BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengantar
Program kerja Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu
baru saja diselesaikan lewat pembahasan dari tim-tim kerja bidang-bidang dalam Kepengurusan
Dewan Stasi. Proses ini perlu dilalui sebagai bentuk pembelajaran dalam menyusun program
kerja termasuk RAPB tahun 2015. Hal ini dilakukan agar program kerja yang nantinya
dituangkan dalam RAPB betul-betul sesuai dengan kebutuhan umat dan memberikan solusi
dalam memecahkan permasalahan yang timbul, baik di bidang keimanan/agama, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan bidang-bidang lainnya. Namun demikian proses ini membutuhkan
waktu yang tidak sebentar, sehingga baik program kerja maupun RAPB 2015 baru dapat
diselesaikan pada bulan April 2015.
Program kerja stasi ini disusun pertama-tama sebagai acuan kerja seluruh pengurus stasi,
alat komunikasi dengan umat, dengan dewan paroki, kevikepan, dan keuskupan. Diharapkan
semua pihak dapat mengetahui dan membantu pelaksaan program kerja ini demi pengembangan
stasi sekaligus merespon rencana dewan paroki yang menempatkan stasi pojok sebagai bagian
dari pemekaran/rintisan menjadi stasi sementara dan selanjutnya dirintis menjadi paroki mandiri.
Proses belajar terus-menerus dari pengurus stasi merupakan bagian tak terpisahkan dalama
semangat penyusunan program kerja ini.
2. Visi dan Misi
Visi dan misi Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok diturunkaan dari visi-misi Paroki St.
Petrus dan Paulus Klepu. Untuk periode kepengurusan Dewan Stasi periode 2014 – 2017
dirumuskan sebagai berikut
“UMAT STASI YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK SEBAGAI BAGIAN DARI UMAT PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, DALAM BIMBINGAN ROH KUDUS, MEWUJUDKAN DIRI SEBAGAI PERSEKUTUAN PAGUYUBAN MURID-MURID YESUS KRISTUS YANG MENGHADIRKAN KERAJAAN ALLAH, YANG MENEGUHKAN, MEMBERDAYAKAN, MEMERDEKAKAN WARGANYA DAN MASYARAKAT, DAN MELESTARIKAN KEUTUHAN CIPTAAN”
1
Sedangkan misinya adalah:
1. Mencerdaskan dan memperdalam penghayatan iman seluruh umat serta memberikan
perhatian pada panggilan khusus dalam gereja
2. Memberdayakan dan mengembangkan kerjasama yang sinergis dari berbagai paguyuban
yang ada
3. Menyelenggarakan pelayanan bagi umat dan masyarakat, khususnya yang KLMTD
dengan semangat cinta kasih, persaudaraan dan gotong royong
4.Menumbuhkembangkan kepedulian terhadap keutuhan ciptaan dan membudayakan pola
hidup bersih dan sehat
5. Menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan dan mengembangkan peran dan
partisipasi umat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan politik.
6. Menata diri dalam segala bidang sebagai stasi sementara.
3. Fokus Program Kerja
Untuk target progam kerja lima tahunan, dewan stasi menekankan pada
1. Membangun stasi/gereja missioner berbasis budaya Jawa agraris
2. Pengembangan panggilan imam, bruder dan suster.
3. Tata kelola administrasi dan transparansi program kerja dan keuangan.
Untuk target program kerja tahun 2015, dewan stasi menekankan pada
1. Persiapan fisik/SDM menyambut status baru stasi pojok.
2. Peningkatan kompetensi SDM pengurus stasi, wilayah, dan lingkungan
3. Peningkatan ketertiban dalan tata kelola kegiatan dan keuangan.
4. Peningkatan peran umat dalam pembangunan fisik/nonfisik stasi.
2
BAB IISEJARAH STASI
YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK
1. Masa Awal Umat dan munculnya Kapel Pojok
Gereja St. Yohanes Chrisostomus Pojok merupakan salah satu Gereja di Paroki St.
Petrus dan Paulus Klepu, yang sejak diresmikannya tanggal 30 September 1986 telah
disebut Gereja “Stasi”. Sejak perutusan Rm. F. Strater, SJ (1919-1942) sebagai Romo
pendahulu Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu yang saat itu masih disebut Klepu Ngijon,
membentuk tempat-tempat perhentian atau tempat visitasinya dalam mengajar agama
dengan sebutan “stasi”. Istilah stasi ini dikenalkan kepada umat, selain ingin menunjuk
pada suatu tempat perhentian tetapi juga sekaligus stasi merupakan berkumpulnya
kelompok orang di wilayah tertentu atau lebih dikenal dengan istilah “kukuban”.
Rm. H. Taks, SJ (1964-1975) yang bertugas di Paroki Klepu sejak Nopember 1964
berupaya melakukan berbagai perubahan. Salah satunya adalah melakukan penataan
terhadap keberadaan stasi-stasi. Wilayah Sendangagung pada tahun 1972 mempunyai
beberapa stasi sebagai tempat “wulangan agama“antara lain: Stasi Pojok, Stasi Jomboran,
Stasi Saidan, Stasi Sragan, Stasi Badran, dan Stasi Kisik. Stasi-stasi ini ditata kembali dan
istilah “stasi” akhirnya diganti menjadi “Kring” dan para pamong stasi menjadi ketua kring.
Pembentukan kring berdasarkan geografis dan pemerintahan serta jumlah umat. Paroki
Klepu dibagi menjadi 43 Kring. Wilayah Sendangagung menjadi Kring 28 Sendangagung
dengan Ketua Kring: Bapak Ngadimun. Pada tahun Tahun 1975 Kring 28 Sedangagung
mekar menjadi dua, yaitu: Kring 27 Jomboran (Kidul Lapangan) dengan ketua Bapak
Darmo Wiyoto, meliputi Jomboran, Nanggulan, Sawo, Dukuhan, Tengahan dan Kliran.
Sedangkan Kring 28 Pojok (Lor Lapangan, termasuk Kliran) ketua Bapak FX. Sukijo Kerjo
Pawiro meliputi Pojok, Minggir, Kisik, Bontitan, Sragan, Plombangan, Ngentak dan
Syaidan.
Rm. F. Pranata Widjaja, SJ (1979-1984), pada saat penggembalaannya, sangat
memperhatikan kring-kring yang ada. Beliau dalam pengambilan keputusan-keputusan
pastoralnya sangat cermat. Saat itu Kring 28 Pojok dianggap sangat luas dan umatnya
sangat banyak, maka Kring 28 Pojok dibagi menjadi dua yaitu Kring 28 Pojok disebelah
3
barat jalan Kebonagung dan Kring 23 Plombangan di sebelah timur jalan Kebonagung.
Nomor 23 diambilkan dari Kring Japanan yang telah digabung menjadi Pirakan. Dalam
masa penggembalaan Rm. F. Pranata Widjaja, SJ. di Paroki Klepu menghendaki agar
kepengurusan Kring dan Dewan Paroki disegarkan tiap 3 tahun agar banyak umat dan
tokoh-tokoh umat terlibat dalam Kring. Nama Kring juga diganti menjadi lingkungan agar
berbeda dengan nama “kring” yang berarti “pedukuhan” menurut hirarki pemerintahan.
Dari tahun 1980-1985 Umat Stasi Pojok merayakan Natal dan Paskah di Gedung
Serbaguna Sendangagung atau Sendangmulyo.Rm. F. Pranata Widjaja, SJ dengan melihat
perkembangan umat di wilayah barat ini, mengupayakan agar di Kebonagung ada kapel
supaya umat tidak terlalu jauh ke Gereja Klepu. Pemikiran pendirian Kapel ini ditanggapi
oleh umat yang akhirnya mengetuk hati Bp. Yohanes Chrisostomus Welas yang pada tahun
1982 merelakan sebagian tanah pekarangan seluas 920 (setelah dilakukan pengukuran
ulang oleh BPN seluas 838 )dihibahkan kepada Paroki untuk didirikan Kapel. Gedung
dibangun seluas 450 m2.Hibah tanah ini juga atas usaha pedekatan para tokoh-tokoh umat
saat itu antara lain Bp. Stefanus Samiyo; Bp. FX. Gimin; Bp.FX. Sukarjo; Bp.Antonius
Sunarjo; dan Bp. Th. Nangsir pada keluarga Bp. Welas. Setelah tanah tersebut resmi
dihibahkan, maka segeralah dibentuk Panitia Pembangunan Kapel Pojok.
Peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 1982. Umat minta bantuan ke KAS
untuk penyelesaian administrasi balik nama dan diberi uang Rp. 2.000.000,00. Sisa dari
dana digunakan untuk modal pembangunan. Panitia begitu giat dalam menggali dana agar
usaha pembangunan Kapel tersebut dapat terwujud. Selain dari sumbangan sukarela umat
dana diusahakan dengan iuran bersama, bagi umat yang mempunyai penghasilan tetap
diminta dengan kerelaannya menyumbang sebesar satu kali gaji tetapnya dan dapat
dibayarkan sebanyak 12 kali angsuran. Pembangunan belum selesai tempat sudah
digunakan untuk kegiatan gereja antara lain: Misa Umat Kring Pojok (baru pondasi pada
tahun 1982); Untuk baptisan masal se-Paroki (baru jadi tembok tahun 1984). Pada tahun
1984 pembangunan dilanjutkan oleh Rm. Wakres, SJ. (1984-1986).Akhirnya Gedung
Kapel tersebut dapat diselesaikan dan pada tanggal 30 September 1986 bangunan dapat
diberkati oleh Mgr. J. Darmaatmadja SJ. serta diresmikan oleh Bapak Samirin selaku
Bupati Sleman kala itu. Gedung ini diberi nama Gereja Santo Yohanes Chrisostomus
4
Pojok. Nama pelindung Kapel diambilkan dari nama Baptis Bp Welas yang telah
menghibahkan tanahnya untuk didirikan gedung gereja. Tanggal 30 September inilah yang
selanjutnya dipilih sebagai tanggal hari jadi Stasi Pojok.
Dengan diresmikannya gedung kapel yang baru ini, diharapkan umat di wilayah
Sendangagung dapat semakin berkembang imannya dan mereka mendapatkan pelayanan
Ekaristi secara rutin.Lingkungan-lingkungan yang masuk dalam pelayanan pastoral di
Kapel Pojok adalah L. 23 Agustinus Plombangan; L. 27 Bonaventura Jomboran; L. 28
Stefanus Pojok dan ditambah dua Lingkungan dari Wilayah Sendangmulyo Lor yakni L.20
Antonius Kwayuhan serta L.26 Albertus Diro.
Dekade 80’an paroki Klepu jumlah baptisan setiap tahunnya tinggi. Lebih dari 500
jiwa setiap tahunnya mengikuti baptisan, sudah termasuk baptisan bayi. Kapel Pojok yang
tadinya dijadikan tempat pelayanan umat di kelurahan Sendangagung dan sekitarnya saja
akhirnya pada tahun 1985 ditingkatkan statusnya menjadi Gereja Pojok. Rm. Wakres, S.J.
melihat bahwa dengan perkembangan umat yang cukup besar di paroki Klepu maka pada
akhir masa tugas beliau di Paroki Klepu, menghimbau agar 3 Lingkungan disekitar
Sendangsari (L. 29 Paulus Bandan dan L. 30 Hilarius Badran) dan 1 Lingkungan (L. 20
Antonius Kwayuhan) di wilayah Sendang mulyo dapat bergabung dan mendapat pelayanan
pastoral di Gereja Pojok. Dengan Pesekutuan beberapa Lingkungan dan mendapatkan
pelayanan pastoral secara rutin dalam wilayah gereja tertentu inilah diberi nama Stasi.
Akhirnya istilah Stasi diperkenalkan sebagai Persekutuan Lingkungan-Lingkungan yang
diharapkan mampu untuk menjadi paroki di kemudian hari. Mulai saat itu Gereja Pojok
dikenal sebagai Stasi Pojokdengan Ketua Stasi Bp. Antonius Sunardjo (1985-1990).
2. Masa Gedung Gereja “Kotak Sabun”
Gedung Gereja Pojok dibuat dan dirancang dengan sangat sederhana, sehingga
ketika gedung tersebut telah selesai dibangun dan diresmikan banyak orang berpendapat
gedung ini mirip dengan “kotak sabun”. Gedung yang dibangun membujur ke utara
dengan dua ruang tambahan menempel disamping timur Gereja untuk ruang pengakuan
dosa. Satu ruang ditempatkan di sebelah selatan dan satu ruang lagi ada di sebelah utara.
Ruang utama dalam dibuat seperti ruang gedung serbaguna dengan altar utama dari kayu
yang tidak permanen menghadap utara ditempatkan di atas panggung kayu. Pada hari-
5
hari raya, panggung beserta altarnya dipindah didinding sisi barat menghadap ke timur.
Mengingat bahwa halaman samping timur gedung gereja masih luas.
Pelayanan Ekaristi secara rutin telah diberikan kepada umat di Stasi Pojok.
Ekaristi hari Minggu dilakukan 3 kali. Hari Sabtu pukul 16.00 WIB menggunakan bahasa
Jawa; Minggu pagi Pukul 06.00 WIB menggunakan bahasa Jawa dan pukul 08.00 WIB
menggunakan bahasa Indonesia. Ekaristi bahasa Indonesia ini dipikirkan untuk melayani
mudika dan umat yang tidak bisa berbahasa Jawa.Rm. YB. Mardikartono, SJ (1986-
1990), sangat memperhatikan iman anak-anak. Banyak muda-mudi katolik yang
diikutsertakan kursus PIA yang selanjutnya mereka ditugasi sebagai Pendamping Iman
Anak di dalam lingkungannya sendiri. Pada masa itu pula, lingkungan-lingkungan yang
terlalu luas dan jumlah umatnya terlalu banyak dikembangkan atau dipersempit daerah
geografinya dengan cara dimekarkan menjadi 2 atau 3 lingkungan secara bertahap. Tak
luput juga untuk lingkungan-lingkungan di Stasi Pojok juga ada yang mengalami
pemekaran. Penataan khusus untuk Stasi Pojok terjadi di 3 lingkungan, yakni:
Lingkungan 26 Diro dibagi menjadi 2 (26 Diro dan 48 Brajan). Lingkungan 20
Kwayuhan dibagi menjadi 2 lingkungan (20 Kwayuhan dan 47 Pakelan) serta lingkungan
27 Jomboran dibagi menjadi 3 lingkungan ( 27 Jomboran, 49 Kliran dan 44 Tengahan).
Akhirnya, ada 11 lingkungan yang masuk dalam reksa pelayanan pastoral di Stasi
Pojok. Lingkungan-lingkungan tersebut yakni 20 Antonius Kwayuhan, 23 Agustinus
Plombangan, 26 Albertus Diro, 27 Bonaventura Jomboran, 28 Stefanus Pojok, 29 Paulus
Bandan, 30 Hilarius Badran, 44 Tarcisius Dukuhan ( Pemekaran dari L. Jomboran ), 47
MTB Pakelan ( Pemekaran dari L. Kwayuhan ), 48 Petrus Brajan ( Pemekaran dari L.
Diro ), 49 Theresia Kliran Wetan ( Pemekaran dari L. Pojok )
Bersamaan dengan penataan dan pemekaran lingkungan tersebut, mulai
memikirkan pengembangan pelayanan untuk wilayah Sendangsari, maka disetujui
pembangunan Kapel di Bandan yang diberi nama Kapel St. Yusuf. Pada tahun1990
Lingkungan 29 Paulus Bandan keluar dari Stasi Pojok karena telah memiliki kapel
sendiri. Dengan keluarnya L. 29 Paulus Bandan maka Stasi Pojok tinggal 10
Lingkungan.Rm. G. Van Delft, SJ (1990) yang berkarya sendiri di Paroki Klepu
mengurangi jadual Pelayanan Ekaristi di Stasi Pojok hanya dua kali. Mulai Agustus 1990
misa hari Sabtu Sore tetap pukul 16.00 WIB dengan bahasa Jawa dan minggu pagi hanya
6
sekali dimulai pukul 06.30 WIB dengan Bahasa Indonesia. Kepengurusan Dewan Stasi
berganti pada tahun 1991 dengan Ketua Stasi Bp. Rudolfus Warno dengan masa jabatan
tahun 1991-1993.
3. Kewenangan Pengelolaan keuangan mandiri
Kehadiran Rm. C. Budiarto, SJ (1991-1996) sebagai Pastor Paroki Klepu membawa
warna baru bagi pengembangan Stasi Pojok. Beliau memperhatikan masalah solidaritas
umat dengan merintis adanya ACK (Arisan Cinta Kasih) dan DSK (Dana Solidaritas
Kesehatan).Pengurus Dewan Stasi dalam setiap pertemuannya selalu menggunakan ruang
dalam gereja atau bergilir dari rumah ke rumah seluruh pengurus Dewan Stasi. Ketua
Dewan Stasi saat itu dijabat oleh Bp. Y. Sarmiyadi (1994-1996). Dalam sebuah
pertemuan Pengurus Dewan Stasi bersama Romo Paroki di rumah Bp. Y. Sarmiyadi, Rm.
C. Budiarto, SJ memberikan rambu-rambu untuk wilayah Pojok harus semakin maju.
Demi pemikiran jangka panjang maka Pastor Paroki memberikan kewenangan bagi Stasi
Pojok untuk mengelola keuangan secara mandiri dengan tetap mendapatkan pengawasan
dan kontrol dari Pengurus Dewan Paroki Klepu. Dewan Stasi menanggapi mandat
pengelolaan keuangan mandiri tersebut dengan melakukan penataan keuangan beserta
laporan-laporan pertanggungjawabannya. Sejak awal tahun 1997, resmilah Dewan Stasi
Pojok melakukan pengelolaan keuangan secara mandiri.
Rm. C. Budiarto, SJ di Paroki Klepu digantikan oleh Rm. Yusup Suharyoso, SJ
(1996-1999). Romo pengganti ini lebih banyak melakukan pembenahan dan renovasi
gedung Gereja Klepu. Tak luput pemikiran renovasi juga diperuntukkan untuk Stasi
Pojok. Gedung Gereja yang telah berdiri tersebut masih perlu dilengkapi dengan gedung
pertemuan. Maka, pada tahun 1996 mulai dipikirkan untuk membangun gedung
pertemuan disamping timur gedung gereja. Bp. Edi Susilo dan tim diminta mulai
membangun gedung pertemuan tersebut serta membuat pagar bumi.Karya Rm. Yusup
Suharyoso, SJ dibantu oleh Rm. Dr. Van Weitjens, SJ (1996-1999). Satu hal yang sangat
mengesan di hati umat selama penggembalaan beliau adalah kunjungan keluarga secara
rutin dilakukan dengan mencatat semua anggota keluarga dalam sebuah buku mungil
yang selalu dibawa Rm. Weitjens, SJ. Hampir semua orang yang tercatat dalam bukunya
dihafal beserta dengan silsilah keluarganya.
7
Bp. Ag. Kemin Mardjono (1997-1999) selaku Ketua Dewan Stasi untuk periode
selanjutnya mulai mengembangkan tata kelola keuangan stasi secara mandiri. Keuangan
yang harus dikelola stasi adalah:
1. Kolekte I
2. Amplop Persembahan
3. Sumbangan Lain –lain
4. Kolekte II, untuk pengembangan / pembangunan baik fisik maupun non fisik.
5. Sebagian dari dana APP 25 %
6. Bunga ACK
Kewenangan dalam tata kelola keuangan secara mandiri ini mempunyai
konsekuensi pada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh Stasi. Selain
pencatatan dan pelaporan keuangan secara rutin dan transparan juga Stasi dibebani
kewajiban iuran-iuran yang harus dilakukan sendiri ke keuskupan. Disamping itu Stasi
juga mulai diberi kewenangan dalam pengelolaan berbagai program kerja khusus di Stasi.
4. Pengembangan
Pada tahun 2000 itu kepengurusan Dewan Stasi mulai dijabat oleh Bp. Hendrikus
Klumpuk Hadi Purwanto (2000-2005). Masa pelayanan Bp. Hendrikus Klumpuk Hadi
Purwanto, ini mulai dipikirkan untuk pengembangan dan renovasi gereja Pojok secara
besar-besaran. Setelah mendapatkan persetujuan dari Pastor Paroki dan Keuskupan maka
mulailah pada Februari 2002 dilakukan renovasi. Gedung Gereja yang semula sangat
sederhana sering disebut seperti “Kotak Sabun“, diubah menjadi sangat baik lengkap
dengan berbagai penambahan:
1. Penambahan Panti Imam yang statis, tidak berpindah- pindah.
2. Dibangun ruang Sakristi sangat cukup memadai
3. Melebarkan sayap timur gereja sehingga kapasitas ruang gereja dapat
menampung ± 600 orang.
4. Menambah ruang pertemuan yang dapat menampung 100 orang dan disatukan
dengan perluasan sayap gedung Gereja. Sehingga dapat berfungsi ganda. Ketika
Misa dapat digunakan untuk menampung umat tetapi juga dapat digunakan
8
sebagai tempat rapat dan pertemuan-pertemuan kelompok dalam pelajaran
katekumen maupun komuni pertama.
5. Ruang transit Romo terlebih kalau ada Romo tamu.
6. Ruang pengakuan dosa ± 2 ruang bila pengakuan dosa secara bersama-sama maka
ruang pengakuan ditambah sakristi dan ruang transit Romo.
7. Gereja juga dilengkapi dengan menara yang cukup bagus menyatu di pintu masuk
utama Gereja sebelah utara.
8. Disamping itu juga dibangun ruang dapur dan 3 ruang toilet.
5. Pemekaran Lingkungan Besar-besaran dan umat Cinta Adorasi
Seturut dengan diberlakukannya Pedoman Dasar Dewan Paroki pada tahun 2004,
yang memberikan pengertian secara jelas mengenai lingkungan yakni “Paguyuban umat
beriman yang bersekutu berdasarkan kedekatan tempat tinggal dengan jumlah antara 10-
50 kepala keluarga”, maka pada tahun 2005 yang dimotori oleh Rm. M. Nurwidi
Pranoto, Pr Paroki Klepu juga berusaha melakukan pemerakan lingkungan-lingkungan.
Tidak luput juga untuk Stasi Pojok juga dilakukan pemekaran bagi lingkungan-
lingkungan yang mempunyai umat begitu besar. Pemekaran ini ternyata tidak mudah
karena ikatan emosional dan kekeluargaan di antara umat, walaupun secara letak geografi
berjauhan banyak umat menolak untuk dimekarkan. Dengan situasi seperti ini maka
paroki berusaha memberikan pemahaman dan penyegaran akan tugas dan fungsi para
fungsionaris lingkungan dengan mengundang Rm. D. Bambang Sutrisno, Pr. PDDP
2004 menjadi dasar utama dalam pengelolaan pelayanan pastoral dari tingkat lingkungan
sampai ke tingkat paroki. Seturut dengan diberlakukannya PDDP 2004, Rm. Y.
Winaryanto, Pr selaku Panstor Pembantu di Klepu (2003-2005) mengajak Dewan Paroki
dan Dewan Stasi melakukan penataan dalam Laporan Keuangan yang transparan,
kredibel dan akuntabel.
Melihat ketentuan yang ada dan penyadaran bersama para Ketua Lingkungan dan
Pengurus Dewan Stasi, mulailah terjadi pemekaran lingkungan-lingkungan di lingkup
Stasi Pojok. Dengan penyegaran kepengurusan gereja, muncul juga gagasan untuk
9
memekarkan lingkungan terlebih untuk lingkungan yang jumlah umatnya lebih dari 100
jiwa.
Adapun tujuan pemekaran :
a. Memperingan tugas Para Pengurus Lingkungan.b. Supaya dapat menjangkau umat dan dapat melayani umat secara efektif.c. Memunculkan tokoh-tokoh, figur-figur gereja baru.d. Berbagi tugas peran kepada umat yang dirasa potensial.
Adapun pemekaran Lingkungan se Stasi Pojok tahun 2005, sebagai berikut:
1. L. 20 Antonius Kwayuhan dimekarkan satu lingkungan lagi yaitu L. 59 Agustinus
Blimbingan.
2. L. 23 Agustinus Plombangan dimekarkan satu lingkungan lagi yaitu L. 61 Maria
Bunda Hati Kudus Bontitan
3. L. 28 Stefanus Pojok dimekarkan 2 lingkungan, yaitu: L. 63 Paulus Minggir dan L. 64
Petrus Kisik.
4. L. 26 Albertus Diro dimekarkan satu lingkungan lagi yaitu L. 62 Petrus Calistinus
Dondongan.
5. L. 30 Hilarius Badran dimekarkan satu lingkungan lagi yaitu L. 67 Benedictus
Watugajah.
6. L. 44 Tarcisius Dukuhan dimekarkan 3 lingkungan yaitu; L. 71 Mikael Sawo; L. 72
Chrystophorus Tengahan dan L. 73 Veronica Bekelan.
7. L. 49 Theresia Kliran dimekarkan satu lingkungan lagi yaitu L. 75 Faustina Kliran
Kulon.
Lingkungan yang tidak mengalami pemekeran adalah:
1. L. 27 Bonaventura Jomboran
2. L. 47 MTB Pakelan
3. L. 48 Petrus Brajan
Dengan demikian Lingkungan yang berada di Wilayah Stasi Pojok ada 20 Lingkungan
yang dibagi menjadi 4 Wilayah.
Adapun 4 Wilayah itu meliputi:
a. Wilayah Sendangmulyo Lor yang meliputi 6 Lingkungan yaitu
1. L. 20 Antonius Kwayuhan.
2. L. 26 Albertus Diro
10
3. L. 47 Maria Tak Bernoda Pakelan
4. L. 48 Petrus Brajan
5. L. 59 Agustina Blimbingan
6. L. 62 Petrus Calistinus Dondongan
b. Wilayah Sendangagung Kidul meliputi 5 Lingkungan :
1. L. 27 Bonaventura Jomboran
2. L. 44 Tarcisius Dukuhan
3. L. 71 Mikael Sawo
4. L. 72 Chrystophorus Tengahan
5. L. 73 Veronica Bekelan
c. Wilayah Sedangagung Lor meliputi 5 Lingkungan:
1. L. 28 Stefanus Pojok
2. L. 49 Theresia Kliran Wetan
3. L. 63 Paulus Minggir
4. L. 64 Petrus Kisik
5. L. 75 Faustina Kliran Kulon
d. Wilayah Sedangagung Wetan meliputi 4 Lingkungan :
1. L. 23 Agustinus Plombangan.
2. L. 30 Hilarius Badran
3. L. 61 Mari Bunda Hati Kudus Bontitan
4. L. 67 Benedictus Watugajah
Pemekaran lingkungan ini ternyata membuahkan hasil, hal ini ditunjukkan dengan
semakin banyaknya umat ambil bagian dalam berbagai kegiatan lingkungan dan juga
kegiatan gerejani pada umumnya. Mereka semakin menunjukkan diri sebagai bagian dari
Paguyuban umat Allah Gereja Yohanes Chrisostomus Pojok Paroki Klepu.
Mengembangkan spiritualitas hidup umat melalui devosi juga menjadi perhatian
para Pastor Paroki Klepu. Rm FX Murdisusanto, Pr menawarkan kepada umat untuk bisa
berkenalan dengan pastur Patrick Berry dari Australia yang berkarya di bidang devosi
Adorasi Ekaristi, atas informasi dari Bapak Uskup Pujasumarta. Pada bulan April 2011,
Pastur Patrick, mensosialisasikan tentang Devosi kepada Tubuh dan Darah Kristus
melalui Adorasi Ekaristi Abadi di Paroki Klepu, baik di Gereja ataupun wilayah,
11
lingkungan, dan Stasi. Umat menanggapi adanya adorasi abadi, maka pada bulan Juni
2011 dibukalah Adorasi Ekaristi Abadi di Kapel Daratan, dan Sendang Jatiningsih.
Berkat kerja keras untuk sosialisasi Rm EM. Supranawa, Pr., maka pada Kamis, 29
September 2011 di Gereja Pojok diresmikan juga Kapel Adorasi Ekaristi Abadi dengan
menempati ruang transit Romo. Ekaristi Sabtu Sore dikhususkan untuk pergantian
sakramen. Sejak Maret 2013, Romo Paroki secara bergantian memberikan pelayanan
khusus bagi umat Stasi Pojok dengan tinggal di Pojok setiap hari Senin- Selasa. Dengan
hadirnya Para Romo secara rutin di Gereja Pojok ini maka Romo juga mulai memberikan
pelayanan misa harian setiap Hari Selasa pagi.
Ruang Transit Romo yang telah diubah menjadi Kapel Adorasi Abadi tersebut
dirasakan terlalu sempit untuk menampung para adorator. Pengurus Dewan Stasi periode
2012-2014 yang diketuai oleh Bp. CB. Sumarto dan saran Rm J. Kristanto Pr, Rektor
Seminari Tinggi Kentungan Yogyakarta, umat perlu dibuatkan Kapel Adorasi yang lebih
representatif. Maka mulailah dibentuk panitia pembangunan Kapel Adorasi yang
diketuai oleh dr. FX. Suprapto; Bp. MD. Sukardi dan Bp. AG. Marjana. Setelah segala
sesuatunya siap, pada Minggu tanggal 15 Oktober 2012 dilaksanakan peletakan batu
pertama pembangunan Kapel Adorasi Abadi dengan menempatkan Gedung Kapel pada
lahan samping gereja yang selama ini digunakan sebagai lahan parkir. Kapel Adorasi
Abadi selesai dibangun diberkati oleh Bapa Uskup Mgr. J Pujasumarta, pada Minggu, 03
Maret 2013, dengan Nama Kapel Adorasi Abadi Yohanes Paulus II. Dengan
dibangunnya Kapel Adorasi Ekaristi Abadi secara terpisah dengan Gereja maka
dibangunlah juga tempat parkir khusus para petugas jaga bakti dan jaga sepeda yang
berjalan selama 24 jam. Pada tahun yang sama pembangunan dilanjutkan membangun
gardu jaga para petugas jaga bakti dan jagasepeda. Pada bulan Februari 2014 gardu jaga
mulai dapat dipergunakan oleh para petugas. Melihat perkembangan, Ekaristi khusus
untuk pergantian Sakramen dilakukan 2 kali dalam sebulan, yakni pada Ekaristi Jumat
pertama dan Ekaristi Hari Rabu Minggu ke III pukul 17.30 WIB.
Karya Tuhan begitu besar dirasakan bagi umat Stasi Pojok. Pada saat Perayaan
Natal 2012 keluarga Bapak Fransicus Soegeng menyampaikan hibah sebidang tanah yang
luasnya 458 m2, sebelah barat tidak jauh dari gedung gereja. Saat ini status tanah tersebut
masih dalam proses balik nama di notaris. Pada Nopember 2013, Dewan Stasi
12
mendapatkan penawaran untuk membeli tanah lahan kebun seluruhnya milih Bp. Bp.
Wignyodiharjo seluas 1.219m2. Sebagian dari tanah tersebut telah dibeli oleh Stasi yang
telah dipergunakan untuk lahan parkir dan pendirian Kapel Adorasi Abadi. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Pastor Paroki dan keuskupan akhirnya tanah tersebut dibeli
Stasi Pojok. Dengan penambahan lahan parkir tersebut maka setiap perayaan Ekaristi hari
Sabtu dan Minggu semua kendaraan umat dapat tertampung, tidak ada lagi parkir dijalan
yang sering menggangu lali lintas masyarakat yang lewat dari dan atau ke pasar
Kebonagung.
13
BAB III
PROFIL UMAT
Dinamika kehidupan umat di Stasi Pojok sangat dinamis mengikuti gerak langkah
pelayanan pastoral yang dicanangkan oleh Paroki Klepu. Perkembangan umat ini juga tidak
lepas dari gerak umat yang berbasis di lingkungan-lingkungan. Umat di lingkungan merupakan
aset terbesar yang dimiliki oleh Gereja St. Yohanes Chrisostomus Pojok. Beberapa hasil
pendataan dapat kita pergunakan untuk melihat profil umat secara umum.
a. Identitas Gereja
Nama Gereja : Santo Yohanes Chrisostomus Pojok
Nama Stasi : Stasi Pojok
Paroki : St. Petrus dan Paulus Klepu
Alamat : Pojok V, Sendangagung, Minggir, Sleman, Yogyakarta
55562
Telp : -
Email: : [email protected]
Tanggal pemberkatan : 30 September 1986
Diberkati oleh : Mgr. J. Darmaatmadja SJ.
b. Letak Geografis
Stasi Pojok dibawah reksa pelayanan pastoral Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Secara
geografis, Stasi Pojok sebagai wilayah bagian barat dari paroki Klepu. Batas wilayah secara
pemerintahan: Stasi Pojok masuk wilayah Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir.
Meliputi 3 kelurahan:
- Utara: Desa Sendangsari
- Timur: Desa Sendangsari
- Barat: Sendangagung
- Selatan: Sendangmulyo
Batas-batas wilayah gerejani:
- Utara: Wilayah Sendangsari
14
- Barat: Paroki Boro
- Selatan : Paroki Nanggulan
- Timur: Wilayah Sendangmulyo Barat.
Dibagi dalam 4 wilayah:
- SendangmulyoLor
- SendangagungKidul
- SendangagungWetan
- SendangagungLor
Denah lingkup Stasi Pojok dapat dilihat dalam peta.
15
PETA STASI POJOK
Stasi Pojok mempunyai jarak ± 6km dari pusat Paroki Klepu. Stasi Pojok termasuk di kawasan pertanian. Mayoritas umat petani dan pengrajin kerajinan bambu. Jarak antar lingkungan tidak terlalu jauh, seperti yang telah disampaikan bahwa pertimbangan pertama dalam melakukan pemekaran lingkungan karena pertimbangan jumlah umat. Transportasi lancar, sebagian besar menggunakan tranportasi pribadi sehingga tidak menyulitkan umat dalam bermobilitas baik di lingkungan, stasi maupun ke paroki.
c. Jumlah Umat
Stasi Pojok terdiri 20 lingkungan, dengan perincian jumlah umat sebagai berikut:
NOLink Lingkungan
UMAT UMAT
30/12/2012 31/12/201320 Antonius Kwayuhan 78 7523 Agustinus Plombangan 134 13326 Albertus Diro 96 94
16
27 Bonaventura Jomboran 126 12428 Stephanus Pojok 200 20030 Hilarius Badran 169 16944 Tarcisius Dukuhan 162 16047 Maria Tak Bernoda Pakelan 138 13648 Petrus Brajan 96 9349 Theresia Kliran Wetan 167 15459 Agustina Blimbingan 89 8861 Maria Bunda Hati Kudus Bontitan 172 16962 Petrus Caelistinus Dondongan 95 9663 Paulus Minggir 75 8064 Petrus Kisik 67 6567 Benediktus Watu Gajah 91 9271 Mikael Sawo 53 5172 Christophorus Tengahan 71 6973 Veronika Bekelan 70 7275 Faustina Kliran Kulon 119 121
JUMLAH TOTAL 2268 2241
Total jumlah umat pada akhir tahun 2013 lalu yang riil tinggal di lingkungan adalah 2.241 jiwa dari 890 KK. Dari total jumlah umat akhir tahun 2012 dan akhir tahun2013 mengalami penurunan, hal ini terjadi sebagian besar karena faktor kematian umat usia lanjut.
d. Situasi Umat
Dari hasil pendataan umat awal tahun 2012, terlihat bahwa sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Seperti terlihat dalam tabel berikut:
JENIS KELAMIN (dalam %)
No. WILAYAH JENIS KELAMIN (%) Jumlah UmatLaki-laki Perempuan
1 Sendang Mulyo Lor 48.4 51.6 6282 Sendangagung Kidul 46.9 53.1 4243 Sendangagung Wetan 47.7 52.3 5914 Sendangagung Lor 47.4 52.6 614
Umat Stasi Pojok dilihat dari status hidup berkeluarga, mereka sungguh menghayati hidup dengan menerima sakramen perkawinan. Namun juga dapat dilihat bahwa umat yang belum menikah prosesntasenya juga cukup besar. Hal ini apabila dilihat dari data kelompok usia dan status kependidikan mereka masuk dalam kelompok PIR dan OMK.
17
Menurut usia umat di Stasi Pojok:
KELOMPOK USIA (dalam %)
No. WilayahKelompok Usia (%) Jumlah
Umat0 - 6 th
7 - 12 th
13 - 15 th
16 - 18 th
19 - 24 th
25 - 29 th
30 - 39 th
40 - 49 th
50 - 59 th
60 - 69 th
70 th +
1 Sendang Mulyo Lor 4.6 6.1 3.5 3.7 11.0 5.7 9.2 10.8 15.6 11.0 18.8 628
2 Sendangagung Kidul 4.7 7.5 4.2 3.5 6.4 3.8 11.6 13.7 13.7 14.2 16.7 424
3 Sendangagung Wetan 3.6 6.4 4.1 5.4 8.0 4.4 11.5 14.9 16.2 13.5 12.0 591
4 Sendangagung Lor 5.4 7.7 5.5 2.6 7.0 5.4 14.3 14.8 11.9 12.4 13.0 614
KEGIATAN EKONOMI UMAT (dalam %)
WILAYAH
Kegiatan Ekonomi Umat (%)
Tera
mpi
l
Pend
idik
Kese
hata
n
Pega
wai
Usa
ha
Sete
ngah
Ter
ampi
l
Tuka
ng
Tdk
Tera
mpi
l
R-B-
S
Seko
lah
Ibu
Rum
ah T
angg
a
Pens
iun/
Ival
id
Non
Job
Blm
Tah
u
Jml U
mat
> 1
5 th
Sendang Mulyo Lor 11.0 2.6 0.7 5.1 1.9 11.0 8.8 21.0 0.0 13.9 14.8 4.1 4.5 0.6 534
Sendangagung Kidul 7.6 5.7 0.3 5.7 7.6 10.0 3.0 20.2 0.0 7.6 17.5 6.9 7.3 0.6 331
Sendangagung Wetan 2.2 5.4 0.2 6.8 2.0 11.0 5.0 20.2 0.2 14.4 17.4 6.6 5.8 2.6 499
Sendangagung Lor 4.7 4.9 1.0 4.1 7.1 14.5 5.7 22.4 0.0 10.4 3.9 3.9 7.6 0.8 490
Data menurut Status kependidikan umat dapat dipaparkan sebagai berikut:
STATUS PENDIDIKAN UMAT (%)
NO WILAYAH STATUS PENDIDIKAN
Buta
Aksara SD SLTP SLTAD1-D3 S1
S2-S3
Masih sekolah
0-6 th
Putus sekolah
Jumlah Umat
1 Sendang Mulyo Lor 17,2 17 7 22,3 3,8 7,3 0,3 18,6 6,4 0 628
2 Sendangagung Kidul 11,1 22,9 7,3 25,9 3,5 4,7 0,5 16,3 7,5 0,2 424
3 Sendangagung Wetan 8,3 15,7 9,8 23,2 5,1 10,3 0,3 21,5 5,4 0,3 591
4 Sendangagung Lor 13,5 16,3 6,3 26,8 4,6 4,7 0,5 19,3 8 0 614
18
BAB IV
TATA PELAYANAN PASTORAL
Hidup dan mekarnya Stasi Pojok ditandai dengan berkembangnya pelayanan pastoral di
wilayah ini. Pelayanan Pastoral yang dilaksanakan bukan hanya sekedar pelengkap dari kerja
para pengurus Dewan Stasi, namun sungguh disadari bahwa Pelayanan Pastoral dilaksanakan
karena kebutuhan umat dalam pengembangan hidup menggereja, secara bersama-sama dalam
persekutuan umat Allah melaksanakan tugas dan panggilan untuk ambil bagian dalam Tri Tugas
Kristus dalam menguduskan, mewartakan dan menggembalakan. Untuk itu pelayana pastoral
didasarkan pada realitas kebutuhan umat seturut dengan arah dan kebijakan pastoral Paroki
maupun Keuskupan. Dalam uapaya mengoptimalkan pelayanan pastoral di lingkup Stasi Pojok,
ada 4 hal yang menjadi perhatian pokok dan menjadi penopang kehidupan dan perkembangan
pelayanan pastoral yakni, penataan organisasi mulai dari Dewan Stasi sampai ke kepengurusan
lingkungan, penataan tata penggembalaan, tata kelola administrasi dan penataan tata kelola harta
benda.
1. Kepengurusan Periode 2014 - 2017
Penataan organisasi di lingkup stasi dipahami sebagai pengelolaan kepengurusan yang
menjadi motor gerak langkah hidupnya pelayanan pastoral dengan adanya Kepengurusan Dewan
Stasi dan kepengurusan lingkungan. Kepengurusan Dewan Stasi tahun 2014-2017 mengacu
pada PDDP 2013. Susunan kepengurusan sebagai berikut:
19
SUSUNAN PENGURUS STASI DAN PENGURUS WILAYAHMASA BAKTI TAHUN 2015 – 2017
Pemimpin : Pastor ParokiKetua : CB. Sumarto
: H. Yosef SutarjoSekretaris : Y. Slamet
: Agustinus. SuyotoBendahara : FX. Muryanto
: B. Sadiran
Bidang-bidang :No Bidang Nama Lingkungan No
Lingk1 Liturgi dan Peribadatan 1). MD. Sukardi
2). Ag. MarjonoBonaventuraTheresia
2749
2 Pewartaan dan Evangelisasi V. Suharyani Veronica 733 Pelayanan Kemasyarakatan P. Sariman Albertus 264 Paguyuban dan
PersaudaraanMG. Eti Sunaryati Agustinus 23
5 Rumah Tangga Y. Sarmiyadi Maria BHK 616 Penelitian dan
PengembanganPC. Suhartono Petrus Calistinus 62
Kepengurusan Wilayah :Wilayah Jabatan/Nama Lingkungan No
Lingk1 Sendangmulyo Lor Ketua : St. Suyanto
Sekretaris : PC. SujitoBendahara : Y. Ngadiman
AntoniusMaria TBMaria TB
204747
2 Sendangagung Kidul
Ketua : Donatus PardiSekretaris : G. WindarnoBendahara : P. Jiman
VeronicaMikaelTarsisius
737144
3 Sendangagung Lor Ketua : F. SubiyartoSekretaris : H. Sri HandonoBendahara : Miss Indrati
StefanusPaulusPetrus
286364
4 Sendangagung Wetan
Ketua : Y. SarmiyadiSekretaris : YP. SunardiBendahara : YB. Bagyo
Maria BHKHilariusBenedictus
613067
SUSUNAN BIDANG-BIDANG DAN TIM KERJA STASI POJOKNO BIDANG DAN TIM KERJA NAMA LINGKUNGAN NO
20
LINGK1 Liturgi dan Peribadatan
1.1. Liturgi dan Peribadatan
1.2. Prodiakon
1.3. Putra/Putri Altar
1.4. Koor dan alat musik
1.5. Lektor
1.6. Paramenta
1.7. Tata Altar
1.8. Teks Misa
1.9. Devosi adorasi
MD. SukardiAg. MarjonoAn. SutrisnoAnt. SamijoA ParmanT. SuwartonoA. RianDwiAg. MarjonoR. JemirinYustina S DatoV. Arin CPHY. RiswantoAgungFl. Trilustra H.IndriYulius Wahyu WDikaP. MujionoFX. Sudar
BonaventuraTheresiaFaustinaMaria TBMaria BHKHilariusStefanusHilariusTheresiaPetrus BrajanBonaventuraStefanusBonaventuraPaulusStefanusPaulusMaria TBTheresiaVeronicaTheresia
27Koord.49754761302830494827282763286347497349
2 Pewartaan dan Evangelisasi1.1. Sakramen inisiasi
1.2. Katekis
1.3. PIA/PIR
1.4. Kitab Suci
1.5. Panggilan
V. SuharyaniFr. Oktavia AstutiMM. R. Sri HartatiCh. Trie Hari A.Elisabeth Riil R.Fl. Ina RimawatiAryaduta Yustina Y. ParjiyantoP. JimanF. SubiyartoR. Warno
VeronicaHilariusMaria BHKPetrus CalistinusMaria TBStefanusBonaventuraBonaventuraTarsisiusStefanusMaria BHK
73Koord.30616247282727442861
3 Pelayanan Kemasyarakatan3.1. Pengembangan sosial ekonomi3.2.Dana Sosial Kesetiakawanan
3.3. Pendidikan
3.4. Kerasulan, Kem HAK
3.5. ACK
3.6. Dana Pamis
P. SarimanFX. MardiyoP. JariyantoY. NgadimanB. SarimanPartiniPurwantiniAth. SupardiFX. SuharjoFX. SubaryantoA.Suryo PujiantoSuratijoYac. Ponijo
AlbertusMikaelMikaelMaria TBTheresiaPaulusMaria BHKTheresiaAgustinusAgustinusAgustinusHilariusPetrus
26Koord717147496361492323233062.
21
Calistinus4 Paguyuban dan Persaudaraan
4.1. OMK
4.2. Ibu Stasi
4.3. Pendampingan Keluarga
MG. Eti SunaryatiY. Ardian KAan DSCh. NgatiyemCh. SriharyatiY. Hendri SY. SarmiyadiCB. SumartoYac. Ponijo
AgustinusStefanusMaria BHKBonaventuraHilariusPaulusMaria BHKHilariusPetrus Calistinus
23Koord2861273063613062.
5 Rumah Tangga5.1. Rumah Tangga
5.2. Pemeliharaan gedung dan inventarisasi5.3. Keamanan
Y. SarmiyadiE. SumarniB. SukapdiP. GiyantoH. SutaryoG. Eko P.B. Prihatmoko
Maria BHKStefanusPetrusMaria BHKStefanusPaulusHilarius
61Koord286461286330.
6 Penelitian dan Pengembangan6.1. Data Umat
6.2. Penyegaraan dan Pemberdayaan
PC. SuhartonoAri WibowoAnt. ParjiyoSubardiDonatus Pardi
Petrus CalistinusStefanusTheresiaBenedictusVeronica
62Koord28496773.
2. Tata Penggembalaan
Dalam rangka pelayanan pastoral dan pengembangan dinamika hidup umat di Stasi Pojok
dijabarkan dalam 6 bidang pelayanan, yakni Bidang Liturgi dan Peribadatan; Bidang Pewartaan,;
Bidang Pelayanan Kemasyarakatan; Bidang Paguyuban dan Tata Organisasi; Bidang Sarana dan
Prasarana; serta Bidang Penelitian dan Pengembangan.
3. Tata Kelola Administrasi
Administrasi juga menjadi perhatian penting di Stasi Pojok.Saat ini sedang
mengusahakan terus menerus untuk mewujudkan adminstrasi yang baik.Melalui penataan
administrasi ini diharapkan semua dokumen-dokumen penting gereja dapat tersimpan dengan
baik.Dewan Stasi mengelola administrasi Gereja secara umum yang meliputi laporan-laporan
kepanitian, notulen dan arsip pengurus dewan, daftar inventaris gereja. Sekretaris Dewan Stasi
22
melakukan pengarsipan dan surat menyurat yang terkait dengan kegiatan pengurus Dewan Stasi.
Pencataan dan pengarsipan data umat masih dilakukan di tingkat paroki.
Di gereja Pojok juga telah digunakan untuk penerimaan sakramen-sakramen, namun
pencatatan dan pengarsipannya juga masih dilakukan di Paroki Klepu. Rm. Yusup Suharyoso, SJ
pada tahun 1998 mengambil kebijakan memberikan buku tersendiri untuk pencatatan
sakramental bagi umat Stasi Pojok dengan penyimpanan tetap di kantor Sekretariat paroki Klepu.
Maka sejak tanggal 7 April 1998, Stasi Pojok telah mempunyai buku Baptis sendiri. Namun,
setelah dilakukan visitasi dari Keuaskupan Agung Semarang, tanggal 19 November 2014 Babtis
dan Komuni Pertama dicatatkan di paroki sesuai dengan hukum yang berlaku.
Pencatatan khusus ini dilakukan karena melanjutkan kebijakan yang diberikan oleh Rm.
C. Budiarto, SJ tahun 1997 yang memberikan kewenangan pengelolaan keuangan secara
mandiri.Kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan administasi keuangan secara mandiri dan
penuh di Stasi Pojok.Sejak diberikan kewenangan mandiri tersebut maka dilakukan penataan
adminsitrasi keuangan yang dikelola secara kredibel, akuntabel dan transparan, dengan tetap
mengikuti aturan dan pedoman keuangan yang berlaku di KAS.Sejak saat itu pula Stasi Pojok
telah dibebani kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh Keuskupan dan diberlakukan seperti
Stasi definitif.
Penataan Administrasi memang disadari perlu dukungan ruangan yang mencukupi.Saat
ini hal yang disadari oleh pengurus Dewan adalah kurangnya ruang sekretariat yang dikhususkan
untuk penyimpanan arsip-arsip tersebut. Hal ini telah menjadi pemikiran panjang yang akan
ditindaklanjuti untuk masa yang akan datang.
4. Tata Kelola Harta Benda
Tata kelola harta benda di Stasi Pojok terkait dengan pengelolaan harta benda baik yang
bergerak berupa keuangan gereja maupun tidak bergerak berupa aset gereja yang mengacu pada
pedoman keuangan yang berlaku di keuskupan.Pengelolaan harta benda ini sangat penting
dilakukan untuk mendukung pelaksanaan pelayanan pastoral di Stasi Pojok.Keuangan gereja
dikelola oleh para bendahara Stasi dengan tetap di bawah kontrol dan pengawasan
paroki.Keberadaan uang ada yang disimpan tunai oleh bendahara sebagai kas bendahara Stasi
maupun di simpan di bank. Penyimpanan uang di bank Niaga dan KSP CU “Satu Hati” dengan
rekening yang atas nama Stasi. Ada 4 rekening yang dikelola oleh Stasi, yakni:
23
1. Bank Niaga, No. Rekening: 018-01-00134-17-7. Atas nama: Keuskupan Agung
Semarang QQ Stasi Pojok.
2. KSP CU “Satu Hati”, No. Rekening: 217. Atasnama: Stasi Pojok.
3. KSP CU “Satu Hati”, No. Rekening: 408. Atasnama: Stasi Pojok.
4. KSP CU “Satu Hati”, No. Rekening: 959. Atasnama: Stasi Pojok.
Sistem pembukuannya masih menggunakan mekanisme masih manual program microsoft excel.
Bendahara secara periodik bulanan melakukan pencatatan dan membuat laporan arus kas.
Laporan keuangan ini disampaikan ke keuskupan dengan pengesahan dari Pastor paroki serta
dilaporkan juga kepada para pengurus lingkungan. Sebagai gambaran riil atas bentuk laporan
keuangan Stasi, kami lampirkan Laporan keuangan 3 bulan terakhir (Lampiran 4. Laporan
Keuangan Stasi Pojok).Pengeluaran kas stasi didasarkan pada RAPB yang telah dibuat oleh
Dewan Stasi pada setiap awal tahun.RAPB yang disusun selalu menunjuk pada tiga hal, yakni
pengeluaran rutin, program, dan investasi. Mekanisme pengelolaan keuangan yang dijalankan ini
selalu mengikuti aturan dalam Pedoman Pelaksanaan Keuangan dan Akuntasi Paroki.Stasi Pojok
juga telah memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi dalam penyampaian berbagai
iuran seperti yang telah ditentukan oleh keuskupan. Kewajiban-kewajiban tersebut diantaranya:
pengiriman 15% dari kolekte untuk Dana Solidaritas Paroki (DSP), Pengiriman Kolekte khusus
untuk KPG serta kolekte-kolekte khusus lainnya yang telah ditentukan.
24
BAB V
ANALISA TANTANGAN, PELUANG,
DAN TUJUAN STASI
1. Beberapa hal yang masih perlu dikembangkan
Untuk mengembangkan dan menumbuhkan iman serta meningkatkan pelayanan pastoral
kepada umat di Stasi Pojok, masih cukup banyak hal yang perlu dilakukan dan dikembangkan.
a. Dengan dibukanya jalur ekonomi Samigaluh – Sleman yang saat ini cukup lancar di
jalan Kebonagung karena akses jembatan kreo yang baru membuat mobilitas
masyarakat menjadi semakin baik. Hal ini menyebabkan umat Stasi Pojok atau umat
dari Paroki Boro bebas memilih untuk terlibat kegiatan kegerejaannya, lebih-lebih
dalam mengikuti ekaristi. Untuk itu akan diusahakan umat lingkungan dalam lingkup
Stasi Pojok mempunyai perhatian dan cinta pada stasi akan menjadi prioritas,
semakin banyak melibatkan umat dalam kegiatan Stasi akan selalu diusahakan
dengan berbagai kegiatan yang mendukung.
b. Kapel Adorasi Abadi menjadi daya tarik tersendiri bagi umat untuk berdevosi.
Namun tidak mudah untuk selalu menjaga api – semangat beradorasi secara rutin dan
terus menerus. Adorasi bukan hanya sekedar pelengkap dalam hidup iman Katolik
tetapi sungguh menjadi kebutuhan bagi umat Katolik untuk memperdalam dan
mengembangkan imannya kepada Kristus. Kapel ini juga semakin dikenal dan
dikunjungi oleh umat dari paroki lain, lebih-lebih umat paroki Boro.
c. Meningkatkan semangat dan motivasi pelayanan bagi pengurus Stasi juga menjadi
bagian yang sangat penting. Ambil bagian dalam kepengurusan menjadi panggilan
25
umat Katolik Stasi Pojok.Akan diusahakan dengan perjumpaan yang dilakukan
secara rutin dan intens.Belajar bersama untuk memahami tugas dan tanggungjawab
pengurus Dewan Stasi serta memahami ARDAS KAS, visi misi paroki dan PDDP
perlu ditingkatkan agar pengurus in mempunyai kesamaan pandangan dan semangat
dalam mengelola Stasi.
d. Laporan keuangan yang transparan dan akuntabel akan semakin ditingkatkan untuk
membangun rasa kepercayaan umat kepada Gereja. Pengelolaan keuangan sesuai
dengan intensinya akan semakin dikembangkan, termasuk dalam pengelolaan
Danpamis, ACK dan DSK. Melalui pembinaan dari Paroki pengelolaan keuangan ini
akan dilakukan secara lebih baik.
e. Penataan Administrasi umum saat ini masih dalam tahap pengembangan. Pengurus
menyadari akan keterbatasan ruangan untuk koordinasi antar pengurus dan tempat
menyimpan arsip. Penataan secara terus menerus akan diusahakan bersama oleh
Pengurus sebagai bagian dari kebutuhan pengurus.
f. Komunikasi antara pastor Paroki dengan Pengurus akan semakin ditingkatkan lebih-
lebih agar dapat dipastikan oleh Para Pastor Paroki bahwa karya pelayanan pastoral
di Stasi dapat berjalan dengan baik. Yang akan datang, struktur kepengurusan Dewan
akan disesuaikan dengan PDDP 2013. Disamping itu, dengan terbangunnya
komunikasi yang baik, berbagai kegiatan stasi dapat terfasilitasi dari paroki.
2. Keprihatinan, Tantangan, Peluang Pastoral Stasi Pojok
Berdasarkan Evaluasi program 2013-2014, ada beberapa hal yang kiranya perlu diperhatikan:
Keprihatinan Tantangan Peluang
Lemahnya spritualitas dan motivasi pelayanan
Perlu membangun spiritualitas pelayanan
Perlu mekanisme yang membangkitkan motivasi pelayanan
Berkembangnya aneka pembekalan motivasi tim kerja atau bidang (rekoleksi atau penyegaran)
26
Kurangnya sinergisitas
Pengurus wilayah dan lingkungan perlu diajak komunikasi
Membangun relasi-komunikasi dan kerjasama antar wilayah, Bidang-Tim kerja: komitmen pd agenda pertemuan koordinasi
Tumbuhnya pertemuan tim kerja secara berkala, dan sinergisitas program antar bidang
Lemahya regenerasi dan kaderisasi
Perlunya penjaringan dan pengkaderan melalui program-program tim kerja atau bidang. Bidang atau tim kerja dapat mengajak umat diluar tim bidang atau tim kerjanya secara personal untuk terlibat dalam pelaksanaan tugas. Selain itu, koordinator bidang atau tim kerja dapat mengkader anggota tim kerjanya
Umat semakin terlibat dalam program Dewan Stasi/Panitia, dan Tumbuhnya kader Gereja
3. Tujuan Stasia. Jangka Panjang
Mempersiapkan diri merespon rencana paroki untuk menjadikan stasi pojok sebagai paroki hasil pemekaran dari paroki klepu.
Meningkatkan kompetensi SDM seluruh umat stasi pojok agar memiliki kualitas tinggi dalam kehidupan beriman, kesejahteraan ekonomi, dan keterlibatan dalam hidup bermasyarakat.
Bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk mengembangkan perekonomian kreatif/yang khas (misal kerajinan bambu, mendong, desa wisata, seni budaya) umat dan masyarakat di stasi pojok.
b. Jangka Menengah Mempersiapkan sarana/prasarana untuk penyelenggaraan stasi sementara
(administrative) Meningkatkan kompetensi SDM pengurus agar mampu memenuhi syarat
penyelenggaraan stasi sementara (administrative) dan melaksanakan program kerjanya.
Menyiapkan umat untuk siap berproses sebagai stasi sementara beserta kewajiban-kewajibannya.
c. Jangka Pendek Mensyukuri dan merefleksikan ARDAS 2011-2015 Mempersiapkan sarana kantor administrasi stasi dan SDM-nya.
27
Semakin banyak umat yang terlibat dalam kehidupan menggereja di lingkungan dan Gereja (Bid Liturgi, Pewartaan)
Menumbuhkan kader-kader muda dalam hidup Gereja dan masyarakat. (Bidang Paguyuban, Bid Litbang, Bidang Pewartaan)
Membantu kaum KLMTD dalam kebutuhan dasarnya (Bidang Pelayanan, Ketua wilayah-ketua lingkungan)
Mendampingi usaha-usaha kecil umat dan masyarakat. (Bidang Pelayanan, ketua Wilayah-ketua lingkungan)
Membangun relasi persaudaran dan kerjasama dengan umat beragama lain dalam memajukan pelayanan masyarakat (bidang pelayanan, dewan harian, dan ketua wilayah-ketua lingkungan)
4. PROGRAM KERJA VISIONER TAHUN 2015Berdasarkan poin-poin yang menjadi keprihatinan, tantangan, dan peluang yang ada,
pengurus dewan stasi merumuskan arah program tahun 2015 sebagai berikut:
Peluang Arah Program 2015
Berkembangnya aneka pembekalan/penyegaran spiritualitas dan motivasi bidang atau tim kerja
1) Meningkatnya spiritualitas dan motivasi pelayanan umat (dewan stasi)
2) Menyiapkan sarana/prasarana untuk penyelenggaraan stasi sementara.
Tumbuhnya pertemuan tim kerja secara berkala, dan sinergisitas program antar bidang dan tim kerja
1) Sinergisitas program kerja per bidang dan antar bidang
2) Tertibnya administrasi program kerja, pelaksanaan, dan dokumentasi hasil kerja.
Umat semakin terlibat dalam program Dewan Stasi/Panitia, dan Tumbuhnya kader Gereja
1) Terlibatnya umat dalam kehidupan menggereja di lingkungan, wilayah dan Gereja (Bid Liturgi, Pewartaan)
2) Tumbuhnya kader-kader muda dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.
3) Terdampinginya usaha-usaha kecil umat dan masyarakat
4) Terbantunya kaum KLMTD dalam kebutuhan dasarnya
5) Terbangunnya kerjasama dan relasi persaudaraan antar umat beragama
28
29
Top Related