DE\VAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
LAPORANKOMISI IV DPR RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANGAN
DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI KAMIS, 18 OKTOBER 2012
Bismillahirahmanirahim, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita st:mua,
Yth. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yth. Saudara Menteri Hokum dan HAM beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perdagang&n atau yang mewakili beserta jajarannya, dan Hadirin yang kami hormati,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahu Wata'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kita dapat menghadiri Rapat Paripuma DPR RI dalam rangka
Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang
Undang tentang Pangan dalam keadaan sehat wal' afiat.
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1996 tentang Pangan merupakan usul inisiatif Komisi IV DPR RI. Presiden
telah menyampaikan surat kepada Pimpinan DPR RI dengan Nomor R-61/11/2011
1
ARSIP D
PR-RI
tertanggal 30 November 2011 perihal penunjukan Menteri Pertanian, Menteri
Perindustrian, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perdagangan, dan Menteri Hukum
dan HAM untuk mewakili Presiden, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dalam pembahasan dengan DPR.
Menindaklanjuti Surat Presiden tersebut, Rapat Bamus tanggal 8 Desember
2011, memutuskan bahwa RUU tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1996 tentang Pangan ditangani oleh Komisi IV DPR RI. Pembahasan pada
Tingkat Panja, dimulai sejak tanggal 27 Januari sampai dengan tanggal 15 Oktober
2012. Lamanya pembahasan RUU tentang Pangan disebabkan masih adanya beberapa
substansi yang memerlukan pendalaman dan kajian lebih lanjut.
Berdasarkan Keputusan Rapat Kerja tanggal 26 Januari 2012,. dari 776 DIM
yang diserahkan Pemcrintah, 98 DIM tetap diputuskan dalam Rapat Kerja dan 678
DIM pembahasannya diserahkan kepada Panitia Kerja. Selanjutnya, Komisi N DPR
RI membentuk Panja RUU tentang Pangan untuk membahas DIM tersebut.
Panitia Kerja melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan pakar
dan tokoh masyarakat,, serta focus group discussion ke beberapa perguruan tinggi
untuk mendapatkan masukan yang mendalam, terkait dengan dinamika perkembangan
ekstemal dan internal, desentralisasi, dan globalisasi.
Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara badirin yang kami
hormati,
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Peru11dang-undangan menyebutkan bahwa jika suatu perubahan peraturan perundang
undangan mengakibatkan: sistematika peraturan perundang-undangan berubah, materi
peraturan perundang-undangan berubah lebih dari 50% (lima puluh persen ), atau
esensinya berubah, maka peraturan perundang-undangan yang diubah tersebut lebih
baik dicabut dan disusun kembali dalam peraturan perundang-undangan yang baru
mengenai masalah tersebut. Oleh karena itu, Rancangan Undang-Undang tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan menjadi
penggantian terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan karena
2
ARSIP D
PR-RI
materi peraturan perundang-undangan berubah lebih dari 50%, sehingga terjadi
perubahan esensi antara RUU tentang Pangan dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1996 tentang Pangan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan terdiri dari 14 BAB dan
65 P ASAL. Sedangkan draft RUU tentang Pangan yang dipersiapkan oleh DPR RI
terdiri dari 16 BAB dan 143 PASAL. Saat pembahasan dilakukan terjadi beberapa
perubahan signifikan, sehingga sampai saat RUU tentang Pangan disampaikan dalam
Rapat Paripurna ini,jumlah BAB menjadi 17 BAB dan 154 PASAL.
Dalam RUD tentang Pangan terdapat 11 ayat yang mengamanatkan disusunnya
Peraturan Pemerintah, 10 ayat yang mengamanatkan pengaturan lebih lanjut
dengan/atau berdasarkan Peraturan Pemerintah, 1 Peraturan Presiden, 1 peraturan
menteri, 1 Peraturan Daerah, dan 1 Peraturan Kepala Daerah. Peraturan Presiden yang
didelegasikan dalam RUD ini adalah Peraturan Presiden mengenai organisasi dan tata
kerja Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas peinerintahan
di bidang pangan. Peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang merupaka..,
amanat nari RUU ini adalah peraturan mengenai penentuan harga pa.11gan lokal
minimum daerah. Sedangkat1 satu peraturan menteri yang diamanatkan dalam RUU
ini adalah peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan mengenai harga komoditas pangan.
Kami berharap peraturan pelaksana RUU tentang Pangan harus segera
ditetapkan sejak RUD tentang Pa.1gan ini diu..11dangkan. Hal ini menjadi penting
disampaikan agar tujuan dari penyelenggaraan pangan dalam RUU ini dapat dicapai.
Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara hadirin yang kami
hormati,
Tepat satu minggu yang lalu, 11 Oktober 2012, Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) menyatakan bahwa kebijakan pangan
Indonesia salah arah. Mereka menyatakan, Indonesia seharusnya melakukan
diversifikasi produksi padi dengan komoditas lain yang bernilai tinggi, seperti
tarifilllan buah, sayuran dan tanaman perkebunan, dan Indonesia harus meninggalkan
3
ARSIP D
PR-RI
arah pencapaian swasembada karena membutuhkan dana besar seperti untuk subdisi
pupuk, perlindungan pasar impor dan ekspor. Masih menurut mereka, komoditas
pangan yang dikembangkan untuk mencapai swasembada tidak berdaya saing tinggi.
Hari ini, Indonesia mengeluarkan kebijakan pai1gan yang barn, dimana
penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang
memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan
pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan. Penyelenggaraan -pangan di
Indonesia dilakukan dengan tujuan antara lain: meningkatkan kemampuan
memproduksi pangan secara mandiri; menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan
memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat;
mewujudka.n tingkat kecukupan Pan_gan, terutama Pangan Pokok dengan harga yang
wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat; meningkatkan nilai
tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri~
meningkatkan keseJahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku
Usaha Pangan; dan melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber daya Pangan
nasional. Sehingga pernyataan OECD diatas menjadi tidak tepat, karena
kebijakan panga..1 yang baru da1am bentuk RUU tentang Pangan merupakan upaya
untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.
Kita adalah Negara yang berdaulat, dan karenanya mampu menentukan
kebijakan pangan tanpa intervensi dari Negara atau organisasi manapun. Kebijakan
pangan kita didasari pada Undang-Undan_g Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Da1am menentukan kebijakan pangan nasional, kita perlu memperhatikan
pidato Presiden Soekarno, 27 April 1952, saat peletakan batu pertama Gedung
Fakultas Pertanian di Bogor, yang b~rjudul "Soal Hidup atau Man". Inti dari pidato
ini adalah mengenai soal mati-hidupnya bangsa kita dikemudian hari, yaitu terkait
persediaan makanan rakyat. Menurut Bung Kamo, persediaan makanan dapat
ditambah melalui: memperluas daerah pertanian dan menggiatkan usaha pertanian,
khususnya dengan seleksi dan pemupukan.
4
ARSIP D
PR-RI
Oleh karena itu, di dalam RUU tentang Pangan, kita berupaya mewujudkan
ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan melalui produksi pangan dalam
negeri yang dilakukan antara lain: dengan mengembangkan produksi pangan yang
bertumpu pada sumber daya; kelembagaan, dan budaya lokal; mengembangkan
sarana, prasarana, dan teknologi untuk produksi, penanganan pascapanen, pengolahan,
dan penyimpanan Pangan; dan membangun, merehabilitasi, dan mengembangkan
prasarana Produksi Pangan sebagai refleksi dari semangat dalam pidato Presiden
Soekamo tersebut diatas.
Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara hadirln yang kami
hormati,
Pokok-pokok yang diatur dalam RUU tentang Pangan mencakup ketersediaan
pangan, keterjangkauan pangan, konsumsi pangan dan gizi, keamanan pangan, label
dan iklan pangan, pengawasan, sistern informasi pang~n, penelitian dan
pengembangan pangan, kelembagaan pangan, peran serta ma.syarakat, dan penyidikan.
Ketersediaan pangan dilakukan me1a1ui pengutamaan produksi pangan dalam negeri
dan cadangan pangan nasional. Dalam mewujudkan keterjangkauan pangan, dilak:ukan
pengaturan terhadap distribusi, pemasaran, perdagangan, stabilisasi pasokan dan harga
pangan pokok, serta bantuan pangan sampai ke masyarakat, rumah tangga, dan
perseorangan.
Dalam mengatur konsumsi pangan dan gizi untuk pemenuhan kuantitas dan
kualitas konsumsi pangan masyarakat dilakukan melalui penyediaan pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman. Keamanan Pangan dilakukan untuk mencegah
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Pemberian label Pangan bertujuan
untuk memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat tentang setiap
produk Pangan yang dikemas sebelum membeli dan/atau mengonsumsi Pangan.
Sedangkan pengaturan mengenai iklan dilakukan dengan mengawasi dan melakukan
tindakan yang diperlukan agar iklan tentang Pangan yang diperdagangkan tidak
memuat keterangan atau pemyataan yang tidak benar atau menye:~mtkan.
5
ARSIP D
PR-RI
Selanjutnya dilakukan pengawasan yang merupakan wewenang Pemerintah
terhadap pemenuhan ketersediaan dan/atau kecukupan Pangan Pokok yang aman,
bergizi, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat; dan persyaratan Keamanan Pangan,
Mutu Pangan, dan Gizi Pangan; dan persyaratan label dan iklan Pangan. Sistem
informasi Pangan mencakup pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penyimpanan,
dan penyajian serta penyebaran data dan informasi tentang Pangan. Sedangkan data
dan informasi yang disediakan paling sedikit memuat antara lain: jenis produk pangan,
harga, perkiraan pasokan, perkiraan musim tanam dan musim panen, prakiraan :iklim,
teknologi panga..~, dan kebutuhan pangan setiap daerah. Penelitian dan pengembangan
Pangan dilakukan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi Pangan serta
menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan Pangan yang mampu . meningkatkan
Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan.
Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan
Pangan Nasional, dibentuk lenibaga Pemerintah yang menangani bidang Pangan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Hal :ini merupakan
komitmen nas:ional yang dikelola oleh Pemerintah secara terintegrasi dan
terkoordinasi lintas sektor dengan me1ibatkan seluruh komponen masyarakat.
Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan,
Kemandirian Pangan, .dan Ketahanan Pangan, yang dilakukan antara lain dalam hal:
pelaksanaan produks~ distribusi, perdagangan, dan konsums: .Pangan; serta
peningkatan Kemand:irian Pangan rumah tangga.
Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara hadirin yang kami
hormati,
Apabila disetujui, pengesahan RUU.tentang Pangan, pada hari ini, 18 Oktober
2012, bertepatan dengan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke-32 dengan tema:
Agricultu,ral Cooperatives-Key to Feeding the World dan bertempat di Palangkaraya,
Kalimantan Tengah. Terna nasional dalam Hari Pangan Sedunia adalah Agroindustri
Berbasis Kemitraan Petani Menu ju Kemandirian Pangan.
6
ARSIP D
PR-RI
Oleh karena itu, semangat dalam RUU tentang Pangan selaras dengan tema
Hari Pangan Sedunia, yaitu mewujudkan ketersediaan pangan yang berbasis pada
pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal yang dilakukan dengan
penganekaragaman pangan dan pen_gutamaan produksi pangan dalam negeri. Hal ini
dilakukan karena Negara harus mampu memberikan pangan yang cukup, aman, sehat, -
dan terjangkau bagi rakyatnya. Pewujudan keterjangkauan pangan dari aspek fisik dan
ekonomi dilakukan melalui pengelolaan stabilisasi pasokan dan harga Pangan pokok,
pengelolaan cadangan pangan rokok, dan pendistribusian pangan pokok.
Seluruh fraksi di Komisi IV DPR FJ sepakat agar RUU tentang Pangan
diajukan pengesahannya dalam Rapat Paripurna ini karena bertepatan dengan puncak
peringatan Hari Pangan Sedunia. Perbedaan yang muncul terhadap ketentuan
mengena1 "tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat" dalam: Pasa11 angka4 danangka5; Pasal 37 ayat (1); Pasal 48 ayat (1)
huruf b; Pasa1 59 burufb; dan Pasa1 67 ayat (1 ), tidak membuat pengesa.lian RUU ini
terhambat Mengenai norma ini, Fraksi PDI Perjuangan memberikan pandangan
berbeda, dengan a1asan yang disampaikan ada1ah Pasa1 29 ayat (2) DUD Negara
Republik 11donesia Tahun 1945 yang menggunakan termino1ogi "'Agama dan
Kepercayaan"". Selain itu, berdasarka'l pemahaman dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Fraksi PDl Perjuangan berkeyakinan bahwa terminologi "'keyakinan.,,
merangkum "agama dan kepercayaan.,'., sehingga tetap menggunakan kata "sesuai
dengan keyakinan dan budaya masyarakat" terhadap kelima norma tersebut diatas.
Pandangan tersebut dituangkan dalam minderheidsnota (nota keberatan) Fraksi Partai . -
Demokrasi Indonesia Perjuangan. Komisi IV DPR RI menghargai perbedaan
pandangan tersebut sebagai dinamika dalam pembahasan RUU tentang Pangan dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Komisi IV dalam Rapat Paripuma
Inl.
7
ARSIP D
PR-RI
Yth. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yth. Saudara Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saud2ra Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perdagangan atau yang mewakili beserta jajarannya, dan Hadirin yang kami hormati,
Pada kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada kepada Sdr. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si., selaku Pimpinan
Panja, seluruh Anggota Panja Pembahasan RUU tentang Pangan, dan Saudara Prof
DR. Achmad Suryana, MS, selaku koordinator dari Pemerintah, jajaran dari
Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Dalam N egeri,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan ~ dan Kementerian
Kelautan dan Perikanan, serta jajaran dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan,
yang telah melakukan pembahasan RUU ini dengan tekun da.'1 cerrnat dalam suasana
demokratis. Pimpinan Komisi IV menyampaikan ucapan terima .kasih yang setinggi
tingginya atas semangat, motivasi, kerja keras dan waktu yang telah dicurahkan demi
selesainya RUD ini.
Kepada Sekretaris Jendera1 DPR Rl, Deputi Bidang Perundang-undangan,
Deputi Bi<lang Persidangan dan KSAP, Tim Asistensi, dan Sekretariat Komisi IV
DPR RI yang telah banyak membantu secara keahlian, teknis, dan administratif dalam
pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Panean, kami ucapkan terima kasih.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran dalam pembahasan RUD ini.
RUD tentang Pangan, kami persembahkan kepada bangsa .dan Negara, ~eluruh
petani dan masyarakat Indonesia agar tercapai kedaulatan pangan, kemandirian
pangan dan ketahanan pangan nasional yang kita cita-citakan, karena pangan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8
ARSIP D
PR-RI
Demikian laporan Komisi IV DPR RI terhadap pembahasan RUU tentang
Pangan. Kami berharap~ Rapat Paripuma ini dapat mengesahkan RUD tentang
Pangan. Selanjutnya perkenankanlah kami menyerahkan Rancangan Undang-Undang
tentang Pangan kepada sidang paripuma hari ini guna pengambilan keputusan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
9
Jakarta, 18 Oktober 2012
PIMPINAN KOMISI IV DPR RI
KE_.....-.
M. ROMAHURMUZIY
A-304
ARSIP D
PR-RI
Top Related