1
USULAN HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA
PERANAN GENOTIPE DAN MUTASI VIRUS HEPATITIS B TERHADAP
PROGRESIVITAS DAN RESISTENSI TERAPI HEPATITIS B DI BALI
TIM PENGUSUL
Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, SpPK / 0002047705
dr. Tjokorda Gede Oka, MS., SpPK / 0026045103
dr. Ni Kadek Mulyantari, SpPK(K)/ 0026047905
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PEBRUARI 2015
Bidang unggulan : Kesehatan dan obat-obatan
Kode/Nama Bidang Ilmu : 283/Patologi Klinik
3
Daftar Isi ................................................................................................... 3
Ringkasan .................................................................................................... 4
I.Pendahuluan .............................................................................................. 5
II.Kajian Pustaka ......................................................................................... 9
III. Metode Penelitian ................................................................................ 14
IV. Pembiayaan .......................................................................................... 18
V. Jadwal Pelaksanaan .............................................................................. 20
VI. laporan Penelitian .............................................................................21
VII Daftar Pustaka ..................................................................................... 21
Lampiran-lampiran...................................................................................... 22
4
RINGKASAN
Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia dan merupakan infeksi yang endemik di Asia Pasifik, Afrika, Eropa Selatan, dan Amerika Latin. Lebih dari 400 juta penduduk dunia merupakan penderita hepatitis kronis dan 75 % nya adalah orang Asia. Prevalensi infeksinya berkisar dari 2% sampai 20%. Dampak yang ditimbulkan sangat berbeda-beda di masing-masing Negara. Bila infeksi berlangsung kronik, maka 2% sampai 10% akan menjadi sirosis dan 1% sampai 3% akan menjadi hepatoma / kanker hati. Progresivitas penyakit berhubungan dengan genotipe virus, jumlah virus dan adanya mutasi yang spesifik. Saat ini telah ditemukan ada 10 genotipe Virus Hepatitis B dan beberapa subgenotipe dengan distribusi geografi yang berbeda-beda. Patogenisitas yang berbeda-beda antara masing-masing genotipe membantu klinisi dalam menentukan risiko progresivitas penyakit dan optimalisasi pemberian antivirus.
Pemberian jenis terapi sangat tergantung pada usia, status infeksi (hasil Hepatitis B envelope Antigen (HbeAg), jumlah virus dan kadar SGPT (Serum Glutamic Piruvat Transaminase)) serta resistensi terhadap terapi. Resistensi terhadap terapi sangatlah dipengaruhi oleh adanya mutasi pada virus tersebut. Selain menyebabkan resistensi, mutasi yang terjadi juga dapat mengakibatkan penurunan sekresi surface (s) Antigen maupun e Antigen sehingga deteksi untuk diagnosis maupun penentuan status infeksi semakin sulit dilakukan. Terdapat lima domain yang merupakan wilayah tersering terjadinya mutasi virus Hepatitis B yang berhubungan juga dengan resistensinya terhadap terapi. Kelima domain tersebut memiliki panjang 870 pasang basa. Mutasi biasanya tidak terjadi hanya di satu domain, melainkan sering terjadi pada beberapa domain dan bahkan bisa menimbulkan multidrug resistance. Mutasi dapat terjadi pada rtL80, rtI169, rtV173, rtL180, rtA181, rtT184, rtS202, rtM204, rtN236 dan rtM250. Dari penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penentuan genotipe, deteksi mutasi dan resistensi terhadap terapi sangat diperlukan untuk penatalaksanaan infeksi Hepatitis B. Oleh karena itu, kami ingin melakukan penelitian untuk mengetahui genotipe virus Hepatitis B yang menginfeksi penderita Hepatitis B di Bali serta mendeteksi mutasi yang terjadi pada virus Hepatitis B tersebut. Dengan demikian, risiko progresivitas penyakit, resistensi terapi dan perubahan dalam sekresi antigen dapat diketahui, sehingga diagnosis dan penentuan status infeksi menjadi lebih tepat serta pemberian terapi menjadi lebih terkendali. Penelitian ini akan menggunakan sampel penderita Hepatitis B di RSUP Sanglah. Pada serum penderita akan dilakukan pemeriksaan jumlah virus, genotipe virus, deteksi mutasi dan resitensi terhadap terapi. Pemeriksaan pre-sequensing akan dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik dan Unit Biologi Molekuler FK UNUD, sedangkan sequensing akan dikerjakan di Lembaga Eijkman Jakarta. Analisis genotipe, deteksi mutasi dan resistensi terapi akan dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik dan Unit Biologi Molekuler FK UNUD.
5
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia (Huy, 2008) dan
merupakan infeksi yang endemik di Asia Pasifik, Afrika, Eropa Selatan, dan Amerika
Latin (Lin, 2011).Lebih dari 400 juta penduduk dunia merupakan penderita hepatitis
kronis (Mcmahon, 2009) dan 75 % nya adalah orang Asia (Norder, 2004).Prevalensi
infeksi berkisar dari 2% sampai 20%.Dampak yang ditimbulkan sangat berbeda-beda
di masing-masing Negara. Bila infeksi berlangsung kronik, maka 2% sampai 10%
akan menjadi Sirosis dan 1% sampai 3% akan menjadi hepatoma / kanker hati.
Progresivitas penyakit berhubungan dengan genotipe virus, jumlah virus dan adanya
mutasi yang spesifik.Saat ini telah ditemukan ada 10 genotipe Virus Hepatitis B dan
beberapa subgenotipe dengan distribusi geografi yang berbeda-beda.Patogenisitas
yang berbeda-beda antara masing-masing genotipe membantu klinisi dalam
menentukan risiko progresivitas penyakit dan optimalisasi pemberian antivirus (Lin,
2011).
Pemberian jenis terapi sangat tergantung pada usia, status infeksi (hasil
Hepatitis B envelope Antigen (HbeAg), jumlah virus dan kadar SGPT (Serum
Glutamic Piruvat Transaminase)) dan resistensi terhadap terapi. Hal ini menunjukkan
bahwa deteksi mutasi dan resistensi sangat penting dalam menentukan pemberian
terapi. Selain menyebabkan resistensi, mutasi yang terjadi juga dapat mengakibatkan
penurunan sekresi surface (s) Antigen maupun e Antigen sehingga deteksi untuk
diagnosis maupun penentuan status infeksi semakin sulit dilakukan (Thompson,
2010).
Terdapat lima domain yang merupakan wilayah tersering terjadinya mutasi
virus Hepatitis B yang berhubungan juga dengan resistensinya terhadap terapi.
Kelima domain tersebut memiliki panjang 870 pasang basa.Mutasi dapat berupa
perubahan basa pada domain tersebut sehingga dapat mengakibatkan perubahan asam
amino yang terbentuk dan hal ini berhubungan dengan resistensi virus terhadap
terapi.Mutasi biasanya tidak terjadi hanya di satu domain, melainkan sering terjadi
pada beberapa domain dan bahkan bisa menimbulkan multidrug resistance.Mutasi
6
dapat terjadi pada rtL80, rtI169, rtV173, rtL180, rtA181, rtT184, rtS202, rtM204,
rtN236 dan rtM250 (Yuen, 2007).
Dalam penelitian ini kami ingin ingin mengetahui genotipe virus Hepatitis B
menginfeksi penderita Hepatitis B di Bali dan mendeteksi mutasi yang terjadi pada
virus Hepatitis B tersebut.Dengan demikian, risiko progresivitas penyakit, resistensi
terapi dan perubahan dalam sekresi antigen dapat diketahui, sehingga diagnosis dan
penentuan status infeksi menjadi lebih tepat serta pemberian terapi menjadi lebih
terkendali.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rangkuman konsep di atas, maka disusunlah rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Virus Hepatitis B genotipe apa saja yang ditemukan pada penderita Hepatitis
B di Bali ?
2. Pada penderita yang terinfeksi genotipe apakah komplikasi sirosis paling
banyak ditemukan?
3. Pada penderita yang terinfeksi genotipe apakah komplikasi hepatoma / kanker
hati paling banyak ditemukan?
4. Berapa persen Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di
Bali yang telah mengalami mutasi?
5. Pada domain apa saja ditemukan mutasi Virus Hepatitis B dari penderita yang
terinfeksi Hepatitis B di Bali?
6. Mutasi apa yang paling banyak ditemukan pada Virus Hepatitis B dari
penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali?
7. Resistensi terhadap terapi apa saja yang ditemukan pada penderita Hepatitis B
di Bali?
8. Resistensi terhadap terapi apakah yang paling banyak ditemukan di Bali ?
7
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui genotipe virus Hepatitis B menginfeksi penderita Hepatitis
B di Bali, mendeteksi mutasi yang terjadi pada virus tersebut dan mendeteksi
resistensi terhadap terapi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui genotipe Virus Hepatitis B yang ditemukan pada penderita
Hepatitis B di Bali.
2. Untuk mengetahui pada infeksi oleh genotipe apakah komplikasi sirosis
paling banyak ditemukan
3. Untuk mengetahui pada infeksi oleh genotipe apakah komplikasi kanker hati
paling banyak ditemukan
4. Untuk mengetahui persentase Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi
Hepatitis B di Bali yang telah mengalami mutasi
5. Untuk mengetahui mutasi pada domain apa saja yang ditemukan pada Virus
Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali
6. Untuk mengetahui mutasi apa yang paling banyak ditemukan pada Virus
Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali
7. Untuk mengetahui resistensi terhadap terapi apa saja yang ditemukan pada
penderita Hepatitis B di Bali
8. Untuk mengetahui resistensi terhadap terapi apakah yang paling banyak
ditemukan di Bali.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik / Ilmiah
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah berupa :
a. Diketahuinya genotipe Virus Hepatitis B yang menginfeksi
penderita Hepatitis B di Bali
b. Mutasi yang telah terjadi pada Virus Hepatitis dari penderita
Hepatitis B di Bali
8
c. Resistensi terapi yang ditemukan pada penderita Hepatitis B di
Bali
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini menjadi awal dilakukannya deteksi genotipe, mutasi serta
resistensi terhadap terapi dari Virus Hepatitis B yang menginfeksi
penderita di Bali.Nantinya diharapkan pemeriksaan ini dapat
dikembangkan menjadi pelayanan rutin bagi pasien Hepatitis B yang
menetap maupun berkunjung ke Bali sehingga sangat bermanfaat
dalam menunjang diagnosis maupun terapinya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi Hepatitis B
Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia (Huy, 2008) dan
merupakan infeksi yang endemik di Asia Pasifik, Afrika, Eropa Selatan, dan Amerika
Latin (Lin, 2011).Lebih dari 400 juta penduduk dunia merupakan penderita hepatitis
kronis (Mcmahon, 2009) dan 75 % nya adalah orang Asia (Norder, 2004).Prevalensi
infeksi berkisar dari 2% sampai 20%.Dampak yang ditimbulkan sangat berbeda-beda
di masing-masing Negara. Bila infeksi berlangsung kronik, maka 2% sampai 10%
akan menjadi Sirosis dan 1% sampai 3% akan menjadi hepatoma. Progresivitas
penyakit berhubungan dengan genotipe virus, jumlah virus dan adanya mutasi yang
spesifik.Saat ini telah ditemukan ada 10 genotipe Virus Hepatitis B dan beberapa
subgenotipe dengan distribusi geografi yang berbeda-beda (Olinger, 2007).
Patogenisitas yang berbeda-beda antara masing-masing genotipe membantu klinisi
dalam menentukan risiko progresivitas penyakit dan optimalisasi pemberian antivirus
(Lin, 2011).
2.2 Genotiping Hepatitis B dan Peranannya dalam Kronisitas Penyakit
Infeksi akut Genotipe A memiliki risiko tinggi untuk menjadi kronis, sering
mengalami spontan HBeAg serokonversi, serta memiliki respon terapi yang baik
terhadap terapi interferon. Infeksi akut Genotipe B memiliki risiko rendah untuk
menjadi kronis, memiliki respon terapi yang baik terhadap interferon, tetapi sering
mengalami spontan HBeAg serokonversi. Infeksi akut Genotipe C memiliki risiko
rendah untuk menjadi kronis, jarang mengalami spontan HBeAg serokonversi, tetapi
memiliki frekuensi tinggi dalam mutasi dan delesi serta menunjukkan viral load dan
kemampuan replikasi yang lebih tinggi dibandingkan Genotipe B. Infeksi akut
Genotipe D memiliki risiko tinggi untuk menjadi kronis dan mengalami mutasi, tetapi
jarang mengalami spontan HBeAg serokonversi (Lin, 2011).
Genotipe B dan C banyak ditemukan di daerah endemic (Asia), transmisi vertikal
/ perinatal mempunyai peranan penting dalam penyebarannya (Lin, 2011). Infeksi
10
yang terjadi pada masa anak-anak, pada saat sistem imunitas tubuh belum
berkembang sempurna, akan berkembang menjadi infeksi kronis dan 25% memiliki
risiko kematian karena sirosis atau hepatoma (Locarnini, 2006). Infeksi kronis dapat
terjadi pada orang dewasa, tetapi risikonya lebih rendah. Infeksi kronis terjadi pada
pasien dengan HBeAg positif. Infeksi Virus Hepatitis B dapat menginfeksi semua sel
hati. Respon imun pada infeksi kronis menyebabkan kematian pada sel yang
terinfeksi tanpa eliminasi infeksi. Persistensi infeksi Hepatitis B ditentukan oleh
kekuatan interaksi host dengan virus, cara transmisi dan genotipe. Tidak terjadinya
serokonversi HBeAg akan mengakibatkan outcome klinis yang buruk dan
mempercepat progresivitas penyakit Hepatitis B kronis menjadi sirosis. Beberapa
kepustakaan menyebutkan bahwa penderita Hepatitis B genotipe B memiliki
kecendrungan untuk menderita hepatoma pada usia yang lebih muda (usia kurang
dari 35 tahun) dan kebanyakan tanpa didahului oleh proses sirosis, sedangkan
genotipe C memiliki onset untuk menjadi hepatoma pada usia yang lebih tua (Lin,
2011).
2.3 Interaksi antara Genotype Virus, Jumlah Virus dan Mutasi pada Virus
Sebagian besar sistem biologi akan mengembangkan mekanisme yang komplek
untuk mempertahankan stabilitas informasi genetiknya. Virus dapat secara cepat dan
mudah mengubah urutan genetiknya. Virus Hepatitis B memiliki keunikan dalam
siklus hidupnya, di mana virus dapat bereplikasi aktif sehingga membentuk jumlah
virus yang banyak, tanpa secara langsung membunuh sel terinfeksi. Virus Hepatitis B
dapat menggunakan reverse transkriptase untuk membuat copi DNAnya, sehingga
mutasi virus ini sering ditemukan (Locarnini, 2003).
Jumlah virus (viral load) dan adanya mutasi sangat berhubungan dengan
kronisitas infeksi dan perkembangannya menjadi hepatoma. Genotipe C memiliki
kecepatan mutasi, jumlah virus dan risiko menjadi hepatoma yang lebih tinggi
dibandingkan genotipe B. Sedangkan genotipe D memiliki kecepatan mutasi yang
lebih tinggi dibandingkan genotipe A (Lin, 2011).
Tujuan terapi untuk penderita Hepatitis B kronis adalah penekanan replikasi virus
agar mencapai di bawah batas deteksi oleh RT PCR, penurunan kadar penanda
11
biokimia, perbaikan jaringan/histopatologi, serokonversi HBeAg dan serokonversi
HBsAg. Bila dibandingkan dengan genotipe C dan D, pasien genotipe A dan B
memiliki respon yang lebih baik bila diterapi dengan interferon standar. Genotipe B
di Asia memiliki respon yang baik terhadap terapi interferon standar maupun
pegylated-interferon. Sedangkan Genotipe C di Asia memiliki respon yang lebih baik
bila diberikan pegylated-interferon. Walaupun faktor agen/virus sangat berpengaruh
pada respon terapi terhadap interferon, peranan faktor host tidak dapat diabaikan
(Lin, 2011).
Tidak ada hubungan yang bermakna antara genotipe Hepatitis B dengan respon
terapi terhadap nucleos(t)ide analogues. Beberapa penelitian retrospektif menemukan
bahwa genotipe B berpengaruh secara independen terhadap terjadinya resistensi yang
lebih cepat terhadap terapi lamivudine. Oleh karena itu, frekuensi monitoring
terhadap mutasi dan resistensi pada genotipe tertentu yang mendapatkan terapi
nucleos(t)ide analogues perlu ditingkatkan (Lin, 2011).
Ada dua group besar mutasi yang telah berhasil diidentifikasi, yang
mengakibatkan penurunan atau peniadaan ekspresi HbeAg. Kedua mutasi itu adalah
mutasi translasi pada precore (PC) nt1896 dan basal core promoter (BCP) nt 1762
dan nt 1764. Mutasi yang lain adalah terjadi pada polimerase. Penggunaan terapi
nucleos(t)ide analogues mengakibatkan terjadinya mutasi pada gen pol virus
Hepatitis B (Locarnini, 2003). Polimerase/rt (reverse transcriptase) dapat dibagi
menjadi tujuh sub domain fungsional (A-G) dan sekuen katalitik primer ada pada
YMDD (domain C) (Norder, 2004). Resistensi terhadap lamivudin telah dipetakan
pada lokus YMDD ini. Mutasi Virus Hepatitis B dapat terjadi pada rtM204I/V
(domain C) dan rt L180M (domain B). Kedua mutasi tersebut mengakibatkan
kegagalan replikasi secara in vitro, tetapi secara klinis akan mengakibatkan virus
tersebut menjadi dominan setelah pengobatan beberapa bulan dan berhubungan
dengan eksaserbasi akut pada infeksi kronis. Mutasi ini juga berhubungan dengan
kegagalan transplantasi hati. Karena letak rt dan s (surface) adalah overlapping, maka
mutasi pada gen rt, bisa juga diikuti oleh mutasi pada gen s. Dengan adanya
overlaping antara gen polimerase, core dan envelope, sebagai elemen transkripsi,
dapat menyebabkan terjadinya mutasi yang berbeda-beda pada virus (wild-type) yang
12
berhubungan dengan kemampuan replikasi dan protein yang disekresikannya.
(Locarnini, 2003). Adanya mutasi ini akan berpengaruh terhadap resistensi terapi,
kekambuhan dan kematian (Locarnini, 2006)
2.4 Peranan Mutasi Virus Hepatitis B terhadap Resistensi Terapi
Resistensi terhadap terapi merupakan faktor yang sangat berperan dalam
kegagalan terapi. Mutasi yang terjadi dapat berupa perubahan asam amino yang dapat
menyebabkan penurunan suseptibilitas terhadap terapi (Warner, 2008). Hal yang
tidak kalah pentingnya adalah resisten terhadap salah satu jenis terapi dapat
mempengaruhi efikasi terhadap jenis terapi lainnya (Locarnini, 2008). Pemberian
terapi terhadap masing-masing individu hendaknya disesuaikan dengan status imun,
genotipe atau subgenotipe, status HBeAg, mutasi, dan derajat kerusakan hati. Virus
Hepatitis B adalah virus DNA terkecil dan rantai gandanya memiliki 4 gene yang
saling tumpang tindih yang terdiri dari envelope (pre-S dan S), nucleocapsid (precore
dan core), polymerase dengan aktivitas reverse transcriptase yang cenderung salah
dan protein x (Liu, 2005).
Terdapat lima domain yang merupakan wilayah tersering terjadinya mutasi virus
Hepatitis B yang berhubungan juga dengan resistensinya terhadap terapi. Kelima
domain tersebut memiliki panjang 870 pasang basa. Mutasi dapat berupa perubahan
basa pada domain tersebut sehingga dapat mengakibatkan perubahan asam amino
yang terbentuk dan hal ini berhubungan dengan resistensi virus terhadap terapi.
Mutasi biasanya tidak terjadi hanya di satu domain, melainkan sering terjadi pada
beberapa domain dan bahkan bisa menimbulkan multidrug resistance. Mutasi dapat
terjadi pada rtL80, rtI169, rtV173, rtL180, rtA181, rtT184, rtS202, rtM204, rtN236
dan rtM250 (Yuen, 2007).
2.4 Road Map Penelitian
Pada tahun pertama penelitian (sudah dilakukan) :
1. Pengumpulan spesimen / serum dari 62 penderita Hepatitis B yang dirawat di
RSUP Sanglah dan pasien hasil skrining Hepatitis B di UTD Pembina PMI
Bali.
13
2. Dilakukan pemeriksaan jumlah virus pada serum pasien tersebut. Jumlah virus
diperiksa dengan RT PCR di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan di
Laboratorium RS Dharmais Jakarta
3. Pemeriksaan genotipe dilakukan terhadap sampel yang jumlah virusnya > 5 x
103 / µL di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan First Base Laboratories
Malaysia
Pada tahun kedua penelitian, akan dilakukan :
1. Pengumpulan spesimen / serum dari 38 penderita Hepatitis B yang dirawat di
RSUP Sanglah dan pasien hasil skrining Hepatitis B di UTD Pembina PMI
Bali.
2. Dilakukan pemeriksaan jumlah virus pada serum pasien tersebut. Jumlah
virus diperiksa dengan RT PCR di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan di
Laboratorium RS Dharmais Jakarta
3. Pemeriksaan genotipe terhadap sampel baru dan sampel yang belum
dikerjakan pada tahun pertama di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan
First Base Laboratories Malaysia
4. Deteksi mutasi yang terjadi pada Virus Hepatitis B di Unit Biologi Molekuler
FK UNUD
5. Deteksi resistensi terhadap terapi di Unit Biologi Molekuler FK UNUD
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tahun 2014 dan 2015
3.3 Lokasi Penelitian
Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar
Ruang rawat inap RSUP Sanglah
UTD Pembina PMI Daerah Bali
Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar
Unit Biologi Molekuler FK UNUD
Laboratorium RS Dharmais Jakarta
First Base Laboratories Malaysia
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian
3.4.1.1 Populasi Target
Semua penderita hepatitis B
3.4.1.2 Populasi Terjangkau
Semua penderita hepatitis B yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar dan
hasil skrining di UTD Pembina PMI Bali.
3.4.1.3 Sampel (Intended Sample)
Sampel yang dipilih dari populasi terjangkau, setelah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Subyek yang benar-benar diteliti (actual study
subjects) adalah sampel yang benar-benar bersedia ikut serta dalam
penelitian.
15
3.4.2 Penentuan Sampel
Sampel ditentukan secara consecutive;
dengan memakai semua penderita hepatitis B yang memenuhi kriteria
sebagai sampel hingga mencapai jumlah 100 sampel
3.4.2.1 Kriteria Inklusi
Semua penderita hepatitis B yang berusia lebih dari 25 tahun yang dirawat
di RSUP Sanglah Denpasar atau penderita hepatitis B hasil skreening darah
di UTD Pembina PMI Bali. Penderita bersedia ikut dalam penelitian
dengan menandatangani informed consent.
3.4.2.2 Kriteria Eksklusi
Penderita Hepatitis B disertai dengan infeksi HIV
3.5 Definisi operasional variabel penelitian
3.5.1 Penderita Hepatitis B adalah penderita dengan hasil Hepatitis B antigen
(HBsAg) positif
3.5.2 Genotipe Hepatitis B ditentukan dari hasil sequencing dari produk PCR
menggunakan forward primer (Seq 2) dan reverse primer ( Seq 2996) dengan
panjang 870 pasang basa
3.5.3 Mutasi virus ditentukan dengan mendeteksi perubahan asam amino yang
terjadi pada penderita/sampel dibandingkan dengan urutan asam amino Virus
Hepatitis B wildtype.
3.5.4 Resistensi terhadap terapi ditentukan dari mutasi yang terjadi dan disesuaikan
dengan pola mutasi yang sering terjadi pada pemberian masing-masing obat.
3.6 Bahan Penelitian
1. Darah utuh / serum untuk pemeriksaan viral load genotipe, mutasi dan
resistensi terhadap terapi
2. Reagen dan primer untuk pemeriksaan jumlah virus
16
3. Reagen dan primer untuk PCR Virus Hepatitis B
4. Reagen dan primer untuk purifikasi, presipitasi DNA
3.7 Alur Penelitian
1. Setiap penderita Hepatitis B yang berusia lebih dari 25 tahun yang dirawat di
Poliklinik Penyakit Dalam atau ruang rawat inap RSUP Sanglah atau hasil
skrining di UTD Pembina PMI Bali, diberikan penjelasan bahwa sedang
dilakukan penelitianuntuk mengetahui genotipe, mendeteksi mutasi dan
resistensi dari Virus Hepatitis B.
2. Penjelasandiberikan secara rinci tentang latar belakang, tujuan penelitian,
keuntungan maupun kerugian bagi subyek penelitian yang bersedia ikut.
Demikian juga mengenai perlindungan pasien yang bersedia ikut, prosedur
dan lama penelitian serta biaya.
Subyek yang bersedia ikut dalam penelitian ini diminta untuk menandatangani
informed consent dan dilakukan pengambilan sampel darah sebanyak 3 cc.
Tiga puluh menit setelah pengambilan darah, darah diputar untuk
mendapatkan serum
3. Sebagian serum yang diperoleh digunakan untuk pemeriksaan jumlah virus,
sebagian lagi disimpan pada suhu -200 C.
4. Bila jumlah virus >5 x 103 / µL, maka dilakukan pemeriksaan genotype
(sequensing produk PCR).
5. Nukleotida hasil sequensing akan dianalisis untuk mendeteksi adanya mutasi
dan resistensi terhadap terapi.
6. Sebelum penelitian ini dijalankan, terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan dari Komisi Etika Unit Penelitian dan Pengembangan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana – Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar dan mendapatkan Surat Keterangan Kelaikan Etika.
17
7. Alur penelitian sesuai skema berikut :
Gambar 3.1 Alur Penelitian
3.8 Analisis Statistik
Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, menggambarkan karakteritik
umum, dan distribusi frekuensi berbagai variabel penelitian.
Diambil darah 3 cc, diputar untuk mendapatkan serum
Populasi terjangkau
Kriteria inklusi dan eksklusi
Sampel (Consecutive)
Informed concent
Intended study subject
Diperiksa jumlah virus
Jumlah virus >5 x 103 / µL, dilakukan sequensing
genotipe
Mutasi
resistensi
21
DAFTAR PUSTAKA
Huy TTT, Ngoc TT, Abe K. 2008.New Complex Recombinant Genotype of Hepatitis B Virus Identified in Vietnam. Journal of Virology; 82: 5657–5663
Lin CL, Kao JH. 2011. The clinical implications of hepatitis B virus genotype: Recent advances. Journal of Gastroenterology and Hepatology; 26: 123–130
Liu CJ, Kao JH, Chen JS. 2005. Therapeutic implications of hepatitis B virus Genotypes. Liver International; 25: 1097–1107
Locarnini SA, McMillan J, Bartholomeusz A. 2003. The Hepatitis B Virus and Common Mutants. Seminars in Liver Disease; 23: 5 – 20
Locarnini SA, Mason WS. 2006. Cellular and virological mechanisms of HBV drug resistance. Journal of Hepatology; 44: 422–431
Locarnini SA. 2008. Primary resistance, multidrug resistance, and cross-resistance pathways in HBV as a consequence of treatment failure. Hepatol Int; 2:147–151
McMahon BJ. 2008. The influence of hepatitis B virus genotype and subgenotype on the natural history of chronic hepatitis B. Hepatol Int; 3: 334–342
Norder H, Courouce AM, Coursaget P, Echevarria M, Lee SD, Mushahwar IK, Robertson BH, Locarnini S, Magnius LO. 2004. Genetic Diversity of hepatitis B Virus Strains Derived Worldwide : Genotypes, Subgenotypes, and HBsAg Subtypes. Intervirology; 47 : 289 – 309
Olinger CM, Jutavijittum P, Hübschen JM, Yousukh A, Samountry B, Thammavong T, Toriyama K, Muller CP. 2007. Possible New Hepatitis B Virus Genotype, Southeast Asia. Emerging Infectious Diseases; 14: 1777 – 1780
Thompson AJV, Nguyen T, Iser D, Ayres A, Jackson K, Littlejohn M, Slavin J,Bowden S, Gane EJ, Abbott W, Lau GKK, Lewin SR, Visvanathan K, Desmond PV, Locarnini SA. 2010. Serum Hepatitis B Surface Antigen and Hepatitis B e Antigen Titers: Disease Phase Influences Correlation with Viral Load and Intrahepatic Hepatitis B Virus Markers. Hepatology; 51: 1933-1944
Warner N, Locarnini S. 2008. The Antiviral Drug Selected Hepatitis B Virus rtA181T/ sW172* Mutant Has a Dominant Negative Secretion Defect and Alters the Typical Profile of Viral Rebound. Hepatology; 48: 88 - 98
Yuen LKW, Ayres A, Littlejohn M, Colledge D, Edgely A,Maskill WJ, Locarnini SA, Bartholomeusz A. 2007. SEQHEPB: A sequence analysis program and relationaldatabase system for chronic hepatitis B. Antiviral Research; 75: 64–74
25
Lampiran 2.Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
Penelitian / pemeriksaan laboratorium akan dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar, Unit Biologi molekuler FK Unud, Laboratorium RS Dharmais, dan First Base Laboratories Malaysia.
1. Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar. Pada laboratorium ini akan dikerjakan pengambilan bahan/sampel, proses pra-analitik dan pemeriksaan HBsAg. Pemeriksaan HBsAg telah dilakukan secara rutin dengan menggunakan alat Cobas 6000 Roche.
2. Unit Biologi molekuler FK Unud. Pada unit ini, akan dilakukan ekstraksi, amplifikasi, purifikasi dan presipitasi DNA Virus Hepatitis B. Unit ini memiliki fasilitas ruangan yang memadai untuk pemeriksaan molekuler, memiliki tenaga yang terlatih dan berpengalaman untuk mengerjakan pemeriksaan molekuler dan memiliki alat PCR
3. Laboratorium RS Dharmais Jakarta. Laboratorium ini telah secara rutin melakukan pemeriksaan jumlah virus Hepatitis B dengan menggunakan alat RT PCR
4. First Base Laboratories Malaysia. Pemeriksaan sequensing akan dilakukan di lembaga ini karena Lembaga ini memiliki alat sequenser dan berpengalaman dalam mengerjakan sequensing untuk Hepatitis B maupun untuk kepentingan lainnya.
Analisis hasil sequensing untuk penentuan genotipe, deteksi mutasi dan resistensi akan dilakukan bersama-sama antara Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar dengan Unit Biologi molekuler FK Unud
26
Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Peneliti /Pelaksana dan Pembagian Tugas
No. NAMA /
NIDN Instansi
asal Bidang Ilmu
Alokasi
waktu
(jam/ minggu)
Uraian Tugas
1 Dr.dr.
A.A.Wiradewi
Lestari, SpPK /
0002047705
Fakultas
Kedokteran
Kimia
klinik,
Immunologi
5 Menyiapkan ijin penelitian dan
kelayakan etik,
mengkoordinasikan pengisian
inform consent, pengambilan
darah, pemeriksaan
laboratorium, dan membuat
laporan
2 dr.Tjokorda
Gede Oka,
MS., SpPK
/0026045103
Fakultas
Kedokteran
Hematologi,
bank darah
3 Mengkoordinasikan adanya
sampel baru,
mengkoordinasikan pengisian
inform consent, pengambilan
darah
3 dr. Ni Kadek
Mulyantari,
SpPK(K) /
0026047905
Fakultas
Kedokteran
Bank darah,
Immunologi
3 Mengkoordinasikan pengisian
inform consent, pengambilan
darah dan pemeriksaan
laboratorium
27
LAMPIRAN 4. BIODATA KETUA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr.dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, SpPK P
2. Jabatan Fungsional Lektor 3. Jabatan Struktural Kepala Bagian Patologi Klinik FK
Universitas Udayana 4. NIP 197704022002122007 5. NIDN 0002047705 6. Tempat dan Tanggal Lahir Gianyar, 2 April 1977 7. Alamat Rumah Jalan Dewi Sri, Gang Anggur IV B no 3
Batubulan, Gianyar 8. Nomor Telepon/Faks /HP (0361) 7849360 / 08155237937 9. Alamat Kantor Jalan PB Sudirman Denpasar 10. Nomor Telepon/Faks (0361) 222510 11. Alamat e-mail [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 35 orang; 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Good Laboratory Practise
2. Stool analysis 3. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit
Hepatobilier, Tes Fungsi Hati 4. Elective Study (Hepatitis, Dengue,
Malaria, Typhoid) 5. Urinalisis
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3 Nama PT UNUD UNAIR UNUD Bidang Ilmu Pendidikan dokter Patologi Klinik Biomedis Tahun Masuk 1995 2002 2008 Tahun Lulus 2001 2006 2013 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Pemuda di Sukawati terhadap Penyakit Menular Seksual
Hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar mikroalbuminuria pada sindroma metabolik di Denpasar
Kadar Neopterin, Anti Helicobacter pylori-Heat Shock Protein 60II3 dan Interferon Gamma yang tinggi merupakan biomarker risiko KKv pada
28
SKA Nama Pembimbing/Promotor
Dr. dr. A.A.N. Subawa, MSi
Prof. Dr.dr.Hendromartono, SpPD-KEMD
Prof. Dr.dr.Ketut Suastika, SpPD-KEMD
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2008 Hubungan antara lingkar pinggang dengan laju endap darah sebagai faktor risiko disfungsi endotel pada sindroma metabolik
Litbang FK UNUD
20.000.000
2. 2010 Infeksi Helicobacter pylori sebagai factor risiko aterosklerosis
Litbang FK UNUD
22.000.000
3. 2011 KadarKadar Interferon yangTinggi Memberi Risiko Kejadian Kardiovaskuler Lebih Tinggi pada Penderita Sindroma Koroner Akut
Litbang FK UNUD
30.000.000
4. 2012 Sensitivitas dan spesifisitas IT rasio dan procalsitonin dalam menunjang diagnosis sepsis
Litbang FK UNUD
20.000.000
5. 2012 Kadar Neopterin, Myeloperoxidase, Lectin-like Oxidized Low Density Lipoprotein Receptor-1, Interleukin-17, Matrix Metalloproteinase-9 dan Rasio Kadar Interleukin-6/Interleukin-10 yang Tinggi merupakan Faktor Risiko Kejadian Kardiovaskuler pada Penderita Sindroma Koroner Akut
HPEQ FK UNUD
100.000.000
6. 2013 Jumlah Virus (viral load) Hepatitis B pada penderita Hepatitis B di Bali
Litbang FK UNUD
30.000.000
7. 2014 Peranan Genotipe dan Mutasi Virus Hepatitis B terhadap Progresivitas dan Resistensi Terapi Hepatitis B di Bali
LPPM UNUD 35.000.000
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing,
Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya
29
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2008 Penyuluhan tentang Sindroma Metabolik di Legian Kuta
P2M FK UNUD
2.000.000
2. 2009 Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan di Desa Taro
P2M UNUD 4.000.000
3. 2010 Pemeriksaan Kesehatan di Desa Penatih P2M UNUD 4.000.000 4. 2011 Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan
kepada pemangku di Desa Ketewel P2M FK UNUD
10.000.000
5 2012 Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan kepada pemangku di Desa Batubulan
P2M FK UNUD
10.000.000
6 2013 Pemeriksaan (screening) Hepatitis B pada Masyarakat Desa Trunyan
P2M FK UNUD
10.000.000
7 2014 Pemeriksaan Kesehatan di Desa Pandak Tabanan
P2M FK UNUD
10.000.000
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1. Patient with confirmed swine influenza A/H1N1
Vol 16, no 2, thn 2010
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory
2. Penderita dengan Hemokromatosis Primer
Vol 18, no 2, thn 2012
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory
3. The Effectiveness of Insulin Combination Therapy in Type 2 Diabetes Mellitus Hospitalized Patients
2014 World Journal of Pharmaceutical ResearchPenderita dengan Hemokromatosis Primer
30
F. PengalamanPenyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat 1. Pertemuan Ilmiah Tahunan
PDS PATKLIN Asosiasi antara lingkar pinggang dengan kadar mikroalbuminuria pada obesitas visceral
Balik papan, 2009
2. International Kongres of Bioscience
Hubungan antara lingkar pinggang dengan laju endap darah sebagai faktor risiko disfungsi endotel pada sindroma metabolik
Denpasar, 2009
3. Pertemuan Ilmiah Tahunan PDS PATKLIN
Encephalitis post morsum canis caused by rabies virus infection
Jakarta, 2010
4. SURAMADE I Resistensi insulin : definisi, mekanisme pada diabetes dan pemeriksaan laboratoriumnya
Surabaya, 2011
5 Kongres PATELKI Patient safety Denpasar, 2012 6 APFCB Neopterin as Biomarker of CVE
in SKA Denpasar, 2013
7 Seminar dan Raker IAI Cabang Bali
How to Interpret Medical Check Up Results?
Denpasar, 2014
8 Workshop Phlebotomy PATELKI
Komplikasi Phlebotomi Denpasar, 2014
9 RTD GEP-NETs Biomarkers for Diagnosis of GEP-NETs : Focus on Chromogranin A
Denpasar, 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan usulan hibah penelitian unggulan udayana.
Denpasar, 17 Pebruari 2015 Dr.dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, SpPK
31
BIODATA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Tjokorda Gede Oka, MS, SpPK 2. Jabatan Fungsional Pembina Tk.I / Lektor Kepala 3. Jabatan Struktural Kepala Bagian /SMF Patologi Klinik FK
Unud/RSUP Sanglah, Denpasar 4. NIP 19510426 197903 1 002 5. NIDN 0026045103 6. Tempat dan Tanggal Lahir Klungkung, 26 April 1951 7. Alamat Rumah Jln. Pulau Bali No. 3, Denpasar 80114 8. Nomor Telepon/Faks /HP 0361-246991 / 083114588567 9.
Alamat Kantor Bagian/SMF Patologi Klinik, FK Unud/RSUP Sanglah, Jln. Diponegoro, Denpasar 80114
10. Nomor Telepon/Faks 0361-245465 11. Alamat e-mail [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan - 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Liquor Cerebro Spinalis
2. Faal Hemostasis 3. Imunohematologi & Blood Bank 4.
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3 Nama PT Universitas Udayana Universitas Airlangga - Bidang Ilmu Kedokteran Umum Kedokteran Laboratorium
Hematologi -
Tahun Masuk 1970 1984 - Tahun Lulus 1977 1987 - Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
- Hemopoisis pada Timus Janin Tikus
-
Nama Pembimbing/Promotor
- dr. Ida Bagus Djelantik, SpPK-K
-
32
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2010 Prevalensi Kontaminasi Darah di Unit Transfusi Darah Pembina PMI Daerah Bali, 2010
- -
2. 2010 Efektivitas Teknik Desinfeksi Baru dalam Meningkatkan Mutu Produk Darah di Unit Transfusi Darah Pembina PMI Daerah Bali/RSUP Sanglah Denpasar, di presentasikan pada Persi Award JCC 19 Oktober 2010
- -
3. 2013 Proposal penelitian : Korelasi Antara Kadar Interleukin-10 dan Interferon Gamma Plasma Dengan Jumlah Limfosit-T CD4+ Pada Donor Darah Yang Terinfeksi HIV
- -
4. 5. 6.
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing,
Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2013 Pemeriksaan Kesehatan (Skrining Hepatitis B) pada masyarakat Desa Trunyan
FK Unud, Denpasar
10.000.000,-
2. 3. 4. 5 6
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya.
33
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1. - - - 2.
F. PengalamanPenyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Pembicara pada Workshop Sistem Vacutainer Program Studi DIII Analisis Kesehatan.
Prosedur Baku Pengambilan Darah dengan Vacutainer
Denpasar, 8 November 2012
2. G. Penghargaan yang Pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah,
asosiasi, institusi, dll)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1. Satya Lencana Karya Satya
20 tahun Pemerintah RI (Presiden RI: Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono)
3 Februari 2005
2.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan usulan hibah penelitian unggulan udayana.
Denpasar, 17 Pebruari 2015 dr. Tjokorda Gede Oka, MS, SpPK
34
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K) 2. Jabatan Fungsional Staf dokter 3. Jabatan Struktural - 4. NIP 197904262008122002 5. NIDN 0026047905 6. Tempat dan Tanggal Lahir Gianyar, 26 April 1979 7. Alamat Rumah Jl. Cokroaminoto 152 Denpasar 8. Nomor Telepon/Faks /HP 08123647413 9. Alamat Kantor Jl. Diponogoro Denpasar 10. Nomor Telepon/Faks 0361-227911-15(ext 204) 11. Alamat e-mail [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Eritropoesis
2. Bank darah dan transfusi kedokteran 3. Pemeriksaan laboratorium LCS 4. Pemeriksaan imunoserologi
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3 Nama PT FK Udayana FK Unair FK UGM Bidang Ilmu Dokter umum Spesialis patologi
klinik Konsultan bank darah dan kedokteran transfusi
Tahun Masuk 1997 2005 2012 Tahun Lulus 2003 2009 2013 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Sikap dan pengetahuan tentang pemakaian KB pasca persalinan di Kerambitan Tabanan Bali
Korelasi antara kadar interleukin-10 dengan jumlah limfosit T-CD4 pada penderita HIV asimtomatis
Sistem audit penggunaan produk darah di RSUP Sanglah Denpasar
Nama Pembimbing/Promotor
Dr. I Wayan Kandera, MPH Prof.dr. I Dewa Putu Wijana, M.Kes
Dr.dr. Nasronudin, Sp.PD KPTI Dr. Endang Retnowati, MS., SP.PK(K)
Dr. Teguh Triyono, M.Kes., Sp.PK(K) Dr. Usi Sukorini, M.Kes., Sp.PK(K)
35
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2010 Efektivitas teknik desinfeksi baru dalam meningkatkan mutu produk darah di Unit Pelayanan Darah RSUP Sanglah
2. 2011 Cara sederhana mendapatkan plasma donor yang aman di unit pelayanan darah RSUP Sanglah Denpasar
3. 2012 Korelasi antara kadar interleukin-10 dan interferon- plasma dengan jumlah limfosit T-CD4 pada donor yang reaktif HIV
HPEQ Rp. 100.000.000,-
4. 13 Menurunkan kejadian unused blood order dengan sistem audit penggunaan produk darah di RSUP Sanglah Denpasar
5. 6.
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing,
Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2010 Pelayanan donor darah 2. 2011 Pelayanan donor darah 3. 2012 Pelayanan donor darah 4. 2013 Pelayanan donor darah 5 6
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya
36
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1. Penderita dengan hemokromatosis primer
Jurnal Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
2. F. PengalamanPenyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan PDS Patklin
Penderita dengan hemokromatosis primer
Balikpapan, 2009
2. Pertemuan Ilmiah Tahunan PDS Patklin
Korelasi antara kadar interleukin-10 plasma dengan jumlah limfosit T-CD4 pada penderita HIV asimtomatis
Balikpapan, 2009
3. Pertemuan Tahunan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
Efektivitas teknik desinfeksi baru dalam meningkatkan mutu produk darah di Unit Pelayanan Darah RSUP Sanglah
Jakarta, 2010
4. Pertemuan Tahunan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
Cara sederhana mendapatkan plasma donor yang aman di unit pelayanan darah RSUP Sanglah Denpasar
Jakarta, 2011
5 Pertemuan PDS Patklin cabang Surabaya-Malang-Denpasar
Peranan NAT dalam skrining darah donor di UDD PMI Provinsi Bali
Denpasar, 2013
6 Pertemuan Tahunan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
Menurunkan kejadian unused blood order dengan sistem audit penggunaan produk darah di RSUP Sanglah Denpasar
Jakarta, 2013
7 Seminar sehati PATELKI Hepatitis markers Denpasar, 2013
37
G. Penghargaan yang Pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, institusi, dll)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1. Finalis Ganda Soebrata
Awards Perhimpunan Dokter SpesialisPatologi Klinik Indonesia
2009
2. Juara 3 Lomba poster Perhimpunan Dokter SpesialisPatologi Klinik Indonesia
2009
3. Runner Up PERSI Award Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
2010
4. Runner Up PERSI Award Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
2011
5 Runner Up PERSI Award Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
2013
6 7
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan usulan hibah penelitian unggulan udayana.
Denpasar, 17 Pebruari 2015 dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K)