i
USM
PELAKSANAAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS
TENAGA KERJA KABUPATEN PEMALANG BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53
TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
memenuhi Syarat-syarat guna Menyelesaikan
Program Studi Strata 1 Ilmu Hukum
Oleh :
Nama : Resti Retno Sarining Isyanto
NIM : A.111.15.0009
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2019
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi
penelitian ini dengan baik dan tepat pada waktu. Dalam skripsi penelitian penulis
membahas mengenai “Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Dinas
Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Repulik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil” guna
melengkapi tugas dan syarat mata kuliah skripsi.
Skripsi ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan berbagai hambatan selama
mengerjakan skripsi penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas
penelitian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
skripsil penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan skripsi penelitian
selanjutnya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa
hormat kepada:
1. Bapak Andy Kridasusila, S.E, M.M Selaku Rektor Universitas Semarang
beserta segenap jajarannya.
2. Ibu B. Rini Heryanti, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Semarang
vi
vii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sambut masa depan cemerlang dengan berilmu.
2. Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah
dilaksanakan/diperbuatnya.(Ali Bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
1. Allah SWT yang masih memberikan kesempatan untuk aku agar terus
memperbaiki diri.
2. Kedua orangtua (Bapak dan Ibu).
3. Kakak dan keluarga yang tersayang.
4. Keluarga Besar Fakultas Hukum Universitas Semarang.
5. Almamaterku Universitas Semarang.
viii
ABSTRAK
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya di sebut ASN menurut Undang-undang Nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negera yang bertugas memberikan pelayanan bagi
masyarakat menurut bidangnya masing-masing. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana pelaksanaan disiplin PNS di Disnaker Kabupaten Pemalang berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS,
bagaimana kendala-kendala dalam pelaksanaan disiplin PNS di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pemalang berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 53
tahun 2010 tentang disiplin PNS, dan bagaimana cara mengatasi kendala-kendala dalam
pelaksanaan disiplin PNS di Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten Pemalang berdasarkan
Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan disiplin PNS di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Pemalang, untuk untuk mengetahui kendala dan cara mengatasi pelaksanaan disiplin PNS
di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang. Metode penelitian yang digunakan meliputi
jenis penelitian yuridis sosiologis, spesifik penelitian diskriptif analitis, metode penentuan
sampel, metode pengumpulan data dalam penelitian adalah data primer dan sekunder,
metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan disiplin PNS di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pemalang sudah melaksanakan sejak Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010, tetapi masih di temukanpelanggaran disiplin PNS, kendala dalam disiplin PNS
yaitu kurang tegasnya sanksi, lunturnya kedisiplinan PNS, kurangnya fasilitas sarana dan
prasarana, kurangnya kesadaran pegawai disnaker kabupaten pemalang, cara mengatasi
dalam disiplin PNS terus di lakukan dalam rangka meningkatkan kedisiplinan PNS.
Kata kunci: Pelaksanaan Disiplin, Pegawai Negeri Sipil, Disnaker Kabupaten
Pemalang.
ix
ABSTRACT
Civil Servants, hereinafter referred to as ASN according to Law Number 5 of 2014 concerning State Civil Apparatuses in charge of providing services to the public according to their respective
fields. The problem in this study is how the implementation of the discipline of civil servants in
Pemalang District of Manpower based on the Republic of Indonesia Government Regulation
number 53 of 2010 concerning PNS discipline, how are the obstacles in the implementation of
PNS discipline in the Pemalang District Labor Office based on Government Regulation of the
Republic of Indonesia number 53 of 2010 concerning PNS discipline, and how to overcome
obstacles in the implementation of PNS discipline in the Manpower Office in Pemalang District
based on Government Regulation number 53 of 2010 concerning PNS discipline. The purpose of
this study was to determine the implementation of PNS discipline in the Pemalang District
Manpower Office, to find out the constraints and how to overcome the implementation of PNS
discipline in the Pemalang District Manpower Office. The research method used includes the type of sociological juridical research, specific analytical descriptive research, the method of
determining the sample, the method of data collection in research is primary and secondary data,
the data analysis method used is qualitative analysis.
The results showed that the implementation of PNS discipline in the Pemalang District Manpower
Office had carried out since Government Regulation number 53 of 2010, but still found violations
of PNS discipline, obstacles in the discipline of PNS namely lack of sanctions, fading civil servant
discipline, lack of facilities and infrastructure, lack of Awareness of Pemalang District
Manpower employees, how to overcome in the discipline of civil servants continue to be done in
order to improve the discipline of civil servants.
Keyword : Implementation Of Discplinary, Civil Servants Disnaker Kabupaten
Pemalang
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………………................. ii
HALAMAN PENGESAHAN MEMPERBANYAK ......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN. .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................... Vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………………….. viii
ABSTRACT .......................................................................................................................... ix
DOKUMENTASI PERPUSTAKAAN…………………………………………………… x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
D. Keaslian Penelitian ……………………………………………………………. 9
E. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 13
A. Tinjauan Umum Tentang Aparatur Sipil Negara .................................................... 13
1. Pengertian Aparatur Sipil ................................................................................. 13
2. Menejemen Aparatur Sipil Negara …………………………………………... 14
3. Pengertian Pegawai Negeri Sipil ...................................................................... 14
B. Tinjaun Umum Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ......................................... 16
1. Jenis – Jenis PNS .............................................................................................. 19
2. Hak dan Kewajiban PNS .................................................................................. 20
3. Macam – Macam Disiplin Kerja ..................................................................... 24
4. Kode Etik PNS ................................................................................................. 25
5. Sanksi PNS ....................................................................................................... 26
xi
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... 29
A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 29
B. Spesifikasi ............................................................................................................... 29
C. Metode Penentuan Sampel ……………………………………………………….. 30
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 30
E. Metode Analisis Data .............................................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………………… 32
A. Pelaksanaan Disiplin PNS di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010
tentang Displin Pegawai Negeri Sipil …………………………………………...
32
B. Kendala Disiplin PNS di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010
tentang Displin Pegawai Negeri Sipil …………………………………………...
42
C. Cara Mengatasi Kendala Disiplin PNS di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Pemalang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil ………………………….......
44
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………….. 47
A. Simpulan …………………………………………………………………………. 47
B. Saran ……………………………………………………………………………… 48
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 49
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut sebagai ASN menurut
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, merupakan
salah satu aparat negara yang bertugas memberikan pelayanan bagi masyarakat
menurut bidangnya masing-masing. ASN yang baik, jujur, serta disiplin
merupakan pegawai pemerintah yang sangat diharapkan masyarakat saat ini, agar
terciptanya sistem pemerintahan yang berjalan baik dan teratur sebagaimana di
atur dalam tentang Aparatur Sipil Negara.Negeri Sipil.1
Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundang-undangan,
aparatur negara dalam meningkatkan kualitas aparatur negar dengan memperbaiki
kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan
prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi, maka aparatur
negara hendaknya dapat bersikap disiplin dalam mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa.2
Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena disiplin
harus ditanamkan secara terus menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-
orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisplinan
yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal umumnya tidak disiplin. Disiplin
merupakan suatu proses latihan dan belajar untuk meningkatkan kemampuan
dalam bertidak, berikir dan bekerja yang aktif dan kreatif. Disiplinj juga
1 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014
2http://www.lawdescription.com/index.php?option=com_contect&view=article&id=71&Itemid=7
54, diakses 20 November 2010
2
merupakan suatu kepatuhan dari orang-orang dalam suatu organisasi terhadap
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan keadaan tertib.
Untuk mewujudkan ASN yang dimaksud, di perlukan pembinaan sebaik-
baiknya dan atas dasar sistem karir serta sistem prestasi kerja. Sistem karir di sini
adalah suatu kepegawaian dimana suatu pengangkatan pertama kali didasarkan
atas kecakapan yang bersangkutan, sedangkan di dalam pengembangan
selanjutnya yang dapat menjadi pertimbangan adalah masa kerja, kesetian,
pengabdian serta syarat-syarat objektif lainnya. Adapun sistem prestasi kerja
adalah sistem kepegawaian, di mana pengangkatan seseorang untuk menduduki
suatu jabatan atau untuk kenaikan pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi
kerja yang dicapai oleh pegawai. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan
lulus dalam ujian dinas prestasi dibuktikan secara nyata dan sistem prestasi kerja
ini tidak memberikan penghargaan terhadap masa kerja. Serta pemberian motivasi
pemberian kesejahteraan.3
ASN sebagai unsur pertama sumber daya manusia yang mempunyai peranan
terhadap keberhasilan penyelanggaraan pemerintah dan pembangunan. Hal ini
bahwa ASN menjadi tumpuhan dalam pelaksaan pemerintahan sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing4
Aparatur Sipil Negara sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat juga
harus bisa menjunjung tinggi martabat dan citra Kepegawaian demi kepentingan
masyarakat dan Negara, akan tetapi dalam suatu instansi pemerintah para
aparaturnya sering melakukan pelanggaran disiplin seperti datang terlambat,
3 Slamet Wiyono, Pengaruh Pelatihan,Disiplin, dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
Kantor Regional 1 Badan Kepegawaian Daerah (BKN) Yogyakarta: Kanreg 1 BKN
Yogyakarta,2013),hlm.3. 4 Dessler Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 19970,
hlm. 329.
3
bermalas-malasan dalam bekerja, pulang sebelum waktunya, dan penyimpangan-
penyimpangan lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya aparatur yang
bersangkutan sehingga dapat menhambat kelancaran pemerintahan dan
pembangunan nasional dan tidak jarang pula menimbulkan kekecewaan pada
masyarakat.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil kedisiplinan harus menjadi acuan
hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi
membutuhkan aparatur yang bersih, berwibawa, dan berdisiplintinggi dalam
menjalankan tugas.
Disiplin berasal dari kata Latin discipulus yang berarti siswa atau
murid.Di bidang psikologi dan pendidikan, kata ini berhubungan dengan
perkembangan, latihan fisik, dan mental serta kapasitas moral anak melalui
pengajaran dan praktek.Kata ini juga berarti hukuman atau latihan yang
membetulkan serta kontrol yang memperkuat ketaatan. Makna lain dari kata yang
sama adalah seseorang yang mengikuti pemimpinnya.5
Bagi aparatur pemerintah, disiplin mencakup unsur-unsur
ketaatan,kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan
kesanggupanberkorban.Hal ini berarti kita harus mengorbankan kepentingan
pribadidan golongan untuk kepentingan negara dan masyarakat. UU No. 43 Tahun
1999 menyatakan bahwa "Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan
perundang-undanganpidana,maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas,diadakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil".
5 Dolet Unaradjan ;Manajemen Disiplin ; (Jakarta ; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
; 2003) ; halaman 8.
4
M. Situmorang dan Jusuf Juhir berpendapat bahwa adapun yangdimaksud
dengan disiplin ialah ketaatan, kepatuhan dalam menghormatidan melaksanakan
suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk padakeputusan, perintah atau
peraturan yang berlaku”6
Sementara itu, Soegeng Prijodarminto dalam bukunya “Disiplin Kiat
Menuju Sukses“ menyatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yangtercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai –
nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, danatau ketertiban”7
Soegeng Prijodarminto juga mengemukakan bahwa disiplin itu
mempunyai tiga aspek, yaitu :
- Sikap mental ( mental attitude ), yang merupakan sikap taat dantertib sebagai
hasil atau pengembangan dari latihan,pengendalian pikiran, dan pengendalian
watak.
- Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan
standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan
pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan atau aturan, norma,
kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan
(sukses).
- Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhanhati untuk mentaati
segala hal secara cermat dan tertib.8
6Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir, Aspek Hukum Pengawasan Melekat di
Lingkungan Aparatur Pemerintah , (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994). halaman 153. 7 Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, ( Bandung: Pradnya Paramita,
1994 ). halaman 25.
8 Ibid.
5
Disiplin kerja adalah merupakan modal yang penting yang harus dimiliki
oleh aparatur negara (PNS) sebab menyangkut pemberian pelayanan
publik.Namun ironisnya, kualitas etos kerja dan disiplin kerja aparat / PNS secara
umum masih tergolong rendah ini disebabkan banyaknya permasalahan yang
dihadapi oleh para PNS. Permasalahan tersebut antara lain kesalahan penempatan
dan ketidakjelasan jalur karier yang ditempuh namun pemerintahan terus berusaha
melakukan reformasi birokrasi ditubuh PNS. Karena itu, telah dibuat proyek
percontohan di tiga lembaga yakni Departemen Keuangan, Mahkamah Agung,
dan Badan Pemeriksa Keuangan.Pegawai di kantor-kantor tersebut diberi
tunjangan kinerja setelah mereka mampu menunjukkan kinerja yang tinggi
dengan mengutamakan perbaikan pelayanan secara sangat signifikan dan
dirasakan masyarakat.
Pegawai negeri Indonesia pada umumnya masih kurang mematuhi
peraturan kedisiplinan pegawai sehingga dapat menghambat kelancaran
pemerintahan dan pembangunan nasional.Pegawai negeri sipil seharusnya
menjadi teladan bagi masyarakat secara keseluruhan agar masyarakat dapat
percaya terhadap peran PNS.
Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut
sebenarnya pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah
dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah
menjadi tanggung jawabnya dengan baik, namun realitanya sering terjadi dalam
6
suatu instansi pemerintah, para pegawainya melakukan pelanggaran yang
menimbulkan ketidakefektifan kinerja pegawai yang bersangkutan.
Peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur
kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban-kewajiban tidak ditaati atau
dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Dengan maksud untuk mendidik dan
membina pegawai negeri sipil, bagi mereka yang melakukan pelanggaran atas
kewajiban dan larangan dikenakan sanksi berupa hukuman disiplin.
Permasalahan pada sekarang ini adalah masih banyak ASN yang
kinerjanya kurang memuaskan dalam melayani masyarakat serta banyak ASN
yang melanggar peraturan disiplin sesuai Pasal 1 angka (3) Peraturan Pemerintah
No. 53 Tahun 2010 adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri
Sipil yang tidak mentaati kewajiban dan atau melanggar larangan ketentuan
disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam
kerja. Di samping itu juga ada ASN yang perbuatannya telah melawan hukum dan
dijatuhi hukuman, ironisnya pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang
cukup besar untuk pelaksaan kegiatan pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil agar
kinerjanya sesuai dengan yang diharapkan, serta upaya pemberian motivasi
dengan pemberian kesejahteraan yaitu dengan pemberian tunjangan-tunjangan dan
kenaikan gaji, serta upaya penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil yang
dilakukan.9
Berdasarkan uraian diatas penelitian menganggap perlu diadakannya penelitian
mengenai “Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipi di Dinas Tenaga Kerja
9 Slamet Wiyono, opcit, hlm.3.
7
Kabupaten pemalang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan disiplin pegawai negeri sipil di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pemalang berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ?
2. Bagaimana kendala-kendala dalam pelaksanaan disiplin pegawai negeri sipil di
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ?
3. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan disiplin pegawai
negeri sipil di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan penelitian pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai. Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan disiplin pegawai negeri sipil di Dinas Tenaga
Kerja kabupaten Pemalang berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan disiplin pegawai negeri
sipil di Dinas Tenaga Kerja kabupaten Pemalang. berdasarkan Peraturan
8
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
c. Untuk mengetahui cara mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yang diperoleh sebagai berikut:
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Hukum
Kepegawaian, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
referensi dan informasi tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Pemalang.
b. Manfaat praktis
1) Bagi Pemerintah
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi salah satu data yang dapat
memperkaya dan menambah wawasan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
2) Bagi Masyarakat
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan bagi masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
9
3) Bagi PNS
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai penambah wawasan
agar disiplin pegawai negeri sipil dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya
kendala-kendala yang terjadi.
4) Bagi Akademis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian lain yang
terdapat di perpustakaan selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan
untuk mahasiswa-mahasiswa Universitas Semarang kedepannya.
D. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang
mempunyai karateristik yang relatif sama dalam hal tema, kajian, meskipun
berbeda dalam kriteria subjek jumlah dan posisi variable penelitian atau metode
yang digunakan. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian tentang:
1. Tri Eka Sari” Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil”. Fakultas Hukum Universitas Andalas dengan
rumusan masalah tentang:
a. Bagaimana Pelaksanaan peraturan disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri di
Kejaksaan Negeri Padang?
b. Bagaimana sanksi yang diterapkan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang tidak
mematuhi peraturan disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri di Kejaksaan
Negeri Padang?
10
c. Hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan peraturan disiplin Pegawai
negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang
disiplin Pegawwai Negeri di kejalsaan negeri padang?
2. Rani Novita Sari “Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Pendidikan Menengah Dan Non Formal
Kabupaten Bantul”. Fakultas Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta dengan rumusan masalah tentang:
a. Apakah pelaksanaan hukuman disiplin ASN di Dinas Pendidikan Menengah dan
Non Formal Kabupaten Bantul sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53
Tahun 2010?
b. Bagaimana upaya-upaya meningkatkan kedisiplinan ASN di Dinas Pendidikan
Menengah dan Non Formal Kabupaten Bantul?
3. Yulita Rosalina “Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Kementrian Agama
Kota Jakarta Selatan” Fakultas Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah dengan rumusan masalah tentang:
a. kedisiplinan jam kerja PNS di Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta Selatan?
b. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin PNS di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan?
Berdasarkan uraian diatas, maka walau telah ada penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga
Kerja, namun tetap berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian
yang peneliti lakukan adalah sama-sama menjelaskan terkait Pelaksanaan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga Kerja sedangkan perbedaanya yaitu
11
terdapat pada objeknya. Dengan demikian, maka topik penelitian yang peneliti
lakukan ini benar-benar asli.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika
penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum maka
penulis menggunakan sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika
penulisan hukum ini terdiri dari 5 bab yang tiap babnya terbagi dalam sub-sub
bagian yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan
hasil penelitian ini. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini menguraikan tentang tinjauan mengenai
aparatur sipil negara, tinjauan mengenai disiplin pegawai
negeri sipil.
BAB III
: Metode Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian,
spesifikasi penelitian, metode penentuan sampel, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : Bab ini berisi uraian pembahasan mengenai pelaksanaan
peraturan disiplin pegawai negeri Sipil di Dinas Tenaga
12
Kerja Kabupaten Pemalang berdasarkan peraturan
pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, kendala-kendala dalam pelaksanaan peraturan
pemerintah tentang disiplin pegawai negeri sipil di Disnaker
Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang berdasarkan peraturan
pemerintah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, dan cara mengatasi kendala-kendala dalam
pelaksanaan disiplin pegawai negeri sipil di Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Pemalang berdasarkan peraturan
pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
BAB V
: Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan pada
pembahasan yang ada di Bab IV dan saran yang akan
disampaikan oleh penulis.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Aparatur Sipil Negara
1. Pengertian Aparatur Sipil Negara
Pengertian Aparatur Sipil Negara yang dulunya disebut dengan
Pegawai Negeri Sipil di kemukakan oleh beberapa ahli. Beberapa ahli
berpendapat mengenai definisi Aparatur Sipil Negara atau Pegawai Negeri Sipil.
A.W.Widjaja, mendefinisi
kan bahwa pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun
rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu
menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu (organisasi). Selanjutnya berpendapat juga bahwa Pegawai adalah orang-
orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik lembaga-lembaga
pemerintah maupun dalam badan-badan usaha.10
Sedangkan menurut Musanaef, pegawai adalah orang-orang yang
melakukan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan
dari pemerintah atau badan swasta. Selanjutnya musanef menjelaskan definisi
pegawai sebagai pekerja atau worker adalah mereka yang langsung digerakkan
oleh seorang manager untuk bertindak sebagai pelaksana yang akan
menyelenggarakanpekerjaan sehingga menghasilkan karya-karya yang diharapkan
dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.11
10 A. W. Widjaja, 2006, Administrasi Kepegawaian, Jakarta: Rajawali, hlm. 113
11 Rosdakarya Musanef, 2007, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Gunung
Agung, hlm. 5
14
Berdasarkan Ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
2. Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil Negara (Untuk selanjutnya disingkat
Management ASN) adalah pengelolaan ASN untuk menhasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi polotik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.12
Managemen ASN
diselenggarakan berdasarkan sistem Merid.13
Sistem Merid adalah kebijakan dan managemen aparatur sipil negara yang
berdasarkan pada kualikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa mebedakan latar politik, ras, warna kuliat, agama, asal usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.14
3. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Pegawai negeri sipil menurut Undang-undang No. 5 Tahun 2014 adalah
warga negara indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Pegawai Negeri Sipil, Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
“Pegawai “ berarti “orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan
12 Undan-Undang No 5 Tahun 2014, Op.cit,. Pasal 1 angka 5.
13 Ibid,. Pasal 51
14 Ibid, Pasal 1 angka 22
15
sebagainya) sedangkan ”Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai
Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.15
Logeman dengan menggunakan kriteria yang bersifat materiil mencermati
hubungan antara negara dengan Pegawai Negeri Sipil dengan memberikan
pengertian Pegawai Negeri Sipil sebagai tiap pejabat yang mempunyai hubungan
dinas dengan negara.16
Sedangkan pengertian Pegawai Negeri menurut Mahfud M.D dalam buku
Hukum Kepegawaian terbagi dalam 2 bagian, yaitu :17
1. Pengertian Stipulatif
Pengertian stipulatif terdapat dalam Pasal 1 angka (3) Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014, yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Pengertian di atas berlaku dalam pelaksanaan semua peraturan
kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua peraturan perundang-
undangan lainnya, kecuali diberikan definisi lain.18
2. Pengertian Ekstensif
Selain dari pengertian stipulatif ada beberapa golongan yang sebenarnya
bukan Pegawai Negeri Sipil menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014,
tetapi dalam hal tertentu dianggap sebagai dan diperlakukan sama dengan pegawai
15 W.J.S Poerwadarminta, 1986, op.cit., hlm. 478; 514.
16 Ibid., hlm. 13. 17
Liberty, 1988, Yogyakarta, Indonesia.
18 Sastra Djatmika dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan,
Jakarta, hlm. 9.
16
negeri, artinya disamping pengertian stipulatif ada pengertian yang hanya berlaku
pada hal-hal tertentu.
B. Tinjauan Umum tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun
arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin
“disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta
pengembangan tabat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap
yang layak terhadap pekerjaan.19
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan disiplin adalah “sikap mental yang tercermin dalam perbuatan,
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau
ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik,
norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat.20
Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain,
disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja
yang membuat mereka dapat memenuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan.21
Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di
atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa “Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya
19 I. G. Wursanto, Managemen Kepegawaian, Kenisius, Yogyakarta, 1989, hal. 108
20 Wirjo Surachmad, Wawasan Kerja Aparatur Negara, Pustaka Jaya, Jakarta,
1993, hal.24 21 I.S. Livine Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Terjemahan oleh Iral
Soedjono, Cemerlang, Jakarta, 1980, hal 71
17
impersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau
kepentingan pribadi.22
Fungsi Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap
pegawai. Disiplin menjadipersyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata
kehidupan berdisplin yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan
dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan menciptakan suasana kerja yang
kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan. Beberapa fungsi disiplin
antara lain :
a. Kehidupan bersama
b. Membangun kepribadian
c. Melatih kepribadian
d. Pemaksaan
e. Hukuman
a. Menciptakan Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama dalam suatu
kelompoktertentu atau dalam masyarakat dengan begitu, hubungan yang terjalin
antara individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan lancar. Disiplin
juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai lingkungandisiplin yang
baik, sangat berpengaruh kepribadian seseorang.
Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tentram
sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Disiplin merupakan
sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa menunjukkan kinerja
yang baik sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
berbentuk dalam waktu yang lama salah satu proses untuk membentuk
22
A.S. Moenir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta, 1983, hal. 152.
18
kepribadian tersebut dilakukan melaui proses latihan. Latihan tersebut
dilaksanakan bersama dilaksanakan bersama antar pegawai, pimpinan dan selurih
personil yang ada dalam organisasi tersebut. Disiplin berfungsi sebagai
pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku
di lingkungan tersebut dengan pemaksaan, pembiasaan, dan latihan disiplin
seperti itu dapat menyadarkan bahwa diplin itu penting. Pada awalnya mungkin
disiplin itu penting karena suatu pemaksaan namun karena adanya pembiasaan
dan proses latihan yang terus-menerus maka disiplin dilakukan atas kesadaran
dalam diri sendiiri dan diraskan sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Diharapkan
untuk dikemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik,
positif bermakna dan memandang jauh kedepan disiplin bukan hanya soal
mengikuti dan mentaati peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi kebiasaan
berfikir baik, positif bermakna dan memandang jauh kedepan disiplin bukan
hanya soal mengikuti dan mentaati peraturan, melainkan sudah meningkat
menjadi disiplin berfikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek
kehidupannya.
Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat
memberikan dorongan kekuatan untuk mentaati dan mematuhinya tanpa ancaman,
sanksi atau hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah
serta motivasi untuk mengikuti aturan yang berlaku menjadi kurang. Maka dari itu
fungsi disiplin kerja adalah sebagai pembentukan sikap, perilaku dan tata
kehidupan berdisiplin didalam lingkungan di tempat seseorang itu berada,
termasuk lingkungan kerja sehingga tercipta suasana tertib dan teratur dalam
pelaksanaan pekerjaan. Menurut T. Hani Handoko (1994:208) ― Disiplin adalah
19
kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi nasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi disiplin kerja adalah suatu
kemampuan yang akan berkembang dalam kehidupan kesehariannya seseorang
atau kelompok (organisasi) dalam bertaat azas, peraturan, norma-norma, dan
perundang-undangan untuk melakukan nilai-nilai kaidah tertentu dan tujuan hidup
yang ingin dicapai oleh mereka dalam bekerja.
Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja Untuk mengkondisikan karyawan perusahaan agar
senantiasa bersikap disiplin, maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan.
Melaksanakan prinsip-prinsip disiplin kerja hal-hal sebagai berikut :
1. Hadir di tempat kerja sebelum waktu mulai bekerja.
2. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturanorganisasi.
3. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan.
4. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapih.
5. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien.
6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat
jam kerja.
7. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja.
8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang tidak
tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit.
1. Jenis- jenis Pegawai Negeri Sipils
Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, jenis Pegawai Negeri Sipil Negara dibagi menjadi dua yaitu:
20
a. Pegawai Negeri Sipil
PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a merupakan Pegawai ASN
yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan Pegawai ASN
yang diangkat sebagai pegawai engan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan
Undang-Undang ini.
2. Kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara
a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Pasal 3 kewajiban Pegawai
Negeri Sipil, setiap Pegawai Negeri Sipil wajib :
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS.
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan.
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah.
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS.
7. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan golongan.
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan.
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara.
10. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
11. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya.
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier.
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
b. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014, ditetapkan bahwa kewajiban pegawai ASN
sebagai berikut :
21
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab.
5. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
Kewajiban Pegawai ASN adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban
Pegawai Negeri dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. Kewajiban yang ada hubungannya dengan suatu jabatan.
2. Kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu tugas dalam jabatan,
melainkan dengan kedudukannya sebagai pegawai negeri pada umumnya.
3. Kewajiban-kewajiban lain.23
a. Hak Pegawai Aparatur Sipil Negara
Dasar dari adanya hak adalah manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang
merupakan pemacu bagi didinya untuk memenuhi kebutuhannya, seperti bekerja
untuk memperoleh uang bagi pemenuhan kebutuhan. Manusia dalam kajian
ekonomi disebut sebagai sumber daya karena memiliki kecerdasan. Melalui
kecerdasan yang semakin meningkat mengakibatkan manusia dikatakan sebagai
homo sapiens, homo politikus, dan homo ekonomikus dan dalam kajian yang lebih
mendalam dapat dikatakan pula bahwa manusia adalah zoon politicon.
Berdasarkan perkembanggannya dunia modern, dalam prosesnya setiap
individu akan berinteraksi dalam masyarakat yang semakin meluas dan
perkembangan berikutnya dimulainya konsep organisasi yang melingkupi bidang
23 Sastra Djatmika dan Marsono, op.cit., hlm. 103.
22
pemerintahan, sehingga manusia dapat dikatakan sebagai homo administratikus
dan organization man.24
4. Pentingnya Disiplin Kerja Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin
adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama
disiplin adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara
mencegah pemborosan waktu dan energi. Selain itu, disiplin mencoba untuk
mencegah kerusakan atay kehilangan harta benda, mesin, peralatan, dan
perlengkapan kerja, yang disebabkan oleh ketidak hati-hatian, sendagurau atau
pencurian. Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan keterledoran yang
disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan keterlambatan.
Disiplin berusaha mencegah permulaan kerja yang lama atau terlalu awalnya
mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau kemalasan. Disiplin
juga berusaha juga untuk mengatasi perbedaan pendapat antara karyawan dan
mencegah ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah pengertian dan salah
penafsiran. Singkatnya, Tohardi, (2002) dikutip oleh Edi Sutrisno (2011:88)
disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga
efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam
ikhtikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha
untuk melindungi perilaku yang baik dengan mentepkan respon yang
dikehendaki.Meskipun bukan hal yang mustahil bahwa menghindarkan kondisi-
kondisi yang memerlukan disiplini itu lebih baik daripada program pendisiplinan
yang paling memuaskan, namun disiplin itu sendiri menjadi penting karena
24 Sondang P. Siagian, op.cit., hlm. 9-10
23
manusia dan kondisinya yang tidak sempurna seharusnya mempunyai tujuan yang
positif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja sangat
diperlukan untuk menunjang kelancaran segala aktivitas organisasi agar tujuan
organisasi dapat dicapai secara maksimal. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai
sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi
para karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin
terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh
hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan akan diperoleh suasana kerja yang
menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam melaksanakan
pekerjaan. Dengan demikian, karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan
penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal
mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi. Ketidakdisiplinan dan kedisiplinan
dapat menjadi panutan orang lain. Jika lingkungan kerja semuanya disiplin, maka
seorang pegawai akan disiplin, tetapi jika lingkungan kerja organisasi tidak
disiplin, maka seorang pegawai juga aan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit
bagi lingkungan kerja yang tidak disiplin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan
pegawai, karena lingkungan kerja akan menjadi panutan bagi para pegawai.Jadi,
dapat disimpulkan bahwa disiplin pegawai adalah perilaku seseorang yang sesuai
dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah
laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi bagik tertulis
maupun tidak tertulis.
24
3. Macam-macam Disiplin kerja
a. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong pegawai
agar berdisiplin diri dengan mentaati dan mengikuti berbagai standar dan
peraturan yang telah ditetapkan. Menurut T. Hani Handoko disiplin preventif
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti
berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat
dicegah.25
b. Disiplin Korektif
Disiplin korektif merupakan disiplin yang dimaksudkan untuk menangani
pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memperbaikinya untuk
masa yang akan datang. Hal ini sejalan denan yang dikemukakan oleh Keith
Davis dan John W. Newstrombahwa disiplin korektif adalah tindakan yang
dilakukan setelah terjadinya pelanggaran peraturan, tindakan ini dimaksud untuk
mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut sehingga tindakan di masa yang
akan datang akan sesuai dengan standar.26
Dengan kata lain sasaran disiplin korektif adalah para pegawai yang melanggar
aturan dan diberi sanksi yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Disiplin korektif
ini dilakukan untuk memperbaiki pelanggaran dan mencegah pegawai yang lain
melakukan perbuatan yang serupa dan mencegah tidak adanya lagi pelanggaran
dikemudian hari.
25 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta,
2011, hlm. 208
26 Keith Davis dan John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta,
T.Th, hlm. 88
25
c. Disiplin Progresif
Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap
pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada
pegawai untuk untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman
yang lebih serius. Dilaksanakan disiplin progresif ini akan memungkinkan
manajemen untuk membantu pegawai memperbaiki kesalaham. Seperti yang
dikemukakan oleh Henry Simamora bahwa disiplin progresif dirancang untuk
memotivasi karyawan agar mengoreksi kekeliruannya secara sukarela.27
4. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Pada tahun 2003, pemerintah melalui kantor Kementerian PAN-RB telah
mengambil inisiatif untuk menjabarkan pokok-pokok etika dalam peraturan
perundang-undangan dan diaplikasikan dalam lingkungan pegawai negeri sipil.
Selain dari penegasan sanksi dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, terdapat pula usaha pemerintah dengan
nama KORPRI dalam rangka meningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil dengan
membuat Panca Prasetya KORPRI Pegawai Republik Indonesia sebagai Kode
Etik Pegawai Republik Indonesia yang dibacakan pada setiap apel bendera dan
ditirukan oleh seluruh peserta.
Pada umumnya yang dimaksud dengan kode etik adalah sekumpulan norma,
asas, dan nilai yang menjadi pedoman bagi anggota kelompok profesi tertentu
dalam bersikap, berperilaku, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai anggota
kelompok tersebut. Menurut PP Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Kode etik Pegawai Negeri Sipil
27 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta, 1997,
hlm. 756.
26
adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
KORPRI telah memiliki Kode Etik KORPRI, yaitu Sapta Prasetya KORPRI
yang ditetapkan dengan keputusan MUNAS pertama KORPRI Nomor:
03/MUNAS/1978 Tanggal 2 Desember 1978, kemudian disempurnakan dengan
Keputusan MUNAS Ketiga KORPRI Nomor: Kep-05/MUNAS/1989 Tanggal 1
Juni 1989. Sapta Prasetya terdiri dari 7 butir luhur dari segenap anggota KORPRI
untuk melaksanakan kewajiban sebagai warga negara, unsur aparatur negara dan
abdi masyarakat.28
5. Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap
tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Untuk itu setiap
Pegawai Negeri Sipil harus menaati perundang-undangan serta melaksanakan
tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tidak secara eksplisit
menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan tidak
dengan hormat karena melanggar janji Pegawai Negeri Sipil janji jabatan selain
pelanggaran janji Pegawai Negeri Sipil dan janji karena tidak setia kepada
pancasila, UUD NRI Tahun 1945, negara, serta pemerintah. Namun secara
implisit, makna pelanggaran janji sesuai dengan substansi Pasal 84 ayat (4) hufur
a UU Nomor 5 Tahun 2014 bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak
dengan hormat karena melakukan penyewelengan terhadap pancasila dan UUD
NRI Tahun 1945. Dalam proses pemberhentiannya, Pegawai Negeri Sipil yang
28 Penjelasan Umum Keputusan Musyawarah Nasional Keempat KORPRI Nomor: Kep-
05/MUNAS/1994 tentang Pedoman Pengalaman Sapta Prasetya KORPRI.
27
dikenakan pasal ini tidak berhak menerima pensiun karena dianggap telah
membuat kesalahan yang fatal.
Berdasarkan undang-undang tersebut maka dijabarkan dalam Peraturan
Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Untuk
tingkat dan hukuman disiplin diatur dalam pasal 7. Adapun tingkat dan jenis
hukuman disiplin adalah sebagai berikut:
1. Pertama tingkat hukuman disiplin
Pada tingkat hukuman disiplin ini, diatur dalam pasal 7 terdiri dari hukuman
disiplin ringan, hukuman disiplin sedang dan hukuman disiplin berat.
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis, dan
pernyataan tidak puas secara tertulis
Dalam pasal 7 ini diatur juga jenis hukuman disiplin sedang yaitu penundaan
kenaikan gaji berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat, dan
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun lemudian jenis hukuman
disiplin berat terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3
tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS, dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Jadi yang terkandung dalam Pasal 7 Peraturan pemerintah No. 53
Tahun 2010 Hukuman disiplin yang berupa teguran lisan dinyatakan dan
disampaikan secara lisan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin. Hukuman disiplin yang berupa teguran
tertulis dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
menghukum kepada PNS yang melakukan pelanggaran.
28
Dari penjabaran Pasal di atas dapat di simpulkan bahwa hukuman
disiplin berat pelanggaran terhadap kewajiban yaitu setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, menaati segala ketentuan peraturan
perundang-undangan, melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, menjunjung
tinggi kehormatan negara, pemerintah.
Adapun hukuman disiplin berat pelanggaran terhadap larangan yaitu
menyalahgunakan wewenang , menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain, tanpa izin
pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan lembaga atau
organisasi internasional, bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau
lembaga swadaya masyarakat asing, Melakukan suatu tindakan atau tidak
melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu
pihak yang dilayari, menghalangi berjalannya tugas kedinasan, harus memberikan
dukungan kepada calon Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yuridis sosiologis. Penelitian yuridis
sosiologis tidak hanya ditinjau dari kaidah saja, tetapi juga berusaha untuk
menelaah ketertaitan antara faktor yuridis dengan faktor sosiologis.29
Penelitian
yuridis sosiologis menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari sumbernya jadi masih berupa data mentah.30
Jenis penelitian ini dipergunakan
karena dalam penelitian ini akan meneliti tentang pelaksanaan disiplin Pegawai
Negeri Sipil di Dinas Tenaga Kerja di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang .
B. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analitis. Metode Deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui
data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dengan kata lain,
penelitian deskriptif analitis mengambil masalah atau memusatkan perhatian
kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil
penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.31
29 Ronny Hannitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: Ghalia, 1998), halaman
34.
30 Haryanto Kusumo, “Perbedaan Penelitian Hukum Normatif dan Sosiologis”. (Online)
(https://haryantokusumo.wordpress.com/2010/03/21/perbedaan-penelitian-hukum-normatif-
dan-sosiologis/, diakses 7 mei 2018), 2018/
31 Siti Faridah, “Adapun Pengertian Dari Metode Deskriptif Analitis Menurut Sugiono”,
(https://dokumen.tips/documents/adapun-pengertian-dari-metode-deskriptif-analitis-menurut-
sugiono.html/, diakses 21 April 2018), 2018
30
Spesifikasi ini dipergunakan karena dalam penelitian ini akan menggambarkan
tentang bagaimana pelaksanaan peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang.
C. Metode Penentuan Sampel
Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari
populasi dan diteliti secara rinci. Populasi adalah keseluruhan gejala atas satuan
yang ingin diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian populasi yang ingin diteliti.
Sampel juga merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari
suatu populasi dan diteliti secara rinci. Sampel dalam penelitian ini ditentukan
berdasarkan metode purposive sampling. Pengertian purposive sampling adalah
dimana satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan
tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau
kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel.32
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara pengumpulan data untuk kepentingan
penelitian. Proses ini sangat penting untuk mendukung dan memperjelas hasil
penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data primer
dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
32
Sugiyono.2010,, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantiatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, Halaman 218.
31
pengujian. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam
penelitian ini adalah dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan dengan
responden atau narasumber secara bebas terpimpin yaitu dengan melakukan tanya
jawab secara langsung kepada responden atau narasumber, dimana pertanyaan
yang diajukan berdasarkan kerangka yang telah dibuat sebelumnya. Wawancara
akan dilakukan dengan pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan konsep-
konsep, teori-teori atau pendapat-pendapat serta landasan teoritis yang
berhubungan erat dengan permasalahan. Data sekunder meliputi:
a. Bahan Hukum Primer
1.) PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2.) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
b. Bahan Hukum Sekunder
1) Buku-buku/ literatur yang mendukung penelitian ini.
2) Karya ilmiah, yang berkaitan dengan permasalahan.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif
yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan mengakui data-data yang
telah diperoleh dan disusun secara sistematis, kemudian ditarik kesimpulan.33
33 Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum Pradigma, Metode dan Masalah (Jakarta: ELSAM
dan HUMA, 2002), halaman 123-12.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pemalang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Kedisiplinan pegawai sangat menentukan pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab yang dikerjakan pegawai. Tetapi pada kenyataannya masih ada
pelanggaran disiplin yang dilakukan pegawai, baik staf maupun pejabatnya secara
sengaja maupun tidak disengaja sehingga ha ini menganggu dan menghambat
kinerja pegawai di Disnaker Kabupaten Pemalang.
Disiplin merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
disiplin, karena disiplin mempengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan
negeri ataudiserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu
perundang-undangan dan digaji menurut perundang-undangan yang berlaku PNS
berkedudukan sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat
yangdengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Kesetiaan
dan ketaatan yang penuh tersebut mengandung pengertian bahwa PNS berada
sepenuhnya di bawah pemerintah.
33
Indikator disipilin pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini Disiplin PNS di
Dinas Tenaga Kerja Pemerintahan Kabupaten Pemalang, yaitu:
a. DisiplinWaktu
1) Jam kerja PNS dimulai pukul 07.30 wib dan diakhiri pukul 15.30 wib kecuali
hari Jumat.
2) Pegawai mengisi buku hadir dengan mencantumkan jam datang dan jam pergi.
3) Pegawai yang terlambat atau meninggalkan kantor sebelum usai harus melapor
atau minta izin kepada atasan dan mengisi buku tertib.
b. Disiplin Berpakaian
1) Setiap pegawai wajib menggunakan seragam dinas secara sopan dan bersihserta
tidak berlebihan.
2) Pakaian seragam Pegawai-Senin sampai Kamis: pakaian dinas Pegawai Jumat:
pakaian batik.
3) Pegawai harus bersepatu.
Untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral, mutlak
diperlukan peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam
menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan
kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif.
Dengan kesadaran dari berbagai pihak dalam mematuhi peraturan yang ada dan
melaksanakan tugas tanggung jawabnya, maka mereka diharapkan mampu
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan tidak melakukan
34
penyimpangan atau melakukan perbuatan tercela baik didalam maupun diluar jam
kerja.34
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil kedisiplinan harus menjadi acuan
hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi
membutuhkan aparatur yang bersih, berwibawa, dan berdisiplin tinggi dalam
menjalankan tugas. Tapi melihat kenyataan tidak semua PNS mentaati dan
mematuhi peraturan perundang-undangan disiplin pegawai. Ketidakdisiplinan
PNS merupakan bahan diskusi “empuk” dan akan selalu menjadi sorotan tajam
masyarakat. Mengingat bagi mereka, status PNS adalah sosok yang patut
dijadikan contoh dan teladan, karena dianggap sebagai kepanjangan
tangan dari pemerintah. Sangat wajar apabila masyarakat memiliki keinginan dan
harapan yang lebih terhadap kinerja dan produktivitas PNS.35
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil antara lain memuat kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang dapat
dijatuhkan kepada PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran. Penjatuhan
hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina PNS yang telah melakukan
pelanggaran, agar yang bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan berusaha
tidak mengulangi dan memperbaiki diri pada masa yang akan datang. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
secara tegas disebutkan jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap
suatu pelanggaran disiplin. Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat
34
Harsono, Perencanaan Kepegawaian, (Bandung : Fokus Media, 2010), h.6
35 Diakses pada 3 Oktober 2010 dari http://bkn.go.id/kanreg01/en/berita/201-peraturan-
pemerintah-nomor-53-tahun-2010-antara-tantangan-dan-realita.html.?showall=1
35
yang berwenang menghukum serta memberikan kepastian dalam menjatuhkan
hukuman disiplin. Demikian juga dengan batasan kewenangan bagi pejabat yang
berwenang menghukum telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Penjatuhan hukuman berupa jenis hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat
sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh PNS yang
bersangkutan, dengan mempertimbangkan latar belakang dan dampak dari
pelanggaran yang dilakukan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Disnaker Kabupaten Pemalang
sebagian besar telah diterapkan hal ini sesuai dengan poin-poin:
1. Disiplin terhadap waktu
Disiplin terhadap waktu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 Tentang Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 Ayat 11 yang berbunyi
“masukm kerja dan menaati ketentuan jam kerja”
Disiplin terhadap waktu yaitu, pegawai masuk dan pulang kantor tepat waktu serta
menaati ketentuan jam kerja.
2. Disiplin terhadap kualitas pekerjaan
Disiplin terhadap kualitas pekerjaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 3
Ayat 12 yang berbunyi “mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan”
36
Disiplin terhadap kualitas pekerjaan yaitu, bagaimana seseorang pegawai
dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan
menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hersetyono Purnomo
mengatakan bahwa: “pegawai masih perlu meningkatkan waktu kerja dengan
pelayanan terhadap masyarakat agar masyarakat tidak ada yang kecewa dengan
pelayanan kami”.
3. Disiplin terhadap peraturan
Disiplin terhadap peraturan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 Ayat 17
yang berbunyi “ menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang”
Disiplin terhadap peraturan yaitu, menaati segala aturan yang ada tentang
disiplin. Dari hasil wawancara dengan Bapak Hersetyono Purnomo mengatakan
bahwa:
“sebaiknya pegawai yang melanggar diberikan arahan secara persuasif agar
kinerja pegawai tersebut dapat berubah.
4. Disiplin dalam menggunakan fasilitas kantor
Disiplin dalam menggunakan fasilitas kantor sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegaai Negeri Sipil
Pasal 3 Ayat 13 yang berbunyi “menggunakan dan memelihara barang-barang
milik Negara dengan sebaik-baiknya”
37
Berdasarkan hasil peneliti fasilitas kantor yang ada di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pemalang sudah mencukupi, hanya saja penggunaanya belum
dimaksimalkan dengan baik.
Menurut Bapak Hersetyono Purnomo, S.IP. , Kepala Subbagian Umum dan
Kepegawaian Kabupaten Pemalang, bahwa Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Pemalang telah melaksanakan peraturan disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 sejak peraturan tersebut
diberlakukan. Dalam peraturan tersebut telah dilaksanakan peraturan mengenai
kedisiplinan, hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeeri Sipil .36
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin
Pegawai Negeri Sipil yang termasuk jenis pelanggaran disiplin ringan adalah
jenis-jenis pelanggaran disiplin yang penjatuhan saksinya berupa teguran lisan,
tertulis. Dari hasil wawancara Bapak Hersetyono Purnomo, S.IP. Jenis
pelanggaran disiplin ringan oleh PNS di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang
adalah sering datang terlambat, tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah, tidak
menaati jam kerja seperti sering terlambat masuk kerja dan pulang kerja sebelum
waktunya. Pelanggaran disiplin ringan rata-rata selesai di Dinas masing-masing
dan tidak sampai dilimpahkan ke Kabupaten. Pemberian hukuman disiplin ringan
tidak dapat dimintakan keberatan.
Dengan rincian sebagai berikut, pegawai laki-laki berjumlah 33 orang dan
pegawai perempuan berjumlah 7 orang.
36
Wawancara Bapak Hersetyono Purnomo, S.IP. selaku Kepala Subbagian Umum dan
Kepegawaian di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang, pada tanggal 20 Juni 2019.
38
Jika dilihat berdasarkan tingkat penddidikan pegawai di Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada tabel berikut:
NO
Unit Kerja
Tingkat Pendidikan
JML
SD SLTP SLTA DIII S1 S2 S3
1. Kepala Dinas 0 0 0 0 0 1 0 1
2. Kepala Bidang
pembinaan hubungan
industrial
0 0 0 0 1 0 0 1
3. Sub Bagian Tata Usaha 0 0 0 0 1 0 0 1
4. Seksi Penempatan dan
Perlindungan Tenaga
Kerja
0 0 0 0 1 0 0 1
5. Kepala Sub bagian
umum dan
kepegawaian
0 0 0 0 1 0 0 1
6. Kepala Sub bagian
Bina Program dan
Keuangan
0 0 0 0 1 0 0 1
7. Seksi hubungan
Industrial dan syarat
0 0 0 0 1 0 0 1
39
kerja
8. Seksi Pelatihan
Produktivitas dan
Transmigrasi
0 0 0 0 1 0 0 1
9. Sekertaris 0 0 0 0 0 1 0 1
10. Analisi Tenaga Kerja 0 0 0 0 2 0 0 2
11. Kepala Balai Latihan
Kerja
0 0 0 0 1 0 0 1
12. Analis Perencanaan
Evaluasi dan Pelaporan
0 0 0 0 1 0 0 1
13. Bendahara 0 0 0 0 2 0 0 2
14. Pengantar Kerja
Penyedia
0 0 1 0 0 0 0 1
15. Pengelola
Ketransmigrasian
0 0 1 0 0 0 0 1
16. Pengadministrasi
Keuangan
0 0 3 0 0 0 0 3
17. Pengelola Barang Milik
Negara
0 0 1 0 0 0 0 1
18. Pengelola Tenaga Kerja 0 0 1 0 0 0 0 1
40
Indonesia
19. Calon Instruktur 0 0 0 0 3 0 0 3
20. Pengantar Kerja
Pelaksana Lanjutan
0 0 0 0 1 0 0 1
21. Pengadministrasi
Perencanaan dan
Program
0 0 0 0 1 0 0 1
22. Verifikator Keuangan 0 0 0 1 0 0 0 1
23. Instrukrur Ahli Pertama 0 0 0 0 3 0 0 3
24. Pengadministrasi
Kepegawaian
0 0 1 0 0 0 0 1
25. Petugas Keamanan 0 1 0 0 0 0 0 1
26. Pengemudi 1 0 0 0 0 0 0 1
27. Pramubakti 2 0 0 0 0 0 0 2
Jumlah 3 1 8 1 20 2 0 38
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah11 Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang berdasarkan pendidikan yaitu jumlah
Pegaai Negeri Sipil yang terbanyak adalah pegawai yang mempunyai tingkat
pendidikan strata 1 (S1) yang berjumlah 20 orang, dan yang mencapai tingkat
41
pendidikan tingkat pendidikan S2 sebanyak 2 orang, DIII sebanyak 1 orang,
SLTA sebanyak 8 orang, SLTP sebanyak 1 orang, dan SD sebanyak 3 orang.
Dari sekian banyak Pegwai Negeri Sipil di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Pemalang tidak semuanya mentaati peraturan yang berlaku, salah satunya
peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kasus Disiplin PNS yang telah terjadi di
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang adalah jenis pelanggaran ringan, Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS yang termasuk
jenis pelanggaran disiplin ringan adalah jenis jenis pelanggaran disiplin yang
penjatuhan sanksinya berupa teguran lisan,tertulis, dan pernyataan tidak puas
seara tertulis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hersetyono Purnomo, S.IP.
selaku kepala subbagian umum dan kepegawaian di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pemalang , beliau menyatakan bahwa dalam menentukan jenis
hukuman disiplin yang akan dijatuhkan harus dipertimbangkan secara baik-baik,
apakah hukuman yang akan dijatuhkan tersebut sesuai dengan pelanggaran
disiplin yang dilakukan dan apakah telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat
dalam peraturan yang ada.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplinn
Pegaai Negeri Sipil, dinyatakan pelanggaran terhadap “kewajiban” bagi pegawai
negeri dijatuhi hukuman disiplin dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan. 37
37 Wawancara Bapak Hersetyono Purnomo selaku Subbagian Umum dan Kepegawaian di
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang.
42
B. Kendala Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga Keja
Kabupaten Pemalang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
1. Kurang tegasnya sanksi
Pelaksanaan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pemalang. Di dalam melakukan tugasnya tidak selalu berjalan dengan
lancar. Terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam pelaksanaan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
Menurut Pak Hersetyono Purnomo. SIP selaku kepala subbagian umum
dan kepegawaian menyebutkan bahwa tedapat beberapa kendala dalam
melakukan pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu kurang tegasnya
sanksi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pejabat yang berwenang harus
memberikan sanksi atau tindakan secara tegas bilamana seorang PNS terbukti
melakukan pelanggaran disiplin dengan tujuan untuk memberikan efek jera dan
shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru atau melakukannya dan juga agar
tidak melakukan pelanggaran disiplin yang hukumannya lebih berat lagi.
2. Lunturnya Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil
Kendala kedua yaitu lunturnya kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil hal ini
terjadi karena beberapa pegawai masih melakukan pelanggaran dispilin kerja dan
kurangnya kesadaran bahwa kedisplinan sangat penting dalam dunia kerja, masih
banyak perilaku menyimpang yang dilakukan oleh PNS terhadap hukum dan
norma yang berlaku dalam bentuk sikap dan perilaku tidak patuh dan kurang tertib
terhadap aturan yang telah ada seperti mentaati ketentuan hari kerja dan jam kerja.
43
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil kedisiplinan harus menjadi acuan
hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi
membutuhkan aparatur yang bersih, berwibawa,, dan berdisiplin tinggi dalam
menjalankan tugas.
3. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana
Kendala ketiga kurangnya fasilitas sarana dan prasarana mempengaruhi
Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang membuat aparatur pemerintah
kurang efisien dalam menjalankan tugas.
Sarana dan prasarana yang kurang memadai sangat mempengaruhi disiplin
kerja pegawai, karena dengan adanya sarana dan prasarana yang baik dan
memadai maka pegawai pun akan bekerja dengan lebih baik.
Namun, apabila sarana dan prasarana tidak seimbang dengan bimbang dengan
beban kerja maka hasil yang diharapkan pun tidak maksimal sehingga sarana dan
prasarana yang memadai menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan prestasi
kerja.
4. Kurangnya kesadaran dari Pegawai Disnaker di Kabupaten Pemalang
Kendala keempat kurangnya kesadaran dari Pegawai Disnaker di Kabupaten
Pemalang seperti Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal yang harus menjadi
acuan hidup bagi setiap pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan oleh Negara kepadanya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan
yang semakin tinggi membutuhkan pegawai yang bersih, berwibawa, dan
berdisiplin tinggi dalam menjalankan tugas. Dalam melaksanakan tugas sehari-
44
hari masih ada pegawai yang tidak sadar akan tanggung jawabnya sebagai
pelayanan masyarakat tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Kesadaran tanggung jawab akan tanggung jawab diharapkan melekat pada diri
pegawai dari keinginannya senddiri untuk menjadi pegawai dengan segala
konsekunsinya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat 4
kendala dalam pelaksanaan disiplin pegawai negeri sipil yaitu pertama kurang
tegasnya sanksi dalam melakukan tugasnya, kendala yang kedua lunturnya
kedisiplinan pegawai negeri sipil di dinas tenaga kerja Kabupaten Pemalang,
kendala yang ketiga kurangnya fasilitas sarana dan prasarana kurang efisien,
kendala yang keempat kurangnya kesadaran pegawai negeri sipil di Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Pemalang.
C. Cara Mengatasi Kendala Dalam Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegaai Negeri Sipil
1. Upaya kurang tegasnya sanksi
Stetiap pejabat yang berwenang menghukum wajib lebih dahulu dengan seksama
terhadap Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Disiplin Pegawai
Negeri Sipil. memberikan sanksi yang tegas apabila seorang PNS terbukti
melakukan pelanggaran disiplin. meningkatkan kualitas sumber daya alam
melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan Disiplin PNS diantaranya Peraturan Pemerintah tahun 53
45
tahun 2010 tentang Disiplin Pegaai Negeri Sipil , kegiatan sosialisasi bisa melalui
latihan yang bertujuan memberikan pemahaman dan mengaplikasi peraturan yang
berkaitan dengan disiplin PNS.
Meningkatkan Pengawasan melekat pemantauan harus dilakukan pejabat yang
berwenang kepada bawahannya dalam beberapa kesempatan tanpa diketahui oleh
pegaai tersebut bahwa dia sedang dipantau. Meningkatkan kualitas kinerja
Pegawai Negeri Sipil.
2. Upaya lunturnya Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil
Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan disiplin PNS. Memberikan sanksi/tindakan secara tegas
bilamana seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan untuk
meberikan efek jera dan shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru atau
melakukannya. Merasa bertanggungjawab mengawasi dan melakukan
pembinaann mengenai kedisiplinan di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang.
Setidaknya PNS intropeksi dan merasa menysukuri bahwa tidak semua orang
bisa lolos dan berkesempatan menjadi PNS. Mampu mengendalikan diri dan
menjadikan kedisiplinan sebagai acuan hidup.
3. Upaya kurangnya fasilitas sarana dan prasarana
Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana di lakukan oleh koordinator pengadaan
sarana dan prasarana yang dibentuk oleh kepala dinas dengan melibatkan Pegaai
Negeri Sipil adalah terkait keterbatasan dana.. Sumber dana yang digunakan
dalam kegiatan pengadaan. APBD Pemerintah Kabupaten Pemalang.
46
4. Upaya kurangnya kesadaran dari Pegawai Negeri Sipil Disnaker di Kabupaten
Pemalang
Dalam rangka terwujudnya disiplin pegawai dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sangat perlu menerapkan tindakan pendisiplinan. Perlunya
memberi sanksi atau hukuman dari atasan langsung. Perlunya menggunakan
finger print agar tidak terjadi lagi kecurangan dalam hal absensi pegawai. Adanya
pelaksanaan apel pagi di Disnaker. Pemindahan PNS dan diturunkan pangkatnya
apabila melakukan pelanggaran.
Berdasarkan uraian tersebut maka disimpulkan bahwa, terdapat 4 upaya dalam
pelaksanaan disiplin yaitu upaya kurang tegasnya sanksi memberikan sanksi
yang tegas apabila seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin, upaya
lunturnya kedisiplinan PNS Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran
tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin PNS. Memberikan
sanksi/tindakan secara tegas, upaya kurang fasilitas sarana dan prasaran
Penambahan fasilitas sarana dan prasarana pengadaan sarana prasarana yang
dilakukan oleh koordinator sarana prasarana yang dibentuk oleh kepala dinas,
upaya kurang kesadaran pegawai di disnaker kabupaten pemalang Perlunya
menggunakan finger print agar tidak terjadi lagi kecurangan dalam hal absensi
pegawai.
47
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapat ditarik simpulan yaitu:
1. Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Pemalang telah dilaksanakan sejak pelaksanaan peraturan
tersebut diberlakukan. Namun masih ada pelanggaran disiplin PNS di Dinas
Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang yaitu pelanggaran terlambat masuk kerja,
tidak masuk kerja dengan alasan yang sah, adapun sanksi yang dikenakan yaitu
sanksi secara lisan , ucapan.
2. Kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan yaitu kendala kurang tegasnya
sanksi di dalam melakukan tugasnya tidak selalu berjalan dengan lancar, kendala
lunturnya kedisiplinan pegawai negeri sipil masih banyak perilaku menyimpang
yang dilakukan oleh PNS terhadap hukum dan norma yang berlaku, kendala
kurangnya fasilitas sarana dan prasarana sarana dan prasarana yang kurang
memadai sangat mempengaruhi disiplin kerja pegawai, kendala kurangnya
kesadaran dari pegawai disnaker kabupaten pemalang masih ada pegawai PNS
yang kurang sadar dalam melaksanakan tugasnya.
3. upaya kurang tegasnya sanksi memberikan sanksi yang tegas apabila seorang
PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin, upaya lunturnya kedisiplinan PNS
Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan disiplin upaya kurang tegasnya sanksi memberikan sanksi
48
yang tegas apabila seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin, upaya
lunturnya kedisiplinan PNS Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran
tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin PNS. Memberikan
sanksi/tindakan secara tegas, upaya kurang fasilitas sarana dan prasaran
Penambahan fasilitas sarana dan prasarana Pengadaan APBD Pemerintah
Kabupaten Pemalang, upaya kurang kesadaran pegawai di disnaker kabupaten
pemalang Perlunya menggunakan finger print agar tidak terjadi lagi kecurangan
dalam hal absensi pegawai.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut diatas, maka dapat
dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Disiplin PNS harus lebih di tingkatkan lagi mengingat PNS sebagai aparatur
negara yang kewajibannya melayani masyarakat dan melakukan tugas kedinasan
dengan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan ada ketegasan dari pihak Dinas Tenaga Kerjs dalam pemberiaan
sanksi kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin
pegawai negeri, baik pelanggaran disiplin ringan, pelanggaran disiplin sedang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
3. Kepada Pegawai Negeri Sipil agar Pegawai Negeri Sipil Disnaker lebih disiplin,
lebih memperhatikan kewajibannya segabai aparatur Negara yang profesional dan
bertanggung jawab.
49
DAFTAR PUSTAKA
a . Buku-Buku
A. W. Widjaja, 2006. Administrasi Kepegawaian, Jakarta: Rajawali. Dessler Gary,
1970. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 10.
I. G. Wursanto.Kenisius, 1989. Managemen Kepegawaian, Kenisius, Yogyakarta.
Ninggolan, 1997. Pembinaan Pegawai Negeri sipil, Jakarta: PT Pertja
Rosdakarya Musanef, 2007. Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta:
Gunung Agung. W.J.S Poerwadarminta.
Sastra Djatmika dan Marsono, 1995. Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan,
Jakarta.
Slamet Wiyono, 2013. Pengaruh Pelatihan,Disiplin, dan Motivasi terhadap Kinerja
Pegawai Kantor Regional 1 Badan Kepegawaian Daerah (BKN) Yogyakarta:
Kanreg 1 BKN Yogyakarta.
Sri Hartini dan Tedi Sudrajat, , 2017. Hukum Kepegawaian di Indonesia Edisi Kedua,
(Jakarta: Sinar Grafika).
T. Hani Handoko, 2011. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,
Yogyakarta.
Wirjo Surachmad, 1993. Wawasan Kerja Aparatur Negara, Pustaka Jaya, Jakarta.
b. Wawancara
Purnomo, Hersetyono. Kepala subbagian Umum dan Kepegawaian Dinas Tenaga
Kerja. Wawancara. Kabupaten Pemalang, 20 juni 2019.
c. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014.
50
51
52
Top Related