1
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Usaha Keripik Bengkoang Guna Meningkatkan Nilai Jual Buah BengkoangSebagai Salah Satu Ciri Khas Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen
BIDANG KEGIATAN
PKM-K
Disusun Oleh:
GUSTITIA PUTRI P NIM I0306003 Angkatan 2006ANITA OKTAVIANA T.D NIM I0306015 Angkatan 2006AKBAR DARMAWAN NIM I0406011 Angkatan 2006MARYANI NIM I0306045 Angkatan 2006SRI WULAN P NIM I0307070 Angkatan 2007
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTASURAKARTA
2009
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Usaha Keripik Bengkoang Guna Meningkatkan Nilai Jual BuahBengkoang Sebagai Salah Satu Ciri Khas Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP (*) PKMK( ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian( ) MIPA (*) Tek&Rekayasa( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Gustitia Putri Perdanab. NIM : I 0306003c. Jurusan : Teknik Industrid. Perguruan tinggi : Universitas Sebelas Marete. Alamat Rumah dan No Telp/HP : Sumberhadi Bagung RT03/III Prembun
Kebumen/ 085658152128f. Email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 5 orang6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Yusuf Priyandari, ST. MTb. NIP : 132 304 816c. Alamat Rumah dan No Telpon/HP : Jl. Kutilang No. 9 Ngringgo, Karanganyar
0813215158097. Biaya Kegiatan Total
a. Sumber Dikti : Rp 10.000.000,00b. Sumber lain : -c. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan
Surakarta, 30 September 2009Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik IndustriFakultas Teknik UNS
Ir. Lobes Herdiman,MT19641007 199702 1 001
Ketua Pelaksana
Gustitia Putri PerdanaNIM. I 0306003
Pembantu Rektor BidangKemahasiswaan
Drs.Dwi Tiyanto, SU19540414 198003 1 007
Dosen Pendamping
Yusuf Priyandari, ST. MT19791222 200312 1 001
3
A. JUDUL PROGRAM
Pengembangan Usaha Keripik Bengkoang Guna Meningkatkan Nilai Jual Buah
Bengkoang Sebagai Salah Satu Ciri Khas Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Bengkoang merupakan buah asli Indonesia. Tanaman ini banyak dibudidayakan
di daerah Jawa dan Madura. Bengkoang mempunyai rasa khas dengan kadar air yang
tinggi. Selain rasa manis, bengkoang juga mampu memberikan rasa segar saat
dimakan.
Daerah penghasil bengkoang antara lain: Rembang, Magelang, Semarang, dan
Kebumen. Diantara kota-kota tersebut Kota Kebumen merupakan penghasil
bengkoang terbanyak di Jawa Tengah, khususnya ditanam oleh petani di Kecamatan
Prembun dengan luas perkebunannya ±72 hektar. Tiap tahun perkebunan tersebut
mampu menghasilkan sekitar 3278 kwintal bengkoang (data Dinas Pertanian
Kab.Kebumen,2008).
Hasil panen bengkoang di Kecamatan Prembun sampai saat ini hanya
dikonsumsi sebagai buah segar, rujak, maupun asinan. Pemanfaatan seperti ini
mempunyai beberapa kelemahan diantaranya daya tahan bengkoang segar tidak lama
(±5 hari), pemasaran tidak bisa menyebar luas, nilai jual rendah sehingga keuntungan
juga rendah, permintaan bengkoang hanya tergantung musim, bahkan jika bengkoang
tersebut hanya dikirim ke luar daerah, ciri khas kecamatan Prembun sebagai penghasil
bengkoang bisa luntur. Karena dari hasil pengamatan secara langsung kebanyakan dari
masyarakat sudah bosan dengan memakan bengkuang sebagai buah segar tampa
diolah menjadi bentuk produk lain yang lebih memuaskan selera konsumen, dan juga
image bengkuang sendiri di masyarakat dianggap sebagai buah tidak komersil dan
kurang eksklusif jika dibandingkan dengan buah-buah lokal dan impor lainya yang
terpajang di supermarket atau toko-toko buah di kota Prembun. Sehingga para penjual
bengkoang yang terdapat di sepanjang jalan raya Prembun hampir selalu terlihat sepi
pembeli dan dengan dagangan yang banyak serta terkadang sudah tidak segar lagi.
Walaupun secara kualitas bengkoang Prembun dinilai bagus tetapi tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penjualan buah bengkuang itu sendiri.
4
Oleh karena itu dibutuhkan suatu ide cerdas sehingga bengkuang dapat diolah
menjadi produk yang lebih bervariasi yang mempunyai nilai jual dan ekonomis lebih
tinggi sehingga minat masyarakat terhadap bengkuang kembali tergugah dan dapat
memenuhi selera serta permintaan pasar. Maka dilakukan usaha ujicoba mengolah
buah bengkoang menjadi keripik bengkoang. Diharapkan, ujicoba tersebut bisa
memunculkan alternatif baru dalam pemasaran bengkoang Prembun. Selain itu dengan
mengolahnya menjadi keripik terdapat beberapa keunggulan antara lain: 1.Tidak
gosong; 2.Kandungan nutrisi tidak hilang (tetap menyehatkan); 3.Rasa, dan aroma
sesuai bahan aslinya; 4.Renyah; 5.Tidak perlu bahan pengawet atau bahan kimia;
6.Tidak perlu penambah rasa buatan; 7.Makanan yang memiliki nilai gizi dan serat
tinggi.
Apabila dilihat dari sisi keuntungan ekonomi dengan mengacu pada usaha
keripik buah lain, misalnya keripik salak pondoh, maka usaha ini akan cepat balik
modal (±6 bulan). Salak pondoh yang harganya hanya Rp 3.000 per kg, bila telah
diolah menjadi keripik harganya bisa meningkat hingga Rp 80.000 per kg. Begitu juga
hal yang sama terjadi pada beberapa jenis buah lainnya seperti nangka segar yang
harganya Rp 1.500 per kg, bila telah menjadi keripik bisa mencapai Rp 50.000 per kg.
Diharapkan keripik bengkoang juga mengalami peningkatan nilai jual yang tinggi dari
harga buah segar Rp 3500/kg –nya menjadi Rp 90.000/kg keripik.Buah apel per kg
(www.kebumenonthenet.com)
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini
adalah bagaimana membuat usaha keripik bengkoang sebagi upaya peningkatan nilai
tambah bagi penjualan bengkoang sebagai salah satu ciri khas Kabupaten Kebumen.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Membuat usaha keripik bengkoang asal Kecamatan Prembun Kabupaten
Kebumen.
5
2. Memperkenalkan keripik bengkoang dikalangan masyarakat, sebagai salah satu
upaya mengolah buah bengkoang menjadi makanan olahan.
3. Memunculkan alternatif baru dalam pemasaran bengkoang Prembun sehingga
dapat meningkatkan nilai tambah penjualannya.
4. Menjadikan keripik bengkoang sebagai makanan khas Kecamatan Prembun
Kabupaten Kebumen.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Output dari penelitian ini adalah terciptanya makanan olahan dari buah buah
bengkoang yang berbentuk keripik. Sehingga diharapkan hasil luaran ini mampu
memberikan alternatif kepada konsumen dalam menikmati buah bengkoang. Selain
itu, bisa pula menjadi alternatif bagi petani bengkoang untuk memasarkan
bengkoangnya kepada masyarakat dalam wujud yang lebih tinggi nilai
keuntungannya.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Potensi di Bidang Ekonomi
Kegunaan dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai tambah penjualan buah
bengkoang sehingga menguntungkan bagi petani maupun konsumen buah bengkoang
itu sendiri dan juga menjadikannya sebagai makanan khas Kecamatan Prembun
Kabupaten Kebumen.
2. Kegunaan bagi pelaksana PKM
Kegunaan bagi pelaksana PKM adalah sebagai ajang untuk memulai suatu usaha/
berwirausaha sehingga bisa menjadi batu loncatan untuk memasuki dunia kerja yang
sebenarnya.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Bengkoang, Buah Khas Prembun
Kota Kebumen khususnya kecamatan prembun merupakan daerah penghasil
buah bengkoang dengan kualitas baik. Buahnya besar dan rasanya manis segar. Tidak
kalah dengan bengkoang dari daerah lain, misalnya Madura atau Bogor. Luas area
6
perkebunan bengkoang di Kecamatan Prembun juga terhitung besar, ±72 hektar
dengan tiap tahunnya mampu menghasilkan sekitar 3278 kwintal bengkoang (data
Dinas Pertanian Kab.Kebumen,2008). Dari jumlah tersebut pemanfaatan bengkoang
sebagai peluang usaha hanya dilakukan penjualan secara langsung sebagai buah segar
ataupun dikirim ke kota-kota lain yang membutuhkan bengkoang sebagai salah satu
resep makanan khas kota tersebut, misalnya Kota Bogor mempunyai makanan khas
asinan Bogor.
Gambar 1.1 Grafik Produktivitas Hortikultura
Kabupaten Kebumen (kwintal)
Keuntungan dari penjualan bengkoang secara langsung hanyalah ±10% dari
harga pokok penjualan sebesar Rp 3000-5000 per kilogramnya. Hal ini tentu tidak
terlalu memberi keuntungan khususnya bagi petani bengkoang. Efek lebih lanjut
adalah pendapatan kota melalui buah khasnya tidak bertambah besar. Atau bahkan
bengkoang sebagai salah satu ciri kecamatan Prembun lama-kelamaan akan hilang
karena untuk mendapatkan penghasilan lebih bengkoang tersebut “diekspor” ke kota
lain yang lebih bisa memanfaatkannya.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah penjualan
bengkoang adalah mengolahnya menjadi makanan khas yang awet, enak, renyah,
dan mempunyai keunikan tersendiri bagi daerah tersebut. Seperti yang dilakukan
kota-kota lain, misalnya Malang dengan keripik apelnya, bengkoang Prembun juga
bisa dijadikan keripik. Dengan tekstur buah yang halus, segar, dan sedikit berserat,
sangat memungkinkan untuk diolah menjadi makanan kering khususnya keripik.
7
Dengan proses yang sederhana diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang
lebih besar.
2. Mengapa Keripik ?
Keripik adalah irisan buah atau umbi yang digoreng sampai kering dan garing.
Keripik mempunyai kadar air terendah sehingga dapat disimpan lama. Meskipun cara
pembuatanya sederhana dan cukup mudah, namun keripik bengkoang belum dikenal
oleh masyarakat dan tidak tersedia di pasaran. Alasan lainnya adalah sebagai snack
alternatif yang cukup sehat dan bergizi, produk ini juga cukup diminati di pasar
ekspor karena merupakan produk pangan yang tidak mengandung bahan-bahan
kimia. Baik kualitas, rasa dan aromanya hampir rata-rata sama dengan buah
segarnya. Peningkatan harga jual produk olahan buah segar menjadi keripik juga
cukup fantastis. Misalnya salak pondoh yang harganya hanya Rp 3.000 per kg, bila
telah diolah menjadi keripik harganya bisa meningkat menjadi Rp 80.000 per kg.
Begitu juga hal yang sama terjadi pada beberapa jenis buah lainnya seperti nangka
segar yang harganya Rp 1.500 per kg, bila telah menjadi keripik bisa mencapai Rp
50.000 per kg. Diharapkan keripik bengkoang juga mengalami peningkatan nilai jual
yang tinggi dari harga buah segar Rp 3500/kg –nya menjadi Rp 90.000/kg keripik.
3. Olahan dari Bengkoang
Selain sebagai asinan dan rujak, bengkoang juga dapat diolah sebagai makanan
pembuka atau appetizer seperti dibuat salad yang dipadupadankan dengan bahan
pangan lainnya, misalnya dibuat salad udang, salad Bangkok, dan lain sebagainya.
Bengkoang dapat pula diolah dalam bentuk sayur maupun puding. Namun, banyak
orang yang hanya menikmati bengkoang dalam bentuk segar karena airnya terasa
manis dan menyegarkan.
Olahan lain yang dapat dibuat dari bengkoang diantaranya yaitu pikel
bengkoang, keripik bengkoang dan manisan bengkoang. Namun pikel, keripik dan
manisan bengkoang belum dikenal oleh banyak orang.
Pikel bengkoang merupakan salah satu olahan dari bengkoang yang
difermentasikan didalam larutan garam 15-20%. Selama fermentasi mikroba tahan
8
asam akan tumbuh menghasilkan asam, rasa dan aroma khas pikel. Garam yang
dilarutkan akan berdifusi kedalam jaringan bahan sehingga jaringan menjadi asin,
dan cairan yang berada didalam jaringan akan mengalir kedalam larutan garam
membawa berbagai zat gizi sehingga larutan garam mnejadi media tumbuh bagi
mikroba tahan garam. Pikel bengkoang ini memang belum banyak tersedia dipasaran.
Sama seperti halnya dengan pikel bengkoang, olahan lain dari bengkoang yang
juga belum tersedia di pasaran yaitu keripik bengkoang. Umbi bengkoang tersebut
diiris tipis kemudian digoreng sampai kering. Pembuatan keripik bengkoang ini
memang membutuhkan teknik dan peralatan yang relatif sulit, seperti penggunaan
penggoreng vakum agar menghasilkan keripik yang bagus dan alat pengering yang
digunakan untuk mengeringkan irisan bengkoang.
Manisan bengkoang dibuat dengan dua jenis yaitu manisan kering dan manisan
basah. Manisan basah tidak dapat disimpan lama dan penyimpanannya diajurkan
dalam lemari pendingin (kulkas) sedangkan manisan kering relatif dapat disimpan
lebih lama dan dapat disimpan pada suhu ruang.
4. Kandungan Zat Gizi Bengkoang
Bengkoang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat
penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung
dalam bengkoang yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang
terkandung dalam bengkoang adalah fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain.
Bengkoang juga merupakan buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi
sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah cairan
tubuh yang diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang mengeras
yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh.Oleh karena itu, bengkoang dianggap
dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
5. Peluang Usaha Keripik Buah
Negara Indonesia yang kaya dengan buah buahan & sayur mayur membuat kita
begitu mudah mendapatkan buah & sayur yang berkualitas. Namun buah & sayur
mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Dalam 1 minggu, sudah berkurang
9
kualitasnya. Cara terbaik untuk mempertahankan ini adalah dengan memprosesnya
menjadi keripik menggunakan alat yang disebut Vaccuum Frying.
Alasan menggunakan vacum frying adalah karena buah buahan memiliki
kandungan air & kadar gula yang tinggi, sehingga tidak memungkinkan untuk
memproduksi keripik buah dengan cara menggorengnya secara konvensional. Karena
kadar gula yang tinggi akan membuat hasil gorengan keripik buah berwarna
kecoklatan/gosong/browning sebelum buah menjadi renyah. Mesin ini berfungsi
untuk membuat keripik buah dengan sistem penggoreng hampa sehingga mampu
menurunkan suhu pada saat menggoreng dibawah 1000C. Hasil Keripik buah tidak
berubah warna & berkualitas tinggi, karena kandungan gizinya tidak rusak karena
over heating.
6. Analisis Keuntungan Usaha Keripik Bengkoang
Analisis keuntungan usaha dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh jika usaha ini dijalankan sehingga dapat ditaksirkan
tingkat kelayakan usaha ini. Adapun analisis yang dilakukan antara lain perhitungan
investasi, proyeksi laba rugi, dan titik impas.
a. Investasi
Biaya Tetap (fixed cost)Biaya sewa mesin vacum Rp 1,600,000Biaya sewa tempat produksi Rp 300,000Biaya beli alat potong Rp 300,000Biaya alat memasak Rp 250,000Biaya sewa mesin press kemasan Rp 180,000Biaya beli neraca Rp 200,000Biaya Survey dan Transport Rp 2,500,000Biaya desain label Rp 400,000Biaya pemasaran Rp 500,000Biaya Minyak goreng Rp 720,000TOTAL Rp 6,950,000Biaya Variabel (variable cost)Biaya Bahan Baku Rp 710,000Biaya Plastik Kemasan Rp 50,000TOTAL Rp 1,480,000Total Kebutuhan Modal Rp 7,710,000
10
b. Proyeksi Laba-Rugi
Pendapatan UsahaPendapatan Pelatihan (120 KG @ Rp. 80.000,00) Rp 9,600,000Biaya-biaya UsahaBiaya Perjalanan dan survey Rp 2,500,000Biaya Produksi/Penunjang PKM Rp 4,310,000Biaya Lain-lain Rp 500,000
TOTAL BIAYA Rp 7,310,000LABA BERSIH Rp 2,290,000
c. Perhitungan Titik Impas (Break Even Point)
Fixed Cost (FC) = Rp 6.950.000
Variabel Cost (VC)= Rp 3.600 x + Rp 10.000 y
Dimana : x = berat bengkoang basah
Y = berat bengkoang keripik
Y = 4/5 x
Jadi perhitungan titik impas untuk produksi keripik bengkoang dengan harga
jual Rp 80.000 per-kg adalah :
Penjualan = FC+VC
Rp 80.000 y = Rp 6.950.000 + Rp 3.600 x + Rp 10.000 y
= Rp 6.950.000 + Rp 3.600 * 5/4 y + Rp 10.000 y
y = Rp 6.950.000/ Rp 65.500
y = 106 kg keripik bengkoang
x = 106 * 5/4 = 133 kg buah bengkoang
Berdasarkan perhitungan analisis biaya diatas maka usaha keripik bengkoang
ini bias menjanjikan keuntungan yang tinggi. Untuk awal usaha produksi dilakukan
dengan bahan baku 150 kg bengkoang dengan asumsi penyusutan setelah menjadi
keripik adalah 20% berat basahnya. Sehingga dari 150 kg hasil keripiknya adalah 120
kg. Apabila dari 120 kg keripik tersebut terjual semuanya seharga Rp 80.000/kg
maka keuntungan yang bias diperoleh sebesar Rp 2,290,000,-. Sedangkan dari hasil
perhitungan titik impas, usaha ini bias balik modal dengan memproduksi minimal 106 kg
keripik, dari 133 kg buah bengkoang segar.
11
7. Metode dan Sarana Pemasaran
Setelah diperoleh harga pokok produksi, maka dilakukan pemasaran produk.
Sarana dan metode pemasaran yang akan digunakan antara lain :
menjual langsung kepada pembeli
menitipkannya pada toko, warung, dan koperasi di sekitar tempat usaha
melalui pemasaran online via Facebook, blog, Yahoo Massanger, dan email.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam program kewirausahaan ini
digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Alir Metode Pelaksanaan Program
12
Adapun penjelasan dari diagram alir diatas adalah :
1. Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data dimana peneliti melakukan survey
tentang hasil pertanian buah bengkoang yang melimpah tetapi belum dimanfaatkan
secara optimal di Kecamatan Prembun,Kabupaten Kebumen.
2. Proses Pembuatan Keripik
Bahan :1. Bengkoang
2. Minyak goreng (2-3 kali jumlah bengkoang)
3. Garam (secukupnya)
Peralatan :1. Alat potong bengkoang. Alat ini digunakan untuk mengupas dan mengiris
buah bengkoang. Disarankan menggunakan dua pisau yang berbeda. Untuk
pengupasan digunakan pisau yang biasa digunakan di rumah tangga.
Sedangkan untuk mengiris digunakan untuk pemotong dan pencincang
daging.
2. Penggoreng vakum. Penggoreng vakum merupakan alternatif pengganti
kompor. Alat ini menghasilkan panas, sekaligus menurunkan tekanan udara
pada saat penggorengan. Dengan alat ini, suhu penggorengan labih rendah
dan stabil serta waktu penggorengan yang lebih singkat. Kalau tidak
tersedia penggoreng vakum, bengkoang dapat digoreng dengan
menggunakan wajan. Akan tetapi mutu keripiknya kurang bagus dibanding
yang digoreng dengan penggoreng vakum.
3. Pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan bengkoang .
Cara Pembuatan :1. Pengupasan dan pengirisan. Bengkoang dikupas, dicuci, kemudian diiris
tipis-tipis (2-3 mm).
2. Pengeringan. Irisan dikeringkan dengan alat pengering hingga kadar air di
bawah 8 % (bahan terlihat kering dan renyah).
3. Penggorengan. Irisan bengkoang kering digoreng dengan penggoreng
vakum pada suhu 85 °C selama 70 menit dengan tekanan 70 cm Hg. Jika
13
tidak tersedia penggoreng vakum, irisan kering bengkoang digoreng di
dalam minyak panas (170 °C) selama 3-5 menit sampai garing.
3. Pengemasan
Pengemasan keripik bengkoang dilakukan menggunakan bentuk kemasan yang rapi
dengan ukuran 100 gram dan 1 kilogram. Label yang menarik juga akan
memikat hati para pembeli. Untuk keperluan toko-toko, bisa disertakan kontak
pemesanan di label kripik. Hal ini perlu, karena pembeli yang tertarik bisa dengan
mudah menghubungi untuk memesan produk serupa. Kemasan yang akan
digunakan adalah kemasan transparant agar tampilan kripik yang sudah menarik
ikut mengundang selera calon pembeli.
4. Kontrol dan analisis hasil produksi
Kontrol dan analisis hasil produksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
proses produksi berjalan, kemudian menguji coba hasil produksi yang berkaitan
dengan rasa dan kualitas keripik.
5. Pemasaran
Sebelum produk dipasarkan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan harga pokok
produksi keripik bengkoang. Setelah diperoleh harga pokok produksi, maka
dilakukan pemasaran produk. Sarana dan metode pemasaran yang akan digunakan
antara lain :
menjual langsung kepada pembeli
menitipkannya pada toko, warung, dan koperasi di sekitar tempat usaha
melalui pemasaran online via Facebook, blog, dan email.
6. Penyusunan laporan akhir
Penyusunan laporan akhir sebagai bentuk pertanggung jawaban peneliti terhadap
hasil kegiatan yang dilakukan.
14
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Program
NO KEGIATAN1 2 3 4 5 6
1 Survey dan identifikasi masalah2 Pembuatan keripik3 Perhitungan harga pokok produksi4 Pengemasan5 Kontrol dan analisis hasil produksi6 Pemasaran7 Penyusunan laporan
BULAN KE
J. RANCANGAN BIAYA
Tabel 2. Rancangan Biaya
No Komponen Biaya Harga Per Unit Jumlah Satuan Biaya1 Perjalanan dan Survey
Transportasi 1,500,000RpSurvei Pasar 1,000,000RpKonsumsi perjalanan (5 orang @ Rp 50.000/kunjungan) 51,000Rp 10 Kunjungan 510,000Rp
2 Peralatan Penunjang PKMSewa mesin vacuum 200,000Rp 8 Kali 1,600,000RpSewa Tempat Produksi 300,000Rp 300,000RpSewa Mesin Press Kemasan 180,000Rp 1 unit 180,000RpMembeli alat potong 150,000Rp 2 unit 300,000RpMembeli plastik kemasan 10,000Rp 5 pack 50,000RpMembeli alat memasak 50,000Rp 5 250,000RpMembeli neraca 200,000Rp 1 unit 200,000RpMembeli bumbu-bumbu 170,000Rp 1 paket 170,000RpMembeli bengkuang 3,600Rp 150 kg 540,000RpMembeli minyak goreng 18,000Rp 40 liter 720,000Rp
3 Bahan Habis PakaiBallpoint 10,000Rp 10 Buah 100,000RpKertas HVS 30,000Rp 5 Rim 150,000RpTinta 60,000Rp 5 Box 300,000RpKertas label 7,500Rp 50 pack 375,000Rp
4 Lain – lainBiaya Pembuatan Laporan 40,000Rp 10 Unit 400,000RpPembelian CD 5,500Rp 10 Buah 55,000RpMaintenance printer 200,000Rp 2 Unit 400,000RpDesain Label 400,000Rp 400,000RpBiaya pemasaran 500,000Rp 500,000Rp
10,000,000RpTotal
15
K. LAMPIRAN
1. Biodata ketua serta anggota kelompok
Biodata Ketua Peneliti
Nama Lengkap : Gustitia Putri Perdana
NIM : I 0306003
Jurusan : Teknik Industri
Fakultas / Universitas : Teknik / Universitas Sebelas Maret
TTL : Purworejo, 19 Januari 1988
Agama : Islam
Status : Pelajar
Alamat Rumah: Sumberhadi Rt 03 Rw 03 Bagung Prembun Kebumen
Pendidikan : SDN Bagung 1 1994 – 2000
SLTP 2 Purworejo 2000 – 2003
SMUN 1 Purworejo 2003 - 2006
Pengalaman
Asisten Laboraturium Komputasi dan Simulasi Jurusan Teknik Industri UNS
Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Jawa Tengah (2009)
Surakarta, 17 September
2009
Gustitia Putri Perdana
16
Biodata Anggota I
Nama Lengkap : Anita Oktaviana Trisna Devi
NIM : I 0306015
Jurusan : Teknik Industri
Fakultas / Universitas : Teknik / Sebelas Maret
TTL : Sukoharjo, 19 Oktober 1988
Agama : Islam
Status : mahasiswa
Alamat Rumah : Medono Indah, Jl. Sekar Jagad III, VF no. 15, Pekalongan
Pendidikan : SDN MEDONO VIII Pekalongan 1994 – 2000
SMP N 6 Pekalongan 2000-2003
SMA N 1 Pekalongan 2003-2006
Pengalaman
Asisten Laboraturium Komputasi dan Simulasi Jurusan Teknik Industri UNS
Surakarta, 17 September 2009
Anita Oktaviana T.D.
17
Biodata Anggota II
Nama : Akbar Darmawan
Tempat / Tgl Lahir : Jakarta 17 Juni 1988
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl Cipinang Pulo Maja No13 RT002 RW011,
JAK-TIM
Status : Mahasiswa
Pendidikan : SDN 01 Pagi Jakarta Timur 1994 – 2000
SLTPN 255 Jakarta 2000 – 2003
SMAN 54 Jakarta 2003- 2006
Pengalaman :
Staf POSDM BEM FT UNS (2006-2007)
Ka.Dirjen KASTRAD BEM FT UNS (2007-2008)
Ka.Dirjen Ristek KMTM Teknik Mesin UNS (2009-sekarang)
Asisten Divisi Operasional Perpustakaan Jurusan Teknik Mesin UNS (2009-
sekarang)
Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Jawa Tengah (2009)
Surakarta, 17 September 2009
Akbar Darmawan
18
Biodata Anggota III
Nama Lengkap : Maryani
NIM : I 0306045
Jurusan : Teknik Industri
Fakultas / Universitas : Teknik / Sebelas Maret
TTL : Klaten, 12 November 1988
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat Rumah : Bendan, Trunuh, Klaten Selatan, Klaten
Pendidikan : SDN Trunuh I 1994 – 2000
SLTP N 2 Klaten 2000 – 2003
SMUN 1 Klaten 2003- 2006
Pengalaman
Asisten Laboraturium Perencanaan dan Perancangan Produk Jurusan
Teknik Industri UNS
Surakarta, 17 September 2009
Maryani
19
Biodata Anggota IV
Nama Lengkap : Sri Wulan Prihatin
NIM : I 0307070
Jurusan : Teknik Industri
Fakultas / Universitas : Teknik / Sebelas Maret
TTL : Boyolali, 2 Agustus 1989
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat Rumah : Ngaglik, Sambon, Banyudono, Boyolali
Pendidikan : SDN Sambon 2 1995 – 2001
SLTPN 1 Banyudono 2001 – 2004
SMAN 4 Surakarta 2004- 2007
Pengalaman
Asisten Laboraturium Komputasi dan Simulasi Jurusan Teknik Industri UNS
Surakarta, 17 September 2009
Sri Wulan Prihatin
20
2. Biodata dosen pendamping
Yang membuat daftar riwayat hidup ini:
1. Nama lengkap dan gelarakademik
: Yusuf Priyandari, ST, MT
2. NIP : 132 304 816
3. Tempat dan tanggal lahir : Kendari, 22 Desember 1979
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Pangkat atau golongan : III.a
6. Profesi : Staf pengajar
Jurusan Teknik Industri –Fakultas Teknik, UniversitasSebelas Maret
Staf peneliti
Kelompok keminatan Optimasidan Perancangan SistemInformasi
Bidang Kajian PerancanganSistem Informasi
7. Tahun perolehan gelar akademik : Master Teknik (MT) tahun 2007
8. Alamat Kantor : Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,Surakarta 57126
Telepon atau faksimili : 0271-632110
email : [email protected]
9. Alamat rumah : Jl. Kutilang No. 9 Ngringgo,Karanganyar
081321515809
10. Pengalaman pengabdian
a. Pendampingan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Penyerahan 2 Set
Komputer di SD Negeri 03 Girilayu Matesih, Karanganyar, Agustus
2007
b. Pelatihan Fasilitator Revitalisasi Pengembangan Ekonomi Lokal di Aras
Kota Surakarta, 15-16 November 2007
21
11. Pengalaman penelitian
a. Survei Asal-Tujuan Penumpang Busway di 12 Koridor Busway Jakarta,
bekerjasama dengan INSTRAN (Institut Studi Transportasi) Yogyakarta,
28 Agustus 2008 – 14 Desember 2008
b. Teknik penyisipan sekuensial untuk penentuan rute kendaraan dengan
karakteristik banyak trip, jendela waktu dan pengantaran-pengambilan
simultan, 2007
Surakarta, 17 September 2009
Yusuf Priyandari, ST, MT
NIP. 132 304 816/
197912222003121001
Top Related