UPAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH AL-IZHAR
PONDOK LABU DALAM MENINGKATKAN
LITERASI INFORMASI SISWA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan S.IP)
Oleh :
Yuyu Yulianingsih
NIM : 107025101200
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2011 M
UPAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH AL-IZHAR
PONDOK LABU DALAM MENINGKATKAN
LITERASI INFORMASI SISWA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan S.IP)
Oleh :
YUYU YULIANINGSIH
Nim : 107025101200
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2011 M
UPAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH AL-IZHAR
PONDOK LABU DALAM MENINGKATKAN
LITERASI INFORMASI SISWA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana Ilmu Perpustakaan S.IP)
Oleh:
Yuyu Yulianingsih
NIM : 107025101200
Di Bawah Bimbingan:
Ida Farida, MLIS
NIP. 19700407 200003 2 003
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2011 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN
Skripsi berjudul “Upaya Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan
Literasi Informasi Siswa” telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Adab
dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20
Desember 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Jakarta, 20 Desember 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Jurusan, Sekertaris Jurusan,
Drs. Rizal Saiful-Haq, MA. Pungki Purnomo, MLIS
NIP. 19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005
Penguji I Penguji II
Parhan Hidayat, S.S.,M.Hum Pungki Purnomo, MLIS
NIP. 19780621 201101 1 004 NIP. 19641215 199903 1 005
Pembimbing
Ida Farida, MLIS
NIP. 19700407 200003 2 003
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa:
1. Sekripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang alain, saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 November 2011
Yuyu Yulianingsih
ABSTRAK
YUYU YULIANINGSIH
Upaya perpustakaan Sekolah Al-Izhar Pondok Labu dalam meningkatkan
Literasi Informasi Siswa
Skripsi ini membahas tentang “Upaya Perpustakaan Sekolah al-Izhar
Pondok Labu dalam meningkatkan Literasi Informasi siswa” tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui sejauhmana pemahaman pengelola perpustakaan
terhadap konsep literasi informasi, dan Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja
yang dilakukan oleh perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
pengambilan datanya melalui observasi atau pengamatan langsung dan
wawancara dengan petugas dan kepala perpustakaan untuk Jumlah responden
ditetapkan dengan menggunakan teknik snow-ball, yaitu penggalian data melalui
wawancara mendalam dari satu responden ke responden lainnya. Hasil penelitian
menunjukan Petugas perpustakaan mampu menunjukan bahwa mereka memiliki
pemahaman yang baik tentang literasi informasi dan mengetahui bagaimana
penerapannya di sekolah, dan perpustakaan melakukan upaya untuk meningkatkan
literasi informasi siswa dengan mengadakan program kegiatan yaitu Orentasi
Perpustakaan dan Bulan Bahasa.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya serta hidayah-Nya yang tiada henti dalam memelihara dan
membimbing penulis pada proses penyusunannya sekripsi ini yang berjudul
“Upaya Perpustakaan Sekolah Al-Izhar Pondok Labu dalam meningkatkan
Literasi Informasi siswa” meskipun ada hambatan namun hal tersebut merupakan
proses pembelajaran. Shalawat teriring salam senantiasa kita sanjungkan kepada
pemimpin besar dunia yang mereformasi kehidupan jahiliyyah menuju manusia
yang berakhlakul karimah yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, salawat
khususnya dan selaku kita umatnya yang insa Allah selalu taat kepada-Nya.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu hal yang dapat dijadikan
pengalaman lebih bagi penulis didalam mengetahui dunia perpustakaan demi
menunjang pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dan memberikan
sumbangsih terhadap perpustakaan yang dilakukan penelitian serta memberikan
manfaat bagi semua pihak yang terkait. Dalam pelaksanaan penulisan sekripsi ini
penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Abd. Wahid Hasyim,M.Ag selaku dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Ida Farida, MLIS., selaku pembimbing dalam penulisan sekripsi yang
sudah begitu baik mencurahkan ilmunya dan bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing penulisan hingga sekripsi ini selesai.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang berharga
kepada penulis. Terutama ibu Siti Mariam, yang banyak membantu dalam
penulisan proposal sekripsi.
6. Ibu Dra. Hj. Drihanta Ekandini, selaku kepala perpustakaan Al-Izhar
Pondok Labu yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan
penelitian. Dan para staf Perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu, Bapak
Yayat, Bapak Agus Subagio, yang telah banyak membantu.
7. Keluarga tercinta, orang tua yang amat berjasa dalam kehidupan penulis
bapak Suhaeli dan ibunda tercinta Yati Ningsih, yang selalu mendoakan
dan memberikan motivasi dengan tulus dan ikhlas. “Teteh dan adik-adikku
tersayang” terimakasih atas do’a tulus dan ikhlas yang selalu mengiringi
setiap langkahku. Serta semua keluarga yang selalu mendoakan penulis
untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.
8. Sahabat-sahabat terbaikku, Nisa, Aini, Avi, Imam, Astuti, Niken, Amel
dan dwi yang telah setia memberikan motivasi yang sangat berarti dan
membantu penulis.
iii
9. Sahabat-sahabatku di JIP, khususnya angkatan 2007 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu yang banyak memberikan bantuan dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan sekripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu hingga sekripsi ini bisa diselesaikan. Penulis yakin dalam
pembuatan dan penyusunan sekripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran terkait skripsi ini akan
selalu penulis buka dengan penuh suka cita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Oktober 2011
Yuyu Yulianingsih
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 6
1. Batasan Masalah ................................................................... 6
2. Rumusan Masalah ................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
E. Metode Penelitian ....................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 11
BAB II TINJAUAN LITERATUR ........................................................... 13
A. Perpustakaan Sekolah ................................................................. 13
1. Definisi Perpustakaan Sekolah ............................................. 13
2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ............................................... 15
3. Tugas dan fungsi Perpustakaan Sekolah .............................. 17
v
4. Unsur-unsur Perpustakaan Sekolah ...................................... 20
B. Program Perpustakaan Sekolah ................................................. 23
C. Literasi Informasi ...................................................................... 25
1. Definisi Literasi Informasi .................................................... 25
2. Kompetensi dan Standar Literasi Informasi ........................ 30
3. Model Keterampilan Literasi Informasi .............................. 46
4. Manfaat Literasi Informasi ................................................... 50
5. Program Literasi Informasi ................................................... 53
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH
AL-IZHAR PONDOK LABU ...................................................... 58
A. Sejarah Perpustakaan ................................................................ 58
B. Visi dan Misi Perpustakaan ....................................................... 58
C. Gedung/Ruang Perpustakaan ..................................................... 59
D. Tugas dan Fungsi Perpustakaan ................................................. 59
E. Struktur Organisasi dan SDM Perpustakaan ............................. 60
F. Fasilitas Perpustakaan ............................................................... 62
G. Koleksi Perpustakaan ................................................................. 63
H. Program kerja dan Kegiatan Perpustakaan ................................ 64
I. Jaringan dan Kerjasama Perpustakaan ....................................... 66
J. Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan .................................... 66
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH AL-
IZHAR PONDOK LABU ............................................................. 68
vi
A. Pemahaman pengelola perpustakaan terhadap konsep Literasi
informasi ................................................................................... 68
B. Upaya perpustakaan dalam meningkatkan Literasi Informasi
siswa Al-Izhar Pondok Labu...................................................... 70
BAB VI PENUTUP....................................................................................... 87
A. Kesimpulan ................................................................................ 87
B. Saran ......................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 89
LAMPIRAN ...................................................................................................... 92
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Information Literacy Standards Australia University Liberarians
2001 ................................................................................................... 9
Tabel 2 American Association of School Liberarian ..................................... 10
Tabel 3 Perbandingan antara American Association of School Liberarian
dengan Information Literacy Standards Australia University
Liberarians 2001 ............................................................................... 11
Tabel 4 SDM Perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu ....................................... 27
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan Al-Izhar ................................... 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Keberadaan perpustakaan baik perpustakaan umum, perpustakaan
perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah, merupakan sarana untuk
mendukung proses terbentuknya masyarakat yang cerdas. Perpustakaan
mempunyai posisi yang strategis dalam masyarakat pembelajar karena
perpustakaan bertugas mengumpulkan, mengelola, dan menyediakan rekaman
pengetahuan untuk dibaca dan dipelajari. Dengan adanya perpustakaan akan
tertolonglah masyarakat ekonomi lemah dalam mengakses informasi yang
mereka perlukan. Dalam kasus ini perpustakaan dapat dikatakan menjadi
sarana mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga
dapat dikatakan bahwa keberadaan perpustakaan juga merupakan penghayatan
falsafah negara kita yaitu Pancasila1
Berkembangnya informasi seperti sekarang ini menyebabkan
terjadinya ledakan informasi (information explosion) yang tidak bisa
dihindarkan. Hal tersebut sangat wajar mengingat banyaknya informasi yang
tersedia baik tertulis, terekam maupun digital yang setiap saat bertambah dan
beredar di kalangan masyarakat pada umumnya.
Ledakan informasi saat ini berpengaruh pada banyaknya pilihan
informasi sehingga memberi peluang kepada masyarakat dalam mencari dan
1 Blasius Sudarsono, “Mencari akar kepustakawanan Indonesia”, Majalah Visi Pustaka:
Vol. 8 (2006): h. 1
2
memilih informasi yang dibutuhkannya. Perpustakaan yang salah satu
fungsinya adalah sebagai pusat informasi harus lebih meningkatkan
pelayanannya kepada para pemakai.2 Karena seperti yang kita ketahui
informasi merupakan sumber pokok dalam dunia ilmu pengetahuan dan semua
kegiatan manusia. Definisi informasi adalah data yang telah diproses
sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut.3 Di sini perpustakaan berperan penting dalam
dunia informasi yaitu memproses atau mengelola informasi sedemikian baik
agar mempunyai nilai lebih dibandingkan sebelum diolah dan dapat
dimanfaatkan oleh pemakai.
Perpustakaan juga salah satu sarana dalam menunjang proses belajar
dan mengajar di sekolah. Seperti yang disebutkan dalam Pedoman
Perpustakaan Sekolah yang dikeluarkan oleh IFLA/UNESCO, misi
Perpustakaan sekolah adalah menyediakan informasi dan ide yang merupakan
fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang
berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana
bagi para peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu
mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara
yang bertanggung jawab4.
Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan
sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga
2 Iskandar Sulaiman, ”Upaya Perpustakaan dalam Mengentaskan Kesenjangan Informasi
Masyarakat”, Jurnal Al-Maktabah, Vol. 8 No. 2 (Oktober 2006): h 53. 3 Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), h. 31.
4 IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah, Diakses 09 Juli 2011 dari
http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
3
perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan
multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan
untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang
tidak dimiliki oleh perpustakaan di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan
sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada peserta didik untuk dapat
mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui
sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program literasi
informasi di sekolah.5
Literasi informasi yang merupakan terjemahan dari information
literacy dalam pengertian ringkas diartikan sebagai keberaksaraan informasi
atau kemelekan informasi dan secara sederhana literasi informasi didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang dalam menemukan dan menggunakan
informasi. The Southern Association of Colleges and Schools mendefinisikan
literasi informasi sebagai kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dan mandiri.6
Dan Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi kita memiliki kemudahan-
kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan
informasi. literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi
informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan
dalam belajar secara terus-menerus.
5 Blasius Sudarsono, Literasi Informasi (Information Literacy): Pengantar untuk
perpustakaan sekolah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007) 6 Ida Farida dkk, Information Literacy Skills: Dasar pembelajaran seumur hidup,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 30
4
Penguasaan literasi informasi dipandang sangat penting dalam proses
pembelajaran sehingga menjadi bagian dari program pendidikan. Dalam
lingkup yang lebih luas, bahwa program literasi informasi sebenarnya adalah
program pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang informasi.
Untuk melaksanakan program literasi informasi ini, pustakawan perlu
memahami beberapa standar khusus untuk pendidikan literasi informasi di
sekolah. Di Indonesia istilah literasi informasi sudah banyak yang
mendikusikan, hanya saja belum ada standar khusus yang membahasnya,
adapun pada lampiran peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 tahun
2008 tanggal 11 juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah pada bagian kompetensi Kepala dan Tenaga Perpustakaan
mengandung literasi informasi dengan kompetensi memberikan bimbingan
literasi informasi. Selain itu juga Pustakawan sekolah dapat menggunakan
standar kompetensi untuk pendidikan literasi informasi yang diolah
information Literacy Standards. 1 edition. Australia University Librarians
2001 menyatakan bahwa: (1) siswa harus mampu mengenali informasi yang
dibutuhkan, (2) mampu mengakses informasi secara efektif dan efesien, (3)
mampu mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara keritis mampu
menggabungkan informasi yang terpilih ke dasar pengetahuan dan
memberikan sistem penilaian, (4) mampu mengklasifikasi, menyimpan,
memperbaiki dan menyusunnya kembali menjadi pengetahuan baru, (5)
mampu menggunakannya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu, dan
(6) mampu memahami isu ekonomi, hukum, sosial dalam mengakses dan
5
menggunakan informasi secara legal dan beretika.7 Dan standar literasi
informasi yang diterapkan oleh American Association of School Librarian
siswa memiliki kemampuan berupa: literasi informasi (siswa dapat pengakses,
mengevaluasi dan menggunakan informasi), belajar mandiri (siswa mampu
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan minat pribadi, menghargai
literatur dan menyebarkan pengetahuan), tanggung jawab sosial (siswa dapat
memahami pentingnya informasi, dapat memperaktekan dengan sikap yang
etis berkenaan dengan informasi dan teknologi informasi serta dapat
berpartisipasi secara efektif dalam kelompok untuk mendapatkan dan
menyebarkan informasi).
Literasi Informasi menjadi sangat penting diterapkan dalam sistem
pendidikan, termasuk di sekolah. Anak didik perlu dibekali dengan berbagai
keterampilan informasi guna menghindari dampak meluasnya penerapan
teknologi informasi di berbagai bidang yang terjadi dalam masyarakat dewasa
ini. Sehingga anak didik memiliki kemampuan untuk mengimbangi terjadinya
lompatan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Anak didik diharapkan dapat
mengeksplorasi, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang diperoleh.8
Hal ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh perpustakaan Al-Izhar
Pondok Labu. Perpustakaan ini tidak hanya digunakan sebagai tempat atau
ruang untuk menyimpan koleksi. Tetapi bagi mereka, perpustakaan merupakan
sarana yang digunakan untuk membimbing siswa-siswa di sekolah untuk
7 Ikhwan Arif, “Peran pustakawan dalam mengembangkan program literasi informasi di
sekolah”, Media Pustaka Vol.14 No.3 dan 4 (Desember 2007), h. 21-22 8 Nuryudi, ”Mendukung pendidikan berbasis kompetensi dengan program literasi dasar
dan information literacy di perpustakaan sekolah”, Jurnal Al-Maktabah, Vol. 8 No. 2 (Oktober
2006), h. 16
6
meningkatkan literasi informasi siswa. Berdasarkan observasi awal yang
penulis lakukan di Perpustakaan Al-Izhar. Perpustakaan ini sudah
melaksanakan program literasi informasi dengan kegiatan orentasi
perpustakaan dan kegiatan dalam memperingati bulan bahasa yang
pelaksanaannya dibimbing langsung oleh pustakawan. Siswa tidak hanya
belajar di kelas tapi juga diajak untuk mengeksplor imajinasinya dan
kreativitasnya dengan kegiatan yang di adakan perpustakaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi. Adapun tema yang akan diangkat
dalam penulisan skripsi ini adalah “Upaya Perpustakaan Sekolah Al-Izhar
Pondok Labu dalam meningkatkan Literasi Informasi siswa”
B. Batasan dan Perumusan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah dan
mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu adanya
batasan dan rumusan masalah.
1. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah pada upaya
yang dilakukan perpustakaan dalam meningkatkan Literasi Informasi siswa
SMP di perpustakaan Al-Izhar.
7
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Sejauh mana pemahaman pengelola perpustakaan terhadap konsep
literasi informasi?
b. Bagaimana upaya Perpustakaan Al-Izhar dalam meningkatkan literasi
informasi siswa al-Izhar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui sejauhmana pemahaman pengelola perpustakaan terhadap
konsep literasi informasi.
2. Untuk mengetahui upaya perpustakaan dalam meningkatkan literasi
informasi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini:
1. Manfaat akademis
a. Untuk memberikan kontribusi pemikiran yang bermanfaat bagi jurusan
ilmu perpustakaan terutama dalam hal literasi informasi
b. Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam pelaksanaan
kepustakawanan
2. Manfaat bagi Perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu
8
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Perpustakaan Al-Izhar
Pondok Labu untuk meningkatkan kualitas perpustakaan yang lebih
baik di masa yang akan datang.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi para pembuat kebijakan di Perpustakaan Al-Izhar
Pondok Labu.
E. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyelesaikan
penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut.
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan
informasi mengenai setatus gejala yang ada atau kejadian apa saja yang
terjadi saat penelitian dilakukan. Metode deskriptif merupakan prosedur,
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggabungkan, melukiskan
subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana
adanya. Penelitian deskriptif umumnya bertujuan mendefinisikan secara
sistematis, faktual dan akurat terdapat suatu populasi atau daerah tertentu
mengenai berbagai sifat dan faktor tertentu.9 Dalam penelitian penulis
hendak mendapatkan gambaran mengenai pemahaman pengelola
9 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 54
9
perpustakaan terhadap konsep literasi informasi dan upaya perpustakaan
dalam meningkatkan literasi informasi pada siswa al-Izhar.
2. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah data yang berbentuk non angka,
seperti kalimat-kalimat, foto atau rekaman suara dan gambar.10
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data primer: data primer ini bersumber dari informan langsung yang
ditemui dilapangan (lokasi penelitian) dengan melakukan wawancara
kepada pustakawan Perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu.
b. Data sekunder: data sekunder ini berasal dari perpustakaan, yaitu terdiri
dari buku- buku, literatur-literatur, artikel dan dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti.11
4. Informan
Informan yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
melalui narasumber yang bersangkutan. Dalam penelitian ini narasumber
yang bersangkutan adalah Pustakawan Perpustakaan Al-Izhar Pondok
Labu.
Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snow-
ball, yaitu penggalian data melalui wawancara mendalam dari satu
10
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: pengantar teori dan panduan
praktis penelitian social bagi mahasiswa dan penelitian permula, (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.
86 11
Ibid., h. 87
10
informan ke informan lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak
menemukan informasi baru lagi atau informasi yang diberikan tidak
berkualitas lagi.12
Dalam penelitian ini penulis mengambil 4 informan dari
5 petugas yang ada di perpustakaan Al-Izhar.
5. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-
data atau informasi dalam penelitian ini adalah melalui:
a. Studi kepustakaan
Dalam riset ini peneliti melakukannya dengan mempelajari dokumen-
dokumen, buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel, atau catatan-
catatan yang menunjang peneliti yang sedang dilakukan. Dengan
maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini.
b. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung untuk
mendapatkan data dari objek penelitian yang diperlukan dalam
penelitian ini. Penulis melakukan observasi di perpustakaan Al-Izhar
Pondok Labu yang dilakukan dengan cara melihat keadaan
perpustakaan dari semua segi yang dilakukan secara keseluruhan mulai
dari ruangan dan beberapa program yang sedang diselenggarakan.
c. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatapan muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
12
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan proposal dan
laporan penelitian, ( Malang: UMM Press, 2004), h. 75.
11
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
6. Teknik Analisis Data
Data akan dianalisis melalui tiga tahapan yaitu:
a. Reduksi data
Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka
dicatat dengan rinci, mengelompokan dan memfokuskan pada hal
penting, dengan demikian data yang didapat bisa memberikan
gambaran yang jelas.
b. Penyajian data
Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks
bersifat naratif.
c. Penarikan kesimpulan
Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif, penulis
buatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan proposal ini secara keseluruhan,
maka di perlukan suatu sistematika penulisan. Adapun sistematika yang
dimaksud adalah seperti yang akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
12
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian, daftar istilah dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini membahas tentang perpustakaan sekolah (definisi
perpustakaan sekolah, tujuan, tugas dan fungsi, unsur-unsur utama
perpustakaan sekolah), Program Perpustakaan Sekolah dan literasi
informasi (Definisi literasi informasi, Kompetensi dan Standar
Literasi informasi Perpustakaan Sekolah, Model keterampilan
literasi informasi, Manfaat Literasi Informasi, dan program literasi
informasi di sekolah).
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN AL-IZHAR
PONDOK LABU
Bab ini berisi mengenai sejarah Perpustakaan AL-Izhar, Visi dan
Misi Perpustakaan, Gedung/Ruang Perpustakaan, Tugas dan
Fungsi Perpustakaan, struktur organisasi dan SDM perpustakaan,
Fasilitas Perpustakaan, Koleksi, Program kerja dan kegiatan
perpustakaan, jaringan dan kerjasama perpustakaan, peraturan dan
tata tertib perpustakaan.
BAB VI ANALISIS PENELITIAN
Bab ini berisi penyajian data hasil penelitian, serta pembahasan
hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
13
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai
permasalahan yang diangkat dan diteliti yang mungkin bermanfaat
bagi perpustakaan dan pustakawan.
14
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
1. Definisi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan adalah ruangan, sebuah gedung atau bagian dari
gedung yang digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan dan bahan
pustaka lainnya menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca
dan bukan untuk perjual belikan.1 Perpustakaan sekolah merupakan salah
satu sarana pendukung sistem pendidikan sekolah. Keberadaan sebuah
perpustakaan di sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam
membantu tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
Perpustakaan sekolah diartikan sebagai tempat buku dihimpun dan
diorganisasikan sebagai media belajar siswa.2 Sedangkan definisi
perpustakaan sekolah sendiri yang dinyatakan sebagai berikut:
a. Menurut Sulistiyo Basuki
Sebagai sebagai seorang pakar ilmu perpustakaan di Indonesia ia
menyatakan definisi perpustakaan sekolah bahwa “perpustakaan yang
tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang
1 Sulistiyo Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993),
h. 5. 2 Darmono, Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2004),
h. 2
15
bersangkutan dengan tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan
pada umumnya”. 3
b. Menurut UNESCO
International Bureau of Education UNESCO, adalah satu organisasi
perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah
pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dunia mengemukakan
definisi Perpustakaan sekolah sebagai berikut:
“Full and unified range of carefully selected printed and audio-
visual materials, organized and indexed by subject for sufficient
retrieval and use, together with effective advisory and distribution
services and the essential equipment needed to instruction; and
stimulate and assist both group study and individualized learning
and self-instruction.” 4
(kumpulan koleksi dengan ragam yang luas yang menyatu dari
bahan-bahan tercetak dan bahan pandang dengan yang diseleksi
dengan penuh hati-hati, diorganisasi dan diindeks menurut subjek
agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan digunakan,
bersama dengan menyediakan layanan konsultasi, dan distribusi,
menyediakan peralatan pokok yang dibutuhkan dalam proses
belajar mengajar, merangsang dan membantu belajar kelompok,
belajar perorangan dan belajar mandiri).
2. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan perpustakaan sekolah adalah membantu sekolah dalam
mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah dimana perpustakaan
tersebut bernaung.5 Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari
sekolah merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan
3 Sulistiyo Basuki, Priodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), h. 1. 4 IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah, Diakses 09 juli 2011 dari
http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm 5 Sulistio-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h.
51
16
dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut. Tujuan dari
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para
siswa.
b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
e. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat
membaca dan memberi semangat belajar bagi para siswa.
f. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para
siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.
g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khusus buku-buku dan sumber bacaan lain yang
bersifat kreatif, ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.6
Adapun tujuan perpustakaan sekolah secara khusus menurut
Mudjito adalah sebagai berikut:
a. Meletakan dasar-dasar untuk belajar mandiri
b. Memupuk minat dan bakat serta minat baca
6 Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 3
17
c. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah atas usaha
dan tanggung jawab sendiri
d. Mengembangkan kemampuan imajinatif
e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan,
mengelola dan memanfaatkan informasi.7
3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
a. Tugas Perpustakaan Sekolah
Tugas pokok perpustakaan madrasah/Sekolah tidak lain
berkaitan erat dengan kedudukannya sebagai salah satu sarana dan
prasarana pembelajaran di madrasah/sekolah yang harus mendukung
tugas madrasah secara keseluruhan rumusan tugas pokok Perpustakaan
Madrasah/Sekolah adalah sebagai berikut:
“Tugas Pokok Perpustakaan Madrasah adalah mendukung tugas
madrasah/sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang bercirikan
islam melaksanakan amanah Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional”.
b. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Menurut keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0103/0/1981 tertanggal 11 Maret 1981 disebutkan bahwa perpustakaan
sekolah berfungsi sebagai berikut:
7 Mudjito, Membina minat baca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 21
18
1) Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum sekolah
2) Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreatifitas dan imajinasinya
3) Pusat untuk bembaca guna menambah ilmu pengetahuannya
4) Sebagai tempat rekreasi dengan membaca buku-buku yang bersifat
hiburan
Sebagaimana yang dikutip dari Darmono dalam buku
Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, mengatakan bahwa
fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: 8
1) Fungsi Edukasi (Pendidikan)
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan
tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk
menerapkan tujuan pendidikan.
2) Fungsi Informasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan
tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna dapat
mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari
berbagai bidang ilmu. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam
menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai
kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai
dengan kebutuhan. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan
berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka
8 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Grasindo,
2004), h. 3
19
mencapai tujuan yang diinginkan. Memperoleh informasi yang
tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
3) Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan
pustaka dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk meningkatkan
mutu kehidupan dengan memanfaatkan oleh pengguna untuk:
a) Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai
informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan
taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu
maupun secara kelompok.
b) Membangkitkan minat terhadap kesenian dan kehidupan, yang
merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap citra rasa
seni.
c) Mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian
d) Mengembangkan sikap dan sifat hubuangan manusia yang
positif serta menunjang kehidupan anatara budaya serta
harmonis.
e) Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai
bekal penguasaan alih teknologi.
4) Fungsi Penelitian
Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai
informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang
20
disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi, sesuai
dengan kebutuhan lembaga.
5) Fungsi Rekreasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan
tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:
a) Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan
rohani,
b) Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai
bacaan dan pemanfaatan waktu luang,
c) Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hibuaran yang positif.
6) Fungsi Deposit
Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan
melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan
oleh sivitas sekolah.9
4. Unsur-unsur Utama Perpustakaan Madrasah/Sekolah
a. Pengguna
Pengguna adalah unsur utama pada satu perpustakaan, karena
untuk merekalah perpustakaan dibangun dan dikembangkan. Pengguna
utama pada perpustakaan sekolah adalah siswa dan guru. Selain itu
dapat ditetapkan oleh kebijakan sekolah sebagai pengguna
perpustakaan yang akan dilayani adalah:
9 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan aspek manajemen dan tata kerja,
(Jakarta: Grasindo, 2007), h. 4-5.
21
1) Siswa
2) Guru
3) Orang tua siswa
4) Alumni sekolah/madrasah
5) Masyarakat di lingkungan sekolah/madrasah
6) Komite sekolah
7) Berbagai organisasi yang bekerjasama dengan sekolah baik dalam
hal pendidikan dan keilmuan, maupun kebudayaan, kesenian,
olahraga, pengembangan masyarakat dan lain-lain.
b. Koleksi
Koleksi adalah sumber daya perpustakaan madrasah untuk
dapat memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya misalnya
kebutuhan para siswa memperoleh literatur yang dicarinya sehubungan
dengan tugas yang diberikan oleh guru. Kebutuhan seperti ini harus
dapat dipenuhi oleh perpustakaan madrasah/sekolah.
Pada umumnya koleksi perpustakaan sekolah/madrasah dapat
dibagi atas beberapa jenis:
1) Koleksi Referensi
2) Koleksi buku non-fiksi
3) Koleksi buku fiksi
4) Koleksi serial atau majalah
22
5) Koleksi non buku, berupa rekaman suara, rekaman gambar,
rekaman video/film, rekaman file komputer, atlas, peta globe,
panflet, brosur, dan lain-lain
6) Koleksi deposit dan buku random. Koleksi deposit adalah koleksi
dari karya-karya yang lahir dilingkungan sekolah yang dapat berupa
perorangan maupun organisasi.
c. Sumber Daya Manusia
Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi
serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan
pengelolahan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang
mencukupi, bekerjasama dengan semua anggota komunitas sekolah dan
berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.10
Pada fase
awal cukup diperlukan pustakawan yang memiliki keterampilan dasar
perpustakaan, seperti berikut:
1) Administrasi bahan pustaka (mulai dari stampling sampai pada
shelfing)
2) Klasifikasi
3) Katalogisasi
4) Sirkulasi
5) Administrasi anggota
10
IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah, Diakses 09 juli 2011 dari
http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
23
6) Statistik sirkulasi11
d. Sarana
Saranan perpustakaan meliputi gedung atau ruangan serta perlengkapan
perpustakaan yang memiliki spesifikasi khusus untuk pemanfaatan di
perpustakaan.12
B. Program Perpustakaan Sekolah
Menurut Rizal Saiful-Haq bahwa program perpustakaan madrasah
dapat dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu: pembinaan minat baca dan
keterampilan informasi literasi. Penggabungan dari kebiasaan membaca yang
tumbuh pada siswa sekolah/madrasah dan tingkat keterampilan informasi
literasi yang tinggi merupakan kunci untuk menjadikan siswa sebagai
masyarakat yang berpengetahuan.13
1. Pembinaan minat baca
Membaca memang merupakan proses yang kompleks. Artinya
kegiatan tersebut membutuhkan waktu agar tertanam denagn baik pada diri
siswa. Selain itu perlu ada pengawasan yang baik dari orang-orang terdekat
siswa.
Perpustakaan sebagai suatu sarana yang mestinya mendukung
terlaksananya proses belajar yang efektif juga mempunyai andil yang
sangat besar dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada diri siswa.
11
LIPI, Membangun perpustakaan sekolah model, Diakses 09 juli 2011. Dari
http//:www.bit.lipi.go.id/ membangun +perpustakaan+sekolah+model 12
Rizal Saiful Haq dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 40-44. 13
Ibid., h. 125.
24
Program-program pengembangan minat baca ini dimaksudkan untuk
mempromosikan buku dan kegiatan membaca bagi seluruh siswa.
Dibawah ini adalah strategi dan program yang dapat diterapkan
oleh pustakawan dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada siswa
sekolah/madrasah.
a. Melakukan tour perpustakaan
b. Menyediakan sumber bacaan yang bervariasi
c. Memberi kesempatan untuk meminjam buku pada saat libur
d. Membuat sologan tentang manfaat membaca
e. Membaca dengan suara keras
f. Lingkar sastra
g. Mendongeng
h. Mengundang penulis cerita
i. Mengadakan kuis forum buku atau book talk
j. Memutar film dan membaca
k. Pameran perpustakaan
l. Mendisplay karya siswa
2. Keterampilan literasi informasi
Keterampilan information literacy dianggap efektif untuk
menjawab permasalahan ini. Misalnya, ketika siswa membutuhkan
pelayanan berupa petunjuk bagaimana mendapatkan dan memilih
informasi, mereka juga perlu mendapat keterampilan yang dapat
25
membangun strategi menggunakan dan menginterpretasi informasi sebagai
keterampilan dasar sehingga memungkinkan mereka mendapatkannya
secara efektif.
Siswa perlu dapat mengontrol informasi, perlu dapat memanfaatkan
informasi tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Bukan saja informasi yang
perlu mereka ketahui, namun mereka pula menjadi seorang melek akan
informasi atau information literate.
American Library Association (ALA) mendefinisikan orang yang
dianggap information literate atau melek informasi adalah orang yang
dapat mengetahui kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan
untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif
informasi yang dibutuhkan.14
Disamping itu, pustakawan perlu pula memiliki kemampuan untuk
dapat mengajarkan keterampilan literasi informasi secara efektif, dan harus
memilih cara yang paling baik bagi siswa untuk membangun kemampuan
berfikir kritis mereka. Mereka harus menjadi siswa yang dapat belajar
secara mandiri dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis
C. Literasi Informasi
1. Definisi Literasi Informasi
Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin
American Information Industry Association Paul G. Zurkowski pada tahun
14
Ibid., h.146.
26
1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission
on Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat
Menurut Zurkowski seorang pekerja memerlukan kemampuan khusus
untuk menggunakan beraneka ragam sumber informasi dalam
melaksanakan tugasnya. Orang yang memiliki kemampuan inilah yang
disebut sebagai orang yang information literate. Pendapat itu menjadikan
pustakawan dan pendidik juga mulai sadar akan pentingnya literasi
informasi bagi kalangan masyarakat umum. Hal ini terkait erat dengan
bagaimana masyarakat menggunakan perpustakaan dan beragam sumber
informasi lainnya. Perlu ditekankan bahwa keberadaan perpustakaan di
negara maju sudah dianggap sebagai suatu organisasi pengetahuan masa
depan.15
Pengertian literasi informasi secara umum adalah kemelekan atau
keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa inggris pengertian
literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan
information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah kemelekan
terhadap informasi.16
Walaupun istilah literasi informasi belum begitu
familiar dan menjadi istilah yang asing di kalangan masyarakat. Seseorang
dikatakan melek informasi berarti literat terhadap informasi.
Di Indonesia Information Literacy diterjemahkan dengan Literasi
Informasi atau melek informasi. Makna literasi, kini mencakup hal yang
15
Blasius Sudarsono, Literasi Informasi (Information Literacy): Pengantar untuk
perpustakaan sekolah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h. 10 16
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia = An English-
Indonesian Dictinor, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 361
27
amat luas seperti berfikir, membaca, menulis, berbicara dan mendengar
tentang pengetahuan yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari.
Sedangkan informasi sendiri diartikan sebagai kumpulan data yang diatur
dan disajikan dalam bermacam-macam bentuk sehingga memiliki makna
bagi si penerima informasi. Hubert J Gijzen mengartikan literasi informasi
sebagai keterampilan yang mencakup kemampuan untuk menyadari kapan
informasi dibutuhkan, mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan beserta
sumber-sumber, menempatkan dan mengakses informasi secara efektif dan
efesien, mengevaluasi informasi secara kritis, menata dan menggabungkan
informasi ke dalam pengetahuan, menggunakan informasi secara legal dan
etis, dan mengkomunikasikan informasi tersebut.17
The Southern Association of Colleges and School mendefinisikan
literasi informasi sebagai kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan
menggnakan informasi untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang
mandiri.18
Sedangkan menurut ACRL (Academic College of Research
Liberaries) literasi informasi didefinisikan sebagai berikut:
a. Kemampuan dalam mengetahui kapan informasi dibutuhkan
b. Kemampuan dalam mengakses informasi secara efektif dan efesien dan
menggunakannya sesuai dengan tujuannya
c. Kemampuan dalam mengevaluasi informasi
17
Ikhwan Arif, “Peran pustakawan dalam mengembangkan program literasi informasi di
sekolah”, Media Pustakawan. Vol. 14 No. 3 dan 4 (Desember 2007), h. 20-21 18
Ida Farida dkk, Information Literacy Skills: Dasar pembelajaran seumur hidup, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), h. 30
28
d. Kemampuan dalam mengembangkan dasar pengetahuan
e. Kemampuan dalam menggunakan informasi secara efektif untuk tujuan
khusus dengan segala kesadaran ekonomis, legal dan berbagai isu sosial
yang melingkupi penggunaan informasi
f. Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan informasi menurut
norma etika dan kesyahan (legal).19
Sebagaian pakar lainnya mendefinisikan literasi informasi adalah
kemampuan orang dalam:
a. Kemampuan mengakses informasi. Yang dimaksud dengan kemampuan
orang dalam mengakses informasi adalah mencakup hal-hal berikut:
1) Kemampuan untuk mengetahui atau mengidentifikasi kebutuhan
terhadap kebutuhan informasi
2) Kebutuhan dalam mengetahui bahwa keakuratan dan kelengkapan
informasi adalah dasar untuk membuat keputusan yang cerdas
3) Kemampuan dalam memformulasikan pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan pada kebutuhan bagi informasi
4) Kebutuhan dalam mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang
berpotensi
5) Kemampuan dalam mengembangkan berbagai strategi penelusuran
secara sukses
6) Kemampuan dalam mengakses informasi baik yang bersumber
cetakan maupun teknologi (dalam bentuk elektronik)
19
Ibid., h.30-31
29
b. Kemampuan dalam mengevaluasi informasi, yaitu kemampuan
seseorang terhadap:
1) Kemampuan dalam menetapkan kewenangan
2) Kemampuan dalam menentukan keakuratan dan kerelevanan
informasi
3) Kemampuan dalam mengetahui pendapat dan persfektif
c. Kemampuan dalam menggunakan informasi, yaitu:
1) Kemampuan dalam mengorganisasi informasi penerapan praktis
2) Kemampuan dalam memadukan (mengintegrasikan) informasi
terbaru kedalam tubuh pengetahuan yang sebelumnya memang
sudah ada
3) Kemampuan dalam menggunakan informasi dalam pemikiran yang
kritis dan pemecahan masalah .20
Berdasarkan definisi-definisi informasi literasi yang telah diuraikan
maka definisi literasi informasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari
kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk mencari,
mengevaluasi, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi secara
efektif. Definisi ini dianggap dapat mewakili semua definisi literasi
informasi yang ada dan memberikan batasan yang jelas dan terinci dari
konsep literasi informasi.
20
Ibid., h. 30-32
30
2. Kompetensi dan standar Literasi Informasi Perpustakaan Sekolah
Landasan utama bagi pendidikan cakap informasi atau literasi
informasi adalah pendidikan nasional membantu dan memfasilitasi
pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai
akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Berdasarkan
pandangan ini maka karakteristik masyarakat yang didambakan adalah
masyarakat belajar yang tiada henti. Untuk mencapai cita-cita itu maka
pendidikan nasional hendaknya diselenggarakan tidak hanya disekolah
(kelas) tetapi ditunjang kompetensi cakap informasi. Perpustakaan Sekolah
menunjang proses pembelajaran dan memberikan dasar kemampuan
peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dan pengembangan
kemampuan informasinya. Pengalaman peserta didik berinteraksi dengan
perpustakaan menjadi bekal baginya dalam studi lanjut. 21
Sedangkan pada lampiran peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 25 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/Madrasah. 22
Pada bagian kompetensi Kepala dan
Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah mengandung mengenai literasi
informasi seperti berikut ini:
21
Rizal Saiful-haq, “Information Literacy: kelayakan Kompetensi Lulusan Sekolah dan
Pengembangannya di Universitas Riset”, At-Turas, Vol. 12, No. 1, (Januari 2006), h. 58 22
Menteri Pendidikan Nasional RI, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 25 tahun2008 tentang standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah, (Jakarta:
Menteri Pendidikan Nasional, 2008).
31
a. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah
Dimensi
kompetensi
Kompetensi Sub-Kompetensi
Kompetensi
Kependidikan
Memberikan
bimbingan literasi
informasi
- Mengidentifikasi
kemampuan dasar literasi
informasi pengguna
- Menyusun panduan dan
materi bimbingan literasi
informasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna
- Membimbing pengguna
mencapai literasi informasi
- Mengevaluasi pencapaian
bimbingan literasi informasi
- Memotivasi dan
mengembangkan minat
baca komunitas sekolah
atau madrasah
- Menciptakan kiat
pengembangan
perpustakaan sekolah atau
madrasah
32
b. Tenaga perpustakaan Sekolah/Madrasah
Dimensi
kompetensi
Kompetensi Sub-kompetensi
Kompetensi
Kependidikan
Memberikan
bimbingan
literasi
informasi
- Mengindentifikasi kemampuan
dasar literasi informasi pengguna
- Menyusun panduan dan materi
bimbingan literasi informasi
sesuai dengan kebutuhan
pengguna
- Membimbing pengguna
mencapai literasi informasi
- Mengevaluasi pencapaian
bimbingan literasi informasi
- Memotivasi dan mengembangkan
minat baca komunitas sekolah
atau madrasah
Untuk melaksanakan keterampilan literasi informasi ini,
pustakawan perlu menambah wawasan tentang standar literasi informasi.
Di Indonesia sudah banyak orang yang membicarakan literasi informasi,
namun sayangnya sampai sekarang pemerintah belum memiliki standar
khusus untuk literasi informasi yang dapat digunakan di sekolah.23
Berikut adalah contoh standar kompetensi untuk pendidikan literasi
informasi yang diolah Information Literacy Standards, 1 edition.
Australia University Librarians 200124
23
Ikhwan Arif, “Peran pustakawan dalam mengembangkan program literasi informasi di
sekolah”. h. 21-22. 24
Council of Australian University Liberarian, Information Literacy standards, Diaksess
27 September 2011. Dari http://ilp.anu.edu.au/Infolit_standards_2001.html, h. 8-15.
33
Tabel 1
Information Literacy Standards Australia University Librarians 2001
N
O
Information Literacy Standards Australia University
Liberarians 2001
Standar kompetensi Pelaksanaan
1 Mampu mengenali
informasi yang
dibutuhkan
- Mampu menentukan kebutuhan
informasinya
- Mengidentifikasikan berbagai tipe dan
format sumber-sumber informasi
- Mempertimbangkan biaya dan
keuntungan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
2 Mampu mengakses
informasi yang
diperlukan secara
efektif dan efesien
- Mengenali sistem pencarian informasi
yang paling sesuai untuk mengakses
informasi yang diperlukan
- Mempelajari menyusun dan melakukan
strategi pencarian data yang terencana
secara efektif
- Mencari informasi online dengan
menggunakan berbagai cara
- Menyaring strategi pencarian sesuai
dengan keperluannya
- Menggali, merekam, dan mengolah
informasi beserta sumber-sumbernya.
3 Mampu
mengevaluasi
informasi dan
sumber-sumbernya
secara kritis mampu
menggabungkan
- Meringkas ide utama yang digali dari
informasi yang dikumpulkan
- Memikirkan dan menerapkan kiteria
awal untuk mengevaluasi baik informasi
dan sumbernya
- Memadukan ide-ide utama untuk
34
informasi yang
terpilih ke dasar
pengetahuannya dan
memberikan sistem
penilaian.
menyusun konsep baru.
- Membandingkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan sebelumnya untuk
menentukan nilai tambah yang berupa
kontradiksi dan karakter unik informasi
lainnya
- Menentukan apakah pengetahuan baru
memiliki pengaruh pada sistem
penilaian individu dan memberikan
perbedaan
- Menetapkan pemahaman dan
tafsirannya terhadap informasi yang
ditemukan melalui diskusi dengan
individu lain, ahlinya dan atau
praktisnya
- Perlunya peninjauan kembali (cek dan
ricek)
4 Mampu
mengklasifikasi,
menyimpan,
memperbaiki dan
menyusunnya
kembali menjadi
pengetahuan baru
- Mengurai, menyimpan dan mengelola
informasi sesuai dengan sumbernya
- Menjaga integras sumber informasi
dalam suatu sistem
- Memperoleh informasi secara sah,
menyimpan dan menyebarkan informasi
5 Mampu
menggunakan
informasi secara
efektif untuk
mencapai tujuan
tertentu
- Menerapkan informasi awal dan baru
untuk merencanakan dan kreasi produk
atau hasil tertentu
- Meninjau proses pengembangan hasil
- Mengkomunikasikan hasilnya secara
efektif dengan orang lain.
35
6 Mampu memahami
isu ekonomi, sosial
dan hukum dalam
mengakses dan
menggunakan
informasi secara
legal dan beretika.
- Memahami tentang permasalahan etika,
hukum dan sosial, ekonomi yang
melingkupi informasi dan teknologi
informasi
- Memahami hukum, peraturan kebijakan
institusi dan etika sehubuangan dengan
akses dan penggunaan sumber-sumber
informasi
- Mengetahui penggunaan sumber
informasi dalam menyampaikan hasil.
Dan 9 standar literasi informasi yang diterapkan oleh American
Association of School Librarian 25
seperti di bawah ini:
Tabel 2
American Association of School Liberian
No American association of School Liberian
Standar Indikator
1 Siawa yang mampu
mengakses informasi
secara efesien dan
efektif
- Mampu mengetahui atau menggali
kebutuhan akan informasi
- Mampu mengetahui informasi yang
akurat dan komperhensif adalah dasar
bagi pengambilan keputusan yang cerdas
- Mampu memformulasikan pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan kebutuhan
- Mampu mengidentifikasikan berbagai
sumber informasi yang potensial
- Mampu mengembangkan dan
25
Ida Farida dkk, Information Literacy Skill: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 39-46
36
menggunakan berbagai strategi yang
berguna untuk menempatkan informasi
2 Siswa yang mampu
mengevaluasi
informasi secara
keritis dan kompeten
- Mampu menentukan keakuratan,
kerelevanan, kekomperhensifan
- Mampu membedakan antara fakta,
pendapat dan opini
- Mampu mengidentifikasi informasi
yang tidak akurat dan yang
menyimpang
- Mampu menyeleksi informasi yang
cocok untuk mengetasi masalah.
3 Siswa yang mampu
menggunakan
informasi secara
akurat dan kreatif
- Mampu mengorganisir informasi untuk
penerapan praktis
- Mampu mengintegrasikan informasi
terbaru ke dalam pengetahuan
seseorang
- Mampu mengaplikasikan informasi
didalam pemikiran kritis dan
pemecahan masalah
- Mampu menghasilkan dan
mengkomunikasikan informasi dan
gagasan-gagasan dalam format-format
yang tepat/cocok
4 Siswa yang mandiri
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
mengejar informasi
berkaitan kepada
- Mampu mencari informasi yang
berkaitan dengan berbagai dimensi,
keterlibatan masyarakat, masalah-
masalah kesehatan, tuntutan rekreasi
- Mampu mendesain, mengembangkan
dan mengevaluasi produk-produk
informasi dan menyelesaikan masalah
37
minat-minat pribadi berkaitan dengan minat pribadi
5 Siswa yang mandiri
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
mengapresiasi
literatur serta expresi
informasi kreatif
lainnya
- Adalah kompeten dan seorang pembaca
yang mempunyai motivasi sendiri
- Mengambil makna dari informasi yang
disampaikan secara kreatif dan
beragam formatnya.
- Mengembangkan produk-produk yang
kreatif dalam beragam formatnya.
6 Siswa yang mandiri
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
berusaha keras untuk
memperoleh
keunggulan di dalam
mencari informasi
dan mampu
membangkitkan
pengetahuan
- Mampu melakukan pengujian kualitas
dari proses dan produk-produk
pencarian informasi peribadi
- Menemukan strategi-strategi untuk
merevisi, meningkatkan dan meng-
update pengetahuan sendiri.
7 Siswa yang
memberikan
sumbangan secara
positif kepada
komunitas
pembelajaran dan
kepada masyarakat
adalah yang
- Mencari informasi dari berbagai
sumber, konteks, disiplin, dan
kebudayaan
- Menghargai prinsip-prinsip kesetaraan
akses terhadap informasi
38
mempunyai
keterampilan
informasi dan
mengetahui
pentingnya informasi
bagi masyarakat
demokrasi
8 Siswa yang
memberikan
sumbangan secara
positif kepada
komunitas
pembelajaran dan
kepada masyarakat
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
memperaktekan
sikap etika terhadap
informasi dan
teknologi informasi
- Menghargai prinsip-prinsip kebebasan
intelektual
- Menghargai hak-hak kepemilikan
intelektual
- Menggunakan teknologi informasi
secara bertanggung jawab
9 Siswa yang
memberikan
sumbangan secara
positif kepada
komunitas
pembelajaran dan
kepada masyarakat
adalah yang
- Berbagai pengetahuan dan informasi
orang lain
- Menghargai ide-ide orang lain dan latar
belakang serta mengakui kontribusi-
kontribusi mereka
- Bekerjasama dengan orang lain baik
orang perorang maupun melalui
teknologi untuk mengidentifikasi
39
mempunyai
keterampilan
informasi dan
berpartisipasi secara
efektif dalam
kelompok-kelompok
untuk mencapai dan
mengembangkan
informasi.
problem informasi dan untuk mencari
solusinya.
Bila kita merujuk pada standar diatas, jelas bagi kita bahwa jika kita
menginginkan siswa sekolah/madrasah menjadi siswa yang information
literate, maka akan banyak keterampilan yang harus mereka miliki
berkenaan dengan literasi informasi ini, hal ini tentunya membutuhkan
perhatian yang besar bagi para pustakawan sekolah/madrasah dan juga
bantuan dari guru kelas.26
Dan dari kedua standar literasi informasi diatas
maka standar yang dikeluarkan Information Literacy Standards, Australia
University Librarians 2001yang akan dibandingkan dengan standar litrasi
informasi menurut American Association of School Librarian dan yang akan
dikaitkan dengan upaya perpustakaan sekolah dalam meningkatkan literasi
informasi.
26
Rizal Saiful-haq, “Information Literacy: kelayakan Kompetensi Lulusan Sekolah dan
Pengembangannya di Universitas Riset”, At-Turas, Vol. 12, No. 1, (Januari 2006), h. 147.
40
Tabel 3
Perbandingan antara Information Literacy Standards, Australia University
Librarians 2001dengan American Association of School Librarian.
American association of School
Liberian
Information literacy Standards Australia
University Librarians 2001
Standar Indikator Standar Pelaksanaan
1. Siawa yang
mampu
mengakses
informasi
secara efesien
dan efektif
- Mampu
mengetahui atau
menggali
kebutuhan akan
informasi
- Mampu
mengetahui
informasi yang
akurat dan
komperhensif
adalah dasar bagi
pengambilan
keputusan yang
cerdas
- Mampu
memformulasikan
pertanyaan-
pertanyaan
berdasarkan
kebutuhan
- Mampu
mengidentifikasika
n berbagai sumber
informasi yang
potensial
- Mampu
1. Mampu
mengenali
informasi yang
dibutuhkan
2. Mampu
mengakses
informasi yang
diperlukan
secara efektif
dan efesien
- Mampu menentukan
kebutuhan
informasinya
- Mengidentifikasikan
berbagai tipe dan
format sumber-
sumber informasi
- Mempertimbangkan
biaya dan
keuntungan untuk
mendapatkan
informasi yang
dibutuhkan.
- Mengenali sistem
pencarian informasi
yang paling sesuai
untuk mengakses
informasi yang
diperlukan
- Mempelajari
menyusun dan
melakukan strategi
pencarian data yang
terencana secara
efektif
- Mencari informasi
41
mengembangkan
dan menggunakan
berbagai strategi
yang berguna untuk
menempatkan
informasi
online dengan
menggunakan
berbagai cara
- Menyaring strategi
pencarian sesuai
dengan
keperluannya
- Menggali, merekam,
dan mengolah
informasi beserta
sumber-sumbernya.
2. Siswa yang
mampu
mengevaluasi
informasi
secara keritis
dan kompeten
- Mampu
menentukan
keakuratan,
kerelevanan,
kekomperhensifa
n
- Mampu
membedakan
antara fakta,
pendapat dan
opini
- Mampu
mengidentifikasi
informasi yang
tidak akurat dan
yang
menyimpang
- Mampu
menyeleksi
informasi yang
cocok untuk
mengetasi
3. Mampu
mengevaluasi
informasi dan
sumber-
sumbernya
secara kritis
mampu
menggabungk
an informasi
yang terpilih
ke dasar
pengetahuanny
a dan
memberikan
sistem
penilaian
- Meringkas ide utama
yang digali dari
informasi yang
dikumpulkan
- Memikirkan dan
menerapkan kiteria
awal untuk
mengevaluasi baik
informasi dan
sumbernya
- Memadukan ide-ide
utama untuk
menyusun konsep
baru.
- Membandingkan
pengetahuan baru
dengan pengetahuan
sebelumnya untuk
menentukan nilai
tambah yang berupa
kontradiksi dan
karakter unik
42
masalah. informasi lainnya
- Menentukan apakah
pengetahuan baru
memiliki pengaruh
pada sistem
penilaian individu
dan memberikan
perbedaan
- Menetapkan
pemahaman dan
tafsirannya terhadap
informasi yang
ditemukan melalui
diskusi dengan
individu lain,
ahlinya dan atau
praktisnya
- Perlunya peninjauan
kembali (cek dan
ricek)
3. Siswa yang
mampu
menggunakan
informasi
secara akurat
dan kreatif
- Mampu
mengorganisir
informasi untuk
penerapan praktis
- Mampu
mengintegrasikan
informasi terbaru
ke dalam
pengetahuan
seseorang
- Mampu
mengaplikasikan
informasi didalam
4. Mampu
menggunakan
informasi
secara efektif
untuk
mencapai
tujuan tertentu
- Menerapkan
informasi awal dan
baru untuk
merencanakan dan
kreasi produk atau
hasil tertentu
- Meninjau proses
pengembangan hasil
- Mengkomunikasikan
hasilnya secara
efektif dengan orang
lain.
43
pemikiran kritis
dan pemecahan
masalah
- Mampu
menghasilkan dan
mengkomunikasi
kan informasi dan
gagasan-gagasan
dalam format-
format yang
tepat/cocok
4. Siswa yang
mandiri adalah
yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
mengejar
informasi
berkaitan
kepada minat-
minat pribadi
- Mampu mencari
informasi yang
berkaitan dengan
berbagai dimensi,
keterlibatan
masyarakat,
masalah-masalah
kesehatan,
tuntutan rekreasi
- Mampu
mendesain,
mengembangkan
dan mengevaluasi
produk-produk
informasi dan
menyelesaikan
masalah berkaitan
dengan minat
pribadi
5. Siswa yang
mandiri
adalah yang
- Adalah kompeten
dan seorang
pembaca yang
44
mempunyai
keterampilan
informasi dan
mengapresias
i literatur
serta expresi
informasi
kreatif
lainnya
mempunyai
motivasi sendiri
- Mengambil
makna dari
informasi yang
disampaikan
secara kreatif dan
beragam
formatnya.
- Mengembangkan
produk-produk
yang kreatif
dalam beragam
formatnya.
6. Siswa yang
mandiri
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
berusaha
keras untuk
memperoleh
keunggulan
di dalam
mencari
informasi dan
mampu
membangkitk
an
pengetahuan
- Mampu
melakukan
pengujian
kualitas dari
proses dan
produk-produk
pencarian
informasi
peribadi
- Menemukan
strategi-strategi
untuk merevisi,
meningkatkan
dan meng-update
pengetahuan
sendiri.
5. Mampu
mengklasifika
si,
menyimpan,
memperbaiki
dan
menyusunnya
kembali
menjadi
pengetahuan
baru
- Mengurai,
menyimpan dan
mengelola informasi
sesuai dengan
sumbernya
- Menjaga integras
sumber informasi
dalam suatu sistem
- Memperoleh
informasi secara sah,
menyimpan dan
menyebarkan
informasi
7. Siswa yang
memberikan
- Mencari
informasi dari
45
sumbangan
secara positif
kepada
komunitas
pembelajaran
dan kepada
masyarakat
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
mengetahui
pentingnya
informasi bagi
masyarakat
demokrasi
berbagai sumber,
konteks, disiplin,
dan kebudayaan
- Menghargai
prinsip-prinsip
kesetaraan akses
terhadap
informasi
8. Siswa yang
memberikan
sumbangan
secara positif
kepada
komunitas
pembelajaran
dan kepada
masyarakat
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
memperaktek
an sikap etika
terhadap
informasi dan
- Menghargai
prinsip-prinsip
kebebasan
intelektual
- Menghargai hak-
hak kepemilikan
intelektual
- Menggunakan
teknologi
informasi secara
bertanggung
jawab
6. Mampu
memahami isu
ekonomi,
sosial dan
hukum dalam
mengakses
dan
menggunakan
informasi
secara legal
dan beretika.
- Memahami tentang
permasalahan etika,
hukum dan sosial,
ekonomi yang
melingkupi
informasi dan
teknologi informasi
- Memahami hukum,
peraturan kebijakan
institusi dan etika
sehubuangan dengan
akses dan
penggunaan sumber-
sumber informasi
- Mengetahui
penggunaan sumber
informasi dalam
46
teknologi
informasi
menyampaikan
hasil.
9. Siswa yang
memberikan
sumbangan
secara positif
kepada
komunitas
pembelajaran
dan kepada
masyarakat
adalah yang
mempunyai
keterampilan
informasi dan
berpartisipasi
secara efektif
dalam
kelompok-
kelompok
untuk
mencapai dan
mengembang
kan
informasi.
- Berbagai
pengetahuan dan
informasi orang
lain
- Menghargai ide-
ide orang lain dan
latar belakang
serta mengakui
kontribusi-
kontribusi mereka
- Bekerjasama
dengan orang lain
baik orang
perorang maupun
melalui teknologi
untuk
mengidentifikasi
problem
informasi dan
untuk mencari
solusinya.
3. Model keterampilan Literasi Informasi
Ada beberapa model literasi informasi atau disebut juga sebagai
pendekatan dalam pengajaran keterampilan information literacy yang
sudah berkembang saat ini. Berikut adalah beberapa model yang sudah
dikenal baik tentang literasi informasi.
47
a. The Big six
The big six adalah model literasi informasi yang dikembangkan
oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz pada tahun 1987.27
Model literasi informasi yang ditawarkan oleh the big six ialah seperti
di bawah ini:
1) Menterjemahkan tugas, yaitu menentukan tujuan dan kebutuhan
informasi.
2) Strategi Mencari Informasi, yaitu menguji pendekatan alternative
untuk mendapatkan informasi yang sesuai guna memenuhi
kebutuhan informasi pada tugas yang dibebankan
3) Menemukan dan mendapatkan informasi, yaitu menemukan sumber
informasi yang berasal dari sumber referensi, terbitan berseri,
media, computer dan informasi yang terkandung dalam sumber-
sumber tersebut.
4) Menggunakan informasi, yaitu menggunakan informasi dalam satu
sumber melalui kegiatan-kegiatan seperti membaca dengan teliti,
melihat mendengarkan, serta mengapresiasi sastra (cerita rakyat,
fiksi dan juga biografi)
5) Melakukan sintesa, yaitu mengintegrasikan informasi yang
digambarkan dari sejumlah sumber-sumber dengan cara
mengorganisasikannya dari berbagai sumber dengan cara membuat
kerangka, dan melukiskannya.
27
Liao Ai Lien dkk, Literasi Informasi: tujuh langkah knowledge management, Jakarta:
Universitas Atma Jaya, 2010, h. 4.
48
6) Melakukan evaluasi, yaitu membuat suatu keputusan berdasarkan
kiteria yang telah ditentukan, dengan cara membuat perbandingan,
menentukan kiteria, dan sebagainya.28
b. From Library Skills to Information Literacy (California School Library
Association)29
The California School Library Association telah
mengembangkan dan menerbitkan sebuah handbook untuk para guru
dan pustakawan yang memperlihatkan bagaimana penggabungan
information literacy kedalam kurikulum (California School Liberary
Association 1997). From Library Skills to Information Literacy: A
Handbook for the 21st Century menguraikan sebuah model information
literacy dengan tiga komponen yang saling terkait satu sama lain:
1) Pemikiran si pencari
2) Proses pencarian
3) Strategi-strategi pengajaran.
From Library Skills to Information Literacy mencakup banyak
contoh-contoh dari rencana pengajaran, contoh-contoh berbasis
kurikulum, sekenario di ruang kelas, saran-saran untuk penerapan dan
penilaian terhadap program Information literacy skills.
28
Rizal Saiful Haq dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 152-153 29
Ida Farida dkk, Information Literacy Skill: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 37-38
49
c. Empowering 830
Empowering 8 adalah model literasi informasi yang dihasilakan
dari dua lokakarya (wokshop). Lokakarya yang diadakan di Kolombo
pada bulan November 2004 dan yang kedua di Patiala (India) pada
bulan November 2005 (international Workshop on information Skill for
Learning “ Empowering 8”). Lokakarya tersebut dihadairi oleh Negara
Banglades, India, Indonesia, Maldiva, Malaisia, Nepal, Pakistan,
Singapura, Sri Lanka, Tailand, dan Vietnam.
Empowering 8 menggunakan pendekatan pemecahan masalah
berupa resource-based learning, yaitu suatu kemampuan untuk belajar
berdasarkan pada sumber datanya. Menurut model ini, literasi informasi
terdiri atas kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi topik/subjek, sasaran audiens, format yang
relevan, jenis sumber
2) Mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik
3) Menyeleksi dan merekam informasi yang relevan dan
mengumpulkan kutipan yang sesuai
4) Mengorganisasi, mengevaluasi dan menyusun informasi menurut
susunan yang logis, membedakan antara fakta dan pendapat, dan
menggunakan alat bantu visual yang membandingkan dan
mengkontraskan informasi
30
Liao Ai Lien dkk, Literasi Informasi: tujuh langkah knowledge management, Jakarta:
Universitas Atma Jaya, 2010, h. 5
50
5) Menciptakan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri,
mengedit dan membuat daftar pustaka ataupun menghasilkan karya
baru
6) Memprsentasi, menyebarkan atau menyampaikan informasi yang
dihasilkan
7) Menilai luaran (output) berdasarkan pada masukan (input) dari
orang lain
8) Menerapkan masukan, penilaian dan pengalaman yang diperoleh
untuk kegiatan yang akan datang dan menggunakan pengetahuan
baru yang diperoleh untuk berbagai situasi.
Kebebasan dalam menerapkan suatu model tertentu adalah
menjadi otoritas pustakawan. Namun hal yang perlu diingat adalah jika
program dalam keterampilan informasi literasi ini ingin berhasil, dan
dimiliki oleh pustakawan dan guru maka pustakawan madrasah /sekolah
juga perlu mengembangkan model yang sesuai dengan siswanya tanpa
melupakan konsep-konsep dasar yang terkandung dalam literasi
informasi.
4. Manfaat literasi informasi
Menurut Adam bahwa terdapat beberapa manfaat literasi
informasi31
yaitu:
a. Membantu mengambil keputusan.
31
Salmubi, “Program literasi informasi: sebuah upaya pemberdayaan pemakai
perpustakaan dalam mewujudkan pendidikan bermutu” Media Pustaka, Vol.14 No. 3 dan 4
(Desember 2007), h. 10.
51
Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan suatu
persoalan. Kita harus mengambil keputusan ketika memecahkan
masalah, sehingga dalam mengambil keputusan tersebut seseorang
harus memiliki informasi yang cukup.
b. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan.
Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia
pembelajar. Semakin terampil dalam mencari, menemukan,
mengevaluasi dan menggunakan informasi, semakin terbukalah
kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat
belajar secara mandiri.
c. Menciptakan pengetahuan baru.
Suatu negara dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan
pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan
mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah,
sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.
Menurut Hancock (2004) manfaat literasi informasi adalah:
a. Untuk pelajar
Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses
belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena
dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi
yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan
mereka di lingkungan belajar. Siswa yang literat juga akan berusaha
52
belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara
penggunaan sumber-sumber informasi.
b. Untuk masyarakat
Literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari mereka dan dalam lingkungan pekerjaan. Mereka
mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat
keputusan misalnya saat mencari bisnis atau mengelola bisnis dan
berbagi informasi dengan orang lain.
c. Untuk pekerja
Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam
dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi
sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi
yang diperoleh. Bagi pekerja, dengan memiliki literasi informasi akan
mendukung dalam melaksanakan pekerjaan,memecahkan berbagai
masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat
kebijakan.32
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di atas maka dapat
dikatakan bahwa literasi informasi bermanfaat di era globalisasi informasi
bagi semua orang baik pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat.
Setiap orang yang memiliki literasi informasi maka dapat menciptakan
pengetahuan baru dengan menggabungkannya dengan pengetahuan yang
32
Hancock. V. E, Information Literacy for lifelong Learning, Diakses 16 september 2010,
dari http://www.library.qut.edu.au/infolit/.
53
sebelumnya dan memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika
menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan.
5. Program Literasi Informasi
Program perpustakaan yang berkenaan dengan keterampilan
menggunakan perpustakaan yang dikemas dalam pendidikan pemakai,
pengantar komputer, pelatihan penelusuran, dan lainnya. Namun dengan
meluasnya informasi, selain keterampilan-keterampilan yang disebutkan
diatas, siswa perlu dibekali dengan keterampilan yang membuat siswa
mampu menemukan, menggunakan, dan mengevaluasi informasi yang
semua itu terkandung dalam keterampilan informasi literasi. 33
Keterampilan literasi informasi menuntut siswa untuk dapat berfikir
secara keritis, misalnya ketika mereka dihadapkan atas beberapa pilihan
dalam menyelesaikan penelitiannya atau apa yang akan dilakukan dengan
informasi pada saat ditemukan. Keterampilan semacam ini akan
memperluas kemempuan siswa untuk menganalisa dan mengevaluasi
informasi yang diperolehnya. Keterampilan berfikir kritis yang terintegrasi
dengan kurikulum perpustakaan akan membangun keterampilan-
keterampilan lain yang diperlukan dalam proses belajar.
Program-program berikut dapat dilaksanakan oleh pustakawan atau
kerjasama antara pustakawan dan guru dalam membantu siswa menguasai
33
Rizal Saiful Haq dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 158
54
keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi siswa yang information
literate.
a. Keterampilan menganalisa
Menganalisa berarti membedakan antara fakta dan hipotesa,
untuk melihat hubungan, susunan yang khusus, susunan dan teknik
yang digunakan.
Dalam menggunakanbahan pustaka, keterampilan menganalisa
sangatlah diperlukan. Keterampilan ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam situasi pengajaran. Beberapa kegiatan yang tercakup
dalam proses ini seperti:
1) Melakukan diskusi, pustakawan dapat melakukan diskusi ini dengan
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap
kelompok dipimpin oleh seorang pemimpin diskusi. Langkah-
langkah diskusi telah dipersiapkan pustakawan dan diberitahukan
kepada siswa. Setiap siswa diwajibkan mempersiapkan pertanyaaan
mengenai suatu topik yang telah disampaikan oleh pustakawan
sebelumnya. Dengan sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan,
siswa dapat mencari penjelasan untuk membangun pendapat
mengenai topik tersebut. Ketika diskusi kelas berlangsung, setiap
kelompok harus dapat menyampaikan pendapatannya, apakah
mereka setuju atau tidak setuju dengan pendapat kelompok lain dan
apa alasannya.
55
2) Membuat pengamatan, pustakawan dapat memulainya dengan
meminta siswa membaca suatu cerita, kemudian mencatat tokoh-
tokoh yang penting dalam cerita tersebut. Siswa mempelajari
bagaimana tokoh-tokoh tersebut berperan dalam cerita. Kemudian
siswa membuat kesimpulan tentang karakter tokoh-tokoh yang
dipelajarinya.
3) Melakukan permainan, siswa dalam kelompok kecil diminta untuk
menunjikan persamaan dan perbedaan antara dua benda yang
ditunjikan oleh peustakawan. Kemudian kegiatan ini dapat diulang
dalam kelompok yang lebih besar. Kegiatan ini sangat sesuai
dilakukan untuk kelas-kelas rendah.
b. Keterampilan Membedakan Informasi
Keterampilan merupakan proses yang dilaksanakan dengan cara
menentukan ide yang sama dan mengidentifikasikan perbedaannya.
Keterampilan ini sangat kompleks, dan tergantung pada jenis, bentuk,
susunan dari informasi tersebut, serta pengetahuan siswa sebelumnya
tentang informasi tersebut. Agar keterampilan ini dapat muncul secara
otomatis, maka latihan yang terus menerus harus dilakukan. Sumber-
sumber yang ada di perpustakaan harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melatih Penggunaan keterampilan ini. Kegiatan
yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
1) Penggunaan sistem Dewey Decimal Classification (DDC)
Siswa diperlihatkan ringkasan buku-buku dari beberapa kelas dalam
DDC. Kemudian mereka membacanya dan mengidentifikasi buku-
56
buku dalam kelas yang sama dan berbeda. Untuk meliha apakah
mereka telah melakukannya dengan benar, mereka dapat mengecek
kartu katalog tentang buku-buku yang mereka baca ringkasannya.
2) Penggunaan ensiklopedi, pustakawan meminta siswa untuk
membandingkan entri yang ada pada tiga buah ensklopedi yang
berbeda, seperti ensklopedi popular anak, Ensklopedi Flora dan
Fauna, dan sebagainya. Siswa mencatat perbedaan dan persamaan
informasi yang didapat dari tiga buah sumber referensi ini
c. Orientasi Perpustakaan
Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan
secara umum, biasanya diberikan ketika siswa baru memasuki suatu
lembaga pendidikan bersangkutan.34
Kegiatan ini bertujuan agar siswa
mengerti tentang konsep fiksi dan non fiksi perpustakaan, seperti layout
perpustakaan, sumber, layanan dan petugas perpustakaan, sarana yang
dibutuhkan seperti; peta perpustakaan. Untuk melihat hasil apakah
mereka sudah memahami tentang kegiatan yang sudah dilakukan,
lembar kerja yang telah tersedia meliputi pertanyaan seperti: dimana
ruang tempat para pustakawan berkumpul, dimanakah meja referensi,
dimana dapat kita temui majalah, dan sebagainya. Instruksi information
literacy juga dibuat sebagai bagian dari sesi pengenalan
perpustakaanyang diorganisasikan untuk siswa.
34
Ade Abdul Hak, “Pendidikan Pemakai: Perubahan perilaku pada siswa madrasah dalam
system pembelajaran berbasis perpustakaan”, Perpustakaan sebagai Center for Learning Society,
Editor, Sudarnoto Abdul Hakim Dkk. (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah, 2005), h. 103
57
d. Pengenalan Katalog Perpustakaan
Pengetahuan tentang katalog perpustakaan akan sangat
bermanfaat sekalai bagi siswa khususnya pada saat mereka melakukan
penelitian. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui
mengapa mereka perlu menggunakan katalog, bagaimana menggunakan
katalog perpustakaan sehingga mereka dapat menemukan koleksi yang
terdapat dirak dan menerapkannya dalam teknik penelususran.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam kegiatan ini
seperti: menjelaskan ciri-ciri dari jenis katalog, pustakawan dapat
meminta siswa untuk mencari ciri-ciri tersebut tanpa harus
membacakannya kepada siswa. Kemudian fungsi bagian-bagian katalog
juga perlu dijelaskan. Jika perpustakaan sekolah memiliki Online
Public Access Catalog (OPAC). Pengajaran dapat dilakukan untuk
menggunakan teknik dan konsep penelusuran seperti truncation,
Boolean operator, dan kata kunci yang berguna untuk menelusur
katalog seperti: pengarang, judul, subjek.
58
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH
AL-IZHAR PONDOK LABU
A. Sejarah Perpustakaan
Perpustakaan TK/SD diresmikan oleh Bapak Prof. DR. Fuad Hasan
pada tahun 1990, dengan koleksi buku sebanyak 16.617 eksemplar.
Menempati gedung SD lantai 2 dengan luas kurang lebih 350 m. pada tahun
1992 perpustakaan SMP dan SMU diresmikan oleh Menteri Negara Riset dan
Teknologi, Bapak Prof. DR. Ing. B.J. Habibie. Ruang perpustakaan SMP/SMU
berlokasi di lantai dasar gedung utama dengan ukuran luas kurang lebih 550
m. sampai dengan tahun ajaran 2007-2008 perpustakaan PIIPL telah
mengkoleksi bahan pustaka berupa buku sebanyak 25.000 judul, kurang lebih
35.000 eksemplar. Koleksi Audio Visual sebanyak 824 judul/ 936 keping dan
koleksi karya tulis siswa/siswi PIIPL. Saat ini perpustakaan PIIPL memiliki
delapan orang karyawan yang sering sekali diundang beragam seminar
perpustakaan.
B. Visi dan Misi Perpustakaan
Visi dan Misi perpustakaan pada dasarnya sama dengan Visi dan Misi
Sekolah, yaitu sebagai berikut:
Visi: Mendidik dan Menghasilkan Intelektual Islam yang berkualitas
Internasional
59
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan umum yang bernafaskan islam
2. Menyelenggarakan pendidikan yang meumbuh kembangkan potensi
siswa untuk menjadi manusia beriman, mandiri, kreatif dan cerdas.
3. Menyelenggarakan pendidikan yang mengembangkan prilaku yang
dapat diteladani.
4. Membentuk keperibadiaan dan karakter siswa yang senang belajar
5. Turut mengupayakan terciptanya masyarakat belajar
6. Menjadikan seluruh manajemen dan karyawan sekolah menjadi mitra
yang baik
C. Gedung / ruang perpustakaan
Perpustakaan Perguruan Islam Al-Izhar memiliki gedung perpustakaan
yang bersifat permanen, untuk tingakt TK dan SD, perpustakaan TK dan SD
Al-Izhar saat ini menempati lantai 2 gedung SD dan luas ruangan kurang lebih
350 m.
Sementara perpustakaan untuk SMP/SMA kini menempati gedung
tersendiri dengan luas sekitar 550 m, dan terpisah dari gedung dan ruang-ruang
belajar. Jarak antara gedung perpustakaan dengan ruang-ruang belajar tidak
jauh sehingga mudah diakses oleh para siswa maupun guru.
D. Tugas dan fungsi perpustakaan
Adapun tugas dan fungsi perpustakaan Al-Izhar adalah sebagai berikut:
1. Membantu pelaksanaan moto PIIPL, yaitu beriman, berkreatif dan cerdas
60
2. Sebagai sarana pengembangan dan menunjang kegiatan pendidikan
3. Hasil penyimpanan karya tulis siswa dan guru
4. Sumber ilmu pengetahuan, informasi dan dokumentasi
E. Struktur Organisasi dan SDM Perpustakaan
Struktur organisasi perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu sama halnya
dengan perpustakaan sekolah pada umumnya. Ini karena pihak perpustakaan
berada di bawah naungan organisasi sekolah, sehingga perpustakaan tetap
harus berkoordinasi dengan pihak sekolah lainnya seperti kepala sekolah.
Sedangkan sekolah Al-Izhar berada dibawah naungan yayasan Anakku.
Gambar 1
Struktur organisasi perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu
KEPALA
PERPUSTAKAAN
SEKSI PERPUSTAKAAN
KELAS
SIE LAYANAN SIE OTOMASI SIE PENGOLAHAN
KOLEKSI
WAKIL KEPALA
PERPUSTAKAAN
61
Tabel 4
SDM Perpustakaan Al-Izhar
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Perpustakaan Sarjana Teknologi
Pendidikan
1 orang
2 Wakil kepala
perpustakaan
Sarjana Bahasa Inggris 1 orang
3 Sie pengolahan Diploma Ilmu
Perpustakaan
1 orang
4 Sie outomasi Diploma Ilmu Komputer 1 orang
5 Sie layanan Diploma sekertaris 1 orang
6 Seksi perpustakaan kelas Diploma ekonomi dan
SMA
2 orang
Jumlah 7 orang
Pengelola perpustakaan Al-Izhar menjalankan tugas sebagai berikut:
1. Kepala bagian perpustakaan, mengurus Administrasi dan keuangan,
personalia, Pengadaan koleksi. Kepala bagian perpustakaan juga yang
langsung berkoordinasi dengan unit sekolah TK, SD, SMP dan SMA.
2. Wakil kepala perpustakaan, bertugas membantu kepala perpustakaan
mengurus administrasi dan keuangan, personalia dan pengadaan koleksi.
3. Sie pengeolahan, mengurus deskripsi katalog, klasifikasi dan subjek.
4. Sie outomasi, mengurus rancangan program, pengelolahan data, OPAC dan
Audio-Visual
5. Sie layanan, mengurus sirkulasi bahan pustaka, OPAC, penjilidan,
photocopy, perbaikan dan pemeliharaan bahan pustaka
6. Seksi perpustakaan kelas
62
F. Fasilitas Perpustakaan
Sarana perlengkapan perpustakaan Al-Izhar termasuk cukup lengkap.
Perpustakaan tersebut telah dilengkapi dengan sarana-sarana yang dapat
dijadikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan perpustakaan itu sendiri bagi
para pemakainya (siswa dan guru). Sarana yang dimiliki oleh perpustakaan
tersebut diantaranya berupa: komputer, mesin fotocopy, Telepon, Faximili.
Komputer tersebut di manfaatkan untuk keperluan:
1. Beberapa unit komputer untuk mendukung oprasional pekerjaan
2. Tiga unit komputer yang difungsikan untuk layanan OPAC
3. Tiga unit komputer yang difungsikan untuk layanan internet
4. Tiga unit komputer yang difungsikan untuk layanan CD-ROM
Ruang perpustakaan digunakan untuk:
1. Ruang yang khusus yang diperuntukan sebagai ruang A/V dengan
kapasitas 30 siswa
2. Ruang koleksi Referensi
3. Ruang Koleksi Umum
4. Ruang lobi perpustakaan, dimana para pemakai dapat dengan santai
membaca Koran, majalah dan lain sebagainya
5. Ruang kerja pustakawan
6. Ruang sirkulasi
Sarana lain yang dimiliki perpustakaan Al-Izhar diantaranya adalah:
1. Meja baca sebanyak 6 unit
2. Tempat duduk sebanyak 20 unit
63
G. Koleksi
Perpustakaan Al-Izhar tidak menjadikan jenis buku paket (buku
pelajaran yang digunakan dikelas) sebagai bagian dari koleksi perpustakaan.
Jenis-jenis bahan pustaka yang menjadi koleksi perpustakaan adalah sebagai
berikut:
1. Koleksi buku pelajaran non buku paket. Koleksi buku pelajaran ini adalah
buku-buku yang dapat memberikan pengayaan bagi para siswa dalam
memahami atau mendalami berbagai topic pembahasan yang dipelajari di
kelas.
2. Koleksi buku fiksi, yaitu buku-buku cerita anak dan remaja. Diharapkan
dengan membaca buku-buku jenis ini akan semakin meningkatkan minat
baca para siswa dan meningkatkan juga daya imajinasi mereka.
3. Koleksi referensi dan priodikal (majalah)
4. Koleksi Audio Visual serta multimedia
5. Koleksi karya para siswa. Koleksi jenis ini semuanya adalah hasil karya
para siswa yang merupakan hasil dari tugas-tugas penulisan ilmiah di
bawah bimbingan para guru mereka berupa keliping dan buku karangan
siswa dengan berbagai bentuk dan tema. Selai itu koleksi jenis ini juga
bersumber dari hasil karya lomba para siswa.
6. Koleksi khusus. Koleksi jenis ini diantaranya terdiri dari benda-benda
berupa berbagai boneka lengkap dengan busana pakaian bangsa-bangsa di
dunia. Pada jenis koleksi khusus ini juga ada yang berupa beberapa sampel
64
benda lain yang berasal dari suku-suku bangsa di Indonesia maupun
didunia, seperti berupa rumah adat, senjata-senjata dan souvenir lainnya.
Jumlah keseluruhan koleksi buku umum dan referensi pada
perpustakaan ini untuk Maret 2011 berjumlah 26.072 judul dengan 41.670
eksemplar. Dengan jumlah koleksi untuk siswa TK 515 judul dan 562
eksemplar untuk siswa SD 12.694 judul dan 22.321 eksemplar, dan untuk
siswa SMP/SMU berjumlah 12.863 judul dan 18.787 eksemplar, koleksi
perpustakaan semuanya telah diolah menggunakan sistem klasifikasi DDC.
Kecuali koleksi buku-buku TK/SD untuk kelas 1 dan 2 yang tidak
dikatalogisasi namun tetap masuk dalam daftar inventaris koleksi perpustakaan
H. Program kerja dan Kegiatan Perpustakaan
Dengan sistem pelayanan Perpustakaan Al-Izhar mengantut sistem
layanan terbuka (open access), yaitu pemakai mengakses sendiri koleksi yang
diperlukan pada rak koleksi. Meskipun demikian, untuk koleksi khusus dan
koleksi audio-visual, pemakai tidak dapat mengakses secara mandiri, tetapi
harus melalui petugas perpustakaan. Adapun program kerja perpustakaan al-
izhar terbagi dalam 2 kelompok, yaitu program rutin yang berupa layanan rutin
dan program incidental.
1. Program rutin
a. Layanan sirkulasi
b. Layanan referensi
c. Layanan audio visual
65
d. Layanan membaca
e. Layanan storytelling untuk TK dan SD
f. Layanan internet
g. Layanan fotocopy dan penjilidan
2. Program insidental
a. Program dalam rangka memperingati bulan bahasa
1) Pembuatan sinopsis
2) Penyumbang buku terbanyak
3) Storytelling
4) Lomba mewarnai tokoh buku
5) Lomba membaca puisi
6) Menulis karangan
b. Program relawan perpustakaan
c. Program klub filateli
d. Orientasi perpustakaan
e. Hibah pengalaman (perpustakaan mendatangkan pengarang buku dan
tokoh anak untuk berbagi pengalaman kepada siswa)
f. Penyelenggaraan pameran-pameran prangko (filateli), pameran dan
lomba menggambar corak batik, dan lain-lain.
I. Jaringan dan kerjasama perpustakaan
Perpustakaan Al-Izhar melakukan hubungan kerjasama yang baik
dengan masyarakat sekolah maupun dengan masyarakat dari luar sekolah.
Kerjasama dengan masyarakat dalam sekolah adalah kerjasama dengan
66
pengurus yayasan dalam hal penyusunan program kerja, kerjasama dengan
guru dalam hal pemilihan pemilihan bahan pustaka dan pelaksanaan kegiatan
atau pelayanan perpustakaan, kerjasama dengan orang tua/ wali siswa salah
satu contohnya dalam hal penerbitan karya siswa.
Adapun kerjasama dengan pihak dari luar sekolah adalah dengan
beberapa lembaga diantaranya; perpustakaan nasional, klub perpustakaan
Indonesia, perpustakaan Jakarta Internasional School, Pusat Pembinaan
Perpustakaan Sekolah Departemen Pendidikan Nasional dan baru-baru ini
mengadakan kerjasama dengan PT. Pos Indonesia (divisi filateli) dan
kumpulan filateli Indonesia.
J. Peraturan dan tata tertib
Tata tertib diperpustakaan Al-Izhar diberlakukan kepada seluruh
pengguna dan pengelola perpustakaan dan sekolah. Dengan peraturan sebagai
berikut:
1. Penggunaan perpustakaan adalah seluruh siswa, guru dan karyawan Al-
Izhar yang telah terdaftar mulai dari TK dampai SMA mempunyai hak
menggunakan perpustakaan dengan mematuhi aturan yang berlaku
2. Jam operasional perpustakaan yaitu setiap hari aktif belajar, sejak hari
senin sampai jum’at mulai pukul 7. 00 sampai dengan 15. 00 WIB. Hari
sabtu dan minggu, dan libur sekolah tutup.
3. Pengguna diwajibkan menjaga empat hal selama berada diperpustakaan,
yaitu: menjaga ketenangan, ketertiban, keindahan dan kebersihan.
67
4. Untuk siswa TK/SD hanya boleh meminjam buku maksimal 2 eksemplar
sedangkan siswa SMP/SMA hanya boleh meminjam maksimal 4 eksemplar
selama satu minggu.
5. Sanksi untuk keterlambatan pengembalian buku adalah Rp 200 per hari
untuk setiap eksemplar buku. Ini untuk melatih dan mengajarkan tanggung
jawab kepada para siswa agar mengembalikan buku tepat waktu, karena
mungkin saja ada siswa yang ingin meminjam buku tersebut
6. Peminjam bertanggung jawab atas kerusakan buku yang rusak oleh
kesalahan mereka
7. Bahan pustaka Audio Visual, referensi, majalah dan surat kabar hanya
boleh diputar dan dibaca di ruang perpustakaan.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENJELASAN
Penelitian tentang literasi informasi ini dilakukan di perpustakaan Al-Izhar
Pondok Labu yang terletak di Jalan RS. Fatmawati Kav.49 Pondok Labu, Jakarta
12450. Yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan oktober. Data-data
yang ada di bawah ini merupakan jawaban yang dihasilkan dari observasi dan
wawancara.
Hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan di perpustakaan dan
pengelola perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu tersebut untuk selanjutnya
dianalisis dan dibahas dalam bab ini, setelah melalui pemisahan dan
pengelompokan yang dilakukan terhadap data-data yang diperlukan dalam karya
tulis ini.
A. Pemahaman pengelola perpustakaan terhadap konsep literasi informasi
Sudah sejak lama, sejak perpustakaan sekolah didirikan tahun 1992,
para pustakawan dan guru-guru di lingkungan sekolah Islam Al-Izhar Pondok
Labu menyadari keberadaan perpustakaan sangat penting dalam sebuah
sekolah. Karena itu, mereka berusaha untuk selalu menyediakan sarana
prasarana dan koleksi yang update juga kegiatan-kegiatan untuk mengajak
anak menyadari fungsi perpustakaan di sekolah tersebut. Pustakawan selalu
berinovasi dan berkreasi bagaimana supaya siswa bisa belajar mandiri. Salah
satunya adalah dengan menerapkan program literasi informasi di sekolah.
69
Untuk mengetahui bagaimana pemahaman mereka tentang melek
informasi maka diajukan pertanyaan: menurut Bapak/ibu, apa yang dimaksud
dengan melek informasi atau literasi informasi?
Menurut informan 1 Konsep literasi informasi atau melek informasi
adalah:
”Melek informasi, tidak hanya menjadikan siswa sebagai individu
yang information literate, yang mampu mencari, mengevaluasi dan
menggunakan informasi yang dibutuhkan, dan juga siswa mampu
mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik dan dapat belajar mandiri”.
Sedangkan informan 2 berpendapat literasi informasi atau melek
informasi adalah:
”kemampuan siswa dalam mencari, menemukan dan menggunakan
informasi dalam upaya mencari ilmu pengetahuan”.
Informan 3 mengatakan:
”literasi informasi perlu dimiliki siswa agar siswa dapat belajar
mandiri. Literasi informasi itu kan kemampuan siswa dalam mencari
informasi, mengevaluasi informasi yang akan digunakan dan menggunakan
informasi.”
Dan Informan 4 mengatakan:
”literasi informasi atau melek informasi adalah kemampuan seseorang
dalam menggunakan dan menemukan informasi”.
Dari wawancara yang dilakukan, definisi literasi informasi yang
diberikan informan berbeda-beda namun demikian mereka memiliki
70
pemahaman yang sama terhadap konsep literasi informasi. Secara garis besar
informan mendefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan seseorang
dalam mencari, mengevaluasi, menggunakan informasi dan dapat belajar
mandiri. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh The Southern
Association of Colleges and School (1996) yang mendefinisikan literasi
informasi sebagai kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan
informasi untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang mandiri.
Menurut informan 2 konsep literasi informasi di sekolah itu sangat
penting di era informasi sekarang ini, perpustakaan Sekolah Al-Izhar
menyediakan banyak pilihan informasi yang tersedia baik itu tercetak,
elektronik, gambar, suara, dan visual untuk memenuhi kebutuhan pemustaka
dalam mencari informasi.
B. Upaya Perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi Siswa Al-
Izhar
Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu yang di singkat PIIPL memiliki
visi menjadi pusat pendidikan yang unggul dalam menghasilkan intelektual
Islam yang berkualitas internasional. Sebagai perpustakaan yang bernaung
dibawah PIIPL, perpustakaan menuntut menjadi sarana pengembangan dan
penunjang kegiatan pendidikan, sarana penyimpanan hasil karya tulis siswa
dan guru serta sumber ilmu pengetahuan, informasi dan dokumentasi.
Perpustakaan Sekolah Al-Izhar senantiasa berusaha untuk meningkatkan
literasi informasi siswa sesuai dengan visi dan misi dari sekolah ini.
71
Ada berbagai jenis standar yang dikeluarkan baik oleh lembaga
maupun pendapat para ahli mengenai standar literasi informasi. Beberapa
diantaranya memberikan pemahaman yang sama walaupun dengan penjelasan
yang berbeda-beda. Seperti yang telah penulis tulis diatas bahwa secara umum
pengelola perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu memiliki pemahaman yang
baik tentang literasi informasi dan mengetahui bagaimana penerapannya di
sekolah. Apabila merujuk pada lampiran peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah dalam kompetensi memberikan bimbingan literasi
informasi hampir semua sub kompetensi pustakawan mampu
melaksanakannya, seperti penjelasan dibawah ini:
- Pustakawan mampu mengidentifikasi kemampuan dasar literasi informasi
pengguna
Untuk mengidentifikasi kemampuan dasar literasi informasi siswa,
pustakawan memberikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan literasi
informasi seperti kegiatan orientasi perpustakaan dan kegiatan bulan
bahasa. Dari kegiatan-kegiatan tersebut pustakawan dapat mengetahui
siswa dapat mengakses informasi dan menggunakan informasi.
- Menyusun panduan dan materi bimbingan literasi informasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna
Membuat kegiatan yang berkaitan dengan literasi informasi siswa
merupakan langkah awal upaya perpustakaan dalam menyusun panduan
dan bimbingan literasi informasi untuk meningkatkan literasi informasi
72
siswa. Contohnya dalam kegiatan Orientasi perpustakaan materi yang
diberikan pustakawan disesuaikan dengan tingkat sekolah siswa.
- Membimbing pengguna mencapai literasi informasi
Dari hasil wawancara penulis dengan petugas perpustakaan bahwa
perpustakaan telah melaksanakan bimbingan literasi informasi terhadap
siswa yaitu dengan mengadakan orientasi perpustakaan dan kegiata-
kegiatan yang berhubungan dengan literasi informasi dan bimbingan
perpustakaan juga diberikan kepada guru-guru bahkan orang tua siswa
yaitu dengan mengadakan seminar perpustakaan, memberikan orientasi
perpustakaan pada guru baru dan melibatkan guru dan orang tua siswa
dalam melaksanakan kegiatan perpustakaan. Dan pelaksanaan program
perpustakaan bekerja sama dengan pihak sekolah dan orang tua siswa.
- Memotivasi dan mengembangkan minat baca komunitas sekolah/madrasah
Menurut informan 1 mengembangkan minat baca di lingkungan sekolah
adalah salah satu tugas perpustakaan, bukan hanya terhadap siswa dan
guru-guru nya saja tapi perpustakaan sekolah Al-Izhar untuk terus
mengupayakan pengembangan minat baca terhadap komunitas sekolah
dengan cara melibatkan orang tua murid dalam kegiatan-kegiatan
perpustakaan.
Apabila melihat penjelasan di atas hampir semua sub kompetensi dapat
dilaksanakan pustakawan, hanya 2 sub kompetensi memberikan bimbingan
literasi informasi yang belum dilaksanakan oleh pustakawan Al-Izhar Pondok
Labu, yaitu sub kompetensi mengevaluasi pencapaian bimbingan literasi
73
informasi dan menciptakan kiat pengembangan perpustakaan sekolah
/madrasah. Seperti yang telah disebutkan dalam bab 2 Standar untuk
mengetahui penguasaan literasi informasi siswa pada penelitian ini digunakan
2 standar literasi informasi yang diterapkan oleh American Association of
School Librarian dan Information Standards Australia University Librarians
2001. Standar-standar literasi informasi ini menyediakan konsep kerangka
kerja dan panduan yang luas untuk menggambarkan pelajar yang terampil
terhadap informasi.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan Al-Izhar Pondok
Labu dalam meningkatkan literasi informasi siswa adalah melaksanakan
berbagai program kegiatan. Program kegiatan di perpustakaan Al-Izhar
Pondok Labu yang berkaitan dengan literasi informasi yaitu:
1. Orientasi perpustakaan
Kegiatan ini bertujuan agar siswa mengerti tentang konsep fisik dan
non fisik perpustakaan, seperti layout perpustakaan, layanan dan petugas
perpustakaan. Program ini diberikan pada awal tahun ajaran yang
mengajarkan tentang fungsi perpustakaan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada uraian di bawah ini:
a. Mengenalkan fasilitas-fasilitas fisik gedung dan fungsinya
Pustakawan menjelaskan tentang fasilitas-fasilitas yang tersedia
di perpustakaan Al-Izhar ini seperti: letak koleksi umum, koleksi
referensi, fasilitas komputer untuk internet dan katalog, ruang Audio
74
Visual, tempat peminjaman dan pengembalian buku, ruang baca dan
sebagainya.
b. Mengenalkan kebijakan-kebijakan perpustakaan
Pustakawan menjelaskan tentang cara-cara pembuatan kartu
anggota perpustakaan, jam layanan perpustakaan dan tata tertib
perpustakaan.
c. Menginformasikan No. DDC ( Dewey Decimal Classification) dan
lokasi buku
Untuk memudahkan siswa mencari buku, selain ada nomor
klasifikasi yang menggunakan DDC (Dewey Desimal Clasification)
juga di pasang warna stiker yang berbeda di setiap subjek-subjek buku.
Selain itu juga dipasang nomor klasifikasi di tiap rak dengan tulisan
besar. Contoh: di rak yang pertama di tulis 000 KOLEKSI UMUM.
Dalam penjelasannya pustakawan melaksanakannya secara bertahap.
Langkah-langkah menginformasikan No. DDC kepada siswa yaitu
melalui beberapa tahap:
1) Pustakawan memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang No.
DDC dan kegunaannya serta warna stiker yang menyertai setiap
sabjek buku secara umum.
2) Siswa diberikan contoh pencarian koleksi mulai dari penelusuran di
OPAC sampai mendapatkan buku yang diinginkan.
3) Siswa diajak ke rak buku dan ditunjukan langsung letak lokasi
buku. Dan siswa diberi penjelasan tentang pencarian buku di rak.
75
d. Pengenalan internet
Layanan internet berfungsi sebagai sarana penelusuran
informasi. Pada program ini pustakawan mengenalkan internet sebagai
sarana penelusuran informasi. Dalam program pengenalan internet,
pustakawan hanya membimbing secara teori. Sedangkan untuk praktek
sendiri siswa langsung menggunakan komputer yang tersedia di
perpustakaan.
Keempat informan mengatakan bahwa kegiatan orientasi
perpustakaan ini bertujuan agar siswa mampu mengetahui atau menggali
kebutuhan akan informasi sehingga siswa dapat mengakses informasi
secara mandiri dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Dan dengan
diberikannya kegian pengenalan internet agar siswa mampu mencari
informasi online dengan berbagai cara.
Apabila merujuk pada standar literasi informasi menurut standar
American Association of School Librarian kegiatan ini termasuk kedalam
standar 1 yaitu siswa yang dianggap information literate dapat mengakses
informasi secara efektif dan efesien. Kegiatan orentasi perpustakaan ini
diberikan agar siswa dapat mengetahui fasilitas-fasilitas perpustakaan,
lokasi buku, dan nomor klasifikasi dengan menggunakan DDC,
mengenalkan internet untuk mengakses informasi secara online. Menurut
standar AASL kegiatan orientasi perpustakaan ini termasuk ke dalam
indikator siswa yang mampu mengetahui atau menggali kebutuhan akan
informasi dan mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai
76
strategi yang berguna untuk mendapatkan informasi. Tapi belum mencapai
indikator mampu mengetahui informasi yang akurat dan komperhensif
adalah dasar bagi pengambilan keputusan yang cerdas, mampu
memformulasikan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kebutuhan, mampu
mengidentifikasi berbagai sumber informasi yang potensial.
Sedangkan menurut Information Literacy Standards Australia
University Librarians 2001 kegiatan ini lebih mengarah pada standar
kompetensi 1 dan 2. Standar kompetensi 1 yaitu mampu mengenali
informasi yang dibutuhkan, dan indikator yang sudah dicapai yaitu siswa
yang dianggap information literate mampu menentukan kebutuhan
informasinya dan siswa dapat mengenali sistem pencarian informasi yang
paling sesuai untuk mengakses informasi yang diperlukan, sedangkan
indikator yang belum tercapai dalam standar kompatensi 1 yaitu
mengidentifikasikan berbagai tipe dan format sumber-sumber informasi,
mempertimbangkan biaya dan keuntungan untuk mendapatkan informasi
informasi yang dibutuhkan. Dan untuk standar kompetensi 2 yaitu mampu
mengakses informasi yang diperlukan secara efektif dan efesien, dan
indikator yang sudah tercapai yaitu siswa yang dianggap information
literate dapat mencari informasi online dengan menggunakan berbagai
cara. Sedangkan indikator yang belum tercapai dalam standar kompetensi
2 yaitu mempelajari, menyusun dan melakukan strategi pencarian data
yang terencana secara efektif; menyaring strategi pencarian sesuai dengan
77
keperluannya; dan menggali, merekam dan mengolah informasi beserta
sumber-sumbernya.
2. Bulan Bahasa
Dari hasil wawancara penulis dengan informan program ini di
laksanakan rutin tiap tahun sejak tahun 1992 sampai tahun 2011 yang
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan November. Dalam
melaksanakan kegiatan ini perpustakaan bekerjasama dengan pihak
sekolah dan guru-guru. Kegiatan yang berhubungan dengan literasi
informasi yang dilaksanakan dalam program bulan bahasa yaitu sebagai
berikut:
1) Pembuatan sinopsis
Program ini di laksanakan setiap memperingati bulan bahasa.
Pustakawan memulainya dengan memberikan buku cerita sesuai
dengan tema dalam memperingati bulan bahasa, siswa menentukan ide
utama dari cerita yang dibaca, kemudian siswa membuat sinopsis
tentang cerita yang dibacanya. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah
agar siswa dapat berfikir kritis terhadap informasi yang mereka
dapatkan dan agar siswa dapat memilih informasi yang cocok untuk
kebutuhan mereka.
Apabila melihat standar literasi informasi menurut American
Association of School Librarian kegiatan ini termasuk pada Standar 2
yaitu siswa yang dianggap information literate dapat mengevaluasi
informasi secara kritis dan kompeten. Indikator yang sudah tercapai
78
dalam standar ini adalah siswa mampu menyeleksi informasi yang
cocok untuk mengatasi masalah; mampu menentukan keakuratan,
kerelevanan, kekomperhensifan; mampu membedakan antara fakta,
pendapat dan opini, sedangkan indikator yang belum tercapai dalam
standar ini adalah siswa mampu mengidentifikasi informasi yang tidak
akurat dan yang menyimpang.
Apabila merujuk pada standar Information literacy standards
Australia University Libarians 2001 kegiatan ini termasuk standar 3
Mampu mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis
mampu menggabungkan informasi yang terpilih ke dasar
pengetahuannya dan memberikan sistem penilaian. Hal ini dilihat dari
manfaat program tersebut yaitu siswa bisa bersikap kritis tentang apa
yang mereka baca pada buku cerita tersebut. Indikator yang sudah
tercapai dalam standar ini adalah siswa dapat meringkas ide utama
yang digali dari informasi yang dikumpulkan dan siswa dapat
memadukan ide-ide utama untuk menyusun konsep baru, sedangkan
indikator yang belum tercapai dalam standar ini adalah memikirkan
dan menerapkan kiteria awal untuk mengevaluasi baik informasi dan
sumbernya; membendingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
sebelumnya untuk menentukan nilai tambah yang berupa kontradiksi
karakter unik informasi lainnya; menentukan apakah pengetahuan baru
memiliki pengaruh pada sistem penilaian individu dan memberikan
79
perbedaan; menerapkanpemahaman dan tafsirannya terhadap informasi
yang ditemukan melalui diskusi dengan individu lain dan ahlinya.
2) Membuat buku menarik dan unik
Berbeda dengan kegiatan membuat sinopsis kegiatan ini dimana
siswa membangun imajinasinya membaca dan menulis yang
diekspresikan dalam bentuk buku yang menarik dan unik. Adapun
langkah-langkah adalah sebagai berikut:
a. Siswa memilih buku yang di sukainya
b. Menentukan tokoh dalam cerita tersebut
c. Membuat cerita tentang tokoh tersebut, tapi yang berbeda dengan
buku yang dibacanya.
Kegiatan ini bertujuan membangun imajinasi dan kreatifitas
siswa yang di ekspresikan dalam bentuk tulisan. Apabila merujuk pada
standar literasi informasi menurut American Association of School
Librarian kegiatan ini termasuk pada Standar 3 siswa yang dianggap
information Literate dapat menggunakan informasi secara akurat dan
kreatif. Indikator yang sudah tercapai dalam standar ini adalah mampu
mengaplikasikan informasi di dalam pemikiran kritis dan pemecahan
masalah, siswa mampu mengorganisir informasi untuk penerapan
praktis dan siswa mampu menghasilkan dan mengkomunikasikan
informasi dan gagasan-gagasan dalam format-format yang tepat/cocok,
sedangkan indikator yang belum tercapai dalam standar ini adalah
80
mampu mengintegrasikan informasi terbaru ke dalam pengetahuan
seseorang.
Apabila merujuk pada standar information literacy standards
Australia University Libarians 2001 kegiatan ini termasuk standar 4
yaitu siswa mampu menggunakan informasi secara efektif untuk
mencapai tujuan tertentu. Indikator yang sudah tercapai dalam standar
ini adalah siswa yang dianggap information literate dapat menerapkan
informasi awal dan baru untuk merencanakan dan kreasi produk atau
hasil tertentu dan mengkomunikasikan hasilnya secara efektif dengan
orang lain, sedangkan indikator yang belum tercapai dalam standar ini
adalah meninjau proses pengembangan hasil.
3) Pameran dan workshop filateli
Pameran dan workshop filateli diadakan oleh klub filateli Al-
Izhar. Klub filateli Al-Izhar adalah sebuah sekelompok orang yang
suka mengoleksi/mengumpulkan filateli dan klub ini di bawah
bimbingan pustakawan. Klub filateli ini bukan hanya orang-orang yang
punya hobi mengumpulkan filateli tapi yang mempunyai kecintaan
terhadap perpustakaan, mereka juga yang mempromosikan
perpustakaan kepada teman-temannya dan membantu petugas
perpustakaan dalam hal layanan perpustakaan dan kegiatan-kegiatan
yang di adakan perpustakaan. Dalam program bulan bahasa ini
perpustakaan mengadakan kegiatan pameran filateli. Filateli yang di
81
pamerkan adalah hasil karya klub filateli Al-Izhar. Adapun langkah-
langkah dalam membuat filateli adalah sebagai berikut:
a) Menentukan tema, biasanya dalam menentukan tema ditentukan
oleh siswa sendiri contoh: kapal laut
b) Mengumpulkan filateli yang berkaitan dengan tema yang telah
ditentukan.
c) Mencari informasi di perpustakaan dan internet tentang tema yang
di ambil.
d) Filateli ditempel di kertas dan di beri deskripsi tentang tema yang di
tentukan.
e) Dan filateli yang menarik akan di pamerkan pada acara bulan
bahasa.
Selain pameran filateli, klub ini bekerjasama dengan
pustakawan, guru-guru dan juga pos Indonesia mengadakan workshop
filateli sebagai media belajar. Pada tahun 2011 ini mengambil tema
membangun produktifitas dan kreatifitas melalui kegiatan filateli.
Workshop ini ditujukan kepada guru-guru SMP dan SD se Jakarta
Selatan.
Tujuan diadakannya program ini adalah menambah informasi
kepada siswa dan guru-guru tentang manfaat filateli dan menjadikan
siswa dan guru-guru kreatif dalam mencari dan memberikan informasi
dengan berbagai media salah satunya dengan media filateli ini.
82
Apabila merujuk pada standar literasi informasi menurut
standar American Association of School Liberian kegiatan ini termasuk
kedalam standar 4 dan 9. Standar 4 yaitu siswa yang mandiri adalah
yang mempunyai keterampilan informasi dan mengejar informasi
berkaitan kepada minat-minat pribadi. Kedua indikator dalam standar
ini sudah tercapai yaitu siswa mampu mencari informasi yang
berkaitan dengan berbagai dimensi, keterlibatan masyarakat, masalah-
masalah kesehatan, tuntutan rekreasi; dan siswa mampu mendesain,
mengembangkan dan mengevaluasi produk-produk informasi dan
menyelesaikan masalah berkaitan dengan minat pribadi. Dan standar 9
yaitu siswa yang memberikan sumbangan secara positif kepada
komunitas pembelajaran dan kepada masyarakat adalah yang
mempunyai keterampilan informasi dan berpartisipasi secara efektif
dalam kelompok-kelompok untuk mencapai dan mengembangkan
informasi. Kedua indikator dalam standar ini sudah tercapai yaitu siswa
dapat menghargai ide-ide orang lain dan latar belakang serta mengakui
kontribusi-kontribusi mereka dan siswa dapat bekerja sama dengan
orang lain baik orang perorang maupun melalui teknologi untuk
mengidentifikasi problem informasi dan untuk mencari solusinya.
Apabila merujuk pada information literacy standards Australia
University Libarians 2001 kegiatan ini termasuk kedalam standar 5
yaitu mampu mengklasifikasi, menyimpan, memperbaiki dan
menyusunnya kembali menjadi pengetahuan baru. Ketiga indicator
83
dalam standar ini sudah tercapai yaitu siswa dapat mengurai,
menyimpan dan mengelola informasi sesuai dengan sumbernya;
menjaga integras sumber informasi dalam suartu sistem; memperoleh
informasi secara sah, menimpan dan menyebarkan informasi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua program
perpustakaan yang mendukung upaya perpustakaan dalam meningkatkan
literasi informasi. Dari kedua program tersebut terdapat empat kegiatan yaitu
orientasi perpustakaan, membuat sinopsis, buku menarik dan unik, dan
pameran dan workshop filateli. Dari keempat kegiatan tersebut sudah
mencakup 5 setandar literasi informasi yang di keluarkan oleh American
Association of School Librarian, namun belum semua indikator dari setiap
standar terpenuhi untuk menggambarkan siswa yang melek informasi. Dari
keempat kegiatan yang masuk ke dalam standar 1 siswa yang mampu
mengakses informasi secara efesien dan efektif yaitu kegiatan orientasi
perpustakaan, yang termasuk standar 2 siswa yang mampu mengevaluasi
informasi secara kritis dan kompeten yaitu kegiatan pembuatan sinopsis, yang
termasuk standar 3 siswa yang mampu menggunakan informasi secara akurat
dan kreatif yaitu kegiatan buku menarik dan unik, sedangkan standar 4 siswa
yang mandiri adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan mengejar
informasi berkaitan kepada minat-minat pribadi dan standar 9 siswa yang
memberikan sumbangan positif kepada komunitas pembelajaran dan kepada
masyarakat adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan berpartisipasi
secara efektif dalam kelompok-kelompok untuk mencapai dan
84
mengembangkan informasi termasuk kedalam kegiatan pameran dan workshop
filateli.
Menurut information literacy standards Australia University Libarians
2001 keempat kegiatan tersebut sudah mencakup 5 standar literasi informasi.
Namun dalam pelaksanaannya belum semua indikator dari setiap standar
terpenuhi. Dari keempat kegiatan, kegiatan orentasi perpustakaan termasuk ke
dalam standar 1 mampu mengenali informasi yang dibutuhkan dan standar 2
mampu mengakses informasi yang diperlukan secara efektif dan efesien,
kegiatan pembuatan sinopsis termasuk ke dalam standar 3 mampu
mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis mampu
menggabungkan informasi yang terpilih ke dasar pengetahuannya dan
memberikan sistem penilaian, sedangkan kegiatan buku menarik dan unik
termasuk ke dalam standar 4 mampu menggunakan informasi secara efektif
untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian untuk kegiatan pameran dan
workshop filateli termasuk ke dalam standar 5 mampu mengklasifikasi,
menyimpan, memperbaiki dan menyusunnya kembali menjadi pengetahuan
baru.
Apabila melihat upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan Al-Izhar
dalam meningkatkan literasi informasi siswa yaitu dengan melaksanakan
program kegiatan, dari program yang diberikan perpustakaan ada dua program
perpustakaan yang mendukung upaya perpustakaan dalam meningkatkan
literasi informasi Dari kedua program tersebut terdapat empat kegiatan yaitu
orientasi perpustakaan, membuat sinopsis, buku menarik dan unik, dan
85
pameran dan workshop filateli. Dari keempat kegiatan tersebut sudah
mencakup 5 setandar literasi informasi yang di keluarkan oleh American
Association of School Librarian, dan mencakup 5 standar literasi informasi
menurut information literacy standards Australia University Libarians 2001.
namun belum semua indikator dari setiap standar terpenuhi untuk
menggambarkan siswa yang melek informasi.
Apabila penulis lihat di brosur dan website, dan juga hasil wawancara
penulis pada pustakawan perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu bahwa pada
tahun 2007 perpustakaan Al-Izhar mendapat penghargaan dari Gramedia
Group yang bekerjasama dengan Menteri Pendidikan Nasional sebagai lima
besar model perpustakaan sekolah kategori literasi informasi. Penghargaan
diberikan atas kiteria peniliaian dari koleksi yang dimiliki perpustakaan,
perlengkapan perpustakaan, layanan yang diberikan perpustakaan dan program
perpustakaan.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi pustakawan dalam
pelaksananaan kegiatan-kegiatan ini yaitu, menurut informan 1 mengatakan
“tidak semua siswa memahami materi yang diberikan ketika pelaksanaan
kegiatan orientasi ini,” informan 2 mengatakan “fasilitas yang dimilik
perpustakaan Al-Izhar belum mencukupi, contohnya komputer buat OPAC
hanya ada 3 komputer” sedangkan informan 3 mengatakan “ kurangnya
keoordinasi dengan pihak yayasan, kepala sekolah dan guru-guru Al-Izhar”
ketiga informan mengatakan bahwa kendala dalam pelaksanaan kegiatan
orientasi perpustakaan ini adalah fasilitas perpustakaan belum mencukupi
86
seperti komputer untuk OPAC dan tidak semua siswa memahami materi yang
di berikan pustakawan saat kegiatan orientasi perpustakaan berlangsung,
sehingga masih ada siswa yang masih minta bantuan pustakawan ketika
mencari informasi.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum petugas perpustakaan sekolah Al-Izhar Pondok Labu
sudah menguasai literasi informasi dengan baik. Dan Secara garis besar
informan mendefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan seseorang
dalam mencari, mengevaluasi, menggunakan informasi dan dapat belajar
mandiri. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh The Southern
Association of Colleges and School mendefinisikan literasi informasi sebagai
kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi untuk
menjadi pelajar sepanjang hayat yang mandiri. Dan apabila merujuk pada
Lampiran peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 25 tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah hampir semua sub
kompetensi pustakawan mampu melaksanakannya. Pustakawan mampu
menunjukan bahwa mereka memiliki pemahaman yang baik tentang literasi
informasi dan mengetahui bagaimana penerapannya di sekolah.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan Al-Izhar Pondok
Labu dalam meningkatkan literasi informasi siswa adalah melaksanakan
berbagai program kegiatan. Dan terdapat dua program perpustakaan yang
mendukung upaya perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi. Dari
kedua program tersebut terdapat empat kegiatan yaitu orentasi perpustakaan,
membuat sinopsis, buku menarik dan unik, dan pameran dan workshop filateli.
88
Dari keempat kegiatan tersebut sudah mencakup 5 setandar literasi informasi
yang di keluarkan oleh American Association of School Liberarian,dan
mencakup 5 standar literasi informasi menurut information literacy standards
Australia University Libarians 2001, namun belum semua indikator dari setiap
standar terpenuhi untuk menggambarkan siswa yang melek informasi.
B. Saran
Telah dijelaskan dan disimpulkan upaya yang dilakukan pihak
perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa sudah optimal
namun dari hasil penelitian, penulis bemberikan saran-saran untuk
perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu yaitu sebagai berikut:
1. Sebaiknya pustakawan memberikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan literasi informasi yang lebih beragam dan melihat standar
internasional untuk memperkaya materi yang akan diberikan.
2. Sebaiknya Perpustakaan menambah tenaga ahli yang berlatarbelakang guru
pustakawan guna membantu dalam meningkatkan literasi informasi
sekolah.
89
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Ikhwan. “Peran pustakawan dalam mengembangkan program literasi
informasi di sekolah”. Media Pustakawan. Vol. 14 No. 3 dan 4 Desember
2007.
Council of Australian University Liberarian. Information Literacy standards.
Diaksess 27 September 2011. Dari
http://ilp.anu.edu.au/Infolit_standards_2001.html
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo,
2004.
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, 2007.
Echols, John M dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia = An English-
Indonesian Dictinory. Jakarta: Gramedia, 2000 hal 361
Farida, Ida Dkk. Information Literacy Skill: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005
Hak, Ade Abdul. “Pendidikan Pemakai: Perubahan perilaku pada siswa madrasah
dalam system pembelajaran berbasis perpustakaan”. Perpustakaan sebagai
Center for Learning Society. Editor, Sudarnoto Abdul Hakim Dkk. Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005.
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan proposal dan
laporan penelitian. Malang: UMM Press, 2004
Hancock. V. E, Information Literacy for lifelong Learning. Diakses 16 september
2010, dari http://www.library.qut.edu.au/infolit/
IFLA/UNESCO. Pedoman Perpustakaan Sekolah. Diakses dari
http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: pengantar teori dan panduan
praktis penelitian social bagi mahasiswa dan penelitian permula. Jakarta:
STIA-LAN, 1999.
Irawati, Indira dan Firdini. Penguasaan Literasi Informasi mahasiswa program
studi ilmu perpustakaan FIB dakam penelitianskripsi. Departemen Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, 2005.
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
90
Lien, Diao Ai dkk. Literasi informasi: tujuh langkah knowledge management.
Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya (PUAJ), 2010
LIPI. Membangun perpustakaan sekolah model. Diakses 09 juli 2011. Dari
http//:www.bit.lipi.go.id/membangun+perpustakaan+sekolah+model
Menteri Pendidikan Nasional RI. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 25 Tahun 2008 tentang Standar tenaga
perpustakaan Sekolah/madrasah. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional,
2008
Mudjito. Membina Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003
Nuryudi. ”Mendukung pendidikan berbasis kompetensi dengan program literasi
dasar dan information literacy di perpustakaan sekolah”. Jurnal Al-
maktabah, Vol. 8 No. 2, Oktober 2006.
Patricia Iannuzzi, Carles T. Teaching Information literacy Skills. Boston: Allyn
dan Barcon, 1999
Saiful-Haq, Rizal Dkk. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
. “Information Literacy: kelayakan Kompetensi Lulusan
Sekolah dan Pengembangannya di Universitas Riset”. At-Turas Vol. 12, No.
1, Januari 2006.
Salmubi. “Program Literasi Informasi: Sebuah Upaya Pemberdayaan Pemakai
Perpustakaan dalam mewujudkan Pendidikan bermutu” Media Pustaka.
Vol.14 No. 3 dan 4 Des 2007
Suciati, Uminurida. “Manfaat Literasi informasi (information literacy) bagi
pustakawan”. Media informasi. Vol. XVI. No. 2, 2007.
Sudarsono, Blasius. “Mencari Akar Kepustakawanan Indonesia”. Majalah Visi
Pustaka: Vol. 8, 2006.
. Literasi Informasi (Information Literacy): Pengantar untuk
perpustakaan sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 200
Sukirno. “Membangun Literasi Informasi perpustakaan melalui pendidikan
pemakai”. Jurnal Pustakaloka. Vol. 1 No. 1 tahun 2009.
91
Sulaiman, Iskandar. ”Upaya Perpustakaan dalam Mengentaskan Kesenjangan
Informasi Masyarakat”. Jurnal Al-Maktabah. Vol. 8 No. 2 Oktober 2006.
Sulistio-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1993.
. Priodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994.
Yusuf, Pawit M dan Yaya Suhendar. Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Kencana, 2007.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DRAFT WAWANCARA
Pertanyaan seputar Literasi Informasi
1. Menurut Bapak/Ibu, Apa yang disebut Melek Informasi?
2. Sejauh mana penerapan literasi informasi di perpustakaan al-izhar ini?
3. Usaha apa yang dilakukan perpustakaan dalam upaya meningkatkan literasi
informasi?
4. Program literasi informasi apa saja yang sudah di berikan kepada siswa?
Bagaimana program literasi informasi di berikan?
5. Dalam melaksanakan program literasi informasi, apakah ibu/bapak
bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru?
6. Apa tujuan literasi informasi ini untuk siswa?
Halaman Web perpustakaan Al-Izhar Pondok Labu
Workshop Filateli
Pameran Filateli
Top Related