Muhammad Zulhamdani
Pelatihan Drafting Paten ISE 2019ICE BSD Serpong, 23-25 Oktober 2019
www.lipi.go.id
Valuasi Kekayaan Intelektual
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Valuasi merupakan proses identifikasi dan pengukurankeuntungan dan resiko dari suatuintangible asset.
• Valuasi merupakan proses Penilaidalam memberikan suatu estimasiatas nilai ekonomi suatu propertibaik tangible asset maupunintangible asset.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Sumber: Valuation of Intellectual Property and Intangible Assets – Gordon V. Smith and Russel Parr
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Intangible Asset memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan tangible asset di banyak perusahaan dunia
Sumber: Ponemon Institute LLC, 2019
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ATB adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidakmempunyai wujud fisik serta dimilikiuntuk digunakan dalammenghasilkan barang atau jasa ataudigunakan untuk tujuan lainnyatermasuk hak atas kekayaanintelektual
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Sumber Daya
• Software Komputer
• Lisensi dan Franchise
• Hak Paten dan Hak Cipta
• Hasil Kajian/Pengembangan yang memberikan Manfaat Jangka Panjang
• ATB yang mempunyai Nilai Sejarah/Budaya
• ATB dalam Pengerjaan
Cara Perolehan
• Pembelian
• Pengembangan secara internal
• Pertukaran
• Kerjasama
• Donasi/Hibah
• Warisan Budaya/Sejarah
Masa Manfaat
• ATB dengan umur manfaat terbatas
• ATB dengan umur manfaat tak terbatas
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Dapat Diidentifikasi Dipisahkan, dapat dipisahkan secara jelas dariaset yang lain. Contoh: paten, hak cipta, merkdagang, dan franchise.
Timbul dari Kesepakatan yang Mengikat (hakkontraktual/hak hukum lainnya)
Pengendalian Memperoleh manfaat ekonomi
Membatasi akses pihak lain
Bukti : hak Paten dan hak Cipta
Manfaat Ekonomi Masa Depan Penjualan barang atau jasa
Efisiensi
Penyewaan
Lisensi
Peningkatan kualitas layanan/luaran
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ATB DIAKUI, Jika dan hanya jika
Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang diharapkan atau jasa potensial yang diakibatkan dari ATB tersebut akan
mengalir kepada/dinikmati oleh entitas; dan
Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Mengapa Paten?❑ Cabang KI yang memberikan akses
pengetahuan bagi publik melalui dokumeninformasi Paten.
❑ Platform Knowledge capitalization yang sangat konkrit.
❑ Potensi pemanfaatannya lebih mudah diukur.
❑ Mendukung penguatan industri nasionalsecara langsung.
❑ Pengakuan dan penghargaan Pemerintahkepada inventor (PMK No. 72 Tahun 2015)
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Properti yang teridentifikasi dan terpisah
Sarat dengan konten Teknologi sehinggamemenuhi skill of the art
Potensi Pemanfaatan oleh Industri
Menjadi salah satu core competence di LIPI
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PUPUK KOMPOS
❑ Biasanya terkait denganteknologi yg sudah ada.
❑ Potensi pemanfaatannya kurang(biasanya industri menghendakidesain & merek sendiri).
❑ Valuasinya sulit karena semuanyatidak dibiayai/direncanakan.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Dasar Pengambilan Keputusan
• Menentukan Alokasi Modal
• Penentuan Profit SharingPerencanaan Strategis
• Menyajikan Laporan Aset dan KeuanganLaporan Keuangan
• Dasar negosiasi dalam penjualan
• LisensiKomersialisasi
• Untuk mendapatkan pembiayaan, jaminan, likuidasi, merger, spin-off atau kebangkrutan
Restrukturisasi Ekuitas/ Financing
• Untuk menilai klaim kerusakan dalam sengketa, pelanggaran atau pelanggaran hak, dan untuk kuantifikasi kerusakanKerusakan/Pelanggaran
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Valuasi dapat digunakan untuk semuajenis Kekayaan Intelektual, tidak hanyapaten.
• 3 pendekatan atau metode valuasi yang banyak digunakan secara internasional, adalah: cost based method, market based method, dan income based method.
• Paten yang rumit/hi-tech belum tentumemiliki nilai yang besar, demikian pula sebaliknya dengan paten sederhana.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Pendekatan ini memberikan indikasi nilai dengan menghitung
biaya penggantian atau reproduksi saat ini dari suatu aset dan
dikurangi kerusakan fisik dan atau semua bentuk lain yang
relevan dari keusangan.
Cost Based Approach
• Nilai suatu paten dapat diperkirakan melalui perhitungan
kemungkinan manfaat yang akan diperoleh (future anticipated
revenue) bila paten tersebut dipakai pihak lain
Income Based Approach
• Nilai paten dapat ditetapkan berdasarkan nilai pasar dari
teknologi terkandung, dengan cara melihat nilai dari teknologi
lain yang sama atau sejenis yang telah ada dan telah dipakai
di industri.
Market Based Approach
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Berdasarkan biaya pengeluaran dan perkiraan biaya masa
depan (Total Cost Based Approach)
Metode untuk penetapan nilai paten berdasarkan biaya juga ada yang
menggunakan perhitungan biaya secara keseluruhan artinya dengan
memperhitungkan perkiraan biaya yang akan terjadi dimasa depan, yaitu
diantaranya biaya pemeliharaan paten, biaya promosi dan perubahan nilai uang
akibat inflasi.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Berdasarkan Biaya pengeluaran (Historical Cost Based Approach)
• Turner(2000), perhitungan dengan pendekatan biaya historis merupakan biaya aktual yang terjadi
dalam membuat dan mengembangkan suatu KI, yang mudah digunakan untuk menghitung aset KI
pada tahap penelitian dan pengembangan.
• Kaldos (2014), Biaya pengembangan aset KI dianggap setara dengan nilai aset tersebut. Biaya
historis yang dikeluarkan oleh pemilik KI untuk mengembangkan aset IP sama dengan harga
aset saat ini.
• Penetapan nilai ini berbasis output penelitian. Parameter output penelitian yang diukur adalah
Paten, Karya Tulis Ilmiah dan Prototipe (Khusus di LIPI)
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PERKA NOMOR 9 TAHUN 2017 2017
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Metode Penghitungan ATB Berupa Paten
(Perka LIPI No. 9/2017)
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PRINSIP PENILAIAN
Harga PerolehanHarga Wajar
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Dapatditelusur(historis)
Cocok untuk akuntansi
negara
Harga pasti dapat
ditetapkan dengan andal
BAGAIMANA DENGAN DATA MASA LALU YANG TIDAK
TERLACAK DISTRIBUSINYA?
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(1)Metode penghitungan nilai ATBP dilakukan berdasarkan hargaperolehan yang berasal dari biaya pengembangan. (jika dapatmengidentifikasi secara akurat biaya penelitian danpengembangan)
(2)Jika tidak dapat dilakukan, maka metode penghitungan nilaiATBP dilakukan berdasarkan nilai realisasi pagu anggaran untukmenghasilkan ATBP yang diformulasikan dengan outputkegiatan dan bobot angka kredit.
(3)Jika metode (1) dan (2) tidak dapat dilakukan maka metodepenghitungan ATBP dilakukan berdasarkan Nilai Proses Paten.
NILAI ATBP
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
METODE VALUASI ATB LIPI
PROSENTASE TIAP
OUTPUT
TOTAL NILAI KUM
TOTAL OUTPU
TKEGIATAN LITBANG output
Karya TulisIlmiah
Prototipe
Paten
KUM*
*Peraturan Bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan KepalaBadan Kepegawaian Negara Nomor 412/D/2009 dan Nomor 2 Tahun 2014Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Peneliti dan AngkaKreditnya.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia25
SATKER VALUATION POOL PPII
Kum Karya Tulis Ilmiah Dana Pendaftaran
Kum Paten HARGA PEROLEHANDana Percepatan
Publikasi
Kum Prototipe Dana Pemeriksaan substantif
BIAYA PROSES PATENDana Pengambilan
Sertifikat Paten
Dana Penelitianatau Kegiatan (Realisasi)
NILAI ATB LIPI
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
𝑽 = 𝑶𝒑 + 𝑷𝒑
Nilai ATBP V
Nilai output Paten Op
Nilai proses Paten Pp
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
𝑶𝒑 =𝑩𝒑
σ𝑩𝒙 𝑵
Nilai output Paten (OP) didapat dari:
Nilai output Paten Op
Total bobot Paten Bp
Total bobot output Penelitian dan/atau
Pengembangan dan
ΣB
Nilai realisasi pagu N
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Nilai proses Paten (Pp) didapat dari:
1) biaya pendaftaran;
2) biaya percepatan
pengumuman, (jika ada);
3) biaya pemeriksaan
substantif; dan
4) biaya lainnya
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia29
OUTPUT JUMLAH NILAI KUM TOTAL PROSENTASE
JURNAL NASIONAL 3 25 75 75/100
Tulisan ilmiahbelum diterbitkan
2 10 20 20/100
Paten 1 5 5 5/100
Nilai Realisasi DIPA = Rp. 200.000.000,-
Nilai JURNAL = 0,75 x 200.000.000,- = Rp. 150.000.000,-Tulisan Ilmiah = 0,2 x 200.000.000,- = Rp 40.000.000,-PATEN = 0,05 x 200.000.000,- = Rp. 10.000.000,-
Output penelitiansemakin banyak, nilaipaten semakin kecil
Nilai ATB ini tidakmencerminkanharga jual paten
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia30
Proses Paten yang dilalui Biaya
Biaya Pendaftaran Paten Biasa Manual Rp. 450.000
Biaya Percepatan Pengumuman Rp. 400.000
Biaya Pemeriksaan Substantif Rp. 3.000.000
Total Biaya Rp. 3.850.000
Nilai ATBP = Nilai Output Paten + Nilai Proses Paten
Nilai Output Paten = Rp. 10.000.000Nilai Proses = Rp. 3.850.000 (Total biaya proses paten yang dikeluarkan)
Nilai ATBP = Rp. 10.000.000 + Rp. 3.850.000= Rp. 13.850.000
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Jika Prototipe dibiayai oleh sumber danayang sama maka sumber dana yangdigunakan untuk perhitungan ATB dikurangiharga perolehan prototipe.
• Pembobotan KUM tidak diberlakukan lagiuntuk menghitung prototipe.
JIKA ADA HARGA PEROLEHAN PROTOTIPE
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
OUTPUT JUMLAH NILAI KUM TOTAL PROSENTASE
JURNAL NASIONAL 3 25 75 75/100
Tulisan ilmiahbelum diterbitkan
2 10 20 20/100
Paten 1 5 5 5/100
Nilai Realisasi DIPA = Rp. 200.000.000,-
Prototipe Sebesar : Rp. 25.000.000, maka untuk penghitungan nilai patennya adalah sebagaiberikut: Nilai Pagu : Nilai Realisasi DIPA – Nilai Prototipe
Rp. 200.000.000 – Rp. 25.000.000 = Rp. 175.000.000Nilai Output PATEN = 0,05 x 175.000.000 = Rp. 8.750.000Nilai Proses PATEN = Rp. 3.850.000Nilai ATBP = Rp. 8.750.000 + Rp. 3.850.000 = Rp. 12.600.000
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Nilai paten dapat ditetapkan berdasarkan nilai pasar dari
teknologi terkandung, dengan cara melihat nilai dari
teknologi lain yang sama atau sejenis yang telah ada dan
telah dipakai di industri
• Metode ini mensyaratkan adanya teknologi sejenis yang
telah ada di Industri atau dipasar. Nilai yang dapat
dijadikan pembanding sebagai dasar valuasi adalah nilai
paten atau KI pembanding, atau nilai pasar produk
pembanding. (Jika barang baru, menggunakan produk
sejenis
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Nilai Royalti
• Tingkat Perjanjian, Batas Keuntungan, Potensial Pasar, Biaya Komersialisasi, Persyaratan Investasi Modal
Metode Kapitalisasi Pasar
• Sering digunakan pada Perusahaan yang sudah terdaftar di bursa efek
• Kapitalisasi Pasar dihitung dari harga saham diklalikan jumlah saham yang dikeluarkan
Perbandingan valuasi atau transaksi di Pasar
• Membandingkan harga produksi yang sejenis atau subtitusi terhadap barang lain
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Biaya yang dikeluarkan
•SDM, Material, Pengemasan, Infrastruktur, Listrik, Air, Pemasaran, Biaya depresiasi
Keuntungan
•Keuntungan
•Pajak Keuntungan
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Nilai suatu paten dapat diperkirakan
melalui perhitungan kemungkinan
manfaat yang akan diperoleh (future
anticipated revenue) bila paten
tersebut dipakai pihak lain.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Melakukan analisis terhadap factor external dan business environment terkait invensi.
• Alat analisis: Porter’s5 forces dan/ atau PESTLE analysis.
• Hasil analisis akan memberikan gambaran besar untuk perhitungan fee lisensi dan fee royalti.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
P
Political Factors
• Government policy
• Political stability or instability overseas
• Foreign trade policy
• Tax policy
• Labor laws
• Terrorism and military considerations
• Environmental laws
• Funding grants and initiatives
• Trade restrictions
• Fiscal policy
E
Economic Factors
• Economic Growth
• Interest Rates
• Exchange rates
• Inflation
• Disposable income of consumers
• Disposable income of businesses
• Taxation
• Interstate taxes
• Wages rates
• Financing capabilities
S
Social Factors
• Population growth
• Age distribution
• Health consciousness
• Career attitudes
• Customer buying trends
• Cultural trends
• Demographics
• Industrial reviews and consumer confidence
• Organisationalimage
T
Technological Factors
• Producing goods and services
• Emerging technologies
• Maturity of technologies
• Distributing goods and services
• Communicating with target markets
• Potential Copyright infringements
• Increased training to use innovation
• Potential Return on Investment (ROI)
E
Environmental Factors
• Health & Safety
• Equal Opportunities
• Advertising Standards
• Consumer Rights and laws
• Product Labeling
• Product Safety
• Safety Standards
• Labor Laws
• Future Legislation
• Competitive Legislation
L
Legal Factors
• The decline of raw materials
• Pollution and green house gas emissions
• Promoting positive business ethics and sustainability
• Reduction of their carbon foot print.
• Climate and weather
• Environmental Legislation
• Geographical location (and accessibility)
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Contoh Analisis PESTLE untuk
Invensi Papan Komposit Organik
pada Media Tanam Taman
Vertikal
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Porter’s 5 forces is a simple model that suitable to understand
business nature and barrier to entry the market for new
developed products/ inventions (Porter1985).
• There are 5 aspects that has been analyzed in this model, which
are:
1. Supplier power
2. Buyer power
3. Threat of substitution
4. Threat of new entry
5. Competitive rivalry
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Porter’s 5 Forces Contoh
Porter’s 5 Forces analysis untuk invensi papan kompositorganic untuk media tanamtaman vertikal
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Hasil yang dapat diperoleh dari DCF:
1. Nett Present Value (NPV) – Nilai Bisnis dalam jangka waktu tertentu.
NPV = Σ(B -Ct) / (1 + i) (1)
Whereas:
B= Benefit/Revenue
C= Cost
i = interest
t = Time frame
2. Interest Rate of Return (IRR)
3. Pay Back Periode (PBP)
4. Break Even Point (BEP)
5. Earning Before Interest and Tax (EBIT)
6. Proyeksi pendapatan fee royalty
• Komponen hasil yang digunakan untuk perhitungan fee lisensi adalah: NPV dan EBIT
• DCF dapat disimulasikan dengan asumsi optimis, moderat atau pesimis, dapat pula disimulasikan sesuai product
lifecycle.
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Fee Lisensi= (25% x EBIT Average) x NPV
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Cost Based Market Based Income Based
Mudah dalam melakukan
penghitungan
Mudah diterima oleh calon pelisensi
teknologi
Mudah diterima oleh calon
pelisensi teknologi
Digunakan untuk KI yang belum
digunakan
Dapat menjadi landasan kuat untuk
negosiasi biaya lisensi
Dapat menjadi landasan kuat
untuk negosiasi biaya lisensi
Mendapat gambaran persaingan pasar Dapat digunakan untuk
pertimbangan kelayakan
usaha dalam memulai industri
baru
Banyak digunakan oleh industri Dapat memperkirakan
depresiasi nilai aset
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Cost Based Market Based Income Based
Umumnya hanya digunakan untuk lembaga
litbang
Harus ada produk sejenis dipasar Memerlukan informasi yang
akurat
Lembaga litbang tidak cukup baik mengelola
data terkait dengan investasi riset sehingga
secara pasti biaya litbang kadang-kadang
sulit diketahui
Data susah didapatkan karena pada
umumnya perusahaan tidak menutup
informasi pasar mengenai produk
tertentu
Validitas penilaian dipengaruhi
oleh data-data yang
mempengaruhi asumsi
Nilainya tidak memperhitungkan potensi
komersial
Sulit ditemukannya informasi nilai
tentang KI sejenis
Tidak mengenal depresiasi nilai KI Tidak cocok untuk Lembaga litbang
pemerintah karena umumnya tidak
memiliki informasi yang cukup
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Suatu Kegiatan Penelitian mengeluarkan Biaya 350.000.000, dan menghasilkan output:
Jurnal Internasional : 1 Buah
Jurnal Nasional : 2 Buah
Paten Biasa tersertifikasi : 1 Buah
Berapakah Nilai patennya ?
http://www.lipi.go.id Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Suatu Kegiatan Penelitian mengeluarkan Biaya 350.000.000, dan menghasilkan output:
Jurnal Internasional : 1 BuahJurnal Nasional : 2 BuahPaten Biasa tersertifikasi : 1 BuahPrototipe : 35.000.000
Berapakah Nilai patennya ?
TERIMAKASIH
Top Related