan sekolah, Penanaman akan
pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT, Pembinaan akan budaya
membolos dan berbohong mengenai izin sekolah, Penanaman akan
kerapian penggunaan buku mata pelajaran, dan Penanaman kerapian saat
berparkir sepeda di tempat parkir. Dari hasil pelaksanaan yang dilakukan
oleh kepala sekolah MI YAPPI ini sudah berjalan dengan baik meskipun
ada beberapa yang harus lebih ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil
yang diinginkan. (Abdul Muti, 2009, UMY)
3. Dalam skripsi yang berjudul “Peran Kepala Madrasah Sebagai
Inovator dalam mengembangkan Lembaga Pendidikan Islam di MTs N
Tunggangri Kalidawir Tulungagung” yang ditulis oleh Uswatun
Hasanah tahun 2010. Dalam skripsinya membahas tentang bentuk
pengembangan lembaga pendidikan Islam, peran kepala madrasah
sebagai inovator dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam, dan
strategi kepala madrasah dalam proses pengembangan lembaga
pendidikan Islam di MTs N Tunggangri Kalidawir Tulungagung. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pengembangan lembaga
pendidikan Islam di MTs N Tunggangri Kalidawir Tulungagung adalah :
12
a. Terwujudnya rintisan Madrasah bertaraf Internasional (RMBI), b.
Pengembangan bidang kurikulum dan pembelajaran, c. Pengembangan
bidang peningkatan kegiatan keagamaan sebagai ciri khas Madrasah.
Dalam proses pengembangan lembaga di atas kepala Madrasah berperan
sebagai seseorang yang membuat pembaharuan. Hal ini terlihat dari
beberapa tindakan yaitu dengan : 1) Proaktif untuk inovasi kemajuan dan
perkembangan Madrasah maupun memilih yang relevan untuk kebutuhan
lembaga. 2) Kemampuan menngimplementasikan ide-ide yang baru
tersebut dengan baik yang mengarah pada kemajuan. 3) Kemampuan
mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif untuk bertugas
dengan baik. Dari hasil penelitian di MTs N Tunggangri Kalidawir
Tulungagung bapak Hikiron Rofi’i sebagai kepala Madrasah berusaha
menanamkan beberapa strategi yang meliputi : Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam Madrasah melalui pembentukan komite Madrasah,
melaksanakan kerjasama dengan Instansi lain, melaksanakan
pengembangan saran dan prasarana pendidikan di Madrasah, serta
optimalisasi manajemen pendidikan. (Uswatun Hasanah, 2010, dalam
http://www.google.co.id)
4. Dalam skripsi yang berjudul “Peran Kepala Sekolah dalam Penanaman
Nilai- Nilai Agama Islam di SMK Negeri 4 Malang” yang ditulis oleh
Miftah Kusuma Dewi tahun 2010. Dalam skripsinya membahas tentang
bentuk nilai-nilai agama Islam, peran kepala sekolah dalam peneneman
nilai-nilai agama Islam, dan strategi kepala sekolah dalam penanaman
13
nilai-nilai agama Islam di SMK Negeri 4 Malang. Hasil penelitian
disimpulkan bahwa : a. Bentuk nilai-nilai agama Islam meliputi : 1) Nilai
Aqidah, nilai ibadah, dengan sholat berjama’ah, sholat dhuha, membaca
Al-Qur’an dan istiqhosah, 2) Nilai Akhlak : nilai sopan santun, nilai
kejujuran, senyum, sapa, salam, nilai silaturahmi, 3) Nilai Syariah : nilai
kedisiplinan, nilai sosial, nilai masyarakat, dan nilai muamalah. b. Peran
kepala sekolah dalam penanaman nilai-nilai agama Islam meliputi : 1)
Sebagai edukator : memberikan pembinaan dan bimbingan kepada semua
guru untuk proses penenaman nilai-nilai agama Islam, 2) Sebagai
manager : untuk menggerakkan seluruh warga sekolah pada kegiatan
yang bertujuan membentuk tingkah laku siswa serta warta sekolah
sebuah kedisuplinan, 3) sebagai administrator : selalu mengadakan
perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, dan pengawasan, 4) sebagai
supervisor : selalu mengadakan penguasaan terhadap proses
pembelajaran, 5) Sebagai leader : kepala sekolah memberikan kebijakan
yang arif bagi perkembangan proses penanaman nilai-nilai agama Islam,
6) Sebagai inovator : berusaha untuk membuat sebuah perubahan baru
dan lebih kondusif untuk proses pembelajaran, 7) Sebagai motivator :
kepala sekolah dengan mengubah suasana sekolah yang penuh dengan
kebosanan menjadi suasana yang dinamis dan agamamis. c.sedangkan
strategi kepala sekolah dalam penenaman nilai-nilai agama Islam adalah
dengan metode ketauladanan, menciptakan suasana religious di sekolah
14
dan pembiasaan sehari-hari didalam lingkungan sekolah. (Miftah
Kusuma Dewi, 2010 dalam http://www.google.co.id)
Tinjauan pustaka di atas membahas tentang peran kepala sekolah dalam
mengembangkan pendidikan agama Islan secara luas, sedangkan dalam
penelitian ini penulis khususkan untuk membahas tentang peran kepala
sekolah berkenaan dengan pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an yang
penulis tujukan untuk peserta didik SMP antara lain :
1. Kepala sekolah sebagai supervisor
2. Kepala sekolah sebagai manager
3. Kepala sekolah sebagai administrator
4. Kepala sekolah sebagai leader
5. Kepala sekolah sebagai pendidik
B. Kerangka Teoritik
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah terbagi menjadi dua kata yaitu ‘kapala’ dan ‘sekolah’.
Kepala mempunyai arti ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi,
lembaga maupun instansi. Sedangkan sekolah mempunyai arti sebuah
lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat diartikan sebagai
“seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin
suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran. Kata memimpin dari rumusan
15
tersebut mengandung makna luas, yaitu kemampuan untuk menggerakkan
sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara
maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Wahjosumidjo,
2008 : 81)
Dalam praktek organisasi kata memimpin mengandung konotasi
menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina,
memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan
lain sebagainya. Banyak variable arti yang terkandung dalam kata
memimpin memberikan indikasi betapa luas tugas dan peran kepala
sekolah, sebagai seorang pemimpin suatu organisasi yang bersifat
kompleks dan unik. (Wahjosumidjo, 2008 : 16)
2. Peran Kepala Sekolah
Peran merupakan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dalam organisasi atau masyarakat. Peran
diartikan juga sebagai suatu bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan (kamus besar bahasa Indonesia, 2001 : 1051). Sedangkan
peran yang dimaksud dalam judul ini adalah tugas utama yang harus
dilaksanakan kepala sekolah dalam mengembangkan Taman Pendidikan
Al Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean.
Berdasarkan rumusan hasil studi di atas, telah menunjukkan bahwa
betapa pentingnya peran kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan
sekolah dalam mencapai tujuannya. Berikut merupakan hal-hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
16
a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi
penggerak dalam kehidupan sekolah
b. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi
keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian kepada guru, staf
karyawan dan peserta didik.
Sesuai dengan ciri-ciri sekolahan sebagai organisasi yang bersifat
kompleks dan unik tugas dan fungsi kepala sekolah seharusnya dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang
sebagai pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan
prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Kepala sekolah
adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan.
Siapapun yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan
melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti : latar
belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas. Sedangkan
dari sisi lain seorang kepala sekolah dapat berperan sebagai manajer,
sebagai pemimpin, sebagai pendidik dan yang tidak kalah penting seorang
kepala sekolah juga berperan sebagai staf. (Wahjosumidjo, 2008 : 82-83).
Sebagai pejabat formal, seorang kepala sekolah mempunyai tugas
tanggung jawab kepada atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau
lingkungan terkait, dan kepada bawahan.
a. Kepada atasan
1) Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan.
17
2) Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai
pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara
kepala sekolah dan atasan.
b. Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait
1) Wajib memelihara hubungan kerja yang baik dengan para kepala
sekolah yang lain.
2) Wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya
dengan lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-
tokoh masyarakat.
c. Kepada bawahan
1) Sebagai pejabat formal, kepala sekolah mempunyai kewenangan
dalam pengangkatan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
2) Sebagai pejabat formal, kepala sekolah terkait oleh kewajiban,
peraturan, serta ketentuan yang berlaku.
3) Sebagai pejabat formal, kepala sekolah berkewajiban dan
bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah dalam mencapai
tujuan.
Sebagai pejabat formal, kepala sekolah mempunyai hak
kepangkatan, gaji dan karir. (Wahjosumidjo, 2008 : 87-88).
Menurut Wahjosumidjo (2008) dalam bukunya yang berjudul
kepemimpinan kepala sekolah, di dalam sebuah lingkup sekolahan
seorang kepala sekolah mempunyai berbagai peran penting untuk
18
menunjang tanggung jawabnya sebagai seorang kepala sekolah.
Adapun peran kepala sekolah sebagai berikut :
1) Kepala sekolah sebagai manajer
Seorang kepala sekolah sebagai manajer pada hakikatnya
adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang
pengendali. Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui
kerjasama, memberi kesempatan kepada para guru untuk
meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh
komponen sekolah dalam berbagai kegiatan yang menunjang
program sekolah.
Menurut Stoner ada 8 macam fungsi seorang kepala sekolah
sebagai manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi,
yang tentu saja berlaku bagi manajer dari organisasi apapun
termasuk kepala sekolah sehingga kepala sekolah yang berperan
mengelola kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan : Bekerja
dengan dan melalui orang lain, bertanggung jawab dan
mempertanggung jawabkan, dengan waktu dan sumber yang
terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan, berpikir secara
realistis dan konseptual, juru penengah, seorang politisi, seorang
diplomat, dan pengambilan keputusan yang sulit.
2) Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin (leader)
19
Seorang pemimpin dapat dibandingkan dengan seorang
pemimpin tim sepak bola yaitu wasit. Pemimpin sepak bola
berfungsi mengarahkan, menggerakkan anggota-anggota dalam
sebuah tim yang harus menguasai berbagai strategi untuk bisa
menang dalam pertandingan, melalui usaha terpadu dari para
anggota sebuah tim sepak bola. Begitu juga dengan seorang
kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu
mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh
semangat dan percaya diri para guru, staf, dan siswa dalam
melaksanakan tugasnya masing-masing. Serta memberikan
bimbingan dan pengarahan para guru, staf, dan siswa serta
memberikan motivasi, memacu dan berdiri di depan demi
kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai
tujuan.
Menurut Wahjosumijo mengemukakan bahwa kepala sekolah
sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup
kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan
professional serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
3) Kepala sekolah sebagai pendidik
Sebagai seorang pandidik, kepala sekolah harus mampu :
Menanamkan, memajukan, dan meningkatkan mental yaitu hal-
20
hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia. Moral
adalah hal-hal yang berkaitan dengan baik buruk mengenai
perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai
akhlaq, budi pekerti dan kesusilaan. Fisik merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan
penampilan manusia secara lahiriah. Artistik yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Yang perlu diperhatikan sebagai kepala sekolah terhadap
perannya sebagai pendidik mencakup dua hal pokok yaitu sasaran
atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan.
Sedangkan yang kedua yaitu bagaimana peranan sebagai pendidik
itu dilaksanakan.
4) Kepala sekolah sebagai administrator
Dalam hal ini kepala sekolah sebagai administrator, memiliki
hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan
administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan
pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik seorang
kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola
kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan
prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola
administrasi keuangan.
5) Kepala sekolah sebagai supervisor
21
Tugasnya sebagai supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisor merupakan
suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para
guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di
sekolahan, agar dapat menggunakan pengetahuan dan
kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik
kepada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya
menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
(Wahjosumidjo, 2008 : 94-122)
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebagaimana yang telah diungkapkan Supriadi (1998 : 346), bahwa :
“Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek
kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan
menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Kepala sekolah juga
bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro yang
secara tidak langsung erat kaitannya dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sesuai yang dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28
Tahun 1990 bahwa : “Kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana
dan prasarana”. (Mulyasa, 2007 : 23-25)
3. Taman Pendidikan Al Qur’an
22
Dalam pembahasan teori TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) ada
beberapa point yang akan dijelaskan yaitu :
a. Pengertian Taman Pendidikan Al Qur’an
Taman Pendidikan Al Qur’an adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran Islam untuk anak-anak SD (7-12 tahun), yang menjadikan
santri mampu membaca Al Qur’an dengan benar sebagai target
pokoknya. (Humam dkk, 1992 : 11)
1) Dasar Keberadaan Taman Pendidikan Al Qur’an
Dalam Qur’an surat Al Isra’ ayat 9 disebutkan bahwa :
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (QS. Al-Israa’ : 9)
Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Al Qur’an ini
memberi petunjuk kejalan yang paling lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan akan
mendapatkan pahala yang besar. Jadi anak didik mendapatkan
petunjuk kejalan yang paling lurus, yaitu dengan pendidikan dan
pengajaran Al Qur’an di sekolah. Dengan adanya kegiatan
pendidikan Al Qur’an di sekolah kepala sekolah berupaya agar
peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Godean mampu membaca
Al Qur’an. (Al Qur’an dan Terjemahnya)
Firman Alah dalam QS Al ‘Alaq 1-5 :
23
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Qur’an dan Terjemahnya)
Sebagai realisasi dari bacalah dan Allah mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya melalui perantara kalam,
untuk itu pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an harus dimulai
sedini mungkin. Sehingga untuk peserta didik tingkat SMP
diharapkan memang sudah mampu membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar.
2) Tujuan dan Target Taman Pendidikan Al Qur’an
Taman Pendidikan Al Qur’an bertujuan untuk menyiapkan
anak didiknya agar menjadi generasi yang Qur’ani yakni generasi
yang mencintai Al Qur’an, komitmen dengan Al Qur’an dan
menjadikan Al Qur’an sebagai bacaan dan pandangan hidup
setiap hari.
Senada dengan hal tersebut kaitannya dengan pendidikan
anak, bahwa dengan pembiasaan dan latihan akan terbentuk sikap
tertentu pada anak yang lambat laun sikap itu akan bertambah
jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyah lagi karena telah masuk
menjadi bagian dari pribadinya. (Darajat, 2010 : 73)
24
Dalam rangka mencapai tujuan ini, Taman Pendidikan Al
Qur’an merumuskan target-target operasionalnya. Diharapkan
setiap anak didik akan memiliki kemampuan dalam waktu kurang
lebih satu tahun sebagai berikut :
a) Dapat membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai dengan
kaidah-kaidah Ilmu Tajwid.
b) Dapat melakukan sholat dengan baik dan terbiasa hidup
dalam suasana Islami.
c) Hafal beberapa surat pendek, ayat-ayat pilihan, dan do’a-doa.
d) Dapat menulis huruf Al-Qur’an.
Dengan demikian, target pokok dan paling utama dalam
Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah kemampuan membaca Al
Qur’an dengan benar oleh setiap anak didik. (Humam dkk, 1992 :
15)
3) Waktu dan Masa Pendidikan
Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an merupakan
penunjang bagi pendidikan agama Islam di lembaga-lembaga
pendidikan formal (TK-SD-SMP). Untuk itu penyelenggaraannya
pada siang atau sore hari di luar jam pelajaran sekolah.
Lama pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an selama 1
tahun (terbagi dalam 2 semester), dengan jadwal minimal 3 kali
dalam setiap minggunya. Waktu yang diperlukan untuk setiap kali
25
masuk sekitar 60 menit. Mengenai awal tahun ajaran tidak ada
ketentuan yang pasti, dengan demikian Taman Pendidikan Al-
Qur’an dapat menerima anak didik sewaktu-waktu selama
tersedia pengajar/ ustadz dan ruang kelas.
4) Materi Pelajaran Taman Pendidikan Al-Qur’an
Materi pokok dari Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah
belajar membaca Al Qur’an dengan mempergunakan buku Iqra’
jilid 1-6, susunan Ustadz As’ad Humam. Bila santri telah mampu
membaca jilid 6 dengan benar, kelanjutannya adalah Al-Qur’an
mulai juz 1 dan bukan juz ‘amma.
Taman Pendidikan Al-Qur’an juga memberikan materi
penunjang diantaranya adalah hafalan bacaan sholat, hafalan do’a
sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, hafalan ayat-ayat pilihan,
menulis huruf-huruf Al-Qur’an, bermain cerita dan bernyanyi.
(Humam dkk, 1992 : 18)
5) Sistem dan Metode
Santri Taman Pendidikan Al-Qur’an dibagi dalam beberapa
kelas, dan setiap kelas terdiri dari 20-30 santri, dan dilakukan
penjajagan dengan lembar penjajagan, yang bertujuan untuk
memudahkan pengajar dalam memulai dari jilid berapa santri
harus belajar. Setiap pertemuan Taman Pendidikan Al-Qur’an
memerlukan waktu 60 menit, dengan alokasi waktu sebagai
berikut :
26
a) Pembukaan dan klassikal 1 selama 10 menit
b) Privat selama 40 menit
c) Klassikal II sekaligus penutup selama 10 menit
Alokasi waktu di atas dalam keadaan rutin dan normal, bila
sewaktu-waktu dalam keadaan darurat maka alokasi waktu dapat
berubah sesuai dengan keadaan, yaitu sebagai berikut : (Humam dkk,
1992 : 19)
1). Pembukaan sekaligus klassikal I (10 menit)
Wali kelas atau salah satu ustadz memimpin acara dengan
menyiapkan kelas, salam, materi hafalan, dan variasi-variasi
komunikatif. Pada awal penyampaian materi hafalan, wali kelas
bisa menunjuk seorang anak untuk tampil ke depan kelas untuk
memimpin membaca materi hafalan yang lalu dan ditirukan oleh
teman-temannya.
2). Privat (40 menit)
Selama 40 menit, merupakan waktu untuk belajar membaca Al-
Qur’an. Dalam tahap privat ini, masing-masing ustadz mengajar
para santri secara bergantian satu persatu dengan prinsip CBSA.
3). Klassikal II (10 menit)
Setelah selesai privat kemudian dilanjutkan dengan klassikal yang
kedua. Kelas dipimpin oleh salah seorang ustadz (biasanya wali
kelasnya). Untuk menyampaikan materi-materi penunjang
27
lainnya, atau menggulang kembali materi yang telah disampaikan
pada klassikal pertama.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
28
Metode penelitian merupakan cara membicarakan metode-metode ilmiah
untuk mengadakan penelitian. Satu hal yang perlu dilakukan dalam persiapan
penelitian adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di
perpustakaan dan sumber informasi yang ada. Derajat kualifikasi penelitian
ilmiah itu dipengaruhi oleh metode yang digunakan untuk meneliti masalah
yang dihadapi dan metode penelitian itu merupakan cara yang membicarakan
metode-metode ilmiah utnuk mengadakan penelitian sebagai usaha untuk
menemukan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
Unsur-unsur metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dan
mangacu pada penelitian kualitatif. Yaitu penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2012 : 6)
2. Penentuan Subyek
Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah :
a. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Godean
b. Guru SMP Muhammadiyah 1 Godean
29
c. Tata Usaha SMP Muhammadiyah 1 Godean
d. Peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Godean
Adapun obyek dalam penelitian ini adalah peran kepala sekolah
dalam pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah
1 Godean, Sleman.
3. Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah SMP
Muhammadiyah 1 Godean Sleman. Peneliti memilih lokasi ini karena
menurut penulis sekolah tersebut menjadi salah satu lembaga pendidikan
yang berbasis Islam yang memiliki problematika mengenai pembelajaran
Taman Pendidikan Al-Qur’an yang penulis yakin belum ada yang
melakukan penelitian mengenai permasalahan tersebut di SMP
Muhammadiyah 1 Godean Sleman.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu :
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah mengoptimalkan kemampuan peneliti
dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan
dan sebagainya ; pengamatan memungkinkan pengamat untuk
melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian. (Moleong,
2012 : 175)
30
Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya
peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan
aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan
ini, peneliti merekam/mencatat baik dengan cara terstruktur maupun
semistruktur (misalnya dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
yang memang ingin diketahui oleh peneliti) aktivitas-aktivitas dalam
lokasi penelitian. Peneliti dapat terlibat dalam peran-peran yang
beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh.
(Creswell, 2012 : 267)
Metode ini penulis gunakan untuk mengamati aktivitas kepala
sekolah dan proses belajar mengajar khususnya dalam pembinaan
Taman Pendidikan Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean.
b. Metode Interview
Metode Interview adalah metode pengumpulan data melalui
percakapan dengan maksud tertentu. (Moleong, 2012 : 186)
Sedangkan menurut Mardalis wawancara adalah pengumpulan
data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-
keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka
dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti.
Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh
melalui observasi. (Mardalis, 2007 : 64)
Metode ini penulis gunakan untuk mewawancarai kepala
sekolah, guru, karyawan, dan untuk mencari informasi yang terkait
31
dengan bagaimana strategi untuk pembinaan Taman Pendidikan Al
Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean. Sebelum melakukan
wawancara, penulis mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
nantinya akan diberikan kepada subyek penelitian.
c. Metode Dokumentasi dan Record
Metode dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film,
yang dipersiapkan karena adanya permintaan dari penyidik. Record
adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau
lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan
akunting. (Moleong, 2012 : 228)
Metode ini dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang
ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.
Dokumentasi tersebut misalnya saat perkembangan kemampuan
baca iqra’ dan Al qur’an peserta didik berlangsung dalam kegiatan
Taman Pendidikan Al Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean.
Dengan metode ini maka penulis akan lebih mudah mencari data
yang ada hubungannya dengan penelitian ini seperti data tentang
peran langsung kepala sekolah dalam Taman Pendidikan Al Qur’an,
struktur organisasi, jumlah siswa, keadaan guru serta fasilitas
lainnya.
5. Metode Analisis Data
Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
maka analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif dengan
32
cara berfikir logis dengan menggunakan metode berfikir deduktif
induktif. Kesimpulan yang dihasilkan berbentuk deskriptif yang
merupakan hasil akhir dari proses analisa data yang diperoleh dalam
penelitian.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan terhadap orang lain.
(Bogdan dan Biken, 1982 dalam Moleong, 2012 : 248)
Adapun proses tahapan dalam data kualitatif menurut Janice Mc
Durry (1999) dalam Moleong, (2012 : 248) adalah :
a. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci yang ada
dalam data.
b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema
yang berasal dari data.
c. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.
d. Koding yang telah dilakukan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 1 Godean
1. Letak Geografis
33
SMP Muhammadiyah 1 Godean secara geografis bertempat di Jalan
Suparjo Km. 1, Dusun Pirak, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelah utara dan timur
pemukiman penduduk Pirak, dan sebelah selatan Toko Maga, kemudian
sebelah barat adalah jalan raya. Menempati areal seluas 1.900 m2 untuk
gedung sekolah yang dilengkapi dengan sarana prasarana seperti Masjid,
ruang lap, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang
perpustakaan, dan kantin. Secara geografis SMP Muhammadiyah 1
Godean ini letaknya dekat dengan pasar Godean sekitar 1 km dari sekolah,
sehingga sangat strategis sebagai sekolah kader Muhammadiyah. Selain itu
bertempat di pusat pergerakan Muhammadiyah. SMP Muhammadiyah
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan masyarakat perkotaan yang
sangat dinamis. (Hasil observasi pada tanggal 05 Januari 2015)
2. Sejarah Berdirinya
Atas inisiatif Pimpinan Muhammadiyah Cabang Godean, dibentuklah
Panitia Pendiri SMP Muhammadiyah Godean, yang ditandatangani oleh
Muhammadiyah Bagian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Cabang
Godean, yang waktu itu sebagai Ketuanya Bapak Misdah Suroyo.
Awal tahun 1965 diadakan pertemuan antara Muhammadiyah Cabang
Godean beserta Bagian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan dan
tokoh-tokoh masyarakat yang diperkirakan dapat membantu terwujudnya
SMP Muhammadiyah Godean. Pada saat itu memang dirasakan kepanikan
dalam masyarakat, terutama dalam segi pendidikan. Maka dengan
34
berdirinya SLTP Muhammadiyah Godean, diharapkan dapat menjawab
sebagian tantangan di masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan
menengah.
SMP Muhammadiyah 1 Godean berdiri pada 1 Agustus 1965, dirintis
melalui kelompok-kelompok pengajian di seluruh wilayah Kecamatan
Godean. Pada saat itu dari Panitia Pendiri, tidak ada modal sedikitpun,
kecuali niat yang tulus dan usaha yang ikhlas disertai mohon pertolongan
dari Allah SWT, dan akhirnya dapat dibuka mulai tahun baru dengan
modal siswa sebanyak 26 siswa.
Periode pimpinan di SMP Muhammadiyah 1 Godean sudah
mengalami pergantian sebanyak 6 kali dengan riwayat sebagai berikut :
a. Periode Pimpinan Bapak Drs. Marjiono
Drs. Marjiono adalah kepala sekolah pertama di SMP
Muhammadiyah 1 Godean pada tahun 1965 dengan menempati rumah
person dari H. Soeharto Prawiro di dusun Jowah, Sisoagung, Godean..
Beliau hanya menjabat selama setengan tahun karena diangkat guru
negeri di SPG Muhammadiyah Sleman. Jumlah peserta didik pada
waktu itu adalah 26 siswa, dan diasuh oleh guru-guru warga
Muhammadiyah serta guru pinjaman dari SLTP Negeri Godean.
Sarana prasarana masih meminjam kepada saudara-saudara kita umat
Islam di wilayah Godean.
b. Periode Pimpinan Bapak Sardjono, BA
35
Bapak Sardjono, BA menjabat kepala sekolah menggantikan Drs.
Mardjono mulai bulan Januari 1966 s/d 6 Juli 1967. Pada waktu
kepemimpinannya lokasi sekolah pindah ke dusun Curutan,
menempati rumah Bapak Wasil. Sarana dan prasarana juga sama
masih meminjam kepada saudara-saudara kita umat Islam di wilayah
Godean. Beliau hanya menjabat 1 tahun karena diangakat sebagai
guru Negeri di SPG Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
c. Periode Pimpinan Bapak H. S. Alimim, S. Pd.
Periode ini berlangsung sejak 7 Juli 1967 s/d 1 Juli 1999. Pada
tahun 1972 pemerintah memberi wewenang kepada kepala sekolah
swasta yang dianggap baik, untuk melaksanakan ujian sendiri. Pada
tahun 1973 diberi status berbantuan pemerintah. Tahun 1979 peminat
masuk ke sekolah Muhammadiyah cukup besar akhirnya ada tahun
1980 sekolah berusaha membeli tanah di dusun Pirak, Mertosutan,
Sidoluhur, Godean seluas 1500 m2.
Atas kerjasama warga masyarakat, BP3, persyarikatan sekolah
maupun pemerintah, pada tahun 1981 dimulailah peletakan batu
pertama pembangunan gedung yang direncana berlantai dua. Sampai
tahun 1999 beliau dapat membawa kemajuan sekolah baik dari segi
jumlah siswa, kesejahteraan guru dan karyawan, serta sarana dan
prasarana sekolah.
d. Periode Pimpinan Bapak H. Mursih, S.Ag
36
Kepala Sekolah tahun 2004-2010 Mursih Haryono, BA. Dengan
perkembangan dari tahun ketahun pada saat ini jumlah siswa 440 yang
terdiri dari kelas 1 sebanyak 4 kelas dengan masing-masing kelas
sebanyak 40 siswa, kelas 2 sebanyak 4 kelas yang masing-masing
terdiri dari 40 siswa, kelas 3 sebanyak 3 kelas yang masing-masing
terdiri dari 40 siswa.
e. Periode Pimpinan Ibu Dra. Dewi Muslimah, S.Pd
Kepala Sekolah tahun 2011-2012 adalah Dra. Dewi Muslimah,
S.Pd. Perkembangan dari tahun 2011-2012 saat itu jumlah siswa 440
yang terdiri dari kelas 1 sebanyak 5 kelas dengan masing-masing kelas
sebanyak 35 siswa, kelas 2 sebanyak 4 kelas yang masing-masing
terdiri dari 35 siswa, kelas 3 sebanyak 3 kelas yang masing-masing
terdiri dari 35 siswa.
f. Periode Pimpinan Bapak Nurwahid Sudarta, S. Pd.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Godean saat ini adalah
Nurwahid Sudarta, S.Pd. beliau mulai diangkat menjadi kepala
sekolah tahun 2012 samapai sekarang. Perkembangan dari tahun
2012-2015 saat ini sangat pesat. Jumlah siswa 460 yang terdiri dari
kelas 1 sebanyak 5 kelas dengan masing-masing kelas sebanyak 35
siswa, kelas 2 sebanyak 5 kelas yang masing-masing terdiri dari 35
siswa, kelas 3 sebanyak 5 kelas yang masing-masing terdiri dari 35
siswa. (Hasil dokumentasi pada tanggal 05 Januari 2015)
3. Visi, Misi, dan Tujuan
37
a. Visi Sekolah
Terbentuknya peserta didik yang berakhlak mulia, cerdas, terampil,
berprestasi, berbudaya, dan cinta tanah air.
b. Misi Sekolah
1) Menumbuhkan semangat belajar yang optimal
2) Terciptanya akhlakqul karimah serta terwujudnya kehidupan Islami
3) Melaksanakan pembelajaran secara efektif, inovatif, dan kreatif
4) Mengembangkan potensi siswa di bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi
5) Mengembangkan potensi siswa di bidang kesenian
6) Menanamkan sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fatonah
7) Melaksanakan kegiatan life skill (kecakapan hidup)
c. Tujuan Pendidikan
1) Terwujudnya manusia muslim yang berakhlak mulia
2) Memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan
ketrampilan
3) Bersama pemerintah menyelenggarakan pendidikan dan
kebudayaan. (Hasil Dokumentasi pada tanggal 05 Januari 2015)
4. Struktur Organisasi
38
Struktur organisasi disusun untuk mendistribusikan tugas-tugas
masing-masing pengelola yang terlibat di dalam proses kegiatan sekolah.
Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Godean adalah Nurwahid Sudarta,
S. Pd. selaku kepala sekolah yang bekerjasama dengan Majelis Dikdasmen
dan DIKPORA. Berikut merupakan bagan struktur organisasi sekolah :
Bagan 1
Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 1 Godean
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu didukung
guru yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun jumlah Staf
pengajar di SMP Muhammadiyah 1 Godean berjumlah 30 (tigapuluh)
Majelis Dikdasmen Kepala Sekolah DIKPORA
Kepala Tata Usaha Keuangan
Waka Kurikululm Waka Kesiswaan Waka Humas Waka Sarpras
Wali Kls IX AWali Kls VIII AWali Kls VII A
Wali Kls VII B
Wali Kls VII C
Wali Kls VII D
Wali Kls VII E
Wali Kls VIII B
Wali Kls VIII C
Wali Kls VIII D
Wali Kls VIII E
Wali Kls IX B
Wali Kls IX C
Wali Kls IX D
Wali Kls IX E
39
orang dan staf TU berjumlah 9 (sembilan) orang. (Dokumentasi dikutip
tanggal 08 Januari 2015)
5. Keadaan Guru, Peserta Didik, dan Karyawan
a. Keadaan Guru
Guru adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pengajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut mampu menguasai
semua persyaratan sebagai guru, baik itu penguasaan materi serta dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Guru harus mampu mendidik
anak didiknya menjadi anak yang berbudi luhur, berguna bagi agama,
nusa, dan bangsa. Guru yang tidak memiliki pendidikan keguruan serta
kurang berpengalaman dalam mendidik anak dan mengajar, akan
banyak mengalami hambatan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
mengetahui keadaan guru SMP Muhammadiyah 1 Godean dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1
Daftar Guru SMP Muhammadiyah 1 Godean
No.
Nama NIP Gol. Jabatan
1 Nurwahid Sudarta, S.Pd. 19611018 198303 1 006 IV / A Ka Sek.
2 Juwaeni, S.Pd. 19570915 198003 1 017 IV / A Guru
3 Sapari, S.Pd. 19580830 198003 1 007 IV / A Guru
4 Djumari, S.Pd. 19560108 198003 1 009 IV / A Guru
40
5 Dra. Sri Mariyani, M.Pd. 19630529 199010 2 001 IV / B Guru
6 Semi Indrawati, S.Pd. 19611010 198511 2 001 IV / A Guru
7 Andayani, S.Pd. 19600627 198003 2 001 IV / A Guru
8 Ovayagori Rahman, S.Pd. 19680208 199402 2 001 IV / A Guru
9 Drs. Anting Wadana 19670820 199802 1 004 IV / A Guru
10 Sumardi 19590312 198703 1 001 III / B Guru
11 Dra. Murtini 19620116 198703 2 005 IV / A Guru
12 Rr. Suratiningsih, S.Pd. 19630603 198412 2 001 IV/A Guru
13 Sugiharti, S.Pd. 19581026 197803 2 003 IV/A Guru
14 Murwani Rahayu, S.Pd. 19620529 198601 2 001 III / D Guru
15 Dra. Marjini Guru
16 Wahdan Arifudin, S.Pd. 894 333 Guru
17 Dra. Siti Zumaroh Guru
18 Agung Risdiyanto, S.T 1058008 Guru
Guru GTY/GTT
19 Hartanto, S.Ag. Guru
20 Yuli Astuti, S.Pd.T 1088209 Guru
21 Atabig Hari Wibowo S.Sn. 1147416 Guru
22 Rr. Sri Apriliyanti, S.Ag 1088210 Guru
23 Sutanto, S.Pd. Si. 1132542 Guru
24 Barmawi Guru
41
25 Wagiyo 575817 Guru
26 Galang Wiradilaga, S.Or Guru
27 Sri Supriyatin H, S.Pd.I 976 697 Guru
28 Ikhvan Sujiyanto Guru
29 Tri Wahyu, S.Pd. Guru
30 Anggita Yekti F, S.Pd. Guru
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
guru di SMP Muhammadiyah 1 Godean berjumlah 30 (tiga puluh)
personil, yaitu 14 (empat belas) guru berstatus PNS dan guru
GTY/GTT berjumlah 16 (enam belas). Berikut pengelompokan data
guru PNS dan GTY/GTT :
Tabel 2Data Guru PNS, GTY dan GTT
No.
Nama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Guru PNS 6 8 14
2 Guru GTY/GTT 9 7 16
Jumlah 15 15 30
(Dokumentasi, dikutip tanggal 08 Januari 2015)
Keterangan :
PNS : Pegawai Negeri Sipil
GTY/GTT : Guru Tetap Yayasan/Guru Tidak Tetap
Gol. : Golongan
b. Keadaan Peserta Didik
Jumlah siswa SMP Muhammadiyah 1 Godean untuk kelas VII,
VIII, dan IX dapat dilihat melalui tabel berikut :
42
Tabel 3
Data Peserta Didik SMP Muhammadiyah 1 Godean 2014/2015
KelasJenis Kelamin
Jumlah KeteranganL P
VII 97 59 156 5 Kelas
VIII 78 71 149 5 Kelas
IX 86 68 154 5 Kelas
Jumlah 261 198 459 15 Kelas
(Dokumentasi dikutip tanggal 08 Januari 2015)
c. Keadaan Karyawan
Keadaan karyawan atau tenaga kependidikan di SMP
Muhammadiyah 1 Godean ada 9 orang yaitu laki-laki 8 orang dan
perempuan 1 orang. Untuk karyawan belum ada yang PNS. Berikut
merupakan daftar karyawan SMP Muhammadiyah 1 Godean :
Tabel 4
Daftar Karyawan/Tenaga Kependidikan
No.
Nama NIP Golongan Jabatan
1 Ngatiman 636 890 Ka TU.
2 Sudarsono TU
3 Suratno 771 958 TU
4 Sarbini Pesuruh
5 Samsudi Jaga Malam
43
6 Maryanto Perpus
7 Aris Budiyanto Satpam
8 Heri Wibowo Jaga Malam
9 Fitri Udiarti Lestari, Se. Bendahara
6. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana dalam pendidikan merupakan unsur penting dalam
penyelenggaraan pandidikan. Dengan tersedianya sara dan prasara
diharapkan mampu memperluas pelaksanaa proses belajar mengajar.
a. Tanah
SMP Muhammadiyah berdiri di atas tanah seluas 1.900 m2.
Sebagai pemanfaatannya untuk lahan bangunan sekolah ruang kelas,
perpustakaan, mushola, ruang tamu, tempat parker guru atau
karyawan, taman sekolah, dan halaman sekolah. Tanah SMP
Muhammadiyah 1 Godean berstatus hak pakai, sedangkan status
bangunan berstatus hak guna adalah tempat parkir sekitar 150 m2.
(Hasil Dokumentasi dikutip tanggal 10 Januari 2015)
b. Gedung Sekolah
Kondisi gedung SMP Muhammadiyah 1 Godean secara umum
tergolong cukup baik. SMP ini memiliki 1 (satu) gedung yang
membujur dari Selatan ke Utara membentuk huruf U yang langsung
berhadapan dengan masjid. Gedung sebelah timur lantai atas
digunakan untuk ruang kelas IX A, B, C dan lantai dasar untuk kelas
VII A, B, C, D, E. Sedangkan gedung tengah atau yang menghadap ke
Utara, lantai atas digunakan untuk ruang lab komputer, ruang kepala
44
sekolah, ruang TU dan lantai dasar untuk ruang guru. Gedung sebelah
barat lantai atas terdiri dari ruang praktikum PKK, kelas VIII E, dan
kelas IX D, E. Kemudian lantai dasar terdiri dari ruang lab biologi
dan perpustakaan. (Hasil Observasi dikutip 10 Januari 2015)
c. Masjid Sekolah
Dalam mengembangkan nilai-nilai religious bagi peserta didik
dan komponen sekolah yang lain, maka dibangunlah masjid Al-Falah
yang terletak dipaling utara gedung dekat pintu masuk SMP
Muhammadiyah 1 Godean. Pembangunan masjid diresmikan tahun
1988. Untuk memakmurkan masjid dimanfaatkan bagi peserta didik
kelas VII, VIII, IX, dan guru karyawan dalam melaksanakan sholat
dhuhur berjamaah. Masjid ini juga digunakan untuk kegiatan Ekstra
Qiro’ah peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Godean. (Observasi dan
wawancara dengan TU, dikutip pada tanggal 10 Januari 2015)
d. Koperasi
Sekolah dalam mengatur dan membiasakan siswa jajan di tempat
yang terjaga kebersihan dan keamanannya, maka dibuatlah koperasi
Mandiri di kompleks SMP Muhammadiyah 1 Godean.
Ketua koperasi tersebut adalah Bapak Drs. Anting Wahdana.
Koperasi ini selain menyediakan jajanan untuk anak-anak juga
menyediakan barang-barang sebagai berikut :
1) Seragam siswa
2) Alat-alat tulis
45
3) Perlengkapan pramuka
4) Atribut sekolah
5) Makanan dan minuman (Observasi dan wawancara dengan Dra.
Marjini selaku pengurus koperasi pada tanggal 10 Januari 2015).
Adapun kondisi Sarana Prasarana di SMP Muhammadiyah 1
Godean dapat dilihat pada tebel berikut ini :
Tabel 5
Keadan Sarana Prasarana
No. Jenis Ruang Jumlah Luas Kondisi
1 Ruang Kelas / Teori 14 7 x 8 m baik
2 Ruang ketrampilan 1 7 x 4 m baik
3 Ruang Perpustakaan 1 7 x 9 m baik
4 Ruang Laboratorium IPA 1 7 x 9m baik
5 Ruang Laboratorium Bahasa 1 6 x 8 m baik
6 Ruang Lab. Komputer 1 7 x 8 m baik
7 Ruang UKS 1 7 x 4 m baik
8 Ruang BP / BK 1 6 x 3 m baik
9 Ruang Koperasi Siswa 1 3 x 3 m cukup
10 Masjid / Tempat Ibadah 1 12 x 12 m baik
11 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 4 m baik
12 Ruang Guru 1 6 x 9 m baik
13 Ruang Tata Usaha 1 6 x 4 m baik
14 KM / WC Siswa 13 1.5 x 2 m
Tabel 6
Alat Peraga / Praktik dan Penunjang
No. Jenis Alat Jumlah Kondisi
1 Alat Ketrampilan (PKK, Elektronik) 20 baik
46
2 Alat Olah Raga 25 baik
3 Alat Kesenian (Gamelan, Musik) 1 pangkon baik
4 Alat Peraga IPA 40 baik
5 Alat Peraga Matematika 40 baik
6 Alat Peraga IPS 45 baik
7 Alat Kantor (msih ketik, computer) 2 baik
8 Televisi / Video 4 baik
9 Tape Recorder 1 baik
10 Amplivayer 1 baik
11 OHP 2 baik
12 LCD 4 baik
13 Laptop 1 baik
14 Komputer 26 baik
(Dokumentasi dikutip tanggal 10 Januari 2015)
7. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Tujuan tertentu tersebut meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan ciri, kondisi, dan potensi, satuan
pendidikan, dan peserta didik.
Kurikulum yang digunakan oleh SMP Muhammadiyah 1 Godean
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan
dasar dan menengah Muhammadiyah dikembangkan oleh sekolah
bersama-sama dengan Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah, dan
47
komite sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP dan
Pedoman Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
Pengembangan KTSP di SMP Muhammadiyah 1 Godean antara lain :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Belajar sepanjang hayat. (Dokumentasi, 10 Januari 2015)
8. Pembelajaran Taman Pendidikan Al-Qur’an
Taman Pendidikan Al Qur’an adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran Islam untuk anak-anak SD (7-12 tahun), yang menjadikan
santri mampu membaca Al Qur’an dengan benar sebagai target pokoknya.
(Humam dkk, 1992 : 11)
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Al-Qur’an sebagai pusat
ajaran Islam yang paling utama dan sudah sepatutnya untuk dibaca,
dipelajari dan diamalkan. Pendidikan Al-Qur’an untuk peserta didik SMP
harus sudah bisa membaca Al-Qur’an, karena sebaiknya pendidikan Al-
Qur’an itu dimulai pada anak usia TK dan SD sehingga dalam menerima
48
pelajaran agama ke jenjang yang lebih tinggi akan mudah diterima dengan
baik oleh peserta didik.
Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an merupakan penunjang bagi
pendidikan agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan formal (TK-SD-
SMP). Untuk itu penyelenggaraannya pada siang atau sore hari di luar jam
pelajaran sekolah.
Mengingat akan pentingnya membaca Al-Qur’an bagi para peserta
didiknya, kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Godean bapak Nurwahid
Sudarta, S.Pd, peduli akan pendidikan agama bagi anak didiknya. Sejak
tahun 2010 mulai mengadakan pembelajaran di luar jam pelajaran yang
dikenal dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Nurwahid Sudarta, S. Pd
selaku kepala sekolah dalam wawancara pada Selasa, 13 Januari 2015
sebagai berikut :
TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean ini, diadakan berdasarkan beberapa pertimbangan-pertimbangan yaitu :a. Banyaknya peserta didik yang masih iqra’b. Kurang efektifnya TPA di masjid-masjid di lingkungan masyarakatc. Banyaknya orang tua wali yang mengiginkan pembelajaran tambahan
agama yaitu TPA agar anak-anaknya bisa membaca Al-Qur’and. Di sekolah lebih mudah mengkondisikan peserta didik untuk belajar
membaca Al-qur’an.e. Tingkat kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih tinggi.
Melihat kenyataan yang ada, maka pihak sekolah mendatangkan guru
TPA dari luar untuk membantu mengajar bersama dengan guru-guru SMP
Muhammadiyah yang dianggap fasih dan mampu mengajar TPA dalam
meningkatkan kemampuan peserta didik membaca Al-Qur’an. Maksud dan
49
tujuan pendirian TPA SMP Muhammadiyah 1 Godean, sebagai upaya
sekolah dalam mengetaskan siswanya dari buta huruf Al-Qur’an
(hijaiyah), selain itu sebagai ekstrakulikuler tambahan bagi sekolah.
Setelah siswa lulus dari SMP Muhammadiyah 1 Godean harapannya sudah
mampu membaca Al-Qur’an sehingga dapat menerapkan ke jenjang
sekolah berikutnya bahkan sampai keperguruan tinggi dan diamalkan
dalam kesehariannya. (Observasi dan wawancara dengan Nurwahid
Sudarta, S.Pd. pada tanggal 13 Januari 2015)
Pelaksanaan TPA dimulai setelah jam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) sekolah selesai yaitu pukul 13.30-14.30 WIB. Karena jumlah siswa
yang sangat banyak, maka setiap kelas diampu oleh 3 (tiga) guru TPA
yang berasal dari SMP yaitu guru agama dan guru bidang studi lain serta
mengambil ustadz ustadzah dari luar sekolah. Akan tetapi untuk semester
genap kelas tiga tidak mengikuti kegiatan TPA dikarenakan mengikuti les-
les bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan lainnya
untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian kelas tiga. Di SMP
Muhammadiyah 1 Godean terdapat 17 pengajar TPA dengan jumlah siswa
310 untuk kelas VII dan VIII. Berikut ini merupakan jadwal pengajar
yang dibagi menurut jilid dan disesuaikan ruang kelasnya.
Tabel 7
Jadwal Pengajar TPA Kelas VII dan VIII
No.
Ruang Kelas Jilid Nama Pengajar Jumlah
Siswa1 VII A 1 dan 2 Tri Wahyu, S. Pd 21
50
Zumita Hanafi, S. PdSutanto, S. PdAngga Perdana S.
2 VII A 3 Dra. Siti ZumronahAgung Risdiyanto 18
3 VII B 4 Rr. Sri Apriliyanti, S.PdSri Supriyatin HandayaniYuli Astuti, S.Pd
16
4 VII C 5 Galang WiradilagaAnggita Yekti FatoniWahdan Arifudin
29
5 VII D 6 Drs. Anting WardanaHartanto, S.AgAttabiq Hari Wibowo, S.Sn
35
6 Mushola Al-qur’an Ikhvan SujiyantoWahdan Arifudin 182
Tenaga pengajar diberi honor sebesar Rp. 25.000,- perhari yang
diperoleh dari iuran wali murid yang sudah dihitung bersama uang masuk
kelas satu dan dari dana pemerintah yaitu Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yang salah satunya dimanfaatkan utnuk honor guru TPA.
(Observasi dan wawancara dengan Nurwahid Sudarta, S.Pd. selaku kepala
sekolah pada tanggal 13 Januari 2015)
B. Peran Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Godean Dalam
Pembinaan TPA
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bersifat kompleks dan unik.
Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat
berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling
menguntungkan. Dengan demikian dalam organisasi harus terjadi hubungan
koordinasi yang intensif dalam mencapai tujuan yang sudah dirancang dan
disepakati bersama. Sedangkan yang disebut bersifat unik, menunjukkan
51
bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak
dimiliki oleh organisasi-organisasi lain.
Sebagai sebuah organisasi sekolah yang mapan membina serta
mengembangkan dalam peningkatan peserta didik menjadi kebutuhan yang
mendasar. Karena dengan mengeluarkan peserta didik yang berkualitas,
berkepribadian muslim, berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai pendidikan
Islam akan berdampak positif di lingkungan masyarakat. Hal ini
dimungkinkan untuk seorang pemimpin menjadi lebih peka terhadap kondisi
organisasi sekolah. Karena kepala sekolah menjadi peran terpenting dalam
organisasi sekolah untuk pengambilan kebijakan. Diantara peran kepala
sekolah, yang mempunyai peran sangat penting atau sentral khususnya
menyangkut pembinaan TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean, diantaranya
adalah :
1. Kepala sekolah sebagai supervisor
Mengenai pendapat standar Taman Pendidikan Al-Qur’an di SMP
Muhammadiyah 1 Godean, khususnya dalam kemampuan membaca Al-
Qur’an, apakah sudah sesuai dengan program sekolah. Beliau
mengungkapkan bahwa, standar TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean
ini sudah sesuai dengan program sekolah yang semuanya sudah
direncanakan. Program tersebut adalah peserta didik kelas VII naik ke
kelas VIII semuanya diharapakan sudah lulus iqra’. Kelas VIII naik ke
kelas IX sudah lancar membaca Al-qur’an. Kemudian harapannya kelas
IX lulus dari SMP Muhammadiyah 1 Godean selain lancar bacaan Al-
52
qur’annya juga hafal surat-surat pendek pilihan. Jadi bapak kepala
sekolah telah merencanakan dan menjalankan program-program yang
menyangkut tentang pembinaan keagamaan, salah satunya adalah TPA
yang menjadi tolok ukur suksesnya lembaga pendidikan berbasis agama
di bawah lembaga Muhammadiyah dalam meluluskan peserta didik yang
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudipekerti, berakhlak
mulia dan mampu membaca Al-Qur’an. (Hasil wawancara terhadap
Bapak Nurwahid Sudarta, S.Pd pada tanggal 13 Januari 2015)
Menyangkut usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan Taman Pendidikan Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah 1
Godean untuk meningkatkan program TPA, beliau mengungkapkan
bahwa usaha yang telah dilakukan oleh kepala sekolah di sekolah ini
antar lain memotivasi para guru untuk mengajarkan Al-qur’an
merupakan sesuatu yang paling utama dan paling disukai oleh Allah.
Karena Allah menyuruh setiap muslim untuk membaca Al-qur’an dan
mengajarkannya, wajib belajar dan mengajarkannya kepada orang lain.
Guru-guru selalu didorong untuk serius memperhatikan perkembangan
para siswanya sehingga betul-betul serius dalam menangani peserta
didik. (Hasil wawancara terhadap bapak kepala sekolah yaitu Bapak
Nurwahid Sudarta, S.Pd pada tanggal 13 Januari 2015)
Peneliti juga mendapat informasi dari guru ISMUBA menyangkut
usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan Taman
Pendidikan Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean untuk
53
meningkatkan program TPA. Beliau mengungkapkan bahwa usaha yang
dilakukan kepala sekolah sudah cukup bagus yaitu dengan mensurve
langsung kegiatan TPA, mengadakan program Tahsinul Qur’an untuk
guru-guru setiap senin pagi, pengajian rutin sebulan sekali, dan program
TPA dan ekstra Qiro’ah untuk peserta didik kelas VII sampai kelas IX.
(Hasil wawancara terhadap Bapak Hartanto, S. Ag. selaku guru ISMUBA
pada Kamis 5 Maret 2015)
Menyangkut usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan Taman Pendidikan Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah 1
Godean untuk meningkatkan program TPA. Salah satu siswa berpendapat
bahwa bapak kepala sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
membimbing kami salah satu usahanya adalah agar kami mampu
membaca Al-qur’an dengan baik dan benar. Dengan adanya TPA sangat
membantu kami dalam belajar Al-qur’an. Bapak kepala sekolah juga
selalu memperhatikan kami dengan ikut serta dalam TPA. (Hasil
wawancara terhadap Rifky Adi Wijaya selaku siswa kelas VIII C, pada
Kamis tanggal 5Maret 2015)
Peran kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu mempunyai tugas
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk
membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari
di sekolahan, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya
untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada orang tua peserta
54
didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai
masyarakat belajar yang lebih efektif.
2. Kepala sekolah sebagai administrator
Terkait dengan pertanyaan mengenai sarana dan prasarana di SMP
Muhammadiyah 1 Godean, apakah sudah cukup terfasilitasi dalam proses
pencapaian tujuan program TPA. Kemudian beliau mengemukakan
bahwa sarana dan prasarana di sekolah ini sudah mencukupi antara lain :
tersedianya ruang-ruang reprentatif yang cukup, tersedianya buku iqra’
sampai dengan buku Al-qur’an sudah tercukupi, penjadwalan yang sudah
dilakukan oleh guru-guru agama ISMUBA sudah sangat jelas terperinci
mengenai ruangnya dan guru TPA-nya. (Hasil wawancara terhadap
bapak kepala sekolah yaitu bapak Nurwahid Sudarta S.Pd pada tanggal
13 Januari 2015)
Terkait dengan pertanyaan mengenai usaha kepala sekolah
menyangkut sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah 1 Godean,
apakah sudah cukup terfasilitasi dalam proses pencapaian tujuan program
TPA. Kemudian beliau mengemukakan bahwa untuk sarana dan prasaran
sudah disediakan oleh sekolah yaitu buku-buku iqra’ dan Al-qur’an,
tempat pelaksanaan yang diselenggarakan di kelas, peralatan
pembelajaran bila diperlukan dalam TPA, dan guru pembimbing TPA.
Semua itu sudah disediakan untuk memfasilitasi kegiatan TPA. Jadi
menurut saya usaha kepala sekolah sudah cukup. (Hasil wawancara
55
terhadap Bapak Hartanto, S. Ag. selaku guru ISMUBA pada Kamis 5
Maret 2015)
Dalam pertanyaan yang sama salah seorang siswa juga
mengemukakan bahwa kami sudah disediakan buku iqra’, Al-qur’an dan
guru pembimbing TPA. Menurut saya itu sudah cukup untuk alat belajar
TPA. (Hasil wawancara terhadap Rifky Adi Wijaya selaku siswa kelas
VIII C, pada Kamis 5 Maret 2015)
3. Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader)
Hasil wawancara mengenai bagaimana cara bapak kepala sekolah
dalam manajemen konflik yang terjadi di SMP Muhammadiyah 1
Godean, beliau mengungkapkan bahwa dalam hal ini beliau tidak
menggunakan manajemen konflik dalam mengemban amanah,
manajemen yang beliau gunakan adalah manajemen yang proporsional
mengembangkan sifatnya, dalam artian sharing, memberdayakan,
sehingga konflik yang terjadi tidak berkembang. Beliau juga
mengungkapkan bahwa untuk manajemen konflik tentu saja terjadi
konflik disana-sini terutama kaitannya dengan anak. Anak kadang-
kadang sulit untuk menyadari untuk keikutsertaannya dalam TPA.
Kadang-kadang harus dipaksa, dicari, sudah diabsen ada yang tidak ikut
dan sebagainya. Hal tersebut merupakan bagian dari pada terjadinya
konflik antara peserta didik dengan guru pembimbing TPA bahkan
kadang-kadang peserta didik berani kepada guru. Tapi beliau selaku
kepala sekolah tetap ikut serta untuk menciptakan suasana belajar yang
56
menyenangkan dengan memberikan kebebasan. Kebebasan tersebut
seperti ; dengan bermain, bersantai-santai, dengan catatan tidak
menggangu temannya yang sedang mengaji. Jadi dengan menciptakan
peserta didik yang nyaman suasana mengajar yang nyaman akan
membuat suasana belajar yang menyenangkan. Beliau juga selalu
memantau dan mengaawasi supaya konflik-konflik yang terjadi segera
teratasi dan tidak berkembang. (Wawancara terhadap bapak kepala
sekolah yaitu bapak Nurwahid Sudarta S.Pd pada tanggal 13 Januari
2015)
Mengenai bagaimana cara bapak kepala sekolah dalam manajemen
konflik yang terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Godean, beliau
mengungkapkan bahwa selama ini menurut saya bapak kepala sekolah
selalu menangani suatu masalah dengan cuku bijak terutama dalam
kegiatan TPA. Salah satunya kekurangan guru pengajar TPA, beliau
langsung memberikan instruksi untuk mencarikan ustadz dan ustadzah
dilingkungan masyarakat sekitar yang diutamakan. Hal tersebut sangat
bijaksana sekali. (Hasil wawancara terhadap Bapak Hartanto, S. Ag.
selaku guru ISMUBA pada Kamis 5 Maret 2015)
Menjawab pertanyaan yang sama salah satu siswa juga
mengungkapkan bahwa bapak kepala sekolah dalam hal ini selalu
memberikan kebebasan kepada kami. Misalnya dalam kegiatan TPA
kami tidak dikekang untuk tertib, disiplin dan bersikap seperti pelajaran
biasa, tetapi kami diberi kebebasan dalam menunggu giliran mengaji asal
57
tidak mengganggu teman kami yang sedang mendapat giliran mengaji.
(Hasil wawancara terhadap Rifky Adi Wijaya selaku siswa kelas VIII C,
pada Kamis 5 Maret 2015)
4. Kepala sekolah sebagai pendidik
Peran kepala sekolah sebagai pendidik, yang menyangkut tentang
usaha kepala sekolah dalam menanamkan dan meningkatkan baca Qur’an
bagi guru dan peserta didik. Dan kemudian beliau mengungkapkan
bahwa usaha yang dilakukan agar dapat menanamkan dan meningkatkan
kemampuan membaca Al-qur’an ini guru diajak untuk meningkatkan
diri. Disekolah ada media atau ajang untuk baca Al-qur’an bersama
setiap hari senin pagi. Ajang tersebut sebagai wadah untuk pembelajaran
guru-guru dalam meningkatakan kemampuan membaca Al-qur’an
bersama dengan harapan di rumah juga melakukan rutinitas yang sama
setiap hari. Selain itu setiap sebulan sekali juga diadakan pengajian
bersama yang didalamnya juga terdapat kegiatan membaca Al-qur’an
bersama-sama sampai pada kajiannya dalam rangka untuk menanamkan
meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an. Diharapkan guru dapat
mengajak para peserta didik untuk membiasakan membaca Al-qur’an di
rumah. Rumah jangan sampai tidak pernah digunakan untuk membaca
Al-qur’an, sehingga rumah akan selalu dalam lindungan Allah SWT dan
bercahaya. (Hasil wawancara terhadap bapak kepala sekolah yaitu bapak
Nurwahid Sudarta S.Pd pada tanggal 13 Januari 2015)
58
Menyangkut tentang usaha kepala sekolah dalam menanamkan dan
meningkatkan baca Qur’an bagi guru dan peserta didik beliau
mengungkapkan bahwa kepala sekolah dalam hal ini mengadakan
program Tahsinul Qur’an untuk guru-guru setiap senin pagi, pengajian
rutin sebulan sekali, dan program TPA dan ekstra Qiro’ah untuk peserta
didik kelas VII sampai kelas IX. Semua program tersebut kegiatannya
tidak lepas dari membaca Al-qur’an atau tadarus. (Hasil wawancara
terhadap Bapak Hartanto, S. Ag. selaku guru ISMUBA pada Kamis 5
Maret 2015)
Menyangkut tentang usaha kepala sekolah dalam menanamkan dan
meningkatkan baca Qur’an bagi guru dan peserta didik salah satu siswa
berpendapat bahwa setiap hari senin sampai kamis kami selalu mengikuti
kegiatan TPA dan bapak ibu guru karyawa setiap pagi juga tadarus di
kantor. (Hasil wawancara terhadap Rifky Adi Wijaya selaku siswa kelas
VIII C, pada Kamis 5 Maret 2015)
5. Kepala sekolah sebagai manager
Menyangkut peran kepala sekolah sebagai manager, dalam hal
pembinaan TPA SMP Muhammadiyah 1 Godean. Mengenai sub
pertanyaan tentang rencana kedepan untuk lebih memajukan lagi SMP
khususnya dalam bidang keagamaan, beliau mengemukakan bahwa,
rencana ke depan TPA yang ada di sekolah ini menjadi sekolah favorit
dan unggul di bidang keagamaan khususnya kemampuan peserta didik
dalam membaca Al-qur’an. Dan sekolah yang bernaung di bawah
59
Muhammadiyah ini harapannya ke depan menjadi TPA unggulan yang
diketahui masyarakat sekitar bahkan masyarakat luas, sehingga orang-
orang tua akan merasa senang, nyaman menyekolahkan putra-putrinya di
SMP Muhammadiyah 1 Godean karena TPAnya maju, bagus, peserta
didik lulus fasih membaca Al-qur’an. Usaha-usaha yang beliau lakukan
pelan tapi juga pasti ke arah tujuan program TPA. (Hasil wawancara
terhadap kepala sekolah bapak Nurwahid Sudarta, S. Pd pada tanggal 13
Januari 2015)
Menyangkut peran kepala sekolah sebagai manager, mengenai sub
pertanyaan tentang rencana kedepan untuk lebih memajukan lagi SMP
khususnya dalam bidang keagamaan, beliau mengemukakan bahwa
selain pembelajaran iqra’ dan Al-qur’an, rencana ke depan TPA akan
diadakan program Tahfidz bagi yang sudah mampu membaca Al-qur’an.
Kemudian pengadaan lomba dalam memperingati hari-hari besar Islam
seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an dengan tema Cinta Al-
qur’an. (Hasil wawancara terhadap Bapak Hartanto, S. Ag. selaku guru
ISMUBA pada Kamis 5 Maret 2015)
C. Perkembangan TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean
Seorang pendidik atau pengajar (guru dan karyawan) merupakan orang
yang dianggap mampu untuk mentranfer ilmu. Untuk itu seorang pendidik
harus mampu membimbing peserta didik menuju kesuksesan, baik dalam hal
ilmu dan pendidikan. Akan tetapi, dikarenakan proses belajar mengajar
berlangsung di lingkungan sekolah, maka dari itu guru dan karyawan tidak
60
bisa lepas dari pengawasan dan bimbingan seorang leader, dalam hal ini
adalah kepala sekolah.
Karena secara langsung atau tidak langsung guru dan karyawan adalah
elemen yang bersentuhan langsung dengan peserta didik dalam hal proses
belajar mengajar. Untuk itu seorang pendidik harus mempunyai dedikasi yang
tinggi khususnya dalam bidang keagamaan. Berikut merupakan beberapa
hasil wawancara kepada guru dan karyawan di SMP Muhammadiyah 1
Godean menyangkut perkembangan TPA. Wawancara ini mencakup 2 guru
dan 1 karyawan yang mengajar TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean :
1. Perencanaan program Taman Pendidikan Al-qur’an
Tanggapan guru dan karyawan terhadap program apa saja yang
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan serta memajukan program
TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean mengungkapkan bahwa TPA
yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Godean ini direspon positif
oleh seluruh komponen sekolah dan lingkungan sekitar. Yang terlibat
dalam bagian TPA tidak hanya guru-guru agama, tetapi juga guru-guru
umum. Akan tetapi masih terdapat guru-guru yang belum bisa membaca
Al-qur’an dengan baik dan benar sehingga mengadakan program
Tahsinul Qur’an. Untuk mengatasi hal tersebut sekolah mendatangkan
ustadz ustadzah dari luar yang diambil dari alumni maupun
ustadz/ustadzah TKA TPA di sekitar wilayah SMP Muhammadiyah 1
Godean. (Hasil wawancara terhadap Bapak Hartanto, S. Ag. selaku guru
ISMUBA pada Rabu, 21 Januari 2015)
61
Untuk memajukan TPA kepala sekolah akan menambah program
tahfidz Juz 30, sehingga peserta didik lulus dari SMP Muhammadiyah 1
Godean hafal Juz 30. Ilmu tersebut diharapkan bermanfaat untuk bekal
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi dan dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun program ini belum berjalan hanya
rancangan kepala sekolah saja dan belum ada keputusan yang pasti.
(Hasil wawancara Ibu Sri Suprihatin Handayani, S.Pd.I selaku guru
ISMUBA pada Kamis, 22 Januari 2015)
Dalam memajukan TPA sekolah mengadakan program Tahsinul
Qur’an. Program ini dilaksanakan oleh guru dan karyawan setiap hari
Senin dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan baca Qur’an guru-
guru karyawan di SMP Muhammadiyah 1 Godean. (Hasil wawancara
Bapak Ngatiman selaku kepala TU pada Kamis, 22 Januari 2015)
Kemudian wawancara mengenai apakah program TPA tersebut
mampu menunjang kurikulum SMP, beberapa guru dan karyawan
menjawab bahwa program TPA ini sangat membantu sekali karena
denagan program TPA kurikulum pada bidang keagamaan khususnya
bahasa arab akan membantu guru. Sebagai contoh, dulu murid-murid
sulit memahami pelajaran bahasa arab namun setelah adanya TPA di
SMP Muhammadiyah 1 Godean ini murid dapat memahami materi
dengan lebih jelas. (Hasil wawancara terhadap Bapak Hartanto, S. Ag.
selaku guru ISMUBA pada Rabu, 21 Januari 2015)
62
Untuk program TPA ini sangat membantu kurikulum. Karena anak-
anak secara tidak langsung juga akan tercetak karakter pribadi yang
qurani dan berakhlak mulia. (Hasil wawancara Ibu Sri Suprihatin
Handayani, S.Pd.I selaku guru ISMUBA pada Kamis, 22 Januari 2015)
TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean ini akan mampu menunjang
kurikulum. Sebagai bukti adalah anak-anak bisa lebih terkontrol dari segi
akhlaknya dan ilmu agama akan membawa kedisiplinan pada pelajaran
umum lainnya. (Hasil wawancara Bapak Ngatiman selaku kepala TU
pada Kamis, 22 Januari 2015)
Hasil wawancara langsung di SMP Muhammadiyah 1 Godean,
diketahui bahwa program-program yang dilaksanakan dalam
meningkatkan serta memajukan program TPA yang dilaksanakan selain
bertujuan menuntaskan iqra’ juga akan ditambah program tahfidz juz 30.
Program ini juga sangat membantu menunjang kurikulum di SMP
Muhammadiyah 1 Godean baik bidang keagamaan maupun umum.
Dengan adanya program TPA yang dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah 1 Godean sangat berpengaruh sekali terhadap pelajaran
bahasa arab. Selain itu peserta didik bisa lebih terkontrol dari segi
akhlaknya dan ilmu agama akan membawa kedisiplinan pada pelajaran
umum lainnya.
2. Pelaksanaan Taman Pendidikan Al-qur’an
Mengenai tanggapan guru dan karyawan terhadap bagaimana
pelaksanaan kegiatan dari pembinaan TPA yang dilakukan di SMP
63
Muhammadiyah 1 Godean mengungkapkan bahwa setiap hari senin pagi
diadakan kegiatan tadarus guru-guru, baik guru agama maupun guru
umum. Sebagaimana diketahui di SMP Muhammadiyah 1 Godean ini
belum semua guru mampu membaca Al-qur’an dengan baik dan benar.
Oleh karena itu sering diadakan kegiatan Tahsinul Qur’an setiap hari
senin pagi sebelum masuk jam kegiatan belajar mengajar sekitar 15
menit dengan tujuan bapak ibu guru karyawan SMP Muhammadiyah 1
Godean diharapkan bisa lancar dalam membaca Al-qur’an secara baik
dan benar. (Hasil wawancara terhadap Bapak Hartanto, S. Ag. selaku
guru ISMUBA pada Rabu, 21 Januari 2015)
Kegiatan TPA sudah terlaksana dengan lancar. TPA dilaksanakan
setiap hari senin sampai dengan kamis dengan harapan siswa siswi
khususnya kelas VII, cepat bisa membaca Al-qur’an dengan baik. (Hasil
wawancara Ibu Sri Suprihatin Handayani, S.Pd.I selaku guru ISMUBA
pada Kamis, 22 Januari 2015)
Kegiatan TPA dilaksanakan sudah bagus. Diantaranya kegiatan ini
dilaksanakan masing-masing kelas ada 3 pengajar. Untuk yang sudah
lancar membaca Al-qur’an mengikuti kegiatan pembelajaran ekstra
Qiro’ah dan tartil. TPA ini dimulai pukul 13.30 WIB sampai pukul 14.30
WIB. (Hasil wawancara Bapak Ngatiman selaku kepala TU pada Kamis,
22 Januari 2015)
Hasil wawancara langsung di SMP Muhammadiyah 1 Godean,
diketahui bahwa untuk meningkatkan kualitas para guru dan karyawan
64
dalam membaca Al-qur’an kepala sekolah mengadakan pembinaan
tadarus bersama setiap hari senin setelah upacara sekitar 15 menit. Dan
pembinaan TPA untuk peserta didik bentuk dari pembinaan TPA yang
dilaksanakan setelah pulang sekolah yaitu dari pukul 13.30 WIB sampai
pukul 14.30 WIB. TPA dilaksanakan pada hari Senin sampai Kamis.
Masing-masing kelas terdapat 3 pengajar dan untuk yang sudah lancar
membaca Al-qur’an mengikuti kegiatan Ekstra Qiro’ah dan Tartil.
3. Evaluasi dan Tindak Lanjut Taman Pendidikan Al-qur’an
Mengenai pelaksanaan program TPA, apakah sudah berjalan secara
maksimal atau tidak, hasil wawancara guru dan karyawan di SMP
Muhammadiyah 1 Godean mengungkapkan bahwa pelaksanan program
TPA sudah berjalan namun ada beberapa hal yang perlu dibenahi
diantaranya guru yang kurang mengontrol anak dalam kelas. di sini anak-
anak masih rame, keluar masuk kelas sehingga TPA di SMP
Muhammadiyah 1 Godean masih belum tertib. (Hasil wawancara
terhadap Bapak Hartanto, S. Ag. selaku guru ISMUBA pada Rabu, 21
Januari 2015)
Pelaksanaan TPA dalam hal absensi belum maksimal. Di sini masih
banyak anak-anak yang bolos TPA dan kurang kesadarannya dalam
mengikuti kegiatan tersebut. (Hasil wawancara Ibu Sri Suprihatin
Handayani, S.Pd.I selaku guru ISMUBA pada Kamis, 22 Januari 2015)
TPA di SMP Muhammadiyah ini masih perlu ditingkatkan lagi
karena masih banyak yang masih iqra’ dan yang dapat membaca Al-
65
qur’an juga masih banyak yang belum dapat membaca Al-qura’n dengan
benar. (Hasil wawancara Bapak Ngatiman selaku kepala TU pada Kamis,
22 Januari 2015)
Mengenai pelaksanaan program TPA, usaha-usaha apa saja yang
dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi masalah-masalah yang ada,
hasil wawancara guru dan karyawan di SMP Muhammadiyah 1 Godean
mengungkapkan bahwa yang dilakukan untuk mengatasi masalah
diadakan evaluasi seperti dalam proses pembelajaran TPA di adakan
pemanasan seperti menghafal surat-surat pendek secara bersama-sama
agar peserta didik tidak jenuh. Salalu memotivasi semangat siswa untuk
belajar membaca Al-qur’an. (Hasil wawancara terhadap Bapak Hartanto,
S. Ag. selaku guru ISMUBA pada Rabu, 21 Januari 2015)
Sebenarnya dengan adanya TPA di SMP ini sudah menggurangi
angka buta huruf baca Qur’an. (Hasil wawancara Ibu Sri Suprihatin
Handayani, S.Pd.I selaku guru ISMUBA pada Kamis, 22 Januari 2015)
Usaha-usaha yang dilakukan agar bisa membaca Al-qur’an dengan
baik dan benar diantaranya setiap hari jam 6.50 sampai jam 07.00 itu
diadakan kegiatan tadarus bersama untuk para siswa mulai kelas satu
sampai dengan kelas tiga dan ditangani oleh bapak/ibu guru yang
mengajar pada jam pertama. (Hasil wawancara Bapak Ngatiman selaku
kepala TU pada Kamis, 22 Januari 2015)
Kendala yang terjadi dalam kegiatan TPA adalah proses
pembelajaran masih rame dan belum berjalan dengan tertib. Hal ini
66
dapat di isi dengan metode agar peserta didik tidak bosan. Sebagai
contoh seperti guru atau salah satu ustadz ustadzah memimpin acara
dengan menyiapkan kelas, salam, materi hafalan, dan variasi-variasi
komunikatif. Pada awal penyampaian materi hafalan, wali kelas bisa
menunjuk seorang anak untuk tampil ke depan kelas untuk memimpin
membaca materi hafalan yang lalu dan ditirukan oleh teman-temannya.
Dengan demikian peserta didik akan tertarik dan termotivasi untuk
mengikuti kegiatan TPA.
4. Hasil Taman Pendidikan Al-qur’an
Mengenai hasil program TPA, apakah hasil yang dicapai sudah
sesuai dengan harapan, hasil wawancara guru dan karyawan di SMP
Muhammadiyah 1 Godean mengungkapkan bahwa dengan adanya TPA
anak-anak bisa terbantu membaca teks-teks yang berhubungan dengan
bahasa arab. Beliau merasa terbantu terutama untuk meningkatkan
kualitas pelajaran bahasa arab karena dulu sebelum ada TPA peserta
didik belum mampu belajar bahasa arab dengan baik dan dengan adanya
TPA ini sangat membantu sekali. (Hasil wawancara terhadap Bapak
Hartanto, S. Ag. selaku guru ISMUBA pada Rabu, 21 Januari 2015)
Hasil yang terlihat dan sudah kita ketuhui di tahun ajaran 2014
kemarin peserta didik lulus 50% dengan predikat baik dalam membaca
Al-qur’an. (Hasil wawancara Ibu Sri Suprihatin Handayani, S.Pd.I selaku
guru ISMUBA pada Kamis, 22 Januari 2015)
67
Setelah dilakukan pembinaan TPA peserta didik banyak yang dapat
membaca Al-qur’an. Dari iqra’ ke Al-qur’an, dan yang Al-qur’an lebih
berkembang lagi kemampuan membacanya dengan mengikuti kegiatan
Ekstra Qiro’ah dan Tartil. Tahun 2014 kemarin salah satu anak didik ada
yang mendapatkan Juara III MTQ tingkat kabupaten. (Hasil wawancara
Bapak Ngatiman selaku kepala TU pada Kamis, 22 Januari 2015)
D. Perkembangan kemampuan membaca iqra’ dan Al-qur’an setelah
adanya pembinaan TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean
Sebelum kepala sekolah mengadakan pembinaan TPA, sebagian besar
peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Godean masih banyak yang belum
mengenal huruf hijaiyah. Selain itu TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean
ini, diadakan karena banyaknya peserta didik yang belum mampu membaca
iqra’ dan Al-qur’an, kurang efektifnya TPA di masjid-masjid di lingkungan
masyarakat, serta banyaknya orang tua wali yang menginginkan pembelajaran
TPA agar anak-anaknya bisa membaca Al-Qur’an. Dengan adanya TPA ini
peserta didik lebih termotivasi untuk mengenal dan bisa membaca Al-qur’an
walaupun harus memulai pada tingkat dasar dulu yaitu dengan belajar iqro’.
Dalam pembinaan TPA guru menyediakan kartu prestasi bagi setiap
peserta didik yang mengikuti TPA. Kartu ini diperuntukkan bagi peserta didik
yang sudah mampu membaca Al-qur’an dan juga bagi yang masih iqro’. Di
dalam kartu prestasi, bagi peserta didik yang sudah lancar membaca maka
diberi keterangan lancar (L), sedangkan bila belum lancar mengulang (U).
68
Pengulangan merupakan usaha untuk memelihara kontinuitas antara
bahan pengajaran yang telah diajarkan dengan bahan yang baru menyatakan :
(Tohirin, 2005 : 49)
“Teori pengulangan sebagai salah satu teori belajar telah dinyatakan dengan jelas dalam Al-qur’an dimana Allah Swt menyuruh Adam mengulangi menyebutkan nama-nama benda. Hal yang sama juga terjadi ketika Allah Swt memerintahkan Nabi Muhammad membaca. Secara berulang-ulang Allah Swt menyebutkan kata “iqro” dan memerintahkan Nabi Muhammad mengulanginya”.
Dengan melihat kartu prestasi peserta didik, maka dapat diketahui
perkembangan kemampuan masing-masing peserta didik dalam pembelajaran
TPA kelas VII dan VIII. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Prestasi Peserta didik TPA kelas VII A
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Aan Rusman Aji Saputro V A
2 Aldo Dwiki Hermawan V B
3 Araya Mahatma Dika V B
4 Aryogmo Satrio Wibowo V C
5 Azis Yuananto V B
6 Candra Muhammad R. V B
7 David Nedy Pramudya V A
8 Diantoro V C
9 Eka Pramuditho Wibowo V A
10 Erika Ratna Wulandari V C
11 Ferdi Micola Bima Reza V A
12 Gerry Wicaksono V A
13 Ilyas Rizqimuna Fachrezy V B
69
14 Khusnul Khotimah V A
15 Muhammad Alwi Pranata V B
16 Muhammad Chazim Roid V C
17 Muhammad Raka S. V A
18 Nanang Januanto V C
19 Nova Anggri Wijayanto V C
20 Nugraha Nur Wijayanto V B
21 Putri Nur Astuti V B
22 Putri Yuliana Rahmawati V A
23 Rachmanda Desta F. V B
24 Refrina Fista Maulidia V C
25 Rifda Rahma Sari V B
26 Rossi Irvan Lindu Aji V A
27 Sekar Ayu Pertiwi V B
28 Septia Devi Amanda V B
29 Shindi Aries Permata V B
30 Silvia Putri Lestari V A
31 Youwenda Putri Anabella V A
Tabel 9
Prestasi Peserta didik TPA kelas VII B
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Andika Hermawan V C
2 Anis Qori Nur Risti V B
3 Apri Fakhrizal Izzuddin V A
4 Arinda Koesmi Astuti V A
5 Bradevtha Maharani R. V A
6 Chrisna Mahendra S. P. V B
7 Dava Risky Saputra V C
70
8 Devi Amalia Putri V A
9 Dwi Nur Baeti V C
10 Egantara Putra Pratama V A
11 Elsa Murdya Dewi F. V B
12 Faisal Tri Nugraha V C
13 Fajar Yunan Fanani V B
14 Fara Widyanisa V A
15 Hanu Dwi Putra V B
16 Ichwan Duta Ardiansyah V A
17 Januardi Neo Adi N. V A
18 Lee Haz Ebaad Elmatin A B
19 Leli Lestari V A
20 Lingga Anjar Setiawan V C
21 Meicky Prito Mahardika V B
22 Mutiara Fadilah V B
23 Novia Ningrum V A
24 Ripki Alpariz V A
25 Rizky Saputra V A
26 Rohfik Romadan V C
27 Siti Sundari V C
28 Thorik Abriyanto V A
29 Yogi Koswanto A B
Tabel 10
Prestasi Peserta didik TPA kelas VII C
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Ananda Bagus Lanang V A
2 Ananda Rossila Tamara V C
3 Andrian Aldi Wibowo V C
71
4 Anindya Ayu Mus. V B
5 Ardy Candra Kurniawan V A
6 Avira Avitasari V B
7 Boggy Pradipta Basmara V C
8 Dewi Permatasari V A
9 Dimas Sasongko V C
10 Eka Rizki Kurniawati V A
11 Fatih Awaludin V A
12 Fatma Alini Sari V A
13 Febi Nugroho V B
14 Firliana Hartati V B
15 Gelombang Maulana N. V C
16 Gilar Pulung Raharjo V C
17 Happy Reygarcia A. V A
18 Isnaini Nur Rahmawati V B
19 Muhammad Arif Fauzi V B
20 Muhammad Edgar G. V B
21 Muhammad Huda V A
22 Muhammad Rizqi Nur R. V B
23 Nanda Kurniawati Pri K. V C
24 Novita Arum Sari Ningsih V C
25 Oktiani Lestari V C
26 Ridwan Kurniawan V B
27 Rio Febrian V B
28 Syifa Hasna Nafivah Az Z V A
29 Yahya Muktio V C
30 Yulio Wahyu Baskoro V C
31 Zulkarnain Fatwa V A
Tabel 11
Prestasi Peserta didik TPA kelas VII D
72
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Aditya Angga Yudha V A
2 Akbar Faiz Kurniawan V C
3 Annisa Nur Khasanah V B
4 Aruna Brama Siwi V C
5 Bayu Prayogo Waly V B
6 David Kosworo V B
7 Deni Setiawan V C
8 Elma Shaputri V C
9 Fahruli Hidayah V A
10 Faisal Herjuna Atmojo V A
11 Fitri Nur Hayati V C
12 Gusfika Rahardhika V B
13 Hasbi Hamdani V B
14 Ibnu Aji Saputro V A
15 Ilham Juni Riyanto V A
16 Indi Winnadiawanda Putri V C
17 Karim Mustaqim V A
18 Khairunnisa Damayanti V B
19 Mega Dherlia V C
20 Mei Nur Amanah V C
21 Muhammad Khoirul Afandi V A
22 Muhammad Rizki Ardian V A
23 Nasrul Ali Safruddin V B
24 Nur Effendianto V B
25 Nurmalita Indah Pratiwi V A
26 Rahayu Bunga Gupita V A
27 Rifqi Anand Mahendra Putra V A
28 Rizal Andriyanto V A
73
29 Sinta Dewi Anggraini V A
30 Varisa Cahyaningrum V C
31 Vigha Ovilia Agatha Siregar V C
Tabel 12
Prestasi Peserta didik TPA kelas VII E
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Achmad Abdul Qodir V C
2 Achmad Tedy Ardiansah V A
3 Ahmad Dian Saputra V C
4 Albatasya Citra Ramadhila V B
5 Bagas Sulistia V B
6 Brian Juniyus Adi Saputra V A
7 Deni Irawan V B
8 Dian Wulandari V B
9 Duwik Listiyana V C
10 Dyah Ayu Widyastuti V B
11 Eka Yulianto V A
12 Esa Agustian Putra V A
13 Firman Surya Permana Putra V A
14 Indra Nurmania V C
15 Kholil Abyanuddin V A
16 Lisda Ayu Wulandari V A
17 Melani Iyang Mesrania V A
18 Meyra Zulfa Arbaningrum V B
74
19 Mufid Dwi Putra V B
20 Muhammad Hafidz Nur. V C
21 Muhammad Nur Susanto V A
22 Nadia Nareswari Andika P. V B
23 Neny Asti Rahayu V C
24 Pratama Adhi Gunawan V B
25 Sapto Imam Sodiq V A
26 Surmawanto V A
27 Taufiq Ramadhan V B
28 Triwanto V C
29 Vivi Diyah Meliawati V B
30 Wulandari Setyaningtyas V A
31 Yusuf Alief Mahendra V C
Tabel 13
Prestasi Peserta didik TPA kelas VIII A
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Anis Nur Kholifah V A
2 Annisa Risfi Nadila V A
3 Ardan Wahyu Prasetyo V C
4 Arta Damayanti V A
5 Candra Naufal Gustiansyah V B
6 Celvin Cipto Wijaya V A
7 Dea Meyla Utami V A
8 Deny Dwi Nurcahyono V A
9 Dewi Lestari V A
10 Fardliyah Silmy Fitriya V A
11 Fatmarsianto V C
75
12 Hadi Surya V C
13 Handoko V A
14 Irwan Kurniadi V B
15 Islamiyati V A
16 Iswan Hartoni V A
17 Maryono V A
18 Muhammad Wahyu S. V B
19 Prama Purwa Riyanto V A
20 Prasdito V C
21 Prila Dini Wulandari V B
22 Qusnul Candra Puspita N. V A
23 Radhita Tasya V A
24 Rahmad Dwi Laksono V A
25 Risalatul Maf'ula V A
26 Risma Sabita V A
27 Rizky Nur Khasanah V B
28 Ruli Parwati V B
29 Sendy Setiawan V C
Tabel 14
Prestasi Peserta didik TPA kelas VIII B
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Andri Prasetya V A
2 Aprilia Kurniati V B
3 Ardha Dezandi V C
4 Arifin Setiawan V C
5 Arjuna Putra Ersanta V A
6 Bekti Mentari Asfani V A
7 Berta Nugraheni V A
76
8 Dheta Devika Sari V B
9 Diah Nur Ika Sari V B
10 Faza Azhim V A
11 Fitria Natha Is Handayani V B
12 Fuat Nur Setiawan V A
13 Hanastiti V A
14 Handy Ferdian Affandy V B
15 Heru Setyo Wardhono V A
16 Indriati Ika Astiningsih V A
17 Isna Pratiwi V A
18 Ivan Setiawan V A
19 Lardo Mandala Naga Putra V A
20 Lishmey Chrismanda V B
21 Martika Yudina Putri V A
22 Muhamad Adi Nugroho V B
23 Muhammad Daffa Raihan V A
24 Priyo Anugrah V C
25 Rahmat Fahmiyanto V C
26 Rega Pratama V B
27 Ria Putri Listari V A
28 Riski Ramadhani Saputra V A
29 Silvia Ishizuka V C
30 Williana Dhani Rahmawati V B
31 Indramaya Pridia Wita V B
Tabel 15
Prestasi Peserta didik TPA kelas VIII C
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Ahmad Bimo Prakoso V A
77
2 Andante Wiranaga R. V C
3 Angga Ernawan V C
4 David Iqbal Dwi Waluyo V B
5 Dias Ristiani V A
6 Dinda Putri Avianti V B
7 Ellita Faustin Khoirunnisa V C
8 Fahrul Nur Aditya V A
9 Handoko Prasetyo V C
10 Harun Nurcahyo V A
11 Ita Miftakhul Jannah V A
12 Meytha Firsty Nur Afifah V A
13 Nafila Juanitasari V B
14 Nastiti Anggita Hutami V A
15 Nimas Afiffah Aprilia V C
16 Rafli Anggoro Setiaji V C
17 Rahmad Santoso V A
18 Rifky Adi Wijaya V A
19 Royeb Kurniawan V B
20 Salma Murti Dewi V B
21 Sendi Mala Alvionita V A
22 Siti Nurul Hidayah V A
23 Tsabita Rahma Nida V C
24 Veti Puspita Dewi V C
25 Vicky Muhammad Setiawan V C
26 Vicky Nur Fauzan Risvandi V B
27 Wahid Supatra V B
28 Wahyu Arif Budiman V A
29 Yulia Anisa Alamanda S. V C
Tabel 16
Prestasi Peserta didik TPA kelas VIII D
78
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Afrida Firdania V C
2 Agatha Mahesda M. V B
3 Alvina Nur Aprilliani V A
4 Andri Wijaya V A
5 Bagas Ferdiyanto V A
6 Bella Nurmalasari V B
7 Dian Andani V B
8 Eunike Sylvia V A
9 Gilang Setiawan V B
10 Haris Eka Kurniawan V A
11 Herda Alfita V B
12 Isnan Bayu Rizki V A
13 Luthfiani Rismawanti V B
14 Melina Rahmawati V A
15 Muhammad Afan Ihsan W. V A
16 Normalita V A
17 Pipin Rejeki V C
18 Putri Ika Apriliana V A
19 Rahmadi Ramadhan V A
20 Rahman Dwi Saputro V C
21 Rizky Dwi Saputro V C
22 Ryo Realdy Praditya V C
23 Satya Nur Widiantoko V B
24 Syawal Riyadi V A
25 Vira Yolanda V B
26 Winda Astri Rama V A
27 Yani Nur Arifah V C
28 Zaid Alfian V C
79
29 Zezar Jorgie Saputra V A
Tabel 17
Prestasi Peserta didik TPA kelas VIII E
No. Nama Peserta DidikIQRO’ Al-
qur’an
NilaiJilid 1
Jilid 2
Jilid 3
Jilid 4
Jilid 5
Jilid 6
1 Alief Zulfikar V C
2 Anisa Nurul Santi V C
3 Anisah Zalfa Rosyadah V A
4 Annisa Maya Andriani V A
5 Apriliasari V A
6 Arif Dwiki Darmawan V B
7 Bani Satrio Tirto Hanggoro V A
8 Bondan Subekti V B
9 Damar Alfian Tito V C
10 Devi Fitriana V A
11 Dewi Cesaria Hafizhah V A
12 Diki Iswanto V C
13 Dwi Angka V A
14 Erlan Nurcahyo V B
15 Fatimatuzzahro V C
16 Hudha Darma V A
17 Ika Aulia V A
18 Ikhwan Noor Ramadhan V A
19 Leo Renaldo V C
20 Michal Madjid Abdulloh V C
21 Muhammad Nauval V A
22 Mustika Dewi Maharani K. V A
23 Nindita Sugiesti Wigati V C
80
24 Novia Dwi Astuti V B
25 Oktavia Dwi Pamungkas V C
26 Puspita Arumsari V A
27 Rani Saviana V A
28 Rizki Firmansyah Putra V A
29 Arif Mukti Shalahuddin V B
30 Eka Hanggoro V C
Keterangan :
A : Sangat baik, membaca dengan lancar dan benar tanpa salah, dengan
ukuran nilai berupa angka 85 keatas.
B : Baik, membaca dengan lancar dan benar akan tetapi ada kesalahan
sebanyak dua atau tiga kali, dengan ukuran nilai angka 71-84.
C : Cukup, membaca dengan baik, tetapi masih banyak kesalahan, dengan
ukuran nilai berupa angka 70.
Berdasarkan tabel 8 sampai 17 diatas terdapat 138 siswa (45,85%) iqra’
dan Al-qur’an yang mendapat nilai A, 83 siswa (27,57%) mendapat nilai B,
dan 80 siswa (26,58%) yang mendapat nilai C. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa setelah diadakannya TPA kemampuan membaca iqra’ dan Al-qur’an
siswa SMP Muhammadiyah 1 Godean kelas VII dan kelas VIII rata-rata
mendapat nilai A. Nilai A diartikan sangat baik, membaca dengan lancar dan
benar tanpa salah, dengan ukuran nilai berupa angka 85 keatas.
Tabel 18
Prestasi peserta didik kelas VII dan VIII
81
No. Jilid Laki-laki Perempuan Jumlah Peserta Didik1 Jilid 1 3 3
2 Jilid 2 15 3 18
3 Jilid 3 16 2 18
4 Jilid 4 10 6 16
5 Jilid 5 23 6 29
6 Jilid 6 23 12 35
7 Al-qur’an 92 90 182
Jumlah 182 119 301
Melihat tabel 18 di atas dapat diketahui tingkat kemampuan siswa kelas
VII dan kelas VIII lebih banyak berada pada Al-Qur’an 182 siswa, Jilid 6: 35
siswa, Jilid 5: 29 siswa, Jilid 4: 16 siswa, Jilid 3: 17 siswa, Jilid 2: 18 siswa,
Jilid 1: 3 siswa. Hasil diatas berasal dari kartu prestasi siswa yang diisi
langsung oleh Guru yang mengajar.
Penyediaan kartu prestasi oleh sekolah untuk peserta didik masih dengan
sistem berkelanjutan. Maksudnya kartu prestasi yang digunakan untuk kelas
VII dipergunakan lagi untuk kelas VIII. Penyimpanan dilakukan guru setelah
dipergunakan.
Peningkatan kemampuan siswa tidak terlepas dari bantuan atau dukungan
orang tua, dalam mengarahkan dan membimbing. Kebanyakan siswa yang
lancar membaca iqra’ sering mengikuti kegiatan TPA di sekolah. Mengingat
waktu pembelajaran yang efektif di sekolah untuk kegiatan BTAQ hanya 60
menit saja. Siswa harus rajin mengikuti kegiatan TPA agar lancar dalam
82
membaca. Dan guru harus membimbing satu persatu siswanya dengan cara
disimak agar kemampuan membaca siswa berkembang dengan baik yaitu
mampu membaca Al-qur’an dengan benar sesuai dengan kaidah Tajwid.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai “Peran
Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Taman Pendidikan Al-qur’an di SMP
Muhammadiyah 1 Godean, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Peran kepala sekolah dalam membina Taman Pendidikan Al-qur’an di
SMP Muhammadiyah 1 Godean sudah dilaksanakan sebagaimana
mestinya, baik peran kepala sekolah secara khusus maupun secara
umum. Rancangan dan pelaksanaan program-program pembinaan TPA
yang ditujukan kepada seluruh peserta didk dan guru karyawan yang
berada di sekolah sudah berjalan dengan baik, walaupun masih banyak
kekurangan-kekurangan.
83
2. Hasil perkembangan TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean dapat
dilihat dari respon para guru dan karyawan dalam program-program
kepala sekolah yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini respon para guru
dan karyawan secara keseluruhan sudah mengikuti kegiatan pembinaan
TPA dari kepala sekolah antara lain : (a). program TPA untuk iqra’, (b).
program Tahsinul Qur’an, (c). program Tartil dan Qiroah untuk Al-
qur’an. Untuk perkembangan rancangan program kepala sekolah ke
depan adalah Tahfidz Juz 30. Dengan adanya program-program dari
kepala sekolah tersebut akan membentuk generasi yang Qur’ani dan
secara tidak langsung juga akan membentuk karakter pribadi muslim
yang berakhlak mulia baik peserta didik maupun guru dan karyawan.
3. Perkembangan kemampuan membaca Iqra’ dan Al-qur’an dapat dilihat
dalam kartu prestasi peserta didik. Kartu prestasi dipergunakan untuk
melihat perkembangan kemampuan siswa. Hal ini dapat ditunjukkan
berdasarkan hasil penelitian terdapat 138 siswa (45,85%) iqra’ dan Al-
qur’an yang mendapat nilai A, 83 siswa (27,57%) mendapat nilai B,
dan 80 siswa (26,58%) yang mendapat nilai C. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa setelah diadakannya TPA kemampuan membaca
iqra’ dan Al-qur’an siswa SMP Muhammadiyah 1 Godean kelas VII
dan kelas VIII rata-rata mendapat nilai A. Nilai A diartikan sangat
baik, membaca dengan lancar dan benar tanpa salah, dengan ukuran
nilai berupa angka 85 keatas.
B. Saran
84
Sebagai hasil dari penelitian dan kesimpulan di atas, maka terbentuklah
saran-saran yang mungkin menjadi bahan acuan dalam mengevaluasi hasil-
hasil capaian. Saran-saran tersebut diantaranya adalah :
1. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan bagi kepala sekolah
dalam pembinaan TPA, serta dapat mengembangkan lembaga yang
dipimpinnya.
2. Kepala sekolah harus lebih peka lagi dalam merespon kebutuhan dari
pada peserta didik, guru dan karyawan dalam meningkatkan program
TPA.
3. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan program-program yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Jadi tidak hanya sekedar
direncanakan.
4. Perlu diadakannya evaluasi lebih lanjut mengenai program-program
yang sudah dilaksanakan dengan tujuan agar kedepan bisa menutupi
kekurangan-kekurangan yang ada serta lebih mengena sesuai dengan
apa yang direncanakan.
C. Penutup
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
dengan segala rahmat, karunia dan nikmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Hal itu disebabkan karena
keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang penulis
85
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan, kelengkapan, dan kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berdoa kepada Allah SWT, semoga kita mendapat
berkah dan rahmat-Nya. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muti. 2009. Peran Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Guru Di MI YAPPI Semoyo Patuk Kabupaten Gunungkidul Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi UMY dalam perpustakaan UMY.
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Darajad, Zakiyah. 2010. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3-cet. Jakarta : PT Balai Pustaka.
Humam, As’ad dkk. 1992. Buku Pedoman Pengelolaan, Pembinaan, dan Pengembangan TKA-TPA Nasional. Yogyakarta : Balai Litbang LPTQ Nasional.
Jamal, Abul Rahman. Tahapan Mendidik Anak. Alih Bahasa Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi, Bandung : Irsyad Baitus Salam.
Kementrian Agama Republik Indonesia. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahan, Jakarta : PT. Sinergi Pustaka Indonesia.
Mardalis. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.
86
Miftah Kusuma Dewi. 2010. Peran Kepala Sekolah dalam Penanaman Nilai- Nilai Agama Islam di SMK Negeri 4 Malang. Skripsi UIN Malang dalam http://www.google.co.id
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_viewer&id=abstract/id_06110051.pdf (tanggal, 04 Januari 2015, pukul 8.11)
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kulaitatif. Bandung : PT Remaja Roesdakarya.
Muhaimin dan Abdul Muji. 1995. Pemikiran Pendidikan Islam. Trigenda Karya.
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Rosdakarya.
Soebahar, Halim. 1992. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Pasuruan : Garuda Boenan Indah.
Suprapti. 2008. Peran Aktivitas Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Pendidikan Di SD Negeri Bulurejo II Bulurejo Semin Kabupaten Gunungkidul. Skripsi UMY dalam perpustakaan UMY.
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Uswatun Hasanah. 2010. Peran Kepala Madrasah Sebagai Inovator dalam mengembangkan Lembaga Pendidikan Islam di MTs N Tunggangri Kalidawir Tulungagung. Skripsi UIN Malang dalam http://www.google.co.id
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=thviewer&id=abstract/id_06110086.pdf (tanggal, 04 Januari 2015, pukul 8.19)
Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Rajawali Pers.
87
Pedoman Penelitian
SMP Muhammadiyah 1 Godean Sleman
A. Daftar Observasi
1. Letak SMP Muhammadiyah 1 Godean
2. Kondisi geografis SMP Muhammadiyah 1 Godean
3. Keadaan sarana dan prasaran
4. Kegiatan kepala sekolah
5. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran TPA
B. Pedoman Dokumentasi
1. Arsip sejarah berdirinya SMP Muhammadiyah 1 Godean
2. Arsip data guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 1 Godean
3. Arsip data siswa SMP Muhammadiyah 1 Godean
4. Arsip sarana dan prasarana SMP Muhammadiyah 1 Godean
5. Arsip perkembangan hasil TPA SMP Muhammadiyah 1 Godean
C. Daftar wawancara untuk Kepala Sekolah dalam Pembinaan TPA
1. Apakah standar TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean sudah sesuai
dengan program sekolah khususnya dalam kemampuan membaca Iqra’ dan
Al-qur’an ?
88
2. Apakah usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean ?
3. Apakah sarana dan prasarana sudah cukup terfasilitasi dalam proses
pencapaian tujuan program TPA ?
4. Bagaimana cara bapak kepala sekolah dalam manajemen konflik dalam
pelaksanaan TPA ?
5. Apa usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam menanamkan dan
meningkatakan baca Qur’an bagi guru dan karyawan serta peserta didik ?
6. Apa rencana ke depan kepala sekolah untuk lebih memajukan lagi program
TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean ?
D. Daftar Wawancara Untuk Bapak Ibu Guru Karyawan Kaitannya
Dengan Perkembangan TPA Di SMP Muhammadiyah 1 Godean
1. Program apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
serta memajukan program TPA di SMP Muhammadiyah 1 Godean ?
2. Apakah program tersebut mampu menunjang kurikulum SMP ?
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan TPA yang terlaksana di SMP
Muhammadiyah 1 Godean ?
4. Apakah pelaksanaan kegiatan program TPA di SMP Muhammadiyah 1
Godean sudah berjalan secara maksimal ?
5. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan harapan ?
E. Daftar wawancara untuk Peserta Didik (Seputar SMP Muhammadiyah)
1. Apa usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
Taman Pendidikan Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah 1 Godean ?
2. Apakah usaha yang dilakukan kepala sekolah menyangkut sarana dan
prasarana di SMP Muhammadiyah 1 Godean, apakah siswa sudah cukup
terfasilitasi dalam proses pembelajaran TPA ?
3. Bagaimana cara bapak kepala sekolah mengatasi manajemen konflik yang
terjadi pada siswa di SMP Muhammadiyah 1 Godean ?
89
4. Apakah usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam menanamkan dan
meningkatkan kemampuan baca Iqra’ dan Qur’an bagi para siswa ?
Bapak Kepala sekolah mensupervisi kegiatan TPA Iqra’
90
Bapak Kepala sekolah mensupervisi kegiatan TPA Al-qur’an siswi
Bapak Kepala sekolah mensupervisi kegiatan TPA Al-qur’an siswa
Kegiatan Tahsinul Qur’an bapak dan ibu guru karyawan
91
Pengajian rutin dan kegiatan tadarus warga SMP dan lingkungan sekitarnya
Kegiatan mengajar TPA Iqra’ Jilid 6
Kegiatan mengajar TPA Iqra’ Jilid 4
92
Kegiatan TPA untuk Tartil
Kegiatan TPA untuk Qira’ah
93
94
95
96
97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ikhvan Sujiyanto
Tempat dan Tgl Lhr : Bantul, 18 Mei 1986
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Karangrejek, Karangtengah, Imogiri, Bantul, Yogyakarta
Riwayat Pendidikan :
1. SD Imperes Karang Tengah, Imogiri, Bantul tahun 2001
2. SMP Muhammadiyah 1 Imogiri, Bantul tahun 2004
3. SMA Muhammadiyah 1 Bantul tahun 2007
Riwayat Organisasi :
98
1. IPM SMP Muhammadiyah Imogiri sebagai seksi
kerohanian 2002-2004
2. IPM SMA Muhammadiyah 1 Bantul sebagai seksi wakil
ketua 2005-2007
3. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Desa Karang Tengah
Imogiri sebagai wakil ketua 2007-2009
4. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Imogiri
sebagai Majlis Tabligh 2009-2012
Top Related