Download - Usulan Penelitian Hibah Bersaing

Transcript
  • USULAN PENELITIAN

    HIBAH BERSAING

    PEMANFAATAN KOMUNIKASI KELOMPOK

    SEBAGAI SARANA DALAM SOSIALISASI

    TB-HIV KOTA JAYAPURA

    TIM PENGUSUL

    Syukri, S.Sos.,M.Si

    NIDN. 121806701

    Eko Priyo Utomo, M.I.Kom

    NIDN. 1210048601

    SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

    (STIKOM) MUHAMMADIYAH JAYAPURA

    APRIL 2015

    Ilmu Komunikasi

  • i

    HALAMAN PENGESAHAN

    PENELITAN HIBAH BERSAING

    Judul Kegiatan : Pemanfaatan Lembaga Adat Sebagai Sarana Dalam

    Sosialisasi TB-HIV Kota Jayapura

    Kode/Nama Rumpun Ilmu : 622/Ilmu Komunikasi

    Ketua Peneliti

    Nama Lengkap : SYUKRI,S.Sos.,M.Si

    NIDN : 121806701

    Jabatan Fungsional : Lektor

    Program Studi : Ilmu Komunikasi

    Nomor Hp : 081355159620

    Surel (e-mail) : [email protected]

    Anggota Peneliti

    Nama : EKO PRIYO UTOMO,M.I.Kom

    NIDN : 1210048601

    Perguruan Tinggi : SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI (STIKOM)

    MUHAMMADIYAH JAYAPURA

    Lama Penelitian Keseluruhan : 2 Tahun

    Penelitian Tahun ke : 1

    Biaya Keseluruhan Penelitian : Rp. 148.800.000,00

    Biaya Tahun Berjalan : - Diusulkan ke DIKTI Rp. 74.700.000,00

    - Dana internal PT Rp. 5.000.000,00

    - Dana institusi lain Rp. 0,00

    - inkind sebutkan 0

    Jayapura, 10 April 2015

    Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Ketua Peneliti

    Idris Firmansyah Reliubun, S.Pd.,MM Syukri,S.Sos.,M.Si

    NIDN. NIDN. 121806701

    Menyetujuai

    Ketua LP2M

    Drs. Taufan Pamungkas, M.Si

    NUPN.

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman Sampul

    Halaman Pengesahan i Daftar Isi ii Ringkasan . iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Khusu Penelitian . 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Komunikasi kelompok 3 2.2 Sosialisasi 4

    BAB III LANGKAH PENELITIAN

    3.1 Langkah Penelitian 6 3.2 Alir Penelitian . 7

    BAB IV BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

    4.1 Anggaran Biaya . 8 4.2 Jadwal Pelaksanaan . 9

    DAFTAR PUSTAKA 10

  • iii

    RINGKASAN

    Dari sekian banyak kasus TB di Indonesia, prevalensi terbesar terdapat di Provinsi

    Papua, yakni mencapai 1.441/100.000 ribu penduduk, dari total penduduk 3.486.000.

    berdasarkan angka tersebut, maka jumlah keseluruhan dari kasus TB di Papua yang

    ditemukan berjumlah 50.233 kasus atau mencapai 5,6 % dari jumlah nasional.

    Di tingkat Provinsi Papua, dari 58.731 kasu yang ada di Papua, 45% nya terdapat di

    Kota Jayapura atau berjumlah 26.429 kasus, dengan tingkat prevalensi 527/100.000

    penduduk. Jumlah ini diprediksi masih terus meningkat, mengingat fenomena penyebaran

    TB-HIV di Kota Jayapura seperti fenomena gunung es.

    Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan komunikasi

    kelompok dalam sosialisasi TB di Kota Jayapura. Sehingga pada akhirnya dari hasil analisis

    yang dilakukan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan strategi komunikasi dalam

    sosialisasi TB.

    Kata kunci : pemanfaatan, komunikasi kelompok, sosialisasi, Tuberkulosis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Di Indonesia Tuberkulosis (TB) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.

    Jumlah penderita TB di Indonesia merupakan ke-4 terbanyak di dunia setelah China, India

    dan Afrika Selatan dengan jumlah 800.000-900.000 kasus. Diperkirakan setiap tahun ada

    sekitar 539.000 kasus baru dengan kematian sekitar 100.000 orang. Insiden kasus TB Basil

    Tahan Asam (BTA) positif sekitar 110 per 100.000 penduduk1.

    Dari sekian banyak kasus TB di Indonesia, prevalensi terbesar terdapat di Provinsi

    Papua, yakni mencapai 1.441/100.000 ribu penduduk, dari total penduduk 3.486.000.

    berdasarkan angka tersebut, maka jumlah keseluruhan dari kasus TB di Papua yang

    ditemukan berjumlah 50.233 kasus atau mencapai 5,6 % dari jumlah nasional.

    Di tingkat Provinsi Papua, berdasarkan hasil penelitian Analisis Situasi yang

    dilakukan oleh Aisiyah TB Care Kota Jayapura2, dari 58.731 kasu yang ada di Papua, 45%

    nya terdapat di Kota Jayapura atau berjumlah 26.429 kasus, dengan tingkat prevalensi

    527/100.000 penduduk. Jumlah ini diprediksi masih terus meningkat, mengingat fenomena

    penyebaran TB-HIV di Kota Jayapura seperti fenomena gunung es.

    Dari data publikasi hasil penelitian Analisis Situasi Aisiyah TB-Care, penyebab

    utama lajunya penyebaran TB adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap berbagai

    informasi tentang TB, termasuk gejala awal hingga pada tahap TB MDR (multy drugs

    resistence). Kurangnya pemahaman masyarakat ini berdasarkan analisis akar masalah berada

    pada tingkat dasar atau penyebab utama tidak langsung.

    Terkait permasalahan kurangnya pemahaman masyarakat ini lebih dikarenakan pada

    metode komunikasi yang digunakan dalam penyampaian dan sosialisasi berbagai informasi

    TB kepada masyarakat. Jika dilihat dari faktor penunjang seperti sarana dan prasarana serta

    tenaga (sumber daya manusia) sudah cukup karena terdapat beberapa kelompok pemerhati

    masalah TB, NGO, dan relawan TB.

    Berdasarkan kenyataan itu, serta dari data pengamatan awal, masalah utama dari

    tidak efektifnya pola komunikasi dalam sosialisasi, adalah sarana yang digunakan. Selama ini

    sarana yang digunakan masih bersifat konvensional, yakni pada event-even kesehatan rutin

    1 http://health.kompas.com/read/2014/03/03/1415171/Indonesia.Peringkat.4.Pasien.TB.Terbanyak.di.Dunia

    2 Aisiyah TB-Care.Analisis Situasi TB-HIV Kota Jayapura 2014.

  • 2

    (posyandu) dan penyebaran pamflet. Tidak terdapat upaya mencoba metode lain, seperti

    pemanfaatan komunitas-komunitas masyarakat sebagai sarana dan wahana dalam sosialisasi

    TB di Kota Jayapura.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan berbagai pemaparan yang sudah dikemukakan pada sub bab

    pendahuluan, bahwa masalah mendasar dari lajunya penyebaran TB adalah kurangnya

    pemahaman masyarakat terhadap berbagai informasi TB adalah pola komunikasi yang kurang

    optimal.

    Hingga saat ini, secara khusus belum pernah ada referensi dan hasil penelitian yang

    memfokuskan kajianya pada permasalahan pola dan strategi komunikasi yang efektif dalam

    upaya sosialisasi informasi TB di Kota Jayapura. Termasuk tentang pemanfaatan komunikasi

    kelompok pada komunitas-komunitas masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian

    ini akan menganalisis bagaimana pemanfaatan komunikasi kelompok sebagai sarana dalam

    sosialisasi TB di Kota Jayapura.

    1.3 Tujuan Khusus Penelitian

    Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan komunikasi

    kelompok dalam sosialisasi TB di Kota Jayapura. Sehingga pada akhirnya dari hasil analisis

    yang dilakukan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan strategi komunikasi dalam

    sosialisasi TB.

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Fitriyah Amiruddin, dan rekan3 menemukan bahwa dalam upaya penaggulangan TB

    di Kota Makassar harus melibatkan semua unsur pendukung. Selain itu, strategi yang

    digunakan juga sangat menentukan keberhasilan strategi yang digunakan. Upaya terpadu dan

    sistematis di berbagai aspek baik melalui advokasi kebijakan publik, strategi komunikasi

    untuk perubahan perilaku serta mobilisasi kekuatan elemen sosial kemasyarakatan

    dibutuhkan untuk meningkatkan capaian penanggulangan TB.

    Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan strategi

    Advokasi, Komunikasi, dan Mobilisasi. Meskipun tidak secara eksplisit penelitian tersebut

    memfokuskan pada masalah komunikasi, akan tetapi komunikasi merupakan aspek yang

    tidak dapat dipisahkan dalam berbagai rumusan dan stratgi yang digunakan dalam upaya

    penanggulangan TB, metode komunikasi yang digunakan memiliki peran penting dan turut

    menentukan tingkat efektivitas strategi yang digunakan.

    2.1 Komunikasi Kelompok

    Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang

    berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan

    memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut Deddy Mulyana, 20054.

    Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,

    atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi

    kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori

    komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

    Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang

    dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya

    Michael Burgoon dalam, Wiryanto, 20055 mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai

    interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,

    seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya

    dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi

    komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka,

    3 Jurnal. Implementasi Strategi AKMS Dalam Penanggulangan Tb Paru Oleh Aisyiyah Muhammadiyah Di

    Kota Makassar. Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas Makassar 4 Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya

    5 Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

  • 4

    peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk

    mencapai tujuan kelompok.

    Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor, 20056 menyatakan komunikasi

    kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan

    seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama

    lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok

    sebagai berikut:

    1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

    2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;

    3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

    4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

    5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

    2.2 Sosialisasi

    Dalam Suhardi dan Sunarti, 20097 dikatakan bahwa Sosialisasi adalah proses belajar

    yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk biologis menjadi manusia yang

    berbudaya, yang cakap menjalankan fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai

    anggota kelompok. Sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang

    diperlukan untuk dapat memainkan peran sosial di masyarakat. Di dalam diri setiap manusia,

    terdapat impuls-impuls untuk melakukan segala sesuatu. Di sisi lain, lingkungan tempat ia

    berada dan berinteraksi memiliki nilai dan norma yang mengarahkan perilaku. Dalam proses

    sosialisasi, seorang individu berusaha menyesuaikan impuls-impuls itu dengan tekanan nilai

    dan norma yang mengikatnya. Bila potensi tingkah laku seseorang tidak bertentangan dengan

    nilai dan norma, maka berkembang lebih lanjut menjadi bagian dari kepribadiannya.

    Manusia tidak mungkin mengadakan sosialisasi tanpa melibatkan pihak atau unsur

    dari luar. Unsur dari luar itulah yang disebut media sosialisasi. Media sosialisasi adalah

    pihak-pihak yang menjadi perantara terjadinya sosialisasi.

    Kebiasaan satu kelompok manusia dapat berbeda dengan kelompok lain. Kebiasan-

    kebiasaan yang berbeda tersebut mencakup bidang ekonomi, kekeluargaan (kekerabatan)

    pendidikan, adama, dan politik. Oleh karena itu sering kita jumpai keanekaragaman

    kebiasaan dalam kelompok-kelompok masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan tersebut umumnya

    6 Curtis, Dan B., Floyd, James J., Winsor, Jerry L., 2005, Komunikasi Bisnis dan Profesional, Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya 7 Suhardi, Sri, Sunarti. 2009. Sosiologi 1 untuk SMA/MA Kelas X. Graha Multi Grafika, Jakarta

  • 5

    berusaha ditanamkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Tujuannya adalah agar

    anggota kelompok atau masyarakat dari generasi berikutnya dapat bersikap dan berperilaku

    sesuai dengan kebiasaan(nilai dan aturan yang dianut kelompok masyarakat tersebut).

    Dalam sosiologi,penanaman atau proses belajar anggota kelompok atau masyarakat

    tentang kebiasaan-kebiasaan di dalam kelompok masyarakatnya disebut sosialisasi.

    Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan-kebiasaan nilai dan

    aturan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam sebuah kelompok masyarakat.

  • 6

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    Untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi TB di Kota Jayapura, maka terdapat

    beberapa syarat dalam menentukan tempat pengambilan data, diantaranya berdasarkan

    perbedaan geografis dan demografis.

    3.1. Langkah Penelitian.

    Untuk membuat rekomendasi dari hasil, temuan, dan analisis, dari objek penelitian

    maka perlu dilakukan beberapa tahapan yaitu:

    1. Pengambilan data awal untuk mendapatkan gambaran secara detai tentang

    kondisi TB di Kota Jayapura, dari data awal ini juga dijadikan sebagai dasar

    dalam menentukan tahapan-tahapan selanjutnya.

    2. Pemeriksaan berbagai data awal yang telah didapat, termasuk menyesuaikan

    data yang didapat dari pihak-pihak tertentu dengan kondisi reel yang terjadi di

    lapangan.

    3. Melakukan penjaringan informasi melalui Focus Group Discussion atau FGD

    dengan para pemerhati masalah TB, termasuk dengan pihak pemerintah selalu

    pemilik kewenangan dalam hal kebijakan.

    4. Melakukan penjaraingan informasi yang bersumber dari tokoh-tokoh

    masyarakat (oppinion leader) dengan wawancara

    5. Melakukan survey terhadap masyarakat denganmenggunakan metode sampling.

    6. Tabulasi data dan pengumpulan berbagai data yang diperoleh pada saat FGD,

    wawancara serta data-data yang bersifat dokumen.

    7. Analisis data.

    8. Publikasi tahap 1 hasil penelitian dan uji coba hasil analisis di beberapa daerah

    dengan jumlah kasus terbanya (berdasarkan pembagian distrik).

    9. Pengamatan dan pengumpulan informasi mengenai rekomendasi yang di uji

    cobakan

    10. Evaluasi dan perbaikan rekomendasi

    11. Penyempurnaan perancangan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi

    12. Publikasi tahap 2 dan advokasi hasil penelitian dengan melibatkan unsur

    eksekutif, legislatif, pemerhati, NGO, tokoh masyarakat, dan pemangku

    kepentingan lainya.

  • 7

    13. Publikasi hasil penelitian (jurnal).

    3.2 Diagram Alir

    Adapun proses penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dalam fishbon

    diagram sebagai berikut :

    Tahun 1 Tahun 2

    Mulai

    FGD

    Kajian Literatur

    Pengambilan data awal

    Kroscek data temuan

    Wawancara & Survey

    Tabulasi data

    Analisi data

    Publikasi

    taha 1 dan

    uji coba hasil

    rekomendasi

    Evaluasi

    Pengamatan

    Laporan Tahun 1

    Penyempurnaan perancangan

    rekomendasi

    Publikasi tahap 2 dan advokasi hasil

    penelitian

    Publikasi hasil penelitian (jurnal).

  • 8

    BAB IV

    BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

    4.1. Anggaran Biaya

    Anggaran yang direncanakan dalam penelitian selama dua tahun sebesar Rp

    148,880,000,- (Seratus Empat Puluh Delapan Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Ribu).

    Anggaran yang direncanakan pada tahun pertama dalam penelitian ini sebesar Rp

    74,700,000,- ( Tuju Puluh Empat Juta Tuju Ratus Ribu Rupiah).

    Anggaran yang direncanakan pada tahun kedua dalam penelitian ini sebesar Rp

    74,180,000,- ( Tuju Puluh Empat Juta Seratus Delapan Puluh Ribu).

    Ringkasan biaya yang diperlukan pertahun tersebut dapat dilihat sebagaimana tabel

    berikut :

    No

    Jenis Pengeluaran

    Biaya yang Diusulkan (Rp)

    Tahun 1 Tahun 2

    1

    Gaji dan upah (max 30%)

    Rp 21,440,000

    Rp 21,440,000

    2

    Bahan Habis Pakai & Peralatan (30-

    40%)

    Rp 29,060,000

    Rp 29,090,000

    3

    Perjalanan (15-25 %)

    Rp 14,800,000

    Rp 15,950,000

    4

    Publikasi (artikel dan seminar) ,

    laporan dan HAKI

    Rp 9,400,000

    Rp 7,700,000

    JUMLAH TIAP TAHUN

    Rp 74,700,000

    Rp 74,180,000

    TOTAL SELAMA DUA TAHUN

    Rp 148,880,000

  • 9

    4.2 Jadwal Pelaksanaan

    No Jenis Kegiatan

    Tahun I Tahun II

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 Pengambilan data awal

    2 Pemeriksaan berbagai data awal

    3 penjaringan informasi (FGD)

    4 Penjaringan Informasi (wawancara)

    5 Melakukan survey

    6 Tabulasi data dan pengumpulan data

    7 Analisis data

    8 Publikasi tahap 1 dan ujicoba rekomendasi

    9 Pangamatan dan pengumpulan informasi

    10 Evaluasi dan perbaikan

    11 Penyempurnaan perancangan rekomendasi

    12 Publikasi tahap 2 dan advokasi

    13 Publikasi hasil penelitian (jurnal)

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Aisiyah TB-Care.Analisis Situasi TB-HIV Kota Jayapura 2014.

    Airuddin, Fitriyah, dkk. Jurnal. Implementasi Strategi AKMS Dalam Penanggulangan Tb

    Paru Oleh Aisyiyah Muhammadiyah Di Kota Makassar. Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas Makassar.

    Curtis, Dan B., Floyd, James J., Winsor, Jerry L., 2005, Komunikasi Bisnis dan Profesional,

    Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

    Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya

    Suhardi, Sri, Sunarti. 2009. Sosiologi 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta. Graha Multi

    Grafika.

    Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

    http://health.kompas.com/read/2014/03/03/1415171/Indonesia.Peringkat.4.Pasien.TB.Terban

    yak.di.Dunia